9"
BAB II
VALUE PROPOSITION
(DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)
2.1. BUSINESS MODEL CANVAS
Gambar 2.1 9 Building Blocks
Business Model Canvas (BMC) dikembangkan oleh Alexnder Osterwalder
dan Yves Pigneur, berhasil mengubah konsep model bisnis yang rumit mejadi
sederhana. Dengan pendekatan kanvas, model bisnis ditampilkan dalam satu lembar
kanvas, berisi sembilan elemen (kotak).
"
"
10"
1. CUSTOMER SEGMENTS
Customer Segments menentukan secara pasti siapa-siapa yang akan dilayani
untuk menjadi customer kita. Contoh : Hijabers, fans komunitas Islami dan lain-lain
Customer Segments adalah pembagian kelompok yang terdiri dari orang-
orang atau organisasi yang ingin dibidik oleh perusahaan.
Pelanggan yang dimaksud adalah
• Kelompok pelanggan yang memiliki keinginan akan sebuah penawaran
yang berbeda
• Kelompok pelangan yang dapat dijangkau dengan channel yang
berbeda
• Kelompok pelanggan yang memiliki keinginan customer relationship
yang berbeda
• Kelompok pelanggan yang memiliki keinginan profitabilitas yang
berbeda
• dan kelompok pelanggan yang mampu membayar akan semua hal
tersebut diatas
Untuk siapa kita create value tersebut? dan siapa pelanggan utamanya?
apakah itu?
• Mass Market
• Niche Market
• Segmented
• Diversified
"
"
11"
• Multi-Sided Platforms or Multi-Sided Markets
2. VALUE PROPOSITION
Membundling produk atau jasa untuk dikreasikan menjadi suatu nilai spesifik
dalam membidik Customer Segment atau diistilahkan USP (unique Selling Point).
Oleh karena itu kita harus menentukan apa-apa yang kita tawarkan, apa masalah
mereka dan apa kebutuhan mereka. Contoh : Layanan pesan antar dalam jangka
waktu yang cepat, layanan customized design dan lain sebagainya.
Value Proposition adalah bundling (seluruh bagian) dari sebuah produk atau
jasa yang bermanfaat untuk spesifik kelompok pelanggan tertentu (customer
segments).
Value Proposition adalah alasan mengapa sekelompok pelanggan memilih
suatu nilai manfaat tertentu yang ditawarkan bila dibandingkan dengan nilai manfaat
yang ditawarkan perusahaan lain. Value Propositions yang ditawarkan bisa sama
dengan yang lain namun beda atribut dan fitur atau bisa juga sebuah penawaran yang
baru yang lebih inovatif dan atau disruptive.
Value Proposition harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan
seperti: Nilai tambah apa yang bisa kita tawarkan ke pelanggan? Permasalahan
pelanggan mana yang ingin diselesaikan? Kebutuhan pelanggan apa yang hendak di
penuhi? Bundling produk atau jasa apa yang di tawarkan untuk masing-masing
kelompok pelanggan.
1. Newness
2. Performance
"
"
12"
3. Customization
4. Design
5. Brand/ Status
6. Price
7. Cost Reduction
8. Risk Reduction
9. Getting the Job Done
10. Accessibility
11. Convenience/ Usability
3. CHANNELS
Menggambarkan bagaimana Value Proposition (VP) disampaikan ke
Customer Segment (CS), bagaimana cara mengkomunikasikan, bagaimana cara
pendistribusiannya dan melalui saluran apa. Contoh : memakai jasa kurir, media
online dan lain-lain.
Channels menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan
mengkomunikasikan dan mendeliver nilai proposisi tertentu yang ditawarkan ke
sebuah kelompok pelanggan.
Channels adalah “touch point” sebuah organisasi dengan pelanggan yang
berperan sangat penting dalam membangun customer experience.
Beberapa Fungsi Channels:
1. Membangun awareness diantara pelanggan tentang penawaran sebuah
produk atau jasa
"
"
13"
2. Bagaimana membantu pelanggan memilih Value Proposition dari
sebuah perusahaan
3. Memungkinkannya untuk sebuah kelompok pelanggan membeli produk
atau jasa yang spesifik
4. Bagaimana men-deliver sebuah produk atau jasa
5. Menyediakan “post-purchase” customer support
Bagaimana cara untuk menjangkau segmen pelanggan yang dibidik?
Bagaimana saluran distribusi segmen pelanggan yang ada sekarang? Mana yang
terbaik dan saluran mana yang Cost-Efficient? Serta bagaimana caranya
mengintegrasikan saluran itu dengan rutinitas pelanggan?
1. Ownership: Self or Partner
2. Direct: Sales Force, WebBase, Store
3. Indirect: Partner Stores, Wholesaler
4. CUSTOMER RELATIONSHIP
Bagaimana unit bisnis kita berhubungan dengan Customer Segment (CS) atau
konsumen kita. Contoh: Email Blast, SMS, Website dan Portal. Selain itu, juga bisa
menerapkan Customer Relationship Management (CRM).
Customer Relationship Management (CRM) sebagai integrasi dari strategi
penjualan, pemasaran, dan pelayanan yang terkoordinasi (Kalakota dan Robinson,
2001). CRM juga dapat didefinisikan sebagai strategi atau pendekatan yang
diterapkan suatu organisasi untuk mempelajari kebiasaan dan keperluan pelanggan
sehingga suatu organisasi memiliki hubungan yang lebih dekat ke pelanggan.
"
"
14"
Tujuan CRM menurut Kalakota dan Robinson,2001:
1. Meningkatkan hubungan antara perusahaan dengan pelanggan yang
sudah ada untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. Menyediakan
informasi yang lengkap mengenai pelanggan untuk memaksimalkan
jalinan hubungan pelangan dengan perusahan melalui penjualan secara
up-selling dan cross-selling, dengan demikian pada saat yang
bersamaan dapat meningkatkan keuntungan dengan cara
mengidentifikasikan, menarik serta mempertahankan pelanggan yang
paling memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
2. Menggunakan informasi yang terintegrasi untuk menghasilkan
pelayanan yang paling memuaskan dengan memanfaatkan informasi
pelanggan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan sehingga dapat
menghemat waktu pelanggan dan mengurangi frustasi.
3. Menghasilkan konsistensi dalam prosedur dan proses saluran jawaban
kepada pelanggan.
5. REVENUE STREAMS
Revenue streams merupakan hasil-hasil apa yang kita peroleh dari Value
Proposition (VP) yang dikirimkan ke Customer Segment (CS). Misal: Margin
penjualan jilbab atau baju muslim, penjualan aksesoris dan lainnya. Bisa diartikan,
revenue streams adalah bagian dalam menghasilkan pendapatan bagi suatu bisnis.
"
"
15"
Syarat bisnis agar bisa terus hidup dan tumbuh adalah bagaimana bisnis
tersebut menghasilkan uang. Sebuah bisnis yang baik dan mantap harus memiliki
revenue streams yang sangat jelas dan masuk akal.
6. KEY RESOURCES
Asset apa saja yang kita miliki atau diperlukan untuk dapat menghasilkan
Value Proposition sehingga dapat menghasilkan Revenue Stream. Key resources
adalah sesuatu yang harus kita miliki untuk menjalankan proses bisnis utama. Tanpa
adanya atau tersedianya key resources, maka bisnis yang telah direncanakan tidak
akan berjalan.
Kebutuhan akan adanya key reosurces adalah tergantung bisnis apa yang
akan dijalankan. Misal, bila ingin berbisnis produsen pakaian, maka key resources
yang dibutuhkan adalah kain, benang, kancing, mesin jahit, dan kebutuhan lain-lain
hingga menjadi sebuah pakaian.
