8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam
mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis
menemukan penelitian dengan judul yang sama, tetapi terdapat perbedaan dari
variabel dependen dan variabel independen. Penulis mengangkat beberapa
penelitian untuk referensi dalam memperkaya bahan kajian peda penelitian ini dan
menjadikan penelitian terdahulu sebagai pembeda jika terdapat perbedaan dari
penelitian yang dilakukan ini. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa
beberapa jurnal dan skripsi terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.
1. Dari hasil penelitian Maya Kiswati (2017), dengan judul “Analisis Pengaruh
Pembiayaan Murabahah, Mudharabah dan Musyarakah Terhadap Return On
Asset PT. Bank Syariah Mandiri Tbk. Periode 2012-2016”, dengan
menggunakan Metode Analisis Data Uji Regresi Linier Berganda. Dapat di
simpulkan: Pembiayaan Murabahah Berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Return On Asset, Pembiayaan Mudharabah Berpengaruh Positif dan
Signifikan terhadap Return On Asset, Pembiayaan Musyarakah berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Return On Asset.7
7Maya Kiswati, “Analisis Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Mudharabah dan
Musyarakah Terhadap Return On Asset PT. Bank Syariah Mandiri Tbk. Periode 2012-2016”
(Skripsi Institut Agama Islam Negeri Surakarta, Surakarta: 2017), 93-94.
9
2. Dari hasil penelitian Revalia Ayunda (2015), dengan judul “Pengaruh
Penyaluran Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah,
Pembiayaan Murabahah, dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap
Kinerja Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia Periode Januari
2010- Maret 2015” dengan menggunakan Metode Analisa Data Vector
error correction model (VECM). Dapat di simpulkan: Variabel
independen Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah,
Pembiayaan Murabahah dan NPF secara bersama-sama mempengaruhi
Return on asset (ROA) dalam jangka pendek dan jangka panjang pada
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.8
3. Dari hasil penelitian Amri Dziki Fadholi (2015), dengan judul “Pengaruh
Pembiayaan Murabahah, Musyarakah dan Mudharabah Terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah (Studi Empiris pada Bank Umum
Syariah Di Indonesia Tahun 2011-2014)” dengan menggunakan Metode
Analisa Data Regresi Linier Berganda. Dapat di simpulkan:Variabel
Murabahah tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA), Variabel
Musyarakah tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA), Variabel
Mudharabah berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA)9
8Revalia Ayunda, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Kinerja Keuangan di
BMT Al-Ishlah Bobos Dukuhputang” (Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
Jakarta: 2015), 90 9Amri Dziki Fadholi, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Musyarakah dan Mudharabah
Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Studi Empiris pada Bank Umum Syariah Di
Indonesia Tahun 2011-2014)” (Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta: 2015)
10.
10
4. Dari hasil penelitian Muhammad Rizal Aditya (2016), dengan judul “Pengaruh
Pembiayaan Mudharabah dan Pembiayaan Musyarakah terhadap Tingkat
Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2010-2014” dengan menggunakan
Metode Analisa Data Regresi Linier Berganda. Dapat di simpulkan:
Pembiayaan Mudharabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat
profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia, Pembiayaan Musyarakah tidak
berpengaruh dan tidak signifikan terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum
Syariah 2010-2014.10
5. Dari hasil penelitian Jayeng Probo Paranata (2013), dengan judul “Pengaruh
Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Bank
Umum Syariah (Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2006-2011)”
dengan menggunakan Metode Regresi Linier Berganda. Dapat di simpulkan:
Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Berpengaruh Tidak Signifikan
Terhadap ROA dikarenakan masih sedikit peminatnya11
Dari penelitian terdahulu diatas, mendapatkan beberapa persamaan dan
perbedaan sebagai berikut:
Perasamaan : (1) sama-sama peneliti tentang Pembiayaan dan
Profitabilitas atau ROA, (2) terdapat variabel yang sama yaitu Pembiayaan
Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah dan Pembiayaan Murabahah.
10
Muhammad Rizal Aditya, “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Pembiayaan
Musyarakah terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2010-2014” (Skripsi
Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta: 2016), 80-81 11
Jayeng Probo Pranata, “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah (Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2006-2011),”
(Artikel Ilmiah Sekolah Tinggi Perbanas, Surabaya: 2013) 13.
11
Perbedaan : (1) terdapat variabel tambahan yang tidak di teliti oleh
penelitian-penelitian terdahulu dari penulisan ini, variabel tambahanya yaitu
Piutang Qardh (2) tahun yang di teliti berbeda dengan penelitian terdahulu. (3)
metode panalitian berbeda dengan penelitian terdahulu, dalam penelitian ini
menggunakan metode Regresi Data Panel.
