Download - Biologi Iqbal
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................1.2 Rumusan Masalah................................................................1.3 Tujuan Penelitian.................................................................1.4 Manfaat................................................................................1.5 Hipotesis...............................................................................
BAB 2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Jaringan................................................................................2.2 Tumbuhan Monokotil...........................................................2.3 Tumbuhan Dikotil................................................................2.4 Jagung...................................................................................2.5 Pukul 9 .................................................................................2.6 Lantana.................................................................................
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian..............................................3.2 Alat dan Bahan.....................................................................3.3 Cara Kerja.............................................................................3.4 Tekhnik Analisis Data..........................................................
BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan..................................................................4.1.1 Hasil Pengamatan Akar, Batang, dan Daun Jagung4.1.2 Hasil Pengamatan Akar, Batang, dan Daun Pukul 94.1.3 Hasil Pengamatan Akar, Batang, dan Daun Lantana
4.2 Pembahasan..........................................................................
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..........................................................................5.2 Saran.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahnya sehingga kita dapat menyusun laporan ini untuk memenuhi tugas
Biologi dengan judul “Praktikum Jaringan Tumbuhan”. Di samping itu kita
menyusun laporan ini untuk mengetahui bagaimana jaringan tumbuhan.
Terimakasih pada Pak Andri yang membimbing kita dalam praktikum dan
menyusun laporan ini.
Laporan ini disusun sesuai dengan prosedur yang ada. Laporan ini berisi
tentang jaringan-jaringan yang ada pada tumbuhan. Struktur dan bentuk serta
susunan jaringan tumbuhan dijelaskan dalam laporan ini. Dengan demikian, para
siswa diharapkan dapat mengetahui bentuk-bentuk dan fungsi dari jaringan
tumbuhan.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tumbuhan adalah tonggak dari ekosistem. Hal itu karena tumbuhan adalah
produsen utama ekosistem darat maupun laut, sehingga menjadi unsur penting
dalam rantai makanan dan jaring-jaring kehidupan. Salah satu cara pemenuhan
kebutuhan tersebut adalah melalui revolusi hijau.
Tubuh tumbuhan tersusun atas banyak sel. Sel-sel itu pada tempat tertentu
membentuk jaringan. Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai struktur
dan fungsi sama dan terikat oleh bahan antarsel membentuk satu kesatuan.
Berdasarkan tahap perkembangannya, jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa.
Dengan memahami struktur dan fungsi jaringan tumbuhan, kita dapat
memanfaatkan tumbuhanuntuk memenuhi kebutuhan hidup kita.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah jaringan tumbuhan itu???
2. Sebut dan jelaskan macam-macam jaringan tumbuhan?
3. Sebutkan fungsi sel-sel penyusun jaringan pada tumbuhan?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Siswa dapat membedakan struktur Jaringan Tumbuhan pada Akar, Batang,
Daun Monokotil dan Dikotil
1.4 MANFAAT
Dapat mengetahui struktur jaringan tumbuhan pada akar, batang, dan
daun pada tumbuhan jagung, bunga pukul 9, dan lantana
Dapat menganalisis struktur dan fungsi sel-sel penyusun jaringan.
1.5 HIPOTESIS
Pengamatan pada akar, batang, dan daun tumbuhan jagung, bunga pukul 9,
dan lantana memiliki struktur jaringan yaitu epidermis, floem, xylem,
kolenkimia, dan parankim
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 JARINGAN
Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi
yang sama. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu fungsi
fisiologi yang sama membentuk organ. Jaringan dipelajari dalam cabang biologi
yang dinamakan histologi, sedangkan cabang biologi yang mempelajari
berubahnya bentuk dan fungsi jaringan dalam hubungannya dengan penyakit
adalah histopatologi.
Jaringan hewan (termasuk manusia)
Ada empat kelompok jaringan dasar yang membentuk tubuh semua hewan,
termasuk manusia dan organisme multiseluler tingkat rendah seperti artropoda:
jaringan epitelium, jaringan pengikat, jaringan penyokong, dan jaringan saraf.
Jaringan epitelium, Jaringan yang disusun oleh lapisan sel yang melapisi
permukaan organ seperti permukaan kulit. Jaringan ini berfungsi untuk
melindungi organ yang dilapisinya, sebagai organ sekresi dan penyerapan.
