Download - Bab3 -Update2 - Copy
BAB III
Hasil Pelaksanaan Program Magang
3.1 Deskripsi Pelaksanaan Program Magang
Program magang kali ini dilaksanakan di CV. Diginet Media Ringroad
Utara, Mraen No. 108, RT.04/RW.10, Sendangadi, Mlati, Sleman Yogyakarta
yang dimulai pada tanggal 19 Agustus 2013 hingga 23 Agustus 2013. Praktek
magang ini memiliki jumlah hari kerja yaitu sebanyak 6 hari dalam 1 minggu
yaitu hari senin sampai sabtu. Sedangkan untuk jam kerja dimulai pada pukul
08.00 sampai dengan pukul 16.00 WIB.
Pada kesempatan magang kali ini, kegiatan yang dilakukan salah satunya
adalah memasang perangkat WiFi dalam proyek Indonesia WiFi yang dimiliki
oleh PT. Telkom yang bekerjasama dengan CV. Diginet Media. Perangkat WiFi
ini dipasang pada sebagian besar Sekolah Dasar di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Sebelum melakukan kegiatan pemasangan ini, akan dijelaskan
oleh pihak perusahaan mengenai detail pelaksanaan proyek pemasangan WiFi
ini serta pengenalan dengan alat-alat yang akan digunakan nantinya.
3.2 Hasil Pelaksanaan Program Magang
Sebelum memulai kegiatan pemasangan WiFi dalam proyek Indonesia WiFi
ini terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai gambaran umum proyek Indonesia
WiFi
3.2.1 Penjelasan Proyek Indonesia WiFi
Proyek Indonesia WiFi ini merupakan proyek dari PT.Telkom yang
menyediakan layanan publik internet bagi masyarakat Indonesia yang
berbasis teknologi WiFi/hotspot sehingga masyarakat Indonesia bisa
menikmati layanan internet dimana saja. Target dari proyek Indonesia
WiFi ini adalah pemasangan satu juta WiFi di seluruh Indonesia dan
untuk saat ini CV. Diginet Media mendapat kesempatan kontrak
2
pemasangan WiFi untuk daerah Yogyakarta. Dalam proyek pemasangan
WiFi ini akan dibagi beberapa tim yang masing-masing mempunyai tugas
agar proses pemasangan bisa berhasil.
3.2.1.1 Site Acqusition (SITAC)
Tim ini bertugas dalam mengurusi segala macam
administrasi perijinan dan surat perjanjian atau nota
kesepakatan (NOKES) untuk melakukan instalasi. Ketika
semua administrasi telah dilengkapi maka tim selanjutnya akan
bekerja lebih mudah. Beberapa surat perijinan yang dibutuhkan
dalam urusan ini adalah :
- Surat Perijinan dari Telkom Pusat
- Surat Tugas dari Telkom Pusat
- Surat Perijinan dari Pemilik Setempat
- Surat Perijinan dari Satuan Security Pusat
- Nota Kesepakatan antara PT. Telkom dengan instansi
tempat pemasangan WiFi.
Bagi tempat-tempat fasilitas umum yang akan dipasangi WiFi
maka akan disertakan beberapa surat tambahan agar
pemasangan bisa berjalan dengan lancar.
3.2.1.2 Site Survey
Ketika tim SITAC sudah selesai dalam mengurusi hal-hal
yang berhubungan dengan administrasi maka tim Site Survey
akan bekerja dengan menlakukan survey ke lokasi tempat
instalasi. Survey ini digunakan untuk menentukan jumlah WiFi
yang dibutuhkan, posisi WiFi, jalur kabel jaringan WiFi serta
peralatan yang akan digunakan dalam instalasi nantinya.
Selain itu, tim ini juga harus bisa menentukan jenis access
point yang akan digunakan, apakah menggunakan access point
3
jenis indoor atau outdoor. Jenis access point harus ditentukan
berdasarkan lokasi yang nantinya akan dipasang WiFi.
Selain menentukan jenis access point yang akan digunakan,
tim ini juga harus menghitung panjang kabel serta posisi kabel
yang tepat. Kabel ini nanti menghubungkan antara modem
Speedy dari PT.Telkom dengan access point yang akan
dipasang nantinya. Syarat utama dalam hal pengkabelan ini
adalah tidak boleh ada kabel yang terlihat dari luar sehingga
kabel harus disusun secara rapi dan diusahakan tersembunyi
dari pandangan luar. Panjang kabel yang akan dipasang tidak
boleh lebih dari 70 meter, jika lebih dari itu akan
mengakibatkan atenuasi / rugi-rugi yang disebabkan oleh
pelemahan sinyal.
