Download - BM 20 : SOLO
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
Solo, kota ini memiliki keramahan yang tinggi, budaya yang kuat, identitas yang mengakar dengan batiknya, dan lingkungan yang asri.
PROFILGOL A GONG
KOMUNITAS TRAVEL BOOK LOVERS
BULOKGUPUH LUNGGUH SUGUH
TELUSURRAGAM BUDAYAKOTA SOLO
wis
ata
in
do
ne
sia
se
ka
li k
lik
!F
eb
rua
ri-M
are
t 2
013
EDISI 20
Free Magazine
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 31
CATPER15 SOLO KOTA KEDUAKU
GALERI25 BINGKAI KOTA SOLO
PENGANAN43 SERABI NOTOSUMAN
AKSESORIS46 PAKAIAN QUICK DRY
TIPS47 MERAWAT BATIK
RESENSI49 KELILING SUMATERA LUAR DALAM
JEDA51 KEPEDULIAN UNTUK PESEPEDA
INTERAKSI53 INGAT SOLO, INGAT...
KONTRIBUTOR56 BM EDISI 20
EDISI DEPAN57 BELITUNG
Daftar Isi
KOMUNITAS33 TRAVEL BOOK LOVERS
PROFIL37 GOL A GONG
BULOK27 HORMATI TAMU
GUPUH LUNGGUH SUGUH
3 ORDINATTELUSUR RAGAM BUDAYA KOTA SOLO
Solo, kota ini memiliki keramahan yang tinggi, budaya
yang kuat, identitas yang mengakar dengan batiknya,
dan lingkungan yang asri.
11 PANDUMENUJU KOTA SOLO
Hampir semua bus lintas Jawa melewati
terminal terbesar di Solo: Tirtonadi. Solo
memiliki beberapa stasiun kereta api
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
WEBSITEwww.backpackinmagazine.com
FACEBOOKBackpackin Magz
Backpackin’ E-Magazine
TWITTER@Backpackin_Magz
CATPER15 SOLO KOTA KEDUAKU
GALERI25 BINGKAI KOTA SOLO
PENGANAN43 SERABI NOTOSUMAN
AKSESORIS46 PAKAIAN QUICK DRY
TIPS47 MERAWAT BATIK
RESENSI49 KELILING SUMATERA LUAR DALAM
JEDA51 KEPEDULIAN UNTUK PESEPEDA
INTERAKSI53 INGAT SOLO, INGAT...
KONTRIBUTOR56 BM EDISI 20
EDISI DEPAN57 BELITUNG
PROFIL37 GOL A GONG
Salam Ransel,
KALI INI KAMI akan membawa anda jalan-
jalan ke Solo atau Surakarta. Bukan keraton saja yang
menarik di Solo, namun ada juga Pasar Klewer, Taman
Balekambang, dan masih banyak lagi.
Kalau belum pernah ke sini, siap-siap terkesima
karena Solo punya wisata yang lengkap mulai dari
kuliner, budaya, sejarah, hingga wisata batik. Jangan
lewatkan juga beragam makanan yang ada di sini mulai
dari nasi liwet sampai serabi Notosuman yang feno-
menal itu.
REDAKSI
Redaksi menerima saran, kritik, dan artikel dari BM
Readers yang bisa dikirim melalui alamat email kami.
PIMPINAN UMUM/REDAKSIAmbar Arum
EDITORMuhammad Iqbal
REDAKSI Annisa M.F. Harahap
ARTISTIK & DESAINGalih Permadi
Kibar Desain Salman
WEBMASTERKurniawan Aji Saputra
DARI REDAKSI
FOTO COVER : DIANA SUCIAWATI
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3
T E L U S U R R A G A M B U D AYA
KOTA SOLO
ORDINAT
Solo adalah salah satu kota yang cukup berkembang di Indonesia. Kota ini memiliki
keramahan yang tinggi, budaya yang kuat, identitas yang mengakar dengan batiknya,
dan lingkungan yang asri. Meskipun tidak terlihat seperti kota-kota besar lain, seperti
Jakarta, Medan, Semarang, dan Surabaya, tetapi dengan banyaknya ciri khas yang
dimilikinya, membuat Solo terlihat cantik meskipun kecil.
OLEH: MUHAMMAD IQBAL | FOTO: AMBAR ARUM
3 b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
T E L U S U R R A G A M B U D AYA
KOTA SOLO
4F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 35
SEBAGIAN ORANG MENGATAKAN Solo
adalah tempat yang tepat untuk berwisata
kuliner, karena selain ragam kulinernya yang
banyak, harganya juga terjangkau. Beberapa
makanan khas Solo adalah nasi liwet, tengk-
leng, timlo, es dawet, es gempol, dan serabi.
Juga tersebar angkringan yang men-
jajakan “makanan minuman kilat” seperti
kopi, gorengan, dan nasi kucing. Persis sama
seperti yang ada di Jogja. Nasi angkringan di
Solo ini sering disebut hek.
Namun berwisata di Solo tidak hanya
berhenti di wisata kuliner. Beberapa hal beri-
kut bisa menjadi penciri Kota Solo yang agak
sulit ditemukan di kota-kota lainnya:
PASAR KLEWER Tidak berlebihan kalau Pasar Klewer
dikatakan sebagai pasar batik terbesar
di Indonesia. Meski begitu, tetapi Klewer
tidak hanya menjual batik. Mudah juga
ditemui penjual kain, sepatu, tas, dan jeans
CATPER
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 6
dengan harga grosir.
Beragam jenis batik dijajakan di
Klewer, mulai dari batik cap kain tenun
yang harganya kurang dari Rp 20 ribu
sampai batik tulis yang harganya jutaan.
Klewer menjual beragam bentuk batik, dari
kebaya, kain, baju resmi, kaos batik, daster,
sampai pakaian anak-anak. Dan batiknya
juga bukan hanya batik dari Solo, tetapi
juga Pekalongan, Yogyakarta dan wilayah
produsen batik lainnya.
BERAGAM JENIS BATIK
DIJAJAKAN DI KLEWERMULAI BATIK CAP HINGGA TULIS
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3
ORDINAT
7
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 8
Salah satu hal unik dari Pasar Klewer
adalah sejarah adanya pasar tradisional ini.
Pada zaman kolonial Belanda, Pasar Klewer
yang sekarang ada merupakan sebuah
tempat pemberhentian kereta api yang
ramai. Namanya dulu adalah Pasar Slompre-
tan. Dalam Bahasa Jawa, slompret berarti
terompet, karena suara kereta berangkat
mirip dengan suara terompet.
Karena ramai, banyak pedagang yang
memanfaatkannya menjadi tempat berda-
gang. Kebanyakan pedagang adalah penjaja
batik. Mereka menjuntaikan barang dagan-
gannya di pundak sehingga terlihat berklew-
eran, maka kemudian dikenal dengan nama
Pasar Klewer.