7. KEY ACTIVITIES
Key activitites adalah kegiatan-kegiatan yang dapat kita lakukan untuk
menghasilkan Value proposition sehingga menghasilkan Revenue Stream. Kegiatan
ini harus bisa dilakukan oleh suatu bisnis, karena jika tidak bisa makan bisnis tidak
akan berjalan. Kegiatan-kegiatan tersebut kemudian dibuat dalam daftar, agar bisa
ditentukan siapa yang akan mengerjakan kegiatan-kegiatan tersebut. Misal key
"
"
16"
activities produsen pakaian: Membeli bahan pakaian, membuat pola, menggunting,
memotong kain, menjahit, dan lain-lain.
8. KEY PARTNERSHIP
Dalam berbisnis tentunya tidak sendirian dan harus menentukan dengan siapa
kita berpartner dan dengan cara apa. Partner yang dipilih tentu saja yang bisa
mendukung bisnis kita. Misal partner produsen pakaian: Suplier kain. Apabila kita
salah memilih supplier pakaian, baik salah pengiriman jenis kain dan atau
keterlambatan penyediaan kain, maka proses produksi pakaian akan terhambat dan
bisa disusul oleh para kompetitor yang sudah mengeluarkan pakaian baru.
9. COST STRUCTURE
Cost Structure adalah biaya-biaya yang timbul untuk dapat menghasilkan
Value Proposition. Biasanya adalah biaya-biaya dari key activities yang dilakukan
oleh perusahaan. Contoh: gaji karyawan, biaya operasional, biaya bahan baku, biaya
listrik, dan lain sebagianya.
2.2. ANALISA INDUSTRI DAN PASAR
2.2.1 Industri Fashion di Indonesia
Industri fashion merupakan salah satu industri yang tidak akan pernah
berhenti peminatnya. Ini dikarenakan fashion merupakan salah satu kebutuhan pokok
selain pangan dan papan. Pada berita di beritasatu.com, Menteri Pariwisata dan
"
"
17"
Ekonomi Kreatif, pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Mari Elka
Pangestu mengatakan, fashion merupakan salah satu industri yang penting dalam
pengembangan Industri Kreatif Indonesia. Di tahun 2013, dari 15 sektor Industri
Kreatif, fashion menjadi penyumbang terbesar kedua terhadap product domestic
bruto (PDB) Nasional.
Tahun 2013, kontribusi industri fashion sebesar Rp 181 triliun dari total 15
sektor ekonomi kreatif sebesar Rp 642 triliun. Ekonomi kreatif memberi sumbangan
7% kepada PDB dengan kontribusi industri fashion sendiri adalah 2%. Bahkan
pertumbuhan di tahun 2013 itu 6,4% atau lebih tinggi dari pertumbuhan nasional
sebesar 5,7%. Di luar itu, industri fashion menurut Mari Elka juga menyerap sekitar
3,8 juta tenaga kerja dari 11,9 juta tenaga kerja di ekonomi kreatif, serta
menyumbang sekitar Rp 76 triliun terhadap ekspor.
2.2.2. Peluang Usaha Fashion Anak-anak di Indonesia
Menurut data Biro Pusat Statistik (BPS) Indonesia melalui buku Proyeksi
Penduduk Indonesia 2010-2035, penduduk Indonesia tahun 2010 mencapai 238 juta
penduduk dan di tahun 2015 bisa meningkat hingga 255 juta orang. Ini menunjukkan
akan ada jumlah penduduk usia muda, dalam hal ini anak-anak usia 0-5 tahun,
sebanyak 17 juta.
Dikarenakan sandang merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi setiap
orang, tentunya anak-anak tersebut juga membutuhkan pakaian, dimana kebutuhan
tersebut akan dipenuhi oleh orang tua mereka. Dengan begitu, prospek usaha di
fashion pakaian anak-anak di Indonesia adalah sangat menjanjikan. Dengan rata-rata
"
"
18"
bertambahnya target pasar sebanyak 3,7 juta per tahun, pakaian anak-anak pasti akan
terus dibutuhkan di Indonesia.
2.2.3. Peluang Usaha Baju Muslim untuk Anak-anak di Indonesia
Menurut Kementrian Agama Republik Indonesia dalam publikasi
Kementerian Agama dalam Angka 2011 yang diterbitkan tahun 2012, penduduk
Indonesia pada tahun 2011 sudah berjumlah 237 juta jiwa, dengan 87% diantaranya
adalah penduduk muslim. Oleh karena itu, peluang menjual Hijab untuk anak-anak
adalah besar. Selain menjual ke target market yang sudah ada, jumlah penduduk
yang diproyeksikan akan lahir akan terus ada.
Selain itu, Indonesia juga kental akan keyakinan untuk menjalankan perintah
Agama, dalam hal ini Islam. Biasanya orang tua yang sudah paham akan pentingnya
Agama, akan menerapkan kepada anaknya. Tidak hanya menerapkan, orang tua pasti
menyediakan sarana dan prasarana untuk membantu anaknya untuk dekat dengan
Agama.
Ditambah dengan beberapa waktu lalu di televisi diadakan acara menghapal
Al Qur’an, diyakini orang tua akan mendorong anaknya bahwa prestasi tidak hanya
bersifat prestasi mata pelajaran umum, melainkan juga Agama bisa menghasilkan
prestasi. Didalam acara tersebut, anak-anak yang perempuan, sudah menggunakan
Hijab untuk menutupi aurat. Kemudian film-film layar lebar Indonesia yang bersifat
Islam, juga mulai tumbuh. Mendorong orang-orang untuk lebih dekat dengan
Agama. Dengan para artis pemeran utama, menjadi role model dari vendor pakaian-
pakaian muslim.
"
"
19"
2.2.4. Analisa Industri E-commerce di Indonesia
Dalam arti luas, e-commerce mengacu pada semua transaksi online. E-
commerce adalah jenis teknologi inovatif yang mengambil keuntungan dari
pertumbuhan Internet untuk memungkinkan organisasi untuk melakukan bisnis
dengan peningkatan efisiensi dan produktivitas (Sharma dan Gupta, 2003). Selain
itu, e-commerce dapat meningkatkan citra perusahaan, memungkinkan akses ke
pelanggan baru, dan menghasilkan peluang bisnis baru (Chan, 2003). Bahkan dengan
optimisme yang berlebihan e-commerce di tahun 1990-an dan kelumpuhan
perusahaan dot-com pada tahun 2001, e-commerce terus berkembang hingga saat ini.
E-commerce dibedakan menjadi tiga jenis: B2B (business-to-business,
www.lazada.co.id), B2C (business-to-customer, www.amazon.com) dan C2C
(customer-to-customer, www.ebay.com) e-commerce. B2B e-commerce terjadi
ketika perusahaan melakukan transaksi online dengan bisnis lain. Transaksi B2B
yang kompleks dan memerlukan kebutuhan keamanan yang tinggi. B2B e-commerce
sering digunakan untuk mengotomatisasi alur kerja atau proses rantai pasokan,
menurunkan biaya, dan meningkatkan produktivitas (Timmers, 1999). Sebaliknya,
B2C e-commerce berlaku untuk bisnis atau organisasi yang menjual produk atau jasa
kepada konsumen melalui Internet untuk digunakan konsumen sendiri. Lebih khusus,
B2C e-commerce meliputi kegiatan di mana konsumen mendapatkan informasi dan
membeli produk atau jasa dengan menggunakan teknologi internet (Pavlou &
Fygenson, 2006). Akibatnya, definisi B2C e-commerce bisa berkisar dari katalog
produk statis pada Website interaksi dinamis antara konsumen dan vendor Web.
