33
BAB II
STRATEGI MILITER A2/AD CHINA
Dalam bab ini pada sub-bab pertama penulis akan menjelaskan tentang
potensi China menjadi great power diwilayah Asia-Pasifik melalui modernisasi
People’s Liberation Army (PLA) yang mendukung strategi A2/AD. Secara umum
dalam sub bab pertama ini peneliti akan menjelaskan tentang sejarah dari
modernisasi PLA, tujuan China melakukan modernisasi PLA serta potensinya
menjadi great power dari pandangan U.S. Kemudian sub-bab kedua akan
membahas tentang kapabilitas militer China dalam rangka penerapan strategi
A2/AD. Sub-bab kedua ini akan membahas tentang pembagian wilayah komando
dan tren pengembangan persenjataan China yang mendukung A2/AD.
2.1 Potensi Status Great Power China di Asia-Pasifik Melalui Modernisasi
People’s Liberation Army (PLA)
Setelah kematian Mao tahun 1977, Deng Xiaoping menjadi orang yang
berkuasa. Deng Xiaoping pada masanya mengeluarkan kebijakan modernisasi
yang fokus pada empat bidang yang salah satunya modernisasi militer. Ada
beberapa hal yang Xiaoping lakukan untuk melakukan modernisasi PLA. Pertama
adalah melakukan 'reshuffle' beberapa komandan dan komisaris PLA. Kedua
menempatkan para personil yang mempunyai integritas dan loyalitas terhadap
markas pusat dan juga melakukan sedikit reformasi pada struktur PLA.41
Pada
41
Elisa, Cina di Masa Deng Xiaoping, Universitas Gajah Mada, diakses pada
http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/30326/6a3714821014a597ecbd9a7f40a2321b
(3/2/2018, 20:00 WIB), hal. 4
34
masa kepemimpinanya awal 1980-an sikap anti-Soviet mendominasi pemikiran
strategis China dan mendorong China untuk menerapkan strategi "people's war
under modern conditions” dan menggantikan strategi sebelumya yaitu "people's
war".42
Perubahan strategi tersebut bertujuan untuk mencegah serangan nuklir Uni
Soviet pada waktu itu.43
Penerapan strategi baru tersebut secara umum bertujuan
untuk mengembangkan PLA agar mampu beradaptasi dengan perang modern.
Secara mendasar China melakukan modernisasi melalui perubahan
doktrin, strategi, transformasi organisasi dan pengembangan peralatan militer
modern. Ada lima hal utama yang menjadi kunci doktrin modernisasi China yaitu
pencegahan (deterrence), pertahanan (defence), penegasan (assertion),
demonstrasi (demonstration) dan ekspansi (expantion).44
Pada tahun 1990-an
China mulai membangun sistem command and control (C2) yaitu sistem komando
militer yang terstruktur yang melibatkan teknologi informasi satelit.45
Hal tersebut
dibangun setelah sebelumnya pada tahun 1985 China menggabungkan beberapa
army corps menjadi corps yang lebih besar. Kemudian China menyatukan
infanteri, artileri, dan cabang kekuatan darat lainnya kedalam satu komando.46
Selain untuk efisiensi dan efeftivitas hal tersebut juga dalam rangka mengurangi
biaya operasional dan melatih kemampuan personil agar mampu beradaptasi
42
Lee Ngok, 1991, The People's Liberation Army: Dynamics of Strategy and Politics, Chinese
University Press, diakses dalam http://www.jstor.org/stable/23451324 (3/2/2018, 21:30 WIB), hal.
5.3. 43
Jonathan D. Pollack, 1981, China's Military Moderenization, Policy, And Strategy, Asian
Perspective, Vol. 5, No. 2 (Fall-Winter 1981), pp. 157-169, diakses dalam
http://www.jstor.org/stable/43737971 (3/2/2018, 21:35 WIB), hal. 164. 44
Ibid., hal. 164-166 45
Lee Ngok, Op. Cit., hal. 5.6 46
Ibid.,
35
dengan teknologi A2/AD. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Menteri
pertahanan China Zhang Aiping tahun 1983 yaitu:
“…Prinsip perang adalah untuk mencapai kemenangan
terbesar dengan biaya terkecil. Untuk mencapai hal ini
kita harus bergantung tidak hanya pada faktor politik,
tetapi juga pada strategi dan taktik yang tepat dari
komandan perang, peralatan perang yang canggih,
kualitas dari personil kita…"47
Perkembangan militer China tidak bisa dilepaskan dari pertumbuhan
ekonominya yang sangat pesat. Meskipun masih dibawah U.S tetapi pertumbuhan
ekonomi China merupakan terbesar kedua setelah U.S. Kemudian anggaran
militer yang dikeluarkan China sampai dengan 2016 juga merupakan yang
terbesar kedua setelah U.S.48
Anggaran militer ini dialokasikan untuk modernisasi
peralatan militer A2/AD yang membutuhkan integrasi militer berbasis teknologi
canggih. Meskipun masih dibawah U.S tetapi di regional China merupakan negara
dengan belanja militer paling besar.
