50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini diambil secara umum dengan
syarat yaitu mahasiswa PTN Kota Bandung yang masih tercatat aktif sebagai
mahasiswa hingga tahun 2018 dan juga beragama Islam. Karakteristik responden dapat
menggambarkan baik individu maupun populasi dan kebiasaan dalam mengonsumsi
makanan halal, terdapat beberapa kategori dalam menggambarkan karakteristik
responden, kategori terkait terdapat seperti dibawah:
1. Nama Responden
Nama Responden diperlukan untuk memastikan bahwa responden tidak
memalsukan data dirinya dan data yang terhimpun dapat dipertanggung jawabkan oleh
responden, nama juga diperlukan untuk mempermudah peneliti dalam menganalisa dan
menggunakan data responden. Data yang diisi oleh responden bersifat rahasia untuk
kepentingan penelitian semata. Terdapat 112 responden yang mengisi kuisioner dan
hanya 100 yang dijadikan sampel pada penelitian in.
51
2. Jenis Kelamin Responden
Gambar 4. 1 Presentase Jenis Kelamin Responden
Sumber: Hasil Olah Data Peneliti
Jenis kelamin responden yang mengisi data untuk penelitian kebiasaan
konsumsi makanan halal ini adalah 51 orang perempuan dan 49 orang laki-laki.
3. Asal Universitas Responden
Responden yang dapat menjadi objek penelitian terdiri dari hanya 4 Perguruan
Tinggi Negeri Kota Bandung, yaitu unpad, ITB, UPI dan UIN SGD
Gambar 4. 2 Persentase Asal Universitas
Sumber: Hasil Olah Data Peneliti
Laki-Laki; 49; 49%
Perempuan; 51; 51%
Jenis Kelamin Responden
Laki-LakiPerempuan
32%
11%33%
24%
Asal Universitas Responden
Universitas Padjadjaran
Institut TeknologiBandung
Universitas PendidikanIndonesia
UIN Sunan Gunung Djati
52
Presentase responden diatas telah disesuaikan dengan populasi yang terdapat
dari data riset dikti, sehingga dari 100 responden, terdapat 32 orang dari universitas
Padjadjaran, 11 orang dari Institut Teknlogi Bandung, 24 orang dari UIN Sunan
Gunung Djati dan 33 orang responden dari Universitas Pendidikan Indonesia.
4. Program Studi
Program studi dari masing-masing responden tidak sama, terdapat beberapa
program studi dari responden, yaitu Ekonomi Islam, Ekonomi, Pendidikan Akuntansi,
Manajemen Ilmu Ekonomi dan Keuangan Islam, PAI, Teknik Lingkungan, Teknik
Industri, Teknik Mesin, Pendidikan Teknik Bangunan, BSA, Sastra Inggris,
Pendidikan Bahasa Inggris, Biologi, Pendidikan Guru MI, Teknik Perminyakan,
Teknologi Pascapanen, Teknik Informatika, Manajemen Rekayasa Industri, Teknik
Kelautan, Teknik Material, Manajemen Resort dan Leisure, Ilmu Pendidikan IPA,
Administrasi Negara, Manajemen perkantoran, Pendidikan Teknik Arsitektur,
Psikologi dan Matematika.
5. Tahun Masuk Universitas Responden
Mengetahui tahun masuk responden sangatlah penting, mengetahui data
populasi yang tersedia adalah sampai tahun 2019, sehingga mahasiswa yang masih
aktif hingga awal tahun 2019 dapat dikategorikan sebagai responden.
53
Gambar 4. 3 Tahun Masuk Responden
Sumber: Hasil Olah Data Peneliti
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa responden dengan tahun masuk 2014
hanya satu orang, dan yang terbanyak terdapat pada responden dengan tahun masuk
2015 yaitu 42 orang, lalu pada tahun masuk 2016 yaitu 28 orang, 2017 dengan 22
orang dan 2018 dengan 7 orang.
6. Jumlah Pemasukan Responden Perbulan
Data jumlah pemasukan responden dapat mencerminkan pengeluaran
responden terhadap kebiasaan konsumsi sehari-harinya, jumlah pemasukan ini diukur
dengan satuan rupiah dan dalam kurun waktu satu bulan.
