Download - BAB IV
-
50
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisa Permasalahan
1. Umum
Dengan data yang telah diperoleh berupa kurva S rencana dan
kurva S pelaksanaan maka dapat dilakukan perbandingan hasil kerja
proyek dengan rencana sebelumnya. Pada kurva S rencana yang
seharusnya selesai pada minggu ke-21 ternyata pada pelaksanaan
mengalami keterlambatan 2 minggu sehingga pada minggu ke-12 baru
mencapai 42,78 % dari target rencana yang seharusnya 50,68 % kemajuan
fisik proyek.
Besarnya keterlambatan pelaksanaan proyek tersebut dapat
diketahui dengan melakukan analisa perhitungan dan perbandingan
progress fisik kemajuan antara kurva S rencana dengan kurva S
pelaksanaan. Langkah selanjutnya adalah melakukan penjadwalan ulang.
Dalam penjadwalan ulang yang dilakukan berdasar pada logika
urutan pekerjaan akan dapat diketahui jalur kritis pada proyek tersebut.
Nantinya diupayakan keterlambatan yang terjadi sedapat mungkin dapat
diperbaiki agar sampai batas waktu pengerjaan pada minggu ke-21
nantinya proyek dapat diselesaikan secara keseluruhan.
2. Metode Pembahasan
Dalam kurva S pelaksanaan sampai minggu ke-12 yang mempunyai
keterlambatan selama 2 minggu tersebut maka dibuat penjadwalan baru
pada sisa waktu yang ada (kurang lebih 9 minggu) nantinya dapat
diketahui pekerjaan-pekerjaan pada jalur kritis. Sehingga upaya percepatan
dapat dikerjakan, yaitu percepatan waktu terhadap pekerjaan yang berada
pada jalur kritis tersebut.
Kegiatan atau pekerjaan proyek dapat dipercepat dengan berbagai cara
antara lain :
a. Dengan memperpanjang waktu kerja (lembur)
b. Menambah jumlah pekerja
-
51
c. Menggunakan metode pelaksanaan yang lebih cepat dan efisien
Jika dilihat dari metode yang digunakan tentu saja percepatan pekerjaan
ini berdampak pada biaya terutama pada biaya tenaga kerja dan peralatan.
Langkah penyelesaian masalah keterlambatan proyek pembangunan
gedung unit kegiatan mahasiswa (UKM) ini adalah sebagai berikut :
1. Analisa keterlambatan
2. Rencana penjadwalan ulang
a. Analisa bobot setiap pekerjaan
b. Analisa volume setiap pekerjaan
3. Pembuatan jaringan kerja Precedence Diagram Method (PDM)
4. Perhitungan biaya percepatan dan slope biaya
5. Pembuatan Bar Chart dan Kurva S Percepatan
6. Penjadwalan tenaga kerja
7. Penjadwalan material
4.2 Analisa Keterlambatan Proyek
Untuk mengetahui adanya keterlambatan proyek adalah dengan
membandingkan nilai prestasi antara kurva S rencana dengan kurva S
lapangan atau pelaksanaan. Data yang diperoleh pada minggu ke-12 kemajuan
fisik proyek yang direncanakan baru mencapai tahap 42,78 %. Sedangkan
selisih bobot persentase kemajuan fisik proyek dapat diketahui dengan cara
mengurangi bobot (%) pelaksanaan dengan bobot (%) rencana.