Selain memperhatikan panjang kabel, tim Site Survey juga
harus memperkirakan jangkauan sinyal WiFi nantinya. Pada
access point ini jangkauan sinyalnya berbentuk melingkar dan
hanya mencapai 30 meter saja. Maka dari itu tim Site Survey
harus bisa memperkirakan letak access point yang tepat
sehingga bisa menjangkau ke ruangan secara maksimal
Beberapa hal lain yang harus diperhatikan adalah mengenai
keamanan akan sinyal radio dari WiFi. Beberapa alat
kedokteran atau alat komunikasi yang menggunakan
gelombang radio sangat sensitif akan adanya gelombang radio
lain. Hal ini dapat menyebabkan adanya interfrensi gelombang
yang mengakibatkan malfunction pada alat tersebut. Maka dari
itu, perlu adanya note pada instansi yang terdapat alat-alat
tersebut.
4
3.2.1.3 Configure
Tim Configure ini bertugas untuk mengkonfigurasi access
point yang akan dipasang nantinya. Beberapa konfigurasi yang
harus dilakukan adalah mengenai konfigurasi IP dan
konfigurasi pancaran sinyalnya, sehingga nanti perangkat WiFi
itu berfungsi dengan baik dan efisien. Pengaturan IP untuk
WiFi ini berfungsi untuk memudahkan manajemen perangkat
tersebut semisal jika ada kerusakan maka akan secara mudah
mendeteksi kerusakan tersebut.
3.2.1.4 Instalasi
Setelah mendapatkan data dari tim SITAC, tim Site Survey
dan tim Configure maka tim Instalasi bisa mulai dengan
pekerjaannya. Tim ini bertugas memasang access point pada
tempat yang sudah ditentukan dan tim ini juga yang sangat
banyak menguras fisik karena tim ini membawa peralatan
instalasi yang cukup banyak dan harus berkeliling sesuai
dengan jadwal pemasangan instalasi yang diterima pada hari
itu.
Perangkat access point harus dipasang sesuai dengan
ketentuan dari data Site Survey. Jika posisi pemasangan access
point dirasa tidak mungkin dan dirasa sulit untuk melakukan
pemasangan, maka tim ini dapat melakukan improvisasi setelah
melakukan konfirmasi dengan pihak PT. Telkom serta pihak
yang bersangkutan.
Setelah pemasangan access point selesai maka tim Instalasi
bertugas untuk pengetesan kembali / teskom. Teskom adalah
menguji perangkat access point tersebut apakah berjalan
dengan baik atau tidak. Selain itu, teskom juga berfungsi untuk
mengetahui kuat sinyal tiap 5 meter dari posisi access point.
5
Jika kuat sinyal tidak memenuhi batas minimum yang
ditetapkan oleh PT.Telkom maka akan dilakukan survey ulang
agar kuat sinyal sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh
PT.Telkom.
3.2.1.5 Uji Terima
Tim Uji Terima bertugas menguji perangkat tersebut
sebelum perangkat tersebut siap digunakan oleh masyarakat
umum. Setiap pengujian perangkat harus mempunyai standar
nilai sesuai yang diberikan oleh PT.Telkom. Jika tidak
memenuhi standar maka harus dilakukan perbaikan ulang
sesuai dengan standar yang diberikan oleh PT.Telkom.
3.2.2 Perangkat Yang Digunakan
Ada beberapa alat yang digunakan dalam proses instalasi WiFi dalam
proyek Indonesia WiFi. Peralatannya adalah sebagai berikut :
3.2.2.1 Tangga Lipat
Tangga lipat ini berfungsi untuk membantu pemasangan
access point apabila access point tersebut dipasang di atas
plafon atau dipasang pada tempat yang tinggi.
Tangga ini mempunyai kelebihan yaitu lebih ringkas ketika
dibawa kemana saja.
Gambar 3.1 Tangga Lipat
6
3.2.2.2 Toolbox
Toolbox berfungsi sebagai menyimpan alat-alat yang akan
digunakan dalam instalasi nanti. Biasanya terdapat palu, obeng,
klem, paku, mur dan lain-lain. Dengan adanya toolbox ini
membawa peralatan menjadi lebih ringkas dan mudah.
