BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SMA Kristen Satya Wacana Salatiga atau lebih dikenal dengan nama SMA
laboratorium terletak di jalan Diponegoro No. 52-60 Salatiga. Bangunan sekolah ini
berada di di kawasan kampus Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, karena di bawah
badan penyelenggara yang sama pula yaitu YPTK Satya Wacana. Gedung sekolah
berlantai tiga dibangun dengan desain modern. Memiliki ruang-ruang kelas dengan ukuran
ruang satu dengan yang lain tidak persis sama, untuk memberi variasi-variasi baru pada
siswa mengadakan pertukaran ruang belajar.
Gedung Pusat Sumber Belajar (PSB) merupakan gedung berlantai 4, dimana lantai
1 digunakan untuk ruang pimpinan sekolah dan staff administrasi sekolah, sedangkan PSB
menempati lantai 2 sampai dengan lantai 4. Perpustakaan sekolah yang melayani SLTP
dan SMA secara terpadu menempati lantai 2 memiliki model meja baca, baik untuk
kelompok maupun individual yang menjamin siswa dapat menggunakan secara maksimal.
Sampai saat ini perpustakaan sekolah laboratorium telah memiliki ribuan judul buku yang
meliputi koleksi buku-buku pelajaran, penunjang, referensi, fiksi, dan nonfiksi yang
dipinjamkan kepda siswa secara gratis. Koleksi tersebut belum termasuk koleksi majalah
kependidikan ilmiah, harian lokal dn nasioal.
Pusat media pendidikan menempati lantai 3 dan 4. Disini disiapkan media-media
pendidikan sebagai penunjang proses belajar mengajar, yang terdiri atas OHP, slide
projector, video tape recorder, serta media-media pendidikan lain sebagai alat peraga
pendidikan, diantaranya peta, globe miniatur candi dan patung, wayang (golek, kulit,
krucil) dan lain-lain.
Adapun beberapa fungsi Sekolah Laboratorium antara lain:
a. Sebagai lembaga pendidikan yang merupakan bagian dari Sistem Pendidikan
Nasional sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
b. Sebagai Sekolah unggulan terutama dalam proses pendidikan yang
diselenggarakannya.
c. Sebagai tempat untuk mengadakan penelitian atau eksperimen atau pengembangan
dalam bidang kependidikan.
d. Sebagai sekolah model untuk sekolah-sekolah Kristen lain di Indonesia.
e. Sebagai sarana penunjang bagi pengembangan kemampuan profesional
kependidikan mahasiswa, dosen, FKIP dan unit-unit lain di lingkungan YPTK
Satya Wacana serta tenaga kependidikan sekolah atau perguruan tinggi atau instasi
lain yang memerlukannya.
f. Sebagai lembaga yang menyediakan calon siswa atau mahasiswa bagi jenjang
pendidikan yang lebih tinggi di lingkungan YPTK Satya Wacana.
Selain fungsi diatas, Sekolah Laboratorium juga mempunyai beberapa tugas
diantaranya:
a. Melaksanakan penddikan dan pengajaran pada jenjang pra sekolah, pendidikan
dasar dan pendidikan menengah sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
b. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian, dan kehidupan
kerohanian, dan pengajaran secara optimal dengan memanfaatkan unit-unit
penunjang YPTK Satya Wacana.
c. Melaksanakan penelitian dan pengembangan serta pengabdian kepada masyarakat
dalam bidang pendidikan.
d. Menemukan inovasi-inovasi dalam bidang kependidikan untuk ditularkan atau
dijadikan model bagi sekolah-sekolah Kristen lain di Indonesia.
e. Membantu FKIP dan unit-unit lain di lingkungan YPTK Satya Wacana serta
sekolah atau perguruan tinggi lain dalam pengembangan kemampuan profesional
kependidikan, bila diperlukan.
f. Mengadakan hubungan keterkaitan dalam bidang akademik antar jenjang.