Pengembangan Pasar Klewer cukup
pesat terjadi sekitar tahun 1970. Pemerintah
membuat bangunan berlantai dua dengan
jumlah kios sebanyak dua ribu buah. Ini
membuat Klewer menjadi terlihat lebih rapi.
KAMPUNG BATIK KAUMAN DAN LAWEYAN Pasar Klewer hanyalah dijadikan tem-
pat untuk menjajakan hasil karya batik dari
bermacam tempat dan jenis batik. Jika ingin
melihat proses pembuatannya, maka Kam-
pung Batik Kauman dan Laweyan adalah
tempat yang tepat.
Kampung Batik Kauman terlihat
sepintas seperti perumahan biasa. Tetapi
sekitar 30 industri batik rumahan menyulap
rumahnya menjadi semacam sentra batik.
Wisatawan bisa melihat proses pembuatan-
nya, bahkan bisa ikut membatik.
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 39
TAMAN INI BUKTI
KECINTAAN ORANG TUA
TERHADAP ANAKNYA
Penduduk Kampung Kauman adalah
para abdi dalem Keraton Kasunanan (du-
lunya Keraton Kartasura). Mereka sudah
terlatih dalam membuat jarik dan selendang
batik. Tidak herran kalau motif-motif batik
dari Kampung Batik Kauman adalah motif-
motif yang sering digunakan oleh keluarga
keraton, seperti motif Pakem.
Sementara Kampung Batik Laweyan
khas dengan produk-produk batik motif
Truntum dan Tirto Tejo. Letaknya tidak jauh
dari Kampung Kauman, tetapi masyarakat
di Laweyan bukanlah abdi dalem seperti di
Kauman. Sejak sekitar tahun 1970, Kampung
Batik Laweyan sudah dikenal dan dengan
demikian menjadi kampung batik tertua di
Indonesia. Karena batik berasal dari Indo-
nesia, maka berarti Laweyan juga menjadi
kampung batik tertua di dunia.
ORDINAT
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 10
TAMAN BALEKAMBANG Ini adalah taman gratis bagi masyara-
kat Solo. Taman dirawat dengan baik dengan
rumput-rumput yang ditata rapi. Danau
terdapat di salah satu sudutnya. Kursi-kursi
disediakan di banyak tempat. Rusa-rusa jinak
dilepasliarkan di dalam taman dan masyara-
kat bisa bercanda bersama rusa. Di hari
minggu, pengunjungnya bisa 5.000 orang
dan pada libur akhir tahun bisa mencapai
40.000 pengunjung.
Tidak heran kalau ketika akhir 2012
lalu, saat Jokowi sedang berjuang menjadi
Gubernur Jakarta, Ahok (Calon Wagub
Jakarta waktu itu) diajak Jokowi ke Balekam-
bang dan diomongi, “Nanti kita bangun yang
seperti ini di Jakarta.”
Jika dilihat dari sejarahnya, taman
ini adalah bukti kecintaan orang tua ter-
hadap anaknya. KGPAA Mangkunegara
VII membangunkan Balekambang untuk
kedua putrinya, yaitu Partini dan Partinah.
Kedua nama tersebut kemudian diabadi-
kan dengan nama dua bagian taman, yaitu
Partinah Bosch yang merupakan semacam
hutan kota, dan Partini Tuin yang meru-
pakan kolam air.
MUSEUM RADYAPUSTAKA Museum Radya Pustaka memiliki
koleksi yang tidak main-main, terdiri dari
berbagai macam arca, pusaka adat, wayang
kulit dan buku-buku kuno. Dikatakan tidak
main-main, karena bisa sampai menggoda
kepala museum tersebut untuk mencuri
lima arca di dalamnya. Harga arca-arca itu
berkisar antara Rp 80 juta sampai Rp 270
juta per arca.
Berdekatan dengan Museum Radya-
pustaka, terdapat Taman Sriwedari. Taman
ini memiliki sejarah yang panjang, tetapi
sekarang tidak terlalu dirawat. Bahkan men-
jadi tempat esek-esek di malam hari.
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 311
PANDU
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
SOLO ITU SEPERTI jantungnya Jawa. Hampir
semua bus lintas Jawa melewati terminal terbesar
di Solo: Tirtonadi. Solo memiliki beberapa stasiun
kereta api, antara lain Jebres dan Balapan, sedang-
kan bandaranya bernama Adi Sumarmo.
Dari Jakarta:
PESAWAT:
Garuda Indonesia, Lion Air, dan Sriwijaya Air.
KERETA API:
Kereta ekonomi Bengawan
Rp 40 ribu; dari Tanah Abang pkl 19.40, sam-
pai Solo Jebres pkl 6.44; sebaliknya dari Solo
Jebres pkl 16.45, sampai Tanah Abang pkl 4.18.
Kereta Senja Utama Solo
Rp 170 ribu – Rp 200 ribu; dari Senen pkl
20.20, sampai Solo Balapan pkl 6.50; dari Solo
Balapan 18.00, sampai Senen pkl 4.02.
Kereta api Argo Dwipangga
Rp 320 ribu – Rp 340 ribu; dari Gambir pkl
8.00, sampai Solo pkl 16.16.
Bus
Banyak sekali bus dari Kampung Rambutan
dan Lebak Bulus menuju Solo, terutama untuk
keberangkatan siang/sore. Sebagai contoh Ro-
salia Indah Non AC (Rp 85 ribu; dari Lebak Bu-
lus pkl 13.30), VIP-AC Toilet (Rp 140 ribu; dari
Lebak Bulus pkl 13.00-15.30), Eksekutif (Rp
156 ribu; dari Lebak Bulus pkl 12.00-16.00).
MENUJU SOLO
Dari Semarang:
Bus berangkat setiap setengah jam sekali, tar-
ifnya Rp 20 ribu.
Dari Yogyakarta:
1. Kereta api Prameks berangkat setengah jam
sekali, tarifnya Rp 10 ribu.
2. Bus berangkat setengah jam sekali, tarifnya
Rp 10 ribu.
MENUJU SOLO
1. Hotel Trihadi
Jl. Monginsidi No. 97, dekat Stasiun Balapan; Rp
65 ribu (kipas), Rp 95 ribu (AC), Rp 145 ribu (AC,
TV).
2. Hotel Atina
Jl. Setiabudi No. 43, dekat Terminal Tirtonadi; Rp
60 ribu (kipas), Rp 70 ribu (kipas, TV), Rp 125
ribu (AC, TV, sarapan), Rp 250 ribu (AC, TV,
sarapan, air panas.
