Buletin Gendis
Meneladani Pahlawandi Era Milenial
Edisi Kedua
G Edisi IV Juli 2019 1
Kelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Edisi Keempat25 Juli 2019
Bersambung hal 2
Masa depan bangsa Indonesia sangatlah
ditentukan oleh para generasi muda bangsa ini.
Kaum muda Indonesia adalah masa depan bangsa
ini. Karena itu, setiap pemuda Indonesia, baik yang
masih berstatus pelajar, mahasiswa ataupun yang
sudah menyelesaikan pendidikannya merupakan
faktor-faktor penting yang sangat diandalkan oleh
Bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita
bangsa dan juga mempertahankan kedaulatan
bangsa.
Didasari atau tidak, pemuda sejatinya
memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam
akselerasi pembangunan termasuk pula dalam proses
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam hal ini,
pemuda merupakan aktor dalam pembangunan.
Baik buruknya suatu negara dilihat dari
kualitas pemudanya, karena generasi muda adalah
penerus dan pewaris bangsa dan negara. Generasi
muda harus memiliki karakter yang kuat untuk
membangun bangsa dan negaranya, memiliki
kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa
saing, mampu memahami pengetahuan dan
teknologi untuk bersaing secara global. Pemuda juga
perlu memperhatikan bahwa mereka mempunyai
Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia. - Soekarno
Peran Pemuda dalam Mewujudkan Cita-cita Kemerdekaan Bangsa
fungsi sebagai agent of change, moral force, and social
control sehingga fungsi tersebut dapat berguna bagi
masyarakat.
Pemuda merupakan suatu generasi penerus
bangsa yang memang telah menjadi suatu pemahaman
yang tidak baru lagi. Bahkan kemajuan suatu bangsa juga
sering dikaitkan dengan bagaimana peran pemuda di
dalamnya, seperti bagaimana produktivitas pemuda demi
kemajuaan dan eksistensi bangsanya. Tidak terkecuali
bagi bangsa Indonesia, generasi muda juga menjadi suatu
tonggak bagi kemajuan dan pembangunan bangsa.
Dilihat dari beberapa peristiwa sejarah yang
penting untuk dikenang tersebut, memang dapat
disimpulkan bahwa peran pemuda dalam mencapai suatu
kemerdekaan Indonesia menjadi suatu titik awal dari
peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa.
Hal ini juga membuktikan bahwa pemuda
menjadi suatu tonggak bagi bangsa Indonesia dalam
masa pembangunan nasional, artinya bahwa penting
adanya peran pemuda dalam pembangunan nasional.
Sebagai penerus bangsa, generasi muda berarti
menanggung harga dan martabat bangsa Indonesia
terutama di dunia Internasional, di mana persaingan dan
penjajahan identitas bangsa dapat berlangsung di
berbagai macam bidang kehidupan.
Oleh sebab itu, penting pula menerapkan nilai-
nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda dan
sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam kehidupan
sehari-hari. Kemudian apa saja peran pemuda sebagai
generasi penerus bangsa, terutama dalam masa atau
jaman yang semakin global dan berkembang modern ini.
Berikut penjelasan lebih lanjutnya.
Tanpa adanya peranan generasi muda atau
pemuda Indonesia maka bangsa Indonesia pastinya akan
sulit mengalami perubahan dan akan mudah pula
kehilangan identitas bangsa Indonesia. Oleh sebab itu,
peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa untuk
memwujudkan cita-cita kemerdekaan. sebenarnya
memiliki beberapa peranan yang seharusnya
dapat dilakukan oleh para pemuda Indonesia. Beberapa
peranan tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa
Indonesia yang pertama dapat dilihat dari peran
pemuda sebagai agent of change atau agen
perubahan.
2. Selain menjadi agen perubahan, peran pemuda
juga sebagai agent of development atau agen
pembangunan sebagai penerus bangsa.
3. Peran yang selanjutnya adalah menjadi agent of
modernization atau agen pembaharuan bangsa
Indonesia.
4. Membangun pendidikan, pendidikan merupakan
suatu pondasi dari berbagai peranan di atas, tanpa
adanya pendidikan yang kuat maka para pemuda
Indonesia pastinya akan merasakan kesusahan
dalam menjalankan peran mereka sebagai generasi
penerus bangsa Indonesia.
5. Memiliki semangat juang yang tinggi. Peran
pemuda sebagai generasi penerus bangsa yang
terakhir adalah tertanam nya jiwa semangat
perjuangan yang tinggi pada generasi muda baik
pada masa sekarang maupun masa terdahulu.
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAUNIVERSITAS MURIA KUDUS
MENGUCAPKAN SELAMAT HARI KEMERDEKAAN
INDONESIA YANG KE 74
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
2
Lanjutan hal 1
G Edisi IV Juli 2019
G Edisi I Desember 2017
Susunan Redaksi
Diterbitkan olehKelompok Jurnalistik Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaUniversitas Muria Kudus Alamat Redaksi: Gedung L Kampus UMKLt. I - Gondangmanis, Bae PO BOX 53 Kudus 59352. Telp. (0291)438229 E-mail: [email protected]
Susunan Redaksi
Pelindung Dekan FKIP - Pengarah Kepala Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) - Pembina Muhammad Noor Ahsin, S.Pd., M.Pd.-P e n a n g g u n g J a w a b K e t u a H I M A - P e m i m p i n R e d a k s i T r i s k h a F i t h r i y a n i - S e k r e t a r i s R e z a S u k m a D e w i P u t r i -R e d a k t u r P e l a k s a n a N u r o i n i N a j m i y a N a f i s a - F o t o g r a f e r S y i f a F a u z i a h S a p u t r i - L a y o u t e r S e g e n a p T i m B u l e t i n G e n d i s - Reporter Triskha Fathriyani, Nidaul Khoiriyah, Wulan Prayogo, Reza Sukma Dewi Putri, Wulan Prayogo, Nidaul Khoiriyah, Syifa Fauziah Saputri. Kontributor: SegenapTim Buletin Gendis.
Diterbitkan olehKelompok Jurnalistik Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaUniversitas Muria Kudus Alamat Redaksi: Gedung L Kampus UMKLt. I - Gondangmanis, Bae PO BOX 53 Kudus 59352. Telp. (0291)438229 E-mail: Web: [email protected]
3
Mahasiswadan Cita-cita Kemerdekaan
Salam Redaksi
Buletin Gendis – Dalam rangka menyambut bulan kemerdekaan tim redaksi Buletin Gendis telah mencapai kesepakatan untuk menerbitkan kembali Buletin Gendis edisi keempat. Alasan diterbitkannya kembali buletin gendis adalah untuk menyoroti dan membahas bagaimana mahasiswa menanggapi hari kemerdekaan dan harapan mereka tentang bangsa ini. Dari mulai acara yang paling penting yaitu pengibaran bendera yang dilangsugkan pada pagi hari. dan berbagai lomba yang diadakan oleh masyarakat indonesia,
Buletin gendis terdiri dari beberapa artikel, opini, resensi, puisi, dan news, yang telah diseleksi oleh tim redaksi Buletin Gendis edisi Juli 2019. Pada edisi keempat ini tim redaksi Buletin Gendis mengangkat tema 'Mahasiswa dan Cita-cita Kemerdekaan'. Mengapa Mahasiswa dan Cita-cita Kemerdeakaan, buletin gendis edisi keempat ini terbit bertepatan pada tahun baru yang jatuh pada tanggal 17 Agustus 2019, yakni jatuh pada hari Sabtu. Untuk itu kami mengusung tema Mahasiswa dan Cita-cita Kemerdekaan sebagai topik utama pada pembahasan buletin pada edisi keempat.
G Edisi IV Juli 2019
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
4
Opini Mahasiswa
Oleh Novi Auliana Putri*
Pemuda atau mahasiswa memiliki peran utama
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, salah satunya
yaitu sebagai generasi penerus yang konsisten
melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, selain itu
pemuda juga sebagai generasi pembaharu yang
bersungguh-sungguh berjuang mewujudkan keadilan,
kesejahteraan, dan kemakmuran bangsa. Perlu adanya
pengetahuan yang luas supaya jejaring pemuda semakin
kuat.
