6. DAERAH TINGKAT I SUMATERA SELATAN
6. DAERAH TINGKAT I SUMATERA SELATAN
I . GAMBARAN UMUM
1. Keadaan Daerah
Wilayah Daerah Tingkat I propinsi Sumatera Selatan meli-
puti areal seluas 103,7 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di
wilayah Sumatera Selatan meliputi areal persawahan sekitar
361.750 ha atau 3,5%, areal perkebunan negara dan swasta se-
kitar 1.036.038 ha atau 10,0%, areal tegalan, kebun, ladang
dan huma sekitar 581.642 ha atau 5,6%, areal tanah yang di-
tumbuhi kayu-kayuan sekitar 1.478.982 ha atau 14,3%, areal
kehutanan sekitar 4.028.000 ha atau 38,8% dan areal pemukiman
dan budi daya lainnya sekitar 2.882.388 ha atau 27,8% dari
seluruh luas wilayah.
Secara administratif Daerah Tingkat I propinsi Sumatera
Selatan terdiri dari 10 Daerah Tingkat II, yaitu 8 Kabupaten
dan 2 Kotamadya. Seluruh Daerah Tingkat II tersebut meliputi
3 kota administratif, 96 kecamatan, 2.405 desa dan kelurahan.
Pada tahun 1988 penduduk propinsi Sumatera Selatan di-
perkirakan mencapai 5.902.272 jiwa. Kepadatannya rata-rata
pada tahun itu adalah 57 jiwa per km2 (kepadatan rata-rata
203
penduduk Indonesia pada tahun yang sama sebesar 91 jiwa per
km2).
Kabupaten Lahat merupakan daerah dengan kepadatan pendu-
duk tertinggi di propinsi Sumatera Selatan, yaitu 157 jiwa
per km2. Sedangkan Kabupaten Musi Rawas merupakan daerah de-
ngan kepadatan penduduk terendah, yaitu 24 jiwa per km2. Pada
tahun 1985 penduduk propinsi Sumatera Selatan yang tinggal di
daerah perkotaan meliputi 28,4% dan pada tahun 1988 diperki-
rakan meningkat menjadi 30,6%. Sebagian besar penduduk (71%)
propinsi Sumatera Selatan berdiam di kabupaten-kabupaten Ogan
Komering Ulu, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin dan Lahat,
serta Kotamadya Palembang. Sedangkan sisanya tersebar di 4
kabupaten lainnya dan Kotamadya Pangkal Pinang, yang luasnya
45 ribu km2 atau 43,2% dari luas wilayah.
Pada tahun 1985, penduduk usia kerja (10 tahun ke atas)
di propinsi Sumatera Selatan berjumlah 3.766.214 orang. Dari
jumlah tersebut yang masuk ke dalam angkatan kerja sebanyak
2.005.626 orang, dan angkatan kerja yang bekerja berjumlah
1.959.010 orang. Pada tahun 1985 tingkat partisipasi angkatan
kerja adalah 53,25%. Menurut tingkat pendidikannya angkatan
kerja yang ada terbagi dalam 55,8% tidak dan belum pernah ta-
mat Sekolah Dasar (SD), 28,1% tamat SD, 9,2% tamat Sekolah
Menengah Tingkat Pertama (SMTP), 3,4% tamat Sekolah Menengah
Tingkat Atas (SMTA), 2,9% tamat Sekolah Kejuruan dan 0,6% ta-
mat Perguruan Tinggi atau yang setingkat. Pada tahun 1985
angkatan kerja yang bekerja di sektor pertanian 64,2%, di
sektor industri 5,6%, di sektor pertambangan 3,0%, di sektor bangunan 2,3%, di sektor perdagangan, hotel dan restoran
11,2%, di sektor angkutan dan komunikasi 2,7%, dan di sektor-
sektor lainnya 11%. Angka-angka ini menunjukkan bahwa sektor
204
pertanian masih memegang peranan yang sangat dominan dalam
penyerapan tenaga kerja.
Dalam periode 1983 - 1986 laju pertumbuhan produksi dae-
rah di luar minyak dan gas bumi propinsi Sumatera Selatan ra-
ta-rata 3,8% pertahun. Dalam periode tersebut sektor perta-
nian tumbuh dengan laju pertumbuhan rata-rata 2,8% per tahun,
pertambangan dan penggalian 1,8% per tahun, industri 2,2% per
tahun, perdagangan, hotel dan restoran 10,7% per tahun. Pada
tahun 1986 sektor perdagangan, hotel dan restoran telah mem-
berikan sumbangan terbesar kepada PDRB, yaitu 31,8%, dan
sektor pertanian memberikan sumbangan terbesar kedua, yaitu
24,2%. Dalam pada itu sektor industri memberikan sumbangan
19,3%.
Produksi pertanian pangan telah mencapai tingkat penye-
diaan 151,0 kg produksi beras per kapita pada tahun 1986. Ke-
giatan perkebunan antara lain menghasilkan karet, kopi, lada,
dan kelapa. Dari hasil-hasil tersebut komoditi yang telah da-
pat diekspor antara lain karet, kopi, dan lada.
Prasarana pengairan yang pada awal Repelita IV dapat me-
ngairi areal sawah seluas 50.800 ha, pada akhir Repelita IV
dapat mengairi 60.306 ha yang sebagian besar terdapat di ka-
bupaten Ogan Komering Ulu dan Ogan Komering Ilir. Jenis iri-
gasi di propinsi Sumatera Selatan sebagian besar adalah iri-
gasi sederhana yaitu 62,8% dari seluruh irigasi yang ada, di
samping pengairan pasang surut yang terdapat pada areal yang
cukup luas di kabupaten Musi Banyuasin.
Bidang perhubungan selama Repelita IV telah mencapai ke-
majuan yang berarti. Seluruh ibukota kecamatan di daratan
propinsi Sumatera Selatan dan di pulau-pulau Bangka dan Beli-
tung telah dapat dihubungi melalui jalan darat. Pada tahun
205
1986 seluruh jaringan jalan panjangnya 10.796 km yang melipu-
ti 670 km jalan nasional, 2.866 km jalan propinsi 6.821 km
jalan kabupaten dan 439 km jalan/kotamadya. Keadaan jalan na-
sional pada umumnya cukup baik, demikian pula jalan propinsi,
tetapi sekitar 30,9% jalan kabupaten masih dalam kondisi ru-
sak.
Pelabuhan Palembang yang terletak di Kodya Palembang te-
lah melayani kapal-kapal pelayaran samudera. Pelabuhan Mun-
tok, Pelabuhan Pangkalan Balan dan Pelabuhan Tanjung Pandan
melayani pelayaran lokal.
Pelabuhan Udara Talang Betutu di Palembang telah dapat
didarati oleh pesawat jenis DC-9 dengan kapasitas penuh. Se-
dangkan pelabuhan udara Pangkal Pinang di pulau Bangka dan
Buluh Tumbang di pulau Belitung dapat didarati oleh pesawat
jenis F-28 dengan kapasitas penuh.
Pelayanan jasa Pos dan Giro secara berkala telah men-
jangkau hampir seluruh desa melalui 4 kantor Pos Besar/Induk
95 buah Kantor Pos Pembantu, 8 fasilitas Pos Keliling Kota
dan 87 fasilitas Pos Keliling Desa. Fasilitas sentral telepon
otomat di propinsi Sumatera Selatan pada tahun 1986 berkapa-
sitas 12.213 SS dan yang terpasang sejumlah 11.577 SS.
Di bidang sosial budaya, upaya peningkatan kecerdasan
penduduk telah berhasil menurunkan jumlah penduduk di atas 10
tahun yang buta huruf menjadi 10,4 orang per 1.000 penduduk
pada tahun 1985 dan berhasil menaikkan persentase anak umur 7
- 12 tahun yang masuk sekolah meningkat dari 95,4% pada akhir
Repelita III menjadi 99,6% pada akhir Repelita IV.
Pada akhir Repelita IV fasilitas pendidikan dasar telah
merata. Setiap desa rata-rata telah memiliki 2 buah lembaga
206
pendidikan dasar, SD dan Madrasah Ibtidaiyah. Di seluruh pro-
pinsi telah terdapat 4.850 SD, 797 SMTP, 316 SMTA, dan 2 Per-
guruan Tinggi Negeri.
