Sastra Indonesia Kelas XII Bahasa Oleh Dra. M.M. Lies Supriyantini Page 1
BAB II PUISI
OLEH:DRA. M.M. LIES SUPRIYANTINI
I. KOMPENTENSI INTI
4. Mengungkapkan pengalaman dalam puisi, cerita pendek, dan drama. 5. Menguasai komponen-komponen kesastraan dalam menelaah berbagai karya sastra.
II. KOMPETENSI DASAR 4.1 Menulis puisi berdasarkan pengalaman atau pengamatan. 5. 3 Mengalisis puisi berdasarkan komponen bentuk puisi (bait, larik, rima, irama) dan isi (pengindraan, pikiran, perasaan, imajinasi).
III. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu membedakan puisi lama dengan puisi baru. 2. Siswa mampu menyebutkan jenis-jenis puisi lama. 3. Siswa mampu menyebutkan jenis-jenis puisi baru berdasarkan isi dan
bentuknya. 4. Siswa mampu membuat salah satu jenis puisi lama. 5. Siswa mampu membuat salah satu jenis puisi baru. 6. Siswa mampu menganalisis struktur puisi baru. 7. Siswa mampu membuat puisi modern. 8. Siswa mampu membuat puisi kontemporer
IV. Nilai Serviam
1. Kejujuran 2. Kegigihan
Sastra Indonesia Kelas XII Bahasa Oleh Dra. M.M. Lies Supriyantini Page 2
V. Peta Konsep
PUISI
PUISI LAMA
PUISI BARU
1. Mantra 5. Gurindam 2. Pantun 6. Syair 3. Seloka 7. Talibun 4. Karmina 8. pepatah
Berdasarkan ISI 1. Balada 5. Romansa 2. Himne 6. Elegi 2. Ode 7. Satire 3. Epigram
Berdasarkan JUMLAH BARIS 1. Distikon 6. Sektet 2. Terzina 7. Septima 3. Kuantrain 8. Stanza/oktaf 4. Kuint 9. Soneta
KONTEMPORER
MODERN
1. Bentuk/Tipografi/konkret 2. Mbeling/nakal 3. Mantra 4. simbol
Bentuk bebas: Tidak terikat baris, bait, ataupun rima. Dipelopori oleh Khairil Anwar
Sastra Indonesia Kelas XII Bahasa Oleh Dra. M.M. Lies Supriyantini Page 3
VI. MATERI
PUISI Puisi adalah bentuk karya sastra yang terikat oleh rima, irama, atau pun jumlah
baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. A. Unsur Intrinsik Puisi 1. Inti Puisi
1.1 Tema: ide pokok puisi 1.2 Rasa: Apa yang dirasakan pengarang terhadap objek puisinya
(positif/negatif, simpati/antipati) 1.3 Nada: Apa yang ditangkap oleh pembaca (semangat juang, introspeksi diri,
informasi) 1.4 Amanat: pesan pengarang, baik secara eksplisit (tersurat) ataupun implisit
(tersirat) 2. Metode Berpuisi
2.1 Rima dan irama (rima adalah jatuhnya bunyi setiap akhir baris, sedangkan irama adalah panjang pendek, tinggi rendah, keras lemah kata-kata dalam puisi itu diucapkan)
2.2 Diksi: Pilihan kata yang tepat 2.3 Kata yang memunculkan imajinasi 2.4 Kata nyata 2.5 Majas/gaya bahasa 2.6 Pencitraan
B. Unsur Ekstrinsik Puisi 1. Sosial 2. Budaya 3. Politik 4. Bahasa 5. Agama 6. Ekonomi C. Tinjauan tentang Unsur Pembangun Puisi
Unsur-unsur puisi meliputi struktur fisik dan struktur batin puisi. 1. Struktur fisik puisi, meliputi:
a. Perwajahan Puisi (Tipografi) Bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
Sastra Indonesia Kelas XII Bahasa Oleh Dra. M.M. Lies Supriyantini Page 4
b. Diksi/Pemadatan Kata/Pilihan Kata
Pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata tetapi dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin.