Jaringan pengikat. Sesuai namanya, jaringan pengikat berfungsi untuk
mengikat jaringan dan alat tubuh. Contoh jaringan ini adalah jaringan
darah.
Jaringan otot terbagi atas tiga kategori yang berbeda yaitu otot licin yang
dapat ditemukan di organ tubuh bagian dalam, otot lurik yang dapat
ditemukan pada rangka tubuh, dan otot jantung yang dapat ditemukan di
jantung.
Jaringan saraf adalah jaringan yang berfungsi untuk mengatur aktivitas
otot dan organ serta menerima dan meneruskan rangsangan.
Jaringan penyokong adalah jaringan yang terdiri dari jaringan tulang
rawan dan jaringan tulang yang berfungsi untuk memberi bentuk
tubuh,melindungi tubuh,dan menguatkan bentuk tubuh
Jaringan tumbuhan
Jaringan meristematik terdiri dari sel-sel meristem, suatu analog dari sel-sel
punca (stem cells) hewan. Jaringan ini dapat ditemukan pada titik-titik tumbuh di
ujung batang dan akar (disebut meristem pucuk/ujung/apikal), di bawah kulit kayu
(sebagai kambium gabus maupun kambium pembuluh, disebut meristem
tepi/lateral), dan di tepi ruas atau buku, serta pada pangkal tangkai daun (meristem
antara/interkalar). Jaringan ini, terutama meristem ujung, mudah diinduksi untuk
diperbanyak secara in vitro. Dalam jargon kultur jaringan, sel-sel ini dikatakan
bersifat embrionik ("dapat membentuk embrio"). Jaringan meristematik juga
terbentuk apabila ada bagian tumbuhan yang terbuka, misalnya karena terluka.
Jaringan permanen dikategorikan menjadi tiga kelompok utama: epidermis
(jaringan pelindung, terdiri dari sel-sel yang menyusun lapisan luar daun dan
bagian-bagian tumbuhan yang masih muda), jaringan pengangkut (menyusun
xilem dan floem), dan jaringan dasar (mencakup parenkim, klorenkim, kolenkim,
dan sklerenkim).
2.2 TUMBUHAN MONOKOTIL
Tumbuhan bijinya berkeping tunggal (atau monokotil) adalah salah satu
dari dua kelompok besar tumbuhan berbunga yang secara klasik diajarkan;
kelompok yang lain adalah tumbuhan bijinya berkeping dua atau dikotil. Ciri
monokotil yang paling khas adalah bijinya tunggal karena hanya memiliki satu
daun lembaga,berakar serabut, daun berseling, tumbuhan biji berkeping satu,
tulang daun sejajar dan berbentuk pita . Kelompok ini diakui sebagai takson
(sebagai kelas maupun subkelas) dalam berbagai sistem klasifikasi tumbuhan
dan mendapat berbagai nama, seperti Monocotyledoneae, Liliopsida, dan
Liliidae.
2.3 TUMBUHAN DIKOTIL
Tumbuhan dikotil adalah tumbuhan berbiji belah atau berkeping dua.
Tumbuhan dikotil memiliki sepasang daun lembaga yang sudah terbentuk sejak
dalam tahap biji. Tumbuhan dikotil memiliki ciri-ciri khusus berikut ciri-ciri
tumbuhan dikotil :
Bentuk akar tunggang.
Pola tulang daun dan bentuk sumsumnya menyirip atau menjari.
Tidak memiliki tudung akar.
Jumlah keping bijinya dua.
Pada akar dan batang, terdapat kambium dan dapat tumbuh serta
berkembang menjadi besar.
Batangnya bercabang-cabang.
Jumlah kelopak bunganya dua, empat, lima, atau kelipatannya.
Pembuluh pengangkutnya teratur dalam lingkaran/cincin.
2.4 JAGUNG
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di
Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di
Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura
dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain
sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan
maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir,
dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri
(dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa,
yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah
direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya
berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi
6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas
sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan
(seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Daun
jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan
helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun.
Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun
jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma
dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting
dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
2.5 PUKUL 9
Bunga pukul sembilan berasal dari Brazilia. Biasanya ditanam sebagai
tanaman hias di pekarangan atau taman-taman. Herba ini memerlukan sinar
matahari penuh agar dapat tumbuh subur dan berbunga. Pukul sembilan dapat
ditemukan dari dataran rendah sampai pada ketinggian 1.400 m diatas
permukaan laut. Terna semusim yang berbatang basah ini tumbuh terlentang
atau naik ke atas, panjang 15-30 cm. Tanaman ini sering bercabang mulai dari
pangkalnya, pada ruasnya berambut halus, dan warnanya merah atau hijau.
Daunnya tunggal, letak tersebar, tidak bertangkai, di ujung batang berjejal
rapat, ke bagian pangkal daunnya lebih jarang. Helaian daun tebal berdaging,
berair, bentuk jarum, bulat silindris, ujung tumpul, panjang 1-3,5 cm, warnanya
hijau.
2.6 LANTANA
Pokok Bunga Tahi Ayam atau juga dikenali sebagai Bunga pagar mempunyai
nama saintifik Lantana Camara . Ia merupakan spesies tumbuhan berbunga
dalam keluarga verbena, Verbenaceae, yang berasal pada Amerika tropik.[1][2][3]
Ia telah disebarkan kebahagian lain dunia sebagai tumbuhan hiasan dan
dianggap spesies invasif dikebanyakan kawasan tropik dan separa-tropik.
Pokok Bunga Tahi Ayam (Lantana Camara) merupakan sejenis pokok
berbunga yang mempunyai bentuk yang cantik tetapi berbau kurang
menyenangkan. Lantana adalah genus dari sekitar 150 spesies tanaman
berbunga abadi dalam keluarga verbena, Verbenaceae. Mereka berasal dari
daerah tropis Amerika dan Afrika, tetapi ada sebagian spesies berasal dari
lokal dikenal di berbagai daerah, khususnya di wilayah Australia-Pasifik.
Genus ini termasuk tanaman herba berupa semak-semak tumbuh dengan
ketinggian tanaman 0,5-2 m (1,6-6,6 ft). Nama yang umum dipakai di Cigudeg
adalah ”Cente”. Bunganya terdiri dari bunga-bunga mungil berwarna-warni
yang terikat pada satu tangkai yang dalam istilah flora disebut ”umbels” .
biasanya berubah warna pada saat tertentu, sehingga perbungaan yang berbeda
waktu akan menyebabkan adanya perbedaan dua-atau tiga-warna dalam satu
tangkai yang sama. “Lantana liar” yang disebut Cente, beberapa spesiesnya
sangat invasif, dan dianggap gulma berbahaya, Dalam penyebarannya, lantana
dibantu oleh karakteristik daun, yang agak beracun bagi kebanyakan hewan,
sementara buahnya cukup lezat bagi banyak burung yang mendistribusikan
secara tidak langsung dalam penyebaran bibit
BAB 3
METODE PENELITIAN
1.6 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Waktu : pagi hari, pukul 07.00 – 08.30
Tempat : SMA NEGERI 1 DRINGU (Pendopo sekolah)
1.7 ALAT DAN BAHAN
1. Mikroskop 4. Kamera digital
2. Air 5. Object dan cover glass
3. Akar, batang, daun
(Jagung, Pukul 9 dan Lantana)
1.8 CARA KERJA
Bagian bahan seperti akar, batang dan daun (Jagung, Pukul 9 dan Lantana)
dipilih dan disiapkan, kemudian lakukan sayatan melintang pada akar,
batang dan daun tersebut.
Sayatan preparat diletakkan di atas objek gelas yang telah ditetesi air.
Selanjutnya dilakukan pengematan di bawah mikroskop.
Dilakukan pengamatan atas bentuk, susunan, dan ciri khas dari sel-sel
penyusun jaringan yang terlihat.
Dilakukan analisis mengenai struktur dan fungsi sel-sel penyusun jaringan
tersebut.
