54
BAB IV
ANALISA
IV.1 Analisa Aspek Manusia
IV.1.1 Analisa Pelaku Kegiatan
BMW (Bayerische Motoren Werke / Bavarian Motor Works) adalah
sebuah perusahaan yang berasal dari Jerman yang memproduksi mobil &
motor. Pusat Pelatihan PT. BMW Indonesia berfungsi sebagai fasilitas yang
khusus dibangun untuk melatih tenaga kerja PT BMW Indonesia (khususnya
di bidang pengetahuan otomotif) dalam rangka memenuhi kebutuhan sumber
daya frontliner perusahaan.
Fungsi dari Pusat Pelatihan PT BMW Indonesia adalah sebagai
berikut:
1. Kantor, yakni sebagai tempat bekerja karyawan PT. BMW Indonesia
yang mengurus pelatihan di Pusat Pelatihan.
2. Sarana Pendidikan, yakni tempat dilatihnya peserta pelatihan ilmu
otomotif.
3. Hunian, yakni tempat menginapnya peserta pelatihan yang sedang
melakukan pelatihan di Pusat Pelatihan.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan pelaku kegiatan Pusat Pelatihan PT
BMW Indonesia ada dua, yakni :
55
1. Karyawan PT BMW Indonesia, meliputi : resepsionis, staf keuangan,
staf administrasi, dan pelatih (Trainer).
2. Peserta pelatihan / sekelompok orang yang mengikuti pelatihan seputar
otomotif di Pusat Pelatihan PT. BMW Indonesia.
IV.1.2 Analisa Jenis Kegiatan
Berikut adalah analisa jenis kegiatan pada Pusat Pelatihan PT. BMW
Indonesia yang dilatarbelakangi oleh pelaku kegiatan sebagai subyek dalam
hal ini untuk mengetahui siapa dan apa saja yang dilakukan sehingga pada
tahap selanjutnya dapat diketahui kebutuhan ruangnya masing-masing :
Tabel 4 : Jenis Kegiatan pada Pusat Pelatihan
IV.1.3 Analisa Kebutuhan Ruang
Berikut beberapa kebutuhan ruang yang ditinjau dari aspek pelaku
beserta jenis kegiatannya yang dilatarbelakangi terjadinya sifat-sifat ruang
itu sendiri:
56
PELAKU KEBUTUHAN
RUANG
JENIS KEGIATAN SIFAT
RUANG
Staf / Karyawan Ruang Kerja
Ruang rapat
Toilet
Istirahat / Tidur
Tempat rapat
Buang Air
Privat
Privat
Servis
Pelatih / Trainer Ruang Kerja
Kamar Tidur
Toilet
Bekerja
Istirahat/Tidur
Buang air, Mandi
Privat
Privat
Servis
Peserta Pelatihan Ruang Kelas
Kamar Tidur
Toilet
Belajar
Tidur
Buang air, Mandi
Privat
Privat
Privat
Service R. Teknisi
R. Genset
R. Panel
Bak Sampah
Mengontrol M & E
Meletakkan Genset
Mengatur Listrik
Penampungan Sampah
Servis
Servis
Servis
Servis
Keseluruhan R. Serba Guna
Lobby
Tempat Parkir
Arena olahraga
Tempat Pertemuan
Sirkulasi
Parkir
Olahraga
Semi-private
Publik
Publik
Publik
Tabel 5 : Kebutuhan Ruang pada Pusat Pelatihan
57
IV.1.4 Analisa Pola Kegiatan Pusat Pelatihan
Kegiatan utama Pusat Pelatihan yakni proses pendidikan terhadap para
peserta pelatihan. Pelatihan ini bukan hanya ditujukan untuk mekanik berupa
pelatihan mengenai otomotif, akan tetapi untuk pelatihan pengetahuan seputar
PT. BMW Indonesia yang ditujukan kepada para sales yang nantinya akan
membantu penjualan kendaraan PT. BMW Indonesia.