c. Citraan (Pengimajian) Citraan dapat dibagi menjadi lima, yaitu citraan pendengaran, citraan penglihatan, dan citraan rabaan atau sentuhan, citraan perasaan (hati), citraan pengecapan, dan citraan penciuman.
d. Kata Konkret Penggunaan kata konkret penting untuk membangkitkan imajinasi. Dengan penggunaan kata konkret, pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh penulis (terkait dengan citraan).
e. Gaya Bahasa Gaya bahasa merupakan bahasa yang dipakai penulis untuk mengatakan sesuatu dengan cara mengiaskan secara tidak langsung makna yang dimaksud. Gaya bahasa yang digunakan disebut dengan majas.
f. Rima/Irama Rima/irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup: 1) Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek
magis pada puisi Sutadji C.B.), 2) Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan
awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya.
3) Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi.
2. Struktur batin puisi, meliputi: a. Tema/Makna (Sense)
Pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penulis. Secara tersirat, tema ada di dalam keseluruhan puisi. Tema merupakan respon penyair terhadap kenyataan sosial, ekonomi, maupun budaya di masyarakat.
b. Perasaan (Feeling) Puisi merupakan ekspresi terdalam dari perasaan penulis. Bentuknya dapat berupa kerinduan, kekaguman, kegelisahan terhadap seseorang (atau suatu hal) sehingga bahasa puisi lebih padat dan ekspresif.
c. Nada (Tone) dan Suasana Nada adalah sikap penyair/penulis terhadap sesuatu (bersikap menggurui,menyindir, memuji, mengejek, dan lain-lain). Suasana adalah
Sastra Indonesia Kelas XII Bahasa Oleh Dra. M.M. Lies Supriyantini Page 5
keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi atau akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca.
d. Amanat/tujuan/maksud (itention) Pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.
D. Periodisasi Puisi
Puisi berdasarkan periodisasinya dibedakan menjadi 2, puisi lama, puisi baru,
puisi modern, dan puisi kontemporer. A. PUISI LAMA
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan, seperti: jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata dalam tiap baris, jumlah kata dalam tiap bait, persajakan (rima), dan irama. 1. Mantra
Mantra adalah puisi yang berisi ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib. contoh mantra:
Assalammu’alaikum putri satulung besar Yang beralun berilir simayang Mari kecil, kemari Aku menyanggul rambutmu Aku membawa sadap gading Akan membasuh mukamu
2. Pantun Pantun merupakan puisi lama yang asli dari tanah air. Kata pantun berarti
’bagai’, ’seperti’, ’ibarat’, ’seumpama’, atau ’laksana’. Ciri-ciri pantun: a) Bersajak a-b-a-b b) Tiap bait terdiri dari 4 baris. c) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata. d) Baris 1-2 disebut sampiran dan baris 3-4 disebut isi.
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati 3. Seloka
Seloka adalah pantun berkait. Ciri-ciri seloka: a) Bersajak a-b-a-b.
Sastra Indonesia Kelas XII Bahasa Oleh Dra. M.M. Lies Supriyantini Page 6
b) Tiap bait terdiri dari 4 baris. c) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata. d) Baris 1-2 disebut sampiran dan baris 3-4 disebut isi. e) Pada bait kedua, baris 2 dan 4 pada bait pertama dijadikan baris 1 dan 3 pada
bait kedua. Pohon anggur di tepi pagar Besar dahannya tergolong sedang Jangan malas untuk belajar Agar prestasi semakin gemilang
Besar dahannya tergolong sedang Meski tak sebesar kepalan tangan Agar prestasi semakin gemilang Cita-cita pun tak berhenti di angan
4. Karmina Karmina adalah pantun kilat. Ciri-ciri karmina: a) Tiap bait terdiri dari 2 baris, baris 1 berupa sampiran dan baris 2 berupa isi. b) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata c) Tiap baris, isinya saling berlawanan. d) Bersajak a-a.
