annual report djp 2010-ina.pdf

114
Laporan Tahunan 2010 Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Kementerian Keuangan Republik Indonesia Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Upaya Direktorat Jenderal Pajak dalam reformasi birokrasi dan memenangkan kembali hati masyarakat. Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI NA GA R A DA N ARAKCA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Kementerian Keuangan Republik Indonesia Jl. Jenderal Gatot Subroto No. 40-42 Jakarta Selatan 12190 Telepon : (021) 5250208, 5251609, 5262880 Faksimile : (021) 5251245 Call Center/Kring Pajak : (021)500200 e-mail : [email protected] Kantor Pusat www.pajak.go.id NA GA R A DA N ARAKCA

Upload: vubao

Post on 09-Dec-2016

281 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

Laporan Tahunan 2010

Laporan Tahunan 2010

DIREKTORAT JENDERAL PAJAKKementerian Keuangan Republik Indonesia

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Direktorat Jenderal Pajak

Upaya Direktorat Jenderal Pajak dalam reformasi birokrasi dan memenangkan kembali hati masyarakat.

Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

NAGARA DANA RAKCA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAKKementerian Keuangan Republik Indonesia

Jl. Jenderal Gatot Subroto No. 40-42 Jakarta Selatan 12190

Telepon : (021) 5250208, 5251609, 5262880Faksimile : (021) 5251245

Call Center/Kring Pajak : (021)500200e-mail : [email protected]

Kantor Pusat

www.pajak.go.id

NAGARA DANA RAKCA

Page 2: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

1

Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Sebagai institusi pemerintah yang bertugas menghimpun dana masyarakat untuk penyelenggaraan negara, DJP terus melanjutkan reformasi birokrasi yang merupakan langkah PasTI dalam mengemban kepercayaan masyarakat.

Page 3: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

2

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Menjadi institusi pemerintah yang

menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan

modern yang efektif, efisien, dan dipercaya

masyarakat dengan integritas dan profesionalisme

yang tinggi.

Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan

undang-undang perpajakan yang mampu

mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem

administrasi perpajakan yang efektif dan efisien.

VISI

MISI

NILAIProfesionalisme

Memiliki kompetensi di bidang profesi dan menjalankan tugas dan pekerjaan sesuai dengan kompetensi,

kewenangan, serta norma-norma profesi, etika dan sosial.

Integritas

Menjalankan tugas dan pekerjaan dengan selalu memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral,

yang diterjemahkan dengan bertindak jujur, konsisten, dan menepati janji.

Page 4: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

3

Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Teamwork

Memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan orang/pihak lain, serta membangun network untuk

menunjang tugas dan pekerjaan.

Inovasi

Memiliki pemikiran yang bersifat terobosan dan/atau alternatif pemecahan masalah yang kreatif, dengan

memerhatikan aturan dan norma yang berlaku.

Page 5: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

4

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Sambutan Direktur Jenderal Pajak

Pada tahun 2010 DJP meluncurkan

program perbaikan jangka pendek

(crash program) yang difokuskan pada

9 bidang yang sifatnya prioritas.

Mochamad Tjiptardjo Direktur Jenderal Pajak

Page 6: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

5

Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga DJP dapat menjalankan tugas mengamankan penerimaan negara di tahun 2010. Penerimaan pajak yang berhasil dikumpulkan DJP pada tahun 2010 mencapai Rp569,02 triliun atau 93,88% dari target APBN-P, dan tumbuh sebesar 15,07% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Hasil tersebut cukup baik mengingat pada tahun yang sama DJP menghadapi tiga masalah utama yaitu menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat sebagai akibat mencuatnya pemberitaan kasus-kasus penyalahgunaan wewenang oleh oknum pegawai DJP, masih rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak, dan menurunnya motivasi pegawai.

Terkait dengan permasalahan tersebut di atas, khususnya untuk mengatasi masalah menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat dan motivasi pegawai, pada tahun 2010 DJP meluncurkan program perbaikan jangka pendek dan jangka menengah (crash program) yang difokuskan pada 9 bidang yang sifatnya prioritas, yaitu (1) tata nilai dan budaya kerja, (2) pemeriksaan, (3) keberatan, (4) banding, (5) ekstensifikasi, (6) pengawasan kepatuhan, (7) sumber daya manusia, (8) teknologi informasi dan komunikasi, serta (9) organisasi.

Sejalan dengan pelaksanaan crash program di atas, pada tahun 2010 DJP menjalankan program internalisasi tata nilai dan budaya kerja yang diberi tajuk “DJP Maju, PasTI!”. Program tersebut merupakan program pembangkitan motivasi dan penguatan integritas pegawai dengan menjadikan nilai-nilai DJP sebagai pedoman perilaku. Nilai-nilai DJP, yaitu Profesionalisme, Integritas, Teamwork, dan Inovasi, atau disingkat menjadi PasTI, merupakan inti dari budaya yang dikembangkan DJP.

Kegiatan penting lainnya yang dilaksanakan oleh DJP pada tahun 2010 yaitu berperan aktif dalam rangka pengalihan PBB perdesaan dan perkotaan dan BPHTB kepada pemerintah daerah, serta dimulainya pelaksanaan kebijakan VAT Refund for Tourist, yaitu pelayanan pengembalian PPN yang telah dibayar atas barang bawaan yang dibawa keluar negeri untuk orang pribadi pemegang paspor luar negeri. Pelaksanaan VAT Refund for Tourist dimulai pada tanggal 1 April 2010 seiring berlakunya Undang-Undang PPN dan PPnBM Nomor 42 Tahun 2009.

Di tahun 2010, DJP melakukan ekstensifikasi berupa penambahan wajib pajak terdaftar yang cukup signifikan mencapai 3.201.014 wajib pajak, terdiri dari 3.019.396 wajib pajak orang pribadi, 151.771 wajib pajak badan, dan 29.847 wajib pajak bendahara. Penambahan ini diharapkan dapat meletakkan fondasi perpajakan di masa mendatang.

Peran serta aktif DJP dalam komunitas perpajakan internasional dilakukan dengan mengikuti beberapa kegiatan yang berskala internasional antara lain yaitu melakukan pembentukan perjanjian pertukaran informasi perpajakan/tax information exchange agreement (TIEA) di London, serta mengikuti the Sixth Meeting of the OECD FTA di Istanbul, OECD Global Forum on Development di Paris, dan Global Forum Meeting on Tranparency and Exchange of Information for Tax Purpose di Singapura.

Untuk Indonesia yang lebih baik, di tahun yang akan datang DJP optimis mampu mengemban amanah menghimpun penerimaan pajak negara, melewati tantangan dan rintangan yang mendera, serta berusaha merebut kembali kepercayaan masyarakat.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Direktur Jenderal Pajak

Mochamad Tjiptardjo

Page 7: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

6

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Pimpinan DJPProfil Direktur Jenderal, Sekretaris Direktorat Jenderal, Direktur, dan Tenaga Pengkaji

Mochamad TjiptardjoDirektur Jenderal Pajak

Djonifar Abdul Fatah Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak

Otto Endy PanjaitanDirektur Pemeriksaan dan Penagihan

Suryo Utomo Direktur Peraturan Perpajakan I

Pontas PanePlt. Direktur Intelijen dan Penyidikan

Achmad Sjarifuddin AlsahDirektur Peraturan Perpajakan I I

HartoyoDirektur Ekstensifikasi dan Penilaian

Page 8: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

7

Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Mochamad TjiptardjoDirektur Jenderal PajakMenjabat Direktur Jenderal Pajak sejak 28 Juli 2009. Gelar Sarjana Ilmu Keuangan Jurusan Pajak Umum diperolehnya dari Institut Ilmu Keuangan pada tahun 1979 dan gelar Master of Arts in Economic diperolehnya dari Williams College Massachussets, Amerika Serikat pada tahun 1984.

Djonifar Abdul Fatah Sekretaris Direktorat Jenderal PajakMenjabat Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak sejak 28 April 2009. Gelar Sarjana Ilmu Keuangan Jurusan Pajak Umum diperolehnya dari Institut Ilmu Keuangan pada tahun 1980 dan gelar Master of Arts in Economic diperolehnya dari Vanderbilt University, Amerika Serikat, pada tahun 1984.

Suryo UtomoDirektur Peraturan Perpajakan IMenjabat Direktur Peraturan Perpajakan I sejak 6 April 2010. Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi dari Universitas Diponegoro pada tahun 1992 dan gelar Master of Business Taxation dari University of Southern California, Amerika Serikat, pada tahun 1998.

Achmad Sjarifuddin AlsahDirektur Peraturan Perpajakan IIMenjabat Direktur Peraturan Perpajakan II sejak 28 April 2009. Beliau merupakan alumnus Institut Ilmu Keuangan pada tahun 1980, alumnus University of Illinois, Amerika Serikat, pada tahun 1986, dan alumnus University of Bloomington, Amerika Serikat, pada tahun 1992 dengan gelar Doctor of Philosophy in Management.

Otto Endy PanjaitanDirektur Pemeriksaan dan PenagihanMenjabat Direktur Pemeriksaan dan Penagihan sejak 12 Mei 2010. Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi dari Universitas Sumatera Utara pada tahun 1980 dan gelar Master of Business Administration dari Saint Louis University, Amerika Serikat, pada tahun 1989.

Pontas PanePlt. Direktur Intelijen dan PenyidikanMenjabat Plt. Direktur Intelijen dan Penyidikan sejak 9 Oktober 2009. Beliau merupakan alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara pada tahun 1988 dan alumnus Program Magister Manajemen dari Universitas Krisnadwipayana pada tahun 2007.

HartoyoDirektur Ekstensifikasi dan PenilaianMenjabat Direktur Ekstensifikasi dan Penilaian sejak 16 Juni 2008. Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen diperolehnya dari Universitas Mulawarman pada tahun 1982 dan gelar Master of Business Property diperolehnya dari University of South Australia pada tahun 1992.

Page 9: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

8

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Catur Rini WidosariDirektur Keberatan dan BandingMenjabat Direktur Keberatan dan Banding sejak 6 April 2010. Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Sriwijaya Palembang pada tahun 1989 dan gelar Master of Business Taxation dari University of Southern California, Amerika Serikat, pada tahun 1998.

Sumihar Petrus TambunanDirektur Potensi, Kepatuhan dan PenerimaanMenjabat Direktur Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan sejak 28 Desember 2006. Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi diperolehnya dari Universitas Sumatera Utara pada tahun 1978. Kemudian gelar Master of Arts in Economic dan gelar Doctor of Philosophy in Economics diperolehnya dari University of Colorado, Amerika Serikat, masing-masing pada tahun 1984 dan 1987.

Moh. Iqbal AlamsjahDirektur Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan MasyarakatMenjabat Direktur Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat sejak 6 April 2010. Beliau merupakan alumnus Program Diploma IV Keuangan Spesialisasi Akuntan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara pada tahun 1988. Gelar Master of Economics in Public Finance and Tax Policy diraihnya dari Vanderbilt University, Amerika Serikat, pada tahun 1997, dan gelar Doktor Manajemen Bisnis diperolehnya dari Universitas Padjadjaran pada tahun 2007.

Yoyok SatiotomoDirektur Teknologi Informasi PerpajakanMenjabat Direktur Teknologi Informasi Perpajakan sejak 6 April 2010. Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen dari Universitas Krisnadwipayana pada tahun 1986 dan gelar Master of Art in Business and Commerce dari Keio University, Jepang, pada tahun 1999.

Page 10: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

9

Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Wahju Karya TumakakaDirektur Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya AparaturMenjabat Direktur Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur sejak 12 Mei 2010. Beliau merupakan alumnus Program Diploma IV Spesialisasi Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara pada tahun 1987 dan alumnus Master of Public Administration Program Harvard University, Amerika Serikat, pada tahun 1995.

Hario DamarDirektur Transformasi Teknologi Komunikasi dan InformasiMenjabat Direktur Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi sejak 18 Juni 2009. Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen diperolehnya dari Universitas Krisnadwipayana pada tahun 1988 dan gelar Master of Business Administration diperolehnya dari University Of New Brunswick, Kanada, pada tahun 1996. Kemudian Program Doktoral Manajemen Sistem Informasi di Asahi University, Jepang, diselesaikannya pada tahun 2003.

Robert PakpahanDirektur Transformasi Proses BisnisMenjabat Direktur Transformasi Proses Bisnis sejak 28 Desember 2006. Beliau merupakan alumnus Program Diploma IV Keuangan Spesialisasi Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara pada tahun 1987. Gelar Doctor of Philosophy in Economics diperolehnya dari University of North Carolina at Chapel Hill, Amerika Serikat, pada tahun 1998.

Eddy MarlanTenaga Pengkaji Bidang Ekstensifikasi dan Intensifikasi PajakMenjabat Tenaga Pengkaji Bidang Ekstensifikasi dan Intensifikasi Pajak sejak 28 April 2009. Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi diperolehnya dari Universitas Padjadjaran pada tahun 1980 dan gelar Master of Business Administration diperolehnya dari Case Western Reserve University, Amerika Serikat, pada tahun 1989. Kemudian beliau menyelesaikan Program Doktoral Ilmu Akutansi Manajemen di Technology University of the Philippines, Filipina, pada tahun 1999.

Page 11: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

10

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Gusti Nyoman PuteraTenaga Pengkaji Bidang Pelayanan PerpajakanMenjabat Tenaga Pengkaji Bidang Pelayanan Perpajakan sejak 12 Mei 2010. Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi dan gelar Magister Sains diperolehnya dari Universitas Gajah Mada masing-masing pada tahun 1979 dan 1998.

Estu BudiartoTenaga Pengkaji Bidang Pembinaan dan Penertiban Sumber Daya ManusiaMenjabat Tenaga Pengkaji Bidang Pembinaan dan Penertiban Sumber Daya Manusia sejak 6 April 2010. Beliau merupakan alumnus Program Diploma IV Keuangan Spesialisasi Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara pada tahun 1990. Kemudian gelar Master of Business Administration in Finance diperolehnya dari University Of Rochester, Amerika Serikat, pada tahun 1993.

Bambang Tri MuljantoTenaga Pengkaji Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum PerpajakanMenjabat Tenaga Pengkaji Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum Perpajakan sejak 12 Mei 2010. Gelar Sarjana Hukum diperolehnya dari Universitas Indonesia pada tahun 1986 dan gelar Master of Business Administration diperolehnya dari Saint Louis University, Amerika Serikat, pada tahun 1992.

Page 12: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

11

Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Daftar Kepala Kantor Wilayah DJP dan

Kepala Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan

1. Amri Zaman Kepala Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar

2. Riza Noor Karim Kepala Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus

3. Muhammad Haniv Kepala Kantor Wilayah DJP Nanggroe Aceh Darussalam

4. Yusri Natar Nasution Kepala Kantor Wilayah DJP Sumatera Utara I

5. Harta Indra Tarigan Kepala Kantor Wilayah DJP Sumatera Utara II

6. Nirwan Tjipto Kepala Kantor Wilayah DJP Riau dan Kepulauan Riau

7. Peni Hirjanto Kepala Kantor Wilayah DJP Sumatera Barat dan Jambi

8. Pandu Bastari Kepala Kantor Wilayah DJP Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung

9. Rizal Admeidy Kepala Kantor Wilayah DJP Bengkulu dan Lampung

10. Herry Sumardjito Kepala Kantor Wilayah DJP Jakarta Pusat

11. Ichwan Fachruddin Kepala Kantor Wilayah DJP Jakarta Barat

12. Sutrisno Ali Kepala Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan

13. Ramram Brahmana Kepala Kantor Wilayah DJP Jakarta Timur

14. Djalintar Sidjabat Kepala Kantor Wilayah DJP Jakarta Utara

15. Sigit Priadi Pramudito Kepala Kantor Wilayah DJP Banten

16. Dedi Rudaedi Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Barat I

17. Taufieq Herman Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Barat II

18. Sakli Anggoro Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I

19. Dicky Hertanto Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II

20. Djangkung Sudjarwadi Kepala Kantor Wilayah DJP Daerah Istimewa Yogyakarta

21. Suharno Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I

22. Erwin Silitonga Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Timur II

23. Ken Dwijugiasteadi Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Timur III

24. Hubertus Agus Wuryantoro Kepala Kantor Wilayah DJP Kalimantan Barat

25. Agus Hudiyono Kepala Kantor Wilayah DJP Kalimantan Selatan dan Tengah

26. Bambang Is Sutopo Kepala Kantor Wilayah DJP Kalimantan Timur

27. Angin Prayitno Aji Kepala Kantor Wilayah DJP Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara

28. Bambang Basuki Kepala Kantor Wilayah DJP Sulawesi Utara, Tengah, Gorontalo, dan Maluku Utara

29. Zulfikar Thahar Kepala Kantor Wilayah DJP Bali

30. Adjat Djatnika Kepala Kantor Wilayah DJP Nusa Tenggara

31. Singal Sihombing Kepala Kantor Wilayah DJP Papua dan Maluku

32. Kismantoro Petrus Kepala Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan

Page 13: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

12

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Peristiwa Penting 2010 1

Januari Mulai berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang antara lain mengatur pengalihan PBB-Perdesaan dan Perkotaan sebagai Pajak Daerah per tanggal 31 Desember 2013 dan pengalihan BPHTB sebagai Pajak Daerah paling lama satu tahun sejak berlakunya undang-undang dimaksud. Pada tanggal ini juga mulai berlaku penurunan tarif PPh Badan menjadi 25% yang berlaku sejak tahun pajak 2010.

20

Maret Penandatanganan Kontrak Kinerja Kemenkeu - Two antara Direktur Jenderal Pajak dengan seluruh pejabat eselon II di lingkungan DJP yang dilaksanakan di Kantor Pusat DJP, Jakarta.

10-12

Februari Perundingan pembentukan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda antara Indonesia dan Hongkong yang dilaksanakan di Hongkong.

23

Februari Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara DJP dan Kepolisian RI tentang Penegakan Hukum di Bidang Perpajakan.

28

MeiMalam penganugerahan The Best Contact Center 2010 di Hotel Bumi Karsa Jakarta yang diselenggarakan oleh Indonesia Contact Center Association. Kring Pajak 500200 mendapat penghargaan platinum dalam kategori The Best Agent Inbound Contact Center dan penghargaan silver dalam kategori Supervisor Contact Center untuk contact center dengan kapasitas di bawah 100 seat.

20

Mei Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono melantik Agus D.W. Martowardojo sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawati.

22-24

Maret Perundingan pembentukan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda antara Indonesia dan Serbia yang dilaksanakan di Jakarta.

29-31

Maret Perundingan Perjanjian Pertukaran Informasi Perpajakan/Tax Information Exchange Agreement (TIEA) antara Indonesia dengan Jersey, Guernsey, dan Isle of Man yang dilaksanakan di London.

17

Maret Penyampaian SPT Pajak Penghasilan Orang Pribadi Tahun Pajak 2009 oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan jajaran Kabinet Indonesia Bersatu II di Kantor Pusat DJP, Jakarta.

11

MaretMahkamah Konstitusi menolak permohonan uji materiil Undang-Undang Pajak Penghasilan [Pasal 4 ayat (2), Pasal 7 ayat (3), Pasal 14 ayat (1), (7), Pasal 17 ayat (2), huruf a, c, d, Pasal 17 ayat (3), Pasal 17 ayat (7), Pasal 19 ayat (2), Pasal 21 ayat (5), Pasal 22 ayat (1) huruf c, Pasal 22 ayat (2), dan Pasal 25 ayat (8)].

19

Februari Penandatanganan Kontrak Kinerja Kemenkeu - One antara Menteri Keuangan dengan seluruh pejabat eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan yang dilaksanakan di Kementerian Keuangan, Jakarta.

Page 14: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

13

Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

8

Desember Perundingan TIEA antara Indonesia dan Costa Rica yang dilaksanakan di Costa Rica.

10

Desember Perundingan TIEA antara Indonesia dan Cayman Islands yang dilaksanakan di Cayman Islands.

13

Desember Perundingan TIEA antara Indonesia dan Bahamas yang dilaksanakan di Bahamas.

27

September Perundingan TIEA antara Indonesia dan San Marino yang dilaksanakan di San Marino.13

Juli Perundingan pembentukan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda antara Indonesia dan Laos yang dilaksanakan di Laos.

22

Juli Penandatanganan Kontrak Kinerja Kemenkeu - Two yang telah disempurnakan.

16

Juli Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Mahkamah Agung, Komisi Yudisial, dan Kementerian Keuangan tentang Pembinaan dan Pengawasan Hakim Pengadilan Pajak.

18

Agustus Deklarasi pencanangan nilai-nilai organisasi ‘DJP Maju, PasTI-Profesional, Integritas, Teamwork, Inovasi ‘ yang dilaksanakan serentak oleh unit kantor DJP di seluruh Indonesia.

9

Juni Perundingan TIEA antara Indonesia dan Bermuda yang dilaksanakan di Bermuda.

15-17

Desember Perundingan renegosiasi Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda antara Indonesia dan Jepang yang dilaksanakan di Jakarta.

21-23

Desember Perundingan renegosiasi Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda antara Indonesia dan India yang dilaksanakan di Jakarta.

31

Desember Batas akhir pengenaan Fiskal Luar Negeri sesuai amanat Undang-Undang PPh.

Page 15: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

14

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

PROFESIONALISME

mutlak diterapkan

sebagai komitmen

dalam menghimpun

penerimaan negara

Semangat profesionalisme senantiasa

diwujudkan dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat dan

menjadikan bangsa yang mandiri

dalam pembiayaan pembangunan.

Page 16: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

15

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Page 17: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

16

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

.

ORGANISASI

Tugas DJP sesuai amanat Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/

PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan adalah

merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang

perpajakan. Dalam mengemban tugas tersebut, DJP menyelenggarakan

fungsi:

a. perumusan kebijakan di bidang perpajakan;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang perpajakan;

c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perpajakan;

d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perpajakan; dan

e. pelaksanaan administrasi DJP.

Organisasi DJP terbagi atas unit kantor pusat dan unit kantor operasional.

Kantor pusat terdiri atas Sekretariat Direktorat Jenderal, direktorat, dan

jabatan tenaga pengkaji. Unit kantor operasional terdiri atas Kantor Wilayah

DJP (Kanwil DJP), Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan, Penyuluhan,

dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP), dan Pusat Pengolahan Data dan Dokumen

Perpajakan (PPDDP).

Organisasi DJP, dengan jumlah kantor operasional lebih dari 500 unit

dan jumlah pegawai lebih dari 32.000 orang yang tersebar di seluruh

penjuru nusantara, merupakan salah satu organisasi besar yang ada dalam

lingkungan Kementerian Keuangan. Segenap sumber daya yang ada tersebut

diberdayakan untuk melaksanakan pengamanan penerimaan pajak yang

beban setiap tahunnya semakin berat.

Selayang Pandang DJP

Organisasi DJP terbagi atas unit kantor pusat dan unit kantor operasional.

Page 18: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

17

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Page 19: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

18

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Bagan Organisasi DJPDirektorat Jenderal Pajak

Sekretariat Direkorat Jenderal

Pusat Pengolahan Data & Dokumen Perpajakan

Tenaga Pengkaji (TP)• TP Bidang Pelayanan Perpajakan• TP Bidang Ekstensifikasi & Intensifikasi Pajak• TP Bidang Pengawasan & Penegakan Hukum Perpajakan• TP Bidang Pembinaan & Penertiban SDM

Direkorat• Direktorat Peraturan Perpajakan I• Direktorat Peraturan Perpajakan II• Direktorat Pemeriksaan &

Penagihan• Direktorat Intelijen & Penyidikan• Direktorat Ekstensifikasi &

Penilaian• Direktorat Keberatan & Banding• Direktorat Potensi, Kepatuhan, &

Penerimaan• Direktorat Penyuluhan, Pelayanan,

& Hubungan Masyarakat• Direktorat Teknologi lnformasi

Perpajakan • Direktorat Kepatuhan Internal

& Transformasi Sumber Daya Aparatur

• Direktorat Transformasi Teknologi Komunikasi & Informasi

• Direktorat Transformasi Proses Bisnis

Kantor Wilayah (Kanwil) • Kanwil DJP Wajib Pajak Besar • Kanwil DJP Jakarta Khusus • Kanwil DJP Nanggroe Aceh Darussalam • Kanwil DJP Sumatera Utara I • Kanwil DJP Sumatera Utara II • Kanwil DJP Riau & Kepulauan Riau • Kanwil DJP Sumatera Barat & Jambi • Kanwil DJP Sumatera Selatan & Kepulauan

Bangka Belitung• Kanwil DJP Bengkulu & Lampung • Kanwil DJP Jakarta Pusat • Kanwil DJP Jakarta Barat • Kanwil DJP Jakarta Selatan • Kanwil DJP Jakarta Timur • Kanwil DJP Jakarta Utara • Kanwil DJP Banten • Kanwil DJP Jawa Barat l • Kanwil DJP Jawa Barat II • Kanwil DJP Jawa Tengah I • Kanwil DJP Jawa Tengah II • Kanwil DJP Daerah Istimewa Yogyakarta • Kanwil DJP Jawa Timur I • Kanwil DJP Jawa Timur II • Kanwil DJP Jawa Timur III • Kanwil DJP Kalimantan Barat • Kanwil DJP Kalimantan Selatan & Tengah • Kanwil DJP Kalimantan Timur • Kanwil DJP Sulawesi Selatan, Barat &

Tenggara • Kanwil DJP Sulawesi Utara, Tengah,

Gorontalo, & Maluku Utara• Kanwil DJP Bali • Kanwil DJP Nusa Tenggara • Kanwil DJP Papua & Maluku

Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)

Page 20: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

19

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Tugas Unit dan Jabatan di Kantor Pusat DJP

Sekretariat Direktorat Jenderal Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada semua unsur di DJP.

Direktorat Peraturan Perpajakan I Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang peraturan KUP, Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, PPN dan PPnBM, serta PTLL, dan PBB dan BPHTB.

Direktorat Peraturan Perpajakan II Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang peraturan PPh, perjanjian dan kerjasama perpajakan internasional, bantuan hukum, pemberian bimbingan dan pelaksanaan bantuan hukum, dan harmonisasi peraturan perpajakan.

Direktorat Pemeriksaan & Penagihan Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pemeriksaan dan penagihan pajak.

Direktorat Intelijen & Penyidikan Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang intelijen dan penyidikan pajak.

Direktorat Ekstensifikasi & Penilaian Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang ekstensifikasi dan penilaian perpajakan.

Direktorat Keberatan & Banding Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang keberatan dan banding.

Direktorat Potensi, Kepatuhan & Penerimaan

Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang potensi, kepatuhan, dan penerimaan.

Direktorat Penyuluhan, Pelayanan & Hubungan Masyarakat

Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penyuluhan, pelayanan dan hubungan masyarakat.

Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan

Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang teknologi informasi perpajakan.

Direktorat Kepatuhan Internal & Transformasi Sumber Daya Aparatur

Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kepatuhan internal dan transformasi sumber daya aparatur.

Direktorat Transformasi Teknologi Komunikasi & Informasi

Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang transformasi teknologi komunikasi dan informasi.

Direktorat Transformasi Proses Bisnis Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang transformasi proses bisnis.

Tenaga Pengkaji Bidang Ekstensifikasi & Intensifikasi Pajak

Mengkaji dan menelaah masalah di bidang ekstensifikasi dan intensifikasi pajak, serta memberikan penalaran pemecahan konsepsional secara keahlian.

Tenaga Pengkaji Bidang Pengawasan & Penegakan Hukum Perpajakan

Mengkaji dan menelaah masalah di bidang pengawasan dan penegakan hukum perpajakan, serta memberikan penalaran pemecahan konsepsional secara keahlian.

Tenaga Pengkaji Bidang Pembinaan & Penertiban Sumber Daya Manusia

Mengkaji dan menelaah masalah di bidang pembinaan dan penertiban sumber daya manusia, serta memberikan penalaran pemecahan konsepsional secara keahlian.

Tenaga Pengkaji Bidang Pelayanan Perpajakan

Mengkaji dan menelaah masalah di bidang pelayanan perpajakan, serta memberikan penalaran pemecahan konsepsional secara keahlian.

Page 21: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

20

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Jenis Jumlah

Kanwil DJP 31

KPP Wajib Pajak Besar 4

KPP Madya 28

KPP Pratama 299

KP2KP 207

PPDDP 1

Jumlah 570

Tugas unit Kanwil DJP adalah melaksanakan koordinasi, bimbingan, pengendalian,

analisis, dan evaluasi atas pelaksanaan tugas KPP, serta penjabaran kebijakan dari

kantor pusat. Unit ini dapat dibedakan atas:

a. Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil DJP Jakarta Khusus yang berlokasi di

Jakarta; dan

b. Kanwil DJP selain Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil DJP Jakarta Khusus

yang lokasinya tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Unit KPP mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan

pengawasan kepada wajib pajak. Unit ini dapat dibedakan berdasarkan segmentasi

wajib pajak yang diadministrasikannya, yaitu:

a. KPP Wajib Pajak Besar, khusus mengadministrasikan wajib pajak besar nasional;

b. KPP Madya, khusus mengadministrasikan wajib pajak besar regional dan wajib

pajak besar khusus yang meliputi badan dan orang asing, penanaman modal

asing, serta perusahaan masuk bursa; dan

c. KPP Pratama, menangani wajib pajak lokasi.

Untuk menjangkau masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil yang tidak

terjangkau oleh KPP maka pelaksanaan pelayanan, penyuluhan, dan konsultasi

perpajakan dilaksanakan oleh unit KP2KP.

