34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan observasi hasil belajar kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 01
sebelum dilaksanakan penelitian pada semester bulan Maret Tahun pelajaran
2013/2014, banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran
khususnya mata pelajaran IPA. Hal tersebut berdampak pada perolehan skor
ulangan harian siswa. Setiap tes formatif banyak siswa yang perolehan skornya di
bawah KKM yang ditetapkan sebesar 70,00 sehingga banyak siswa yang
mengikuti program remedial. Hasil ulangan harian sebelum diadakan tindakan
penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini:
Tabel 4.1
Hasil Belajar IPA Prasiklus
Nilai Keterangan Jumlah siswa Persentase (%)
0 – 9 Belum Tuntas - -
10 – 19 Belum Tuntas - -
20 – 29 Belum Tuntas - -
30 – 39 Belum Tuntas - -
40 – 49 Belum Tuntas - -
50 – 59 Belum Tuntas - -
60 – 69 Belum Tuntas 9 34,6
70 – 79 Tuntas 9 34,6
80 – 89 Tuntas 6 30,8
90 - 100 Tuntas - -
Jumlah 26 100
Dari tabel 4.1 ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada diagram di
bawah ini:
35
Diagram 4.1
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 65,4 % atau 17 siswa dan yang
belum tuntas sebesar 34,6 % atau 9 siswa, sehingga kondisi ini perlu diadakan
perbaikan dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini akan diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan pemanfaatan media benda
nyata yang akan diterapkan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II pada
materi pembentukan tanah.
Dengan menerapakan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation, siswa dituntut aktif dalam pembelajaran karena dalam inti model ini
siswa harus menginvestigasi permasalahan yang diberikan dan diminta untuk
menyimpulkan dari permasalahan tersebut. Selain itu siswa dituntut dapat bekerja
sama dalam kelompoknya sehingga menumbuhkan rasa kerja sama dan
menghargai dalam kelompok. Dengan demikian siswa mampu menginvestigasi
dan menyelesaikan masalahnya sendiri karena dalam model ini guru hanya
sebagai fasilitator dan konselor saja. Selain itu guru juga memanfaatkan media
benda nyata yaitu batuan dan tanah, dengan siswa mengamati dan
menginvestigasi benda nyata tersebut siswa lebih tertarik dan lebih menanamkan
konsepnya secara utuh. Model Group Investigation, guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 5 -6 siswa secara
heterogen. Selanjutnya memilih topik yang akan diinvestigasi dan melakukan
penyelidikan yang mendalam terhadap masalah tersebut. Selanjutnya siswa
65,4%
34,6%Tuntas
Belum Tuntas
36
menyiapkan dan mempresentasikan hasil dari penelitiannya. Dengan model
tersebut diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat.
4.2 Deskripsi dan Hasil Pelaksanaan Setiap Siklus
4.2.1 Siklus I
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Hasil dari evaluasi prasiklus menjadi acuan dalam merencanakan
pembelajaran yang akan dilakukan dalam siklus I. Tindakan yang dilakukan pada
siklus I menggunakan model Group Investigation dan pemanfaatan media benda
nyata. Media yang digunakan dalam pembelajaran siklus I adalah jenis-jenis
batuan dan gambar dari batuan tersebut untuk lebih memperjelas materi.
Pertemuan siklus I akan mempelajari tentang jenis-jenis batuan berdasarkan
proses terbentuknya. Dimulai dari apersepsi guru dengan menunjukkan dua buah
batuan yang berbeda ciri-cirinya. Kegiatan inti dimulai dengan guru menggali
pengetahuan siswa mengenai jenis-jenis batuan dan menjelaskan topik
permasalahan secara garis besar. Selanjutnya guru membagi kelompok secara
heterogen yang terdiri dari 5-6 siswa dan membagikan topik permasalahan kepada
setiap kelompok. Selanjutnya siswa menginvestigasi batuan yang diberikan dan
menulis hasil laporannya kedalam LKS yang telah disediakan. Selanjutnya setiap
kelompok mempresentasikan hasilnya. Dan dilanjutkan menyimpulkan dan
meringkas hasil laporan dari masing-masing kelompok.
