7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Proyek Konstruksi
Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan
melibatkan berbagai disiplin ilmu, sumber daya serta metode pelaksanaan. Ciri suatu
proyek antara lain (Soeharto, 1999):
1. memiliki tujuan khusus dan hasil kerja akhir.
2. jumlah biaya, jadwal dan juga mutu telah ditentukan.
3. titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas.
4. jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung.
2.2 Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian) secara sistematis pada suatu proyek dengan
menggunakan sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material yang
ada untuk mencapai tujuan proyek secara optimal.
2.3 Perencanaan Waktu Proyek
Perencanaan adalah suatu proses awal yang sangat diperlukan dalam
manajemen suatu proyek yang menentukan dasar tujuan dan sasaran serta
menyiapkan segala sumber daya dalam suatu proyek. Perencanaan berfungsi untuk
meletakkan dasar sasaran proyek yaitu penjadwalan, anggaran dan mutu.
8
Penjadwalan merupakan suatu perangkat untuk menentukan aktivitas yang
diperlukan dalam menyelesaikan suatu proyek dengan urutan serta waktu tertentu.
Penjadwalan proyek adalah suatu bentuk perencanaan proyek yang dibuat dengan
tujuan agar proyek selesai tepat waktu. Agar proyek dapat diselesaikan tepat waktu
dengan sumber daya yang efisien dan menghasilkan bangunan sesuai yang
diharapkan, maka diperlukan penyusunan jadwal. Adapun metode yang dapat
digunakan untuk menyusun perencanaan jadwal suatu proyek yaitu Bar Chart,
Network Diagram (PERT, CPM, PDM) dan Line of Balance (LOB).
2.3.1 Metode Bar Chart atau Bagan Balok
Bar Chart pertama kali diperkenalkan oleh Henry L. Gantt pada tahun 1917.
Bar Chart sering disebut juga dengan nama Gantt Chart. Metode ini merupakan
metode yang umum digunakan sebagian besar penjadwalan dan pengendalian
konstruksi terutama dalam menyusun jadwal suatu proyek baik pada kontraktor kecil
maupun kontraktor besar dari sektor swasta sampai dengan BUMN.
Pada metode Bar Chart aktivitas digambarkan dengan arah horizontal yang
menyatakan satuan waktu dalam hari, minggu atau bulan sebagai durasi waktunya
dan arah vertikal menyatakan pekerjaan yang telah direncanakan dari lingkup proyek
serta diukur waktu pelaksanaannya yang digambarkan sebagai batang. Penggambaran
batang pada setiap baris aktivitas menunjukkan waktu mulai dan selesainya aktivitas.
Berikut merupakan tabel proses pengerjaan time schedule dengan metode Bar Chart .
9
Gambar 2.1. Bar Chart
(Sumber : Ervianto, 2004)
Metode Bar Chart mempunyai kelebihan yaitu mudah dipahami dan dibuat.
Selain memiliki kelebihan metode Bar Chart juga memiliki kekurangan yaitu metode
bar chart tidak dapat menunjukkan urutan aktivitas dan hubungan ketergantungan
antara satu aktivitas dan aktivitas lainnya secara spesifik sehingga aktivitas-aktivitas
yang menjadi prioritas atau yang lebih diutamakan dari aktivitas lainnya tidak dapat
dilihat (Soeharto, 1999). Lintasan kritis aktivitas proyek juga tidak dapat diketahui.
2.3.2 Project Evaluation Review Technique (PERT)
Project Evaluation Review Technique (PERT) pertama dikembangkan sejak
tahun 1958 oleh Booz, Allen dan Hamilton dalam proyek pengembangan Polaris
Missile System (Ervianto,2004). PERT dapat digunakan sebagai suatu alat
manajemen proyek yang digunakan untuk merangkai penjadwalan dan mengatur
bagian-bagian pekerjaan yang ada dalam suatu proyek serta memperkirakan durasi
10
waktu suatu proyek (Soeharto, 1999). Menurut Soeharto (1999) dalam Project
Evaluation Review Technique (PERT) menggunakan tiga waktu estimasi untuk setiap
aktivitas diantaranya yaitu waktu optimis ( ), waktu paling mungkin ( ) dan waktu
pesimis ( ).