Gambar 4. 4 Persentase Pemasukan Responden Perbulan
Sumber: Hasil Olah Data Peneliti
15%
34%39%
12%
Pemasukan Perbulan *dalam rupiah
< 500.000
500.000- 1.000.000
1.000.000 - 2.000.000
>2.000.000
42%
28%
1%
22%7%
Tahun Masuk Responden
2015
2016
2014
2017
2018
54
Terdapat 15 responden dengan pemasukan < 500.000, 34 responden dengan
pemasukan diantara 500.000 – 1.000.000, 39 responden dengan pemasukan diantara
1.000000 – 2.000.000 dan 12 responden dengan pemasukan > 2.000.000
4.2 Tanggapan Responden terhadap Variabel Bebas
4.2.1 Variabel Isyraf (X1)
Pertanyaan berikut yang dirasa sesuai dengan teori pada penelitian mengenai
Isyraf (X1) yang mempengaruhi keputusan konsumsi makanan halal, berikut tanggapan
responden:
Tabel 4. 1 Tanggapan Responden terhadap Variabel Isyraf
Pertanyaan
STS
(1)
ST
(2)
R
(3)
SS
(4)
SS
(5)
Rata-
Rata
% % % % % 1 - 5
Apakah Anda TIDAK
mengonsumsi makanan berat
lebih dari 3 kali dalam satu
hari?
9% 14% 26% 21% 30% 3,49
Apabila Anda dalam
keadaan sangat lapar, apakah
anda TIDAK akan
mengonsumsi makanan lebih
dari biasanya?
8% 29% 39% 16% 8% 2,87
Apakah Anda lebih memilih
mengonsumsi makanan yang
lebih murah dibanding
makanan yang bermerek dan
cenderung lebih mahal
dengan kandungan yang
sama?
2% 5% 16% 36% 41% 4,09
Rata-rata skor 3,483333
Sumber: Hasil Olah Data Peneliti
Dari hasil perhitungan terhadap tiga pertanyaan pada variabel isyraf, terdapat
skor rata-rata akhir 3,483 yang berarti mahasiswa PTN Kota Bandung telah cukup baik
dan terkategori tinggi dalam mengonsumsi makanan dengan prinsip isyraf atau tidak
55
berlebih-lebihan, seperti pada surat Al A’raf ayat 31, bahwa Allah SWT tidak
menyukai orang yang berlebih-lebihan dan juga pada hadist yang memiliki isi bahwa
Rasul berkata agar mengnsumsi makanan dan lainnya tanpa berlebihan dan sombong,
seharusnya wajar apabila mahasiswa, khususnya PTN Kota Bandung memahami
bahwa konsumsi berlebihan dan boros itu tidak baik menurut agama.
Hasil dari kuisioner yang diisi oleh responden menyatakan bahwa dari tiga butir
pertanyaan pada variabel ini, nilai paling tinggi terdapat pada pertanyaan ketiga yang
menyatakan bahwa mahasiswa cenderung lebih senang mengnsumsi makanan yang
lebih murah dibanding makanan yang lebih mahal dengan kandungan yang sama,
dengan rata-rata 4,09 menyatakan bahwa mahasiswa telah mengerti bahwa sifat boros
dan berlebihan tidaklah baik.
4.2.2 Variabel Tabzir (X2)
Pertanyaan dibawah menggambarkan adanya deteksi kebiasaan konsumsi
yang mubazir atau tabzir (X2) dan pengaruhnya terhadap konsumsi makanan halal
mahasiswa. Pertanyaan yang diajukan adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 2 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Tabzir
Pertanyaan
STS
(1)
ST
(2) R (3)
SS
(4)
SS
(5)
Rata-
Rata
% % % % % 1-5
Pada saat makan, apakah
Anda selalu
menghabiskan makanan
Anda?
0% 1% 12% 38% 49% 4,35
Apakah anda merasa
sedih/ gelisah saat tidak
menghabiskan makanan?
2% 16% 21% 29% 32% 3,73
56
Apakah tidak pernah
terdapat makanan yang
kadaluarsa pada stok
makanan yang Anda
beli?
12% 20% 22% 27% 19% 3,21
Apakah Anda tidak
pernah membeli
makanan pada saat sudah
kenyang?
6% 13% 29% 34% 18% 3,45
Apakah Anda secara
rutin bersedekah? 0% 9% 48% 36% 7% 3,41
rata- rata skor
3,63
Sumber: Hasil Olah Data Peneliti
Pada variabel tabzir (X2) yang berarti mubazir, memiliki rata-rata skor 3,63 dari
lima butir pertanyaan yang berarti responden telah cukup memahami konsumsi
makanan dan terkategori tinggi dengan tidak mubazir terhadap makanan yang
dikonsumsi, ayat al isra ayat 27, yang mengatakan bahwa pemboros adalah teman dari
setan sehingga sangat bijak apabila responden telah memahami prinsip tersebut.