Pertemuan kedua siswa akan mempelajari tentang batuan dan dilanjutkan
dengan jenis pelapukan batuan. Dimulai dari guru mengulang materi yang telah
diajarkan pertemuan sebelumnya yaitu mengenai jenis-jenis batuan dilanjutkan
apersepsi dari guru. Guru membawa batuan yang mengalami pelapukan dan
batuan yang tidak mengalami pelapukan. Siswa diminta untuk mengidentifikasi
dari batuan yang dibawa oleh guru. Selajutnya guru menjelaskan secara garis
besar topik yang akan dibahas yaitu mengenai jenis batuan dan pelapukan batuan.
Selajutnya siswa dibentuk menjadi 5 kelompok tiap kelompok terdiri dari 5-6
siswa secara heterogen. Guru membagikan topik permasalahan kepada setiap
kelompok (jenis-jenis batuan) dan pelapukan batuan. Setelah menginvestisi dan
37
menyusun laporan penelitian siswa mempresentasikan hasil laporannya
dilanjutkan siswa menyimpulkan dan meringkas hasil laporan dari masing-masing
kelompok.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu
pertemuan 1 pada tanggal 26 Maret 2014 dan pertemuan ke-2 pada tanggal 28
Maret 2014 bertempat di SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga.
Pertemuan 1 Siklus I
Pertemuan 1 dilaksanakan pembelajaran pada kompetensi dasar
mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan dengan indikator
mengelompokkan jenis batuan berdasarkan proses terbentuknya dan menyebutkan
ciri-ciri batuan.
Langkah-Langkah Pembelajaran :
1) Kegiatan Awal
Guru memeriksa kesipan siswa dan guru melakukan apersepsi dengan
membawa salah satu jenis batuan, siswa diminta mengidentifikasi ciri-ciri yang
dimiliki batuan tersebut?. Kemudian guru menunjukkan batuan lainnya dan
bertanya kepada siswa “apakah batuan yang kedua ini memiliki ciri-ciri yang
sama dengan batuan yang pertama?. Apa yang menyebabkan batuan ini
berbeda?”.
2) Kegiatan Inti
Guru menyampaikan secara garis besar permasalahan yang akan
diinvestigasi oleh setiap kelompok dan guru menentukan topik permasalahan yang
akan diinvestigasi. Setiap kelompok mendapatkan topik permasalahan yang
berbeda. Guru membagi siswa kedalam 5 kelompok secara heterogen. Guru
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan. Setelah itu guru
membagikan lembar kerja siswa (LKS) dan media jenis batuan yang berbeda
kepada setiap kelompok untuk diselidiki atau diinvestigasi ciri-ciri batuan dan
jenis batuan beku, endapan atau metamorf. Siswa mengamati dan menuliskan
hasil penelitiannya di LKS yang disediakan sementara guru membimbing siswa
38
dalam mengumpulkan informasi dan data serta membimbing siswa dalam
membuat laporan penelitiannya. Setelah itu siswa melaksanakan presentasi tiap-
tiap kelompok yang jalannya presentasi diatur oleh guru. Selanjutnya guru
membimbing siswa dalam merangkum dan menyimpulkan hasil laporan dari
setiap kelompok.
3) Penutup
Dan pada akhir pembelajaran guru melakukan refleksi dengan kegiatan
tanya jawab dengan siswa tentang materi yang telah dipelajari.
Pertemuan ke-2 Siklus I
Pertemuan kedua dilaksanakan dengan kompetensi dasar mendeskripsikan
proses pembentukan tanah karena pelapukan dengan indikator menjelaskan proses
pembentukan tanah karena pelapukan.
Langkah-Langkah Pembelajaran :
1) Kegiatan Awal
Guru memeriksa kesipan siswa dan guru melakukan apersepsi dengan
membawa batuanyang berlumut dan batuan yang mengalami keretakan.
Kemudian bertanya kepada siswa “ Nah coba lihat batu ini, apakah ada perbedaan
dari kedua batu ini?”