B. Tinjauan Teori
1. Perbankan
a. Pengertian Bank
Bank dapat didefinisikan sebahai suatu badan yang tugas utamanya
menghimpun dana dari pihak ketiga. Definisi lain mengatakan, bank
adalah suatu badan yang utamanya sebagai perantara untuk menyalurkan
penawaran dan permintaan kredit pada waktu yang ditentukan.12
Bank dibagi menjadi dua, yakni bank konvensional dan bank
syariah. Dimana bank syariah adalah seluruh kegiatanya secara syariah
yang dilandasi Al-Qur’an dan Al-Hadist.
b. Fungsi Bank13
Bank berfungsi sebagai:
1) Bank berfungsi sebagai “financial intermediary” dengan kegiatan
usaha pokok menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat atau
pemindahan dana masyarakat dari unit surplus kepada unit defisit atau
pemindahan uang dari penabung kepada peminjam.
12
Lyla Rahma Adyani, “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Profitabilitas (ROA)”
(Skripsi Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang: 2011), 31 13
Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perbankan Indonesia (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2003), 61
12
2) Penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat tersebut bertujuan
menunjang sebagai tugas penyelenggaraan negara yakni:
a) Menunjang pembangunan nasional termasuk pembangunan daerah;
bukan melaksanakan misi pembangunan suatu golongan apalagi
perseorangan.
b) Dalam rangka mewujudkan trilogi pembangunan nasional, yakni:
1) Meningkatkan pemerataan kesejahteraan rakyat banyak, bukan
kesejahteraan segolongan orang atau perseorangan saja;
melainkan kesejahteraan rakyat indonesia tanpa terkecuali.
2) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
3) Meningkatkan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
4) Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat banyak.
2. Perbankan Syariah
a. Pengertian Perbankan Syariah
Bank syariah adalah suatu lembaga keuangan yang berfungsi
sebagai perantara bagi pihak yang berkelebihan dana dengan pihak yang
kekurangan dana untuk kegiatan usaha dan kegiatan lainya sesuai dengan
hukum islam.14
Di Indonesia Bank Syariah terbagi menjadi 3 yaitu: Bank
Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pengkreditan
Rakyat Syariah (BPRS).
14
Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), 1
13
b. Bank Umum Syariah (BUS)
Bank Umum Syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya
melaksanakan kegiatan usahanya sesiuai dengan prinsip syariah dan
melaksanakan lalu lintas pembayaran. Kegiatan Bank Umum Syariah
secara gaeis besar memiliki 3 fungsi utama yakni: 15
1) Penghimpunan Dana dari Masyarakat
Dengan cara menawarkan berbagai jenis pendanaan antara lain: giro
wadiah, tabungan wadiah, tabungan mudharabah, deposito
mudharabah, dan produk pendanaan lainyayang diperbolehkan sesuai
syariat islam. Penghimpunan dana dari Masyarakat dapat dilakukan
dengan akad wadiah dan mudharabah. Dengan menghimpun dana dari
masyarakat, maka bank syariah akan membayar biaya dalam bentuk
bonus untuk akad wadiah dan bagi hasil untuk akad mudharabah.
2) Penyaluran dana kepada Masyarakat
Dapat dilakukan dalam bentuk pembiayaan serta dalam bentuk
penempatan dana lainya.dengan aktivitas penyaluran dana ini bank
syariah akan memperoleh pendapatan dalam bentuk margin keuntungan
bila menggunakan akad jual beli, bagi hasil bilamenggunakan akd kerja
sama usaha, dan sewa bila menggunakan akad sewa menyewa.
3) Pelayanan Jasa
Bank Umum Syariah juga menawarkan produk pelayanan jasa untuk
membantu transaksi yang dibutuhkan oleh pengguna jasa bank syariah.
15
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), 40-41
14
Hasil yang diperoleh bank atas pelayanan jasa bank syariah yaitu
berupa pendapatn fee dan komisi.
1) Dasar Hukum Bank Syariah
1) Al-Qur’an
Kegiatan bank Konvensional tidak sesuai dengan syariat islam,
karena terdapat praktek riba didalamnya. Oleh karena itu para ulama
termotivasi untuk mendirikan bank syariah dengan merujuk pada
Firman Allah SWT pada Q.S. Al-Baqarah ayat 275:
ب قو انز إل ك ثب ل قي انش أكه انز ي طب تخجط انش
ثب ف و انش حش ع انج أحم الل ثب ع يخم انش ب انج ى قبنا إ نك ثأس ر ان
ع ي أيش إن الل فه يب سهف ت فب سث عظخ ي ئك جبء ي بد فأن
ب خبنذ ى ف (٥٧٢)أصحبة انبس
Artinya:
Orang-orang yang akan (mengambil) Riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnua jual beli itu
sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhanya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusanya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;
mereka kekal didalamnya.16
Para Ulama Indonesia mendirikan bank bebas dari bunga, karena Allah
sudah jelas mengatakan bahwa jual-beli itu halal dan riba itu haram.
16
Q.S Al-Baqarah ayat 275, Al-Qur’an dan Terjemahnya.(Bandung: PT Syaamil Cipta
Media, 1987)
15
2) Al-Hadist
Hadis ini dikutip oleh Muhammad Syafi’i Antonio dari kitab al-Ahkam
no. 1272.