B. Deskripsi Kondisi Awal.
Keaktifan siswa dalam pembelajaran sejarah dibutuhkan sebagai dasar untuk
pengembangan materi, hal ini sangat diperngaruhi oleh metode pembelajaran yang
digunakan. Pembelajara yang pasif akan memghambat kreatifitas pola pikir siswa dalam
memahami suatu konsep. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran sejarah siswa
dituntut benar-benar aktif.
Kondisi awal hasil belajar mata pelajaran sejarah siswa kelas X MIA 2 masih
terdaapat 5 siswa yang belum tuntas, dikarenakan guru dalam menyampaikan
pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja serta belum
memanfaatkan media pembelajaran. Cara mengajar seperti ini akan memberikan kesan
menjenuhkan dan membosankan bagi siswa sehingga berpengaruh pada hasil belajarnya.
Hasil belajar pada Ulangan Tengah Semester Gasal bahwa belum semua siswa
kelas X MIA 2 tuntas dalam belajar sejarah. Hasil Ulangan Tengah Semester 1Tahun ajaran
2015/2016 dapat dilihat tabel berikut:
Tabel 1. Hasil Ulangan Tengah Semester 1
Kelas X MIA 2 SMA Kristen Satya Wacana Salatiga
NO NIS NILAI KKM: 65
Keterangan
1 1516104736 82 Tuntas
2 1516104741 79 Tuntas
3 1516104747 67 Tuntas
4 1516104754 69 Tuntas
5 1516104758 69 Tuntas
6 1516104764 69 Tuntas
7 1516104779 75 Tuntas
8 1516104792 71 Tuntas
9 1516104794 72 Tuntas
10 1516104797 73 Tuntas
11 1516104802 56 Belum tuntas
12 1516104810 76 Tuntas
13 1516104813 65 Tuntas
14 1516104816 65 Tuntas
15 1516104818 70 Tuntas
16 1516104826 65 Tuntas
17 1516104831 67 Tuntas
18 1516104833 67 Tuntas
19 1516104835 59 Belum tuntas
20 1516104840 69 Tuntas
21 1516104844 61 Belum tuntas
22 1516104858 76 Tuntas
23 1516104866 62 Belum tuntas
24 1516104867 49 Belum tuntas
25 1516104868 79 Tuntas
Jumlah 1712
Kondisi awal ini belum menggunakan model pembelajaran Make a Match, sehingga siswa
belum mampu memahami dan mempelajari Sejarah dengan maximal. Dari tabel di atas diperoleh
data bahwa siswa yang sudah tuntas sesuai KKM (65) pada Ulangan Tengah Semester 1 berjumlah
20 siswa, sedangkan yang belum tuntas ada 5 siswa. Nilai rata-rata kelas dapat dilihat pada tabel
2 berikut:
Tabel 2. Nilai Klasifikasi Kondisi Awal (Pra Siklus)
Kelas X MIA 2 SMA Kristen Satya Wacana Salatiga
No ASPEK NILAI
1. Rata-rata Klasikal 68,48
2. Nilai Terendah 49
3. Nilai Tertinggi 82
Daftar pada tabel 2 di atas akan lebih jelas dengan grafik 1 sebagai berikut :
Pada grafik 1 dapat dilihat perolehan hasil belajar siswa kela X MIA 2 pada mata
pelajaran Sejarah sebelum menggunakan model pembelajaran Make a Match, nilai
terendah 49, sedangkan nilai tertinggi 82.
C. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 1
Pada siklus 1 ini pelajaran sejarah dengan pokok bahasan materi Kerajaan
Kalingga, sudah menerapkan model pembelajaran Make a Match. Hasil belajar siswa
setelah tindakan siklus 1, disajikan pada tabel 3 berilkut ini:
0.0
50.0
100.068.5
49
82 80
Grafik 1 nilai klasifikasi kondisi awalSMA Kristen Satya Wacana Salatiga
pra siklus
Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
Kelas X MIA 2 SMA Kristen Satya Wacana Salatiga
No NIS Pra siklus Siklus 1 Keterangan KKM: 65
1 1516104736 82 90 Meningkat Tuntas
2 1516104741
79 80
Meningkat Tuntas
3 1516104747
67 70
Meningkat Tuntas
4 1516104754
69 70
Meningkat Tuntas
5 1516104758
69 80
Meningkat Tuntas
6 1516104764
69 70
Meningkat Tuntas
7 1516104779
75 90
Meningkat Tuntas
8 1516104792
71 100
Meningkat Tuntas
9 1516104794
72 100
Meningkat Tuntas
10 1516104797
73 100
Meningkat Tuntas
11 1516104802
56 100
Meningkat Tuntas
12 1516104810
76 90
Meningkat Tuntas
13 1516104813
65 70
Meningkat Tuntas
14 1516104816
65 80
Meningkat Tuntas
15 1516104818
70 80
Meningkat Tuntas
16 1516104826
65 80
Meningkat Tuntas
17 1516104831
67 70
Meningkat Tuntas
18 1516104833
67 70
Meningkat Tuntas
19 1516104835
59 100
Meningkat Tuntas
20 1516104840 69 0 Sakit Tidak Tuntas
21 1516104844 61 100 Meningkat Tuntas
22 1516104858 76 100 Meningkat Tuntas
23 1516104866 62 100 Meningkat Tuntas
24 1516104687 49 100 Meningkat Tuntas
25 1516104868 79 100 Meningkat Tuntas
Jumlah 1712 2170
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus 1 ini, subjek yang mengikuti proses belajar
mengajar dan evaluasi sebanyak 24 siswa dari 25 siswa keseluruhan kelas X MIA 2. Hal
ini dikarenakan 1 orang siswa sedang sakit, sehingga nilai 0 pada hasil belajar siklus 1
karena siswa tidak mengikuti proses belajar mengajar dan evaluasi. Untuk lebih jelas lihat
tabel 4 berikut;
Tabel 4. Nilai Klasifikasi Pra Siklus dan Siklus 1
No Aspek Nilai Peningkatan
Pra siklus Siklus 1
1 Rata-rata Klasikal 68,48 87,60 19,12
2 Nilai Terendah 49 70 21
3 Nilai Tertinggi 82 100 18
4 Prosentase Kelulusan (%) 84 96 12
Pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus 1 dengan pokok bahasan Kerajaan
Kalingga ini sudah menerapkan model Make a Match. Hasil belajar siklus 1 menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar. Diperoleh untuk hasil nilai terendah 70 dengan peningkatan 56. Rata-
rata klasikal 87,2 dan ketuntasan klasikal 100% dengan peningkatan 7%. Tabel 4 di atas akan
tampak lebih jelas dengan grafik 2 berikut ini:
Grafik 2: Perbandingan nilai klasifikasi Pra siklus dan siklus 1
Perolehan nilai Pra Siklus yang ditunjukkan pada grafik 2, untuk rata-rata klasikal
adalah 68,48 dan 87,60 pada siklus I. Nilai Tertinggi pada Pra Siklus adalah 82 dan pada
siklus I adalah 100, sedangkan nilai terendah pada pra siklus adalah 49 dan pada siklus I
adalah 70
Pada saat yang sama observer juga melakukan pengamatan dengan model
pengamatan dengan mengisi instrumen yang sudah disipakan meliputi: lembar pengamatn
68.48
49
82 8487.6
70
10096
0
20
40
60
80
100
120
rata-rata klasikal nilai terendah nilai tertinggi presentasekelulusan
pra siklus
siklus 1
kegiatan siswa (aktivitas siswa) dan lembar pengamatan kegiatan guru dalam menerapkan
model pembelajaran Make a Match. Hasil observasi kegiatan siswa dalam proses belajar
mengajar siklus 1 dapat dilihat pada tabel 5 berikut:
Tabel 5: Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus 1
No Aspek yang diamati Baik
Sekali
Baik Cukup Kurang
1 Keaktifan dalam pembelajaran 4
2 Memperhatikan penjelasan
guru
4
3 Mengerjakan tugas yang
diberikan guru
4
4 Memahami tugas masing-
masing
4
5 Berpartisipasi dalam
pembelajaran
4 -
6 Apabila mengalami kesulitan
berinisiatif menanyakan kepada
guru atau teman lain
4
7 Kelancaran pada saat presentasi 3
Rata-rata 3,43 8,43 0 0
Hasil observasi kegiatan siswa pada silus 1 dapat digambarkan sebagai berikut:
keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran baik sekali, siswa baik sekali dalam
memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
dengan baik sekali, siswa dengan baik sekali dapat memahami tugas masing-masing,
beberapa siswa yang mengalami kesulitan berinisiatif menanyakan kepada guru atau
teman lain, siswa mampu mempresentasikan materi dengan baik sekali (walaupun ada
beberapa siswa yang masih merasa malu) sehingga diperoleh nilai rata-trata pada siklus I
sebesar 3,43. Siswa yang turut berpartisipasi dalam mengikuti pembelajaran mendapat
nilai kriteria baik dengan nilai rata-rata 0,43.