Selisih Bobot (%) = Bobot kemajuan fisik rencana (%) Bobot kemajuan
fisik pelaksanaan (%)
Selisih Bobot (%) Minggu ke-6 = 12,20 % - 6,70 %
= 5,50 % (Tabel 4.1)
Berikut ini merupakan perbandingan Bobot (%) kurva S :
-
52
Tabel 4.1 Perbandingan Bobot dalam kurva S rencana dan pelaksanaan
Minggu ke-
Bobot Rencana
(%)
Bobot (%) Pelaksanaan
Selisih Bobot (%)
1 0,26 0,20 -0,062 1,30 0,38 -0,923 2,47 0,80 -1,674 4,65 1,75 -2,905 8,40 3,32 -5,076 12,20 6,70 -5,507 16,21 12,93 -3,298 19,26 20,24 0,979 27,71 27,10 -0,6210 32,65 34,04 1,3911 41,73 38,68 -3,0512 50,68 42,78 -7,90
4.3 Perhitungan Biaya dan Percepatan Proyek
a. Penjadwalan ulang dengan menggunakan metode PDM (precedence
diagram method)
Setelah dilakukan penjadwalan ulang dengan PDM (pada
lampiran) diperoleh jalur kritis sebagai berikut :
Tabel 4.2 Pekerjaan Pada Jalur Kritis dan Yang Dipercepat
No Uraian Pekerjaan Waktu Awal (Hari)
Waktu Setelah Dipercepat (Hari)
Waktu Percepatan (Hari)
1 Pekerjaan Pembersihan awal 4 4
2 Pasang Bouwplank 5 5
3 Galian Tanah Pondasi Foot Plat 12 12
4 Urugan Pasir bawah Pondasi Foot Plat 8 6
5 Pasangan Trasram 1 : 2 6 4 2
6 Pasangan Bata 1 : 5 20 18 2
7 Plesteran Dinding 1 : 5 22 20 2
8 Kolom Praktis Lt.01 15 / 15 17 13 4
9 Dak/Plat Lantai K225 12 cm 26 24 2
10 Kolom Struktur 30/30 Lt.02 18 16 2
11 Pengecatan Dind Exterior (D. Weathershield) 18 16 2
12 Pekerjaan Pembersihan Akhir 3 3
Total Percepatan 16
-
53
Dari tabel diatas diperoleh total percepatan pelaksanaan yang
berada pada jalur kritis selama 16 hari, maka dari penjadwalan yang baru
setelah percepatan diperoleh percepatan waktu penyelesaian proyek
selama 16 hari sesuai dengan percepatan pada jalur kritisnya.
b. Metode pelaksanaan percepatan
Metode pelaksanaan yang digunakan dalam percepatan waktu
penyelesaian pekerjaan proyek ini adalah dengan jalan menambah tenaga
kerja, jumlah jam kerja atau lembur pada pekerjaan-pekerjaan yang
dipercepat. Jumlah jam kerja tambahan maksimal 2-4 jam, karena jika
lebih dari itu dikhawatirkan para pekerja akan mengalami kelelahan esok
harinya yang malah akan menyebabkan target pekerjaan pada hari itu tidak
terselesaikan.
c. RAB akibat percepatan
Untuk mengetahui biaya harga satuan pekerjaan akibat percepatan
proyek setelah dilakukan percepatan dapat dilakukan perhitungan sebagai
berikut :
Contoh Perhitungan :
Pekerjaan Pasangan Trasram
Biaya Normal = Rp. 4.726.228,50
Durasi Normal = 6 hari
Durasi percepatan = 4 hari
Biaya Percepatan = 50,228.726.4.Rp4
6
= Rp. 7.089.342,75 (Tabel 4.3)
Biaya Percepatan = NormalBiayaPercepatanDurasi
NormalDurasi
-
54
Biaya tersebut merupakan biaya total pekerjaan pasangan trasram setelah
dipercepat selama 2 hari. Sedangkan untuk menghitung kenaikan biaya
percepatan (Slope Biaya) digunakan rumus perhitungan :
Contoh perhitungan :
Slope biaya pada percepatan pekerjaan pasangan trasram,
Slope Biaya = 46
50,228.726.4.Rp75,342.089.7.Rp
= 2
252.363.114,Rp.
= Rp.1.181.557,13/hari (Tabel 4.3)
Tabel 4.3 Biaya Percepatan dan Slope Biaya
No Uraian Pekerjaan Durasi Normal (Hari)
Durasi Cepat (Hari)
Biaya Normal (Rp)
Biaya percepatan
(Rp)
Slope Biaya (Rp)
1 Pasangan Trasram 6 4 4.726.228,50
7.089.342,75
1.181.557,13
2 Pasangan Bata 1 : 5 20 18 31.104.474,46
34.560.527,18
1.728.026,36
3 Plesteran Dinding 1 : 5 22 20 24.246.781,02
26.671.459,12
1.212.339,05
4 Kolom Praktis Lt.01 15 / 15 17 13 2.508.677,05
3.280.577,68
192.975,16
5 Dak/Plat Lantai K225 12 cm 26 24 147.525.015,25
159.818.766,52
6.146.875,64
6 Kolom Struktur 30/30 Lt.02 18 16 30.503.963,25
34.316.958,66
1.906.497,70