Adapun urutan langkah perhitungan metode Project Evaluation Review
Technique (PERT) yaitu diantaranya :
1. merangkai daftar kegiatan proyek dengan durasi dan waktu tertentu;
2. menetapkan urutan waktu aktivitas proyek, aktivitas mana yang harus
terlebih dahulu dan mana yang mengikuti. langkah ini dapat dilaksanakan
bersamaan dengan merangkai jadwal kegiatan proyek;
3. memperkirakan durasi setiap aktivitas pada proyek dengan tiga perkiraan
yaitu :
= kurun waktu optimistik (optimistic duration time), yaitu waktu
tercepat yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas proyek
tanpa adanya hambatan.
= kurun waktu yang paling mungkin (most likely time), yaitu
waktu yang paling sering terjadi apabila suatu aktivitas dilakukan
berulang-ulang dalam kondisi yang sama.
11
= kurun waktu pesimistik (pesimistic duration time), yaitu waktu
yang paling lama dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas apabila
terdapat hambatan.
4. menentukan nilai rata-rata durasi aktivitas yang diharapkan ( te ) dengan
terdistribusi beta. Dimana a dan b merupakan batas lebar kurva serta m
merupakan titik puncak kurva yang menyatakan bahwa kemungkinan
terjadinya peristiwa optimistik (a) dan pesimistik (b) adalah sama
sedangkan kurun waktu paling mungkin (m) empat kali lebih besar dengan
rumus sebagai berikut (Soeharto, 1999):
( )
( )
Keterangan :
: durasi kegiatan yang diharapkan
: durasi optimistik
: durasi paling mungkin
: durasi pesimistik
5. menentukan standar deviasi kegiatan ( s ) dan varian ( ( )) dari setiap
aktivitas dengan menggunakan estimasi ( ) dan ( ) (Soeharto,1999).
Standar deviasi aktivitas :
( )
( )
12
Varian aktivitas :
( ) (
)
( )
Keterangan :
: standar deviasi aktivitas
( ) = : varian
6. menyusun network diagram;
7. menentukan lintasan kritis yaitu jalur dengan waktu terpanjang yang
dibentuk oleh network diagram;
8. menentukan nilai probabilitas (z) waktu aktivitas proyek selesai
menggunakan pendekatan fungsi distribusi normal
( )
Keterangan
: nilai probabilitas penyelesaian aktivitas proyek
: durasi waktu penyelesaian aktivitas proyek yang telah dijadwalkan
: durasi penyelesaian aktivitas proyek yang diharapkan
: standar deviasi aktivitas
13
2.3.3 Critical Path Method (CPM)
Critical Path Method (CPM) merupakan metode untuk perencanan dan
pengendalian suatu proyek yang dikembangkan pada tahun 1957 oleh J.E. Kelly dari
Remington Rand dan M.R. Walker dari perusahaan Du Pont (Soeharto,1999). Dalam
pekerjaan proyek terdapat hubungan ketergantungan antara aktivitas satu dan lainnya
dengan cara digambarkan dalam diagram network, hal ini disebut jaringan kerja
(network planning). Simbol-simbol yang digunakan dalam menggambar suatu
jaringan kerja diantaranya :
(anak panah/busur) : menyatakan sebuah aktivitas
yang dibutuhkan oleh proyek.
(lingkaran kecil/simpul/node) : menyatakan sebuah peristiwa
- - - - (anak panah terputus-putus) : menyatakan aktivitas semu atau
dummy activity.
(anak panah tebal) : menyatakan aktivitas pada
lintasan kritis.
Aturan-aturan yang digunakan dalam penggunaan simbol-simbol :
1. di antara dua kejadian (event) yang sama hanya boleh digambarkan satu
anak panah.
2. nama suatu aktivitas dinyatakan dengan huruf atau nomor.
3. aktivitas harus mengalir dari pekerjaan bernomor rendah ke tinggi.
14
4. diagram hanya memiliki satu pekerjaan yang paling cepat dimulai dan satu
pekerjaan yang paling cepat selesai.
