25
BAB III
IDENTIFIKASI DATA
A. Data Perusahaan
1. Profil Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta
Kota Surakarta awalnya merupakan bekas kerajaan Kasunanan dan
Mangkunegaran, sehingga di kota Surakarta ini banyak peningalan- peninggalan
sejarah yang kemudian dijadikan obyek wisata. Untuk melestarikan peninggalan
sejarah tersebut, Pemkot dalam Rencana Induk Kota (RUK) Masterplan 20 Kodya
dati II Surakarta ditetapkan Perda No. 5 Tahun 1975 dan disahkan dengan
keputusan Mendagri No 412/1997, Kota Surakarta diarahkan sebagai Kota Budaya
dan Pariwisata.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta berdiri pada tahun 1974
berdasarkan Surat Keputusan Walikota Surakarta Nomor 108/ kep. 1/3/1974
dengan nama Lembaga Perkembangan Pariwisata Kota Surakarta (LPPS), yang
berstatus semi pemerintah. Pendirian lembaga ini dimaksudkan untuk pengolahan
dan peningkatan kepariwisataan Kota Surakarta, mengingat Kota Surakarta
merupakan salah satu kota tujuan wisata di Indonesia. Lembaga ini bertanggung
jawab kepada Walikota Surakarta dengan fungsinya yaitu, memberi saran atau
membantu Walikotamadya dalam hal tersebut dibawah ini:
a. Membina, mengembangkan, dan mengarahkan potensi
kepariwisataan di Kota Surakarta.
b. Mengkoordinasi badan-badan swasta dalam hak kepariwisataan.
c. Mengadakan hubungan kerjasama sebaik-baiknya dengan pemerintah
26
dan swasta bersifat nasional maupun internasional.
Mengingat pentingnya lembaga ini, maka untuk menyempurnakan
keberadaan lembaga ini dikeluarkan Surat Keputusan Walikotamadya Surakarta
Nomor 439/Kep I/Kp. 76 pada tanggal 31 Maret 1976 tentang struktur organisasi
dan tata kerja Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota Surakarta. Dengan
dikeluarkannya Surat Keputusan tersebut, maka secara resmi Lembaga
Pengembangan Pariwisata Kota Surakarta berubah nama menjadi Dinas
Pariwisata Kota Surakarta, dan statusnya adalah organisasi pemerintah.
Dalam rangka meningkatkan kepariwisataan di daerah, pemerintah pusat
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1979 tentang penyerahan
sebagai urusan pemerintah dalam bidang kepariwisataan kepada Daerah Tingkat
II. Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah tersebut, maka secara otomatis
Pemerintah Kota Surakarta mempunyai wewenang yang lebih luas mengenai
masalah kepariwisataan. Dengan munculnya peraturan pemerintah tersebut,
secara otomatis terjadi perubahan dalam penyusunan dan tata kerja Dinas
Pariwisata Kota Surakarta. Untuk menanggapi hal tersebut, maka Walikota
Surakarta mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 061.7/129/1980 pada tanggal
30 September 1980 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pariwisata
Kota Surakarta.
Keberadaan Dinas Pariwisata Surakarta semakin kuat posisinya setelah
Gubernur Kepala daerah Tingkat I Jawa Tengah mengeluarkan Surat Keputusan
Nomor 556/15509 pada tanggal 9 Juli Tahun 1982 tentang pembentukan
Dinas Pariwisata untuk daerah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Implementasi
Peraturan Pemerintah Dati I Jawa Tengah mengenai Kepariwisataan Daerah
27
Tingkat II Surakarta, secara resmi diserahkan pada tanggal 17 September 1986
di muka sidang pleno C/10 DPRD Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta.
Berdasarkan hal-hal di atas, maka Dinas Pariwisata Kota Surakarta berusaha
mengusahakan tugas dan fungsinya di bidang kepariwisataan. Kemudian pada
Tahun 2008 Pemerintah Kota Surakarta menetapkan Peraturan Daerah Nomor 6
Tahun 2008 pada tanggal 23 September 2008 dan di undangkan tanggal 26
September 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja, maka Dinas
Pariwisata Seni dan Budaya Kota Surakarta berubah nama menjadi Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta.
2. Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta
a. Visi
Mewujudkan citra Kota Surakarta sebagai kota budaya yang di
dukung oleh pelayanan jasa pariwisata, perdagangan, industri, yang
bertumpu pada hasil kerajinan rakyat dalam tata perkotaan yang
kondusif, merangsang kehidupan kreatif, produktif dan mandiri.
b. Misi
1) Meningkatkan kontribusi sektor pariwisata terhadap peningkatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun pendapatan masyarakat
golongan ekonomi menengah kebawah yang bergerak dalam
bidang pariwisata tanpa mengabaikan peran golongan lain. Kota
Surakarta sebagai daerah tujuan wisata nusantara dan daerah
persinggahan wisatawan mancanegara dengan orientasi pada
pengembangan ke arah pariwisata budaya dan menempatkan jenis
pariwisata yang lain sebagai pendamping berdasarkan
28
permintaan pasar dan potensi yang tersedia.
2) Meningkatkan obyek wisata yang ada menjadi kawasan wisata
yang terpadu, terarah dan berkesinambungan dengan
memperhatikan ragam obyek yang ada.
3. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan urusan pemerintah daerah bidang pariwisata, seni, sejarah,
kebudayan dan purbakala. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut,
Dinas Kebudayaan dan pariwisata mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaran kesekretariat dinas.
b. Penyusunan rencana program, pengendalian evaluasi dan budaya.
c. Penyelenggaraan dan pembiyayaan usaha akomodasi wisata,
rekreasi dan hiburan umum.
d. Pembinan dan pengembangan kesenian, bahasa dan budaya.
e. Pelestarian nilai-nilai sejarah dan kepurbakalaan.
f. Pembinaan waktu wisata.
g. Pengendalian dan pengembangan aset wisata, seni dan kebudayaan.
h. Pemasaran wisata.
i. Penyelenggaraan sosialisasi.
j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
tugas dan fungsinya pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
k. Pembinaan jabatan fungsional.
l. Pengelolaan Unit Pelaksana Daerah (UPTD).
29
Berdasarkan struktur organisasi yang telah dibuat, dapat dijabarkan tugas
dan wewenang masing-masing adalah:
a. Kepala Dinas
Kepala Dinas memimpin penyelenggaraan tugas pokok dan
fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta.
b. Sekretariat
Sekretariat melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu,
pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan,
evaluasi dan pelaporan keuangan umum dan kepegawaian.
Sekretariat membawahi:
1) Subbagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan.
2) Subbagian Keuangan
3) Subbagian Umum dan Kepegawaian
c. Bidang Sarana Wisata
Bidang sarana wisata mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
akomodasi wisata dan rekreasi dan hiburan umum, dan Bidang Sarana
Wisata, membawahi:
1) Seksi Akomodasi Wisata
2) Seksi Rekreasi dan Hiburan Umum
d. Bidang Seni, Budaya, Sejarah dan Purbakala
Bidang Seni, Budaya, Sejarah, dan Purbakala mempunyai tugas
30
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang seni, budaya, sejarah, dan purbakala.
Bidang Seni, Budaya, Sejarah, dan Purbakala, membawahi:
1) Seksi Seni dan Budaya
2) Seksi Sejarah dan Purbakala
e. Bidang Wisata
Bidang Wisata mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumsan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
pelestarian dan pengembangan aset, promosi dan informasi dan
kerjasama.
Bidang Wisata, membawahi:
1) Seksi Pelestarian dan Pengembangan Aset Wisata
2) Seksi Promosi dan Informasi Wisata
3) Seksi Kerjasama
f. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas sesuai dengan
jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Dipimpin oleh seorang Tenaga Fungsional
Senior sebagai Ketua Kelompok dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas.
B. Promosi Yang Sudah Dilakukan
Promosi yang sudah dilakukan Dinas Pariwisata kota Solo antara lain :
1. Baliho
31
Baliho merupakan bentuk promosi untuk iklan outdoor yang memiliki
ukuran yang besar dan dapat dilihat pada sepanjang jalan karena
umumnya billboard diletakkan dengan tinggi sehingga banyak dilihat
orang. Tujuan pemasangan baliho tersebut untuk menginformasikan
kepada audience tentang event yang akan diselanggarakan di Kota Solo.
Gambar baliho Event Kota Solo 9
(Sumber : joglosemar.co)
2. Booklet Calender of Event Solo
Sebuah buku saku yang menginformasikan obyek wisata di Kota Solo,
Jadwal event dan juga peta Kota Solo.
32
Cover Booklet Calender of Event Solo 10
(Sumber : www.imronrosyid.net diakses 28 maret 2016)
3. Poster
Poster pengumuman atau iklan berbentuk gambar atau tulisan yang
ditempelkan di dindin, Dalam pengertian yang lain, poster adalah ajakan atau
33
imbauan untuk melakukan sesuatu. Poster promosi event tersebut dicetak
perbulan untuk menginformasikan event yang akan digelar di bulan tersebut.