7Pengecatan Dind Exterior (D. Weathershield) 18 16
14.892.161,97
16.753.682,22
930.760,12
Slope Biaya = PercepatanDurasiNormalDurasi
NormalBiayaPercepatanBiaya
-
55
Setelah perhitungan percepatan dilakukan, dapat ditentukan biaya tambahan yang diperlukan untuk percepatan, yaitu biaya tambahan
tenaga kerja. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Tenaga Kerja Tambahan Untuk percepatan
1 Pasangan Trasram 6 4 1.181.557,13 Pekerja 2 1 30.000,00 30.000,00 65.000,00 M andor 1 Tukang Batu 1 1 35.000,00 35.000,00 Ka Tukang Batu 1
2 Pasangan Bata 1 : 5 20 18 1.728.026,36 Pekerja 4 1 30.000,00 30.000,00 65.000,00 M andor 1 Tukang Batu 4 1 35.000,00 35.000,00 Ka Tukang Batu 1
3 Plesteran Dinding 1 : 5 22 20 1.212.339,05 Pekerja 3 1 30.000,00 30.000,00 65.000,00 M andor 1 Tukang Batu 4 1 35.000,00 35.000,00 Ka Tukang Batu 1
4 Kolom Praktis Lt.01 15 / 15 17 13 192.975,16 Pekerja 2 2 30.000,00 60.000,00 95.000,00 M andor 1 Tukang Batu 2 1 35.000,00 35.000,00 Ka Tukang Batu 1 Tukang Kayu 1 Ka Tukang Kayu 1
5 Dak/Plat Lantai K225 26 24 6.146.875,64 Pekerja 8 2 30.000,00 60.000,00 130.000,00 M andor 1 Tukang Batu 3 1 35.000,00 35.000,00 Ka Tukang Batu 1 Tukang Besi 1 Ka Tukang Besi 1 Tukang Kayu 2 1 35.000,00 35.000,00 Ka Tukang Kayu 1
6 Kolom Struktur 30/30 Lt.02 18 16 1.906.497,70 Pekerja 3 1 30.000,00 30.000,00 65.000,00 M andor 1 Tukang Batu 2 1 35.000,00 35.000,00 Ka Tukang Batu 1 Tukang Besi 1 Ka Tukang Besi 1 Tukang Kayu 2 Ka Tukang Kayu 1
7 Pengecatan Dind Exterior (D. W eathershield) 18 16 930.760,12 Pekerja 1 1 30.000,00 30.000,00 65.000,00 M andor 1 Tukang Cat 3 1 35.000,00 35.000,00 Ka Tukang Cat 1 Total 17
Uraian Pekerjaan Durasi setelah
dipercepat (Hari)Tambah
Tenaga KerjaDurasi Normal
(Hari)Jumlah T enaga
Kerja AwalNo Upah Per Hari
Biaya Tambahan
Total Biaya Tambahan
Slope Biaya (Rp)
-
56
Diperoleh total tenaga kerja tambahan sebanyak 17 orang, sedangkan total
biaya tambahan untuk percepatan dapat dihitung dengan mengurangi
(RAB) biaya total awal dengan (RAB) biaya total setelah percepatan,
diperoleh tambahan biaya sebesar Rp. 28.246.320,50. Perubahan RAB
proyek seperti terlihat pada RAB setelah percepatan (pada lampiran)
d. Analisa bobot, waktu dan harga pada percepatan proyek
Dari kurva S gabungan antara bobot prosentase kemajuan proyek
pada kurva S pelaksanaan dan setelah percepatan (dilihat di Lampiran),
maka dapat diambil analisa sebagai berikut :
- Ambil salah satu pekerjaan di jalur kritis yang dipercepat, contohnya
pada pekerjaan pasangan bata di minggu ke-12 sampai 15
- Pada kurva S pelaksanaan = bobot 52,21 % di minggu ke-14, pada
bobot yang hampir sama pada Percepatan = bobot 52,33 % di minggu
ke-13.
- Biaya pada pelaksanaan = 52,21 % x Biaya Total (Rp. 1.198.590.728,06)
= Rp. 625.784.219,12
- Biaya pada percepatan = 52,33 % x Biaya Total (Rp. 1.219.279.420,60)
= Rp. 638.048.920,80
- Selisih biaya pada bobot 52,.. tersebut adalah
= Rp. 638.048.920,80 - Rp. 625.784.219,12
= Rp. 12.264.701,68
- Jadi dengan adanya selisih 1 minggu dan selisih bobot 0,12 % dari
pelaksanaan biaya tambahan yang dikeluarkan sebesar Rp.
12.264.701,68 yang salah satunya dari biaya pekerjaan percepatan
pasangan bata selama 2 hari, sebesar Rp.3.456.052,72 (2 hari x slope
biaya).
-
57
e. Penjadwalan Material dan Tenaga Kerja
Setelah dilakukan penjadwalan ulang pekerjaan akibat percepatan
maka berpengaruh juga pada penjadwalan tenaga kerja dan material karena
terdapat penambahan tenaga kerja pada pekerjaan yang dipercepat. Untuk
itu dibuat penjadwalan sesuai dengan jadwal dan durasi yang baru. (Dapat
dilihat pada Lampiran).