Berikut ini akan dijabarkan skema kegiatan para penghuni Pusat
Pelatihan :
Gambar 14 : Skema Kegiatan Staf / Karyawan di Pusat Pelatihan
58
Gambar 15 : Skema Kegiatan Pelatih (Trainer) di Pusat Pelatihan
Gambar 16 : Skema Kegiatan Peserta Pelatihan di Pusat Pelatihan
59
Gambar 17 : Skema Kegiatan Pelanggan BMW
IV.2. Analisa Aspek Lingkungan
IV.2.1 Analisa Kondisi Lingkungan Sekitar Tapak
Peta 5 : Lingkungan sekitar tapak
60
Letak Geografis : 6º8‟27.12”S (garis lintang)
: 106º50‟50.32”E (Garis Bujur)
Iklim : Tropis Basah
Temperatur : 27°C (rata-rata per tahun)
Kelembaban : 80-90%
Penguapan : 4 mm/tahun
Kecepatan air rata-rata : 3,3 knot
Penyinaran matahari rata-rata : 49,8 %
Jumlah curah hujan rata-rata : 205 mm/tahun
Jumlah hari hujan rata-rata : 232 hari/tahun
Batas-batas Tapak
Tapak terletak di pinggir Jalan besar yakni Jln. Benyamin Suaeb,
dengan lokasi tepat di seberang lapangan Golf Kemayoran. Di samping itu
juga terdapat sebuah restoran yang cukup ramai dikunjungi Resto & Cafe
Kemayoran. Tapak ini terletak bersebelahan dengan sebuah SPBU
Pertamina.
Tapak dikelilingi oleh berbagai macam aktifitas seperti perdagangan
& perumahan. Kegiatan perdangangan yang terdapat berdekatan dengan
tapak yakni Pasar Mobil Kemayoran & Pekan Raya Jakarta yag seringkali
dijadikan acara2 seperti pameran, dan bazaar.
61
Peta 6 : Lokasi Tapak
Foto 19 : Kondisi lingkungan sekitar tapak
Kondisi dan Ketinggian Bangunan Sekitar
Bangunan-bangunan yang berada di sekitar tapak antara lain:
62
Bangunan hunian 1-2 lantai (hunian golongan menengah) di
Pademangan Timur & Sunter.
Bangunan restaurant 2 lantai di sebelah Barat
Lapangan golf dengan area terbuka hijau yang luas di sebelah
Timur.
Bangunan pabrik mobil 1 lantai.
Potensi Lingkungan
Beberapa potensi lingkungan di sekitar tapak antara lain:
Adanya hubungan aktivitas karena berdekatan dengan area dagang/
bisnis dengan pasar mobil Kemayoran, sehingga saling menunjang
satu sama lain.
Daerah ini merupakan daerah strategis, berada di tengah kota
sehingga pencapaian dari area tidak terlalu sulit.
IV.2.2 Analisa Pencapaian dan Sirkulasi Dalam Tapak
Pertimbangan sirkulasi dalam tapak adalah kemudahan, kenyamanan,
dan keamanan para pejalan kaki dan pengguna kendaraan. Keamanan
pejalan kaki pada dasarnya lebih diutamakan, tetapi akan lebih baik jika
keduanya tidak saling mengganggu agar tercipta sirkulasi yang sesuai
dengan kriteria berikut:
63
• Tidak terjadi penyilangan
• Kejelasan alur sirkulasi
• Efisiensi dan efektivitas lahan
• Pusat orientasi terhadap tapak
Ada beberapa pola sirkulasi dalam tapak, yaitu:
Pola jalan masuk tunggal
- Semua masuk melalui satu jalur.
- Pejalan kaki dan pengguna kendaraan menggunakan jalur yang
sama.
Pola jalan masuk ganda
- Terdapat dua jalur masuk untuk umum dan yang lebih privat atau
antara kedua hal yang berbeda.
- Sirkulasi kendaraan dan pengguna jalan terpisah.
Pola jalan masuk triplet
- Terdapat tiga jalur masuk, masing-masing untuk penghuni,
pengunjung, dan pengelola/karyawan/servis.
- Sirkulasi kendaraan dan pengguna jalan terpisah, dapat ditambah
jalur sepeda atau pintu servis.
64
Alternatif 1 :
Gambar 18 : Analisa pintu masuk tapak alternatif 1
Akses masuk menuju tapak tidak terletak di dekat jalan besar utama
yakni Jln. Benyamin Suaeb.
Akses masuk menuju tapak terletak terlalu berdekatan dengan akses
pintu masuk servis.
Akses side entrance servis diletakan di jalan yang tidak ramai
Akses pejalan kaki berada di arah jalan utama tapak
Alternatif 2 :
65
Gambar 19 : Analisa pintu masuk tapak alternatif 2
Akses masuk & keluar tapak terletak di jalan besar utama yakni Jln.
