Download - BAB IV GA JDI
BAB IV
RENCANA TEKNIS PELAKSANAAN PKERJAAN
4.1. Uraian Umum
Rencana Kerja pelaksanaan wajib dibuat Kontraktor untuk mendapat
persetujuan pemimpin proyek selambat-lambatnya satu minggu setelah SPMK
(Surat Perintah Mulai Kerja ) dikeluarkan. Sebelum Kontraktor memulai
pelaksanaan pekerjaan harus mengadakan penelitian antara lain :
1. Lapangan atau lokasi yang akan didirikan bangunan.
2. Gambar-gambar dan perubahannya secara menyeluruh beserta RKS-nya.
3. Penjelasan-penjelasan yang tertuang dalam berita acara Aanwijzing.
Pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor harus sesuai dengan :
1. RKS dan gambar-gambar detail untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan.
2. RKS dan segala perubahannya yang tercantum dalam Berita Acara
Aanwijzing.
3. Petunjuk-petunjuk dari pemilik Proyek dan Konsultan Pengawas.
Pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh kontraktor agar dalam
pelaksanaan pekerjaan tidak mengalami kesulitan-kesulitan yang nantinya akan
merugikan pihak kontraktor itu sendiri. Berikut ini akan disampaikan beberapa
item pekerjaan dari Proyek Pembangunan Struktur Gedung Kantor Pusat
Pengendalian dan Operasional Semarang.
4.2. Rencana Persiapan Site Plan dan Tenaga Kerja
4.2.1. Rencana Tata Letak atau Site Plan
Dalam suatu pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan, tata letak
bangunan sementara (direksi keet, gudang, barak kerja, pos jaga dll) harus
dipertimbangkan dengan kondisi sekitar agar tidak mengganggu jalannya
pekerjaan. Pada pelaksanaan pembangunan Gedung STAIN ini, bersamaan
dengan pelaksanaan pembangunan gedung sarana dan prasarana yang lainnya,
sehingga untuk penggunaan bangunan sementara juga digunakan secara
bersamaan. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka tata letak bangunan
sementara dapat digambarkan sebagai berikut :
4-1
D
C
E A B
4-2
Keterangan :
A. Pembangunan
Gedung Kantor
PUSDALOPS
B. Kantor Direktorat
Jendral Pajak
C. Sekretariat Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
D. Lahan Kosong
E. Rumah Penduduk
Gambar 4.1 Site Plan Proyek
3.2.2 Rencana Tenaga Kerja
Untuk tenaga kerja pada proyek Pembangunan Gedung P ini, maka
berdasarkan statusnya, tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan proyek
ini, terdapat beberapa kelompok antara lain:
a) Tenaga Kerja Tetap
Tenaga kerja yang memperoleh gaji bulanan dari perusahaan tempatnya
bekerja dan dapat upah lembur apabila bekerja di luar jam kerja yang
ditentukan.
b) Tenaga Kerja Kontrak / Tenaga Borongan
Tenaga Kerja yang yang diperlukan untuk mengerjakan suatu bagian
pekerjaan tertentu dan akan mendapatkan upah berdasarkan jumlah volume
pekerjaan yang dikerjakan, jumlah kebutuhan tenaga borongan dapat berubah-
ubah tergantung dengan kondisi proyek. Tenaga borongan di proyek ini
dikoordinasi oleh seorang Mandor sebagai pimpinan kepala pekerjaan.
c) Tenaga Kerja Harian
Tenaga kerja yang mendapatkan upah gaji berdasarkan jumlah hari kehadiran
dan mendapat upah lembur jika bekerja di luar jam kerja yang ditentukan. Di
proyek ini Tenaga Kerja Harian dikoordinasi oleh Mandor.
4-3
d) Mekanik atau Pegawai teknik
Kedudukan mekanik di proyek ini sebagai tenaga kontrak yang mengerjakan
suatu jenis pekerjaan tertentu, dan mendapatkan upah gaji secara harian, di
proyek ini tenaga mekanik mengerjakan pekerjaan instalasi listrik dan
pekerjaan rangka baja atap.
3.3 Rencana Instalasi Lapangan
Dalam proyek ini, untuk memperlancar jalannya pekerjaan maka diperlukan
perencanaan instalasi lapangan yang meliputi : Perencanaan Instalasi Air,
Perencanaan Instalasi Penerangan Proyek, dan Perencanaan Instalasi Komunikasi.
3.3.1 Perencanaan Instalasi Air
Untuk instalasi air kerja yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, kebutuhan air diambil sumber mata air yang telah ada di sekitar lokasi
proyek, yang disalurkan dengan selang-selang elastis dan ditampung di tong-tong
air yang diletakkan di dekat timbunan pasir, kerikil, sirtu, dll. Hal ini
dimaksudkan agar mempermudah dalam proses pembuatan adukan beton atau
spesi untuk pekerjaan pasangan.
3.3.2 Perencanaan Instalasi Penerangan Proyek
Dalam pelaksanaan proyek pembangunan ini, kebutuhan pasokan
listrik untuk penerangan dan pompa air diambil dari pasokan listrik PLN yang
terdapat pada Gedung STAIN yang disalurkan melalui kabel-kabel listrik yang
berjarak kurang lebih 100 m dari lokasi proyek, karena pembangunan Gedung
STAIN II ini dibangun setelah pembangunan Gedung STAIN I selesai. Sedangkan
kebutuhan listrik yang digunakan untuk penggerak molen diambilkan dari
pasokan listrik generator yang terdapat di lokasi proyek.
3.3.3 Perencanaan Instalasi Komunikasi
Karena lokasinya daerah pmukiman desa dan bangunan ini merupakan
bangunan baru di sekitar lokasi proyek, maka belum terdapat jaringan
telekomunikasi. Sehingga untuk kelancaran komunikasi dalam satu lokasi proyek,
seperti hubungan komunikasi antara mandor, logistik, pengawas, dan pelaksana
digunakan dengan kordinasi sajaSedangkan untuk kelancaran komunikasi dengan
4-4
pihak yang tidak berada di lokasi proyek, seperti supplyer, owner, dan hubungan
dengan kantor administrasi pusat digunakan HP (Hand Phone).
3.4 Pekerjaan Persiapan Proyek
Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan awal dari suatu proyek, kelancaran
dalam pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan tidak lepas dari pekerjaan itu
sendiri, sehingga dalam hal ini penting sekali bagi kontraktor untuk
memperhatikan aspek-aspek yang tercakup dalam pekerjaan persiapan, yang
meliputi :
– Pekerjaan pembersihan lokasi
– Pekerjaan pengukuran
– Pekerjaan instalasi lapangan
3.4.1 Pekerjaan Pembersihan Lokasi
Pekerjaan pembersihan lokasi dilakukan apabila pada pelaksanaan
pekerjaan terdapat hal-hal yang mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
Pekerjaan tersebut meliputi pembabatan tanaman, pohon, dan semak serta
galian (cut) dan pengurugan tanah (fill) pada lokasi yang didirikan bangunan
untuk menghilangkan humus dan zat organik lainnya.
3.4.2 Pekerjaan Pengukuran
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pengecekan dan pembersihan lokasi
selesai. Pekerjaan pengukuran dalam hal ini adalah untuk menentukan titik
duga permukaan lantai ( 0.00), penentuan as bangunan yang dibidik dengan
menggunakan pesawat theodolit.
Di bawah pengamatan konsultan pengawas, kontraktor diwajibkan
menempatkan minimal satu titik duga dan lima titik bantu sebagai titik
referensi untuk perletakan pesawat theodolite. Dalam proyek ini titik duga
dibuat dengan tiang beton yang panjangnya 1,20 m ukuran 10x10 cm yang
diletakkan seperti pada gambar berikut.
4-5
Gambar 3.2 Titik Duga dengan Tiang Beton
3.4.3 Pekerjaan Instalasi Lapangan
Pekerjaan instalasi lapangan adalah pekerjaan yang berkaitan dengan
perencanaan dan pengaturan sarana-sarana penunjang proyek serta
penempatan material dan peralatan.
3.4.3.1 Pertimbangan Dasar pada Konstruksi Instalasi Lapangan
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pekerjaan instalasi
lapangan ini, antara lain:
a. Karakteristik Konstruksi
– Volume konstruksi
– Rencana Kerja dan Syarat-syarat
– Gambar Kerja
b. Lokasi
– Ketersediaan dan kapasitas pengadaan bahan serta tenaga kerja
setempat.
– Kondisi lapangan
Pada proyek ini kondisi lapangan ada di daerah datar dengan
kondisi tanah keras.
– Letak lapangan
Proyek ini terletak di Jl. Perumahan Kembang Arum Salatiga.
c. Waktu pelaksanaan pekerjaan
d. Jenis peralatan dan perlengkapan peralatan
e. Ukuran peraturan dan standar–standar.
4-6
3.4.3.2 Perencanaan Tata Letak
Pekerjaan instalasi lapangan dalam hal ini sangatlah penting karena
berhubungan dengan penempatan bangunan-bangunan yang akan
memperlancar sirkulasi atau arus masuk dan keluar dalam suatu proyek.
Dalam proyek ini tata letak direncanakan serapi mungkin guna mendukung
kelancaran arus mobilisasi barang, jasa maupun alat.
Adapun pekerjaan instalasi lapangan untuk proyek ini meliputi:
1. Jalan Masuk
Pada proyek ini pencapaian lokasi proyek adalah melalui lalu lintas umum,
sehingga apabila terjadi kerusakan jalan, jembatan dan sebagainya akibat
pelaksanaan mobilisasi proyek baik itu mobilisasi bahan, alat, maupun tenaga
kerja, maka kontraktor wajib memperbaiki.
2. Pos Keamanan
Pos Keamanan berguna untuk tempat penjaga keamanan proyek, untuk itu
penempatan pos keamanan sebaiknya di dekat pintu masuk / keluar proyek
sehingga lalu lintas orang keluar masuk proyek dapat dipantau secara mudah.
4-7
Gambar 3.3 Tampak dan Denah Pos Keamanan
3. Direksi Keet
Direksi Keet adalah tempat para teknisi dan staf pelaksana proyek
melaksanakan tugasnya. Direksi Keet terdiri dari ruang kerja kontraktor dan
ruang kerja pengawas. Penempatan direksi keet menghadap pada lokasi
bangunan, tidak jauh dari pintu masuk dan terletak di daerah yang cukup
leluasa dalam pengawasan.