“Perdamaian dapat dilakukan diantara kaum Muslimin kecuali
perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang
haram; den kaum mMuslimin terikatdengan syarat-syarat mereka
kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang
haram.”17
3) Fatwa MUI/DSN tentang perbankan syariah
DSN dibentuk pada tahun 1997 yang merupakan hasil dari loka
karya Reksadana Syariah pada bulan juli 1997. DSN merupakan
lembaga otonom di bawah Majelis Ulama Indonesia yang di pimpin
oleh ketua umum Majelis Ulama Indonesia. Fatwa DSN No. 7/DSN-
MUI/2000, dalam fatwa ini disebutkan:
“lembaga keuangan syariah sebagai penyedia dana, menanggung
semua kerugian akibat dari mudharabah kecuali jika mudharib (nasabah)
melakukan kesalahan yang di sengaja, lalai atau menyalahi perjanjian.”18
3. Produk Pembiayaan Mudharabah
a. Pengertian Al-Mudharabah
Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih pihak
dimana pemilik modal (Shahib al-maal) mempercayakan sejumlah modal
17
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema
Insani Press, 2001), 11-12 18
LH.M. Ichwan Sam dkk. (ed), Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional (Jakarta: PT.
Intermasa, 2003), 43
16
kepada pengelola (Mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian
keuntungan . bentuk ini menegaskan kerjasama dengan paduan kontribusi
100% modal kas dari Shahib al-maal dan keahlian dari Mudharib.19
Dalam pembiayaan Mudharabah terdapat Nisbah bagi hasil.
Besarnya Nisbah Bagi Hasil tidak ditentukan dalam Syariah, tetapi
tergantung dari kesepakatan mereka. Nisbah Bagi Hasil bisa dibagi rata
50:50, atau 30:70, 40:60 sesuai kesepakatan bersama.
Dalam akad Mudharabah terdapat dua jenis, yaitu mudharabah
mutlaqah dan mudharabah muqayyadah. Dalam mudharabah mutlaqah
pemodal tidak mensyaratkan kepada pengelola untuk melakukan jenis usaha
tertentu. Jenis usaha yang akan dilakukan oleh mudharib secara mutlak
diputuskan oleh mudharib. Pada mudharabah muqayyadah pemodal
mensyaratkan kepada pengelola untuk melakukan jenis usaha tertentu.20
b. Landasan Hukum
1) Al-Qur’an
Q.S Al-Muzammil ayat 20
فضم الل ي ف السض جتغ ضشث آخش ...
Artinya:
...Dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian
Karunia Allah...21
19
Ir. Adiwarman A.Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT. Raja
Grafindo, 2004), 103 20
Arcarya, Akad & Produk Bank Syariah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), 65 21
Q.S Al-Muzammil Ayat 20, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: PT Syaamil Cipta
Media, 1987)
17
2) Hadits
انج ا صه الله عه ا سهى قبل انجش ث لا ح ن خ: ك ف
خه ع ان انج قبسضخ, ان ثبنشع اجم, ت شنهج ط انجش
“Dari Shahib Bin Shuhaib dari ayahnya bahwa Rasullullah saw bersabda:
Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh,
muqaradhah (mudharabah), dan tercampur gandum dengan tepung untuk
keperluan rumah, bukan untuk di jual” (HR Ibnu Majah)22
3) Ijma’
Imam Zailani, dalam kitabnya Nasbu ar Rayah , telah menyatakan bahwa
para sahabatnya telah berkonsesus terhadap legitimasi pengolahan harta
yatim secara mudharabah. Kesepakatan para sahabat ini sejalan dengan
spirit haditsyang dikutip Abu Ubaid dalam kitab Al Amwal. Dari landasan
diatas mudharabah merupakan suatu akad yang diperbolehkan.23
c. Mudharabah dalam Perbankan Syariah
Dalam prakteknya pihak bank menyediakan modal dan pihak
nasabah mengelolah modal, jika terdapat kerugian maka akan di tanggung
oleh pihak bank selama kerugian tersebut tidak disebabkan oleh pihak
nasabah atau mudharib.24
Contoh dari pembiayaan mudharabah: pihak bank dan nasabah
sepakat menjalankan usaha dengan modal sebesar Rp 100 juta yang
sepenuhnya modal tersebut di danai oleh pihak bank, dengan nisbah bagi
hasil sebesar 30:70. 30 untuk bank dan 70 untuk nasabah/pengelolah.