Generasi muda atau yang lebih dikenal dengan
pemuda merupakan harapan yang paling urgent dan aset
bagi suatu bangsa. Pemuda adalah salah satu pilar yang
memiliki peran besar dalam menjalankan kehidupan
berbangsa dan bernegara, sehingga maju mundurnya
suatu negara, sedikit banyak ditentukan oleh pemikiran
dan kontribusi aktif dari para pemuda di negara tersebut.
Pemuda merupakan satu identitas yang potensial dalam
tatanan masyarakat sebagai penerus cita-cita perjuangan,
bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsa
untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan.
Memiliki Potensi Akademik yang Luar Biasa
� Para pemuda harus memiliki pemikiran
akademik yang luas, harus memiliki pengetahuan yang
mendalam dalam segala bidang untuk melahirkan para
generasi bangsa yang berkualitas dan unggul dalam
segala bidang. Pemuda juga selalu memiliki peran dalam
mengubah kondisi suatu bangsa yang tertindas oleh
kesewenang-wenangan penguasa, pemuda harus
memiliki sifat kritis atas hal-hal yang mereka temukan.
Inovatif
� Sekarang ini banyak tenaga manusia yang telah
digantikan oleh mesin otomatis atau mesin canggih, para
pemuda tidak boleh kalah dengan mesin otomatis itu, kita
sebagai generasi muda wajib memiliki kemampuan
literasi data guna untuk meningkatkan skill dalam
mengolah dan menganalisis big data.
Berkontribusi untuk Bangsa
� Kita sebagai pemuda harus terampil dalam hal
apapun, memiliki semangat berjuang untuk negara, karena
pada sekarang ini banyak pemuda yang acuh tak acuh
kepada negaranya, mereka tidak memedulikan nasib
bangsanya, mereka lebih cenderung ke kelompok
dibandingkan berkontribusi untuk negaranya. Untuk itu
dibutuhkan literasi manusia untuk bisa berkontribusi
adaptif dan menjadi arif di era banjir informasi.
Memiliki Kemampun Teknologi
� Saat ini teknologi sering membantu kita dalam
menyelesaikan pekerjaan, untuk itu penting bagi para
pemuda mengerti dan menguasai teknologi dengan cara
para pemuda harus mampu menunjukkan kemampuan
dalam memanfaatkan teknologi digital guna mengolah
data dan informasi.
Generasi muda sebagai generasi pengganti para
generasi tua yang belum mampu mengemban amanat,
harus mampu menciptakan perubahan, generasi yang
dimaksudkan mempunyai ide-ide dan pemikiran baru akan
lebih mampu dengan pembaharuan yang dimiliki dalam
melayani, mengayomi, dan mengabdi untuk masyarakat.
Para generasi muda diharapkan dapat menjadikan
Indonesia yang sejahtera dan damai, mampu bekerja sama
secara lebih efektif, saling memberi bantuan untuk
memajukan negara kita ini.
Bersungguh-sungguhlah dalam berjuang
Pemuda sebagai Pilar Bangsa
G Edisi IV Juli 2019
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
mewujudkan keadilan, kesejahteraan, dan kemakmuran
bangsa untuk mewujudkan bangsa yang adil, sejahtera,
dan makmur adalah tantangan terbesar pemuda di setiap
perkembangan dan pergantian peradaban akan selalu ada
darah muda yang meloporinya.
Untuk memperkuat jejaring pemuda di Indonesia
dibutuhkan strategi jitu agar Indonesia semakin maju
mendunia dengan memperkenalkan budaya ke berbagai
negara di dunia, diharapkan dapat memperkuat jejaring
pemuda dan juga diharapkan mampu bekerja sama
dengan para pemuda di negara lain. Selain itu kita bisa
memperkenalkan budaya Indonesia ke berbagai
mancanegara dan kita juga bisa mengetahui budaya
mereka. Sangat dibutuhkan sekali pemuda yang
5G Edisi IV Juli 2019
Selamat dan Suksesatas wisuda
Dr. Drs. Mohammad Kanzunnudin, M.Pd.Dr. Irfai Fathurohman, M.Pd.
Dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muria Kudus
@pbsi.umk 081 225 016 277
kompeten dalam memperkuat jejaring pemuda.
Selain semangat para pemuda yang masih tinggi,
inovasi, dan pergerakan pemuda atau mahasiswa sangatlah
dibutuhkan maka dibutuhkan strategi jitu untuk
memperkuat jejaring pemuda. Dengan mengadakan
sebuah kegiatan positif contoh kecilnya yaitu pertukaran
pemuda di ASEAN dan bisa juga membuat sebuah
kelompok atau relasi dan membahas kelangsungan hidup
bangsa, agar di masa depan masih ada nadi bangsa, maka
sangat diperlukan adanya jejaring pemuda.
Novi Auliana Putri*
Mahasiswa Prodi PBSI FKIP UMK
Semester II
6
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Mahasiswa dan Cita-cita Kemedekaan, apa kata mereka?
G Edisi IV Juli 2019
Menurut Maslihatul Umami mahasiswa Managemen
semester VII Mahasiswa sebuah kata yang bermakna status sosial
tinggi dan diharapkan mampu berperan dimasyarakat. Sebagai
seorang yg bertitel mahasiswa kita adalah generasi terdekat
bangsa. Kita lah mimpi mimpi bangsa Indonesia. Bagaimana
harapan" leluhur kita dan perjuangan mereka untuk melawan
penjajah untuk kita bisa hidup lebih baik dan layak seperti
sekarang.
Lantas apa peran kita sekarang? Nah ini yang sering menjadi
pertanyaan dibenak generasi" bangsa. Menurut saya perjuangan
kemerdekaan belum usai. Karena mimpi tah pernah bertepi. Kita
harus terus menggapai kemerdekaan itu. Kemerdekaan bukan
hanya perihal menang melawan penjajah. Sekarang ini juga bukan
saja perihal produk asing yg ada di Indonesia.
Pertama kali yg harus kita junjung tinggi adalah moral bangsa
Indonesia. Dan sebagai mahasiswa yg menjadi sorotan di
masyarakat kita harus memulainya dari diri kita sendiri untuk bangsa
karena kemerosotan moral harus kita cegah demi keutuhan NKRI
Menurut Imam Syafi’i, mahasiswa sebagai kaum intelektual sudah seharusnya bergerak didasarkan atas keresahannya melihat permasalahan yang ada di sekitarnya, kepekaan melihat kondisi sekitar dan keinginannya dalam menghasilkan perubahan adalah bukti bahwa mahasiswa ada bukan hanya untuk dirinya saja, namun untuk sekitarnya, bangsa dan negara. Oleh karena itu, keberadaan mahasiswa sebagai agen of change untuk negeri ini supaya dapat mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yaitu cita-cita kemerdekaan.
Menurut Siti Fatikhatun Nur, mahasiswa adalah aset negara yang dipercaya mampu menjadi pelopor perubahan, karena dari gerakan mahasiswalah perubahan tercipta. Kita tahu bersama bahwa mahasiswa adalah tooh intelektual yang sangat pro dengan rakyat. Dan pastinya semua gerakan mahasiswa menuju pada cita-cita bangsa dan demi kesejahteraan rakyat. Dan karena karakter mahasiswa yang kritis dan ilmiah, seluruh gerakan mahasiswa diawali dengan diskusi untuk mendalami situasi dan kondisi yang tengah terjad di masyarakat. Dan dalam ranah ilmiah mahasiswa tetap melaksanakan riset dan studi untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat di bidang ekonomi, IPTEK, sosial, hukum, dan lain-lain.
Mahasiswa Management Semester VII
Mahasiswa PBSI Semester II
Mahasiswa PBSI Semester II
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
7
KUDUS– Pemilihan Duta Kampus yang telah
dilaksanakan di Kampus Universitas Muria Kudus
(UMK) mengambil tema “UMK GOING GLOBAL”
Tujuan diadakannya acara tersebut untuk
membuktikan bahwa generasi sumber daya manusia
yang dimiliki UMK mampu bersaing di dalam
maupun luar kampus, tentu dengan bakat dan
kemampuan yang mumpuni, sehingga siap terjun
dalam dunia masyarakat nantinya.