3. Hotel Tiara Puspita
Jl. Rajiman No. 404, dekat Kampung Batik
Laweyan; Rp 75 ribu (kipas, TV), Rp 90 ribu
(kipas, TV, shower), Rp 125 ribu (AC, TV, sara-
pan, shower.
4. Hotel Wijaya
Jl. RM Said No. 268, dekat Balekambang); Rp 75
ribu (kipas), Rp 90 ribu (kipas, TV), Rp 110 ribu
(AC, TV).
PENGINAPAN
FOTO
: D
WIN
DA
NA
FISA
H/w
ww
.jeng
dwin
da.tu
mbl
r.com
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 12
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 313
PANDU
FOTO
: SU
RAK
ART
A.G
O.ID
1. Belanja batik di Pasar Klewer.
2. Main bareng rusa di Taman Balekambang.
3. Ikut membatik di Kampung Batik Kauman.
4. Makan nasi liwet di pagi hari.
5. Lihat arca-arca mahal di Museum Radya-
pustaka.
6. Mencicipi serabi Notosuman.
AKTIVITAS PILIHAN
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3
FOTO
: D
IAN
A S
UC
IAW
AT
I
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
1. Mampir dahulu di Tourism Information Cen-
ter Solo, di dekat Museum Radyapustaka atau
Sriwedari. Di sana banyak informasi dan ter-
dapat peta gratis.
2. Ajak teman yang bisa berbahasa Jawa ketika
membeli sesuatu. Orang asing biasanya diberi-
kan harga yang lebih mahal.
3. Gunakan Bahasa Jawa halus, seperti kula nu-
wun (permisi), nuwun sewu (maaf/permisi),
nuwun ngapunten (maaf), sugeng enjang (se-
lamat pagi), sugeng ndalu (selamat malam),
matur nuwun (terima kasih).
TIPS
Waktu paling tepat datang ke Solo adalah ketika
sedang ada perhelatan :
1. Solo Batik Carnival (SBC)
2. Solo International Performing Art (SIPA), dan
3. Solo International Ethnic Music (SIEM).
Untuk 2014, SBC direncanakan Juni, SIPA Sep-
tember, dan SIEM Juli.
WAKTU TERBAIK
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3
CATPER
15
FOTO
: D
IAN
A S
UC
IAW
AT
I
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
K o t a K e d u a k uKOTA SOLO
Kalau ada orang yang harus saya ucapkan terima kasih, maka salah satunya adalah kakak
kelas saya waktu SMA di Jakarta. Dia kuliah di Solo dan mempromosikan Solo sebagai kota
yang nyaman untuk kuliah kepada adik-adik kelasnya. Yang saya ingat, kakak kelas saya itu
menggambarkan Solo sebagai kota yang asri, nyaman, dan ramah.OLEH: TANTRI PRIYANI | FOTO: AMBAR ARUM, ISTIMEWA
16F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3
Pandangan bahwa Solo adalah kota
yang nyaman tak kunjung lekang dari pikiran
saya, sampai-sampai saya betul-betul memu-
tuskan untuk kuliah di Solo pada tahun 2006,
di salah satu kampus negeri UNS. Tadinya
saya pikir, UNS itu singkatan dari Universitas
Negeri Solo. Pantas saja sopir angkutan umum
bingung. Dia malah balik tanya, “Universitas
Negeri Solo? Di mana ya?”
Ternyata saya yang salah. UNS itu sing-
katan dari Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Bukannya itu seharusnya disingkat USMS ya?
Ah, tak tahulah.
Pertama kalinya saya ke Solo ya pas ke
UNS itu. Saya ditemani Bapak naik kereta api
ke Solo. Tapi kami tidak langsung menuju UNS.
Kami mampir dulu ke rumah saudara yang
sudah lama sekali tidak bertemu.
Di sini mulai tampak betapa ramahnya
Solo. Saya bertanya ke seorang tukang sayur
tentang alamat saudara yang sedang kami cari.
Saya tahu sudah dekat, tetapi belum tahu pasti
di mana lokasi rumahnya. Sang tukang sayur
menjelaskan dengan sangat detail cara menuju
rumah saudara saya itu.
Tetapi karena melihat wajah saya dan
Bapak yang kebingungan, ibu-ibu tukang sayur
itu langsung ikut jalan bersama kami. Mung-
17
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 18
kin jaraknya sekitar setengah kilometer. Ibu
tersebut sama sekali tidak meminta bayaran.
Dia murni berniat ingin membantu. Begitu ra-
mahnya penduduk Kota Solo. Sepertinya saya
akan betah di sini.
Kejadian serupa saya alami di hari-hari
berikutnya. Saya masih baru di Solo, jadi masih
buta tentang jalan-jalan yang ada di Kota Solo.
Tapi saya tidak kuatir, karena orang Solo selalu
merespon dengan baik ketika ditanya alamat.
Hari-hari saya jalani di kota yang asri
ini. Saya terkaget-kaget dengan harga makanan
yang begitu murah di Solo. Gambaran kasarnya
begini. Pecal ayam di Jakarta biasa saya beli
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 319
Rp 7.000, sementara di Solo hanya Rp 4.000,
itupun sudah dengan teh tawar. Malah di be-
berapa tempat harganya hanya Rp 3.000.
Setiap pagi, saya selalu sarapan dengan
nasi liwet yang memang menjadi ciri khas Solo
di pagi hari. Karakter penjualannya mirip sekali
dengan nasi uduk di Jakarta: hanya ada di
waktu pagi dan banyak dijual di pinggir-pinggir
jalan dengan tempat berjualan yang sederha-
na. Dan biasanya sudah sulit ditemukan sekitar
pukul 9 pagi.
Saya hanya perlu berjalan satu menit
dari kosan untuk menuju ke tempat penjual
nasi liwet. Satu bungkus nasi liwet yang isinya
ayam suir, setengah potong telur, dan santan
kental khas nasi liwet yang disebut areh hanya
dibandrol dengan harga Rp 2.000. Tetapi seka-
rang (2013) harganya sudah Rp 4.000.
Teman saya lebih irit lagi kalau sarapan.
Dia biasa membeli nasi kucing yang satu bung-
kusnya dijual Rp 500. Untuk porsi sarapan,
biasanya orang butuh 2 bungkus nasi kuc-
ing. Berarti biaya untuk sarapan hanya seribu
perak! Namun kondisi sekarang (2013), satu
bungkus harganya sudah Rp 1.000. Tetap saja
hitungannya sangat murah.
Image lain selain “apa-apa murah”, Solo
juga dikenal sebagai kota yang sejuk. Sejuknya
Kota Solo bukan hanya di psikologi orang-
orangnya yang tenang, tetapi juga sejuk dalam
arti sebenarnya. Memang, ketika siang hari,
Solo tidak berbeda jauh dengan Jakarta. Sama-
sama panas. Tetapi paling tidak, pohon-pohon
yang bertebaran di sekujur kota –termasuk
jalan-jalan protokol- menurunkan efek panas di
siang hari.