4. Gudang
4-8
Ada dua macam gudang yaitu :
Gudang Terbuka Yaitu tempat terbuka yang dipakai untuk menyimpan
material lepas seperti pasir, kerikil, batu belah, dan bahan-bahan lain yang
tidak membutuhkan pemadatan khusus. Gudang Tertutup yaitu Gudang yang
dipakai untuk menyimpan bahan yang tidak tahan cuaca dan rusak apabila
berhubungan dengan air atau udara lembab misalnya semen, kapur, dan untuk
bahan serta peralatan yang digunakan dalam proyek tersebut yang rawan
dicuri. Gudang ini ditempatkan berdekatan dengan Direksi Keet agar mudah
dalam pengawasan.
5. Barak Pekerja
Barak pekerja berfungsi sebagai tempat untuk beristirahat bagi para pekerja
yang berasal dari luar daerah. Barak ini biasanya terletak di samping atau di
belakang proyek.
Pada pelaksanaan proyek ini antara Direksi Keet, Barak Kerja dan Gudang
Tertutup digabung menjadi satu bangunan karena keterbatasan tempat.
6. Bengkel Kerja
Adalah tempat para pekerja melaksanakan pekerjaannya seperti pemotongan,
dan pembengkokan tulangan, pekerjaan kayu dan lainnya dengan aman dan
nyaman.
Gambar 3.4 Denah Direksi Keet, Gudang Tertutup dan Barak Kerja
4-9
Gambar 3.5 Tampak Depan Dan Tampak Samping Kanan
7. Papan Nama Proyek
Pemasangan papan nama proyek dimaksudkan untuk memberikan informasi,
pemberitahuan kepada masyarakat dan pihak lain bahwa di tempat tersebut
akan didirikan sebuah bangunan. Papan nama ini harus diletakkan di tempat
yang mudah dilihat oleh umum. Papan nama proyek ini berukuran 240 × 120
cm dibuat dari multiplek dengan tebal 0,9 cm. Pengaku yang digunakan dari
kayu 5/7 dan penyangga digunakan kayu 5/7 cm.
Gambar 3.6 Papan Nama Proyek
8. Pagar Pengaman dan Pintu Gerbang
Pagar pengaman ini dipasang di sekeliling lokasi proyek berfungsi sebagai
pembatas lokasi proyek dengan batas tanah orang lain, pengaman barang atau
material proyek dari jangkauan orang luar, menghindari masuknya orang lain
yang tidak berkepentingan di lokasi proyek, juga untuk mengurangi
kebisingan dan debu akibat pekerjaan proyek.
4-10
Gambar 3.7 Pagar Pengaman dan Pintu Gerbang
3.4.3.3 Pekerjaan Bouwplank
Bouwplank harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak
terganggu waktu pelaksanaan pekerjaan. Bouwplank dibuat dengan
menggunakan papan kayu kelas II dengan tebal 2 cm, lebar 20 cm dan bagian
atasnya diketam rata. Tiang bouwplank dibuat dari bahan kayu dengan ukuran
5/7 cm. Pada papan dasar pelaksanaan bouwplank ini harus dibuat tanda yang
menyatakan as-as dan peil dengan warna yang jelas (warna merah) yang
menyatakan elevasi 0.00.
Gambar 3.8 Bowplank
Sebelum melaksanakan pekerjaan atau pemasangan bouwplank, perlu
dilaksanakan hal berikut:
a. Mempelajari denah lokasi bangunan ;
b. Membuat tiang untuk memasang papan bouwplank (tiang dari kaso
5/7 dari jenis kayu meranti) ;
c. Membuat papan bouwplank.
4-11
Setelah kita pelajari dan kita siapkan hal di atas, pelaksanaan pemasangan
bouwplank dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Membuat garis as bangunan yang telah ditentukan di lapangan ;
2. Membuat patok di luar bangunan dengan jarak 1,50 m dari as
bangunan tersebut ;
3. Membuat peil pada patok-patok tersebut setinggi permukaan atas
papan bouwplank 0,00 m ;
4. Memasang papan bouwplank yang sudah terpasang sesuai dengan
peil permanen dan apakah sudah benar-benar horizontal.
3.5 Pekerjaan Tanah
3.5.1 Pekerjaan Pondasi Foot Plat
1. Pekerjaan Galian
Setelah pemasangan bouwplank selesai dilakukan, maka dilanjutkan
dengan pekerjaan galian. Pekerjaan galian dilakukan untuk pondasi foot plat
dan pondasi batu belah. Ukuran galian disesuaikan dengan tipe pondasi. Hal-
hal yang perlu dilakukan dalam pekerjaan ini adalah:
a.Peralatan yang dipergunakan sesuai dengan volume pekerjaan dan
jenis tanah. Pada proyek ini pekerjaan galian dilakukan secara
manual dengan alat cangkul, linggis, skop, garpu karena tanah tidak
terlalu keras dan kedalaman tanah untuk pondasi foot plat 2,1 meter.
b. Penempatan sisa galian jangan sampai merusak bouwplank, patok–
patok dan peil serta tidak mengakibatkan kelongsoran. Jika
diperlukan dipasang turap untuk menghindari kelongsoran.
c.Bila galian lebih rendah dari muka air tanah, perlu dilakukan
pemompaan air (dewatering) ;
d. Bila penggalian lebih dalam dari yang direncanakan, maka diurug
dengan beton praktis (rabat beton) sampai mencapai peil yang telah
direncanakan ;
e.Pembersihan lubang-lubang galian dari akar-akar pohon yang dapat
mengganggu pondasi dan tanahnya.
4-12
Gambar 3.9 Galian Pondasi Foot Plat
2. Pekerjaan Urugan Pasir
Setelah pekerjaan galian tanah pondasi foot plat selesai dikerjakan,
dasar pondasi diurug dengan pasir urug setebal 5 cm, dengan panjang dan
lebar sesuai dengan tipe pondasi. Lapisan pasir ini dihamparkan dan diratakan
dengan ruskam kayu atau alat perata yang lain.
3. Pekerjaan Lantai Kerja
Untuk pekerjaan lantai kerja yang akan dibuat adalah tebal 5 cm dengan
campuran beton 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr. Adapun fungsi dari lantai kerja ini adalah
untuk meletakkan tulangan pondasi foot plat dan memudahkan dalam proses
pengerjaan pembetonan foot plat.
4. Pekerjaan Urugan Tanah
Setelah bekisting kaki kolom dibongkar dan beton mengeras maka dapat
dilakukan penimbunan kembali dengan mengambil tanah dari bekas galian
foot plat. Penimbunan dilakukan secara bertahap setiap ketebalan 30 cm harus
dipadatkan dengan stamper dan diuji prosentase kepadatannya harus mencapai
¿ 90 % dari kepadatan yang disyaratkan. Penimbunan dihentikan setelah
mencapai level -1.00 dari ± 0.00 karena nantinya akan digunakan untuk
pasangan pondasi batu kali.
3.5.2 Pekerjaan Pondasi Batu Kali
Pelaksanaan pekerjaan pasangan pondasi batu kali menggunakan campuran
spesi 1 Pc : 3 Kp : 10 Ps. Sebelum pekerjaan pondasi batu kali dapat dikerjakan
harus dilakukan penggalian terlebih dahulu sesuai gambar pondasi batu kali atau
sloof.
1. Pekerjaan Galian Tanah
Penggalian dilakukan sesuai dengan gambar denah pondasi batu kali
dengan menggunakan cangkul dan sekop. Penggalian tanah dengan kemiringan
4-13
1:3. penggalian dilakukan sampai – 1.00 ± 0.00 peil lantai. Tanah bekas galian
dibuang di sekitar lokasi penggalian. Penempatan tanah bekas galian tersebut
tidak boleh mengganggu kedudukan papan bowplank.
Gambar 3.10 Galian Tanah Pondasi Batu Kali
2. Pekerjaan Urugan Pasir
Pekerjaan urugan pasir pasangan pondai batu kali dilakukan setelah
penggalian selesai dilakukan. Pasir dihamparkan sepanjang galian tersebut
dengan tebal 10 cm dan diratakan menggunakan jidar atau ruskam kayu.
3. Pekerjaan Pasangan Batu kosong
Di atas urugan pasir ditata pasangan batu tanpa spesi sebagai landasan
pasangan batu kali. Pasangan batu kosong Ø 15 cm ditata berdiri dan celah-
celah yang ada diisi dengan menggunakan pasir urug.
4. Pekerjaan Urugan Tanah Kembali
Urugan tanah pondasi batu kali diambil dari tanah bekas galian di
sekitar lokasi pekerjaan. Tanah diambil menggunakan cangkul dan dilakukan
pemadatan secara bertahap setiap tebal lapisan 30 cm. Pemadatan menggunakan
stamper dan tanah disiram dengan air secara optimal sehingga didapatkan hasil
pemadatan yang sempurna yaitu 90% dari rencana hasil pemadatan yang
disyaratkan. Urugan tanah ini dihentikan pada level -0.40 dari ± 0.00 peil lantai.
3.6 Pekerjaan Acuan dan Perancah
Acuan dan perancah merupakan konstruksi sementara yang berfungsi sebagai
cetakan atau mal dari beton cair (adukan beton), hingga mengeras sebagai struktur
bangunan dan akan dibongkar setelah beton mencapai umur tertentu. Meskipun
hanya bersifat sementara, namum sangat berpengaruh terhadap hasil pekerjaan,
sehingga harus diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut :
1. Kuat
4-14
Seperti diketahui bahwa seluruh berat beton basah disangga oleh acuan
dan perancah termasuk berat sendiri, pekerja dan alat, maka acuan dan perancah
harus kuat menahan beban – beban tersebut sampai beton mengeras.
2. Kokoh
Di samping gaya vertikal yang bekerja pada acuan dan perancah, perlu
juga diperhatikan gaya horisontal agar acuan dan perancah tetap stabil dan kuat
untuk mempertahankan kedudukannya. Untuk itu perlu adanya penyekoran pada
tiang – tiang perancah.
