Download - Bab Osteititis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit Paget Pada Tulang disebut juga Osteitis Deformans merupakan penyakit
yang relative tidak ganas atau non maligna yang ditandai dengan resorbsi tulang dan diikuti
oleh depositpada jaringan, cautic, dan berkurangnya mineral pada matriks tulang. Pada awal
penyakit tidak diketahui dan sering tidak menimbulkan gejala dimana seorang pasien hanya
mengeluhkan tulang yang merasa seperti tertekan. Yang paling banyak dikeluhkan adalah
nyeri pada jaringan tulang, neurologist, pendengaran, penglihatan, jantung, dan berbagai
komplikasi kanker yang mungkin terjadi. Diagnosis ditegakan berdasarkan pemeriksaan
radiography.
Disamping osteoporosis yang menyerang tulang, penyakit paget juga menyerang
tulang. Prevalensi Penyakit paget pada pria dan wanita adalah sama dan yang paling sering
insidenya adalah pada usia lebih 50 tahun.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalahnya yaitu sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud definis Osteitis Deformans ?
2. Apa saja penyebab Osteitis Deformans?
3. Bagaimana patofisiologi dari Osteitis Deformans?
4. Apa saja klasifikasi dari Osteitis Deformans?
5. Bagaimana tanda dan gejala Osteitis Deformans?
6. Bagaimana penatalaksanaan dari Osteitis Deformans?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien Osteitis Deformans?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud definis Osteitis Deformans
2. Untuk mengetahui apa saja penyebab Osteitis Deformans
3. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari Osteitis Deformans
4. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi dari Osteitis Deformans
5. Untuk mengetahui bagaimana tanda dan gejala Osteitis Deformans
6. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan dari Osteitis Deformans
7. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien Osteitis Deformas
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. PENGERTIAN
Penyakit Paget Pada Tulang (Osteitis deformans) adalah suatu penyakit metabolisme
pada tulang, dimana tulang tumbuh secara tidak normal, menjadi lebih besar dan lunak.
Kelainan ini dapat mengenai tulang manapun, tetapi yang paling sering terkena adalah tulang
panggul, tulang paha, tulang tengkorak, tulang kering, tulang belakang, tulang selangka dan
tulang lengan atas.
Osteitis deformans adalah gangguan tulang yang ditandai oleh pola remodeling tulang
yang dipercepat.
Osteitis deformans adalah suatu penyakit metabolisme pada tulang, dimana tulang
tumbuh secara tidak normal, menjadi lebih besar dan lunak.
2. ETIOLOGI
Osteitis deformans /paget disease dapat disebabkan oleh infeksi virus ( paramyxoviruses )
disamping faktor genetik. Penyakit ini jarang di diagnosis/ditemukan menyerang pada orang
dibawah umur 40 tahun.
Biasanya penyakit paget terdiri dari 3 fase.
a. Fase pertama adalah adanya aktivitas osteoklas yang terus menerus sehingga
menyebabkan resorbsi tulang.
b. Fase kedua yaitu osteolitik-osteoblastik dimana osteoblas yang diproduksi
sangat berlebihan pada jaringan tulang tetapi mineralnya tidak ada.
c. Fase terakhir yaitu adanya densitas kortek dan trabekula tulang dipenuhi oleh deposit
osteoblas sehingga tulang mengalami sclerosis, disorganisasi dan rapuh.