Sehingga arah bisnis dari Hijab4Kids berdasarkan definisi ke tiga jenis e-commerce
"
"
20"
tersebut, adalah B2C (business to Customer), hal ini dikarenakan sasaran dari
Hijab4Kids itu sendiri adalah komunitas-komunitas muslim yang ada di Jakarta,
yang didalamnya berisikan interaksi dinamis antar kosumen dengan pihak
Hijab4Kids itu sendiri serta interaksi dengan Komunitas lainnya secara luas yang
memberikan informasi tidak hanya produk melainkan kebutuhan informasi lainnya
seputar komunitas tersebut.
Gambar 2.2. Penyedia E-commerce di Indonesia
(Sharing Vision TM, 2013)
Di Indonesia sendiri, penyedia layanan e-Commerce tumbuh semakin
banyak. Sebagai contoh, awalnya Kaskus yang telah berdiri sejak 1999 hanyalah
sebuah forum bagi para pengguna internet. Seiring berjalannya waktu kini situs
tersebut menjadi salah satu penyedia e-Commerce terbesar di Indonesia. Jumlah
penggunannya 5 juta orang, nlai transaksi mencapai Rp 575 milyar perbulan (2013).
Dibelakang Kaskus, masih ada Toko Bagus, Berniaga, Lazada, Bhinneka dan masih
"
"
21"
banyak lagi, hal ini memberikan informasi dimana Indonesia masih memiliki banyak
peluang dan kesempatan untuk membangun e-commerce itu sendiri.
2.3. PORTER’S 5 FORCES INDUSTRI FASHION ANAK-ANAK
DAN INDUSTRI E-COMMERCE
Model Porter’s 5 forces mengakui lima kekuatan utama (yang dianggap
sebagai tekanan atau pemicu) yang dapat mempengaruhi posisi perusahaan dalam
industri tertentu dan sebuah strategi dimana manajemen harus pilih untuk bersaing.
Strategi itu bisa berupa peraturan baru, mempengaruhi semua perusahaan di industri
dan karena itu mungkin memiliki dampak yang agak seragam pada masing-masing
perusahaan dalam suatu industri. Meskipun rincian model berbeda dari satu industri
yang lain, struktur Porter’s 5 forces adalah universal dan bisa digunakan di berbagai
macam industri (Turban & Volonino, 2011).
Gambar 2.3 Porter’s 5 Forces Analisis
(Penulis, 2014)
"
"
22"
• Threat of New Entrants : HIGH
Produk pakaian muslim anak memiliki prospek yang menjanjikan. Karena
tingkat pertumbuhan penduduk yang diprediksi 3,7 juta per tahun merupakan
target pasar yang besar. Membuat industri ini menjadi incaran, sehingga
munculnya beberapa pemain baru dan industri ini. kemudian hak milik pada
material yang digunakan dalam memproduksi pakaian tidak dapat dihak
patenkan, dan dalam mengakses distributor mudah sehingga banyak pemain
baru yang dengan mudah berhubungan langsung dengan para distributor.
Pertumbuhan bisnis E-Commerce di Indonesia semakin berkembang, dengan
munculnya berbagai toko online seperti Lazada.com, olx.co.id, tokopedia.com,
dan lain-lain. Modal awal relative rendah karena hanya membutuhkan jasa
Hosting yang relative murah, dan kemampuan dalam membuat web tidak terlalu
sulit, hal ini dikarenakan banyak template-template e-commerce yang dapat
digunakan.
• Bargaining Power of Suppliers : LOW
Saat ini, Indonesia memiliki berbagai tempat konveksi, untuk membuat pola,
memotong kain, dan menjahit sampai dengan menjadi pakaian. Pilihan tempat
konveksi yang banyak ini bisa membuat perusahaan lebih leluasa memilih
tempat konveksi sebagai supplier. Para supplier pun bisa melihat perusahaan
mana yang bisa memberikan keuntungan bagi mereka. Oleh karena itu, posisi
perusahaan dan tempat konveksi, dalam hal ini menjadi mampu memilih
supplier mana saja yang sesuai dengan kriteria perusahaan.
"
"
23"
Banyaknya penyedia jasa hosting saat ini, juga memberikan banyak pilihan bagi
perusahaan dalam menentukan jasa hosting yang tepat.
• Bargaining Power of Buyers : HIGH
Dengan banyaknya produsen pakaian muslim anak-anak, menyebabkan para
konsumen bebas membeli dari produsen manapun dan tidak ada jaminan
pembeli akan setia pada satu produsen pakaian.
Konsumen memiliki daya tawar yang tinggi karena produk-produk yang dijual
dapat temukan di E-commerce lainnya, Lalu dari sisi pelayanan dan penawaran
dari e-commerce lainnya membuat pembeli dapat bebas memilih barang yang
akan mereka beli..
• Threat of Substitutions : HIGH
Dalam industri fashion, banyak produsen yang menyediakan produk sejenis dan
hampir mampu memberikan fungsi dan manfaat yang sama. Sehingga konsumen
bisa berpindah ke lain produk apabila produsen mampu memberikan tawaran
yang menarik. Bertumbuhnya E-commerce yang tinggi membuat barang yang
dijual tersedia di e-commerce lainnya, serta toko fisik yang berada di mall dan
pusat-pusat perbelanjaan lainnya juga dapat menawarkan produk sejenis,
sehingga barang mudah untuk ditemukan.
• Competitive Rivalry : HIGH
Dalam industri pakaian muslim anak-anak, memiliki banyak pemain dan
dengan produk yang relatif sama. Dalam kompetisi pakaian muslim anak-anak,
tidak ada perusahaan yang dominan. Dengan model-model yang menarik, bahan
"
"
24"
yang nyaman, cara penjualan, dan harga yang ditawarkan, membuat persaingan
semakin berat. Oleh karena itu, untuk bisa bertahan di industri ini, produsen
harus bisa selangkah lebih maju dalam melihat kebutuhan pasar akan pakaian
muslim anak-anak. Mulai dari model, bahan, hingga aksesoris, produsen harus
selalu memperhatikan perkembangannya. Selain itu, menekan harga ongkos
produksi juga menjadi tantangan terkini, agar margin yang dihasilkan tetap besar
dan harga jual ke konsumen tidak kemahalan. Serta kualitas pakaian muslim
yang dihasilkan agar tidak mengecewakan konsumen. Persaingan antar E-
commerce juga tinggi. Karena banyak toko-toko online shop lainnya, baik
dikelola oleh perusahaan besar maupun yang dikelola oleh perorangan.
Dengan analisa Porter’s 5 Forces di atas dapat disimpulkan bahwa industri
pakaian muslim anak-anak dan bisnis e-commerce adalah sangat ketat, sehingga
dibutuhkan daya tarik yang menjadi ciri khas dari konsep bisnis e-commerce yang
akan di bangun untuk Hijab4Kids.com. Tidak hanya berjualan namun juga
memberikan informasi serta sarana komunikasi bagi calon pembeli.