Banyak jalan-jalan dua arah di Solo
yang di tengah-tengahnya (perbatasan antara
dua arah yang berlawanan) ditanami pepo-
honan. Sedikit banyak, pohon-pohon itu me-
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 20
nambah kesejukan dan membuat Solo menjadi
kota yang hijau. Wajar saja kalau kemudian
Solo dinobatkan sebagai salah satu “green city”
oleh Majalah Tempo.
Bukti lain bahwa Solo itu kota yang se-
juk adalah bahwa saya harus memakai selimut
kalau mau tidur di malam hari. Kalau di Jakarta,
boro-boro pakai selimut. Malah tidak bisa tidur
kalau tidak pasang kipas angin.
Kalau sedang tidak banyak tugas ku-
liah, di malam hari saya suka jalan keliling Kota
Solo. Saya suka sekali minum susu, dan sangat
beruntung, banyak sekali penjual susu segar
yang mangkal di pinggir-pinggir jalan. Saya
tidak tahu dari mana susu segar itu berasal,
mungkin Boyolali.
Tapi yang jelas ini susah sekali saya
temukan di Jakarta. Kalau ada kios yang men-
jual susu di Jakarta, biasanya itu susu dari sa-
chet-an atau susu cair hasil pasteurisasi yang
mungkin sudah berbulan-bulan ada di etalase
supermarket. Tapi kalau yang di Solo ini benar-
benar susu segar. Diperas pagi, malamnya saya
minum. Harganya juga murah, segelas besar
hanya Rp 2.000.
Weekend di Solo kadang-kadang saya
isi dengan jalan-jalan ke Taman Balekambang
yang lokasinya masih di tengah Kota Solo. Su-
IMAGE SELAIN MURAH
KOTA SOLO JUGA DIKENALSEBAGAI KOTA SEJUK
FOTO
: SO
LO P
OS
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 321
CATPER
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 22
dah gratis, taman itu begitu rapi. Ada rusanya
pula. Saya dan kawan-kawan suka nongkrong
di pinggir danau di dalam Taman Balekam-
bang. Ada beberapa kursi yang disediakan
untuk pengunjung. Tapi saya lebih sering
duduk-duduk di rumput yang mengelilingi
danau. Senang sekali mempunyai taman bersih
terawat yang masuknya tidak dipungut biaya.
Yang juga membuat saya betah di
Solo adalah acara hiburan gratis bagi ma-
syarakat. Sepanjang saya kuliah di Solo, yaitu
dari tahun 2006 sampai 2010, Walikota
pemimpin Solo adalah Jokowi yang sekarang
menjadi Gubernur Jakarta. Saya senang den-
gan acara-acara yang dibuat Jokowi untuk
menghibur warganya.
Misalnya sebuah acara parade interna-
sional. Jalan protokol Kota Solo ditutup khusus
YANG MEMBUAT BETAH
DI SOLO ADALAH HIBURANGRATIS BAGI MASYARAKAT
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3
CATPER
23
untuk parade ini. Semacam pameran negara-
negara yang ada di dunia. Masing-masing
Negara memunculkan ciri khasnya. Parade
seperti ini sangat positif, kita jadi tahu budaya
negara lain.
Masyarakat Solo tinggal berdiri saja di
pinggir-pinggir jalan. Parade akan terus ber-
jalan seharian. Di tengah-tengah rombongan
parade, saya melihat Walikota Jokowi yang
berada di atas kereta kencana. Dia didampingi
oleh Putri Indonesia dan Miss Universe.
Atau misalnya acara tahunan Solo
yang namanya SIPA alias Solo International
Performance Art. Kurang lebih acaranya sama
dengan parade internasional. Hanya saja,
SIPA tidak menggunakan jalan protokol, tetapi
menggunakan panggung khusus.
Selama beberapa malam, masyarakat
bebas masuk menikmati acara di atas pang-
gung, yaitu semacam pertunjukkan budaya
dari bermacam negara. Saya merasa pemerin-
tah Solo ramah sekali terhadap masyarakatnya,
sampai-sampai mau menghibur dengan gratis,
apalagi dengan hiburan yang berbobot.
Oh ya, ada lagi acara yang dinanti ma-
syarakat Solo, yaitu Solo Batik Carnival. Acara
ini dilangsungkan setiap tahun. Jalan Slamet
Riyadi ditutup dan berubah fungsi sementara
menjadi tempat pameran batik. Senang sekali
saya bisa merasakan tinggal di Solo yang akan
saya ingat sebagai kota kedua yang membe-
sarkan saya.
FOTO
: SU
RAK
ART
A.G
O.ID
FOTO
: SU
RAK
ART
A.G
O.ID
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
FOTO
: SU
RAK
ART
A.G
O.ID
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3
GALERI
BINGKAISOLO
SERABI NOTOSUMAN
KOLEKSI RADYAPUSTAKA
HASIL BIDIKANAMBAR ARUM
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 26
BINGKAISOLO
MONUMENMAHKOTARAMA
BATIKLAWEYAN
BATIKPASAR KLEWER
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3
BULOK
D E n G a n G U p U H L U n G G U H S U G U H
Kawa hendak bermain ke rumah saudaranya, Kibi.
Mendengar Kawa sudah berada di depan pintu rumahnya,
Kibi segera membukakan pintu pagar. Dengan wajah yang
sumringah, Kawa dipersilakan masuk ke dalam rumah. “Ayo
ayo masuk,” kata Kibi kepada Kawa
OLEH: MUHAMMAD IQBAL | FOTO: ISTIMEWA
2727
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 28
ilust
rasi
: ht
tp://
luk.
staf
f.ugm
.ac.
id
28
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 329
BULOK
Setelah masuk ke dalam rumah, Kawa
langsung diminta untuk segera duduk
di ruang tamu. Kawa pun lantas segera
duduk.
Kibi meminta istrinya menye-
diakan air teh manis dan kue-kue un-
tuk Kawa. Tidak begitu lama, sang istri
membawa setoples kue dan tiga gelas
teh manis, yaitu untuk dirinya, Kibi sua-
minya, dan Kawa tamunya. Mereka pun
larut dalam pembicaraan yang hangat.
Gambaran di atas bisa menjadi
cerminan bagaimana cara tuan rumah
dalam menyambut tamunya, yang ter-
kristalisasi dalam adab gupuh, lungguh,
dan suguh.
Gupuh adalah menerima tamu
dengan wajah berseri-seri. Meskipun
tamu yang mengunjunginya ini agak
kurang disukai, tetapi dalam konsep gu-
puh, penerima tamu harus tetap mema-
sang wajah antusias. Seakan-akan, tamu
tersebut sudah ditunggu sejak lama dan
ingin segera bertemu. Lantas tamu diper-
silakan masuk secepat mungkin.