2) Kegiatan Inti
Guru menyampaikan secara garis besar permasalahan yang akan
diinvestigasi oleh setiap kelompok dan guru menentukan topik permasalahan yang
akan diinvestigasi. Setiap kelompok mendapatkan topik permasalahan yang
berbeda. Guru membagi siswa kedalam 5 kelompok secara heterogen. Kemudian
sebelum kegiatan kelompok dimulai guru terlebih dahulu menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran yang akan dilakukan. Setelah itu guru membagikan lembar
kerja siswa (LKS) dan media pelapukan batuan disertai gambar pelapukan batuan
yang berbeda kepada setiap kelompok untuk diselidiki atau diinvestigasi ciri-ciri
batuan dan termasuk dalam pelapukan biologi, fisika atau kimia. Siswa
mengamati dan menuliskan hasil penelitiannya di LKS yang disediakan sementara
guru membimbing siswa dalam mengumpulkan informasi dan data serta
39
membimbing siswa dalam membuat laporan penelitiannya. Setelah itu siswa
melaksanakan presentasi tiap-tiap kelompok yang jalannya presentasi diatur oleh
guru. Selanjutnya guru membimbing siswa dalam merangkum dan menyimpulkan
hasil laporan dari setiap kelompok.
3) Penutup
Pada akhir siklus I diakhiri dengan evaluasi, dimana setiap siswa
mengerjakan soal-soal evaluasi yang telah disediakan guru.
Pada pembelajaran yang dilakukan dalam siklus I ini guru sudah tidak
mendominasi dalam kegiatan pembelajaran, guru hanya sebagai fasilitator dan
pembimbing saja. Guru lebih bertugas membimbing siswa agar aktif, beriteraksi
dengan teman kelompoknya, mengeluarkan pendapatnya, dan bekerjasama dalam
kelompoknya. Siswa lebih aktif dan tertarik dengan pembelajaran yang demikian
karena dapat berinteraksi dengan kelompoknya untuk menyelesaikan topik
permasalahan dan lebih tertarik dalam pembelajaran dengan pemanfaatan media
benda nyata.
c. Observasi Siklus I
Selama pelaksanaan pembelajan dalam siklus 1 dilakukan pengamatan
terhadap guru dan siswa. Pengamatan dilakukan oleh observer yaitu guru kelas
dan teman mahasiswa. Observer mengamati tindakan sesuai dengan indikator
dalam lembar observasi meliputi pembelajaran yang dilakukan dengan
menggunakan model pembelajaran Group Investigation yang hasilnya dapat
dilihat dalam lampiran.
Berdasarkan hasil dari observer pada pembelajaran siklus I dapat dilihat
nilai-nilai rata-rata dari setiap aspek yang diamati yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.2
Nilai Observasi Pembelajaran Model Group Investigation
Siklus I Pertemuan 1
No. Aspek Nilai Rata-rata
1. Tahap penentuan topik permasalahan 3,1
40
2. Tahap pembagian kelompok 3,1
3. Tahap Penyelidikan/Penelitian 2,9
4. Tahap Pengorganisasian Laporan 3,2
5. Tahap Presentasi 2,7
6. Tahap Evaluasi 3,0
Nilai Rata – Rata Akhir 3,0
Dari hasil observasi Siklus I pertemuan pertama dapat diketahui bahwa
pembelajaran yang dilakukan sudah mencapai rata-rata 3,0 sehingga dikategorikan
baik. Namun masih terdapat kekurangan yaitu pada aspek tahap penyelidikan dan
tahap presentasi yang pada pertemuan selanjutnya perlu ditingkatkan.
Tabel 4.3
Nilai Rata-Rata Observasi Pembelajaran Model Group Investigation
Siklus I Pertemuan Ke-2
No. Aspek Nilai Rata-rata
1. Tahap penentuan topik permasalahan 3,2
2. Tahap pembagian kelompok 3,2
3. Tahap Penyelidikan/Penelitian 2,9
4. Tahap Pengorganisasian Laporan 3,2
5. Tahap Presentasi 2,9
6. Tahap Evaluasi 3,0
Nilai Rata – Rata Akhir 3,1
Dari hasil observasi Siklus I pertemuan kedua dapat dilihat dalam tabel di
atas bahwa pembelajaran yang dilakukan sudah mencapai rata-rata 3,1 sehingga
dikategorikan baik. Namun masih terdapat kekurangan yang sama seperti
41
pertemuan pertama yaitu pada aspek tahap penyelidikan dan tahap presentasi yang
pada Siklus II perlu diperbaiki.