Pemilihan Duta Kampus UMK diikuti oleh seluruh
program studi yang ada di UMK. Tentunya dengan
beberapa syarat administrasi dan syarat tertentu
lainnya untuk dapat menjadi perwakilan dari program
studi masing-masing. Proses pendaftaran hingga tahap
seleksi pemilihan Duta Kampus ini dilaksanakan pada
1 Mei - 15 Mei 2019 yang bertempat di kampus UMK.
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
(PBSI) yang merupakan program studi yang masih
seumur jagung ini berani dan sangat antusias untuk
News
turut serta mengikuti proses pendaftaran dan seleksi,
dengan perwakilan 2 mahasiswa dari semester 2 yaitu
bernama Novi Auliana Putri (18), dan Afif Khoiruddin
(20). Keduanya mengikuti ajang pemilihan Duta Kampus
ini dengan sangat bersemangat dan memiliki keyakinan
akan membawa piala kemenangan, keduanya lolos
seleksi hingga mencapai titik Grand Final. Hal ini
menjadikan mereka merasa deg-degan di malam Grand
Final yang dilaksanakan pada 13 Juni 2019.Suasana malam Grand Final begitu menegangkan,
kedua perwakilan PBSI ini mengaku sangat deg-degan dan sangat gugup. Pengakuan keduanya pada saat pendaftaran hingga seleksi semua berjalan dengan lancer. “Pada saat pendaftaran hingga seleksi kami bersyukur tidak mendapat kendala yang besar, keseluruhan semua berjalan dengan lancar” ujar Afif.
Pada proses seleksi panitia menekankan pada
pengembangan dan pengetahuan mengenai UMK,
kebudayaan lokal, dan diwajibkan dapat berbahasa asing,
agar siap bersaing tidak hanya dalam negeri namun luar
negeri. Seluruh peserta diuji kemampuannya mengenai bersambung hal 8
MAHASISWA PBSI MASUK GRAND FINAL DUTA KAMPUS
G Edisi IV Juli 2019
Afif dan Novi sedang melakukan fashion show pada malam puncak pemilihan Duta Kampus UMK
seberapa paham peserta mengenai UMK, dan apa saja
yang ada dalam UMK, peserta dituntut untuk sangat
amat paham seluk beluk dari UMK.
Pada keputusan terakhir, kedua perwakilan PBSI ini
harus rela dan lapang dada dikarenakan keduanya
harus cukup puas hanya sampai di titik Grand Final.
Keduanya merasa sedikit menyesal dan kecewa karena
tidak dapat menjadi juara. “Kekecewaan saya adalah
ketika orang tua saya sudah datang untuk menyaksikan
saya di atas panggung, malah saya hanya dapat sampai
dititik ini Grand Final” (jelas Afif). “Saya merasa
sangat sedih dengan kekalahan ini namun tidak
membuat api semangat dalam diri saya padam, justru
hal ini membuat saya semakin kuat, saya percaya jika
saat ini saya belum dapat menjadi pemenang, keesokan
harinya saya akan menjadi pemenang” (ujar Novi).
Buletin GendiSKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lanjutan hal 7
8
Keduanya memberikan semangat pada angkatan
selanjutnya untuk mengikuti pemilihan Duta Kampus
ditahun berikutnya, dan memberikan nasihat untuk semua.
Supaya selalu percaya diri dan yakin pada diri sendiri untuk
terus maju dan mengasah kemampuannya. “Untuk
pemilihan selanjutnya yang telah masuk 10 besar tidak
dapat lagi mengikuti pemilihan, tujuannya untuk
memberikan peluang kepada yang lain.” jelas Novi.
Peserta 10 besar dengan panita membentuk suatu
organisasi yang akan menjadi panitia di pemilihan Duta
Kampus selanjutnya dengan memperbaiki kinerja dan
aturan yang akan lebih diperketat. “Untuk yang telah lolos
10 besar akan dibentuk di dalam 1 organisasi bersama
dengan panitia untuk memperbaiki kinerja saat pemilihan
Duta Kampus pada periode selanjutnya.” jelas Afif.
G Edisi IV Juli 2019
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Program Studi PBSI FKIP Universita Muria KudusMengucapkan Selamat Hari Raya Idhul Adha
11 DZULHIJJAH 1440
Berita Kampus
KUDUS- Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) Universitas Muria Kudus (UMK),
telah sukses menyelanggarakan Uji Kemahiran Bahasa
Indonesia (UKBI) bekerjasama dengan Balai Bahasa
Jawa Tengah.
Dalam ujian tersebut diikuti oleh mahasiswa PBSI
semester 6 dan 4 yang diselenggarakan di Gedung J
Lantai 1 Ruang 9 yang diadakan pada tanggal 15 April
2019. Tujuan diadakan ujian UKBI untuk mengukur
kemampuan mahasiswa prodi PBSI dalam menguasai
bahasa Indonesia, kompetensinya dalam bahasa
Indonesia.
Untuk tahun yang akan datang akan diikuti oleh
Mahasiswa PBSI semester 4 dan 2. Mahasiswa PBSI
wajib mengikuti karena sertifikat itu nanti sebagai syarat
pengajuan skripsi. Mahasiswa dari prodi lain pun juga
bisa mengikuti ujian UKBI tersebut karena tidak
menutup kemungkinan mereka nanti melamar pekerjaan
atau lainnya, sertifikat tersebut sebagai penunjang diri
seperti Duta Budaya, Duta Bahasa dan lain sebagainnya.
“Saya sebagai panitia pelaksanan acara UKBI, saya
merasa bahagia sekali, karena pelaksanaan UKBI
kemarin dapat dukungan penuh, terutama dari Ka.Prodi
PBSI, segenap dosen dan mahasiswa, dan kita juga
disambut kerjasama Balai Bahasa Jawa Tengah, di mana
mereka memang penyelenggara UKBI dan bekerja sama
dengan kita Prodi PBSI FKIP UMK dan tentunya kita
sebagai salah satu kampus atau satu-satunya kampus
yang menyelenggarakan UKBI berkerjasama dengan
Balai Bahasa Jawa Tengah di Pantura Timur. Sebenarnya
PRODI PBSI UMK SUKSES MENYELANGGARAKAN UJIAN UKBI (UJI KEMAHIRAN BAHASA INDONESIA)
9G Edisi IV Juli 2019
Suasana Pelaksanaan Ujian Kemahiran Berbahasa Indonesia Prodi PBSI UMK
ini memang kegiatan yang sangat besar, kegiatan
eksposit atau memang tujuannya menunjukkan ke
masyarakat bahwa prodi kita telah melaksanakan itu
dan mahasiswa kita sudah dibekali test UKBI,
sehingga mahasiswa kita layak dan siap apabila
dibutuhkan kaitannya dengan konteks kebahasaan
baik mengajar, pengajaran BIPA, editor, dan
sebagainya. Itu adalah salah satu bekal sertifikat
tersebut.” Ujar Ristiyani, S.Pd., M.Pd., selaku panitia
pelaksanaan.
10
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
G Edisi IV Juli 2019
Kemenpar adakan Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan di UMK
KUDUS- Kementerian Pariwisata (Kemenpar)
Republik Indonesia bekerjasama dengan Universitas
Muria Kudus sukses menyelenggarakan acara
bertajuk, Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan Goes
To Campus, bertempat di Ruang Seminar Gedung J
lantai V UMK pada Rabu (17/07).
Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan dari
Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Plt.
Dinas Pariwisata Kabupaten Kudus, serta Civitas
Akademika dari Universitas Muria Kudus, baik dosen,
karyawan, maupun mahasiswa dari berbagai program
studi.
Dalam kegiatan yang dibuka langsung oleh Wakil
Rektor IV (Bidang Kejasama) yaitu Dr. Subarkah,
M.Hum. Plt. Dinas Pariwisata Kabupaten Kudus
sebagai narasumber acara menyampaikan pemaparan
dengan tema Arah Kebijakan Pengembangan
Pariwisata di Kabupaten Kudus.
Dalam penyampaiannya, Bapak Kasmudi, S.Pd., M.Pd.
menyampaikan bahwa saat ini Pemerintah Kabupaten
Kudus sedang menyiapkan rencana guna mengembangkan
kepariwisataan di daerah Kudus. “Pada saat ini Pemerintah
Kabupaten Kudus sedang fokus untuk mengembangkan
sektor wisata religi sebagai pendorong utama wisata di
Kabupaten Kudus. Hal ini dikarenakan Kota Kudus yang
memiliki keistimewaan yaitu memiliki 2 wali dari total 9
wali di pulau Jawa, yaitu Sunan Kudus dan Sunan Muria.