3. PATOPHISIOLOGY DAN GEJALA
Kebanyakan orang tidak mengetahui bahwa mereka memiliki penyakit ini. Kasus
yang ringan seringkali hanya menunjukkan sedikit gejala. Gejala yang paling sering
ditemukan adalah nyeri tulang. Nyeri terpusat di daerah dekat persendian tulang. Biasanya
nyeri tidak berhubungan dengan berat ringannya aktivitas penderita. Penyakit ini biasanya
menyerang 1 atau 2 tulang, kadang hanya sebagian kecil tulang yang terkena. Paling sering
menyerang tulang panjang Dalam keadaan normal, sel-sel yang menghancurkan tulang tua
(osteoklas) dan sel-sel yang membentuk tulang baru (osteoblas) bekerja seimbang untuk
mempertahankan struktur dan integritas tulang. Pada penyakit Paget, aktivitas osteoblas dan
osteoklas di beberapa daerah tulang menjadi berlebihan dan tingkat pergantian pada daerah
inipun meningkat dengan sangat hebat. Daerah tersebut akan membesar tapi strukturnya
menjadi tidak normal dan menjadi lebih lemah daripada daerah yang normal. Jika yang
terkena adalah tulang tengkorak, maka kepala tampak membesar dan kening terlihat lebih
menonjol. Pembesaran tulang tengkorak dapat menyebabkan :
a. Ketulian karena rusaknya telinga sebelah dalam ( koklea )
b. Sakit kepala karena penekanan saraf
c. Penonjolan vena di kuit kepala karena adanya peningkatan aliran darah ke kepala
d. Gigi mulai goyah dan tanggal.
e. saraf yang menuju ke mata mungkin akan terpengaruh, menyebabkan beberapa
kehilangan visual
Jika yang terkena adalah tulang belakang, maka keluhan utamanya adalah nyeri
punggung bagian bawah. Kanalis spinalis menjadi sempit (keadaan ini disebut
sebagaistenosis spinalis) dan bisa menyebabkan mati rasa atau lumpuh.
Patah tulang kompresi pada tulang belakang bisa menyebabkan tulang belakang
melengkung. Tulang belakang bisa membesar, menjadi lemah dan melengkung, sehingga
tinggi badan berkurang. Pada anggota gerak (terutama tungkai yang menyangga berat
badan), tulang mudah mengalami patah, dengan masa penyembuhan yang lebih lama dan
mulai melengkung atau mengalami kelainan bentuk. Kaki menjadi bengkok dan langkah
menjadi pendek dan sedikit goyah. Kerusakan pada tulang rawan sendi bisa menyebabkan
terjadinya artritis.
4. MANIFESTASI KLINIS
Penyakit Paget biasanya hanya menyerang 1 atau 2 tulang, kadang hanya sebagian
kecil tulang yang terkena. Paling sering menyerang tulang panjang tungkai, tulang
tengkorak, tulang belakang dan tulang panggul. Kasus yang ringan seringkali hanya
menunjukkan sedikit gejala. Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri tulang. Nyeri
terpusat di daerah dekat persendian tulang. Biasanya nyeri tidak berhubungan dengan berat
ringannya aktivitas penderita. Jika yang terkena adalah tulang tengkorak, maka kepala
tampak membesar dan kening terlihat lebih menonjol. Pembesaran tulang tengkorak dapat
menyebabkan:
a. Ketulian karena rusaknya telinga sebelah dalam (koklea)
b. Sakit kepala karena penekanan saraf
c. Penonjolan vena di kulit kepala karena adanya peningkatan aliran darah ke kepala.
d. Gigi mulai goyah dan tanggal.
Jika yang terkena adalah tulang belakang, maka keluhan utamanya adalah nyeri
punggung bagian bawah. Kanalis spinalis menjadi sempit (keadaan ini disebut
sebagai stenosis spinalis) dan bisa menyebabkan mati rasa atau lumpuh. Patah tulang
kompresi pada tulang belakang bisa menyebabkan tulang belakang melengkung. Tulang
belakang bisa membesar, menjadi lemah dan melengkung, sehingga tinggi badan berkurang.
Pada anggota gerak (terutama tungkai yang menyangga berat badan), tulang mudah
mengalami patah, dengan masa penyembuhan yang lebih lama dan mulai melengkung atau
mengalami kelainan bentuk. Kaki menjadi bengkok dan langkah menjadi pendek dan sedikit
goyah. Kerusakan pada tulang rawan sendi bisa menyebabkan terjadinya artritis.
