![Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/1.jpg)
51
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Tempat Penelitian
1. Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang
1.1. Sejarah
Rumah sakit Panti Wilasa Citarum adalah sebuah rumah
sakit umum kelas madya (C) yang merupakan salah satu unit kerja
dari Yayasan Kristen Untuk Kesehatan Umum (YAKKUM), yayasan
yang didirikan atas kerjasama antara Sinode Gereja Kristen Jawa
dan Sinode Gereja Kristen Indonesia. Semula adalah Rumah Sakit
Bersalin yang didirikan pada tahun 1950 di Jl.Dr.Cipto No.50
Semarang.
Seiring dengan perkembangan pelayanan dan karena
keterbatasan lahan, maka kemudian didirikan Rumah Bersalin Panti
Wilasa di jalan Citarum No.98 Semarang, yang pada 5 Mei 1973
diresmikan dengan fasilitas pelayanan pemeriksaan dan perawatan
Ibu dan Anak serta pelayanan persalinan, juga dilengkapi sekolah
bidan.
Pada tahun 1980, berubah status menjadi Rumah Sakit
Umum dengan nama Rumah Sakit Panti Wilasa I sedangkan yang
di Jl. Dr.Cipto menjadi Rumah Sakit Panti Wilasa II. Untuk
![Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/2.jpg)
52
menghilangkan kerancuan nama antara Rumah Sakit Panti Wilasa I
dan II, maka pada tahun 1995 Rumah Sakit Panti Wilasa I diganti
menjadi Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum, sedangkan Rumah
Sakit Panti Wilasa II menjadi Rumah Sakit Panti Wilasa dr.Cipto.
1.2. Visi-Misi
1.2.1. Visi
Visi Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum adalah : Rumah
Sakit yang profesional, aman, dipercaya dan penuh kasih.
1.2.2. Misi
Misi Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum adalah sebagai
berikut :
a. Peningkatan pelayanan kesehatan yang bermutu, holistik
dan aman untuk masyarakat kelas menengah, bawah tanpa
mengabaikan kelas atas.
b. Optimalisasi sumber daya manusia (SDM) yang
berkompeten dan berbudaya YAKKUM
c. Efisiensi dan akuntabilitas pengelolaan menuju
sustainabilitas dan pertumbuhan institusi
d. Membangun dukungan masyarakat dan kemitraan untuk
peningkatan jangkauan pelayanan serta advokasi pelayanan
kesehatan.
![Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/3.jpg)
53
1.3. Sarana dan Prasarana
1.3.1. Pelayanan Rawat Jalan
Rumah Sakit Panti Wilasa memiliki berbagai macam klinik
dengan masing-masing dokter yang sesuai dengan kualifikasi dan
kompentensinya. Mulai dari Klinik Umum, Klinik Gigi dan berbagai
klinik spesialis meliputi : Klinik spesialis bedah (umum, tulang,
plastik dan rekonstruksi, tumor, saraf, digestif, urologi, mulut dan
thorax), klinik penyakit dalam, klinik spesialis penyakit kulit, klinik
spesialis kesehatan jiwa, klinik spesialis saraf, klinik spesialis mata,
klinik spesialis THT, klinik spesialis rehabilitasi medik, klinik
psikologi, klinik konsultasi gizi, klinik akupuntur, klinik ibu dan anak.
1.3.2. Pelayanan Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum memiliki Kapasitas 201
tempat tidur yang terdiri dari bangsal perawatan Anggrek,
Bougenvile, Cempaka, Dahlia dan Flamboyan, Peristi dan Ruang
Perawatan Intensif (ICU/HCU/PICU/NICU), Ruang Perawatan
dengan pengawasan khusus yang dibagi menjadi kelas VIP, 1A-B,
2A-B dan 3. Bed Occupacy Rate (BOR) atau jumlah hunian unit
rawat inap pada tahun 2011 sebanyak 70%. Bulan Januari – April
2012 meningkat menjadi 71%.
![Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/4.jpg)
54
1.3.3. Unit Gawat Darurat
Unit gawat darurat dibuat dilengkapi dengan 2 kamar
tindakan bedah minor. Jumlah kunjungan pasien pada tahun 2011
di unit gawat darurat sebesar 6.680 kunjungan (66,8%). Pada bulan
Januari – April 2012 adalah 2.562 kunjungan (26,62%).
1.4. Jumlah Perawat
Jumlah perawat yang terdapat di Rumah Sakit Panti Wilasa
Citarum terdiri dari 130 orang perawat tetap pada tahun 2011 dan
meningkat menjadi 155 perawat pada tahun 2012, dan terdapat 10
orang perawat yang masih magang. Tingkat pendidikan D3
sebanyak 135 orang, S1 sebanyak 30 orang. Lama masa kerja
kurang dari 5 tahun 60 orang, lebih dari 5 tahun sebanyak 105
orang.
2. Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang
2.1. Visi-Misi dan Moto
2.1.1. Visi
“Rumah Sakit Bermutu Pilihan Masyarakat”. Makna Visi
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Rumah Sakit bermutu : sebagai rumah sakit yang mampu
memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar
pelayanan medis, keperawatan dan penunjang secara
![Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/5.jpg)
55
professional untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat.
b. Rumah Sakit Pilihan masyarakat : sebagai rumah sakit yang
mampu menjadi rujukan masyarakat yang memiliki
pelayanan yang berkualitas, penuh cinta kasih yang tulus,
hangat dan bersahabat.
2.2.2. Misi
Misi Rumah Sakit Panti Wilasa dr. Cipto Semarang adalah :
a. Meningkatkan nilai bagi steakholder
b. Menciptakan pengalaman bagi pelanggan
c. Meningkatkan sistem pelayanan
d. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
e. Budaya cinta dan kasih dan bertanggung jawab sosial
2.2.3. Motto
Moto Rumah Sakit Panti Wilasa dr Cipto Semarang adalah
melayani dengan cinta kasih, mengutamakan kualitas pelayanan.
2.2. Sarana dan Prasarana
2.2.1. Unit Rawat Jalan
Rumah Sakit Panti Wilasa Dr Cipto Semarang memiliki
berbagai macam klinik dan dokter-dokter spesialis sesuai dengan
bidang kompetennya, antara lain adalah : Klinik Spesialis, Klinik
Umum, Klinik Alergi, Klinik Gigi, Klinik Akupuntur Medik, Klinik
![Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/6.jpg)
56
Konsultasi Gizi, Klinik Rehabilitasi Medik, Klinik Ibu dan Anak (KIA)
dan Keluarga Berencana (KB), Pelayanan Khusus, Pelayanan
Secara Paket, dan Pelayanan Penunjang Medik.
2.2.2. Unit Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Wilasa dr.Cipto Semarang memiliki
kapasitas 180 tempat tidur yang terdiri pada dari bangsal Alpha,
Beta, Gamma, Delta, Etha, Familia dan Gracia, Helsa, Perinatologi,
IRIN (ICU/CCU/PICU/NICU/RU). Bed Occupacy Rate (BOR) atau
jumlah hunian unit rawat inap pada tahun 2011 sebanyak 60,65%.
Pada bulan Januari – April 2012 sebesar 67,43%.
2.2.3. Unit Gawat Darurat
Unit Gawat Darurat dilengkapi dengan empat ruang
tindakan yaitu : Triase, Resusitasi, Bedah dan Non Bedah. Jumlah
kunjungan pasien baru pada tahun 2011 di unit gawat darurat
sebesar 7.437 kunjungan (74,37%). Pada bulan Januari – April
2012 adalah 3.662 kunjungan (36,62%).
2.3. Jumlah Perawat
Jumlah tenaga perawat di Rumah Sakit dr.Cipto Semarang
pada tahun 2012 adalah sebanyak 151 orang.
![Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/7.jpg)
57
B. Perhitungan Jumlah Tenaga Perawat
Jumlah Keseluruhan Perawat di Citarum = 155 orang
Jumlah Keseluruhan Perawat di dr Cipto = 151 orang
Jumlah Perawat Rawat Inap di Citarum = 116 orang
Jumlah Perawat Rawat Inap di dr Cipto = 92 orang
Jumlah Perawat UGD di Citarum = 12 orang
Jumlah Perawat UGD di dr Cipto = 13 orang
Jumlah Keseluruhan Tempat Tidur di Citarum = 201 buah
Jumlah Keseluruhan Tempat Tidur di dr Cipto = 180 buah
1. Perhitungan jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan
dihitung menggunakan rumus Peraturan Men.Kes.RI
No.262/Men.Kes/Per/VII/1979
Diketahui bahwa Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum dan
Rumah Sakit Panti Wilasa dr Cipto adalah rumah sakit yang sama-
sama bertipe C, jumlah perawat pada kedua rumah sakit tersebut
adalah sebanyak 306 orang perawat, dan tempat tidur yang
tersedia adalah 381 buah tempat tidur. Sedangkan, jumlah perawat
unit rawat inap yang tersedia adalah sebanyak 208 orang. Dari data
tersebut dapat disimpulkan diperlukan 173 orang perawat (381
tempat – 208 orang perawat =173) lagi untuk melengkapi jumlah
tempat tidur yang terdapat pada kedua rumah sakit tersebut agar
jumlah perawat sama dengan jumlah tempat tidur yang tersedia
![Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/8.jpg)
58
(perbandingan untuk rumah sakit tipe C adalah 1 tempat tidur : 1
perawat).
C. Gambaran Umum Responden Penelitian
Penelitian dilakukan pada perawat unit rawat inap dan
perawat unit gawat darurat yang bekerja di Rumah Sakit Panti
Wilasa Citarum dan Rumah Sakit Panti Wilasa dr Cipto, Semarang.