Pada tahun 1988 angka kelahiran kasar mencapai 33,2
orang per 1.000 penduduk (rata-rata nasional, 28,7). Angka
kematian kasar mencapai 8,1 orang per 1.000 penduduk (rata-
rata nasional 7,9) angka kematian bayi mencapai 66,8 bayi per
1.000 kelahiran hidup (rata-rata nasional 58,0). Harapan hi-
dup rata-rata mencapai 60,7 tahun (rata-rata nasional 62,8
tahun).
2. Masalah-masalah
Pembangunan yang dilaksanakan selama Pelita IV telah
menghasilkan perkembangan daerah yang cukup tinggi, namun ma-
sih ada masalah-masalah yang memerlukan perhatian.
Persebaran penduduk yang belum seimbang, yaitu 71% bera-
da di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu, Musi
Banyuasin, Lahan Kotamadya Palembang, merupakan masalah pem-
bangunan propinsi Sumatera Selatan yang cukup besar. Pengem-
bangan kegiatan pertanian baik di 4 kabupaten tersebut di
atas maupun di kabupaten-kabupaten lainnya masih memerlukan
dukungan prasarana jalan dan pengairan yang memadai.
Pada tahun 1985 sebesar 22,1% angkatan kerja berada di
daerah perkotaan dan 77,9% berada di pedesaan. Persebaran ini
telah menimbulkan permasalahan yang cukup besar, antara lain
berupa mengalirnya kelebihan tenaga kerja ke kota-kota. Dalam
pada itu tingkat pengangguran terbuka, meskipun menunjukkan
angka persentase yang kecil, jumlahnya cukup besar. Pada ta-
hun 1985 jumlah pengangguran terbuka diperkirakan 46.600
orang atau sekitar 2,32%.
207
Dalam rangka peningkatan produksi pangan, percepatan
pencetakan sawah baru masih memerlukan penyederhanaan keten-
tuan sertifikasi tanah dan prosedur perkreditan.
Di bidang perkebunan usaha pembinaan petani baru dapat
mencapai sebagian kecil perkebunan rakyat sehingga perlu di-
tingkatkan. Pengembangan perkebunan besar swasta nasional,
terutama kelapa sawit masih perlu didukung dengan usaha me-
mantapkan ketentuan pola PIR yang perlu diikuti.
Di bidang kehutanan masalah perladangan yang berpindah-
pindah masih perlu penanganan yang lebih terarah. Masalah ini
antara lain terdapat di daerah aliran sungai Musi.
Sementara itu prasarana dan sarana perhubungan yang su-
dah banyak mengalami kemajuan masih perlu ditingkatkan untuk
mengimbangi meningkatnya arus barang dan orang sebagai akibat
meningkatnya kegiatan-kegiatan perdagangan di dalam daerah,
perdagangan antar daerah dan kegiatan-kegiatan ekspor dan pa-
riwisata.
Tingkat pelayanan perhubungan laut masih perlu diting-
katkan dengan meningkatkan prasarana dan sarana pendukung pe-
layanan pelabuhan laut, seperti dermaga, gudang dan fasilitas
keselamatan pelayaran. Dari tahun ke tahun alur pelayaran pe-
labuhan Boom Baru sepanjang sungai selalu terganggu oleh en-
dapan lumpur yang besar, sehingga masih perlu pengerukan.
Fasilitas perhubungan udara, seperti fasilitas landasan,
terminal dan fasilitas keselamatan penerbangan masih perlu
ditingkatkan. Pelabuhan udara Sultan Mahmud Badaruddin di Pa-
lembang juga memerlukan peningkatan fasilitas pelayanan.
Bidang transmigrasi memerlukan perluasan pencadangan ta-
nah dan usaha-usaha pembinaan kehidupan transmigran. Di bi-
208
Bang pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan, seperti ru-
ang kelas, ruang praktek, ruang laboratorium, perpustakaan,
buku dan guru, baik di tingkat SD, SMTP, SMTA maupun di Per-
guruan Tinggi, masih perlu ditingkatkan untuk menghadapi me-
ningkatnya volume kegiatan pendidikan dan kebutuhan untuk
menghasilkan lulusan pendidikan yang mutunya memadai.
Bidang kesehatan masih memerlukan peningkatan pelayanan
kesehatan, khususnya dalam pengadaan vaksinasi dan pemberan-
tasan penyakit menular, penambahan puskesmas, puskesmas keli-
ling dan fasilitas rumah sakit, serta tenaga medis dan para-
medis.
Pengembangan kegiatan kepariwisataan memerlukan dukungan
sarana dan prasarana pendukung, seperti perhubungan, akomoda-
si dan telekomunikasi serta tenaga terampil yang berpengeta-
huan. Hampir di semua kabupaten terdapat hutan suaka alam yang
merupakan obyek wisata. Di daerah-daerah tersebut masih
terdapat penduduk yang hidup dari pertanian yang berpindah-
pindah yang dapat menimbulkan gangguan terhadap kelestarian
hutan obyek wisata tersebut.
Hal lain yang dihadapi ialah perlunya peningkatan peran
serta lembaga swadaya masyarakat dan lembaga sosial lainnya
dalam pelaksanaan pembangunan di daerah. Demikian pula masih
perlunya usaha perkoperasian didorong agar lebih mandiri dan
dapat lebih berperan dalam pembangunan perekonomian daerah
terutama di pedesaan.
Penataan ruang dan pertanahan di propinsi Sumatera Sela-
tan masih menghadapi berbagai masalah yang menimbulkan kesu-
litan pemerintah daerah dalam melaksanakan koordinasi pem-
bangunan, pengendalian penggunaan ruang dan pengendalian sum-
ber daya alam. Rencana Umum Tata Ruang kabupaten, kotamadya
209
dan kawasan-kawasan pengembangan industri dan pariwisata ma-
sih belum tersedia sebagaimana mestinya. Mekanisme pengenda-
lian penggunaan ruang terutama di daerah perkotaan masih be-
lum mantap.
I I . KEBIJAKSANAAN DAN SASARAN-SASARAN PEMBANGUNAN
Pembangunan di daerah Sumatera Selatan merupakan bagi-
an integral, dari pembangunan nasional dan bertumpu pada Tri-
logi Pembangunan. Makin berhasil pelaksanaannya akan makin
nyata dukungannya kepada peningkatan ketahanan nasional dan
pemantapan perwujudan Wawasan Nusantara. Sesuai dengan prio-
ritas pembangunan dalam Repelita V, pembangunan daerah Suma-
tera Selatan diarahkan pada peningkatan perkembangan sektor
pertanian dan sektor industri disertai peningkatan penguasaan
dan kualitas teknologi, sehingga dapat memberikan sumbangan
yang optimal kepada pertumbuhan produksi daerah, peningkatan
mutu produksi, ekspor dan pemerataan hasil-hasil pembangunan
di daerah tersebut. Di samping itu pembangunan sektor sosial,
kependudukan dan ekonomi lainnya yang secara keseluruhan di-
lakukan secara terpadu dalam rangka pembangunan wilayah, juga
diarahkan kepada peningkatan kualitas, pertumbuhan dan pemera-
taan yang optimal, perluasan kesempatan kerja dan berusaha,
dan peningkatan pendapatan nyata kesejahteraan serta. taraf
hidup seluruh lapisan masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi daerah Sumatera Selatan selama Repe-
lita V diharapkan dapat dicapai terutama melalui peningkatan
produksi dan perubahan teknologi di sektor pertanian dan in-
dustri serta peningkatan penyediaan jasa yang secara keselu-
210
ruhan berorientasi pada peningkatan kesempatan kerja di ber-
bagai sektor. Kebijaksanaan pemerataan pembangunan yang telah
ditempuh selama Repelita IV akan dilanjutkan dan ditingkatkan
agar perbaikan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan se-
makin nyata dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat, dan ke-
majuan yang serasi antar wilayah di daerah Sumatera Selatan
serta antara daerah Sumatera Selatan dan daerah-daerah lain
di Indonesia makin dapat diwujudkan.
Atas dasar arah kebijaksanaan tersebut di atas dan mem-
perhatikan masalah-masalah yang dihadapi serta potensi dan
prioritas daerah, langkah-langkah kebijaksanaan pembangunan
daerah Sumatera Selatan yang akan dikembangkan dalam Repelita
V pada pokoknya sebagai berikut.