Definisi gupuh bisa dipersingkat
menjadi “sibuk”. Maksudnya sibuk untuk
melayani tamu. Sibuk untuk merespon
keinginan tamu. Jika tamu baru saja dari
perjalanan jauh, maka ditawarkan untuk
istirahat atau mandi terlebih dahulu. Pe-
megang adap gupuh akan merasa malu
jika tidak terlihat sibuk melayani tamu-
nya.
Selanjutnya adalah lungguh, yaitu
mempersilakan tamu untuk duduk. Ini
menyesuaikan dengan kondisi si tuan
rumah. Kalau memang adanya hanya
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
tikar, ya tidak apa-apa. Pada prinsipnya,
ingin memberikan servis yang sebaik-
baiknya kepada tamu. Penerima tamu
yang kurang ajar adalah yang mempersi-
lakan tamunya duduk di bawah, padahal
dia mempunyai kursi atau sofa.
Sementara konsep ketigam, su-
guh, agak lebih mudah dipahami, karena
sudah terserap dengan baik dalam Ba-
hasa Indonesia, yaitu menyuguhi atau
memberikan minuman atau makanan ke-
pada tamunya. Lagi-lagi ini menyesuai-
kan dengan kemampuan si tuan rumah.
Kalau memang hanya ada air putih, ya
tidak apa-apa.
Namun konsep suguh bukan
hanya sebatas menyajikan makanan di
meja tamu, tetapi juga tamu dipersilakan
untuk mencicipi sajian yang ada. Cukup
dengan kalimat: ayo silakan diminum/
dimakan. Terkadang, tuan rumah perlu
mempersilakan tamunya sampai beber-
apa kali, karena adat Jawa masih kental
dengan pekewuh. Gampangnya, pekewuh
adalah perasaan tidak enakan, serba
hati-hati dalam bertindak, jangan sampai
menyakiti hati orang lain.
Sebisa mungkin, tamu diladeni
perbincangannya dan kebutuhannya.
Tetapi jika memang si tuan rumah me-
miliki acara di waktu tamu datang, maka
bisa dibicarakan baik-baik. Tuan rumah
biasanya akan menimbang-nimbang,
lebih penting mana, apakah acara yang
sudah dijadwalkannya sebelumnya, atau
si tamu yang barusan datang.
Namun adab gupuh lungguh su-
guh yang berasal dari Jawa bukan hanya
menyasar pada tuan rumah. Secara
turun-temurun, masyarakat Jawa juga
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3
memiliki adab yang dipegang kuat oleh
orang yang ingin bertamu.
Bertamu itu bukan hanya sekadar
datang, duduk, makan, dan berbincang-
bincang, tetapi bertamu juga berarti
merdhayoh, yaitu mempererat tali si-
laturahim. Dalam adab jawa, bertamu
sangat berkaitan dengan prinsip rukun
kompak. Karena berpijak dari hal itu,
maka tamu harus selalu tanggap ing
semu, bukannya nggugu karepe dhewe
alias semaunya sendiri.
Tamu seharusnya memegang
prinsip angon wayah, yaitu tahu waktu
yang tepat kapan untuk bertamu. Jangan
sampai bertamu di waktu sang penerima
tamu sedang beristirahat. Atau bertamu
di waktu-waktu jam makan. Waktu-
waktu tersebut dinilai tabu. Agar sama-
sama enak, tamu sebaiknya memastikan
kapankah waktu yang tepat.
Sesampainya di rumah yang
dituju, adab yang dipegang masyarakat
Jawa adalah bahwa tidak masuk rumah
sebelum diminta, tidak duduk sebelum
dipersilakan, dan tidak makan minum
sebelum diminta untuk makan-minum.
Seakan-akan tata cara di atas
adalah hal yang ribet, makan saja harus
diatur. Tetapi memang masyarakat yang
beradab adalah masyarakat yang me-
miliki banyak aturan. Gupuh, lungguh,
dan suguh adalah salah satu adab yang
dimiliki Indonesia untuk mengagungkan
tamunya. Di daerah lain di luar Jawa
tentu hal serupa bisa ditemukan, hanya
saja dalam istilah yang berbeda.
BULOK
3131
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i nA G U S T U S - S E P T E M B E R 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n 32
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3
PENGANAN
3333
SERABI SOLO,YA NOTOSUMAN
OLEH: MUHAMMAD IQBAL | FOTO: AMBAR ARUM
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 34
SERABI SOLO,YA NOTOSUMAN
KETIKA TEPUNG BERAS, santan, gula,
garam, dan daun pandan berkumpul
jadi satu, maka terciptalah sebuah
penganan yang disebut serabi. Dan
ketika bicara tentang Solo, maka pe-
nganan yang satu ini tidak bisa luput
dari pembahasan. Serabi Solo ini bu-
kan sembarang serabi, namanya Serabi
Notosuman.
Kepopuleran Serabi Notosuman
tidak main-main. Coba buka mesin
pencari google, ketik kata “serabi”,
maka Serabi Notosuman akan muncul
paling atas. Tidak ada merek lain yang
muncul.
Tentu bukan tanpa sebab Serabi
Notosuman bisa sepopuler ini. Serabi
Notosuman telah hadir sejak tahun
1923 di daerah Notosuman Solo (se-
karang Jl. Moh. Yamin) berkat racikan
Hoo Gek Hok. Hingga kini, racikan
istimewa tersebut diteruskan oleh
anak cucunya hingga sampai sepo-
puler sekarang.
Beberapa keturunan Hoo Gek
Hok yang meneruskan usaha Serabi
Notosuman antara lain Ny. Lydia
(bungkus hijau) dan Ny. Handayani
(bungkus oranye). Serabi Noto-
suman sejak dulu hanya menjual dua
jenis rasa, yaitu polos dan cokelat.
Tidak ada bahan pengawet yang
disertakan dalam serabi ini, sehingga
hanya bisa bertahan paling lama 24
jam.
Di beberapa gerainya, pembuat-
an Serabi Notosuman masih sederhana,
karena masih menggunakan arang se-
bagai bahan bakarnya. Ini tentu mem-
buat rasa serabi jadi lebih gurih. Serabi
Notosuman juga tidak dimakan dengan
kuah manis seperti serabi lain pada
umumnya.
Walau sudah puluhan tahun
berdiri, Serabi Notosuman masih saja
laris. Pesanan setiap hari terus ber-
datangan tanpa henti. Malah kalau
sedang apes, calon pembeli bisa tidak
kebagian serabi saat berkunjung ke
sana. Serabi Notosuman sudah buka
dari pukul lima pagi hingga menjelang
malam.