3. Rapat dan bersih
Cetakan harus rapat, sehingga air semen dari adukan tidak hilang,
disamping itu cetakan harus bersih, bebas dari segala kotoran yang dapat
mempengaruhi mutu beton.
4. Ekonomis
Pemakaian bahan untuk acuan dan perancah harus ekonomis (murah)
tetapi layak dari segi kekuatan, proporsi biaya pekerjaan acuan dan perancah kira
– kira 30 % dari seluruh biaya pekerjaan beton, untuk itu perlu penghematan biaya
tanpa mengurangi kekuatan dari konstruksi acuan dan perancah tersebut.
Penghematan dapat dilakukan dengan mengoptimalkan alat, bahan, pengetahuan
praktis, serta metode pelaksanaan.
5. Mudah dibongkar
Cetakan harus mudah dibongkar tanpa merusak beton yang sudah jadi
dan bekas bongkaran juga tidak boleh rusak. Pembongkaran acuan dan perancah
dilakukan apabila beton sudah mencapai cukup umur (28 hari).
Pada konstruksi tertentu pembongkaran bisa dilakukan lebih awal
misalnya pada pekerjaan pondasi atau pekerjaan yang tidak menggantung, untuk
konstruksi yang menggantung seperti pada balok, plat lantai, konsol tidak boleh
dilakukan pembongkaran acuan dan perancah sebelum beton cukup umur. Jika hal
tersebut dilakukan maka akan berakibat retak pada beton atau lepasnya ikatan
beton dengan tulangan.
Acuan untuk suatu bagian strukur hanya boleh dibongkar apabila bagian
struktur tersebut telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat
sendiri dan beban – beban pelaksanaan selama pembangunan. Kekuatan ini harus
4-15
ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan benda uji dan dengan hasil perhitungan.
Pengawas memberikan persetujuan setelah memeriksa hasil pemeriksaan benda
uji dan perhitungannya. Apabila untuk menentukan pembongkaran acuan dan
perancah tidak dibuat benda uji, maka acuan dan perancah baru boleh dibongkar
setelah beton berumur tiga minggu. Jika ada jaminan bahwa setelah acuan dan
perancah dibongkar, beban yang bekerja pada bagian struktur tidak lebih dari 50%
beban rencana total, maka pembongkaran dapat dilakukan setelah beton berumur
dua minggu, cetakan samping dari balok atau kolom boleh dibongkar setelah
berumur tiga hari.
Pembongkaran acuan dan perancah harus dilakukan dengan hati – hati
untuk mencegah timbulnya retak pada beton, pengelupasan atau cacat lainnya.
Syarat – syarat pembongkaran adalah :
– Syarat ekonomis
Usahakan agar acuan dan perancah bekas bongkaran dapat dipakai
lagi, hal ini dapat dilakukan bila pembongkaran dilakukan dengan
hati-hati.
– Syarat keamanan
Urutan pembongkaran harus diperhatikan, sehingga dalam melakukan
pembongkaran tidak akan mencelakakan pekerja.
– Syarat konstruktif
Pembongkaran tiang secara teoritis perlu diperhatikan, bidang momen
yang timbul harus sama dengan bidang momen yang direncanakan.
Jadi pada pembongkaran tiang perancah lantai harus dimulai dari
tengah kemudian ke tepi, disamping itu pembongkaran juga harus
dilakukan secara bertahap dan merata untuk menghindari timbulnya
tegangan – tegangan yang tidak diinginkan pada beton.
Perlu diperhatikan beberapa pertimbangan dan faktor–faktor dalam
merencanakan acuan dan perancah, seperti di bawah ini :
a. Cetakan untuk konstruksi beton harus mampu mendukung beton mulai dari
keadaan elastis sampai mengeras.
b. Timbulnya berbagai faktor harus diasumsikan berdasarkan pengalaman.
4-16
c. Perencanaan tekanan didasarkan pada tekanan maksimum yang ditimbulkan
selama pengecoran.
d. Tekanan maksimum yang akan terjadi tergantung pada cara pengecoran,
slump, dan temperatur.
e. Pemakaian bahan harus hemat.
f. Papan perangkai dibuat secukupnya, sehingga akan memudahkan pada waktu
pembongkaran.
3.6.1 Pemilihan Bahan
Bahan yang digunakan untuk acuan dan perancah adalah kayu, dan
multiplex. Maksud digunakannya multiplek adalah :
a. Dapat digunakan berulang kali selama kondisi masih baik.
b. Permukaannya bebas atau sedikit sambungan.
c. Mudah dalam pembentukan cetakan.
Pada proyek pembangunan gedung ini bahan acuan dan perancah yang
dipakai adalah :
– Kayu Meranti klas II mutu A
– Papan 2/20 x 400 cm
– Kaso 5/7 x 400 cm
– Balok 6/12 x 400 cm
– Multiplek 122 x 244 x 1,8 cm
– Scaffolding
3.6.2 Perhitungan Kekuatan Acuan dan Perancah
Perhitungan ini digunakan untuk menentukan besarnya kekuatan acuan
dan perancah yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan. Perhitungan ini
berdasarkan rumus ilmu kekuatan bahan, Peraturan Muatan Indonesia (PMI 1987)
dan Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI).
Langkah perhitungannya adalah sebagai berikut :
a. Perhitungan Kekuatan Acuan dan Perancah
Beban rencana yang akan bekerja pada waktu pelaksanaan diperhitungkan
secermat mungkin. Adapun beban–beban yang bekerja antara lain : berat beton
4-17
sendiri, pekerja, dan alat. Beban tersebut termasuk beban hidrolis yang
mengakibatkan tekanan samping.
Faktor–faktor yang mempengaruhi tekanan samping antara lain :
– Berat beton
– Cara pemadatan
– Tinggi pengecoran
– Suhu dan macam adukan
– Bentuk acuan perancah
Untuk perhitungan dimensi bahan, diperhitungkan dengan beberapa
keadaan, yaitu :
1. Tekanan Hidrostatis (Preasure of Hydrostatic)
100
.hPH
dimana, PH : Tekanan hidrostatis (Kpa)
: Berat jenis beton (kg/m3)
h : Tinggi cetakan (m)
2. Tekanan Pengaruh Pelengkungan ( dimensi tebal dinding)
PA=15+3 R+ d10
dimana, PA : Tekanan terhadap faktor tekuk (Kpa)
R : Kecepatan pengecoran (m/jam)
d : Tebal beton dalam cetakan (mm)
Tekanan terhadap faktor tekuk ini diperhitungkan bila tebal beton
dalam cetakan (d) ≤ 500 mm.
3. Tekanan Pengaruh Proses Pengerasan
PS= γ . R . K100
+5
dimana, PS : Tekanan akibat faktor pengerasan beton (Kpa)
: Berat jenis beton (kg/m3)
R : Kecepatan pengecoran (m/jam)
K : Faktor koreksi.
Nilai K ini tergantung dari besarnya slump dan suhu beton.
Tabel nilai K
4-18
KEMANTAPAN
PENURUNAN (mm)
SUHU BETON ( 0 C )
10 15 20 25 30 35
25
50
75
100
1.10
1.45
1.80
2.10
0.80
1.10
1.35
1.60
0.60
0.80
1.00
1.15
0.45
0.60
0.75
0.90
0.35
0.45
0.55
0.65
0.30
0.40
0.50
0.60
4. Tekanan terhadap Faktor Efek Pemadatan (Impact Effect)
PI=4 . γ .10−3=9,6 Kpa
5. Tekanan Rencana (Design Preasure)
Besarnya nilai tekanan yang dipakai ialah dari penjumlahan nilai
tekanan efek pemadatan (Impact Effect) dengan nilai terkecil dari tekanan
hidrostatis, tekanan akibat faktor tekuk, atau tekanan akibat faktor
pengerasan beton.
P design = Nilai terkecil dari (PH or PS or PA) + PI
b. Perhitungan Kekuatan
lt = lt ijin
lt= M
W
1. Untuk perletakan di atas dua tumpuan dengan beban merata :
q
M =
18
qL2
L
sehingga, lt =
18
qL2
16
bh2
L = √ 8.σ lt .bh2
6 q
4-19
2. Untuk perletakan di atas tiga tumpuan atau lebih dengan beban
merata :
q
M =
110
qL2
L L
sehingga, lt =
110
qL2
16
bh2
L = √10 .σ lt .bh2
6q
Keterangan :
L : jarak antar tumpuan (m)
lt : Tegangan lentur (kg/m2)
b: Lebar balok (cm)
h: Tinggi penampang balok (cm)
q: Beban merata (kg/m)
c. Perhitungan Kekakuan, lendutan (f) dari suatu perletakan ditentukan
sebagai berikut :
o Lendutan di atas dua tumpuan dengan beban merata
f= 5qL4
384 EI
o Lendutan di atas tiga tumpuan atau lebih dengan beban merata
f=2,5qL4
384 EI
o Syarat tumpuan untuk balok yang digunakan pada konstruksi tidak
terlindung adalah :
f= 1400
L
4-20
Karena pada pekerjaan ini menggunakan prinsip perletakan di atas
tiga tumpuan atau lebih, maka :
1400
L=2,5 qL4
384 EI
sehingga, L=3√384 . EI
1000 q
dimana, L : Jarak perletakan (cm)
E : Elastisitas kayu (kg/cm2)
I : Momen inersia (cm4)
f : Lendutan (cm).
3.7 Pekerjaan Pondasi
3.7.1 Pondasi Foot Plat
A. Lantai Kerja
Untuk campuran lantai kerja yang akan dibuat memiliki tebal 5 cm
dengan campuran beton yaitu 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr. Adapun fungsi dari lantai kerja
adalah sebagai perletakan tulangan pondasi footplat. Hal ini dimaksudkan agar
lantai rata, sehingga memudahkan dalam pengerjaannya.