Didapatkan 306 orang perawat tetap yang bekerja di kedua rumah
sakit ini pada tahun 2012 yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi
dan kriteria eksklusi. Peneliti menggunakan purposive sampling
sehingga memutuskan untuk mengambil sampel perawat unit rawat
inap dan perawat unit gawat darurat pada tahun 2012. Pengambilan
Sampel menggunakan rumus dari Notoadmodjo (2002), yaitu :
𝑛 = 𝑁
1 + 𝑁 (0,1)2
Dari hasil perhitungan diatas mendapatkan hasil 75,3 yang
dibulatkan menjadi 75 responden. Tetapi berdasarkan
pertimbangan peneliti sesuai dengan jumlah perawat yang
disesuaikan dengan kebutuhan pasien pada setiap unit layanan,
maka besar sampel yang di ambil sebanyak 50 orang yang terdiri
dari 25 perawat unit gawat darurat dan 25 perawat unit rawat inap.
![Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/9.jpg)
59
D. Karakteristik Responden Penelitian
1. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
Total Responden dengan jenis kelamin laki-laki dan
perempuan dapat dilihat pada tabel 4 dan 5 berikut :
Tabel 4 : Persentasi Responden Menurut Jenis Kelamin
Di Unit Rawat Inap
Jenis Kelamin Jumlah %
Laki-Laki 2 8%
Perempuan 23 92 %
Total 25 100 %
Tabel 5 :
Persentasi Responden Menurut Jenis Kelamin Di Unit Gawat Darurat
Jenis Kelamin Jumlah %
Laki-Laki 5 20%
Perempuan 20 80 %
Total 25 100 %
Pada kedua tabel diatas terlihat jelas bahwa pada unit rawat
inap dan unit gawat darurat responden berjenis kelamin perempuan
lebih banyak dibandingkan dengan responden laki-laki, yakni pada
unit rawat inap terdapat 2 orang (8%) responden laki-laki dan 23
orang (92%) responden perempuan. Sedangkan di unit gawat
darurat 5 orang (20%) responden laki-laki dan 20 orang (80%)
responden perempuan.
![Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/10.jpg)
60
2. Karakteristik Responden Menurut Usia
Dari data usia responden, diketahui bahwa usia termuda
adalah 24 tahun dan usia tertua adalah 55 tahun. Persentase
responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 6 dan 7
berikut :
Tabel 6 : Responden Menurut Usia Di Unit Rawat Inap
Rentang Usia Jumlah %
24 – 30 tahun 11 44%
31 - 40 tahun 8 32 %
41 – 55 tahun 6 24%
Total 25 100 %
Pada tabel 6 terlihat bahwa pada unit rawat inap usia
responden yang dominan adalah rentang usia antara 24-30 tahun
dengan jumlah sebanyak 11 orang (44%), selanjutnya adalah
rentang usia 31-40 tahun sebanyak 8 orang (32%), dan yang
terakhir adalah rentang usia 41 – 55 tahun sebanyak 6 orang
(24%).
Tabel 7 : Responden Menurut Usia Di Unit Gawat Darurat
Rentang Usia Jumlah %
24 – 30 tahun 10 40%
31 - 40 tahun 13 52 %
41 – 55 tahun 2 8%
Total 25 100 %
![Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/11.jpg)
61
Pada tabel 7 terlihat bahwa pada unit rawat inap usia
responden yang dominan adalah rentang usia antara 31-40 tahun
tahun dengan jumlah sebanyak 13 orang (52%), selanjutnya adalah
rentang usia 24-30 tahun sebanyak 10 orang (40%), dan yang
terakhir adalah rentang usia 41 – 55 tahun sebanyak 2 orang (8%).
3. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Total Responden berdasarkan tingkat pendidikan
dapat dilihat pada tabel 8 dan 9 berikut :
Tabel 8 Persentasi Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Di Unit Rawat Inap
Tingkat Pendidikan Jumlah %
D3 23 92 %
S1 2 8 %
Total 25 100 %
Tabel 9 Persentasi Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Di Unit Gawat Darurat
Tingkat Pendidikan Jumlah %
D3 22 88 %
S1 3 12 %
Total 25 100 %
Pada kedua tabel diatas terlihat jelas bahwa pada unit rawat
inap dan unit gawat darurat responden dengan tingkat pendidikan
D3 Keperawatan lebih banyak dibandingkan dengan S1
Keperawatan, yakni pada unit rawat inap terdapat 2 orang (8%)
responden dengan tingkat pendidikan S1 Keperawatan dan 23
![Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/12.jpg)
62
orang (92%) responden dengan tingkat pendidikan D3
Keperawatan. Sedangkan di unit gawat darurat 3 orang (12%)
responden dengan tingkat pendidikan S1 Keperawatan dan 22
orang (88%) responden dengan tingkat D3 Keperawatan.
4. Karateristik Responden Menurut Masa Kerja
Total responden menurut masa kerja dapat dilihat pada
tabel 10 dan 11 berikut ini :
Tabel 10 : Persentasi Responden Menurut Masa Kerja
Di Unit Rawat Inap
Masa Kerja Jumlah %
1 – 5 tahun 10 40%
> 5 – 10 tahun 5 20 %
> 10 tahun 10 40%
Total 25 100 %
Pada tabel 10 terlihat bahwa pada unit rawat inap jumlah
responden dengan masa kerja 1 – 5 tahun dan > 10 tahun memiliki
jumlah yang sama yaitu masing-masing masa kerja 10 orang (40%)
sedangkan masa kerja > 5 – 10 tahun sebanyak 5 orang (20%).