22
Muhammad Bin Yazid al Quwainy, Sunan Ibnu Majah Juz.2 (Beirut: Dar al Fikr. Tt),
768. 23
Syafi’i Antonio, Muhammad, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema
Insani, 2002) 96 24 Arcarya, Akad & Produk Bank Syariah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), 62
18
Apabila dalam kurun waktu yang disepakati yaitu 3 tahun pengelola
mendapatkan keuntungan maka keuntungan tersebut dibagi menjadi dua
sesuai dengan kesepakatan. Dan apabila dalam 3 tahun mengalami
kerugian maka kerugian tersebut di tanggung oleh pihak bank selama
kerugian tersebut tidak dilakukan oleh pihak nasabah
d. Skema Al-Mudharabah
Gambar 2.1
Siklus Al-Mudharabah
Keahlian Modal 100%
Sumber: Ascarya, 2007: 61
4. Produk Pembiayaan Musyarakah
a. Musyarakah Perspektif Fiqh
Musyarakah atau sering di sebut Syarikah atau Syirkah berasal dari
fi’il madhiyang mempunyai arti sekutu atau teman perseroan,
perkumpulan, persyarikatan.25
25
Munawwir, Ahmad Warson, Al-Minawwir, Kamus Arab-Indonesia (Yogyakarta: Al-
Munawwir, 1984), 765
Nasabah Pihak Bank
Proyek / Usaha
Pembagian Keuntungan
Modal
Akad
Mudharabah
Nis
bah
Y%
Nis
bah
X%
Pen
gem
bal
ian M
odal
19
Definisi Syirkah menurut mazhab maliki adalah suatu izin ber-
tasharruf bagi masing-masing pihak yang bersertifikat. Menurut mazhab
Hambali Syirkah adalah persekutuan dalam hal hak dan tasharruf.
sedangkan menurut Syafi’i, syirkah adalah berlakunya hak atas sesuatu
bagi dua pihak atau lebih dengan tujuan persekutuan26
.
Bentuk-bentuk Musyarakah antara lain:27
1) Musyarakah Tetap
Bentuk Musyarakah yang paling sederhana adalah musyarakah tetap
ketika jumlah dan porsi modal yang disertakan oleh masing-masing
mitra tetap selama periode kontrak.
2) Musyarakah Menurun
Dua pihak bermitra untuk kepemilikan bersama suatu aset dalam bentuk
properti, peralatan, perusahaan atau lainya. Mereka bersepakat bahwa
bahwa pihak pertama sebagai pemilik modal atau pemilik barang dan
pihak kedua sebagai klien, akan membeli unit demi unit sehingga
barang yang dibutuhkan terpenuhi secara periodik. Keuntungan yang
dihasilkan pada tiap-tiap periode dibagi sesuai porsi kepemilikan aset
masing-masing pihak saat itu.
3) Musyarakah Mutanaqisnah
Yaitu suatu penyertaan modal secara terbatas dari mitra usaha kepada
perusahaan lain untuk jangka waktu tertentu, yang dalam dunia modern
26
A. Mas’adi, Ghufron, Fiqih Mualamah Kontekstual (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2002), 192 27 Arcarya, Akad & Produk Bank Syariah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), 60
20
biasa disebut Modal Ventura, tanpa Unsur-unsur yang dilarang dalam
syariah seperti riba, maysir, dan gharar
b. Landasan Hukum
Terdapat hukum dari transaksi di dalam Al-Qur’an, Hadist maupun Ijma’
sebagai berikut:
1) Al-Qur’an
Q.S An-Nisa, ayat 12
ى ششكبء ف انخهج ... نك ف ر كبا أكخش ي (٢٥) ... فإ
Artinya:
...Dan jika saudara-saudara itu lebih dua orang, maka mereka
bersyarikat pada yang sepertiga itu...28
Dari ayat diatas menunjukan bahwa Allah SWT mengakui adanya
persyerikatan dalam kepemilikan harta. Surat An-Nisa menyebutkan
bahwa perkongsian menyebutkan terjadi secara otomatis (Jabr) karena
warisan.29
2) Al-Hadits
الله تعبن ل:اب ا يبنى ك انشش ج بن ح ق خ
بصبحج,فب ا ر احذ ث اخب بصبحج خشجت ي ب. حذ
Dalam hadits di jelaskan: “Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah
SAW Bersabda: Allah SWT berfirman: aku adalah pihak ketiga dari
dua orang yang sedang berserikat selama salah satu dari keduanya tidak
28
Q.S An-Nisa, Ayat 12, Al-Qur’an dan Terjemahnya. (Bandung: PT Syaamil Cipta
Media, 1987) 29
Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah: Suatu Pengenalan Umum (Jakarta: Tazkia
Institite, 1999), 130
21
khianat terhadap saudaranya (temanya). Apabila diantara mereka ada
yang berkhianat, maka aku akan keluar dari mereka” (HR. Abu Daud)30
Hadits ini menjelaskan apabila ada yang berserikat maka Allah akan
ikut memberkahinya, dan apabila dalam suatu koprasi ada yang
berkhianat maka Allah akan menjauhi dan tidak akan memberikan
berkah-Nya.
2) Ijma’
Ibnu Qudamah dan kitabnya Al-Mughni yang dikutib Muhammad
Syafi’i Antonio dalam bukunya Bank Syariah dari Teori ke Praktik,
telah berkata: “Kaum Muslimin telah berkonsensus terhadap legitimasi
musyarakah secara global walaupun terdapat perbedaan dalam beberapa
elemen darinya”31
c. Musyarakah Perspektif Perbankan Syariah
Implementasi Musyarakah dalam perbankan syariah dapat dijumpai pada
pembiayaan-pembiayaan seperti:
1) Pembiayaan Proyek
Diaplikasikan untuk pembiayaan proyek dimana nasabah dan
perbankan sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek
tersebut, dan jika proyek tersebut sudah selesai maka nasabah
mengembalikan dana bank beserta bagi hasilnya.
