Download - BISMILLAH ILEUS OBSTRUKTIF.pptx
Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRSUD R. Syamsudin SH Sukabumi
Universitas Muhammadiyah Jakarta2015
STASE BEDAH“ILEUS OBSTRUKTIF”
Oleh :Ai Irma Nurmalasari
Irfa IrawatiM Ilham Rafiudin
Suwanda HendrawanNudiya Azimah
IDENTITAS
Data didapatkan dari autoanamnesis kepada pasien• Nama Pasien : Tn. M• Tempat Tanggal Lahir : Sukabumi, 17 Februari 1980• Alamat : Sukabumi• Usia : 35 tahun
Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRSUD R. Syamsudin SH SukabumiUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015
ANAMNESIS
Nyeri perut semenjak ±2 minggu SMRS
KELUHAN UTAMA
Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRSUD R. Syamsudin SH SukabumiUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Seorang perempuan berumur 35 tahun datang ke RSUD R Syamsudin dengan keluhan nyeri perut semenjak ±2 minggu SMRS. Nyeri awalnya dirasakan ringan, tetapi memberat dalam 4 hari SMRS, nyeri bersifat hilang timbul, perut dirasakan semakin membesar. Keluhan ini disertai dengan tidak bisa BAB dan kentut semenjak ±4 hari SMRS. Pada beberapa bulan sebelumnya pasca operasi apendiks pola BAB sudah mengalami gangguan, BAB menjadi sulit , harus mengedan kuat dan sedikit-sedikit. Os juga mengeluhkan terdapat mual dan muntah semenjak ±4 hari SMRS, muntahan berisi makanan yang dimakan dengan frekuensi ± 3x/hari. Nafsu makan menurun dalam beberapa hari ini. Demam (-), BAK tidak ada keluhan, kadang terdapat sesak napas.
ANAMNESIS
Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRSUD R. Syamsudin SH SukabumiUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015
Sebelumnya os mempunyai riwayat peradangan pada usus buntu (apendisitis) dan riwayat operasi apendiks pada ±6 bulan yang laluTidak terdapat riwayat penyakit Diabetes mellitusTidak terdapat riwayat penyakit tekanan darah tinggi
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
ANAMNESIS
Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRSUD R. Syamsudin SH SukabumiUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Di keluarga tidak ada yang menderita keluhan yang samaTidak terdapat riwayat tekanan darah tinggi pada keluargaTidak terdapat riwayat penyakit diabetes mellitus pada keluarga
ANAMNESIS
Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRSUD R. Syamsudin SH SukabumiUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015
Untuk keluhannya saat ini os langsung berobat ke RSUD R Syamsudin SH Sukabumi, tetapi sebelumnya os sudah mengkonsumsi obat pencahar untuk mengatasi keluhan susah BABnya, efeknya tidak memuaskan.
RIWAYAT PENGOBATAN
RIWAYAT ALERGI
Os tidak mempunyai riwayat alergi obatOs tidak mempunyai riwayat alergi makanan
Os makan tidak teratur, belakangan ini nafsu makan menurun, konsumsi sayuran (-), konsumsi buah-buahan (-), os sering menahan BAB
RIWAYAT PSIKOSOSIAL
PEMERIKSAAN FISIK
Os sangat lemas dan kesakitan
KEADAAN UMUM
TANDA VITAL
Suhu : 36,8oCNadi : 96x/menitPernapasan : 24x/menitTekanan darah : 90/70 mmHg
Composmentis
KESADARAN
Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRSUD R. Syamsudin SH SukabumiUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015
Kepala : NormocephalMata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), refleks cahaya direk dan indirek (+/+), pupil isokor, mata cekung (+/+)Hidung : Normonasi, darah (-/-), sekret (-/-), septum deviasi (-)Telinga : Normotia, serumen (-/-)Mulut : Bibir pucat (-), bibir kering (+), sianosis (-)Tenggorokan : Faring hiperemis (-/-), tonsil membesar (-/-).Leher : Pembesaran KGB (-/-), pembesaran kelenjar tiroid (-/-).