Pada lima pertanyaan diatas, yang memiliki skor paling tinggi adalah
pertanyaan tabzir yang pertama yaitu mengenai apakah responden selalu
menghabiskan makanannya, mmiliki rata-rata skor 4,35 yang menyatakan bahwa
responden telah mengerti baik dalam menangani perilaku tabzir.
57
4.2.3 Variabel Maslahah (X3)
Tabel 4. 3 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Maslahah
Sumber: Hasil Olah Data Peneliti
Hasil pada rata-rata skor variabel maslahah (X3) ialah 3,7 dari lima butir
pertanyaan yang menunjukkan bahwa prinsip konsumsi responden telah cukup sesuai
dan terkategori tinggi dengan prinsip Islam, dengan rata-rata skor paling tingg yaitu
pertanyaan pertama dengan isi apakah responden berdoa sebelum mengonsumsi
makanan, dan rata-rata skornya adalah 4,1 yang menunjukkan bahwa responden telah
cukup menjalankan prinsip konsumsi yang sesuai dengan perintah agama Islam, seperti
Pertanyaan
STS
(1)
ST
(2) R (3)
SS
(4)
SS
(5)
Rata-
Rata
% % % % % 1-5
Apakah Anda berdoa
sebelum dan setelah
mengonsumsi
makanan?
1% 6% 16% 36% 41% 4,1
Apakah Anda sudah
mengonsumsi
makanan sesuai
dengan kebutuhan
tubuh Anda?
0% 10% 31% 47% 12% 3,61
Apakah Anda
memperhatikan
keberkahan pada
konsumsi makanan
Anda sehari-hari?
3% 9% 25% 38% 25% 3,73
Apakah Anda
memperhatikan
manfaat dari
konsumsi makanan
Anda sehari-hari?
1% 7% 29% 43% 20% 3,74
Apakah Anda
memperhatikan
pahala yang akan
didapatkan dari
konsumsi makanan
Anda sehari-hari?
4% 19% 31% 33% 13% 3,32
Rata-Rata Skor
3,7
58
pada surat Al Mu’minun ayat 51 yang memiliki isi bahwa kita diperintahkan untuk
memakan makanan yang baik dan berbuat amal saleh, dengan berdoa sebelum makan
menandakan responden berbuat amal soleh sebelum mengnsumsi makanan dan berdoa
agar makanan yang dikonsumsi ialah makanan yang baik.
4.2.4 Variabel Tingkat Kepuasan (X4)
Tabel 4. 4 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Tingkat Kepuasan
Pertanyaan STS (1)
ST
(2) R (3)
SS
(4)
SS
(5)
Rata-
Rata
% % % % % 1-5
Apakah Anda
mengonsumsi makanan
untuk memenuhi
kebutuhan tubuh Anda
dibanding keinginan
semata?
2% 12% 26% 38% 22% 3,66
Apakah Anda TIDAK
merasa lebih puas
dengan mengonsumsi
makanan dalam jumlah
banyak?
8% 20% 37% 23% 12% 3,11
Apakah Anda
merasakan penyesalan
dengan mengonsumsi
makanan dengan rasa
yang lebih enak
walaupun kurang
sehat?
10% 13% 38% 27% 12% 3,18
Apakah Anda merasa
berkurangnya kepuasan
dengan mengonsumsi
jenis makanan yang
sama dalam jumlah
banyak?
5% 8% 32% 42% 13% 3,5
Rata-Rata Skor
3,3625
Sumber: Hasil Olah Data Peneliti
Pada variabel tingkat kepuasan (X4), dengan rata-rata skor responden 3,3625
dapat dikatakan bahwa responden sudah cukup dan terkategori sedang karena telah
dapat mengaplikasikan prinsip konsumsi Islam yaitu mendahulukan kebutuhan
59
dibanding keinginan, keinginan yang dapat meningkatkan tingkat kepuasan, namun
pada titik tertentu kepuasan akan menurun dan manusia tidak memiliki batas dalam
keinginannya, sehingga dalam agama Islam, diajarkan untuk senantiasa mendahulukan
kebutuhan dibanding keinginan. Tingkat kepuasan sendiri berasal dari teori ekonomi
konvensional sehingga kebiasaan mengikuti keinginan untuk mencapai kepuasan telah
menjadi kebiasaan manusia, namun dengan prinsip konsumsi Islam yang melarang sifat
boros, mubazir dan berlebihan, juga dengan prinsip maslahah menjadikan tolak ukur
bagi muslim untuk dapat lebih memprioritaskan kebutuhan dibanding keinginan.