Sebagai pemain baru dan sudah melihat situasi yang ada, maka untuk dapat
mengambil pasar dan bertahan dalam persaingan adalah melakukan diferensiasi
produk dan layanan kepada konsumen. Karena produk hijab dan pakaian muslim
anak cenderung sama, maka penambahan nilai akan membuat produk dan layanan
kami lebih menonjol dan dirasakan oleh konsumen. Misal, dengan membuat hijab
dan pakaian muslim anak dengan menggunakan bahan katun rayon yang nyaman dan
tidak gerah. Kedua, meyediakan wadah komunitas bagi para orang tua muslim dalam
"
"
25"
berkomunikasi satu sama lainnya serta metode pemasaran yang langsung masuk ke
komunitas-komunitas. Harga yang bersaing dan memberikan promo atau diskon di
setiap pembelian dibutuhkan oleh produk baru untuk memasuki pasar. Garansi
pembelian apabila barang yang diterima cacat. Kemudian menyediakan panduan atau
tutorial dalam mengukur pakaian anak, agar tidak terjadi kesalahan pemesanan
barang. Menjalin kerjasama dengan beberapa agen sebagai distributor untuk
membantu penjualan. Dengan memberikan reward kepada agen atau distributor
dengan penjualan terbaik. Sehingga akan mendorong semangat para agen atau
distributor dalam berjualan produk ini. Kemudian menjalin hubungan baik dengan
pemasok, agar mendapatkan penawaran yang menguntungkan bagi perusahaan.
Sehingga dapat menjual produk yang lebih bersaing dengan kompetitor dalam segi
harga.
2.4. ANALISA TREN HIJAB DAN PAKAIAN MUSLIM ANAK
Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk selalu mengarahkan anak-anaknya
untuk berperilaku atau memberikan contoh kepada anak-anaknya untuk berbuat baik
(Latif, 2013). Apalagi jika mau mengenalkan anak dengan busana muslim, maka
nanti ketika sudah besar anak-anak tidak akan merasa kaget.
Tidak hanya baju untuk orang dewasa saja yang mengalami perkembangan,
namun baju muslim anak-anak kini juga mulai mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Berbagai faktor yang memungkinkan anak-anak menggunakan hijab
"
"
26"
adalah karena ingin mempercantik diri, kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan
menjaga diri, menerima dan menjalankan perintah Allah swt.
Namun, tantangan juga dihadapi oleh orang tua dalam berbelanja busana
muslim untuk anak-anak adalah pertumbuhan fisik anak-anak yang cepat berubah
(bertambah tinggi atau berat badan), dimana membuat orang tua harus pandai
mengatur pembelanjaan busana muslim untuk anak-anaknya.
Peran media saat ini juga sangat penting dalam menciptakan tren hijab dan
pakaian muslim anak-anak. Belakangan ini bermunculan film-film bertema Islami
yang menampilkan aktris wanita dan aktor pria berpakaian muslim yang lebih
stylish. Sehingga mendorong tren fashion hijab dan busana muslim meningkat,
menjadi popular bagi orang dewasa, remaja, dan anak-anak.
Pada umumnya waktu yang lebih ramai adalah pada awal tahun ajaran baru
(untuk seragam sekolah muslim) dan lebaran (untuk seluruh pakaian muslim baik
bagi anak-anak maupun dewasa). Peningkatan permintaan pada waktu ramai adalah
sekitar 20 – 30%. Walaupun demikian, secara umum permintaan pakaian jadi
muslim di luar bulan-bulan tersebut tetap baik (Bank Indonesia, 2009).
2.5. ANALISA KOMPETITOR
2.5.1. Analisa Kompetitor Busana Muslim Anak
Bisnis pakaian muslim anak-anak bukan merupakan bisnis yang baru. Sudah
ada banyak pemain di bisnis ini, mulai dari yang memperkenalkan atau
mempromosikan merek-nya secara massal dan ada yang menjual secara grosir di
"
"
27"
tempat-tempat pusat penjualan pakaian muslim dengan mengandalkan harga yang
relatif terjangkau.
Kompetitor dari bisnis ini adalah kompetitor langsung dimana kompetitor ini
sama-sama adalah pemain dalam bisnis pakaian muslim anak-anak. Kompetitor
bisnis pakaian muslim anak-anak adalah Dannis dan Keke.
Karena bisnis pakaian muslim anak-anak memiliki entry barriers yang
rendah dan memiliki keuntungan serta prospek yang menjanjikan di masa
mendatang, maka akan memunculkan kompetitor-kompetitor baru. Dari para
kompetitor inilah akan mendorong inovasi dari bisnis ini sehingga mampu
menghasilkan produk yang baru. Pertumbuhan jumlah penduduk juga berperan serta
untuk membuat produk yang dibutuhkan dan diterima oleh masyarakat.
2.5.1.1. Dannis
Rumah Dannis adalah bisnis pakaian muslim yang berawal dari kreasi ibu
rumah tangga yang menuangkan kreatifitasnya pada desain pakain yang dibuat
menjadi sebuah baju yang cantik. Keunggulan dari produk ini adalah memainkan
warna-warna yang cerah ditambah dengan bordiran serta kualitas pakaian yang
menggunakan kain cotton, maka ketika produk tersebut masuk pasar banyak yang
meminati bukan hanya karena desainnya namun kenyamanannya saat menggunakan
produk ini. Harga yang diatas rata-rata namun berbanding lurus dengan kualitas yang
diberikan oleh produk ini. Pesanan akan meningkat ketika menjelang awal tahun
baru dan menjelang lebaran, serta produk yang saat menjadi pilihan adalah produk
Sarimbit (pasangan), bohemian (ibu yang sama dengan anak perempuannya) dan
stelan untuk keluarga.
"
"
28"
Table 2.1. Analisa Kompetitor Busana Muslim (Dannis)
KELEBIHAN KEKURANGAN
Mementingkan kualitas ditambah
dengan inovasi produk.
Buruh produksi sering melakukan
demo.
Produksi dikelola sendiri. Produk bisa dijiplak.
Memberikan program kemitraan
untuk menjual produk Dannis.
Banyak mitra penjual Dannis,
sehingga bisa membuat para pembeli
bingung karena harganya berbeda.
2.5.1.2. Keke
Keke Collection yang mengangkat tema “Beauty in Harmony” ini berasal
dari daerah Surabaya. Kualitas dari bahan baku dan jahitan menjadi fokus dari
produk ini, dengan mode dan style yang dinamis mengikuti zaman sehingga pembeli
dapat tampil trendy dalam menggunakan produk ini, harga yang juga masuk dalam
kategori diatas rata-rata pakaian sejenis membuat produk ini senantiasa menjaga dan
meningkatkan kulitas sehingga harga yang lebih juga memberikan hasil pakaian
yang baik
Table 2.2. Analisa Kompetitor Busana Muslim (Keke)
KELEBIHAN KEKURANGAN
Banyak diversifikasi produk (anak
dan dewasa).
Banyak mitra penjual Keke, sehingga
bisa membuat para pembeli bingung
karena harganya berbeda.
Produksi dikelola sendiri Harga cukup mahal, mulai dari Rp
250.000,-
Memberikan program kemitraan Website tidak menarik, hanya sebagai
"
"
29"
untuk menjual produk Keke. etalase.
Pembagian job description yang
jelas dalam struktur organisasi.
Menggandeng para Agen dengan
gathering.
2.5.2. Analisa Kompetitor Industri e-Commerce di Indonesia
Dalam proses analisa industri tidak hanya dilihat dari analisa kompetitor
dalam fashion sejenis saja, melainkan juga dalam industry e-Commerce itu sendiri.
Hijab4Kids melakukan analisa dari beberapa e-Commerce yang berkaitan dengan
lifestyle di Indonesia yang menjadi kompetitor tidak langsung. Sehingga dari
kompetitor ini, dapat membantu Hijab4Kids dalam melakukan pengemabangan.
Berikut penjabaran berdasdarkan analisa SWOT yang dilakukan.
Table 2.3. Analisa Kompetitor E-Commerce
GOODS DEPT.COM HIJUP.COM BILNA.COM
Strength • Perkumpulan orang-
orang yang kreatif.