STATUS GENERALIS
Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRSUD R. Syamsudin SH SukabumiUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015
Pulmo :Inspeksi : Terlihat pengembangan dinding thorax yang simetris dextra sinistra, tidak terdapat retraksi dinding thorax, tidak terdapat bagian dinding thorax yang tertinggal saat inspirasi. Palpasi : Teraba pengembangan dinding thorax yang simetris dextra sinistra, Vocal fremitus simetris.Perkusi : Terdengar suara sonor pada seluruh lapang paru.Auskultasi: Terdengar suara vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing ( -/- )
Cor :Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat.Palpasi : Ictus cordis teraba di intercostal V.Perkusi : Batas kiri linea midclavicularis sinistra Batas kanan linea parasternalis dextraAuskultasi : Bunyi jantung I dan II murni regular, murmur (-), gallop (-)
Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRSUD R. Syamsudin SH SukabumiUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015
AbdomenInspeksi : Distensi abdomen (+), Defans muscular (-)Auskultasi : Bising usus meninggi didengarkan selama 1 menitPalpasi : Terdapat adanya nyeri tekan pada seluruh regio abdomen, tidak teraba massa pada abdomen, tidak teraba pembesaran hepar dan spleenPerkusi : Terdengar pekak pada seluruh regio abdomen, nyeri ketok (+)
Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRSUD R. Syamsudin SH SukabumiUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015
Ekstremitas atas Akral : Hangat Edema : -/-Sianosis : -/-Pucat : -/-RCT : <2 detik
Ekstremitas bawahAkral : Hangat Edema : -/-Sianosis : -/-Pucat : -/-RCT : <2 detik
Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRSUD R. Syamsudin SH SukabumiUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015
DIAGNOSA KERJA
Ileus obstruktif e.c suspek adhesi pasca laparotomi
Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRSUD R. Syamsudin SH SukabumiUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi Hasil Satuan Rujukan
Hb 12 mg/dl 12,5-15,5
MCV 87 82-98
MCH 29 27-33
MCHC 33 31-37
Eritrosit 5 4,5-5,8
Ht 36 37-47
Leukosit 18 5-10
Trombosit 423 150-400
LED 21 0-20
Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRSUD R. Syamsudin SH SukabumiUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal Hitung Jenis
13/8/2015 Basofil 0,3 0-1
Eosinofil 1 1-3
Neutrofil 68,9 37-72
Limfosit 22,8 20-40
Monosit 7 2-8
Blood type
Type O
Rhesus +
Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRSUD R. Syamsudin SH SukabumiUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radiologi
Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRSUD R. Syamsudin SH SukabumiUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015
TERAPI
Resusitasi cairan RL 30-40 tpmPemasanga NGT
Medikamentosa :-Metronidazole 3x500 mg-Ketorolac 2x30 mg-Ranitidine 2x50 mg
Jika dengan terapi konservatif tidak teratasi, dilakukan intervensi bedah
Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRSUD R. Syamsudin SH SukabumiUniversitas Muhammadiyah Jakarta2015
Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRSUD R. Syamsudin SH Sukabumi
Universitas Muhammadiyah Jakarta2015
STASE BEDAH“ILEUS OBSTRUKTIF”
Oleh :Ai Irma Nurmalasari
Irfa IrawatiM Ilham Rafiudin
Suwanda HendrawanNudiya Azimah
Pendahuluan• Ileus usus dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun
penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang saluran usus.
• Ileus ini dapat akut atau kronik, parsial atau total. • Ileus usus kronik kolon sebagai akibat karsinoma dan
perkembangannya lambat. • Ileus usus halus total keadaan gawat yang memerlukan
diagnosis dini dan tindakan pembedahan darurat.• Terdapat 2 jenis ileus, yaitu ileus paralitik (adinamik) dan
ileus obstruktif (mekanik). • Berdasarkan sifatnya simple obstruction dan strangulated
obstruction.• Berdasarkan letaknya letak tinggi dan letak rendah • Dapat juga dibedakan ileus pada usus halus, usus besar,
duodenum.