3.2.2.3 Bor Listrik
Alat ini berfungsi untuk mengebor dinding/plafon ketika
hendak memasang access point. Bor pun memiliki beberapa
macam mata bor, ada yang dipakai untuk mengebor kayu dan
ada juga yang digunakan untuk mengebor beton. Jangan sampai
salah menggunakan mata bor yang tidak sesuai peruntukannya,
hal ini dapat mengakibatkan patahnya mata bor.
Gambar 3.2 Toolbox
Gambar 3.3 Bor Listrik
7
3.2.2.4 Kabel UTP Cat-5E
Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) merupakan suatu
jenis kabel yang dibuat dari tembaga. Dalam satu buah kabel
ini terdapat 8 macam kode warna yang saling berlilitan. Kabel
ini digunakan sebagai kabel jaringan komputer. Pada proyek
Indonesia WiFi ini kabel UTP yang digunakan adalah tipe Cat-
5E, kabel ini mempunyai kecepatan dalam mentransfer data
hingga 100 Mbps. Kabel ini juga banyak digunakan pada
jaringan-jaringan komputer masa kini.
3.2.2.5 Tang Krimping
Tang ini berbeda dengan tang pada umumnya, tang ini
cenderung digunakan untuk memasang kabel UTP dengan
konektor RJ-45. Selain untuk itu, digunakan untuk memotong
kabel UTP dan memasang colokan kabel RJ-11 dengan kabel
telpon.
Gambar 3.4 Kabel UTP Cat-5E
Gambar 3.5 Tang Krimping
8
3.2.2.6 RJ-45
Register Jack 45 atau RJ-45 merupakan suatu konektor yang
digunakan untuk menyambungkan kabel UTP dengan interface
pada Network Interface Card. Konektor ini hanya digunakan
untuk kabel jaringan UTP, tidak cocok digunakan untuk kabel
telpon maupun kabel jaringan lainya.
3.2.2.7 Access Point Cisco 3500 series
Pada proyek Indonesia WiFi ini, access point yang
digunakan adalah merek Cisco 3500 series. Cisco 3500 series
mempunyai 2 tipe yaitu Cisco 3500i yaitu access point internal
yang dipasang didalam gedung, kantor dan sekolah. Sedangkan
Cisco 3500e yaitu access point eksternal yang dipasang di luar
gedung.
Gambar 3.7 Cisco 3500e dan Cisco 3500i
Gambar 3.6 RJ-45
9
Berikut adalah table perbandingan antara Cisco 3500e dan
Cisco 3500i
No
Access Point
Cisco 3500e Cisco 3500i
1 Mempunyai antenna
eksternal sehingga arah
penyebaran dapat diatur
Antena sudah include
didalam perangkat access
point tersebut.
2 Terdapat 6 buah antenna
yang bisa diatur arah
penyerbarannya sehingga
jangkauan sinyal lebih
luas
Hanya memilik 2 antena
statis sehingga jangkauan
sinyal lebih sempit.
3 Penempatan untuk
pemasangan access point
lebih fleksibel, bisa
ditempatkan didalam
atau diluar ruangan
Penempatan access point
lebih cocok diletakan di
ceiling atau duct. Tidak
disarakan untuk memasang
diluar ruangan.
4 Penampilan tidak elegan
dan kompleks
Lebih elegan dan simpel
5 Resiko patah pada antena
access point
Antena lebih aman karena
sudah include didalam
perangkat
6 Butuh tempat yang cukup
luas untuk pemasangan
access point ini
Tidak membutuhkan
ruangan/space yang luas
untuk access point ini.
Tabel 3.1 Tabel Perbandingan Cisco 3500e dan Cisco 3500i
10
Pada perangkat ini sudah terdapat teknologi aironet dimana
teknologi ini dapat mendeteksi bug atau kerusakan yang dapat
mempengaruhi kualitas sinyal wireless yang dipancarkan.
Seperti contoh, bisa mendeteksi dan meminimalisir interfrensi
sinyal di lingkungan sekitar.