B. Penulangan
Setelah pembuatan lantai kerja selesai, maka dilakukan pengerjaan
penulangan. Adapun langkah-langkah penulangan pondasi footplat adalah sebagai
berikut :
1. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan ;
2. Kebutuhan tulangan untuk semua tipe yaitu tulangan D 22 mm ;
3. Memotong dan merangkai tulangan sesuai dengan gambar kerja ;
4. Pemasangan beton deking dengan tebal 4 cm.
C. Begisting
Ukuran plat pondasi diambil yang terbesar, yaitu 280 × 280 × 70 cm
1. Data Perhitungan
Berat jenis beton () = 2400 kg/m3
Tinggi rencana pengecoran (h) = 0,7 m
25 cm
16 cm
4-21
Suhu beton = 300 C
Slump beton = 75 mm
Bahan cetakan multiplek 18 mm (kelas III)
Tegangan lentur ijin lt = 75 kg/cm2
Tegangan tekuk ijin tk = 15 kg/cm2
Tegangan geser ijin = 8 kg/cm2
Modulus Elastisitas E = 80000 kg/cm2
Bahan kayu kelas II mutu A
Tegangan lentur ijin lt = 100 kg/cm2
Tegangan tekuk ijin tk = 25 kg/cm2
Tegangan geser ijin = 12 kg/cm2
Modulus Elastisitas E = 100000 kg/cm2
Kecepatan Pengecoran
Volume beton = 2,8 x 2,8 x 0,70 = 5,488 m3
Volume ember =
25 cm
4-22
V=13×π×t× (R2+r 2+R×r )
¿=13×π×0 ,25×(0 ,1252+0 ,082+(0 ,125×0 ,08 ) )
=0 ,0084 m3
Periode pengecoran diambil 2 menit
Waktu yang diperlukan =
VpondasiVember
= 5 ,4880 ,0084
=653 ,33 kali
Waktu yang dibutuhkan untuk pengecoran pondasi telapak
654×260
=21 ,80 jam
Kecepatan pengecoran =
tinggi jatuhwaktu pengecoran
=
0 ,7021 ,80
=0 ,032 m / jam
2. Perhitungan Tekanan
Tekanan yang diperhitungkan adalah tekanan ke samping
100
.hPH
= (2400 × 0,7) /100
= 16,80 Kpa
PS= γ . R . K100
+5
=
2400×0 , 032×0 , 55100
+5
= 5,42 Kpa
PI=4 . γ .10−3=9,6Kpa = 0,096 kg/cm2
4-23
Sehingga besarnya tekanan adalah PS + PI = 5,42 + 9,6
= 15,02 Kpa
0,096 kg/cm2 0,054 kg/cm2
70 cm
0,15 kg/cm2
maka, q = P desain sisi lebar pondasi
= 15,02 kPa 2,80 m
= 42,06 kN/m = 42,06 kg/cm.
3. Perhitungan Jarak Klam Pengaku (5/7)
a. Berdasarkan kekuatan
L = √10 .σ lt .bh2
6q =√10×75×70×1,8×1,86×42 ,06 = 25,96 cm.
b. Berdasarkan lendutan
L=3√384 . EI
1000 q =
3√384×80000×( 112
.70 .1,83 )
1000×42 ,06 = 29,18 cm.
Klam pengaku multiplek dipasang setiap jarak 25 cm.
4-24
Gambar 3.11 Detail Perancah Pondasi Footplat
D. Pengecoran
Pekerjaan pengecoran ini dilakukan dengan menggunakan beton ready
mix. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan saat pengecoran :
1. Memasang perancah / begisting pondasi footplat, mengecek tulangan,
serta mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada saat
pengecoran berlangsung.
2. Membersihkan kotoran-kotoran yang ada pada begisting maupun
tulangan.
3. Menuangkan beton ready mix ke tempat penampungan adukan
sementara.
4. Mengangkut beton tersebut ke bekisting pondasi foot plat
menggunakan ember.
3.7.2 Pekerjaan Kaki Kolom
A. Penulangan
4-25
Penulangan kaki kolom dilakukan bersamaan dengan penulangan
pondasi footplat. Adapun langkah-langkah penulangan adalah sebagai berikut :
1. memotong, membengkokan, dan merangkai tulangan D 22 mm dan
10 mm sesuai dengan gambar kerja.
2. memasang tulangan dengan mengatur jaraknya sesuai dengan gambar
kerja.
3. memasang begel-begel sesuai dengan jarak yang terdapat pada gambar
kerja.
4. mengikat begel yang telah dipasang dengan kawat.
5. memasang angker supaya tegak.
25 cm
4-26
Gambar 3.12 Potongan Kolom
B. Begisting Kaki Kolom
Selama penyetelan tulangan kaki kolom, tukang kayu membuat cetakan
dari multiplek 18 mm sesuai dengan dimensi kolom. Pada proyek Pembangunan
Gedung Aula Tiga Lantai Balai PLB Semarang ini hanya ada satu ukuran kolom,
yaitu 450×450 mm, namun memiliki jumlah tulangan yang berbeda.
Perhitungan perancah dan acuan kolom sebagai berikut :
1. Data-data
Dimensi kolom 450×450 mm
Berat jenis beton = 2400 kg/cm3
Tinggi rencana pengecoran = 200 cm
Suhu beton = 300C
Slump beton = 75 mm
- Bahan cetakan multiplek 18 mm (kelas II)
Tegangan lentur ijin lt = 75 kg/cm2
Tegangan tekuk ijin tk = 15 kg/cm2
Tegangan geser ijin = 8 kg/cm2
Modulus Elastisitas E = 80000 kg/cm2
- Bahan kayu kelas II mutu A
Tegangan lentur ijin lt = 100 kg/cm2
Tegangan tekuk ijin tk = 25 kg/cm2
Tegangan geser ijin = 12 kg/cm2
Modulus Elastisitas E = 100000 kg/cm2
Kecepatan Pengecoran
Volume beton 0,45 × 0,45 × 2 = 0,405 m3
Volume ember pengangkutan, 25 cm (atas), 16 cm (bawah), dan
t = 25 cm.
Volume ember =
25 cm
4-27
V=13×π×t× (R2+r 2+R×r )
¿=13×π×0 ,25×(0 ,1252+0 ,082+(0 ,125×0 ,08 ) )
=0 ,0084 m3
Periode pengecoran diambil 2 menit
Waktu yang diperlukan =
Vkaki kolomVember
= 0 , 4050 , 0084
=48 , 21kali
Waktu yang dibutuhkan untuk pengecoran kaki kolom
49×260
=1, 63 jam
Kecepatan pengecoran =
tinggi jatuhwaktu pengecoran
=
2 ,001 ,63
=1 ,23m / jam
2. Perhitungan Tekanan
100
.hPH
= (2400 × 2) /100
= 48,0 Kpa
PS= γ . R . K100
+5
=
2400×1, 23×0 , 55100
+5
4-28
= 21,24 Kpa
PI=4 . γ .10−3=9,6Kpa = 0,096 kg/cm2
Sehingga besarnya tekanan adalah PS + PI = 21,24 + 9,6
= 30,84 Kpa
0,096 kg/cm2 0,2124 kg/cm2
200 cm
0,31 kg/cm2
maka, q = P desain sisi lebar kaki kolom
= 30,84 kPa 0,45 m
= 13,88 kN/m = 13,88 kg/cm.
3. Perhitungan Jarak Klam Pengaku Vertikal (5/7)
a. Berdasarkan kekuatan
L = √ 8.σ lt .bh2
6 q =√ 8×75×200×1,8×1,86×13 ,88 = 68,33 cm.
b. Berdasarkan lendutan
L=3√384 . EI
2000 q =
3√384×80000×( 112
.200 . 1,83 )
2000×13 , 88 = 47,56 cm.
Klam pengaku multiplek dipasang setiap jarak 40 cm, karena sisi
kolom hanya 45 cm.
4. Perhitungan Jarak Klam Pengaku Horisontal (6/12)
a. Berdasarkan kekuatan
L = √10 .σ lt .bh2
6q =√10×100×5×7×76×13 ,88 = 54,24 cm.
b. Berdasarkan lendutan
L=3√384 . EI
1000 q =
3√384×100000×( 112
. 5 .73 )
1000×13 , 88 = 73,40 cm.
Klam pengaku horisontal / balok penjepit dipasang setiap jarak 50 cm.
4-29
C. Pengecoran
Pengecoran kaki kolom pondasi ini dilakukan setelah pengecoran
pondasi footplat dan setelah penulangan, serta pemasangan begisting
kaki kolom. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan beton ready
mix dan diangkut dengan ember, lalu dipadatkan dengan menggunakan
vibrator.
D. Perawatan
Perawatan terhadap beton ini adalah dengan membiarkan mengeras dan
tidak terganggu getaran-getaran sampai umur tertentu.
E. Pembongkaran
Pembongkaran perancah ini dilakukan setelah beton mengeras dan
kemudian dilakukan pengurugan atau penimbunan tanah kembali.
Gambar 3.13 Perancah Kaki Kolom
4-30
Gambar 3.14 Begisting Kaki Kolom (tampak atas)
3.7.3 Pekerjaan Sloof
A. Lantai Kerja
Pekerjaan lantai kerja pada sloof ini dibuat dengan tebal 5 cm dengan
campuran beton 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr.
B. Penulangan
Penulangan pada sloof ini dilakukan di tempat atau langsung pada tempat
yang akan dicor. Untuk tulangannya menggunakan tulangan D12 mm dan
sengkang 10 mm. Ukuran dari sloof ini sendiri yaitu 20/40 cm.
Gambar 3.15 Potongan Sloof
C. Begisting Sloof
Perhitungan perancah dan acuan sloof sebagai berikut :
1. Data-data
Dimensi sloof 20×40 cm
Berat jenis beton = 2400 kg/cm3
25 cm
16 cm
4-31
Tinggi rencana pengecoran = 0,40 m
Suhu beton = 300C
Slump beton = 75 mm
- Bahan cetakan multiplek 18 mm (kelas II)
Tegangan lentur ijin lt = 75 kg/cm2
Tegangan tekuk ijin tk = 15 kg/cm2
Tegangan geser ijin = 8 kg/cm2
Modulus Elastisitas E = 80000 kg/cm2
- Bahan kayu kelas II mutu A
Tegangan lentur ijin lt = 100 kg/cm2
Tegangan tekuk ijin tk = 25 kg/cm2
Tegangan geser ijin = 12 kg/cm2
Modulus Elastisitas E = 100000 kg/cm2
Kecepatan Pengecoran
Volume beton 0,20 × 0,40 × 1 = 0,08 m3
Volume ember pengangkutan, 25 cm (atas), 16 cm (bawah), dan
t = 25 cm.