• Gratis pengiriman
seluruh Indonesia.
• Bisa kirim barang
keluar negeri.
• Mendukung brand
local.
• Menggabungkan
online dan offline.
• Diversifikasi
produk.
• Gratis biaya kirim ke
seluruh Indonesia (min.
tranaksi Rp. 500.000)
dan gratis biaya kirim
ke luar negeri (min.
US$ 50).
• Mendukung brand
lokal.
• Tampilan foto barang
sangat detail.
• Menyediakan
produk kebutuhan
rumah dan bayi.
• Gratis biaya kirim
jika belanja di atas
Rp. 200.000.
• Bayar di tempat
untuk 56 kota.
"
"
30"
Weakness • Brand Internasional
mengalahkan brand
lokal.
• Ketergantungan kepada
supplier dalam menitip
barang untuk dijual.
• Ketergantungan
kepada supplier
dalam menitip
barang untuk
dijual.
• Produk yang
dijual tidak fokus
pada satu
kebutuhan
(toserba).
• Membuat akun di
e-Commerce lain.
Opportunity • Peningkatan jumlah pengguna internet.
• Masih banyak produsen dari produk lifestyle yang sesuai dengan
kriteria masing-masing toko online yang bisa dijadikan partner
dalam toko online.
• Toko online lebih banyak memberikan penawaran daripada produk
yang dijual, sehingga bisa menarik pelanggan untuk kembali
berbelanja.
Threat • Toko online fashion
lainnya.
• Toko fisik fashion
lainnya.
• Toko online muslim
fashion lainnya (diskon
dan layanan ekstra).
• Toko fisik baju muslim.
• Toko online serba
ada lainnya.
• Toko fisik
supermarket.
2.6 SURVEY PASAR
Analisa konsumen dan pasar fashion baju Muslim anak-anak dilakukan dengan cara
Survey Pasar. Survey pasar dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh beberapa
informasi dari pelanggan potensial, yaitu mengenai:
"
"
31"
• Tingkat kepercayaan terhadap online shop
• Tempat berbelanja pakaian muslim anak
• Budget belanja baju anak
• Bahan yang disukai untuk pakaian muslim anak
• Harga yang sesuai untuk pakaian muslim anak
Survey ini ditargetkan kepada responden dengan kriteria sebagai berikut:
• Ibu Rumah Tangga
• Memiliki anak dengan umur 0 – 14 tahun
• Beragama Islam
Berikut ini adalah hasil analisa dari survey yang dilakukan kepada 53 responden:
! Usia Responden
Grafik 2.1. Hasil Survey Umur Responden
17% responden berusia 20-24 tahun, 21% responden berusia 25-29 tahun, 32%
responden berusia 30-34 tahun, 19% responden berusia 35-39 tahun, 9%
responden berusia 40-44 tahun, dan 2% responden berusia >45 tahun.
17%"
21%"
32%"
19%"
9%" 2%"
Umur%
20-24"
25-29"
30-34"
35-39"
"
"
32"
! Pendidikan Responden
Grafik 2.2. Hasil Survey Pendidikan Responden
26% responden berpendidikan Diploma, 43% responden berpendidikan S1, 6%
responden berpendidikan S2, 15% responden berpendidikan SMA, dan 10%
responden tidak mengisi data.
! Data anak dengan umur dibawah 14 tahun yang dimiliki responden
Grafik 2.3. Hasil Survey Jumlah Anak Responden Dibawah 14 Tahun
55% responden memilki satu anak, 24% responden memiliki dua anak, 15%
responden memiliki 3 anak, dan 6% responden memiliki lebih dari tiga anak.
26%"
43%"6%"
15%"
10%"
Pendidikan%%
Diploma"
S1"
S2"
SMA"
Tidak"Diisi"
55%"24%"
15%"6%"
Jumlah%Anak%dibawah%14%tahun%
1"
2"
3"
>3"
"
"
33"
! Pengeluaran untuk produk fashion dalam satu bulan
Grafik 2.4. Pengeluaran Untuk Produk Fashion
79% responden mengeluarkan < Rp 1 juta untuk produk fashion, 9% responden
mengeluarkan Rp 1 juta s/d Rp 1.999 juta untuk produk fashion, 6% responden
mengeluarkan Rp 2 juta s/d Rp 2.999 juta untuk produk fashion, dan 2%
responden masing-masing mengeluarkan Rp 3 juta s/d Rp 3.999 juta, Rp 4 juta
s/d Rp 4.999 juta, serta > Rp 5 juta untuk produk fashion.
! Kepercayaan responden terhadap Online Shop
Grafik 2.5. Kepercayaan Terhadap Online Shop
79%"
9%"
6%" 2%" 2%" 2%"
Pengeluaran%Untuk%Produk%Fashion%Dalam%
1%Bulan%
"<"1"juta"
1juta"-"1,999"juta"
2"juta"-"2,999"juta"
3"juta"-"3,999"juta"
4"juta"-"4,999"juta"
36%"
64%"
Apakah%anda%percaya%untuk%berbelanja%
di%Online%Shop/Toko%Belanja%Online?%
Tidak"
Ya"
"
"
34"
64% responden mempercayai Online Shop dan 36% responden tidak
mempercayai Online Shop.
! Alasan percaya Online Shop
Gafik 2.6. Alasan Mempercayai Online shop
21% responden percaya Online Shop karena harga lebih murah dan banyak
promosi, 60% responden beralasan efisien waktu dan tenaga, 11% responden
beralasan informasi tentang update barang lebih cepat, dan 8% responden
beralasan pilihan produk lebih bervariasi.
21%"
60%"
11%"
8%"
Jika%Ya,%mengapa?%
Harga"lebih"murah"dan"banyak"promosi"
Efisien"waktu"dan"tenaga"
Informasi"tentang"update"barang"lebih"cepat"Pilihan"produk"lebih"bervariasi"
"
"
35"
! Alasan tidak percaya Online Shop
Grafik 2.7. Tidak Percaya Online Shop
9% responden beralasan tidak percaya Online Shop karena keamanan dalam
transaksi tidak terjamin, 71% responden beralasan kualitas tidak sesuai dengan
gambarnya, 13% responden beralasan pengiriman yang tidak tepat waktu, 2%
responden beralasan tidak percaya dengan penjual, dan 5% responden beralasan
lain.
! Pelayanan yang dibutuhkan untuk Online Shop
Grafik 2.8. Layanan yang Dibutuhkan Online Shop
9%"
71%"
13%"
2%" 5%"
Jika%Tidak,%mengapa?%
keamanan"dalam"Transaksi"Sdak"terjamin"
Kualitas"Sdak"sesuai"dengan"gambarnya"
Pengiriman"yang"Sdak"tepat"waktu"
4%"22%"
6%"64%"
4%"
Pelayanan%apa%yang%paling%Anda%butuhkan%
saat%berbelanja%di%toko%online?%
Adanya"perantara"transaksi"(rekening"Bersama)"
Garansi"pembelian"
"
"
36"
4% responden membutuhkan adanya perantara transaksi atau seperti layanan
rekening bersama di Kaskus pada saat belanja Online, 22% responden
membutuhkan garansi pembelian, 6% membutuhkan transaksi harga yang dapat
ditawar, 64% responden membutuhkan kondisi dan kesesuaian barang bisa
dipastikan baik, dan 4% menjawab lainnya.
! Tempat membeli baju anak
Grafik 2.9. Tempat Membeli Pakaian Anak
4% responden membeli baju anak di Bazaar, 60% responden membeli di
Department Store, 28% responden membeli di Online Shop, dan 8% responden
menjawab lainnya.