30
Ash Shidieqy, Teungku Muhammad Hasbi, Koleksi Hadis-hadis Hukum (Semarang:
PT. Petrajaya Mitrajaya, 2001), 175 31
Antonio, Muhammad Syafi’i, Op.cit, 91
22
2) Proyek Ventura
Penanaman modal atau investasi yang dilakukan nasabah pada saham,
dan pada akhirnya akan di jual kepada nasabah. Baik secara singkat
maupun bertahap32
Ketentuan Umun pembiayaan Musyarakah adalah sebagai berikut:33
1) Semua modal disatukan untuk dijadikan modal proyek Musyarakah dan
dikelola bersama-sama. Setiap pemilik modal berhak ikut serta dalam
menentukan kebijakan usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek.
Pemilik modal dipercaya untuk menjalankan proyek Musyarakah dan
tidak boleh melakukan tindakan seperti:
a) Menggabungkan dana proyek dengan dana pribadi.
b) Menjalankan proyek dengan pihak lain tanpa izin pemilik modal
lainya.
c) Memberi pinjaman pada pihak lain.
d) Setiap pemilik modal dapat mengalihkan penyertaan atau digantikan
oleh pihak lain.
e) Setiap pemilik modal dianggap mengakhiri kerjasama apabila : menarik
dari perserikatan, meninggal dunia dan menjadi tidak cakap hukum.
2) Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka waktu proyek
harus diketahui bersama. Keuntungan dibagi sesuai porsi kesepakatan,
sedangkan kerugian dibagi sesuai dengan porsi kontribusi modal.
32
Mahmudatus Sa’diyah, “Musyarakah dalam Fiqih dan Perbankan Syariah”, Jurnal
Equilibrium, Vol II No. 2 (Desember, 2014), 319 33
Karim Adiwarman, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada, 2004), 92-93
23
3) Proyek yang akan dijalankan harus disebutkan dalam akad. Setelah
proyek sesuai nasabah harus mengembalikan dana bersama bagi hasil
yang telah disepakati untuk bank.
d. Skema Al-Musyarakah
Secara umum aplikasi atau skema dari Musyarakah adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2
Siklus Al-Musyarakah
Sumber: Antonio, 2001: 94
5. Produk Piutang Murabahah
a. Pengertian Akad Murabahah
Murabahah yang berasal dari kata ribhu (keuntungan), adalah
transaksi jual beli dimana bank menyebut jumlah keuntunganya. Bank
bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. harga jual
adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (marjin).34
34
Adiwarman A Karim, Bank Islam (Analisi Fiqh dan Keuangan), (Jakarta: PT
Rajagrafindo, 2004), 98
Bank Syariah Parsial:
Pembiayaan
Nasabah Parsial: Asset
Value
PROYEK USAHA
KEUNTUNGAN
Bagi Hasil keuntungan sesuai porsi kontribusi modal
(nisbah)
24
Kedua belah pihak harus sepakat dengan harga jual dan jangka
waktu pembayaran. Harga jual yang di cantumkan di akad jual beli tidak
boleh berubah selama berlakunya akad. Dalam perbankan murabahah
selalu dilakukan dengan cara pembayaran cicil (bi tsaman ajil, atau
muajal). Dalam transaksi barang langsung diserahkan jika sudah
melakukan akad, dan pembayaranya di tangguhkan atau secara cicilan.35
b. Landasan Hukum
Landasan hukum dalam akad murabahah ini adalah sebagai
berikut:
1) Al-Qur’an
ان ... أحم الل ثب و انش حش ع ... ج
...dan Allah menghalalkan jual beli dan mrngharamkan riba... (QS. Al-
Baqarah:275)36
2) Al-Hadits
انج ا الله عه صه ا سهى قبل: انجش ف ث لا ح ن خ: ك
ثباشع ع ان ج ان خهط انجش قبسضخ, ان ت ل شنهج اجم,
ت( ع)سا اث يبج ع ص نهج
“Tiga perkara yang didalamnya terdapat keberkahan: menjual dengan
pembayaran secara tangguh muqaradhah (nama lain dar mudharabah),
dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah dan
tidak untuk dijual” (HR. Ibnu Majah).37
35
Ibid, 98 36
Q.S Al-Baqarah ayat 275, Al-Qur’an dan Terjemahnya. (Bandung: PT Syaamil Cipta
Media, 1987) 37
Mardiana, Fiqh Ekonomi Syariah (Jakarta: Kencana, 2012), 143
25
3) Ijma’
Transaksi ini dipraktekan di berbagai kurun dan tempat tanpa ada yang
mengingkari. Kaidah fiqhyang menyatakan “pada dasarnya, semua
bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil uang
mengharamkanya”.
