29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. HASIL PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan skema PTK spiral dari C.
Kemmis dan Mc. Taggart, oleh karena itu pada masing-masing siklus akan
dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan sekaligus observasi
dan yang terakhir adalah refleksi. Pada tahap pelaksanaan dan observasi dilakukan
secara bersamaan. Observasi dilakukan oleh guru kelas sebagai observer yang
akan mengamati jalannya pembelajaran oleh peneliti sebagai guru pengajar.
4.1.1. Pelaksanaan Penelitian
4.1.1.1. Pra Siklus
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Tegalsari Kec. Kedu Kab.
Temanggung pada siswa keals IV dengan jumlah 18 siswa, 13 siswa laki-laki dan
5 siswa perempuan. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas,
banyak siswa yang masih suka bermain didalam kelas. Pada saat pembelajaran
siswa masih banyak yang kurang fokus terhadap apa yang dijelaskan oleh guru,
masih tengok kanan kiri melihat keluar kelas. Mereka masih banyak yang
melakukan aktifitas diluar materi pembelajaran seperti mengobrol dengan teman,
berpindah-pindah tempat duduk ataupun asik dengan aktifitasnya sendiri. siswa
kelas IV ini terbiasa dengan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran
terpusat pada guru dan siswa hanya mendengarkan dan mengerjakan tugas yang
diberikan guru. Keadaan ini membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran
pada saat pembelajaran berlangsung, sehingga membuat siswa banyak yang tidak
tuntas dalam pembelajaran.
Kondisi demikian secara langsung berdampak pada hasil belajar siswa.
Tingkat penguasaan materi masih jauh dari harapan. Dapat terlihat dari hasil
evaluasi siswa pada saat pra siklus. Dari keseluruhan siswa, sebanyak 33% (6
siswa) yang nilainya sudah tuntas diatas KKM. Sedangkan sisanya 66% (12
30
siswa) yang nilainya masih dibawah Kriteria Ketutasan Minimal atau dapat
dikatakan belum tuntas. Dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 71 guru
harus mencari cara agar target ketutasan sebanyak 75% dari keseluruhan sisiwa
nilainya berada diatas KKM. Hasil belajar siswa pra siklus disajikan dalam tabel
4.1 berikut :
Tabel 4.1Hasil belajar siswa pra siklus
No Kriteria Frekuensi Presentase1 Tuntas 6 33,3%2 Tidak tuntas 12 66,7%3 Jumlah 18 100%Nilai rata-rata kelas 68,3Nilai Tertinggi 85Nilai Terendah 55
Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai rata-rata kelas yang diperoleh hanya
68,3 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah adalah 50. Maka peneliti
mengadakan pelaksanaan siklus I dan siklus II dengan menggunakan model yang
lebih kooperatif dan menggunakan alat peraga pembelajaran agar siswa tidak pasif
dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan Tabel hasil belajar siswa pada Pra Siklus dapat dilihat pada
Gambar 4.1 berikut :
Gambar 4.1. Diagram hasil belajar siswa pada pra siklus siswakelas IV SD Negeri 01 Tegalsari
30
siswa) yang nilainya masih dibawah Kriteria Ketutasan Minimal atau dapat
dikatakan belum tuntas. Dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 71 guru
harus mencari cara agar target ketutasan sebanyak 75% dari keseluruhan sisiwa
nilainya berada diatas KKM. Hasil belajar siswa pra siklus disajikan dalam tabel
4.1 berikut :
Tabel 4.1Hasil belajar siswa pra siklus
No Kriteria Frekuensi Presentase1 Tuntas 6 33,3%2 Tidak tuntas 12 66,7%3 Jumlah 18 100%Nilai rata-rata kelas 68,3Nilai Tertinggi 85Nilai Terendah 55
Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai rata-rata kelas yang diperoleh hanya
68,3 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah adalah 50. Maka peneliti
mengadakan pelaksanaan siklus I dan siklus II dengan menggunakan model yang
lebih kooperatif dan menggunakan alat peraga pembelajaran agar siswa tidak pasif
dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan Tabel hasil belajar siswa pada Pra Siklus dapat dilihat pada
Gambar 4.1 berikut :
Gambar 4.1. Diagram hasil belajar siswa pada pra siklus siswakelas IV SD Negeri 01 Tegalsari
33%
67%
Tuntas Tidak tuntas
30
siswa) yang nilainya masih dibawah Kriteria Ketutasan Minimal atau dapat
dikatakan belum tuntas. Dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 71 guru
harus mencari cara agar target ketutasan sebanyak 75% dari keseluruhan sisiwa
nilainya berada diatas KKM. Hasil belajar siswa pra siklus disajikan dalam tabel
4.1 berikut :
Tabel 4.1Hasil belajar siswa pra siklus
No Kriteria Frekuensi Presentase1 Tuntas 6 33,3%2 Tidak tuntas 12 66,7%3 Jumlah 18 100%Nilai rata-rata kelas 68,3Nilai Tertinggi 85Nilai Terendah 55
Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai rata-rata kelas yang diperoleh hanya
68,3 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah adalah 50. Maka peneliti
mengadakan pelaksanaan siklus I dan siklus II dengan menggunakan model yang
lebih kooperatif dan menggunakan alat peraga pembelajaran agar siswa tidak pasif
dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan Tabel hasil belajar siswa pada Pra Siklus dapat dilihat pada
Gambar 4.1 berikut :
Gambar 4.1. Diagram hasil belajar siswa pada pra siklus siswakelas IV SD Negeri 01 Tegalsari
31
4.1.1.2. Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan siklus I akan dilakukan dalam 3 tahap yaitu perencanaan,
tindakan dan observasi dan refleksi. Dalam pelaksanaan tindakan dan observasi
masing-masing dilakukan dalam 3 kali pertemuan hingga evaluasi dilakukan.
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan pada siklus I dibuat menjadi 3 kali pertemuan setiap
akan dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learningberbantuan media gambar. Tahap menyusun rencana
yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Menganalisa kompeteni dasar dan standar kompetensi yang akan
digunakan, analisis ini dilakukan dengan guru kelas.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan
model Problem Based Learing berbantuan media gambar.
3. Menyiapakan media pembelajaran yang akan digunakan.
4. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.
5. Menyiapkan soal evaluasi untuk materi siklus I.
Tabel 4.2Jadwal Pelaksanaan Siklus I
Pertemuan Ke- Hari, Tanggal JamPelajaran
Keterangan
1 Senin,16 Oktober 2017
3 Pelaksanaan pembelajaran
2 Selasa,17 Oktober 2017
3 Pelaksanaan pembelajaran
3 Jumat,18 Oktober 2017
2 Pelaksanaan pembelajarandan evaluasi
b. Pelaksanaan dan observasi
Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah pelaksanaan rancangan
pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun
sebelumnya. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dan pada
pertemuan terakhir akan dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar
siswa.