Usaha pembangunan di sektor pertanian dalam arti luas
akan dengan tujuan meningkatkan produksi dan memantapkan swa-
sembada pangan, meningkatkan pendapatan para petani, memper-
luas kesempatan kerja, memenuhi kebutuhan industri akan bahan
baku, dan untuk membantu peningkatan ekspor. Dalam rangka
mendukung terwujudnya keseimbangan antara industri dan perta-
nian dalam struktur ekonomi nasional, usaha pembangunan dan
pengembangan sektor industri, terutama agroindustri, juga te-
rus didorong. Iklim berusaha yang lebih mendorong partisipasi
swasta dalam kegiatan pembangunan akan diusahakan melalui
berbagai usaha pemberian informasi dan kemudahan. Di samping
itu akan dilakukan kegiatan-kegiatan promosi untuk merangsang
pihak swasta agar bersedia melakukan investasi di daerah Su-
matera Selatan.
Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan produksi di bi-
dang pertanian dan industri, upaya peningkatan prasarana dan
sarana perhubungan, komunikasi, peningkatan efisiensi dalam
211
bidang perdagangan melalui bimbingan dan penyuluhan, penyem-
purnaan sistem informasi pasar dan penyempurnaan sistem ang-
kutan, akan ditingkatkan. Upaya ini dilakukan dengan mengikut-
sertakan dan mendorong prakarsa pengusaha-pengusaha swasta.
Dalam rangka memperluas lapangan kerja juga akan diusa-
hakan agar dalam pelaksanaan pembangunan di daerah diterapkan
pola investasi yang menyerap banyak tenaga kerja. Di samping
itu diarahkan kegiatan-kegiatan pengelolaan sumber daya alam
agar memenuhi persyaratan kelestarian lingkungan dan pemba-
ngunan yang berkelanjutan.
Usaha koperasi akan terus didorong agar makin mandiri
dan dapat lebih berperanan dalam pembangunan di daerah. Seja-
lan dengan itu akan terus dikembangkan iklim yang dapat men-
dorong lembaga swadaya masyarakat untuk lebih banyak berpar-
tisipasi.
Kegiatan pariwisata, terutama di lokasi Bukit Siguntang,
selama Repelita V akan terus ditingkatkan agar dapat berkem-
bang dan mampu menarik wisatawan yang akan atau sedang ber-
kunjung di daerah Sumatera Selatan dan daerah tujuan wisata
lainnya. Untuk itu berbagai fasilitas akomodasi, pengangkutan
dan telekomunikasi dari dan ke lokasi daerah di Bukit Sigun-
tang akan terus dikembangkan dan ditingkatkan.
Upaya untuk meningkatkan pendidikan dan kesehatan masya-
rakat Sumatera Selatan akan dilanjutkan. Sejalan dengan itu
peningkatan penyuluhan dan penyediaan berbagai fasilitas
pelayanan masyarakat, baik di bidang pendidikan, di bidang
kesehatan maupun di bidang sosial lainnya, diusahakan dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Mutu pendidikan dan
keterampilan penduduk ditingkatkan melalui berbagai kegi-
atan pelatihan dan peningkatan pendidikan formal yang diarah-
212
kan agar sebagian dari peningkatan jumlah tenaga kerja yang
berasal dari pertambahan penduduk di pedesaan akan mampu
bertani dengan cara-cara yang lebih maju, dan agar sebagian
dari mereka Akan lebih mudah memperoleh pekerjaan di luar
sektor pertanian.
Untuk mempertahankan kemampuan prasarana dan sarana per-
tanian, pendidikan, kesehatan dan perhubungan yang ada, ke-
giatan operasi dan pemeliharaannya akan ditingkatkan. Dalam
hubungan ini partisipasi masyarakat akan disalurkan antara
lain melalui pembayaran iuran pemakaian air irigasi dan ke-
giatan-kegiatan gotong royong.
Selanjutnya dalam rangka peningkatan usaha pemerataan
pembangunan, perhatian khusus akan diberikan kepada daerah
yang relatif tertinggal, daerah kritis dan daerah padat pen-
duduk. Sejalan dengan itu pembangunan masyarakat desa akan
terus ditingkatkan. Pembangunan daerah perkotaan akan dilan-
jutkan pula secara terencana dan terpadu dengan memperhatikan
perkembangan penduduk dan kepentingan mereka agar dapat men-
jamin lingkungan yang sehat untuk hidup, bekerja dan ber-
usaha. Dengan pembangunan yang serasi antara desa dan kota
diharapkan arus urbanisasi dapat dikendalikan.
Untuk mengurangi tingkat pertumbuhan dan ketidakseimbang-
an kepadatan penduduk di daerah Sumatera Selatan akan ditem-
puh peningkatan program keluarga berencana dan langkah-langkah
kebijaksanaan yang dapat mendorong perpindahan penduduk antara
lain melalui pembangunan pertanian di kabupaten-kabupaten yang
kurang penduduk terutama melalui program transmigrasi lokal.
Di samping itu perhatian yang lebih besar akan secara selek-
tif diberikan kepada usaha pengembangan daerah berpotensi un-
tuk pertanian di daerah pedalaman dan pantai.
213
Pembangunan pedesaan diarahkan agar mampu menyerap per-
tambahan tenaga kerja yang terjadi dan dengan demikian dapat
mengurangi arus urbanisasi. Sejalan dengan itu pengembangan
kota sedang dan kecil akan ditingkatkan untuk membantu mengu-
rangi derasnya arus urbanisasi ke kota-kota besar. Sementara
itu pengembangan iklim usaha yang mendorong pertumbuhan sek-
tor informal di kota akan ditingkatkan.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan pemerintah daerah
dalam penyelenggaraan pembangunan, akan dilakukan langkah-
langkah pendayagunaan aparatur. Hal tersebut antara lain
meliputi upaya untuk peningkatan pendapatan asli daerah.
Upaya ini dijalankan melalui penggalian dan pengerahan po-
tensi sumber pendapatan baru sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan yang berlaku dan tidak menghambat perkem-
bangan dunia usaha. Dalam hubungan ini diusahakan penyem-
purnaan mekanisme perpajakan dan retribusi daerah, pening-
katan kemampuan aparat pemerintah daerah dalam memungut pajak
dan retribusi daerah, dan peningkatan hasil pemungutan Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB). Bersamaan dengan itu, usaha-usaha
untuk mendorong agar swasta lebih berpartisipasi di dalam
membiayai kegiatan pembangunan di daerah akan ditingkatkan
pula. Di samping itu akan dilanjutkan pula program pendidikan
dan pelatihan pegawai, penyempurnaan sistem informasi, komu-
nikasi, hubungan kerja, koordinasi, dan langkah-langkah penye-
derhanaan prosedural. Langkah-langkah tersebut diharapkan
dapat lebih memantapkan usaha untuk mewujudkan otonomi daerah
yang nyata, dinamis dan bertanggung jawab yang pelaksanaannya
bertitik berat pada Daerah Tingkat II.
Upaya penyusunan dan penyempurnaan Rencana Umum Tata
Ruang di daerah Sumatera Selatan akan ditingkatkan agar peme-
rintah daerah dapat lebih mampu mengatur pemanfaatan ruang
214
dan sumber daya yang ada secara lebih terarah. Penataan per-
tanahan akan ditingkatkan dengan mengacu pada Rencana Tata
Ruang Daerah agar masalah ketidakserasian penggunaan ruang
dapat diselesaikan secara lebih terarah:
Dengan pokok-pokok kebijaksanaan tersebut di atas, dalam
Repelita V laju pertumbuhan produksi daerah di luar minyak
dan gas bumi diharapkan dapat mencapai sekurang-kurangnya
5,1% per rata-rata per tahun. Laju pertumbuhan tersebut di-
perhitungkan cukup memadai untuk mendukung peningkatan penda-
patan per kapita dan penciptaan lapangan kerja yang dapat me-
nyerap tambahan angkatan kerja yang terjadi di daerah itu se-
lama lima tahun yang akan datang. Sedangkan laju pertumbuhan
sektor yang dapat dicapai per tahun diperkirakan masing-ma-
sing sebagai berikut. Sektor pertanian dan sektor industri
masing-masing rata-rata akan tumbuh 3,1% dan 8,0% per tahun.
Sedangkan pertumbuhan per tahun sektor pertambangan 2,0%,
sektor bangunan 6,0%, sektor perdagangan 5,5%, sektor peng-
angkutan dan komunikasi 6,0% serta sektor-sektor yang lain-
lain 5,0%.