Poster Event Kota Solo 11
(Sumber : www.twitter.com diakeses pada tanggal 28 maret 2016)
4. Mobile Application
Aplikasi Solo Destination adalah aplikasi untuk smartphone yang
menginformasikan segala hal mengenai Solo.
34
Gambar aplikasi Solo Destination untuk smartphone 12
(Sumber : www.surakarta.go.id diakses pada tanggal 28 maret 2016)
5. Website
Website adalah halaman informasi yang disediakan melalui jalur internet
sehingga bisa diakses di seluruh dunia selama terkoneksi dengan jaringan
internet dan jaringan internet tersebut dijadikan media npendistribusiannya.
35
Website disini digunakan untuk menginformasikan mengenai event Kota Solo
setiap bulannya, beserta informasi mengenai event tersebut
Gambar Website Event Solo 13
(Sumber : Dokumentasi www.eventsolo.com)
C. Target Market
1. Geografis : Semua wisatawan Domestik maupun Mancanegara.
2. Demografis
1) Usia : 17-60
2) Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan
3) Pendidikan : SMA sederajat keatas
4) Status Sosial : Menengah ke atas
D. Komparasi
36
Dalam sebuah perancangan, perlu adanya komparasi atau pembanding agar
dalam perancangan nanti didapatkan hasil yang lebih sempurna dan bermanfaat.
Dalam perancangan promosi event kota Solo melalui media merchandise t-shirt kali
ini penulis menggunakan komparasi produk t-shirt khas kota Solo juga, yaitu
Solowae.
1. Solowae
Solowae sendiri adalah sebuah brand kaos yang mengkhususkan produknya
bertema Solo, yang didirikan oleh Yayok Arioseno. Konsep dari Solowae sendiri
adalah mengolah kekayaan lokal kota Solo seperti wayang, keris, batik maupun
tempat wisata kota yang dikemas modern, sehingga bisa diterima oleh pasar, di
zaman sekarang ini. Produk Solowae sendiri bisa di dapatkan di beberapa tempat
misalnya Batik Barito, Batik Ivy, Batik Beteng, Batik Gunawan Setiawan, Hotel
Dana, Ganep’s Traditional Snack, Bandara Adi Sumarmo, Stasiun Pompa Bensin
Sumber Solo, Toko Era Jaya, dan Toko Bu Jono sedangkan outletnya sendiri berada
di Solo Square Mall, jl. Slamet Riyadi, Solo. Dan Solowae tengah berencana
melebarkan penjualannya melalui mall-mall di kota Solo seperti Mall Paragon dan
juga Hartono Mall.
Berikut beberapa contoh kaos Solowae yang paling laku :
37
Gambar Desain T-shirt Solowae 14
(Sumber : www.solowae.com)
Gambar Desain T-shirt Solowae 15
(Sumber : www.solowae.com)
38
Gambar Desain T-shirt Solowae 16
(Sumber : www.solowae.com)
Gambar Desain T-shirt Solowae 17
(Sumber : www.solowae.com)
39
Gambar tampilan website solowae 18
(Sumber : www.solowae.com)
Gambar tampilan facebook solowae 19
(Sumber : www.facebook.com/solowae)
Alamat : Atrium floor, Solo Square Mall Jl. Slamet Riyadi 451-455
Solo Jawa Tengah
40
No. Telpon : 081329122864, +628122605139
Website : www.solowae.com
Facebook :Solowae
2. Kaos Kota Rembang
Kaos Kota Rembang sendiri adalah kaos merchandise khas Kota Rembang
yang mempunyai konsep mengangkat obyek-obyek unik & khas Rembang yang
divisualisasikan di Kaos Kota Rembang, mulai dari obyek arsitektur, bisnis, moda
transportasi, pendidikan, seni, budaya, pariwisata, kuliner, olah raga, dan lain-lain.
Ilustrasi dengan objek utama tempat wisata tetap menjadi primadona Kaos
Kota Rembang. Ada banyak ornamen obyek wisata yang sering didesain di Kaos
Khas Rembang, diantaranya Pantai Kartini / Dampo Awang Beach, Makam
RA Kartini, Museum RA Kartini, Petilasan Sunan Bonang, Rimba Pasucen, Taman
Wisata Alam Sumber Semen,Wana Wisata Mantingan, Banyu Kuwung, Embong
Lodan,dan lain-lainl.