32
- Pertemuan I
Pertemuan pertama pada kegiatan siklus I ini dilaksanakan minggu ke 3
pada hari senin tanggal 16 bulan Oktober 2017. Pada kegiatan awal pembelajaran
yang dilakukan kurang lebih sepuluh menitguru mengawali pembelajaran dengan
berdoa dan guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa. Setelah berdoa guru
melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa. Kegiatan selanjutnya yang
harus dilakukan oleh guru adalah memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti
pembelajaran, tetapi kegiatan tersebut tidak dilaksanakan oleh guru. Untuk
merangsang pemahaman siswa sebelum membahas materi yang akan dipelajari,
guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab kepadasiswa dengan
memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.
Pada kegiatan apersepsi ini siswa menanggapi pertanyaan guru dengan antusias.
Kegiatan selanjutnya adalah menyampaikan materi yang akan dipelajari serta
menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Pada tahap inti berlangsung kurang lebih lima puluh menit. Guru
menjelaskan materi mengenai jenis-jenis pekerjaan, dimulai dari penjelasan
pengertian jenis-jenis pekerjaan melalui media gambar yang telah disiapkan oleh
guru. Penjelasan tentang materi jenis-jenis pekerjaan disampaikan dengan jelas
oleh guru, tetapi masih banyak siswa yang tidak mendengarkan dengan baik
penjelasan dari guru. Guru menegur beberapa siswa yang tidak memperhatikan
pembelajaran agar tidak mengganggu konsentrasi siswa lainnya. Setelah suasana
kelas menjadi kondusif, guru melanjutkan menjelaskan materi dengan
menjelaskan satu persatu contoh gambar mengenai jenis-jenis pekerjaan. Guru
meminta salah satu siswa untuk menjelaskan salah satu contoh gambar yang
ditunjukkan oleh guru, siswa yang tidak memperhatikan temannya ketika
menjelaskan materi akan ditunjuk oleh guru untuk bergantian menjelaskan
gambar selanjutnya. Kegiatan ini diberikan agar siswa lebih aktif dan tidak
malakukan kegiatan yang mengganggu siswa lain selama guru menjelaskan
materi. Setelah guru menjelaskan materi dan siswa sudah paham mengenai materi
yang diberikan guru, guru membagi siswa dalam 4 kelompok yang setiap siswa
terdapat 5-4 siswa. Setelah itu guru membagikan gambar mengenai jenis-jenis
33
pekerjaan kepada tiap kelompok, lalu tiap kelompok mendiskusikan tentang
gambar yang diberikan guru. Siswa diminta untuk lebih berfikir kritis dalam
menyampaikan penjelasan atau gagasan-gagasan apa yang terdapat pada gambar
tersebut. Dalam satu kelompok diharapakan para siswa untuk saling sharing
informasi dan menyajikan dalam suatu masalah dalam gambar tersebut, namun
masih ada siswa yang tidak saling sharing dalam memyampaikan informasi, ada
yang diam dan main sendiri. Setelah berdiskusi, masing-masing kelompok
mempresentasukan hasil diskusi mereka didepan kelas, sedangkan kelompok lain
mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi. Guru dan siswa saling
menanggapi dan meluruskan tanggapan siswa yang dinilai masih belum pas
dengan materi. kelompok lain secara bergantian membacakan hasil diskusi
didepan kelas, guru juga memberikan reward berupa kata-kata dan tepuk tangan
siswa. Setelah selesai, siswa mengerjakan lembar kerja yang diberikan oleh guru
mengenai materi yang tekah dipelajari.
Pada tahap akhir yang berlangsung kurang lebih limamenit. Guru dan
siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari serta melakukan tanya
jawab tentang materi yang belum dikuasai siswadan berdoa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas.
Pada pertemuan pertama siklus I siswa masih terlihat malu-malu dan
canggung dengan peneliti sebagai guru pengajar dikelas IV. Siswa masih ragu-
ragu dan malu-malu ketika dipanggil oleh guru untuk menjawab pertanyaan
ataupun menyampaikan pendapatnya. Dari lembar pengamatan observer, guru
masih banyak memiliki kekurangan seperti guru masih belum memperhatikan
kesiapan siswa untuk memulai pembelajaran, jadi ketika akan dimulai
pembelajaran siswa masih gaduh didalam kelas. Guru juga masih belum
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dan saat melakukan diskusi
kelompok masih banyak siswayang asik sendiri dan tidak mau saling sharing
pendapat atau informasi kepada teman kelompoknya.
34
- Pertemuan 2
Pertemuan kedua ini dilaksanakan minggu ke 3 pada hari selasa tanggal 17
bulan Oktober 2017 yang berlangsung selama kurang lebih sepuluh menit. Pada
kegiatan awal guru mengawali pembelajaran dengan berdoa dan guru meminta
ketua kelas untuk memimpin doa. Setelah berdoa guru melakukan presensi untuk
mengecek kehadiran siswa, setelah itu guru melakukan apresepsi dengan
melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi untuk mengasah
kemampuan siswa. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan seksama.
Pada tahap inti berlangsung selama kurang lebih lima puluh menit. Pada
kegiatan inti guru menjelaskan contoh-contoh pekerjaan yang ada dilingkungan
sekitar dan menyebutkan jenis pekerjaan yang berhubungan dengan abrang dan
jasa. Dalam penyampaian materi siswa memperhatikan penjelasan guru dengan
seksama. Guru menunjuk siswa untuk menyebutkan pekerjaan pekerjaan yang ada
disekitar lingkungan sekolah dan masyarakat. Guru melanjutkan materi dengan
menggunakan media gambar yang telah disiapkan oleh guru. Setelah materi
selesai dijelaskan oleh guru, guru membagi siswa dalam 4 kelompok. Setiap
kelompok mendapat satu gambar mengenai materi contoh-contoh pekerjaan yang
ada disekitar lingkungan masyarakat. Setiap kelompok mendiskusikan tentang
gambar yang diberikan oleh guru. Siswa diminta untuk lebih berfikir kritis dalam
menyampaikan penjelasan atau gagasan- gagasan apa yang terdapat pada gambar
tersebut. Dalam kegiatan diskusi ini masih ada siswa yang melakukan kegiatan
lain selain diskus kelompok. Dalam satu kelompok diharapakan para siswa untuk
saling sharing informasi dan menyajikan dalam suatu masalah dalam gambar
tersebut. Setelah berdiskusi, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
disusi mereka didepan kelas, sedangkan kelompok lain mendengarkan dan
menanggapi hasil presentasi. Guru dan siswa saling menanggapi dan meluruskan
tanggapan siswa yang dinilai masih belum pas dengan materi. Selanjutnya siswa
mendapatkan lembar kerja untuk dikerjakan individu. Guru memberikan waktu
kepada siswa untuk mengerjakan lembar kerja. Setelah siswa selesai mengerjakan
lembar kerja yang dibagikan, siswa mengumpulkan lembar kerja. Untuk
35
mengakhiri, siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran lalu ditutup dengan
doa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas.