Selain itu objek wisata bendungan logung juga akan
dikembangkan.” Tuturnya.
Selain itu, beliau juga mengatakan guna membantu
pertumbuhan ekonomi masyarakat Kabupaten Kudus.
Pemerintah akan memberikan fasilitas kepada masyarakat
untuk membangun usaha di sekitar daerah pariwisata yang
ada. Pemberian bantuan tersebut dilakukan dengan
memudahkan masyarakat dalam mengurus izin usaha di
sekitaran tempat atau destinasi wisata yang ada di
Kabupaten Kudus.G Edisi IV Juli 2019 11
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Dr. Sukresno, S.H., M.Hum. selaku Dosen
Universitas Muria Kudus yang menjadi narasumber
kedua dalam acara tersebut memaparkan presentasi
mengenai Peran Perguruan Tinggi Dalam Mendukung
Pengembangan SDM Kepariwisataan. Dalam
penyampaian materinya, beliau mengatakan bahwa
"Peran kampus pent ing s t ra teg is da lam
mengembangkan dan memajukan dunia pariwisata
Indonesia, khususnya dalam memberi kontribusi
SDM".
"Dalam fungsinya sebagai Agent of Change,
kaum akademika atau civitas academika sangat besar
kontribusinya dalam upaya untuk mengembangkan
sektor kepariwisataan di Indonesia, terlebih lagi bagi
para mahasiswa." Tambahnya
Dalam acara yang dihadiri tidak kurang dari 200
peserta tersebut, peserta mengaku sangat antusias dan
sangat senang karena dapat ikut andil dalam pelatihan
kepariwisataan. Kementrian Pariwisata Republik
s
www.umk.ac.id
Indonesia yang bekerja sama dengan Universitas Muria
Kudus juga memberikan bingkisan berupa kaos,
flashdisk, booknote bagi seluruh peserta, serta
beberapa voucher kepada peserta yang beruntung dan
berhasil menjawab pertanyaan dari narasumber.
Peserta yang hadir pun senang dan ilmu yang
diperoleh sangat bermanfaat. "Saya sangat senang,
karena bisa ikut dalam pelatihan dasar SDM
Kepariwisataan yang diadakan oleh Kementrian
Pariwisata Republik Indonesia ini. Semoga dengan ini
saya bisa lebih mencintai daerah saya dan lebih
mengeksplor daerah pariwisata di Kudus." Ucap Shofi,
salah satu peserta pelatihan dari Prodi PBSI FKIP UM
Semester IV.
G Edisi IV Juli 2019 12
Suasana pada saat pelatihan dasar SDM Kepariwisataan di Ruang Seminar Gedung J lantai V UMK pada Rabu (17/07).
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
KUDUS-Memasuki usia yang ke-39 pada 21 Juni kemarin, panitia dies natalis ke-39 Universitas Muria Kudus (UMK) telah menyelenggarakan berbagai kegiatan yang telah berlangsung untuk memeriahkan acara dies natalis tahun ini. Acara ulang tahun tersebut dimeriahkan oleh beberapa acara, dimulai dari upacara, perlombaan antarmahasiswa dan perlombaan antardosen dan karyawan. Kegiatan tersebut terbagi dalam beberapa bidang, yakni pada bidang olahraga, seni, dan seremonial. Dengan mengangkat tema a path to glory, Bapak Mutohhar, S.Pd., M.Pd selaku ketua panitia berharap agar UMK dapat menuju kejayaan dan pada umur 40 tahun akan menjadi jaya. Melalui kegiatan perlombaan antardosen dan karyawan, diharapkan dapat menjalin silaturahim yang lebih dekat. Telah disampaikan oleh Bapak WR 4 yang sekaligus membuka acara, “Bahwa kegiatan ini tidak didasarkan oleh prestasi, melainkan kegiatan rekreasi.” “Dies Natalis tahun ini mempunyai konsep yang bisa dinikmati oleh semua masyarakat Universitas Muria Kudus. Dosen dan karyawan UMK sangat antusias pada acara ini, terbukti dari jumlah peserta lomba yang ikut lumayan banyak dan sejak H-4 perlombaan, terlihat beberapa karyawan dan dosen yang sedang latihan. Jadi perlombaan ini bukan sekadar lomba yang hanya untuk memeriahkan acara, tetapi mereka memang
memberikan dan menampilkan yang terbaik. Selain itu, kami juga mengundang mahasiswa dari beberapa UKM. Misalnya dari UKM olahraga yang membantu untuk menjadi juri dan wasit. Kan kalau mahasiswa yang lomba dan jurinya adalah dosen, itu sudah biasa. Tetapi kemarin dosen yang lomba, dan mahasiswa yang menjadi jurinya. Untuk senam kreasi karena bersangkutan dengan seni, kami mengundang UKM seni kampus (sekam) untuk menjadi jurinya. Dan untuk acara kemarin, semua acara adalah puncak acara.” Jelas Bapak Mutohhar, S.Pd., M.Pd. Acara perlombaan antardosen dan karyawan yang telah dilaksanakan pada tanggal 2-6 Juli 2019 yang dilaksanakan di lapangan basket Universitas Muria Kudus, yang diikuti oleh Bapak-Ibu Dosen dari delapan fakultas beserta karyawan yang ada di Universitas Muria Kudus. Acara tersebut berlangsung sanagat meriah dan ramai, ditambah oleh suporter dari mahasiswa yang sangat antusias.
Reporter Fransaskia Cindy Dewanti
DIES NATALIS UNIVERSITAS MURIA KUDUS YANG KE-39
G Edisi IV Juli 2019 13
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
14
Mahasiswa merupakan harapan dan
calon pemimpin bangsanya di masa-masa
mendatang. Bulan Kemerdekaan yang
biasanya diperingati setiap bulan Agustus
semestinya dijadikan momentum rakyat
Indonesia, termasuk para pemuda dan juga
mahasiswa untuk meneruskan perjuangan
pahlawan kemerdekaan dengan melakukan
kegiatan positif, giat belajar, aktif berkegiatan
yang bisa memberikan kebermanfaatan bagi diri
sendiri dan masyarakat.
Tentu kita masih ingat ungkapan “Berilah
aku sepuluh pemuda, maka aku akan
mengguncang dunia.” Demikianlah kiranya
petikan kal imat optimis yang pernah
disampaikan oleh Presiden Soekarno berkaitan
tentang potensi dan peran strategis pemuda
terhadap perubahan kemajuan bangsa dan
pengaruhnya terhadap tatanan dunia.
M a h a s i s w a y a n g j u g a d a p a t
dikategorikan sebagai pemuda, merupakan
aset kemajuan dan juga bibit intelektual suatu
bangsa. Maha berarti tinggi dan siswa berarti
terpelajar, sehingga tidak salah kalau
masyarakat Indonesia berharap banyak akan
kontribusi mahasiswa terhadap negara dan
warga masyarakatnya.
Di dalam dunia pergaulan dan pemikiran
kampus, menyandang gelar mahasiswa
merupakan sebuah amanat. Para orang tua,
masyarakat, bahkan bangsa ini tentunya
manaruh harapan besar akan keberhasilan
mahasiswa manapaki dunia perkuliahan. Mahasiswa
adalah bagian dari masyarakat yang mempunyai
akses lebih terhadap pendidikan dan menjadi
kelompok elit dari suatu masyarakat. Dengan elitisme
dan pendidikan, mahasiswa menjadi harapan untuk
dapat mewarnai lingkungan dan memberikan
perubahan bagi kehidupan di masyarakat.
Di kawah candradimuka yang bernama
kampus, mahasiswa digodhog dan digembleng
dengan berbagai disiplin ilmu tertentu untuk menjadi
manusia yang linuwih secara keilmuan sesuai
jurusan masing-masing. Untuk memperoleh tanda
predikat sarjana berupa selembar ijazah kuliah pun
tidak mudah.Dalam praktiknya, berbagai hambatan,
tantangan, dan rintangan seringkali menyertai. Hal itu
tentu wajar, mahasiswa yang dalam posisi ikhtiar
menuntut ilmu, pasti akan mengalami berbagai
macam ujian dan problematika dinamika kehidupan
kampus.
Kapten Peradaban
Sebagai mahasiswa yang katanya agen of
change (Agen perubahan), atau bisa disebut sebagai
“kaptennya peradaban” belajar giat menjadi syarat
mutlak yang harus dilakukan.