Tabel 11 : Persentasi Responden Menurut Masa Kerja
Di Unit Gawat Darurat
Masa Kerja Jumlah %
1 – 5 tahun 7 28 %
5 – 10 tahun 7 28 %
> 10 tahun 11 44 %
Total 25 100 %
![Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/13.jpg)
63
Pada tabel 11 terlihat bahwa responden dengan masa kerja
> 10 tahun lebih banyak yaitu 11 orang (44%) dibandingkan dengan
rentang masa kerja lain yang memiliki jumlah yang sama.
E. Prosedur Penelitian
1. Persiapan Penelitian
a. Penyusunan alat ukur
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket
stres kerja perawat yang disusun berdasarkan aspek-aspek yang
dikemukakan Beehr dan Newman (1978) yang meliputi aspek
gejala fisik, apek gejala psikis dan aspek gejala perilaku.
1. Gejala Fisik, seperti : Detak jantung meningkat, Timbulnya
gangguan perut, Kelelahan fisik, Timbulnya masalah
pernapasan, Keringat berlebihan, Gangguan kulit, Sakit kepala,
Ketegangan otot, dan Gangguan tidur.
2. Gejala psikologi, seperti : Kecemasan, ketegangan,
kebigungan dan mudah tersinggung, Perasaan frustasi, marah
dan kesal, Emosi menjadi sensitif dan hiperaktif, Perasaan
tertekan, Kemampuan berkomunikasi efektif menjadi
berkurang, Menarik diri dan depresi, Perasaan terisolir dan
terasing, Kebosanan dan ketidakpuasan dalam bekerja,
Kelelahan mental dan menurunnya fungsi intelektual,
Kehilangan konsentrasi, Kesulitan membuat keputusan,
![Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/14.jpg)
64
Kehilangan spontanitas dan kreativitas, dan Menurunnya harga
diri.
3. Gejala perilaku, seperti : Bermalas-malasan dan menghindari
pekerjaan, Kinerja dan produktivitas kerja menurun,
Meningkatnya ketergantungan pada alkohol, obat penenang,
Melakukan sabotase pekerjaan, Makan berlebihan sebagai
pelarian, Kehilangan selera makan, menurunnya berat badan,
Meningkatnya perilaku beresiko tinggi, Agresif, brutal dan
mencuri, Hubungan yang tidak harmonis dengan teman dan
keluarga, dan Kecenderungan melakukan bunuh diri.
Angket ini terdiri dari dua kelompok item yang berbentuk
pernyataan yang mendukung (favorable) dan yang tidak
mendukung (unfavorable). Skoring untuk skala ini didasarkan pada
alternatif jawaban model skala Likert. Kategori yang disediakan ada
empat, yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan
Sangat Tidak Setuju (STS). Sebaran Itemnya adalah sebagai
berikut :
![Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/15.jpg)
65
Tabel 12 Sebaran Item Angket Stres Kerja Perawat
NO
ASPEK
ITEM
Jumlah Favorable Unfavorable
1 Gejala Psikologis 1, 5, 10, 15,
25, 30, 32, 37,
43
3, 6, 12, 18,
22, 35, 38,
41, 44, 49
19
2 Gejala Fisik 2, 7, 11, 19,
29, 39, 45, 50
9, 14, 16, 21,
26, 33, 47
15
3 Gejala Perilaku 4, 13, 20, 23,
28, 36, 40, 48
8, 17, 24, 27,
31, 34, 42, 46
16
Jumlah 25 25 50
b. Uji Coba Alat Ukur
Uji coba alat ukur digunakan untuk menguji validitas dan
reliabilitas skala supaya hasil pengukuran yang diperoleh dapat
pertanggungjawabkan.Sebelum melakukan penelitian, peneliti juga
melakukan uji coba bahasa. Uji coba bahasa yang dimaksudkan
adalah angket stres kerja diberikan kepada beberapa perawat untuk
mengetahui apakah item-item pernyataan yang terdapat dalam
angket tersebut dapat dipahami oleh responden yang nantinya akan
diteliti. Hasil uji coba bahasa ini didapatkan responden memahami
pernyataan yang terdapat dalam angket tersebut. Selain Uji coba
bahasa, uji coba lain yang dilaksanakan adalah uji validitas yang
dilaksanakan pada tanggal 23 – 28 Mei 2012 dan tanggal 20-25
Juni 2012, dengan menggunakan try out terpakai. Try Out terpakai
![Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/16.jpg)
66
adalah subjek yang diuji cobakan digunakan sekaligus dalam
penelitian guna menghemat waktu, tenaga dan biaya (Hadi, 2000).
c. Perijinan Penelitian
Setelah mendapat surat perijinan penelitian dari fakultas
pada tanggal 2 Mei 2012 untuk melakukan penelitian di Rumah
Sakit Panti Wilasa Citarum, pada tanggal 8 Mei 2012 peneliti
memasukan surat penelitian tersebut ke bagian diklat di Rumah
Sakit Panti Wilasa Citarum. Seminggu setelah memasukkan surat
penelitian tersebut peneliti kembali untuk menanyakan kepada
bagian diklat kapan peneliti dapat melakukan penelitian dan karena
bagian perawatan rumah sakit tersebut masih sibuk untuk
persiapan seminar, jadi penelitian ditunda sampai tanggal 23 Mei
2012. Tanggal 23 Mei 2012 setelah mendapat persetujuan untuk
melakukan penelitian, dan setelah berdiskusi dengan bagian
perawatan Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum, peneliti kemudian
membagikan angket kepada responden dan pada tanggal 28 mei
2012 angket di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum dikumpulkan.