Beberapa kelebihan yang dimiliki access point ini adalah
sebagai berikut :
Cisco 3500 series Access point biasa
Menggunakan teknologi
aironet
Masih jarang access point yg
menggunakan teknologi
aironet
Sudah menggunakan antena
omni
Kebanyakan access point
masih menggunakan antena
grid, meskipun sekarang juga
sudah banyak yg beralih ke
antena omni
Menggunakan antena yang
berbeda frekuensinya.
2,4 GHz dan 5 GHz
*(untuk 3500e)
Masih banyak access point
yang masih menggunakan 1
frekuensi saja yaitu 2,4 GHz
Jangkauan bisa mencapai 20
– 30 meter dari titik pusat
access point
Jangkauan masih terbilang
kecil hanya 10 – 20 meter
dari titik pusat access point
Tabel 3.2 Tabel Perbandingan Cisco 3500 series dengan access
point biasa
11
Pada Cisco 3500 series ini juga terdapat beberapa perangkat
pendukungnya seperti berikut ini :
- Antena (3500e)
Antena ini hanya terdapat pada Cisco 3500e . access
point ini memiliki 6 buah antena eksternal dengan 2 jenis
frekuensi yang berbeda. 3 buah antena memancarkan
sinyal di frekuensi 2,4 GHz dan 3 buah lainya di frekuensi
5 GHz. Dengan adanya 2 frekuensi yang berbeda ini maka
perangkat-perangkat wireless bisa terkoneksi secara
sempurna dan bisa memilih apakah memakai frekuensi
2,4GHz atau 5 GHz.
Jenis antena yang dipakai pada Cisco 3500e adalah jenis
omni. Cara penyebaran sinyalnya adalah melingkar dalam
radius tertentu.
Gambar 3.8 Antena Eksternal Cisco 3500e
Gambar 3.9 Pola penyebaran sinyal antena 2,4 GHz
12
- Bracket
Bracket merupakan suatu kait yang berguna untuk
memasangkan access point pada dinding atau ceiling
sehingga access point terpasang dengan erat.
Pada bracket terdapat beberapa lubang yang memiliki
fungsi sendiri-sendiri. Contohnya keempat lubang dipojok
bracket berfungsi sebagai pengait bracket dengan access
point. Lubang disebelahnya berfungsi mengaitkan bracket
dengan dinding. Lubang-lubang kecil membentuk pola
segitiga berfungsi mengaitkan bracket dengan ceiling.
Sedangkan lubang yang lainya berfungsi mengaitkan
bracket dengan air aptrail.
Gambar 3.10 Pola penyebaran sinyal antena 5 GHz
Gambar 3.11 Bracket untuk Cisco 3500 series
13
- Air Aptrail
Air aptrail ini berfungsi untuk mengaitkan bracket
dengan ceiling. Dengan adanya air aptrail pemasangan
access point pada ceiling bisa dilakukan tanpa merusak
ceiling tersebut.
- Power over Ethernet (PoE)
PoE merupakan sebuah alat yang berguna untuk
mengalirkan listrik serta sinyal data secara simultan ke
access point. PoE ini memiliki 2 buah soket RJ-45, soket
pertama terkoneksi dengan access point dan soket kedua
terkoneksi dengan sumber data atau terhubung dengan
jaringan LAN.
Gambar 3.12 Air aptrail untuk Cisco 3500 series
Gambar 3.13 PoE untuk Cisco 3500 series
14
3.2.2.8 Kamera
Digunakan untuk mendokumentasikan hasil pekerjaan yang
nantinya akan dilampirkan dalam laporan instalasi.
3.2.3 Proses Pengerjaan
Pada bagian ini akan dijabarkan proses pengerjaan dalam proyek
Indonesia WiFi. Ada beberapa proses yang dikerjakan oleh masing-
masing tim. Berikut penjelasannya.
3.2.3.1 Tim SITAC
Proses awal pengerjaan proyek Indonesia WiFi adalah
melakukan kontrak kerjasama. Kontrak ini dibuat dalam bentuk
Nota Kesepakatan (NOKES). Dengan adanya NOKES ini maka
pihak pemasang access point dengan pihak pemilik gedung,
sekolah atau kantor telah setuju mengenai pemasangan WiFi
ini. Setelah melakukan perjanjian didalam NOKES maka
langkah selanjutnya adalah mengisi dokumen SITAC.
Dokumen SITAC ini berisi mengenai lokasi pemasangan serta
ketersediaan jaringan komunikasi dan listrik.