G Edisi IV Juli 2019
Oleh M. Noor Ahsin*
Mahasiswa sebagai Agen Perubahan Bangsa
Jangan sampai waktu kuliah yang singkat
itu dihabiskan untuk hal yang kurang bermanfaat.
Untuk itu, sebagai mahasiswa sudah semestinya
belajar tekun untuk meraih nilai yang bagus.
Berbagai tugas kuliah sedapat mungkin
mahasiswa kerjakan dengan maksimal.
Janganlah menunda-nunda tugas kuliah dan
meyepelekan hal-hal kecil, karena menunda-
nunda tugas kuliah bisa menimbulkan masalah
baru dan menjadi bumerang bagi mahasiswa.
Jika hal itu dilakukan, dampaknya nilai
hasil studi mahasiswa bisa jelek dan hancur. Hal
itu pun bisa berakibat pada terbatasnya
pengambilan jumlah SKS semester depannya.
Faktor seperti itulah yang kadang menjadi salah
satu penyebab mahasiswa lulus telat, bahkan di
DO (drop out) kalau sampai melampui batas
maksimal kuliah, sesuai dengan yang ditetapkan
oleh Universitas.
Biar bagaimana pun, prestasi akademik
dengan nilai Indeks prestasi komulatif (IPK)
bagus itu penting. Karena itu menjadi salah satu
indikator parameter keberhasilan mahasiswa.
Sebaga i mahas i swa , t en tunya t i dak
menginginkan j ika hasil ujian kampus
mendapatkan prestasi akademik dengan IPK
Nasakom (nasib satu koma). Tentunya, semua
mahasiswa pastinya berkeinginan untuk
mendapatkan IPK yang bagus.
Melatih Soft Skill
Pertanyaannya adalah, apakah dengan
nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang bagus
bisa menjamin mahasiswa untuk sukses dan
mudah mendapatkan pekerjaan? Tentu
jawabannya tidak. Selain IPK yang bagus,
banyak faktor lain yang juga menjadi faktor
kesuksesan seorang mahasiswa. Selain cerdas
secara intelektual (IQ) dengan perolehan nilai
akademik bagus, kecerdasan emosional (EQ),
dan Soft Skill juga menjadi faktor penting
Untuk itu, perlu kiranya mahasiswa membekali
diri dengan keterampilan khusus (Soft skill). Semisal
ikut organisasi intra kampus dengan bergabung di Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM), Himpunan Mahasiswa
(HIMA), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), atau ikut
organisasi ekstra kampus lainnya semisal Komunitas
kepenulisan, Kammi, PMII, HMI, Teater, Mengikuti
berbagai perlombaan, berwirausaha, dan sebagainya.
Dengan menjadi aktivis organisasi dan mengikuti
banyak keterampilan tentu kecerdasan emosional
mahasiswa dan keterampilan lain akan terlatih. Karena
dengan mengikuti organisasi mahasiswa atau kegiatan
lain, mahasiswa tentu akan sering rapat, diskusi, adu
pemikiran, memahami perasaan orang lain dan
sebagainya. Berbagai pengalaman dan keterampilan
itu tentu sedikit banyak kelak juga akan sangat
bermanfaat bagi kehidupan dan diskursus pemikiran
kritis mahasiswa.
Di lain sisi, sebagai mahasiswa semestinya juga
selalu kritis dan peka dalam memikirkan keadaan
bangsanya. Fakta ketertinggalan bangsa ini dengan
bangsa-bangsa lainnya kiranya patut menjadi renungan
bagi mahasiswa dan sebisa mungkin berusaha untuk
menawarkan solusinya. Janganlah menjadi mahasiswa
hanya pintar ngomong dan sekadar retorika saja.
Tunjukkanlah aksi nyatamu untuk berpikir dan
bergerak dalam menyelesaikan masalah yang banyak
terjadi di masyarakat serta berusaha memajukan
bangsa kita tercinta dengan berbagai ide dan
pemikirannya. Teruskan perjuangan para pahlawan
kemerdakaan un tuk meneruskan c i ta -c i ta
kemerdekaan dengan banyak melakukan banyak
kegiatan positif yang bermanfaat dan giat belajar.
Mahasiswa yang merupakan bibit intelektual bangsa
harus bangkit dan menjadi pelopor, untuk mewujudkan
negara ini agar kelak Indonesia menjadi lebih
berkembang, maju, dan lebih sejahtera.
M. Noor Ahsin, M.Pd.* Dosen Prodi PBSI FKIP UMK,
15G Edisi IV Juli 2019
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
IDENTITAS BUKUJudul novel : Dear AllahPenulis novel : Diana FebiantriaPenerbit : Coconut BooksPenyunting buku : Sintha Sumardi, Haykal BukhariNomor Edisi : ISBN 9786025508516Penata Isi : Coconut DesignJumlah halaman : 412 halamanTahun Terbit : 2018
Novel yang ditulis oleh gadis kelahiran Lumajang
pada 07 Februari 1996 yakni Diana Febiantria atau lebih
dikenal dengan sebutan Diana Febi adalah novel
pertamanya yang sebelumnya telah diterbitkan di
wattpad dan telah dibaca 5 juta kali, tak heran jika
novelnya telah dipinang oleh pihak sorayaintercinefilms
untuk dijadikan sebuah film dalam waktu dekat ini.
Lahir da lam l ingkungan non-Musl im
membuatnya dahaga akan ilmu agama hingga akhirnya ia
bertekad memenuhi dahaganya dengan menulis cerita
bergenre islami. “Segala bentuk tulisan akan dimintai
pertanggungjawaban kelak di akhirat.” Menjadi
acuannya untuk membuat cerita yang memiliki nilai dan
pesan yang penting bagi kehidupannya maupun
kehidupan para pembaca. Berharap setiap pesan yang ia
tulis dapat menjadi amal jariah baginya kelak setelah
kematian.
Novel yang ditulis menceritakan kisah perasaan
cinta dalam diam Naira yang tersimpan rapi bertahun-
tahun kepada Wildan yang hatinya telah tertambat pada
gadis lain. Naira harus menahan rasa sakit saat
mendengar Wildan menceritakan gadis yang ia cinta di
hadapan Naira. Cinta dalam diamnya begitu berat lagi,
ketika Wildan memutuskan akan menikahi gadis lain.
“Dear Allah, kenapa harus dia? Kenapa hati ini
berlabuh pada sosoknya yang telah melabuhkan hatinya
pada wanita lain? Kenapa dia yang menjadi laki-laki
yang hamba cintai?Oh, Allah, jika dia bukan pilihan-Mu
untuk menjadi pelengkap imanku. Hilangkan rasa ini,
musnahkan rasa yang semakin lama semakin
berkembang dan bermetamafosis menjadi perasaan
Romansa Cinta Ilahi
cinta. Rasa yang tak seharusnya bersarang menjadi
perasaan yang tak terbantahkan. Hamba hanya takut
perasaan ini membuat hamba salah melangkah.” – naira
– hal. 18
Naira percaya bahwa cinta yang selalu melibatkan
Allah tidak akan pernah membuat kecewa hamba-Nya.
Hanya doa dan keyakinan yang selalu menguatkan dirinya
di kala hati rapuh karena cinta yang sepihak. Naira
percaya bahwa kesabaran, keikhlasan, dan ketulusan cinta
suci akan berakhir pada suatu kebahagiaan yang sudah
direncakan oleh-Nya. Sebab perkara mudah bagi Allah
untuk menjodohkan Hamba-Nya.