Dahulu parang, sekarang besi Dahulu sayang, sekarang benci
5. Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari India yang berarti ’perhiasan’ atau ’bunga’. Ciri-ciri gurindam: a) Tiap bait terdiri dari 2 baris. b) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata. c) Baris pertamanya berisi sebab dan baris keduanya berisi akibat. d) Bersajak a-a.
Kurang pikir kurang siasat Tentu dirimu akan tersesat Barang siapa tinggalkan sembahyang Bagai rumah tiada bertiang Jika suami tiada berhati lurus Istri pun kelak menjadi kurus
6. Syair
Sastra Indonesia Kelas XII Bahasa Oleh Dra. M.M. Lies Supriyantini Page 7
Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab yang artinya ’perasaan’. Syair berisi kisah perjalanan hidup atau ungkapan isi hati. Ciri-ciri syair: a) Tiap bait terdiri dari 4 baris. b) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata. c) Bersajak a-a-a-a. d) tidak meniliki sampiran (semuanya isi)
Pada zaman dahulu kala (a) Tersebutlah sebuah cerita (a) Sebuah negeri yang aman sentosa (a) Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
7. Talibun Talibun adalah puisi lama yang berasal dari Timur Tengah. Talibun merupakan alat dalam menjalin hubungan yang mesra/akrab, seperti percintaan, berolok-olok atau berkelakar. Ciri-ciri talibun: a) Tiap bait terdiri lebih dari 4 baris dan harus berjumlah genap. b) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata. c) Jika 1 bait berisi 6 baris, susunannya: 3 baris berupa sampiran dan tiga baris
berupa isi. d) bersajak a-b-c
Jalan-jalan sore memang seru Tidak lupa singgah di taman Duduk di rumput tanpa alas Jika punya teman baru Teman lama jangan dilupakan Agar pertemanan makin luas
B. PUISI BARU Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah
baris, suku kata, maupun rima. 1. Puisi baru menurut isinya dibedakan atas:
a. Balada Balada adalah puisi sederhana yang berisi kisah/cerita yang mengharukan.
Modal Nekad Terus berusaha tanpa henti Walau hanya di beri recehan Namun tak membuat Patah Semangat
(Balada Pengamen)
Sastra Indonesia Kelas XII Bahasa Oleh Dra. M.M. Lies Supriyantini Page 8
b. Himne Himne adalah puisi yang berisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
Bahkan batu-batu yang keras dan bisu Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri Menggeliat derita pada lekuk dan liku bawah sayatan khianat dan dusta. Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu menitikkan darah dari tangan dan kaki dari mahkota duri dan membulan paku Yang dikarati oleh dosa manusia. Tanpa luka-luka yang lebar terbuka dunia kehilangan sumber kasih Besarlah mereka yang dalam nestapa mengenal-Mu tersalib di datam hati. (Saini S.K)
c. Ode Ode adalah puisi sanjungan/pujian untuk orang yang berjasa atau peristiwa yangg dimuliakan.
Di atas puncak gunung fantasi Berdiri aku, dan dari sana Mandang ke bawah, ke tempat berjuang Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan kemegahan baru Pantoen keindahan Indonesia Yang jadi kenang-kenangan Pada zaman dalam dunia (Generasi Sekarang, karya Asmara Hadi)
d. Epigram Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.
Hari ini tak ada tempat berdiri Sikap lamban berarti mati Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas. (Iqbal)
e. Romansa (Romance) Romansa (romance) adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih/kasih sayang.
Cinta akan terasa bahagia Bila kita selalu bersama Cinta tak kan indah
Sastra Indonesia Kelas XII Bahasa Oleh Dra. M.M. Lies Supriyantini Page 9
Bila kita jauh terpisah Cinta akan abadi Bila kita saling berbagi Cinta akan sejati Bila kita saling mengerti (Arti Cinta)
f. Elegi Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.
Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap (Senja di Pelabuhan Kecil, karya Chairil Anwar)
g. Satire Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik/ejekan.