Benyamin Suaeb.
Akses side entrance servis diletakan di jalan yang tidak ramai
Akses pejalan kaki berada di arah jalan utama tapak
Alternatif 3 :
66
Gambar 20 : Analisa pintu masuk tapak alternatif 3
Akses masuk & keluar tapak terletak di jalan besar utama yakni Jln.
Benyamin Suaeb.
Akses side entrance servis diletakan di jalan yang tidak ramai
Akses pejalan kaki berada di arah jalan utama tapa
Pola Sirkulasi
Alternatif 1
berlawanan dengan jarum jam
Alternatif 2
searah arah jarum jam
Tabel 6 : Alternati pola sirkulasi pada tapak
67
Area Hijau
Penataan ruang luar pada bangunan perlu dilakukan dengan tujuan untuk
mewujudkan kesesuaian yang mendukung dari kegiatan dan kebutuhan yang
terdapat dalam bangunan. Pada bangunan Pusat Pelatihan ini, pemanfaatan
ruang luar direncanakan dalam fungsi-fungsi sebagai berikut :
Ruang luar aktif – parkir kendaraan, pedestrian, fasilitas penunjang,
plaza
Ruang luar pasif – taman, daerah resapan, dan daur ulang
Fungsi luar yang menjadi pertimbangan penataan pada tapak adalah :
Sebagai tempat beraktifitas bagi penghuni Pusat Pelatihan
Sebagai daerah daur ulang air kotor alami maupun tidak
Sebagai lahan parkir
Sebagai elemen pengikat antar massa
Sebagai penyangga (buffer) untuk mengurangi bising dan polusi
udara
Elemen Ruang Luar
1. Elemen Lunak yaitu elemen hidup (vegetasi) yang mengisi lahan pada
tapak, dengan kriteria sebagai berikut:
a. Unsur pengarah, yaitu tanaman yang berfungsi untuk
mengarahkan penghuni/pengunjung menuju ke arah
tertentu/bangunan/fasilitas
68
b. Unsur estetis, yaitu tanaman yang berfungsi untuk memberikan
nilai tambah secara estetis pada bangunan, seperti pembuatan
pola taman
c. Unsur peneduh, yaitu tanaman yang berfungsi melindungi
pejelan kaki dari panas matahari, dan sebatgai filter dari
gangguan bising serta udara kotor
d. Unsur buffer, yaitu tanaman yang berfungsi untuk menyerap
bising dan mengurangi polusi dari jalan utama
2. Elemen keras yaiatu elemen tak hidup pada ruang luar seperti jenis
pengerasan jalan kendaraan dan jalan manusia yang memungkinkan air
hujan untuk meresap ke tanah, juga seperti lampu taman, pagar, tempat
duduk, tong sampah.
Analisa Kebisingan
Gambar 21 : Analisa kebisingan
69
Di sepanjang Jalan Benyamin Suaeb tingkat kebisingan cukup
tinggi karena sering dilalui oleh kendaraan dan merupakan jalan besar /
jalan raya. Sementara lalu lintas kendaraan di Jalan Rajawali tingkat
kebisingan tidak terlalu tinggi karena tidak terlalu banyak dilalui kendaraan
bermotor.
Untuk mereduksi sumber bising yang masuk ke dalam tapak, dapat
disiasati dengan:
Meletakan vegetasi di sekitar tapak yang langsung berhubungan
dengan sumber bising, diharapkan dapat mereduksi suara bising dari
jalan raya.
Memberikan bidang-bidang massif pada bagian yang menghadap
sumber bising, supaya bising yang masuk area hunian yang
membutuhkan ketenangan seperti hunian dapat diminalkan.
Memanfaatkan area publik pada daerah sumber bising yang tidak
memerlukan ketenangan
Analisa Angin
Tabel 7 : Analisa angin pada tapak
70
Angin bergerak dari arah selatan menuju utara. Angin bergerak dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah, dari suhu rendah ke suhu yang lebih
tinggi. Dengan membuat koridor, dan massa majemuk (lebih dari satu)
maka angin akan lebih leluasa untuk bergerak. Dengan peletakan
pembayangan yang menghasilkan iklim makro juga dapat mempengaruhi
kuantitas dan kualitas angin.
