Download - Bahan ekspose

Transcript

P R E S S R E L E A S E

Tahun 2008, Kabupaten Garut Fokuskan Pada Penanggulangan KemiskinanDi usianya yang ke-196, Garut terus berbenah. Dari keseriusan dan kerja keras pemerintah kabupaten juga peran serta segenap komponen masyarakat dalam membangun daerahnya, secara bertahap Kabupaten Garut mengalami kemajuan secara signifikan di berbagai sektor kehidupan. Kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat bagian selatan dengan luas wilayah mencapai 3.065,29 km ini, secara administratif wilayahnya terbagi menjadi 42 kecamatan yang meliputi 21 kelurahan dan 403 desa. Pada tahun 2007 jumlah penduduknya tercatat sebanyak 2.235.968 jiwa.

Daerah Garut yang dianugerahi kesuburan tanah, keanekaragaman flora dan fauna serta keindahan alamnya ini memiliki potensi dan peluang investasi yang cukup prospektif untuk digali dan dikembangkan.

Ketersediaan lahan yang luas menjadikan Kabupaten Garut sebagai daerah yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan agribisnis dan agroindustri. Beberapa komoditas pertanian yang dihasilkan meliputi tanaman pangan, buah-buahan, dan sayuran. Sedangkan, peluang investasi yang ditawarkan adalah pengembangan budi daya jagung. Demikian juga di sektor peternakan, wilayah Garut merupakan sentra produksi peternakan antara lain potensi hewan ternak yang cukup tinggi seperti penggemukan sapi potong dan budi daya domba garut.

Selanjutnya, di wilayah ini terdapat aset perkebunan rakyat dan perkebunan besar antara lain akar wangi, kopi, teh, tembakau, kelapa sawit, dan kakao yang merupakan peluang sektor perkebunan yang cukup potensial. Kondisi ini ditunjang oleh luas hutan mencapai 96.304,97 ha hutan definitif terdiri dari hutan produksi dan hutan lindung, dengan jenis kayu yang dihasilkan kayu jati, kayu primus, dan kayu rimba campuran.

Sektor industri Kabupaten Garut memiliki potensi sumber daya alam yang sangat menjanjikan untuk dikembangkan sebagai penunjang utama sektor industri terutama agroindustri, antara lain industri akar wangi, minyak cengkeh, sutera alam, dodol, dan anyaman bambu. Selain itu, di wilayah Garut juga terdapat potensi industri penyamakan kulit yang merupakan sentra terbesar di Indonesia, yaitu daerah Sukaregang. Sentra ini memasok kebutuhan bahan baku kulit tersamak untuk sentra-sentra industri lainnya yang mengolah menjadi aneka produk jadi, baik di daerah Garut maupun luar daerah, seperti sentra sepatu Cibaduyut. Kabupaten Garut juga memiliki potensi industri yang cukup dikenal di tingkat nasional, yaitu industri Batik Tulis Garutan dan Sutera Alam. Kedua komoditas tersebut merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Sedangkan, peluang investasi yang ditawarkan adalah pengolahan minyak akar wangi yang didukung ketersediaan lahan milik penduduk/petani, pengembangan Batik Garutan dan pengembangan Kain Sutera Alam. Demikian pula industri makanan ringan Dodol Garut menawarkan pesona tersendiri bagi para pengunjung yang bertandang ke Garut.

Dengan karakteristik alamiah yang dimiliki, wilayah di Kabupaten Garut memiliki kawasan-kawasan yang sangat potensial bagi pengembangan pariwisata. Sektor pariwisata yang dibagi dalam pusat-pusat pengembangan industri pariwisata yang secara integratif dikaitkan dengan kawasan konservasi sumber daya alam cukup dominan, serta sebagai kawasan yang berfungsi hidrologis, dengan obyek dan daya tarik wisata. Banyak obyek wisata alam yang layak dikunjungi di wilayah Garut antara lain Air Panas Cipanas, Kawah Gunung Papandayan, Situ Bagendit, Cangkuang, Santolo, Cilauteureun, Rancabuaya, Gunung Guntur, serta obyek wisata menarik lainnya.