Aku bertanya tetapi pertanyaan-pertanyaanku membentur jidad penyair-penyair salon, yang bersajak tentang anggur dan rembulan, sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya, dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan, termangu-mangu di kaki dewi kesenian. (Rendra)
2. Puisi baru menurut bentuknya dibedakan atas: a. Distikon
Distikon adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari dua baris. Berkali kita gagal Ulangi lagi dan cari akal
Sastra Indonesia Kelas XII Bahasa Oleh Dra. M.M. Lies Supriyantini Page 10
Berkali-kali kita jatuh Kembali berdiri jangan mengeluh (Or. Mandank)
b. Terzina Terzina adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari tiga baris.
Dalam ribaan bahagia datang Tersenyum bagai kencana Mengharum bagai cendana Dalam bah’gia cinta tiba melayang Bersinar bagai matahari Mewarna bagaikan sari (Dari ; Madah Kelana, karya Sanusi Pane)
c. Kuantrain (Quatrain) Kuantrain (quantrain) adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari empat baris.
Mendatang-datang jua Kenangan masa lampau Menghilang muncul jua Yang dulu sinau silau Membayang rupa jua Adi kanda lama lalu Membuat hati jua Layu lipu rindu-sendu (A.M. Daeng Myala)
d. Kuint (Quint) Kuint (quint) adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari lima baris.
Hanya Kepada Tuan Satu-satu perasaan Hanya dapat saya katakan Kepada tuan Yang pernah merasakan Satu-satu kegelisahan Yang saya serahkan Hanya dapat saya kisahkan Kepada tuan Yang pernah diresah gelisahkan
Sastra Indonesia Kelas XII Bahasa Oleh Dra. M.M. Lies Supriyantini Page 11
Satu-satu kenyataan Yang bisa dirasakan Hanya dapat saya nyatakan Kepada tuan Yang enggan menerima kenyataan (Or. Mandank)
e. Sektet Sektet adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari enam baris.
Merindu Bagia Jika hari’lah tengah malam Angin berhenti dari bernafas Sukma jiwaku rasa tenggelam Dalam laut tidak terwatas Menangis hati diiris sedih (Ipih)
f. Septima (Septime) Septima (septime) adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari tujuh baris.
Duduk di pantai tanah yang permai Tempat gelombang pecah berderai Berbuih putih di pasir terderai Tampaklah pulau di lautan hijau Gunung gemunung bagus rupanya Ditimpah air mulia tampaknya Tumpah darahku Indonesia namanya (Indonesia Tumpah Darahku, karya Muhammad Yamin)
g. Stanza/Oktaf Stanza/oktaf adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari delapan baris.
Awan datang melayang perlahan Serasa bermimpi, serasa berangan Bertambah lama, lupa di diri Bertambah halus akhirnya seri Dan bentuk menjadi hilang Dalam langit biru gemilang Demikian jiwaku lenyap sekarang Dalam kehidupan teguh tenang (Awan, karya Sanusi Pane)
h. Soneta Soneta adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari empat belas baris. Soneta terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2 kuantrain (quatrain) dan 2 terzina.
Sastra Indonesia Kelas XII Bahasa Oleh Dra. M.M. Lies Supriyantini Page 12
Perasaan siapa ta ‘kan nyala Melihat anak berelagu dendang Seorang saja di tengah padang Tiada berbaju buka kepala Beginilah nasib anak gembala Berteduh di bawah kayu nan rindang Semenjak pagi meninggalkan kandang Pulang ke rumah di senja kala Jauh sedikit sesayup sampai Terdengar olehku bunyi serunai Melagukan alam nan molek permai Wahai gembala di segara hijau Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau Maulah aku menurutkan dikau (Gembala, karya Muhammad Yamin)
C. PUISI MODERN ( Angkatan 1945) Puisi Modern atau puisi bebas ini lahir di tahun 1945. Ciri khasnya adalah tidak terikat aturan, baik dalam jumlah kata, jumlah baris, ataupun jumlah bait. Puisi jenis ini juga tidak terikat akan rima (rima bebas).