Analisa Orientasi Massa Bangunan
Kesimpulan dari analisa-analisa diatas menghasilkan beberapa alternatif
untuk orientasi massa bangunan.
Keuntungan Kerugian
Alternatif I:
orientasi ke arah Utara-Selatan.
- Bagian Barat-
Timur dapat
terhindar dari
sinar matahari
pagi dan sore.
- View
Bangunan yang
yang
menghadap
lahan kosong.
Alternatif II:
orientasi ke arah Barat - Timur
- View yang baik
karena bagian
bangunan
memanjang
menghadap ke
jalan besar.
- Bagian barat &
timur terletak di
bagian
memanjang
bangunan
Tabel 8 : Alternatif orientasi bangunan
71
Analisa Zoning
Setelah melakukan analisa orientasi massa bangunan, dapat
dihasilkan pula zoning pada tapak yang sesuai dengan hasil semua analisa
di atas.
Zoning Horizontal
Gambar 22 : Analisa Zoning horizontal pada bangunan
72
Zoning Vertikal
Gambar 23 : Analisa Zoning vertikal pada bangunan
Memaksimalkan penghijauan pada tapak agar terlihat selaras dengan
lingkungan. Area perkantoran diletakkan pada lantai bawah, sementara area
pelatihan (ruang-ruang kelas diletakkan pada lantai 2 & 3. Hal ini
dimaksudkan agar fungsi utama dari bangunan yakni pendidikan terletak
lebih privat. Sementara itu area hunian diletakkan pada lantai atas.
IV.3. Analisa Aspek Bangunan
IV.3.1 Kebutuhan dan Dimensi Ruang
73
Dimensi Ruang Karyawan
Ruang Standar/orang Sumber Kapasitas Luas (m2)
Ruang resepsionis 2 m2 SB 1 2
Ruang rapat 2.4 m2 SB 20 48
Ruang pimpinan 9 m2 SB 3 27
Ruang administrasi 2.25 m2 SB 6 13.5
Bengkel 36 m2 - 10 360
Showroom 50 m2 - 30 1500
Ruang kerja 4.5 m2 SB 20 90
Gudang 3 m2 SB 2 6
Ruang janitor 3 m2 SB 2 6
Ruang sekuriti 3 m2 SB 5 15
Ruang monitor/kontrol
6 m2 SB 4 24
Ruang karyawan 2 m2 SB 20 40
Pantry 3 m2 SB 5 15
Loading dock 15 m2 SB 5 75
Ruang utilitas dan AHU 22.5 m2 SB 4 90
Total 2221
Tabel 9 : Dimensi Ruang Karyawan
74
Dimensi Ruang Peserta Pelatihan
Ruang Standar/orang Sumber Kapasitas Luas (m2)
Ruang kelas praktik 4 m2 30 120 m2
Ruang kelas teori 2 m2 40 80 m2
Kamar tidur 20 m2 154 3080 m2
Kamar mandi 4 m2 154 616 m2
Total 3896 m2
Tabel 10 : Dimensi Ruang Peserta Pelatihan
Dimensi Ruang Pelanggan BMW
Ruang Standar/orang Sumber Kapasitas Luas (m2)
Lobby 1.5m2/org SB 20 30 m2
Mushola 2m2/org SB 1 2 m2
Toilet 3m2/org SB 5 15 m2
Total 47 m2
Tabel 11 : Dimensi Ruang Pelanggan BMW
75
IV.3.1 Sistem Massa Bangunan
Tabel 12 : Analisis Bentuk Bangunan
Setiap bentuk memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Bentuk bangunan yang dipilih adalah bentuk kubus atau
balok. Kelebihannya dalam efisiensi dan efektivitas dalam beberapa hal
menjadi faktor yang penting dalam tahap perancangan selanjutnya dengan
mempertimbangkan bahwa proyek memiliki orientasi kepada profit dan
konsep hemat energi yang juga menuntut efisiensi. Kekurangannya
dalam nilai estetika, stabilitas, dan faktor lainnya dapat dicari
solusinya dalam tahap perancangan.
76
Tabel 13 : Analisa Pola Massa Bangunan
Pola massa bangunan yang dipilih adalah alternatif 3. Pola ini sesuai
dengan konsep yang cenderung berorientasi kepada matahari dan
angin. Banyaknya massa menambah potensi untuk terjadinya sirkulasi
udara yang lebih baik. Secara estetika dinilai lebih baik karena memiliki
ritme dan proporsi bangunan yang baik.