Selama Repelita V laju pertumbuhan penduduk di propinsi
Sumatera Selatan diharapkan akan turun menjadi rata-rata 2,7%
per tahun, sehingga pada tahun 1993 penduduk propinsi Sumate-
ra Selatan diperkirakan akan berjumlah 6,8 juta jiwa. Untuk
menurunkan laju pertumbuhan penduduk tersebut akan diusahakan
penurunan angka kelahiran kasar dari 33,2 orang per 1.000
penduduk pada akhir Repelita IV menjadi 29,6 pada akhir Repe-
lita V, dan angka kematian kasar dari 8,1 ()rang per 1.000
penduduk pada akhir Repelita IV menjadi 7,6 pada akhir Repe-
lita V. Sejalan dengan upaya tersebut akan diusahakan pula
peningkatan kesejahteraan masyarakat agar angka kematian bayi
215
per 1.000 kelahiran hidup menurun dari 66,8 bayi pada akhir
Repelita IV menjadi 60,3 pada akhir Repelita V. Bersamaan de-
ngan itu harapan hidup rata-rata diharapkan naik dari 60,7
tahun pada akhir Repelita IV menjadi 62,2 tahun pada akhir
Repelita V.
Dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat akan
diusahakan peningkatan kecerdasan masyarakat dengan sasaran
antara lain, jumlah penampungan anak usia 7 - 12 tahun di SD
ditingkatkan dari 99,55% pada akhir Repelita IV menjadi
99,59% pada akhir Repelita V. Selain itu jumlah lulusan SD
yang dapat ditampung oleh SMTP ditingkatkan dari 74,5% pada
akhir Repelita IV menjadi 90,3% pada akhir Repelita V, lulus-
an SMTP yang dapat ditampung oleh SMTA diharapkan meningkat
dari 75,7% pada akhir Repelita IV menjadi 77,2% pada akhir
Repelita V. Peningkatan di bidang pendidikan ini juga diser-
tai dengan peningkatan dalam mutu pendidikan, yang akan diu-
sahakan melalui peningkatan dalam prasarana pendidikan, pe-
nyediaan buku-buku dan penataran guru-guru.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diuraikan di atas di-
perkirakan dapat menampung pertumbuhan angkatan kerja yang
terjadi selama Repelita V yang diperkirakan rata-rata mening-
kat dengan 4,3% per tahun, atau diperkirakan akan berjumlah
2,9 juta jiwa pada akhir Repelita V.
Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Daerah akan dilanjut-
kan dan ditingkatkan secara selektif untuk beberapa kawasan.
Dengan demikian, daerah akan mempunyai sarana untuk upaya pe-
manfaatan ruang dan sumber daya secara optimal yang menjamin
percepatan dan keserasian laju pertumbuhan daerah, pemanfaat-
an keunggulan komparatif antar wilayah serta lebih terpenuhi-
nya persyaratan-persyaratan pembangunan yang berkelanjutan.
216
III. KEGIATAN-KEGIATAN PEMBANGUNAN
Pembangunan di bidang pertanian akan dilaksanakan dalam
rangka memenuhi kebutuhan rakyat Sumatera Selatan akan pa-
ngan, meningkatkan pendapatan per jiwa mereka, membantu me-
mantapkan swasembada pangan dan mendorong ekspor produksi
pertanian. Hal tersebut akan dilakukan melalui usaha-usaha
intensifikasi, diversifikasi, rehabilitasi dan ekstensifika-
si. Peningkatan produksi tanaman pangan akan dilaksanakan me-
lalui intensifikasi tanaman padi, palawija dan sayuran. Untuk
menunjang usaha-usaha peningkatan produksi tanaman pangan
akan ditingkatkan pengadaan benih padi, palawija dan horti-
kultura melalui balai-balai benih dan penangkar benih yang
diusahakan oleh pemerintah dan swasta. Di samping itu untuk
memperoleh benih yang baik dan tahan hama akan dilaksanakan
pengawasan mutu dan sertifikasi benih. Untuk mengatasi ke-
mungkinan timbulnya jenis hama pengganggu, akan ditingkatkan
kegiatan untuk mengatasinya melalui pengembangan sistem pe-
ngendalian hama terpadu.
Dalam rangka meningkatkan produksi palawija pembinaan
petani palawija akan dilakukan melalui pengembangan Unit-unit
Pelayanan Pengembangan (UPP) dan pengembangan paket teknologi
tepat guna. Di samping itu pemanfaatan pupuk kandang, kompos
dan pupuk hijau juga akan ditingkatkan.
Dalam bidang produksi peternakan, jenis-jenis ternak
yang akan dikembangkan adalah unggas, sapi, kerbau, ternak
perah, babi, kambing dan domba. Di samping itu pembinaan ba-
lai-balai penelitian ternak akan terus dikembangkan melalui
investasi swasta dan swadaya masyarakat untuk menghasilkan
induk-induk dan pejantan unggul. Untuk itu inseminasi buatan
akan dilanjutkan. Peningkatan produksi ternak sapi akan didu-
217
kung pula dengan kegiatan pengamanan ternak, pembibitan ter-
nak dan hijauan makanan ternak. Di samping itu akan diusaha-
kan untuk mengurangi tingkat kematian ternak dan mencegah ber-
jangkitnya penyakit serta perkembangannya dengan mengembang-
kan pusat-pusat pelayanan kesehatan hewan dan mengembangkan
penyediaan prasarana kesehatan ternak. Dalam rangka mening-
katkan kemampuan dan keterampilan petani ternak, penyuluhan
akan makin ditingkatkan baik kualitas maupun frekuensinya
yang akan dilakukan melalui pemberian latihan-latihan kepada
para kontak tani.
Produksi perikanan akan dikembangkan di daerah-daerah
pantai, laut lepas, dan perairan air tawar. Untuk membantu
perkembangan usaha penangkapan di laut akan dibangun pangkal-
an pendaratan ikan, saluran tambak dan balai benih udang. Di
samping itu akan ditingkatkan pelaksanaan operasional pela-
buhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan, balai benih
udang dan balai benih ikan.
Produksi perkebunan akan ditingkatkan melalui usaha in-
tensifikasi dan ekstensifikasi. Komoditi yang akan ditingkat-
kan produksinya antara lain adalah tembakau, kakao, kopi, la-
da dan cengkeh yang diusahakan di kabupaten-kabupaten Ogan
Komering Ilir, Betung, Musi Banyuasin, Bangka, Muara Enim,
Ogan Komering Ulu, Lahat, Musi Rawas dar~ Baturaja seluas
105.094 ha. Hal itu juga mencakup perkebunan inti rakyat
(NES/PIR) akan ditingkatkan produksi komoditi kelapa dan ke-
lapa sawit dan pelaksanaan rehabilitasi dan peremajaan
(PRPTE) tanaman kelapa dan karet. Usaha-usaha pengembangan
perkebunan akan dilakukan di kabupaten-kabupaten Ogan Kome-
ring Ilir, Betung, Musi Banyuasin, Bangka, Muara Enim, Ogan
Komering Ulu, Lahat, Musi Rawas dan Baturaja seluas 58.894 ha.
218
Di bidang kehutanan akan dilaksanakan pemantapan dan pe-
ngukuhan kawasan hutan tetap. Di samping itu dilaksanakan in-
ventarisasi hutan produksi yang terdiri dari yang dapat di-
konservasi dan khusus non kayu. Selanjutnya dilakukan penga-
daan peta dasar, rehabilitasi hutan rusak di wilayah HPH dan
pembangunan hutan tanaman industri.
Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian, kemampu-
an jaringan pengairan akan dipelihara dan ditingkatkan. Ber-
samaan dengan itu, akan dilaksanakan operasi dan pemeliharaan
(O&P) seluruh jaringan irigasi yang ada. Atas beberapa ja-
ringan pengairan akan diadakan pemeliharaan berat dan reha-
bilitasi. Dalam Repelita V diprioritaskan pembangunan irigasi
Komering. Di samping itu akan dibangun jaringan irigasi baru
di Tumbar, Ogan Komering Ulu dan Masi Rawas yang meliputi
areal seluas 137.000 ha.
Pengembangan air tanah akan dilaksanakan di daerah-dae-
rah yang sumber air permukaannya relatif terbatas. Usaha per-
luasan areal pertanian juga akan dikembangkan dengan memanfaat-
kan lahan rawa pasang surut dan bukan pasang surut. Pelak-
sanaan program pengembangan daerah rawa juga akan dikaitkan
dengan kegiatan peningkatan rawa, pembangunan tambak. Pelak-
sanaan program pengembangan daerah rawa dimaksudkan untuk
mendukung kegiatan transmigrasi di daerah Air Sugihan.