Pada pertemuan kedua siklus I, siswa masih terlihat melakukan kegiatan
lain saat diskusi, guru harus mengingatka siswa agar fokus terhadap diskusi yang
sedang berlangsung.Guru masih belum menyebutkan tujuan pembelajaran, guru
juga masih belum atau campur-campur dalam menggunakan bahasa Indonisa yang
baik dan benar.
- Pertemuan 3
Pada pertemuan ketiga siklus I pembelajaran dilaksanakan minggu ke 3
pada hari rabu tanggal 18 bulan Oktober 2017 yang berlangsung selama kurang
lebih sepuluh menit. Pada kegiatan awal guru mengawali pembelajaran dengan
berdoa dan guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa. Setelah berdoa guru
melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa, setelah itu guru melakukan
apresepsi dengan melakukan tanya jawab untuk mengingat kembali tentang materi
yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Setelah melakukan kegiatan
apersepsi kepada siswa, guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada tahap inti berlangsung selama kurang lebih empat puluh menit. Guru
memberi penjelasan dengan memperdalam materi yang sudah dipelajari pada dua
pertemuan sebelumnya. Siswa memperhatikan penjealasan dari guru sambil
bertanya jika ada materi yang sulit dipahami atau siswa lupa dengan materi yang
telah diajarkan oleh guru. Lalu guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa.
Siswa mengerjakan lembar evaluasi dengan sungguh-sungguh. Setelah pengerjaan
evaluasi telah selesai, guru menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi
kepada siswa agar lebih giat belajar dan diakhiri dengan doa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas.
Kesimpulan yang terdapat pada pertemuan 3 siklus I adalah siswa masih
belum aktif dalam diskusi kelompok dan siswa masih asik sendiri ketika siswa
lain mempresentasikan hasil diskusi.
36
c. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi
pada siklus I. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelebihan dan
kelemahan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta
hambatan-hambatan yang dihadapinya seperti kendala yang dihadapi guru saat
mengajar dan siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran IPS menggunakan
model Problem Based Learning berbantuan media gambar. Dengan demikian
peneliti dapat mengetahui keefektifan model Problem Based Learning berbantuan
media gambar tersebut. Pembelajaran pada siklus I juga menggunakan Higher
Order Thinking Skills (HOTS) namun penggunaan Higher Order Thinking Skills
(HOTS) ini masih belum sepenuhnya dilaksanakan pada siklus I. Hasil refleksi ini
juga bergna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah
dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun rencana kegiatan pada
siklus II supaya peningkatan hasil belajar yang maksimal.
Kelebihan dari pembelajaran yang ditemui pada pertemuan pertama dan
kedua pada siklus I yaitu :
Guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran IPS dengan
menggunakan model dan media gambar dengan baik.
Guru dapat menarik perhatian siswa dengan menggunakan media gambar
yang telah disiapkan.
Siswa senang karena dalam pembelajaran menggunakan kegiatan
berkelompok.
Adapun kelemahan dari pembelajaran yang ditemui dari segi guru dan
siswa yaitu :
Guru masih belum bisa mengkondisikan kelas dengan baik, hal ini dapat
dilihat dari persiapan pada saat membuka pelajaran guru belum
mengkondisikan siswa untuk siap dalam pembelajaran.
Pada saat pembelajarn berlangsung ada beberapa siswa mengganggu
temannya pada saat guru menjelaskan materi.
37
Penyampaian materi sudah baik dan menarik karena menggunakan media
gambar, tetapi ketika pada tahap diskusi siswa masih melakukan kegiatan
lain diluar materi.
Guru belum menegur siswa yang mengganggu temannya yang melakukan
presentasi hasil diskusi.
Masih banyak pula siswa yang pasif belum berani mengemukakan
pendapatnya.
Penggunaan Higher Order Thinking Skills (HOTS) masih belum
dilaksanakan.
Dari beberapa masalah diatas, maka dilakukan perbaikan pembelajaran pada
siklus II yang diantaranya dengan cara :
Guru harus lebih fokus lagi dalam penyampaian materi serta
memperhatikan pengkondisian kelas dan kesiapan siswa dalam belajar
agar materi yang disampaikan dapat diserap siswa dengan baik.
Guru memberikan teguran kepada siswa yang melakukan kegiatan diluar
materi pelajaran ataupun menggangu temannya yang sedang serius dalam
belajar agar kondisi belajar menjadi lebih kondusif.
Guru lebih memberikan motivasi kepada siswa agar lebih berani dalam
mengungkapkan pendapat.
Dari data hasil belajar siswa yang didapat dari pengerjaan soal evaluasi,
siswa masih belum begitu dapat menguasai materi dengan baik. Ini ditunjukkan
dari 18 siswa, baru terdapat 10 siswa (55,6%) yang ilainya sudah tuntas KKM,
sedangkan 8 siswa (44,6%) nilainya masih berada dibawah KKM.
Hasil refleksi ini akan dijadikan sebagai acuan untuk diperbaiki pada siklus II
agar pembelajaran dapat berjalan secara maksimal dan indikator kerja yang telah
ditetapkan dapat tercapai.
38
4.1.1.3. Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan siklus I masih akan dilaksanakan dalam 3 tahap, yaitu
perencanaan, tindakan dan observasi dan refleksi. Dalam pelaksanaan tindakan
dan observasi masing-masing dilakukan dalam 3 kali pertemuan dengan
menggunakan model Problem Based Learning sampai pada pertemuan ke-3
evaluasi dilakukan, siklus II dilaksanakan dengan memperhatikan hasil refleksi
memperbaiki kelemahan yang terjadi pada siklus I.
a. Perecanaan
Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media gambar hingga hasil
belajar siswa mencapai target yang telah ditentukan. Tahap peencanaan sikluk II
yang dilakukan oleh peliti diantaranya sebagai berikut :
1. Menganalisa kompetensi dasar dan standar kompetensi yang akan
digunakan, analisis ini dilakukan dengan meminta masukan pada guru
kelas.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan
model Problem Based Learning beserta materi pembelajaran.
