53
BAB III
ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR
3.1 Analisa pendekatan arsitektur
3.1.1. Studi Aktifitas
A. Pengelompokan Kegiatan
Kegiatan pada Museum Dirgantara, dapat dikelompokkan menjadi
empat; yaitu kelompok kegiatan utama, kelompok kegiatan penunjang,
kelompok kegiatan pengelola, dan kelompok kegiatan pelayanan atau
service.
Tabel 3.1. Kelompok Kegiatan Utama Sumber : Analisa pribadi
KELOMPOK KEGIATAN UTAMA
Kategorisasi Kegiatan
Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat
Kegiatan
Pameran koleksi
Mengantre tiket, melihat
pameran berupa koleksi lambang TNI
AU, foto pahlawan
nasional dari TNI AU, dan
tanda kehormatan
militer
Staff ticketing,
pengunjung, staff
pemandu, staff
keamanan
Loket, ruang
pameran (hall of fame)
Publik
Melihat pameran berupa
gambaran sejarah
perjuangan dan
Pengunjung, staff
pemandu, staff
keamanan
Ruang pameran kronologi
Publik
54
perkembangan TNI AU mulai
dari proklamasi
kemerdekaan Indonesia
1945
Melihat pameran
berupa benda koleksi dan
seragam yang pernah dipakai pahlawan dan TNI AU dari tahun 1946
sampai sekarang
Pengunjung, staff
pemandu, staff
keamanan
Ruang pameran
pahlawan & seragam TNI AU
Publik
Melihat pameran
berupa benda koleksi utama sistem senjata
udara yang pernah
digunakan oleh TNI AU dari tahun 1945-1980
Pengunjung, staff
pemandu, staff
keamanan
Ruang pameran alutsista
Publik
Melihat pameran berupa
gambaran tiga dimensi untuk memvisualkan kisah sejarah
yang berhubungan
dengan kedirgantaraan
Indonesia
Pengunjung, staff
pemandu, staff
keamanan
Ruang pameran diorama
Publik
Melihat pameran berupa miniatur
kedirgantaraan
Pengunjung, staff
pemandu, staff
keamanan
Ruang pameran
minat dirgantara
(spacerium)
Publik
55
yang bertujuan untuk menarik perhatian para
pengunjung khususnya
generasi muda
Kunjungan khusus
museum kedirgantaraan
Reservasi, Berkumpul, Pelajaran
umum
Staff pemandu,
pengunjung khusus
(rombongan)
Ruang informasi,
Lobby, Ruang
serbaguna
Publik, Semi publik
Tabel 3.2. Kelompok Kegiatan Penunjang Sumber : Analisa pribadi
KELOMPOK KEGIATAN PENUNJANG
Kategorisasi Kegiatan
Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat
Kegiatan
Permainan edukasi
kedirgantaraan
Simulasi penerbangan
(virtual reality), simulasi
keselamatan penerbangan (augmented
reality)
Pengunjung, staff
operasional
Wahana simulator
Publik
Komunitas Diskusi, kegiatan aero
modelling
Komunitas pecinta aero
modelling
Sanggar aero
modelling, plaza
Semi publik, publik
Kepustakaan kedirgantaraan
Membaca buku tentang
kedirgantaraan
Pengunjung,
pustakawan
Perpustakaan mini
Publik
Tayangan film kedirgantaraan
Menonton film Pengunjung, staff
operasional
Mini theater
Publik
Kuliner Membeli makanan/ minuman ringan,
menikmati hidangan dengan suasana
Pengunjung, staff booth,
chef
Snack corner,
Restoran tematik
Publik
56
seperti di dalam pesawat
Perbelanjaan Membeli souvenir
Pengunjung, staff toko souvenir
Toko souvenir
Publik
Pertunjukan (show)
Pertunjukan tematik,
menonton pertunjukan
Showman, pengunjung
Plaza, stage
Publik
Melihat pemandangan
Melihat pemandangan
alam
Pengunjung, satff
keamanan
Menara pandang
Publik
Tabel 3.3. Kelompok Kegiatan Pengelola Sumber : Analisa pribadi
KELOMPOK KEGIATAN PENGELOLA
Kategorisasi Kegiatan
Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat
Kegiatan
Kegiatan Kepala
Museum, Kepala Divisi,
Kepala Urusan
Berkoordinasi dengan
atasan dan staff anggota,
Menerima tamu, makan/
minum
Kepala Museum,
Kepala Divisi, Kepala Urusan
Ruang kerja Kepala Museum, Ruang kerja Kepala Divisi, Ruang kerja Kepala Urusan, Ruang Arsip, Ruang tamu, Cafetaria
Privat
Kegiatan staff anggota divisi
Berkoordinasi dengan
atasan dan staff anggota,
Menerima tamu, makan/
minum
Staff anggota divisi
Ruang kerja staff anggota divisi, Ruang Arsip, Ruang tamu, Cafetaria
Privat
57
Kegiatan staff operasional
fasilitas
Mengoperasikan alat dan
fasilitas, merawat alat dan fasilitas,
makan/ minum
Staff operasional
Ruang operator, Ruang MEE, Ruang AHU, Ruang genset, Cafetaria
Privat
58
B. Pola Aktivitas
- Aktivitas pengunjung
Bagan 3.1 Pola aktivitas pengunjung Sumber : Analisa Pribadi
Entrance
Gate
Melihat koleksi
Parkir/
Drop off
Membeli
tiket
Pelajaran umum,
menonton film, bermain,
membaca buku, kuliner,
berbelanja, berfoto,
beribadah, melihat
pemandangan, BAK/BAB
Informasi
Exit Gate
Reservasi
Pedestrian
Menunggu
Entrance
Bangunan
Exit
Bangunan
Parkir Pedestrian
59
- Aktivitas pengelola
Bagan 3.2 Pola aktivitas pengelola Sumber : Analisa Pribadi
Entrance
Gate
Parkir/
Drop off
Absensi
Pedestrian
Bekerja Istirahat, makan/
minum, ibadah
Entrance
Bangunan
Exit
Bangunan
Parkir Pedestrian
Exit Gate
60
C. Waktu Operasional Bangunan
Setiap fasilitas yang ada pada museum memiliki jadwal
operasionalnya. Hari Senin diasumsikan sebagai hari libur kunjungan
sehingga dapat dimanfaatkan oleh pengelola sebagai kegiatan perawatan
maupun kegiatan workshop atau bongkar muat.
Tabel 3.4. Waktu Operasional Bangunan Sumber : Analisa pribadi
KELOMPK FASILITAS
FASILITAS KEGIATAN JADWAL
FASILITAS UTAMA
Loket Penjualan tiket Selasa-Minggu 09.00 – 17.00
Ruang Pameran
Ruang pameran (hall of fame)
Ruang pameran kronologi
Ruang pameran pahlawan & seragam TNI AU
Ruang pameran alutsista
Ruang pameran diorama
Ruang pameran minat dirgantara (spacerium)
Pameran kedirgantaraan
Selasa-Minggu 09.00 – 17.00
FASILITAS PENUNJANG
Ruang serbaguna Pelajaran umum bagi pengunjung khusus
Selasa-Minggu 09.00 – 17.00
Wahana simulator Simulasi penerbangan
Selasa-Minggu
61
(virtual reality) Simulasi keselamatan penerbangan (augmented reality)
09.00 – 17.00
Sanggar aeromodelling
Temu komunitas Berdiskusi
Sabtu-Minggu 09.00 – 17.00
Perpustakaan mini
Membaca buku Selasa-Minggu 09.00 – 17.00
Mini theater Penayangan film sejarah kedirgantaraan
Selasa-Minggu 09.00 – 17.00
Restoran tematik Menikmati hidangan dengan suasana seperti di dalam pesawat
Selasa-Minggu 09.00 – 17.00
Toko souvenir Penjualan cinderamata
Selasa-Minggu 09.00 – 17.00
Plaza pertunjukan Pertunjukan teatrikal
Selasa-Minggu 09.00 – 17.00
Menara pandang Melihat pemandangan alam
Selasa-Minggu 09.00 – 17.00
FASILITAS PENGELOLA
Ruang kerja pengelola
Bekerja, berkoordinasi
Senin-Minggu 09.00 – 17.00
Cafetaria Penjualan makanan dan minuman bagi pengelola
Senin-Minggu 09.00 – 17.00
RUANG FASILITAS SERVIS
Ruang informasi Bekerja, berkoordinasi
Senin-Minggu 09.00 – 17.00
Ruang keamanan dan ruang CCTV
Penjualan makanan dan minuman bagi pengelola
Senin-Minggu 09.00 – 17.00
Ruang workshop equipment
Membuat dan menyimpan perkakas dan perabot
Senin-Minggu 09.00 – 17.00
Ruang operator, Ruang MEE,
Mengoperasikan alat
Senin-Minggu 09.00 – 17.00
62
Ruang AHU, Ruang genset, Loading dock Bongkar muat
barang Senin-Minggu 09.00 – 17.00
3.1.2. Studi fasilitas
A. Pendekatan Kebutuhan Ruang
Kebutuhan ruang pada Museum Dirgantara dapat dianalis melalui
pelaku dan aktivitasnya :
Tabel 3.5. Pelaku dan aktivitas Sumber : Analisa pribadi
PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN
RUANG SIFAT
RUANG JENIS
RUANG PENGUNJUNG UMUM (ANAK,
REMAJA, DEWASA)
Datang Entrance gate Publik Outdoor Parkir Area parkir Publik Outdoor Drop off Entrance Publik Outdoor Membeli tiket Loket Publik Outdoor Informasi Ruang
informasi Publik Indoor
Melihat pameran berupa koleksi lambang TNI AU, foto pahlawan nasional dari TNI AU, dan tanda kehormatan militer
Ruang Pameran Utama (hall of fame)
Publik Indoor
Melihat pameran berupa gambaran sejarah perjuangan dan perkembangan TNI AU mulai dari proklamasi kemerdekaan Indonesia 1945
Ruang Pameran Kronologi
Publik Indoor
Melihat pameran berupa benda koleksi dan seragam yang pernah dipakai pahlawan dan TNI AU dari tahun 1946 sampai sekarang
Ruang pameran pahlawan dan seragam TNI AU
Publik Indoor
63
Melihat pameran berupa benda koleksi utama sistem senjata udara yang pernah digunakan oleh TNI AU dari tahun 1945-1980
Ruang pameran alutsista
Publik Outdoor Indoor
Melihat pameran berupa gambaran tiga dimensi untuk memvisualkan kisah sejarah yang berhubungan dengan kedirgantaraan Indonesia
Ruang pameran diorama
Publik Indoor
Melihat pameran berupa miniatur kedirgantaraan yang bertujuan untuk menarik perhatian para pengunjung khususnya generasi muda
Ruang pameran minat dirgantara
Publik Indoor
Mendokumentasikan koleksi
Ruang Pameran
Publik Outdoor Indoor
Mengisi daya camera atau phone
Charger booth Publik Indoor
Menonton tayangan film 3D
Mini theater Publik Indoor
Simulasi kedirgantaraan
Wahana simulator
Publik Indoor
Berfoto dengan atribut Photo booth Publik Indoor Membaca buku Perpustakaan
mini Publik Indoor
Melihat pemandangan alam
Menara pandang
Publik Outdoor
Membeli makan, minum ringan
Snack corner Publik Indoor
Membeli hidangan, minum dengan suasana seperti di dalam pesawat,
Restoran tematik
Publik Indoor
Membeli souvenir Toko souvenir Publik Indoor Melihat pertunjukan Plaza Publik Outdoor Menghadiri bazaar Plaza Publik Outdoor Mengambil uang ATM Center Publik Indoor Berobat Klinik Semi
Publik Indoor
Istirahat Seatting group Publik Indoor Beribadah Mushola Servis Indoor
64
BAK/BAB Lavatory Servis Indoor Pulang Exit gate Publik Outdoor
PENGUNJUNG KHUSUS DAN RESERVASI (INSTANSI
ATAU KOMUNITAS TERTENTU)
Datang Entrance gate Publik Outdoor Parkir Area parkir Publik Outdoor Drop off Entrance Publik Outdoor Berkumpul Lobbyl,
meeting point Publik Indoor
Reservasi Ruang informasi
Publik Indoor
Informasi Ruang informasi
Publik Indoor
Melihat pameran koleksi diorama
Ruang Pameran
Publik Indoor
Melihat pameran koleksi benda bersejarah
Ruang Pameran
Publik Indoor Outdoor
Mendokumentasikan koleksi
Ruang Pameran
Publik Indoor
Pelajaran umum Ruang serbaguna
Semi Publik
Indoor
Temu komunitas Ruang serbaguna, Sanggar aero modelling, Plaza
Publik, Semi
Publik, Publik
Indoor Outdoor
Mengisi daya camera atau phone
Charger booth Publik Indoor
Menonton tayangan 3D
Mini theater Publik Indoor
Simulasi kedirgantaraan
Wahana simulator
Publik Indoor
Berfoto dengan atribut Photo booth Publik Indoor Melihat pemandangan alam
Menara pandang
Publik Outdoor
Membaca buku Perpustakaan mini
Publik Indoor
Membeli makanan dan minuman ringan
Snack corner Publik Indoor
Membeli hidangan, minuman dengan suasana tematik
Restoran tematik
Publik Indoor
Membeli souvenir Toko souvenir Publik Indoor Melihat pertunjukan Plaza Publik Outdoor Menghadiri bazaar Plaza Publik Outdoor Mengambil uang ATM Center Publik Indoor Berobat Klinik Semi
Publik Indoor
Istirahat Seatting group Publik Indoor Beribadah Mushola Servis Indoor BAK/BAB Lavatory Servis Indoor
65
Pulang Exit gate Publik Outdoor PENGELOLA
(KEPALA MUSEUM)
Datang Entrance gate Publik Outdoor Parkir Area parkir
pengelola Publik Outdoor
Drop off Entrance Publik Outdoor Absensi Resepsionis Publik Indoor Bekerja Ruang kerja
kepala museum
Privat Indoor
Berkoordinasi dengan staff
Ruang staff Privat Indoor
Rapat Ruang rapat Privat Indoor Menerima tamu Ruang tamu Privat Indoor Menyimpan dan mengambil arsip
Ruang arsip Privat Indoor
Makan, minum Cafetaria Semi Publik
Indoor
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor Berobat Klinik Semi
Publik Indoor
Istirahat Seatting group Publik Indoor Beribadah Mushola Servis Indoor BAK/BAB Lavatory Servis Indoor Pulang Exit gate Publik Outdoor
PENGELOLA (KEPALA DIVISI)
Datang Entrance gate Publik Outdoor Parkir Area parkir
pengelola Publik Outdoor
Drop off Entrance Publik Outdoor Absensi Resepsionis Publik Indoor Bekerja Ruang kerja
kepala divisi Privat Indoor
Berkoordinasi dengan staff & atasan
Ruang staff Privat Indoor
Rapat Ruang rapat Privat Indoor Menerima tamu Ruang tamu Privat Indoor Menyimpan dan mengambil arsip
Ruang arsip Privat Indoor
Makan, minum Cafetaria Semi Publik
Indoor
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor Berobat Klinik Semi
Publik Indoor
Istirahat Seatting group Publik Indoor Beribadah Mushola Servis Indoor BAK/BAB Lavatory Servis Indoor Pulang Exit gate Publik Outdoor
PENGELOLA (KEPALA URUSAN)
Datang Entrance gate Publik Outdoor Parkir Area parkir
pengelola Publik Outdoor
Drop off Entrance Publik Outdoor
66
Absensi Resepsionis Publik Indoor Bekerja Ruang kerja
kepala urusan Privat Indoor
Berkoordinasi dengan staff
Ruang kerja staff
Privat Indoor
Rapat Ruang rapat Privat Indoor Menerima tamu Ruang tamu Privat Indoor Menyimpan dan mengambil arsip
Ruang arsip Privat Indoor
Makan, minum Cafetaria Semi Publik
Indoor
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor Berobat Klinik Semi
Publik Indoor
Istirahat Seatting group Publik Indoor Beribadah Mushola Servis Indoor BAK/BAB Lavatory Servis Indoor Pulang Exit gate Publik Outdoor
PENGELOLA (STAFF
ANGGOTA)
Datang Entrance gate Publik Outdoor Parkir Area parkir
pengelola Publik Outdoor
Drop off Entrance Publik Outdoor Absensi Resepsionis Publik Indoor Bekerja Ruang kerja
staff anggota Privat Indoor
Berkoordinasi dengan staff & atasan
Ruang kerja staff
Privat Indoor
Rapat Ruang rapat Privat Indoor Menerima tamu Ruang tamu Privat Indoor Menyimpan dan mengambil arsip
Ruang arsip Privat Indoor
Menerima benda koleksi
Loading dock Servis Indoor
Makan, minum Cafetaria Semi Publik
Indoor
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor Berobat Klinik Semi
Publik Indoor
Istirahat Seatting group Publik Indoor Beribadah Mushola Servis Indoor BAK/BAB Lavatory Servis Indoor Pulang Exit gate Publik Outdoor