Gambar 3.14 Kamera Digital
15
Gambar 3.15 Nota Kesepakatan
16
3.2.3.2 Tim Site Survey
Pada tahap proses Site Survey, tim akan melakukan survey
lokasi dan menetapkan rencana dari pemasang access point.
Selain itu, tim ini juga menetukan jumlah access point yang
akan dipasang, titik lokasi access point serta jalur kabel yang
diperlukan.
Tim Site Survey ini dibekali 2 buah jenis surat. Surat
pertama adalah surat ijin dan surat kedua adalah surat tugas.
Adapun dokumen yang harus dibawa adalah dokumen survey.
Dokumen ini berisi detail serta informasi tempat yang akan
diinstal oleh tim instalasi nantinya. Semua data yang terdapat
Gambar 3.16 Dokumen SITAC
17
pada dokumen survey wajib diisi karena ini berhubungan
dengan jumlah access point yang akan dipasang, konfigurasi
access point, keselamatan tim instalasi ketika pemasangan serta
kenyamanan masyarakat sekitar ketika sudah terpasang access
point tersebut.
Beberapa data yang perlu diperhatikan di dokumen ini
antara lain :
- No. Dokumen
- Nama Site/ Nama Tempat Instalasi
- Tipe bisnis, jenis tempat site yang akan diinstalasi
- Tipe fasilitas, fasilitas yang terdapat pada site tersebut
- Denah site
- Peralatan yang dibutuhkan
- Lokasi serta alamat site
- Tinggi dan lebar site yang akan dipasang
- Tinggi ceiling/duct
Gambar 3.17 Dokumen survey
18
- Letak koordinat site
- Ketersediaan power outlet / sambungan daya listrik
- Panjang kabel UTP yang dibutuhkan
- Jumlah user dan jumlah access point yang dibutuhkan
- Jarak access point dengan source dari PT.Telkom seperti
modem Speedy.
- Topologi jaringan, jenis jaringan yang dipakai dari
PT.Telkom ke site.
- Pertimbangan khusus serta informasi tambahan.
Setelah mengisikan data-data diatas, langkah selanjutnya
adalah membuat denah letak access point beserta jalur
kabelnya.
3.2.3.3 Tim Instalasi
Setelah tim survey selesai, maka tim instalasi bisa
mengerjakan pemasangan access point untuk proyek Indonesia
WiFi. Tim ini harus mengetahui bagaimana pemasangan access
point di dinding maupun di ceiling.
Sebelum pemasangan access point, tim instalasi harus
mengetahui standarisasi instalasi posisi access point serta
standarisasi instalasi keamanan access point.
Standarisasi instalasi posisi access point mempunyai arti
bahwa posisi access point harus pada dinding atau ceiling yang
jauh dari jangkauan orang sekitar. Selain itu, tempatkan access
point pada tempat yang tinggi sehingga tidak semua orang bisa
mejangkau access point ini agar terhindar dari pencurian.
Selain penempatan access point, perhatikan juga penyebaran
sinyal access point tersebut. Pola pancaran sinyalnya adalah
secara radial dari titik pusat access point. Jarak penyebaranya
berkisar antara 20 meter hingga 30 meter. Kekuatan sinyal
19
juga akan melemah ketika sinyal tersebut menabrak penghalang
yang tebal dan keras seperti tembok. Maka dari itu, hindari
pemasangan pada ruangan yang bersekat-sekat. Hal itu dapat
melemahkan sinyal WiFI itu sendiri.
Standarisasi lainya adalah standarisasi instalasi keamanan
access point. Standarisasi ini wajib diperhatikan jika access
point dipasang di tempat umum. Mengingat access point buatan
Cisco ini masih jarang ditemui di Indonesia dan harganya
masih cukup mahal, maka access point ini rentan sekali
terhadap pencurian. Oleh karena itu, pemasangan access point
ini harus berada di tempat yang tinggi dan sukar dijangkau oleh
orang lain. Untuk access point eksternal bisa ditambahkan
safety box agar aman ketika dipasang di luar ruangan. Selain
itu, perhatikan juga keamanan sinyal frekuensi di lingkungan
sekitar, apakah sinyal frekuensi access point ini dapat
menganggu peralatan-peralatan elektronik lainya seperti
microwave atau peralatan kesehatan. Jika tidak dicermati
dengan baik maka bisa berdampak buruk bagi peralatan-
peralatan tersebut, terlebih pada peralatan kedokteran.