Volume ember =
25 cm
4-32
V=13×π×t× (R2+r 2+R×r )
¿=13×π×0 ,25×(0 ,1252+0 ,082+(0 ,125×0 ,08 ) )
=0 ,0084 m3
Periode pengecoran diambil 2 menit
Waktu yang diperlukan =
VsloofVember
= 0 ,080 ,0084
=9 ,52kali
Waktu yang dibutuhkan untuk pengecoran sloof
10×260
=0 , 33 jam
Kecepatan pengecoran =
tinggi jatuhwaktu pengecoran
=
0 ,400 ,33
=1 ,21m / jam
2. Perhitungan Tekanan
100
.hPH
= (2400 × 0,40) /100
= 9,60 Kpa
PS= γ . R . K100
+5
=
2400×1, 21×0 ,55100
+5
= 20,97 Kpa
PA=15+3R+ d10
= 15+3 . 1, 21+400
10
= 58,63 Kpa
PI=4 . γ .10−3=9,6Kpa = 0,096 kg/cm2
Sehingga besarnya tekanan adalah PH + PI = 9,6 + 9,6
Muka tanah40 cm
Papan 2/10
20 cm
Usuk 5/7
15 cm 15 cm
Cetakan sloof
40 cm
4-33
= 19,20 Kpa
0,096 kg/cm2 0,096 kg/cm2
40 cm
0,19 kg/cm2
maka, q = 19,20 kPa 1 m
= 19,2 kN/m = 19,2 kg/cm.
3. Perhitungan Jarak Klam Pengaku Vertikal (5/7)
a. Berdasarkan kekuatan
L = √10 .σ lt .bh2
6q =√10×75×40×1,8×1,86×19 , 2 = 29,05 cm.
b. Berdasarkan lendutan
L=3√384 . EI
1000 q =
3√384×80000×( 112
.40.1,83 )
1000×19 ,2 = 31,45 cm.
Klam pengaku multiplek dipasang setiap jarak 25 cm.
Gambar 3.16 Potongan Cetakan Sloof
4-34
Gambar 3.17 Detail Begisting Sloof
D. Pengecoran
Pengecoran sloof ini dilakukan setelah pengecoran pondasi footplat dan
kaki kolom selesai, dan tulangan sudah dipasang, serta setelah perancah
untuk sloof telah selesai. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan
beton ready mix dan diangkut dengan ember, lalu dipadatkan dengan
menggunakan vibrator.
E. Perawatan
Perawatan terhadap beton ini adalah dengan membiarkan mengeras dan
tidak terganggu getaran-getaran sampai umur tertentu.
F. Pembongkaran
Pembongkaran perancah ini dilakukan setelah beton mengeras.
3.7.4 Pekerjaan Kolom
3.7.4.1 Kolom Lantai 1
A. Penulangan
Tulangan kolom yang dipasang tiap lantai, dimana penyambungan untuk
lantai berikutnya dengan overlap, yaitu penyambungan dengan ukuran 40D
(diameter tulangan). Langkah-langkah penulangan kolom :
1. mempersiapkan bahan dan alat,
2. memasang tulangan sesuai dengan gambar kerja,
3. memasukkan sengkang pada tulangan pokok,
4. merangkai tulangan sengkang sesuai dengan jaraknya.
B. Begisting kolom
4-35
Langkah-langkah pelaksanaan begisting kolom sebagai berikut :
1. pemasangan beton decking 4 cm pada keempat sisinya,
2. merangkai multiplek dengan tebal 18 mm dengan klam pengaku usuk
5/7,
3. memasang rangkaian multiplek ke dalam lokasi kolom yang akan
dikerjakan mengacu pada sepatu kolom,
4. memasang klam pengaku 6/12,
5. memasang skoor steel proof,
6. pengaturan ketegakan dengan unting-unting.
Perhitungan perancah dan acuan kolom sebagai berikut :
1. Data-data
Dimensi kolom 45×45 cm
Berat jenis beton = 2400 kg/cm3
Tinggi rencana pengecoran = 4 m
Suhu beton = 300C
Slump beton = 75 mm
- Bahan cetakan multiplek 18 mm (kelas II)
Tegangan lentur ijin lt = 75 kg/cm2
Tegangan tekuk ijin tk = 15 kg/cm2
Tegangan geser ijin = 8 kg/cm2
Modulus Elastisitas E = 80000 kg/cm2
- Bahan kayu kelas II mutu A
Tegangan lentur ijin lt = 100 kg/cm2
Tegangan tekuk ijin tk = 25 kg/cm2
Tegangan geser ijin = 12 kg/cm2
Modulus Elastisitas E = 100000 kg/cm2
Kecepatan Pengecoran
Volume beton 0,45 × 0,45 × 4 = 0,81 m3
25 cm
16 cm
4-36
Volume ember pengangkutan, 25 cm (atas), 16 cm (bawah), dan
t = 25 cm.
Volume ember =
V=13×π×t× (R2+r 2+R×r )
¿=13×π×0 ,25×(0 ,1252+0 ,082+(0 ,125×0 ,08 ) )
=0 ,0084 m3
Periode pengecoran diambil 2 menit
Waktu yang diperlukan =
VkolomVember
= 0 ,810 , 0084
=96 , 43 kali
Waktu yang dibutuhkan untuk pengecoran kolom
97×260
=3 ,23 jam
Kecepatan pengecoran =
tinggi jatuhwaktu pengecoran
25 cm
4-37
=
4 ,003 ,23
=1 ,24 m / jam
2. Perhitungan Tekanan
100
.hPH
= (2400 × 4) /100
= 96 Kpa
PS= γ . R . K100
+5
=
2400×1, 24×0 , 55100
+5
= 21,37 Kpa
PI=4 . γ .10−3=9,6Kpa = 0,096 kg/cm2
Sehingga besarnya tekanan adalah PS + PI = 21,37 + 9,6
= 30,97 Kpa
0,096 kg/cm2 0,214 kg/cm2
400 cm
0,31 kg/cm2
maka, q = P desain lebar kolom
= 30,97 kPa 0,45 m
= 13,94 kN/m = 13,94 kg/cm.
3. Perhitungan Jarak Klam Pengaku Vertikal (5/7)
a. Berdasarkan kekuatan
L = √ 8.σ lt .bh2
6 q =√ 8×75×400×1,8×1,86×13 ,94 = 96,42 cm.
b. Berdasarkan lendutan
4-38
L=3√384 . EI
2000 q =
3√384×80000×( 112
. 400. 1,83 )
2000×13 , 94 = 59,83 cm.
Klam pengaku multiplek dipasang setiap jarak 40 cm, karena sisi
kolom hanya 45 cm.
4. Perhitungan Jarak Klam Pengaku Horisontal (6/12)
a. Berdasarkan kekuatan
L = √10 .σ lt .bh2
6q =√10×100×5×7×76×13 , 94 = 54,12 cm.
b. Berdasarkan lendutan
L=3√384 . EI
1000 q =
3√384×100000×( 112
.5 .73 )
1000×13 ,94 = 73,29 cm.
Klam pengaku multiplek dipasang setiap jarak 50 cm.
Gambar 3.18 Begisting Kolom Lt.1
4-39
Gambar 3.19 Begisting Kolom Lt.1 Tampak Atas
C. Pengecoran
Pengecoran dilakukan menggunakan beton ready mix dan pengangkutan
menggunakan ember, kemudian dipadatkan dengan vibrator.
D. Perawatan
Pengecoran yang tidak sempurna menimbulkan kolom keropos, maka
dilakukan penambalan dan untuk mengurangi pengeringan yang cepat,
beton ditutup dengan karung goni.
E. Pembongkaran
Pembongkaran perancah ini dilakukan setelah beton mengeras atau
sekitar 28 hari.
3.7.4.2 Kolom Lantai 2
A. Begisting kolom
Perhitungan perancah dan acuan kolom sebagai berikut :
1. Data-data
Dimensi kolom 40×40 cm
Berat jenis beton = 2400 kg/cm3
Tinggi rencana pengecoran = 4 m
Suhu beton = 300C
Slump beton = 75 mm
- Bahan cetakan multiplek 18 mm (kelas II)
Tegangan lentur ijin lt = 75 kg/cm2
Tegangan tekuk ijin tk = 15 kg/cm2
Tegangan geser ijin = 8 kg/cm2
Modulus Elastisitas E = 80000 kg/cm2
25 cm
16 cm
4-40
- Bahan kayu kelas II mutu A
Tegangan lentur ijin lt = 100 kg/cm2
Tegangan tekuk ijin tk = 25 kg/cm2
Tegangan geser ijin = 12 kg/cm2
Modulus Elastisitas E = 100000 kg/cm2
Kecepatan Pengecoran
Volume beton 0,40 × 0,40 × 4 = 0,64 m3
Volume ember pengangkutan, 25 cm (atas), 16 cm (bawah), dan
t = 25 cm.
Volume ember =
V=13×π×t× (R2+r 2+R×r )
¿=13×π×0 ,25×(0 ,1252+0 ,082+(0 ,125×0 ,08 ) )
=0 ,0084 m3
Periode pengecoran diambil 2 menit
Waktu yang diperlukan =
VkolomVember
= 0 ,640 ,0084
=76 ,19 kali
Waktu yang dibutuhkan untuk pengecoran kolom
77×260
=2 , 57 jam
25 cm
4-41
Kecepatan pengecoran =
tinggi jatuhwaktu pengecoran
=
4 ,002 ,57
=1 ,56 m / jam
2. Perhitungan Tekanan
100
.hPH
= (2400 × 4) /100
= 96 Kpa
PS= γ . R . K100
+5
=
2400×1, 56×0 , 55100
+5
= 25,59 Kpa
PI=4 . γ .10−3=9,6Kpa = 0,096 kg/cm2
Sehingga besarnya tekanan adalah PS + PI = 25,59 + 9,6
= 35,19 Kpa
0,096 kg/cm2 0,256 kg/cm2
400 cm
0,35 kg/cm2
maka, q = 35,19 kPa 0,4 m
= 14,08 kg/cm.