c. Murabahah menurut Perspektif Perbankan Syariah
Praktek piutang murabahah dalam perbankan suariah dapat di
simpulkan sebagai berikut: dapat di gunakan untuk memenuhi usaha
modal kerja, investasi dan konsumtif seperti pembelian kendaraan
bermotor, pembelian rumah dll.
d. Skema Murabahah
Gambar 2.3
Siklus Al-Murabahah
Sumber: Antonio, 2001: 94
Bank
Syariah
Nasabah
Penjual
1. Terjadi Negosiasi & Persyaratan
2. Akad Murabahah / Jual Beli
5. Bayar
4. B
arang &
Dokum
en
diserah
kan
3. B
eli Baran
g
26
6. Produk Piutang Qardh
a. Pengertian Akad Qardh
Qardh secara terminologi adalah memberikan harta kepada orang
yang akan memanfaatkanyadan mengembalikan gantinya dilain hari.38
Dalam literatur fiqih klasik, qardh dikategorikan dalam aqd tathawwui
atau akad saling membantu dan bukan transaksi komersial.39
b. Landasan Hukum40
Transaksi qardh di perbolehkan oleh para ulama berdasarkan
hadits riwayat Ibnu Majah dan Ijma ulama. Sungguhpun demikian, Allah
SWT mengajarkan kepada kita agar meminjamkan sesuatu bagi “agama
Allah”.
1) Al-Qur’an
ن أجش كشىي را انز قشض الله قشضب حسب فضبعف ن
Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik,
Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya dan dia
akan memperoleh pahala yang banyak. (al-hadid:11)41
Yang menjadi landasan dalil dalam ayat ini adalah kita diseru
untuk “meminjamkan kepada Allah”, artinya untuk membelanjakan
harta dijalan Allah, selaras dengan meminjamkan kepada Allah, kita
juga diseru untuk “meminjamkan kepada sesama manusia”, sebagai
bagian dari kehidupan bermasyarakat.
38 Mardiana, Fiqh Ekonomi Syariah (Jakarta: Kencana, 2012), 333-334 39
Antonio,Syafi’i, Bank Syariah Dari Teori Ke Prakti (Jakarta: Tazkia Cendikia, 2001),
131 40
Ibid, 132 41
Q.S Al-Hadid ayat 11, Al-Qur’an dan Terjemahnya. (Bandung: PT Syaamil Cipta
Media, 1987)
27
2) Al-Hadits
يسعد أ اث يسهى قشض ع سهى قبل يب ي صه الله عه انج
ح ب يش كصذقت إل كب ت ب قشضب يش يسه
Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Nabi saw. berkata, “Bukan seorang
muslim (mereka) yang meminjamkan muslim (lainnya) dua kali kecuali
yang satunya adalah (senilai) sedekah.” (HR Ibnu Majah no.2421, kitab
al-Ahkam; Ibnu Hibban dan Baihaqi)42
1) Ijma
Para ulama telah menyepakati bahwa al-qardh boleh dilakukan.
Kesepakatan ulama ini didasari tabiat manusia yang tidak bisa hidup
tanpa pertolongan dan bantuan saudaranya. Tidak ada seorangpun yang
memiliki segala barang yang ia butuhkan. Oleh karena itu, pinjam-
meminjam sudah menjadi satu bagian dari kehidupan di dunia ini. Islam
adalah agama yang sangat memperhatikan segenap kebutuhan umatnya.
c. Qardh Menurut Perspektif Perbankan Syariah
Aplikasi qardh dalam perbankan syariah ada empat hal:43
1) Sebagai Pinjaman Talangan Haji, dimana nasabah calon haji diberikan
pinjaman talangan untuk memenuhi syarat penyetoran biaya perjalanan
haji. Nasabah akan melunasi sebelum keberangkatan haji.
42
kitab al-Ahkam, 2421 43
Heri Sudarsono, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, Deskriptif dan Ilustrasi
(Yogyakarta: Ekonosia kampus Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta, 2003), 82
28
2) Sebagai pinjaman tunai (cash advanced) dari produk kartu kredit
syariah, dimana nasabah diberi keleluasaan untuk menarik uang tunai
milik bank melalui ATM. Nasabah akan mengembalikan sesuai waktu
yang ditetukan.
3) Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil dimana menurut perhitungan
bank akan memberatkan si pengusaha bila diberi pembiayaan dengan
skema jual-beli Ijarah atau bagi hasil.
4) Sebagai pinjaman kepada pengurus bank, dimana bank menyediakan
fasilitas ini untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan pengurus bank.
Pengurus bank akan mengembalikannya secara cicilan melalui
pemotongan gajinya.
d. Skema Qardh
Gambar 2.4
Siklus Qardh
Tenaga Kerja Modal 100%
Sumber: Ascarya, 2007: 46
Nasabah Bank
PROYEK USAHA
KEUNTUNGAN
Pinjaman Qardh
Kem
bali M
odal
100%
29
7. Analisis Laporan Keuangan
a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
“analisis laporan keuangan adalah kegiatan membandingkan
kinerja perusahaan dalam bentuk angka-angka keuangan dengan
perusahaan sejenis atau dengan ngka-angka keuangan periode sebelumnya,
atau dengan angka-angka anggaran.44
Analisis laporan keuangan biasanya
untuk mengetahui profitabilitas (keuntungan), tingkat resiko dan tingkat
kesehatan suatu perusahaan.