Adapun urutan langkah perhitungan Critical Path Method (CPM) yaitu
diantaranya :
1. merangkai daftar kegiatan proyek dengan durasi dan waktu tertentu;
2. menetapkan urutan waktu aktivitas proyek, aktivitas mana yang harus
terlebih dahulu dan mana yang mengikuti. langkah ini dapat dilaksanakan
bersamaan dengan merangkai jadwal kegiatan proyek;
3. menyusun network diagram ;
4. menentukan jalur kritis;
a. perhitungan maju
Perhitungan maju digunakan untuk menghitung waktu aktivitas
selanjutnya karena waktu aktivitas paling awal dimulai ialah 0.
( ) ( ) ( ) ( )
Keterangan :
: waktu paling awal aktivitas diselesaikan(Earliest Finish Time)
: waktu paling awal aktivitas dimulai (Earliest Start Time)
: durasi aktivitas
: node terdahulu
15
: node selanjutnya
b. perhitungan mundur
Perhitungan mundur digunakan untuk menghitung durasi waktu
aktivitas paling lama.
( ) ( ) ( ) ( )
Keterangan :
: waktu paling lama untuk memulai aktivitas
: waktu paling lama untuk menyelesaikan aktivitas
: durasi aktivitas
: node terdahulu
: node selanjutnya
c. menetapkan jalur kritis
Jalur kritis merupakan jalur yang memiliki rangkaian aktivitas kritis
yang dimulai dari aktivitas pertama hingga aktivitas terakhir proyek
dengan total jumlah waktu terlama. Syarat jalur kritis :
= sehingga – = 0
= pada aktivitas paling akhir
Float total = 0
d. float total menunjukkan jumlah waktu yang diperkenankan suatu
aktivitas boleh ditunda tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian
proyek secara keseluruhan. Float total dihitung dengan rumus :
16
( )
atau
( ) ( ) ( ) ( )
Adapun beberapa manfaat Critical Path Method (CPM) dalam suatu proyek
konstruksi yaitu :
1. dapat memperkirakan durasi dan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan sebuah proyek
2. dapat menunjukkan alur kegiatan mana saja yang penting yang perlu
diperhatikan dalam jadwal penyelesaian proyek agar lebih efisien.
2.3.4 Simulasi Monte Carlo
Simulasi Monte Carlo adalah metode simulasi yang digunakan untuk
menghitung atau memperkirakan nilai atau solusi menggunakan angka acak,
probabilitas dan statistik. Metode ini merupakan alternatif lain dari cara PERT untuk
mendapatkan waktu penyelesaian proyek (Ervianto,2004). Karena algoritma ini
memerlukan pengulangan dan perhitungan yang kompleks, pada umumnya metode
Simulasi Monte Carlo dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer. Langkah
dalam menentukan Simulasi Monte Carlo yaitu :
1. menentukan distribusi probabilitas
2. menentukan distribusi kumulatif
3. menentukan suatu interval dari angka acak untuk masing-masing variabel.
17
4. membuat bilangan acak
5. membuat barisan simulasi dari beberapa percobaan
Simulasi Monte Carlo dibuat dengan cara menentukan dan menetapkan
hubungan antara bilangan acak dan interval serta menjumlahkan sampel
yang diperoleh. Rumus yang digunakan yaitu :
∑
( )
Keterangan :
: hasil simulasi
: peluang yang disesuaikan dengan banyaknya percobaan
: data ke-i
Dalam menentukan Simulasi Monte Carlo terdapat berbagai jenis formula
dan fungsi pada Microsoft Excel. Formula yang digunakan pada Microsoft Excel yaitu
=BETAINV(probability, alpha, beta, [A], [B])
Keterangan :
Probability : probabilitas yang dikaitkan dengan beta
alpha : parameter distribusi
beta : parameter distribusi
[A] : optional batas bawah pada interval x
[B] : optional batas atas pada interval x
18
Distribusi Beta dapat diketahui dari mencari nilai mean dan varian dengan
rumus sebagai berikut :
Mencari nilai mean :
( )
Mencari nilai varian :
( )
( ) ( ) ( )
Keterangan :
: nilai rata-rata
: parameter distribusi
: parameter distribusi
2.3.5 Line of Balance (LOB)
Line of Balance (LOB) merupakan suatu metode penjadwalan proyek yang
digunakan untuk membantu perencanaan proyek yang memiliki aktivitas berulang
(repetitive task) seperti pada proyek perumahan dengan tipe yang sama, konstruksi
jalan raya, pemasangan pipa dan lain sebagainya (Uher, 2003). Line of Balance
(LOB) juga dapat digunakan untuk menunjukan banyaknya pekerjaan yang sudah
selesai dalam kurun waktu tertentu sehingga dapat melihat dan mengontrol tingkat
produksi. Hal ini ditunjukkan oleh lead times. Lead times merupakan durasi dan
waktu yang harus dilalui oleh suatu pekerjaan hingga seluruh pekerjaan selesai.
