Download - Candi Sumberawan | Sejarah Indonesia
Bangsa Indonesia memiliki sejarah
panjang dalam perjalanannya. Upaya
penghargaan yang dapat kita lakukan
adalah dengan mengunjungi situs-situs
peninggalan sejarah. Faktanya, minat
masyarakat untuk menjadikan situs sebagai
tempat wisata menurun drastis. Hal ini
menimbulkan sebuah pertanyaan, siapa lagi
yang akan menjaga warisan budaya anak negeri? Padahal Indonesia menyimpan
banyak warisan budaya yang indah, unik, dan menarik. Salah satunya adalah
candi yang terletak di Desa Toyomarto, kecamatan Singosari, Kabupaten Malang,
Jawa Timur. Candi ini bernama Candi Sumberawan.
LOKASI DAN RUTE PERJALANAN
Candi Sumberawan terletak 6 km dari Candi Singosari. Bila Candi
Singosari terletak di pinggir jalan raya, berbeda dengan Candi Sumberawan.
Jalan yang di lalui cukup panjang dan berkelok-kelok sehingga susah untuk di
deskripsikan. Bila ingin ke sana, kita harus berjalan kaki sejauh 400 m.
Rute jalan kaki ini melewati jalan setapak yang
ukurannya tidak begitu besar. Jalan ini hanya cukup
diisi oleh satu orang saja. Diperlukan kehati-hatian saat
berjalan karena kanan-kiri jalan tersebut adalah sungai
kecil dan sawah. Setelah
melewati jalan setapak, sampailah pada hutan pinus
tempat Candi Sumberawan itu berada.
SEJARAH CANDI SUMBERAWAN
Candi Sumberawan merupakan peninggalan sejarah yang berasal dari
sekitar abad 14 atau awal abad 15. Candi Sumberawan pertama kali ditemukan
pada tahun 1904 dan pada 1937 diadakan pemugaran oleh pemerintahan Hindia
Belanda pada bagian kaki candi. Pemugaran di bagian lain direkonstruksi secara
darurat. Candi Sumberawan merupakan satu-satunya candi yang berbentuk
stupa di Jawa Timur.
Para ahli purbakala memperkirakan bahwa
Candi Sumberawan ini bernama Kasurangganan
atau Taman Surga Nimfa dulunya. Nama ini cukup
terkenal dalam kitab Negarakertagama. Candi ini
pernah dikunjungi oleh Hayam Wuruk pada tahun
1359 M, ketika ia mengadakan perjalanan.
Menurut masyarakat, Sumberawan merupakan
candi Buddha peninggalan Kerajaan Singhasari.
Faktanya, candi ini dibangun pada abad 14M - 15M saat pemerintahan
Majapahit. Jadi, sebenarnya candi ini merupakan candi peninggalan Kerajaan
Majapahit.
KONDISI CANDI SUMBERAWAN
Candi ini dibuat dari batu andesit dengan ukuran panjang 6,25 m, lebar
6,25 m, dan tinggi 5,23 m. Candi Sumberawan
merupakan satu-satunya stupa yang ditemukan di
Jawa Timur. Batur candi berdenah bujur sangkar,
tidak memiliki tangga naik dan polos tidak berelief.
Candi ini terdiri dari kaki dan badan yang
berbentuk stupa. Pada batur candi yang tinggi
terdapat selasar, kaki candi memiliki penampil
pada keempat sisinya. Di atas kaki candi berdiri
stupa yang terdiri atas lapik bujur sangkar, dan
lapik berbentuk segi delapan dengan bantalan
Padma, sedang bagian atas berbentuk genta
(stupa) yang puncaknya telah hilang. Diduga dulu
pada puncaknya tidak dipasang atau dihias dengan
payung atau chattra, karena sisa-sisanya tidak
ditemukan sama sekali.
Candi
Sumberawan tidak
memiliki tangga naik
ruangan di dalamnya
yang biasanya digunakan untuk menyimpan benda suci. Jadi, hanya bentuk
luarnya saja yang berupa stupa, tetapi fungsinya tidak seperti lazimnya stupa
yang sesungguhnya.
Di area candi, bisa kita temukan dua buah petirtaan. Di sebelah kiri,
menuruni beberapa pijakan anak tangga, terdapat sebuah kolam kecil terbuka
dengan patung yang mengaliri air. Air yang tidak pernah surut dan begitu jernih
serta segar tersebut keluar dari gentong yang dipegang oleh patung Sang Dewi
yang telah berlumut. Perlambang kesuburan dan fertilitas alam yang
diasosiaskan dengan femininitas perempuan. Di sisi lain, adalah petirtaan
dengan pijakan berbentuk segi delapan di mana pijakan yang paling bawah atau
terdekat dengan air, memiliki relief kura-kura sebagai binatang air. Pengunjung
diperbolehkan untuk mengambil air atau mengguyur badan pada petirtaan
dengan izin dari juru kunci candi.
FUNGSI CANDI SUMBERAWAN
Diperkirakan candi ini dahulu memang
didirikannya untuk pemujaan. Selain itu, terdapat
tempat mensucikan diri yang letaknya di samping
candi. Suasana yang teduh dan tenang di sekitar
candi menjadikan tempat ini cocok untuk
melakukan meditasi.
Berwisata ke situs peninggalan sejarah
memang kurang menarik dibandingkan berwisata
ke tempat lain. Namun ada hal yang pasti di dapat
dari sini. Sebuah rasa menghargai terhadap karya
cipta dan sejarah anak bangsa. Meskipun sang
pelaku sudah tidak tidak ada, tapi kejayaan yang
ditorehkannya harus tetap dikenang sepanjang
masa.
Mengunjungi Candi Sumberawan, tidak hanya memberikan sedikit potret
mengenai sejarah masa lalu Jawa pada era Hindu-Buddha, melainkan sebuah
pengalaman spiritual di mana kedamaian dan keindahan alam merupakan
perpaduan yang mengiringi kehidupan fisik dan rohani manusia. Dari telaga
mata air pegunungan yang berada di kawasan Candi Sumberawan, ternyata
menyimpan siklus yang mengaliri berkah bagi kesuburan sawah-ladang
penduduk, serta ketergantungan manusia terhadap kelestarian alam semesta
bagi kehidupan.
OLEH KELOMPOK 5:
Byaratma Rahmatullah C (05)
Kevin Meilina Agatha (14)
Liansyah Dwika S (16)
M. Faisal Passa (20)
Naufal Zaki (21)
SMA NEGERI 5 MALANG