“ Dear Allah, Rencana-Mu sama sekali tak
terduga dan tak terbayangkan. Dayungku mengejar cinta
Wildan sempat berhenti, tetapi kau membuat aliran
sehingga perahuku hanyut dan berlanbuh akhirnya di
pelabuhan impian. Tetapi, kenapa masih ada duka
diantara kami? Kenapa satu persatu cobaan datang pada
kami? Oh Allah, kuatkan hati ini untuk menjalankan
16
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
G Edisi IV Juli 2019
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
GBuletin Gendis
Prodi PBSIFKIP UMK
PUISI MAHASISWA
SAYA INDONESIA
Karya Habib Maulana Alby*
Daku adalah putera bangsa
Dengan suara keras menyalak
Meneriakkan
Merdeka merdeka merdeka
Tak peduli siapa engkau
Jika kau adalah aku
Maka teriakkanlah hal yang sama
Karena aku dan kau adalah Indonesia
Saya adalah Indonesia
Dengan suara menggelegar saya berteriak
Menyalakkan suara lantang
Merdeka merdeka merdeka
Maka marilah berteriak bersama
Karena aku kau dan kalian
Adalah Indonesia
Saya Indonesia
Aku kau dan kalian
Akan meraih peran yang besar
Untuk majunya bangsa ini
Menuju kemerdekaan yang hakiki
Kemerdekaan yang sejati
Saya wajib melakukannya
Karena saya Indonesia
*Mahasiswa PBSI Semester VI
SEMANGAT PUTUS ASA
Oleh Sun'an Suhaili*
Konsolidasi kami engkau rusak
Argumentasi kami engkau sengketa
Semangat kami engkau nodai
Apa gunanya hati bila engkau lukai
Kami memang sakit hati
Tapi kami tau..
Dimana kami mengabdi !
Kami cuma ingin inadaptibilitas
Bukan elektabilitas !
* Mahasiswa PBSI semester II
19G Edisi IV Juli 2019
kompasiana.com
watpadd
semua rencana-Mu dengan ikhlas.” ~naira~ hal. 80
KELEBIHAN dari novel ini adalah,
menginspirasi dan memotivasi bahwasannya
kesabaran, keikhlasan dan ketulusan yang didasari
karena Allah SWT pasti akan berakhir dengan
kebahagiaan. Selain itu juga menyuguhkan romansa
cinta islami yang menarik, sang penulis juga
menyertakan kisah-kisah romansa religi sejak zaman
kenabian yang belum pernah diketahui banyak orang.
Tidak hanya menceritakan kehidupan islami novel ini
juga menyuguhkan banyak ilmu kesehatan dan ilmu
agama yang disisipkan penulis di setiap bagian novel.
Alur yang diciptakan penulis mampu membuat
perasaan pembaca ikut merasakan apa yang dialami
oleh tokoh cerita di dalamnya.
KEKURANGAN dari novel berjudul
romansa cinta ilahi ini memiliki akhir cerita yang
terlalu mainstream, berbeda dengan akhir cerita yang
sebelumnya telah dipublikasikan di situs sosial
wattpad. Kemudian, tidak adanya daftar isi yang bisa
memudahkan pembaca. Dan pada halaman ending 408
terdapat percakapan yang menyatakan bahwa tokoh
Wildan memiliki wajah yang datar dan dingin padahal di
halaman sebelumnya tidak ada yang menyatakan bahwa
Wildan memiliki raut wajah yang datar dan dingin.
(Zuyyiyanatul Musoffa)
I
Kelompok Kajian Prodi PBSI
1. Kelompok Kajian Sastra (KASA)
2. Kelompok Kajian Teater
3. Kelompok Kajian Jurnalistik
4. Kelompok Kajian Bahasa (KKB)
5. Kelompok Kajian Kepewaraan
17
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
G Edisi IV Juli 2019
Di suatu hari ada seorang pengusaha yang sangat kaya, tetapi beliau sangat pelit dan susah sekali untuk mengeluarkan uang untuk bersedekah. Nah disuatu hari dia pergi ke suatu tempat untuk menghadiri acara, ketika diperjalanan dia merasa lapar dan haus tetapi tidak ada makanan untuk dimakan serta minuman untuk diminum.
Terpaksa dia berhenti di salah satu toko untuk membeli sebuah makanan dan minuman. Setelah itu dia meneruskan perjalanan dan memakan makanan yang telah dibelinya, ketika sudah habis dibuanglah makanan tersebut dari kaca jendela, dan ternyata tidak disangka-sangka ada seorang pria yang berlari mengejar ke arah mobilnya dengan berteriak "berhenti woyy" dengan sangat panik seorang pengusaha menghentikan mobilnya.
Pengusaha : "Ada apa? ada urusan apa kamu dengan ku?"
Laki-laki : "Anda sangat keterlaluan, membuang sampah sembarangan dan mengenai wajah saya."
Pengusaha : "Apakah iya? kalau begitu saya mohon maaf."
Laki-laki :" Tidak semudah itu saya bisa memaafkan, anda harus bertanggung jawab."
Pengusaha : "Baik saya akan mengajakmu untuk makan siang bersama."
Laki-laki : “Tetapi saya meninggalkan 2 istri saya di ujung jalan sana untuk mengejar anda tadi.”
Pengusaha : “Baiklah, ajak saja mereka kesini juga.”
Laki-Laki : “Baiklah.”
Ketika seorang laki-laki tadi menjemput kedua istrinya, si pengusaha mengikuti laki-laki tadi serta menyuruhnya masuk ke dalam mobil, akhirnya si pengusaha bertemu dengan kedua istri dari laki-laki tadi.
Pengusaha : “Karena saya telah berbuat salah kepada suami anda berdua, kalian akan saya ajak makan siang bersama di restauran.”
Istri 1 : “Tapi bolehkah saya mengajak anak saya di rumah, anak saya 6.”
Istri 2 : “Saya juga pak, saya akan mengajak anak saya 4 di rumah.”
Dengan wajah yang sangat pucat seketika pengusaha itu terdiam dan sangat kaget, mau tidak mau dia harus mengajak semuanya untuk makan siang bersama di restauran yang sangat mahal…….hehe.
18
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Anekdot
Dipaksa Ikhlas
Oleh Wulan Prayogo*
G Edisi IV Juli 2019
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
20
KUDUS- Program studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan (FKIP) Universitas Muria Kudus (UMK),
telah sukses mengadakan parade pementasan teater
dalam acara "Mendadak Festival part 1".
Acara yang bertempat di lapangan basket
Universitas Muria Kudus berjalan lancar. Dengan
berbagai pementasan, antara lain akustik, pentas teater
maupun diskusi, ditambah lagi dengan adanya bazar
buku yang ikut mewarnai acara tersebut.
Tanggal 9- 11 juli 2019, 3 hari 3 malam tanpa
henti acara itu berjalan dengan berbagai pementasan.
Pada malam pertama dengan naskah lakon yang berjudul
Mega-mega yang telah diadaptasi bebas oleh Rika Awe
berjalan dengan lancar dan memukau para penonton.
Naskah Mega mega mengungkapkan sebuah
tema yang lahir dari lingkungan yang secara sosial
ekonomi merupakan masyarakat minoritas sesuai
dengan latar yang dipakai yaitu gelandang dengan pola
kehidupan yang tak pasti. Akan tetapi, dari ketidakpastian
itu manusia bisa menjadi apa saja. Tokoh Mae, misalnya,
sebagai gelandang perempuan tua, praktis kehidupannya
hanya menjadi gelandang. Itulah sebabnya, ia agak iri
pada Retno yang masih muda dan masih besar harapannya
potensi dirinya bisa dijadikan uang dengan menjadi
pelacur. Mae juga selalu menasehati panut agar tidak
memilih pekerjaan sebagai Pencopet. Ada Hamung
seorang penyandang cacatkaki. Tukijan adalah seorang
yang punya cita-cita membuka kehidupan baru di
Sumatera. Tokoh dengan kondisi terparah adalah Koyal. Ia
adalah lambang manusia pengkhayal yang mendapatkan
kesenangan dengan khayalannya. Ia mengkhayal sebagai
pemenang lotre. Suatu hari, Koyal mendapat lotre dan
mengajak kawan-kawannya berfoya-foya. Dari naskah
mega-mega ini menunjukkan bahwa setiap manusia
memiliki impian. Namun ketika impian itu tidak terwujud
maka hanya akan menjadi khayalan seperti mega-mega.
PENTAS TEATER MEGA-MEGA DALAM ACARA MENDADAK FESTIVAL
Pojok Kampus
G Edisi IV Juli 2019
Reporter Syifa Fauzia Saputri*
Salah satu adegan dalam pementasan Mega-mega oleh Mahasiswa PBSI UMK
Pementasan yang di Sutradarai oleh Warih
Bayu ini terbilang cukup berat dengan latihan yang
singkat, latihan yang hanya memakan waktu 1,5 bulan
tapi mampu memukau banyak orang saat melihatnya.