19
Line of Balance (LOB) menggunakan sumbu koordinat yaitu absis dan ordinat.
Absis digunakan untuk menunjukkan waktu kerja sedangkan ordinat untuk
menunjukkan jumlah banyaknya unit pekerjaan yang diselesaikan (Uher, 2003).
Selain sumbu koordinat, Line of Balance (LOB) juga menggunakan garis miring yang
menyatakan jenis kegiatan yang dikerjakan dan menunjukkan kecepatan durasi dari
suatu aktivitas. Kemiringan dari setiap garis kegiatan menunjukkan tingkat
produktifitas dari aktivitas yang juga menyatakan bahwa apabila garis miring
semakin tegak maka semakin tinggi tingkat produktifitasnya.
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan metode Line of
Balance (LOB):
1. terdapat tahapan aktivitas yang jelas dalam pelaksanaan proyek konstruksi
2. terdapat waktu pelaksanaan pada setiap aktivitas dalam suatu proyek
kontruksi.
20
Gambar 2.2 Grafik Line Of Balance (LOB)
(Sumber : Thomas E Uher, 1996)
Keterangan :
1. titik a menyatakan dimulainya pekerjaan pondasi untuk rumah ke-1 dengan
durasi 10 hari dan titik b menyatakan dimulainya pekerjaan pondasi untuk
rumah ke-7 dengan durasi yang sama yaitu 10 hari.
2. titik c menyatakan dimulainya pekerjaan struktur rumah ke-1 dan titik d
menyatakan dimulainya pekerjaan struktur rumah ke-7. titik c dan titik d
mulai dikerjakan setelah pekerjaan pondasi dan setelah perkiraan waktu
penyangga disetujui antara pekerjaan pondasi dengan pekerjaan struktur.
3. pada saat berakhirnya penggambaran grafik Line of Balance (LOB) dapat
diketahui jadwal penyerahan beberapa unit rumah perminggu.
21
Berikut langkah-langkah dalam metode Line of Balance (LOB) :
1. merencanakan urutan aktivitas dari masing-masing pekerjaan dalam bentuk
diagram;
2. menentukan lamanya durasi dan waktu untuk pelaksanaan pada setiap
masing-masing aktivitas;
3. menyiapkan network diagram dari kegiatan untuk 1 unit rumah dari
masing-masing aktivitas dengan 1 kelompok pekerja untuk mengetahui
hubungan ketergantungan antar aktivitas.
4. berdasarkan durasi yang telah direncanakan dapat ditentukan kecepatan
produksi untuk tiap aktivitas dengan 1 kelompok pekerja.
5. menentukan jumlah kelompok pekerja yang mengerjakan tiap aktivitas.
6. berdasarkan kecepatan produksi untuk tiap aktivitas dengan 1 kelompok
pekerja dan jumlah kelompok pekerja yang digunakan dapat ditentukan
kecepatan produksi total untuk tiap aktivitas dengan jumlah kelompok
pekerja yang digunakan.
7. berdasarkan kecepatan produksi total dapat ditentukan durasi total tiap
aktivitas untuk menyelesaikan semua unit.
8. menentukan waktu start dan finish untuk tiap aktivitas dan selanjutnya
dapat diketahui durasi total proyek.
22
9. menggambarkan diagram Line of Balance (LOB).