3. Menyiapakan media gambar yang mudah dipahami oleh siswa.
4. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.
5. Menyiapakan soal evaluasi.
6. Berkonsultasi dengan guru kelas cara menguasai siswa dan cara
mengkondisikan kelas yang baik agar pembelajaran dapat berlangsung
secara maksimal.
39
Berikut jadwal pelaksanaan siklus II :
Tabel 4.3Jadwal Pelaksanaan Siklus II
Pertemuan Ke- Hari, Tanggal JamPelajaran
Keterangan
1 Senin,19 Oktober 2017
3 Pelaksanaan pembelajaran
2 Selasa,20 Oktober 2017
3 Pelaksanaan pembelajaran
3 Jumat,21 Oktober 2017
2 Pelaksanaan pembelajarandan evaluasi
b. Pelaksanaan dan observasi
Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah pelaksanaan rancangan
pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun
sebelumnya. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dan pada
pertemuan terakhir akan dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar
siswa.
- Pertemuan 1
Pertemuan pertama pada kegiatan siklus II ini dilaksanakan minggu ke 3
pada hari senin tanggal 19 bulan Oktober 2017. Pada kegiatan awal pembelajaran
yang dilakukan kurang lebih sepuluh menit guru mengawali pembelajaran dengan
berdoa dan guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa. Setelah berdoa guru
melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa, setelah itu guru melakukan
apresepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi untuk
mengasah kemampuan siswa. Pada tahap akhir kegiatan awal, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yag ingin dicapai.
Pada tahap inti kurang lebih lima puluh menit. Guru mengulas kembali
materi pada pertemuan sebelumnya dengan bertanya jawab kepada siswa
mengenai jenis-jenis pekerjaan dan pekerjaan dilingkungan sekitar dan
dilingkungan masyarakat. Siswa mendengarkan penjelasan materi yang
disampaikan oleh guru. Selanjutnya ketika materi selesai disampaikan guru
bertanya apakah masih ada siswa yang belum paham mengenai materi yang
disampaikan oleh guru. Setelah semua siswa mengerti guru memulai
40
pembelajaran dengan model Problem Based Learning. Guru membagi siswa
dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Setelah itu guru
membagikan gambar mengenai jenis-jenis pekerjaan kepada tiap kelompok, lalu
tiap kelompok mendiskusikan tentang gambar yang diberikan guru. Siswa diminta
untuk lebih berfikir kritis dalam menyampaikan penjelasan atau gagasa- gagasan
apa yang terdapat pada gambar tersebut. Dalam satu kelompok diharapakan para
siswa untuk saling sharing informasi dan menyajikan dalam suatu masalah dalam
gambar tersebut. Setelah berdiskusi, masing-masing kelompok mempresentasukan
hasil disusi mereka didepan kelas, sedangkan kelompok lain mendengarkan dan
menanggapi hasil presentasi. Guru dan siswa saling menanggapi dan meluruskan
tanggapan siswa yang dinilai masih belum pas dengan materi. kelompok lain
secara bergantian membacakan hasil diskusi didepan kelas, guru juga memberikan
reward berupa kata-kata dan tepuk tangan siswa. Setelah selesai, siswa
mengerjakan lembar kerja yang diberikan oleh guru mengenai materi yang telah
dipelajari.
Pada tahap akhir yang berlangsung kurang lebih lima menit. Guru dan
siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari serta melakukan tanya
jawab tentang materi yang belum dikuasai siswa dan berdoa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas.
Pada pertemuan pertama siklus II ini pembelajaran sudah berlangsung
dengan baik, akan tetapi masih ada siswa yang mengganggu teman lainnya ketika
guru menjelaskan materi. siswa juga masih saja melakukan kegiatan lain,
sehingga guru harus mengkontrol para siswa untuk tidak melakukan kegiatan lain
saat pembelajaran berlangsung.
- Pertemuan 2
Pertemuan kedua pada siklus II ini dilaksanakan minggu ke 3 pada hari
senin tanggal 20 bulan Oktober 2017. Pada kegiatan awal pembelajaran yang
dilakukan kurang lebih sepuluh menit guru mengawali pembelajaran dengan
berdoa dan guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa. Setelah berdoa guru
melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa, setelah itu guru melakukan
41
apresepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi untuk
mengasah kemampuan siswa. Pada tahap akhir kegiatan awal, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Pada tahap inti kurang lebih lima puluh menit. Guru mengulas kembali
materi pada pertemuan sebelumnya dengan bertanya jawab kepada siswa
mengenai pentingnya semangat kerja. guru memberikan penjelasan materi tentang
ciri-ciri semangat kerja didalam pekerjaan yang berhubungan dengan barang dan
jasa.
Siswa mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru.
Selanjutnya ketika materi selesai disampaikan guru bertanya apakah masih ada
siswa yang belum paham mengenai materi yang disampaikan oleh guru. Setelah
semua siswa mengerti guru memulai pembelajaran dengan model Problem Based
Learning. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 4-5 siswa. Setelah itu guru membagikan gambar mengenai jenis-jenis
pekerjaan kepada tiap kelompok, lalu tiap kelompok mendiskusikan tentang
gambar yang diberikan guru. Siswa diminta untuk lebih berfikir kritis dalam
menyampaikan penjelasan atau gagasa- gagasan apa yang terdapat pada gambar
tersebut. Dalam satu kelompok diharapakan para siswa untuk saling sharing
informasi dan menyajikan dalam suatu masalah dalam gambar tersebut. Setelah
berdiskusi, masing-masing kelompok mempresentasukan hasil disusi mereka
didepan kelas, sedangkan kelompok lain mendengarkan dan menanggapi hasil
presentasi. Guru dan siswa saling menanggapi daan meluruskan tanggapan siswa
yang dinilai masih belum pas dengan materi. kelompok lain secara bergantian
membacakan hasil diskusi didepan kelas, guru juga memberikan reward berupa
kata-kata dan tepuk tangan siswa. Setelah selesai, siswa mengerjakan lembar kerja
yang diberikan oleh guru mengenai materi yang tekah dipelajari.
Pada tahap akhir yang berlangsung kurang lebih lima menit. Guru dan
siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari serta melakukan tanya
jawab tentang materi yang belum dikuasai siswa dan berdoa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas.
42
Menurut catatan observer pada lembar observasi, dari pertemuan kedua
siklus II ini diperoleh kesimpulanbahwa guru kurang memberikan bimbingan
kepada siswa dalam menjawab pertanyaan. Dan siswa masih saja melakukan
kegiatan lain walaupun sudah diperingatkan oleh guru.