34
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3
PROFIL
35
TRAVEL WRITERJADI MEDIA
PROMOSIOLEH: MUHAMMAD IQBAL | FOTO: GOLAGONG.doc
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 36
Semangat sosial tinggi, meskipun tidak
menghilangkan jiwa penjelajahnya. Belum
lama ini, Gol A Gong menulis buku Travel
Writer (TE-WE). Dia sangat mengapresiasi
para travel writer yang sangat produktif dalam
menyebarkan keanggunan daerah-daerah wi-
sata. Dia berpikir, semakin banyak wisatawan
yang ditarik oleh travel writer, maka ekonomi
setempat semakin berputar.
Berikut kutipan wawancara Backpackin
dengan Gol A Gong:
Apa pendapat Bang Gong kalau ada turis yang
hanya berwisata tanpa menelisik masalah
setempat?
Kriteria turis itu kan beragam. Ada
yang sekadar plesiran, tidak sempat berpikir
yang berat-berat. Itu tidak masalah, tetapi buat
saya itu grade paling bawah. Tidak bisa juga
kita bilang dia egois. Mungkin dia berkontribusi
PROFIL
pada kegiatan sosial di kampungnya.
Yang jelas, dengan dia berplesir, berarti
dia ikut mensubsidi daerah itu, dengan cara
menginap di hotel dan membeli makanan di
daerah wisata. Dia tidak membawa bekal,
supaya ekonomi di lokasi tumbuh. Ada yang
nawarin baso, dia beli.
Turis jenis kedua, bisa dikatakan travel
writer. Dia melakukan observasi lalu membag-
inya kepada masyarakat, bisa dengan foto-foto
yang diunggah di blog-nya, bisa dengan menu-
lis di majalah, atau bisa juga dengan menulis
buku. Intinya mempromosikan suatu daerah,
agar turis mau datang.
Katanya, travel writer itu mengeksploitasi dae-
rah setempat?
Justru travel writer bisa jadi media
promosi. Dia bisa menginformasikan bahwa
di daerah A kurang air. Di daerah B kurang gizi.
GOL A GONG yang nama sebenarnya Heri Hendrayana Harris banyak dikenal sebagai backpacker
yang pernah menulis novel Balada Si Roy. Tetapi jiwa sosial yang tinggi membuatnya juga menjadi
aktivis pendidikan. Bahkan, Gong sekarang didapuk menjadi Ketua Umum Forum Taman Bacaan
Masyarakat (FTBM) Indonesia, sebagai bukti semangatnya mendorong pendidikan Indonesia.
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 337
MASYARAKAT KITA ITUSANGAT RAMAH, RUMAHMEREKA TERBUKA UNTUK KITA
PROFIL
Travel writer bukan hanya dari aspek wisata,
tetapi juga yang lain, misalnya antropologi dan
sosiologi.
Turis yang bahaya itu yang gimana?
Yang bahaya itu kalau ada turis yang
serba text book. Dia baca dari misalnya Lonely
Planet atau dari sumber informasi lain, tetapi
tidak mau bertanya ke masyarakat setempat.
Saya pernah melarang istri saya baca peta,
supaya dia berinteraksi di sana.
Abang sering berkomunikasi ketika sedang
traveling, apa yang abang lihat dari karakter
masyarakat kita?
Dari kacamata sosiologi, masyarakat
kita sangat inovatif. Ketika sistem korup, mer-
eka masih bisa survive. Mereka tidak peduli
siapa presidennya. Di sistem yang korup saja
mereka bsia bertahan, apalagi kalau pemim-
pinnya benar. Saya lihat mereka bawa dagan-
gannya di jalanan yang rusak, tidak didukung
infrastruktur, tapi bisa berjalan tuh.
Masyarakat kita tidak tergantung pe-
mimpinnya. Mereka berjualan di jembatan lalu
diusir, tetap tuh lanjut lagi jualan di tempat lain.
Mereka survive.
Seberapa baik masyarakat kita?
Masyarakat kita itu sangat ramah.
Rumah-rumah mereka terbuka untuk kita.
Pesan saya, para pelaku wisata ini harus bawa
sesuatu yang bisa mendorong terjadinya
transformasi. Mungkin bisa menginformasikan
jalan yang rusak atau masalah-masalah setem-
pat. Supaya ada yang baca, ada yang tahu,
ada yang bertindak, jadi kualitas hidup mereka
meningkat
Kalau dibandingkan dengan luar negeri?
Di luar itu orang-orangnya kaku. Kalau
kita nanya, dibilang, itu ada di panduannya lihat
saja tuh. Tapi kan, kalau saya cuma lihat guide
book, saya tidak bisa mendengar suara orang.
Yang menurut saya justru di situ esensinya kita
traveling, supaya kita berinteraksi dan supaya
kita bisa ikut berkontribusi.
Gol A Gong bisa dihubungi di
email : [email protected] atau
website : www.mytravelwriter.com
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 38
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 339 b a c K p a c K i n I M A R E T - A P R I L 2 0 1 1
FACEBOOK.TWITTER.ISSUU
LiveLoveAdventure
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i nF E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 2 I b a c K p a c K i n 40
J O I N U S .
LET’S CLICK THE BUTTON
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 343
KOMUNITAS
TRAVELBOOK LOVERS
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 44
TEMpaT bERbaGipEnULiS bUKUJaLan-JaLan
TOPIK WISATA MENJADI semakin digandrungi.
Masyarakat ingin mengetahui ragam informasi
dalam dunia wisata, baik yang sifatnya full informasi,
maupun yang dikemas dalam bentuk catatan per-
jalanan atau novel.
OLEH : MUHAMMAD IQBAL
| FOTO: TRAVELBOOKLOVERS.DOC
TRAVELBOOK LOVERS
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3
Di sisi lain, semakin banyak para traveler
yang ingin menumpahkan pengalaman jalan-
jalannya, maka produksi buku dengan tema travel
juga semakin berkembang. Tidak jarang, dalam
satu toko buku, kumpulan buku “travel” mempu-
nyai rak tersendiri, tidak lagi digabungkan dengan
rak buku “hobi”.
Travel Book Lovers muncul sebagai
wadah bagi kedua pihak tersebut: pembaca dan
penulis.
Komunitas Travel Book Lovers berkem-
bang di grup facebook dengan komunikasi yang
begitu intens. Penggagasnya adalah Elok Dyah,
yang kemudiann mengangkat sekitar 30 penulis
buku travel sebagai admin. “Grup ini admin-nya
30-an para penulis buku travelling, termasuk Trin-
ity dan Claudia Kaunang,” kata Elok.
Beberapa nama lain yang menjadi “artis”
dalam grup ini adalah Sari Musdar, Matatita,
Andrei Budiman, Nancy Margaretha, Ari Riyanto,
Rini Raharjanti, Rie Venkanteswari, Ika Wulandari,
dan Gama Harjono.