Dalam pelaksanaan siklus I ada kendala yang dihadapi oleh guru yaitu, ada
beberapa siswa yang tidak mau berkelompok dan memilih untuk berkelompok
sendiri, guru masih kurang dalam menjelaskan langkah-langkah pembelajaran,
beberapa siswa ada yang masih kurang aktif dan ada beberapa anak yang sibuk
sendiri ketika proses presentasi sedang berlangsung. Pada pertemuan terakhir
siklus I diakhiri oleh kegiatan evaluasi yang digunakan untuk mengetahui hasil
belajar siswa mengenai proses pembentukan tanah.
Nilai hasil ketuntasan siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.4
Hasil Belajar IPA Siklus I
Nilai Keterangan Jumlah siswa Persentase (%)
0 – 9 Belum Tuntas - -
10 – 19 Belum Tuntas - -
20 – 29 Belum Tuntas - -
30 – 39 Belum Tuntas - -
40 – 49 Belum Tuntas - -
50 – 59 Belum Tuntas - -
60 – 69 Belum Tuntas 5 19,2
70 – 79 Tuntas 13 50,0
80 – 89 Tuntas 6 23,1
90 – 100 Tuntas 2 7,7
Jumlah 26 100
Dari tabel di atas dapat dilihat diagram ketuntasan hasil belajar di bawah ini:
42
Diagram 4.2
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I
Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa dari 26 siswa, yang mendapat
nilai belum tuntas sebesar 5 siswa atau sebesar 19,2 % dari KKM yang ditentukan
sebesar 70 dan yang mendapat nilai tuntas sebanyak 21 siswa atau sebesar 80,8 %.
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari prasiklus ke
siklus I yaitu sebesar 15,4 %.
d. Refleksi Siklus I
Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I terdapat kelebihan dan
kekurangan selama proses pembelajaran sedang berlangsung. Kelebihannya yaitu
siswa lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran dikarenakan menggunakan
media berupa batuan untuk diamati dan diinvestigasi. Siswa lebih antusias dalam
ikut aktif dalam kegiatan belajar walaupun masih ada beberapa anak yang kurang
aktif dan siswa memiliki kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kelemahan yang terjadi pada siklus I berdasarkan observasi yang dilakukan
oleh observer yaitu, pada tahap penyelidikan atau penelitian masih ada kendala
yang dihadapi dikarenakan ada beberapa anak yang kurang aktif dalam kegiatan
diskusi kelompok, dan pada tahap presentasi juga masih ada kendala yaitu,
beberapa anak ada yang sibuk sendiri ketika kegiatan presentasi kelompok lain,
selain itu masalah yang dijumpai saat siklus I, ada beberapa anak yang tidak mau
berkelompok, guru kurang menjelaskan secara lebih jelas langkah-langkah
pembelajaran.
80,8%
19,2%
Tuntas
Belum Tuntas
43
Berdasarkan observasi pada siklus I, hal-hal yang perlu diperhatikan untuk
memperbaiki pembelajaran pada siklus II antara lain:
1) Untuk mengatasi anak yang tidak mau berkelompok, memberi pengarahan
kepada anak tersebut untuk berkelompok dan memberi pengarahan kepada
anggota kelompok lain untuk membujuk anak tersebut.
2) Guru lebih menjelaskan secara jelas tentang langkah-langkah pembelajaran
sehingga siswa dapat memahaminya.
3) Guru membujuk siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kelompoknya.
4) Mengawasi anak yang sibuk dengan kegiatannya sendiri ketika proses
presentasi sedang berlangsung.
5) Dari berbagai kendala siklus I maka perlu adanya tindakan perbaikan pada
siklus II.
4.2.2 Siklus II
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan siklus II merupakan perbaikan pembelajaran dari siklus I. Pada
siklus II ini masih menggunakan prinsip kerja yang sama dengan siklus I, dengan
langkah-langkah pembelajaran yang sama pula. Bedanya terletak pada materi
yang dipelajari pada siklus I materi tentang batuan dan siklus II ini materi tentang
jenis-jenis tanah.
