38
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
4.1 SEJARAH KPP PRATAMA SURAKARTA
Kantor pelayanan pajak (KPP) Pratama Surakarta yang telah berdiri
sejak lama dengan berbagai nama dan istilah. Sebelum tahun 1996, Kantor
pelayanan pajak (KPP) Pratama Surakarta yang berstatus sebagai Kantor
Dinas Luar Tingkat I (KDL TK. 1) Surakarta dibawah wewenang wilayah
kerja dari kantor inspeksi keuangan Yogyakarta. Pada tahun 1966 karena
jumlah Wajib Pajak dan jumlah penerimaan pajak semakin banyak, Kantor
Dinas Luar Tingkat I (KDL TK. I) Surakarta ditingkatkan menjadi Kantor
Keuangan (KIK) Surakarta yang membawahi diantaranya KDL TK. I
Klaten. Pada akhir tahun 1966 semua istilah Kantor Inspeksi Pajak
Surakarta berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Repulik Indonesia
Nomor 94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994 tentang Organisasi dan
Tata Kerja DJP berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak Surakarta Tipe A
dengan wilayah kerja yang meliputi Kotamadya Surakarta, Kabupaten
Karanganyar, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Sragen.
Pada tahun 2007-2008 terbentuklah Kantor Pelayanan Pajak Pratama di
seluruh Indonesia. Perubahan yang dilakukan diantaranya struktur
organisasi, proses bisnis, teknologi informasi dan komunikasi, sarana dan
prasarana serta manajemen sumber daya manusia. Perbaikan dalam struktur
DJP refleksi pada karakter kantor modern antara lain adanya Account
Representative untuk pelayanan kepada Wajib Pajak, penerapan kode etik
39
pegawai yang diawasi oleh komite kode etik pegawai, dan sistem
penggajian yang lebih baik.
Pembentukan KPP Pratama, menjadi bagian dari program reformasi
birokrasi perpajakan yang sifatnya komprehensif dan telah berjalan sejak
tahun 2002 ditandai dengan terbentuknya Kantor Wilayah dan Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar. Pembentukan KPP pratama lanjutan
dilandasi oleh terbitnya SE-19/PJ/2007 tanggal 13 April 2007 tentang
Persiapan Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern pada Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
KPP pratama merupakan penggabungan dari 3 (tiga) jenis unit kantor
yang berbeda yaitu gabungan dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor
Pelayanan Bumi dan Bangunan (KPPBB) dan Karikpa (Kantor Pemeriksaan
dan Penyidikan Pajak) dengan masing-masing seksi.
Sehubungan dengan adanya reorganisasi di lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak, KPP Surakarta telah berubah nama menjadi Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta. Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Surakarta yang berada di jalan Kyai Haji Agus Salim No. 1 Surakarta
dibentuk berdasarkan keputusan Direktorat Jenderal Pajak Kep-141/PJ/2007
yang ditetapkan tanggal 3 Oktober 2007 tentang Penerapan Organisasi, Tata
Kerja, dan Saat Mulai Beroperasinya Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II,
dan Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan di
lingkungan Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II, Kantor Wilayah DJP
Daerah Istimewa Yogyakarta. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Surakarta
mulai beroperasi tanggal 30 Oktober 2007 dan hingga sampai saat ini KPP
40
Pratama Surakarta telah meliputi wilayah kerja 5 kecamatan, diantaranya:
Laweyan, Jebres, Serengan, Pasar Kliwon, dan Banjarsari.
4.2 STRUKTUR ORGANISASI KPP PRATAMA SURAKARTA
Gambar 4.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Surakarta
41
Tugas masing-masing jabatan, yaitu :
1. Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal
Melaksanakan tugas pelayanan kesekretariatan dan pengendalian
kepatuhan internal yaitu dengan cara mengatur kegiatan tata usaha dan
kepegawaian, keuangan, rumah tangga, perlengkapan serta pengendalian
kepatuhan internal untuk menunjang kelancaran tugas dari Kantor
Pelayanan Pajak.
2. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
Melaksanakan bimbingan kepada semua Wajib Pajak dan
konsultasi teknis perpajakan berdasarkan ketentuan yang berlaku.
3. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, III, IV
Melaksanakan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib
Pajak, menyusun Profil Wajib Pajak, menganalisis kinerja Wajib Pajak,
rekonsialisasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi,
dan melakukan evaluasi dari hasil banding berdasarkan ketentuan yang
berlaku. Dalam setiap seksi pengawasan dan konsultasi, terdapat petugas
Account Representative (AR).
4. Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan
Melaksanakan pengamatan dan pengendalian potensi perpajakan,
melakukan pencarian data dari pihak ketiga yaitu dalam rangka
ekstensifikasi perpajakan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku
serta melaksanakan kegiatan penyuluhan perpajakan.
42
5. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Melaksanakan pengumpulan, pengolahan data, menyajikan
informasi perpajakan, perekaman dokumentasi perpajakan, pelayanan
dukungan, teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-filing
serta melakukan penyiapan laporan kinerja.
6. Seksi Pelayanan
Melaksanakan penetapan dan penerbitan produk hukum
perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan,
penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan, serta penerimaan surat
lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, dan
kerjasama perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku.
7. Seksi Penagihan
Melaksanakan urusan mulai penatausahaan piutang pajak,
penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan
penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen
penagihan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam seksi
penagihan terdapat petugas yaitu Juru Sita Pajak.
8. Seksi Pemeriksaan
Melaksanakan penyusunan terhadap rencana pemeriksaan,
pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran
Surat Perintah, Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan
perpajakan lainnya
9. Kelompok Fungsional Pemeriksa
Melaksanakan kegiatan pemeriksaa pajak
43
4.3 VISI DAN MISI KPP PRATAMA SURAKARTA
4.3.1 Visi KPP Pratama Surakarta
Menjadi kantor pelayanan pajak yang menyelengarakan sistem
administrasi perpajakkan yang dapat dibanggakan.
4.3.2 Misi KPP Pratama Surakarta
Menjadi kantor pelayanan terbaik dan mencapai target yang telah
ditetapkan dengan dukungan teknologi informasi dan sumber daya
manusia yang handal.
4.4 JANJI PELAYANAN KPP PRATAMA SURAKARTA
1. Handal : Memberikan kemampuan terbaik sesuai standar yang telah
ditetapkan institusi.
2. Dapat dipercaya : Dapat memberikan kepercayaan kepada Wajib Pajak
bahwa pelayanan yang diberikan telah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3. Ramah : Memberikan pelayanan dengan ramah melalui Senyum, Salam
dan Sapa.
4. Bebas KKN : Pelayanan diberikan tanpa adanya Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme.
5. Nyaman : Interaksi dan pelayanan menjadi suatu proses yang nyaman
bagi Wajib Pajak.
6. Inovatif : Kreatif dan selalu berusaha untuk menciptakan peluang/cara
baru dalam penyelesaian masalah.
44
4.5 MOTTO DAN MAKLUMAT PELAYANAN KPP PRATAMA
SURAKARTA
4.5.1 MOTTO PELAYANAN
Handarbeni hayuning nagari “Punya rasa memiliki dan tanggung
jawab atas kesejahteraan Negara”.
4.5.2 MAKLUMAT PELAYANAN
“Dengan ini, kami menyatakan sanggup menyelenggarakan
pelayanan sesuai standar pelayanan yang telah ditetapkan dan
apabila tidak menepti janji, kami siap menerima sanksi sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku”.
4.6 LAYANAN-LAYANAN KPP PRATAMA SURAKARTA
4.6.1 Pelayanan Perpajakan
1. Pelayanan Penerimaan Pelaporan Surat Pemberitahuan
(SPT Tahunan)
Wajib Pajak dapat menyampaikan SPT Tahunan-nya secara
langsung di kantor maupun melalui jasa ekspedisi. Penyampaian
SPT secara langsung yaitu dengan datang langsung ke KPP
Pratama Surakarta atau secara online dengan mengakses website
www.pajak.go.id.