Sedangkan hasil observasi kegiatan guru pada siklus I dapat dilihat pada tabel 6
sebagai berikut:
Tabel 6: Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus 1
No Kegiatan Baik Cukup Kurang
A. Pendahuluan
1 Apresiasi 3
2. Menyampaikan tujuan yang akan
dicapai
3
3 Menjelaskan materi pelajaran 2
4 Menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran Make a Match
3
B.Kegiatan Inti
5 Membagi siswa dalam
kelompok-kelompok belajar
3
6 Mengawasi jalannya permainan 2
7 Menumbuhkan partisipasi aktif
siswa dalam permainan
3
8 Memberi bantuan kepada siswa
yang mengalami kesulitan
2
9 Memberi pernghargaan terhadap
keberhasilan siswa
3
10 Menumbuhkan keceriaan dan
antusiasme siswa dalam belajar
2
B. Kegiatan Penutup
11.
Menyimpulkan materi pelajaran
yang melibatkan siswa
3
12 Memberikan Tes 3
13 Menutup mata pelajaran 3
Rata-Rata 2,07 1,62
Dari tabel hasil pengamatan kegiata guru dapat dijelasakan bahwa guru dalam
memberikan apresiasi, menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran Make a Match pada mata pelajaran sejarah, membagi siswa dalam kelompok
belajar, apresiasi, menyampaikan tujuan yang akan diapai, menjelaskan langkah-langkah
Make a Match, menyimpulkan materi pelajaran yang melibatkan siswa, memberikan tes,
menutup mata pelajaran, menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam permainan,
memberikan penghargaan terhadap keberhasilan siswa sudah baik dengan nilai rata-rata
2,07. Namun, guru dalam menjelaskan materi pelajaran, mengawasi jalannya permainan,
memberi bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan, menumbkan kecerian dan
antusias siswa dalam belajar masih culup dengan rata-rata nilai 1,62.
Dalam proses belajar mengajar, guru juga membagikan lembar angket untuk
mengetahui respon siswa terhadap pelajaran sejarah dengan menggunakan model Make a
Match.
Tabel 7. Hasil Angket Respon Siswa Siklus 1
No Pertanyaan Tanggapan
Ya Tidak
1 Apakah guru kalian menjelaskan
langkh-langkah menjelaskan
Make a Match dengan baik?
100% -
2 Apakah pembelajaran Make a
Match menyenangkan?
100% -
3 Apakah dengan pembelajaran
Make a Match membuat kamu
mudah memahami pelajaran?
100% -
4 Apakah dengan pembelajaran
Make a Match mendorong kamu
lebih kreatif?
100% -
5 Apakah kamu mengalami
kesulitan dalam pembelajaran
Make a Match?
8% 92%
Rata-Rata 92% 8%
Hasil angket respon siswa terhadap penerapan model Make a Match setelah
kegiatan belajar mengajar pada siklus 1, terdapat 100% siswa merasa senang, 100% siswa
memahami pelajaran, 100% mendorong siswa lebih kreatif dan 8% siswa mengalami
kesulitan model pembelajaran Make a Match.