Gedung atau bangunan bersejerah di Rembang juga tidak luput dari bidikan
desainer Kaos Kota Rembang. Bangunan-bangunan di Kota Tua Lasem, Klenteng
Makao, Masjid Tiban, Parit Jalur Candu, Situs Tambak Bathuk Mini, dll acap
tergambar apik di Kaos Kota Rembang.
Budaya dan kesenian khas Rembang sering berkolaborasi apik dengan
desain Kaos Rembang. Objek ilustrasi Thong-thong Lek, Engklek, Sodor, Jorit,
41
Gacon, Kekean, Nekeran, Panthol Sarang, Laesan Lasem, Orek-orek Bulu, dan
lain-lain menjadi menu utama dalam ragam hias Kaos Kota Rembang.
Aneka kuliner khas Rembang juga menjadi tema yang memikat pengguna
Kaos Kota Rembang. Memakai kaos bergambar Lontong Tuyuhan, Sate Sarepeh,
Sayur Mrica, Sirup Kawis, dan Siwalan, serasa menikmati lezat pedasnya masakan
asli Rembang.
Ada satu ikon Rembang, yakni Batik Lasem, juga sering menjadi ragam hias
Kaos Kota Rembang. Batik Lasem adalah batik tulis bermotif stailisasi ornamen
obyek, flora, fauna, dan kata-kata yang mendiskripsikan keindahan alam, budaya,
dan sosial masyarakat Lasem Rembang. Batik Lasem berkarakter khas karena
motifnya merupakan hasil dari pembauran budaya Jawa dan Cina. Masih banyak
obyek unik di Rembang yang sering menjadi motif ragam hias Kaos Kota
Rembang.
42
Berikut beberapa contoh Kaos Kota Rembang :
Gambar Kaos Kota Rembang 20
(Sumber : www.kaoskota.com)
Gambar Kaos Kota Rembang 21
(Sumber : www.kaoskota.com)
43
Gambar Kaos Kota Rembang 22
(Sumber : www.kaoskota.com)
Gambar Kaos Kota Rembang 23
(Sumber : www.kaoskota.com)
44
Gambar Kaos Kota Rembang 24
(Sumber : www.kaoskota.com)
Gambar Kaos Kota Rembang 25
(Sumber : www.kaoskota.com)
Alamat : Jl. Dr Wahidin No.50 Rembang Jawa Tengah
45
Website : www.kaoskota.com/kaos-kota-rembang/
Telpon : WA 081226903938
Email : [email protected]
E. Analisis SWOT
SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi
bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths,
weaknesses, opportunities, dan threats). Analisis SWOT (Stength, Weakness,
Opportunity, Threat) adalah salah satu cara untuk menganalisis potensi Promosi
Event Kota Solo Melalui Media Merchandise T-shirt untuk mempromosikan event
kota Solo.
46
Promosi Event
Kota Solo melalui
Media
Merchandise T-
shirt
Solowae
Kaos Kota Rembang
Strength
- Desain
diharapkan
tidak mungkin
ketinggalan
jaman karena
obyek
utamanya
adalah event
yang memang
selalu
mengikuti
jaman.
- Desain
mengangkat
budaya lokal
Kota Solo
- Mudah
didapatkan,
karena
mempunyai
banyak outlet
penjualan
- Desain
mengangkat
budaya lokal Kota
Rembang
sehingga dapat
mengenalkan
budaya lokal
kepada wisatawan
-
Weakness
- Masih konsep
belum
diketahui
respon pasar
- Pembuatan
desain agak
terkendala
karena harus
mendapatkan
izin dari event
-
- Desain kurang
menarik dan
pasaran
-
- Ilustrasi dikemas
kurang menarik
-
Opportunity
- Dapat
mengenalkan
event yang
ada di Kota
Solo kepada
target market
-
- Dapat menjadi
oleh-oleh
wisatawan
ketika
berkunjung ke
Kota Solo
-
- Dapat menjadi
salah satu media
untuk
mempromosikan
wisata, makanan
maupun budaya
Kota Rembang
47
- Menjadi oleh-
oleh khas Kota
Rembang
-
Threat
- Masih
rendahnya
kesadaran
masyarakat
tentang produk
original dan
masih lebih
memilih
produk
bajakan
dikaranakan
harga lebih
murah
-
- Terlalu
banyaknya
pesaing yang
menggunakan
konsep desain
yang sama
-
- Konsep desain
sudah pasaran
-
Tabel SWOT 1