Analisis rasio laporan keuangan dapat dilakukan dengan dua cara
yakni:
2) Analisi Horizontal (Perbandingan Laporan Keuangan)
Analisis dengan cara membandingkan neraca dengan laporan laba rugi
beberapa tahun terakhir secara berurutan. Maksudnya dengan
membandingkan hasil dari neraca dan laporan laba rugi sehingga dapat
mengetahu gambaran-gambaran selama beberapa tahun terakhir apakah
terjadi kenaikan atau penurunan.
3) Analis Vertikal (per Komponen)
Analis yang dilakukan dengan jalan menghitung proporsi pos pos dalam
neraca dengan suatu jumlah tertentu dari neraca atau proporsi dari
unsur-unsur tertentu dari laporan laba rugi dengan jumlah tertentu dari
jumlah laporan laba rugi.
44
Dewi Utari, Ari Purwanti, Darsono Prawironegoro, Manajemen Keuangan Edisi Revisi
(Jakarta: Mitra Wacana Wedia, 2014), 53.
30
Hasil analisis merupakan informasi bagi manajemen untuk
membuat keputusan di berbagai bidang pembiayaan, investasi dan oprasi.
Setiap manajer mambutuhkan informasi keuangan untuk membuat
program kerja, anggaran dan pengendalian.45
b. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Berikut adalah tujuan dari analisis Laporan Keuangan:46
1) Investasi pada Saham
Risiko ini sama dengan resiko pada perusahaan umumnya. Analisis
risiko biasanya memfokus pada kemungkinan pada bangkrutnya
perusahaan atau kemungkinan perusahaan kesulitan pada bidang
keuangan.
2) Pemberian Kredit
Tujuanya adalah menilai kemampuan perusahaan dalam
mengembalikan pinjaman beserta bunganya. Fokus dalam penelitian ini
adalah kemampuan perusahaan dalam pemberian kredit jangka panjang.
3) Kesehatan Pemasok (supplier)
Perusahaan ingin memastikan bahwa pemasok tersebut sehat dan bisa
bertahan terus. Pengetahuan akan kondisi supplier juga akan
bermanfaat bagi perusahaan dalam melakukan negosiasi dengan
supplier.
45
Dizere Alice Bellina, “Pengaruh Pembiayaan Jual Beli dan Pembiayaan Bagi Hasil
Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri (Periode 2009-2014)” (Skripsi Universitas
Islam Negeri Raden Intan, Lampung: 2017) 84-85 46
Mamduh Hanafi, Abdul Halim, Analisis Laporan Keuangan Edisi Kelima (Yogyakarta:
UPP STIM YKPN, 2016), 6-9
31
4) Kesehatan Pelanggan (customer)
Apabila perusahaan akan memberikan kredit kepada pelanggan maka
perusahaan memerlukan informasi keuangan pelanggan tersebut.
5) Kesehatan Perusahaan ditinjau dari Perusahaan
Karyawan atau calon karyawan akan tertarik untuk menganalisis
keuangan dari perusahaan tersebut, apakah perusahaan tersebut
memiliki prospek keuangan yang baik atau tidak.
6) Pemerintah
Pemerintah bisa menganalisis keuangan perusahaan untuk menentukan
besarnya pajak dari perusahaan tersebut.
7) Analisis Internal
Pihak internal perusahaan (manajemen) akan membutuhkan analisis
laporan keuangan dari perusahaan untuk menentukan sejauh mana
perkembangan perusahaan.
8) Analisis Pesaing
Kondisi keuangan pesaing bisa memperi informasi kepada perusahaan
sejauh mana kekuatan dari perusahaan pesaing tersebut. Dan juga untuk
mencari strategi perusahaan.
9) Penilaian Keuangan
Analisis keuangan juga bisa dipakai untuk menentukan besarnya
kerusakan yang dialami oleh perusahaan.
32
c. Analisis Rasio Keuangan
Pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokan kedalam beberapa
macam kategori, yaitu:47
1) Rasio Likuiditas
Mengukur likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva
lancarnya (utang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan).
Dalam rasio ini terdapat dua perhitungan yakni:
a) Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang
jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya.
b) Rasio Cepat (Quich Ratio)
Rasio cepat mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang
jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya tanpa
memasukan persediaan.
2) Rasio Profitabilitas
Mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan
(profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham yang
tertentu. Ada tiga rasio:
47
Ibid, 75-83
33
a) Net Profit Margin
Rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.
b) Return On Invesment atau Return On Asset
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu.
c) Return On Equity
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
berdasarkan modal saham tertentu.