Pada siklus 1 terdapat peningkatan dalam kemampuan belajar siswa, bahkan dalam
siklus 1 ada 9 siswa mendapatkan nilai 100. Meskipun semua siswa sudah mencapai KKM,
namun peneliti tetap melanjutkan pada siklus II supaya lebih meningkatkan motivasi
belajar siswa.
D. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
Oleh karena indikator yang telah ditetapkan belum tercapai, maka dilanjutkan pada
siklus II ini. Pada siklus II, siswa diberi peluang untuk lebih banyak untuk aktif belajar
dalam kelompok yang akan lebih memperkaya pengethuan dan pemahamannya saat belajar
bersama teman, sedangkan guru memfokuskan dalam peningkatan pembelajaran dan
berperan sebagai pembimbing terhadap siswa. Pokok bahasan pada siklus II mengenai
kerajaan mataram kuno. Hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8. Hasil Belajar siklus II
Kelas X MIA 2 SMA Kristen Satya Wacana Salatiga
No NIS Pra Siklus Siklus I Siklus II Keterangan KKM: 65
1 1516104736 82 90 100 Meningkat Tuntas
2 1516104741 79
80
100 Meningkat Tuntas
3 1516104747 67
70
100 Meningkat Tuntas
4 1516104754 69
70
100 Meningkat Tuntas
5 1516104758 69
80
100 Meningkat Tuntas
6 1516104764 69
70
100 Meningkat Tuntas
7 1516104779 75
90
100 Meningkat Tuntas
8 1516104792 71
100
100 Meningkat Tuntas
9 1516104794 72 80 100 Meningkat Tuntas
10 1516104797 73
100
100 Meningkat Tuntas
11 1516104802 56
100
100 Meningkat Tuntas
12 1516104810 76
90
90 Meningkat Tuntas
13 1516104813 65 70 100 Meningkat Tuntas
14 1516104816 65
80
90 Meningkat Tuntas
15 1516104818 70
80
90 Meningkat Tuntas
16 1516104826 65
80
100 Meningkat Tuntas
17 1516104831 67
70
100 Meningkat Tuntas
18 1516104833 67
70
90 Meningkat Tuntas
19 1516104835 59
100
100 Meningkat Tuntas
20 1516104840 69 0 90 Meningkat Tuntas
21 1516104844 61 100 100 Meningkat Tuntas
22 1516104858 76 100 100 Meningkat Tuntas
23 1516104866 62 100 100 Meningkat Tuntas
24 1516104867 49 100 100 Meningkat Tuntas
25 1516104868 79 100 100 Meningkat Tuntas
1712 2170 2450
Hasil belajar siswa pada siklus II tampak lebih meningkat dibandingkan
dibandingkan dengan siklus 1. Siswa yang mengikuti proses belajar mengajar dan evaluasi
pada siklus II berjumlah 25 siswa, meningkat dibandingkan pada siklus 1 yang berjumlah
24 siswa. Nilai klasikal antara Siklus I dengan Siklus II disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 9 Nilai Klasifikasi Siklus I dan Siklus II
No Aspek Nilai
Peningkatan
Siklus I Siklus II
1 Rata-Rata Klasikal 86,80 98,00 11,20
2 Nilai Terendah 70 80 10
3 Nilai Tertinggi 100 100 0
4 Presentase Ketuntasan (%) 96 100 4
Berdasarkan Siklus II ini diperoleh hasil belajar siswa dengan nilai terendah 80
sehingga terdapat peningkatan 10, nilai tertinggi 100 dengan peningkatan 0, Rata-rata
klasikal 97,2 yang berarti terdapat peningkatan 10 dan ketuntasan klasikal 100% dengan
penigkatan 1%.