IV.3.2 Sirkulasi dalam bangunan
Ada 3 macam sirkulasi dalam bangunan yang harus direncanakan, yaitu:
• Sirkulasi horizontal
77
Tabel 14 : Jenis Sirkulasi
78
Konsep Sirkulasi di dalam Bangunan
Menurut Tata Atur - Edward T. White sirkulasi dalam bangunan
memiliki beberapa alternatif seperti :
Sirkulasi single loaded
melengkung
Sirkulasi single loaded lengkung
Sirkulasi double loaded menerus
Sirkulasi double loaded lengkung
Sirkulasi memusat
79
Sirkulasi memusat dan linier
Tabel 15 : Konsep sirkulasi dalam bangunan
• Sirkulasi Vertikal
Pada proyek ini terdapat 3 jenis sirkulasi vertikal di dalam bangunan,
yaitu dengan menggunakan lift, tangga, dan eskalator. Ketiga
sirkulasi digunakan dalam perancangan bangunan beragam fungsi ini
dengan pertimbangan sebagai berikut:
Lift
* Diperlukan untuk memudahkan pemindahan barang
* Membantu pengunjung dengan kondisi cacat
Tangga
* Sirkulasi pendukung jika sirkulasi utama tidak berfungsi (lift)
* Sirkulasi antar lantai (tidak perlu lift)
* Sirkulasi darurat (tangga darurat)
IV.3.3. Analisa Tata Ruang Luar
Perencanaan ruang luar harus disesuaikan dengan aktivitas dan kebutuhan
penghuni Pusat Pelatihan. Tata ruang luar tersebut meliputi :
80
1. Ruang terbuka
Pada tapak perencana penentuan ruang terbuka di atur pada ketentuan yang
berlaku, yaitu KDB 60%, berarti 40% adalah lahan berupa ruang terbuka yang
dapat di manfaatkan sebagai:
Sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki
Kegiatan outdoor, berupa lapangan terbuka
Titik orientasi
Ruang transisi antar kegiatan dan antar bangunan dalam tapak
Sebagai buffer yang membatasi tapak dengan lingkungan di
sekitarnya
Bentuk fisik dari ruang terbuka adalah berupa taman, parkir, pedestrian, tempat
pemberhentian kendaraan umum.
2. Parkir
Direncanakan penyediaan parkir dibedakan menjadi 4, yaitu:
a. Parrkir untuk umum
b. Parkir untuk pegawai / karyawan BMW
c. Parkir untuk pelanggan bengkel BMW
d. Parkir bus untuk antar jemput peserta pelatihan
Dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
Kebutuhan jumlah kendaraan untuk menentukan luas tempat parkir
Penempatan parkir tidak terlalu jauh dari inti dari kawasan ini yaitu pusat
pelatihan BMW.
81
Mempunyai keamanan yang baik dan terlindung dari panas pancaran
sinar matahari
Untuk menunjang lahan parkir di sediakan di ruang terbuka dengan jumlah
yang terbatas, ada 4 macam sistem parkir:
Parkir
sejajar
Letaknya berdekatan dengan pedestrian pejalan
kaki. Diperlukan adanya pembatas berupa tanaman
atau saluran pembuangan (got) sehingga terdapat
perbedaan level antara parkir dan area bangunan
Parkir
45 0
Ruang gerak lebih mudah, namun menghabiskan
banyak lahan dan jumlah parkir menjadi lebih
sedikit
Parkir
60 0
Ruang gerak lebih mudah, namun menghabiskan
banyak lahan dan jumlah parkir menjadi lebih
sedikit
Parkir
90 0
Ruang gerak mudah, tidak menghabiskan banyak
lahan sehingga jumlah parkir mejadi lebih banyak
Tabel 16 : Sistem parkir
Kesimpulan:
Untuk proyek Pusat Pelatihan, cocok menggunakan sistem parkir 450, hal ini
dikarenakan ruang gerak akan lebih mudah.
IV.3.4 Struktur Bangunan
Struktur bangunan yang digunakan adalah struktur yang
dapat menahan beban vertikal dan horizontal dengan baik.
Pelaksanaan konstruksi bangunan tidak terikat oleh satu metode.