Hasil dari olahan data mengenai variabel tingkat kepuasan memiliki empat
pertanyaan untuk responden dan pertanyaan pertama dengan bahasan apakah
responden lebih mendahulukan konsumsi kebutuhan dibanding keinginan memiliki
rata-rata skor paling besar diantara pertanyaan lainnya, yaitu sebesar 3,66.
4.2.5 Variabel Pemasukan (X5)
Tabel 4. 5 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pemasukan
Sumber: Hasil Olah Data Peneliti
Pertanyaan
STS
(1)
ST
(2) R (3)
SS
(4)
SS
(5)
Rata-
Rata
% % % % % 1-5
Apakah Anda dapat
menyesuaikan pemasukan
Anda dengan konsumsi
makanan Anda sehari-hari?
1% 4% 17% 49% 29% 4,01
Apakah Anda lebih memilih
mengonsumsi makanan
dibanding kebutuhan Anda
lainnya?
1% 3% 35% 45% 16% 3,72
Apakah Anda merasa
pemasukan Anda dapat
mencukupi kebutuhan
konsumsi makanan Anda?
0% 2% 17% 53% 28% 4,07
rata-rata skor 3,933333
60
Variabel pemasukan (X5) memiliki tiga komponen pertanyaan, dengan rata-rata
3,93, variabel ini adalah variabel bebas dengan rata-rata skor terbesar diantara lainnya
yang berarti terkategori tinggi, responden dapat dinyatakan telah memahami prinsip
konsumsi Islam melalui manajemen keuangan yang baik. Pertanyaan dengan rata-rata
skor tertinggi adalah pertanyaan terakhir, yaitu apakah responden merasa
pemasukannya cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi responden, dengan rata-
rata skor 4,07.
4.2.6 Variabel Keputusan Konsumsi Makanan Halal (Y)
Pada variabel terikat ini, yaitu variabel konsumsi makanan halal (Y), peneliti
mengajukan enam butir pertanyaan yang berhubungan dengan keputusan konsumsi
makanan halal responden, berikut hasil olahan data pada variabel ini:
Tabel 4. 6 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Keputusan Konsumsi Makanan Halal
Pertanyaan
STS
(1)
ST
(2) R (3)
SS
(4)
SS
(5)
Rata-
Rata
% % % % % 1-5
Apakah Anda menyadari konsumsi
makanan halal perlu sesuai dengan
prinsip Islam?
1% 1% 6% 21% 71% 4,6
Apakah Anda merasa konsumsi
makanan sesuai dengan prinsip Islam
adalah kebutuhan?
1% 1% 7% 34% 57% 4,45
Apakah Anda memperhatikan proses
pembuatan makanan yang anda
konsumsi sudah sesuai dengan prinsip
Islam?
2% 11% 31% 41% 15% 3,56
Apakah Anda merasa lebih aman
dengan mengonsumsi makanan sesuai
dengan prinsip Islam?
0% 1% 6% 22% 71% 4,63
Apakah Anda telah menerapkan
konsumsi makanan dengan prinsip
Islam?
1% 2% 24% 50% 23% 3,92
Apakah Anda akan menerapkan
konsumsi makanan dengan prinsip
Islam kepada lingkungan Anda?
1% 2% 19% 41% 37% 4,11
61
Rata-Rata Skor 4,211667
Sumber: Hasil Olah Data Peneliti
Hasil olah data pada kuisioner responden terhadap variabel dependen dan
hubungannya dengan prinsip konsumsi dalam Islam memiliki rata-rata skor 4,212 yang
memiliki arti bahwa responden telah memahami dengan baik dan terkategori sangat
tinggi dalam memahami dan mengaplikasikan prinsip konsumsi makanan dalam Islam.
Pentingnya memahami prinsip konsumsi makanan dalam Islam telah dinyatakan dalam
beberapa peringatan dalam Al Quran maupun Hadist melalui Rasulullah SAW.
Pertanyaan pada variabel ini yang memiliki nilai tertinggi ialah yang berisi mengenai
responden merasa lebih aman dengan mengonsumsi makanan sesuai dengan prinsip
Islam sebesar 4,63. maka dari itu dapat disimpulkan bahwa responden telah memahami
dan mengonsumsi makanan sesuai dengan prinsip Islam.