Grafik 3. Perbandingan Nilai Klasikal Siklus I dan Siklus II
Pada grafik 3 terlihat bahwa rata-rata klasikal pada siklus II mengalami
peningkatan. Siklus I Rata-rata klasikalnya adalah 86,8 sedangkan pada siklus II
86.8
70
100 9698
80
100 100
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
rata-rata klasikal nilai terendah nilai tertinggi presentasekelulusan
siklus 1
siklus 2
meningkat menjadi 98. Nilai terendah pada siklus I adalah 70 dan meningkat menjadi 80
pada siklus II. Sedangkan nilai tertinggi pada siklus I dan II masih dipertahankan dengan
nilai 100
Hasil Observasi kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar siklus II dapat dilihat
pada tabel 10 berikut:
Tabel 10. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II
No Aspek yang diamati Baik
Sekali
Baik Cukup Kurang
1 Keaktifan dalam
pembelajaran
4 - - -
2 Memperhatikan penjelasan
guru
4 - - -
3 Mengerjakan tugas yang
diberikan guru
4 - - -
4 Memahami tugas masing-
masing
4 - - -
5 Berpartisipasi dalam
pembelajaran
4 - - -
6 Apabila mengalami kesulitan
berinisiatif menanyakan
kepada guru atau teman lain
4 - - -
7 Kelancaran pada saat
presentasi
4 - - -
Rata-rata 4 0 0 0
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa bahwa siswa semakin aktif
dalam pembelajaran, memahami tugasnya masing-masing, mampu mengerjakan tugas
yang diberikan guru tepat waktu. Dalam pembelajaran siswa juga mulai berani bertanya
kepada guru apabila mengalami kesulitan, keseluruhan siswa sudah mampu berpartisipasi
mengikuti pembelajaran (tanpa rasa canggung), siswa berani (tidak merasa malu), lancar
pada saat presentasi dengan baik sekali dan mencapai nilai rata-rata 4. Perbandingan nilai
kegiatan siswa antara suklus I dengan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 11. Perbandingan Rata-Rata nilai Kegiatan Siswa Siklus I
dan Siklus II
No Nilai Siklus I Siklus II
1 Baik sekali 3,43 4
2 Baik 0,43 0
3 Cukup 0 0
4 Kurang 0 0
Tabel 9 diatas dapat digambarkan dengan grafik 4 sebagai berikut:
Grafik 4
Perbandingan Rata-Rata Nilai Krgiatan Siswa siklus I dan Siklus II
Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran model Make a Match, dengan nilai
rata-rata 3,43 pada siklus I meningkat menjadi 4 pada siklus II untuk kriteria baik sekali.
Sedangkan kriteria baik pada siklus 1 sebesar 0,43 menurun menjadi 0 pada siklus II .
Pengamatan terhadap kegiatan guru pada siklus II juga dilaksanakan oleh observer
dengan mencatat semua kegiatan guru pada lembar observasi yang sudah disediakan. Hasil
observasi kegiatan guru dalam proses belajar mengajar selama siklus II dapat dilihat pada
tabel 12 berikut:
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
baik sekali baik cukup kurang
3.43
0.43
0 0
4
0
siklus 1
siklus 2
Tabel 12. Hasil Observasi Kegiatan Guru Pada Siklus II
No Kegiatan Baik Cukup Kurang
A. Pendahuluan
1 Apresiasi 3
2. Menyampaikan tujuan yang akan
dicapai
3
3 Menjelaskan materi pelajaran 2
4 Menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran Make a Match
3
B.Kegiatan Inti
5 Membagi siswa dalam
kelompok-kelompok belajar
3
6 Mengawasi jalannya permainan 2
7 Menumbuhkan partisipasi aktif
siswa dalam permainan
3
8 Memberi bantuan kepada siswa
yang mengalami kesulitan
2
9 Memberi pernghargaan terhadap
keberhasilan siswa
3
10 Menumbuhkan keceriaan dan
antusiasme siswa dalam belajar
2
A. Kegiatan Penutup
11.