4%"
60%"
28%"
8%"
Dimanakah%Anda%biasa%membeli%baju%anak%anda?%
Bazaar"
Departemen"Store"
Online"Shop"
Lainnya"
"
"
37"
! Frekuensi membeli pakaian anak dalam satu bulan
Grafik 2.10. Frekuensi Belanja
87% responden berbelanja pakaian untuk anak adalah 1 s/d 2 kali, 7% responden
menjawab 3 s/d 4 kali, dan 6% responden menjawab berbelanja lebih dari 6 kali
untuk pakaian anak. Tidak ada yang menjawab untuk berbelanja 4 s/d 6 kali.
! Mendapatkan informasi mengenai fashion anak
Grafik 2.11. Mengenai Update Informasi Fashion Anak-anak
87%"
7%"0%"6%"
Seberapa%sering%Anda%berbelanja%Pakaian%untuk%
anak%Anda%dalam%satu%bulan?%
1-2"kali"
3-4"kali"
4-6"kali"
">6"kali"
4%"
64%"
11%"
9%"
8%" 4%"
Darimana%Anda%mendapatkan%informasi%terbaru%
mengenai%produk%fashion%untuk%anakHanak?%
Email"(Newsle]er)"
Media"Sosial"
Tabloid/Majalah"
Televisi"
Lainnya"
Tidak"Diisi"
"
"
38"
4% responden mendapatkan informasi mengenai update fashion anak-anak
melalui Email, 64% responden mendapatkan update dari Media Sosial, 11%
responden mendapatkan update dari Tabloid atau Majalah, 9% responden
mendapatkan update dari Televisi, 8% responden menjawab lainnya, dan 4%
responden tidak menjawab.
! Jenis produk fashion yang biasa dicari untuk anak
Grafik 2.12. Jenis Fashion Anak yang Biasa Dicari
13% responden mencari baju bermain untuk anaknya, 74% responden mencari
baju pergi atau casual, 4% mencari baju tidur, dan 9% mencari lainnya. Tidak
ada responden yang menjawab baju pesta.
13%"
74%"
4%"0%"9%"
Jenis%produk%fashion%apa%yang%Anda%biasa%cari%
untuk%anak%Anda?%
Baju"Bermain"
Baju"Pergi/Casual"
Baju"Tidur"
Baju"Pesta"
Lainnya"
"
"
39"
! Waktu yang dilakukan untuk membeli baju muslim anak
Grafik 2.13. Waktu Pembelian Baju Muslim Anak
Sebanyak 19% responden membeli pakaian muslim anak ketika ada model baju
muslim yang baru, 17% responden menjawab ketika ada promosi atau diskon,
55% responden menjawab ketika menjelang lebaran, 7% responden menjawab
saat dibutuhkan, dan 2% responden tidak menjawab.
! Merk baju muslim anak yang biasa di beli
Grafik 2.14. Merek Baju Muslim Anak
19%"
17%"55%"
7%" 2%"
Kapan%Anda%biasa%membeli%baju%muslim%
untuk%anak%Anda?%
KeSka"ada"model"baju"muslim"yang"baru"
KeSka"ada"promosi"atau"diskon"
Menjelang"lebaran"
40%"
14%"
23%"
19%"
4%"
Apa%merek%baju%muslim%anak%yang%
biasa%Anda%beli?%
Dannis"
Keke"
Rabbani"
Lainnya"
Tidak"Diisi"
"
"
40"
40% responden menjawab sering membeli baju muslim anak merek Dannis,
14% responden menjawab Keke, 23% responden menjawab Rabbani, 19%
responden menjawab merek lain, dan 4% responden tidak menjawab.
! Bahan yang disukai
Grafik 2.15. Bahan yang Cocok untuk Baju Muslim Anak
Bahan hermen mendapat 10% responden, 24% responden menjawab bahan
Jersey, 26% responden menjawab bahan Jersey, 40% responden menjawab
rayon.
10%"
26%"
24%"
40%"
%Diantara%Jga%bahan%ini,%mana%yang%anda%sukai?%
hermes" jersey" katun" rayon"
"
"
41"
! Range harga untuk baju muslim anak
Grafik 2.16. Range Harga Baju Muslim Anak
34% responden menjawab range baju muslim anak adalah Rp 75.000 s/d Rp
100.000, 43% responden menjawab Rp 100.001 s/d Rp 150.000, 11% responden
menjawab Rp 150.001 s/d Rp 200.000, 8% responden menjawab Rp 200.001 s/d
Rp 250.000, dan 4% responden menjawab lebih dari Rp 250.000.
! Mendapatkan informasi tentang mendidik anak
Grafik 2.17. Informasi dan Pengetahuan dalam Mendidik Anak
34%"
43%"
11%"
8%" 4%"
Menurut%Anda,%berapakah%range%harga%baju%
muslim%untuk%anak%yang%sesuai?%
75.000"-"100.000"
100.001"–"150.000"
150.001"–"200.000"
200.001"–"250.000"
58%"
42%"
Apakah%anda%dalam%mendapatkan%informasi%dan%
pengetahuan%dalam%mendidik%anak,%sudah%
memadai?%
Sdak" ya"
"
"
42"
Sebanyak 60% menjawab kurang atau tidak memadainya informasi dalam
mendidik anak, serta sisanya 40% menjawab memadai.
! Tempat mendapatkan informasi tentang pendidikan anak
Grafik 2.18. Tempat Informasi Pendidikan dan Tumbuh Kembang Anak
14% responden menjawab blog online untuk mendapatkan informasi, 44%
menjawab dengan konsultasi ke guru, 20% mendapatkan dari majalah, 22%
menjawab berasal dari penyuluhan kesehatan anak.
14%"
42%"22%"
22%"
Dimanakah%anda%mendapatkan%informasi%tentang%
pendidikan%dan%tumbuh%kembang%anakHanak%anda?%
blog"online" konsultasi"guru" majalah" penyuluh"kesehatan"
"
"
43"
! Kesulitan dalam pakain untuk anak usia dini
Grafik 2.19. Kesulitan dalam Membeli Pakaian Anak
42% responden menjawab sulitnya mencari pakaian anak-anak, 34% menjawab
bahwa baju cepat tidak muat karena pertumbuhan anak yang cepat, 24%
menjawab harga baju anak yang cukup mahal.
Berdasarkan survey yang telah diolah, 64% responden sudah mempercayai
Online Shop karena para responden berpendapatan efisien waktu dan tenaga. Alasan
efisien waktu dan tenaga dijawab oleh 60% responden. Tetapi para responden yang
tidak percaya, mereka takut karena kualitas tidak sesuai dengan gambar di website,
jawaban ini dipilih oleh 71% responden. Oleh karena itu, harapan para responden
sebesar 64% terhadap Online Shop adalah harus memastikan kondisi dan kesesuaian
barang dapat dipastikan baik.
60%"34%"
6%"
kesulitan%yang%di%hadapi%dalam%membeli%pakaian%%
untuk%anak%usia%dini?%
baju"cepat"Sdak"muat"karena"pertumbuhan"anak"harga"baju"cukup"mahal"sulitnya"mencari"pakaian"anak-anak"
"
"
44"
Para responden, masih lebih sering berbelanja pakaian anak di Departemen
Store (60%), serta para responden lebih sering mencari baju pergi atau casual (74%).