Setelah Peneliti mengumpulkan angket di Rumah Sakit
Panti Wilasa Citarum, peneliti kemudian pada hari itu juga, 28 Mei
2012 peneliti mengantarkan surat untuk melakukan validitas dan
penelitian ke bagian diklat Rumah Sakit Panti Wilasa Dr.Cipto
Semarang. Setelah surat penelitian di rumah sakit dr Cipto
![Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/17.jpg)
67
diberikan pada tanggal 20 Juni 2012, maka pada hari itu juga
peneliti langsung menyebarkan angket dan angket dikumpulkan
kembali pada tanggal 25 Juni 2012.
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di dua rumah sakit. Rumah sakit yang
pertama adalah rumah sakit Panti Wilasa Citarum Semarang, yang
dilakukan pada bulan mei 2012, sedangkan rumah sakit yang
kedua adalah Rumah Sakit Panti Wilasa Dr.Cipto Semarang yang
dilakukan pada bulan juni 2012. Alasan peneliti memilih dua rumah
sakit ini sebagai tempat penelitian adalah :
1. Merupakan rumah sakit kerjasama dengan Fakultas llmu
Kesehatan – Universitas Kristen Satya Wacana
2. Karena kedua rumah sakit tersebut memiliki tipe yang
sama dan berada dalam satu yayasan YAKKUM, terletak
di kota Semarang sehingga mudah dijangkau oleh peneliti.
3. Kendala Yang Dihadapi Selama Penelitian
Kendala yang penulis hadapi selama penelitian dilakukan
adalah terdapat sebagaian waktu untuk pengambilan kusioner yang
kadang tidak sesuai dengan kesepakatan antara penulis dan
responden sehingga membuat penulis harus menunggu selama
![Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/18.jpg)
68
beberapa hari lagi untuk pengambilan kuisioner dari waktu yang
telah ditentukan.
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Uji Validitas
Peneliti menggunakan uji validitas berdasarkan rumus pearson
product moment. Parameter hasil dari r adalah besarnya koefisien
korelasi pearson product moment antara 0,0 – 1. Dikatakan valid
bila r hitung > dari r tabel atau dengan melihat nilai p value < dari
0,05. Acuan yang digunakan sebagai dasar untuk memilih item
yang valid menggunakan pemilihan item total yang menggunakan r
hitung > dari r tabel (Riyanto, 2010). Setelah dilakukan dua kali
perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 16.00
terdapat 18 item yang gugur dari 50 item pernyataan yang diuji,
sehingga hanya 32 item yang dapat digunakan. Item valid dan
gugur dari angket stres kerja perawat dapat dilihat pada tabel 13
berikut ini.
![Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/19.jpg)
69
Tabel 13 : Sebaran Item Valid dan Gugur Tingkat Stres Kerja Perawat
NO
ASPEK
ITEM Jumlah Item
Favorable Unfavorable Valid Gugur
1 Gejala
Psikologis
1, 5, 10, 15,
25*, 30, 32,
37*, 43
3*, 6, 12, 18,
22, 35*, 38,
41, 44, 49*
14 5
2 Gejala Fisik 2, 7*, 11*,
19, 29, 39*,
45, 50
9, 14, 16,
21*, 26*,
33*, 47*
8 7
3 Gejala
Perilaku
4, 13, 20,
23*, 28, 36*,
40, 48
8, 17, 24*,
27, 31*, 34*,
42, 46*
10 6
Jumlah 50 32 18
Ket : Angka yang di tebalkan dan diberi tanda * adalah item yang gugur
2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik Alpha Cronbach, dengan menggunakan standar reliabilitas
oleh Azwar (2002), yaitu :
< 0,7 : Tidak reliabel
0,7 ≤ < 0,8 : Cukup Reliabel
0,8 ≤ < 0,9 : Reliabel
0,9 ≤ < 1.0 : Sangat Reliabel
Hasil perhitungan dari 32 item tingkat stres kerja perawat
yang masuk dalam item valid dapat dilihat pada tabel berikut :
![Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/20.jpg)
70
Tabel 14 Hasil Perhitungan Reliabilitas Kuisioner Tingkat Stres Kerja
Perawat
Kuisioner Koefisien Reliabilitas Kategori
Tingkat Stres Kerja Perawat
0, 919 Sangat Reliabel
Sesuai dengan standart reliabilitas menurut Azwar (2002),
maka pada tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kuisioner
tingkat stres kerja perawat ini reliabel dengan kategori yang sangat
baik yaitu : 0,919.
3. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk melihat apakah bentuk
sebaran dari skor responden normal atau tidak. Dalam penelitian ini
pengujian normalitas dilakukan terhadap distribusi jumlah skor
tingkat stres kerja pada perawat unit rawat inap dan perawat unit
gawat darurat, aturan yang digunakan untuk mengetahui normal
atau tidaknya data adalah p > 0,05 maka sebaran normal dan jika p
< 0,05 maka sebaran data tidak normal. Untuk uji kenormalan
dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov - Smirnov karena
terdapat sampel sebanyak 50 orang (Dahlan, 2008).
Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh nilai Kolmogorov-
Sminorv untuk sampel perawat unit rawat inap dihasilkan data Z =
1,683 (p > 0,05) dan signifikansi untuk sampel perawat unit gawat
![Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/21.jpg)
71
darurat dihasilkan data Z = 1,418 (p > 0,05). Dengan melihat aturan
yang telah dikemukakan diatas, maka didapat signifikansi dari
masing-masing kelompok tersebut > dari 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa kedua jenis data berdistribusi normal. Adapun
hasil uji normalitas datanya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 15 Uji Normalitas Data Tingkat Stres Perawat Unit Rawat
Inap dan Perawat Unit Gawat Darurat
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Perawat Unit
R.Inap
Perawat
UGD
N 25 25
Normal
Parametersa
Mean 3.64 4.04
Std.
Deviation
.569 .676
Most Extreme
Differences
Absolute .337 .284
Positive .270 .284
Negative -.337 -.276
Kolmogorov-Smirnov Z 1.683 1.418
Asymp. Sig. (2-tailed) .007 .036
a. Test distribution is Normal.
4. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji
apakah sampel tingkat stres kerja perawat bersifat homogen.
Berdasarkan uji homogenitas diketahui bahwa nilai signifikansi
sampel perawat unit rawat inap dan perawat unit gawat darurat
![Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/22.jpg)
72
sebesar 0,634. Karena Signifikansi 0,634 > 0,05 sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa sampel penelitian ini bersifat homogen
atau memiliki varians yang sama.
G. Hasil Analisa Deskriptif
Untuk menentukan tinggi rendahnya tingkat stres kerja pada
perawat unit rawat inap dan perawat unit gawat darurat digunakan
lima kategori, yakni: sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, sangat
rendah. Jumlah item yang digunakan untuk mengukur variabel ini
adalah 32 item, maka skor yang mungkin diperoleh bergerak dari
32 sampai 128 (32x4). Adapun rumus yang digunakan untuk
mencari rentang skor adalah sebagai berikut:
𝑖 =skor tertinggi − skor terendah
banyaknya kategori
𝑖 =128 − 32
5
𝑖 =96
5
𝑖 = 19,2
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat ditemukan
kategori sebagai berikut :
Sangat Tinggi : 108,8 ≤ x ≥ 128
Tinggi : 89,6 ≤ x > 108,8
Cukup : 70,4 ≤ x > 89,6
![Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/23.jpg)
73
Rendah : 51,2 ≤ x > 70,4
Sangat Rendah : 32 ≤ x > 51,2
Hasil kategorisasi tingkat stres kerja perawat unit rawat inap
dan perawat unit darurat dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 16 Deskripsi Pengukuran Stres Kerja Perawat
Unit Rawat Inap dan Unit Gawat Darurat
No Rentang
Skor Kategori
N Persentase %
Mean
R.Inap UGD R.Inap UGD R.Inap UGD
1 108,8≤ x ≥128
Sangat tinggi
0 0 0% 0%
66,72
60,04
2 89,6≤ x >108,8
Tinggi 0 0 0% 0%
3 70,4≤ x >89,6
Cukup 10 5 40% 20%
4 51,2≤ x >70,4
Rendah 14 14 56% 56%
5 32≤ x >51,2
Sangat Rendah
1 6 4% 24%
Total 25 25 100% 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa tingkat stres
perawat unit rawat inap dan perawat unit gawat darurat memiliki
persentase terbesar yang sama pada kategori rendah dengan
jumlah perawat adalah masing-masing 14 responden (56%). Selain
itu juga dapat dilihat juga bahwa tidak ada perawat unit rawat inap
dan unit gawat darurat yang memiliki kategori sangat tinggi dan
tinggi. Pada unit rawat inap terdapat 10 responden (40%) memiliki
![Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/24.jpg)
74
kategori cukup dan pada perawat unit gawat darurat terdapat 5
responden (20%) yang juga memiliki kategori cukup. Sedangkan, 1
responden (4%) pada unit rawat inap memiliki kategori sangat
rendah dan 6 responden (24%) yang juga memiliki kategori sangat
rendah. Pada tabel juga terlihat bahwa mean perawat unit rawat
inap 66,72 lebih besar dibandingkan mean perawat unit gawat
darurat, yaitu 60,04.
H. Uji Hipotesis
T-test independent sample digunakan untuk mengetahui
perbedaan nilai rata-rata antara satu kelompok dengan kelompok
yang lain, dimana antara satu kelompok dengan kelompok yang lain
tidak saling berhubungan. Untuk melakukan pengujian ini maka
sebaran data harus berdistribusi normal (Riwidikdo, 2010).