8. Hubungan Antar Variabel
a. Hubungan antara Pembiayaan Mudharabah dengan ROA
Menurut Amri (2015) pembiayaan Mudharabah berpengaruh
terhadap Profitabilitas, begitupun menurut Maya (2017) turut mengatakan
bahwa hasil penelitianya juga menunjukan bahwa Pembiayaan
Mudharabah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Return
On Asset (ROA).
Dalam perbankan memperoleh laba adalah hal yang penting,
dimana laba yang didapatkan akan mempengaruhi Profit dan kesehatan
dari bank tersebut. Salah satu faktor yang dapat meningkatan Profitabilitas
34
adalah produk pembiayaan. Semakin lancar nasabah yang melakukan
transaksi pembiayaan Mudharabah dan lancar dalam hal pengambilan
dana, maka diharapkan kinerja keuangan akan menjadi semakin lebih
meningkat.
H1 : Pembiayaan Mudharabah berpengaruh signifikan terhadap ROA
b. Hubungan antara Pembiayaan Musyarakah terhadap ROA
Menurut Maya (2017) turut mengatakan bahwa hasil penelitianya j
menunjukan bahwa Pembiayaan Musyarakah berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA).
Dalam perbankan memperoleh laba adalah hal yang penting,
dimana laba yang didapatkan akan mempengaruhi Profit dan kesehatan
dari bank tersebut. Salah satu faktor yang dapat meningkatan Profit adalah
produk pembiayaan. Semakin lancar nasabah yang melakukan transaksi
pembiayaan Musyarakah dan lancar dalam hal pengambilan dana, maka
diharapkan Profitabilitas akan menjadi semakin lebih meningkat.
H2 : Pembiayaan Musyarakah berpengaruh signifikan terhadap ROA
c. Hubungan antara Piutang Murabahah terhadap ROA
Menurut Maya (2017) turut mengatakan bahwa hasil penelitianya
menunjukan bahwa Pembiayaan Murabahah berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA).
Dalam perbankan memperoleh laba adalah hal yang penting,
dimana laba yang didapatkan akan mempengaruhi kinerja dan kesehatan
dari bank tersebut. Salah satu faktor yang dapat meningkatan kinerja
35
keuangan adalah produk pembiayaan. Semakin lancar nasabah yang
melakukan transaksi Piutang Murabahah (masuk kategori pembiayaan)
dan lancar dalam hal pengambilan dana, maka diharapkan kinerja
keuangan akan menjadi semakin lebih meningkat.
H3 : Piutang Murabahah berpengaruh signifikan terhadap ROA
d. Hubungan antara Piutang Qardh terhadap ROA
Menurut Riyanto dan Prakoso “makin besarnya jumlah perputaran
piutang berarti semakin besar resiko, tetapi bersamaan dengan itu juga
akan memperbesar profitabilitas (ROA)”.48
Dalam perbankan memperoleh laba adalah hal yang penting,
dimana laba yang didapatkan akan mempengaruhi kinerja dan kesehatan
dari bank tersebut. Salah satu faktor yang dapat meningkatan kinerja
keuangan adalah produk pembiayaan. Semakin lancar nasabah yang
melakukan transaksi piutang Qardh (masuk kategori pembiayaan) dan
lancar dalam hal pengambilan dana, maka diharapkan kinerja keuangan
akan menjadi semakin lebih meningkat.
H4 : Piutang Qardh berpengaruh signifikan terhadap ROA
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu yang telah
diuraikan, maka kerangka konsep penelitian ini adalah adanya indikator suatu
perusahaan perbankan yaitu pembiayaan mudharabah, musyarakah dan piutang
48
Prakoso, Pengaruh Profita-bilitas, Kepemilikan Keluarga, dan Corporate Governance
Terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia (Simposium Nasional Akuntansi XVII, 2014) 6.
36
Murabahah dan Piutang Qardh yang mempunyai pengaruh terhadap baik
tidaknya Profitabilitas yang ada dalam suatu perusahaan perbankan.
Dalam pengukuran Profitabilitas tersebut menggunakan alat pengukuran
yaitu ROA. ROA ini digunakan untuk menunjukan kemampuan aktiva perusahaan
untuk menghasilkan laba operasi.
Kerangka konsep sebagai berikut:
Gambar 2.5
Bagan Kerangka Pemikiran
H1 H2 H3
H4
D. Hipotesis
Hipotesis berasal dari perkataan hipo (hypo) dan tesis (thesis). Hipo berarti
kurang dari, sedangkan tesis berarti pendapat. Jadi hipotesis adalah suatu pendapat
atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara.49
49Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 80.
Pembiayaan
Mudharabah
(X1)
Pembiayaan
Musyarakah
(X2)
Piutang
Murabahah (X3)
Piutang Qardh
(X4)
Return On
Asser ROA
(Y)
37
Dalam penelitian ini terdapat beberapa Hipotesis sebagai berikut:
H1 : Pembiayaan Mudharabah diduga berpengaruh terhadap ROA.
H2 : Pembiayaan Musyarakah diduga berpengaruh terhadap ROA.
H3 : Piuatang Murabahah diduga berpengaruh terhadap ROA
H4 : Piutang Qardh diduga berpengaruh terhadap ROA