Senja di Pelabuhan Kecil
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
Sastra Indonesia Kelas XII Bahasa Oleh Dra. M.M. Lies Supriyantini Page 13
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
(Chairil Anwar)
D. PUISI KONTEMPORER Puisi kontemporer hadir ketika Indonesia sudah 25 tahun merdeka (tahun 1970
an). Para pengarang mencari hal baru, tidak hanya kata sebagai alat untuk menyampaikan maksud, tapi penyampaian maksud dapat berupa simbol, garis, lingkaran. Kata dibiarkan merdeka dalam penyampaian maksud tersebut.
Puisi kontemporer ini dipelopori oleh Sutarji Calzoum Bachri yang berpendapat dalam bukunya O, Amuk, Kapak bahwa kata dalam menyampaikan makna untuk dibiarkan bebas, tak beraturan.
Jenis puisi kontemporer: 1. bentuk/tipografi/konkret 2. mbeling/nakal 3. mantra 4. simbol
Contoh: Puisi mantra
SEPISAUPI Sepisau luka sepisau duri Sepikul dosa sepikul sepi Sepisau duka serisau diri Sepisau sepi Sepisau nyanyi Sepisaupa Sepisaupi Sepisapanya Sepisaupi Sepisaupa Sepisaupi Sepikul diri keranjang duri Sepisaupa Sepisaupi Sepisaupa Sepisaupi Sepisau sepi Sepisaupi Sampai pisau Nya ke dalam diri Sutarji Calzoum Bakhri Contoh
puisi bentuk/tipografi/konkret Di Betul kau pasti
Sastra Indonesia Kelas XII Bahasa Oleh Dra. M.M. Lies Supriyantini Page 14
sedang menghitung berapa nasib lagi tinggal sebelum fajar kau terakhir kau tutup tanpa seorangpun tahu siapa kau dan di Kau maka kini lengkaplah sudah perhitungandi luar akal tentang sesuatuyang tak bisa siapapu menerangkan kata pada saat itu kau mungkin sedang di Betul kan ? Oleh: Noorca Mahendra
LATIHAN SOAL 1 (PILIHAN GANDA)
Pilih salah satu jawaban yang benar!
seorang lelaki di pinggang bukit
duduk di batu gunung mata menancap ke ladang . . .(19)
. . . (20)
ia turun membawa keranjang menyabit
Piek Ardijanto Soeprijadi
1. Kata berima yang tepat untuk melengkapi puisi (19) tersebut adalah ....
A. bertaut
B. berkabut
C. bersudut
D. berumput
E. berlutut
2. Larik bermajas yang tepat untuk melengkapi puisi (20) tersebut adalah ...
A. jauhkan dari kekacauan kelaparan dan penyakit
Sastra Indonesia Kelas XII Bahasa Oleh Dra. M.M. Lies Supriyantini Page 15
B. hijau terhampar setinggi lutut mengombak laut
C. bayang-bayang masih memanjang ke barat
D. burung-burung bertetasan tenteram
E. darinya terus mengepul asap
kini sekotak korek api itu . . . (21)
timbul tenggelam di lautan tebu
darinya gula pasir . . . (22) selalu
ia tertegun siul pagi menghimbau
Piek Ardijanto Soeprijadi
3. Kata yang tepat untuk melengkapi larik pertama penggalan puisi (21) tersebut adalah
....
A. menyilau
B. merantau
C. mendesau
D. memukau
E. memulau
4. Kata yang tepat melengkapi larik ketiga yang menunjukkan arti larik tersebut
menghasilkan banyak gula pasir (22) adalah ....