Satu-satunya unit pelaksana teknis (UPT) DJP saat ini adalah PPDDP. Unit yang

berlokasi di Jakarta ini mempunyai tugas melaksanakan penerimaan, pemindaian,

perekaman, dan penyimpanan dokumen perpajakan dengan memanfaatkan

teknologi informasi perpajakan.

Page 22: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

21

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Page 23: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

22

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Kinerja

Organisasi modern menuntut adanya tugas dan peranan yang jelas bagi setiap

unit organisasi dan individu dalam mencapai tujuan yang selaras dengan visi

dan misi organisasi. Sejalan dengan hal tersebut, sejak tahun 2007 DJP telah

menerapkan manajemen kinerja berbasis Balanced Scorecard (BSC). Dengan

manajemen kinerja berbasis BSC, kinerja DJP tidak hanya dilihat dari stakeholder

perspective saja, yaitu yang terkait dengan penerimaan pajak, tetapi juga dilihat

dari tiga perspektif lainnya, yaitu customer perspective, internal process perspective,

dan learning and growth perspective. Dari empat perspektif tersebut, ditentukanlah

sasaran-sasaran strategis yang harus dicapai untuk masing-masing perspektif, dan

untuk mengukur keberhasilan capaian masing-masing sasaran strategis tersebut

ditentukan beberapa indikator kinerja yang merupakan indikator kinerja utama

(IKU).

Kinerja DJP dapat dilihat dari empat perspektif yaitu stakeholder perspective, customer perspective, internal process perspective, dan learning and growth perspective.

Page 24: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

23

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

INDIKATOR KINERJA UTAMA

Dalam peta strategi DJP tahun 2010 telah ditetapkan 15 sasaran strategis (SS)

dan 29 IKU beserta targetnya yang merupakan kontrak kinerja antara Menteri

Keuangan dengan Direktur Jenderal Pajak.

Diagram Peta Strategi DJP Tahun 2010

SS-1Penerimaan pajak

negara yang optimal

SS-2Kepercayaan masyarakat

yang tinggi

Terwujudnya masyarakat sadar dan peduli pajak

• Masyarakat• DPR• Pemerintah

Stak

ehol

der

Pers

pect

ive

SS-12Penyempurnaan organisasi

sesuai kebutuhan yang dinamis

SS-13Pengembangan sistem TIK

yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan

SS-14Pengelolaan anggaran yang

optimal dan efisien

SS-15Pembentukan SDM

yang berintegritas dan berkompetensi tinggi

TEKNOLOGI INFORMASIKOMUNIKASI

ORGANISASI ANGGARAN S D M

Lear

ning

&

Gro

wth

Per

spec

tive

SS-6Peningkatan kualitas

pelayanan

SS-8Peningkatan penggalian

potensi berbasis mapping, profil dan benchmark

SS-10Optimalisasi pelaksanaan

penagihanSS-5

Peningkatan efektivitas pembuatan dan penyempurnaan

peraturan di bidang perpajakan

SS-7Peningkatan efektivitas

sosialisasi dan kehumasan

SS-9Peningkatan efektivitas

pemeriksaan

SS-11Peningkatan efektivitas

penyidikan

PELAYANANPERUMUSAN KEBIJAKAN PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM

Inte

rnal

Pro

cess

Per

spec

tive

Cust

omer

Pe

rspe

ctiv

e SS-4Tingkat kepuasan Wajib Pajak yang

tinggi

Wajib Pajak

SS-3Tingkat kepuasan Wajib Pajak yang

tinggi atas pelayanan perpajakan

Page 25: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

24

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Tabel Pencapaian IKU-Kontrak Kinerja DJP Tahun 2010

No. IKU Target Realisasi Capaian

Stakeholder Perspective

1. Persentase pertumbuhan realisasi penerimaan pajak (tanpa PPh Migas) 22,58% 15,07% 66,74%

2. Persentase realisasi penerimaan pajak (termasuk PPh Migas) 100% 94,92% 94,92%

3. Persentase realisasi penerimaan pajak terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) 11,9% 11,3% 94,96%

4. Indeks tingkat kepercayaan masyarakat dari hasil survei 77 66 85,71%

5. Indeks persepsi korupsi untuk DJP dari lembaga survei independen 3,1 N/A -

Customer Perspective

6. Persentase jumlah wajib pajak yang komplain 0,21% 0,0084% 4,01%

7. Persentase jumlah wajib pajak orang pribadi terdaftar terhadap jumlah kepala keluarga 28% 28,19% 100,68%

8. Persentase penyampaian SPT Tahunan PPh 57,50% 58,16% 101,15%

Internal Business Process Perspective

9. Persentase penyelesaian usulan pembuatan dan penyempurnaan Peraturan Pemerintah (PP)dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 100% 105,56% 105,56%

10. Persentase penyelesaian pembuatan dan penyempurnaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak (Perdirjen) 100% 138,71% 138,71%

11. Indeks kepuasan wajib pajak atas pelayanan perpajakan dari hasil survei pada:a. KPP Wajib Pajak Besarb. KPP Madyac. KPP Pratama

787570

78N/A

71

100%-

101,43%

12. Persentase realisasi pelayanan tepat waktu 95% 96,10% 101,16%

13. Indeks kepuasan masyarakat atas sosialisasi perpajakan dan kegiatan kehumasan

70 66 94,29%

14. Persentase realisasi sosialisasi dan kehumasan 100% 128,73% 128,73%

15. Persentase pembuatan mapping 100% 100% 100%

16. Persentase pembuatan profil wajib pajak 100% 100,23% 100,23%

17. Persentase pembuatan benchmark per sektor/subsektor 100% 118,75% 118,75%

18. Persentase realisasi penyelesaian pemeriksaan 75% 132,75% 177,00%

19. Efisiensi pemeriksaan 1:10,61 1:16,54 155,89%

20. Persentase pencairan piutang pajak 20% 27,87% 139,35%

21. Persentase wajib pajak yang menggunakan Pasal 44B Undang-Undang KUP 5% 8,70% 174,00%

22. Persentase hasil penyidikan yang diserahkan ke Kejaksaan 30% 49,25% 164,17%

Learning and Growth Perspective

23. Persentase penyelesaian penyempurnaan organisasi 100% 100% 100%

24. Persentase penyelesaian Standard Operating Procedures (SOP) terhadap SOP yang harus diperbaharui/dibuat

100% 145,38% 145,38%

25. Persentase penyelesaian pembangunan dan pengembangan modul sistem informasi yang dapat dikaitkan dengan rencana strategi DJP

100% 100% 100%

26. Persentase penyerapan DIPA (Daftar Isian Penggunaan Anggaran) 85% 77,26% 90,89%

27. Persentase kesesuaian kompetensi pegawai terhadap kompetensi jabatan 80% 82,28% 102,85%

28. Persentase jam pelatihan pegawai terhadap jam kerja 3,29% 3,31% 100,61%

29. Persentase jumlah pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin berat atau sedang 0,303% 0,192% 63,37%

Page 26: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

25

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Penjelasan atas pencapaian target IKU Kontrak Kinerja DJP tahun 2010 diuraikan

sebagai berikut.

1. Target pertumbuhan realisasi penerimaan tahun 2010 tidak tercapai

disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

a. PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi, mengalami pertumbuhan negatif sebesar

12,31%. Hal ini disebabkan pada tahun sebelumnya terdapat program

Sunset Policy yang memberikan kesempatan kepada wajib pajak untuk

membetulkan SPT Tahunan PPh tahun-tahun sebelumnya yang kurang

dibayar dengan mendapatkan fasilitas bebas dari sanksi administrasi.

Program Sunset Policy tersebut memberikan peningkatan penerimaan PPh

Pasal 25/29 Orang Pribadi pada tahun 2009 secara signifikan;

b. PPh Fiskal Luar Negeri mengalami pertumbuhan negatif sebesar 63,91%,

yang disebabkan adanya pemberlakuan ketentuan bebas fiskal bagi wajib

pajak Orang Pribadi yang telah memiliki NPWP;

c. PPh Pasal 21 hanya tumbuh sebesar 5,97% karena adanya kenaikan

batasan penghasilan tidak kena pajak (PTKP) dari Rp13.200.000 menjadi

Rp15.840.000 dan terdapat perubahan ketentuan perundang-undangan

yang mengakibatkan tidak ada lagi setoran kurang bayar dari SPT Tahunan

PPh Pasal 21 di tahun 2010;

d. PPh Pasal 22 hanya tumbuh sebesar 8,57%, karena tidak tercapainya

penyerapan anggaran tahun 2010 dan menurunnya tingkat produksi rokok

tahun 2010 dari 284 miliar batang rokok menjadi 261 miliar batang rokok;

dan

e. PPh Pasal 23 hanya tumbuh sebesar 1,76%, karena adanya penurunan

tarif PPh Pasal 23 terutama terhadap sewa dan penggunaan harta, serta

penurunan pembagian dividen dari beberapa perusahaan dengan tujuan

untuk ekspansi usaha dan investasi.

2. Target penerimaan pajak tahun 2010 tidak tercapai, hal ini disebabkan oleh

beberapa hal, yaitu:

a. penerimaan PPh Pasal 21 hanya mencapai Rp55,18 triliun atau 89,61% dari

rencana. Hal ini disebabkan karena adanya kenaikan PTKP dan terdapat

perubahan ketentuan perundang-undangan yang mengakibatkan tidak

ada lagi setoran kurang bayar dari SPT Tahunan PPh Pasal 21 di tahun 2010;

b. penerimaan PPh Pasal 22 hanya mencapai mencapai Rp4,74 triliun

atau 87,20% dari rencana. Hal ini disebabkan karena tidak tercapainya

penyerapan anggaran tahun 2010 dan menurunnya tingkat produksi rokok

tahun 2010;

c. penerimaan PPh Pasal 23 hanya mencapai Rp16,32 triliun atau 81,73%

dari rencana. Hal ini disebabkan karena adanya penurunan tarif PPh Pasal

23 terutama terhadap sewa dan penggunaan harta, serta penurunan

pembagian dividen dari beberapa perusahaan dengan tujuan untuk

ekspansi usaha dan investasi;

d. penerimaan PPh Final hanya mencapai Rp40,12 triliun atau 95,29% dari

rencana. Hal ini disebabkan karena tingkat suku bunga 2010 (6,5%) relatif

lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat suku bunga 2009 (8,75% -

6,75%);

Page 27: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

26

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

e. penerimaan PPh Fiskal Luar Negeri hanya mencapai Rp11,47 miliar atau

28,98% dari rencana. Hal ini disebabkan karena bertambahnya jumlah

kepemilikan NPWP dan berlakunya ketentuan bebas fiskal bagi wajib pajak

orang pribadi yang memiliki NPWP;

f. penerimaan PPN Dalam Negeri hanya mencapai Rp133,84 triliun atau

83,68% dari rencana. Hal ini disebabkan karena tidak tercapainya

penyerapan anggaran tahun 2010;

g. penerimaan PPN Impor hanya mencapai Rp84,16 triliun atau 93,43% dari

rencana. Hal ini antara lain disebabkan karena terjadi penurunan terhadap

kebutuhan bahan baku produksi yang harus diimpor.

3. Target tax ratio adalah sebesar 11,9%, angka ini didapat dari perbandingan

antara rencana penerimaan perpajakan sebesar Rp743,3 triliun dan PDB

menurut APBN-P 2010 sebesar Rp6.246,5 triliun. Sesuai data dari BPS, realisasi

PDB Indonesia 2010 atas dasar harga berlaku mencapai Rp6.422,9 triliun (Berita

Resmi Statistik BPS Nomor .12/02/Th.XIV, 7 Februari 2011), sehingga capaian

penerimaan perpajakan dibandingkan dengan PDB adalah sebesar 11,3%.

4. Capaian indeks hasil survei atas kepercayaan masyarakat terhadap institusi

adalah 66 atau pencapaian 85,71% dari indeks yang ditargetkan. Tingkat

kepercayaan masyarakat mengalami penurunan drastis sebagai akibat adanya

kasus penyalahgunaan wewenang oleh oknum pegawai DJP.

5. Tidak ada indeks persepsi korupsi tahun 2010 yang diterbitkan oleh lembaga

survei independen Transparency International Indonesia (TII) sebagaimana

yang dilaksanakan pada tahun sebelumnya.

6. Jumlah wajib pajak yang mengajukan pengaduan sampai dengan akhir tahun

2010 adalah sebesar 1.341 atau 0,0084% dari jumlah wajib pajak terdaftar awal

tahun 2010, dari target maksimal sebesar 0,21%.

7. Persentase jumlah wajib pajak orang pribadi terdaftar terhadap jumlah kepala

keluarga tahun 2010 adalah sebesar 28,19%, melebihi target yang ditetapkan

sebesar 28%. Jumlah wajib pajak orang pribadi terdaftar sampai dengan

akhir tahun 2010 adalah 16.880.649 dari jumlah kepala keluarga sebanyak

59.882.448. Tercapainya target tersebut dikarenakan:

a. keberhasilan pelaksanaan ekstensifikasi di masing-masing Kanwil DJP/KPP;

b. meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memiliki NPWP seiring dengan

diberlakukannya amandemen UU PPh terkait dengan:

1) penerapan tarif PPh lebih tinggi bagi wajib pajak yang tidak memiliki

NPWP;

2) pembebasan Fiskal Luar Negeri terhadap orang pribadi yang memiliki

NPWP,

c. adanya kewajiban kepemilikan NPWP dalam rangka pengalihan hak atas

tanah dan/atau bangunan;

d. adanya himbauan Menteri Keuangan kepada para pensiunan yang memiliki

penghasilan di atas PTKP untuk memiliki NPWP.

8. Jumlah wajib pajak terdaftar yang wajib menyampaikan SPT Tahunan PPh

tahun 2010 sebanyak 14.101.933. Target penyampaian SPT Tahunan PPh tahun

2010 adalah 57,50% dan realisasinya adalah sebesar 58,16% yang berarti

capaian kinerjanya mencapai 101,15% dari target.

Page 28: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

27

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

9. Jumlah Rancangan PP dan Rancangan PMK yang harus dibuat atau

disempurnakan selama Tahun 2010 adalah 72. Penyelesaian Rancangan PP dan

Rancangan PMK sampai dengan akhir tahun 2010 mencapai 76 atau mencapai

105,56% dari target yang terdiri dari 18 PP dan 58 PMK.

10. Jumlah rancangan Perdirjen yang harus dibuat atau disempurnakan selama

setahun adalah 31, sedangkan jumlah penyelesaian rancangan Perdirjen

sampai dengan akhir tahun 2010 mencapai 43 atau mencapai 138,71% dari

target.

11. Capaian indeks hasil survei terhadap tingkat kepuasan wajib pajak atas

pelayanan perpajakan pada KPP Wajib Pajak Besar adalah 78 atau mencapai

100% dari target dan pada KPP Pratama adalah 71 atau mencapai 101,43% dari

target.

12. Dari sejumlah 3.000.491 permohonan wajib pajak atas 16 layanan unggulan

ditargetkan 95% memenuhi jangka waktu layanan unggulan. Realisasi jumlah

permohonan wajib pajak yang diproses memenuhi jangka waktu layanan

unggulan adalah 96,10% atau mencapai 101,16% dari target.

13. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh lembaga independen (Nielsen)

terhadap tingkat efektivitas sosialisasi dan kehumasan, sebanyak 66%

responden menjadi sadar dan patuh dalam membayar pajak (to be aware and

obey on paying taxes).

14. Realisasi kegiatan sosialisasi dan kehumasan sampai dengan akhir tahun 2010

mencapai 10.298 kegiatan dari target yang ditetapkan sebesar 8.000 kegiatan,

sehingga capaiannya adalah sebesar 128,73%.

15. Sampai dengan akhir tahun 2010 seluruh KPP (331 kantor) sudah menyelesaikan

mapping, sehingga capaiannya adalah sebesar 100%.

16. Target pembuatan profil wajib pajak untuk tahun 2010 adalah 327.868 yaitu

berdasarkan jumlah seluruh wajib pajak untuk KPP Wajib Pajak Besar, KPP

di lingkungan Kanwil Khusus, dan KPP Madya, serta 1000 wajib pajak KPP

Pratama. Sampai dengan akhir tahun 2010 telah diselesaikan 328.638 atau

100,23% dari rencana profil wajib pajak yang harus diselesaikan.

Kojib - Maskot DJP

Page 29: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

28

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

17. Pada tahun 2010 telah dibuat benchmark atas 95 sektor usaha dari target IKU

sebanyak 80 sektor usaha, sehingga capaiannya adalah sebesar 118,75%.

18. Realisasi penyelesaian pemeriksaan tahun 2010 adalah 64.988 laporan

hasil pemeriksaan (LHP) yang terdiri atas pemeriksaan khusus 3.100 LHP,

pemeriksaan rutin 42.307 LHP, dan pemeriksaan tujuan lain 19.581 LHP,

sedangkan target 48.954 LHP sehingga realisasinya adalah 132,75%.

19. Efisiensi pemeriksaan merupakan perbandingan antara biaya audit/

pemeriksaan dengan realisasi penerimaan dari hasil pemeriksaan. Efisiensi

pemeriksaan tahun 2010 sebesar 1:16,54 yang berarti mencapai 155,88% dari

target sebesar 1:10,61. Realisasi penerimaan dari hasil pemeriksaan adalah

sebesar Rp11,33 triliun, sedangkan biaya auditnya adalah Rp685,05 miliar.

20. Realisasi IKU persentase pencairan piutang pajak tahun 2010 adalah 27,87%

atau sebesar 139,35% dari target sebesar 20%. Jumlah pencairan piutang pajak

sampai dengan akhir tahun 2010 adalah Rp22,56 triliun dari target Rp16,40

triliun, sedangkan jumlah piutang pajak awal tahun adalah Rp49,99 triliun.

21. Pada tahun 2010 realisasi wajib pajak yang menggunakan Pasal 44B Undang-

Undang KUP untuk dilakukan penghentian penyidikan dengan melunasi

utang pajak yang kurang dibayar dan ditambah dengan denda sebesar empat

kali jumlah pajak yang kurang dibayar, adalah sebesar 8,70% dari jumlah wajib

pajak yang disidik. Realisasi tersebut berarti mencapai 174% dari target yang

ditentukan.

22. Jumlah penyidikan yang dilaksanakan pada tahun 2010 adalah 67 penyidikan.

Dari jumlah penyidikan tersebut sebanyak 33 berkas atau 49,25% telah

diserahkan ke kejaksaan, dari target 30%. Dengan demikian capaiannya adalah

sebesar 164,17% dari target.

23. Tahun 2010 telah disampaikan empat usulan penyempurnaan organisasi

atau mencapai 100% dari target. Usulan penyempurnaan organisasi tersebut

meliputi:

a. pembentukan KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi;

b. pembentukan KPP Madya Orang Pribadi;

c. pembentukan UPT Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan; dan

d. pembentukan UPT Pusat Layanan Informasi dan Keluhan.

24. Penyelesaian SOP sampai dengan akhir tahun 2010 meliputi 189 SOP, terdiri

dari 85 SOP revisi dan 104 SOP baru. Adapun jumlah tersebut hanya untuk SOP

yang menjadi bisnis inti DJP, tidak termasuk SOP dari kegiatan pendukung.

25. Tahun 2010 DJP teleh menyelesaikan pembangunan dan pengembangan

modul sebanyak 19 buah atau mencapai 100% dari target.

26. Total realisasi anggaran belanja netto dengan tidak memperhitungkan

pemberian imbalan bunga kepada wajib pajak berjumlah Rp2,996 triliun

atau 77,26% dari total pagu anggaran belanja senilai Rp3,878 triliun. Dengan

demikian capaiannya adalah 90,89% dari target yang ditetapkan.

27. Berdasarkan hasil assessment pegawai, sampai dengan tahun 2010 jumlah

pejabat yang memiliki job person match lebih dari 70% mencapai 82,28%,

melebihi target yang ditetapkan sebesar 80%.

Page 30: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

29

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

28. Persentase jam pelatihan pegawai terhadap jam kerja tahun 2010 adalah

3,31%, di mana target yang ditetapkan adalah 3,29%. Karena polarisasi IKU

dimaksud adalah stabilized maka capaian tersebut termasuk dalam kategori

baik.

29. Pada tahun 2010 terdapat 63 pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat

berat maupun sedang berdasarkan PP 30 Tahun 1980 atau 0,192% dari jumlah

pegawai DJP. Hasil tersebut lebih baik dari target yang ditetapkan yaitu sebesar

0,303%.

PENERIMAAN PAJAK

Memasuki tahun 2010, perkembangan perekonomian global dan domestik

mengalami tekanan yang cukup berat. Hal ini dipicu antara lain oleh adanya tren

peningkatan harga minyak internasional yang mendorong naiknya harga-harga

komoditas secara simultan.

Untuk mengantisipasi dampak negatif dari kenaikan harga-harga tersebut,

pemerintah memutuskan untuk melakukan perubahan pada APBN 2010 sejalan

dengan situasi perkembangan perekonomian. Beberapa faktor penting yang

mempengaruhi perubahan tersebut antara lain adalah:

a. pencapaian realisasi tahun 2009;

b. perkembangan ekonomi dunia; dan

c. perubahan asumsi makro 2010, terutama inflasi, nilai tukar rupiah dan harga

minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP).

Tabel Asumsi Indikator Ekonomi Makro Tahun 2010

Asumsi Makro Realisasi 2009Rencana 2010

Realisasi 2010APBN APBN-P

Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,60 5,50 5,80 6,10

Inflasi (%) 2,78 5,00 5,30 6,96

Tingkat Bunga SBI rata-rata 3 bulan (%) 7,60 6,50 6,50 6,57

Nilai Tukar (Rp/US$1) 10.408,00 10.000,00 9.200,00 9.087,00

ICP (US$/barel) 61,60 65,00 80,00 79,39

Lifting (juta barel/hari) 0,952 0,965 0,965 0,95

Setelah dilakukannya perubahan/penyesuaian terhadap APBN 2010 maka target

penerimaan DJP tanpa PPh Migas sebesar Rp606,12 triliun atau mengalami

peningkatan sebesar 22,58% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2009.

Target penerimaan termasuk PPh Migas sebesar Rp661,50 triliun atau meningkat

sebesar 21,48% dari realisasi tahun 2009.

Page 31: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

30

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Untuk dapat merealisasikan target penerimaan pajak tersebut, pemerintah akan

tetap melanjutkan penerapan kebijakan pemberian stimulus fiskal di bidang

perpajakan terutama untuk:

a. meningkatkan daya beli masyarakat;

b. menjaga daya tahan dunia usaha dalam menghadapi krisis global; dan

c. meningkatkan daya saing usaha dan industri.

Realisasi penerimaan pajak neto DJP tanpa PPh Migas tahun 2010 sebesar Rp569,02

triliun tumbuh sebesar Rp74,52 triliun atau 15,07% dibandingkan realisasi

penerimaan pajak tahun 2009 sebesar Rp494,49 triliun. Realisasi tersebut mencapai

93,88% dari rencana APBN-P 2010 sebesar Rp606,12 triliun. Sementara realisasi

penerimaan pajak neto DJP termasuk PPh Migas tahun 2010 sebesar Rp627,89

triliun dengan pertumbuhan sebesar Rp83,36 triliun atau 15,31% dibandingkan

realisasi penerimaan pajak tahun 2009 sebesar Rp544,5 trilun. Realisasi tersebut

mencapai 94,92% dari rencana APBN-P 2010 sebesar Rp661,50 triliun.

Pertumbuhan realisasi penerimaan per jenis pajak dijelaskan sebagai berikut.

a. PPh Nonmigas mencapai Rp297,86 triliun atau tumbuh sebesar Rp30,29 triliun

(11,32%) dibandingkan dengan penerimaan 2009 sebesar Rp267,57 triliun.

b. PPN dan PPnBM mencapai Rp230,58 triliun atau tumbuh sebesar Rp37,51 triliun

(19,43%) dibandingkan dengan penerimaan 2009 sebesar Rp193,07 triliun.

c. PBB mencapai Rp28,58 triliun atau tumbuh sebesar Rp4,31 triliun (17,76%)

dibandingkan dengan penerimaan 2009 sebesar Rp24,27 triliun.

d. BPHTB mencapai Rp8,03 triliun atau tumbuh sebesar Rp1,57 triliun (24,18%)

dibandingkan dengan penerimaan 2009 sebesar Rp6,46 triliun.

e. Pajak Lainnya mencapai Rp3,97 triliun atau tumbuh sebesar Rp0,86 triliun

(27,42%) dibandingkan dengan penerimaan 2009 sebesar Rp3,11 triliun.

700

600

500

400

300

200

100

0

Penerimaan Dengan PPh MigasPenerimaan Tanpa PPh Migas

trili

un ru

piah

494,

49

544,

53

611,

22

658,

25

606,

12

661,

50

Diagram Perbandingan Realisasi Penerimaan Pajak Tahun 2009,

Target Penerimaan Pajak APBN Tahun 2010, dan

Target Penerimaan Pajak APBN-P Tahun 2010

Realisasi 2009 Target APBN 2010 Target APBN-P 2010

Page 32: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

31

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Diagram Perbandingan Realisasi Penerimaan Tahun 2009, Target Penerimaan Tahun 2010, dan Realisasi Tahun 2010 per Jenis Pajak

Target 2010 Realisasi 2010Realisasi 2009

700

600

500

400

300

200

100

0PPh

NonmigasPPN &PPnBM

PBB BPTHB Pajak Lainnya

PPh Migas

trili

un ru

piah

267,

57

193,

07

24,2

7

6,46

3,11 50

,04

306,

84

262,

96

25,3

2

7,16

3,84

55,3

8

297,

86

230,

58

28,5

8

8,03

3,97

58,8

7

700

600

500

400

300

200

100

0

Penerimaan Dengan PPh Migas

Penerimaan Tanpa PPh Migas

trili

un ru

piah

494,

49

544,

53

569,

02

627,

89

Diagram Perbandingan Realisasi Penerimaan DJP Tahun 2009 dan 2010

Realisasi 2009 Realisasi 2010

Diagram Proporsi Penerimaan Per Jenis Pajak Tahun 2010

PPh Nonmigas

PPN & PPnBM

PBB

BPHTB

Pajak Lainnya

PPh Migas

0,63%

9,38%

36,72%

47,44%

4,55%1,28%

Page 33: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

32

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

PRESTASI UNIT KERJA

1. Unit dengan Kinerja Penerimaan Pajak Terbaik

Pada tahun 2010 DJP kembali melakukan penilaian atas kinerja penerimaan yang

dicapai oleh seluruh unit kerja vertikalnya yaitu KPP dan Kanwil. Penilaian atas

kinerja penerimaan tersebut dihitung dari kinerja pertumbuhan penerimaan dan

pencapaian target penerimaan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan

semangat dan motivasi kepada seluruh pegawai DJP dalam usaha untuk

mengamankan target penerimaan pajak yang menjadi tugas masing-masing unit.

Penilaian atas kinerja penerimaan dibagi menjadi tiga bagian yaitu kinerja Kanwil

DJP, kinerja KPP penentu penerimaan, dan kinerja KPP Pratama.

Tabel Kinerja Penerimaan Pajak Tahun 2005 – 2010

Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,60 6,30 6,01 4,55 6,10

Inflasi (%) 6,80 6,60 11,06 2,78 6,96

Rencana Penerimaan Tanpa PPh Migas (triliun Rp)

333,02

395,25 480,88

528,35

606,12

Rencana Penerimaan dengan PPh Migas (triliun Rp)

371,70

432,52 534,53

577,39 661,50

Realisasi Penerimaan Tanpa PPh Migas (triliun Rp) 314,86

382,22 494,08 494,49 569,02

Realisasi Penerimaan dengan PPh Migas (triliun Rp)

358,05

426,23 571,10

544,53

627,89

Surplus (Shortfall) Penerimaan Tanpa PPh Migas (triliun Rp) (18,16) (13,03)

13,20 (33,87) (37,10)

Surplus (Shortfall) Penerimaan dengan PPh Migas (triliun Rp) (13,65) (6,29)

36,57 (32,86) (33,61)

Pertumbuhan dari faktor ekonomi (pertumbuhan alami) (%) 12,78 13,32 17,73 7,45 13,48

Pertumbuhan Penerimaan Tanpa PPh Migas (%) 19,56 21,39 29,27 0,08 15,07

Pertumbuhan Penerimaan dengan PPh Migas (%) 20,01 19,04 33,99 (4,65) 15,31

Peningkatan Kinerja Penerimaan DJP Tanpa PPh Migas (Extra Effort) (%) 6,78 8,08 11,53 (7,37) 1,59

Peningkatan Kinerja Penerimaan DJP dengan PPh Migas (Extra Effort) (%) 7,23 5,73 16,26 (12,11) 1,82

Page 34: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

33

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Tabel Unit dengan Kinerja Penerimaan Pajak Terbaik Tahun 2010

Peringkat Unit Kerja

Kanwil DJP KPP Penentu Penerimaan

KPP Pratama

1 Kanwil DJP Wajib Pajak Besar

KPP Badan Usaha Milik Negara

KPP Pratama Jakarta Setiabudi Dua

2 Kanwil DJP Sumatera Selatan dan Kep. Bangka Belitung

KPP Penanaman Modal Asing Dua

KPP Pratama Medan Belawan

3 Kanwil DJP Kalimantan Barat

KPP Wajib Pajak Besar Dua

KPP Pratama Jakarta Cilandak

4 Kanwil DJP Banten KPP Penanaman Modal Asing Tiga

KPP Pratama Sidoarjo Selatan

5 Kanwil DJP Jakarta Barat KPP Penanaman Modal Asing Empat

KPP Pratama Kayu Agung

6 Kanwil DJP Jawa Barat II KPP Wajib Pajak Besar Satu

KPP Pratama Palembang Ilir Timur

7 Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung

KPP Madya Bekasi KPP Pratama Baturaja

8 Kanwil DJP Jakarta Utara KPP Madya Tangerang KPP Pratama Singosari

9 Kanwil DJP Jawa Tengah I KPP Madya Semarang KPP Pratama Lahat

10 Kanwil DJP Bali KPP Perusahaan Masuk Bursa

KPP Pratama Jakarta Setiabudi Tiga

2. Kantor Pelayanan Percontohan

Kementerian Keuangan setiap tahun menyelenggarakan kegiatan penilaian kinerja

pelayanan publik yang dinamakan Pemilihan Kantor Pelayanan Percontohan.