T-test menunjukkan nilai uji beda t-tes dibaca berdasarkan
equal variance assumed, diperoleh nilai t sebesar 2,265 ( > dari t
tabel) dan p value 0,028 (p < 0,05), mean perawat unit rawat inap
adalah 4,04 dengan standar deviasi 0,676, sedangkan perawat unit
gawat darurat adalah 3,64 dengan standar deviasi 0,569. Hasil
tersebut berarti bahwa H1 diterima dan H0 ditolak atau dengan kata
lain terdapat perbedaan tingkat stres kerja antara perawat unit
rawat inap dan perawat unit gawat darurat, yakni perawat unit rawat
inap memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan
![Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/25.jpg)
75
perawat unit gawat darurat. Hasil uji t-tes dapat dlihat pada tabel
berikut :
Tabel 17 Hasil T-tes Tingkat Stres Kerja Perawat Unit Rawat Inap
dan Perawat Unit Gawat Darurat
Tingkat Stres Kerja Perawat
Mean SD SE N P Value
t
Perawat Unit Rawat Inap
4,04 0,676 0,135 25 0,028
2,265
Perawat Unit Gawat Darurat
3,64 0,569 0,114 25
I. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara tingkat stres kerja perawat unit
rawat inap dan perawat unit gawat darurat. Perawat unit rawat inap
memiliki tingkat stres kerja yang lebih besar dibandingkan dengan
perawat unit gawat darurat di rumah sakit Panti Wilasa Citarum dan
dr Cipto, Semarang.
Menurut peneliti, kemungkinan alasan yang
melatarbelakangi perawat unit rawat inap memiliki tingkat stres
kerja yang lebih besar dari perawat unit gawat darurat pada kedua
rumah sakit tersebut adalah karena perawat unit rawat inap
melakukan rutinitas yang cenderung sama tiap hari, perawat yang
bertugas sedikit, kondisi kerja tidak kondusif dan rekan kerja yang
tidak dapat berkerja sama dengan baik. Selain itu pula, di bagian
![Page 26: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/26.jpg)
76
rawat inap seorang perawat seharusnya ada di samping pasien
setiap saat, apalagi jika pasien yang memerlukan observasi terus-
menerus. Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Hudak
dan Gallo (1997) menyatakan bahwa sumber dari stres perawat
adalah pekerjaan yang di ulang-ulang. Sedangkan, menurut
Abraham & Shanley, (dalam Sunaryo, 2004) Lima sumber stres
kerja perawat secara umum adalah beban kerja berlebih, kesulitan
berhubungan dengan staf lain, kesulitan merawat pasien kritis,
berurusan dengan pengobatan dan perawatan pasien serta
kegagalan merawat pasien.
Alasan kedua adalah berdasarkan karakteristik responden
menurut masa kerja pada perawat unit rawat inap memiliki
dominan masa kerja yang sama antara perawat 1-5 tahun dan > 10
tahun sebesar 40% sedangkan pada perawat unit gawat darurat
masa kerja yang dominan adalah > dari 10 tahun sebanyak 44%
dan yang memiliki masa kerja 1-5 tahun lebih sedikit dibandingkan
perawat unit rawat inap yaitu 28%. Menurut peneliti, lamanya
seorang perawat bekerja pada sebuah institusi rumah sakit
memberikan banyak pengalaman yang membuat perawat lebih
tenang dalam menghadapi persoalan yang terjadi, salah satunya
stres kerja, semakin kecil pengalaman yang dimiliki seseorang
semakin pula orang tersebut merasakan ketakutan atas pekerjaan
![Page 27: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/27.jpg)
77
yang baru dimilikinya. Menurut, Sokoco (2001) pengaruh antara
masa kerja terhadap stres kerja tenaga kerja yaitu semakin lama
masa kerja, maka semakin menurun tingkat stres kerja karena
tenaga kerja sudah dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
pekerjaannya.
Usia merupakan alasan ketiga yang dapat menjadi salah
satu faktor yang menyebabkan perawat unit rawat inap memiliki
tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan perawat unit gawat
darurat. Menurut karateristik responden menurut usia perawat unit
rawat inap memiliki 44% perawat yang berumur 24-30 tahun
sedangkan perawat unit gawat darurat memiliki 52% perawat yang
berumur 31-40 tahun. Menurut Hartono, dkk (2005) usia 31-40
tahun merupakan usia yang produktif. Usia ini akan mempengaruhi
seseorang untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik sehingga
seseorang tidak mudah mengalami stres kerja.