Untuk membeli pakaian muslim anak, para responden lebih sering membeli pada
saat menjelang lebaran (55%). Kemudian dari segi kompetitor, Dannis merupakan
pesaing utama (40%), selanjutnya Rabbani (19%), dan merek-merek lain yang para
responden menyebutnya pakaian muslim anak yang dijual di Tanah Abang atau
tempat penjualan grosir (19%). Dari segi bahan, para responden menyukai pakaian
muslim anak dengan bahan kaos (64%) dengan range harga antara Rp 100.001 s/d
Rp 150.000 (43%).
Dari hasil survey bahan 40% menjawab bahan rayon yang cocok untuk anak-
anak menurut orang tua, yang diharapkan dari bahan pakaian anak adalah dapat
menyerap keringan sebanyak 40% responden. Kurangnya informasi dan pengetahuan
tentang mendidik anak dibuktikan dengan 60% jawaban responden. Informasi yang
didapat berasal dari konsultasi dengan guru sebanyak 44%. Kesulitan yang banyak
dihadapi oleh orang tua dalam hal pakaian anak-anaknya adalah 60% menjawab
bahwa pertumbuhan anak yang cepat membuat mereka harus berbelanja terus untuk
untuk pakaian anaknya sehingga baju yang sudah tidak dapat dipakai kembali
menjadi terbengkalai.
"
"
45"
2.7. ANALISA KONSUMEN PASAR FASHION DAN
PENGGUNA LAYANAN TOKO ONLINE
2.7.1. Survey Konsumen
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Kominfo tahun 2013 dengan sampel di
Jabodetabek, Bandung, dan Yogyakarta, 47% responden meyatakan menggunakan
internet untuk berbelanja.
Grafik 2.20. Survey Responden Berbelanja Online (Kominfo, 2013)
Kemudian Kominfo mengidentifikasi jenis barang yang paling banyak dibeli secara
Online, barang dalam survei dikategorikan ke dalam 11 jenis barang, yaitu fashion,
barang elektronik, service, keperluan anak, hobi, kosmetik dan perawatan kulit,
otomotif, barang seni, makanan/minuman, furniture, dan properti. Hasil survei
menunjukkan bahwa semua jenis barang pernah dibeli secara Online. Hasil survei
juga menunjukkan bahwa fashion merupakan jenis barang yang dibeli secara Online
oleh sebagian besar (79%) pelaku belanja Online.
"
"
46"
Grafik 2.21. Jenis Barang Dibeli Online
(Kominfo, 2013)
2.7.2. Perilaku Konsumen
Perilaku Konsumen adalah ilmu yang mempelajari bagaimana individu,
kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan menghabiskan
barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
mereka (Kotler dan Keller, 2012).
Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pelanggan, yaitu:
1. Faktor Budaya
Faktor budaya adalah hal yang paling mendasar dari setiap individu,
budaya akan menentukan keinginan dan perilaku yang paling
mendasar bagi individu. Budaya terdiri dari beberapa sub-budaya
mencakup kebangsaan, suku, agama, ras serta kelompok bagi para
anggotanya. Dan kelas sosial merupakan faktor yang mendasari atas
kesamaan dalam tingkatan di lingkungan masyarakat, yaitu
"
"
47"
kebersamaan terhadap nilai-nilai dan kepentingan serta perilaku dari
anggota masyarakat tertentu.
2. Faktor Sosial
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor sosial seperti keluarga dan
peranan serta status sosial konsumen. Dimana kelompok tersebut
berpengaruh langsung terhadap individu tersebut. Keluarga
merupakan organisasi pembeli konsumen yang paling penting dalam
masyarakat. Posisi seseorang dalam setiap kelompok diidentifikasikan
dalam peran dan status. Setiap peran mencerminkan penghargaan
yang diberikan oleh masyarakat pada individu tersebut.
3. Faktor Personal
Faktor personal dari diri konsumen adalah keadaan ekonomi, gaya
hidup, karakteristik konsumen tersebut yang unik serta konsep yang
ada dalam diri orang tersebut, siklus kehidupan konsumen tersebut,
serta jabatan yang melekat pada konsumen tersebut sehingga
terbentuk suatu kebiasaan yang berhubugan dengan gaya hidup.
4. Faktor Psikologis
Faktor Psikologis memiliki 4 hal faktor internal dalam diri setiap
individu dalam menentukan keputusan untuk membeli, yaitu :
a. Motivasi merupakan suatu dorongan yang ada yang berasal dari
diri setiap individu untuk mencapai tujuan tertentu.
"
"
48"
b. persepsi merupakan hasil penahaman seseorang terhadap stimulus
atau peristiwa yang diterimanya berdasarkan informasi dan
pengalaman terhadap rangsangan tersebut.
c. Pembentukan sikap memberikan penilaian yang menunjukkan
sikap suka/tidak suka dari seseorang pada suatu hal.
d. Integrasi merupakan perpaduan antara sikap dan tindakan dan
merupakan respon atas sikap yang diambil. Dimana perasaan suka
yang memberikan dorongan seseorang untuk membeli atau
perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak
membeli produk tersebut.
Berdasarkan penjabaran perilaku konsumen diatas, pengembangan bisnis
Hijab4Kids akan menyasar kepada komunitas-komunitas muslim yang ada di
Indonesia. Hal ini dikarenakan komunitas merupakan bagian dari kehidupan sosial
yang memiliki kesamaan minat dan bisa mempengaruhi perilaku konsumen.
Sehingga jika Hijab4Kids mampu membaur dengan berbagai komunitas muslim di
Jakarta, tentu saja akan mempermudah dalam pemasaran produk. Selain itu, menurut
Ria Miranda, Fashion Designer dan Diana Rikasari, Fashion Blogger, bergabung
dengan komunitas dapat mengetes apakah sebuah produk bisa diterima oleh orang-
orang sebelum dirilis secara online.
"
"
49"
2.8. STRATEGI PEMASARAN
Gambar 2.4. Strategi Pemasaran
2.8.1. Segmentasi (Segmentation)
Segmen pasar adalah tempat dimana pasar yang lebih besar bersifat heterogen
dan dapat dipecah menjadi unit yang lebih kecil yang memiliki karakter yang sama.
Dengan segmentasi pasar, pemasar fashion memperoleh beberapa keuntungan
strategis. Analisis pasar perlu dipertimbangkan untuk mengetahui keterkaitan antara
kekuatan dan kelemahan kompetitor dengan kebutuhan pelanggan. Pengetahuan
seperti itu memungkinkan pemasar fashion untuk bersaing langsung, jika keuntungan
strategis jelas dan posisi perusahaan yang kuat dan bisa menghindari pembalasan
dari pesaing (Easey, 2009).
Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar menjadi bagian-bagian dari
pelanggan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan umum atau karakter tertentu.
Klasifikasi faktor-faktor segmentasi sebagai berikut:
1. Faktor Geografis
"
"
50"
Segmentasi ini membagi konsumen berdasarkan letak geografisnya
seperti:
a. Negara
b. Propinsi
c. Kota
d. Iklim
e. Kepadatan penduduk
2. Faktor Demografis
Segmentasi ini membagi konsumen berdasarkan:
a. Umur
b. Jenis Kelamin
c. Pendapatan
d. Pendidikan
e. Jabatan
f. Agama
g. Kebangsaan, dll.
3. Faktor Psikografis
Untuk mengetahui karakteristik dari konsumen segmetnasi dari sisi
psikografis dibutuhkan, meliputi kelas sosial, gaya hidup, kepribadian,
latar belakang konsumen,dan lainnya.
2.8.2. Targeting
Targeting (Keegan & Green, 2008) adalah proses melakukan evaluasi
segmentasi dan proses memfokuskan startegi pemasaran pada suatu Negara,
provinsi, atau sekelompok orang yang memiliki potensi untuk memberikan respon.