Kegiatan ini dilaksanakan secara berjenjang, dimulai dari penyeleksian terhadap

kantor-kantor pelayanan di tingkat eselon I kemudian dilanjutkan dengan

pemilihan pemenang Kantor Pelayanan Percontohan tingkat Kementerian

Keuangan.

Penilaian kinerja pelayanan publik dihitung dari beberapa unsur antara lain

sistem dan prosedur, SDM, sarana, dan prasarana kantor. Metode penilaian yang

digunakan meliputi observasi langsung, wawancara terhadap pimpinan dan staf

kantor, pengumpulan data sekunder seperti pengaduan masyarakat, dan survei

melalui penyebaran kuesioner kepada masyarakat/pengguna layanan.

Tabel Unit Pemenang Seleksi KPP Percontohan Tingkat DJP Tahun 2010

Peringkat Unit

1 KPP Madya Sidoarjo

2 KPP Pratama Jakarta Setiabudi Tiga

3 KPP Madya Makassar

4 KPP Pratama Biak

Untuk kegiatan Kantor Pelayanan Percontohan Tahun 2010 tingkat Kementerian

Keuangan, KPP Madya Sidoarjo ditetapkan sebagai pemenang ketiga.

Page 35: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

34

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

PENANAMAN NILAI-NILAI ORGANISASI DAN PEMBANGUNAN BUDAYA DJP

Agar dapat melaksanakan tugas pengumpulan penerimaan pajak secara lebih

optimal, DJP dituntut untuk selalu melakukan perbaikan sehingga dapat

beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi, termasuk untuk meningkatkan

kemampuan dalam mengumpulkan penerimaan pajak. Untuk menjawab

tantangan tersebut, DJP telah meluncurkan dan melaksanakan program Reformasi

Perpajakan yang dimulai pada tahun 2002.

Namun demikian, kasus penyalahgunaan wewenang oleh oknum pegawai DJP

yang terjadi pada tahun 2010, yang diikuti dengan sorotan tajam dari berbagai

pihak, telah menyebabkan runtuhnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap

institusi DJP. Selanjutnya, semangat dan kepercayaan diri pegawai dalam

melaksanakan tugas juga menurun. Hal-hal tersebut, Secara langsung maupun

Kapita Selekta Kegiatan

“DJP Maju, PasTI!” merupakan program pembangkitan motivasi dan penguatan integritas pegawai.

Page 36: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

35

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

tidak langsung, tentu saja dapat mengganggu kinerja DJP dalam mencapai target

penerimaan pajak yang telah ditetapkan.

Menyadari hal tersebut di atas, pada tahun 2010 DJP meluncurkan program

perbaikan jangka pendek (crash program) yang difokuskan pada sembilan bidang

yang sifatnya prioritas, antara lain yaitu perbaikan tata nilai dan budaya kerja

institusi.

Pengembangan budaya DJP yang bersumber dari nilai-nilai organisasi DJP, yaitu

Profesionalisme, Integritas, Teamwork, dan Inovasi (PasTI) menjadi satu hal yang

harus diprioritaskan. Program internalisasi nilai organisasi yang diberi tajuk “DJP

Maju, PasTI!” digulirkan pada tahun 2010. Program tersebut merupakan program

pembangkitan motivasi dan penguatan integritas pegawai dengan menjadikan

nilai-nilai DJP sebagai pedoman perilaku.

Sebagai bagian dalam program tersebut, pada tanggal 18 Agustus 2010,

seluruh pegawai DJP secara serentak telah mendeklarasikan untuk senantiasa

mengamalkan nilai-nilai organisasi dalam setiap pelaksanaan tugas. Program

tersebut merupakan suatu pernyataan kepada publik bahwa pegawai DJP adalah

pegawai yang bermartabat dan akan selalu menjaga martabatnya dengan bekerja

sesuai dengan ketentuan.

Pada tahun 2010 DJP bekerja sama dengan Australia Indonesia Partnership for

Economic Governance (AIPEG) mulai merumuskan grand design dan blueprint

pembangunan budaya DJP. Selain itu, inisiatif penanaman nilai-nilai DJP juga

dilakukan dengan memasukkan materi nilai-nilai DJP pada acara pembekalan

pegawai baru yang masuk ke DJP, dalam setiap pendidikan dan pelatihan, serta

acara-acara lainnya sebagai pengingat bagi para pegawai DJP.

PERAN DJP DALAM PENGALIHAN PBB-PERDESAAN DAN PERKOTAAN DAN

BPHTB

Sesuai ketentuan Pasal 182 angka 1 dan angka 2 Undang-Undang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah (PDRD), Menteri Keuangan bersama-sama dengan Menteri

Dalam Negeri diamanatkan untuk mengatur tahapan persiapan pengalihan PBB-

Perdesaan dan Perkotaan (P2) sebagai Pajak Daerah dalam waktu paling lambat

31 Desember 2013, serta mengatur tahapan persiapan pengalihan BPHTB sebagai

Pajak Daerah dalam waktu paling lama satu tahun sejak berlakunya undang-

undang dimaksud.

Dalam rangka mempersiapkan pengalihan pengelolaan PBB-P2 dan BPHTB ke

pemerintah kabupaten/kota sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang

PDRD maka diterbitkan:

1. Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 186/

PMK.07/2010 dan Nomor 53 Tahun 2010 tanggal 18 Oktober 2010 tentang

Tahapan Persiapan Pengalihan BPHTB; dan

2. Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 213/

PMK.07/2010 dan Nomor 58 Tahun 2010 tanggal 30 November 2010 tentang

Tahapan Persiapan Pengalihan PBB-P2 Sebagai Pajak Daerah.

Page 37: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

36

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Peran DJP dalam proses pengalihan di atas antara lain yaitu:

1. mengoordinasikan penugasan seluruh unit di lingkungannya untuk

melaksanakan persiapan pengalihan PBB-P2 dan BPHTB ke pemerintah daerah,

untuk menjamin pelaksanaan persiapan maupun pengalihan wewenang

pemungutan PBB-P2 dan BPHTB dapat berjalan dengan baik; dan

2. menyusun kompilasi peraturan pelaksanaan, SOP, data piutang, data

pendukung, struktur, tugas, dan fungsi organisasi DJP terkait pemungutan

PBB-P2 dan BPHTB untuk diserahkan ke pemerintah daerah sebagai bahan

acuan dalam menyusun Peraturan Daerah/Peraturan Kepala Daerah terkait

PBB-P2 dan BPHTB.

Selain itu, untuk mendukung proses peralihan BPHTB dan PBB-P2, DJP telah

menyelenggarakan Training of Trainer Pengalihan BPHTB dan PBB-P2 kepada

seluruh Kanwil DJP dan KPP Pratama. Kanwil DJP dan KPP Pratama nantinya

akan bertugas memberikan pelatihan dan sosialisasi kepada pemerintah daerah

setempat. Upaya lain yang dilaksanakan DJP adalah menyiapkan Aplikasi Pembaca

yang digunakan untuk mendukung kegiatan pelayanan BPHTB bagi pemerintah

daerah dan melaksanakan asistensi pelaksanaan pengelolaan BPHTB di pemerintah

daerah.

Page 38: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

37

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

SKEMA PENGEMBALIAN PPN KEPADA ORANG PRIBADI PEMEGANG PASPOR

LUAR NEGERI

Seiring dengan berlakunya Undang-Undang PPN dan PPnBM Nomor 42 Tahun

2009 dan dalam rangka menarik minat turis asing untuk berkunjung dan berbelanja

di Indonesia, pada tanggal 1 April 2010 Indonesia memberlakukan pelayanan

pengembalian PPN yang telah dibayar atas barang bawaan yang dibawa keluar

negeri untuk orang pribadi pemegang paspor luar negeri. Kebijakan ini dikenal

juga dengan nama VAT Refund for Tourists. Barang yang PPN-nya dimintakan

pengembalian harus dibeli dari toko retail yang telah ditunjuk oleh DJP dan nilai

PPN-nya minimal sebesar Rp500.000.

Pada tahap awal, tempat pelayanan VAT Refund for Tourists ditetapkan di 2 bandara

yaitu Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Ngurah Rai, sementara toko retail yang

berpartisipasi berjumlah 5 toko di Jakarta dan 3 toko di Bali.

Dengan banyaknya permintaan dari masyarakat maka jumlah toko retail yang

ditunjuk menjadi tempat pelayanan VAT Refund for Tourists juga terus bertambah.

Sampai dengan akhir tahun 2010 jumlah toko retail yang ditunjuk adalah 40 toko,

dengan perincian 20 toko di Jakarta, 10 toko di Bali, dan 10 toko di Yogyakarta.

Page 39: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

38

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Menjunjung tinggi

INTEGRITAS

menuju aparatur

yang terpercaya

Peningkatan kompetensi aparatur

negara dengan tetap memegang

teguh kredibilitas merupakan kunci

untuk memberikan kualitas prima

dalam pelayanan dan meraih kembali

kepercayaan masyarakat.

Page 40: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

39

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Page 41: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

40

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

PROFIL SDM

Jumlah pegawai DJP sampai dengan akhir tahun 2010 adalah 32.741 orang

dengan sebaran berdasarkan jenis kelamin, kelompok usia, tingkat pendidikan,

dan golongan sebagaimana dapat dilihat pada diagram-diagram berikut ini.

Diagram Sebaran Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

24,78%

Pria

Wanita75,22%

Manajemen Sumber Daya Aparatur

Cetak Biru MSDM diharapkan dapat menjadi pedoman dalam penyusunan kebijakan, pengawasan, maupun implementasi kebijakan SDM untuk melangkah menuju tujuan organisasi.

Page 42: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

41

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Diagram Sebaran Pegawai Berdasarkan Kelompok Usia

21-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50< 21 51-55 > 55

Diagram Sebaran Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

D1 D2 D3 D4/S1 S2 S3

Diagram Sebaran Pegawai Berdasarkan Golongan

56,47% 39,54%

0,02%

9.000

8.000

7.000

6.000

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

0

12.000

10.000

8.000

6.000

4.000

2.000

0

7.741

5.2405.536 5.235

2.595

11.220

7.222

4.067

37

4.8375.311

47

3,97%

s.d. SMA

2.953 2.599

235607

Golongan I

Golongan II

Golongan III

Golongan IV

Page 43: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

42

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

MANAJEMEN SDM

Dalam rangka menciptakan pegawai yang berkinerja prima dengan tingkat

kompetensi tinggi, tingkat integritas tinggi, dan budaya yang kuat, serta

menghasilkan tingkat kepuasan pegawai yang tinggi, DJP tengah menyusun Cetak

Biru Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang memetakan komponen-

komponen dalam manajemen SDM dalam 3 perspektif yaitu Sumber Daya Internal,

Proses Fungsi Internal, dan Stakeholder dengan metode Balanced Scorecard (BSC).

Cetak Biru MSDM ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi semua unit yang

terkait dengan penyusunan kebijakan, pengawasan, maupun implementasi

kebijakan SDM untuk melangkah menuju tujuan organisasi. Dengan demikian

efektivitas dan efisiensi masing-masing program, serta penyelarasan program

yang satu dengan lainnya dapat dilakukan.

Pembangunan SDM khususnya pembentukan budaya bukanlah hal yang dapat

dengan mudah dan cepat dilakukan. Pengembangan sistem dan infrastruktur yang

tercakup dalam Cetak Biru MSDM bukan satu-satunya elemen yang dipergunakan

dalam proses pembentukan budaya yang diinginkan. Perlu elemen-elemen

yang lain yang harus saling mendukung untuk dapat membangun SDM, seperti

kepemimpinan yang mampu menjadi role model, proses edukasi yang konsisten

dan pemilihan serta penggunaan strategi komunikasi yang tepat.

Kebijakan pembangunan SDM dalam Cetak Biru MSDM sudah didasarkan pada

peran SDM sebagai aset yang harus dijaga, diayomi, dilindungi dan dicukupi

kebutuhannya sehingga mampu memberikan output berupa kinerja terbaik

serta loyalitas pada institusi, dan bukan sebagai beban insitusi dengan berbagai

permasalahannya.

Program Pengembangan MSDM yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2010

adalah sebagai berikut.

1. Pengembangan Infrastruktur dan Sistem MSDM DJP

Konsep Pengembangan Infrastruktur dan Sistem MSDM DJP pada dasarnya

dilakukan untuk mendukung upaya DJP dalam mencapai visi, misi dan tujuan,

yang dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan arah dan pedoman pengembangan

manajemen SDM berbasis kinerja dan kompetensi, yaitu untuk membentuk SDM

yang memiliki integritas, kompetensi dan kinerja tinggi.

Konsep Pengembangan Infrastruktur dan Sistem MSDM DJP meliputi:

a. pengembangan organisasi SDM (organization development);

b. perencanaan SDM (workforce planning);

c. rekrutmen dan seleksi (selection and recruitment);

d. administrasi data kepegawaian (personal data administration);

e. pelatihan dan pengembangan (tranining and development);

f. manajemen kinerja (performance management);

g. manajemen karir (carrier management); dan

h. kompensasi dan benefit (compensation and benefit).

Page 44: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

43

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

2. Pengembangan Sistem Informasi MSDM

Menyadari arti penting sebuah sistem informasi sebagai fondasi untuk

terwujudnya budaya organisasi, sejak tahun 2008 DJP telah mengembangkan

sebuah Sistem Informasi MSDM yang merupakan bagian integral dari enterprise

resources system yang dinamai Sistem Informasi Keuangan, Kepegawaian dan

Aktiva (SIKKA). Sistem informasi yang pada awalnya ditujukan untuk membentuk

serangkaian informasi kepegawaian dalam format Lembar Kepegawaian ini pada

tahun 2010 telah dikembangkan menjadi suatu sistem yang melaksanakan proses

bisnis kepegawaian. Sistem ini juga mampu untuk menghasilkan Decision Support

System kepegawaian yang mampu untuk menyajikan informasi yang akurat dan

valid guna pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen SDM di DJP seperti manajemen

kinerja, manajemen karir sampai dengan melaksanakan fungsi komunikasi internal

antara pegawai DJP dengan manajemen SDM. Prioritas utama pengembangan

SIKKA tahun 2010 adalah mengembangkan modul berbasis workflow. Uji coba

modul Diklat Pegawai dan Cuti Tahunan telah diimplementasikan pada tahun

2010, sementara modul berbasis workflow lainnya akan diimplementasikan pada

tahun 2011.

Dengan menggunakan modul berbasis workflow, seluruh pegawai dan pejabat Unit

Pelaksana Kepegawaian (UPK) dapat langsung menunaikan hak dan kewajibannya

di bidang kepegawaian secara otomatis sesuai dengan kewenangannya masing-

masing.

SIKKA memberi nilai tambah berupa peningkatan layanan di bidang administrasi

SDM karena sistem ini mendukung desentralisasi beberapa proses administrasi

SDM yang selama ini tersentralisasi di kantor pusat.

Dengan dikembangkannya SIKKA-Kepegawaian menjadi sebuah infrastruktur

manajemen SDM, pengambilan keputusan dalam tata kelola SDM sebagai aset

utama organisasi diharapkan akan terfokus untuk mendukung pencapaian tujuan

organisasi.

3. Kajian Organisasi SDM DJP

Sejalan dengan pengembangan infrastruktur dan sistem MSDM DJP, dirasakan

perlunya dilakukan suatu evaluasi atas struktur organisasi SDM DJP yang ada saat

ini. Hal ini dirasa perlu mengingat semakin banyaknya proses bisnis yang akan

dibangun melalui Cetak Biru MSDM, namun struktur organisasi SDM yang ada saat

ini tidak atau belum bisa mendukung implementasi seluruh proses bisnis tersebut.

Kajian terhadap pengembangan organisasi SDM pada tahun 2010 telah dimulai

dengan fokus perubahan pada struktur dan fungsi organisasi SDM di kantor pusat

dan Kanwil DJP.

Page 45: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

44

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

4. Employee Engagement Survey

Employee Engagement Survey (EES) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat

komitmen pegawai DJP terhadap kondisi lingkungan kerja, pengembangan diri,

dan persepsi terhadap DJP secara keseluruhan. Selain itu, EES akan dipergunakan

sebagai salah satu sarana untuk melakukan penilaian atas tingkat kepuasan

pegawai yang menjadi salah satu sasaran strategis di bidang MSDM. Dengan

mengetahui tingkat komitmen pegawai dan faktor-faktor yang mempengaruhinya,

selanjutnya akan dapat ditentukan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.

Hasil dari pelaksanaan survei tersebut adalah:

a. jumlah responden yang mengisi survei adalah sebanyak 15.711 pegawai. Dari

jumlah tersebut, responden yang mengisi lengkap sebanyak 14.575 pegawai;

b. tingkat komitmen pegawai DJP menurut survei tersebut adalah engaged

sebesar 76,06%, passively engaged sebesar 18,75%, dan actively disengaged

sebesar 5,19%.

PENGEMBANGAN KAPASITAS SDM

Dalam rangka menjamin keselarasan dengan perkembangan dan dinamika

organisasi, arah dan kebijakan pengembangan kapasitas SDM berfokus pada:

a. customer needs, terutama unit pelayanan yang merupakan ujung tombak DJP;

b. program strategis organisasi seperti penanaman nilai-nilai organisasi;

c. fungsi SDM yang menunjang penerimaan pajak, kepatuhan dan pelayanan

prima; dan

d. penyempurnaan infrastruktur pengembangan kapasitas pegawai seperti

Learning Management System (LMS).

Tujuan strategis pengembangan kapasitas adalah peningkatan profesionalisme

melalui pembangunan pegawai yang memiliki kompetensi tinggi. Sasaran

pengembangan kapasitas berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan yaitu

mewujudkan pegawai yang kompeten melalui pengembangan kapasitas yang

efektif dan budaya belajar yang tinggi.

Langkah-langkah yang telah dilaksanakan untuk mencapai sasaran dan tujuan

strategis pengembangan kapasitas adalah sebagai berikut.

1. Assessment Kompetensi Pegawai

DJP telah melaksanakan Assessment Center sebagai suatu bentuk penilaian

kompetensi perilaku bagi eselon IV untuk jabatan struktural dan supervisor untuk

jabatan fungsional. Data assessment berupa profil kompetensi digunakan untuk

perencanaan karir serta proses penyusunan mutasi jabatan berdasar nilai Job

Person Match (JPM) yaitu kesesuaian antara level kompetensi dengan Standar

Kompetensi Jabatan (SKJ). Selain itu, hasil Assessment Center juga dipergunakan

sebagai bahan pengembangan pegawai berbasis kompetensi untuk mengurangi

gap kompetensi sehingga pegawai dapat ditempatkan sesuai kompetensinya.

Page 46: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

45

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Dalam rangka pengembangan Assessment Center, DJP telah melaksanakan

beberapa kegiatan yaitu:

a. penetapan Standar Kompetensi Jabatan Eselon IV;

b. penetapan Kamus dan Standar Kompetensi Jabatan Bidang Teknologi

Informasi dan Komunikasi. Sedangkan untuk Kamus Kompetensi Perpajakan

dan assessment-nya masih dalam proses pengembangan; dan

c. pengembangan metode dan alat ukur (tools) assessment.

Assessment untuk pejabat eselon II dan III telah dilaksanakan oleh Kementerian

Keuangan. Sedangkan assessment untuk pejabat eselon IV dan supervisor

dilaksanakan oleh DJP dengan jumlah peserta sampai dengan akhir tahun 2010

sebanyak 1.559 pegawai.

2. Peningkatan Kapasitas Pegawai

Pendidikan, pelatihan, dan pengembangan pegawai DJP mengalami

perkembangan yang cukup signifikan, baik dari segi jumlah pelatihan, jumlah

peserta, cakupan peserta maupun dari segi kualitas penyelenggaraan. Pendidikan,

pelatihan, dan pengembangan berbasis kompetensi diselenggarakan untuk

menunjang tugas dan fungsi pegawai atau unit kerja serta didesain dengan

pendekatan Adult Learning Principles (ALP).

Peningkatan kapasitas pegawai dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, yaitu:

a. program peningkatan kapasitas pegawai yang diselenggarakan oleh DJP,

terutama yang terkait dengan materi teknis perpajakan dan operasional

pelaksanaan tugas, sebanyak 174 jenis program peningkatan kapasitas

pegawai dengan peserta sejumlah 18.430 pegawai;

b. pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Badan Pendidikan dan

Pelatihan Keuangan (BPPK) sebanyak 154 jenis pendidikan dan pelatihan

dengan jumlah peserta sejumlah 9.578 pegawai DJP;

c. pelatihan di luar negeri yang dilakukan bekerja sama dengan lembaga dan

negara donor seperti OECD, JICA/NTA Japan, AIPEG/ATO Australia, dan IMF; dan

d. pengembangan pegawai dengan mengirim pegawai tugas belajar untuk

melanjutkan pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi baik di dalam

maupun di luar negeri.

3. On-the-Job Training (OJT)

On-the-Job Training (OJT) adalah pelatihan atau pembimbingan yang dilakukan

oleh pegawai senior di tempat kerja yang dimaksudkan untuk memberikan

wawasan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada pegawai yang baru

menerima penugasan.

Pengembangan kegiatan OJT dimulai pada tahun 2009, dan berlangsung hingga

tahun-tahun mendatang dengan fokus kegiatan pada pengembangan modul

OJT untuk fungsi pekerjaan (job role) yang terkait langsung dengan pencapaian

penerimaan pajak dan pelayanan wajib pajak. Sampai dengan tahun 2010 telah

dicapai hasil pengembangan OJT, antara lain:

Page 47: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

46

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

a. OJT bagi pegawai baru (CPNS) diperuntukkan bagi 707 peserta yang berasal dari

lulusan DIII STAN Tahun Ajaran 2008/2009. Hasil survei secara online terhadap

440 peserta, 323 orang (73,41%) menyatakan puas terhadap pelaksanaan OJT

tersebut;

b. pengembangan sistem, modul materi dan pembuatan dasar hukum

pelaksanaan OJT bagi Fungsional Pemeriksa dan Penelaah Keberatan yang

langsung diujicobakan dan diikuti kurang lebih oleh 1.500 pejabat fungsional

baru dan 126 Penelaah Keberatan baru.

4. e-Learning

Pengembangan e-learning selain dimaksudkan untuk menunjang program

peningkatan kompetensi dan pengembangan kapasitas pegawai, juga akan

memudahkan dalam proses pemetaan kompetensi pegawai dan analisis

kebutuhan pelatihannya.

Hal-hal yang telah dilakukan selama tahun 2010 antara lain:

a. pengembangan modul interaktif Simulasi Sidang Banding dan Gugatan dan

Modul Implementasi BSC guna melengkapi modul-modul yang sudah ada;

b. penyusunan matriks levelling assessment perpajakan (sebagai kamus

kompetensi perpajakan) dan pengembangan bank soal perpajakan;

c. penetapan Blueprint Pengembangan dan Implementasi e-learning DJP tahun

2010 – 2014 sebagai acuan atau dasar bagi implementasi dan pengembangan

e-learning di masa yang akan datang.

Page 48: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

47

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

5. Program Peningkatan Kemampuan Pembimbingan (Coaching Skill)

Program Peningkatan Kemampuan Pembimbingan diselenggarakan untuk

menunjang pelaksanaan evaluasi kinerja terhadap pelaksana sesuai dengan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK 190/PMK.01/2008 tentang Pedoman

Penetapan, Evaluasi, Penilaian, Kenaikan dan Penurunan Jabatan dan Peringkat

Bagi Pemangku Jabatan Pelaksana di Lingkungan Departemen Keuangan. Melalui

pelatihan ini, para manajer (pejabat eselon IV dan pejabat fungsional pemeriksa

pajak yang menduduki jabatan sebagai ketua kelompok atau ketua tim) dibekali

dengan coaching and leadership skills, sehingga para manajer tersebut dapat

memaksimalkan kinerja pegawai dengan cara memberdayakan dan meningkatkan

motivasi pegawai yang selanjutnya akan memberikan pengaruh positif terhadap

pencapaian kinerja organisasi.

Program Peningkatan Kemampuan Pembimbingan (coaching and leadership skills)

tahun 2010 dilaksanakan dengan metode training of trainers (ToT) dalam tiga

tahapan yang diikuti seluruh pejabat eselon IV dan ketua kelompok fungsional

pemeriksa pajak. Selain itu, telah dilakukan juga pelatihan coaching for culture

and managing conflict untuk pejabat eselon III sebagai pilot project untuk model

pelatihan sejenis bagi seluruh eselon III yang direncanakan akan dilakukan pada

tahun 2011.

PEMBINAAN DAN PENEGAKAN DISIPLIN

Pembinaan dan penegakan disiplin pegawai DJP sebagai upaya dari penanaman

nilai-nilai organisasi dan pembangunan budaya DJP dilaksanakan melalui inisiatif-

inisiatif sebagai berikut.

1. Pembangunan Sistem Kepatuhan Internal Menuju Terciptanya Praktik Good

Governance

Untuk menciptakan suatu tata kelola yang baik dengan menerapkan prinsip-

prinsip good governance, DJP senantiasa berusaha mengembangkan kegiatan

dan kebijakan untuk membangun sistem kepatuhan internal. Beberapa kegiatan

yang dilaksanakan DJP, baik yang bersifat rutin maupun yang baru dilaksanakan di

tahun 2010, antara lain yaitu:

a. pengembangan sistem whistleblowing melalui pembuatan saluran pengaduan

internal bagi pegawai DJP baik melalui e-mail maupun telepon dan

pengoperasian sarana pengaduan dari masyarakat melalui call center (Kring

Pajak 500200) dan e-mail [email protected];

b. pemberdayaan sistem pengawasan melekat dari atasan kepada bawahan

sesuai ketentuan kepegawaian yang berlaku;

c. penerapan manajemen risiko di setiap unit pemilik risiko di DJP agar bisa

mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin terjadi dan lebih siap dalam

menghadapi ketidakpastian;

d. pengawasan pelaporan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara

(LHKPN). Jumlah pegawai DJP yang wajib menyampaikan LHKPN pada tahun

2010 adalah 5.420 pegawai dengan tingkat kepatuhan sekitar 96,35%;

Page 49: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

48

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Tabel Hasil Penilaian Inisiatif Anti Korupsi Tahun 2010

No Unit Organisasi Nilai PIAK

1 Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan 8,99

2 Ditjen Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan 8,86

3 Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan 8,38

4 Ditjen Pajak, Kementerian Keuangan 8,18

5 Pemerintahan Kota Yogyakarta 7,88

6 Ditjen Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan 7,77

7 Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK), Kementerian Keuangan 7,65

8 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK), Kementerian Keuangan 7,23

9 Badan Kebijaksanaan Fiskal (BKF), Kementerian Keuangan 7,16

10 Sekretariat Jenderal, Kementerian Kelautan dan Perikanan 6,69

11 Ditjen Pengelolaan Utang, Kementerian Keuangan 6,34

12 Sekretariat Jenderal, Kementerian Perhubungan 6,25

13 Ditjen Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan 6,16

e. pelaksanaan pengujian kepatuhan yang hasilnya berupa rekomendasi

perbaikan terhadap berbagai sistem dan prosedur;

f. pembentukan Tim Kepatuhan Internal di lingkungan Kanwil DJP, dengan

pertimbangan perlunya dilakukan upaya serius untuk meningkatkan efektivitas

fungsi pencegahan dan penindakan atas pelanggaran kode etik pegawai DJP

serta pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil di lingkungan masing-masing

Kanwil DJP;

g. penyusunan prosedur penanganan dini terhadap Pegawai Negeri Sipil di

lingkungan DJP yang terkait dengan proses pemeriksaan perkara pidana dan/

atau diduga melakukan pelanggaran disiplin. Ketentuan tersebut dibuat dalam

rangka deteksi dini untuk mengetahui ada tidaknya dugaan pelanggaran

disiplin yang dilakukan oleh PNS;

h. mengampanyekan secara masif program anti korupsi melalui website internal,

poster, banner, flyer dan media lainnya. Usaha tersebut telah mendapatkan

penilaian dari KPK dalam Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) dengan skor

tertinggi dibanding unit lainnya, yaitu 9,82. Komponen penilaian promosi

anti korupsi merupakan salah satu komponen dalam PIAK yang merupakan

program untuk menilai inisiatif unit utama dalam melakukan langkah nyata

dalam pemberantasan korupsi dan peningkatan kualitas layanannya. Dari 13

instansi pemerintah/lembaga yang dinilai, di antaranya terdapat unit eselon I

di lingkungan Kementerian Keuangan dan DJP menduduki urutan 4.