Pembaca bisa berkomunikasi langsung
dengan penulis, baik lewat wall facebook atau
langsung dengan mengirimkan pesan kepada si
penulis. Buku-buku baru bertemakan travel juga
bisa diketahui oleh pembaca dengan lebih cepat,
karena biasanya penulis memberikan informasi-
informasi terkini tentang bukunya.
Sementara dari sisi penulisnya sendiri
juga diuntungkan karena memiliki wadah untuk
PEMBACA BISA BERKOMUNIKASILANGSUNG DENGANPENULIS VIA FB ATAU PESAN
4343
KOMUNITAS
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
melakukan promosi dan bisa berkomunikasi lang-
sung dengan pembacanya. Penulis buku travel
akan senang sekali jika mendapatkan tanggapan
dari karyanya.
Di group ini, intinya penulis memberi
informasi kepada pembaca. Penulis bisa men-
gundang pembaca untuk bedah buku atau dis-
kusi atau diundang oleh komunitas lain sebagai
pembicara. Penulis biasanya membuat acara
sendiri-sendiri atau ada yang bersama, tergan-
tung manajemen atau penerbit mereka.
Elok sendiri kadang-kadang diundang
untuk bicara soal cara penulisan atau sekadar
sharing pengalaman menulis traveling ke sekolah
atau kampus, bahkan ke Aliansi Jurnalis Indepen-
den (AJI).
“Soal penjualan, kami tidak tahu. Itu
urusan masing-masing penulis. Intinya grup ini
untuk mendekatkan penulis dengan pemba-
canya, dan supaya penulis leluasa berpromosi.
Soalnya di Backpacker Dunia kan saya melarang
promosi apapun, jadi saya buatkan grup ini,” kata
Elok yang juga penggagas komunitas Backpacker
Dunia.
Meskipun memang kebanyakan komu-
nikasi dari grup ini berjalan di facebook, tetapi
anggota Travel Book Lovers terkadang mengada-
kan semacam kopi darat. “Pernah sih ketemuan,
tetapi bukan gathering, cuma ngumpul saja.
Kadang makan bareng atau nonton bola di kafe.
Tidak direncanakan,” jelas Elok.
44
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3
AKSESORIS
Pakai Quick DrySaat Travelling
45 b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 46
Pakai Quick DrySaat Travelling
AKTIFITAS BACKPACKER DAN traveller identik di-
lakukan di ruang terbuka. Mulai dari hutan belantara,
pinggir pantai, hingga tengah kota. Jadi mungkin sekali
pakaian basah, baik karena hujan maupun keringat.
Karenanya lebih baik pakai pakaian cepat kering
(quick dry).
Pakaian basah membuat backpacker ke-
repotan, karena membuat bawaan jadi lebih berat,
sementara tidak mudah mendapatkan kesempatan
atau tempat yang pas untuk menjemurnya.
Untuk mengatasi persoalan itu, backpacker
dapat memilih pakaian quick dry yang berbahan kain
jenis polyester atau nylon. Masih ada jenis kain lain
yang juga dapat cepat kering, namun kedua jenis kain
ini selain cepat kering, juga nyaman dipakai baik saat
cuaca panas maupun dingin, sehingga lebih sering
digunakan untuk bahan pakaian.
Backpackin sempat melakukan percobaan
dengan membandingkan waktu kering celana quick
dry dengan bahan 100% nylon dengan celana jeans.
Hasilnya, celana jeans membutuhkan waktu dua kali
lebih lama untuk bisa kering. Perbandingan berat awal
celana jeans dan quick dry pun sudah 2:1. Terlebih
dalam keadaan basah, celana jeans menampung air
lebih banyak, tentunya jadi semakin berat.
Material kain quick dry hadir dalam beragam
jenis pakaian, mulai dari baju, celana, hingga jaket.
Dari segi harga, pakaian quick dry memang lebih ma-
hal, apalagi dibandingkan dengan kaos oblong. Tetapi,
untuk kepraktisan, kenapa tidak?
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 347 b a c K p a c K i n I D E S E M B E R 2 0 1 2 - J A N U A R I 2 0 1 3
TIPS & TRIK
SOLO MERUPAKAN SALAH satu sentra batik internasional. Kasunanan
Surakarta sebagai cikal bakal Solo menyumbangkan budaya batik dengan
corak-corak yang khas. Begitu juga wilayah-wilayah lain di luar Solo. Batik
memiliki corak yang khas sesuai karakter wilayah.
Sekarang semakin banyak masyarakat Indonesia yang menggemari batik,
bahkan sampai menjadi kolektor. Batik yang ada butuh perawatan tersendiri
untuk membuatnya tetap dalam kondisi baik. Berikut beberapa tips untuk
menjaga batik agar tetap terawat:
MerawatBatik
1 Jangan mencuci batik dengan mesin cuci. Jika tidak terlalu
kotor, cukup rendam batik dalam air hangat.
2 Usahakan tidak menggunakan detergen atau sabun colek yang
membuat warna batik cepat pudar. Gunakanlah sabun khusus
pencuci batik atau gunakan shampo rambut.
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
MerawatBatik
3 Ketika ingin menjemur, jangan memeras batik yang telah dicuci dan jan-
gan menjemurnya di bawah sinar matahari, cukup diangin-anginkan saja.
4 Setelah kering, jangan menyeterika batik secara langsung. Le-
takkan kain sebagai perantara antara seterika dan batik. Atau
bisa secara langsung, asalkan panasnya sudah diturunkan.
5 Jangan menyemprotkan pelembut kain, pewangi, atau minyak
wangi langsung ke kain batik. Alasi terlebih dahulu dengan koran,
baru semprotkan di atas Koran.
6 Jika tidak digunakan dalam waktu lama,
simpanlah batik dalam plastik.
7 Jangan gunakan kapur barus karena serat-ser-
at kain batik bisa rusak akibat kerasnya zat ini.
48D E S E M B E R 2 0 1 2 - J A N U A R I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3
RESENSI
49
KELILING SUMATERA LUAR DALAM
b a c K p a c K i n I D E S E M B E R 2 0 1 2 - J A N U A R I 2 0 1 3
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 50D E S E M B E R 2 0 1 2 - J A N U A R I 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
KELILING SUMATERA LUAR DALAM
TERSEBUTLAH SESEORANG BERNAMA Mu-
hammad Iqbal, seorang sarjana Biokimia yang
kemudian tercebur menjadi editor di Backpackin
Magazine dan juga bekerja di sebuah perusahaan
swasta sebagai jurnalis.
Suatu saat dia pamit untuk melakukan
perjalanan panjang ke Sumatera, dan tiga bulan ke-
mudian kembali ke Jakarta dengan tangan kosong.