Meskipun jarang, bisa terjadi gagal jantung karena peningkatan aliran darah melalui tulang
yang abnormal akan memberi kerja tambahan bagi jantung.
5. DIAGNOSIS
Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan untuk memperkuat diagnosis penyakit ini :
a. Rontgen tulang (menunjukkan adanya peningkatan kepadatan tulang, penebalan,
b. pembengkokan dan pertumbuhan berlebih)
c. Scanning tulang
d. Pemeriksaan darah ( terjadi peningkatan serum alkalin fosfatase).
6. PENGOBATAN
Jika menyerang tungkai anjurkan untuk menggunakan tongkat penyangga dan
sedapat mungkin menghindari jatuh atau kecelakaan yang bisa menyebabkan terjadinya
patah tulang. Dua jenis obat yang biasanya diberikan kepada penderita penyakit Paget:
a. Biphosphonat : obat untuk mengurangi resorbsi(penyerapan kembali) tulang. Terdapat 5
jenis obat, 4 dalam bentuk tablet dan 1 dalam bentuk infus intravena.
Bersamaan dengan pemberian obat ini biasanya juga diberikan tambahan kalsium.
Efek samping yang mungkin timbul adalah mencret dan mual.
Pengobatan dilakukan selama 6 bulan.
b. Calsitonin diberikan dalam bentuk suntikan harian atau semprot hidung.
Jika gejala sudah mereda, maka dosis obat diturunkan. Jika obat langsung dihentikan,
bisa terjadi kekambuhan. Sebanyak 20% penderita yang menggunakan obat suntikan
bisa mengalami efek samping berupa mual, wajah kemerahan dan beser.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN OSTEITIS DEFORMANS
1. PENGKAJIAN
1. Ativitas/istirahat
Keterbatasan/kehilangan fungsi pada bagian yang terkena, nyeri ( mungkin segera
atau terjadi secara sekunder dari pembengkakan jaringan )
2. Sirkulasi
Hipertensi ( kadang-kadang terlihat sebagai respon terhadap nyeri /ansietas ),
pembengkakan jaringan atau massa, hematoma, pada sisi cedera, kadang muncul
keluhan sakit kepala
3. Neuro sensori
Deformitas, kesemutan, kelemahan atau hilang fungsi, penurunan visual, auditori,
hilang gerakan/sensasi, spasme otot, terjadi penekanan saraf cranial dan kanalis
spinalis
4. Nyeri atau kenyamanan
Nyeri secara tiba-tiba saat cedera ( mungkin terlokalisasi pada area
jaringan/kerusakan dapat berkurang pada immobilisasi, spasme atau kram otot
( setelah mobilisasi ).
5. Keamanan
Laserasi kulit, avulsi jaringan, perdarahan, perubahan warna, pembengkakan lokal
( dapat meningkat secara bertahap atau tiba-tiba )
6. Penyuluhan/pembelajaran
Lingkungan cedera, memerlukan bantuan dengan transportasi, aktivitas perawatan
diri dan tugas pemeliharaan dan perawatan rumah
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Resiko tinggi terhadap trauma
b. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan gerakan frgmen tulang.
c. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka
neuromuscular/penurunan kekuatan atau tahanan
d. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian dan kecacatan
e. Gangguan persepsi sensori visual berhubungan dengan gangguan penerimaan
sensori/status organ indera
f. Gangguan persepsi sensori auditori berhubungan dengan gangguan penerimaan
sensori/status organ indera
3. RENCANA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap trauma
Hasil yang diharapkan pasien dapat mempertahankan stabilisasi dan posisi fraktur
Rencana tindakan :
a. Pertahankan tirah baring/ekstremitas sesuai indikasi
Rasional :
Meningkaktkan stabilitas, menurunkan kemungkinan gangguan
posisi/penyembuhan
b. Sokong fraktur dengan bantal/gulungan selimut. Pertahankan posisi netral pada
bagian yang sakit dengan bantal pasir, pembebat, gulungan trokanter, papan kaki
Rasional :
Mencegah gerakan yang tidak perlu dan perubahan posisi.
c. Pertahankan posisi/integritas traksi
Rasional :
Traksi memungkiankan tarikan pada aksi panjang frktur tulang dan mengatasi
tegangan otot untuk memudahkan posisi/penyatuan.
2. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan gerakan frgmen tulang.
Hasil yang diharapkan pasien mengatakan nyerihilang
Rencana tindakan :
a. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring, gips, pembebat,,
traksi
Rasional :
Menghilangkan nyeri dan mencegah kesalahan posisi tulang/tegangan jaringan
yang cedera
b. Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena
Rasional :
Meningkatkan aliran darah balik vena, menurunkan edema, dan menurunkan
nyeri
c. Evaluasi keluhan nyeri/ketidaknyamanan, perhatikan lokasi, karakterisktik,
termasuk intensitas ( skala 0-10 ). Perhatikan petunjuk nyeri non verbal
( perubahan pada tanda vital dan emosi/perilaku )
Rasional :
Mempengaruhi pilihan/pengawasan keefektifan intervensi. Tingkat ansietas dapat
mempengaruhi persepsi/reaksi terhadap nyeri.
d. Berikan alternative tindakan kenyamanan, contoh : pijatan punggung dan
perubahan posisi
Rasional :
Meningkatkan sirkulasi umum, menurunkan area local dan kelelahan otot
e. Dorong menggunakan teknik managemen stress contoh : relaksasi progresif, napas
dalam, imajinasi visulaisasi, sentuhan terapeutik
Rasional :
Memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa control dan dapat
meningkatkan kemampuan koping dalam memanajemen nyeri yang mungkin
menetap untuk periode lebih lama
f. Delegatif dalam pemberian obat analgesic
Rasional :
Diberikan untuk menghilangkan nyri dan atau spasme otot.
3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka
neuromuscular/penurunan kekuatan atau tahanan
Hasil yang diharapkan pasien dapat menunjukkan teknik yang mungkin
memampukkan aktivitas
Rencana tindakan :
a. Kaji derajat immobilisasi yang dihasilkan oleh cedera/pengobatan dan perhatikan
persepsi pasien terhadap immobilisasi
Rasional :
Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan diri/persepsi diri tentang keterbatasan
fisik aktual, memerlukan informasi/intervensi untuk meningkatkan kemajuan
kesehatan.
b. Dorong partisipasi pada aktivitas/rekreasi. Pertahankan rangsangan lingkungan
contoh : radio, TV, Koran, barang milik pribadi, kunjungan kelurga/teman
Rasional :
Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan energi, memfokuskan kembali
perhatian, meningkatkan rasa kontrol diri/harga diri dan membantu menurunkan
isolasi sosial.
c. Bantu pasien dalam rentang gerak aktif pada ekstremitas yang sakit dan yang tidak
sakit.
Rasional :
Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk meningkatkan tonus otot,
mempertahankan gerak sendi, mencegah kontraktur/atrofi, dan reasorpsi kalsium
karena tidak digunakan.
d. Bantu/dorong perawatan diri/kebersihan ( contoh : mandi, mencukur )
Rasional :
Meningkatkan kekeuatan otot dan sirkulasi, meningkatkan control pasien dalam
situasi dan meningkatkan kesehatan diri langsung.
e. Berikan atau bantu dalam mobilisasi dengan kursi roda, kruk, tonngkat, sesegera
mungkin. Instruksikan keamanan dalam menggunakan alat mobilitas.