Jika SPT Tahunan disampaikan dengan datang langsung,
KPP Pratama Surakarta akan menerima pelaporan SPT Tahunan
tersebut melalui drob box dan melalui tempat pelayanan terpadu
(TPT). Penerimaan SPT Tahunan melalui dropbox yang
45
dilaksanakan sejak 3 bulan sebelum batas waktu penyampaian
SPT Tahunan berakhir sampai dengan batas akhir penyampaian
SPT Tahunan. Diluar waktu yang diberikan, pelaporan SPT
Tahunan diterima melalui TPT. Setelah SPT Tahunan dapat
diterima oleh KPP Pratama, bukti penerimaan SPT Tahunan akan
diterima oleh Wajib Pajak.
2. Pelayanan Penerimaan Pelaporan Surat Pemberitahuan
(SPT) Masa
SPT Masa yang disampaikan Wajib Pajak secara langsung
dapat berbentuk dokumen fisik (kertas) maupun dokumen
elektronik (e-SPT). Penyampaian SPT Masa Wajib Pajak
dilayani di KPP Pratama Surakarta melalui tempat pelayanan
terpadu (TPT). Setelah SPT Masa diterima oleh petugas TPT,
bukti penerimaam surat (BPS) akan diterima oleh Wajib Pajak.
4.6.2 Layanan Unggulan
1. Permohonan Pemindahbukuan (PBK)
Layanan ini diberikan kepada para Wajib Pajak yang akan
memindahbukukan pembayaran pajaknya karena kesalahan
penyetoran. Standar penyelesaian permohonan Pbk adalah 30
(tiga puluh) hari setelah permohonan diterima. Produk dari
layanan ini adalah Bukti Pemindahbukuan (Bukti Pbk).
2. Permohonan Surat Keterangan Fiskal (SKF)
Layanan ini diberikan kepada Wajib Pajak yang memerlukan
Surat Keterangan Fiskal (SKF). Permohonan ini harus dapat
46
diselesaikan paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak
permohonan diterima. Produk layanan ini adalah Surat
Keterangan Fiskal (SKF).
4.6.3 Pelayanan Terkait NPWP
1. Pendaftaran
Layanan ini disediakan kepada calon Wajib Pajak yang akan
mendaftarkan dirinya sebagai Wajib Pajak. Permohonan
pendaftaran sebagai Wajib Pajak harus dapat diselesaikan paling
lambat 1 (satu) hari kerja setelah permohonan diterima. Produk
layanan yaitu berupa kartu NPWP dan Surat Keterangan
Terdaftar (SKT) yang dikirim ke alamat Wajib Pajak melalui
pos.
2. Penghapusan
Wajib Pajak yang sudah tidak lagi memenuhi syarat sebagai
Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan penghapusan
NPWP yang harus diselesaikan paling lama 6 (enam) bulan
sejak permohonan diterima bagi Wajib Pajak Orang Pribadi, dan
paling lama 12 (dua belas) bulan sejak permohonan diterima
bagi Wajib Pajak Badan. Produk akhir dari layanan ini yaitu
Surat keputusan Penghapusan NPWP.
4.6.4 Pelayanan Pengukuhan dan Pencabutan PKP
1. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Merupakan layanan yang diberikan kepada Wajib Pajak
yang memenuhi syarat sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP).
47
Surat Penyelesaian Pengukuhan PKP diterbitkan paling lamabat
hari kerja ke-5 (lima) setelah permohonan diterima.
2. Pencabutan Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Bagi PKP yang sudah tidak lagi memenuhi syarat sebagai
PKP dapat mengajukan permohonan pencabutan PKP.
Permohonan ini sudah harus diselesaikan dalam waktu paling
lama 6 (enam) bulan sejak permohonan diterima. Produk akhir
layanan ini adalah Surat Pencabutan Pengukuhan PKP.
4.6.5 Pelayanan E-Nofa
1. Pelayanan permohonan Kode Aktivasi dan Password E-Nofa
Layanan ini merupakan layanan yang diberikan kepada
PKP yang akan menggunakan nomor seri faktur pajak elektronik.