Page 50: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

49

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

2. Penegakan Disiplin

Dalam rangka pembinaan dan penegakan disiplin pegawai, DJP melaksanakan

investigasi internal dan pemeriksaan terhadap pelanggaran kode etik dan/

atau pelanggaran disiplin pegawai, serta merekomendasikan pembinaan dan

penjatuhan hukuman disiplin.

Dalam rangka penegakan disiplin terhadap pegawai, pada tahun 2010 DJP telah

memproses penjatuhan hukuman disiplin dan pembinaan sebagai berikut.

Tabel Pembinaan dan Penjatuhan Hukuman Disiplin Tahun 2010

No Jenis Jumlah

Jumlah Pembinaan

1 Surat Peringatan I 395

2 Surat Peringatan II 79

3 Surat Peringatan III 32

Subtotal Peringatan 506

Jumlah Hukuman Disiplin

1 Hukuman Disiplin Ringan 61

2 Hukuman Disiplin Sedang 33

3 Hukuman Disiplin Berat 30

4 Pemberhentian Sementara (skorsing) 16

Jumlah Hukuman Disiplin 140

Total Pembinaan dan Hukuman Disiplin 646

Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah pegawai yang dilakukan pembinaan

dan/atau dijatuhi hukuman disiplin adalah sebesar 1,97% dari jumlah seluruh

pegawai DJP. Persentase ini diharapkan dapat terus menurun dari tahun ke tahun,

seiring dengan konsistensi penegakan hukuman disiplin yang dilakukan.

PENATAAN ORGANISASI

Sehubungan dengan telah diselesaikannya proses modernisasi di seluruh unit

DJP pada akhir tahun 2008, pada tahun 2009 mulai dilakukan evaluasi organisasi

melalui evaluasi proses bisnis administrasi perpajakan DJP. Hasil evaluasi organisasi

meliputi usulan penyempurnaan struktur organisasi pada tingkat kantor pusat

DJP dan PPDDP, serta usulan pembentukan unit contact center yang menyatukan

operasional in-bound call center dan out-bound call center yang selama ini masing-

masing dikelola oleh unit eselon II yang berbeda.

Cakupan wilayah layanan PPDDP selama ini hanya meliputi pengolahan SPT

Masa PPN dan SPT Tahunan PPh wajib pajak orang pribadi untuk KPP di provinsi

DKI Jakarta. Pada tahun 2010 DJP melakukan uji coba perluasan cakupan wilayah

layanan pengolahan SPT oleh PPDDP yang meliputi KPP di lingkungan Kanwil DJP

Banten, Kanwil DJP Jawa Barat I, dan Kanwil DJP Jawa Barat II. Untuk menampung

beban kerja akibat pertambahan jumlah wajib pajak karena adanya kebijakan

Sunset Policy, pada tahun 2010 DJP juga mempersiapkan pendirian unit sejenis

Page 51: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

50

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

PPDDP di luar Jakarta, yaitu Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan

(KPDDP) di Makassar dan Jambi. Konsep ketentuan organisasi dan tata kerja KPDDP

telah disusun di tahun 2010 yang akan disampaikan ke Kementerian Keuangan

dan selanjutnya dibahas bersama dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi.

Terkait rencana pengalihan pengelolaan BPHTB dan PBB Perdesaan dan Perkotaan

kepada pemerintah daerah sesuai dengan Undang-Undang tentang Pajak dan

Retribusi Daerah, telah disusun konsep perubahan struktur, tugas pokok dan

fungsi kantor pusat, Kanwil DJP, dan KPP, serta perubahan SOP yang terkait dengan

pengelolaan PBB dan BPHTB.

Adapun sektor pertambangan, perkebunan, dan perhutanan (termasuk di

dalamnya sektor khusus seperti jalan tol) tetap dikelola oleh DJP. Sehubungan

dengan jalan tol yang melintasi beberapa daerah, selama ini administrasi

perpajakan terkait pengelolaan PBB-nya dilakukan oleh beberapa KPP. Hal ini

dapat menimbulkan multitafsir, sehingga perlu ditetapkan KPP mana yang berhak

untuk mengadministrasikan objek pajak jalan tol tersebut. Selanjutnya diatur, KPP

yang wilayah kerjanya memiliki bagian terbesar dari objek pajak tersebut adalah

yang berhak mengadministrasikan objek pajak jalan tol.

Beberapa dinamika terbaru terkait dengan pengalihan fungsi penyusunan

kebijakan perpajakan ke Badan Kebijakan Fiskal, pembentukan Unit Layanan

Pengadaan sesuai dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010

tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, juga telah dilakukan kajian dan

penyusunan konsep dasar.

Dengan mulai mengerucutnya konsep perubahan struktur kantor pusat DJP, fokus

evaluasi organisasi perlu dilanjutkan ke penyempurnaan struktur instansi vertikal

DJP secara menyeluruh, khususnya terkait metodologi dan tools pengolahan data.

Sebagai input dasar bagi evaluasi organisasi maka pada tahun 2010 dibangun

sistem informasi manajerial untuk 331 KPP dan 31 kantor wilayah yang mampu

menampilkan informasi tentang kinerja penerimaan, potensi kantor atau wilayah,

serta kapasitas internal kantor.

Selanjutnya disusun kuesioner tentang potret organisasi ditinjau dari kerangka

atau konsep 7S McKinsey (shared values, structure, strategy, system, skill, staff, and

style/aspiration) dan juga kuesioner terkait SOP. Kedua hal tersebut memberikan

dasar bagi pengambilan keputusan terkait evaluasi organisasi.

Pengolahan data hasil evaluasi organisasi akan dilakukan dengan bantuan

informasi teknologi yang bertujuan terdokumentasikannya dengan baik dalam

suatu sistem aplikasi tentang evaluasi organisasi.

Pengolahan data hasil evaluasi organisasi akan dilakukan dengan bantuan

teknologi informasi yang bertujuan agar hasil evaluasi dapat terdokumentasikan

dengan baik dalam suatu sistem aplikasi.

Page 52: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

51

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

MANAJEMEN RISIKO

Risiko adalah segala sesuatu yang berdampak negatif terhadap pencapaian tujuan

yang diukur berdasarkan kemungkinan dan dampaknya. Manajemen Risiko

adalah pendekatan sistematis untuk menentukan tindakan terbaik dalam kondisi

ketidakpastian. Tujuan penerapan Manajemen Risiko antara lain adalah agar

organisasi mampu mengantisipasi dan menangani risiko secara efektif dan efisien.

Pada tahun 2009, Manajemen Risiko mulai diterapkan di lingkungan DJP dengan

melakukan pilot project pada 16 unit eselon II sebagai Unit Pemilik Risiko (UPR).

Pada tahun 2010, penerapan Manajemen Risiko diperluas dengan menambah

jumlah unit eselon II yang wajib menerapkan Manajemen Risiko sebanyak 7 UPR.

Dengan demikian, sampai dengan tahun 2010, 23 unit eselon II telah menerapkan

Manajemen Risiko. Direncanakan pada tahun 2011 seluruh UPR di lingkungan DJP

dapat menerapkan Manajemen Risiko di lingkungan masing-masing.

Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kompetensi pegawai yang terlibat

secara langsung dalam penerapan Manajemen Risiko, pada tahun 2010 juga telah

dilakukan peningkatan kapasitas pegawai di bidang Manajemen Risiko, yang

bekerja sama dengan lembaga di luar DJP termasuk BPPK yaitu:

a. Workshop Manajemen Risiko;

b. Workshop Enterprise Risk Management.

Untuk membantu proses penerapan Manajemen Risiko di unit eselon II, kantor

pusat DJP juga melakukan asistensi dan konsultansi baik secara formal maupun

informal kepada seluruh UPR di DJP.

Page 53: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

52

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Dengan diselesaikannya paket perubahan tiga undang-undang perpajakan,

yaitu Undang-Undang KUP pada tahun 2007, Undang-Undang PPh pada tahun

2008, dan terakhir Undang-Undang PPN dan PPnBM pada tahun 2009, reformasi

kebijakan perpajakan tahun 2010 berfokus pada pembuatan dan penyempurnaan

aturan pelaksanaan dari Undang-Undang PPh yang belum terselesaikan dan

pembuatan serta penyempurnaan aturan pelaksanaan dari Undang-Undang

PPN dan PPnBM. Selain itu, reformasi kebijakan perpajakan difokuskan juga pada

persiapan pengalihan BPHTB dan PBB Perdesaan dan Perkotaan menjadi Pajak

Daerah.

KETENTUAN PERPAJAKAN DI BIDANG KUP

Selama tahun 2010 telah diterbitkan beberapa ketentuan, baik dalam bentuk

peraturan baru maupun penyempurnaan atas peraturan-peraturan yang telah ada.

Ketentuan tersebut antara lain mengatur mengenai:

Reformasi Kebijakan Perpajakan

Reformasi kebijakan perpajakan tahun 2010 difokuskan pada pembuatan dan penyempurnaan aturan pelaksanaan dari Undang-Undang PPh dan Undang-Undang PPN dan PPnBM.

Page 54: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

53

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

1. penyesuaian terhadap ketentuan mengenai tanggal jatuh tempo pembayaran

dan penyetoran PPN, karena adanya ketentuan mengenai batas waktu

pembayaran dan penyetoran PPN berdasarkan Pasal 15A UU PPN, yaitu paling

lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak dan sebelum SPT

Masa PPN disampaikan;

2. pengaturan prosedur penerbitan kembali Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

(SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), dan/atau

Surat Tagihan Pajak (STP);

3. pengaturan mengenai tata cara pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak dan/

atau pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, perubahan data dan pemindahan

wajib pajak dan/atau Pengusaha Kena Pajak;

4. penyempurnaan ketentuan mengenai bentuk formulir Surat Setoran Pajak;

5. penyempurnaan ketentuan mengenai bentuk dan isi Nota Penghitungan, Surat

Ketetapan Pajak (skp) dan STP;

6. pengaturan tata cara pengajuan dan penyelesaian permohonan pengembalian

kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang berkaitan dengan

Surat Penetapan Tarif dan/atau Nilai Pabean (SPTNP) atau Surat Penetapan

Kembali Tarif dan/atau Nilai Pabean (SPKTNP), Keputusan Keberatan, Putusan

Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali; dan

7. pengaturan tata cara pelaksanaan pengembangan dan analisis Informasi, Data,

Laporan, dan Pengaduan.

KETENTUAN PERPAJAKAN DI BIDANG PPh

Beberapa ketentuan peraturan pelaksanaan di bidang PPh telah diterbitkan dan

disempurnakan selama tahun 2010, yang antara lain mengatur tentang:

1. pengurangan penghasilan bruto, meliputi:

a. zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib serta tata cara

pembebanannya;

b. sumbangan penanggulangan bencana nasional, sumbangan penelitian dan

pengembangan, sumbangan fasilitas pendidikan, sumbangan pembinaan

olahraga, dan biaya pembangunan infrastruktur sosial;

c. biaya promosi; dan

d. piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih;

2. cara menghitung PPh dalam hubungan istimewa, meliputi:

a. penentuan kembali besarnya penghasilan yang diperoleh wajib pajak

orang pribadi dalam negeri dari pemberi kerja yang memiliki hubungan

istimewa dengan perusahaan lain yang tidak didirikan dan tidak bertempat

kedudukan di Indonesia;

b. penetapan wajib pajak sebagai pihak yang sebenarnya melakukan pembelian

saham atau aktiva perusahaan melalui pihak lain atau badan yang dibentuk

untuk maksud demikian (special purpose company) yang mempunyai

hubungan istimewa dengan pihak lain dan terdapat ketidakwajaran

penetapan harga; dan

c. penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha dalam transaksi antara

wajib pajak dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa;

Page 55: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

54

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

3. pelunasan pajak dalam tahun berjalan, meliputi:

a. tata cara pemotongan PPh Pasal 21 atas penghasilan berupa uang pesangon,

uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, dan jaminan hari tua yang

dibayarkan sekaligus;

b. tata cara pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh atas dividen yang

diterima atau diperoleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri;

c. tata cara pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh atas bunga simpanan

yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi;

d. tata cara dan prosedur pemungutan PPh Pasal 22 sehubungan dengan

pembayaran atas penyerahan barang dan kegiatan di bidang impor atau

kegiatan usaha di bidang lain;

e. penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan pelunasan PPh dalam tahun

berjalan; dan

f. pelaksanaan pengenaan PPh Pasal 25 bagi wajib pajak baru, bank, sewa guna

usaha dengan hak opsi, badan usaha milik daerah, wajib pajak masuk bursa,

dan wajib pajak lainnya yang berdasarkan ketentuan diharuskan membuat

laporan keuangan berkala termasuk wajib pajak orang pribadi;

4. materi lainnya, meliputi:

a. biaya operasi yang dapat dikembalikan dan perlakuan PPh di bidang usaha

hulu minyak dan gas bumi;

b. penetapan organisasi-organisasi internasional dan pejabat-pejabat

perwakilan organisasi internasional yang tidak termasuk subjek PPh

c. tarif pemotongan dan pengenaan PPh Pasal 21 atas penghasilan yang

menjadi beban APBN atau APBD;

d. tata cara pemotongan PPh Pasal 21 bagi pejabat negara, PNS, anggota TNI,

anggota Polri, dan pensiunannya atas penghasilan yang menjadi beban

APBN atau APBD;

e. tata cara penerbitan Surat Keterangan Bebas Pemotongan PPh atas bunga

deposito dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia yang

diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan

oleh Menteri Keuangan;

f. pengembalian kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang

bagi wajib pajak luar negeri;

g. tata cara permohonan dan penetapan masa manfaat yang sesungguhnya

atas harta berwujud bukan bangunan untuk keperluan penyusutan; dan

h. tata cara pelaporan penerimaan dividen, penghitungan besarnya pajak yang

harus dibayar, dan pengkreditan pajak sehubungan dengan penetapan saat

diperolehnya dividen oleh wajib pajak dalam negeri atas penyertaan modal

pada badan usaha di luar negeri selain badan usaha yang menjual sahamnya

di bursa efek.

KETENTUAN PERPAJAKAN DI BIDANG PPN DAN PPnBM

Sehubungan dengan telah diundangkannya Undang-Undang Nomor 42 Tahun

2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang

PPN dan PPnBM yang berlaku sejak tanggal 1 April 2010, maka telah diterbitkan

beberapa peraturan pelaksanaan yang telah diamanatkan oleh undang-undang

tersebut agar penerapannya dapat dilaksanakan dengan lebih baik.

Page 56: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

55

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Selain itu ada juga beberapa kebijakan yang dikeluarkan dalam rangka untuk

lebih memberikan kepastian hukum dalam rangka pelaksanaan pemungutan,

penyetoran dan pelaporan PPN. Kebijakan perpajakan terkait dengan PPN yang

diterbitkan selama tahun 2010 yaitu:

1. penambahan objek PPN, yaitu atas ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud

dan ekspor Jasa Kena Pajak dikenai PPN dengan tarif 0%;

2. PPN atas penyerahan Jasa Kena Pajak yang dibatalkan, baik seluruhnya

maupun sebagian, dapat dikurangkan dari PPN yang terutang dalam Masa

Pajak terjadinya pembatalan;

3. penyesuaian pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan dalam

menghitung PPN yang harus disetor (Deemed Pajak Masukan);

4. pembayaran kembali Pajak Masukan atas impor dan/atau perolehan barang

modal yang telah dikreditkan dan telah diberikan pengembalian bagi

Pengusaha Kena Pajak yang mengalami gagal berproduksi;

5. pemberian restitusi pembayaran pajak dengan cara pengembalian

pendahuluan tanpa melalui proses pemeriksaan terlebih dahulu kepada

Pengusaha Kena Pajak tertentu yang mempunyai kriteria risiko rendah;

6. orang pribadi pemegang paspor luar negeri (turis asing) dapat meminta

kembali PPN yang telah dibayar atas barang bawaan yang dibawa keluar

negeri melalui bandar udara tertentu;

7. pengaturan Pengusaha Kena Pajak tidak dikenai sanksi apabila menerbitkan

Faktur Pajak tanpa mengisi:

a. identitas pembeli; atau

b. identitas pembeli serta nama dan tanda tangan penjual, dalam hal

penyerahan dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran;

8. pendefinisian ulang Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran;

9. pemberlakuan formulir baru SPT Masa PPN 1111 dan SPT Masa PPN 1111 DM;

10. penunjukan Kontraktor Kontrak Kerja Sama Pengusahaan Minyak dan Gas

Bumi dan Kontraktor atau Pemegang Kuasa/Pemegang Izin Pengusahaan

Sumber Daya Panas Bumi untuk Memungut, Menyetor, dan Melaporkan PPN

dan PPnBM, serta tata cara pemungutan, penyetoran, dan pelaporannya;

11. batasan dan tata cara pengenaan PPN atas kegiatan membangun sendiri;

12. penerbitan beberapa penegasan mengenai perlakuan PPN atas:

a. jasa angkutan umum di jalan;

b. kegiatan usaha perbankan;

c. sewa guna usaha dengan hak opsi dan sale and lease back;

d. penyerahan Barang Kena Pajak dan hak atas Barang Kena Pajak yang

berada di luar Daerah Pabean;

e. retur Barang Kena Pajak atau pembatalan Jasa Kena Pajak atas Faktur Pajak

yang tidak mencantumkan identitas pembeli;

f. jasa perdagangan; dan

g. pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud/Jasa Kena Pajak dari luar

Daerah Pabean.

13. prosedur pemusatan tempat PPN terutang cukup dengan menyampaikan

pemberitahuan secara tertulis oleh Pengusaha Kena Pajak kepada Kepala

Kanwil dengan tembusan kepada Kepala KPP yang wilayah kerjanya meliputi

tempat-tempat PPN terutang yang akan dipusatkan;

Page 57: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

56

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

14. penambahan bukan objek PPN yang meliputi:

a. pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka penggabungan, peleburan,

pemekaran, pemecahan, dan pengambilalihan usaha dengan syarat pihak

yang melakukan pengalihan dan yang menerima pengalihan adalah

Pengusaha Kena Pajak;

b. daging, telur, susu, sayuran, dan buah-buahan segar;

c. barang dan jasa yang sudah merupakan objek pengenaan Pajak Daerah;

d. jasa di bidang keuangan,

15. perubahan ketentuan saat penyetoran dan pelaporan PPN yaitu:

a. penyetoran PPN dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah

berakhirnya masa pajak, sebelum SPT Masa PPN disampaikan;

b. SPT Masa PPN disampaikan paling lama akhir bulan berikutnya setelah

berakhirnya masa pajak.

KETENTUAN PERPAJAKAN DI BIDANG PBB DAN BPHTB

Beberapa ketentuan perpajakan di bidang PBB dan BPHTB yang diterbitkan tahun

2010 antara lain mengatur mengenai:

1. pengaturan terkait Tahapan Persiapan Pengalihan BPHTB serta Pengalihan PBB

Perdesaan dan Perkotaan sebagai Pajak Daerah;

2. penyempurnaan Klasifikasi Nilai Jual Objek Pajak Bumi untuk objek pajak Sektor

Perkebunan, Sektor Perhutanan, dan Sektor Pertambangan;

3. pengaturan mengenai tata cara pengajuan dan penyelesaian permohonan

pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi BPHTB, dan pengurangan

atau pembatalan Surat Ketetapan BPHTB atau Surat Tagihan BPHTB, yang tidak

benar;

4. pengaturan mengenai Nomor Objek Pajak PBB, yang merupakan nomor

identitas objek PBB yang bersifat unik, tetap, dan standar;

5. pengaturan pelimpahan wewenang Direktur Jenderal Pajak kepada Kepala

Kanwil DJP atas penyelesaian pengajuan keberatan PBB, penyelesaian

permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi PBB yang

seharusnya tidak terutang, dan permintaan pengurangan denda administrasi

PBB;

6. pengaturan mengenai pengenaan PBB Sektor Perkebunan; dan

7. pengaturan mengenai tata cara penatausahaan PBB Pertambangan Minyak dan

Gas Bumi.

FASILITAS PERPAJAKAN

Beberapa kebijakan fasilitas di bidang perpajakan di tahun 2010 adalah:

1. pemberian fasilitas pembebasan atau pengurangan PPh badan bagi wajib

pajak yang melakukan penanaman modal baru yang merupakan industri

pionir, yaitu industri yang memiliki keterkaitan yang luas, memberi nilai

tambah dan eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan teknologi baru, serta

memiliki nilai strategis bagi perekonomian nasional;

2. pemberian fasilitas dibebaskan dari pemungutan pajak dalam rangka

impor kepada kontraktor atas impor barang yang digunakan dalam operasi

perminyakan pada kegiatan eksplorasi dan kegiatan eksploitasi;

Page 58: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

57

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

3. pengurangan penghasilan neto sampai dengan 30%, penyusutan dan

amortisasi yang dipercepat, kompensasi kerugian sampai dengan sepuluh

tahun, dan pengenaan PPh atas dividen yang dibayarkan kepada subjek pajak

luar negeri sampai dengan 10% bagi wajib pajak yang melakukan kegiatan

pemanfaatan sumber energi terbarukan;

4. pemberian fasilitas dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22 atas impor

barang berupa mesin dan peralatan, baik dalam keadaan terpasang maupun

terlepas, tidak termasuk suku cadang, yang diperlukan oleh pengusaha di

bidang pemanfaatan sumber energi terbarukan;

5. pemberian pembebasan PPN atas kapal yang diimpor dan digunakan oleh

Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional, atau yang diserahkan kepada dan

digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional terhitung sejak tanggal

1 Januari 2001 sampai dengan 20 Oktober 2010;

6. PPh Ditanggung Pemerintah atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah

dan/atau bangunan yang diterima atau diperoleh masyarakat yang terkena

luapan lumpur Sidoarjo untuk tahun anggaran 2010; dan

7. sumbangan penanggulangan bencana nasional, sumbangan penelitian dan

pengembangan, sumbangan fasilitas pendidikan, sumbangan pembinaan

olahraga, dan biaya pembangunan infrastruktur sosial dapat dikurangkan dari

penghasilan bruto.

Page 59: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

58

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Untuk meningkatkan kepatuhan sukarela (voluntary compliance) wajib pajak dalam

memenuhi kewajiban perpajakan, DJP melakukan upaya peningkatan pelayanan

dan pengawasan kepada wajib pajak. Selain dua hal tersebut, upaya DJP lainnya

adalah melalui kegiatan penegakan hukum.

Terdapat tiga bentuk penegakan hukum yang dilakukan oleh DJP, yaitu melalui

pemeriksaan, penagihan, dan penyidikan. Selain memberikan dampak pada

peningkatan kepatuhan sukarela wajib pajak, tindakan penegakan hukum ini

juga diharapkan dapat memberikan dampak jangka pendek berupa kontribusi

terhadap penerimaan pajak. Oleh karena itu, tindakan penegakan hukum harus

dilakukan secara terukur, konsisten, dan profesional. Pelaksanaan penegakan

hukum yang demikian, akan meminimalkan kemungkinan terjadinya sengketa

antara wajib pajak dengan DJP.

Penegakan Hukum

Tiga bentuk penegakan hukum perpajakan yang dilakukan oleh DJP, yaitu pemeriksaan, penagihan, dan penyidikan.

Page 60: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

59

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

PEMERIKSAAN

Pemeriksaan merupakan tindakan awal penegakan hukum yang dilakukan oleh

DJP. Tindakan pemeriksaan dilakukan untuk menguji kepatuhan pemenuhan

kewajiban perpajakan wajib pajak atau untuk tujuan lain dalam rangka pelaksanaan

peraturan perundang-undangan perpajakan. Pemeriksaan dalam rangka menguji

kepatuhan ditujukan untuk menguji kebenaran pengisian SPT wajib pajak sehingga

akan menghasilkan surat ketetapan pajak. Sedangkan pemeriksaan tujuan lain

dilakukan untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan perpajakan

tertentu, seperti dalam rangka penentuan daerah terpencil untuk pemberian

fasilitas perpajakan, penentuan saat produksi komersial dalam pemberian fasilitas

perpajakan, dan pertukaran informasi dengan negara lain. Pemeriksaan untuk

tujuan lain bukan dimaksudkan untuk menerbitkan surat ketetapan pajak, tetapi

lebih untuk kepentingan pelayanan tertentu kepada wajib pajak.

Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan

dilaksanakan berdasarkan hasil analisis risiko atas profil wajib pajak atau

berdasarkan hasil analisis informasi, data, laporan, dan pengaduan (IDLP), yang

mengindikasikan adanya ketidakpatuhan wajib pajak. Selain itu, pemeriksaan

untuk menguji kepatuhan juga dilakukan dalam hal terdapat permohonan restitusi

oleh wajib pajak.

Untuk mengukur kinerja pemeriksaan, DJP menggunakan dua pendekatan, yaitu

pendekatan kuantitas penyelesaian pemeriksaan dan kualitas hasil pemeriksaan.

Kinerja pemeriksaan dengan pendekatan kuantitas diukur berdasarkan

realisasi penyelesaian pemeriksaan dibandingkan dengan target penyelesaian

pemeriksaan. Sedangkan kinerja pemeriksaan dengan pendekatan kualitas diukur

dengan menghitung kontribusi kegiatan pemeriksaan terhadap penerimaan

nasional, yaitu membandingkan antara nilai refund discrepancy ditambah realisasi

penerimaan dari hasil pemeriksaan dengan realisasi penerimaan nasional. Refund

discrepancy merupakan jumlah pajak yang bisa dipertahankan oleh pemeriksa atas

permohonan pengembalian (restitusi) yang disampaikan oleh wajib pajak melalui

SPT Tahunan/Masa. Sementara realisasi penerimaan pajak dari hasil pemeriksaan

dihitung dari pembayaran atas surat ketetapan pajak dalam kurun waktu sebelum

dilakukannya tindakan penagihan.

Pada tahun 2007 realisasi penyelesaian pemeriksaan mencapai 68.017 laporan hasil

pemeriksaan (LHP) dan mengalami penurunan drastis menjadi 21.178 LHP pada

tahun 2008 karena adanya Sunset Policy. Selanjutnya kinerja realisasi penyelesaian

pemeriksaan kembali naik menjadi 69.195 LHP pada tahun 2009. Dalam tahun

2010, realisasi penyelesaian pemeriksaan mencapai 64.988 LHP.

Page 61: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

60

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Informasi Kinerja Pemeriksaan Lainnya Tahun 2010

Realisasi Penerimaan Nasional Rp569,02 triliun

Target Penerimaan dari Hasil Pemeriksaan Rp9 triliun

Realisasi Penerimaan dari Hasil Pemeriksaan Rp9,05 triliun

Refund Discrepancy Rp7,43 triliun

Pemindahbukuan Rp2,28 triliun

Total Hasil Pemeriksaan Rp16,48 triliun

Persentase Kontribusi Pemeriksaan terhadap Penerimaan Nasional* 2,90%

Persentase Realisasi Penerimaan terhadap Target Penerimaan dari Hasil Pemeriksaan* 100,56%

Jumlah Pemeriksa 4.159

Rata-rata Pemeriksa Rp4,51 miliar*) tidak memperhitungkan angka Pemindahbukuan

Kinerja pemeriksaan selama tahun 2010 dicapai melalui upaya dan strategi sebagai

berikut.

1. Penyempurnaan beberapa peraturan di bidang pemeriksaan antara lain:

a. kebijakan pemeriksaan mengenai penjaminan kualitas pemeriksaan khusus;

b. kebijakan mengenai standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan

pemenuhan kewajiban perpajakan;

c. kebijakan pemeriksaan mengenai pedoman penyusunan rencana

pemeriksaan (audit plan) untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban

perpajakan; dan

Diagram Perkembangan Realisasi Penyelesaian Pemeriksaan

Jumlah Pemeriksa Pajak

2007 2008 2009 2010

2.226 orang 3.098 orang 3.031 orang 4.159 orang*

*) Tidak termasuk Pemeriksa Pajak yang menjadi Penyidik

64.988

12,70%

9,52%

9,91%

7,13%

69.19568.017

21.178

80.000

70.000

60.000

50.000

40.000

30.000

20.000

10.000

0

Jum

lah

Peny

eles

aian

Pem

erik

saan

2007

Rasio Jumlah Pemeriksa Pajak dengan Total Pegawai DJP

2008 2009 2010

Page 62: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

61

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

d. tata cara pengembangan dan analisis IDLP dan petunjuk teknis

pelaksanaannya sebagai acuan bagi para analis IDLP dalam pelaksanaan

tugas.

2. Peningkatan kemampuan/keahlian SDM terkait teknik dan metode

pemeriksaan melalui penyelenggaran pelatihan atau workshop pemeriksaan

secara intensif, seperti workshop pemeriksaan pajak dan In House Training for

Tackling International Tax Avoidance.

3. Pengendalian mutu pemeriksaan melalui review atas hasil pemeriksaan dan

peer review atas proses pelaksaan pemeriksaan unit pelaksana pemeriksaan.

4. Pengadaan dan pengembangan sistem dan infrastruktur pendukung

pemeriksaan seperti:

a. pembangunan aplikasi desktop pemeriksaan, yaitu aplikasi yang digunakan

untuk mengadministrasikan kegiatan pemeriksaan yang dilakukan oleh

fungsional pemeriksa pajak; dan

b. pengembangan Aplikasi Laporan Pemeriksaan Pajak, yaitu aplikasi yang

digunakan untuk merekam data administrasi pemeriksaan dan menghasilkan

informasi mengenai pelaksanaan pemeriksaan baik dari segi kuantitas,

kualitas, atau informasi kinerja individu fungsional pemeriksa pajak.