Etiologi• Penyebab ileus obstruksi pada
lumen •hernia interna dan eksternalesi ekstrinsik
pada usus
•divertikulitis, karsinomalesi instrinsik pada dinding usus
•batu empedu, intusepsiobstruksi lumen
Klasifikasi Ileus
Klasifikasi obstruksi usus
Letak
Ekstraluminal(adhesi dan neoplasma)
Intraluminal(gallstone
ileus/striktur)
Intramural(crohn’s disease)
Mekanisme
Mekanik (gol usia yg terserang &
tempat obstruksi)
Motilitas inadekuat(ggn
neuromuskuler
Mekanisme ileusUsus halus •hernia inkarserata atau karena adhesi
•karena tumor (primer atau metastase), obstruksi benda asing, Meckel’s divertikulum atau Crohn’s disease, askariasis•Pada bayi sering disebabkan oleh mekonium usus, atresia, volvulus dan intusepsi
duodenum •kanker, primer di duodenum atau caput pancreas•Pada neonatus, obstruksi duodenum sering disebabkan oleh atresia, volvulus, congenital esophageal web dan anular pancreas
Usus besar •tumor, divertikulitis, volvulus dan impaksi feses
Obstruksi
Akumulasi gas dan cairan di dalam lumen bagian proximal dari letak obstruksi
Distensi
Tekanan intralumen ↑
Proliferasi bakteri yang berlangsung
cepat
Kehilangan H2O dan Elektrolit
Volume ECF ↓
Syok Hipovolemik
Iskemia dinding usus
Kehilangan cairan menuju ruang peritoneum
Peritonitis septikemia
Gejala Klinis• Ileus obstruksi usus halus
– nyeri abdomen bagian tengah bertambah berat dengan makin beratnya obstruksi.
– Nyeri bersifat hilang timbul. – Bila terjadi strangulasi, biasanya nyeri lebih terlokalisir dan
mungkin menetap. – Muntah paling sering ditemukan dan timbulnya lebih awal
pada obstruksi usus halus. – Obstipasi dan kegagalan mengeluarkan gas sering ditemukan
obstruksinya komplit, meskipun pada awal terjadinya obstruksi beberapa feses dan gas dapat dikeluarkan spontan atau setelah pemberian enema.
– Diare kadang terdapat pada obstruksi parsial.– Darah dalam feses jarang ditemukan, tetapi muncul pada
kasus intusepsi.
• Ileus obstruksi pada usus besar– nyeri kolik– Muntah muncul terakhir, terutama bila
katup ileosekal kompeten. – Riwayat perubahan kebiasaan buang air
besar dan darah dalam feses sering disebabkan oleh karsinoma dan divertikulitis.
– Gejala akut dapat berkembang dalam waktu satu minggu.
• Pada ileus adinamik– tidak ada gejala kolik – hanya rasa tidak enak yang disebabkan
distensi. – Muntah dapat sering terjadi tapi jarang
profus. – Obstipasi komplit dapat atau tidak
ditemukan.
Diagnosis Klinik• Simple obstruction (hambatan mekanik tanpa
adanya gangguan aliran darah) – Penyebabnya obstruksi oleh cacing Ascaris atau adesi. – Diagnosis simple obstruction berdasarkan 3 gejala
• kram abdomen di sekitar umbilicus atau di epigastrium. Bila kram menjadi berat dan menetap strangulasi.
• Muntah merupakan gejala yang pertama timbul pada obstruksi usus halus.• Obstipasi terjadi pada obstruksi komplit, sedangkan diare terdapat pada
obstruksi parsial.
• Strangulation obstruction (terdapat hambatan mekanik dan adanya gangguan aliran darah)– Penyebab tersering hernia strangulasi dan volvulus. – Dalam 6 jam setelah gangguan aliran darah,usus menjadi
gangrene dan bisa perforasi. – Bila perforasi mencapai rongga peritoneum akan terjadi
peritonitis dan bisa syok septik.
Anamnesis• Riwayat nyeri
Pada ileus usus halus nyeri periumbilikal dan kolik, menjadi spasme. Muntah dapat berkurang secara bertahap. Kadang-kadang nyeri regular dan hilang dalam interval 2-5 menit. Jika peristaltik berhenti, maka kolik juga berhenti dan merupakan tanda buruk.Pada obstruksi usus besar nyeri timbul di bawah umbulikus dan menghilang dalam interval 6-10 menit. Jika nyeri hebat dan terus-menerus diduga terjadi obstruksi strangulasi. Dan bila nyeri disertai dengan demam, maka diduga terjadi sepsis abdomen.