Layanan ini dapat diselaikan dalam waktu paling lama 3 (tiga)
hari kerja setelah permohonan diterima.
2. Pelayanan Permohonan Nomor Seri Faktur Pajak
KPP menerbitakan surat pemberitahuan Nomor Seri Faktur Pajak
(NSFP) ke PKP yang telah memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Telah memiliki Kode Aktivasi dan Password (Password e-
nota PKP wajib dibawa saat pengajuan NFSP); dan
b. Telah melaporkan SPT Masa PPN untuk 3 (tiga) masa pajak
terakhir yang telah jatuh tempo secara berturut-turut pada
tanggal permintaan disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak.
Surat Pemberitahuan Nomor Seri faktur Pajak diterbitkan pada
hari yang sama sejak permintaan diterima secara lengkap.
48
3. Pelayanan Permohonan Sertifikat Digital Pengusah Kena
Pajak (PKP)
Layanan ini layanan yang diberikan kepada PKP tertentu
yang diwajibkan menggunakan sertifikat digital. Sertifikat
Digital PKP diterbitkan pada hari yang sama sejak permintaan
diterima secara lengkap.
4.7 WILAYAH KERJA
Wilayah kerja pada KPP Pratama Surakarta meliputi kota Surakarta
yang terletak di propinsi Jawa Tengah. Kota Surakarta berada di antara
110º45’15” dan 110º45’35” BT dan antara 7º36’ dan 7º56’ LS. Kota
Surakarta menjadi salah satu kota besar yang berada di Jawa Tengah yang
menunjang kota-kota lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta.
Wilayah kota Surakarta atau lebih dikenal dengan “Kota Solo”
termasuk dataran rendah yaitu dengan ketinggian mencapai ±92 m dari
permukaan laut. Kota Surakarta berbatasan di sebelah utara dengan
Kabupaten Boyolali, Kabupaten Karanganyar sebelah timur, sebelah selatan
dengan Kabupaten Sukoharjo dan di sebelah barat dengan Kabupaten
Sukoharjo. Luas wilayah Kota Surakarta mencapai 44,04 km2
yang terbagi
dalam 5 (lima) kecamatan, diantaranya : Kecamatan Laweyan, Serengan,
Pasar Kliwon, Jebres, dan Banjarsari. Sebagian besar lahan dipakai sebagai
tempat pemukiman sebesar 65%, sedangkan untuk kegiatan ekonomi yang
meliputi kegiatan jasa, perusahaan, dan industri menggunakan luas lahan
kota sebesar 17%.
49
4.8 LATAR BELAKANG E-FILING
Sistem e-filing diciptakan untuk menjawab dan menyikapi
meningkatnya kebutuhan para Wajib Pajak yang berada diseluruh Indonesia
akan tingkat pelayanan Wajib Pajak yang harus semakin baik,
membengkaknya biaya pada pemrosesan laporan pajak, dan keinginan untuk
mengurangi beban proses administrasi laporan pajak menggunakan kertas,
Surat keputusan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak dengan
surat keputusan No. 88 mengenai pelaporan SPT secara elektronik pada
bulan Mei 2004, dan peraturan tersebut telah diganti atau dirubah dengan
peraturan baru yaitu Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-03/PJ/2015
tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan Elektronik.
Tujuan utama dari layanan pelaporan pajak untuk Wajib Pajak
menggunakan sistem e-filing yaitu untuk menyediakan fasilitas pelaporan
SPT Tahunan PPh secara online dan real time melalui elektronik (via
internet) pada halaman (website) DJP Online dengan
address https://djponline.pajak.go.id atau melalui halaman penyedia
layanan SPT elektronik bagi Wajib Pajak, Website penyedia layanan SPT
Elektronik yang telah ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak adalah
www.pajakku.com, www.laporpajak.com, www.spt.co.id, www.online-
pajak.com. Sehingga bagi Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan dapat
melaporkannya dari rumah atau tempat dimana Wajib Pajak bekerja,
sedangkan bagi Wajib Pajak badan dapat melakukan pelaporan dari lokasi
kantor atau usahanya.