A. mengalir
B. mengusir
C. mendesir
D. mencibir
E. mengukir
4
seorang lelaki di pinggang bukit
duduk di batu gunung menghapus jelaga jiwa
menanti panen jagung akan tiba
diam diam menghitung berapa ribu kan menerima duit
sebagian janten amblas
ikhlas demi rumah
baju bini anak sekolah
tiap hari butuh beras
Piek Ardijanto Soeprijadi
Sastra Indonesia Kelas XII Bahasa Oleh Dra. M.M. Lies Supriyantini Page 16
5. Nilai moral yang tersirat dalam puisi tersebut adalah ...
A. Menjadi petani merupakan pilihan hidup.
B. Harapan dari sebuah perjalanan hidup.
C. Mencari nafkah adalah sebuah kewajiban.
D. Pengorbanan seseorang yang tak berujung.
E. Perjuangan hidup seorang kepala keluarga.
6. Maksud kata jelaga, larik kedua pada puisi tersebut adalah ....
A. Keraguan
B. Ketenangan
C. Kesedihan
D. Kegelisahan
E. kekuatan
7. Tema puisi tersebut adalah ....
A. pengorbanan hidup
B. perjuangan hidup
C. hampanya harapan
D. cobaan hidup
E. pilihan hidup
8. Cermati puisi berikut!
tanggal sekian bulan anu
(1) sudut susut senja dalam rayapan kelam
(2) pasti redup nyala lampu di rembang malam
(3) sunyi dan dingin bakal mekar dalam kamar
(4) dalam terbaring masih terasa denyut nadi
(5) entah pukul berapa nanti detak jam dinding ditelan sepi
Piek Ardijanto Soeprijadi
Larik bermajas yang bermakna diam tak bergerak adalah ....
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
Sastra Indonesia Kelas XII Bahasa Oleh Dra. M.M. Lies Supriyantini Page 17
9. Isi puisi tersebut adalah ....
A. menghapus kerinduan
B. kerinduan yang mendalam
C. kerinduan yang hilang
D. meleburkan kerinduan
E. menemukan kerinduan
10. Suasana yang teruangkap pada puisi tersebut adalah ....
A. Galau
B. Sedih
C. Sesal
D. Pasrah
E. tabah
11. Makna lambang kata jelaga rindu pada puisi tersebut adalah ....
A. Kebencian
B. Kesedihan
C. Kepedihan
D. Kedamaian
E. kegelisahan
12. Amanat yang terdapat dalam puisi tersebut adalah ...
A. Isilah kerinduan dengan berjalan.
B. Hadapi kehidupan dengan kesabaran.
C. Janganlah larut dalam kerinduan.
D. Bantulah teman yang sedang gelisah.
E. Ciptakanlah kedamaian dalam kerinduan..
Jelaga Rindu
Jelaga rindu kian memekat
Angin tak jua bawa dia pergi
Embun pun tak menghapus kepekatannya
Jelaga rindu kian menebal
Kian menghimpit rasa
Kiranya siapa bawakan cahaya
Yang dapat leburkan pekatnya
Angga
Sastra Indonesia Kelas XII Bahasa Oleh Dra. M.M. Lies Supriyantini Page 18
Syair di Pematang
seperti engkau lihat sendiri
segenggam benih sawi telah ditebar
lalu berkecambah di tanah gembur
dan akulah petani itu, menunggu dengan . . . (19)
agar tumbuh dan berkembang, di sela-sela umur
berdiri di atas pematang
kehidupan pun bermula
membaca . . . (20)
diri pun tumpah di kubangan tanda
Suminto A. Sayuti
13. Kata berima yang tepat untuk melengkapi puisi (19) tersebut adalah ....
A. Sadar
B. Binary
C. Sabar
D. Sandar
E. liar
14. Kata yang tepat untuk melengkapi bait ke-2 larik ke-3 penggalan puisi (20)
tersebut adalah ....
A. bayang-bayang
B. layang-layang
C. terbang laying
D. terang benderang
E. urai mayang
Ketika Sampai ke Desa Kelahiranmu
sementara mentari sampai batas . . . (21)
penduduk menyambutmu di pagar desa
. . . (22)
ikut sendu mendukung duka berbela sumgkawa
duh engkau yang pulang nama
sudahkah sampai ke balik cakrawala
Piek Ardijanto Soeprijadi
Sastra Indonesia Kelas XII Bahasa Oleh Dra. M.M. Lies Supriyantini Page 19
15. Kata yang tepat melengkapi larik pertama yang menunjukkan arti larik tersebut
hari sudah senja (21) adalah ....