3. Perhitungan Jarak Klam Pengaku Vertikal (5/7)
a. Berdasarkan kekuatan
L = √ 8.σ lt .bh2
6 q =√ 8×75×400×1,8×1,86×14 , 08 = 95,94 cm.
4-42
b. Berdasarkan lendutan
L=3√384 . EI
2000 q =
3√384×80000×( 112
. 400. 1,83 )
2000×14 , 08 = 59,63 cm.
Klam pengaku multiplek dipasang setiap jarak 35 cm.
4. Perhitungan Jarak Klam Pengaku Horisontal (6/12)
a. Berdasarkan kekuatan
L = √10 .σ lt .bh2
6q =√10×100×5×7×76×14 ,08 = 53,85 cm.
b. Berdasarkan lendutan
L=3√384 . EI
1000 q =
3√384×100000×( 112
.5 .73 )
1000×14 ,08 = 73,05 cm.
Klam pengaku multiplek dipasang setiap jarak 50 cm.
Gambar 3.20 Begisting Kolom Lt.2
4-43
Gambar 3.21 Begisting Kolom Lt.2 Tampak Atas
3.7.4.3 Kolom Lantai 3
A. Begisting kolom
Perhitungan perancah dan acuan kolom sebagai berikut :
1. Data-data
Dimensi kolom 35×35 cm
Berat jenis beton = 2400 kg/cm3
Tinggi rencana pengecoran = 4 m
Suhu beton = 300C
Slump beton = 75 mm
- Bahan cetakan multiplek 18 mm (kelas II)
Tegangan lentur ijin lt = 75 kg/cm2
Tegangan tekuk ijin tk = 15 kg/cm2
Tegangan geser ijin = 8 kg/cm2
Modulus Elastisitas E = 80000 kg/cm2
- Bahan kayu kelas II mutu A
Tegangan lentur ijin lt = 100 kg/cm2
Tegangan tekuk ijin tk = 25 kg/cm2
Tegangan geser ijin = 12 kg/cm2
Modulus Elastisitas E = 100000 kg/cm2
Kecepatan Pengecoran
Volume beton 0,35 × 0,35 × 4 = 0,49 m3
Volume ember pengangkutan, 25 cm (atas), 16 cm (bawah), dan
t = 25 cm.
25 cm
16 cm
4-44
Volume ember =
V=13×π×t× (R2+r 2+R×r )
¿=13×π×0 ,25×(0 ,1252+0 ,082+(0 ,125×0 ,08 ) )
=0 ,0084 m3
Periode pengecoran diambil 2 menit
Waktu yang diperlukan =
VkolomVember
= 0 , 490 ,0084
=58 ,33kali
Waktu yang dibutuhkan untuk pengecoran kolom
59×260
=1 , 97 jam
Kecepatan pengecoran =
tinggi jatuhwaktu pengecoran
=
4 ,001 ,97
=2,03 m / jam
2. Perhitungan Tekanan
100
.hPH
= (2400 × 4) /100
= 96 Kpa
25 cm
4-45
PS= γ . R . K100
+5
=
2400×2 ,03×0 , 55100
+5
= 31,80 Kpa
PI=4 . γ .10−3=9,6Kpa = 0,096 kg/cm2
Sehingga besarnya tekanan adalah PS + PI = 31,80 + 9,6
= 41,40 Kpa
0,096 kg/cm2 0,318 kg/cm2
400 cm
0,41 kg/cm2
maka, q = 41,4 kPa 0,35 m
= 14,49 kg/cm.
3. Perhitungan Jarak Klam Pengaku Vertikal (5/7)
a. Berdasarkan kekuatan
L = √ 8.σ lt .bh2
6 q =√ 8×75×400×1,8×1,86×14 , 49 = 94,57 cm.
b. Berdasarkan lendutan
L=3√384 . EI
2000 q =
3√384×80000×( 112
. 400. 1,83 )
2000×14 , 49 = 59,07 cm.
Klam pengaku multiplek dipasang setiap jarak 30 cm.
4. Perhitungan Jarak Klam Pengaku Horisontal (6/12)
a. Berdasarkan kekuatan
L = √10 .σ lt .bh2
6q =√10×100×5×7×76×14 ,49 = 53,09 cm.
b. Berdasarkan lendutan
4-46
L=3√384 . EI
1000 q =
3√384×100000×( 112
. 5 .73 )
1000×14 , 49 = 72,35 cm.
Klam pengaku multiplek dipasang setiap jarak 50 cm.
Gambar 3.22 Begisting Kolom Lt.3
Gambar 3.23 Begisting Kolom Lt.3 Tampak Atas
3.7.5 Pekerjaan Balok
A. Penulangan
4-47
Balok induk pada proyek ini, berdimensi 25/75 cm. Dan kebutuhan
tulangan untuk balok tersebut seperti gambar di bawah ini :
Tulangan Tumpuan Tulangan Lapangan
Gambar 3.24 Potongan Balok Induk
B. Begisting Balok
Langkah-langkah pelaksanaan begisting balok sebagai berikut :
1. mampersiapkan alat dan bahan seperti multiplek 18 mm, usuk 5/7,
kaso 6/12, dan papan 2/20 ;
2. pembuatan perancah dan cetakan balok ;
3. pemasangan gelagar anak untuk menahan cetakan balok ;
4. pemasangan bekisting balok sesuai dengan gambar kerja.
Perhitungan perancah dan acuan balok sebagai berikut :
1. Data-data
Dimensi balok 25×75 cm
Berat jenis beton = 2400 kg/cm3
Tinggi rencana pengecoran = 0,75 m
Suhu beton = 300C
Slump beton = 75 mm
- Bahan cetakan multiplek 18 mm (kelas II)
Tegangan lentur ijin lt = 75 kg/cm2
Tegangan tekuk ijin tk = 15 kg/cm2
25 cm
16 cm
4-48
Tegangan geser ijin = 8 kg/cm2
Modulus Elastisitas E = 80000 kg/cm2
- Bahan kayu kelas II mutu A
Tegangan lentur ijin lt = 100 kg/cm2
Tegangan tekuk ijin tk = 25 kg/cm2
Tegangan geser ijin = 12 kg/cm2
Modulus Elastisitas E = 100000 kg/cm2
Kecepatan Pengecoran
Volume beton 0,25 × 0,75 × 1 = 0,188 m3
Volume ember pengangkutan, 25 cm (atas), 16 cm (bawah), dan
t = 25 cm.
Volume ember =
V=13×π×t× (R2+r 2+R×r )
¿=13×π×0 , 25×(0 ,1252+0 ,082+(0 , 125×0 ,08 ) )
=0 ,0084 m3
Periode pengecoran diambil 2 menit
Waktu yang diperlukan =
VbalokVember
= 0 ,1880 , 0084
=22, 38 kali
25 cm
4-49
Waktu yang dibutuhkan untuk pengecoran balok
23×260
=0 , 77 jam
Kecepatan pengecoran =
tinggi jatuhwaktu pengecoran
=
0 ,750 ,77
=0 ,97 m / jam
2. Perhitungan Tekanan
100
.hPH
= (2400 × 0,75) /100
= 18 Kpa
PS= γ . R . K100
+5
=
2400×0 ,97×0 ,55100
+5
= 17,80 Kpa
PI=4 . γ .10−3=9,6Kpa = 0,096 kg/cm2
Sehingga besarnya tekanan adalah PS + PI = 17,8 + 9,6
= 27,4 Kpa
0,096 kg/cm2 0,178 kg/cm2
75 cm
0,274 kg/cm2
maka, q = 27,4 kPa 1 m
= 27,4 kg/cm.
4-50
3. Perhitungan Jarak Klam Pengaku Vertikal (2/10)
a. Berdasarkan kekuatan
L = √10 .σ lt .bh2
6q =√10×75×75×1,8×1,86×27 ,4 = 33,30 cm.
b. Berdasarkan lendutan
L=3√384 . EI
1000 q =
3√384×80000×( 112
.75 .1,83 )
1000×27 ,4 = 34,44 cm.
Klam pengaku multiplek dipasang setiap jarak 30 cm.
4. Perhitungan Jarak Klam Pengaku Horisontal (5/7)
Beban yang bekerja :
- berat sendiri beton (2400 kg/m3 0,25 m 0,75 m) = 4,50 kg/cm
- berat cetakan (taksiran) = 100 kg/m = 1,00 kg/cm
- beban pekerja (taksiran) = 300 kg/m = 3,00 kg/cm
- berat alat (taksiran) = 50 kg/m = 0,50 kg/cm
= 9,00 kg/cm.
a. Berdasarkan kekuatan
L = √10 .σ lt .bh2
6q =√10×75×25×1,8×1,86×9,0 = 33,54 cm.
b. Berdasarkan lendutan
L=3√384 . EI
1000 q =
3√384×80000×( 112
.25 .1,83 )
1000×9,0 = 34,61 cm.
Klam pengaku multiplek dipasang setiap jarak 30 cm.
5. Perhitungan Jarak Klam Pengaku Horisontal (6/12)
a. Berdasarkan kekuatan
L = √ 8.σ lt .bh2
6 q =√ 8×100×5×7×76×9,0 = 60,25 cm.
b. Berdasarkan lendutan
4-51
L=3√384 . EI
2000 q =
3√384×100000×( 112
. 5 .73 )
2000×9,0 = 67,30 cm.
Klam pengaku horisontal (6/12) dipasang setiap jarak 65 cm.
6. Perhitungan Jarak Skafolding
a. Berdasarkan kekuatan
L = √10 .σ lt .bh2
6q =√10×100×6×12×126×9,0 = 126,49 cm.
b. Berdasarkan lendutan
L=3√384 . EI
1000 q =
3√384×100000×( 112
.6 .123 )
1000×9,0 = 154,48 cm.
Skafolding dipasang setiap jarak 125 cm.