Targeting (Kotler & Amstrong, 2008) adalah sekelompok pembeli yang
memiliki kebutuhan ataupun karakteristik yang sama yang menjadi tujuan promosi
suatu perusahaan.
!
!
51!
Target market menjadi keseluruh fokus untuk perusahaan atau menjadi dilihat
hanya menjadi titik awal untuk ekspansi atau segementasi pasar berikutnya.setelah
melakukan identifikasi 2 cara untuk mengevaluasi setiap target pasar adalah:
1. Seberapa penting group tersebut sebagai pencapain dari tujuan
perusahaan
2. Seberapa besar kemungkinan perusahaan mampu memuaskan setiap
individu dalam suatu kelompok dari sumber daya yang dimiliki.
2.8.3. Positioning
Positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan
sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berada dalam benak
pelanggn sasarannya (Kotler, 2010). Positioning merupakan suatu yang sangat
penting utama dalam startegi pemasaran. Dengan positioning, perusahaan akan
mengetahui tentang persepsi konsumen terhadap produknya dan produk kompetitor,
sehingga nantinya perusahaan dapat memaksimalkan stratgei pemasaran.
2.8.4. Marketing Mix
Menurut Kotler dan Armstrong (2010), Marekting Mix adalah seperangkat
alat pemasaran taktis yang bisa dikendalikan yang perusahaan padukan untuk
menghasilkan respon yang diinginkan dalam target pasar.
Marketing Mix dapat diklasifikasikan menjadi 4P (Product, Price, Place, dan
Promotion). Adapun pengertian dari masing-masing Mrekting Mix adalah:
• Product
!
!
52!
Produk merupakan kombinasi penawaran barang dan jasa
perusahaan kepada pasar, yang mencakup antara lain : kualitas,
rancangan, bentuk, merek, dan kemasan produk.
• Price
Harga adalah sejumlah uang yang harus pelanggan bayar untuk produk
tertentu.
• Place
Aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk agar dapat
diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran.
• Promotion
Aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan
keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk
membelinya.
Segmen pasar yang ditargetkan Hijab4Kids adalah para orang tua yang
membutuhkan pakaian muslim untuk anaknya yang berusia dibawah 14 tahun, yang
menginginkan efisiensi waktu dan tenaga dalam memilih pakaian muslim anak, serta
orang tua yang membutuhkan kualitas pakaian yang sesuai dengan yang ditampilkan
di website. Sehingga orang tua yang yang super sibuk, tidak perlu khawatir akan
kebutuhan pakaian muslim anaknya.
!
!
53!
2.9. VALUE PROPOSITION
Tanpa value proposition yang kuat, akan jauh lebih sulit menjual produk atau
jasa dalam perekonomian saat ini. Sebuah value proposition adalah pernyataan yang
jelas dari hasil yang nyata dirasakan oleh pelanggan yang menggunakan produk atau
jasa. Hasil ini dihasilkan dari fokus dan penekanan nilai bisnis yang ditawarkan
(Konrath, 2003).
Perusahaan kami adalah penyedia layanan e-commerce produk anak-anak
yang inspiratif, yaitu:
• Bahan Adem dan Nyaman untuk Anak-anak, untuk menghadirkan produk-
produk busana muslim anak yang mampu bersaing, kami mengambil innovasi
dengan menggunakan bahan katun rayon yang memiliki kelebihan lebih mudah
menyerap keringat, ringan, serta cenderung dingin dimana cocok untuk anak-
anak yang memiliki aktifitas yang tinggi.
• Trade-In Charity, kebutuhan baju anak-anak yang berubah ukuran setiap
tahunnya seiring dengan pertumbuhan anak-anak merupakan peluang yang baik
untuk memberikan jasa trade-in charity, dimana para orang tua dapat menukar
baju ukuran anak di tahun sebelumnya dengan voucher diskon yang dapat
digunakan untuk berbelanja online Hijab4Kids. Baju yang ditukar akan
disalurkan kepada yayasan atau panti sosial yang membutuhkan.
• Muslim Lifestyle. Hijab4Kids menyediakan produk-produk untuk memenuhi
kebutuhan gaya hidup muslim khususnya busana muslim untuk anak-anak dan
keluarga. Untuk melengkapi e-commerce kebutuhan Muslim Lifestyle yang lebih
!
!
54!
luas jangkauannya, maka Hijab4Kids akan bekerja sama dengan merchant-
merchant yang menjual produk-produk syariah selain busana muslim anak anak,
seperti mainan, aksesoris, buku-buku edukasi, kesehatan, kecantikan dan lain-
lain.!
2.10. IDEA GENERATION
Dengan melihat prospek dari busana muslim anak di Indonesia, maka
Hijab4Kids akan membuat busana muslim anak yang bisa digunakan sehari-hari.
Kemudian busana muslim anak tersebut dijual melalui web Hijab4Kids.com.
Tahapan pembuatan busana muslim anak-anak Hijab4Kids adalah sebagai berikut:
2.10.1 Design Pakaian
Dalam mendesign pakaian, Hijab4Kids akan merekrut designer. Designer
akan membuat model baju yang nantinya akan diakui sebagai model dari
Hijab4Kids. Pada tahap pengembangan model, designer diperbolehkan berinspirasi
berdasarkan pengalaman atau ide-ide kreatif mereka atau berdasarkan analisa pasar
terkait trend yang sedang terjadi (McKelvey & Munslow, 2012). Kemudian model
tersebut dipresentasikan dan diputuskan untuk diproduksi atau tidak. Design yang
dibuat harus memperhatikan model busana yang tidak terlalu rumit namun tetap
disesuaikan dengan usia anak, motif tidak terlalu besar dan simple, seperti garis,
bunga, atau polkadot, serta potongan baju yang tidak terlalu ketat agar anak bisa
leluasa bergerak dan beraktivitas.
!
!
55!
Gambar 2.5. Design Busana Muslim Perempuan Hijab4Kids (Penulis)
2.10.2 Pemilihan Bahan
Untuk bahan busana muslim anak-anak produksi Hijab4Kids dipilih bahan
yang mudah menyerap keringat dan memberi rasa nyaman pada saat dipakai,
misalnya bahan katun (Adriani dan Djemoer, 2012). Bahan katun pun terdiri dari
berbagai jenis. Oleh karena itu, Hijab4Kids memilih katun rayon sebagai bahan dasar
busana muslim anak-anak. Ini dikarenakan katun rayon memiliki keunggulan tekstur
bahannya agak licin dan ringan sehingga mudah jatuh, terasa dingin digunakan,
mudah menyerap keringat. Tetapi katun rayon juga memiliki kelemahan yaitu mudah
kusut.
Gambar 2.6. Contoh Katun Rayon
!
!
56!
2.10.3 Produksi Busana Muslim Anak
Untuk memproduksi busana muslim anak Hijab4Kids pada awal beridirinya
menerapkan strategi outsource, yaitu menggunakan jasa perusahaan CMT atau
perusahaan konveksi. Menggunakan outsource produksi jauh lebih murah daripada
Hijab4Kids memproduksi sendiri. Karena biaya investasi yang dibutuhkan untuk
memproduksi sendiri akan jauh lebih besar (Thompson, 2014).
Gambar 2.7. Perusahaan Konveksi (Ilustrasi)
2.10.4 Penjualan
Busana muslm Hijab4Kids yang sudah diproduksi oleh perusahaan konveksi
akan di jual melalui web Hijab4Kids.com, dimana di web tersebut tidak hanya
menjual namun juga memberikan berbagai informasi untuk orang tua dalam
mendidik anak dan berbagi informasi antar anggota komunitas.
!