Iya tangannya memang kosong, karena semua
bawaan ada di punggungnya, dan semua pengala-
man sudah menempel di otak, hati, serta laptopnya.
Terlalu sayang apabila seluruh kisah per-
jalanan hanya diunggah di blog, maka kini sudah
terbit sebuah buku catatan perjalanan Iqbal keliling
Sumatera yang diberi judul ‘Keliling Sumatera Luar
Dalam’.
Dengan membawa pulang buku ini, berarti
pembaca juga membawa pulang si penulis. Sebab
gaya bahasanya yang santai membuat penulis
seakan hadir dan berceloteh langsung di hadapan
pembaca. Setiap perjalanan dicatat apa adanya,
yang indah ya ditulis indah, yang jelek ya ditulis jelek.
‘Keliling Sumatera Luar Dalam’ memaparkan
hal-hal remeh mengenai setiap jengkal di bumi Su-
matera, yang belum tentu dapat kita temui di Google
sekalipun. Misalnya di daerah Rimo (Aceh), kalau ada
yang datang bawa rantang isi makanan, maka akan
ditanya siapa yang menikah dan kapan, rantang tadi
berlaku sebagai undangan.
Iqbal juga menceritakan pengalamannya ke-
luar masuk berbagai sudut di Sumatera yang belum
populer, termasuk makan kuaci dan tertawa bersama
penduduk lokal. Berbekal dana minim dan rasa
ingin tahu yang besar, Iqbal tidak pernah mau rugi
hanya datang ke suatu tempat untuk berfoto saja. Di
setiap titik, segala kisah digali dan semua panorama
direkam.
Selamat mengenal Sumatera lebih dekat
melalui buku ini, yang walaupun penulisnya belum
menginjak Afganistan atau Maldives, namun setidak-
nya sudah pernah diajak main alias diseruduk oleh
gajah di Way Kambas.
OLEH : AMBAR ARUM
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3
KEPEDULIANUNTUKPESEPEDA
5151 b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3
OLEH : MUHAMMAD IQBAL I ILUSTRASI : BIKEYFACE.COM
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
KEPEDULIANUNTUKPESEPEDA
52
SEJAK TAHUN 2005, kampus Institut Pertani-
an Bogor (IPB) boleh dikatakan sebagai peng-
gagas awal pembuat jalur sepeda di kampus.
Tapi sekarang, pengguna sepeda di kampus
IPB lebih sedikit daripada Universitas Indonesia
(UI) Depok.
Kalau memang maksud pembuatan
jalur sepeda adalah mendorong mahasiswa
agar mau naik sepeda, maka IPB tidak lebih
berhasil daripada UI. Meskipun memang tidak
banyak juga pengguna sepeda di UI ketimbang
pengguna kendaraan bermotor, tetapi paling
tidak ada peningkatan.
UI dan IPB adalah contoh kasus yang
bisa menggambarkan bahwa yang memulai
lebih dahulu belum tentu lebih berhasil dari-
pada yang memulai belakangan. Kasus yang
terjadi mirip dengan yang ada di Jakarta dan
Yogyakarta.
Sudah lama sekali konsep jalur sepeda
di Jakarta digulirkan, lebih dulu daripada Yo-
gyakarta. Tetapi jika dilihat dari fasilitas yang
dibuat, justru Yogyakarta terlihat lebih ramah
terhadap pengguna sepeda ketimbang Jakarta.
Di jalan-jalan besar Yogyakarta mu-
dah ditemukan arah jalur ringkas bagi pese-
peda yang terhubung ke jalan besar lainnya.
Di beberapa pemberhentian lampu merah
juga diberikan tempat khusus bagi pesepeda,
yaitu di bagian paling depan. Tempat khusus
menunggu lampu merah bagi pesepeda ini
diberikan gambar orang sedang bersepeda,
sehingga mudah dipahami bahwa itu adalah
tempat untuk pesepeda.
Dengan semakin banyaknya fasilitas
untuk para pesepeda, sedikit banyak akan
berefek pada peningkatan penggunaan sepeda.
Yang perlu diperhatikan adalah seberapa cepat
aksi pembangunan fasilitas tersebut. Tidak
penting siapa yang berencana lebih dulu. Yang
penting adalah siapa yang memulai terlebih
dahulu.
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
JEDA
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 353
INTERAKSI
Saat redaksi bertanya ke beberapa sobat BM terkait
kenangan di kota Solo, ternyata jawabannya tidak jauh-
jauh dari makanan! Hmm, ini antara Solo memang kaya
akan kulinernya, atau sobat BM yang emang pada hobi
makan nih? Hehehe...
Ingat SOLOingat...
Inget Solo jadi inget kripik ceker. Spesial beli banyak
dari Solo, niatnya buat dibagi-bagi ke temen-temen.
Trus pulangnya naik kereta eko, begitu sampai stasiun
Senen, sekardus kripik ceker yang tadinya ditaruh di
bawah kursi udah gak ada. Huaaaa.. kripik cekerkuu…
TEZO
Solo itu paling ngangenin wedang uwuh
sama tengkleng! Jarang banget ada di
kota tinggal gue sekarang, jadi cuma
bisa makan itu kalo lagi pulang kampung
hiks…
RETNO
Sego liwet! Itu loh yang kayak nasi uduk gitu, tapi gak tau kenapa nasinya lebih enak.
SAMSUDINb a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3
Gimana Solo menurut kamu? Yuk share komentarmu
di twitter dengan mention kami @backpackin_magz
dan sertakan hashtag #Solo
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
kunjungi website kami :www.backpackinmagazine.com
Ingat SOLOingat...
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3
put your ads here...
WISATA INDONESIASEKALI KLIK!
55
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n
TANTI PRIYANI
Mau jadi kontributor? Kirim tulisan kamu sesuai dengan rubrik ke [email protected]
Empat tahun di Solo dan sangat rindu ingin pulang ke Solo. Kerjaan-nya di Solo adalah makan nasi liwet, main ke Balekambang, dan sesekali
belajar supaya lulus sarjana.
DIANA SUCIAWATIDiana itu : Divemaster, Writer, Photo dan
Videographer, Traveler. Ingin tahu lebih jauh Diana klik saja:
http://about.me/dianasuciawati
THANKS TO OUR CONTRIBUTORS
DWINDA NAFISAHTulisan tentang jalan-jalan Dwinda bisa
dilihat di sini : http://jengdwinda.tumblr.com/
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 357
BMEDISI
DEPAN!
BACKPACKIN MAGAZINE
SIMAK!EDISI 21Belitung
F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3 I b a c K p a c K i n 58
Belitung
b a c K p a c K i n I F E B R U A R I - M A R E T 2 0 1 3
HAVE FUNWITH
BACKPACKINMAGAZINE
di ISSUU.C MBACA SPOT BACKPACKIN MAGAZINE LAINNYA