Kegiatan-kegiatan pembangunan jalan akan dilanjutkan me-
liputi kegiatan-kegiatan rehabilitasi dan pemeliharaan jalan
dan jembatan, peningkatan jalan dan jembatan serta pembangun-
an jalan dan jembatan yang diperlukan oleh daerah-daerah yang
selama ini belum terjangkau. Peningkatan jalan dan jembatan
akan dilakukan antara Baturaja - Martapura untuk menunjang
sektor industri, untuk memperlancar kegiatan ke pelabuhan
219
akan ditingkatkan ruas-ruas jalan antara Kenten - Patal Pu-
sri, dan Sp. Indralaya Palembang sedangkan untuk menunjang
sektor pertanian akan ditingkatkan jalan dan jembatan antara
Baturaja - Martapura, Penyandingan - Rasuan, Palembang - Be-
tung, Sekayu - Mangun Jaya, Baturaja - Sp. Martapura dan Mar-
tapura - Sp. Martapura. Untuk menunjang sektor transmigrasi
akan ditingkatkan jalan dan jembatan antara lain antara Ku-
rungan Nyawa - Martapura, Sekayu - Mangun Jaya, Tugu Mulyo -
Trawas, Air Bara - Maur dan Maur - Batas Jambi dan untuk me-
nunjang sektor pertambangan akan ditingkatkan jalan antara
Lahat - Tebingtinggi. Pembangunan jalan dan jembatan baru
akan dilaksanakan terutama di kota besar guna menampung per-
tumbuhan lalu lintas kota dan untuk pemekaran kota, juga un-
tuk daerah-daerah pemukiman transmigrasi, daerah pertanian
dan daerah perkebunan.
Dalam rangka pengembangan pelayanan angkutan jalan raya,
akan dilanjutkan perbaikan dan penambahan lampu lalu lintas,
penyediaan rambu jalan, pembuatan marka jalan, pemasangan pa-
gar pengaman jalan, pembangunan fasilitas pengujian kendaraan
bermuatan serta pengadaan bus kota.
Peningkatan jasa angkutan kereta api akan dilanjutkan
melalui program rehabilitasi dan pembangunan jalan kereta
api, peningkatan dan pemasangan jembatan, rehabilitasi kereta
penumpang, gerbong barang, dan kereta diesel.
Dalam meningkatkan pelayanan angkutan sungai, danau dan
penyeberangan, direncanakan akan dilakukan rehabilitasi dan
peningkatan dermaga serta penambahan rambu-rambu untuk kese-
lamatan pelayaran.
Pembangunan dalam perhubungan laut akan ditekankan pada
kegiatan pemeliharaan dan rehabilitasi, serta peningkatan dan
220
pengembangan fasilitas pelabuhan. Kegiatan pengerukan rutin
alur pelayaran di sepanjang sungai Musi akan dilaksanakan
untuk pelabuhan Palembang. Selain itu, rehabilitasi dan pem-
bangunan berbagai fasilitas keselamatan pelayaran akan dilan-
jutkan, terutama pembangunan dan rehabilitasi menara suar,
rambu suar, peralatan telekomunikasi dan radio pantai. Demi-
kian pula halnya dengan armada pelayaran rakyat dan armada
perintis, pengoperasiannya akan dilanjutkan dan ditingkatkan.
Di bidang perhubungan udara fasilitas bandar udara S M
Badarudin II akan ditingkatkan hingga dapat didarati oleh pe-
sawat udara sejenis DC-10/A-300. Sehubungan dengan itu, alat
bantu navigasi dan fasilitas keselamatan penerbangan lainnya
juga akan ditingkatkan kemampuannya.
Pengembangan jasa pos dan giro dalam Repelita V akan
mencakup pembangunan Kantor Pos Pembantu/Kantor Pos Tambahan
di kecamatan-kecamatan sebanyak 50 buah, dan Kantor Pos di
kabupaten. Di samping itu akan dilaksanakan pengadaan bis su-
rat, kendaraan bermotor untuk dinas Pos Keliling Kota dan un-
tuk Pos Keliling Desa, Jaringan sambungan telepon, telex, te-
legrap, faksimile. Pembangunan telekomunikasi pedesaan akan
diperluas.
Di bidang kepariwisataan, akan dilaksanakan kegiatan
pembangunan obyek wisata dengan potensi wisata budaya di Pa-
lembang, dan Pulau Bangka. Selain itu, akan dimantapkan upaya
promosi wisata nasional ke luar negeri.
Di bidang industri akan dilanjutkan pengembangan indus-
tri dengan orientasi ekspor. Untuk itu usaha pengembangan
industri-industri pengolahan hasil pertanian dan perkebunan,
seperti industri pengolahan kelapa sawit, kelapa, karet, dan
kopi akan ditingkatkan. Dalam rangka pemanfaatan hasil peter-
221
nakan akan dilanjutkan usaha peningkatan produksi dan pengem-
bangan industri pengolahan daging, dan industri barang-barang
jadi dari kulit. Di samping itu akan terus ditingkatkan ha-
sil-hasil industri dari kelompok aneka industri seperti in-
dustri pengolahan kayu, pengolahan rotan, dan industri untuk
mengolah hasil tambang bahan logam.
Untuk memperbaiki mutu produksi industri bimbingan dan
penyuluhan akan dilanjutkan dan diarahkan pada peningkatan
kemampuan berproduksi dengan penggunaan teknologi tepat guna,
pemasaran dan peningkatan kemampuan manajemen pemasaran.
Di bidang perdagangan akan dilanjutkan usaha peningkatan
efisiensi penyaluran barang dan jasa. Demikian pula akan di-
lanjutkan usaha penyebarluasan informasi pasar bagi para pro-
dusen, pengusaha dan lembaga-lembaga pemasaran di propinsi
Sumatera Selatan.
Di bidang pertambangan secara bertahap akan dilanjutkan
usaha pemanfaatan dan pengolahan hasil-hasil tambang sebagai
bahan baku untuk industri. Beberapa kegiatan penyelidikan
umum yang telah mengidentifikasikan terdapatnya beberapa je-
nis logam mulia dan logam dasar di daerah ini akan terus di-
lanjutkan. Untuk meningkatkan jumlah produksi batu bara hing-
ga mencapai 6 juta ton/tahun, tambang-tambang batu bara di
Sumatera Selatan terutama yang dikelola oleh PT Bukit Asam
akan diperluas dan dipermoderen untuk mendukung rencana pro-
duksi tersebut. Produksi timah yang dihasilkan dari Pulau
Bangka, Singkep dan Belitung akan ditingkatkan menjadi seki-
tar 31.000.ton/tahun. Demikian pula mineral industri yang di-
hasilkan di Pulau ini (kaolin) akan ditingkatkan pengusahaan-
nya. Di samping itu, beberapa jenis hasil tambang terutama
hasil galian sederhana yang saat ini berada dalam tahap awal
222
eksploitasi akan terus didorong untuk dapat berfungsi semes-
tinya. Dalam hubungan ini akan dilanjutkan bimbingan dan pem-
binaan pengusahaan bahan-bahan galian C.
Pembangunan di bidang energi akan dilakukan melalui pe-
ningkatan kegiatan eksplorasi, eksploitasi dan produksi sum-
ber energi utama yaitu minyak bumi, panas bumi, gas bumi dan
tenaga air. Di samping itu akan dilanjutkan proyek yang ber-
tujuan untuk merubah residu yang dihasilkan kilang yang ada
menjadi produk `BBM, yaitu proyek Musi Residual Catalytic
Cracking.
Peningkatan penyediaan tenaga listrik akan terus dilak-
sanakan melalui pengembangan sarana pusat pembangkit tenaga
listrik, baik untuk kebutuhan pengembangan industri maupun
konsumsi rumah tangga. Sesuai dengan perkiraan kebutuhan te-
naga listrik di propinsi Sumatera Selatan, akan dilakukan
langkah-langkah untuk mempersiapkan pembangunan pusat-pusat
pembangkit tenaga listrik, antara lain: PLTU Bukit Asam de-
ngan kapasitas 65 MW yang diharapkan selesai pada tahun 1992/
1993. Di samping itu akan dilaksanakan peningkatan jaringan
transmisi sepanjang 230 Km dan gardu induk PLN sebanyak 11
buah dengan kapasitas 235 MVA, peningkatan sarana distribusi
sebanyak 2.440 gardu distribusi untuk 270.300 pelanggan serta
pengembangan tenaga listrik untuk daerah pedesaan sebanyak
232 desa untuk memenuhi kebutuhan tambahan 24.210 pelanggan.