Setelah mencermati standarisasi yang ditetapkan untuk
pemasangan access point, maka tim instalasi bisa memulai
untuk pemasangan access point tersebut. Berikut ini adalah
langkah-langkah pemasangan access point di dinding:
- Menetapkan posisi pemasang access point.
- Dengan menggunakan bracket dan pensil, tandai letak
lubang untuk fisher pada dinding.
- Mengebor dinding sesuai tanda yang telah dibuat
sebelumnya. Gunakan mata bor yang cocok yaitu mata bor
untuk beton serta perhatikan diameter mata bor tersebut.
20
Diameter mata bor harus sesuai dengan diameter lubang
fisher.
- Memasang fisher pada lubang di dinding yang telah dibor.
- Mengaitkan bracket pada dinding menggunakan mur dari
fisher.
- Mengaitkan access point dengan bracket.
Untuk pemasangan pada ceiling, langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut :
- Menetapkan posisi pemasang access point.
- Memasang air aptrail pada ceiling.
- Memasang bracket pada air aptrail menggunakan mur yang
sesuai.
- Mengaitkan access point pada bracket.
Gambar 3.18 Pemasangan access point pada tembok
beton
21
Setelah memasang access point pada tempatnya, langkah
selanjutnya adalah penarikan kabel dari access point hingga
source yang disediakan oleh PT. Telkom seperti modem
Speedy. Kabel yang digunakan adalah kabel UTP Cat-5e.
Dalam penarikan kabel, ada beberapa syarat yang harus
diperhatikan. Syaratnya adalah sebagai berikut :
- Panjang kabel maksimal hanya 70 meter.
- Usahakan kabel tidak terlihat oleh orang lain, jika
dimungkinkan kabel harus melewati plafon/eternity agar
tersembunyi.
- Jika tidak dimungkinkan, penarikan kabel harus rapi dan
diklem sesuai dengan ukuran kabel.
Gambar 3.19 Pemasangan access point pada ceiling
22
Langkah selanjutnya adalah memasang PoE untuk access
point nya. Usahakan pemasangan PoE ini dekat dengan sumber
listrik. Selain itu, PoE ini harus hidup selama 24 jam, hal ini
berguna jika ada gangguan teknis dimalam hari, tim
maintenance bisa langsung membenarkan saat itu juga dan di
keesokan harinya access point bisa digunakan lagi.
Gambar 3.20 Penarikan kabel untuk access point
Gambar 3.21 Pemasangan PoE dekat dengan modem Speedy
23
Setelah pemasangan PoE selesai pemasangan PoE maka
langkah selanjutnya adalah mengisi berita acara pemasangan
serta melengkapi data-data tersebut.
Langkah selanjutnya adalah teskom. Teskom ini berfungsi
untuk mengetahui apakah access point yang dipasang tadi telah
Gambar 3.22 Dokumen Berita Acara Instalasi
24
berfungsi dengan baik. Teskom dilakukan setelah adanya
aktivasi dari pihak PT. Telkom. Didalam teskom ini terdapat
dokumen teskom yang harus dibuat setelah instalasi selesai. Isi
dari dokumen ini adalah sebagai berikut :
- As Plan Drawing
Berisikan gambar teknis mengenai jangkauan sinyal WiFi
yang dipasang tadi, apakah sudah sesuai dengan ketentuan
dari PT. Telkom serta tim teknis sebelumnya.
Gambar 3.21 Data As Plan Drawing
25
- As Build Drawing
Data selanjutnya adalah As Build Drawing, data ini
berfungsi untuk mengetahui jalur kabel dari access point
menuju modem.
- Topology
Data topology menggambarkan topologi jalur kabel yang
terkoneksi antara access point dengan modem.
Gambar 3.22 Data As Build Drawing
Gambar 3.23 Data Topology
26
- AP Check
AP Check berfungsi untuk mengetahui apakah access
point sudah aktif atau belum.
- Intregration Test
Intregration Test berfungsi untuk mengkonfigurasi
access point.
Setelah semua selesai dibuat dan dikumpulkan dalam
dokumen teskom maka kegiatan tim instalasi selesai sampai
disini. Untuk Konfigurasi dan Uji Terima merupakan
kewenangan dari pihak PT. Telkom.
Gambar 3.24 AP Check
Gambar 3.25 Intregration Test