1.9 TEKHNIK ANALISIS DATA
1. Kualitatif
2. Kuantitatif
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 DATA PENGAMATAN
4.1.1 Hasil Pengamatan Akar, Batang, dan Daun Jagung
Daun Jagung
Keterangan gambar 1 :
1. Epidermis bawah daun 5. Epidermis atas
2. Sel sisir 6. Mesofil
3. Trikoma 7. Lapisan kutikula
4. Pembuluh angkut
Batang Jagung
Keterangan Gambar 2: Pada pengamatan ini dapat dilihat adanya jaringan
epidermis batang, pembuluh angkut, korteks.
Akar Jagung
Dari gambar di atas dapat diamati adanya epidermis, korteks, dan pembuluh
angkut.
4.1.2 Hasil Pengamatan Akar, Batang dan Daun Pukul 9
Akar Batang
Daun
4.1.3 Hasil Pengamatan Akar, Batang, dan daun Lantana
4.2 PEMBAHASAN
1. Jaringan merupakan suatu kumpulan sel yang bentuk dan fungsinya sama
(Sutrian dan Cipta, 2004). Aktivitas pembelahan sel selama fase pertumbuhan
dibagi menjadi dua, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan
dewasa dapat dibedakan lagi berdasarkan bentuk dan fungsinya, yaitu jaringan
epidermis, jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong, dan jaringan
pengangkut tumbuhan. Fungsi jaringan bergantung penataan dan koordinasi
jaringan yang mendirikannya (Radiopoetro, 2000). Tumbuhan monokotil
memiliki akar serabut tidak berkambium dan pembuluh angkut yang terlalu teratur
sedangkan tulang daunnya menjari (Cahyana, 2003). Akar tumbuhan dikotil
dilindungi oleh semacam tudung akar disebut kaliptra dan tidak memiliki
kaliptrogen pada ujung akar (Salisbury et al., 1995). Akar dikotil mempunyai
kambium sebagai meristem sekunder, sedangkan akar jagung monokotill tidak
mempunyai kambium (Fried, 2000).
2. Macam – macam Jaringan Tumbuhan
Jaringan Dikotil
Jaringan Meristem, jaringan meristem mampu membelah terus dan
membentuk sel-sel baru. Jaringan meristem merupakan jaringan yang tetap
bersifat embrional, yaitu memiliki kemampuan untuk terus membelah diri
tak terbatas. Menurut asalnya, meristem dibedakan menjadi meristem
primer dan meristem sekunder. Meristem primer adalah jaringan meristem
yang sel-selnya berkembang dari sel-sel embrional membelah secara
mitosis dan menghasilkan pertumbuhan primer pada tumbuhan, yang
menyebabkan tumbuhan dapat bertambah tinggi. Meristem sekunder
adalah jaringan meristem yang berkembang dari jaringan dewasa yang
telah terdiferensiasi, tetapi aktif membelah.
Jaringan epidermis, jaringan epidermis melindungi jaringan sel di seblah
dalam. Epidermis merupakan bagian terluar dari tubuh tumbuhan dan sel-
selnya hidup.
Jaringan parenkim, jaringan parenkim tersususun oleh sel-sel hidup yang
aktif melakukan kegiatan, berbentuk bulat dengan diameter bervariasi.
Jaringan parenkim membentuk daging buah, membentuk endosperm,
menyimpan makanan cadangan (pada mesofil), sebagai penyokong tubuh
bila vakuolanya berisi air (pada tumbuhan lunak seperti bayam)
Jaringan Penyokong, Jaringan penyokong atau jaringan penguat pada
tumbuhan terdiri atas banyak sel kolenkim dan sklerenkim. Jaringan
kolenkim adalah jaringan yang terdiri dari sel–sel hidup yang memiliki
selulosa tebal yang terletak pada bagian terluar batang dan urat daun.
Jaringan sklerenkim terdiri atas sel – sel mati yang tebal karena adanya
penumpukan lignin pada dindingnya.
Jaringan pengangkut, jaringan pengangkut terbentuk dari sel–sel yang
kedudukan atau letaknya membentang menurut arah pengangkutan.
Jaringan pengangkut tumbuhan terdiri dari sel xilem dan floem. Jaringan
xilem terdapat pada bagian kayu tanaman. Floem terdiri dari pembuluh
tipis yang berbentuk tabung, sel pengiring, serabut floem dengan ujung
yang berhimpit dan berukuran panjang
Jaringan Monokotil
Jaringan meristem, jaringan meristem terdiri dari sel-sel yang senantiasa
membelah. Jaringan meristem terdapat di ujung batang dan ujung akar dan
disebut meristem apikal atau meristem primer.