Rasional :
Mobilitas dini dapat menurunkan komplikasi tirah baring dan meningkatkan
penyembuhan dan normalisasi fungsi organ. Belajar memperbaiki cara
mengunakan alat penting untuk mempertahankan mobilisasi optimal dan
keamanan pasien
f. Konsul dengan ahli terapi fisik/okupasi dan/atau rehabilitasi spesialis
Rasional :
Pasien dapat memerlukan bantuan jangka panjang dengan gerakan, kekuatan, dan
aktivitas yang mengandalkan berat badan juga penggunaan alat
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian dan kecacatan
Hasil yang diharapkan pasien dapat menyatakan kesadaran dan menerima keadaannya
dengan cara sehat
Rencana tindakan :
a. Berikan penjelasan dengan sering dan informasi tentang prosedur perawatan
Rasional :
Pengetahuan apa yang diharapkan menurunkan ketakutan, memperjelas kesalahan
konsep dan meningkatkan kerjasama.
b. Libatkan pasien atau orang terdekat dalam proses pengambilan keputusan
Rasional :
Meningktkan rasa kontrol dan kerjasama, menurunkan perasaan tak berdaya/putus
asa
c. Kaji status mental, termasuk suasana hati/efek, ketakutan pada kejadian dan isi
pikir contoh ilusi atau manifestasi eror atau panic
Rasional :
Pada awal pasien dapat menggunakan penyangkalan dan represi untuk
menurunkan dan menyaring informasi keseluruhan. Beberapa pasien
menunjukkan tindakan tenang dan status mental waspada, menunjukkan disosiasi
kenyataan yang juga merupakan mekanisme perlindungan
d. Dorong pasien untuk berbiara tentang pennyakitnya
Rasional :
Pasien perlu membicarakan apa yang terjadi terus menerus untuk membuat
beberapa rasa terhadap situasi apa yang menakutkan.
e. Dorong keluarga/orang terdekat mengunjungi dan mendiskusikan yang terjadi pada
keluarga
Rasional :
Mempertahankan kontak dengan realitas keluarga, membuat kedekatan dan
kesinambungan hidup
5. Gangguan persepsi sensori visual berhubungan dengan gangguan penerimaan
sensori/status organ indera
Hasil yang diharapkan pasien dapat meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas
situasi individu
Rencana tindakan
a. Tentukan ketajaman penglihatan, catat satu atau kedua mata yang terlibat
Rasional
Kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi sebab kehilangan
penglihatan terjadi lambat dan progresif.
b. Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staff, orang lain disekitarnya
Rasional
Memberikan peningkatan kenyamanan dan kekeluargaan menurunkan cemas dan
disorientasi
c. Letakkan barang yang dibutuhkan/posisi bel pemanggil dalam jangkauan
Rasional
Memungkinkan pasien melihat objek lebih mudah dan memudahkan panggilan
untuk pertolongan bila diperlukan
6. Gangguan persepsi sensori auditori berhubungan dengan gangguan penerimaan
sensori/status organ indera
Hasil yang diharapkan pasien dapat meningkatkan ketajaman pendengaran dalam
batas situasi individu
Rencana tindakan
a. Tentukan ketajaman pendengaran, catat satu atau kedua telinga yang terlibat
Rasional
Kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi sebab kehilangan
pendengaran terjadi lambat dan progresif.
b. Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staff, orang lain disekitarnya
Rasional
Memberikan peningkatan kenyamanan dan kekeluargaan menurunkan cemas dan
disorientasi
c. Letakkan barang yang dibutuhkan/posisi bel pemanggil dalam jangkauan
Rasional
Memungkinkan pasien melihat objek lebih mudah dan memudahkan panggilan
untuk pertolongan bila diperlukan
4. TINDAKAN KEPERAWATAN
Tindakan keperawatan dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan
5. EVALUASI
a. Stabilisasi dan posisi fraktur dapat dipertahankan
b. Klien menunjukkan penguranagan nyeri
c. Pasien dapat menunjukkan teknik yang mungkin memampukkan aktivitas
d. Pasien dapat menyatakan kesadaran dan menerima keadaannya dengan cara sehat
e. Pasien dapat meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu
f. Pasien dapat meningkatkan ketajaman pendengaran dalam batas situasi individu