82
Struktur Bawah
JENIS PONDASI KETERANGAN
Pondasi Bored Pile Getaran yang ditimbulkan pada saat
pelaksanaan cukup kecil, cocok digunakan
pada daerah yang padat, dan tidak menganggu
lingkungan sekitar.
Ukuran diameter biasanya lebih besar dari
ukuran pracetak, sehingga daya dukung tiap
tiang lebih besar.
Karena diameter lebih besar, maka pekerjaan
ini memerlukan biaya besar.
Waktu pelaksanaan relatif lama.
Pondasi Tiang Pancang Pemancangan relatif cepat, kualitas lebih
terjamin dan dapat digunakan sebagai pondasi
air.
Dapat menahan gaya vertikal dengan baik.
Untuk tiang yang tidak cukup panjang perlu
penyambungan dan hasilnya kurang baik.
Pelaksanaan mudah, tidak memerlukan
tenaga ahli.
Pondasi Dangkal
(Lajur & Setempat)
Pelaksanaan yang mudah dan tidak
membutuhkan peralatan khusus.
83
Tidak menimbulkan getaran.
Hanya untuk bangunan bertingkat 4.
Tabel 17 : Macam-macam pondasi
Pondasi yang akan digunakan pada Pusat Pelatihan ini adalah
pondasi tiang pancang. Pertimbangannya karena kualitas mutu
yang lebih terjamin dan kemampuannya dalam menahan gaya
vertikal.
Struktur Atas
Pada bagian showroom yang membutuhkan ruang besar untuk
pameran kendaraan, maka akan digunakan struktur bentang lebar
dengan sistem portal. Struktur untuk bangunan keseluruhannya
menggunakan curtain wall, yakni perpaduan antara rangka
alumunium dengan kaca.
Pondasi menggunakan tiang pancang yang lebih cepat
pemasangannya daripada jenis pondasi lainnya dan memiliki
kemampuan menahan gaya bertikal yang baik.
Sistem Struktur Portal (Single-Storey Skeleton Structure)
Elemen dasar struktur portal adalah berupa elemen batang yang
disusun/dirakit sedemikian rupa menjadi “Balok dan Kolom” (“Post
and Lintel/Beam”). Elemen Batang disebut juga sebagai elemen garis
/satu dimensi. Sistem portal dapat disusun satu buah (“single”) atau
84
multi level (“multibay”-bersusun dengan mengulangan).
Gambar 24. Bentuk Tipikal Sistem Portal
Hubungan Sistem Rangka dapat dibentuk atas dasar :
– Susunan rangka dengan ikatan jepit sempurna/hubungan kaku
(“rigid”)antara elemen-elemen batang yang tersusun.
– Susunan rangka dengan ikatan sendi/engsel (“pin”, “hinge”) dengan
konsep dasar susunan berupa „truss”segi tiga.
– Susunan kombinasi keduanya.
Sistem rangka dapat disusun dan dikembangkan dengan arah susunan ;
– Paralel
– Radial, dengan cara dirotasi
– Bentuk-bentuk susunan bebas
85
Gambar 25. Berbagai macam bentuk transisi portal
Gambar 26. Berbagai macam bentuk deformasi pada portal
86
Gambar 27. Pengikat pada portal
Umumnya, ukuran paling ideal pada portal meningkat seiring dengan
semakin besarnya bentang. Berikut ini merupakan ukuran jarak bentang
maksimum yang dapat dipikul oleh struktur portal.
Tabel 18. Jarak bentang maksimum pada Portal
IV.3.5 Material
Bahan bangunan atau material ramah lingkungan adalah bahan yang proses
produksinya tidak menambah rusak lingkungan, atau minimal menimbulkan
dampak yang kecil bagi kerusakan lingkungan. Ada beberapa pendekatan
yang dapat dipilih.
1. Bahan bangunan yang dapat didaur ulang
87
- Pecahan, keramik, penutup dinding dan lantai
2. Bahan bangunan yang berkualitas dan tahan lama
3. Bahan dari sumber yang dapat mudah diperbaharui
4. Bahan bangunan yang sehat
- Cat dari bahan alami
5. Kolom dari besi kanal C pengganti kolom beton bertulang
6. Atap dari rangka kayu tanpa kuda-kuda
7. Kusen pintu dari papan kayu
8. Bahan bangunan yang efisien sumber daya
9. Bahan bangunan lokal
IV.3.6 Sistem Utilitas
Air
Sistem pasokan yang digunakan adalah sistem pasokan ke
bawah dengan tangki air terletak di atas bangunan. Sumber air
berasal dari PDAM dan Instalasi daur ulang air. Air tanah tidak
dapat digunakan karena kondisinya kurang baik dan pengeboran
yang terlalu dalam.