Jaringan epidermis, epidermis tersusun atas sel-sel yang rapat satu sama
lain tanpa ruang antar sel, berdinding tipis, memanjang sejajar dengan
sumbu akar, pada penampang melintang berbentuk bulat
Jaringan parenkim, sel-sel parenkim besar-besar berdinding tipis dan
biasanya mempunyai vakuola tengah, kaya akan ruang antar sel
Jaringan penyokong, jaringan penyokong merupakan jaringan yang
memberi kekuatan pada pertumbuhan tanaman. Jaringan penyokong ada
dua yaitu jaringan kolenkim dan Jaringan sklerenkim.
Jaringan pengangkut, Jaringan pengangkut terdapat pada tumbuhan
tingkat tinggi. Jaringan pengangkut terbentuk dari sel-sel yang letaknya
membentang menurut arah pengangkutan dan seakan-akan ada pembuluh-
pembuluh di dalam organ tumbuhan dan mewujudkan suatu sistem
jaringan
3. Fungsi Jaringan Tumbuhan
Jaringan Dikotil
Jaringan Meristem, mampu membelah terus dan membentuk sel-sel baru
Jaringan epidermis berfungsi untuk melindungi tumbuhan dari
kekeringan dan infeksi
Jaringan parenkim,menyimpan makanan cadangan (pada mesofil),
sebagai penyokong tubuh bila vakuolanya berisi air (pada tumbuhan lunak
seperti bayam)
Jaringan Penyokong, terdiri dari Jaringan kolenkim berfungsi sebagai
penyokong dan memperkuat organ. Jaringan sklerenkim Berfungsi sebagai
penyokong tubuh tumbuhan
Jaringan pengangkut, terdiri dari Jaringan xylem yang Fungsinya untuk
menyalurkan air dari akar menuju daun dan Jaringan floem yang berfungsi
menyalurkan zat makanan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan.
Jaringan Monokotil
Jaringan meristem, mampu terus menerus membelah diri untuk
menambah jumlah sel
Jaringan epidermis, Selain sebagai pelindung epidermis berfungsi
sebagai tempat keluar masuknya O2 dan CO2
Jaringan parenkim,Jaringan parenkim ada dua yaitu parenkim karang,
merupakan tempat menyimpan hasil fotosintesis untuk sementara waktu
dan parenkim palisade yang mempunyai klorofil untuk fotosintesis
Jaringan penyokong, memberi tunjangan mekanis bagi tumbuhan.
Jaringan pengangkut, Jaringan pengangkut terdiri dari xylem untuk
mengangkut air dan garam mineral dalam tanah dari akar ke daun dan
floem untuk mengangkut makanan dan hormon ke seluruh tubuh
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi
yang sama. Jaringan yang ada pada tumbuhan memiliki fungsi masing-masing dan
bentuk serta susunan yang berbeda pula.
5.2 SARAN
Kegiatan praktikum harus selalu dilakukan agar kita sebagai siswa dapat
mengetahui bentuk dari jaringan tumbuhan. Bukan hanya itu saja, kegiatan ini
dapat membuat kita mengetahui fungsi dari struktur jaringan tumbuhan
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan
http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan_berkeping_biji_tunggal
http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung
http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan_berbiji_belah
http://www.sibarasok.com/2012/11/ciri-ciri-tumbuhan-dikotil.html
http://ms.wikipedia.org/wiki/Pokok_Bunga_Tahi_Ayam
http://pleisbilongtumi.wordpress.com/2012/10/13/lantana/
http://Cantik Manis – Portulaca grandiflora Hook _ Jeprat Jepret Hape/
http://meriyantis.blogspot.com/2011/10/mengamati-jaringan-akar-batang-dan-daun.html
http://klikbelajar.com/pengetahuan-alam/struktur-dan-organ-tumbuhan/
http://parany.student.umm.ac.id/2010/10/08/struktur-dan-fungsi-tubuh-tumbuhan/
Syamsuri, Istamar. 2006. Biologi. Jakarta: Erlangga