47
Godwin, "Changing Concepts of Doctrine, Strategy and Operations in the People's Liberation
Army 1978-1987", hal. 576, dalam Kartik Bommakanti, 2017, China's Military Modernisation:
Recent Trends, ResearchGate, diakses dalam
https://www.researchgate.net/profile/Kartik_Bommakanti/publication/320373103_China%27s_Mi
litary_Modernisation_Recent_Trends/links/59e093620f7e9bc5126a7925/Chinas-Military-
Modernisation-Recent-Trends.pdf?origin=publication_detail (4/2/2018, 20:00 WIB), hal. 2 48
Niall Mc Carthy, 2017, The Top 15 Countries For Military Expenditure In 2016, diakses dalam
https://www.forbes.com/sites/niallmccarthy/2017/04/24/the-top-15-countries-for-military-
expenditure-in-2016-infographic/#2247ed3043f3 (13/5/2017, 22:36 WIB)
36
Tabel 2.1. Military Expenditure 2007-201649
Ringking Negara
Total
belanja
tahun
2016 ($
miliar50
Perubahan
tahun
2007–2016
(%)
Total dari belanja
militer dunia
2016 (%)
1 USA 611 -4.8 36
2 China 215 118 13
3 Russia 69.2 87 4.1
4 Saudi
Arabia
63.7 20 3.8
5 India 55.9 54 3.3
6 Prancis 55.7 2.8 3.3
7 Inggris 48.3 -12 2.9
8 Jepang 46.1 2.5 2.7
9 Jerman 41.1 6.8 2.4
10 Korean
Selatan
36.8 35 2.2
11 Italia 27.9 -16 1.7
12 Australia 24.6 29 1.5
13 Brazil 23.7 18 1.4
14 UAE 22.8 123 1.3
15 Israel 18.0 19 1.1
Total top
15
1 360 - 81
Total
dunia
1 686 14 100
Sumber: SIPRI Fact Sheet April 2017
Tabel diatas menunjukan 15 negara dengan belanja militer tertinggi pada
tahun 2016. 15 negara tersebut menghabiskan total $ 1360 miliar atau sekitar 81
persen dari total belanja militer global. Pada tabel diatas juga dijelaskan
peningkatan anggaran belanja antara tahun 2007 dan 2016. Jika dilihat China
telah mengalami pertumbuhan belanja militer terbesar, dimana peningkatan
49
Nan Tian & Aude Fleurant (dkk), 2017, Trends in World Military Expenditure, 2016, SIPRI
Fact Sheet, diakses dalam https://www.sipri.org/sites/default/files/Trends-world-military-
expenditure-2016.pdf (13/5/2017, 23:06 WIB), hal. 2 50
Data dihitung berdasarkan kalkulasi belanja militer market exchange rates (MER)
37
belanja militer mencapai 118 persen, diikuti oleh Rusia 87 persen dan India 54
persen. Pada periode yang sama, beberapa negara mengalami penurunan seperti
Italia -16 persen, Inggris -12 persen dan U.S -4,8 persen. Jika kita lihat tahun
2016, total pengeluaran militer U.S sebesar $ 611 miliar yaitu sekitar sepertiga
dari pengeluaran militer dunia. Jika dibandingkan dengan China yang menempati
posisi kedua anggaran belanja U.S masih tiga kali lebih besar tetapi jika dilihat
dari peningkatan anggaran belanja China menempati urutan pertama dengan
peningkatan sebesar 118 persen sampai tahun 2016. Hal itu membuktikan China
sangat serius membangun milternya untuk menciptakan payung pertahanan
A2/AD.