5. Pelaksanaan kerja sama pemeriksaan dengan BPKP yang bernaung dalam suatu

Tim Optimalisasi Penerimaan Negara dan kerja sama pemeriksaan dalam satu

wadah yaitu Komite Pemeriksaan Bersama DJP-DJBC.

PENANGANAN TRANSFER PRICING

OECD memberikan definisi transfer pricing sebagai the price charged by a company

for goods, services or intangible property to a subsidiary or other related company.

Dalam transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa,

seringkali ditemukan praktik-praktik transfer pricing yang kurang sehat dan

mengindikasikan adanya penggunaan transfer pricing sebagai sarana menghindari

pajak (tax avoidance).

Terkait dengan hal tersebut, sesuai dengan ketentuan Pasal 18 ayat (3) Undang-

Undang PPh, Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali

besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai

modal untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi wajib pajak

yang mempunyai hubungan istimewa dengan wajib pajak lainnya sesuai

dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan

istimewa. Dalam rangka menjalankan amanat undang-undang tersebut, maka

perlu dirumuskan langkah-langkah guna menangani persoalan transfer pricing.

Langkah-langkah yang telah, sedang, dan akan terus dilakukan DJP meliputi:

1. pengembangan sumber daya manusia untuk mengelola persoalan transfer

pricing;

2. pemberian technical assistance untuk unit-unit di DJP yang melakukan

pengawasan, pemeriksaan, atau pemrosesan keberatan dan banding pajak;

3. pengadaan infrastruktur pendukung, seperti database pembanding dan

industrial report;

4. pemberian sosialisasi dan komunikasi dengan berbagai pihak seperti konsultan

pajak, asosiasi perusahaan, akademisi, dan para hakim pengadilan pajak;

5. penyiapan dan penyempurnaan peraturan; dan

Page 63: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

62

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

6. program penegakan hukum melalui pengawasan dan pemeriksaan.

Sampai pertengahan 2009, masih sedikit pegawai yang mempunyai skill and

knowledge di bidang transfer pricing sehingga kualitas law enforcement di bidang

tersebut rendah. Pada tahun 2010, kemampuan penanganan transfer pricing

pegawai ditingkatkan melalui penyelenggaraan Diklat Pengantar Transfer Pricing

dan Diklat Multinational Enterprise Audit.

Sampai dengan akhir tahun 2010, intensitas penggunaan transfer pricing sebagai

sarana penghindaran pajak relatif tinggi. Pada tahun 2009 terdapat 40 kasus yang

membutuhkan technical assistance dari kantor pusat DJP ke unit vertikal. Pada

tahun 2010 terdapat 37 kasus yang membutuhkan technical assistance baik pada

level pemeriksaan, keberatan, maupun banding yang diajukan oleh wajib pajak.

Perusahaan multinasional di Indonesia, yang merupakan Foreign Direct Investment

(FDI), memiliki karakteristik sebagai cost center (contract dan toll manufacturing).

Untuk melakukan pencarian pembanding atas perusahaan dengan karakteristik

tersebut dengan menggunakan database pembanding yang dimiliki DJP,

seringkali dialami kesulitan karena mayoritas perusahaan-perusahaan yang berada

di dalam database tersebut adalah fully fledged manufacturing. Oleh karena itu,

untuk menjamin penerimaan negara dan memberikan kepastian hukum bagi para

investor, DJP sedang melakukan kajian atas peraturan terkait safe harbour yang

mencerminkan tingkat pengembalian yang wajar untuk perusahaan-perusahaan

yang memiliki karakteristik sebagai cost center tersebut.

PENYIDIKAN

Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian tindakan

yang dilakukan oleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang

dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi

serta menemukan tersangkanya. Penyidik adalah pejabat Pegawai Negeri Sipil

tertentu di lingkungan DJP yang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk

melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan juga merupakan upaya penegakan

hukum terakhir yang dimiliki DJP sesuai amanat undang-undang. Keberhasilan

penyidikan sangat bergantung dari pengembangan dan analisis IDLP yang

kemudian ditindaklanjuti dengan pemeriksaan bukti permulaan.

Selama tahun 2010, DJP telah menyelesaikan 462 pemeriksaan bukti permulaan

dan 67 di antaranya diusulkan untuk ditingkatkan ke penyidikan.

Page 64: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

63

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Diagram Usul Penyidikan Tahun 2010

43% (29)

28% (19)

9% (6)

9% (6)11%

(7)Pengguna Faktur Pajak Bermasalah

Penerbit Faktur Pajak Bermasalah

Penggelapan Omzet

Bendahara Pemotong Tidak Menyetor

Untuk memperkuat kegiatan penyidikan, sepanjang tahun 2010 DJP telah

melakukan beberapa kali kegiatan kerja sama dan koordinasi dengan beberapa

instansi yang terkait dengan kegiatan penegakan hukum, sebagai berikut.

1. Pihak Kepolisian RI, dalam bentuk:

a. koordinasi dalam kegiatan penangkapan dan penahanan, dukungan

pengamanan dalam kegiatan penggeledahan dan penyitaan, serta

dukungan dalam membawa saksi dan tersangka;

b. ikut serta dalam pertemuan tahunan Tim Interpol;

c. pelaksanaan penandatanganan nota kesepahaman antara DJP dan

Kepolisian RI dalam Penegakan Hukum di Bidang Perpajakan; dan

d. pemberian bantuan tenaga pengajar pada Diklat Sespim Kepolisian RI

Angkatan 50 Tahun 2010.

2. Pihak Kejaksaan, dalam bentuk:

a. koordinasi dalam kegiatan pencegahan terhadap tersangka; dan

b. pemberian bantuan tenaga pengajar pada Diklat Teknis Tindak Pidana

Khusus Angkatan I Tahun 2010, Diklat Wira Intelijen Angkatan I dan III Tahun

2010, dan Diklat Terpadu Hakim dan Jaksa Tahun 2010.

3. Pihak PPATK, dalam bentuk:

a. ikut serta dalam acara peluncuran buku “Kajian Domestik Sektor Organisasi

Niir Laba di Indonesia” dan seminar nasional “Transparansi dan Akuntabilitas

Sektor Nonprofit Organisation di Indonesia” pada tanggal 7 Juli 2010; dan

b. ikut serta dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Tindak

Pidana Pencucian Uang.

4. Instansi penegak hukum lainnya, dalam bentuk:

a. pengiriman wakil DJP sebagai pembicara pada kegiatan ceramah dan

diskusi perpajakan kepada para anggota Satuan Tugas Intelijen Ekonomi

Badan Intelijen Negara pada tanggal 7 Januari 2010; dan

b. ikut serta dalam sosialisasi bela negara yang diselenggarakan oleh

Kementerian Pertahanan RI.

Lain-lain

Page 65: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

64

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

PENAGIHAN

Tindakan penagihan merupakan upaya DJP untuk mencairkan tunggakan

pajak sebagai akibat dari adanya ketetapan pajak yang tidak dibayar oleh wajib

pajak pada saat jatuh tempo. Fokus kebijakan tahun 2010 adalah pembenahan

administrasi data dan informasi piutang pajak dan pencapaian target pencairan

tunggakan pajak nasional.

1. Administrasi Penagihan

Pembenahan administrasi data dan informasi piutang pajak dilakukan dengan

penataan berkas wajib pajak, penyempurnaan laporan rutin penagihan,

rekonstruksi dan pemetaan data piutang pajak, pengawasan migrasi berkas wajib

pajak pindah, dan pengawasan ketetapan mulai tahun pajak 2008. Khusus untuk

kegiatan pengawasan ketetapan mulai tahun pajak 2008, dilaksanakan untuk

mengantisipasi tidak terpantaunya:

a. nilai piutang yang disetujui namun belum dilunasi oleh wajib pajak pada saat

jatuh tempo; dan/atau

b. nilai piutang yang tidak disetujui dan belum dilunasi oleh wajib pajak pada saat

jatuh tempo pengajuan upaya hukum, dalam hal wajib pajak tidak mengajukan

upaya hukum.

2. Strategi Penagihan

Strategi penagihan tahun 2010 untuk menunjang peningkatan realisasi pencairan

piutang pajak dilakukan melalui bedah piutang terhadap 100 penunggak pajak

terbesar. Dari 100 penunggak pajak terbesar tersebut, penagihan difokuskan

kepada wajib pajak yang memiliki piutang pajak mendekati daluwarsa dan wajib

pajak yang tidak kooperatif. Terhadap wajib pajak tidak kooperatif dilakukan

penyitaan atas harta kekayaan wajib pajak yang tersimpan pada bank, pencegahan,

dan penyanderaan.

Tabel Kinerja Penyidikan Tahun 2007, 2008, 2009 dan 2010

No. Keterangan 2007 2008 2009 2010

I. Berkas Diserahkan ke Kejaksaan

A Berkas telah P-19 0 24 19 14

Kerugian Negara (Rp) 0 1,412 triliun 162 miliar 233 miliar

Tersangka 0 13 16 12

B Berkas telah P-21 17 11 24 19

Kerugian Negara (Rp) 514 miliar 131 miliar 329 miliar 509 miliar

Tersangka 21 11 18 16

II. Berkas Sudah Divonis

Jumlah sudah divonis 8 13 18 13

Kerugian Negara (Rp) 100 miliar 463 miliar 288 miliar 409 miliar

Denda Pidana (Rp) 6,8 miliar 115 miliar 633 miliar 301 miliar

Terdakwa 9 17 14 11

Page 66: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

65

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Tabel Pencairan dan Saldo Piutang Per Jenis Pajak Tahun 2010

(miliar rupiah)

Jenis Pajak Pencairan Saldo Piutang

PPh Pasal 25 Orang Pribadi 79,40 1.011,93

PPh Pasal 25 Badan 5.570,40 14.375,14

PPh Pasal 21 254,15 1.266,41

PPh Pasal 22 15,87 483,96

PPh Pasal 23 517,67 2.203,94

PPh Pasal 26 702,16 1.707,43

PPh Pasal 4 ayat (2) 183,38 756,66

PPN 10.244,18 13.758,55

PPnBM 41,59 279,74

Bunga Penagihan 811,87 2.016,03

Pajak Tidak Langsung Lainnya 4,44 2,24

PBB Sektor Perdesaan 482,57 1.617,43

PBB Sektor Perkotaan 2.224,28 9.391,43

PBB Sektor Perkebunan 700,92 388,20

PBB Sektor Perhutanan 218,85 617,95

PBB Sektor Pertambangan Nonmigas 269,51 154,75

PBB Sektor Pertambangan Migas - 3.875,04

BPHTB 240,51 101,22

Jumlah 22.561,77 54.008,06

Untuk mendukung upaya penagihan, DJP melakukan pengawasan secara intensif

dan melaksanakan hak mendahulu atas piutang pajak terhadap wajib pajak yang

dinyatakan pailit, bubar, atau likuidasi, dengan melakukan koordinasi dengan

kurator, likuidator, orang atau badan yang ditugasi melakukan pemberesan.

3. Pencairan Piutang Pajak

Target pencairan piutang pajak selama tahun 2010 dibedakan menjadi dua

yaitu target pencairan untuk piutang PPh dan PPN serta target pencairan untuk

piutang PBB dan BPHTB. Target pencairan piutang PPh dan PPN secara nasional

ditetapkan berdasarkan saldo awal piutang pajak tahun 2010 setelah dikurangi

dengan cadangan piutang, dengan memperhitungkan pencapaian IKU tahun

2009 dan perkiraan penambahan piutang pajak pada tahun berjalan. Sedangkan

target pencairan piutang PBB dan BPHTB ditetapkan minimal 85% dari saldo awal

piutang.

Target pencairan piutang pajak tahun 2010 ditetapkan sebesar Rp16,4 triliun dan

realisasi pencairan piutang pajak sebesar Rp22,56 triliun atau mencapai 137,56%

dari target.

Page 67: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

66

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Wujudkan

kinerja optimal

dengan

TEAMWORK

yang solid

Suatu keberhasilan tentunya

tidak terlepas dari penerapan strategi

yang jitu dan kerja sama yang

kompak dari setiap lini anggotanya.

Page 68: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

67

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTILaporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Page 69: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

68

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Target penerimaan pajak dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. DJP

sebagai otoritas perpajakan, mendapat tanggung jawab untuk mengamankan

target penerimaan pajak agar kesinambungan pembangunan dapat berjalan.

Upaya DJP dalam mencapai target penerimaan di antaranya adalah memperluas

basis subjek dan objek pajak (ekstensifikasi) serta penggalian potensi pajak

(intensifikasi).

EKSTENSIFIKASI

1. Perluasan Basis Subjek Pajak

Pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak orang pribadi tahun 2010 dilakukan dengan

menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan pemberi kerja/bendahara

pemerintah dan pendekatan properti.

Ekstensifikasi dan Intensifikasi

DJP mendapat tanggung jawab untuk mengamankan target penerimaan pajak agar kesinambungan pembangunan dapat berjalan.

Page 70: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

69

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Diagram Jumlah Wajib Pajak Terdaftar Tahun 2006-2010

2006 2007 2008 2009 2010

2. Perluasan Basis Objek Pajak melalui Pendataan

Perluasan basis objek pajak dilakukan melalui kegiatan pendataan yaitu kegiatan

pemeliharaan dan pembentukan data objek dan subjek PBB yang terdapat dalam

Sistem Informasi Manajemen Objek Pajak (SISMIOP) dan Sistem Informasi Geografis

(SIG). Tujuan dari kegiatan pendataan adalah menciptakan basis data objek

dan subjek PBB yang akurat dan up to date sehingga dapat tercipta pengenaan

pajak yang lebih adil dan merata, peningkatan pokok ketetapan, peningkatan

tertib administrasi, dan peningkatan penerimaan PBB serta dapat memberikan

pelayanan yang lebih baik kepada wajib pajak.

Sasaran utama ektensifikasi melalui pendekatan pemberi kerja/bendahara

pemerintah adalah karyawan yang meliputi pemegang saham, komisaris, direksi,

staf serta PNS dan pejabat negara. Sedangkan sasaran utama ekstensifikasi melalui

pendekatan properti adalah orang pribadi yang memiliki, menguasai, dan/atau

memperoleh manfaat atas objek PBB dengan tetap memperhatikan syarat objektif

dan syarat subjektif untuk diberikan NPWP.

Kegiatan ekstensifikasi yang dilaksanakan selama tahun 2010 menghasilkan

penambahan wajib pajak sebanyak 3.201.014 wajib pajak, terdiri dari 3.019.396

wajib pajak orang pribadi, 151.771 wajib pajak badan, dan 29.847 wajib pajak

Bendahara.

Penambahan jumlah wajib pajak yang cukup signifikan tersebut antara lain

dikarenakan:

a. pengaturan mengenai kewajiban memiliki NPWP dalam rangka pengalihan

hak atas tanah dan/atau bangunan; dan

b. himbauan yang disampaikan melalui PT Taspen (Persero) kepada para

pensiunan yang memiliki penghasilan di atas PTKP untuk memiliki NPWP.

Perkembangan jumlah wajib pajak terdaftar selama lima tahun terakhir

sebagaimana tercantum dalam diagram berikut ini.

Juta

an

0,33

0,36

0,39

0,44

0,47

1,23

1,34

1,48

1,61

1,76

3.255,43

8,81

13,86

16,88

BadanOrang Pribadi Bendahara

25

20

15

10

5

0

Page 71: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

70

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Diagram Jumlah Peta Digital Tahun 2006-2010

Keterangan: Data per akhir tahun, 31 Desember tahun yang bersangkutan

INTENSIFIKASI

Kebijakan dan strategi intensifikasi dalam rangka penggalian potensi dan

pengawasan yang dilaksanakan selama tahun 2010 adalah sebagai berikut:

1. penggalian potensi penerimaan dari wajib pajak orang pribadi baru;

2. penggalian potensi berbasis profil, antara lain dari:

a. seluruh wajib pajak pada KPP Wajib Pajak Besar dan KPP di lingkungan

Kanwil DJP Jakarta Khusus;

b. seluruh wajib pajak orang pribadi pada KPP Wajib Pajak Besar Orang

Pribadi;

c. seluruh wajib pajak pada KPP Madya;

d. seribu wajib pajak pada KPP Pratama;

e. wajib pajak retailer/orang pribadi pengusaha tertentu;

Diagram Jumlah Objek PBB Terdaftar Tahun 2006-2010

Keterangan: Data per akhir tahun, 31 Desember tahun yang bersangkutan

Juta

anRi

buan

90,97

2006

2006

18,3724,94

31,1735,42 38,80

71,72 71,77 74,15 75,80 77,03

2007

2007

2008

2008

2009

2009

2010

2010

Objek Pajak SISMIOP

Desa/Kelurahan DigitalDesa/Kelurahan

Objek Pajak

93,56 97,17 100,16 103,56

64,0569,46

77,2383,26

89,09

120

100

80

60

40

20

0

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0

Page 72: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

71

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

f. optimalisasi penggalian pajak dari wajib pajak Bendahara; dan

g. high rise building.

3. penggalian potensi menggunakan Aplikasi Optimalisasi Pemanfaatan Data

Perpajakan (OPDP);

4. program law enforcement terhadap wajib pajak potensial yang telah dihimbau/

counseling namun tidak memanfaatkan Sunset Policy dilakukan pemeriksaan,

penagihan, atau penyidikan;

5. peningkatan kepatuhan melalui kebijakan penurunan tarif serta sosialisasi dan

edukasi kepada wajib pajak baru/wajib pajak yang telah memanfaatkan Sunset

Policy;

6. penggalian potensi sektor tertentu, antara lain pertambangan, perkebunan,

dan industri pengolahan; dan

7. pembinaan wajib pajak orang pribadi potensial melalui pemberian apresiasi

terhadap 1000 wajib pajak yang telah menyampaikan SPT Tahunan PPh.

Lebih jauh mengenai penggalian potensi berbasis profil, sebagai kelanjutan

kegiatan dari tahun sebelumnya, pada tahun 2010 DJP kembali melakukan

penetapan Rasio Total Benchmarking terhadap 95 Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU)

wajib pajak. Penetapan Rasio Total Benchmarking pertama kali pada tahun 2009

terhadap 20 KLU wajib pajak.

Masih dalam lingkup intensifikasi, khususnya di bidang PBB, pada tahun 2010 telah

dilakukan juga usaha meningkatkan kualitas Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) melalui:

1. pembuatan dan penyempurnaan program aplikasi Form Data Masukan sektor

perkebunan dalam rangka tertib administrasi data perkebunan;

2. penyusunan konsep pengembangan aplikasi SISMIOP sektor pertambangan

dan perhutanan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan objek pajak

sektor tersebut;

3. penilaian individu objek PBB potensial yang meliputi objek khusus seperti

PLTU sebanyak 4 objek, dan tambang emas serta PLTA masing-masing 1 objek;

4. pelaksanaan exercise valuation untuk bahan penyusunan petunjuk teknis

penilaian dengan jumlah 5 objek yaitu pertambangan timah, batubara, emas,

bauksit dan nikel;

5. analisis Assessment Sales Ratio (ASR) bumi untuk mengevaluasi NJOP bumi

terhadap harga transaksi pasar. ASR terhadap NJOP bumi tahun 2010 adalah

86,06% yang artinya rata-rata penerapan NJOP bumi adalah 86,06% dari harga

pasar tahun 2010;

6. penyesuaian NJOP bangunan terhadap nilai pasar (Analisis ASR bangunan)

untuk menjaga keseimbangan NJOP bangunan. ASR NJOP bangunan tahun

2010 adalah sebesar 81%, dengan demikian rata-rata penerapan NJOP

bangunan sudah mencapai 81% dibandingkan harga pasar bangunan tahun

2010;

7. penyeimbangan NJOP antarwilayah untuk menjaga akuntabilitas dan keadilan

penerapan NJOP, melalui:

a. koordinasi analisis keseimbangan NJOP jalan tol dan jalur pipa gas yang

melintasi beberapa kabupaten/kota dan provinsi; dan

b. analisis keseimbangan NJOP antarkawasan terbangun.

Page 73: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

72

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Peran serta aktif DJP dalam komunitas perpajakan internasional antara lain

dilakukan dengan mengikuti kegiatan yang berskala internasional yang

diselenggarakan di Indonesia dan di negara lain, baik sebagai peserta maupun

sebagai penyelenggara. Pada tahun 2010, selain berhasil menjalin kerja sama

baru dengan beberapa otoritas pajak negara lain, DJP juga berhasil melakukan

perundingan dalam rangka persetujuan penghindaran pajak berganda.

DJP dalam Pergaulan Internasional

DJP berperan aktif dalam menjalin kerja sama dan menggiatkan pertukaran informasi antarnegara untuk meningkatkan citra Indonesia.

Page 74: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

73

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTILaporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA (P3B)

Selama tahun 2010, DJP telah melakukan lima kali perundingan P3B dengan

negara mitra. Sebanyak tiga kali perundingan untuk pembentukan P3B baru dan

dua kali perundingan renegosiasi P3B lama, telah berhasil dilaksanakan. Rincian

pelaksanaan perundingan P3B sepanjang tahun 2010 adalah sebagai berikut:

1. Indonesia - Hongkong (Hongkong, 10-12 Februari 2010);

2. Indonesia - Serbia (Jakarta, 22-24 Maret 2010);

3. Indonesia - Laos (Laos, 13-16 Juli 2010);

4. Indonesia - Jepang (Jakarta, 15-17 Desember 2010);

5. Indonesia - India (Jakarta, 21-23 Desember 2010).

Dengan demikian, sampai dengan akhir tahun 2010 Indonesia telah memiliki

jaringan P3B yang berlaku efektif dengan 59 negara di dunia.

Dalam rangka memberikan kepastian dalam penerapan P3B, pada tahun 2010

DJP juga menerbitkan beberapa ketentuan baik yang baru maupun yang sifatnya

penyempurnaan dari ketentuan yang telah ada, yaitu:

1. tata cara penerapan P3B untuk lebih memberikan kepastian hukum terutama

bagi para pemotong/pemungut pajak dalam penerapan P3B;

2. pencegahan penyalahgunaan P3B sehingga P3B hanya dapat dimanfaatkan

oleh penduduk Indonesia dan penduduk dari negara mitra P3B yang

sebenarnya berhak;

3. penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha dalam transaksi antara

wajib pajak dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa;

4. tata cara pelaksanaan Prosedur Persetujuan Bersama (Mutual Agreement

Procedur/MAP) yang diatur dalam dalam P3B;

5. Kesepakatan Harga Transfer (Advance Pricing Agreement/APA) untuk

memberikan sarana kepada wajib pajak, DJP dan/atau otoritas pajak negara

lain dalam pembentukan kesepakatan harga transfer (APA).

PERSETUJUAN DAN PELAKSANAAN PERTUKARAN INFORMASI PERPAJAKAN

Pembentukan Perjanjian Pertukaran Informasi Perpajakan atau yang biasa

disebut dengan Tax Information Exchange Agreement (TIEA) merupakan tindak

lanjut dari komitmen Pemerintah Indonesia berdasarkan hasil pertemuan para

pimpinan negara-negara G20 di London pada bulan April 2009, yang menyepakati

penerapan standar transparansi informasi di bidang keuangan. DJP juga telah

melakukan inisiasi revisi pasal pertukaran informasi dengan beberapa negara

mitra P3B Indonesia guna memenuhi standar OECD.

Page 75: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

74

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Dalam rangka pembentukan TIEA dengan negara bukan mitra P3B (non tax treaty)

yang dikategorikan oleh OECD sebagai yurisdiksi yang menjadi pusat kedudukan

kegiatan finansial dunia dengan tarif pajak penghasilan rendah (low income tax

jurisdictions), DJP sepanjang tahun 2010 telah melaksanakan perundingan TIEA

dengan delapan negara dan yurisdiksi yaitu:

1. Jersey (London, 29 Maret 2010);

2. Guernsey (London, 30 Maret 2010);

3. Isle of Man (London, 31 Maret 2010);

4. Bermuda (Bermuda, 9 Juni 2010);

5. San Marino (San Marino, 27 September 2010);

6. Costa Rica (Costa Rica, 8 Desember 2010);

7. Cayman Islands (Cayman Island, 10 Desember 2010);

8. Bahamas (Bahama, 13 Desember 2010).

DJP juga secara aktif telah melakukan pertukaran informasi dengan negara-negara

mitra P3B. Informasi yang dipertukarkan antara lain terkait kebenaran status

hukum, status kepemilikan saham, substansi transaksi keuangan, serta kasus-kasus

transfer pricing.

PARTISIPASI DJP DALAM FORUM INTERNASIONAL

Partisipasi aktif DJP dalam forum internasional selama tahun 2010 adalah sebagai

berikut:

1. The Sixth Meeting of the Organization Economic Cooperation and

Development (OECD) Forum on Tax Administration (FTA)

FTA adalah salah satu badan kerja dari OECD’s Committee on Fiscal Affairs (CFA)

yang dibentuk pada bulan Juli tahun 2002 dengan tujuan meningkatkan dialog

antar negara terkait dengan praktik administrasi perpajakan yang baik. DJP hadir

dan aktif berperan serta dalam forum dialog tersebut.

Sidang FTA ke-6 dilaksanakan pada tanggal 15 dan 16 September 2010 di Istanbul,

Turki. Hal-hal yang dibahas dalam sidang tersebut adalah:

a. joint audit, meliputi kerangka hukum yang dapat menjadi dasar anggota FTA

bekerja sama dalam memeriksa masalah perpajakan wajib pajak serta Joint

Audit Guidelines yang dapat dimanfaatkan sebagai pedoman untuk melakukan

joint audit; dan

b. kode etik antara bank dan institusi perpajakan yang dibangun berdasarkan

prinsip-prinsip sebagaimana tercantum dalam laporan FTA Study into the Role

of Tax Intermediaries (2008) dan Building Transparent Tax Compliance by Banks

(2009).

Page 76: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

75

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

2. OECD Global Forum

Selama tahun 2010, DJP secara aktif berpartisipasi dengan mengirimkan

perwakilan pada beberapa OECD Global Forum sebagai berikut.

a. OECD Global Forum on Development yang diselenggarakan di Paris, Perancis

pada tanggal 28 Januari 2010 dengan tema “Domestic Resource Mobilisation for

Development: the Taxation Challenge”. Dalam forum tersebut pimpinan sidang

menyampaikan bahwa Indonesia merupakan salah satu dari lima negara di

dunia yang sukses dalam melaksanakan reformasi perpajakan.

b. Global Forum Meeting on Transparency and Exchange of Information for Tax

Purposes, yang diselenggarakan di Singapura pada tanggal 29-30 September

2010. Agenda utama dalam pertemuan tersebut adalah pembahasan Annual

Assessment and Related Issue.

Dalam rangka menguji legal framework guna memenuhi standar yang telah

ditetapkan oleh OECD Global Forum, akan dilakukan proses assessment terhadap

DJP selaku institusi perpajakan di Indonesia.

Page 77: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

76

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

3. OECD Seminar

DJP bekerja sama dengan OECD mempunyai program rutin tahunan berupa

pelatihan kepada pegawai DJP dengan topik tax treaty, international tax, dan

transfer pricing. Pelatihan yang diselenggarakan DJP dan OECD selama tahun 2010

yaitu:

a. Tax treaty Negotiations Seminar (15 – 19 Maret 2010 di Jakarta), dengan

narasumber dari OECD Secretariat dan Netherlands MoF;

b. Transfer Pricing Advanced Level Seminar (19 – 23 Juli 2010 di Jakarta), dengan

narasumber dari OECD, ATO, dan Kementerian Keuangan Jerman; dan

c. Tax Treaty - Policy and Drafting Seminar (29 November – 3 Desember 2010

di Jakarta), dengan narasumber dari Sekretariat OECD dan Kementerian

Keuangan Australia.

KEGIATAN NEGARA/LEMBAGA DONOR

Sebagaimana beberapa tahun terakhir, komunitas donor secara aktif melakukan

asistensi teknis untuk mendukung reformasi perpajakan yang dijalankan oleh

DJP. Pihak donor terdiri dari negara donor dan lembaga donor. Lembaga donor

adalah suatu lembaga non-pemerintah berskala internasional seperti IMF, World

Bank, AusAID, dan JICA yang memberikan bantuan kepada DJP. Negara donor

adalah suatu unit kantor/departemen dalam pemerintahan seperti US Treasury,

Australian Taxation Office, dan Swedish Tax Agency, yang melakukan kerja sama

bilateral dengan DJP.

Sejak tahun 2006, terdapat delapan pihak donor yang secara aktif terlibat dalam

proses reformasi pada DJP. Kedelapan negara/lembaga donor dimaksud adalah:

1. International Monetary Fund (IMF);

2. World Bank;

3. Technical Assistance Management Facility - AusAID (TAMF-AusAID);

4. United States Department of the Treasury (US Treasury);

5. Australian Taxation Office (ATO);

6. Swedish International Development Agency - Swedish Tax Agency (SIDA - STA);

7. Japan International Cooperation Agency (JICA); dan

8. Korean International Cooperation Agency (KOICA).

Secara umum, asistensi pihak donor dibiayai oleh hibah (grant). Bentuk asistensi

dapat berupa, antara lain:

1. asistensi teknis oleh individual long-term advisor /resident advisor;

2. asistensi teknis oleh individual short-term advisor/expert;

3. jasa konsultasi oleh perusahaan konsultan;

4. training/seminar/workshop di dalam maupun di luar negeri; dan

5. comparative study/benchmarking ke negara lain.