4.3 Hasil Analisis Data
4.3.1 Analisis Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan tahap awal yang digunakan sebagai syarat agar
dapat melakukan uji berikutnya, uji ini dilakukan agar nilai pada regresi linear
berganda, data memiliki hasil yang baik, konsisten dan tidak bias, maka dari itu, uji
asumsi klasik yang dilakukan ada empat uji, yaitu:
a) Uji Normalitas
62
Uji normalitas yang dilakukan menggunakan uji Kolmogrof-smirnov yang
bertujuan untuk mengetahui apakah dalam regresi telah terdapat distribusi data yang
normal atau tidak normal.
63
Tabel 4. 7 Hasil uji Kolmogrof-smirnov
Unstandarized Residual
N 100
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,183
Sumber: Hasil Olah Data Peneliti
Kriteria pada uji kolmogrov-smirnov terdapat pada perbandingan hasil Asymp.
Sig. Dengan tingkat signifikansi yaitu 0,05 karena dapat menggambarkan data telah
berdistribusi normal atau tidak. Pada uji diatas, Asymp. Sig adalah 0,183 yang berarti
lebih besar dari 0,05 sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal.
b) Uji Multikolineritas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui adakah data yang memiliki
gejala multikoleniaritas, dalam uji ini, dapat dilakukan analisa terhadap nilai VIF
(Variance Inflation Factor) dan nilai toleransi. Kriterianya adalah apabila hasil olahan
memnggambarkan nilai VIF dibawah 10 dan toleransi lebih dari 0,1.
Tabel 4. 8 Hasil uji Multikoleniaritas
Variabel Toleransi VIF
Isyraf 0,869 1,150
Tabzir 0,792 1,263
Maslahah 0,860 1,163
Tingkat Kepuasan 0,839 1,192
Pemasukan 0,829 1,206
Sumber: Hasil Olah Data Peneliti
Dari data diatas, dapat disimpulkan hasil olahan tidak terdapat multikoleniaritas
karena semua nilai toleransi diatas 0,1 dan juga pada semua nilai VIF dibawah 10
seperti tertera pada tabel.
64
c) Uji Heterokedastisitas
Pada uji ini, analisa yang dilakukan adalah data terdapat heterokedastisitas atau
tidak, yang akan menunjukkan apakah terdapat penyimpangan dari varians terhadap
residualnya. Kriteria pada uji ini adalah dengan melihat tingkat signifikansi setiap
variabel harus lebih dari 0,05. Apabila signifikansi pada olah data kurang dari 0,05,
maka data dikatakan terdapat gejala heterokedastisitas pada data.
Tabel 4. 9 Hasil uji Heterokedastisitas
Variabel Signifikansi
Isyraf (X1) 0,199
Tabzir (X2) 0,689
Maslahah (X3) 0,107
Tingkat Kepuasan (X4) 0,593
Pemasukan (X5) 0,113
Sumber: Hasil Olah Data Peneliti
Dengan hasil signifikansi seperti pada tabel, menggambarkan bahwa variabel
dependen semuanya tidak terjadi masalah heterokedastisitas, karena signifikansi
masing-masing variabel diatas 0,05.
4.3.2 Analisis Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana
keadaan variabel dependen, naik maupun turunnya (Sugiyono, 2013). Hasil analisis
regresi linear berganda dengan SPSS pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel
berikut:
65
Tabel 4. 10 tabel hasil analisis linear berganda
5 Model
Unstandardized Coefficients
B Std. Error
(Constant) 13,401 2,762
Isyraf ,261 ,152
Tabzir -,008 ,126
Maslahah ,267 ,088
tingkat kepuasan ,184 ,125
Pemasukan ,160 ,184
Sumber: Hasil Olah Data Peneliti
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat hasil dari perhitungan regresi linear
Berganda dapat ditulis dalam persamaan sebagai berikut:
Y = 13,401 + 0,261 X1 – 0,008 X2 + 0,267 X3 + 0,184 X4 + 0,160 X5 + e
Adapun arti dari koefisien regresi diatas adalah sebagai berikut:
a. Konstanta = 13,401
Artinya apabila tidak dipengaruhi oleh variabel isyraf, tabzir, maslahah, tingkat
kepuasan dan pemasukan, maka keputusan konsumsi makanan halal mahasiswa
PTN Kota Bandung memiliki nilai sebesar 13,401, ceteris paribus.
b. Koefisien regresi b1 = 0,261
Apabila kebiasaan isyraf (berlebihan) meningkat maka akan meningkatkan
keputusan konsumsi makanan halal mahasiswa PTN Kota Bandung sebesar 0,261,
ceteris paribus.