PENGELOLA (STAFF LOKET)
Datang Entrance gate Publik Outdoor Parkir Area parkir
pengelola Publik Outdoor
Drop off Entrance Publik Outdoor Absensi Resepsionis Publik Indoor Melayani penjualan tiket
Loket Publik Indoor
67
Laporan penjualan tiket
Ruang kerja staff
Privat Indoor
Makan, minum Cafetaria Semi Publik
Indoor
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor Berobat Klinik Semi
Publik Indoor
Istirahat Seatting group Publik Indoor Beribadah Mushola Servis Indoor BAK/BAB Lavatory Servis Indoor Pulang Exit gate Publik Outdoor
PENGELOLA (STAFF
RESEPSIONIS)
Datang Entrance gate Publik Outdoor Parkir Area parkir
pengelola Publik Outdoor
Drop off Entrance Publik Outdoor Absensi Resepsionis Publik Indoor Pelayanan reservasi Resepsionis Publik Indoor Makan, minum Cafetaria Semi
Publik Indoor
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor Berobat Klinik Semi
Publik Indoor
Istirahat Seatting group Publik Indoor Beribadah Mushola Servis Indoor BAK/BAB Lavatory Servis Indoor Pulang Exit gate Publik Outdoor
PENGELOLA (STAFF
INFORMASI)
Datang Entrance gate Publik Outdoor Parkir Area parkir
pengelola Publik Outdoor
Drop off Entrance Publik Outdoor Absensi Resepsionis Publik Indoor Pelayanan informasi Ruang
informasi Publik Indoor
Makan, minum Cafetaria Semi Publik
Indoor
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor Berobat Klinik Semi
Publik Indoor
Istirahat Seatting group Publik Indoor Beribadah Mushola Servis Indoor BAK/BAB Lavatory Servis Indoor Pulang Exit gate Publik Outdoor
PENGELOLA (STAFF
OPERASIONAL)
Datang Entrance gate Publik Outdoor Parkir Area parkir
pengelola Publik Outdoor
Drop off Entrance Publik Outdoor Absensi Resepsionis Publik Indoor Operasi perangkat, utilitas, dan maintenance
Ruang operator, Ruang MEE,
Servis, Servis,
Indoor
68
Ruang Genset, Ruang AHU
Servis, Servis
Makan, minum Cafetaria Semi Publik
Indoor
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor Berobat Klinik Semi
Publik Indoor
Istirahat Seatting group Publik Indoor Beribadah Mushola Servis Indoor BAK/BAB Lavatory Servis Indoor Pulang Exit gate Publik Outdoor
PENGELOLA (STAFF
KEAMANAN)
Datang Entrance gate Publik Outdoor Parkir Area parkir
pengelola Publik Outdoor
Drop off Entrance Publik Outdoor Absensi Resepsionis Publik Indoor Mengawasi pengunjung
Ruang pameran, Ruang keamanan, Ruang CCTV
Publik, Semi
Publik, Privat
Indoor
Makan, minum Cafetaria Semi Publik
Indoor
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor Berobat Klinik Semi
Publik Indoor
Istirahat Seatting group Publik Indoor Beribadah Mushola Servis Indoor BAK/BAB Lavatory Servis Indoor Pulang Exit gate Publik Outdoor
PENGELOLA (STAFF
PEMANDU MUSEUM)
Datang Entrance gate Publik Outdoor Parkir Area parkir
pengelola Publik Outdoor
Drop off Entrance Publik Outdoor Absensi Resepsionis Publik Indoor Menunggu Ruang
pemandu Privat Indoor
Memandu pengunjung Ruang pameran
Publik Outdoor, Indoor
Makan, minum Cafetaria Semi Publik
Indoor
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor Berobat Klinik Semi
Publik Indoor
Istirahat Seatting group Publik Indoor Beribadah Mushola Servis Indoor BAK/BAB Lavatory Servis Indoor Pulang Exit gate Publik Outdoor Datang Entrance gate Publik Outdoor
69
PENGELOLA (PUSTAKAWAN)
Parkir Area parkir pengelola
Publik Outdoor
Drop off Entrance Publik Outdoor Absensi Resepsionis Publik Indoor Melayani peminjaman buku
Perpustakaan mini
Publik Indoor
Makan, minum Cafetaria Semi Publik
Indoor
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor Berobat Klinik Semi
Publik Indoor
Istirahat Seatting group Publik Indoor Beribadah Mushola Servis Indoor BAK/BAB Lavatory Servis Indoor Pulang Exit gate Publik Outdoor
PENGELOLA (STAFF BOOTH)
Datang Entrance gate Publik Outdoor Parkir Area parkir
pengelola Publik Outdoor
Drop off Entrance Publik Outdoor Absensi Resepsionis Publik Indoor Melayani studio photo Photo booth Publik Indoor Melayani penjualan souvenir
Toko souvenir Publik Indoor
Makan, minum Cafetaria Semi Publik
Indoor
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor Berobat Klinik Semi
Publik Indoor
Istirahat Seatting group Publik Indoor Beribadah Mushola Servis Indoor BAK/BAB Lavatory Servis Indoor Pulang Exit gate Publik Outdoor
PENGELOLA (KULINER)
Datang Entrance gate Publik Outdoor Parkir Area parkir
pengelola Publik Outdoor
Drop off Entrance Publik Outdoor Absensi Resepsionis Publik Indoor Menyiapkan makanan dan minuman untuk pengelola
Pantry Servis Indoor
Melayani penjualan snack
Snack corner Publik Indoor
Memasak Dapur Servis Indoor Melayani penjualan hidangan dan minuman dengan suasana seperti dalam pesawat
Restoran tematik
Publik Indoor
Makan, minum Cafetaria Semi Publik
Indoor
70
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor Berobat Klinik Semi
Publik Indoor
Istirahat Seatting group Publik Indoor Beribadah Mushola Servis Indoor BAK/BAB Lavatory Servis Indoor Pulang Exit gate Publik Outdoor
PENGELOLA (CLEANING SERVICE)
Datang Entrance gate Publik Outdoor Parkir Area parkir
pengelola Publik Outdoor
Drop off Entrance Publik Outdoor Absensi Resepsionis Publik Indoor Menjaga kebersihan dan kerapihan
Janitor, Gudang
Servis Indoor
Makan, minum Cafetaria Semi Publik
Indoor
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor Berobat Klinik Semi
Publik Indoor
Istirahat Seatting group Publik Indoor Beribadah Mushola Servis Indoor BAB/BAK Lavatory Servis Indoor Pulang Exit gate Publik Outdoor
TAMU (SHOW MAN)
Datang Entrance gate Publik Outdoor Parkir Area parkir Publik Outdoor Drop off Entrance Publik Outdoor Ganti kostum Ruang ganti Privat Indoor Pertunjukan Stage, Plaza Publik Indoor Makan, minum Cafetaria Semi
Publik Indoor
Mengambil uang ATM Center Publik Indoor Berobat Klinik Semi
Publik Indoor
Istirahat Seatting group Publik Indoor Beribadah Mushola Servis Indoor BAK/BAB Lavatory Servis Indoor Pulang Exit gate Publik Outdoor
TAMU (V.I.P)
Datang Entrance gate Publik Outdoor Parkir Area parkir Publik Outdoor Drop off Entrance Publik Outdoor Bertamu Ruang V.I.P Privat Indoor Makan, minum Ruang V.I.P Privat Indoor Mengambil uang ATM Center Publik Indoor Berobat Klinik Semi
Publik Indoor
Beribadah Mushola Servis Indoor BAK/BAB Lavatory Servis Indoor Pulang Exit gate Publik Outdoor
71
Jadi, ruang yang dibutuhkan berdasarkan analisis pelaku dan aktivitas
menurut sifatnya antara lain :
Tabel 3.6. Kebutuhan Ruang Sumber : Analisa pribadi
PUBLIK SEMI PUBLIK PRIVAT SERVIS
Entrance gate Ruang serbaguna
Ruang kerja kepala museum
Mushola
Exit gate Sanggar aero modelling
Ruang kerja kepala divisi
Lavatory
Area parkir pengunjung
Cafetaria Ruang kerja kepala urusan
Ruang operator
Area parkir pengelola
Ruang tamu Ruang kerja staff anggota divisi
Ruang MEE
Loket Ruang keamanan
Ruang rapat Ruang genset
Lobby Klinik Ruang arsip Ruang AHU
Ruang informasi Resepsionis Ruang ganti Ruang Chiller
Ruang pameran indoor
Ruang pameran (hall of fame)
Ruang pameran kronologi
Ruang pameran pahlawan & seragam TNI AU
Ruang pameran alutsista (hangar)
Ruang pameran diorama
Ruang pameran minat dirgantara (spacerium)
Ruang V.I.P Pantry
Ruang pameran outdoor
Ruang pameran alutsista (taman dirgantara)
Ruang CCTV Dapur
Charger booth Ruang pemandu
Janitor
72
Mini theater Gudang
Wahana simulator Loading dock
Perpustakaan mini
Photo booth
Snack corner
Restoran tematik
Toko souvenir
Stage
Plaza
Menara pandang
ATM Center
Seatting group
73
B. Persyaratan Ruang
Tabel 3.7. Persyaratan Ruang Sumber : Analisa pribadi
NO NAMA RUANG
ASPEK
Akustik Pencahayaan Penghawaan Keamanan Kesehatan
Sta
bil
Te
na
ng
Ala
mi
Bu
ata
n
Ala
mi
Bu
ata
n
Keb
ak
ara
n
Se
ku
rita
s
Rad
ias
i
Kele
mb
ab
an
1 Entrance gate • • •
• •
2 Exit gate • • •
• •
3 Area parkir pengunjung
• • •
• •
4 Area parkir pengelola
• • •
• •
5 Loket • • • • • • • •
6 Lobby • • • • • • • •
7 Ruang informasi • • • • • • • •
8 Ruang pameran indoor
• • • • • • • •
74
9 Ruang pameran outdoor
• •
• •
10 Charger booth • • • • •
11 Mini theater • •
• • • •
12 Wahana simulator • • • • • •
13 Perpustakaan mini • • • • • • • • •
14 Photo booth • • • • •
15 Snack corner • • • • • • • •
16 Restoran tematik • • • • • • • • •
17 Toko souvenir • • • • • • • • •
18 Stage • •
• •
19 Plaza • •
• •
20 Menara pandang • • • • •
21 ATM Center • • • • • •
22 Seatting group
23 Klinik • • • • • • • • •
24 Mushola • • • • •
• • •
75
25 Lavatory • • • • •
•
26 Ruang serbaguna • • • • • • • • •
27 Sanggar aero modelling
• • • • • • • • •
28 Resepsionis • • • • • • • • •
29 Ruang kerja kepala museum
• • • • • • • • •
30 Ruang kerja kepala divisi
• • • • • • • • •
31 Ruang kerja kepala urusan
• • • • • • • • •
32 Ruang kerja staff anggota
• • • • • • • • •
33 Ruang rapat • • • • • • • • •
34 Ruang tamu • • • • • • • • •
35 Ruang arsip • • • • • • 36 Ruang ganti 37 Cafetaria • • • • • • • • •
38 Ruang operator • •
• • •
39 Ruang MEE • • •
• •
76
40 Ruang genset • • •
• •
41 Ruang AHU • • •
• •
42 Ruang keamanan • • •
• • •
43 Ruang CCTV • •
• • • •
44 Ruang pemandu • • •
• • •
45 Pantry • • • • • • • •
46 Dapur • • • • • • • •
47 Janitor • •
• • •
48 Gudang • •
• • • •
49 Ruang ganti • • • • • • • • •
50 Ruang V.I.P • • • • • • • • •
51 Loading dock • •
• • •
77
C. Pola Sirkulasi Ruang
Berdasarkan studi tersebut, maka pola sirkulasi ruang yang akan
terjadi dikategorikan sebagai berikut :
Pola Ruang Makro
Pola ruang secara makro yang terbentuk dijelaskan pada bagan 3.3
berikut :
Bagan 3.3 Pola Ruang Makro Sumber : Analisa pribadi
78
Pola Ruang Mikro Area Utama Pameran
Pola ruang secara mikro pada area utama pameran yang terbentuk
dijelaskan pada bagan 3.4 berikut :
Bagan 3.4 Pola Ruang Mikro Area Pameran Utama Sumber : Analisa pribadi
79
Pola Ruang Mikro Area Penunjang
Pola ruang secara mikro pada area penunjang yang terbentuk
dijelaskan pada bagan 3.5 berikut :
Bagan 3.5 Pola Ruang Mikro Area Penunjang Sumber : Analisa pribadi
80
Pola Ruang Mikro Area Pengelola
Pola ruang secara mikro pada area pengelola yang terbentuk
dijelaskan pada bagan 3.6 berikut :
Bagan 3.6 Pola Ruang Mikro Area Pengelola Sumber : Analisa pribadi
81
Pola Ruang Mikro Area Servis
Pola ruang secara mikro pada area servis yang terbentuk dijelaskan
pada bagan 3.7 berikut :
Bagan 3.7 Pola Ruang Mikro Area Servis Sumber : Analisa pribadi
82
D. Pendekatan Jumlah Pelaku
Pendekatan jumlah pelaku dibedakan berdasarkan jenis pelaku
dalam bangunan :
Tabel 3.8 Jumlah pelaku pengelola Sumber : Analisa pribadi
PELAKU JUMLAH ANALISIS
DIREKSI
Kepala Museum 1
Kepala Tata Urusan Dalam 1
Staff 9
Kepala Divisi Koleksi 1
Kepala Sub Divisi Administrasi 1
Kepala Sub Divisi Pengembangan 1
Kepala Urusan Penelitiaan dan Koleksi 1
Staff 6
Kepala Divisi Konservasi 1
Kepala Sub Divisi Gudang 1
Kepala Sub Divisi Pemeliharaan dan Perawatan 1
Kepala Urusan Pemeliharaan Koleksi 1
Staff 5
Kepala Divisi Bimbingan dan Penyuluhan 1
Kepala Sub Divisi Monumen dan Kejuangan 1
Kepala Sub Divisi Tata Koleksi 1
Kepala Urusan Pemeliharaan dan Kejuangan 1
Kepala Urusan Perpustakaan dan Koleksi 1
Staff 4
Staff Resepsionis 2
OPERASIONAL
Staff loket 4
Staff informasi 2
Staff operator mini theater 2
Staff operator wahana simulator 2
Teknisi MEE & Genset 3
Teknisi AHU 3
Staff keamanan (lapangan) 6
Staff keamanan (CCTV) 2
Staff pemandu museum 4
Cleaning service 10 3 outdoor 7 indoor
Pustakawan 2
Staff snack corner 2
83
Staff toko souvenir (kasir) 2
Staff toko souvenir (display) 2
Staff photo booth (kasir) 1
Staff photo booth (kameramen) 2
Chef 4
Pramusaji 10 2 shift @ 5 staff
Kasir 1
JUMLAH 104
Analisis pendekatan jumlah pengunjung dalam bangunan
Analisis jumlah pelaku mengambil asumsi dari jumlah data
wisatawan yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta.
Grafik 3.1 Perkembangan Wisatawan Mancanegara dan Nusantara di DIY Sumber : Statistik Kepariwisataan DIY 2016, Dinas Pariwisata DIY
Dari data pengunjung tersebut, akan digunakan sebagai asumsi
menghitung pengunjung Museum Dirgantara di Daerah Istimewa
Yogayakarta. Peningkatan jumlah pengunjung per tahun
2.360.173
2.837.967
3.346.180
4.121.2054.549.574
0
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
3.500.000
4.000.000
4.500.000
5.000.000
2012 2013 2014 2015 2016
Perkembangan Wisatawan Mancanegara dan Nusantara
84
2012 − 2013 = 2.837.967 − 2.360.173
2.837.967 𝑥 100% = 16,83 %
2013 − 2014 = 3.346.180 − 2.837.967
3.346.180 𝑥 100% = 15,18 %
2014 − 2015 = 4.121.205 − 3.346.180
4.121.205 𝑥 100% = 18,80 %
2015 − 2016 = 4.549.574 − 4.121.205
4.549.574 𝑥 100% = 9,41 %
Kenaikan pengunjung jumlah rata2 dari tahun 2012 – 2016 adalah
= (16.83% + 15.18% + 18.80 % + 9.41%) : 4 = 15,05%
Prediksi wisatawan/calon pengunjung 20 tahun kedepan adalah
menggunakan metode linear :
Rumus :
Px = Po (1+r)t
Keterangan :
Px = Jumlah pengunjung tahun proyeksi
Po = Jumlah pengunjung tahun dasar
r = Kenaikan rata-rata per tahun
t = Tahun proyeksi
Perhitungan :
Px = Po (1+r) t Px = 4.549.745 ( 1+0.1505 )20
Px = 4.549.745 (1.1505)20
85
Px = 4.549.745 x 16,5094444798 = 75.113.762,474613
Menurut data Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki 126 obyek
wisata, karena projek yang didesain merupakan relokasi fungsi wisata,
maka diasumsikan jumlah obyek wisata tetap. Sehingga 1/126 dari jumlah
wisatawan akan datang ke Museum Dirgantara ini, maka didapatkan
596.140 pengunjung per tahun.