Pengamanan terhadap kebakaran
• Hidran
88
Gambar 28 : Sistem Penyaluran Air pada Gedung dengan Hidran dan sprinkler
Ada 3 jenis hidran yaitu hidran kotak, hidran halaman, dan hidran
kota. Pada bangunan beragam fungsi, semua tipe ini digunakan sebagai
usaha pencegahan yang optimal.
• Sprinkler
Gambar 29. Tipe Susunan Cabang Sprinkler
Ada beberapa susunan cabang sprinkler. Yang paling sesuai dengan
bangunan beragam fungsi ini adalah tipe D, seperti yang ditunjukkan
89
pada gambar sebelah kanan bawah di atas.
• Detektor
Gambar 30: Diagram Alarm
Beberapa detektor digunakan sebagai antisipasi bahaya kebakaran,
seperti detektor ionisasi, detektor api, detektor panas, dam detektor
fotoeletrik.
• Tangga Darurat
Gambar 31 : Tangga Darurat
Jarak antar pintu darurat yang disyaratkan adalah 30 m (bangunan
tanpa sprinkler) dan 45 (bangunan dengan sprinkler). Dindingnya
90
harus dapat menahan api selama 2 jam dan pintunya dapat menahan
api selama 1,5 jam. Lebar pintu keluar minimum 80 cm, sedangkan
lebar tangga dan koridor minimum adalah 120 cm. Semua pintu
membuka ke arah dalam kecuali pada lantai dasar yang membuka ke
arah luar.
• Listrik
Gambar 32: Diagram Pasokan Listrik
Listrik berasal dari PLN. Alternatif lainnya adalah menggunakan
pasokan listrik mandiri yang dalam konsep hemat energi disebut
dengan perancangan aktif.
91
• Telekomunikasi
Telekomunikasi meliputi pelayanan telepon, internet, dan televisi. aringan
ini menjadi salah satu kebutuhan dasar untuk masyarakat kota modern.
Gambar 33 : Contoh Jaringan Telekomunikasi
• Sistem Tata Suara
92
Gambar 34 : Contoh Jaringan Tata Suara
Sistem tata suara meliputi integrasi sistem alarm, media informasi,
keperluan musik, serta keperluan audio lainnya.
• Pengelolaan Sampah dan Limbah
Tabel 19 : Sistem pembuangan sampah
Sistem pembuangan sampah yang dipilih adalah sistem pembuangan
sampah tanpa alat pembakaran. Sistem pemisahan antara sampah basah
93
dan kering juga digunakan agar dapat memperoleh manfaat lebih seperti
daur ulang atau komposter. Dimensi septik tank yang dibutuhkan oleh
bangunan ini menurut panduan sistem bangunan tinggi dan dengan
perhitungan jumlah orang dalam bangunan sebanyak 480 adalah
2,5x7x2,1 m3 dan jumlah sampah per hari mencapai lebih dari 480 kg per
hari.
Gambar 35 : Skema STP
• Pencahayaan
Tabel 20 : Analisis tipe pencahayaan
94
Pada proyek ini, cahaya yang digunakan adalah cahaya alami dan
buatan. Pada pagi hari sampai sore hari, cahaya alami masih dapat
diandalkan. Lampu LED dan lampu solar cell adalah contoh lampu
buatan yang sesuai dengan konteks hemat energi.
Gambar 36 : Grafik perbandingan AC
Penghawaan buatan digunakan apabila sistem penghawaan alami tidak
berjalan dengan baik sehingga mengganggu kenyamanan. Ada 3 jenis
AC, yaitu AC dengan AC motor, AC dengan DC motor, dan AC dengan
VRV. Dari grafik terlihat bahwa AC VRV merupakan AC yang paling
efisien.
95
• Sistem Penangkal Petir
Penangkal petir adalah media penghantar di atas atap berupa elektroda
logam yang dipasang tegak dan elektroda logam yang dipasang
mendatar. Sistem tersebut menyediakan jalur menerus dari logam yang
menyalurkan petir ke tanah pada saat terjadi sambaran petir pada
bangunan. Penangkal petir biasanya terdiri dari tiang pendek (finial) dan
kepala penangkap petir (air termination).
