Download - BAB II TD
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Darah dan Komponen Darah
Darah terdiri dari 2 komponen yaitu komponen korpuskuler dan
komponen cairan. Komponen korpuskuler adalah unsur padat darah yaitu
eritrosit, leukosit, trombosit. Ketiga jenis sel darah ini memiliki masa hidup
terbatas dan secara berkala akan diperbarui dengan sel darah yang baru.
Komponen cairan darah adalah plasma darah. Plasma menempati lebih dari
50% volume darah. Plasma terdiri dari air (90%), protein plasma dan elektrolit.
Protein plasma yang penting diantaranya adalah albumin, berbagai fraksi
globulin serta protein untuk faktor pembekuan dan fibrinolisis.3
2.1.1 Eritrosit
Eritrosit dibentuk melaui suatu proses pematangan yang terdiri atas
beberapa tahap, yaitu pembelahan dan perubahan-perubahan morfologi sel-sel
berinti mulai dari proeritroblas sampai ortokromatik eritroblas, disusul
kemudian oleh pembentukan eritrosit tidak berinti yang disebut retikulosit dan
akhirnya menjadi eritrosit. aktivitas eritropoetik diatur oleh hormon
eritropoetin, yang dihasilkan oleh gabungan faktor ginjal dengan protein
plasma. Rangsangan untuk produksi eritropoetin adalah tekanan oksigen dalam
jaringan ginjal. Kadar oksigen dalam jaringan ditentukan antara lain oleh aliran
darah, kadar hemoglobin, saturasi oksigen hemoglobin, dan afinitas oksigen
terhadap hemoglobin. Segala keadaan yang menurunkan oksigenasi ginjal,
misalnya kadar hemoglobin yang rendah, gangguan pelepasan oksigen oleh
hemoglobin, gangguan pertukaran oksigen pada pernapasan, dan hambatan
aliran darah dapat meningkatkan kadar eritropoetin apabila fungsi ginjal
adekuat.4
Zat yang dibutuhkan untuk eritropoesis adalah:
1. Logam: besi, mangan, kobalt.
2. Vitamin: B12, folat, C, E, B6, tiamin, riboflavin, asam pantotenat.
3. Asam amino
4. Hormon: eritropoetin, androgen, tiroksin.
Fungsi utama eritrosit yaitu membawa oksigen dari paru-paru ke
jaringan tubuh dan transfer karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru.
Transfer oksigen berlangsung melalui hemoglobin. Membran eritrosit
merupakan lapisan lipid bipolar yang mengandung protein struktural, kontraktil
dan enzim dalam jumlah banyak, serta antigen permukaan.4
Nilai normal eritrosit pada pria berkisar 4,7 juta-6,1 juta sel/ul darah,
sedangkan pada wanita berkisar 4,2 juta-5,4 juta sel/ul darah. Eritrosit yang
tinggi bisa ditemukan pada kasus hemokonsentrasi, PPOK, gagal jantung
kongestif, preeklamsi, dll. Sedangkan eritrosit yang rendah bisa ditemukan
pada anemia, leukimia, hipertiroid, penyakit sistemik seperti lupus, dll.5
2.1.2 Leukosit
Leukosit dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu fagosit dan non
fagosit. Granulosit yang mencakup tiga jenis sel, neutrofil, eosinofil, dan
basofil, bersama-sama dengan monosit merupakan fagosit. Limfosit
membentuk populasi imunosit. Normal hanya sel fagosit matang dan limfosit
yang ditemukan dalam darah tepi.4
Fungsi umum leukosit sangat berbeda dengan eritrosit. Leukosit
umumnya berperan dalam mempertahankan tubuh terhadap benda asing yang
selalu dipandang mempunyai kemungkinan untuk mendatangkan bahaya bagi
kelangsungan hidup individu. Pada orang dewasa darah tepi mempunyai
jumlah leukosit berkisar antara 4500-11000 sel/mm3.4
2.1.3 Trombosit
Trombosit disebut juga platelet atau keping darah. Trombosit berasal
dari megakariosit yang berada dalam sumsum tulang. Dalam pematangannya,
megakariosit ini pecah menjadi 3000-4000 serpihan sel, yang disebut sebagai
trombosit. Regulasi trombosit di darah tepi dilakukan oleh mekanisme kontrol
bahan humoral yang disebut trombopoetin yang menyebabkan konsentrasi
trombosit di sirkulasi konstan. Bila jumlah trombosit menurun, tubuh akan
mengeluarkan trombopoetin lebih banyak untuk merangsang trombopoesis.4
Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbatan mekanis
selama respon hemostatik normal terhadap luka vaskular. Trombosit ikut serta
dalam usasha menutup luka, sehingga tubuh tidak mengalami kehilangan darah
dan terlindung dari penyusupan benda atau sel asing. Umur trombosit setelah
pecah dari sel asalnya dan masuk ke dalam darah adalah antara 8-14 hari.
Jumlah trombosit normal adalah 150000-450000/mm3 dengan rata-rata
250000/mm3.4
2.1.4 Plasma Darah
Pada dasarnya plasma darah adalah larutan air yang mengandung
albumin, bahan pembekuan darah, hormon, berbagai jenis protein, hormon,
berbagai jenis garam.6
2.2 Fungsi Darah
Peran penting darah adalah:3
1. Sebagai organ transportasi, khususnya oksigen (O2), yang dibawa dari
paru-paru dan diedarkan ke seluruh tubuh dan kemudian mengangkut sisa
pembakaran (CO2) dari jaringan untuk dibuang keluar melalui paru-paru.
Fungsi pertukaran O2 dan CO2 ini dilakukan oleh hemoglobin, yang
terkandung dalam sel darah merah. Protein plasma ikut berfungsi sebagai
sarana transportasi dengan mengikat berbagai materi yang bebas dalam
plasma, untuk metabolisme organ-organ tubuh.
2. Sebagai organ pertahanan tubuh (imunologik), khususnya dalam
menahan invasi berbagai jenis mikroba pathogen dan antigen asing.
Mekanisme pertahanan ini dilakukan oleh leukosit (granulosit dan
limfosit) serta protein plasma khusus (immunoglobulin).
3. Peranan darah dalam menghentikan perdarahan (mekanisme
homeostasis) sebagai upaya untuk mempertahankan volume darah
apabila terjadi kerusakan pada pembuluh darah. Fungsi ini dilakukan
oleh mekanisme fibrinolisis, khususnya jika terjadi aktifitas homeostasis
yang berlebihan.
2.3 Definisi Transfusi Darah
Transfusi darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat
(donor) ke orang sakit (resipien) yang diberikan secara intravena melalui
pembuluh darah.1 Transfusi darah dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan
utama berdasarkan sumbernya yaitu transfuse allogenic dan transfuse autologus.
Transfusi darah allogenic adalah darah yang disimpan untuk transfusi berasal dari
tubuh orang lain. Sedangkan transfusi autologus adalah darah yang disimpan
berasal dari tubuh donor sendiri yang diambil 3 unit beberapa hari sebelumnya,
dan setelah 3 hari ditansferkan kembali ke pasien.2
2.4 Tujuan Transfusi Darah
Tujuan transfusi darah adalah sebagai berikut:2
1. Meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut oksigen
2. Memperbaiki volume darah
3. Memperbaiki kekebalan
4. Memperbaiki masalah pembekuan.