Jadi, asumsi pengunjung 20 tahun kedepan pada tahun 2036 adalah
596.140 pengunjung per tahun atau 49.678 pengunjung per bulan atau
±1.650 pengunjung per hari. Waktu operasional museum pada hari Selasa-
Minggu pukul 09.00 – 17.00. Sehingga terdapat 8 jam kunjungan.
Diasumsikan setiap pengunjung melihat pameran sekitar 2 jam, ditambah 1
jam kegiatan pendukung. Sehingga paling lama pengunjung berada di
museum selama 3 jam. Sehingga kurang lebih terdapat 550 pengunjung
satu periodenya dalam satu hari.
3.1.3. Studi Ruang Khusus
Ruang Pameran
Ruang pameran merupakan fasilitas utama dalam sebuah museum.
Dalam ruang pameran harus dipikirkan mengenai teknik penataan benda
koleksi pamer untuk kenyamanan pengguna khususnya pengunjung. Salah
satu kenyamanan tersebut adalah aspek kenyamanan spasial.
Kenyamanan jarak pandang merupakan salah satu bagian dari aspek
86
kenyamanan spasial yang perlu diperhatikan. Selain itu sirkulasi
penggunan dalam beraktivitas juga merupakan bagian dari kenyamanan
spasial.
Beberapa teori menegenai jarak kenyamanan pandang dapat
diterapkan menyesuaikan dengan obyek yang dilihat. Kenyamanan jarak
pandang obyek secara horizontal memiliki batas standar 300-300 dari kiri ke
kanan, serta batas limit visual dari 620-620 dari kiri ke kanan. Sedangkan
sudut kenyamanan secara vertikal yaitu 300 ke atas dan 400 ke bawah
(Human Dimention and Interior Space, Panero, 1980, hal 287)
Gambar 3.1 Visual field in horizontal plane Sumber : Human Dimension, hal 287
87
Gambar 3.2 Visual field in vertical plane
Sumber : Human Dimension, hal 287
Di dalam museum secara garis besar terdapat dua bentuk benda
koleksi yaitu benda yang dinikmati dalam bentuk 2D dan benda yang
dinikmati dalam bentuk 3D. Tentunya keduanya memiliki perhitungan
sendiri agar pengunjung dapat nyaman melihat benda-benda tersebut.
Dari ilustrasi tersebut maka dapat dibuat sebuah gambaran
bagaimana cara menghitung jarak kenyamanan pandang seseorang
terhadap obyek pameran.
88
Gambar 3.3. Jarak pandang kenyamanan vertikal Sumber : Dokumen pribadi
Keterangan :
JP : Jarak Pengamat
JL : Jarak Karya Seni dari muka lantai
AS : Area Sirkulasi
L : Lebar Obyek Pameran
T : Tinggi Obyek Pameran
Gambar 3.4. Jarak pandang kenyamanan horisontal Sumber : Dokumen pribadi
JL
JP AS
Asumsi
ketingian titik
pandang
mata adalah
160 cm
89
Sehingga untuk mendapatkan jarak pandang suatu obyek dapat
digunakan rumus :
𝐽𝑃ℎ𝑜𝑟𝑖𝑧𝑜𝑛𝑡𝑎𝑙 =L
tan 30 + tan 30
𝐽𝑃ℎ𝑜𝑟𝑖𝑧𝑜𝑛𝑡𝑎𝑙 =L
1,15
Kenyamanan jarak pandang suatu obyek juga dapat diterapkan
dengan teori yang lain. Terutama untuk benda koleksi yang bersifat
monumental.
Gambar 3.5. Jarak pandangan menyeluruh dan pengamatan hal khusus Sumber : Data Arsitek Jilid 1, hal. 32
Gambar 3.6. Jarak pandangan menyeluruh dan pengamatan hal khusus
Sumber : Data Arsitek Jilid 2, hal. 250
90
Dalam suatu ruang pameran juga harus diperhatikan kecenderungan
perilaku pengguna. Sehingga aktivitas yang berkaitan dengan sirkulasi dan
juga maintanance benda pameran perlu juga diperhatikan. Sirkulasi dalam
sebuah ruang pameran dapat ditarik asumsi dengan mempertimbangkan
kemungkinan terbesar yaitu 3 orang berpapasan atau berhimpitan dalam
satu jalan. Dimensi alat angkut barang juga perlu diperhatikan dalam
penentuan besaran sirkulasi.
Gambar 3.7. Kebutuhan ruang orang berdiri Sumber : Data Arsitek Jilid 2, hal. 27
Gambar 3.8. Kebutuhan orang ketika merawat benda koleksi Sumber : Data Arsitek Jilid 2, hal. 27
91
Gambar 3.9. Dimensi alat angkut barang Sumber : Data Arsitek Jilid 2, hal. 102
92
Tabel 3.9 Perhitungan Ruang Pameran Sumber : Analisa pribadi
RUANG PAMERAN UTAMA (HALL OF FAME)
No Jenis Koleksi Perhitungan
1. Patung Pahlawan Nasional Perintis TNI AU (3D)
4 buah patung @ 0,6 m x 0,6 m x 2 m Jarak pandang adalah 80 cm dengan dengan obyek dilihat dari 1 sisi, dan asumsi maksimal 3 orang melihat mengantri berhimpit 120 cm, dan sirkulasi utama 170 cm.
Gambar 3.10. Kebutuhan ruang pameran patung Sumber : Analisa pribadi
Sehingga didapat besaran 4,3 m x 12,4 m = 53,32 m2
93
2. Foto mantan pimpinan TNI AU (2D)
60 buah @pigura ukuran 16R (40cm x 60cm) Jarak pandang adalah 34,78 cm dengan dengan obyek dilihat dari 1 sisi, dan asumsi maksimal 3 orang melihat mengantri berhimpit 120 cm, dan sirkulasi utama 170 cm. Penataan pigura dapat diasumsikan seperti gambar, dimana dibutuhkan 6 kali penataan yang sama.
Gambar 3.11. Kebutuhan ruang pameran foto Sumber : Analisa pribadi
Sehingga didapat besaran 3,25 m x 3 m = 9,75 m2 x 6 = 58,5 m2
94
3.
Lambang pataka TNI AU
13 buah pataka @ 0,6 x 0,6 x 2 m Maka, didapat jarak pandang adalah 52,17 cm dengan obyek dilihat dari 1 sisi dan asumsi 3 orang melihat mengantri 120 cm, dan sirkulasi utama 170 cm.
Gambar 3.12. Kebutuhan ruang pameran pataka
Sumber : Analisa pribadi Sehingga didapat besaran 4,02 m x 8,4 m = 33,768 m2
95
RUANG KRONOLOGI
No Jenis Koleksi Perhitungan
1. Visualisasi kronologi sejarah kerdirgantaraan dalam upaya kemerdekaan Indonesia
18 kisah disajikan dalam bentuk visualisasi pada LCD TV 32 inch (78,44 cm x 50,29 cm x 20,7 cm) dengan asumsi jarak antar LCD TV 150 cm Maka, didapat jarak pandang adalah 68,20 cm dengan obyek dilihat dari 1 sisi dan asumsi 3 orang melihat mengantri 120 cm, dan sirkulasi utama 170 cm.
Gambar 3.13. Kebutuhan ruang pameran kronologi
Sumber : Analisa pribadi
Sehingga didapat besaran 3,58 x 2,28 = 8,1624 m2 x 18 = 146,9232 m2
96
RUANG KOLEKSI PAHLAWAN DAN SERAGAM TOKOH TNI AU
No Jenis Koleksi Perhitungan
1. Berbentuk manequine dengan seragam-seragam yang digunakan dalam dunia TNI AU
Terdapat 45 buah manequine dengan penyajian di dalam lemari display berukuran 1,5 m x 1,5 m x 3 m Maka, didapat jarak pandang adalah 130,43 cm dengan obyek dilihat dari 1 sisi dan asumsi 3 orang melihat mengantri 120 cm, dan sirkulasi utama 170 cm.
Gambar 3.14. Kebutuhan ruang pameran kronologi
Sumber : Analisa pribadi
Sehingga didapat besaran 5,7 m x 2 m = 11,4 m2 x 45 = 513 m2
97
RUANG DIORAMA
No Jenis Koleksi Perhitungan
1. Diorama Terdapat 26 kisah yang divisualisasikan melalui seni diorama. Diorama sendiri memiliki dimensi 1 m x 1 m x 1 m Maka, didapat jarak pandang adalah 86,9565217,20 cm dengan obyek dilihat dari 1 sisi dan asumsi 3 orang melihat mengantri 120 cm, dan sirkulasi utama 170 cm (termasuk travelator lebar 140 cm).
Gambar 3.15. Kebutuhan ruang pameran diorama
Sumber : Analisa pribadi
Sehingga didapat besaran 7,82 m x 1,2 m = 9,384 m2 x 13 = 121,992 m2
98
RUANG MINAT DIRGANTARA (SPACERIUM)
No Jenis Koleksi Perhitungan
1. Koleksi miniatur pesawat dengan skala 1:50 Koleksi miniatur model Satelit Palapa Type A dan
- Terdapat 34 miniatur pesawat yang diletakkan di dalam box kaca dengan dimensi area @ukuran 50 cm x 50 cm Maka, didapat jarak pandang adalah 43,4782609 cm dengan obyek dilihat dari 1 sisi dan asumsi 3 orang melihat mengantri 120 cm, dan sirkulasi utama 170 cm. Sehingga didapat besaran (50 cm + 43,4782609 cm + 120 cm + 170 cm) x 50 cm
3,83478261 m x 0,5 m = 1,9173913 m2 x 35 miniatur pesawat = 67,1086957 m2
Gambar 3.16. Ilustrasi pameran koleksi miniatur pesawat
Sumber : Dokumentasi pribadi
99
B beserta pesawat angkut (discovery/ulang alik)
- Terdapat miniatur model satelit dan pesawat angkut yang diletakkan di dalam box kaca dengan dimensi area @ukuran 150 cm x 150 cm Maka, didapat jarak pandang adalah 130 cm dengan obyek dilihat dari 1 sisi dan asumsi 3 orang melihat mengantri 120 cm, dan sirkulasi utama 170 cm. Sehingga didapat besaran (50 cm + 130 cm + 120 cm + 170 cm) x 150 cm
5,7 m x 0,5 m = 2,85 m2
2. Koleksi interaktif miniatur tata surya dan
Terdapat miniatur susunan sistem tata surya Luas = π x r2 Luas = 3,14 x 1,52 m Luas = 3,14 x 2,25 m Luas = 7,065 m2 ditambah sirkulasi 100%, karena bersifat interaktif maka kenyamanan pandang tidak begitu mendapat perhatikan. Sehingga didapat besaran 14,13 m2
100
Gambar 3.17. Miniatur susunan sistem tata surya
Sumber : commons.wikimedia.org
RUANG PAMERAN ALUTSISTA
Ruang pameran alutsista menyajikan benda koleksi utama sistem senjata udara yang pernah digunakan oleh TNI
AU dari tahun 1945-1980. Perhitungan pada ruang pameran alutsista dikaji berbeda karena benda koleksi merupakan
benda dalam ukuran sesungguhnya. Asumsi perhitungan ruang ditambah dengan 100% luas benda koleksi dianggap
telah memenuhi kenyamanan pandang, sirkulasi, dan kegiatan maintainance.
101
Tabel 3.10 Perhitungan Ruang Pameran Alutsista Sumber : Analisa pribadi
RUANG PAMERAN ALUTSISTA INDOOR (HANGAR)
No Jenis Koleksi Perhitungan Jenis Koleksi & Sejarah Peletakkan Koleksi
1
Gambar 3.18. P-51 Mustang
Sumber : Dokumentasi pribadi
p sayap : 11,28 m p badan : 9,81 m t : 2,2 m + 100% (kenyamanan pandang + sirkulasi + maintainance) = 221,3136 m2
Pesawat jenis pemburu taktis, 1 orang awak
Pameran indoor
2
Gambar 3.19. Glider Kampret Sumber : Dokumentasi pribadi
p sayap : 13,56 m p badan : 5,45 m t : 1,1 m + 100% (kenyamanan pandang + sirkulasi + maintainance) = 147,804 m2
Pesawat umum, 1 orang awak
Pameran indoor
102
3
Gambar 3.20. PZL – 104 Wilga
Gelatik Sumber : Dokumentasi pribadi
p sayap : 11,14 m p badan : 6,82 m t : 2,2 m + 100% (kenyamanan pandang + sirkulasi + maintainance) = 151,9496 m2
Pesawat umum, 2 orang awak
Pameran indoor
4
Gambar 3.21. AT-16 Harvard Sumber : Dokumentasi pribadi
p sayap : 12,9 m p badan : 8,8 m t : 2,1 m + 100% (kenyamanan pandang + sirkulasi + maintainance) = 227,04 m2
Pesawat latih dasar, 2 orang awak
Pameran indoor
103
5
Gambar 3.22. Pesawat Terbang
RI-X Sumber : Dokumentasi pribadi
p sayap : 9 m p badan : 5,5 m t : 2,4 m + 100% (kenyamanan pandang + sirkulasi + maintainance) = 99 m2
Pesawat olahraga, 1 orang awak
Pameran indoor
6
Gambar 3.23. Cureng
Sumber : Dokumentasi pribadi
p sayap : 11 m p badan : 8 m + 100% (kenyamanan pandang + sirkulasi + maintainance) = 176 m2
Pesawat latih lanut, 2 orang awak
Pameran indoor
104
7
Gambar 3.24. Nishikoreng
Sumber : Dokumentasi pribadi
p sayap : 11,64 m p badan : 7,64 m + 100% (kenyamanan pandang + sirkulasi + maintainance) = 177,8592m2
Pesawat latih dan pemburu, 2 orang awak
Pameran indoor
8
Gambar 3.25. Mitsubishi Army –
98 Guntei Sumber : Dokumentasi pribadi
p sayap : 10,76 m p badan : 8,9 m + 100% (kenyamanan pandang + sirkulasi + maintainance) = 191,528 m2
Pesawat pembom tukik, 1 orang awak
Pameran indoor
105
9
Gambar 3.26. Wel – I RI – X
Sumber : Dokumentasi pribadi
p sayap : 9,0 m p badan : 5,05 m t : 2,4 m + 100% (kenyamanan pandang + sirkulasi + maintainance) = 90,9 m2
Pesawat terbang ringan
Pameran indoor
10
Gambar 3.27. NU 200
Sikumbang Sumber : Dokumentasi pribadi
p sayap : 10,61 m p badan : 8,16 m t : 3,35 m + 100% (kenyamanan pandang + sirkulasi + maintainance) = 173,1552 m2
Pesawat Intai ringan, 1 orang awak
Pameran indoor
106
11
Gambar 3.28. Cessna Aircraft Sumber : Dokumentasi pribadi
p sayap : 12,15 m p badan : 3,56 m + 100% (kenyamanan pandang + sirkulasi + maintainance) = 86,508m2
Pesawat angkut ringan, 3 orang awak, 5 biasa, 5 VIP
Pameran indoor
12
Gambar 3.29. NAS 332-SUPER
PUMA Sumber : Dokumentasi pribadi
p badan : 15,530 m l badan : 3,350 m t : 4,950 m + 100% (kenyamanan pandang + sirkulasi + maintainance) = 104,051 m2
Heli angkut, 2 orang awak, 19 penumpang
Pameran indoor
107
RUANG PAMERAN ALUTSISTA OUTDOOR (TAMAN DIRGANTARA)
1
Gambar 3.30. North American B-
25 Michell Sumber : Dokumentasi pribadi
p sayap : 20,69 m p badan : 16,14 m t : 4,98 m + 150% (kenyamanan pandang + sirkulasi + maintainance) = 333,9366 + 500,9049 = 834,8415 m2
Pesawat pengebom ringan, 6 orang awak
Pameran outdoor
2
Gambar 3.31. C-47 Dakota
Sumber : Dokumentasi pribadi
p sayap : 29 m p badan : 19,5 m + 150% (kenyamanan pandang + sirkulasi + maintainance) = 565,5 + 848,25 = 1.413,75 m2
Pesawat angkut ringan, 5 orang awak 27 penumpang
Pameran outdoor
108
3
Gambar 3.32. UH-34 Sikorsky
Helikopter Sumber : Dokumentasi pribadi
rotor utama : 17,07 rotor ekor : 2,9 m p badan : 14,1 m + 150% (kenyamanan pandang + sirkulasi + maintainance) = 240,687 + 361,0305 = 601,7175 m2
Helikopter, 4 orang awak
Pameran outdoor
4
Gambar 3.33. C-140 Jet Star
Pancasila Sumber : Dokumentasi pribadi
p sayap : 17,61 m p badan :15 t : 7,54 m + 150% (kenyamanan pandang + sirkulasi + maintainance) = 264,15 + 396,225 = 660,375 m2
5 orang awak, 8 penumpang VIP, 10 penumpang biasa
Pameran outdoor
109
5
Gambar 3.34. PBY-505
(Catalina) Sumber : Dokumentasi pribadi
p sayap : 31 m p badan : 19,502 m t : 6,4008 + 150% (kenyamanan pandang + sirkulasi + maintainance) = 604,562 + 906,843 = 1.511,405 m2
Pesawat pembom/ patroli/ penolong/ penumpang, 7 orang awak
Pameran outdoor
6
Gambar 3.35. UF 1 ALBATROS
IR-7 Sumber : Dokumentasi pribadi
p sayap : 29,42 m p badan : 19,12 m t : 7,78 ft + 150% (kenyamanan pandang + sirkulasi + maintainance) 562,5104 + 843,7656 = 1.406,276 m2
110
Rekapitulasi Ruang Pameran Alutsista
Tabel 3.11. Rekapitulasi Ruang Pameran Alutsista Sumber : Analisa pribadi
Ruang Pamer Alutsista Indoor (RPAI)
Benda Koleksi Perhitungan
P-51 Mustang Glider Kampret PZL – 104 Wilga Gelatik AT-16 Harvard Pesawat Terbang RI-X Cureng Nishikoreng Mitsubishi Army – 98 Guntei Wel – I RI – X NU 200 Sikumbang Cessna Aircraft NAS 332-SUPER PUMA
221,3136 m2
147,804 m2
151,9496 m2
227,04 m2
99 m2 176 m2
177,8592m2
191,528 m2
90,9 m2
173,1552 m2
86,508m2
104,051 m2
TOTAL RPAI 1.847,1086 m2
Ruang Pameran Alutsista Outdoor (RPAO)
Benda Koleksi Perhitungan
North American B-25 Michell C-47 Dakota UH-34 Sikorsky Helikopter C-140 Jet Star Pancasila PBY-505 (Catalina) UF 1 ALBATROS IR-7
834,8415 m2
1.413,75 m2
601,7175 m2
660,375 m2
1.511,405 m2
1.406,276 m2
TOTAL RPAO 6.428,365 m2
TOTAL RPAI + RPAO 8.275,4736 m2
Perhitungan Setiap Ruang Pameran
Tabel 3.12. Rekapitulasi Seluruh Ruang Pameran Sumber : Analisa pribadi
Nama Ruang Perhitungan
Ruang Pameran Utama (hall of fame) 145,588 m2
Ruang Pameran Kronologi 146,9232 m2
Ruang Pameran Tokoh Pahlawan dan TNI AU
513 m2
Ruang Pameran Diorama 121,992 m2
Ruang Pameran Minat Dirgantara 16,98 m2
Ruang Pameran Alutsista 8.275,4736 m2
111
Ruang Mini Theater
Berdasarkan studi proyek sejenis yang dilakukan maka rencana dari
kapasitas mini theater ini adalah dapat menampung 200 orang. Beberapa
standar yang dapat dijadikan acuan dalam perancangan ruang mini theater
ini antara lain :
Gambar 3.36. Tinggi optrade dan lebar aantrade Sumber : Data Arsitek Jilid 2, hal 146
Gambar 3.37. Perhitungan jarak layar ke proyektor Sumber : Data Arsitek Jilid 2, hal 146
112
Gambar 3.38. Ukuran sirkulasi pengguna teater Sumber : Data Arsitek Jilid 2, hal 147
Kemiringan lantai dengan kecondongan 10%, atau melalui tangga
maksimum. 16 cm tinggi dari tangga pada koridor yang lebarnya 1,2 m.