- Pertemuan 3
Pada pertemuan ketiga siklus II pembelajaran dilaksanakan minggu ke 3
pada hari rabu tanggal 20 bulan Oktober 2017 yang berlangsung selama kurang
lebih sepuluh menit. Pada kegiatan awal guru mengawali pembelajaran dengan
berdoa dan guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa. Setelah berdoa guru
melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa, setelah itu guru melakukan
apresepsi dengan melakukan tanya jawab untuk mengingat kembali tentang
materu yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Setelah melakukan
kegiatan apersepsi kepada siswa, guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada tahap inti berlangsung selama kurang lebih tujuh puluh menit. Guru
memberi penjelasan dengan memperdalam materi yang sudah dipelajari pada dua
pertemuan sebelumnya. Siswa memperhatikan penjealasan dari guru sambil
bertanya jka ada materi yang sulit dipahami atau siswa lupa dengan materi yang
telah diajarkan oleh guru. Lalu guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa.
Siswa mengerjakan lembar evaluasi dengan sungguh-sungguh. Setelah pengerjaan
evaluasi telah selesai, guru menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi
kepada siswa agar lebih giat belajar dan diakhiri dengan doa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas.
Tahap observasi pada siklus II ini dilakukan oleh guru kelas dengan
mengisi lembar observasi guru dan siswa yang telah disiapkan pada saat
pembelajaran berlangsung. Guru kelas mengamati jalannya pembelajaran yang
dilakukan oleh peneliti sebagai guru pengajar dan mencatat poin-poin penting.
Dari hasil pengamatan oleh guru kelas didapatkan beberapa catatan antara lain :
pembelajaran yang dilakukan sudah berlangsung baik. Semua poin pada lembar
evaluasi sudah terlaksana. Pembelajaran sudah runtut sesuai dengan RPP yang
43
dibuat. Akan tetapi siswa masih saja melakukan kegiatan lain saat pembelajaran
sedang berlangsung.
c. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi
siklus II. Dengan demikian peneliti dapat mengetahui keefektifan pembelajaran
IPS yang menggnakan model Problem Based Learning berbantuan media gambar.
Dari beberapa aspek aktivitas guru dan siswa yang diamati pada siklus II ini,
menunjukkan peningkatan perbandingan dengan pengamatan aktivitas guru dan
siswa pada siklus I. Dari data hasil belajar siswa yang didapat dari pengerjaan soal
evaluasi, siswa masih belum begitu dapat menguasai materi dengan baik. Ini
ditunjukkan dari 18 siswa, hanya terdapat 2 siswa (11,1%) yang nilainya masih
belum tuntas diatas KKM, sedangkan 16 siswa (88,9%) nilainya sudah berada
diatas KKM. Pada siklus II siswa sudah dapat mengikuti pembelajaran dengan
baik. Kebanyakan siswa sudah memperhatikan guru ketika materi sedang
disampaiakan. Walaupun masih ada siswa yang asik sendiri. Pengkondisian kelas
juga sudah dapat dilaksanakan dengan baik sehingga kondisi pada saat
pembelajaran berlangsung dengan efektif. Pengerjaan lembar evaluasi
berlangsung secara baik dan kondusif.
Presentase ketuntasan hasil belajar pada siklus II ini sudah mencapai pada
indikator kerja yaitu (88%) atau lebih dari jumlah keseluruhan siswa. Dengan
demikian penggunaan model Problem Based Learning berbatuan media gambar
pada mata pelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan dapat diikuti dengan baik
oleh siswa.
4.1.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian
Data hasil belajar IPS pada materi jenis-jenis pekerjaan diperoleh dari
hasil tes evaluasi siswa tiap siklus. Hasil belajar siswa disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekwensi. Menurut Sugiono (2011:46) untuk membuat tabel
distribusi frekwensi dilakukan dengan tiga langkah yaitu menghitung jumlah
interval kelas, menghitung rentang data dan terakhir menghitung panjnag kelas.
44
Untuk menghitung jumlah kelas digunakan rumus strunges yaitu : K=1+3.3 log n.
dimana: K = jumlah interval kelas
n = jumlah data observasi
log = logaritma
Untuk menghitung rentang data dilakukan dengan rumus : nilai max –
nilai min + 1. Setelah diketahui rentang data maka dicari panjang kelas dengan
cara membagi rentang data dengan jumlah kelas. Berikut hasil perhitungan kelas.
Rentang data dan panjang kelas.
a. Siklus I
Berdasarkan rumus tersebut nilai tertinggi pada siklus I adalah 95 dan nilai
terendah 55. Jumlah data observasi adalah 18 siswa.
K = 1 + 3.3 . log n
= 1 + 3.3 log 18
= 1 + 3.3 . 1.3
= 1 + 4.29
= 5.29 atau 5
Range = nilai max – nilai min + 1
= 95 – 55 + 1
= 41
Panjang kelas = Range dibagi K
41/5 = 8,2 atau 8
Dari hasil tersebut maka diperoleh panjang kelas adalah 8. Setelah
diketahui panjang kelas maka dibuat tabel distribusi frekwensi yang disajikan
pada tabel 4.4 berikut :
45
Tabel 4.4Distribusi frekwensi hasil belajar IPS siswa
Kelas4 SDN 01 Tegalsari Semester 1 Tahun ajaran 2016/2017Siklus I
No Interval Frekwensi Persentase1 55 – 62 3 16,7 %2 63 – 71 5 27,8 %3 72 – 79 3 16,7 %4 80 – 87 6 33,3 %5 88 – 95 1 5,6 %6 ≥ 90 -
Jumlah 18 100 %
b. Siklus II
Data pada Siklus II perolehannya masih sama dengan siklus II dan
juga disajikan menggunakan tabel distribusi frekwensi dengan tiga langkah
yaitu menghitung jumlah interval kelas, menghitung rentang data dan
terakhir menghitung panjang kelas. Nilai tertinggi pada siklus II adalah 100
dan nilai terendah adalah 70. Jumlah data observasi adalah 18 siswa.
K = 1 + 3.3 . log n
= 1 + 3.3 log 18
= 1 + 3.3 . 1.3
= 1 + 4.29
= 5.29 atau 5
Range = nilai max – nilai min + 1
= 100 – 70 + 1
= 31
Panjang kelas = Range dibagi K
31/5 = 6.2 atau 6
Dari hasil perhitungan tersebut maka diperoleh panjang kelas adalah 6.