50
Solusi dengan adanya sistem e-filing akan dapat membantu mengurangi
biaya dan waktu yang dibutuhkan oleh Wajib Pajak untuk mempersiapkan,
memproses dan melaporkan SPT Tahunan PPh ke Kantor Pajak secara
benar dan tepat waktu. Dan dapat mendukung pihak Kantor Pajak mengenai
percepatan penerimaan laporan SPT Tahunan PPh dan perampingan
kegiatan administrasi, pendataan dengan akurasi data, distribusi dan
pengarsipan terhadap laporan SPT Tahunan PPh.
4.9 PETUNJUK REGISTRASI SISTEM E-FILING
4.9.1 Prosedur Penggunaan E-Filing
1. Pengajuan Permohonan Untuk Mendapatkan E-FIN
Mengajukan permohonan aktivasi EFIN ke Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan
Konsultasi Perpajakan (KP2KP). EFIN atau Electronic Filing
Identification Number adalah nomor identitas yang diterbitkan
oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk Wajib Pajak yang
melakukan transaksi elektronik dengan Direktorat Jenderal
Pajak.
2. Pendaftaran Layanan Pajak Online
Mendaftarkan diri dengan cara membuat akun pada layanan
pajak online, yakni pada halaman DJP Online atau halaman
penyedia layanan SPT elektronik yang telah disediakan oleh
Direktorat Jenderal Pajak atau pihak lain yang telah ditunjuk
oleh Direktur Jenderal Pajak yang digunakan oleh Wajib Pajak
51
untuk melakukan Transaksi Elektronik dengan Direktorat
Jenderal Pajak. Untuk melakukan pendaftaran DJP Online dapat
mengakses pada situs https://djponline.pajak.go.id.
Gambar 4.2 Halaman Utama DJP Online
Pada halaman pendaftaran pengguna DJP online tersebut
Wajib Pajak harus mengisi NPWP, nomor EFIN, dan kode
keamanan untuk “verifikasi”.
Gambar 4.3 Halaman Pertama Pendaftaran Pengguna DJP
Online
Sistem pada halaman tersebut nama Wajib Pajak otomatis
terisi sesuai dengan identitas Wajib Pajak, dan Wajib Pajak
52
dapat mengisi e-mail aktif yang dimiliki dan password yang
diinginkan.
Gambar 4.4 Halaman Kedua Pendaftaran Pengguna DJP Online
Sistem akan secara otomatis mengirimkan identitas
pengguna (NPWP), password, dan link aktivasi melalui e-mail
yang daftarkan.
Gambar 4.5 Aktivasi E-Filing
Setelah Wajib Pajak melakukan aktivasi akun, sistem e-
filing sudah dapat diakses oleh Wajib Pajak untuk
menyampaikan SPT Tahunan PPh-nya.
53
3. Penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi dan Badan
Wajib Pajak yang akan menyampaikan SPT Tahunan PPh
Orang Pribadi dan/atau badan melalui e-filing harus melakukan
login pada halaman DJP online http://djponline.pajak.go.id.
Gambar 4.6 Halaman Login DJP Online
Pada halaman ini terdapat menu DJP Online, menu e-filing,
menu e-Billing, dan menu e-Tracking untuk menyampaikan
SPT. Untuk masuk ke halaman e-filing, Wajib Pajak memilih
menu e-filing. Pada halaman ini terdapat menu perintah “buat
SPT” untuk memulai menyampaikan SPT Tahunan PPh Orang
pribadi dan/atau Badan. Jenis formulir yang dapat disampaikan
melalui sistem e-filing adalah SPT Tahunan PPh OP yaitu 1770,
1770-S dan 1770-SS. Dan jenis formulir SPT Tahunan PPh
Badan yaitu 1771.
Gambar 4.7 Halaman Utama E-Filing
54
a. Penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi (OP)
Formulir 1770 S dan 1770 SS
Pada halaman formulir SPT, sistem memberikan
pertanyaan kepada Wajib Pajak untuk menentukan jenis
formulir yang sesuai dengan profil Wajib Pajak untuk
menyampaikan SPT.