Pada setiap koridor sendiri bisa diatur sampai 16 kursi. Asumsi mini theater
dapat menampung 100 orang penonton.
Gambar 3.39. Ukuran sirkulasi pengguna teater
Sumber : Data Arsitek Jilid 2, hal 147
Sehingga diperoleh besaran p x l = 8,19 m x 11,89 m = 97,3791 m2
113
3.1.4. Studi Besaran Bangunan dan Lahan Parkir
A. Studi Kebutuhan Luas Bangunan
Untuk menentukan dasar perhitungan besaran ruang, serta
kapasitas ruang yang dibutuhkan pada proyek “Museum Dirgantara di
Daerah Istimewa Yogyakarta” ini berdasarkan pada studi :
- TSS : Time Saver Standart
- NAD : Neufert Architect Data
- SRK : Studi Ruang Khusus
- ASS : Asumsi berdasarkan studi analisis
- HDI : Human Dimension & Interior Space
- MPDM : Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala
Sedangkan untuk perhitungan sirkulasi berdasarkan pada buku Time
Saver Standart for Building Type 2nd Edition, sebagai berikut :
- 5% - 10 % : Sirkulasi minimum
- 20% : Kebutuhan akan keleluasaan sirkulasi
- 30% : Tuntutan kenyamanan fisik
- 40% : Tuntutan kenyamanan psikologis
- 50% : Tuntutan sesuai dengan spesifik kegiatan
- 70% - 100% : Sirkulasi dengan banyak kegiatan
Besaran ruang dapat dianalisa melalui studi aktivitas yang ada pada
ruangan tersebut. Beberapa studi aktivitas yang dapat dijadikan acuan
dalam pembuatan besaran ruang antara lain :
114
Tabel 3.13. Perhitungan Studi Besaran Ruang Sumber : Analisa pribadi
FASILITAS UTAMA
Nama Ruang
Jumlah Ruang
Aktivitas Studi Luas (m2)
Perhitungan Sirkulasi
Luas Ruang (m2) Kapasitas Unit Set Perabot
Luas (m2)
Loket
Menjual tiket
TSS HDI
1,5
279
4 Meja, kursi 6
50% Menyimpan
Barang TSS HDI
2,4 1 Lemari
penyimpanan 2,4
Mengantre TSS HDI
0,95 275 Queue pole 261,25
JUMLAH 1 269,65 134,825 404,475
Lobby Menunggu TSS HDI
0,95 550 550 - 522,5 30%
JUMLAH 1 522,5 156,75 679,25
Ruang Informasi
Memberi infromasi
TSS HDI
2,16 2 2 Meja
informasi, kursi
4,32 30%
JUMLAH 1 4,32 1,296 5,616
Ruang Pameran
Utama (hall of fame)
1
Melihat pameran
SRK TSS
MPDM 145,588
Berfoto
Merawat benda koleksi
1 Melihat
pameran SRK TSS
146,9232
115
Ruang Pameran Kronologi
Berfoto MPDM
Merawat benda koleksi
Ruang Pameran Pahlawan dan Tokoh
TNI AU
1
Melihat pameran
SRK TSS
MPDM 513
Berfoto
Merawat benda koleksi
Ruang Pameran Diorama
1
Melihat pameran
SRK TSS
MPDM 121,992
Berfoto
Merawat benda koleksi
Ruang Pameran Alutsista Indoor
(hangar)
1
Melihat pameran
SRK TSS
MPDM 1.847,1086
Berfoto
Merawat benda koleksi
Ruang Pameran Alutsista Outdoor (taman
dirgantara)
1
Melihat pameran
SRK TSS
MPDM 6.428,365
Berfoto
Merawat benda koleksi
116
Charger booth
Mengisi
daya baterai
ASS 0,27 10 1 Panel
charger 4,32 30%
JUMLAH 16 4,32 1,296 89,856
Seatting group
Duduk dikursi
TSS HDI
0,35 5 5 Kursi 1,4 30%
JUMLAH 33 72 2,1 2.445,3
JUMLAH 12.827,4738
SIRKULASI ANTAR RUANG 10% 1.282,74738
TOTAL + SIRKULASI FASILITAS UTAMA 14.110,2212
FASILITAS PENGELOLA
Nama Ruang
Jumlah Ruang
Aktivitas Studi Luas (m2)
Perhitungan Sirkulasi
Luas Ruang
(m2) Kapasitas Unit Set Perabot
Luas (m2)
Ruang Kepala
Museum
Bekerja di meja kerja
TSS HDI
10.23
5
1 Meja kerja, kursi utama, kursi tamu
10,23
40% Duduk di
sofa TSS HDI
1.2 4 Sofa 4,8
Menerima tamu
TSS HDI
0.96 1 Meja tamu 0,96
Menyimpan berkas
TSS HDI
1 1 File drawer 1
JUMLAH 1 16,99 6,796 23,786
Ruang Kepala Divisi
Bekerja di meja kerja
TSS HDI
5,76 3 1 Meja kerja, kursi utama, kursi tamu
5,76 30%
117
Menyimpan berkas
TSS HDI
1 1 File drawer 1
JUMLAH 4 6,76 2,028 35,152
Ruang Kepala Sub
Divisi
Bekerja di meja kerja
TSS HDI
5,76
3
1 Meja kerja, kursi utama, kursi tamu
5,76
30% Menyimpan
berkas TSS HDI
1 1 File drawer 1
JUMLAH 6 6,76 2,028 52,728
Ruang Kepala Urusan
Bekerja di meja kerja
TSS HDI
5,76 3
1 Meja kerja, kursi utama, kursi tamu
5,76 30%
Menyimpan berkas
TSS HDI
1 1 File drawer 1
JUMLAH 4 6,76 2,028 35,152
Ruang Staff Anggota
(Tata Urusan Dalam)
Bekerja di meja kerja
TSS HDI
3,78
9
9 Meja kerja,
kursi 34,02
30% Menyimpan
berkas TSS HDI
1 9 File drawer 9
JUMLAH 1 43,02 12,906 55,926
Ruang Staff Anggota (Divisi
Koleksi)
Bekerja di meja kerja
TSS HDI
3,78 6
6 Meja kerja,
kursi 22,68
30% Menyimpan
berkas NAD HDI
1 6 File drawer 6
JUMLAH 1 28,68 8,604 37,284
Ruang Staff Anggota
Bekerja di meja kerja
TSS HDI
3,78 5 5 Meja kerja,
kursi 18,9 30%
118
(Divisi Konservasi)
Menyimpan berkas
TSS HDI
1 5 File drawer 5
JUMLAH 1 23,9 7,17 31,07
Ruang Staff Anggota (Divisi
Bimluh)
Bekerja di meja kerja
TSS HDI
3,78
4
4 Meja kerja,
kursi 15,12
30% Menyimpan
berkas TSS HDI
1 4 File drawer 4
JUMLAH 1 19,12 5,736 24,856
Ruang Arsip
Menyimpan &
mengambil berkas
TSS HDI
3,5 4 set file drawer
14 30%
JUMLAH 1 14 4,2 18,2
Ruang Resepsionis
Melayani reservasi, absensi
TSS HDI
2,16 2 2 Meja
resepsionis, kursi
4,32 50%
JUMLAH 1 4,32 2,16 6,48
Ruang Rapat
Rapat TSS ASS
24,3
15
1 meja rapat,
15 kursi
Meja rapat, kursi
24,3
30% Menyimpan
barang TSS HDI
2,4 1 Lemari
penyimpanan 2,4
JUMLAH 1 26,7 8,01 34,71
Ruang CCTV
Melihat monitor
TSS HDI
3,78
2
2 Set meja,
kursi 7,56
30% Menyimpan
barang TSS HDI
2,4 1 Lemari
penyimpanan 2,4
JUMLAH 1 9,96 2,988 12,948
119
Ruang Keamanan
Duduk di kursi
TSS HDI
0,35
5
4 Kursi 1,4
30% Menyimpan
barang TSS HDI
2,4 1 Lemari 2,4
Meja keamanan
TSS HDI
3,78 1 Meja, kursi 3,78
JUMLAH 2 7,58 2,274 19,708
Ruang Pemandu
Menyimpan barang
TSS HDI
2,4 4
1 Lemari
penyimpanan 9,6
30% Duduk dikursi
TSS HDI
0,35 4 Kursi 1,4
JUMLAH 1 11 3,3 14,3
JUMLAH 402,3
SIRKULASI ANTAR RUANG 10% 40,23
TOTAL + SIRKULASI FASILITAS PENGELOLA 442,53
FASILITAS PENUNJANG
Nama Ruang Jumlah Ruang
Aktivitas Studi Luas (m2)
Perhitungan Sirkulasi
Luas Ruang
(m2) Kapasitas Unit Set Perabot
Luas (m2)
Mini theater Menonton tayangan
TSS SRK
JUMLAH 1 97,3791
Wahana simulator
Simulasi
penerbangan (virtual reality)
ASS 1,08 5 4
Simulator pesawat P-51 mustang,
simulator pesawat
4,32 50%
120
glider kampret, simulator pesawat
Mitsubishi Army – 98
Guntei, simulator
balon udara
Simulasi keselamatan penerbangan (augmented
reality
ASS 12 3 1 Layar, 9 kursi 12
JUMLAH 1 16,32 8,16 24,48
Perpustakaan mini
Membaca buku ASS
JUMLAH 1 349,28
Photo booth Foto
menggunakan atribut
ASS
JUMLAH 1 81
Snack corner Membeli snack ASS
JUMLAH 1 16
Restoran tematik
Menikmati
hidangan di meja makan
TSS HDI
2,8 110 28 Set 1 meja, 2
sofa 78,4 50%
121
Menikmati minuman
TSS HDI
10,88 12 1 Set bar, 10
kursi 10,88
JUMLAH 1 89,28 44,64 133,92
Toko souvenir
Membayar TSS HDI
1,5 1 1 Meja kasir,
kursi 1,5
50% Melihat
merchandise NAD HDI
1,625 10 Rak 16,25
Mencoba pakaian
TSS HDI
1,26 2 2 Dressing
room 2,52
JUMLAH 1 20,27 10,13
5 30,405
Stage Pertunjukan TSS HDI
0,95 5 1 Panggung 4,75 100%
JUMLAH 1 4,75 4,75 9,5
Plaza Menonton petunjukan
TSS HDI
0,95 550 - - 522,5 50%
JUMLAH 1 522,5 261,2
5 783,75
Menara pandang
Melihat
pemandangan ASS
JUMLAH 1 12
ATM Center Mengambil
uang ASS 3 8 8 Mesin ATM 24 30%
JUMLAH 1 24 7,2 31,2
Ruang serbaguna
Pelajaran
umum TSS HDI
0,95 300 - - 285 30%
JUMLAH 1 285 85,5 370,5
122
Sanggar aeromodellin
g
Berdiskusi TSS HDI
5,3066
20
4 Set 1 meja, 5
kursi 21,22
64 30%
Menyimpan barang
TSS HDI
2,4 4 Lemari
penyimpanan
9,6
JUMLAH 1 30,82
64 9,247
92 40,0743
2
Cafetaria Duduk di meja
makan TSS HDI
3 100 20 Set 1 meja makan, 5
kursi 60 50%
JUMLAH 1 60 30 90
Klinik
Merawat pasien TSS HDI
6
3
2 Ranjang, cabinet,
medical unit 12
30%
Pelayanan konsultasi
TSS HDI
5,76 1 Meja, kursi
utama, kursi tamu
5,76
JUMLAH 1 17,76 5,328 23,088
JUMLAH 2.092,5
7642
SIRKULASI ANTAR RUANG 10% 209,257
642
TOTAL + SIRKULASI FASILITAS PENUNJANG 2.301,8
3406
123
FASILITAS SERVIS
Nama Ruang
Jumlah Ruang
Aktivitas Studi Luas (m2)
Perhitungan Sirkul
asi
Luas Ruang
(m2) Kapasitas Unit Set Perabot
Luas (m2)
Mushola Beribadah NAD 1,17 20 20 Sajadah 23,4
30% Wudhu
TSS HDI
0,98 10 10 Kran air 9,8
JUMLAH 1 33,2 9,96 43,16
Lavatory (Pria)
BAB TSS HDI
1,68
10
5 Toilet 8,4
30% BAK NAD TSS
0,6 5 Urinoir 3
Mencuci muka TSS HDI
0,98 2 Wastafel 1,96
JUMLAH 4 13,36 4,008 69,472
Lavatory (Wanita)
BAB/BAK
TSS HDI
1,68 10
8 Toilet 13,44 30%
Mencuci muka TSS HDI
0,98 2 Wastafel 1,96
JUMLAH 4 15,4 4,62 20,02
Lavatory (Disabilitas
Pria)
BAB/BAK TSS HDI
2,88 1
1 Toilet 2,88 30%
Mencuci muka TSS HDI
0,98 1 Wastafel 0,98
JUMLAH 4 3,86 1.158 20,072
124
Lavatory (Disabilitas
Wanita)
BAB/BAK TSS HDI
2,88 1
1 Toilet 2,88 30%
BAB/BAK TSS HDI
0,98 1 Wastafel 0,98
JUMLAH 4 3,86 1.158 20,072
Ruang Operator
Memproyeksikan proyektor
TSS HDI
3,78
2
2 Meja
proyektor, kursi
7,56
30% Mengontrol sound system
TSS HDI
3,78 2 Meja sound,
kursi 7,56
Menyimpan barang
TSS HDI
2,4 1 Lemari barang
2,4
JUMLAH 1 17,52 5,256 22,776
Ruang MEE
Mengontrol listrik ASS - 1 Panel listrik 5 30%
JUMLAH 5 5 1.5 32.5
Ruang Pompa
Mengontrol
ruang pompa ASS - 1
Mesin Pompa
20 30%
JUMLAH 1 20 6 26
Ruang Genset
Mengontrol
mesin genset ASS - 1
Mesin Genset
30 30%
JUMLAH 1 30 9 39
Ruang AHU
Mengontrol mesin AHU
ASS - 1 Mesin AHU 20 30%
JUMLAH 2 20 5 50
Ruang Chiller
Mengontrol
mesin chiller ASS - 1 Mesin chiller 50 30%
JUMLAH 1 50 15 65
125
Pantry
Menyiapkan makanan
TSS HDI
0,45
3
1 Serving table 0,45
30%
Mencuci peralatan dapur
TSS HDI
3,96 1 Kitchen sink 3,96
Mengambil bahan makanan
TSS HDI
1,35 1 Kulkas 1,35
Membuat makanan
dengan kompor
TSS HDI
2,55 1 Kompor 2,55
Membuat makanan
dengan oven
TSS HDI
1,54 1 Oven 1,54
Duduk di meja makan
TSS HDI
1,68 1 Set meja makan
1,68
JUMLAH 1 11,53 3,459 14,989
Dapur Resto
Menyiapkan makanan
TSS HDI
0,45
6
1 Serving table 0,45
50%
Menyiapkan makanan
TSS HDI
3,96 1 Kitchen sink 3,96
Mengambil bahan makanan
TSS HDI
1,35 2 Kulkas 2,7
Membuat makanan
dengan kompor
TSS HDI
2,55 4 Kompor 10,2
Membuat makanan
dengan oven
TSS HDI
1,54 2 Oven 3,08
126
Menyimpan barang
TSS HDI
2,4 4 Lemari 9,6
JUMLAH 1 29,99 14,99
5 44,985
Dapur Cafetaria
Menyiapkan makanan
TSS HDI
0,45
4
1 Serving table 0,45
50%
Menyiapkan makanan
TSS HDI
3,96 1 Kitchen sink 3,96
Mengambil bahan makanan
TSS HDI
1,35 1 Kulkas 1,35
Membuat makanan
dengan kompor
TSS HDI
2,55 2 Kompor 5,1
Membuat makanan
dengan oven
TSS HDI
1,54 1 Oven 1,54
Menyimpan barang
TSS HDI
2,4 1 Lemari 2,4
JUMLAH 1 14,8 7,4 22,2
Janitor Menyimpan peralatan
TSS HDI
2,4 1 1 Lemari
penyimpanan 2,4 20%
JUMLAH 4 2,4 0,48 11,52
Workshop equipment
Menyimpan peralatan dan
barang
TSS HDI
2,4
2
4 Lemari
penyimpanan 9,6
50% Membuat dan memperbaiki
benda
TSS HDI
1,68 2 Meja
workshop 3,36
127
JUMLAH 1 12,96 6,48 19,44
Gudang Menyimpan
barang NAD HDI
2,4 4 8 Lemari
penyimpanan 19,2 30%
JUMLAH 2 19,2 5,76 49,92
Loading dock
Loading dan
unloading barang
ASS - 25 50%
JUMLAH 1 25 12,5 37,5
JUMLAH 608,626
SIRKULASI ANTAR RUANG 10% 60,8626
TOTAL + SIRKULASI FASILITAS SERVIS 669,4886
LUAS BANGUNAN
Fasilitas Utama 14.110,2212 m2
Fasilitas Penunjang 2.301,83406 m2
Fasilitas Pengelola 442,53 m2
Fasilitas Servis 669,4886 m2