Pembelajaran pada siklus II pertemuan pertama dimulai dengan guru
melakukan apersepsi yaitu dengan membawa jenis – jenis tanah dan salah seorang
siswa diminta maju kedepan menyebutkan ciri-ciri dari tanah tersebut. Dan guru
bertanya kepada siswa “kira-kira jika kedua tanah ini diberi air mana yang akan
lebih cepat menyerap air?”. Setelah itu guru menyampaikan garis besar materi dan
membagi topik permasalahan yang akan dibahas. Dilanjutkan guru membagi
siswa menjadi 5 kelompok secara heterogen dan membagikan topik permasalahan
kepada setiap kelompok. Setelah itu guru membagikan Lembar Kerja dan
membagikan media tanah kepada setiap kelompok. Kelompok menginvestigasi
media yang diberikan oleh guru. Selanjutnya setiap kelompok membuat laporan
dari hasil penelitiannya. Setelah itu siswa melakukan presentasi yang jalannya
44
presentasi diatur oleh guru. Diakhir pembelajaran guru membimbing siswa
menyimpulkan materi yang dipresentasikan dari masing-masing kelompok.
Pada pertemuan kedua akan mempelajari mengenai struktur lapisan tanah.
Dimulai dengan guru mengulang materi sebelumnya dan dilanjutkan apersepsi
dengan guru membawa beberapa jenis lapisan tanah. Guru bertanya kepada siswa
“dari lapisan berikut ini mana yang paling subur?”. Selanjutnya guru membagi
siswa dalam 5 kelompok dan membagi topik permasalahan kepada setiap
kelompok. Setiap kelompok menginvestigasi lapisan tanah tersebut dan membuat
laporan penelitiannya ke dalam LKS yang telah dibagikan. Selanjutnya setiap
kelompok mempresentasikan hasil laporannya. Selanjutnya guru membimbing
siswa dalam menyimpulkan hasil dari masing-masing kelompok. Diakhir siklus II
diadakan evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pada
tanggal 2 April 2014 dan 4 April 2014 bertempat di SD Negeri Sidorejo Lor 01
Salatiga.
Pertemuan 1 Siklus II
Pertemuan pertama dilaksanakan pada kompetensi dasar mengidentifikasi
jenis-jenis tanah. Dengan indikator mengidentifikasi komposisi dan jenis-jenis
tanah.
Langkah-Langkah Pembelajaran:
1) Kegiatan awal
Kegiatan awal siklus II pada pertemuan pertama diawali guru memeriksa
kesipan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran kemudian guru
menunjukkan beberapa jenis tanah. Kemudian guru meminta salah seorang siswa
maju ke depan dan meminta siswa tersebut menyebutkan ciri-ciri tanah
tersebut.Guru bertanya kepada siswa “Kira-kira tanah mana yang paling cepat
menyerap air?”.
45
2) Kegiatan Inti
Guru menyampaikan secara garis besar permasalahan yang akan
diinvestigasi oleh setiap kelompok dan guru menentukan topik permasalahan yang
akan diinvestigasi. Setiap kelompok mendapatkan topik permasalahan yang
berbeda. Guru membagi siswa kedalam 5 kelompok secara heterogen. Kemudian
sebelum kegiatan kelompok dimulai guru terlebih dahulu menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran yang akan dilakukan. Setelah itu guru membagikan lembar
kerja siswa (LKS) dan media benda berupa jenis-jenis tanah kepada setiap
kelompok untuk diselidiki atau diinvestigasi ciri-ciri tanah dan manfaatnya. Siswa
mengamati dan menuliskan hasil penelitiannya di LKS yang disediakan sementara
guru membimbing siswa dalam mengumpulkan informasi dan data serta
membimbing siswa dalam membuat laporan penelitiannya. Setelah itu siswa
melaksanakan presentasi tiap-tiap kelompok yang jalannya presentasi diatur oleh
guru. Selanjutnya guru membimbing siswa dalam merangkum dan menyimpulkan
hasil laporan dari setiap kelompok.
3) Penutup
Kegiatan pembelajaran ditutup dengan guru melakukan refleksi
pembelajaran dan tanya jawab dengan siswa tentang materi yang dipelajari.
Pertemuan ke-2 Siklus II
Pertemuan pertama dilaksanakan pada kompetensi dasar mengidentifikasi
jenis-jenis tanah. Dengan indikator mengidentifikasi komposisi dan jenis-jenis
tanah dan mengidentifikasi struktur lapisan tanah.