Potensi yang juga mesti dikelola intensif adalah perikanan air tawar seluas 26.000 ha, mencakup perikanan budi daya dan perikanan tangkap di perairan kolam air tenang, kolam air deras, mina padi, dan perairan umum. Terdapat juga potensi budi daya ikan payau berupa calon areal tambak seluas 1.000 ha. Sedangkan komoditas unggulan adalah ikan mas, nilem, nila, dan udang. Beberapa sentra yang bisa dihubungi antara lain udang galah, mas, dan nilem. Peluang investasi yang ditawarkan adalah budi daya udang windu, yang didukung ketersediaan lahan yang cukup untuk budi daya dan pangsa pasar yang terbuka lebar, antara lain ke Jakarta, Bandung, Pekalongan, dan Surabaya.

Posisi geografis 21 desa di 6 wilayah kecamatan di Kabupaten Garut bagian selatan berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia, dengan garis pantai sepanjang 80 km memiliki peluang sangat prospektif di sektor kelautan. Dari potensi areal yang tersedia, wilayah yang diusahakan baru seluas 0 4 mil dengan produksi perikanan tangkap wilayah teritorial sebesar 10.000 ton/tahun dan wilayah ZEE sebesar 166.677 ton/tahun. Sedangkan, komoditas unggulan yang dapat dikembangkan adalah ikan layur, tuna, dan udang/lobster. Selain jasa wisata dan industri keluarga, potensi sumber daya kelautan terdiri dari estuaria (24 ha), terumbu karang (525 ha), padang lamun (75 ha), dan mangrove (50,9 ha). Beberapa daerah nominatif pengolah/penghasil potensi kelautan yakni udang windu di Cibalong, udang karang/lobster di Pameungpeuk, ikan hias laut di Cikelet, dan rumput laut di Pameungpeuk dan Cikelet.

Masih di daerah selatan, tanah Kabupaten Garut juga memiliki bahan tambang yang potensial untuk dikembangkan terutama berupa bahan galian golongan C dan beberapa bahan lainnya. Jenis bahan tambang yang dapat dimanfaatkan antara lain adalah perlit dan obsidian, batu setengah permata, kaolin, batu templek, pasir dan sirtu, tras, tanah urug, lempung, batu belah, batu apung, belerang, toseki, dan batu silika. Sedangkan peluang investasi paling prospektif yang ditawarkan adalah penambangan batu aji di Bungbulang dan Caringin. Kedua lokasi potensial tersebut memiliki cadangan batu aji (batu setengah permata) mencapai 9.035 ton pada lahan seluas 1.785 ha.

Pemanfaatan dan pengembangan berbagai potensi tersebut tentunya akan memberikan kontribusi nyata bagi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Garut serta menjadi penyumbang bagi pendapatan masyarakatnya jika mendapat dukungan konkret dari berbagai stakeholder.

Pertama, dukungan politik berupa perhatian dan konsistensi dari Kepala Daerah bersama-sama legislatif berupa penetapan anggaran yang memihak terhadap pengembangan sektor-sektor potensial.

Kedua, koordinasi antarpenanggung jawab terdepan yakni para pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait. Keterpaduan mereka mutlak diperlukan sehingga terjadi sinergi antara satu program dengan program lainnya.

Ketiga, partisipasi masyarakat luas terutama peran serta masyarkat lokal, karena tanpa keterlibatan mereka mustahil program bersangkutan dapat terealisasi.

Keempat, intensitas promosi dan pemasaran secara efektif dengan perluasan daya jangkau wilayah serta penyebaran segmentasi sasaran baik ke lembaga pemerintah, swasta, dunia usaha, maupun masyarakat umum dalam tataran domestik, nasional, maupun mancanegara.