TOTAL 17.524,0738
SIRKULASI 10% 1.752,40739 m2
TOTAL + SIRKULASI 19.276,4812 m2
PEMBULATAN 19.300 m2
128
B. Studi Kebutuhan Luas Parkir
Pengelola
Jumlah pengelola : 104 orang per hari
Mobil (20%) : 21 orang → (80%) 17 mobil
Motor (50%) : 52 orang → (80%) 42 motor
Kendaraan Umum (30%) : 31 orang → (80%) 25 taxi/angkot
Pengunjung
Jumlah pengunjung : 550 orang per hari
Mobil (40%) : 220 orang
2 penumpang (50%) : 110 orang, 55 mobil
4 penumpang (50%) : 110 orang, 27 mobil (Total : 82 mobil)
Motor (40%) : 220 orang → (80%) 176 motor
Kendaraan umum (15%) : 82 orang → (50%) 41 taxi/angkot
Bus pariwisata (5%) : 27 orang → (20%) 5 bus
129
Total Kebutuhan Parkir
Tabel 3.14. Perhitungan Studi Kebutuhan Parkir Sumber : Analisa pribadi
PARKIR KENDARAAN PENGELOLA
Mobil (NAD) (17 x 15 m2) 255 m2
Motor (NAD) (42 x 2 m2) 84 m2
TOTAL (mobil + motor) 339 m2
SIRKULASI 100% 339 m2
TOTAL + SIRKULASI 678 m2
PARKIR KENDARAAN PENGUNJUNG
Mobil (NAD) (82 x 15 m2) 1.230 m2
Motor (NAD) (176 x 2 m2) 352 m2
Bus (NAD) (5 x 30 m2) 150 m2
TOTAL (mobil + motor + bus) 1.732 m2
SIRKULASI 100% 1.732 m2
TOTAL + SIRKULASI 3.464 m2
Total Luas Lahan Parkir
Total Luas Lahan Parkir = Lahan parkir pengelola + Lahan parkir
pengunjung
Total Luas Lahan Parkir = 678 m2 + 3.464 m2 = 4.142 m2
130
3.1.5. Studi Citra Arsitektural
Museum Dirgantara di Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan
bangunan dengan fungsi bangunan pariwisata yang bersifat eduitanment.
Citra arsitektural dapat berupa citra secara fisik dan fungsi. Citra fisik dapat
dilihat melalui penciptaan fasad bangunan. Citra fisik bangunan yang ingin
dikomunikasikan adalah bangunan yang ikonis dan monumental.
Sedangkan citra fungsinya adalah bangunan yang representatif sebagai
tujuan edukasi dan entertainment.
Dasar pemikiran yang dapat digunakan untuk menciptakan citra
arsitektural tersebut antara lain adalah :
- Pemilihan langgam sebagai dasar pemikiran desain. Langgam yang
digunakan adalah langgam postmodern. Metafora akan digunakan
dalam proses desain, dimana merupakan bagian dari langgam post
modern. Dengan menggunakan langgam ini, diharpakan dapat
semakin menginterpretasikan bangunan sebagai sebuah museum
eduitanment yang ikonis dan monumental.
- Detail dan estetika bangunan secara exterior dan interior yang eye
catching.
- Hubungan ruang yang tepat
- Sirkulasi yang runtut dan tidak membingungkan
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut maka bangunan dapat
menunjukkan citranya terhadap pengunjung.
131
3.1.6. Studi Sistem Struktur Bangunan
Sistem struktur yang digunakan pada bangunan dapat dibagi
menjadi struktur bawah, struktur tengah, dan struktur atas.
Tabel 3.15. Studi Sistem Struktur Bangunan Sumber : Analisa pribadi
STRUKTUR PONDASI
Pondasi Footplate
Gambar 3.40. Pondasi Footplate
Sumber: ceritatitinpw.wordpress.com
- Termasuk pondasi dangkal dan lebih cocok digunakan pada bangunan bertingkat rendah
- Digunakan untuk daya dukung tanah anatar 1,5 hingga 2 kg/cm3
- Perbandingan beton 1 pc : 3/2 ps : 3/2 k
Kelebihan Kekurangan
- Lebih ekonomis dari segi baiya pengangkutan
- Tanah yang digali lebih sedikit - Dapat diterapkan pada lahan
dengan kontur jenis apapun
- Tidak lazim digunakan untuk bangunan bertingkat lebih dari 3 lantai
- Waktu persiapan lebih lama karena harus menyiapakan bekisting pondasi terlebih dahulu
- Waktu pengerjaan juga akan lebih lama karena harus menunggu beton kering (±28 hari)
- Perencanaan tulangan termasuk sulit
132
Pondasi Sumuran
Gambar 3.41 Pondasi Sumuran
Sumber : www.projectmedias.blogspot.co.id
- Pondasi dicor ditempat dengan mengebor tanah terlebih dahulu, kemudian dibuat bekisting dan dimasukkan komponen berupa beton dan batu belah
- Digunakan untuk bangunan medium rise – high rise < 10 m
Kelebihan Kekurangan
- Pondasi ini menjadi alternatif dari pondasi tiang pancang, jika kondisi site tidak memungkinkan untuk dicapai oleh kendaraan angkut besar
- Proses pengerjaan tidak terlalu menimbulkan kebisingan karena tidaak diperlukan alat alat berat
- Dalam pengerjaan kurang dapat mengontrol pasangan pondasi, karena agregat dituang dari atas. Membutuhkan banyak agregat karena diameternya yang cukup besar.
- Tidak ada tulangan sehingga kurang tahan terhadap gaya horizontal
Pondasi Tiang Pancang
Gambar 3.42 Pondasi Tiang
Pancang Sumber :
www.projectmedias.blogspot.co.id
Tiang pancang sebagai penyalur beban dari struktur atas ke tanah yang lebih dalam.
Kelebihan Kekurangan
- Ujung pondasi bertumpu pada - tanah keras - Volume beton sedikit. - Cocok untuk daya dukung tanah - rendah.
- Diperlukan alat bor. - Pelaksanaan yang relatif
susah.
133
Pondasi Raft
Gambar 3.43 Pondasi Raft
Sumber: www.kamenschik.com
Pondasi raft digunakan ketika beban kolom atau beban struktural lainnya berdekatan dan pondasi pada saling berinteraksi. Pondasi raft biasanya terdiri dari pelat beton bertulang yang membentang pada luasan yang ditentukan. Pondasi raft sering dipergunakan pada tanah lunak atau longgar dengan kapasitas daya tahan rendah karena pondasi radft dapat menyebarkan beban di area yang lebih besar.
- Dapat digunakan sebagai pondasi pada core bangunan
- Jarang digunakan untuk high rise building
- Mahal
STRUKTUR TENGAH
Skeleton Structure
Gambar 3.44 Skeleton structure
http://www.kamenschik.com/
- Terdiri dari kolom, balok, dan plat
- Sebagai perkuatan struktur ruangan
- Material utama adalah cor beton dan tulangan
- Ekonomis dari perawatannya - Mudah dalam pengerjaan - Resistensi terhadap api cukup
tinggi
- Pengaruh gaya lateral dapat sangat tinggi
- Diperlukan perlakuan khusus, seperti finishing untuk menjaga perfomance terhadap iklim
134
STRUKTUR ATAP
Spaceframe
Gambar 3.45 Spaceframe
Sumber: https://www.indiamart.com/
- Merupakan struktur rangka 3 dimensi
- Spaceframe biasa digunakan dalam konstruksi berbentang lebar. Dimana ruang pada museum memang membutuhkan konstruksi berbentang lebar, sehingga mendukung interior dan kenyamanan bangunan.
- Spaceframe terdiri dari batang aksial, yang biasa digunakan adalah tube dan sambungan (balljoint, mero/ nodel) yang menyambung semua anggota batang.
Kelebihan Kekurangan
- Cocok dan fleksibel mengikuti bentuk bangunan yang diinginkan
- Sifatnya ringan, karena terbuat dari pipa galvanis atau aluminium
- Setiap elemen merupakan fabrikasi, sehingga bentuk dan ukurannya sama dan presisi
- Lebih mudah dalam pengerjaan, lebih kepada proses perakitannya
- Material tergolong mahal - Diperlukan tenaga yang benar-
benar ahli dalam proses perhitungan kekuatan
- Diperlukan tenaga yang benar-benar ahli dalam proses pemasangan, karena tidak semua memahami.
Konstruksi Baja Konvensional
Gambar 3.46 Baja Konvensional
Sumber: http://www.alamsakti.com
- Bentangan baja bisa mencapai 20 m, oleh karena itu dapat dikategorikan sebagai konstruksi bentang lebar
- Menjadi struktur yang populer digunakan pada bangunan yang membutuhkan ruang bebas kolom dengan bentang yang lebar.
135
Kelebihan Kekurangan
- Komponen baja merupakan material prefabrikasi sehingga mudah dalam pemasangan dan pemesanan
- Baja memiliki daktilitas serta modul elastisitas yang tinggi
- Tidak fleksibel seperti kayu dalam pembentukan profil
- Bisa berkarat
Shell
Gambar 3.47 Shell
Sumber: www.ketchum.org
- Material utamanya berupa beton bertulang
- Gaya menyebar ke seluruh permukaan shell
- Dapat diaplikasikan pada bentuk dengan kerumitan tinggi
Kelebihan Kekurangan
- Digunakan pada bangunan bentang lebar dengan bentuk yang rumit sehingga menghasilkan bentuk yang tidak terbaatas
- Bahan mahal - Tingkat kerumitannya tinggi
dalam hal menghitung kekuatan dan membuatnya
Folded Plate
Gambar 3.48 Folded plate Sumber: www.ketchum.org
- Material utamanya berupa beton bertulang
- Gaya menyebar ke seluruh permukaan bidang tekuk
136
Kelebihan Kekurangan
- Kekakuan tinggi - Bermanfaat dalam mengatur
akustik dan cahaya. - Memiliki estetika secara
arsitektural. - Tidak memerlukan balok sebagai
perkuatan
- Biaya yang relatif mahal. - Kesulitan dalam pelaksanaan - karena kurangnya alat modern
dan - tenaga terlatih.- Diperlukan ahli khusus untuk - menganalisis kekuatan dan - dimensi.
3.1.1. Studi Sistem Enclosure
Sistem enclosure pada bangunan Museum Dirgantara ini dapat
dibedakan menjadi :
Tabel 3.15. Penutup Lantai Sumber : Analisa pribadi
PENUTUP LANTAI
Keramik
Gambar 3.49 Keramik
Sumber: http://www.kamenschik.com/
- Berbahan dasar alami yaitu tanah liat
- Tidak hanya digunakan sebagai pelapis lantai tapi juga pelapis dinding
- Motif dan ukuran beragam
Kelebihan Kekurangan
- Dari segi harga terbilang ekonomis - Tidak mudah menyerap noda - Merupakan material yang cukup
familiar, sehingga sudah banyak yang dapat mengerjakannya
- Mudah dipotong dan dibentuk
- Sambungan antar keramik yang disebut nat biasanya masih terlihat
- Nat tersebut mudah kotor - Pada umumnya mudah
pecah karena muai susut karena perubahan suhu
137
maupun menanggung beban yang terlalu berat.
Marmer
Gambar 3.50 Marmer
Sumber: https://www.indiamart.com/
- Terbuat dari batuan marmer
- Ukuran dan profil beragam - Tidak hanya digunakan
sebagai pelapis lantai tapi juga pelapis dinding
Kelebihan Kekurangan
- Nilai estetika tinggi, hal tersebut karena sambungan pada marmer dibuat tidak terlihat.
- Variatif dalam warna dan motif - Cukup kuat menahan beban yang
berat - Tahan terhadap api tidak mudah
menghantar panas - Tidak mudah pecah
- Biaya material relatif tinggi - Cenderung sulit untuk
diperbaiki, karena tidak dapat sembarang dilakukan, ahli nantinya akan melakukan penambalan atau lainnya.
Karpet
Gambar 3.51 Karpet
Sumber: https://indonesian.alibaba.com
- Berfungsi sebagai pelapis lantai
- Memiliki motif dan tekstur yang beragam
- Dapat digunakan sebagai bahan peredam akustik
138
Kelebihan Kekurangan
- Sifatnya elastis dan kuat, sehingga dapat mudah dibentuk
- Tidak perlu memikirkan celah atau mengisi nat seperti keramik
- Mudah dalam pemasangan
- Harga yang mahal dari segi material
- Mudah terbakar - Mudah kotor, karena
terbuat dari karet dan kain yang lentur, sehingg amudah menyerap noda cairan.
Floor Hardener
Gambar 3.52 Floor Hardener
Sumber: http://semenmortarsidoarjo.blogspot.co.id
- Merupakan bahan pengeras dan pelicin lantai beton
- Cara penggunaan dengan menaburkan ke lantai beton yang amsih basah, kemudian ditrowel finish yang nantinya menghasilkan lantai yang keras, rata, halus
Kelebihan Kekurangan
- Cocok digunakan untuk ruangan dengan intensitas sirkulasi yang tinggi dan barang-barang berat, sehinggatahan terhadap benturan
- Umur lantai lebih panjang - Permukaan anti slip - Anti debu
- Terbilang mahal - Pengerjaan harus
digunakan dengan mesin trowel yang tepat dan berkualitas.