2.3.5.1 Dasar Pembuatan Diagram LOB
Adapun anggapan yang digunakan dalam penjadwalan menggunakan
metode LOB adalah terdapat satu kelompok pekerja yang mengerjakan satu
jenis aktivitas untuk satu unit rumah. Hal ini berarti bahwa meskipun digunakan
lebih dari satu kelompok pekerja untuk satu aktivitas tidak akan mengurangi
durasi untuk menyelesaikan aktivitas pada satu unit tersebut, melainkan dalam
waktu yang bersamaan dapat dilaksanakan aktivitas yang sama untuk beberapa
unit sesuai dengan jumlah kelompok pekerja yang digunakan. Dengan demikian
penambahan jumlah kelompok pekerja tidak akan mengurangi durasi untuk
menyelesaikan aktivitas tersebut pada satu unit melainkan akan meningkatkan
kecepatan produksi aktivitas tersebut.
Menurut Uher (2003) dasar-dasar yang digunakan dalam perencanaan
metode LOB yaitu sebagai berikut :
1. perencanaan urutan pelaksanaan masing-masing pekerjaan dalam
bentuk diagram, lengkap dengan estimasi durasi waktu untuk satu
putaran aktivitas repetitif.
2. menentukan lead times untuk masing-masing pekerjaan.
3. menghitung target penyelesaian proyek.
4. menggambarkan target penyelesaian proyek dalam bentuk diagram
sesuai dengan kurun waktu yang diharapkan.
23
5. mempersiapkan jadwal LOB.
6. menentukan buffer times atau waktu penyangga untuk menghindari
resiko keterlambatan suatu aktivitas.
7. menggambarkan diagram Line of Balance (LOB).
8. menganalisis jadwal dan grafik LOB untuk mendapatkan jadwal
pelaksanaan proyek yang seimbang.
9. menggunakan jadwal dan grafik LOB untuk monitoring dan kontrol.
2.3.5.2 Istilah-istilah Dalam Metode LOB Chart
Adapun istilah yang digunakan dalam penggambaran LOB sebagai
berikut :
a. Handover Rate / Production Rate
Handover Rate / Production Rate merupakan besaran yang menunjukkan
laju pekerjaan. Satuan untuk besaran ini adalah jumlah unit per satuan
waktu.
b. Velocity Diagrams
Velocity diagrams merupakan bagan yang menunjukkan laju pekerjaan
untuk menyelesaikan sejumlah pekerjaan per satuan waktu. Hal ini
digambarkan pada LOB sebagai kemiringan sudut dari grafik suatu aktivitas
pekerjaan. Semakin landai grafik suatu aktivitas maka semakin lambat laju
produksinya dan begitu juga sebaliknya semakin curam grafik suatu
aktivitas maka semakin cepat laju produksinya.
24
Persamaan garis untuk penggambaran velocity diagram dapat
dinyatakan sebagai berikut :
( )
Keterangan :
: jumlah unit yang dihasilkan (kuantitas)
: jumlah unit per satuan waktu
: besaran waktu
: konstanta dari nilai
Karena titik berada pada sumbu , maka diperoleh rumus :
( ) ( )
[( )
] ( )
Keterangan :
: kuantitas unit ke-1 pada LOB
: kuantitas unit ke-2 pada LOB
: waktu untuk unit ke-1
: waktu untuk unit ke-2
25
Gambar 2.3 Hubungan antara Kuantitas q dan waktu t
(Sumber : Arditi et al., 2002 dalam Arianto, 2010)
c. Conflict / Interfensi
Conflict / Interfensi terjadi apabila suatu aktivitas laju produktivitas
mengalami perlambatan dibandingkan dengan aktivitas pengikutnya. Dalam
LOB Chart kejadian ini dapat digambarkan dengan perpotongan garis suatu
aktivitas dengan garis aktivitas pengikutnya pada suatu unit tertentu. Hal ini
berarti bahwa aktivitas pengikut yang mengikuti aktivitas sebelumnya tidak
dapat dimulai karena aktivitas sebelumnya tersebut belum selesai sehingga
aktivitas pengikut harus menunggu aktivitas sebelumnya selesai terlebih
dahulu. Untuk menghilangkan waktu tunggu tersebut, maka aktivitas yang
harus menunggu diperlambat laju produksinya.