Alasan keempat yang menjadi kemungkinan perawat unit
rawat inap memiliki tingkat stres kerja yang lebih tinggi
dibandingkan perawat unit gawat darurat didasarkan pada
perhitungan perkiraan jumlah tenaga perawat. Realita jumlah
perawat unit rawat inap yang tersedia pada kedua rumah sakit
tersebut hanya 208 orang perawat dan jika bandingkan dengan
jumlah tempat tidur yang tersedia sebanyak 381 buah, maka pada
![Page 28: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/28.jpg)
78
kedua rumah sakit tersebut masih memerlukan 173 orang perawat
lagi agar sebanding dengan tempat tidur yang tersedia pada kedua
rumah sakit tersebut. Hal tersebut berarti, pada kedua rumah sakit
tersebut beban kerja yang dimiliki oleh perawat unit rawat inap
menjadi lebih besar. Menurut Jauhari (dalam Prihatini, 2007)
standar beban kerja perawat senantiasa harus sesuai dengan
asuhan keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan pasien dan
untuk menghasilkan pelayanan yang efektif dan efisien harus
diusahakan kesesuaian antara ketersediaan tenaga perawat
dengan beban kerja yang ada. Restiaty, dkk (dalam Prihatini, 2007)
menambahkan juga bahwa semakin berat beban kerja di tempat
kerja maka semakin tinggi pula stres kerja yang akan dimiliki.
Berdasarkan tabel deskripsi pengukuran tingkat stres kerja
perawat terlihat bahwa tingkat stres perawat unit rawat inap dan
perawat unit gawat darurat memiliki persentase terbesar yang sama
pada kategori rendah dengan jumlah perawat adalah masing-
masing 14 responden (56%). Selain itu juga dapat dilihat juga
bahwa tidak ada perawat unit rawat inap dan unit gawat darurat
yang memiliki kategori sangat tinggi dan tinggi. Pada unit rawat inap
terdapat 10 responden (40%) memiliki kategori cukup dan pada
perawat unit gawat darurat terdapat 5 responden (20%) yang juga
memiliki kategori cukup. Sedangkan, 1 responden (4%) pada unit
![Page 29: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/29.jpg)
79
rawat inap memiliki kategori sangat rendah dan 6 responden (24%)
yang juga memiliki kategori sangat rendah. Hal tersebut berarti
kedua perawat tesebut memiliki tingkat perawat yang rendah,
namun bukan berarti tidak memiliki stres kerja. Selye (dalam
Hartono, dkk) menyatakan bahwa stres adalah bumbu kehidupan
dan setiap orang pasti mengalami stres. Oleh karena itu tidak ada
stres sama sekali berarti kematian (Keliat, 1999).
Pada latar belakang masalah penulis berasumsi bahwa
tingkat stres kerja perawat unit gawat darurat lebih tinggi
dibandingkan perawat unit rawat inap, namun hasil penelitian
menunjukan bahwa perawat unit rawat inap memiliki tingkat stres
kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan perawat unit gawat
darurat. Menurut peneliti hal tesebut dapat terkait dengan faktor-
faktor yang berhubungan dengan tingkat kunjungan di unit gawat
darurat yang mungkin lebih sedikit dibandingkan dengan perawat
unit rawat inap pada bulan Januari - April 2012 pada kedua rumah
sakit tersebut, yaitu jumlah hunian di Rumah Sakit Panti Wilasa
Citarum bulan Januari – April 2012 sebesar 71 %, Rumah Sakit
Panti Wilasa dr. Cipto sebesar 67,43%, sedangkan kunjungan unit
gawat darurat pada bulan Januari - April 2012 di Rumah Sakit Panti
Wilasa Citarum sebesar 25,62%, dan di Rumah Sakit Panti Wilasa
dr Cipto sebesar 36,62%. Dari data tersebut dapat terlihat bahwa
![Page 30: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2962/5/T1_462008011_BAB I… · Sejarah . Rumah sakit Panti ... Klinik Gigi dan berbagai](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022102812/5a7bf66c7f8b9a563b8c86e3/html5/thumbnails/30.jpg)
80
pada bulan Januari – April 2012 beban kerja perawat unit rawat
inap lebih besar dibandingkan perawat unit gawat darurat, sehingga
dapat menimbulkan stres kerja rawat inap lebih tinggi di bandingkan
perawat unit gawat darurat. Menurut Prihatini (2007) menyatakan
bahwa beban kerja yang berlebihan akan menimbulkan kelelahan
baik fisik atau mental dan reaksi-reaksi emosional, gangguan
pencernaan, sakit kepala dan mudah marah.
Selain beban kerja, lingkungan kerja juga merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi tingkat stres kerja perawat.
Menurut Krisanty,dkk (2009) perawat yang bekerja di ruang gawat
darurat membutuhkan penanganan cepat dan tepat, kerja yang
terus-menerus, jumlah pasien yang relatif banyak, mobilitas tinggi,
alat-alat modern dan kondisi keluarga dapat menimbulkan stres
yang tinggi sehingga mengakibatkan kerja perawat dan tim
kesehatan lainnya tidak lancar. Namun, menurut Lazarus dan
Folkman dalam Prasetya (2008) menyatakan bahwa seseorang
dikatakan akan mendapatkan stres kerja apabila hari-harinya lebih
banyak terisi hal-hal yang menjengkelkan dibandingkan hal-hal
yang menyenangkan. Menurut Prasetya (2008) kemampuan
seseorang untuk mengembangkan sikap positif dapat membantu
diri sendiri untuk mengatasi masalah dan menghindarkan dirinya
dari stres yang berkepanjangan.