139
Tabel 3.17. Dinding Sumber : Analisa pribadi
DINDING
Batu Bata
Gambar 3.53 Batu Bata
Sumber: http://media.rooang.com
- Bahan utama berasal dari tanah liat
- Berfungsi sebagai dinding pengisi maupun pelapis dinding
Kelebihan Kekurangan
- Kedap air - Penolak panas yang baik - Kuat dan tahan lama - Harga relatif murah
- Waktu pemasangan yang cukup lama
- Jika pembakaran bata yang tidak sempurna, akan mengurangi kualitas bata sehingg amudah retak
Partisi Kaca
Gambar 3.54 Partisi Kaca
Sumber: http://buildipedia.com
- Berfungsi sebagai dinding partisi, sehingga tidak dapat menahan beban struktural Transparan dan meneruskan cahaya
- Dimensinya sudah tetap, merupakan produk fabrikasi
Kelebihan Kekurangan
- Perawatan terbilang mudah - Instalasinya terbilang mudah - Nilai estetis arsitektural tinggi
- Mudah pecah, terutama jika mendapatkan tekanan
- Material tidak tahan gempa - Harga material mahal
140
Partisi Kalsiboard
Gambar 3.55 Kalsiboard
Sumber: www. psg-group.blogspot.co.id/
- Berfungsi sebagai dinding partisi, sehingga tidak dapat menahan beban struktural
- Terbuat dari bahan utama gypsum
- Memilik dimensi yang terfabrikasi
Kelebihan Kekurangan
- Tahan terehadap muai dan susut - Durabilitas tinggi - Dari segi material dan
pemasangan terbilang ekonomis
- Tidak kedap suara - Tidak tahan api
Aluminium Composit Panel (ACP)
Gambar 3.56 ACP
Sumber: http://www.aluminium-acp.com
- Berfungsi sebagai pelapis dinding
- Bahan utamanya berasal dari polyetthylene
- Umumnya digunakan sebagai eksterior bangunan
Kelebihan Kekurangan
- Tahan terehadap muai dan susut - Durabilitas tinggi - Material ringan - Dari segi material dan
pemasangan terbilang ekonomis
- Harga material relatif mahal - Terdapat nat panel yang
memicu penumpukan kotor - Lemah terhadap tekanan angin
141
Tabel 3.18. Plafond Sumber : Analisa pribadi
PLAFOND
Gypsumboard
Gambar 3.57 Gypsumboard
Sumber: https://sidamate.en.alibaba.com
- Sebagai penutup dan estetika bagian plafond
- Bahan utama dari gypsum - Dimensinya terfabrikasi
yaitu ukuran 1,2 m x 2,4 m
Kelebihan Kekurangan
- Urusan maintanance lebih mudah - Anti rayap dan tidak mudah terbakar - Banyak ditemukan dipasaran
- Tidak tahan terhadap air - Harga relatif mahal - Tidak tahan benturan
keras, sehingga perlu berhati-hati dalam proses pengerjaan
PVC
Gambar 3.58 PVC
Sumber: https://www.swaldeco.com
- Sebagai penutup dan estetika bagian plafond
- Bahan utama dari polyvynil chloride
Kelebihan Kekurangan
- Plafond terlihat mengkilap - Lebih tahan air dan anti rayap - Kedap suara
- Biaya relatif mahal dan membutuhkan tenaga ahli khusus untuk pemasangannya
142
Plafond akustik
Gambar 3.59 Plafond akustik
Sumber: http://behac.com/
- Sebagai penutup dan estetika bagian plafond
- Biasanya dijual dengan ukuran 60cmx60cm, 60cmx120cm
Kelebihan Kekurangan
- Dapat meredam suara - Terkesan rapi - Instalasi mudah
- Tidak tahan air
Tabel 3.19. Penutup Atap Sumber : Analisa pribadi
PENUTUP ATAP
Polycarbonat
Gambar 3.60 Polycarbonat
Sumber: http://www.ympcsheet.com2
- Berfungsi sebagai penutup atap dengan ketebalan 0,8 cm
- Mentransmisikan sebian cahaya matahari
- Membutuhkan struktur sendiri untuk menopang atap
Kelebihan Kekurangan
- Instalasinya mudah - Merupakan material yang dapat didaur
ulang - Mampu memantulkan radiasi matahari
berlebihan
- Resiko mudah kotor akibat jamur
- Harga material mahal
143
Roof Garden
Gambar 3.61 Roof garden Sumber: http://behac.com/
- Berfungsi sebagai alternatif penciptaan ruang hijau
- Dapat terbuat dari bahan utama beton dan kayu
- Memiliki struktur berlapis yaitu lapisan waterproofing, lapisan pelindung, lapisan drainase, lapisan geotextile, dan media tanam
Kelebihan Kekurangan
- Keuntungan ekologi dapat menciptakan iklim mikro yang sejuk
- Sebagai penghambat laju air hujan, berhubungan dengan kegiatan konservasi air
- Menciptakan ruang baru
- Konstruksi harus dipikirkan secara matang, agar tidak menimbulkan permasalahan di kemuadin hari, khususnya kebocoran
Roof Glass
Gambar 3.62 Roof glass
Sumber: www.hamiltonwindows.co.uk
- Dimensi ketebalan 0.6 cm. - Memiliki berbagai jenis,
ukuran, dan warna. - Mentransmisikan seluruh
cahaya matahari
Kelebihan Kekurangan
- Plafond terlihat mengkilap - Lebih tahan air dan anti rayap - Kedap suara
- Biaya relatif mahal dan membutuhkan tenaga ahli khusus untuk pemasangannya
144
Bitumen
Gambar 3.63 Bitumen
Sumber: www.casafan.it
- Alternatif penutup atap - Memiliki ketahanan
terhadap hujan, terik matahari, dan kelembaban tinggi.
- Bentuk dan desainnya bervariatif
- Komponen material dasarnya berupa serat sintetis yang diresapi dengan aspal dan fiberglass, yang kemudian ditutupi oleh butiran basalt halus/ pasir halus/ shale mineral
- Berbentuk sheet dengan ukuran 100x33cm
Kelebihan Kekurangan
- Setelah selesai pemasangan, sedikit menghasilkan limbah yang terbuang
- Kedap suara saat hujan - Tidak mudah korosi - Tahan terhadap terpaan angin - Tidak menghantarkan listrik - Fleksibel dalam penerapan bentuk
atap
- Tidak memungkinkan untuk digunakan pada atap dengan kemiringan kurang dari 120
- Jika ada perbaikan atap, tukang yang tidak terbiasa dengan pemasangan atap aspal ini akan kesulitan untuk mengganti dan memperbaikinya.
Kalzip
Gambar 3.64 Kalzip
Sumber: www.stylepark.com
- Menggunakan sistem standing steam
- Bahan dasar dari aluminium
145
Kelebihan Kekurangan
- Diaplikasikan di segala jenis atap - Meredaam kebisingan akibat adanya
isulator
- Membutuhkan tenaga yang ahli dalam pengerjaan, karena merupakan teknologi yang baru
3.1.2. Studi Sistem Pencahayaan
A. Sistem Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah sistem pemenuhan kebutuhan
penerangan sebuah bangunan dengan memanfaatkan bantuan sinar
matahari. Pencahayaan alami bertujuan sebagai penghematan
penggunaan energi khususnya energi listrik. Namun dalam penerapannya,
perlu diperhatikan bagaimana panas matahari tersebut dapat direduksi dan
cahaya yang masuk dapat dimaksimalkan. Sistem pencahayaan ini dapat
diterapkan dengan cara :
a. Skylight
Cara ini memanfaatkan masuknya cahaya ke dalam ruangan melalui
material atap transparan. Contohnya adalah kaca, glassblock,
acrylic, dan polycarbonate.
Gambar 3.65. Skylight
Sumber : www.indiamart.com
146
b. Bukaan pada dinding
Cara ini memanfaatkan masuknya cahaya ke dalam ruangan melalui
celah bukaan/ lubang pada dinding. Contohnya adalah jendela,
glassblock, rooster, clerestories.
Gambar 3.66. Clerestories
Sumber : www.pinterest.com
B. Sistem Pencahayaan Buatan
Suatu ruang tidak dapat menerima pencahayaan alami untuk
beberapa alasan, seperti kondisi ruangan yang tehimpit oleh ruang lain atau
memang ruangan tersebut disyaratkan tidak boleh adanya bukaan yang
memungkinkan cahaya alami untuk masuk. Pengaturan cahaya buatan
didasarkann pada kebutuhan intensitas lampu pada fungsi ruang itu sendiri.
Beberapa jenis lampu yang dapat digunakan antara lain :
a. Lampu Flourescent
Membutuhkan daya listrik yang tinggi. Dapat memiliki ketahanan
20.000 jam. Memiliki tingkat iluminasi yang tinggi seperti ruang MEE,
ruang genset, ruang AHU, dan sebagainya.
147
Gambar 3.67. Lampu Flourescent Sumber : www.wahyuspamuji.blogspot.co.id
b. Lampu LED
Lampu yang tidak banyak menghasilkan panas. Tergolong lampu
hemat energi dan memiliki umur yang relatif panjang. Dengan
teknologi yang baru saat ini, lampu ini dapat bertahan hingga 15
tahun lamanya.
Gambar 3.68. Lampu LED Sumber : www.mynameistatas.wordpress.com
c. Lampu Halogen
Memiliki reflektor untuk memfokuskan cahaya sehingga biasanya
digunakan sebagai lampu sorot. Memiliki ketahanan hingga 3000
jam.
148
Gambar 3.69. Lampu Halogen Sumber : www.rozijanet.blogspot.co.id
d. Lampu SL
Bentuknya relatif kecil dibandingkan lampu TL dan daya yang
dibutuhkan lampu ini lebih kecil.
Gambar 3.70. Lampu SL
Sumber : www.boxist.com
Kesan pada obyek dapat dibentuk melalui teknik pencahayaan
interior maupun exterior. Beberapa teknik pencahayaan interior tersebut
antara lain :
149
a. Spotlight
Dengan menggunakan sliding spot rail, model lampu ini bersifat
moveable dan merupakan lampu tipe sorot yang mempertegas
obyek. Arah penerangan lampu ini dapat diubah-ubah.
b. Uplight
Pencahayaan yang dihasilkan lampu mengarah ke atas, hal tersebut
dapat memberikan kesan mewah pada benda koleksi. Pencahayaan
diletakkan dibawah benda untuk menciptakan difuse dan diletakkan
didepan untuk mempertegas obyek.
c. Downlight
Pencahayaan yang dihasilkan lampu mengarah vertikal ke bawah
dimana berfungsi untuk mempertegas obyek yang dipamerkan,
diletakkan di atas benda koleksi. Jenis lampu yang digunakan
berupa halogen, LED, dan metal halide.
d. Luminious ceiling
Teknik ini menggunakan lampu turbular fluorescent yang diatur
dengan grid dari struktural plafond.
e. Indirect luminaire
Pencahayaan ini menggunakan lampu yang menyorot ke plafond
atau ke bagian atas tembok, hal ini menjadikan persebaran cahaya
yang merata.
150
f. Flexibel lighting
Pencahayaan ini dipindahkan dan diatur dimana tipe ini cocok untuk
pameran yang bersifat temporer. Jenis pencahayaan ini antara lain
poer track system, gimbal mounted spot, dan mobil spots.
Pencahayaan untuk exterior dapat merupakan tipe decorative
lighting, hal ini erat hubungannya dengan estetika. Jenis lampunya dapat
merupakan tipe downlight dan uplight. Beberapa teknik pencahayaan
exterior tersebut antara lain :
a. Wallwasher
Lampu ini memiliki fungsi untuk memberikan kesan lebih dari terang
pada bangunan.
Gambar 3.71. Wallwasher
Sumber : www.futurelight.co.z
b. Ground Lamp
Lampu ini biasanya digunakan pada ruang luar seperti taman. Solar
ground lamp dapat menghasilkan energi yang berasal dari sinar
matahari pada saat siang hari.
151
Gambar 3.72. Ground Lamp Sumber : www.amazon.com
3.1.3. Studi Sistem Penghawaan
Penghawaan pada bangunan dapat berupa penghawaan alami
maupun penghawaan buatan.
A. Sistem Penghawaan Alami
Penghawaan alami bertujuan agar tercipta kualitas udara yang baik
melalui pertukaran udara pada ruang. Penerapan penghawaan alami ini
juga bertujuan sebagai upaya penghematan energi. Penciptaan
penghawaan alami dapat berasal dari bukaan pada bangunan seperti
jendela, ventilasi, atau bouvenlicht. Penghawaan alami dapat
dimaksimalkan dengan juga memikirkan memikirkan orientasi bangunan.
B. Sistem Penghawaan Buatan
Kebutuhan akan penghawaan buatan diakibatkan oleh ruangan yang
tidak memungkinkan untuk mendapatkan penghawaan alami. Penghawaan
buatan digunakan untuk memperoleh kenyamanan thermal dalam ruang.
152
Untuk menciptakan kenyaman thermal tersebut dapat digunakan alat-alat
sebagai berikut :
a. AC Sentral
Sistem AC yang diatur dari pusat. Banyak digunakan pada ruangan
yang bersifat publik seperti hall, ruang serbaguna, ruang pameran,
dan beberapa ruangan dengan skala besar lainnya. Media
pendinginan menggunakan air es pada kondensor. Hasil daeri es
disalurkan ke AHU (Air Handling Unit) melalui pipa ducting.
Gambar 3.73. Alur AC Sentral
Sumber : teknisi-elektro.blogspot.co.id
b. AC Split
Tingkat kedinginan dapat diatur sendiri oleh pengguna. Sistem
pendinginan udara langsung disalurkan ke ruangan tidak melalui
ducting. Karena sifatnya yang lebih fleksibel tersebut, biasanya
153
digunakan pada ruangan yang tidak begitu membutuhkan suhu yang
tetap.
Gambar 3.74. AC Split
Sumber : pekerja-jenius.blogspot.co.id
c. Exhaust Fan
Digunakan untuk membantu sirkulasi udara yang dibutuhkan oleh
benda koleksi pada ruang pameran. Selain itu digunakan juga pada
ruangan yang menghasilkan limbah udara seperti kamar mandi.
Gambar 3.75. Exhaust Fan
Sumber : www.greenhousemegastore.com
154
3.1.4. Studi Sistem Utilitas
A. Sistem Distribusi Air Bersih
Sumber air bersih berasal dari PDAM yang didistribusikan melalui
pipa-pipa jaringan ke lingkungan. Ada dua jenis sistem penyaluran yaitu :
a. Sistem Up-Feed
Air ditampung di tandon bawah kemudian didistribusikan oleh pompa
listrik ke ruangan-ruangan yang membutuhkan air bersih.
b. Sistem Down-Feed
Air ditampung di tandon atas kemudian didistribusikan dengan gaya
gravitasi menuju ke ruangan-ruangan yang membutuhkan air bersih.
Bagan 3.8 Sistem Up-feed dan down-feed Sumber : Analisa pribadi
Sumber Air
Bersih
Tandon
Bawah
Tandon Atas
Pompa
Plumbing
Ruangan yang
Butuh Air
Downfeed
Upfeed
Sumber Air
Bersih
Tandon
Bawah Pompa Plumbing
Ruangan yang
Butuh Air
155
B. Sitem Pengolahan Limbah
Sistem penyaluran limbah dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Sistem one pipe
Pada sistem ini, jaringan air kotor dialirkan pada sebuah pipa dengan
ujung yang selalu terbuka (vent stack).
b. Sistem two pipe
Pada sistem ini, jaringan air kotor dialirkan dengan pipa yang
berbeda berdasarkan jenisnya. Jenis air tinja/ black water dibuang
melalui soil pipe dan air kotor selain air tinja/ grey water dibuang
melalui water pipe.
Limbah olah/buang didistribusikan dengan cara yang berbeda-beda
tergantung pada jenis limbahnya, diantaranya :
a. Jaringan Limbah Cair (Grey Water)
Limbah cair ini dialirkan ke dalam bak pengumpul yang nantinya
akan diolah pada filter organik dan kemudian digunakan kembali
sebagai media penyiraman tanaman. Sedangkan untuk air yang
telah mengendap pada filter organik terlalu lama karena jarang
terpakai, langsung dibuang menuju saluran kota melalui bak kontrol.
Bagan 3.9 Sistem Limbah Cair Sumber : Analisa pribadi
Grey
Water Bak
Penampung
g
Sewage
Treatment Plant Saluran
Kota
156
b. Jaringan Air Hujan
Air hujan yang jatuh ke atap bangunan akan dikumpulkan pada
talang yang berujung pada ground tank pengumpul air hujan. Tanpa
melalui filtrasi khusus, air hujan ini dapat langsung digunakan
sebagai flush toilet.
Bagan 3.10 Jaringan air hujan Sumber : Analisa pribadi
c. Jaringan Limbah Padat (Black Water)
Limbah padat / black water yang dimaksud pada bangunan ini adalah
limbah yang berasal dari kotoran manusia. Limbah padat pada
hakikatnya kan terurai pada bio septicktank, namun limbah padat ini
masih dapat digunakan kembali untuk media penyuburan media
tanam dengan melalui filtrasi organik.
Bagan 3.11 Jaringan limbah padat Sumber : Analisa pribadi
Black
Water Septictank Resapan
Rain
Water Talang Ground
Tank Toilet PDAM
157
3.1.5. Sistem Penangkal Petir
Keamanan bangunan dari sambaran petir dapat diminimalkan
dengan pengaplikasian penangkal petir yang dapat digunakanpada
bangunan lebih dari satu lantai. Pada umumnya penangkal petir yang sering
digunakan terdapat dua tipe yaitu Sistem Franklin dan Sistem Faraday.