Dalam rangka peningkatan iklim penanaman modal serta un-
tuk lebih memberikan kepastian berusaha bagi para penanam mo-
dal, maka akan dilaksanakan penyederhanaan sistem perizinan
serta peraturan-peraturan daerah lain dalam rangka mendorong
peningkatan penanaman modal di Sumatera Selatan. Demikian pu-
la akan disempurnakan dan dilanjutkan penyusunan dan penye-
223
barluasan data dan informasi penanaman modal, profil proyek
penanaman modal, profil potensi daerah serta informasi pasar.
Usaha untuk meningkatkan pelayanan penanaman modal yang lebih
efisien akan ditempuh cara meningkatkan koordinasi pelaksana-
an pengendalian dengan instansi terkait.
Dalam bidang perkoperasian upaya peningkatan kemampuan
organisasi, tata laksana dan usaha akan dilanjutkan untuk da-
pat berkembang menjadi lembaga ekonomi rakyat yang mandiri.
Upaya peningkatan kemampuan koperasi itu tetap akan dipriori-
taskan untuk koperasi primer, khususnya Koperasi Unit Desa
(KUD), yang melaksanakan usaha dalam bidang pertanian pangan,
peternakan rakyat, perikanan rakyat, perkebunan rakyat, kera-
jinan rakyat, industri kecil, perkreditan atau simpan pinjam,
kelistrikan desa, jasa angkutan pedesaan dan yang melaksana-
kan usaha produksi dan atau pemasaran berbagai jenis komoditi
ekspor yang diproduksi masyarakat pedesaan.
Lain dari pada itu mutu dan intensitas kemampuan penge-
lola koperasi dan anggotanya juga akan ditingkatkan. Untuk
itu akan diusahakan adanya penyempurnaan dalam metode, materi
dan penyelenggaraan pendidikan, penataran dan pelatihan ke-
terampilan pengurus, badan pemeriksa, manajer dan karyawan
koperasi serta penyempurnaan cara pemberian bantuan tenaga
manajemen yang terdidik atau terlatih kepada KUD yang diang-
gap masih memerlukan bantuan yang dimaksud. Untuk menciptakan
iklim yang mendukung pengembangan kehidupan koperasi yang se-
hat, penerangan dan penyuluhan perkoperasian akan dilanjutkan
dan ditingkatkan.
Dalam rangka mengatasi masalah kekurangan lapangan kerja
terutama di daerah pedesaan yang padat penduduk, daerah minus
dan relatif tertinggal akan dilaksanakan kegiatan Proyek Pa-
224
dat Karya Gaya Baru (PPKGB). PPKGB ditujukan kepada kegiatan
pembangunan di sektor pertanian dan non pertanian yang ber-
orientasi pada perluasan lapangan kerja sebesar mungkin untuk
mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi pedesaan. Di sam-
ping itu dalam usaha mengatasi masalah melimpahnya angkatan
kerja usia muda terdidik akan disebarkan dan ditugaskan tena-
ga kerja sukarela terdidik sebagai konsultan koperasi, peman-
du wirausaha dan tenaga teknis di sektor-sektor pembangunan.
Kegiatan penyaluran dan penyebaran tenaga kerja melalui meka-
nisme AKAD dan AKAN terus didorong dan ditingkatkan terutama
untuk mengisi kekurangan tenaga kerja terampil di Sumatera
Selatan.
Dalam pada itu tenaga kerja yang akan dilatih melalui
Balai Latihan Kerja (BLK) dan Latihan Keliling selama Repeli-
ta V akan diarahkan agar mampu mendukung kegiatan-kegiatan
pembangunan desa, pengembangan industri, khususnya dalam
rangka menunjang ekspor dan usaha mandiri.
Dalam rangka membuka dan mengembangkan daerah produksi
dan daerah pertanian Baru, maka pembangunan daerah transmi-
grasi akan dilanjutkan dan ditingkatkan, baik untuk transmi-
grasi umum maupun untuk transmigrasi swakarsa. Selama Repe-
lita V di propinsi Sumatera Selatan diperkirakan akan dibuka
lahan seluas 43.850 ha bagi penempatan sekitar 65.100 KK
transmigran. Jumlah ini ditempatkan di daerah persawahan ber-
irigasi dan daerah pasang surut, 8.000 KK dalam rangka pe-
ngembangan usaha tani terpadu, 16.000 KK dikaitkan dengan pe-
ngembangan perkebunan, 3.000 KK pola kehutanan, 11.000 KK un-
tuk menunjang usaha perikanan, dan 3.000 KK dengan pola jasa
lainnya. Di samping itu dalam Repelita V akan dilanjutkan dan
ditingkatkan pembinaan transmigran yang sudah ada tempat
pemukiman agar dapat mandiri.
225
Sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan, akan
ditingkatkan pengadaan alat peraga dan alat pendidikan lain-
nya untuk setiap jenis dan jenjang sekolah. Demikian pula di-
tingkatkan pengadaan buku-buku pelajaran dan buku bacaan. Pa-
da tingkat SD akan diteruskan usaha rehabilitasi gedung SD
agar layak kembali sebagai tempat berlangsungnya proses bela-
jar mengajar. Di samping itu, dalam rangka memantapkan per-
luasan dan pemerataan kesempatan belajar akan dibangun gedung
SMTP dan SMTA, penambahan ruang kelas baru, pembangunan ruang
laboratorium dan perpustakaan serta rehabilitasi bangunan.
Untuk gedung SD akan dibangun SD kecil di daerah terpencil,
dalam rangka memantapkan pelaksanaan wajib belajar bagi anak
( usia 7 - 12 tahun. Khusus di daerah-daerah pemukiman trans-
migrasi yang telah dihuni, akan dibangun gedung SD baru, dan
gedung SMTP baru di daerah-daerah yang telah memerlukan. Di
samping itu akan direhabilitasi serta dikembangkan beberapa
Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Pertama (SMKTP) dengan tam-
bahan ruangan penunjangnya, seperti ruang praktek dan perpus-
takaan. Sementara itu akan dilaksanakan pembangunan Sekolah
Menengah Kejuruan Tingkat Atas (SMKTA) baru, peningkatan daya
tampung SMKTA yang ada baik negeri maupun swasta, serta peme-
liharaan gedung SMTA.
Dalam rangka pembinaan Pendidikan Masyarakat, akan dilak-
sanakan berbagai kegiatan, antara lain dilanjutkan penyeleng-
garaan kelompok belajar (Kejar) Paket A yang dipadukan dengan
pendidikan mata pencaharian, penyelenggaraan Kejar Paket B
sebagai usaha untuk mendukung perintisan pelaksanaan wajib
belajar tingkat SMTP, penyelenggaraan Program Magang dan pe-
nyelenggaraan Kejar Usaha.
Di bidang kebudayaan akan ditingkatkan antara lain usa-
226
ha-usaha inventarisasi dan pembinaan nilai-nilai budaya; pem-
binaan kebahasaan, kesusasteraan dan perpustakaan; pembinaan
kesenian; pembinaan tradisi, peninggalan sejarah dan permu-
seuman. Sementara itu akan lebih digairahkan kegiatan peles-
tarian dan pemanfaatan peninggalan sejarah sebagai warisan
budaya bangsa.
Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat
melalui Puskesmas akan dilakukan pembangunan 17 Puskesmas,
363 Puskesmas Pembantu, 9 Puskesmas Perawatan dan pengadaan
87 Puskesmas Keliling yang jenisnya disesuaikan dengan kondi-
si wilayah setempat. Sedang untuk meningkatkan kesadaran ma-
syarakat akan pentingnya pelayanan kesehatan, akan digalakkan
upaya penyuluhan kesehatan. Dengan demikian diharapkan akan
lebih banyak Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang dibentuk
dan dikelola oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari pe-
tugas Puskesmas setempat.