Komitmen segenap pemangku kepentingan di Kabupaten Garut dalam pengelolaan, pemanfaatan, serta pengembangan sumber daya alamnya ini, tentunya merupakan tantangan sekaligus peluang bagi pertumbuhan investasi. Kondisi ini dapat menjadi sumbangan terbesar bagi peningkatan Indeks Daya Beli yang bermuara pada terkatrolnya IPM Kabupaten Garut yang pada tahun 2007 secara perlahan bangkit dari urutan ke-23 naik di peringkat 16 dari 25 kabupaten/kota di Jawa Barat. Oleh karena itu, Hari Jadi ke-196 Kabupaten Garut yang jatuh pada 17 Maret 2008 menjadi momentum peningkatan akselerasi pembangunan yang dilandasi kebersamaan, kerja keras, dan prestasi menuju terwujudnya masyarakat Kabupaten Garut yang lebih maju dan sejahtera. Melalui Visi Pemerintah Kabupaten Garut, yakni Pengarusutamaan Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat Secara Berkelanjutan Guna Mempercepat Pencapaian Visi Garut Tahun 2009, maka pada tahun 2008 Pemkab Garut memfokuskan pada upaya penanggulangan kemiskinan. Upaya tersebut meliputi tiga kebutuhan, yaitu kebutuhan dasar, kebutuhan prioritas, dan kebutuhan penunjang.

Kebutuhan dasar tersebut melalui akselerasi penanggulangan kemiskinan, pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), meliputi : pendidikan, kesehatan, keagamaan, infrastruktur, agribisnis, lingkungan, sumber daya air, serta industri kecil dan menengah. Sedangkan untuk kebutuhan prioritas melalui peningkatan kualitas pelayanan publik oleh birokrasi pemerintahan daerah, yakni : pelayanan prima, pengelolaan keuangan, perencanaan partisipatif, pengawasan, penegakkan hukum dan HAM, demokratisasi, pengarus-utamaan gender, serta penataan fasilitas umum.

Kebutuhan penunjang, secara tidak langsung menunjang upaya peningkatan akselerasi penanggulangan kemiskinan, seperti : pengembangan pariwisata, seni budaya, kepemudaan dan olah raga, perpustakaan dan pengembangan budaya baca, sistem kependudukan, penanganan konflik dan bencana alam, pengembangan sistem informasi, standardisasi dan pengembangan investasi.

Penanganan kemiskinan di daerah kantong kemiskinan, terutama di kecamatan yang memiliki penduduk miskin diatas 10.000 orang yaitu Kecamatan Cisurupan, Cikajang, Malangbong, Karangpawitan, Cilawu, Pakenjeng, Cibalong, Samarang, Balubur Limbangan, Singajaya, Banjarwangi, Kadungora dan Kecamatan Karang Tengah.

Selain itu, fokus kegiatan pembangunan tahun ini, melalui pemantapan peningkatan pemerataan dan pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan. Meski, IPM bidang Pendidikan di Kabupaten Garut, berdasarkan data dari BPS tahun 2007, adalah 80,44 di atas IPM Jawa Barat (79,51) berada pada peringkat 10 tingkat Jawa Barat, untuk indeks kesehatan Garut masih berada pada peringkat terbawah dengan point 64,17 selisih 6,16 di bawah Jawa Barat. Sedangkan, untuk indeks daya beli Garut memiliki point 61,49 selisih 1,47 di atas Jawa Barat. Secara umum IPM Kabupaten berada pada peringkat 16 di tingkat Jawa Barat dengan point 68,7.Dalam upaya mengejar ketinggalan, Kabupaten Garut kini berupaya keras agar indeks kesehatan lebih meningkat, melalui peningkatan jumlah, jaringan, dan kualitas pelayanan Puskesmas di daerah-daerah, termasuk peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan. Lebih penting lagi, diperlukan pengembangan perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang dinilai masih jauh dari harapan. Kebutuhan dasar ini perlu pula didukung peningkatan SDM tenaga kesehatan, serta meningkatkan peran aktif masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Wakil Bupati Garut, dalam suatu kesempatan mengungkapkan berbagai permasalahan tersebut akan dapat segera diatasi, hanya dengan bekal semangat kebersamaan. Semua permasalahan tersebut, tentunya memerlukan pemikiran dan penyelesaian yang bijaksana untuk mengatasinya, ujar Wakil Bupati Memo Hermawan.