Langkah-Langkah Pembelajaran:
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal pembelajaran diawali dengan guru memeriksa kesiapan siswa
dalam mengikuti pembelajaran dan kemudian guru menunjukkan model struktur
lapisan tanah dan guru bertanya kepada siswa”Nah, dari struktur atau lapisan
tanah berikut ini mana yang paling subur ?”.
46
2) Kegiatan Inti
Guru menyampaikan secara garis besar permasalahan yang akan
diinvestigasi oleh setiap kelompok dan guru menentukan topik permasalahan yang
akan diinvestigasi. Setiap kelompok mendapatkan topik permasalahan yang
berbeda. Guru membagi siswa kedalam 5 kelompok secara heterogen. Kemudian
sebelum kegiatan kelompok dimulai guru terlebih dahulu menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran yang akan dilakukan. Setelah itu guru membagikan lembar
kerja siswa (LKS) dan media benda berupa model struktur lapisan tanah yang
berbeda kepada setiap kelompok untuk diselidiki atau diinvestigasi ciri-ciri setiap
lapisan tanah dan tingkat kesuburannya. Siswa mengamati dan menuliskan hasil
penelitiannya di LKS yang disediakan sementara guru membimbing siswa dalam
mengumpulkan informasi dan data serta membimbing siswa dalam membuat
laporan penelitiannya. Setelah itu siswa melaksanakan presentasi tiap-tiap
kelompok yang jalannya presentasi diatur oleh guru. Selanjutnya guru
membimbing siswa dalam merangkum dan menyimpulkan hasil laporan dari
setiap kelompok.
3) Penutup
Pada akhir siklus II diakhiri dengan evaluasi, dimana setiap siswa
mengerjakan soal-soal evaluasi yang telah disediakan guru berdasarkan materi
yang telah dipelajari.
Pada pembelajaran yang dilakukan dalam siklus II ini guru sudah tidak
mendominasi dalam kegiatan pembelajaran, guru hanya sebagai fasilitator dan
pembimbing saja. Guru lebih bertugas membimbing siswa agar aktif, beriteraksi
dengan teman kelompoknya, mengeluarkan pendapatnya, dan bekerjasama dalam
kelompoknya. Siswa lebih aktif dan tertarik dengan pembelajaran yang demikian
karena dapat berinteraksi dengan kelompoknya untuk menyelesaikan topik
permasalahan dan lebih tertarik dalam pembelajaran dengan pemanfaatan media
benda nyata.
47
c. Observasi Siklus II
Selama pelaksanaan pembelajaran pertemuan 1 dan pertemuan 2 pada siklus
II, juga dilakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dan siswa. Pengamatan dilakukan oleh 2 observer yaitu guru kelas dan teman
mahasiswa. Berdasarkan dari indikator pengamatan tersebut, observer mengamati
proses pembelajaran kelas V pada mata pelajaran IPA. Observer mengamati
tindakan kegiatan guru dan siswa. Hasil observasi dapat dilihat dalam lampiran.
Berdasarkan hasil dari observer pada pembelajaran siklus II dapat dilihat
nilai-nilai rata-rata dari setiap indikator yang diamati yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.5
Nilai Rata-rata Observasi Pembelajaran Model Group Investigation
Siklus II Pertemuan 1
No. Aspek Nilai Rata-rata
1. Tahap penentuan topik permasalahan 3,6
2. Tahap pembagian kelompok 3,7
3. Tahap Penyelidikan/Penelitian 3,2
4. Tahap Pengorganisasian Laporan 3,6
5. Tahap Presentasi 3,2
6. Tahap Evaluasi 3,4
Nilai Rata – Rata Akhir 3,4
Pada Siklus II pertemuan pertama dapat dilihat berdasarkan tabel di atas
bahwa nilai rata-rata pembelajaran yang dilakukan sebesar 3,4 sehingga dapat
dikategorikan sangat baik. Dan dapat dilihat aspek-aspek yang kurang pada Siklus
I pada Siklus II pertemuan pertama ini sudah dapat di atasi yang dapat dilihat pada
aspek tahap penyelidikan dan tahap presentasi sudah mengalami peningkatan.