Pendanaan (funding source, disbursement plan, funding allocation) pada umumnya

dikelola oleh instansi donor masing-masing yang terkait (donor executed). Seleksi

atau pemilihan atas technical advisor, tenaga ahli, dan konsultan umumnya

dilakukan oleh pihak donor terkait.

Page 78: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

77

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

1. International Monetary Fund (IMF)

Kegiatan asistensi IMF di DJP dilakukan dalam bentuk penempatan resident advisor

IMF, supervisi yang dilakukan oleh Fiscal Affair Department IMF dari Washington,

dan kunjungan-kunjungan jangka pendek oleh beberapa tenaga ahli administrasi

perpajakan.

Kegiatan proyek IMF sejak 2006 didanai oleh Pemerintah Kanada (Canadian

International Development Agency - CIDA). Pendanaan CIDA yang selama

beberapa tahun ini telah membiayai asistensi teknis IMF berakhir pada tanggal 31

Maret 2010.

Untuk selanjutnya sampai dengan akhir tahun 2010, kegiatan asistensi IMF

didukung oleh sumber pendanaan dari Pemerintah Jepang dan Public Financial

Management - Multi Donor Trust Funds (PFM MDTF). Perubahan skema pendanaan

membuat IMF tidak lagi menempatkan resident advisor di Indonesia.

PFM MDTF yang dikelola oleh World Bank ini digunakan untuk melanjutkan

asistensi berupa evaluasi atas operasional KPP Pratama dan KPP WP Besar Orang

Pribadi sedangkan pendanaan dari Pemerintah Jepang digunakan untuk kegiatan

lainnya. Selain itu, asistensi juga dilakukan dalam mengembangkan National

Audit Training Program, menyediakan pelatihan di bidang penagihan pajak, serta

mereview program investigasi dan kepatuhan internal.

2. The World Bank

Selain mendukung Project for Indonesian Tax Administration Reform (PINTAR), World

Bank juga berperan dalam pengelolaan hibah yang termasuk dalam kerangka

PFM MDTF, yang didanai oleh Uni Eropa dan Pemerintah Belanda. Hibah tersebut

digunakan untuk: (1) persiapan program PINTAR; dan (2) program pendukung

PINTAR berupa jasa konsultasi di bidang criminal investigation, independent bid

evaluation, change management, dan knowledge management.

3. Australia Indonesia Partnership for Economic Governance (AIPEG) – AusAID

AIPEG merupakan lembaga bentukan pemerintah Australia. Lembaga ini dibentuk

dengan latar belakang adanya krisis ekonomi yang dramatis sehingga Pemerintah

Republik Indonesia memerlukan bantuan teknis di bidang economic governance.

AIPEG memberikan layanan konsultasi penyusunan kebijakan sektor publik dan

pelaksanaan program yang konsisten dengan agenda reformasi Pemerintah

Indonesia.

Program AIPEG ini dijadwalkan akan diselenggarakan selama enam tahun

yang difokuskan pada leadership, penguatan institusi, monitoring dan evaluasi,

Government Partnership Fund (GPF), dan gender issue.

Page 79: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

78

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Pada 22 April 2010, diadakan Inception Workshop antara DJP dan AIPEG guna

membahas rencana kerjasama DJP-AIPEG untuk tahun 2010-2011. Dari hasil

workshop tersebut dihasilkan Laporan Inception Workshop yang berisi tentang

AIPEG Work Plan 2010-2011 yang diselaraskan dengan Rencana Strategis DJP

tahun 2010-2011. Rencana kerja kegiatan DJP-AIPEG untuk periode Januari 2010

s.d. Juni 2011 terdiri dari:

a. pengembangan program call center;

b. pengembangan strategi dan kerangka SDM;

c. pengembangan kapasitas dalam bidang hukum;

d. survei wajib pajak;

e. IT mentorship;

f. kepatuhan dan investigasi internal;

g. modeling dan benchmarking penerimaan pajak;

h. culture strategy development; dan

i. asistensi dalam data clean up.

4. Office of Technical Assisstance (OTA) US Department of the Treasury

Sampai dengan tahun 2010, kegiatan asistensi US Department of the Treasury

secara garis besar adalah:

a. asistensi lanjutan dalam rencana implementasi data processing center;

b. asistensi lanjutan dalam e-filing; dan

c. asistensi dalam implementasi Internal Management Document control system.

Program asistensi US Treasury berakhir pada tahun 2010 dan belum ada

kesepakatan mengenai program kegiatan kerjasama periode selanjutnya.

5. Australian Taxation Office (ATO)

Selama beberapa tahun terakhir, DJP dan ATO telah berbagi kemitraan dalam

pengembangan kapasitas melalui pertukaran keahlian dan pengetahuan di

bidang administrasi perpajakan. Kerjasama DJP dan ATO merupakan kerjasama

bilateral khusus antara dua organisasi serupa di bawah skema GPF.

GPF merupakan bagian dari Australia - Indonesia Partnership for Reconstruction

and Development (AIPRD) yang berfokus pada program-program bantuan di

sektor pemerintahan untuk jangka waktu lima tahun (Maret 2005 s.d. Maret 2010).

Jenis kerja sama yang dilakukan oleh DJP dan ATO meliputi:

a. Kegiatan Multilateral

ATO mengadakan forum internasional yang diselenggarakan di Australia dan

dihadiri oleh wakil-wakil institusi perpajakan dari berbagai negara. Forum ini

diadakan beberapa kali dalam setahun dengan topik yang berbeda.

b. Bantuan Bilateral.

ATO berbagi pengetahuan dan keahlian dalam bentuk lokakarya/seminar dan

bantuan teknis lain yang diberikan kepada DJP oleh pejabat ATO yang diadakan

di Indonesia atau di Australia selama periode waktu tertentu.

Page 80: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

79

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

6. Swedish International Development Agency (SIDA) dan Swedish Tax Agency

(STA)

Sebagai kelanjutan kerjasama dari tahun-tahun sebelumnya, asistensi teknis oleh

STA didanai oleh SIDA dilakukan pada 4 bidang utama, yaitu:

a. computerized audit;

b. manajemen pemeriksaan;

c. cash economy; dan

d. penyempurnaan koordinasi antara kantor pusat dengan Kanwil DJP dalam

rangka pembuatan rencana pemeriksaan nasional.

Sampai dengan tahun 2010, belum ada kesepakatan mengenai kelanjutan kegiatan

kerjasama antara STA/SIDA dengan DJP untuk periode selanjutnya.

7. Japan International Cooperation Agency (JICA)

Pada bulan Desember 2009 diadakan penandatanganan Record of Discussion dan

Minutes of Meeting yang berisi tentang rencana kegiatan kerjasana DJP-JICA untuk

2010-2014 dengan nama “Project On Modernization of Tax Administration (Phase II)”.

Dalam proyek dimaksud, kegiatan asistensi JICA di DJP yang dilakukan meliputi:

a. pengembangan kapasitas SDM (e-learning, OJT, dan assessment pegawai);

b. penagihan;

c. investigasi; dan

d. keberatan dan banding.

Selain melaksanakan proyek di atas, JICA juga memberikan bantuan dalam

pengembangan kapasitas SDM berupa pemberian beasiswa bagi para pegawai

DJP untuk mengikuti program S2/S3 dan short course di Jepang.

Page 81: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

80

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Raih

prestasi dengan

INOVASI

Untuk meningkatkan pelayanan

terhadap masyarakat, DJP selalu

mencari cara-cara baru yang terbaik

pada upaya pengelolaan dalam

menghimpun sumber pemasukan

negara.

Page 82: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

81

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Page 83: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

82

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Layanan, Sosialisasi, Edukasi, dan Kehumasan

Tahun 2010 reformasi perpajakan yang telah dimulai sejak tahun 2002 mendapat

ujian berat. Beberapa kasus terkait perpajakan yang melibatkan oknum pegawai

DJP telah menggerus tingkat kepercayaan masyarakat. Sebagai akibat munculnya

berbagai kasus tersebut, sebagian masyarakat mempertanyakan pelaksanaan

reformasi perpajakan yang selama ini telah diterima positif oleh masyarakat.

Untuk mengatasi masalah menurunnya kepercayaan masyarakat serta dalam

rangka meningkatkan pemahaman dan menumbuhkan kesadaran masyarakat

(wajib pajak) untuk memenuhi hak dan kewajiban perpajakannya, di tahun 2010

DJP melakukan penyempurnaan atas kegiatan pemberian layanan, sosialisasi,

edukasi, dan kehumasan, dengan uraian sebagai berikut.

Penyempurnaan atas kegiatan pemberian layanan sosialisasi, edukasi, dan kehumasan dilakukan DJP salah satunya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Page 84: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

83

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

LAYANAN UNGGULAN PERPAJAKAN

Salah satu komitmen DJP dalam upaya meningkatkan kepastian pelayanan kepada

masyarakat adalah dengan menetapkan layanan unggulan. Komitmen tersebut

diwujudkan melalui penambahan jumlah layanan unggulan yang pada tahun

sebelumnya ditetapkan sebanyak 8 layanan menjadi 16 layanan pada tahun 2010.

LAYANAN PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK

1. Keberatan, Pembetulan, Pengurangan, Penghapusan, dan Pembatalan

Kinerja penyelesaian keberatan, pembetulan, pengurangan, penghapusan, dan

pembatalan ketetapan pajak nasional pada tahun 2010, baik karena permohonan

maupun secara jabatan adalah sebagaimana tercantum dalam tabel berikut ini.

Tabel Daftar Layanan Unggulan DJP Tahun 2010

Jenis Layanan

1. Penyelesaian Permohonan Pendaftaran NPWP Tepat Waktu

2. Penyelesaian Permohonan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Tepat

Waktu

3. Penyelesaian Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran PPN

Tepat Waktu

4. Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak Tepat Waktu

5. Penyelesaian Permohonan Keberatan Penetapan PPh, PPN, dan PPnBM

Tepat Waktu

6. Penyelesaian Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22

Impor Tepat Waktu

7. Penyelesaian Permohonan Pengurangan PBB Tepat Waktu

8. Pendaftaran Objek Pajak Baru dengan Penelitian Kantor Tepat Waktu

9. Penyelesaian Mutasi Seluruhnya Objek dan Subjek PBB Tepat Waktu

10. Penyelesaian Permohonan SKB Pemotongan PPh Pasal 23 Tepat Waktu

11. Penyelesaian Permohonan SKB Pemotongan PPh atas Bunga Deposito

dan Tabungan Serta Diskonto SBI yang Diterima atau Diperoleh Dana

Pensiun yang Pendiriannya telah Disahkan oleh Menteri Keuangan Tepat

Waktu

12. Penyelesaian Permohonan SKB PPh atas Penghasilan dari Pengalihan Hak

atas Tanah dan/atau Bangunan Tepat Waktu

13. Penyelesaian Permohonan SKB PPN atas Barang Kena Pajak Tertentu Tepat

Waktu

14. Penyelesaian Permohonan Keberatan PBB Tepat Waktu

15. Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi

Administrasi Tepat Waktu

16. Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan

Pajak yang Tidak Benar Tepat Waktu

Page 85: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

84

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Secara umum terdapat 6 penyebab permasalahan banyaknya penolakan berkas

keberatan Wajib Pajak oleh kantor pusat ataupun Kanwil DJP, yaitu:

a. wajib pajak belum memahami ketentuan perpajakan mengenai tata cara

perosedur dan persyaratan pengajuan keberatan;

b. wajib pajak belum memahami dan mengerti mengenai ketentuan perpajakan

atas koreksi fiskal yang dilakukan oleh pemeriksa;

c. jawaban konfirmasi dari pihak ketiga (eksternal DJP) sampai dengan keputusan

keberatan diterbitkan belum diterima;

d. wajib pajak tidak meminjamkan dokumen-dokumen secara lengkap sampai

surat keputusan keberatan diterbitkan;

e. adanya multitafsir dari suatu ketentuan; dan

f. lemahnya pengawasan proses penyelesaian keberatan dan evaluasi atas

keputusan keberatan.

Permasalahan di atas mengakibatkan wajib pajak merasa diperlakukan tidak adil

dalam proses penyelesaian keberatan. Untuk itu, DJP telah menetapkan berbagai

program solusi yang harus dilaksanakan di internal DJP maupun dikoordinasikan

dengan pihak terkait, antara lain:

a. menyelenggarakan pelatihan kemampuan komunikasi (soft competency) dan

kemampuan teknis kepada Penelaah Keberatan;

b. menyediakan informasi tentang kumpulan uraian penelitian atas permohonan

keberatan yang telah selesai melalui pembentukan knowledge-based

keberatan;

c. membangun sistem informasi manajemen keberatan;

d. menyempurnakan SOP tentang pengawasan fungsi keberatan;

e. mengedukasi wajib pajak melalui sosialisasi secara langsung maupun melalui

media lainnya; dan

f. harmonisasi peraturan pelaksanaan perundang-undangan, khususnya yang

bersifat teknis sehingga tidak ada lagi peraturan yang menimbulkan multitafsir

atau bahkan saling bertentangan.

Tabel Penyelesaian Pembetulan, Keberatan, Pengurangan, Penghapusan, dan Pembatalan Ketetapan Per Jenis Pajak Tahun 2010

Jenis Layanan PPh PPN/PPnBM PBB BPHTB Total

Pembetulan 805 558 6.762 7 8.132

Keberatan 2.090 3.101 7.331 2 12.524

Pengurangan Pokok - - 17.435 1 17.436

Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi 4.595 4.961 1.550 59 11.165

Pengurangan atau Pembatalan SKP 961 891 4.837 43 6.732

Pengurangan atau Pembatalan STP 567 486 0 56 1.109

Pembatalan Hasil Pemeriksaan Pajak/SKP Hasil Pemeriksaan 9 18 0 1.736 1.763

Jumlah 9.027 10.015 37.915 1.904 58.561

Page 86: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

85

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Tabel Distribusi Putusan Banding dan Gugatan Berdasarkan Amar Putusan yang Diterima DJP selama Tahun 2010

Amar Putusan Banding Gugatan Jumlah

Menolak 268 214 482

Mengabulkan Sebagian 728 11 739

Mengabulkan Seluruhnya 792 162 954

Membatalkan 40 52 92

Tidak Dapat Diterima 226 225 451

Menambah 2 0 2

Membetulkan Salah Tulis/Hitung 65 10 75

Dihapus dari Daftar Sengketa 3 6 9

Jumlah 2.124 682 2.806

2. Banding dan Gugatan ke Pengadilan Pajak

Pengajuan banding atau gugatan ke Pengadilan Pajak yang telah diputuskan

oleh Majelis Hakim dan telah diterima putusannya oleh DJP selama tahun 2010

berjumlah 2.806 putusan dengan rincian sebagai berikut.

Secara umum, permasalahan pokok dalam Banding dan Gugatan sebagai berikut.

a. Tidak dapat dilaksanakannya Putusan Pengadilan Pajak oleh KPP.

Hal ini disebabkan karena objek sengketa bukan merupakan ketetapan

pajak, tetapi merupakan produk hukum dari Direktorat Jenderal Bea dan

Cukai. Akibatnya adalah wajib pajak tidak mendapatkan haknya berupa

pengembalian pajak.

b. Majelis tetap memperhitungkan dokumen yang tidak diberikan wajib

pajak saat pemeriksaan dan keberatan namun baru disampaikan pada saat

persidangan.

Hal ini disebabkan karena belum sejalannya ketentuan dalam Pasal 26A

Undang-Undang KUP dengan ketentuan dalam Pasal 78 Undang-Undang

Pengadilan Pajak sehingga koreksi pemeriksa dibatalkan karena uji bukti di

persidangan.

c. Lemahnya kemampuan litigasi petugas DJP dalam beracara di persidangan.

Hal ini mengakibatkan petugas masih belum optimal dalam berargumen

untuk meyakinkan Majelis.

d. Data tentang permohonan hingga penyelesaian banding dan gugatan tidak

sinkron dengan DJP.

Tidak adanya aplikasi administrasi dan database yang terkoneksi antara

DJP dan Pengadilan Pajak menjadi penyebab utama dari permasalahan ini

sehingga tahap-tahap persiapan persidangan yang harus dilakukan oleh DJP

sebagai pihak Terbanding/Tergugat menjadi tidak maksimal.

Page 87: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

86

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Diagram Pengajuan Peninjauan Kembali (PK) dan Kontra Peninjauan Kembali (Kontra PK) ke Mahkamah Agung Tahun 2010

500

450

400

350

300

250

200

150

100

50

0Memori PK

354

86

11

464

97

2

Kontra Memori PK

PPh PPN PBB/BPHTB

Beberapa strategi yang dibuat oleh DJP untuk mengatasi permasalahan dalam

proses Banding dan Gugatan di atas, antara lain:

a. harmonisasi peraturan yang disusun DJP dengan pihak eksternal seperti DJBC

dan Pengadilan Pajak;

b. peningkatan kemampuan litigasi dari petugas sidang melalui kegiatan

pendidikan dan pelatihan maupun in-house training;

c. pembentukan tim tetap dengan keahlian tertentu untuk mewakili DJP atas

kasus-kasus tertentu;

d. permintaan kepada Pengadilan Pajak untuk menyampaikan berita acara

persidangan;

e. meminta pengefektifan kembali fungsi Majelis Kehormatan Hakim. Secara

lebih konkrit, program solusi yang diperlukan adalah penyampaian laporan

tertulis kepada Majelis Kehormatan Hakim pada Pengadilan Pajak tentang

Keputusan Hakim yang tidak cermat di Pengadilan; dan

f. sinkronisasi data antara DJP dan Pengadilan pajak melalui aplikasi yang

terhubung antara DJP dan Pengadilan Pajak.

3. Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung

Pengajuan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung oleh DJP disampaikan dalam

bentuk Memori PK. Atas Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung yang diajukan

oleh wajib pajak, DJP wajib menjawab dalam bentuk Kontra Memori PK. Selama

tahun 2010, DJP telah melakukan pengajuan Memori PK berjumlah 829 dan Kontra

Memori PK berjumlah 185 dengan perincian sebagai berikut.

Page 88: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

87

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Diagram Distribusi Putusan Peninjauan Kembali (PK) dari Mahkamah Agung berdasarkan Asal Pemohon dan Amar Putusan yang Diterima DJP selama Tahun 2010

1

89

6

139

Mengabulkan Menolak

Dalam tahun 2010, DJP menerima Putusan Peninjauan Kembali dari Mahkamah

Agung berjumlah 235 putusan. Distribusi Putusan Peninjauan Kembali dari

Mahkamah Agung berdasarkan asal pemohon dan jenis amar putusan dapat

disampaikan sebagai berikut.

LAYANAN PENANGANAN PERKARA DI LUAR PENGADILAN PAJAK

DJP selaku institusi publik dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai

ketentuan peraturan perpajakan dapat digugat di Pengadilan Negeri, Pengadilan

Tata Usaha Negara, Pengadilan Niaga, Mahkamah Agung, dan Mahkamah

Konstitusi.

Pemohon PK: wajib pajakPemohon PK: DJP

160

140

120

100

80

60

40

20

0

Diagram Penanganan Perkara di Luar Pengadilan Pajak Selama Tahun 2010

397

8

34

Gugatan Perbuatan Melawan

Hukum/Keberatan/Perlawanan

Banding

Kasasi

Peninjauan Kembali

Uji Materiil

Page 89: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

88

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

LAYANAN INFORMASI DAN PENGADUAN KRING PAJAK 500200

Dalam tahun 2010, layanan informasi dan pengaduan melalui Kring Pajak 500200

terus ditingkatkan kualitas layanannya. Keberadaan layanan informasi Kring Pajak

500200 telah membantu masyarakat memperoleh informasi perpajakan secara

cepat, mudah dan akurat. Di sisi lain, sebagai institusi yang menerapkan prinsip-

prinsip good governance, DJP juga memberikan saluran bagi masyarakat wajib

pajak untuk menyampaikan pengaduan terkait layanan yang diberikan.

Peningkatan kualitas layanan informasi Kring Pajak 500200 ditingkatkan melalui

penyempurnaan aplikasi Tax Knowledge Base untuk memutakhirkan peraturan

maupun informasi perpajakan yang akan digunakan oleh petugas layanan (agent).

Tabel Kinerja Layanan Informasi Kring Pajak 500200 Tahun 2010

Bulan Panggilan MasukPanggilan Terjawab

Jumlah %

Januari 36.454 21.192 58%

Februari 35.889 16.089 45%

Maret 60.040 36.805 61%

April 36.184 29.890 83%

Mei 21.253 19.678 93%

Juni 20.525 19.560 95%

Juli 22.973 19.189 84%

Agustus 22,152 20.123 91%

September 16.110 14.979 93%

Oktober 20.875 19.369 93%

November 22.285 20.467 92%

Desember 24.792 21.244 86%

Jumlah 339.532 258.585 76%

Layanan pengaduan Kring Pajak 500200 atau yang juga dikenal dengan nama

Pusat Pengaduan Pajak terus mengalami pembenahan manajemen penanganan

pengaduan, termasuk menyempurnakan Sistem Informasi Pengaduan Pajak (SIPP).

Diagram Perkara yang Ditangani oleh Badan Peradilan di Luar Pengadilan Pajak

26

14

17

3 1

Pengadilan Negeri

Pengadilan Tata Usaha Negara

Pengadilan Niaga

Mahkamah Agung

Mahkamah Konstitusi

Page 90: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

89

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Tabel Kinerja Penanganan Pengaduan Melalui Kring Pajak 500200 Tahun 2010

Bulan Panggilan MasukPanggilan Terjawab

Jumlah %

Januari 1.003 575 57%

Februari 1.058 581 55%

Maret 1.649 1.185 72%

April 1.205 837 69%

Mei 722 543 75%

Juni 682 542 79%

Juli 787 535 68%

Agustus 768 613 80%

September 602 485 81%

Oktober 563 508 90%

November 619 519 84%

Desember 670 469 70%

Jumlah 9.039 7.392 81,78%

Prestasi yang membanggakan telah ditorehkan oleh Kring Pajak 500200 dengan

memperoleh dua penghargaan pada acara bergengsi The Best Contact Center

Indonesia 2010 yang diselenggarakan oleh Indonesia Contact Center Association.

Penghargaan yang diperoleh meliputi penghargaan platinum (pemenang

pertama) dalam kategori The Best Agent Inbound Contact Center dan penghargaan

silver (pemenang ketiga) dalam kategori Supervisor Contact Center untuk contact

center dengan kapasitas kurang dari 100 seat.

SOSIALISASI DAN EDUKASI PERPAJAKAN

Dalam rangka meningkatkan pemahaman dan menumbuhkan kesadaran wajib

pajak untuk memenuhi hak dan kewajiban perpajakannya, kegiatan sosialisasi dan

edukasi mutlak diperlukan. Dalam tahun 2010 pelaksanaan kegiatan sosialisasi

tidak dilakukan secara masif mempertimbangkan kondisi sosial sebagai akibat

terjadinya beberapa kasus oleh oknum pegawai DJP. Kegiatan sosialisasi tahun

2010 lebih menitikberatkan untuk menjaga wajib pajak yang ada tetap patuh untuk

melaksanakan kewajiban perpajakannya. Kegiatan sosialisasi difokuskan kepada

asosiasi-asosiasi dan bendahara pemerintah yang diharapkan tidak terpengaruh

dengan berbagai isu/rumor miring DJP.

Kegiatan sosialisasi dan edukasi yang dilaksanakan selama tahun 2010, adalah

sebagai berikut.

1. Talkshow radio interaktif, bertujuan memberikan pengetahuan perpajakan

melalui media radio, yang dikemas melalui dialog interaktif untuk memudahkan

pendengar memahami perpajakan secara detail dan menyeluruh.

2. Live report (kegiatan peliputan perpajakan), dimaksudkan memberikan

informasi kepada masyarakat khususnya wajib pajak mengenai kegiatan yang

diadakan oleh DJP seperti adanya sosialisasi ketentuan terbaru, pojok pajak,

kampanye sadar pajak dan meningkatkan citra positif DJP di masyarakat.

Page 91: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

90

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

3. Penyuluhan melalui media televisi nasional, Airport TV Bandara Internasional

Soekarno-Hatta melalui media airport TV, neon box stand TV, dan neon box

public TV.

4. Penerbitan buku cerita anak, bertujuan mendidik anak usia sekolah (6 s.d.

12 tahun) untuk memahami manfaat dan pentingnya pajak bagi diri dan

keluarganya, serta masyarakat dan negara.

5. Penerbitan dan penyebaran buku, booklet, dan leaflet dengan berbagai tema

di bidang perpajakan.

6. Pembuatan situs online katalog buku perpustakaan DJP (Online Public Acces

Catalogue).

7. Pembuatan video instruksional perpajakan sehubungan dengan pengalihan

BPHTB dan persiapan pengalihan PBB dari Pemerintah Pusat kepada

Pemerintah Daerah.

KEHUMASAN

Fokus utama bidang kehumasan DJP pada tahun 2010 menitikberatkan pada

program atau kegiatan dalam rangka mengembalikan citra atau kepercayaan

publik terhadap DJP karena adanya beberapa pelanggaran oleh pegawai.

Berbagai upaya dalam rangka meningkatkan citra dan kepercayaan publik

terhadap DJP diuraikan sebagai berikut.

1. Publikasi atas pemberitaan positif tentang DJP secara intens.

Kegiatan ini bertujuan mengimbangi pemberitaan di media massa, baik

cetak maupun elektronik yang seringkali menyudutkan DJP. Dengan kegiatan

tersebut diharapkan publik dapat melihat sisi positif DJP. Kegiatan publikasi

dilaksanakan dengan berbagai cara, yaitu:

a. penyelenggaraan talkshow “Ngobrol Santai Bersama Wartawan (Ngobras)”

setiap Jumat bertempat di Media Center;

b. pelatihan untuk wartawan yang dilaksanakan secara bulanan dan

triwulanan;

c. mengajak para wartawan untuk berkunjung dan melihat langsung aktivitas

di KPP atau Media Tour;

d. penerbitan siaran pers dan penyelenggaraan konferensi pers;

e. penayangan iklan layanan masyarakat DJP di media cetak, media televisi

dan radio, serta media online;

f. penayangan iklan layanan masyarakat di bioskop, kereta api, dan billboard

bandara; dan

g. publikasi opini pegawai DJP di surat kabar atau penulisan buku perpajakan.

2. Penyuluhan saat kunjungan mahasiswa atau pelajar.

Kegiatan ini bertujuan memberikan informasi perpajakan sejak dini kepada

para mahasiswa atau pelajar yang melakukan kunjungan atau praktik kerja

lapangan di DJP. Dengan informasi dan praktik langsung di DJP, maka

diharapkan terbentuk pemahaman yang baik pula tentang DJP.

3. Penyebaran informasi perpajakan kepada pihak internal dan eskternal.

Informasi kegiatan kepada internal disebarkan melalui sarana e-Magazine

yaitu majalah elektronik yang diterbitkan setiap bulan. Sedangkan informasi

perpajakan untuk masyarakat disampaikan melalui situs www.pajak.go.id.

Page 92: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

91

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Tabel Siaran Pers DJP Tahun 2010

Tanggal Materi

1 Februari Penjelasan tentang Penunggak Pajak Terbesar

1 April Pemberlakuan UU PPN dan PPnBM, Fasilitas Pengembalian PPN kepada Turis Asing, Penerimaan SPT Tahunan PPh dan Perkembangan Penanganan Pegawai yang Melanggar Kode Etik dan Disiplin PNS

3 Juni Penerimaan Pajak Periode 1 Januari s.d 31 Mei 2010 dan Kinerja Lainnya

4 Juni DJP akan segera Melimpahkan Kasus Dugaan Tindak Pidana Perpajakan PT PHS ke Kejaksaan

18 Agustus Pencanangan Nilai-nilai Organisasi DJP Menuju Suksesnya Reformasi Jilid II

17 September Penegakan Hukum di DJP

1 Oktober DJP Tambah 22 Toko Pengembalian PPN bagi Turis Asing

4 Oktober Dana Bos Tidak Kena PPh Pasal 22

11 Oktober Penerimaan Pajak sampai dengan 30 September 2010, Crash Program dan Kebijakan Pemindahan Fungsi Pembuat Peraturan Perpajakan

21 Oktober a. DJP buka Saluran bagi Whistle Blowerb. Zakat Menjadi Pengurang Pajak

25 Oktober DJP Berlakukan Bebas Fiskal Luar Negeri

26 Oktober DJP Bebaskan Pajak Impor Kapal

10 November a. Survei Integritas KPK: DJP Telah Memenuhi Standarb. DJP Lakukan Koreksi Transfer Pricing

11 November Perkembangan Penerimaan Pajak 2010

16 November Diberitakan Media, Pegawai Pajak Diperiksa

22 November DJP Pertegas Kriteria Bebas PPN untuk Angkutan Umum

25 November a. Memorandum of Understanding antara DJP dengan Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika tentang Integrasi NPWP di Sistem e-Pengadaan

b. Penerimaan Pajak sampai dengan 15 November 2010

29 November a. KPK: DJP Peroleh Skor Tertinggi Kode Etikb. Pengumuman KPK tentang PIAK (Penilaian Inisiatif Anti

Korupsi) Tahun 2010

29 November DJP Perjelas Perlakuan PPN atas Usaha Bank Umum

30 November DJP Berdayakan Tax Center di Universitas

8 Desember DJP Perjelas Kedudukan Pajak Warteg

29 November DJP Launching Elektronik (e-SPT)

10 Desember DJP Tegaskan Terapkan Kode Etik

13 Desember Undangan Workshop Palsu Mengatasnamakan Dirjen Pajak

21 Desember VAT Refund Kini Hadir di Yogyakarta

22 Desember Pukul 00.00 Tanggal 1 Januari 2011 Bebas Fiskal Luar Negeri

23 Desember Satu Tersangka Kasus Pajak Asian Agri Diserahkan ke Kejaksaan

30 Desember Memorandum of Understanding antara DJP dengan Institut Akuntan Publik Indonesia tentang Perumusan Standar dan Prosedur Audit Terkait Insentif yang Akan Diberikan Kepada Wajib Pajak

Page 93: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

92

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

PENYEMPURNAAN PROSES BISNIS

1. Penyempurnaan dan Pembakuan Standard Operating Procedures

Pada tahun 2010 DJP kembali melakukan penyempurnaan atas Standard Operating

Procedures (SOP) DJP. Penyempurnaan SOP ini dilakukan sejalan dengan perubahan

proses bisnis di DJP sebagai dampak dari perubahan aturan yang menjadi dasar

pelaksanan tugas.