Menurut laporan Department Of Defense (DoD) U.S, para pemimpin
China menganggap bahwa abad ke-21 merupakan “period of strategic
opportunity”, sebuah kesempatan untuk membangun dan mengembangakan
negara baik ekonomi dan militer.51
Pada bidang militer China fokus untuk
membangun peralatan perang modern (modern warfare). Hal tersebut dilakukan
dengan membangun pasukan darat (ground forces), angkatan udara (air forces),
angkatan laut (naval forces), dan juga membangun sistem jaringan komando,
komunikasi dan intelegen yang dikenal dengan command, control,
communications, computers, intelligence, surveillance, and reconnaissance
51
Office of the Secretary of Defense, 2014, Military and Security Developments Involving the
People’s Republic of China 2014, Department Of Defense, Wasington DC, diakses dalam
https://www.defense.gov/Portals/1/Documents/pubs/2014_DoD_China_Report.pdf (13/1/2018,
22:21 WIB), hal. 8
38
(C4ISR),52
yang semuanya saling terintegrasi membentuk lingkungan yang
disebut oleh U.S sebagai A2/AD.
Melalui modernisasi tersebut menurut pengamatan U.S China mempunyai
potensi besar untuk mendapatkan status sebagai great power diwilayah Asia-
Pasifik. Hal tersebut sebagaimana laporan Department of Defense (DoD) pada
tahun 2015 “…Cina memandang modernisasi Tentara Pembebasan Rakyat (PLA)
sebagai hal penting untuk mencapai status great power dan apa yang disebut
Presiden China Xi Jinping sebagai “China Dream” dari peremajaan
nasional…”.53
Dalam perspektif U.S China sangat berpotensi untuk menggeser
U.S di Asia-Pasifik melalui peningkatan teknologi militer yang canggih.
Teknologi tersebut dikembangkan dalam rangka menciptkan payung pertahanan
A2/AD yang sangat luas untuk memberikan China keuntungan dalam tindakan
militer dengan menguasai berbagai domain baik laut, udara dan luar angkasa
diwilayah Asia-Pasifik. .
2.2 Peningkatan Kapabilitas Militer China Dalam Penerapan Strategi A2/AD
Tahun 1955 China membagi daerah komando menjadi 13 daerah (Military
Regions).54
Kemudian pada tahun 1970 China mengurangi lagi Military Regions
tersebut menjadi 11 daerah,55
dan dilanjutkan pada tahun 1985 China mengurangi
52
Jonathan D. Pollack, Op. Cit., hal. 159 53
Office of the Secretary of Defense, 2015, Military and Security Developments Involving the
People’s Republic of China 2015, Department Of Defense, Wasington DC, diakses pada
https://www.defense.gov/Portals/1/Documents/pubs/2015_China_Military_Power_Report.pdf
(18/5/2017, 21:00 WIB), hal. 1 54
Kenneth W. Allen & Dennis J. Blasko (dkk), The PLA’s New Organizational Structure: What is
Known, Unknown and Speculation, Parts 1 & 2, diakses dalam https://jamestown.org/wp-
content/uploads/2016/02/Updated_The_PLA_s_New_Organizational_Structure_-
_What_is_Known__Unknown_and_Speculation_Parts_1_and_2.pdf (16/2/2018, 22:25 WIB) 55
Ibid.,
39
lagi menjadi 7 Military Area Commands (MAC) saja.56
Kemudian pada tanggal 1
Februari 2016 MAC berubah nama menjadi Theater Comand (TC) dan dirubah
menjadi hanya 5 bagian saja untuk menjadi pusat komando setiap daerah. Lihat
gambar dibawah.
Gambar 2.1. Map of China’s Theater Commands and Surrounding Area 57
Gambar diatas adalah 5 daerah Theater Comand yaitu Eastern (fokus
terhadap selat Taiwan dan East China Sea), Southern (fokus terhadap South China
Sea), Western (fokus tehadap Central Asia), Northern (fokus pada semenanjung
Korea), Central (fokus terhadap ibu kota dan pendukung dari TC lain.58
Setiap TC
56
China Millitary, 2016, Zhang Tao (Ed), Army adjustment and establishment completed in five
Theater Commands, diakses dalam http://english.chinamil.com.cn/news-channels/china-military-
news/2016-02/04/content_6890499.htm (16/2/2018, 19:25 WIB) 57
Global Security, Military Regions / Military Area Commands, diakses dalam
https://www.globalsecurity.org/military/world/china/mr.htm (16/2/2018, 22:00WIB) 58
Ibid.,
40
memiliki beberapa sub devisi seperti Air Force dan Navy Force, dimana hal
tersebut tergantung kebutuhan setiap TC. China membuat daerah TC menjadi 5
bagian untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi tugas PLA. Tugas utama dari
setiap TC adalah menjaga stabilitas keamanan, mencegah peperangan, dan
memenangkan pertempuran. Seperti yang dijelaskan oleh Kolonel Senior Wang
Xiaohui dari PLA National Defence University (NDU) setiap TC akan terlibat
dalam latihan bersama selama masa damai dan akan menjalankan perintah selama
masa perang berlangsung.59
Pada setiap TC terdiri dari beberapa sub departemen
yang berada dibawahnya mulai dari TC headquarter (HQ), pasukan (Army) HQ,
Group Armies, Navy HQ, Navy Fleets, Air Force HQ, dan Air Forces.