3.7.6 Pekerjaan Plat Lantai
1. Data-data
* Tebal plat lantai 12 cm
* Pembebanan :
- berat sendiri beton (2400 kg/m3 0,12 m 1 m) = 2,88 kg/cm
- berat cetakan (taksiran) = 100 kg/m = 1,00 kg/cm
- beban pekerja (taksiran) = 300 kg/m = 3,00 kg/cm
- berat alat (taksiran) = 50 kg/m = 0,50 kg/cm
= 7,38 kg/cm.
2. Perhitungan Jarak Gelagar Anak (5/7)
4-52
a. Berdasarkan kekuatan
L = √10 .σ lt .bh2
6q =√10×75×100×1,8×1,86×7 ,38 = 74,08 cm.
b. Berdasarkan lendutan
L=3√384 . EI
1000 q =
3√384×80000×( 112
.100 .1,83 )
1000×7 ,38 = 58,70 cm.
Gelagar anak dipasang setiap jarak 50 cm.
3. Perhitungan Jarak Gelagar Induk (6/12)
a. Berdasarkan kekuatan
L = √10 .σ lt .bh2
6q =√10×100×5×7×76×7 ,38 = 74,38 cm.
b. Berdasarkan lendutan
L=3√384 . EI
1000 q =
3√384×100000×( 112
.5 .73 )
1000×7 ,38 = 90,60 cm.
Gelagar induk dipasang setiap jarak 70 cm.
4. Perhitungan Jarak Penyangga (Skafolding)
a. Berdasarkan kekuatan
L = √10 .σ lt .bh2
6q =√10×100×6×12×126×7 ,38 = 139,69 cm.
b. Berdasarkan lendutan
L=3√384 . EI
1000 q =
3√384×100000×( 112
.6 .123 )
1000×7 ,38 = 165,04 cm.
Penyangga (Skafolding) dipasang setiap jarak 120 cm.
C. Pengecoran
4-53
Pengecoran dilakukan menggunakan beton ready mix dan pengangkutan
menggunakan ember, kemudian dipadatkan dengan vibrator.
D. Perawatan
Pengecoran yang tidak sempurna menimbulkan kolom keropos, maka
dilakukan penambalan dan untuk mengurangi pengeringan yang cepat,
beton ditutup dengan karung goni.
E. Pembongkaran
Pembongkaran perancah ini dilakukan setelah beton mengeras atau
sekitar 28 hari.
4-54
Gambar 3.25 Perancah Balok Induk dan Plat Lantai
3.7.6 Pekerjaan Tangga
A. Penulangan
Tangga yang dikerjakan berbentuk dua lengan dengan bordes
sebagai penghubungnya. Tulangan yang digunakan adalah tulangan 16
mm sebagai tulangan pokok dan tulangan 8 mm sebagai tulangan
ikatnya. Perangkaian tulangan tangga dilakukan di atas cetakan, dengan
tujuan supaya memudahkan dalam pengerjaan maupun dalam
pengecoran.
Adapun langkah-langkah pekerjaan penulangan tangga adalah
sebagai berikut:
1. Memotong dan membengkokkan tulangan sesuai dengan schedule
penulangan;
2. Merangkai tulangan balok 20/40 cm yang diletakkan di atas
pasangan pondasi batu kali;
3. Merangkai tulangan balok bordes 20/40 cm yang diletakkan pada
tulangan kolom, balok bordes ini berfungsi sebagai tumpuan dari
pelat bordes;
4. Menyusun tulangan pelat tangga sesuai dengan gambar kerja;
5. Merangkai tulangan dan diikat menggunakan kawat bendrat agar
tidak berubah posisinya;
6. Memasang tulangan anak tangga yang dirangkai dengan tulangan
arah melintang;
7. Merangkai tulangan pelat bordes bagian bawah dengan tulangan
bagi dan diikat dengan kawat bendrat;
8. Memasang beton deking pada tulangan pelat tiap jarak satu meter.
Jika menggunakan tulangan rangkap, maka harus dipasang
tulangan penahan (kaki ayam) pada jarak tiap satu meter.
4-55
Tulangan ini berfungsi untuk menjaga jarak antara tulangan atas
dengan tulangan di bawahnya.
B. Begesting Tangga Lantai 2
Perhitungan begisting tangga menggunakan bahan cetakan dari
multiplek dengan ketebalan 18 mm, papan 2/20 cm untuk gelagar
melintang, dan steel proof sebagai tiang penyangga.
1. Data-data :
Lebar tangga = 150 cm
Tebal pelat = 15 cm
Tinggi optride = 20 cm
Lebar antride = 30 cm
Sudut kemiringan = 33,69º
Berat cetakan = 100 kg/m
Berat pekerja = 100 kg/m
Berat alat = 50 kg/m
Gambar 3.26 Tangga
2. Perhitungan cetakan samping
Ht = 15 + (sin 33,69 × 30)
= 32 cm.
4-56
Tekanan yang terjadi
PH =
γ . h100
=
2400×0 ,32100
= 7,68 KPa.
PS =
γ . R . K100
+5
=
2400×1×0 , 55100
+5
= 18,2 KPa.
Tekanan pengaruh kekuatan beton
PI = 4.γ.10-3 = 9,6 KPa
Jadi tekanan desain = PH + PI
= 7,68 + 9,6
= 17,28 KPa.
Beban merata yang timbul (q) = 17,28 KPa × 1,5 m
= 25,92 KN/m = 25,92 kg/cm.
Mencari jarak klam pengaku
Berdasarkan kekuatan
L = √10 .σ lt .b .h2
6 .q = √10 .75 .32.1,82
6 .25 ,92 = 22,36 cm.
Berdasarkan lendutan
L =
3√384 . EI1000q =
3√384 .80000 .( 112
. 32.1,83 )
1000 .25 ,92 = 26,42 cm.
3. Perhitungan cetakan di bawah tangga
Pembebanan
Berat beton = 2400 kg/m3 × 1,5 m × 0,32 m = 1152 kg/m
Berat cetakan (ditaksir) = 100 kg/m
Berat pekerja (ditaksir) = 100 kg/m
4-57
Beban alat (ditaksir) = 50 kg/m +
= 1402 kg/m
= 14,02 kg/cm.
Karena kemiringan tangga 33,690, maka beban merata yang diterima
cetakan tangga menjadi = 14,02 kg/cm cos 33,690 = 11,67 kg/cm.
4. Perhitungan jarak gelagar anak
Berdasarkan kekuatan
L = √10 .σ lt .b .h2
6 .q = √10 .75 . 150.1,82
6 .11 ,67 = 72,15 cm.
Berdasarkan lendutan
L =
3√384 . EI1000q =
3√384 .80000 .( 112
. 150 .1,83)
1000 .11 , 67 = 57,68 cm.
Jadi gelagar anak dan klam pengaku dipasang setiap jarak 20 cm.
5. Perhitungan jarak tiang penyangga
Berdasarkan kekuatan
L = √10 .σ lt .b .h2
6 . q = √10 .75 . 2. 202
6 .11 ,67 = 92,57 cm.
Berdasarkan lendutan
L =
3√384 . EI1000q =
3√384 .80000 .( 112
. 2 .203 )
1000 .11 , 67 = 151,97 cm.
Jadi tiang penyangga dipasang setiap jarak 75 cm.
6. Perhitungan cetakan bordes
Ukuran pelat bordes = 150 cm × 120 cm, tebal 15 cm.
PH =
γ . h100
=
2400×0 ,15100
4-58
= 3,6 KPa.
PS =
γ . R . K100
+5
=
2400×1×0 , 55100
+5
= 18,2 KPa.
Tekanan pengaruh kekuatan beton
PI = 4.γ.10-3 = 9,6 KPa
Jadi tekanan desain = PH + PI
= 3,6 + 9,6
= 13,2 KPa.
Beban merata yang timbul (q) = 13,2 KPa × 1,2 m
= 15,84 KN/m = 15,84 kg/cm.
Mencari jarak klam pengaku
Berdasarkan kekuatan
L = √10 .σ lt .b .h2
6 .q = √10 .75 .15. 1,82
6 . 15 ,84 = 19,58 cm.
Berdasarkan lendutan
L =
3√384 . EI1000q =
3√384 .80000 .( 112
. 15 .1,83)
1000 .15 ,84 = 24,18 cm.
Berat beton = 2400 kg/m3 × 0,15 m × 1,2 m = 432 kg/m
Berat cetakan (ditaksir) = 100 kg/m
Berat pekerja (ditaksir) = 100 kg/m
Beban alat (ditaksir) = 50 kg/m +
= 682 kg/m = 6,82 kg/cm.
Perhitungan jarak gelagar anak
Berdasarkan kekuatan
4-59
L = √10 .σ lt .b .h2
6 .q = √10 .75 . 120.1,82
6 . 6 ,82 = 84,42 cm.
Berdasarkan lendutan
L =
3√384 . EI1000q =
3√384 .80000 .( 112
. 120 .1,83)
1000 .6 , 82 = 64,04 cm.
Jadi klam pengaku dan gelagar anak dipasang setiap jarak 15 cm.
7. Perhitungan jarak gelagar induk
Berdasarkan kekuatan
L = √10 .σ lt .b .h2
6 . q = √10 .100 . 5. 72
6. 6 , 82 = 77,38 cm.
Berdasarkan lendutan
L =
3√384 . EI1000q =
3√384 .100000.( 112
. 5.73 )
1000 .6 , 82 = 93,01 cm.
Jadi gelagar induk dipasang setiap jarak 60 cm.
8. Perhitungan jarak tiang penyangga
Berdasarkan kekuatan
L = √10 .σ lt .b .h2
6 .q = √10 .100 .6 .122
6 .6 ,82 = 145,31 cm.
Berdasarkan lendutan
L =
3√384 . EI1000q =
3√384 .100000.( 112
. 6 .123 )
1000 .6 , 82 = 169,44 cm.
Jadi gelagar induk dipasang setiap jarak 75 cm.
9. Perhitungan balok bordes
Ukuran balok bordes = 20 cm × 40 cm
PH =
γ . h100
=
2400×0,4100
4-60
= 9,6 KPa.
Tekanan pengaruh kekuatan beton
PI = 4.γ.10-3 = 9,6 KPa
Jadi tekanan desain = PH + PI
= 9,6 + 9,6
= 19,2 KPa.
Beban merata yang timbul (q) = 19,2 KPa × 1 m
= 19,2 KN/m = 19,2 kg/cm.