Setelah diketahui panjang kelas maka dibuat tabel distribusi frekwensi yang
disajikan pada tabel 4.5 berikut :
46
Tabel 4.5Distribusi frekwensi hasil belajar IPS siswa
Kelas 4 SDN 01 Tegalsari Semester 1 Tahun ajaran 2016/2017Siklus II
No Interval Frekwensi Persentase1 70 – 75 2 11,1 %2 76 – 82 2 11,1 %3 83 – 88 1 5,6 %4 89 – 94 5 27,8 %5 ≥ 95 8 44,4 %
Jumlah 18 100 %
4.1.3 Analisis Data
Pada penelitian ini data akan dianalisis dengan dua tahapan yaitu analisis
ketuntasan dan analisis komparatif. Data yang dianalisis adalah data hasil belajar
IPS materi jenis-jenis pekerjaan siswa kelas IV SD Negeri 01 Tegalsari Kec.
Kedu tahun ajaran 2017/2018 semseter 1.
4.1.3.1 Analisis Ketuntasan
Analisis ketuntasan tiap siklus dalam tabel ketuntasan diolah dengan
membandingkan data mentah dengan skor KKM untuk mata pelajaran IPS.
Ketuntasan hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6Analisis Ketuntasan hasil belajar IPS siswa kelas 4
SDN 01 Tegalsari Semester I Tahun ajaran 2017/2018Siklus I
No Kriteria Frekuensi Presentase1 Tuntas 10 55,6 %2 Tidak Tuntas 8 44,4 %3 Jumlah 18 100 %
Nilai rata-rata kelas 73,61Nilai Tertinggi 95Nilai Terendah 5,5
Dari tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan jumlah ketuntasan hasil
belajar siswa. Yang semula pada pra siklus sebelum diadakannya tindakan,
ketuntasan siswa hanya mencapai 33,3%, setelah digunakan model Problem
Based Learning berbantuan media gambar meningkat menjadi 55,6% kemudian
47
setelah tindakan dilakukan dalam siklu II hasil belajar siswa meningkat lagi
mencapai 88,9% dari jumlah keseluruhan siswa. Grafik peningkatan hasil belajar
siswa disajikan dalam gambar 4.2 berikut :
Gambar 4.2. Diagram ketuntasan hasil belajar IPS Siswakelas IV SDN 01 Tegalsari Siklus I
Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Data hasil belajar
IPS siswa kelas IV SD Negeri 01 Tegalsari Kec. Kedu tahun ajaran 2017/2018
semester I disajikan pada tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7Analisis Ketuntasan hasil belajar IPS siswa kelas IV
SD Negeri 01 Tegalsari Semester I Tahun ajaran 2017/2018Siklus II
No Kriteria Frekuensi Presentase1 Tuntas 16 88,9 %2 Tidak Tuntas 2 11,1 %3 Jumlah 18 100 %
Nilai rata-rata kelas 90,5Nilai Tertinggi 100Nilai Terendah 70
Tabel tersebut menunjukkan tingkat ketuntasan siswa pada siklus II. Pada
siklus II siswa yang nilainya berada diatas KKM atau sudah tuntas mencapai
jumlah 16 siswa 88,9% dari jumlah 18 siswa. Sedangkan siswa yang belum tuntas
dengan nilai dibawah KK hanya terdapat 2 siswa 11,1% saja. Nilai tertinggi pada
siklus II ini mencapai skor 100 sedangkan nilai terendah masih berada pada skor
47
setelah tindakan dilakukan dalam siklu II hasil belajar siswa meningkat lagi
mencapai 88,9% dari jumlah keseluruhan siswa. Grafik peningkatan hasil belajar
siswa disajikan dalam gambar 4.2 berikut :
Gambar 4.2. Diagram ketuntasan hasil belajar IPS Siswakelas IV SDN 01 Tegalsari Siklus I
Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Data hasil belajar
IPS siswa kelas IV SD Negeri 01 Tegalsari Kec. Kedu tahun ajaran 2017/2018
semester I disajikan pada tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7Analisis Ketuntasan hasil belajar IPS siswa kelas IV
SD Negeri 01 Tegalsari Semester I Tahun ajaran 2017/2018Siklus II
No Kriteria Frekuensi Presentase1 Tuntas 16 88,9 %2 Tidak Tuntas 2 11,1 %3 Jumlah 18 100 %
Nilai rata-rata kelas 90,5Nilai Tertinggi 100Nilai Terendah 70
Tabel tersebut menunjukkan tingkat ketuntasan siswa pada siklus II. Pada
siklus II siswa yang nilainya berada diatas KKM atau sudah tuntas mencapai
jumlah 16 siswa 88,9% dari jumlah 18 siswa. Sedangkan siswa yang belum tuntas
dengan nilai dibawah KK hanya terdapat 2 siswa 11,1% saja. Nilai tertinggi pada
siklus II ini mencapai skor 100 sedangkan nilai terendah masih berada pada skor
56%
44%
Tuntas Tidak tuntas
47
setelah tindakan dilakukan dalam siklu II hasil belajar siswa meningkat lagi
mencapai 88,9% dari jumlah keseluruhan siswa. Grafik peningkatan hasil belajar
siswa disajikan dalam gambar 4.2 berikut :
Gambar 4.2. Diagram ketuntasan hasil belajar IPS Siswakelas IV SDN 01 Tegalsari Siklus I
Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Data hasil belajar
IPS siswa kelas IV SD Negeri 01 Tegalsari Kec. Kedu tahun ajaran 2017/2018
semester I disajikan pada tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7Analisis Ketuntasan hasil belajar IPS siswa kelas IV
SD Negeri 01 Tegalsari Semester I Tahun ajaran 2017/2018Siklus II
No Kriteria Frekuensi Presentase1 Tuntas 16 88,9 %2 Tidak Tuntas 2 11,1 %3 Jumlah 18 100 %
Nilai rata-rata kelas 90,5Nilai Tertinggi 100Nilai Terendah 70
Tabel tersebut menunjukkan tingkat ketuntasan siswa pada siklus II. Pada
siklus II siswa yang nilainya berada diatas KKM atau sudah tuntas mencapai
jumlah 16 siswa 88,9% dari jumlah 18 siswa. Sedangkan siswa yang belum tuntas
dengan nilai dibawah KK hanya terdapat 2 siswa 11,1% saja. Nilai tertinggi pada
siklus II ini mencapai skor 100 sedangkan nilai terendah masih berada pada skor
48
70. Nilai rata-rata kelas meningkat dari siklus I hanya 73,61 pada siklus II ini
menjadi 90,5. Data tersebut disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:
Gambar 4.3. Diagram ketuntasan hasil belajar IPSsiswa kelas IV SD Negeri 01 Tegalsari siklus II
4.1.3.2. Analisis Komparatif
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunkan model
Problem Based Learning berbantuan media gambar pada mata pelajaran IPS
terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada
perbandingan nilai pra siklus, siklus I dan siklus II tabel 4.8 berikut :
Tabel 4.8Perbandingan hasil belajar siswa pra siklus, siklus 1 dan siklus 2
No KriteriaPra siklus Siklus 1 Siklus 2
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase1 Tuntas 6 33,3% 10 55,6% 16 88,9%2 Tidak