Menyimpulkan materi pelajaran
yang melibatkan siswa
3
12 Memberikan Tes 3
13 Menutup mata pelajaran 3
Rata-Rata 2,53 0,30
Pada siklus II guru telah menunjukkan peningkatan di dalam kelas. Guru sudah baik
dalam mengawasi jalannya permainan dan memberikan bantuan kepada siswa yang
mengalami kesulitan dan menvapai nilai rata-rata 2,53.
Pada siklus II ini juga dibagikan angket kepada siswa, yang berfungsi untuk
mengetahui tanggapannyaterhadap pembelajaran sejarah dengan mengunakan model Make
a Match. Hasil angket respon siswa (tanggapan siswa) terhadap pelaksanaan pembelajaran
model Make a Match pada siklus II dijelaskan pada tabel 13 berikut:
Tabel 13. Rata-Rata Nilai Kegiatan Guru siklus I dan II
No Nilai Siklus I Siklus II
1 Baik 2,07 2,53
2 Cukup 1,62 0,30
3 Kurang 0 0
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
Baik Cukup Kurang
Siklus I
Siklus II
Dari tabel 13 di tersebut dapat, maka dapat dibuat dengan grafik 5 di bawah ini:
Grafik 5. Perbandingan Rata-rata nilai guru Siklus I dan Siklus II
Rata-rata nilai kegiatan guru dan aktivitas guru pada siklus I untuk kriteria baik sebesar
2,07 meningkat menjadi 2,53 pada siklus II. Sedangkan untuk kriteria cukup 1,62 pada siklus I dan
menurun menjadi 0.30 pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan guru dalam
menerapkan model pembelajaran Make A Match semakin baik. Hasil angket respon siswa terhadap
model pembelajaran Make A Match dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 14.
Hasil Angket Respon Siswa Siklus II
No Pertanyaan Tanggapan
Ya Tidak
1 Apakah guru kalian menjelaskan
langkh-langkah menjelaskan
Make a Match?
100% -
2 Apakah pembelajaran Make a
Match menyenangkan?
100% -
3 Apakah dengan pembelajaran
Make a Match membuat kamu
mudah memahami pelajaran?
100% -
4 Apakah dengan pembelajaran
Make a Match mendorong kamu
lebih kreatif?
100% -
5 Apakah kamu mengalami
kesulitan dalam pembelajaran
Make a Match?
- 100%
Rata-Rata 100 0
Hasil angket respon siswa pada siklus II memperlihatkan bahwa adanya
peningkatan yang signifikan. Diperoleh hasil 100% siswa dapat mendorong siswa lebih
kreatif dalam pembelajaran, 100% siswa tidak merasa kesulitan dalam pembelajaran
dengan model Make a Match.
Dari tabel 14. Hasil Angket respon siswa siklus II dalam kgiatan belajar-mengajar
dapat diperoleh data jawaban Ya: 100%, Tidak: 0%
Rata-rata nilai angket respon siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat pada
tabel 15. Berikut ini:
Tabel 15. Rata-Rata Nilai Angket Respon Siswa Siklus I dan Siklus II
No Tanggapan Siklus I Siklus II
1 Ya 80% 100%
2 Tidak 20% 0%
Tabel di atas dapat dilihat pada grafik 6 di bawah ini:
Grafik 6. Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran Make a Match
Rata-rata yang diperoleh dari nilai angket siswa pada siklus I adalah 80%
memberikan tanggapan YA, 20% memberikan tanggapan tidak. Meningkat pada siklus II
yaitu 100 % memberikan tanggapan YA, dan 0% memberikan tanggapan TIDAK. Dengan
demikian penelitian tersebut dapat dikatakan berhasil menarik perhatian siswa agar hasil
belajar meningkat.