26
Gambar 2.4 Penjadwalan LOB Chart Yang Menunjukkan Adanya Conflict
(Sumber : Hinze, 2008 dalam Arianto, 2010)
d. Buffer
Pada saat aktivitas proyek berlangsung, adanya kemungkinan terjadinya
gangguan pada pekerjaan satu dengan pekerjaan lainnya. Terdapat alternatif
yang digunakan yaitu dengan memperlambat suatu pekerjaan atau dengan
memberi waktu penyangga (buffer time).
27
Gambar 2.5 Activity Interference
(Sumber : Calahan MT, 1999 dalam Marela, 2007)
Keterangan :
Pekerjaan tanah mendahului pekerjaan pasangan batu belah dan durasi
dari pekerjaan tanah bisa lebih lama dari pekerjaan pasangan batu belah
sehingga terjadi benturan (Crash).
28
Gambar 2.6 Buffer Time
(Sumber : Callahan MT, 1999 dalam Marela, 2007)
Keterangan :
Untuk menghindari terjadinya gangguan pada pekerjaan pasangan batu
belah yang disebabkan karena belum selesainya pekerjaan tanah maka
dilakukan dengan cara memperlambat awal mulainya pekerjaan
pasangan batu belah dengan menggunakan waktu penyangga (buffer
time).
2.3.5.3 Modifikasi LOB Chart
Pada LOB Chart dapat dimodifikasi untuk berbagai macam keperluan
salah satunya adalah mempercepat durasi penyelesaian proyek. Metode LOB ini
didasarkan pada sumber daya yang digunakan untuk memodifikasi yang
dilakukan pada jumlah kelompok pekerja pada tiap aktivitas pekerjaan.
29
Modifikasi pada salah satu aktivitas pekerjaan dapat mempercepat pekerjaan
dengan melakukan penambahan kelompok pekerja begitu juga sebaliknya
modifikasi pada salah satu aktivitas pekerjaan dapat memperlambat pekerjaan
dengan melakukan pengurangan kelompok pekerja. Hal ini bergantung pada
LOB Chart yang telah digambar.
Gambar 2.7 LOB Chart sebelum modifikasi
(Sumber : Dwarawati, 2013)
Gambar 2.8 LOB Chart sesudah modifikasi
(Sumber : Dwarawati, 2013)
30
Dapat dilihat pada contoh LOB Chart diatas pekerjaan pile cap dan
balok memiliki durasi selama 4 hari yang dikerjakan oleh 1 kelompok pekerja
yang mengerjakan 6 unit pekerjaan berulang dengan durasi penyelesaian
sampai durasi ke 27. Untuk mempercepat durasi penyelesaian proyek,
ditambahkan 1 kelompok pekerja untuk pekerjaan pile cap dan balok dengan
durasi tetap selama 4 hari yang dikerjakan oleh 2 kelompok pekerja. Unit 1 dan
2 dikerjakan bersama-sama dengan adanya perbedaan pada waktu start
pekerjaan. Kelompok ke-1 mengerjakan unit 1 setelah selesai mengerjakan unit
1 lanjut mengerjakan unit 3. Sedangkan kelompok ke-2 mengerjakan unit 2
setelah selesai mengerjakan unit 2 lanjut mengerjakan unit 4 dan seterusnya
hingga diperoleh durasi penyelesaian untuk 6 unit tersebut selesai sampai durasi
ke 17. Jadi durasi keseluruhan proyek yang awalnya 29 hari, setelah
dimodifikasi berkurang 10 hari menjadi 19 hari.
2.3.5.4 Tingkat Produktivitas Pada LOB
Adapun tingkat produktivitas yang digunakan dalam penggambaran
LOB sebagai berikut (Harris dan Ionnau, 1998 dalam Hutagaol et al., 2013):
a. Produktivitas Tenaga Kerja (Unit Resource Production Rate=rpr)
Tingkat produksi sumber daya untuk sebuah kegiatan A( ) adalah
banyaknya pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh sumber daya dalam
satuan waktu, beberapa kalangan ada yang memakai istilah tingkat
produktivitas tenaga kerja.