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan rujukan, akan di-
laksanakan melalui seluruh RSU kelas D yang ada. Dalam pada
itu RSU Baturaja, RSU Tanjung Pandan dan RSU Pangkal Pinang
akan ditingkatkan kelasnya dari D menjadi C. Sementara itu
pelayanan kesehatan jiwa akan ditingkatkan dengan integrasi
pelayanan di RSU dan Puskesmas. Sedangkan upaya pelayanan la-
boratorium kesehatan akan lebih dimantapkan mutunya.
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular akan
dilaksanakan melalui jalur institusi upaya kesehatan; selu-
ruhnya meliputi imunisasi, penanggulangan penyakit diare, mala-
ria, rabies, frambusia, demam berdarah, tb-paru, pengamanan
kesehatan transmigran terhadap penyakit yang menimbulkan wa-
bah atau kejadian luar biasa, peningkatan pengamatan kejadian
penyakit. Sementara itu melalui upaya perbaikan gizi akan di-
227
tingkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan sumber pa-
ngan yang tersedia seperti umbi-umbian, jagung dan lain-lain,
menaikkan mutu makanan dalam memenuhi kebutuhan gizi secara
aman. Di samping itu akan diupayakan peningkatan pencegahan
penanggulangan kekurangan kalori dan protein, kekurangan vi-
tamin A dan anemia gizi besi melalui kegiatan UPGK di seluruh
desa. Selanjutnya juga akan dilakukan pencegahan gondok ende-
mik di daerah gondok endemik serta ditingkatkan kemampuan ma-
syarakat dalam pengelolaan program gizi. Sistem kewaspadaan
pangan dan gizi (SKPG) akan dikembangkan.
Dalam rangka melindungi masyarakat dari penyalahgunaan
obat, makanan, kosmetika dan bahan lain yang berbahaya, peng-
awasan atas bahan-bahan tersebut akan ditingkatkan. Untuk itu
akan ditingkatkan fungsi balai pemeriksaan obat dan makanan
yang ada. Sedangkan untuk menjamin kelancaran distribusi dan
pengadaan obat-obatan di unit-unit pelayanan kesehatan, akan
dilanjutkan pembangunan sarana penyimpanan obat, alat dan
perbekalan kesehatan bagi Kabupaten/Kotamadya yang belum me-
milikinya. Sementara itu dalam upaya meningkatkan derajat ke-
sehatan rakyat di daerah pemukiman pedesaan yang kekurangan
persediaan air bersih dan rawan penyakit menular akan dilan-
jutkan peningkatan penyediaan air bersih dan penyehatan ling-
kungan pemukimannya.
Dalam rangka menunjang program kesehatan secara keselu-
ruhan akan diupayakan perubahan perilaku masyarakat melalui
penyuluhan kesehatan yang akan dilakukan dengan jalan menye-
barluaskan informasi kesehatan, mengembangkan potensi swadaya
masyarakat, dan mengembangkan metode penyuluhan kesehatan.
Dalam bidang kesejahteraan sosial kegiatan pembinaan dan
pengembangan kesejahteraan akan dilaksanakan antara lain da-
228
lam bentuk: penyuluhan, bimbingan sosial dan pembinaan Pe-
kerja Sosial Masyarakat; pembinaan swadaya masyarakat dalam
bidang perumahan dan lingkungan; dan pembinaan organisasi so-
sial dan lembaga swadaya masyarakat.
Dalam rangka pelayanan dan rehabilitasi sosial kegiatan
akan dilaksanakan berbagai kegiatan, antara lain: pengentasan
anak terlantar dan yatim piatu, penyantunan para lanjut usia
atau jompo, penyantunan dan pengentasan penyandang cacat,
pengentasan anak nakal dan korban penyalahgunaan narkotika.
Selain itu pembinaan generasi muda dilakukan dalam wadah
Karang Taruna akan dilaksanakan dengan upaya meningkatkan pe-
ran serta Karang Taruna dalam berbagai bidang pembangunan di
pedesaan.
Peranan dan fungsi wanita akan lebih digairahkan untuk
menangani masalah-masalah kesejahteraan sosial, pencegahan
timbulnya masalah kenakalan remaja dan masalah-masalah pela-
yanan sosial lainnya.
Dalam rangka pengendalian pertumbuhan penduduk akan di-
ajak sebanyak 772,7 ribu pasangan usia subur menjadi peserta
KB Baru. Di samping itu akan dilakukan pembinaan kepada pe-
serta KB Aktif sebanyak 709,2 ribu pasangan agar tetap ber-KB.
Dalam rangka mengusahakan adanya keserasian antara pem-
bangunan kota dan pembangunan desa maka akan diusahakan pe-
ningkatan pembangunan pedesaan. Di samping itu akan diusaha-
kan pula agar mobilitas penduduk meningkat sehingga setiap
hari dapat bepergian ke kota secara ulang-alik dengan lancar.
Dengan demikian penduduk tidak mudah terdorong untuk pindah ke
kota. Di samping itu, akan diusahakan pula pengembangan kota-
kota kecil sebagai suatu sarana untuk mengendalikan hasrat
229
penduduk agar tidak berkeinginan pindah ke kota-kota besar.
Perumahan sederhana akan terus dibangun tertentu sesuai
hasil studi kelayakan yang dibuat untuk masing-masing kota.
Di samping itu, usaha perbaikan kampung akan dilanjutkan an-
tara lain di kota Palembang, Pangkal Pinang, Prabumulih, Batu
Raja, Tanjung Pandan, Lubuk Linggau, Sungai Liat dan Pagar
Alam. Di propinsi ini diperkirakan akan diperbaiki lingkungan
pemukiman sekitar 880 ha.
Kegiatan pemugaran perumahan desa yang meliputi pening-
katan mutu rumah serta perbaikan lingkungan pemukimannya akan
terus dilanjutkan di 750 desa. Dalam pelaksanaannya perhatian
khusus diberikan pada desa-desa kritis, terbelakang, miskin,
nelayan dan desa-desa yang menjadi pusat pertumbuhan bagi de-
sa-desa sekitarnya.
Program penyediaan air bersih akan dilanjutkan dengan
menambah jumlah sambungan rumah dan hidran umum, serta me-
ningkatkan kapasitas dengan merehabilitasi instalasi, mengu-
rangi kebocoran dan membangun instalasi baru. Program ini
akan dilaksanakan antara lain di kota-kota Palembang, Pangkal
Pinang, Prabumulih, Batu Raja, Tanjung Pandan, Lubuk Linggau,
Sungai Liat, Pagar Alam, Lahat dan Tanjung Enim. Usaha-usaha
di bidang penyehatan lingkungan pemukiman akan terus pula di-tingkatkan dan sasarannya ialah pemeliharaan dan perbaikan
penanganan air limbah, drainase, dan persampahan. Program ini
akan dilaksanakan antara lain di kota Palembang, Tanjung Pi-
nang, Pangkal Pinang, Prabumulih, Batu Raja, Tanjung Pandan,
Lubuk Linggau, Sungai Liat, Tanjung Enim dan Lahat.
Dalam rangka pembangunan di bidang agama dalam Repelita V
akan dilaksanakan antara lain penyediaan bantuan untuk pemba-
ngunan atau rehabilitasi tempat peribadatan agama, penyediaan
kitab suci, dan pembangunan atau rehabilitasi atau perluasan
Balai Nikah dan Penasehatan Perkawinan, serta pembangunan atau
rehabilitasi atau perluasan Balai Sidang Pengadilan Agama,
kantor-kantor Urusan Agama tingkat kecamatan/kabupaten/kota-
madya dan wilayah.
Sementara itu penerangan dan bimbingan hidup beragama
terus ditingkatkan, terutama bagi masyarakat-masyarakat khu-
sus. Dalam rangka peningkatan mutu perguruan agama yang meli-
puti: Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN), Madrasah Tsanawiyah
Negeri (MTsN), Madrasah Aliyah Negeri (MAN), dan Pendidikan
Guru Agama Negeri (PGAN), akan ditingkatkan dan disempurnakan
prasarana dan sarananya. Di samping itu akan disediakan juga
bantuan bagi perguruan agama swasta.
Dalam rangka pengembangan perguruan tinggi agama akan
dilanjutkan kegiatan pembangunan, rehabilitasi dan perluasan
fasilitas perkuliahan, fasilitas pelaksanaan Kuliah Kerja
Nyata (KKN), dan fasilitas penelitian ilmiah pada IAIN Raden
Fatah dan penyediaan bantuan bagi perguruan tinggi agama
swasta.