Kemampuan militer China dibangun untuk menciptakan lingkungan
pertahanan A2/AD dimana kemampuan ini mampu mencegah intervensi dan
dominasi U.S di masa yang akan datang. Berdasarkan laporan Secretary of
Defense pada tahun 2013 China menerapkan konsep “counter-intervention
operations” dimana pada tahun 2012 para pemimimpin China menginvestasikan
dana untuk meningkatkan kemampuan balistik misil jarak pendek maupun
menengah, land-attack dan anti-ship cruise missiles, counter-space weapons, dan
juga cyberspace capabilities.60
Senjata tersebut adalah senjata yang diandalkan
China untuk strategi A2/AD. Tidak hanya itu China juga terus meningkatkan
kemampuan dalam nuclear deterrence dan long-range conventional strike (senjata
jarak jauh). China juga meningkatkan pesawat tempur (fighter aircraft) dan juga
mulai mengoperasikan kapal induk (aircraft carrier) bernama Liaoning,
59
Joel Wuthnow and Phillip C. Saunders, Op. Cit., hal. 17 60
Office of the Secretary of Defense, 2014, Op. Cit., hal. i.
41
melakukan integrasi pertahanan udara (air defense), pasukan bawah laut
(undersea warfare), meningkatkan command and control (C2) dan melakukan
beberapa latihan bersama antar seluruh angkatan udara, angkatan laut, dan darat
China.61
Selain pembagian wilayah komando setelah reformasi PLA mempunyai
beberapa devisi. Kelima devisi tersebut yaitu PLA Ground Force, PLA Navy
(PLAN), PLA Air Force (PLAAF), Second Artillery Corp (SAC) atau PLA
Rocket Force, dan PLA Reserve Force atau Strategic Support Force (SSF),62
yang
mana bertugas untuk mendukung logistik, space dan cyber capabilities, dan juga
bertangung jawab dalam pengembangan teknologi militer. Melihat dari kuantitas,
PLA merupakan salah satu kekuatan militer besar didunia yang mempunyai
sekitar 2,3 juta personil. Berikut merupakan jumlah pasukan pada setiap devisi.
Tabel 2.2. Chinese Military Personnel
63
ORGANISASI PLA JUMLAH
PERSONIL
PLA ground forces 1.600.000
PLA Navy (PLAN) 235.000
PLA Air Force (PLAAF) 398.000
PLA Rocket Force (PLARF) 100.000
Total PLA active force 2.333.000
61
Ibid., 62
The People’s Republic Of China, hal. 1. Diakses dalam
https://www.du.edu/korbel/cenex/media/documents/China_Background_Document.pdf
(17/2/2018, 21:00WIB), hal. 1-4 63
Ian E. Rinehart, 2016, The Chinese Military: Overview and Issues for Congress, Congressional
Research Service, diakses dalam https://fas.org/sgp/crs/row/R44196.pdf (16/2/2018, 22:00 WIB),
hal. 15
42
PLA reserves 510.000
People’s Armed Police (PAP) 660.000
Berdasarkan tabel diatas total pasukan PLA yang aktif berjumlah
2.333.000 juta anggota. Dua pertiga adalah pasukan darat atau PLA Ground Force
yang berjumlah 1.600.000 personil, PLA Navy (PLAN) berjumlah 235.000
personil, PLA Air Force (PLAAF) berjumlah 398.000, Second Artillery Corp
(SAC) atau PLA Rocket Force berjumlah 100.000 personil, dan PLA Reserve
Force atau Strategic Support Force (SSF) berjumlah personil 510.000 personil.
China sendiri mulai melakukan perampingan jumlah personil sejak tahun 1950.
Pada awal pembentukanya 1949, China mempunyai sekitar 5.5 juta pasukan.
Kemudian dalam perkembanganya jumlah personil PLA tersebut meningkat
menjadi 6,3 juta personil dimana hal ini terjadi pada masa perang Korea.64
Pengurangan terjadi pada tahun 1952, 1953, 1957, 1966, 1980, dan 1982 sehingga
jumlah PLA menjadi 4.238. Kemudian pada tahun 1985-1987 China mengurangi
jumlah personilnya dari 4.238 menjadi 3.235 Juta.65
Selanjutnya pada tahun 1990
China melakukan pengurangan kembali dari 3.235 menjadi 3.199 juta personil.