Sampai dengan akhir tahun 2010, DJP telah membakukan sebanyak 769 SOP untuk

tingkat kantor pusat, 259 untuk tingkat kantor wilayah, 315 SOP untuk tingkat KPP,

51 SOP untuk tingkat KP2KP, dan 131 SOP untuk tingkat PPDDP.

Proses Bisnis danTeknologi Informasi dan Komunikasi

Penyempurnaan proses bisnis dan teknologi informasi dan komunikasi dilakukan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan pelayanan kepada wajib pajak.

Page 94: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

93

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

2. Fiskal Luar Negeri

Dalam rangka melaksanakan amanat Pasal 25 ayat (8) Undang-Undang PPh, pada

tanggal 1 Januari 2008 memberlakukan ketentuan bagi wajib pajak orang pribadi

Dalam Negeri yang tidak memiliki NPWP dan telah berusia 21 tahun yang bertolak

ke luar negeri wajib membayar pajak Fiskal Luar Negeri.

Kewajiban membayar Fiskal Luar Negeri berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

sesuai dengan ketentuan UU PPh Pasal 25 ayat (8a). Dengan demikian, mulai tahun

2011 DJP tidak lagi memberikan layanan Fiskal Luar Negeri.

3. Pelaksanaan Kawasan Bebas (Free Trade Zone) Batam, Bintan dan Karimun

Dengan ditetapkannya kawasan Batam, Bintan, dan Karimun sebagai Kawasan

Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (Kawasan Bebas) oleh pemerintah,

maka seluruh penyerahan BKP dan JKP ke dan/atau di Pulau Batam, Bintan, dan

Karimun, sesuai batas-batas koordinat yang ditetapkan, tidak terutang PPN atau

PPN dan PPnBM.

Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan di lapangan dan pengawasan

atas pemasukan BKP di Kawasan Bebas, pada tahun 2010 DJP menerbitkan

ketentuan tata cara endorsement, perekaman, pemberkasan dan analisis

dokumen pemberitahuan pabean di kawasan bebas dan menerbitkan aturan

pelaksanaan mengenai penegasan atas pelaksanaan pemberian persetujuan atas

pemberitahuan pemasukan/pengeluaran barang transaksi tertentu.

4. Drop Box SPT

Salah satu bentuk strategi inovasi terbaru dalam pemberian pelayanan yang

dilakukan oleh DJP adalah dengan penyediaan tempat khusus penerimaan

SPT Tahunan yang disebut Drop Box SPT yang ditempatkan di KPP, KP2KP, pusat

perbelanjaan, pusat bisnis, kantor-kantor pemerintah seperti kelurahan dan

kecamatan serta lokasi strategis lainnya.

Drop Box dikembangkan guna mengantisipasi tiga permasalahan dalam proses

penerimaan dan pengolahan SPT Tahunan PPh yaitu:

a. meningkatnya jumlah wajib pajak yang berdampak pada meningkatnya

jumlah SPT Tahunan PPh;

b. mengantisipasi terjadinya antrian saat wajib pajak menyampaikan SPT

Tahunannya; dan

c. meningkatkan pelayanan dan memberikan kemudahan kepada wajib pajak.

Sejak tahun 2009 wajib pajak dapat menyampaikan SPT Tahunannya secara

langsung melalui Drop Box SPT di lokasi mana saja. Hal ini memberikan keleluasaan

kepada wajib pajak, karena tidak harus menyampaikan SPT Tahunan di KPP tempat

Wajib Pajak terdaftar tetapi dapat disampaikan di tempat yang terdekat dengan

aktivitas harian mereka.

Page 95: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

94

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Pelaksanaan penerimaan SPT Tahunan dengan metode Drop Box pada tahun

2009 mendapatkan banyak pujian dari berbagai pihak dan masyarakat termasuk

wajib pajak. Bahkan pernah menjadi salah satu topik editorial di salah satu harian

nasional. Banyaknya pujian ini menjadi pertimbangan utama untuk kembali

menerapkan Drop Box SPT pada tahun 2010 dengan lebih baik dan disempurnakan

dari sisi prosedur dan aplikasinya yang tentunya bertujuan untuk lebih memberikan

kepuasan bagi seluruh wajib pajak dalam penyampaian SPT Tahunan PPh.

5. Formulir SPT Tahunan PPh Format PDF Isian

Pengisian SPT Tahunan PPh selama ini dilakukan secara manual dengan tulisan

tangan. Banyak wajib pajak merasa kesulitan dalam mengisi dan menghitung

kewajiban perpajakannya. Melihat hal ini dan juga telah banyak digunakan di

negara-negara lain, DJP mengeluarkan formulir SPT Tahunan PPh Format PDF

Isian. Mulai tahun 2010, untuk penyampaian SPT Tahunan Tahun Pajak 2009, wajib

pajak dapat memanfaatkan fasilitas formulir SPT Tahunan PPh Format PDF Isian

dengan mengunduhnya di situs www.pajak.go.id atau meminta ke KPP. Banyak

kemudahan dan insentif yang ditawarkan baik kepada wajib pajak maupun bagi

DJP sendiri.

6. Formulir SPT Tahunan Diambil Sendiri

Mulai tahun 2010, KPP tidak lagi mengirimkan formulir SPT Tahunan kepada

setiap wajib pajak baik orang pribadi maupun badan. Namun wajib pajak diminta

mengambil sendiri SPT Tahunan PPh di tempat-tempat yang telah ditentukan

seperti di KPP, KP2KP, lokasi-lokasi Drop Box SPT, Pojok Pajak, Mobil Pajak dan lokasi

lain yang strategis dan mudah dijangkau oleh wajib pajak. Dasar pemikiran adanya

kebijakan ini adalah sebagai berikut.

Kelebihan SPT Tahunan Format PDF Isian

Bagi Wajib Pajak Bagi DJP

Kemudahan pengisian Sebagai alat sosialisasi yang menarik

Kalkulasi otomatis sehingga dapat dihindari adanya kesalahan penghitungan

Mudah dibaca dibandingkan dengan tulisan tangan

Mudah diedit Dapat dikemas ke dalam CD/disket yang dapat berisi berbagai jenis SPT Tahunan.

Mudah diperoleh melalui situs www.pajak.go.id

Efisiensi dan menghindari pemborosan kertas untuk pencetakan formulir SPT

Dapat diisi menggunakan acrobat reader dan sejenisnya yang dapat diunduh secara gratis di internet.

Hasil cetakan SPT (format dan isian) relatif tidak berubah sehingga mengurangi kesalahan proses pemindaian di PPDDP.

Dapat diunggah di www.pajak.go.id sehingga wajib pajak dapat mengunduh sendiri.

Page 96: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

95

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

a. Berdasarkan Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang KUP, wajib pajak mengambil

sendiri SPT di tempat yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak atau

mengambil dengan cara lain yang tata cara pelaksanaannya diatur dengan

atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

b. Keberagaman jenis formulir SPT menyebabkan KPP kesulitan untuk

mengirimkan jenis formulir SPT yang sesuai dengan kebutuhan masing-

masing wajib pajak. Saat ini terdapat tiga jenis formulir yang dapat digunakan

oleh wajib pajak orang Pribadi yaitu formulir 1770, 1770 S, dan 1770 SS serta

untuk wajib pajak badan terdapat dua jenis formulir yaitu 1770 dan 1770 $.

Apabila KPP mengirimkan semua jenis formulir SPT ke setiap wajib pajak baik

orang pribadi maupun badan maka beban administratif akan tinggi terkait

pencetakan formulir SPT padahal kemungkinan banyak SPT yang mungkin

terbuang dan wajib pajak menjadi bingung untuk menentukan jenis SPT yang

akan diisi.

c. Kebijakan ini diharapkan memberikan edukasi kepada wajib pajak dan

meningkatkan pemahaman wajib pajak terhadap perpajakan menumbuhkan

antusiasme dalam pemenuhan kewajiban perpajakan. Hal ini dapat terjadi

karena kebijakan ini juga diikuti dengan kebijakan sosialisasi perpajakan

dengan leaflet, brosur dan konsultasi langsung terhadap wajib pajak mengenai

jenis-jenis formulir SPT dan masing-masing kegunaannya.

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

1. Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Tata kelola TIK adalah suatu kerangka kerja yang mengatur dan mengelola

keseluruhan proses perencanaan, realisasi, operasional harian, pengamanan,

kelangsungan layanan, dan evaluasi internal penyelenggaraan TIK DJP melalui

jalur kepemimpinan yang tegas dan transparan.

a. Kebijakan dan Pedoman Tata Kelola TIK

Dalam rangka memberikan acuan yang jelas bagi terbentuknya Tata Kelola TIK,

DJP telah melakukan review, perbaikan, dan penyusunan kebijakan beserta

pedoman pengelolaan yang terkait dengan Tata Kelola TIK DJP. Kebijakan dan

pedoman yang telah disahkan selama tahun 2010 meliputi:

1) Kebijakan Tata Kelola TIK;

2) Kebijakan Layanan Sistem Informasi;

3) Kebijakan Pengembangan Sistem Informasi;

4) Kebijakan Peningkatan Keamanan Data pada Basis Data SIDJP, SIPMOD,

dan SISMIOP;

5) Pedoman User Name Account;

6) Pedoman Akses Pihak Ketiga;

7) Pedoman Pengelolaan Permintaan Layanan TIK dan Katalog Layanan TIK;

8) Pedoman Pengelolaan Gangguan Layanan TIK; dan

9) Pedoman Pengelolaan Problem Layanan TIK.

Page 97: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

96

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

b. Pelaksanaan Evaluasi Teknologi Informasi

Dalam rangka meningkatkan kualitas sistem informasi, DJP senantiasa

melakukan evaluasi tata kelola TI. Evaluasi secara menyeluruh atas tata kelola

TI dilaksanakan pada tahun 2009 yang menghasilkan program perbaikan dan

optimalisasi tata kelola TI berupa 189 rekomendasi yang dijadwalkan untuk

dilaksanakan dalam kurun waktu periode 2010–2012.

Pada tahun 2010, DJP telah selesai melaksanakan 97 rekomendasi dan sedang

memproses penyelesaian 31 rekomendasi. Sedangkan 61 rekomendasi lainnya

akan dilaksanakan pada periode 2011–2012.

Sebagai bagian dari evaluasi tata kelola TI, di tahun 2010 DJP melaksanakan

evaluasi atas pelaksanaan Kebijakan Internet dan Intranet DJP, aplikasi

Approweb, dan pemantauan kinerja SIDJP yang hasilnya akan dijadikan dasar

untuk menentukan target kinerja aplikasi yang disusun dalam kegiatan data

clean up.

c. Cetak Biru TIK DJP

Pada tahun 2010 DJP telah menetapkan Cetak Biru TIK DJP tahun 2010-2014.

Cetak Biru TIK ini akan digunakan sebagai pedoman dalam pengembangan

sistem informasi sekaligus sebagai instrumen strategis bagi pimpinan dalam

pelaksanaan kegiatan dan pengendalian investasi TIK.

2. Pengembangan Sistem dan Infrastruktur TIK

Dalam upaya untuk peningkatan kualitas pelayanan dan pengawasan terhadap

wajib pajak melalui profiling serta peningkatan kinerja secara umum, DJP

melakukan pengembangan sistem dan infrastruktur yang meliputi:

a. Pengembangan Sistem Perpajakan

Pada tahun 2010, pengembangan sistem perpajakan yang dilaksanakan oleh

DJP meliputi:

1) perancangan Enterprise Architecture (EA) untuk baseline PPDDP dan e-filing

sebagai piloting project pembangunan EA DJP yang akan dimulai tahun

2011;

2) pengembangan aplikasi SIDJP dan SIPMod dilakukan terhadap modul

penagihan, modul perekaman SPT Tahunan PPh Badan Rupiah dan Dollar

2009, modul SPT Tahunan OP, modul Drop Box, modul monitoring e-SPT/e-

filing dan modul pendukung untuk KPDDP, dan penyesuaian aplikasi dan

modul sehubungan dengan perubahan NIP menjadi 18 digit; dan

3) pengembangan aplikasi pendukung yang meliputi aplikasi pada Mobil

Pajak dan KP2KP, Multimedia Super Corridor, Approweb, loader e-SPT , e-SPT

PPN 1111 dan PPN 1111 DM, dan loader perekaman lokal.

b. Pengembangan Human Resource Management Information System (HRMIS)

Sistem ini menjadi bagian dari Sistem Informasi Kepegawaian, Keuangan, dan

Aktiva (SIKKA) . Pengembangan aplikasi ini meliputi :

1) pengembangan aplikasi berbasis workflow;

2) document management dan dossier management system;

Page 98: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

97

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

3) modelling aplikasi yang terdiri dari beberapa modul antara lain workload

analysis, standar kompetensi jabatan, pengukuran kinerja, assesment

center, survey online, dan indesk; dan

4) modul-modul pendukung HRMIS yaitu authentification services, pertukaran

data dengan Kementerian Keuangan, monografi, dan evaluasi kinerja.

c. Pengembangan Infrastruktur

Untuk meningkatkan kinerja dan kapasitas infrastruktur, serta meremajakan

perangkat yang telah obsolete, DJP melakukan hal-hal antara lain:

1) pemenuhan kebutuhan lisensi untuk server development pengolahan

dokumen (KOFAX), lisensi untuk penambahan agent untuk inbound call

center (AVAYA), lisensi untuk basis data Oracle Real Application Cluster;

2) penambahan hardware SIKKA;

3) penyempurnaan infrastruktur jaringan komunikasi data DJP;

4) penyempurnaan infrastruktur MPN untuk peningkatan kinerja, keamanan,

dan pelayanan sistem MPN;

5) penyempurnaan infrastruktur PPDDP untuk memaksimalkan kinerja

PPDDP;

6) penambahan kapasitas komputer dan sarana pendukung lainnya yang

membantu kelancaran pekerjaan;

7) penyempurnaan perangkat lunak pendukung untuk kebutuhan

pemeriksaan pajak dan IT Project Management; dan

8) pemanfaatan teknologi virtualisasi untuk mengoptimalkan perangkat.

Page 99: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

98

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Tabel Jumlah Wajib Pajak Terdaftar Tahun 2006-2010

KriteriaTahun

2006 2007 2008 2009 2010

Wajib Pajak Orang Pribadi 3.251.753 5.431.689 8.807.666 13.861.253 16.880.649

Wajib Pajak Bendahara 327.258 360.782 392.509 441.986 471.833

Wajib Pajak Badan 1.226.279 1.344.552 1.481.924 1.608.337 1.760.108

Total 4.805.290 7.137.023 10.682.099 15.911.576 19.112.590

Tabel Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT PPh Tahun 2006-2010

Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 Pertumbuhan 2009-2010

2010

Target %

WP Terdaftar 1) 4.358.014 4.805.290 7.137.023 10.682.099 15.911.576 48,96% - -

WP Terdaftar Wajib SPT 2) 3.871.823 4.231.117 6,341,828 9.996.620 14.101.933 41,07% - -

SPT Tahunan PPh 3) 1.240.571 1.278.290 2.097.849 5.413.114 8.202.309 51,53% 8.108.611 101,16%

Rasio Kepatuhan 4) 32,04% 30,21% 33,08% 54,15% 58,16% 7,41% 57,50% 101,16%

Catatan:1) Jumlah wajib pajak terdaftar (terdiri dari wajib pajak badan, wajib pajak orang pribadi dan wajib pajak bendahara, pusat

dan cabang) pada 1 Januari tahun bersangkutan.2) Jumlah wajib pajak terdaftar wajib SPT Tahunan PPh (wajib pajak badan dan wajib pajak orang pribadi dengan status

pusat) pada 1 Januari tahun bersangkutan.3) Jumlah SPT Tahunan PPh (semua tahun pajak) yang diterima DJP s.d 31 Desember.4) Rasio kepatuhan adalah perbandingan jumlah SPT Tahunan PPh terhadap wajib pajak terdaftar wajib SPT Tahunan PPh.

Tabel Pertumbuhan Wajib Pajak yang Melaporkan dengan e-SPT Tahun 2006-2010

Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

Jumlah WP 12.345 29.301 43.897 58.880 61.651

Tabel Pertumbuhan Wajib Pajak yang Menggunakan e-Filing Tahun 2006-2010

Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

Jumlah WP 688 1.357 1.619 2.427 4.941

Data Statistik

Page 100: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

99

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTILaporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Tabel Pertumbuhan Jumlah SPT yang Dilaporkan dengan e-Filing Tahun 2006-2010

Jenis SPT 2006 2007 2008 2009 2010

SPT Masa PPh Pasal 21 3.185 7.912 9.667 18.605 40.072

SPT Masa PPh Pasal 22 24 100 123 249 352

SPT Masa PPh Pasal 23 1.422 2.507 4.085 7.183 16.883

SPT Masa PPh Pasal 4 ayat 2 433 992 1.839 4.409 14.498

SPT Masa PPh Pasal 15 55 95 147 180 229

SPT Masa PPN 1195 3.245 7.333 6.621 10.240 14.108

SPT Masa PPN 1107 Pemungut 0 0 0 0 25

SPT Tahunan PPh Orang Pribadi 4 - 5 6 401

SPT Tahunan PPh Pasal 21 289 376 186 0

SPT Tahunan PPh Badan 11 44 79 377 248

Jumlah 8.668 19.359 22.752 41.249 86.816

Tabel Pertumbuhan Jumlah SPT yang Dilaporkan dengan e-SPT Tahun 2006-2010

Jenis SPT 2006 2007 2008 2009 2010

SPT Masa PPh Pasal 21/26 57.396 89.933 95.710 184.886 254.378

SPT Masa PPh Pasal 22 3.148 4.611 5.017 6.347 4.467

SPT Masa PPh Pasal 23/26 36.532 53.051 64.983 97.137 127.076

SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) 20.802 30.448 37.135 59.190 77.297

SPT Masa PPh Pasal 15 1.894 2.987 3.437 5.020 5.839

SPT Masa PPN dan PPnBM 66.509 207.138 313.673 492.602 519.535

SPT Masa PPN Pemungut 1.276 78 132 1.197 1.123

SPT Masa Pedagang Eceran 27 7 10 38 7

SPT Tahunan PPh Pasal 21 6.672 8.323 7.421 2 0

SPT Tahunan PPh Orang Pribadi 209 962 260 1.343 0

SPT Tahunan PPh Badan 8.248 9.806 9.380 18.094 43

Jumlah 202.713 407.344 537.158 865.856 989.765

Page 101: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

100

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Tabel Peranan Penerimaan Pajak terhadap Penerimaan Dalam Negeri Tahun 2001-2009

Tahun

Penerimaan Pajak DJP Tanpa PPh Migas

(triliun rupiah)

Penerimaan Pajak DJP dengan PPh Migas

(triliun rupiah)

Penerimaan Dalam Negeri

(triliun rupiah)

Peranan(%)

Peranan(%)

(1) (2) (3) (4) = (1) : (3) (5) = (2) : (3)

2001 135,48 158,58 300,60 45,07 52,75

2002 158,85 176,32 298,53 53,21 59,06

2003 185,69 204,66 340,93 54,47 60,03

2004 215,70 238,64 403,10 53,51 59,20

2005 263,39 298,54 493,92 53,33 60,44

2006 315,01 358,20 636,15 49,52 56,31

2007 381,37 425,37 706,11 54,01 60,24

2008 494,09 571,11 979,31 50,45 58,32

2009 494,49 544,53 847,09 58,37 64,28

2010 569,02 627,89 990,50 57,45 63,39

Sumber : laporan DJPBN, Data Pokok APBN, www.fiskal.depkeu.go.id

Tabel Perbandingan Penerimaan Pajak DJP dan Belanja Negara Tahun 2006-2010

Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010

I. Penerimaan Pajak DJP Tanpa PPh Migas (triliun rupiah)

315,01

381,37

494,09

494,49

569,02

II. Penerimaan Pajak DJP dengan PPh Migas (triliun rupiah)

358,20

425,37

571,11

544,53

627,89

III. Belanja Negara (triliun rupiah) 667,13 757,65 985,99 777,98 1.126,15

IV. Perbandingan I : III (%) 47,22 50,34 50,11 63,56 50,53

V. Perbandingan II : III (%) 53,69 56,14 57,92 69,99 57,76

Sumber : laporan DJPBN, Data Pokok APBN, www.fiskal.depkeu.go.id

Tabel Realisasi Penerimaan Pajak Tahun 2010

Jenis Pajak APBN-P 2010(triliun rupiah)

Realisasi (triliun rupiah) Pertumbuhan

2010 2009

PPh Non Migas 306,84 297,86 267,57 11,32%

PPN dan PPnBM 262,96 230,58 193,07 30,54%

PBB 25,32 28,58 24,27 17,76%

BPHTB 7,16 8,03 6,46 24,18%

Pajak Lainnya 3,84 3,97 3,11 27,42%

Penerimaan DJP Tanpa PPh Migas 606,12 569,02 494,49 15,07%

PPh Migas 55,38 58,87 50,04 17,64%

Penerimaan DJP Dengan PPh Migas 661,50 627,89 544,53 15,31%

Page 102: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

101

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Tabel Penerimaan Per Jenis Pajak Tahun 2001 – 2010

(triliun rupiah)

Tahun PPh Nonmigas

PPN & PPnBM

PBB & BPHTB

Pendapatan atas Pajak Lainnya & Pendapatan

Imbalan Bunga

PPh Migas Jumlah Tanpa PPh Migas

Jumlah Termasuk

dengan PPh Migas

2001 71,36 55,86 6,66 1,59 23,10 135,47 158,57

2002 84,47 65,24 7,99 1,47 17,03 159,17 176,20

2003 96,05 76,76 10,91 1,65 18,78 185,37 204,15

2004 111,95 87,56 14,67 1,83 22,95 216,01 238,96

2005 140,39 101,30 19,61 2,05 34,98 263,35 298,33

2006 165,64 123,03 23,90 2,29 43,19 314,86 358,05

2007 194,74 155,19 29,55 2,74 44,01 382,22 426,23

2008 250,48 209,64 30,93 3,03 77,02 494,08 571,10

2009 267,57 193,07 30,73 3,11 50,04 494,49 544,53

2010 297,86 230,58 36,61 3,97 58,87 569,02 627,89

Tabel Tax Ratio Tahun 2001 – 2010

No UraianTahun

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

a Pajak Pusat (triliun rupiah) 185,54 210,09 242,04 280,56 347,03 409,20 490,99 658,70 619,92 743,33

1. Pajak Dalam Negeri 175,97 199,51 230,93 267,82 331,79 395,97 470,05 622,36 601,25 720,76

2. Pajak Perdagangan Internasional 9,57 10,58 11,11 12,74 15,24 13,23 20,94 36,34 18,67 22,56

b Pajak Daerah (triliun rupiah) 10,73 14,55 12,09 23,10 24,21 25,72 29,46 38,04 35,93 47,68

c Penerimaan SDA (triliun rupiah) 85,67 64,76 67,51 91,54 110,47 167,47 132,89 224,46 138,96 164,73

d Pajak Pusat + Pajak Daerah 196,27 224,64 254,13 303,66 371,24 434,92 520,45 696,74 655,85 791,01

e Pajak Pusat + Pajak Daerah + Penerimaan SDA 281,94 289,40 321,64 395,20 481,71 602,39 653,34 921,20 794,81 955,73

f PDB Atas Dasar Harga Berlaku (triliun rupiah) 1.449,40 1.610,00 2.045,90 2.273,10 2.784,30 3.365,90 3.950,90 4.948,70 5.603,90 6.422,90

g Tax Ratio I Pajak Pusat (a : f ) 12,80% 13,05% 11,83% 12,34% 12,46% 12,16% 12,43% 13,31% 11,06% 11,57%

h Tax Ratio II Pajak Pusat+Daerah (d : f ) 13,54% 13,95% 12,42% 13,36% 13,33% 12,92% 13,17% 14,08% 11,70% 12,32%

i Tax Ratio III Pajak Pusat+Daerah+SDA (e : f ) 19,45% 17,98% 15,72% 17,39% 17,30% 17,90% 16,54% 18,62% 14,18% 14,88%

Sumber : Data Pokok APBN 2001-2011 Kementerian Keuangan Republik Indonesia, DJPK, BPS

Page 103: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

102

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Tabel Kondisi Basis Data Objek PBB Tahun 2006-2010

TahunJumlah Jumlah SISMIOP Peta Digital

Desa/Kelurahan

Objek Pajak Desa/Kelurahan

% Objek Pajak % Desa/Kelurahan

%

2006 71.724 90.972.987 38.917 54,3 64.046.203 70,4 18.374 25,6

2007 71.766 93.560.990 41.746 58,2 69.459.676 74,2 24.935 34,7

2008 74.147 97.173.501 47.958 64,7 77.230.806 79,5 31.172 42,0

2009 75.800 100.157.307 51.688 68,2 83.262.201 83,1 35.420 46,7

2010 77.033 103.562.165 55.281 71,8 89.088.086 86,0 38.798 50,4

Keterangan : Data per akhir tahun, 31 Desember tahun yang bersangkutan

Keterangan:

Kode Kelompok KLU

A pertanian, perburuan, dan kehutanan

B perikanan

C pertambangan dan penggalian

D industri pengolahan

E listrik, gas, dan air

F konstruksi

G perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil, sepeda motor, serta barang-barang keperluan pribadi dan rumah tangga

H penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum

I transportasi, pergudangan, dan komunikasi

J perantara keuangan

K real estat, usaha persewaan, dan jasa perusahaan

L administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib

M jasa pendidikan

N jasa kesehatan dan kegiatan sosial

O jasa kemasyarakatan, sosial, dan kegiatan lainnya

P jasa perorangan

Q badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya

X kegiatan yang belum jelas batasannya

Diagram Penerimaan Pajak Tahun 2009-2010 per-Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU)

220

200

180

160

140

120

100

80

60

40

20

0

trili

un ru

piah

13.6

83

0.07

9

2.04

1

0.90

1

1.32

9

3.85

4

2.69

1

9.72

1

0.00

1 13.4

90

23.5

86

33.6

42

60.6

14

29.8

21

9.37

1 21.0

67

83.6

49

195.

492

14.

085

A B C D E F G H I J K L M N O P Q X

0.10

4

1.86

3

3.93

3

1.26

7

3.20

2

2.52

5

8.95

0

0.00

1 10.3

59

19.7

63

29.8

84

60.0

18

33.7

25

6.54

1 20.1

04

68.8

82

160.