Adapun para pemain teater Mega-mega. diantaranya
yaitu; Rika Awe sebagai (Mae), Bagus Tan sebagai
(Koyal), Shofiatur sebagai (Umal), Zamroni sebagai
(Tukijan), Anita sebagai (Retno), Rinta Ayu sebagai
(Hamung), Intan Indah sebagai (Mahasiswa), Novia
sebagai (Imah), Zakiya sebagai (Panut), Nafisa
sebagai (Sutiyem), Cicya sebagai (Tutut), Merli,
sebagai (Tinah).
Beberapa pernak pernik panggung yang
terlihat diantaranya gerobak, Tong, peti dan barang
bekas seperti kardus dan botol. Seperti pentas pada
umumnya, di akhir pementasan juga diadakan diskusi.
Forum diskusi yang dibuka oleh sutradara Warih Bayu
dan didampingi oleh dosen mata kuliah Seni
Pertunjukan Drama, Dr. Mohammad.Kanzunnudin,
Mpd. Warih selaku sutradara memberikan sedikit
pengantar mengenai naskah yang dipentaskan.
"Awalnya saya memberikan refrensi beberapa naskah,
setelah mendapatkan kesepakatan bersama mereka
memilih naskah mega mega lalu diadaptasi bebas oleh
Rika AW, mulanya saya ragu untuk mengadaptasi
naskah tersebut, takut Arifin C Noer marah tapi karena
beliau sudah meninggal jadi saya berani hahaha. Tidak
tidak, mulanya saya mengabari istri beliau dan
meminta izin kepadanya untuk mengadaptasi naskah
mega mega, lalu istri beliau mengizinkan untuk
diadaptasi bebas naskah tersebut. Dari situ saya dan
para pemain mendapatkan dorongan kuat untuk
mementaskan naskah tersebut" ceritanya.
Dr. Mohammad Kanzunnudin, M.Pd., juga
berpesan "Kalau mau belajar harus siap dipisuhi
(dimarahi) di situ akan melatih totalitas mahasiswa".
Terlepas dari forum diskusi, beberapa penonton juga
terpukau dengan pementasan naskah mega-mega
"Pentas ini sudah bagus, semua tertata rapi, penataan
lighting sudah baik,
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
21G Edisi IV Juli 2019
Pementasan Har Pertama sekaligus peluncuran “Teater Jiwa”
karakter yang diperankan pemain juga bagus, saya rasa
pementasan ini tuntas," komentar salah satu penonton saat
saya wawancarai.
"Top, karena baru pertama kali pementaskan jad
masih ada beberapa yang memang kurang atau kesalahan
yang bersifat teknis, teruntuk yang memerankan Koyal itu
benar-benar keren sekali, mungkin jika tidak ada dia
pementasan akan datar," ujar salah satu anak teater Kudus.
SFS*
Mahasiswa Prodi PBSI
KUDUS – Menakjupkan, Teater Jiwa
sukses dalam mementaskan teater. Kelompok yang
tergabung ke dalam teater jiwa, merupakan
mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia (PBSI) Universitas Muria Kudus (UMK).
Teater ini dipentaskan pada Rabu (10/07/19) pukul
1 9 . 3 0 d i L a p a n g a n B a s k e t U M K .
Kelompok teater jiwa yang berhasil
mementaskan “Monumen” mempersiapkan
segalanya untuk berusaha tampil maksimal di
hadapan bapak, ibu dosen, dan penonton lainnya
d a l a m k e g i a t a n m e n d a d a k f e s t i v a l .
Kelompok beserta pelatih bekerja keras
dalam ikut serta menyukseskan acara tersebut.
Terlihat dari salah satu mahasiswa yang antusias
latihan bersama. Semangat untuk mempersiapkan
acara tersebut sampai dia mengaku jarang pulang
k e r u m a h d e m i b e r l a t i h b e r k a l i - k a l i .
Dalam pementasan teater ini, semua
kelompok mempersiapkan dengan “bekerja keras”.
Dalam artian latihan cukup keras untuk persiapan
pementasan, karena dalam pementasan pastilah
memiliki banyak sekali kesulitan baik dalam diri sendiri
maupun kelompok. “Salah satunya mencari ciri khas
masing-masing tokoh,” tutur Zuzy, salah satu pemain
t e a t e r “ M o n u m e n ” .
Latihan yang cukup keras ini memiliki tujuan
supaya dapat menampilkan yang terbaik nantinya.
“Salah satu persiapan yang dilakukan dalam pementasan
kali ini meliputi: latihan berkali-kali kurang lebih
s e l a m a t i g a b u l a n .
Dengan proses latihan yang begitu keras, berusaha
inten meskipun kendala itu tetap ada. Salah satunya
mempersatukan karakter masing-masing individu yang
m e m b u t u h k a n i n t e n s i t a s y a n g c u k u p .
“Harapan mengenai teater ini, semoga kelak
menjadi guru yang baik bagi generasi bangsa”, ujar
Sugiok Wardoyo yang merupakan pelatih dan sutradara
pementasan tea te r “Monumen” te rsebut .
G Edisi IV Juli 2019 22
Teater Jiwa Sukses Dalam Mementaskan Naskah Monumen Reporter Anita Pipit Aziz
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
G Edisi IV Juli 2019 23
“Selain persiapan dari peserta sendiri. Dari tim pendamping yang terdiri dari sebagian anggota mahasiswa
PBSI juga ikut menyiapkan properti yang digunakan untuk tampil nantinya. Seperti pembagian tugas lighting, make
up, dekor, dan properti lainnya. Untuk selalu kompak dan bekerja sesuai bidangnya masing-masing” (tambah Imam
Syafi'i dan Mohammad Riza yang merupakan anggota mahasiswa PBSI dan yang mendampingi saat pementasan
naskah Monumen).
Persiapan dan kerja keras yang dilalui oleh kelompok teater berserta tim pendamping ini, menarik simpati
dari berbagai penonton yang hadir. Mengenai usaha dan kerja keras yang dilakukannya sehhingga dapat
mementaskan naskah Monumen ini dengan baik. (Anita Pipit Aziz)
Beberapa adegan dalam pementasan teater hari kedua yang bertakjub “Monumen” pada hari Rabu malam (10/07/2019)
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Reporter Anita Pipit Aziz
KUDUS – Mengejutkan, Teater Jiwa
sukses dalam menggelar acara mendadak festival.
Sebuah kelompok yang tergabung ke dalam teater
jiwa, beranggotakan mahasiswa Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI),
Universitas Muria Kudus (UMK). Berhasil
menutup acara mendadak festival dengan
pementasan teater terakhir yang tak kalah
menakjubkan dengan penampilan teater pada
gelaran festival hari pertama (09/07/19).
Mendadak festival sebuah event yang
berlangsung selama tiga hari berturut-turut,
menampilkan beberapa pementasan teater dengan
naskah “Mega-Mega” yang disutradarai oleh
Warih Bayu, “Monumen” disutradarai Giok
Wartoyo, dan “Tenggelamnya Kapal Van Der
Wijck” yang disutradarai Jesy Segitiga. Selain
parade pementasan teater, adapula pameran karya
(Alm. Yudhi MS), bazar buku, nobar film, musik
akustik, dan pojok sambat.
Serangkaian acara Mendadak Festival
yang berhasil ditutup dengan pementasan naskah
“Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” oleh kelompok
teater jiwa. Membuat para pemain beserta pelatih
berusaha bekerja keras untuk menampilkan yang terbaik
dari teater sebelumnya. Terlihat dari salah satu pemain
yang begitu semangat berlatih untuk tampil maksimal,
sampai dia mengaku jarang berkumpul dengan keluarga
demi berlatih.
Saat pentasan teater ini, semua kelompok
mempersiapkan dengan baik, khususnya pemeran
utama. Supaya dapat menampilkan yang terbaik
nantinya. “Salah satunya persiapan yang dilakukan
yaitu, olah vokal, olah rasa, menghafalkan naskah.
Meskipun memiliki banyak kendala diantaranya,
kekurangan pemain, harus menggunakan dialek lain.
jadi kita semua harus fokus pada huruf vokal “a”dan
diganti vokal “o” pada akhir katanya”, ujar Arum
Kamila salah satu mahasiswa PBSI yang memerankan
tokoh utama sebagai Hayati.