Setelah itu pada tahun 1997-2000 China melakukan pengurangan kembali dari
3.199 juta menjadi 2.5 juta personil. Terakhir pengurangan pasukan PLA terjadi
pada tahun 2003-2005 dari 2.5 juta menjadi 2.3 juta.
64
Global Security, PLA Reductions, diakses dalam
https://www.globalsecurity.org/military/world/china/pla-reductions.htm (17/2/2018, 21:30WIB) 65
Ibid.,
43
Tabel 2.3. Timeline Perubahan Jumlah Personil PLA66
Tahun Jumlah Personil PLA
1949 5.5 juta (awal pembentukan)
1950-1952 6.3 juta (masa perang Korea)
1952-1982 4.238 juta
1985-1987 3.235 juta
1990 3.199 juta
1997-2000 2.5 juta
2003-2005 2.3 juta
China melakukan perampingan untuk meningkatkan kualitas PLA. Senior
Colonel Yang Yujun pada tahun 2017 berpendapat bahwa sangat penting untuk
membangun tipe pasukan baru yang tidak hanya fokus terhadap kuantitas tetapi
lebih kepada kualitas personil.67
Hal tersebut juga sejalan dengan keinginan
presiden Xi Jinping yang menginginkan pengembangan dalam "new-type" fighting
capabilities in electronic, information and space warfare.68
Dimana dia lebih
menekankan pembangunan militer berbasis elektronik dan sistem informasi
canggih. Selain personil dalam mengembangkan lingkungan A2/AD China juga
aktif membangun perlengkapan dan kapabilitas militernya seperti Naval Surface
Force, Submarine Force, Air Force dan Air Defense Force yang dibekali dengan
66
Ibid., 67
India Times, China revamps its military to make it more modernized, diakses dalam
https://economictimes.indiatimes.com/news/defence/china-revamps-its-military-to-make-it-more-
modernised/articleshow/58402537.cms (18/2/2018, 20:00WIB) 68
Ibid.,
44
kemampuan A2/AD. Berikut merupakan diagram peningkatan peralatan PLA
China.
Grafk 2.1. Modernization by Type of Forces69
Diagram diatas memeperlihatkan peningkatan kapabilitas militer China
pada tahun 2000 sampai tahun 2010. Naval Surface Force China mengalami
peningkatan dari 3% menjadi 26%. Kemudian Submarine Force China mengalami
peningkatan dari 8% menjadi 56%. Sedangkan Air Force China mengalami
peningkatan dari 2% menjadi 25% dan Air Defense Force mengalami peningkatan
dari 5% menjadi 40%. Berdasarkan data tersebut modernisasi yang dilakukan
China sangat efektif. Beberapa bidang seperti Submarine mengalami peningkatan
yang paling besar hingga tahun 2010. Diikuti oleh Air Defense Force yang
berfokus pada pertahanan udara. Beberapa kapal perang, kapal selam dan
69
Ian E. Rinehart, Op. Cit., hal. 5
0
10
20
30
40
50
60
Naval Survace
Force
Submarine Force Air Force Air Defense Force
Sk
ala
%
2000
2004
2008
2010
45
angkatan udara China dikembangkan agar mampu untuk menjadi tempat
peluncuran rudal-rudal balistik.
Proyeksi militer China terus berkembang dengan pesat dan membuat U.S
merasa khawatir. Seperti yang diungkapkan oleh Wakil Kepala Operasi Angkatan
Laut U.S, Laksamana Joseph Mulloy pada komite angkatan bersenjata U.S 26
Februari 2015.70
Mulloy mengungkapkan bahwa kapal selam nuklir China lebih
banyak dari pada milik U.S. China mampu melakukan operasi selama 95 hari
dengan kapal selam tersebut. Mulloy melihat China ingin tampil sebagai kekuatan
besar dunia. Menurut pentagon sampai 2015 China memeiliki 77 kapal selam
sedangkan U.S hanya mempunyai 71 kapal selam. Tidak hanya itu China juga
mempunyai sekitar 55 kapal amfibi besar dan 85 kapal perang kecil dilengkapi
dengan sistem rudal. 71
70Muhaimin, 2015, diakses dalam https://international.sindonews.com/read/969522/42/maju-pesat-
kapal-selam-nuklir-china-kagetkan-as-1424947545 (18/2/2018, 20:00WIB) 71
Ibid.,