48
Tabel 4.6
Nilai Rata-rata Observasi Pembelajaran Model Group Investigation
Siklus II Pertemuan 2
No. Aspek Nilai Rata-rata
1. Tahap penentuan topik permasalahan 3,8
2. Tahap pembagian kelompok 3,9
3. Tahap Penyelidikan/Penelitian 3,7
4. Tahap Pengorganisasian Laporan 3,9
5. Tahap Presentasi 3,5
6. Tahap Evaluasi 3,7
Nilai Rata – Rata Akhir 3,7
Dari hasil observasi Siklus II pertemuan kedua dapat diketahui bahwa
pembelajaran yang dilakukan sudah mencapai rata-rata 3,7 sehingga dikategorikan
sangat baik. Seperti halnya Siklus II pertemuan pertama, kendala-kendala yang
dihadapi pada Siklus I ini dapat diperbaiki oleh guru.
Hasil pengamatan siklus II menunjukkan bahwa guru telah menerapkan
model pembelajaran Group Investigation dengan baik. Pada saat kegiatan
kelompok sudah merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan model
Group Investigation dengan baik. Siswa yang tidak mau berkelompok sudah mau
berkelompok dengan kelompoknya dan siswa yang sibuk sendiri sudah terlihat
kondusif dan mau mendengarkan hasil laporan kelompok presentasi pada
pembelajaran siklus II. Pada pertemuan terakhir siklus II diadakan evaluasi untuk
mengetahui hasil belajar siswa.
Nilai ketuntasan hasil belajar siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
49
Tabel 4.7
Hasil belajar IPA siklus II
Nilai Keterangan Jumlah siswa Persentase (%)
0 – 9 Belum Tuntas - -
10 – 19 Belum Tuntas - -
20 – 29 Belum Tuntas - -
30 – 39 Belum Tuntas - -
40 – 49 Belum Tuntas - -
50 – 59 Belum Tuntas - -
60 – 69 Belum Tuntas - -
70 – 79 Tuntas 6 23,1
80 – 89 Tuntas 9 34,6
90 - 100 Tuntas 11 42,3
Jumlah 26 100
Dari tabel 4.7 ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada diagram di
bawah ini:
Diagram 4.3
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
Berdasarkan tabel di atas terlihat jelas bahwa siswa yang menjadi subyek
penelitian sebanyak 26 siswa. Siswa yang memperoleh nilai ≥ KKM sebanyak 26
siswa atau 100 %. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pencapaian
100,0%
Tuntas
Belum Tuntas
50
ketuntasan belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 19,2 % yaitu dari 80,8 %
menjadi 100 %.
d. Refleksi Siklus II
Setelah guru melakukan proses pembelajaran, maka yang menjadi refleksi
pada siklus II adalah meningkatnya hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil
observasi dari observer tiap aspek yang diamati mengalami peningkatan dari
siklus I. Pada siklus II ini terlihat pembelajaran menjadi lebih efektif dan optimal
dengan siswa terlibat langsung dalam penggalian konsep melalui Group
Investigation, siswa menggali pengetahuan dan menemukan sendiri masalah yang
dihadapi secara berkelompok dengan menginvestigasi media yang diberi yaitu
jenis-jenis tanah, sehingga pembelajaran yang dilakukan lebih bermakna.
Pembagian kelompok yang merata dan kerjasama dalam anggota kelompok juga
mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan semua siswa mencapai nilai lebih dari
sama dengan KKM yang diterapkan.
4.3 Hasil Analisis Data
Pada bagian ini akan dipaparkan hasil analisis data tentang hasil belajar
siswa kelas V dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.8
Perbandingan Hasil Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V
Nilai Keterangan
Frekuensi Persentase (%)
Prasiklus Siklus
I
Siklus
II Prasiklus
Siklus
I
Siklus
II
≥ 70 Tuntas 17 21 26 65,4 80,8 100
< 70 Belum Tuntas 9 5 - 34,6 19,2 0
Jumlah 26 26 26 100 100 100
51
Dari tabel perbandingan di atas, dapat dijelaskan bahwa pada kondisi awal
terdapat 9 siswa yang belum tuntas atau sebesar 34,6 % sedangkan yang telah
tuntas hasil belajarnya sebanyak 18 siswa atau sebesar 65,4 %.
Hasil belajar pada siklus I menunjukkan peningkatan yang cukup besar.
Terdapat 5 siswa yang belum tuntas atau sebesar 19,2 % dan 21 siswa atau
sebesar 80,8 % telah tuntas hasil belajarnya.