E. Pembahasan Hasil Peneiltian
1. Rata-Rata Klasikal dan Ketuntasan Belajar Siswa
Hasil belajar siswa melalui penerapan model Make a Match telah
mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai yang sudah diperoleh: Nilai
Rata-Rata Klasikal dari tiap siklus dapat dilihat dari tabel 16 berikut:
100
00
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Siklus I Siklus II
Ya
Tidak
Tabel 16. Nilai Klasifikasi, Pra Siklus, siklus 1, dan Siklus 2
No Aspek Nilai
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Rata-Rata Klasikal 68,48 86,8 98,00
2 Nilai Terendah 49 70 80
3 Nilai tertinggi 82 100 100
(Sumber:Data hasil penelitian)
Tabel 16 diatas akan lebih jelas dengan grafik 7 berikut ini:
Grafik 7
Perbandingan Nilai Siswa Klasifikasi Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus II
Pada grafik 7, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata klasikal pada Pra
siklus yaitu 68,48 menjadi 87,20 pada siklus I Pada siklus II rata-rata klasikal meningkat
menjadi 97,20. Nilai terendah pada Pra siklus sebesar 49, meningkat menjadi 70 pada
siklus I. Pada siklus II meningkat lagi menjadi 80. Begitu juga untuk perolehan nilai
tertinggi, pada Pra siklus sebesar 82, sedangkan pada siklus 1 dan II meningkat secara
signifikan menjadi 100.
86.8
70
10098 100 100
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Rata-rata Klasikal Nilai Terendah Nilai Tertinggi
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Ketuntasan minimum kelas dari tiap siklus juga mengalami peningkatan.
Prosentase ketuntasan klasikal siswa pada mata pelajaran sejarah dapat dilihat dari tabel
berikut:
Tabel 17. Presentase Ketuntasan Siswa klasikal Kelas X MIA 2
NO Tahap Perbaikan Presentase
Belum Tuntas Tuntas
1 Pra Siklus 16 % 84%
2 Siklus I 4% 96%
3 Siklus II 100% 100%
Dari tabel berikut dapat dibuat grafik, sebagai berikut lihat grafik 8: beikut ini:
Grafik 8. Presentase Ketuntasan Minimum Klasikal kelas X MIA 2
Dilihat dari tabel berikut presentase ketuntasan minimum Pra siklus, siklus I, dan
Siklus II terjadi peningkatan. Pada pra siklus presentase ketuntasan minimum baru 84%,
kemudian pada siklus I meningkat menjadi 96%, dan dilanjutkan pada siklus II menjadi
84
96 100
16
100 100
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pra siklus Siklus I Siklus II
Tuntas
Belum tuntas
100%. Dengan demikian bahwa model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas X MIA 2 SMA kristen Satya Wacana Salatiga
2. Partisipasi Siswa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dalam (2) siklus pelaksanaan kegiatan
tindakan kelas, menunjukkan bahwa partisipasi atau aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran mengalami kenaikan. Pada siklus I nilai rata-rata partisipasi atau aktivitas
siswa untuk kriteria baik sekali sebesar 3,43, sedangkan siklus 2 menjadi 4.Hal ini
disebabkan anatra lain perhatian siswa dalam menerima materi pembelajaran masih
terfokus pada guru, sehingga siswa belum mampu untuk memahami materi pelajaran
secara individu (mandiri). Sedangkan pada siklus II dengan belajar bersama-sama diskusi
dalam kelompok, siswa dapat lebig memahami dan mengerti materi pembelajaran
3 .Aktivitas Guru
Observasi yang dilakukan oleh guru pengampu mata pelajaran SMA Kristen Satya
Wacana yang bertindak sebagai observer, menyatakan bahwa aktivitas atau kegiatan guru
selama pembelajaran pada Siklus I maupun Siklus II dinilai baik. Hal ini dipandang sesuai
dengan kenyataan , di mana aktivitas guru banyak berfungsi sebagai fasilitator yang
membimbing para siswa dalam memahami konsep pembelajaran.
4.Kendala yang ditemukan
Pada siklus 1 kendala yang dijumpai seperti siswa yang belum bisa beradaptasi
dengan observer, Selain itu masih ada siswa yang aysik mengobrol dengan temannya.
Sedangkan pada siklus II kendala pada siklus I relatif tidak ditemukann.