Pemkab Garut, kini dihadapkan pula pada permasalahan pembenahan birokrasi yang kerap menjadi tuntutan masyarakat akhir-akhir ini. Melalui Strategi Dasar Sinergitas Pelaksanaan Pembangunan Daerah, Pemkab Garut berupaya menjawab tuntutan masyarakat, salah satunya, melalui strategi pokok dengan optimalisasi kinerja birokrasi pemerintahan daerah.

Optimalisasi ini dilakukan dengan langkah peningkatan kualitas penyelenggaraan administrasi pemerintahan daerah di seluruh tingkatan yang transparan dan akuntabel melalui penataan kelembagaan, manajemen publik, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia aparatur berbasis pengembangan dan pemanfaatan Iptek.

Langkah lain dalam optimalisasi ini adalah peningkatan kualitas kehidupan demokrasi dan penegakan hak asasi manusia melalui peningkatan partisipasi masyarakat dan pemberdayaan perempuan dalam kehidupan politik, sosial, dan ekonomi yang dinamis, beretika serta berorientasi pada upaya pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat.

Yang tak kalah pentingnya, adalah memantapkan kemampuan keuangan daerah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi potensi pendapatan daerah disertai dengan pengawasan untuk menekan tingkat kebocoran.

Wakil Bupati Garut, bahkan menyatakan, begitu banyak harapan dan tuntutan masyarakat untuk membenahi permasalahan birokrasi, yang disadari atau tidak, dapat berimplikasi terhadap kualitas pelayanan kepada masyarakat. Dirinya mewanti-wanti aparatnya untuk tetap konsisten melayani masyarakat, tanpa pamrih. Meski demikian, Memo Hermawan, mengingatkan semua pihak agar lebih arif memandang birokrasi sebagai tipe ideal organisasi pelayanan publik, yang perlu ditempatkan secara proporsional dalam wilayah administratif, bukan justru menyeretnya ke dalam wilayah politis. Menurutnya, sekalipun seorang pemimpin di daerah menempati peran dalam jabatan politis, tidak seharusnya memperlakukan birokrasi sebagai mesin politik praktis, yang dimanfaatkan untuk melanggengkan kekuasaan politiknya, sehingga jabatan kepala SKPD seolah-olah merupakan anggota kabinet yang bertugas untuk mengedepankan kepentingan politiknya.

Oleh karena itu, menghimbau agar semua pihak menempatkan kembali birokrasi pada ruang yang benar, yaitu organisasi pelayanan publik yang di dalamnya terdapat aparatur profesional yang mengetahui, memahami, mampu memberikan pelayanan prima bagi kebutuhan masyarakat, serta mau dan mampu mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi oleh masyarakat sebagai pelanggan yang harus dilayaninya.

Permasalahan lain pun terus menggelayuti daerah ini, pasca krisis kepemimpinan pada tahun 2007 lalu, salah satu yang menjadi fokus perhatiannya adalah masalah KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme). Saat berbicara di hadapan peserta diklat teknis barang dan jasa di lingkungan Pemkab Garut belum lama ini, ditegaskan, penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa sangat rentan dengan tindak korupsi, kolusi, dan nepotisme. Untuk itu, pihaknya sangat menaruh perhatian terhadap penyelenggaraan diklat ini, setidaknya ada upaya sungguh-sungguh dari pemerintah daerah untuk melakukan perubahan-perubahan.