Mencari jarak klam pengaku
Berdasarkan kekuatan
L = √10 .σ lt .b .h2
6 .q = √10 .75 .40 .1,82
6 .19 ,2 = 29,05 cm.
Berdasarkan lendutan
L =
3√384 . EI1000q =
3√384 .80000 .( 112
. 40 . 1,83 )
1000 .19 ,2 = 31,45 cm.
Berat beton = 2400 kg/m3 × 0,2 m × 0,4 m = 192 kg/m
Berat cetakan (ditaksir) = 100 kg/m
Berat pekerja (ditaksir) = 100 kg/m
Beban alat (ditaksir) = 50 kg/m +
= 442 kg/m = 4,42 kg/cm.
Perhitungan jarak gelagar anak
Berdasarkan kekuatan
L = √10 .σ lt .b .h2
6 . q = √10 .75 . 40 .1,82
6 .4 , 42 = 60,54 cm.
Berdasarkan lendutan
L =
3√384 . EI1000q =
3√384 .80000 .( 112
. 40 . 1,83 )
1000 . 4 ,42 = 51,31 cm.
4-61
Jadi klam pengaku dan gelagar anak dipasang setiap jarak 25 cm.
10. Perhitungan jarak gelagar induk
Berdasarkan kekuatan
L = √10 .σ lt .b .h2
6 .q = √10 .100 .5. 72
6 . 4 ,42 = 96,12 cm.
Berdasarkan lendutan
L =
3√384 . EI1000q =
3√384 .100000.( 112
. 5.73 )
1000 . 4 ,42 = 107,48 cm.
Jadi gelagar induk dipasang setiap jarak 75 cm.
11. Perhitungan jarak tiang penyangga
Berdasarkan kekuatan
L = √10 .σ lt .b .h2
6 . q = √10 .100 . 6 .122
6 .4 , 42 = 180,50 cm.
Berdasarkan lendutan
L =
3√384 . EI1000q =
3√384 .100000.( 112
. 6 .123 )
1000 . 4 ,42 = 195,80 cm.
Jadi gelagar induk dipasang setiap jarak 75 cm.
4-62
Gambar 3.27 Perancah Tangga
D. Pengecoran Tangga
Langkah-langkah pengecoran tangga adalah sebagai berikut:
1. Pengecoran dimulai dari balok untuk pijakan anak tangga, kemudian
melebar ke pelat secara terus menerus;
2. Proses pemadatan dilakukan mengikuti pengecoran dan harus berhati-
hati dalam pengerjaannya, agar vibrator tidak mengenai cetakan
maupun tulangan karena dapat mengganggu kedudukan tulangan
maupun cetakan;
3. Perataan permukaan dilakukan dengan alat perata (ruskam) segera
setelah beton dipadatkan;
4. Penghentian pengecoran dilakukan setelah sampai pada bagian balok
bordes lantai 3.
E. Perawatan dan Pembongkaran Begesting
Perawatan terhadap beton tangga dilakukan dengan menyiram
permukaan beton dengan air dan dihindarkan dari getaran-getaran yang
dapat merusak beton itu sendiri. Perawatan ini dilakukan minimal 10 hari
setelah pengecoran berlangsung. Selama beton belum cukup umur beton
tidak boleh diberikan beban terlalu besar.
4-63
Pada saat pembongkaran begesting harus dilakukan dengan hati-hati,
sehingga nantinya cetakan tersebut dapat digunakan lagi dalam konstruksi
selanjutnya. Sebelum dilakukan pembongkaran harus mendapat
persetujuan pengawas terlebih dahulu, proses pembongkaran dimulai dari
melepas pengaku-pengaku samping. Untuk cetakan bawah dan tiang-tiang
penyangga baru boleh dibongkar setelah beton berumur 21 hari.
3.7.7 Pekerjaan Ring Balk
A. Begesting Ring Balk
Perhitungan perancah dan begesting ring balk
1. Data-data:
Dimensi ring balk = 20/40 cm
Tinggi rencana pengecoran (H) = 40 cm
Suhu beton (T) = 30 C
Slump beton (S) = 75 mm
Bahan cetakan multiplek 18 mm (kelas III)
- Tegangan lentur ijin (lt) = 75 kg/cm2
- Tegangan tekuk ijin (tk) = 15 kg/cm2
- Tegangan geser ijin (//) = 8 kg/cm2
- Modulus elastisitas (E) = 80.000 kg/cm2
Bahan kayu kelas II mutu A
- Tegangan lentur ijin (lt) = 100 kg/cm2
- Tegangan tekuk ijin (tk) = 25 kg/cm2
- Tegangan geser ijin (//) = 12 kg/cm2
- Modulus elastisitas (E) = 100.000 kg/cm2
Pembebanan
- Beban beton = 2400 kg/m3 x 0,2 m x 0,4 m = 192 kg/m
4-64
- Beban cetakan (ditaksir) = 100 kg/m
- Beban pekerja (ditaksir) = 100 kg/m
- Beban alat (ditaksir) = 50 kg/m +
= 442 kg/m
= 4,42 kg/cm
2. Perhitungan tekanan
Tekanan yang diperhitungkan adalah tekanan samping.
PH =
γ . h100
= (2400 0,4) / 100
= 9,6 KPa.
Tekanan Impact
PI = 0,4
= 9,6 KPa
Jadi Tekanan Disain = PH + PI = 9,6 + 9,6
= 19,2 KPa
beban merata yang timbul (q)
q = 19,2 KPa 1 m
= 19,2 KPa
= 19,2 kg/cm.
3. Perhitungan jarak klam pengaku dipakai 2/10 cm
Bahan cetakan adalah multiplek 18 mm.
a. Berdasarkan kekuatan
L = √10 .σ lt .b .h2
6 .q
= √10 .75 . 40 .1,82
6 .19 ,2 = 29,05 cm
b. Berdasarkan lendutan
L = 3 √384 . E . I1000 .q
4-65
= 3 √384 .80000 .40. 1,83
1000 .19 ,2.12 = 31,45 cm
Jadi jarak klam pengaku diambil 25 cm.
4. Perhitungan jarak gelagar anak 5/7 cm
a. Berdasarkan kekuatan
L = √10 .σ lt .b .h2
6 .q = √10 .75 .2.1,82
6 .19 ,2 = 36,08 cm
b. Berdasarkan lendutan
L = 3 √384 . E . I1000 .q = 3 √384 .80000 .2 .1,83
1000 .19 ,2.12 = 64,37 cm
Maka jarak gelagar anak dipasang setiap 25 cm.
5. Perhitungan jarak gelagar induk
a. Berdasarkan kekuatan
L = √10 .σ lt .b .h2
6 .q = √10 .100 .5.72
6 .19 ,2 = 46,12 cm
b. Berdasarkan lendutan
L = 3 √384 . E . I1000 .q = 3 √384 .100000.5 .73
1000 .19 ,2.12 = 65,87 cm
Maka jarak gelagar induk dipasang setiap 45 cm.
6. Perhitungan jarak scafolding
a. Berdasarkan kekuatan
L = √10 .σ lt .b .h2
6 .q = √10 .100 . 6 .122
6 .19 ,2 = 86,60 cm
b. Berdasarkan lendutan
L = 3 √384 . E . I1000 .q = 3 √384 .100000.6 . 123
1000 .19 ,2.12 = 120 cm
Maka scafolding dipasang setiap jarak 85 cm.
4-66
Gambar 3.28 Bekisting Ring Balk
B. Pekerjaan Penulangan
Penyetelan tulangan ring balk dilakukan di dalam los kerja, setelah
rangkaian tulangan jadi kemudian dibawa ke lantai 3 untuk dipasang.
Adapun langkah-langkah dalam penulangan ring balk adalah sebagai
berikut:
1. Memotong tulangan sesuai dengan schedule penulangan;
2. Merangkai tulangan dengan memberi tanda menggunakan kapur setiap
jarak yang ditentukan sepanjang tulangan untuk memasang begel;
3. Mengikat begel dengan kawat bendrat menempatkan tulangan yang
telah jadi dalam begesting;
4. Pertemuan tulangan ring balk dan tulangan kolom diikat dengan kawat
bendrat;
5. Memasang beton deking pada keempat sisinya.
C. Pengecoran Ring Balk
Pengecoran ring balk menggunakan molen, adukan diangkut
dengan ember. Sebelum pengecoran dilakukan pengecekan tulangan dan
begesting, agar benar-benar tegak dan rapat supaya tidak bocor saat dicor.
Adapun langkah-langkah pengerjaannya adalah:
1. Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan;
2. Memastikan dan mengecek ketegakan posisi ring balk;
3. Pengecoran dilakukan secara manual dengan fc 20 Mpa;
4-67
4. Mengangkut adukan beton menuju lokasi pengecoran, kemudian
dituangkan ke dalam cetakan sambil ditusuk-tusuk;
5. Bila terjadi kebocoran pada cetakan langsung ditambal.
D. Pekerjaan Perawatan dan Pembongkaran Begesting
Perawatan terhadap beton ring balk dilakukan dengan menyiram
permukaan beton dengan air dan dihindarkan dari getaran-getaran yang
dapat merusak beton itu sendiri. Perawatan ini dilakukan minimal 10 hari
setelah pengecoran berlangsung. Selama beton belum cukup umur beton
tidak boleh diberikan beban terlalu besar.
E. Pembongkaran Begesting Kolom Ring Balk
Pembongkaran begesting dilakukan setelah beton mengeras dan
mencapai umur tertentu, sedangkan untuk pembongkaran perancah beton
ring balk dilakukan ketika ring balk telah berumur lebih dari dua hari
dengan alasan ring balk belum menerima beban dan telah terjadi
pengikatan meskipun belum kuat benar.
Adapun langkah-langkah pengerjaannya adalah:
1. Mengambil skoor pada ring balk tersebut satu persatu;
2. Kemudian mengambil balok kayu yang menahan sisi samping-
sampingnya dan dilanjutkan dengan pembongkaran cetakan pada satu
sisi terlebih dahulu;
3. Setelah satu sisi cetakan diambil ketiga sisi yang lainnya juga diambil
sekaligus tanpa membongkar rangkaiannya.