• MuntahPada ileus lebih tinggi, muntah lebih hebat dan sering. Setelah 3 hari obstruksi komplit, muntah menjadi fekulen.
• KonstipasiJika usus halus obstruksi, maka kolon dalam sehari atau 2 hari menjadi kosong. Tidak ada flatus.
Pemeriksaan Fisik• Distensi dan hiperresonansi
Distensi bukan merupakan tanda yang esensial. Tanda dini adalah daerah flank sedikit penuh atau peningkatan resonansi pada perkusi. Perkusi menjadi timfani.
• Bising UsusPada Auskultasi terdengar borborigmus nada tinggi bersamaan dengan nyeri kolik, tetapi temuan ini sering tidak ada beberapa waktu pada obstruksi strangulasi.
• Visible PeristaltikBila kulit tipis, maka akan terlihat gerakan peristaltik
• Nyeri TekanNyeri tekan dan kekakuan biasanya minimal dan terjadi pada obstruksi usus halus dan usus besar nonstrangulasi.
• Teraba MassaBila teraba massa pada anak-anak, kemungkinan merupakan askaris. Dan bila teraba gumpalan pada right lower quadran, kemungkinan tuberculosis ileosekal. Harus pula diperhatikan adanya pembesaran kelenjar limfe.
• Rectal ToucherBila ditemukan darah segar dan mucus, kemungkinan strangulasi lebih tinggi atau karsinoma usus besar atau intusepsi. Teraba massa keras feses, diduga konstipasi adalah penyebabnya.
Pemeriksaan Penunjang• Pemeriksaan Laboratorium
Dapat ditemukan peningkatan urea-nitrogen darah, peningkatan kreatinin, hemokonsentrasi, hiponatremi, hipokalemi dan proteinuria.Leukositosis dengan sebagian shift to the left. Lekosit berjumlah 15.000 – 25.000/mm3 dengan predominan PMN dengan banyak sel imatur strangulasi.
• Pemeriksaan X-RayPosisi terlentang obstruksi, lokasi obstruksi, derajat obstruksi dan kadang dapat menentukan penyebabnya. Gas pada peritoneum dapat terlihat di bawah diafragma. Sekum tidak terlihat adanya bayangan udara obstruksi terjadi di usus halus.Harus diperhatikan pemberian kontras.
• Obstruksi strangulasi cairan peritoneum akan tampak sebagai celah yang melebar diantara loop usus yang berdekatan serta berdilatasi. Menghilangnya gambaran mukosa serta adanya gas dalam usus dinding usus atau cabang-cabang intrahepatik dari vena porta menunjukkan adanya strangulasi. Adanya air fluid level di luar usus menunjukan adanya perforasi.
Manajemen• Obstruksi parsial usus secara konservatif
selama masih ada keluarnya feses dan flatus. Pengobatan dengan menggunakan NGT menunjukan angka keberhasilan 90 %. Operasi dibutuhkan bila obstruksi tetap ada dalam beberapa hari walaupun obstruksinya parsial.
• Resusitasi cairan harus segera dimulai dengan cairan isotonic dan gangguan elektrolit harus segera dikoreksi. Selain itu tanda vital dan penyakit sistemik lainnya harus dimonitor. Antibiotik harus segera diberikan, terutama bila dicurigai adanya strangulasi.
Referensi• Price, S.A. & Wilson, L.M. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
proses Penyakit. Jakarta : EGC. 1995. Hal : 420-421.• http://www.fsm.ac/fj/psw/resources.htm• http://www.meb.uni-bonn.de/dtc/primsurg/docbook/html/x3
559.html• Isselbacher J.Kurt. Obstruksi Usus Akut. Dalam Harrison
Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : EGC. 2000. Hal : 1607 – 1609.
• Schwartz et al. Intestinal Obstruction in Principle of Surgery. Seventh Edition. McGraw Hill. 1999. 1054 – 1060.
• Sjamsuhidayat. R & Jong, Wim De. Usus Halus, Apendiks, Kolon dan Anorektal. Dalam Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC. 1997. Hal : 841 – 854.
• http://www.indiasurgeons.com/int_obs.htm.
THANK YOU!