Transcript

Biografi Abu Bakar As Sidiq Sahabat Rosulullah, Khulafaur Rasyidin Pertama1. Nasab Atau Hubungan KeluargaNama lengkapnya adalah 'Abdullah bin 'Utsman bin Amir bi Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Tayyim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Quraisy. Bertemu nasabnya dengan nabi pada kakeknya Murrah bin Ka'ab bin Lu'ai, dan ibu dari abu Bakar adalah Ummu al-Khair salma binti Shakhr bin Amir bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim yang berarti ayah dan ibunya sama-sama dari kabilah Bani Taim.Abu Bakar As Sidiq dilahirkan ditahun yang sama dengan Nabi yaitu antara 571/572 Masehi di Mekkah. Abu Bakar adalah ayah dari Aisyah, istri Nabi Muhammad SAW. Namanya yang sebenarnya adalah Abdul Kabah (artinya hamba Kabah), yang kemudian diubah oleh Rasulullah menjadi Abdullah (artinya hamba Allah). Sumber lain menyebutkan namanya adalah Abdullah bin Abu Quhafah (Abu Quhafah adalah kunya atau nama panggilan ayahnya). Gelar As-Sidiq (yang dipercaya) diberikan Nabi Muhammad SAW sehingga ia lebih dikenal dengan nama Abu Bakar ash-Shiddiq. Menurut sejarah, gelar As Sidiq ini diberikan oleh Nabi karena Abu Bakar adalah sahabat pertama yang mempercayai dan mengimani peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad.2. Proses Masuk IslamDari Aisyah rha, ia berkata, sejak zaman jahiliyah, Abu bakar adalah kawan Rasulullah saw. Pada suatu hari dia pergi keluar ingin menemui Rasulullah saw. Ketika bertemu dengan Nabi saw, dia berkata, Wahai Abul Qosim (panggilan Nabi), ada apa denganmu, engkau tidak terlihat di majelis kaummu dan orang-orang menuduh bahwa engkau telah berkata buruk tentang nenek moyangmu dan lain-lainnya lagi. Rasulullah saw bersabda, Sesungguhnya aku adalah utusan Alloh Swt dan aku mengajak kamu kepada Alloh. Setelah Nabi selesai berbicara, Abu bakar pun langsung masuk islam. Melihat keislamannya itu beliau gembira sekali, tidak ada seorang pun yang ada diantara dua gunung di mekkah yang merasa gembira melebihi kegembiraan beliau. Kemudian Abu bakar menemui Utsman bin affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, dan Saad bin Abi Waqosh untuk mengajak mereka masuk islam, lalu mereka pun masuk islam. Hari berikutnya Abu bakar rhu menemui Utsman bin mazhun, Abu ubaidah bin jarrah, Abdurrahman bin Auf, Abu salamah bin Abdul Asad, dan Arqom bin Abil Arqom juga untuk mengajak mereka semua untuk masuk islam, dan mereka pun semua masuk islam (Hr Hafizh Abu Hasan Al Athrabulusi seperti disebutkan dalam al Bidayah, Jilid III halaman 29)3. Nilai-Nilai Keteladanan.Diantara para sahabat yang lain, keteladan yang paling menonjol adalah Abu Bakar as-Shiddiq. Bukan karena ia adalah satu-satunya sahabat yang mendapatkan gelar as-Shiddiq, bukan karena satu-satunya sahabat yang menemani Rasulullah SAW dalam perjalanan hijrah ke madinah. Akan tetapi lebih dari itu, maka Abu Bakar layak disebut sebagai yang "Murabbi hadzihil Ummah", pada saat wafatnya Rasulullah SAW, beliaulah yang memandu akidah dan fikrah para sahabat, yaitu pada saat mereka belum menerima atas wafatnya Rasulullah SAW. Pada saat itulah Abu Bakar memberikan taujihat tarbawi dengan membacakan Firman Allah SWT (QS. Ali Imran: 144) yang artinya :"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelum beberapaorang Rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakan, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." Dalam ayat di atas beliau juga menambahkan penjelasan dengan kata-kata hikmahnya yang artinya"Barang siapa yang menyembah Muhammad, padahal sesungguhnya Nabi Muhammad telah tiada, tetapi berang siapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah hidup dan tidak akan mati.).Abu Bakar tampil sebagai seorang khalifah yang sederhana. Harta bendanya didemarkan untuk kepentingan umat. Dia tidak menyisakan kekayaan materi untuk dirinya. Ketika dia dibai'at sebagai khalifah, dengan sederhana dia mengatakan, "Taatilah saya selama saya mentaati Allahdan Rasulnya. Dan bila tidak taat, maka tidak ada keharusan bagi kalian untuk mentaatiku." suatu pidato pengukuhan yang singkat tapi tegas. Mungkin setelah itu tidak ada keberanian bagi seorang penguasa mengucapkan demikian. Bahkan kalimat pertamanya adalah, "saya telah diangkat sebagai pemimpin kalian, tetapi saya bukanlah orang yang terbaik di antara kalian. juga suka mengganjal perutnya jika kelaparan, sebagaimana yang diteladankan Nabi. Dia suka memilih demikian dari pada makan-makanan yang tidak tahu halal dan haramnya. Beliau mempunyai akhlak yang terkenal dengan kebaikannya, keberanian, kokoh pendirian, selalu memilki ide-ide yang cemerlang dalam keadaan genting, banyak toleransi, penyabar, memiliki azimah (keinginan yang keras), faqih, paling mengerti garis keturunan Arab dan berita-berita mereka, sangat bertawakkal kepada Allah SWT dan yakin dengan segala janjinya. Dan masih banyak lagi akhlak mulia yang dimiliki Abu Bakar as-Shidiq. Ada contoh keteladanan Abu Bakar ash Shiddiq, yaitu Abu Bakar adalah sahabat yang paling banyak ilmunya. Ketika Abu Bakar mendengar khutbah Rasulullah, beliau menagis. Karena Abu Bakar yang paling banyak ilmu sehingga mengerti apa yang dibicarakan Rasulullah SAW.dan ktika Rasulullah wafat Abu Bakar sedang berada disuatu tempat yang bernama Sunuh, yaitu sebuah kampung. Para sahabat tidakpercaya atas wafatnya Rasulullah, terutama Umar. Umar berdiri dan pidato, "Demi Allah sesungguhnya Rasulullah tidak meninggal, di dalam hatiku berkata bahwa beliau belum mati, Allah pasti akan membangkitkannya dan akan dipotong tangan mereka (yang mengatakan bahwa Rasulullah sudah meninggal).Kemudian Abu Bakar keluar dan berkata, "Wahai orang yang bersumpah, tahanlah bicaramu!"ingatlah sesungguhnya yang menyembah Muhammad maka beliau sekarang telah wafat, dan barang siapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah akan hidup dan tidak pernah mati (kekal). kemudian beliau membacakan ayat yang artinya :

"Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)." (QS. Az-Zumar: 30)kemudian Abu Bakar berkata, "kami yang menjadi Amir dan kalian menjadi wazir." karena mereka (Quraisy) yang paling mulia kedudukannya di bangsa Arab dan paling tinggi nasabnya, maka silahkan kalian membai'at Umar ataupun Ubaidah. Umar dengan spontan menjawab, "Tetapi engkaulah yang lebih pantas kami bai'at engkaulah pemimpin kami, orang yang paling baik di antara kami dan orang yang paling dicintai oleh Rasulullah dari pada kami. Ada beberapa Akhlak dan sifat baik Abu Bakar, diantranya adalaha) Cinta kepada Rasulullah SAWKecintaan Abu Bakar kepada Allah SWT. Dan Rasulnya dapat dilihat dari perkataan dan perbuatannya. Beliua berkata, "Saya mencintai tiga hal di dunia. Dan tiga hal tersebut adalah memandang wajah Rasulullah, membelanjakan hartaku untuk RAsulullah, dan mendampingi putriku sebagai istri Rasulullah."b) ShalatDalam mengerjakan shalat, Abu Bakar bagaikan sebatang kayu yang ditancapkan di tanah, tidak goyang sedikitpun. Diriwayatkan dari Salim bin Abdurrahman, bahwa Abu Bakar berkata kepadanya, "Mari berdiri sampai waktu sahur, kita lalui malam ini dengan shalat." dan ia selalu berkata, "Tutuplah pintuku sampaiwaktu sahur."c) Tawadhu'Di Madinah Munawarah adaseorang wanita yang sudah tua. Umar ingin mengurusnya, mengerjakan pekerjaannya, dan menimbakan air untuknya. Akan tetapi, setelah ia sampai di sana, ternyata semuapekerjaan itu telah selesai. Pada suatu hari Umar bersembunyi dan mengintip, ingin tahu yang membereskan pekerjaan wanita tersebut. Ternyata Abu Bakar yang telah menyelasaikan semua pekerjaan tersebut. Padahal waktu itu ia menjabat sebagai khalifah.d) BersabarJika Abu Bakar mendapat musibah, ia berkata, "Tidak ada musibah dalam kesabaran. Tidak ada gunanya menagisi musibah. Segala yang akan terjadi setelah kematian seseorang jika dibandingkan dengan kematian, maka kematian itu lebih ringan dari pada segala kejadian yang akan terjadi setelah kematian. Jika engkau ingat wafatnya Rasulullah SAW, maka engkau akan menganggap ringan musibahmu, dan pahala Alah SWT akan bertambah untukmu."e) DermawanDalam kedermawanan Abu Bakar memberikan seluruh hartanya kepada Rasulullah, dibandingkan Umar yang hanya memberikan separuh dari hartanya. Ketika Rasulullah menyuruh bersedekah, Rasulullah bertanya kepada Abu Bakar, "Apa yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?" beliau menjawab, "Allah dan Rasulnya."f) KeberanianTidak ada yang pemberani seperti Abu Bakar, karena pada suatu perang badar telah dibangun sebuah gubuk untuk Rasulullah SAW. Kemudian pada saat itu timbul petanyaan mengenai siapakah yang tinggal bersama Rasulullah untuk melindungi Rasulullah dan menghalau orang-orang kafir. Demi Allah, tidak ada di antara kami yang berani untuk melakukannya. Abu Bakar berdiri sambil menghunus pedangnya. Dan beliau telah menghalau tentara kafir yang datang untuk menyerang Nabi.


Top Related