Agar dapat menampilkan yang terbaik. “Selain
dari diri sendiri juga dari beberapa tim pendamping,
G Edisi IV Juli 2019 24
Gelaran Festival Teater Berakhir dengan Tenggelamnya Kapal Van Der WijckBuletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
berusaha menyeting tempat sedemikian rupa, guna mendukung pementasan nantinya seperti, pembagian tugas
lighting, make up, dekor, properti, dan lainnya diambil alih oleh tim yang dibentuk untuk membantu pelaksanaan
pementasan agar berjalan dengan lancar yang tidak ikut tampil namun tetap berperan penting mengenai sukses dan
tidaknya pementasan, yaitu tim belakang panggung”, tambah Adit selaku pembantu luar panggung.
Melalui usaha dan kerja keras dalam persiapan mementaskan teater, yang boleh dikatakan hampir
keseluruhan pemain bukan asli dari bidang seni teater. Mereka benar-benar mulai dari 0 untuk belajar dan niat
sungguh-sungguh menampilan 3 teater sekaligus, yang membuat takjub banyak orang adalah melihat kesungguhan
mereka saat latihan dan proses-proses yang mereka lalui sebelum sampai pada akhir pementasan ini.
Gelaran festival yang telah dilaksanakan oleh PBSI semester IV ini memerlukan setidaknya 3 bulan lebih
untuk mempersiapkan mental, tenaga, keberanian, dan persiapan lainnya untuk menggelar acara yang diberi tema
“Mendadak Festival” agar dapat berjalan sesuai keinginan yang diharapkan. (Anita Pipit Aziz)
G Edisi IV Juli 2019 25
Beberapa adegan dalam pementasan teater Tenggelamya Kapal Van Der Wijk yang dipentaskan pada malam ketiga pada Kamis malam (11/07/2019).
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Wulan Prayoga, Mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Indonesia Semester I. di tahun baru 2018 ini, saya berharap semoga bisa
menjadi lebih baik dan semakin istiqomah. Semoga bisa menjadi pribadi
yang lebih bermanfaat untuk orang lain dan semoga segala keinginan
saya di tahun baru ini bisa terwujud. Amin.
26
Prodi PBSI
KUDUS – Eko Widianto, M.Pd., salah satu Dosen program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus sukses mengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) dan mengenalkan budaya Indonesia di Vietnam. Laki-laki muda kelahiran Jepara, 22 Mei 1992 merupakan salah satu peserta pengajar BIPA yang lolos seleksi pada tahun 2016 lalu. Dengan pengalaman sebelumnya menjadi pengajar BIPA di Tunisia, pihak kemdikbud memberikan tugas kepada E k o u n t u k m e n g a j a r B I PA s e k a l i g u s mendiplomasikan kebudayaan Indonesia.
Sebelumnya, Ia tergabung dalam program Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PSDK) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud. Saat ikut program tersebut ia pun sukses dalam menjalankan tugas mengajar bahasa Indonesia untuk penutur asing (BIPA) di Hanoi University, Vietnam, selama 4 bulan, terhitung mulai 28 Agustus sampai dengan 10 Desember 2018.
“Satu tahun yang lalu lebih tepatnya pada bulan Januari sampai dengan Mei, saya ditugaskan mengajar BIPA ke Tunisia. Dengan pengalaman saya menjadi Pengajar BIPA di Tunisia, pihak PSDK menilai kinerja saya cukup baik. Oleh sebab itu saya
ditugaskan kembali untuk mendiplomasikan kebudayaan yang ada diIndonesia.” Ujar Eko ayah dari Ratu Kalingga Almughniya.
Selain mengajar Bahasa Indonesia di Hanoi University, Beliau juga mengajar di Umah Indo yang terletak di Kedutaan Besar (Kedubes) Indonesia di Vietnam. Umah Indo adalah milik KBRI Hanoi. Umah Indo ini adalah sebuah kafe yang didesain sebagai pusat pameran kebudayaan . Kelas belajar bahasa Indonsia yang baru di buka di Vietnam utara lebih tepatnya di Hanoi University berhasil menarik beberapa pemelajar. Kurang lebih ada 200 mahasiswa yang tertarik belajar bahasa Indonesia, sehingga mengakibatkan pembagian kelas ada yang kelas gemuk dan kelas kurus. Minat orang Vietnam belajar Bahasa Indonesia sangat besar
“Untuk kelas gemuk itu sendiri terdapat sekitar 40 mahasiswa. Namun, ada yang bertahan sampai akhir ada juga yang berhenti mengikuti kelas BIPA. Sedangkan kelas kurus terdapat pemelajar kurang lebih sekitar 1-7 mahasiswa saja. Dengan tujuan agar pemelajar benar-benar jadi bahkan setara seperti kita penutur asli i.
“Untuk kelas gemuk saya bagi di Hanoi University dan yang kelas kurus di KBRI. Dengan pertemuan 2 X 1 Minggu dan setiap pertemuan sekitar 1,5 jam pelajaran.” Tutur Eko Widianto Dosen muda PBSI UMK.
Beliau mengajarkan BIPA sesuai kurikulum dari
Eko Widianto Kenalkan Budaya dan Bahasa Indonesia di Vietnam
G Edisi IV Juli 2019
kemdikbud. Diantaranya perkenalan, aktivitas, keluarga, arah lokasi, jual beli, dll. Akan tetapi Ia juga menaambahkan materi tambahan tersendiri contohnya jalan-jalan, lagu populer, masakan Indonesia, dll. Dalam proses kegiatan pembelajaran Ia mengenalkan kebudayaan Indonesia salah satunya Wayang Kulit, yang berasal dari Jawa, sebagai media pembelajaran.
Se l a in I a b i s a mend ip lomas ikan kebudayaan, Dia juga dapat melancong ke berbagai tempat wisata di Vietnam saat pembelajaran bersama para pemelajar. Salah satunya tempat yang pernah Ia kunjunggi H long Bay, Tran An (tempat syuting film kingkong), Makam Hocimin (presiden pertama di Vietnam), dan berbagai tempat wisata lainnya.
Selain mengenalkan berbagai kebudayaan yang ada di Indonesia dan melancong ke berbagai tempat wisata. Dia juga memamerkan salah satu masakan masakan di Indonesia yang di buatnya sendiri dan meminnta pemelajarnya untuk praktik bersamanya. Diantaranya, membuat perkedel, membuat kolak, membuat pecel.
“Untuk menjadi pengajar BIPA di Vietnam tidaklah mudah. Yang pasti banyak kendala yang dialami salah satunya susah berkomunikasi karena saya tidak bisa bahasa Vietnam, dan tertuntut untuk
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
27
bisa berbahasa Vietnam. Jadi, saya kursus bahasa Vietnam agar bisa melakukan komunikasi. Selain itu apa-apa di Vietnam mahal. Semua makanan memakai daging babi. Sedangkan kendala dalam pembelajaran biasanya pada pelafalan. Karena, orang-orang Vietnam tidak bisa mengucapkan fonem S mati dan L mati contohnya lurus menjadi lulud. Selain itu pemelajarnya terlalu banyak jadi kurang intensif.” Ungkap suami Sofi Aulia Rahmania tersebut.
Ketika ditanya tentang kesan mengajar di Vietnam, ia menjelaskan, “kesannya saat saya mengajar BIPA di Vietnam. Saya merasa bahagia, terasa seperti rumah sendiri, tingkat kriminalitas rendah. Bahkan saya ingin kesana lagi liburan bersama Nyonya Eko, dan Nona Ratu Kalingga AL.” Tambahnya.
Dia juga berharap program pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing di Vietnam terus berlanjut. “Selain itu semoga tahun depan BIPA menjadi mata kuliah wajib di Hanoi University, dan semoga tahun berikutnya Hanoi University membuka jurusan bahasa Indonesia, agar bahasa Indonesia makin dikenal di dunia. Dan Saya ingin salah satu alumni mahasiswa PBSI UMK dapat menjadi Dosen tetap bahasa Indonesia di Hanoi.” Harap Eko. (Anita Pipit Aziz).
G Edisi IV Juli 2019
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
28G Edisi IV Juli 2019
SERBA-SERBI MAGANG 2
Dosen PBSI dengan Guru Pamong
Koordinasi antara Ketua Prodi PBSI dengan Guru Pamong
Pembekalan Magang 2 oleh Dosen PBSI kemudian dilanjutkan Peer Teaching oleh mahasiswadi Gedung J lantai 1 pada hari Senin sampai Selasa (22-23/07/2019)