66
c. Koefisien regresi b2 = –0,008
Apabila kebiasaan tabzir (mubazir) meningkat atau mengalami perubahan positif,
maka keputusan konsumsi makanan halal mahasiswa PTN Kota Bandung justru
akan menurun sebesar 0,008, ceteris paribus.
d. Koefisien regresi b3 = 0,267
Apabila kebiasaan maslahah (manfaat dalam Islam) mahasiswa meningkat atau
mengalamimaka keputusan konsumsi makanan halal mahasiswa PTN Kota
Bandung meningkat sebesar 0,184, ceteris paribus.
e. Koefisien regresi b4 = 0,184
Apabila tingkat kepuasan meningkat atau mengalami perubahan positif, maka
akan menaikkan keputusan konsumsi makanan halal mahasiswa PTN Kota
Bandung sebesar0,184, ceteris paribus.
f. Koefisien regresi b5 = 0,160
Apabila pemasukan meningkat atau mengalami perubahan yang positif, maka
keputusan konsumsi makanan halal mahasiswa PTN Kota Bandung akan naik
sebesar 0,160, ceteris paribus.
67
a. Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat (parsial), kriteria untuk uji t adalah apabila hasil t hitung lebih
besar dari t tabel dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,1, maka terdapat pengaruh
terhadap variabel terikat (Y) begitu pula dengan sebaliknya. t tabel dapat diketahui
dengan rumus berikut:
t tabel = 1,660
Berikut hasil olah data uji t:
Tabel 4. 11 Hasil uji Durbin Wattson
Variabel Signifikansi t hitung Keterangan
Isyraf (X1) 0,089 1,717 Terdapat korelasi
terhadap variabel Y
Tabzir (X2) 0,949 0,64 Tidak terdapat
korelasi terhadap
variabel Y
Maslahah (X3) 0,003 3,047 Terdapat korelasi
terhadap variabel Y
Tingkat Kepuasan
(X4)
0,145 1,469 Tidak terdapat
korelasi terhadap
variabel Y
Pemasukan (X5) 0,388 0,868 Tidak terdapat
korelasi terhadap
variabel Y
Sumber: Hasil Olah Data Peneliti
Dari hasil uji data diatas, menunjukan bahwa yang memiliki pengaruh secara
parsial terhadap variabel terikat adalah variable isyraf (X1) dan variabel maslahah
68
(X3), variabel bebas lainnya tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel
terikat secara parsial. Variabel bebas lainnya, X2, X4 dan X5 tidak menunjukkan
pengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel terikat.
b. Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel bebas secara
keseluruhan terhadap variabel terikat. Hasil uji dapat menggambarkan bahwa variabel
dependen (X) secara simultan memiliki pengaruh terhadap variabel terikat (Y) apabila
memenuhi kriteria F hitung lebih besar dari F tabel dan apabila tingkat signifkansi
kurang dari 0,1, maka variabel dependen dapat dikatakan berpengaruh secara simultan
terhadap variabel terikat. F tabel dapat diketahui dengan menghitung rumus berikut:
F tabel = F(k:n – k)
= 2,31
Tabel 4. 12 Hasil Uji Tabel Anova
Uji F
F hitung 5,253
Signifikansi 0,000
Sumber: Hasil Olah Data Peneliti
Dari hasil uji F, dengan menganalisa tabel anova, terdapat hasil bahwa F hitung
> F tabel dan signifikansi < 0,1 sehingga dapat dinyatakan bahwa seluruh variabel
dependen dalam penelitian ini (Isyraf, Tabzir, Maslahah, Tingkat Kepuasan dan
Pemasukan) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Keputusan
Konsumsi Makanan Halal).
69
c. Uji Korelasi Koefisien
Uji korelasi koefisien dalam penelitian ini dapat menunjukkan jumlah pengaruh
simultan variabel X terhadap variabel Y. Berikut hasil koefisien R2 dari pengujian:
Tabel 4. 13 Hasil Uji Koefisien Korelasi
R R2 Adjusted R2 Std. Error of the Estimate
0,467 0,218 0,177 3,01016
Sumber: Hasil Olah Data Peneliti
Dari hasil uji koefisien R2 diatas, terdapat hasil bahwa terdapat keterkaitan
antara variabel bebas (isyraf, tabzir, maslahah, tingkat kepuasan dan pemasukan)
terhadap variabel terikat (keputusan konsumsi makanan halal) sebesar 21,8% atau
0,218.