tuntas12 66,7% 8 44,4% 2 11,1%
Jumlah 18 100% 18 100% 18 100%Skor tertinggi 85 95 100Skor terendah 55 55 70Rata-rata 68,3 73,6 90,5
Dari tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan jumlah ketuntasan
hasil belajar siswa. Yang semula pada pra siklus sebelum diadakannya tindakan,
ketuntasan siswa hanya mencapai 33,3%, setelah digunakan model Problem
Based Learning berbantuan media gambar meningkat menjadi 55,6% kemudian
setelah tindakan dilakukan dalam siklu II hasil belajar siswa meningkat lagi
48
70. Nilai rata-rata kelas meningkat dari siklus I hanya 73,61 pada siklus II ini
menjadi 90,5. Data tersebut disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:
Gambar 4.3. Diagram ketuntasan hasil belajar IPSsiswa kelas IV SD Negeri 01 Tegalsari siklus II
4.1.3.2. Analisis Komparatif
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunkan model
Problem Based Learning berbantuan media gambar pada mata pelajaran IPS
terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada
perbandingan nilai pra siklus, siklus I dan siklus II tabel 4.8 berikut :
Tabel 4.8Perbandingan hasil belajar siswa pra siklus, siklus 1 dan siklus 2
No KriteriaPra siklus Siklus 1 Siklus 2
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase1 Tuntas 6 33,3% 10 55,6% 16 88,9%2 Tidak
tuntas12 66,7% 8 44,4% 2 11,1%
Jumlah 18 100% 18 100% 18 100%Skor tertinggi 85 95 100Skor terendah 55 55 70Rata-rata 68,3 73,6 90,5
Dari tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan jumlah ketuntasan
hasil belajar siswa. Yang semula pada pra siklus sebelum diadakannya tindakan,
ketuntasan siswa hanya mencapai 33,3%, setelah digunakan model Problem
Based Learning berbantuan media gambar meningkat menjadi 55,6% kemudian
setelah tindakan dilakukan dalam siklu II hasil belajar siswa meningkat lagi
89%
11%
Tuntas Tidak tuntas
48
70. Nilai rata-rata kelas meningkat dari siklus I hanya 73,61 pada siklus II ini
menjadi 90,5. Data tersebut disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:
Gambar 4.3. Diagram ketuntasan hasil belajar IPSsiswa kelas IV SD Negeri 01 Tegalsari siklus II
4.1.3.2. Analisis Komparatif
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunkan model
Problem Based Learning berbantuan media gambar pada mata pelajaran IPS
terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada
perbandingan nilai pra siklus, siklus I dan siklus II tabel 4.8 berikut :
Tabel 4.8Perbandingan hasil belajar siswa pra siklus, siklus 1 dan siklus 2
No KriteriaPra siklus Siklus 1 Siklus 2
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase1 Tuntas 6 33,3% 10 55,6% 16 88,9%2 Tidak
tuntas12 66,7% 8 44,4% 2 11,1%
Jumlah 18 100% 18 100% 18 100%Skor tertinggi 85 95 100Skor terendah 55 55 70Rata-rata 68,3 73,6 90,5
Dari tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan jumlah ketuntasan
hasil belajar siswa. Yang semula pada pra siklus sebelum diadakannya tindakan,
ketuntasan siswa hanya mencapai 33,3%, setelah digunakan model Problem
Based Learning berbantuan media gambar meningkat menjadi 55,6% kemudian
setelah tindakan dilakukan dalam siklu II hasil belajar siswa meningkat lagi
49
mencapai 88,9% dari jumlah keseluruhan siswa. Grafik peningkatan hasil belajar
siswa disajikan dalam gambar 4.4 berikut :
Gambar 4.4 Diagram perbandingan ketuntasan dan ketidaktuntasan hasil belajar
Selain pada presentase ketuntasan, peningkatan juga terjadi pada
pencapaian nilai tertinggi yang diperoleh siswa. Perbandingan perolehan skor
tertinggi dan terendah tiap siklus disajikan dalam gambar 4.5 berikut :
Gambar 4.5 . Diagram perbandingan skor tertinggi dan skor terendah tiap siklus
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Pra Siklus
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pra Siklus
49
mencapai 88,9% dari jumlah keseluruhan siswa. Grafik peningkatan hasil belajar
siswa disajikan dalam gambar 4.4 berikut :
Gambar 4.4 Diagram perbandingan ketuntasan dan ketidaktuntasan hasil belajar
Selain pada presentase ketuntasan, peningkatan juga terjadi pada
pencapaian nilai tertinggi yang diperoleh siswa. Perbandingan perolehan skor
tertinggi dan terendah tiap siklus disajikan dalam gambar 4.5 berikut :
Gambar 4.5 . Diagram perbandingan skor tertinggi dan skor terendah tiap siklus
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
49
mencapai 88,9% dari jumlah keseluruhan siswa. Grafik peningkatan hasil belajar
siswa disajikan dalam gambar 4.4 berikut :
Gambar 4.4 Diagram perbandingan ketuntasan dan ketidaktuntasan hasil belajar
Selain pada presentase ketuntasan, peningkatan juga terjadi pada
pencapaian nilai tertinggi yang diperoleh siswa. Perbandingan perolehan skor
tertinggi dan terendah tiap siklus disajikan dalam gambar 4.5 berikut :
Gambar 4.5 . Diagram perbandingan skor tertinggi dan skor terendah tiap siklus
Tuntas
Tidak Tuntas
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
50
Penggunaan model Problem Based Learning yang digunakan oleh peneliti
berdampak pada perolehan nilai rat-rata kelas. Nilai rata-rata kelas menunjukkan
adanya peningkatan tiap siklus.
Gambar 4.6 Diagram peningkatan nilai rata-rata kelas.
4.2 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di kelas IV SD Negeri
01 Tegalsari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi jenis-jenis pekerjaan
menggunakan metode Problem Based Learning berbantuan media gambar sangat
memuaskan. Berdasarkan hasilanalisis data yang telah diperoleh dari pra siklus,
siklus I dan siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang
cukupsignifikan.
Sebelum dilakukan tindakan pada pra siklus yang tuntas hanya sebanyak 6
siswa atau 33,3% kemudian dilakukan siklus I ketuntasan siswa meningkat
mencapai 10 anak atau 55,6%. Berarti telah tejadi peningkatan sebanyak 22,3%.