275

2009 2010

Page 104: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

103

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Tabel Jumlah Penyelesaian Sengketa Pajak Tahun 2009-2010

KeteranganPPh PPN PBB BPHTB

2009 2010 2009 2010 2009 2010 2009 2010

Pembetulan 1.089 805 361 558 8.832 6.762 109 7

Keberatan 2.802 2.090 2.444 3.101 8.503 7.331 91 2

Pengurangan Pokok - - - - 28.731 17.435 1.460 1

Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi 3.308 4.595 2.901 4.961 - - - -

Pengurangan Sanksi - - - - 2.123 1.550 19 59

Pengurangan atau Pembatalan SKP 1.284 961 827 891 3.225 4.837 11 43

Pengurangan atau Pembatalan STP 235 567 123 486 9 - 6 56

Pembatalan Hasil Pemeriksaan Pajak/SKP Hasil Pemeriksaan

2 9 4 18 - - - 1.736

Jumlah 8.720 9.027 6.660 10.015 51.423 37.915 1.696 1.904

Tabel Kinerja Pemeriksaan dengan Pendekatan Kuantitas Tahun 2010

Pemeriksaan Rutin

Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan Tujuan Lain

Jumlah Penyelesaian (SP2)

Target Penyelesaian

Persentase Penyelesaian

(1) (2) (3) (4)= (2)+(3) (5) (6)=(4):(5)

42.307 3.100 19.581 64.988 48.954 132,75%

Tabel Perkembangan Tunggakan dan Pencairan PPh dan PPN/PPnBM Tahun 2006-2010

(triliun rupiah)

Tahun Saldo Awal Penambahan Pencairan Pengurangan Saldo Akhir

2006 25,79 18,80 11,57 15,80 28,78

2007 28,78 16,82 11,88 18,28 27,32

2008 27,32 27,39 11,26 16,37 38,34

2009 38,34 24,32 16,58 22,84 39,82

2010 39,82 56,06 18,43 57,99 37,86

Tabel Perkembangan Tunggakan dan Pencairan PBB/BPHTB Tahun 2006-20110

(triliun rupiah)

Tahun Saldo Awal Penambahan Pencairan Pengurangan Saldo Akhir

2006 3,43 1,14 0,45 0,77 3,80

2007 3,80 17,87 0,89 17,74 3,92

2008 3,92 4,63 1,35 1,72 6,83

2009 6,83 15,27 1,79 11,93 10,18

2010 10,18 22,27 4,16 16,30 16,15

Page 105: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

104

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Tabel Komposisi Pegawai DJP Tahun 2010

Jabatan JumlahGolongan Jenis Kelamin Pendidikan

I II III IV Pria Wanita s.d. SMA D1 D2 D3 D4/S1 S2 S3

Stru

ktur

al

Esel

on

Eselon I 1 - - - 1 1 - - - - - - 1 -

Eselon II 48 - - - 48 47 1 - - - - 2 39 7

Eselon III 517 - - 22 495 453 64 1 - - 1 47 451 17

Eselon IV 3.974 - - 3.477 497 3.309 665 305 4 18 101 1.650 1.886 10

Non

Ese

lon

Account Representative 5.203 - 1.073 4.128 2 3.708 1.495 277 152 2 1.546 2.671 555 -

Penelaah Keberatan 624 - 17 607 - 429 195 - - - 126 360 138 -

Bendaharawan 530 - 493 37 - 360 170 96 294 - 57 83 - -

Juru Sita 648 - 345 303 - 634 14 281 165 - 54 146 2 -

Operator Console 749 - 716 33 - 720 29 26 506 - 148 69 - -

Pegawai Diperbantukan 1.155 - 616 539 - 621 534 20 - - 608 525 2 -

Pegawai Tugas Belajar 685 - 563 120 2 568 117 - 268 - 298 112 7 -

Pelaksana 13.586 6 8.007 5.560 13 9.162 4.424 4.171 3.413 6 2.799 3.000 195 2

Petugas UP Restitusi PPN 11 - 11 - - 11 - - 7 - 4 - - -

Petugas UPFLN 86 - 66 20 - 85 1 24 21 - 27 14 - -

Fung

sion

al

Pem

erik

sa P

ajak

Pemeriksa Pajak Madya 218 - - - 218 171 47 - - - 1 119 98 -

Pemeriksa Pajak Muda 965 - - 944 21 885 80 2 - - - 529 433 1

Pemeriksa Pajak Pelaksana 942 - 927 15 - 865 77 4 - - 807 130 1 -

Pemeriksa Pajak Pelaksana Lanjutan 521 - 3 518 - 491 30 8 2 1 401 107 2 -

Pemeriksa Pajak Penyelia 86 - - 85 1 75 11 31 3 - 37 12 3 -

Pemeriksa Pajak Pertama 1.763 - 4 1.759 - 1.647 116 - 2 - 55 1.482 224 -

Peni

lai P

BB

Penilai PBB Madya 1 - - - 1 - 1 - - - - 1 - -

Penilai PBB Muda 54 - - 54 - 53 1 - - - - 31 23 -

Penilai PBB Pelaksana 107 - 105 2 - 103 4 5 - 1 91 10 - -

Penilai PBB Pelaksana Lanjutan 70 - - 70 - 66 4 30 - 2 33 5 - -

Penilai PBB Penyelia 56 - - 56 - 54 2 29 - 17 9 1 - -

Penilai PBB Pertama 81 - - 81 - 61 20 - - - - 76 5 -

Pran

ata

Kom

pute

r Pranata Komputer Muda 2 - - 2 - 1 1 - - - - 2 - -

Pranata Komputer Pelaksana 8 - - 8 - 7 1 - - - 5 3 - -

Pranata Komputer Pelaksana Lanjutan 19 - - 19 - 16 3 - - - 11 8 - -

Pranata Komputer Penyelia 1 - - 1 - 1 - - - - 1 - - -

Pranata Komputer Pertama 26 - - 26 - 24 2 - - - 2 22 2 -

Medis 4 - - 2 2 - 4 1 - - - 3 - -

Jumlah 32.741 6 12.946 18.488 1.301 24.628 8.113 5.311 4.837 47 7.222 11.220 4.067 37

Page 106: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

105

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Tabel Komposisi Pegawai DJP Tahun 2010

Jabatan JumlahGolongan Jenis Kelamin Pendidikan

I II III IV Pria Wanita s.d. SMA D1 D2 D3 D4/S1 S2 S3

Stru

ktur

al

Esel

on

Eselon I 1 - - - 1 1 - - - - - - 1 -

Eselon II 48 - - - 48 47 1 - - - - 2 39 7

Eselon III 517 - - 22 495 453 64 1 - - 1 47 451 17

Eselon IV 3.974 - - 3.477 497 3.309 665 305 4 18 101 1.650 1.886 10

Non

Ese

lon

Account Representative 5.203 - 1.073 4.128 2 3.708 1.495 277 152 2 1.546 2.671 555 -

Penelaah Keberatan 624 - 17 607 - 429 195 - - - 126 360 138 -

Bendaharawan 530 - 493 37 - 360 170 96 294 - 57 83 - -

Juru Sita 648 - 345 303 - 634 14 281 165 - 54 146 2 -

Operator Console 749 - 716 33 - 720 29 26 506 - 148 69 - -

Pegawai Diperbantukan 1.155 - 616 539 - 621 534 20 - - 608 525 2 -

Pegawai Tugas Belajar 685 - 563 120 2 568 117 - 268 - 298 112 7 -

Pelaksana 13.586 6 8.007 5.560 13 9.162 4.424 4.171 3.413 6 2.799 3.000 195 2

Petugas UP Restitusi PPN 11 - 11 - - 11 - - 7 - 4 - - -

Petugas UPFLN 86 - 66 20 - 85 1 24 21 - 27 14 - -

Fung

sion

al

Pem

erik

sa P

ajak

Pemeriksa Pajak Madya 218 - - - 218 171 47 - - - 1 119 98 -

Pemeriksa Pajak Muda 965 - - 944 21 885 80 2 - - - 529 433 1

Pemeriksa Pajak Pelaksana 942 - 927 15 - 865 77 4 - - 807 130 1 -

Pemeriksa Pajak Pelaksana Lanjutan 521 - 3 518 - 491 30 8 2 1 401 107 2 -

Pemeriksa Pajak Penyelia 86 - - 85 1 75 11 31 3 - 37 12 3 -

Pemeriksa Pajak Pertama 1.763 - 4 1.759 - 1.647 116 - 2 - 55 1.482 224 -

Peni

lai P

BB

Penilai PBB Madya 1 - - - 1 - 1 - - - - 1 - -

Penilai PBB Muda 54 - - 54 - 53 1 - - - - 31 23 -

Penilai PBB Pelaksana 107 - 105 2 - 103 4 5 - 1 91 10 - -

Penilai PBB Pelaksana Lanjutan 70 - - 70 - 66 4 30 - 2 33 5 - -

Penilai PBB Penyelia 56 - - 56 - 54 2 29 - 17 9 1 - -

Penilai PBB Pertama 81 - - 81 - 61 20 - - - - 76 5 -

Pran

ata

Kom

pute

r Pranata Komputer Muda 2 - - 2 - 1 1 - - - - 2 - -

Pranata Komputer Pelaksana 8 - - 8 - 7 1 - - - 5 3 - -

Pranata Komputer Pelaksana Lanjutan 19 - - 19 - 16 3 - - - 11 8 - -

Pranata Komputer Penyelia 1 - - 1 - 1 - - - - 1 - - -

Pranata Komputer Pertama 26 - - 26 - 24 2 - - - 2 22 2 -

Medis 4 - - 2 2 - 4 1 - - - 3 - -

Jumlah 32.741 6 12.946 18.488 1.301 24.628 8.113 5.311 4.837 47 7.222 11.220 4.067 37

Page 107: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

106

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Tabel Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai oleh DJP Tahun 2010

No. Nama Pendidikan dan Pelatihan Jumlah Peserta

1. Aanwijing Database Clean Up 30

2. Advance Level OECD Transfer Pricing 30

3. Assesment Center 803

4. Assesment Center 144

5. Briefing Assessor Assessment Center 25

6. Cascading Renstra Eselon III dan IV 160

7. CISA Review Audit 10

8. Coaching and Leadership Skill 32

9. Coaching Skills For Leaders 24

10. Diklat Account Representative I-IV 458

11. Diklat Cert. Fraud Examiner 100

12. Diklat Communication and interpersonal skills gelombang III 30

13. Diklat e-Audit tingkat Dasar 25

14. Diklat e-Auditor 50

15. Diklat e-Auditor Tk. Dasar Angk.I 25

16. Diklat Hukum Kontrak Internasional 30

17. Diklat Internal Audit 19

18. Diklat Internal Audit (Eselon) 5

19. Diklat Investigasi 32

20. Diklat Keadaan Darurat 57

21. Diklat KKS Migas 40

22. Diklat Managing Service 25

23. Diklat Manajemen Pengawasan dan Konsultasi 90

24. Diklat MNE 30

25. Diklat Personal Branding 25

26. Diklat Pertambangan K3S Migas 45

27. Diklat PPNS 80

28. Diklat Proses Bisnis Kelapa Sawit 35

29. DIklat VAT Return 27

30. Forum Account Representative dan Pengawasan dan Konsultasi 100

31. IDLP Lanjutan 50

32. IHT Advance Bussiness Process 35

33. IHT Analisa Laporan Keuangan 420

34. IHT CISA Review 15

35. IHT Coaching and Leadership Skill 15

36. IHT Communication Skill 100

37. IHT Direktorat Keberatan dan Banding 150

38. IHT Drilling Migas 30

39. IHT Kegiatan Usaha di Bidang Pertambangan Mineral & Batubara

145

No. Nama Pendidikan dan Pelatihan Jumlah Peserta

40. IHT Kegiatan Usaha di Bidang Telekomunikasi 67

41. IHT Kelapa Sawit 35

42. IHT Legal Drafting 30

43. IHT Manajemen Pemasaran Kebijakan Publik 25

44. IHT Panas Bumi 60

45. IHT Pelatihan Teknis Perpajakan 277

46. IHT Pelayanan Prima 70

47. IHT Pembuatan Proposal Studi ke Luar negeri 60

48. IHT Perpajakan atas Usaha Jasa Konstruksi 110

49. IHT Project Management 25

50. IHT Proses Bisnis ilmu Hukum Tanah, Tinjauan Aspek Legalitas 100

51. IHT Proses Bisnis Perdagangan 95

52. IHT Proses Bisnis Real Estate, Apartemen dan Ruko 95

53. IHT Proses BisnisTanah 100

54. IHT PSAK 50 dan 55 75

55. IHT Public Speaking & Communication Skill 24

56. IHT Sektor Perbankan 23

57. IHT Sosialisasi Benchmarking 100

58. IHT Tax Revenue Forecasting PKP 30

59. IHT tentang PSAK 50 dan 55 80

60. Internalisasi dan Penguatan Nilai-Nilai Organisasi Kasi PDI di Jabodetabek 95

61. Internalisasi dan Penguatan Nilai-Nilai Organisasi Kasi Pelayanan di Jabodetabek 95

62. Internalisasi dan ToT UU PPN dan PPnBM 161

63. Internalisasi Kasi Ekstensifikasi Perpajakan 70

64. Internalisasi Nilai-nilai Org DJP 707

65. Interview Course 55

66. Internasional Tax Seminar 105

67. Investigator Internal 60

68. Kebijakan Publik dari Perspektif Hukum dan Kemasyarakatan 60

69. Konsinyering Cetak Biru TIK 112

70. Leadership Training VII 38

71. OJT CPNS DJP D III Akun 275

Page 108: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

107

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

No. Nama Pendidikan dan Pelatihan Jumlah Peserta

72. OJT Pemeriksa Pajak Tahap I 1548

73. OJT Penelaah Keberatan 124

74. Pelatihan ACL Intermediate Level 15

75. Pelatihan Balanced Scorecard 20

76. Pelatihan Communication and Interpersonal Skill Gelombang I 27

77. Pelatihan Communication and Interpersonal Skill Gelombang II 30

78. Pelatihan e-SPT 60

79. Pelatihan IDLP 110

80. Pelatihan Kemampuan Presentasi dengan Power Point 25

81. Pelatihan Kesekretariatan 29

82. Pelatihan Legal Drafting 25

83. Pelatihan Manajemen Ekstensifikasi Perpajakan 30

84. Pelatihan Master of Ceremony 20

85. Pelatihan Otomasi Balanced Scorecard (BSC) 30

86. Pelatihan Penyusunan SOP 30

87. Pelatihan Petugas Ekstensifikasi 30

88. Pelatihan Sertifikasi Profesi SDM 45

89. Pelatihan SIDJP 21

90. Pelatihan Teknik Pembuatan Notulen Rapat 30

91. Pelatihan Training Need Analysis 30

92. Pembahasan Hasil Analisis Beban Kerja 50

93. Pembahasan Modul Pemeriksaan 30

94. Pembahasan Permasalahan Bidang Kepegawaian 23

95. Pembekalan Eselon III 67

96. Pembekalan Eselon III Baru 68

97. Pemeriksaan BPK 18

98. Pengarahan Bagi Penerima Beasiswa S2 91

99. Pengarahan Lulusan D IV STAN Akademik 09-10 70

100. Pengarahan Lulusan DIV TA 2008/2009 55

101. Penguatan Integritas Kasi PDI se-DKI 95

102. Penguatan Integritas Kasi Pelayanan se-DKI 95

103. Penilaian Usaha 1 & 2 35

104. Penilaian Usaha P3 & P4 26

No. Nama Pendidikan dan Pelatihan Jumlah Peserta

105. Peningkatan Kompetensi Dasar Investigasi 68

106. Penyegaran dan Ujian Sertifikasi PBJ 250

107. Placement Test 45

108. Rakernas Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat 272

109. Rapat Evaluasi Pengolahan SPT di PPDDP 430

110. Rapat Koordinasi Terbatas Kanwil DJP Jakarta Barat 95

111. Seminar on Mineral Resources 79

112. Seminar Perpajakan Internasional 103

113. Seminar Sehari Kesetaraan Gender 50

114. Seminar Transfer Pricing JICA 49

115. Sosialisasi LHKPN 363

116. Sosialisasi Perpres 54 Tahun 2010 di Kementerian Keuangan 160

117. Sosialisasi PMK Nomor 190 99

118. Sosialisasi PP Nomor 53 Tahun 2010 75

119. Sosialisasi & Simulasi Pengisian SPT PPh OP 10

120. Sosialisasi ALPP 725

121. Sosialisasi BSC 90

122. Sosialisasi Draf Aturan Pelaksanaan UU PPN dan PPnBm 170

123. Sosialisasi e-Procurement 54

124. Sosialisasi LHKPN 363

125. Sosialisasi PBB Tanah dan Bangunan 110

126. Sosialisasi Penggunaan Perangkat Multimedia Infocus Wireless 26

127. Sosialisasi Pepres PBJ 325

128. Sosialisasi Perdirjen Nomor PER-41/PJ/2008 70

129. Sosialisasi PMK Nomor 213/PMK.07/2010 50

130. Sosialisasi PP Korupsi 52

131. Sosialisasi PP Nomor 53 Tahun 2010 untuk Kanwil se-Indonesia 63

132. Sosialisasi proses penyelesaian keberatan 75

133. Sosialisasi Rencana Strategis 2010 Kanwil DJP Jakarta Barat 70

134. Sosialisasi Seleksi Penerimaan Widyaiswara 110

135. Sosialisasi UU PPN 1544

136. Surat Utang Negara 100

Page 109: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

108

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

No. Nama Pendidikan dan Pelatihan Jumlah Peserta

137. Tax Treaty 17

138. Tax Treaty Negotiation 12

139. Teknik Investigasi KPK Gel. 1 dan 2 30

140. Teknik Monitoring dan Evaluasi 43

141. ToT Bank Data Nilai Pasar Properti 38

142. ToT DJP Maju Pasti 133

143. ToT Perdagangan Umum dan Perdagangan Eceran 100

144. Training Instalasi Aplikasi PAP3D 79

145. Transfer Pricing 58

146. Transfer Pricing Tingkat Pengantar bagi Direktorat Keberatan dan Banding 60

147. Transformational Change Leadership Eselon II 47

148. Workshop Internalisasi dan Persiapan ToT Program Penguatan Integritas dan Modernisasi Jilid II 65

149. Workshop ABK 90

150. Workshop Batu bara 120

151. Workshop Benchmarking tahap III 40

152. Workshop Buku Berkah 49

153. Workshop Capacity Buliding 24

154. Workshop Cybercrime 110

155. Workshop dan Validasi Materi OJT Penelaah Keberatan

25

No. Nama Pendidikan dan Pelatihan Jumlah Peserta

156. Workshop e-Auditor 30

157. Workshop Hukum Kebijakan Publik 17

158. Workshop Intelijen dan Penyidikan 25

159. Workshop Kelapa Sawit 120

160. Workshop Learning & Development 55

161. Workshop Modul Coaching and Leadership 24

162. Workshop Organizational Alignment 42

163. Workshop Penagihan 41

164. Workshop Penyempurnaan Kurikulum STAN 25

165. Workshop Penyusunan Materi DJP Maju PasTI 54

166. Workshop Penyusunan Modul Fungsi Pemeriksaan 20

167. Workshop Performance Appraisal 99

168. Workshop Personal Scorecard 80

169. Workshop PINTAR 130

170. Workshop Review Penagihan Piutang Pajak Tahun 2010 376

171. Workshop TNA 50

172. Workshop Transaksi Derivatif Angkatan II 30

173. Workshop TTKI 35

174. Workshop Ekspor Impor 30

Jumlah 18.430

Tabel Kinerja Layanan Informasi dan Pengaduan Kring Pajak Tahun 2009 – 2010

Keterangan 2009 2010 Peningkatan

Panggilan Masuk 339.640 349.860 3,01%

Panggilan Terjawab 224.911 265.977 18,26%

Page 110: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

109

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Tabel Daftar Jaringan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B)/Tax Treaty Indonesia

No Negara Saat Berlaku Efektif No Negara Saat Berlaku Efektif

1. Algeria 01-01-2001 31. Pakistan 01-01-1991

2. Australia 01-07-1993 32. Philippines, The 01-01-1983

3. Austria 01-01-1989 33. Poland 01-01-1994

4. Bangladesh 01-01-2007 34. Portugal 01-01-2008

5. Belgium 01-01-1975 35. Qatar 01-01-2008

-Renegosiasi 01-01-2002

6. Brunei Darussalam 01-01-2003 36. Romania 01-01-2000

7. Bulgaria 01-01-1993 37. Russia 01-01-2003

8. Canada 01-01-1980 38. Saudi Arabia 01-01-1989

-Renegosiasi 01-01-1999

9. Czech 01-01-1997 39. Seychelles 01-01-2001

10. China 01-01-2004 40. Singapore 01-01-1992

11. Denmark 01-01-1987 41. Slovak 01-01-2002

12. Egypt 01-01-2003 42. South Africa 01-01-1999

13. Finland 01-01-1990 43. Spain 01-01-2000

14. France 01-01-1981 44. Sri Lanka 01-01-1995

15. Germany 01-01-1992 45. Sudan 01-01-2001

16. Hungary 01-01-1994 46. Sweden 01-01-1990

17. India 01-01-1988 47. Switzerland 01-01-1990

-Renegosiasi 01-01-2010

18. Italy 01-01-1996 48. Syria 01-01-1999

19. Japan 01-01-1983 49. Taiwan 01-01-1996

20. Jordan 01-01-1999 50. Thailand 01-01-1983

-Renegosiasi 01-01-2004

21. Korea, Republic of 01-01-1990 51. Tunisia 01-01-1994

22. Korea, Democratic People’s Republic of

01-01-2005 52. Turkey 01-01-2001

23. Kuwait 01-01-1999 53. U.A.E 01-01-2000

24. Luxembourg 01-01-1995 54. Ukraine 01-01-1999

25. Malaysia 01-01-1987 55. United Kingdom 01-01-1976

-Renegosiasi 01-09-2010 -Renegosiasi 01-01-1995

26. Mexico 01-01-2005 56. United States 01-02-1991

-Renegosiasi 01-02-1997

27. Mongolia 01-01-2001 57. Uzbekistan 01-01-1999

28. Netherlands 01-01-1971 58. Venezuela 01-01-2001

-Renegosiasi 01-06-1994

-Renegosiasi II 01-01-2004

29. New Zealand 01-01-1989 59. Vietnam 01-01-2000

30. Norway 01-01-1991

Page 111: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

110

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Neraca DJP Per 31 Desember 2010 dan 2009

Nama PerkiraanJumlah Kenaikan (Penurunan)

2010 2009 Jumlah %

ASET

ASET LANCAR

Kas di Bendahara Pengeluaran 1.277.176.465 932.612.895 344.563.570 36,94

Kas Lainnya dan Setara Kas 40.184.358 6.546.697 33.637.661 513.81

Piutang Pajak 54.008.060.540.425 49.999.727.823.996 4.008.332.716.429 8,01

Piutang Bukan Pajak 0 132.694.979 (132.694.979) (100,00)

Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan 44.721.008 53.764.428 (9.043.420) (16,82)

Uang muka belanja 23.473.296.830 31.475.685.667 (8.002.388.837) (25,42)

Persediaan 157.533.976.337 113.685.538.106 43.848.438.231 38,56

JUMLAH ASET LANCAR 54.190.429.895.423 50.146.014.666.768 4.044.415.228.655 8,06

ASET TETAP

Tanah 5.930.351.833.426 5.868.476.257.110 61.875.576.316 1,05

Peralatan dan Mesin 3.637.649.330.564 3.365.861.808.418 271.787.522.146 8,07

Gedung dan Bangunan 4.070.559.428.972 4.011.871.869.277 58.687.559.695 1,46

Jalan. Irigasi dan Jaringan 38.898.478.900 39.396.538.649 (498.059.749) (1,26)

Aset Tetap Lainnya 4.845.377.060 188.941.009.001 (184.095.631.941) (97,43)

Konstruksi Dalam Pengerjaan 370.523.105.948 257.182.867.791 113.340.238.157 44,06

JUMLAH ASET TETAP 14.052.827.554.870 13.731.730.350.246 321.097.204.624 2,33

ASET LAINNYA

Tagihan Tuntutan Perbendaharaan / Tuntutan Ganti Rugi 89.375.000 222.122.700 (132.747.700) (59,76)

Aset Tak Berwujud 188.707.143.719 182.006.260.959 6.700.882.760 3,68

Aset Lain-lain 99.136.744.568 75.856.127.457 23.280.617.111 30,69

JUMLAH ASET LAINNYA 287.933.263.287 258.084.511.116 29.848.752.171 11,56

JUMLAH ASET 68.531.190.713.580 64.135.829.528.130 4.395.361.185.450 6,85

KEWAJIBAN

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Utang kepada Pihak Ketiga 34.057.833.871 18.736.859.944 15.320.973.927 81,76

Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan 325.301.427.558 294.292.169.306 31.009.258.252 10,53

Pendapatan Diterima di Muka 11.500.000 0 11.500.000 0,00

Uang Muka dari KPPN 1.277.176.465 932.612.895 344.563.570 36,94

Pendapatan Yang Ditangguhkan 12.649.358 6.546.697 6.102.661 93,21

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 360.660.587.252 313.968.188.842 46.692.398.410 14,87

JUMLAH KEWAJIBAN 360.660.587.252 313.968.188.842 46.692.398.410 14,87

EKUITAS DANA

EKUITAS DANA LANCAR

Cadangan Piutang 54.008.105.261.434 50.031.389.969.070 3.976.715.292.364 7,94

Cadangan Persediaan 157.533.976.337 113.685.538.106 43.848.438.231 38,56

Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka -359.331.726.429 -313.029.029.250 (46.302.697.179) 14,79

Barang/Jasa Yang Harus Diterima 23.473.296.829 0 23.473.296.829 0,00

Barang/Jasa Yang Harus Diserahkan -11.500.000 0 (11.500.000) 0,00

Page 112: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

111

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Tabel Realisasi Belanja Netto Menurut Jenis Belanja Tahun Anggaran 2010

No Jenis Belanja Pagu Realisasi %

1. Belanja Pegawai 1.230.963.284.000 1.226.814.761.318 99,66

2. Belanja Barang 1.958.308.123.000 1.427.222.820.437 72,88

3. Belanja Modal 688.778.849.000 342.263.019.585 49,69

4. Jumlah (1+2+3) 3.878.050.256.000 2.996.300.601.340 77,26

5. Pembayaran Bunga Utang (SPM-IB) 0 1.321.487.211.977 -

6. Jumlah (4+5) 3.878.050.256.000 4.317.787.813.317 111,34

Tabel Realisasi Belanja Netto Menurut Jenis Belanja Tahun Anggaran 2010 dan 2009

No Jenis Belanja 2010 2009 % Naik (Turun)

1. Belanja Pegawai 1.226.814.761.318 1.115.143.378.425 10,01

2. Belanja Barang 1.427.222.820.437 1.227.887.774.568 16,23

3. Belanja Modal 342.263.019.585 648.461.556.590 (47,22)

4. Jumlah (1+2+3) 2.996.300.601.340 2.991.492.709.583 0,16

5. Pembayaran Bunga Utang (SPM-IB) 1.321.487.211.977 1.056.807.330.401 25,05

6. Jumlah (4+5) 4.317.787.813.317 4.048.300.039.984 6,66

Nama PerkiraanJumlah Kenaikan (Penurunan)

2010 2009 Jumlah %

JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR 53.829.769.308.171 49.832.046.477.926 3.997.722.830.245 8,02

EKUITAS DANA INVESTASI

Diinvestasikan Dalam Aset Tetap 14.052.827.554.870 13.731.730.350.246 321.097.204.624 2,33

Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya 287.933.263.287 258.084.511.116 29.848.752.171 11,56

JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI 14.340.760.818.157 13.989.814.861.362 350.945.956.795 2,50

JUMLAH EKUITAS DANA 68.170.530.126.328 63.821.861.339.288 4.348.668.787.040 6,81

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 68.531.190.713.580 64.135.829.528.130 4.395.361.185.450 6,85

Page 113: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

112

Laporan Tahunan 2010 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Berkarya dengan Hati, Melangkah dengan PasTI

Page 114: Annual Report DJP 2010-INA.pdf

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK 4

PIMPINAN DJP 6

PERISTIWA PENTING 2010 12

SELAYANG PANDANG DJP 16

KINERJA 22

Indikator Kinerja Utama 23

Penerimaan Pajak 29

Prestasi Unit Kerja 32

KAPITA SELEKTA KEGIATAN 34

Penanaman Nilai-Nilai Organisasi dan Pembangunan Budaya DJP 34

Peran DJP dalam Pengalihan PBB-Perdesaan dan Perkotaan dan BPHTB 35

Skema Pengembalian PPN Kepada Orang Pribadi Pemegang Paspor Luar Negeri 37

MANAJEMEN SUMBER DAYA APARATUR 40

Profil SDM 40

Manajemen SDM 42

Pengembangan Kapasitas SDM 44

Pembinaan dan Penegakan Disiplin 47

Penataan Organisasi 49

Manajemen Risiko 51

REFORMASI KEBIJAKAN PERPAJAKAN 52

Ketentuan Perpajakan di Bidang KUP 52

Ketentuan Perpajakan di Bidang PPh 53

Ketentuan Perpajakan di Bidang PPN dan PPnBM 54

Ketentuan Perpajakan di Bidang PBB dan BPHTB 56

Fasilitas Perpajakan 56

PENEGAKAN HUKUM 58

Pemeriksaan 59

Penanganan Transfer Pricing 61

Penyidikan 62

Penagihan 64

EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI 68

Ekstensifikasi 68

Intensifikasi 70

DJP DALAM PERGAULAN INTERNASIONAL 72

Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) 73

Persetujuan dan Pelaksanaan Pertukaran Informasi Perpajakan 73

Partisipasi DJP dalam Forum Internasional 74

Kegiatan Negara/Lembaga Donor 76

LAYANAN, SOSIALISASI, EDUKASI, DAN KEHUMASAN

82

Layanan Unggulan Perpajakan 83

Layanan Penyelesaian Sengketa Pajak 83

Layanan Penanganan Perkara di Luar Pengadilan Pajak 87

Layanan Informasi dan Pengaduan Kring Pajak 500200 88

Sosialisasi dan Edukasi Perpajakan 89

Kehumasan 90

PROSES BISNIS DAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

92

Penyempurnaan Proses Bisnis 92

Teknologi Informasi dan Komunikasi 95

DATA STATISTIK 98

DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN LAPORAN TAHUNAN DJP 2010

Pengarah : Direktur Jenderal Pajak, Sekretaris Direktorat Jenderal PajakKetua : Kepala Bagian OrgantaMateri & Naskah : Darmawan, Reko Anjariadi, Agus Kuncara, Agus Joko Purwanto, Harri Andria, Wahyu Winardi, Nugroho Hari Prasetyo, Muh. Tunjung Nugroho, Niken Evi Suryani, Adi Prana Pribadi, Hendro Kusumo Bagaskoro, M. Dahlan Saleh, Yudi Asmara Jaka Lelana, Eko Budihartono, Sri Marjati, Priyo Hernowo, Tetik Nurhayati, Sunarko, Mira Roosmaya DewiEditor : Muchamad Arifin, Olina Rizki Arizal, Jerry Fadlinsyah, I Putu Sudiana, Ali Zainal Abidin, Dhamar Fitri SetiatiPencetakan & Distribusi : Wolly Febriend, Muslim Indra Rifai, Yuwono Aji SatyoSekretariat : Leonardi Chandra Wibawa, Nurmansyah, Muhammad Setiawan, Slamet Rianto, Fitri Mardiana