3.1.6. Sistem Jaringan Listrik
PLN menjadi sumber utama yang menyuplai listrik ke bangunan.
Genset digunakan saat sumber listrik dari PLN terputus atau mati.
3.1.7. Manajemen Sampah
Dalam proses manajemen sampah terdapat beberapa jenis antara
lain :
a. Shaft Sampah
Pada gedung bertingkat sampah disalurkan melalui sebuah shaft
vertikal khusus. Sampah dari level tertentu dikumpulkan ke dalam
sebuah bak sampah yang nantinya akan diangkut oleh petugas. Atau
sampah yang telah terkumpul pada shaft pembuangan akhir
kemudian dibakar.
158
b. Biopori
Sampah jenis organik dapat dibusukkan pada lubang biopori. Pada
lubang tersebut sampah organik dibusukkan oleh bakteri pengurai.
Lubang-lubang biopori tersebut juga dapat meningkatkan daya serap
dari tanah.
3.1.8. Sistem Transportasi
a. Tangga
Sistem transportasi konvensional dengan sudut kemiringan 280-350,
ketinggian optrade umumnya 15-18 cm, lebar aantrade umumnya
25-30 cm (perbandingan aantrade dan optrade adalah a+2u=62cm-
65cm), sebagai keamanan maka perlu diberi sebuah railing dengan
ketinggian pada umumnya 80-90 cm.
b. Ramp
Ramp digunakan untuk menghubungan level lantai yang berbeda.
Kemiringan yang dianjurkan adalah 70 atau dengan perbandingan
1:7. Karena bentuknya yang miring, maka harus diperhatikan tentang
pemilihan materialnya agar tidak licin.
c. Lift
Lift merupakan sistem sirkulasi vertikal yang digunakan untuk orang
maupun barang. Oleh karena itu perlu adanya pemisahan antara lift
orang dan lift barang. Ukuran lift juga harus memikirkan dimensi
pengguna, termasuk penyandang disabilitas. Menurut Peraturan
159
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/20 06 ukuran bersih
ruang dalam adalah 140x140cm.
d. Electric Scissor Lift
Alat ini digunakan untu mengangkut benda pameran yang
berdimensi besar ke lantai dua. Electric Scissor Lift dapat
menjangkau ketinggian 4 meter hingga 18 meter. Beban yang dapat
diangkut mencapai 2500 kg.
e. Hand pallet dan forklift
Hand pallet merupakan alat manual yang digunakan untuk
membawa barang hingga 1 ton ke gudang. Sedangkan forklift adalah
kendaraan yang digunakan untuk memindah barang dengan berat
sampai 3 ton dan jangkauan 5 meter.
3.1.9. Fire Fighting System
Berdasarkan penggunaannya, penanggulangan terhadap bahaya
kebakaran dibedakan menjadi dua yakni :
Penanggulangan Pasif
Bangunan merespon secara pasif dengan penggunaan material dan
struktur tahan api. Beberapa contoh penanggulangan pasif diantaranya :
160
- Tangga Darurat
Tangga yang berfungsi sebagai sirkulasi dan evakuasi. Biasanya
terbuat dari pasangan satu batu yang tinggi resistensinya terhadap
api. Biasanya juga dijadikan core pada sebuah bangunan.
Gambar 3.76. Tangga Darurat Sumber : www.surabaya.proxsisgroup.com
- Pintu Darurat
Pintu darurat tidak digunakan sebagai sirkulasi umum. Pintu ini
dibuat untuk memberikan jalan atau jalur evakuasi terhadap adanya
ancaman dari bencana. Oleh karena itu pintu darurat biasanya dibuat
untuk langsung mengeluarkan orang keluar bangunan dari ruangan
dengan kapasitas orang yang tinggi.
161
Gambar 3.77. Pintu Darurat Sumber : www.fjb.kaskus.co.id
- Smoke detector dan Sprinkler
Biasanya kedua alat ini merupakan kombinasi dalam satu perangkat
dan saling bekerja sama. Ketika smoke detector mendeteksi asap,
secara otomatis akan mengirimkan perintah kepada sprinkler untuk
menyalakan pemindaian pemadaman kebakaran. Dalam
perkembangannya ditambahkan instalasi alarm guna
memperingatkan para pengguna bangunan akan bahaya kebakaran.
Gambar 3.78. Smoke Detector & Sprinkler Sumber : www.mircom.com
162
Penanggulangan aktif
Dalam penanggulangan aktif membutuhkan pengguna bangunan
dalam upaya memadamkan kebakaran yang terjadi. Beberapa contoh alat
pemadam kebakaran tersebut antara lain :
APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
APAR berupa tabung vakum berisi Nitrogen yang biasanya berwarna
merah. Nitrogen merupakan gas yang anti terhadap api. Biasanya
diletakkan di ruangan yang berpotensi terjadi kebakaran.
Gambar 3.79. APAR Sumber : www.alat-pemadam.co.id
Hydrant
Hydrant pada bangunan publik dibedakan menjadi 2 jenis
berdasarkan zona peletakannya yakni :
Hydrant bangunan
Hydrant bangunan biasa diletakkan di dalam bangunan publik.
Peletakan hydrant ini sebaiknya diletakkan pada jarak 35 meter
antara satu dengan yang lain untuk menghemat pengadaan hydrant.
163
Gambar 3.80. Hydrant Bangunan Sumber : www.alat-pemadam.co.id
Hydrant pekarangan
Hydrant pekarangan terletak pada pekarangan bangunan untuk
mengantisipasi ruang luar kebakaran.
Gambar 3.81. Hydrant Pekarangan Sumber : www.alat-pemadam.co.id
Bagan 3.12 Sistem pemadam Sumber : Analisa pribadi
Kebakaran
Smoke
Detector Alarm Sprinkler
Petugas pemadam kebakaran, APAR, Hydrant
164
3.1.10. Sistem Telekomunikasi
Sistem komunikasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu
telekomunikasi internal maupun eksternal. Komunikasi internal biasanya
digunakan antar pengelola, alatnya dapat berupa walky talky, dan jaringan
telepon. Untuk telekomunikasi eksternal dapat berupa jaringan telepon
interlokal dan internet.
3.1.11. Sistem Keamanan
Sistem keamanan sangat penting untuk bangunan publik terutama
bangunan yang memiliki benda-benda bernilai tinggi dan juga rawannya
tindak kriminalitas di tengah kepadatan pengunjung. Alat-alat yang dapat
digunakan untuk menjaga keamanan antara lain :
a. Walk-through metal detector
Perangkat ini digunakan untuk mendetekasi barang bawaan
pengunjung yang terbuat dari metal. Hal ini untuk mengantisipasi
orang yang membawa benda tajam atau senjata yang
membahayakan keselamatan.
Gambar 3.82. Walk-through metal detector Sumber : www.amazon.com
165
b. CCTV
Perangkat ini digunakan untuk memantau setiap sudut ruangan
melalui layar monitor. Terdapat dua saluran utama untuk
mengirimkan informasi audio visual, yaitu melalui konfigurasi kabel
dan penggunaan pemancar nirkabel untuk dapat memberikan
informasi ke pengguna.
Gambar 3.83. CCTV Sumber : www.silver-lining.com
c. Alarm pencuri
Perangkat ini digunakan untuk mengantisipasi adanya pencurian dari
barang koleksi museum. Alarm ini dapat mendeteksi gerakan yang
ada melalui inframerah. Dapat diterapkan pada jendela, ketika kaca
dipecahkan maka alarm akan berbunyi.
3.1.12. Studi Pemanfaatan Teknologi
Museum saat ini diharapkan dapat mengikuti perkembangan jaman.
Dengan memasukkan teknologi ke dalam museum, diharapkan dapat
membuat sebuah wisata edutainment yang lebih interaktif. Beberapa
teknologi yang dapat diterapkan dalam museum dirgantara antara lain :
166
a. Virtual Reality
Teknologi yang membuat pengguna atau user dapat berinteraksi
dengan lingkungan yang ada dalam dunia maya yang disimulasikan
oleh komputer, sehingga pengguna merasa berada di dalam
lingkungan tersebut.
Gambar 3.84. Virtual Reality
Sumber : www.latinoweeklyreview.com
b. Augmented Reality
Augmented reality adalah teknologi yang memungkinkan orang
melihat obyek maya dalam bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi
yang diproyeksikan ke dunia nyata. User tidak dapat melihat obyek
dengan mata telanjang, sehingga diperlukan alat bantu seperti
kacamata.
Gambar. 3.85 Augmented Reality
Sumber : www.nlr.org
167
c. Interactive LED Floor
Interactive LED Floor denagn program animasi dengan ouput
projector dilengkapi dengan sensor detector yang memungkinkan
animasi tersebut mengikuti setiap gerak langkah yang dilakukan oleh
orang.
Gambar. 3.86 Interactive LED Floor
Sumber : www.interest.com
d. Travelator (moving walks)
Travelator berguna sebagai alat transportasi vertikal maupun
horizontal. Travelator dapat juga disebut ramp berjalan. Travelator
memungkinkan meringankan pekerjaan orang untuk berjalan ketika
melihat pameran.
Gambar. 3.87 Travelator
Sumber : www.shanghaisling.com
168
3.2. Analisa konteks lingkungan
3.2.1. Analisa pemilihan lokasi
Lokasi terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini didasarkan
pada :
Pada peristiwa 1945-1949 DIY memegang peran penting sebagai
tempat lahir dan pusat perjuangan TNI Angkatan Udara.
DIY adalah tempat penggodokan Taruna-Taruna Angkatan Udara
(Karbol) calon Perwira TNI AU.
Terdapat 5 kabupaten/kota di DIY. Kabupaten Kulonprogo dan
Kabupaten Gunung Kidul menjadi alternatif perancangan Museum
Dirgantara ini. Kedua kabupaten tersebut dipilih mengacu pada :
Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang dan Wilayah DIY Tahun
2009-2029
Pasal 66 Arahan kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 64, meliputi: kawasan pariwisata budaya
terletak di Kabupaten Sleman, Bantul, Kulon Progo, Gunungkidul,
dan Kota Yogyakarta.
169
Statistik Kepariwisataan DIY tahun 2016, Dinas Pariwisata DIY
Tabel 3.20. Statistik Kepariwisataan DIY Tahun 2016 Sumber : Dinas Pariwisata DIY
JENIS WISATA
WILAYAH
KA
B. S
LE
MA
N
KA
B. B
AN
TU
L
KA
B.
KU
LO
NP
RO
GO
KA
B. G
UN
UN
G
KID
UL
KO
TA
YO
GY
AK
AR
TA
Situs Sejarah & Budaya/ Situs Purbakala
9 - - - 14
Museum 7 6 - - 5
Kampung Wisata & Obyek Wisata lainnya
31 22 16 12 4
JUMLAH 47 28 16 12 23
Dari data pengunjung daya tarik wisata di DIY tahun 2016 didapatkan
jumlah obyek wisata di setiap kabupaten/kota di DIY. Daerah dengan
jumlah obyek paling sedikit berada di Kabupaten Kulon Progo dan
Kabupaten Gunung Kidul. Untuk memecah konsentrasi pariwisata di DIY,
maka potensi adanya obyek wisata baru dapat diletakkan di kedua
kabupaten tersebut.
170
Tabel Justifikasi Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Gunung
Kidul
Tabel 3.21. Tabel Justifikasi Kab. Kulon Progo dan Kab. Gunung Kidul Sumber : Analisa Pribadi
KAB. KULON PROGO KAB. GUNUNG KIDUL
Berjarak 28 km dari Kota Yogyakarta sebagai pusat kegiatan nasional via Jalan Yogyakarta – Wates
Berjarak 47.7 km dari Kota Yogyakarta sebagai pusat kegiatan nasional via Jalan Nasional III
Topografi Zona Utara : 500-1000 mdpl Zona Tengah : 100-500 mdpl Zona Selatan : 0-100 mdpl Didominasi daerah perbukitan di utara dan dataran rendah persawahan di tengah dan selatan.
Topografi Zona Utara : 200-700 mdpl Zona Tengah : 150 – 200 mdpl Zona Selatan : 0-300 mdpl Didominasi daerah perbukitan karst yang mengakibatkan daerah ini kurang subur.
Berbatasan dengan Sleman, Magelang, Purworejo, Muntilan. Dimana kota-kota tersebut biasa dilewati orang ketika menuju kota besar atau pantura.
Berbatasan dengan Klaten, Wonogiri, Pacitan. Dimana Wonogiri dan Pacitan masih kurang prospektif secara ekonomi.
Untuk aksesibilitas, Kulonprogo dilewati 2 jalur prasarana perhubungan yang merupakan perlintasan nasional di Pulau Jawa, yaitu jalan Nasional sepanjang 28,57 km dan jalur kereta api sepanjang 25 km.
Untuk aksesibilitas, sipil sering mengalami permasalahan mengenai transportasi khususnya bagi yang ingin mengunjungi obyek wisata dan Gunung Kidul tidak dilalui jalur kereta api.
Rasio panjang jalan/ luas wilayah adalah 1,49. Dimana setiap 1 km2 luas wilayah tersedia panjang jalan rata-rata 1,46 km. (Sumber : BPS DDA DIY 2017)
Rasio panjang jalan/ luas wilayah adalah 0,65. Dimana setiap 1 km2 luas wilayah tersedia panjang jalan rata-rata 650 m. Rasio ini merupakan rasio terendah dari semua kabupaten di DIY. (Sumber : BPS DDA DIY 2017)
Masterplan New Yogyakarta Internationa Airport (NYIA)
171
Dari tabel justifikasi tersebut maka dipilih Kabupaten Kulonprogo
sebagai lokasi perancangan Museum Dirgantara.
Kabupaten Kulon Progo
Kabupaten Kulon Progo terletak paling barat di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Ibukotanya dalah Wates dengan luas wilayah kabupaten
adalah 58.627,512 Ha. Batas wilayah Kabupaten Kulon Progo adalah :
Barat : Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa Tengah
Timur : Kabupaten Sleman dan Bantul, Propinsi DIY
Utara : Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah
Selatan : Samudera Hindia
Kabupaten Kulon Progo terdiri dari 12 kecamatan, 87 desa 1
kelurahan, 918 pedukuhan, 1.885 rukun warga, dan 4.469 rukun tetangga.
Kecamatan yang ada di Kabupaten Kulon Progo adalah :
Kecamatan Girimulyo
Kecamatan Galur
Kecamatan Kalibawang
Kecamatan Kokap
Kecamatan Lendah
Kecamatan Nanggulan
Kecamatan Panjatan
172
Kecamatan Pengasih
Kecamatan Samigaluh
Kecamatan Sentolo
Kecamatan Temon
Kecamatan Wates
Gambar. 3.88 Peta Kab.Kulon Progo Sumber : www.slideshare.net
Berdasarkan hasil pemetaan potensi ekonomi unggulan non
pertanian di setiap wilayah kabupaten/kota. Keunggulan tersebut tentunya
akan mendukung jika proyek terbangun.
173
Kategori unggulan utama adalah :
a. Aktivitas Keungan dan Asuransi
b. Aktivitas Kesehatan Manusia
Kategori yang potensial untuk dikembangkan adalah :
a. Konstruksi
b. Perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan sepeda
motor
c. Penyediaan akomodasi dan makan minum
Peluang dan Tantangan Hadirnya New Yogyakarta International
Airport (NYIA) di Kulonprogo
Bandara NYIA sedang dalam proses pembangunan dan rencananya
akan mulai beroperasi pada tahun 2019. Hadirnya bandara baru akan
menjadi pintu masuk bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Adanya bandara baru tentunya juga akan menciptakan banyak kesempatan
kerja baru terkait dengan operasional dan pengelolaan bandara maupun
sektor lain yang muncul berkaitannya dengan keberadaan.
Fungsi wisata tidak didetailkan secara khusus dan spesifik pada
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2032,
maka diasumsikan bahwa Museum Dirgantara ini termasuk dalam
bangunan wisata sebagai penunjang pendidikan.
174
Berkaitan dengan peruntukan tata letak peruntukan wisata yang juga
menunjang pendidikan, maka merujuk pada Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2032, Pasal 7 ayat 2 menjelaskan
bahwa rencana fungsi pusat pelayanan sistem perkotaan meliputi :
- PKL Perkotaan Temon (Kecamatan Temon) dengan fungsi
pelayanan sebagai kawasan pertanian, pariwisata, industri,
perkebunan, dan agropolitan.
- PKL Perkotaan Brosot (Kecamatan Galur) dengan fungsi pelayanan
sebagai pariwisata, industri, dan pertambangan.
Kecamatan Temon
Memiliki luas wilayah sebesar 3.629,09 Ha dengan rincian penggunaan
lahan :
- wetland 1.065,70 Ha,
- dryland 1.262,83 Ha,
- building 676,33 Ha, dan
- lainnya 624,23 Ha.