Akan tetapi hasil yang diperoleh pada siklus I masih belum memenuhi target
sesuai dengan indikator kerja yang telah dibuat yaitu ketuntasan mecapai 75%
atau lebih dari keseluruhan siswa. Hal ini dikarenakan guru masih belum bisa
mengkondisikan kelas secara maksimal. Jadi apabila guru tidak memperhatikan
siswa terkadang masih saja mengganggu teman lainnya atau siswa melakukan
0102030405060708090
100
Pra Siklus
50
Penggunaan model Problem Based Learning yang digunakan oleh peneliti
berdampak pada perolehan nilai rat-rata kelas. Nilai rata-rata kelas menunjukkan
adanya peningkatan tiap siklus.
Gambar 4.6 Diagram peningkatan nilai rata-rata kelas.
4.2 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di kelas IV SD Negeri
01 Tegalsari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi jenis-jenis pekerjaan
menggunakan metode Problem Based Learning berbantuan media gambar sangat
memuaskan. Berdasarkan hasilanalisis data yang telah diperoleh dari pra siklus,
siklus I dan siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang
cukupsignifikan.
Sebelum dilakukan tindakan pada pra siklus yang tuntas hanya sebanyak 6
siswa atau 33,3% kemudian dilakukan siklus I ketuntasan siswa meningkat
mencapai 10 anak atau 55,6%. Berarti telah tejadi peningkatan sebanyak 22,3%.
Akan tetapi hasil yang diperoleh pada siklus I masih belum memenuhi target
sesuai dengan indikator kerja yang telah dibuat yaitu ketuntasan mecapai 75%
atau lebih dari keseluruhan siswa. Hal ini dikarenakan guru masih belum bisa
mengkondisikan kelas secara maksimal. Jadi apabila guru tidak memperhatikan
siswa terkadang masih saja mengganggu teman lainnya atau siswa melakukan
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Nilai Rata-rata
50
Penggunaan model Problem Based Learning yang digunakan oleh peneliti
berdampak pada perolehan nilai rat-rata kelas. Nilai rata-rata kelas menunjukkan
adanya peningkatan tiap siklus.
Gambar 4.6 Diagram peningkatan nilai rata-rata kelas.
4.2 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di kelas IV SD Negeri
01 Tegalsari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi jenis-jenis pekerjaan
menggunakan metode Problem Based Learning berbantuan media gambar sangat
memuaskan. Berdasarkan hasilanalisis data yang telah diperoleh dari pra siklus,
siklus I dan siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang
cukupsignifikan.
Sebelum dilakukan tindakan pada pra siklus yang tuntas hanya sebanyak 6
siswa atau 33,3% kemudian dilakukan siklus I ketuntasan siswa meningkat
mencapai 10 anak atau 55,6%. Berarti telah tejadi peningkatan sebanyak 22,3%.
Akan tetapi hasil yang diperoleh pada siklus I masih belum memenuhi target
sesuai dengan indikator kerja yang telah dibuat yaitu ketuntasan mecapai 75%
atau lebih dari keseluruhan siswa. Hal ini dikarenakan guru masih belum bisa
mengkondisikan kelas secara maksimal. Jadi apabila guru tidak memperhatikan
siswa terkadang masih saja mengganggu teman lainnya atau siswa melakukan
Nilai Rata-rata
51
kegiatan diluar pemeblajaran. Siswa juga belum menunjukkan keberaniannya
dalam menyampaikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi.
Dengan memperhatikan refleksi dari sikus I, maka dilakukan perencanaan
perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II agar penelitian mencapai
target yang ditentukan. Setelah dilakukan tindakan pada siklus II, ketuntasan
siswa mencapai 88,9% dan hanya terdapat 2 siswa 11,1% saja yang masih belum
tuntas, ini berarti penelitian tindakan kealsa dengan menggunakan model Problem
Based Learning berbantuan media gambar meningatkan ketuntasan siswa yang
diperoleh pada siklus II ini telah mencaai target yaitu ketuntasan siswa lebih dari
75%. Hal ini dikarenakan kelebihan dengan penggunaan model Problem Based
Learning berbantuan media gambar tingkat keaktifan siswa dalam belajar
meningkat, siswa dituntut untuk berfikir kritis dalam mengidentifikasi dalam
suatu masalah yang ada pada gambar yang diberikan oleh guru yang kemudian
didiskusikan oleh kelompok untuk saling sharing atau bertukar informasi
pengetahuan masing-masing siswanya. Dalam hal ini siswa harus memiliki tingkat
kemampuan berfikir tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS), siswa
harus menemukan permasalahan dan mengidentifikasi masalah pada suatu
gambar. Siswa dituntut untuk berani mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya didalam kelas secara bergantian, agar siswa lain juga memiliki
keberanian dalam menyampaikan pendapatnya. Jadi pengetahuan yang didapat
siswa tidak hanya berasal dari guru. Ini sesuai dengan teori Kamdi (2007:77)
menyebutkan bahwa Problem Based Learning diartikan sebagai sebuah model
pembelajaran yang didalamnya melibatkan siswa untuk berusaha memecahkan
masalah dengan melalui beberapa tahap metode ilmiah sehingga siswa diharapkan
mampu mempelajari pengetahuan yang berkaitan dengan masalah tersebut dan
sekaligus siswa diharapkan akan memiliki keterampilan dalam memecahkan
masalah.
Akan tetapi penggunaan model Problem Based Learning berbantuan
media gambar ini juga memiliki kelemahan, diantaranya adalah pada tahap
penerapan model kesiapan untuk menerapkan model ini membutuhkan waktu
yang sedikit agak lama, kerika diskusi kelompok jika siswanya tidak memiliki
52
rasa ingin tahu untuk memecahkan masalah maka siswa akan enggan untuk
melakukan pemecahan masalah. Maka dari itu guru harus fokus membimbing
siswa untuk berdiskusi dan mengarahkan jika siswanya masih belum paham.
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara guru bekeliling kesetiap kelompok-
kelompok melihat dan menanyakan jika siswanya masih merasa kesulitan.
Dari hasil pemaparan, dapat dperoleh kesimpulan bahwa penerapan model
Problem Based Learning berbantuan media gambar yang peneliti lakukan dapat
dikatakan berhasil. Pembelajaran dengan menggunakan model ini dapat membuat
siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa dituntut untuk lebih berfikir
kritis dan saling bertukar pikiran dengan siswa lainnya dan penggunaan media
gambar juga memuat siswa lebih fokus dan tidak bosan dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Hal ini menjadikan hasil belajar IPS siswa menjadi meningkat.