Melalui momentum Hari Jadi ke-196 Kabupaten Garut, Wakil Bupati Memo Hermawan, mengajak seluruh komponen masyarakat untuk meningkatkan kebersamaan, kekeluargaan, dan gotong royong menggapai hari esok yang lebih maju dan sejahtera.

Tahun 2009, Kabupaten Garut berobsesi agar IPM meningkat dengan capaian 70,21; dengan Indeks Pendidikan 83,01; Indeks Kesehatan 83,01; Indeks Daya Beli 66,00. Sedangkan, berkaitan dengan kinerja aparatur di harapkan tahun 2009 bisa mewujudkan pelayanan prima, akuntabilitas kinerja, dan profesionalisme.Begitu pula pada sektor perekonomian daerah. Hal ini diharapkan tahun 2009 meningkat, mulai dari pertumbuhan ekonomi yang diasumsikan mencapai 4,36%, laju investasi 19,82 %, berkembangnya koperasi, UMKM & BUMD, serta Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi Rp 64,06 milyar.

Pada sektor pendidikan, tahun 2007 keadaan prasarana pendidikan dasar diperkirakan 47,50 % dalam kondisi baik dan pada tahun 2008 diperkirakan mengalami kenaikan menjadi 53,75%.Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2008 Rp 10,06 trilyun. Sebagai catatan pada tahun 2004 PDRB sebesar Rp 8,418 trilyun, tahun 2005 Rp 8,768 trilyun, dan tahun 2006 Rp. 9,162 trilyun, dan tahun 2007 sebesar Rp 9,59 trilyun. Asumsi indikator PDRB perkapita Kabupaten Garut tahun 2007-2008 dengan tingkat inflasi 6,5% per tahun. Perkembangan secara riil dari PDRB perkapita yang diterima oleh penduduk atau dalam pengertian secara makro daya beli masyarakat di wilayah Kabupaten Garut sejak tahun 2004 hingga 2008 adalah Rp 5.155.079 (2004), Rp 6.190.996 (2005), Rp 6.786.709 (2006), Rp 7.415.084 (2007), dan Rp 8.120.328 (2008).DATA PRESTASI PEMKAB GARUTTAHUN 2004

NONAMA KEGIATANJUARAKETERANGAN

1Lomba program P2WKSSJuara Tk. NasionalDesa Cijambe Kec. Cikelet

TAHUN 2005NONAMA KEGIATANJUARAKETERANGAN

1Lomba Kategori Bupati Peduli KehutananJuara III Tk. Provinsi

2Lomba MTQ Juara Umum Tk. Provinsi

3Lomba DesaJuara I Tk. Provinsi

4Lomba Desa Tk. NasionalJuara I Desa Suka Karya Kec. Samarang

5Lomba Desa P2WKSSJuara I Tk. ProvinsiDesa Sukagalih Kec. Cibatu

6Lomba Kelompok Ternak Sapi Perah Tk. Provinsi Jawa BaratJuara I Tk. ProvinsiKelompok ternak sapi perah Renteng Sari Kec. Cikajang

7Penguatan Kelembagaan Kegiatan GNRHLJuara I Provinsi

TAHUN 2006NONAMA KEGIATANJUARAKETERANGAN

1Mendapat Best Effort dari menteri KLHJuara I Tk. NasionalDari menteri Negara Lingkungan Hidup

2Lomba Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) Tahun 2003 dan 2004 Tk. Nasional dan Lomba Kelompok Tani Tk. NasionalJuara IIIPuncak acara di Kab. Lombok NTB

TAHUN 2007NONAMA KEGIATANJUARAKETERANGAN

1Penghargaan Bubu Awards V. 05. the most favorite website of the yearTk. Nasional Ketegori e-governement

2Anugerah AdipuraKota terbaik pengelolaan lingkungan perkotaan untuk kategori kota kecil tingkat nasional


Top Related