175
Gambar. 3.89 Peta Adm. Kecamatan Temon
Sumber : https://www.slideshare.net
Terdiri dari 15 desa, 96 pedukuhan, 401 RT, 166 RW dengan jumlah
penduduk 26.048 jiwa. Desa yang terdapat di Kecamatan Temon antara
lain Jangkaran, Sindutan, Palihan, Glagah, Kalidengen, Plumbon,
Kedundang, Demen, Kulur, Kaligintung, Tewon Wetan, Temon Kulon,
176
Kebon Rejo, Janten, Karang Wuluh. Wilayah yang membatasi Kecamatan
Temon adalah :
- Utara : Kecamatan Kokap
- Selatan : Samudera Hindia
- Barat : Kecamatan Wates
- Timur : Kabupaten Purworejo (Jawa Tengah)
Aspek sarana turut menciptakan kualitas suatu lingkungan. Terlebih
jika akan merencanakan sebuah tempat tujuan wisata. Wisatawan bisa jadi
tidak hanya melakukan kunjungan daerah dalam waktu satu hari. Beberapa
sarana yang ada di Kecamatan Temon antara lain :
- Pendidikan merupakan salah satu hal yang akan ditunjang dalam
perancangan museum ini. Banyaknya sekolah yang ada di
Kecamatan Temon ada 29 TK, 26 SD, 3 SLTP, 1 SLTA, dan 4 SMK.
- Banyaknya sarana kesehatan menurut jenisnya ada 1 rumah sakit,
2 puskesmas, 5 pustu, 3 poskesdes, 1 rumah sakit bersalin, 7
praktek dokter.
- Banyaknya tempat peribadatan ada 48 masjid, 93 mushola, 6 gereja.
- Banyaknya alat komunikasi ada 1 kantor pos, 3 warnet.
- Banyaknya sarana ekonomi ada 6 pasar, 3 SPBU, 7 toserba
minimarket, 5 restoran.
177
Potensi Lokasi dari Kecamatan Temon
- Merupakan kawasan yang direncanakan sebagai fungsi pelayanan
pariwisata dengan topografi relatif datar.
- Dekat dengan ibukota kabupaten, yaitu berjarak 7 km dari Wates
namun berjarak 40 km dari Kota Yogyakarta sebagai pusat kegiatan
nasional. Dalam hal ini Wates merupakan merupakan pusat
pemerintahan, pendidikan, kesehatan, olahraga, perdagangan, jasa
bagi daerah.
- Dilalui Jalan Nasional III, hal ini berkaitan dengan kegiatan
pencapaian pengunjung dan juga kemudahan loading barang,
khususnya koleksi pesawat yang harus diangkut menggunakan
trailer. Sehingga akses jalan menjadi salah satu hal yang penting dan
menjadi kebutuhan primer jika museum terbangun nantinya.
- Dilalui jalur jalan lintas pantai selatan atau Jalan Daendels yang
merupakan jalur alternatif perhubungan.
- Program pembangunan transportasi kereta ringan atau Light Rail
Transit (LRT) sepanjang 75 kilometer yang menghubungkan
Tempel-Yogya-Parangtritis-Temon oleh Pemda DIY (Sumber :
Kedaulatan Rakyat, Kamis 1 Februari 2018)Terdapat 2 wisata
pantai, 5 wisata sejarah, dan 4 wisata jenis lainnya. Karena variasi
tersebut maka dapat menjadi daya tarik pengunjung untuk datang ke
daerah ini.
178
- Masterplan New Yogyakarta International Airport. Hal tersebut
menjadikan Kecamatan Temon sebagai gerbang yang pertama kali
dikunjungi oleh wisatawan ketika memasuki DIY. Sehingga pastinya
akan meningkatkan kegiatan ekonomi di sekitar bandara.
Kendala Lokasi dari Kecamatan Temon
- Dekat dengan samudera hindia, yang mana tetap perlu diwaspadai
akan bencana
Kecamatan Galur
Memiliki luas wilayah sebesar 3.291,24 Ha dengan rincian penggunaan
lahan :
wetland 1.225,65 Ha,
dryland 956,23 Ha,
building 217,77 Ha, dan
lainnya 891,59 Ha.
179
Gambar. 3.90 Peta Adm. Kecamatan Galur
Sumber : https://www.slideshare.net
Terdiri dari 7 desa, 75 dusun, 148 RW, 311 RT dengan jumlah
penduduk 30.524 jiwa. Desa yang terdapat di Kecamatan Galur antara lain
Karangsewu, Banaran, Kranggan, Nomporejo, Brosot, Pandowan,
Tirtorahayu.
Utara : Kecamatan Lendah
Selatan : Samudera Hindia
Barat : Kecamatan Panjatan
Timur : Kabupaten Bantul
180
Beberapa sarana yang ada di Kecamatan Galur antara lain :
- Pendidikan merupakan salah satu hal yang akan ditunjang dalam
perancangan museum ini. Banyaknya sekolah yang ada di
Kecamatan Galur ada 42 TK, 27 SD, 4 SLTP, 2 SLTA, dan 2 SMK.
- Banyaknya sarana kesehatan menurut jenisnya ada 4 poskesdes, 2
puskesmas, 4 pustu, 2 rumah sakit bersalin, 5 dokter praktek.
- Banyaknya tempat peribadatan ada 76 masjid, 30 mushola, 50
langgar, 2 gereja.
Potensi Lokasi dari Kecamatan Galur
- Merupakan kawasan yang direncanakan sebagai fungsi pelayanan
pariwisata dengan topografi relatif datar, khususnya Desa Brosot.
- Berjarak 14.5 km dari Wates sebagai Ibukota Kabupaten dan 26.5
km dari Kota Yogyakarta.
- Dilalui jalur jalan lintas pantai selatan atau Jalan Daendels yang
merupakan jalur alternatif perhubungan yang melintas dari Anyer
sampai Panarukan.
- Pengembangan kawasan selatan Kecamatan Galur sebagai pusat
perdagangan dan wisata pantai. Kecamatan ini berbatasan dengan
pantai selatan yang berpotensi sebagai pengembangan wisata
bahari. Sebetulnya sudah ada kegiatan wisata alam namun belum
dilaksanakan secara terarah. Ditemukan juga adanya penangkaran
181
penyu dan juga kegiatan budaya sedekah laut yang dilaksanakan
masyarakat.
Kendala Lokasi dari Kecamatan Galur
- Ketersediaan sarana transportasi yang kurang memadai. Ditemukan
satu terminal yaitu terminal Brosot.
- Infrastruktur jalan yang kurang memadai. Aksesibilitas merupakan
bagian yang penting dari perencanaan bangunan tujuan pariwisata.
- Termasuk daerah rawan bencana banjir. Banjir yang dimaksud
adalah sebatas genangan.
Tabel 3.22. Tabel Penilaian Kecamatan Sumber : Analisa Pribadi
MATRIKS KUALITAS LOKASI
Kualitas Bobot Kecamatan
Temon Kecamatan
Galur
Skor BobotxSkor Skor BobotxSkor
Wilayah peruntukan wisata kota pariwisata
20% 90 18 80 16
Jangkauan urban 25% 85 21,25 75 18,75
Aksesibilitas 20% 80 16 80 16
Sarana dan prasarana memadai
20% 85 17 75 15
Prospek ekonomi masa depan kota
15% 85 12,75 75 11,25
TOTAL 85 77
182
3.2.2. Analisa pemilihan tapak
A. Studi Luas Tapak
a. Regulasi Kecamatan Temon
- Koefisian Dasar Bangunan (KDB) maksimum 30%
- Koefisian Lantai Bangunan (KLB) maksimum 60%
- Garis Sempadan Bangunan (GSB)
o Garis sempadan batas depan bangunan : berjarak 12,5 m
untuk jalan Kabupaten Utama, berjarak 11 m untuk jalan
Kabupaten Madya. Garis sempadan pagar pekarangan :
berjarak 10,5 untuk jalan Kabupaten Utama, berjarak 9 m
untuk jalan Kabupaten Madya.
o Garis sempadan jalan lingkungan dengan lebar 6 m atau
lebih yaitu berjarak 8 m untuk bangunan, berjarak 4,5 m
untuk pagar pekarangan.
o Garis sempadan jalan lingkungan dengan lebar kurang dari
6 m yaitu berjarak 6 m untuk bangunan, berjarak 3,5 m untuk
pagar pekarangan.
- Ruang Terbuka Hijau (RTH) minimal 30%
b. Kebutuhan Ruang Terpogram
= 17.524,0738 m2 x 10% (sirkulasi antar massa bangunan)
= 17.524,0738 m2 + 1.752,40739 m2 = 19.276,4812 m2
183
c. Luas Lantai Dasar
= KDB 30% x Luas Kebutuhan Tapak
= 30% x 19.276,4812
= 5.782,94436 m2
d. Luas Area Terbuka
Total Luas Lahan Parkir = 678 m2 + 3.464 m2 = 4.142 m2
e. Luas Ruang Terbuka Hijau
= 30% x Kebutuhan Total Ruang
= 30 % x 25.059,4256
= 7.517,82767 m2
f. Total Luas Kebutuhan Lahan
= Ruang Terpogram + Luas Area Terbuka + Ruang Terbuka Hijau
= 19.276,4812 m2 + 4.142 m2 + 7.517,82767 m2
= 30.936,3089 m2
g. Perhitungan KLB
= 60% x Kebutuhan Ruang Terpogram
= 60% x 19.276,4812 m2
= 60% x 19.276,4812 m2
= 11.565,8887 : 5.782,94436 m2 (KDB) = 2 lantai
184
B. Alternatif Tapak
Alternatif tapak A
Gambar. 3.91 Batas Tapak Alternatif A Sumber : Dokumentasi Pribadi
Batas-batas alternatif tapak A
Utara : Pematang sawah, permukiman penduduk
Timur : Jalan lingkungan
Barat : Jalan lingkungan
Selatan : Jalan Nasional III
(Jalan Magelang – Purworejo, Purworejo - Jogja)
185
Berikut adalah tabel 3.18 yang menjelaskan tentang kekuatan dan
amenitas dari tapak A :
Tabel 3.23. Analisa Tapak A Sumber : Analisa Pribadi
Aspek Kekuatan Alami
Iklim Memiliki iklim tropis 25 – 340C
Topografi Memiliki kemiringan tanah 0 - 2%
Vegetasi Memiliki potensi untuk ditanami tanaman tahunan
Potensi sumber air Sumber air berasal dari PDAM
Arah angin Arah angin dari barat daya ke timur laut
Keadaan lingkungan
Tapak berupa area persawahan, dekat dengan area permukiman penduduk yang jarang, dekat dengan perbankan dan pom bensin di jalan arteri primer (Jalan Nasional III)
Aspek Kekuatan Buatan
Peraturan Pemerintah
Peraturan Daerah Kulon Progo Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2032, Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor : 40 Tahun 2005 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Pantai Selatan Tahun 2005 - 2015
Regulasi
KDB yang diijinkan maksimum 30% KLB yang diijinkan maksimum 60% GSB untuk Jalan Nasional (Jalan Kabupaten Utama) adalah minimal 12 ,5 meter Jalan disekitar tapak merupakan jalan lingkungan dengan lebar 2 m. Garis sempadan jalan lingkungan dengan lebar kurang dari 6 m yaitu berjarak 6 m untuk bangunan, berjarak 3,5 m untuk pagar pekarangan.
Fungsi dan hierarki Pertanian, pariwisata, industri, perkebunan, dan agropolitan
Aspek Amenitas Alami
View
View to site : area persawahan
View from site : Area permukiman warga, area persawahan, pegunungan
Topografi Datar dengan kemiringan lahan 0 - 2%
Air Rata-rata curah hujan per bulan adalah 164 mm dan hari hujan 8 hh per bulan
Aspek Amenitas Buatan
Berada tepat di Jalan Nasional III
186
Jaringan kota/ kawasan
Akses utama melalui Jalan Nasional III (Jalan Purworejo – Jogja)
Terdapat jaringan telepon, jaringan listrik, drainase
Citra arsitektural
Belum banyak ditemukan bangunan di sekitar tapak. Bangunan didominasi permukiman penduduk yang jarang. Karakter rumah penduduk sudah banyak yang modern.
Kelebihan
Dekat dengan ibukota kabupaten yaitu Kecamatan Wates sebagai
pusat pelayanan publik
Dekat dengan bangunan pendidikan
Berada di jalan primer yaitu Jalan Nasional III
View from site pemandangan alam pegunungan dan area
persawahan
Jalan dapat dilalui kendaraan angkut berukuran besar
Topografi tapak datar
Kekurangan
Berada dekat dengan permukiman penduduk, yang tentunya
membutuhkan pemikiran matang saat perencanaan.
Jalan sekeliling tapak rusak merupakan jalan selebar 2 meter.
Meruapakan akses kecil yang menghubungkan desa dengan jalan
utama.
Karena berada di jalan utama, kebisingan cukup tinggi.
187
Alternatif tapak B
Gambar. 3.92 Batas Tapak Alternatif B Sumber : Dokumentasi Pribadi
Batas-batas alternatif tapak B
Utara : Permukiman penduduk
Timur : Jalan Palihan, permukiman penduduk, lahan kosong
Barat : Jalan lingkungan,
Selatan : Jalan Pantai Selatan Daendels
188
Berikut adalah tabel 3.19. yang menjelaskan tentang kekuatan dan
amenitas dari tapak B :
Tabel 3.24. Analisa Tapak B Sumber : Analisa Pribadi
Aspek Kekuatan Alami
Iklim Memiliki iklim tropis 25 – 340C
Topografi Memiliki kemiringan tanah 0 - 2%
Vegetasi Memiliki potensi untuk ditanami tanaman tahunan
Potensi sumber air Sumber air berasal dari PDAM
Arah angin Arah angin dari barat daya ke timur laut
Keadaan lingkungan Tapak berupa area permukiman penduduk dan lahan kosong hutan
Aspek Kekuatan Buatan
Peraturan Pemerintah
Peraturan Daerah Kulon Progo Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2032, Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor : 40 Tahun 2005 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Pantai Selatan Tahun 2005 - 2015
Regulasi
KDB yang diijinkan maksimum 30% KLB yang diijinkan maksimum 60% GSB untuk Jalan Pantai Selatan Daendels (Jalan Kabupaten Utama) adalah minimal 12 ,5 meter Jalan di barat tapak merupakan jalan lingkungan dengan lebar 2 m. Garis sempadan jalan lingkungan dengan lebar kurang dari 6 m yaitu berjarak 6 m untuk bangunan, berjarak 3,5 m untuk pagar pekarangan.
Fungsi dan hierarki Pertanian, pariwisata, industri, perkebunan, dan agropolitan
Aspek Amenitas Alami
View
View to site : permukiman penduduk, lahan kosong hutan
View from site : Area permukiman warga, lahan kosong hutan
Topografi Datar dengan kemiringan lahan 0 - 2%
Air
Rata-rata curah hujan per bulan adalah 164 mm dan hari hujan 8 hh per bulan
189
Aspek Amenitas Buatan
Jaringan kota/ kawasan
Berada di Jalan Pantai Selatan Daendels, dan Jalan Palihan yang menghubungkan Jalan Nasional III dan Jalan Pantai Selatan Daendels
Akses utama melalui Pantai Selatan Daendels
Terdapat jaringan telepon, jaringan listrik, drainase
Citra arsitektural
Belum banyak ditemukan bangunan di sekitar tapak. Bangunan didominasi permukiman penduduk yang jarang. Sekitar 5 km dari tapak akan dibangun New Yogyakarta International Airport yang berlanggam postmodern.
Kelebihan
Tapak terletak dekat dengan Jalan Pantai Selatan Daendels
dimana dapat dilalui berbagai macam kendaraan angkut
Berada dekat dengan New Yogyakarta International Airport
Memiliki topografi datar
Kekurangan
Berpotensi kebisingan cukup tinggi dan ancaman kemacetan.
Karena intensitas keluar masuk kendaraan di New Yogyakarta
International Airport sangat tinggi setiap harinya.
View from site berupa area permukiman penduduk yang lebih padat
Kondisi jalan lingkungan yang sempit
190
Berdasarkan potensi dan kendala pada alternatif tapak, maka dapat
disimpulkan dalam tabel 3.23 tentang pemilihan lokasi tapak berikut :
Tabel 3.25. Tabel Peniliaian Tapak Sumber : Analisa Pribadi
Kriteria Tapak Bobot Tapak A Tapak B
Nilai Hasil Nilai Hasil
Tapak berada di zona pariwisata
30% 10 3 10 3
Jalan sebagai pencapaian ke tapak dapat diakses oleh berbagai kendaraan angkut berat, hubungannya dengan kegiatan angkut benda koleksi seperti pesawat
25% 10 2,5 8 2
Dekat dengan New Yogyakarta International Airport, selain memudahkan urusan koordinasi karena kantor TNI AU beberapa akan dipindah mendekati bandara baru, pengunjung juga dapat melihat aktivitas pesawat lebih dekat
15% 8 1,2 9 1,35
Potensi dan pemanfataan view from site terbaik pada tapak sebagai pendukung fasilitas penunjang
15% 10 1,5 6 0,9
Fleksibelitas perluasan lahan di masa mendatang
15% 8 1,2 6 0,9
TOTAL 100% 9,4 8,15