Gambar 37 : Pusat Menara Penangkal Petir
Terdapat 2 jenis penangkal petir yang umum digunakan pada bangunan,
yaitu:
- Penangkal Petir Sistem Prevectron
Memiliki areal perlindungan yang berbentuk paraboloid
96
- Penangkal Petir Sistem Thomas
Memiliki jangkauan perlindungan bangunan yang lebih luas dengan
tiang penangkap petir dan pengebumiannya.
• Sistem Kemanan
Gambar 38 : Sistem keamanan
Penggunaan teknologi seperti CCTV, Alarm, Akses kartu, dan Akses
Sidik Jari dapat meningkatkan keamanan pada bangunan.
IV. 4 Analisa Terhadap Topik Arsitektur Hemat Energi
IV.4.1 Analisa Sistem Pengudaraan
Terdapat 9 solusi permasalahan udara yang dapat diterapkan pada
bangunan, yakni :
1. Ventilasi silang
97
Gambar 39 : Sistem Ventilasi Silang
Inti dari ventilasi silang adalah menciptakan perbedaan tekanan udara
sehingga udara bisa mengalir.
2. Ventilasi dan insulasi atap
Gambar 40 : Sistem ventilasi pada atap
Mengurangi panas diatap akan mempengaruhi suhu ruang yang ada
dibawahnya.
3. Menara angin
Gambar 41 : Sistem menara angin & penerapannya di bangunan
4. Plafon tinggi
98
Jarak yang jauh antara lantai dengan plafon memungkinkan udara
bergerak bebas pada ruang kosong.
5. Kemiringan atap
Sering dijumpai pada bangunan 2 lantai, lantai bawah terasa lebih
sejuk daripada lantai atas karena terhalangi oleh dak beton lantai atas.
6. Menggunakan material alam
Semakin banyak menggunakan bahan primer seperti kayu, batu alam,
dan bata, semakin sejuk udara dalam ruangan.
7. Warna terang
Permukaan berwarna terang tidak hanya terlihat bersih dan meluaskan
pandangan, tapi juga tidak menyerap radiasi matahari.
8. Teras pada bangunan
Teras dapat berfungsi sebagai area peralihan yang dapat menciptakan
iklim mikro, baik didalam bangunan maupun sekitarnya.
9. Teritisan
Semakin lebar teritisan, dapat membuat ruang semakin sejuk dan air
hujan tidak akan tampias.
IV.4.2 Analisa Sistem Pencahayaan
Berikut ini merupakan beberapa solusi untuk menerapkan
pencahayaan alami pada bangunan :
Cermat mengaplikasikan ventilasi.
99
Memperhatikan orientasi bangunan.
Perluas ruang.
Pemanfaatan material.
Modifikasi dengan menambah detail struktur.
Menggunakan bahan pelapis dan penahan panas.
Kaca Low-e, Low Emissivity
Diartikan kaca rendah emisi. Kaca ini menjaga suhu di dalam ruang
tetap tinggi. Terdiri dari dua lapis. Pada bagian tengah diisi lapisan
udara kosong dan lapisan metal transparan.Kaca jenis ini pun
memantulkan sinar ultraviolet.
Gambar 42 : Detail kaca low-E
100
IV.4.3 Analisa Material Bangunan
Bahan bangunan atau material ramah lingkungan adalah bahan yang proses
produksinya tidak menambah rusak lingkungan, atau minimal menimbulkan
dampak yang kecil bagi kerusakan lingkungan. Ada beberapa pendekatan
yang dapat dipilih.
1. Bahan bangunan yang dapat didaur ulang
- Pecahan, keramik, penutup dinding dan lantai
2. Bahan bangunan yang berkualitas dan tahan lama
3. Bahan dari sumber yang dapat mudah diperbaharui
4. Bahan bangunan yang sehat
- cat dari bahan alami
5. Bahan bangunan yang efisien sumber daya
- Kolom dari besi kanal C pengganti kolom beton bertulang
- Atap dari rangka kayu tanpa kuda-kuda
- Kusen pintu dari papan kayu
- Memakai batako sebagai dinding
6. Bahan bangunan lokal