31
Dalam bentuk persamaan :
( )
Keterangan :
: Produktivitas tenaga kerja A (satuan volume
pekerjaan/hari)
: Volume pekerjaan kegiatan A (satuan volume
pekerjaan)
: Durasi aktivitas A (hari)
b. Tingkat Produksi Unit Pada Aktivitas (Unit Production Rate = upr)
Tingkat produksi unit pada aktivitas dapat dibentuk dalam persamaan :
( )
Keterangan :
: Tingkat produksi unit pada aktivitas A
2.3.5.5 Variabel Dalam Penjadwalan
Adapun variabel yang digunakan dalam penggambaran LOB sebagai
berikut :
a. Durasi
Dalam penjadwalan terdapat 2 perbedaan yaitu waktu dan durasi.
Perbedaan tersebut diartikan bahwa waktu menyatakan siang atau
malam, sedangkan durasi menyatakan lamanya waktu yang dibutuhkan
dalam melaksanakan suatu aktivitas, seperti lamanya waktu kerja dalam
32
satu hari adalah 7 jam. Durasi suatu aktivitas dapat ditentukan oleh
volume pekerjaan dan kelompok pekerja. Produktivitas diperoleh dari
pengalaman kelompok pekerja dalam melaksanakan suatu aktivitas yang
telah dilakukan sebelumnya. Adapun perhitungan yang digunakan
sebagai berikut (Husen, 2011 dalam Dwarawati, 2013):
( )
b. Tenaga Kerja
Dalam menentukan penjadwalan proyek, sumber daya manusia atau
tenaga kerja merupakan penentu keberhasilan proyek yang memiliki
keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan untuk mencapai keberhasilan tersebut. Pencapaian
keberhasilan suatu proyek tidak lain juga mempertimbangkan perkiraan
jenis waktu dan lokasi. Adapun perhitungan yang digunakan untuk
menentukan jumlah tenaga kerja sebagai berikut :
( )
33
2.3.6 Menggambarkan Ketergantungan Aktivitas
Terdapat 2 metode untuk menggambarkan aktivitas yaitu:
1. Activity On Arrow (AOA)
Activity On Arrow (AOA) merupakan suatu metode aktivitas yang
digambarkan pada anak panah (Arrow) dan lingkaran (node) yang
merupakan suatu peristiwa (event). Untuk menggambarkan hubungan antar
aktivitas dalam diagram AOA didasarkan pada hubungan aktivitas yang
mendahului (predecessor) atau hubungan aktivitas yang mengikuti
(successor). Berikut ilustrasi gambar AOA :
Gambar 2.9 Hubungan Peristiwa dan Aktivitas pada AOA
(Sumber : Soeharto, 1999)
dimana;
i j
peristiwa
(node/event)
berikutnya
peristiwa
(node/event)
terdahulu
Nama Aktivitas
Durasi aktivitas (D)
EET/SPA
LET/SPL
Nomor
Peristiwa
34
Keterangan :
i dan j merupakan nomor peristiwa
Nama aktivitas diatas anak panah
Durasi kegiatan dibawah anak panah
Awal anak panah menunjukkan awal aktivitas dan ujung anak panah
menunjukkan akhir aktivitas
EET/ SPA: earliest event time / saat paling awal peristiwa harus dimulai
LET/SPL : latest event time/ saat paling lambat peristiwa harus dimulai
2. Activity On Node (AON)
Activity On Node (AON) merupakan suatu metode aktivitas yang
digambarkan pada anak panah dan lingkaran atau kotak. Aktivitas ditulis di
dalam lingkaran atau kotak dan anak panah untuk menghubungkan satu
peristiwa ke peristiwa lainnya yang berperan hanya memperjelas hubungan
ketergantungan antara aktivitas satu dan kegiatan lainnya. Berikut ilustrasi
gambar AON :
penghubung
Gambar 2.10 Hubungan Peristiwa dan Aktivitas pada AON
(Sumber : Soeharto, 1999)
Keterangan : kegiatan A dilaksanakan sebelum aktivitas B
Kegiatan A Kegiatan B