Pembangunan di bidang hukum tetap dilanjutkan dengan
berbagai upaya yang pada dasarnya merupakan kegiatan penun-
jang bagi usaha-usaha penegakan hukum dan peradilan. Semuanya
dilaksanakan dalam rangka mendekatkan jangkauan pelayanan hu-
kum kepada masyarakat serta memeratakan kesempatan memperoleh
peradilan. Upaya yang akan dilaksanakan rehabilitasi dan per-
luasan sejumlah kantor Kejaksaan Negeri, Pengadilan Negeri
dan Kantor Imigrasi. Selanjutnya sebagai upaya penunjangan
tugas-tugas pemasyarakatan, diusahakan rehabilitasi sejumlah
Lembaga Pemasyarakatan atau Rumah Tahanan Negara atau cabang
231
Rumah Tahanan Negara dan Balai Bimbingan Kemasyarakatan dan
Pengentasan Anak.
Dalam rangka peningkatan kesadaran hukum masyarakat,
berbagai pola penyuluhan hukum yang ada, akan terus dilaksa-
nakan secara lebih terpadu. Selanjutnya dalam usaha untuk me-
wujudkan pemerataan kesempatan memperoleh keadilan dan per-
lindungan hukum, penyelenggaraan pemberian bantuan dan kon-
sultasi hukum bagi golongan masyarakat yang kurang mampu akan
tetap dilanjutkan.
Program-program sektoral yang ada di daerah, ditunjang
dengan program-program bantuan pembangunan kepada daerah.
Program-program bantuan pembangunan kepada daerah tersebut
meliputi program-program berikut.
Program Pembangunan Daerah Tingkat I diarahkan pengguna-
annya untuk membiayai kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (0&P)
jalan propinsi, jaringan irigasi, rumah sakit dan kegiatan-
kegiatan lain yang telah menjadi tanggung jawab Pemerintah
Daerah Tingkat I. Program Peningkatan Jalan dan Penggantian
Jembatan Propinsi digunakan untuk menangani peningkatan jalan
dan jembatan propinsi sesuai dengan meningkatnya arus lalu
lintas dan muatan.
Program Pembangunan Daerah Tingkat II digunakan untuk
membiayai kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan kabupaten/
kotamadya dan kegiatan-kegiatan lain yang menjadi tanggung
jawab Pemerintah Daerah Tingkat II.
Program Peningkatan Jalan Kabupaten/Kotamadya digunakan
untuk meningkatkan prasarana jalan dalam rangka memenuhi ke-
butuhan prasarana perhubungan yang makin meningkat. Program
pembinaan Pendidikan Dasar digunakan terutama untuk membiayai
232
kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana pendidikan dasar da-
lam rangka meningkatkan mutu pendidikan dasar, dan untuk mem-
biayai pembangunan sekolah dasar baru untuk memenuhi kebutuh-
an akan prasarana pendidikan di daerah transmigrasi, PIR dan
pemukiman baru. Program pelayanan kesehatan digunakan untuk
membiayai kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana kesehatan
yang meliputi Rumah Sakit Kabupaten, Puskesmas, Puskesmas Ke-
liling, Puskesmas Pembantu serta untuk membiayai penyediaan
obat-obatan. Program Rehabilitasi Hutan dan Tanah Kritis di-
sediakan untuk membantu Daerah Tingkat II yang menghadapi ma-
salah tanah kritis, untuk membiayai penyuluhan dan percontoh-
an mengenai pengembangan pelestarian dengan konservasi dan
pencegahan perluasan daerah kritis serta kegiatan lain dalam
rangka memperkecil kerusakan alam.
Program Pembangunan Desa digunakan untuk membiayai ke-
giatan-kegiatan pembangunan desa, peningkatan swakarsa dan
swadaya masyarakat serta pengembangan kawasan terpadu (PKT)
dalam rangka mengembangkan daerah yang terpencil, daerah per-
batasan dan daerah padat penduduk.
Penyelamatan hutan, tanah dan air akan dilaksanakan me-
lalui kegiatan-kegiatan pembangunan dan pembinaan kawasan
konservasi, rehabilitasi sungai dan pengembangan DAS serta
pengendalian dan penanggulangan bencana alam di DAS Musi. Di
samping itu di DAS tersebut juga dilaksanakan upaya untuk
membina kemampuan masyarakat guna meningkatkan peran sertanya
secara swadaya dalam penyelamatan hutan, tanah dan air di DAS
Musi, juga pembangunan dan pembinaan taman nasional di Bukit
Barisan Selatan. Usaha pelestarian kemampuan sumber daya alam
dan lingkungan hidup dan peningkatan fungsinya serta pengen-
dalian kerusakannya juga akan dilaksanakan dengan mengembang-
233
kan pola tata ruang yang dinamis. Dalam rangka pengembangan
meteorologi dan geofisika akan ditingkatkan 2 buah stasiun
meteorologi dan 1 buah stasiun geofisika.
Dalam rangka pelaksanaan rehabilitasi tanah kritis akan
dilakukan melalui kegiatan reboisasi dan penghijauan di DAS
terpenting yang meliputi areal lahan kering dan lahan kritis
dengan sasaran fisik seluas 80.000 ha penghijauan dan 75.000
ha reboisasi. Di samping itu akan dilakukan konservasi atas
tanah usaha tani yang mempunyai kemiringan di atas 40%, reha-
bilitasi lahan kritis dalam pola terpadu di DAS, juga pemu-
kiman kembali peladang sebanyak 15.000 KK.
Dalam mengusahakan koordinasi dan keserasian pembangun-
an, kegiatan penataan ruang daerah akan dilanjutkan dan pe-
nyusunannya akan lebih dipadukan dengan berbagai program ter-
kait. Kegiatan yang akan dilaksanakan di antaranya mencakup
penyusunan Rencana Struktur Tata Ruang Daerah Tingkat I dan
Rencana Umum Tata Ruang Daerah Tingkat II serta penyusunan
Rencana Umum Tata Ruang kawasan beserta perinciannya di ka-
wasan-kawasan yang dirasa strategis atau kritis.
Di bidang penerangan akan dilanjutkan Program Pengem-
bangan Operasi Penerangan dengan pendekatan keterkaitan antar
sektor yang memuat pesan-pesan pembangunan melalui radio, te-
levisi dan pers serta mekanisme Bakohumas. Sementara itu un-
tuk meningkatkan hasil guna dan Jaya guna siaran radio dan
televisi akan ditingkatkan kerja sama lintas sektoral dalam
penyusunan substansi isi acara-acara siaran. Dalam rangka pe-
ningkatan mutu dan jangkauan siaran Radio, Televisi dan Film
dilaksanakan rehabilitasi dan pengembangan pemancar radio dan
televisi.
Dalam Repelita V dalam Sektor Ilmu Pengetahuan, Tekno-
234
logi dan Penelitian akan dilanjutkan kegiatan inventarisasi
dan evaluasi sumber daya lahan untuk data dasar perencanaan
pembangunan wilayah, serta pengembangan Sistem Informasi Geo-
grafi untuk peningkatan kemampuan BAPPEDA dalam perencanaan
pembangunan berdasarkan kemampuan sumber dayanya.
235
TABEL
WILAYAH SATUAN PEMERINTAHAN DAN KEPADATAN PENDUDUKPROPINSI SUMATERA SELATAN
DAERAH TINGKAT IILuasWilayah
JumlahKecamatan
JumlahDesa
Perkiraan Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk/km2
1985 1988 1985 1988(Km2) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa)
Kotamadya:
Palembang 231,6 6 62 912.530 1.002.669 3.941 4.330Pangkalpinang 30,4 4 57 98.131 106.490 3.231 3.506
Kabupaten:
Masi Banyuasin 24.337,6 8 257 743.775 830.765 31 34Ogan Komering I l i r 20.554,6 12 327 630.822 688.173 31 33
Ogan Komering Ulu 9.877,8 14 453 885.610 976.479 90 99Muara Enim 9.087,2 10 258 464.686 503.277 51 55
Lahat 3.828,5 12 561 550.506 602.368 144 157
Musi Rawas 20.417,0 11 237 443.052 490.773 22 24
Belitung 4.301,1 6 54 183.554 200.320 43 47
Bangka 11.022,3 13 139 457.206 500.959 41 45
Jumlah 103.688,0 96 2.405 5.369.872 5.902.272 52 57
236
237