Gambar 4.8 Halaman Formulir SPT 1770 S dan 1770 SS
Pada halaman ini terdapat fitur SPT 1770 S dengan
formulir dan SPT 1770 S dengan panduan, pada fitur SPT
1770 S dengan formulir jika Wajib Pajak akan mengisi
formulir SPT biasa tanpa panduan dan pada fitur SPT 1770 S
dengan panduan jika Wajib Pajak akan mengisi SPT dengan
panduan sistem.
Gambar 4.9 Halaman Pemilihan Fitur
55
Wajib Pajak dapat mengisi seluruh formulir atau
pertanyaan panduan hingga sampai pada halaman terakhir,
untuk Wajib Pajak yang akan mengirim SPT-nya, sistem ini
memberikan fitur untuk dapat mengambil kode verifikasi
dengan mengeklik link [di sini].
Kode tersebut secara otomatis akan masuk ke e-mail
Wajib Pajak, dan sistem dapat menyimpan SPT yang telah
diisi, Wajib Pajak dapat melakukannya dengan klik tombol
selesai dan proses isi SPT melalui e-filing selesai ketika
Wajib Pajak mengirimkan SPT-nya. Dan Wajib Pajak akan
menerima Bukti Penerimaan Elektronik ke e-mail Wajib
Pajak.
Gambar 4.10 Halaman Pengisian SPT
56
b. Penyampaian SPT Tahunan PPh OP Formulir 1770 dan
SPT Tahunan PPh Badan Formulir 1771
Penyampaian SPT Tahunan PPh OP Formulir 1770 dan
SPT Tahunan PPh Badan Formulir 1771 dengan sitem e-
filling yaitu dengan meng-upload laporan keuangan tahunan
dalam bentuk PDF file dan CSV file yang telah dibuat
sebelumnya pada aplikasi e-SPT.
Gambar 4.11 Halaman Formulir SPT 1770 OP dan
SPT 1771 Badan
Pada halaman upload SPT Tahunan, sistem ini terdapat 2
(dua) fitur , yaitu : “Browe File CSV” dan “Browse File
PDF”.
Gambar 4.12 Halaman Uploud SPT Tahunan
57
Sistem ini terdapat fasilitas kode verifikasi yang
dikirimkan melalui e-mail Wajib Pajak untuk pengiriman
SPT.
Gambar 4.13 Halaman Kirim SPT
Wajib Pajak yang telah mengirimkan SPT, sistem akan
menuju ke halaman daftar SPT Wajib Pajak dan Wajib Pajak
akan menerima Bukti Penerimaan Elektronik ke e-mail Wajib
Pajak.
Gambar 4.14 Halaman Daftar SPT Wajib Pajak
58
4.10 KEUNTUNGAN E-FILING
Ada 7 (tujuh) keuntungan menggunakan layanan e-filing, diantaranya :
1. Penyampaian melalui e-filing dalam melaporkan SPT Tahunan PPh
dapat dilakukan secara cepat, aman, dan kapan saja (24x7);
2. Tidak dikenakan biaya apapun pada saat pelaporan SPT Tahunan PPh;
3. Penghitungan otomatis dilakukan secara tepat oleh sistem komputer;
4. Pengisian SPT dalam bentuk wizar sehingga memudahan dalam
pengisian SPT Tahunan PPh;
5. Terdapat validasi sehingga data yang disampaikan Wajib Pajak melalui
sistem selalu lengkap;
6. Mengurangi dalam penggunaan kertas; dan
7. Dokumen pelengkap Wajib Pajak tidak perlu dikirim lagi kecuali
diminta oleh pihak KPP Pratama melalui Account Representative (AR).
Dokumen pelengkap tersebut meliputi fotokopi Formulir 1721 A1/A2
atau bukti potong PPh, SSP Lembar ke-3 PPh Pasal 29, Surat Kuasa
Khusus, perhitungan PPh terutang bagi WP Kawin Pisah Harta dan/atau
mempunyai NPWP sendiri, fotokopi Bukti Pembayaran Zakat.