Hasil belajar yang diperoleh pada siklus II sangat memuaskan yaitu semua
siswa atau sebesar 100 % telah tuntas hasil belajarnya. Berdasarkan tabel di
bawah ini dapat dilihat nilai ketuntasan hasil belajar siswa dari prasiklus ke siklus
I dan siklus II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam diagram berikut ini:
Diagram 4.4
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
4.4 Pembahasan
Pembelajaran yang dilakukan guru sebelum diadakan perbaikan
pembelajaran, hasil belajar siswa masih tergolong rendah. Hal ini dikarenakan
ketika mengajar guru menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada
siswa yaitu menggunakan model Group Investigation, sehingga siswa mampu
menemukan sendiri konsep melalui investigasi terhadap media benda yaitu berupa
batuan dan jenis-jenis tanah, sementara guru hanya sebagai fasilitator dan
pembimbing saja. Selain itu dengan pemanfaatan media benda nyata yaitu dalam
hal ini menggunakan media batuan dan jenis-jenis tanah, membuat siswa lebih
0
5
10
15
20
25
30
Prasiklus Siklus I Siklus II
9
5
0
17
21
26
< 70
≥ 70
52
tertarik untuk mengamati dan mengikuti pembelajaran. Setelah memperhatikan
dan mempertimbangkan kekurangan pada siklus I dilakukan perbaikan
pembelajaran pada siklus II. Pada siklus II ini semua siswa yang berjumlah 26
anak telah mencapai ketuntasan hasil belajar.
Pada awal pelaksanaan tindakan siklus I, pembelajaran dimulai dari
membentuk 5 kelompok secara heterogen. Kemudian setiap kelompok
memperoleh media batuan yang berbeda-beda untuk diinvestigasi berdasarkan
ciri-cirinya dan dicatat hasilnya dalam lembar diskusi. Setelah selesai dengan
hasil laporannya, setiap kelompok mempresentasikan hasil laporannya. Kemudian
setiap kelompok merangkum dan menyimpulkan hasil dari laporan semua
kelompok. Sama halnya dengan siklus I, pada siklus II ini pembelajaran dimulai
dengan guru membentuk 5 kelompok secara heterogen dan diakhiri dengan siswa
merangkum hasil laporan dari semua kelompok. Hanya bedanya terletak pada
materi yang dipelajari dan media yang digunakan. Pada siklus II ini menggunakan
jenis-jenis tanah sebagai media untuk diinvestigasi oleh siswa.
Hasil penelitian siklus I dan siklus II ini, menunjukkan adanya peningkatan
hasil belajar siswa dikarenakan dengan menggunakan model pembelajaran Group
Investigation dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, membuat suasana saling
bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok, melatih siswa untuk
berani mengemukakan pendapatnya, dan memotivasi dan mendorong siswa agar
aktif dalam proses belajar. Selain itu penggunaan media benda nyata, dalam
penelitian ini berupa batuan dan jenis-jenis tanah juga berperan dalam
meningkatnya hasil belajar siswa. Dengan meneliti langsung media benda nyata
siswa lebih efektif dalam menanamkan konsep, juga siswa menjadi lebih tertarik
untuk mengikuti pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Santoso
(2011:5) yang mengemukakan kelebihan-kelebihan model Group Investigation,
yaitu:
a) Pembelajaran dengan kooperatif model Group Investigation memiliki
dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
53
b) Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
mempunyai pengaruh positif yaitu, dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa.
c) Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan
berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang.
d) Model pembelajaran Group Investigation melatih siswa untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan
pendapatnya.
e) Memotivasi dan mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari
tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang terdahulu yang
dilakukan oleh Vera Sandria dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri 147 Palembang”,
Penelitian yang dilakukan oleh Erna Hidayah (2012), dengan judul “Peningkatan
Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation Pada Siswa Kelas IVB SD Negeri Gamol”, Hartono, Imanuel
Nugroho Puji (2012) dengan judul penelitian “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa dengan Menggunakan Media Benda Konkret pada Materi Pokok
Menentukan Jaring-jaring Berbagai Bangun Ruang Sederhana Kelas V SD Negeri
Ngijo 01”. Oleh karena itu, berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan pemanfatan media
benda nyata dalam proses pembelajaran dapat dijadikan sebagai alat untuk
meningkatkan hasil belajar siswa IPA.