A. mengalir
B. mengusir
C. mendesir
D. mencibir
E. menggilincir
16. Larik bermajas yang tepat untuk melengkapi puisi (22) tersebut adalah ...
A. dengan tangan terbuka seluas samudera
B. padang ilalang merunggut di sepanjang desa
C. wajah-wajah polos tak punya prahara dan dosa
D. hamparan padi mengombak padang tebu mendesir
E. suara cengkerik dan dan gemericik di sela bebatuan
Nyanyian Seorang Petani
Berilah kiranya yang tebaik bagiku
tanah berlumpur dan kerbau pilihan
biji padi yang manis
Berilah kiranya yang terbaik
air mengalir
hujan menyerbu tanah air
Bila masanya buahnya kupetik
ranumnya kupetik
rakhmat-Mu kuraih
Abdul Hadi W.M.
17. Nilai agama yang tersirat dalam puisi tersebut adalah ...
A. Suatu upaya diiringi dengan doa.
B. Harapan dari sebuah perjalanan hidup.
C. Mencari nafkah adalah sebuah kewajiban.
D. Menghargai pengorbanan seseorang.
E. Perjuangan hidup adalah kewajiban.
18. Maksud kata nyanyian, pada judul puisi tersebut adalah ....
A. lagu
B. irama
C. nada
D. doa
E. kata
19. Tema puisi tersebut adalah ....
Sastra Indonesia Kelas XII Bahasa Oleh Dra. M.M. Lies Supriyantini Page 20
A. pengorbanan hidup
B. perjuangan hidup
C. harapan dan doa
D. cobaan hidup
E. pilihan hidup
20 Larik bermajas yang bermakna deras pada puisi tersebut adalah ...
A. Berilah kiranya yang tebaik bagiku
B. tanah berlumpur dan kerbau pilihan
C. Berilah kiranya yang terbaik
D. hujan menyerbu tanah air
E. Bila masanya buahnya kupetik
LATIHAN SOAL 2 (ESAI)
1. Analisislah STRUKTUR BATIN dan FISIK yang terkandung dalam puisi di bawah ini!
PENERIMAAN
(Karya Chairil Anwar) Kalau kau mau kuterima kau kembali Dengan sepenuh hati Aku masih tetap sendiri Kutahu kau bukan yang dulu lagi Bak kembang sari sudah terbagi Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani Kalau kau mau kuterima kau kembali Untukku sendiri tapi Sedang dengan cermin aku enggan berbagi. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Sastra Indonesia Kelas XII Bahasa Oleh Dra. M.M. Lies Supriyantini Page 21
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Parafrasekan puisi “ Hujan Bulan Juni” di bawah ini !
HUJAN BULAN JUNI (Sapardi Djoko Darmono)
Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni dihapuskannya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni Dibiarkannya yang tak terucap diserap akar pohon bunga itu ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Sastra Indonesia Kelas XII Bahasa Oleh Dra. M.M. Lies Supriyantini Page 22
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Prosakan puisi terjemahan di bawah ini: Janji
Terjemahan oleh Nikmah Sarjono Berjanjilah kepadaku kau tak akan berubah: Takmengembung, tak mengerut, takmeluntur, Tak berekspresi muka lain, tak berjalan cara lain, Tak bertiduranlain, tak memikirkan lain, Maka baguslah itu. Berjanjilah kepadaku kau tak akan jadi orang asing bagiku, Tak akan menutup pintu, tak pernah tidak ketawa, Tak indah yang jelek itu, tak kacau tatabahasa, Tak menjadi orang lain, takpernah tak pernah Maka baguslah itu Sumber: Horison (Edisi Khusus Puisi Internasional Indonesia, 2002
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Sastra Indonesia Kelas XII Bahasa Oleh Dra. M.M. Lies Supriyantini Page 23
VII. GLOSARIUM
Puisi lama: Terikat oleh aturan (sajak, sukukata, isi, dan sampiran), hadir sebelum tahun 1920. Jenis puisi lama: mantra, pantun, karmina, seloka, talibun, gurindam, pepatah. Puisi baru : Masih terikat oleh aturan, lebih longgar daripada puisi lama, hadir mulai tahun 1930 (Pujangga Baru) . Jenis puisi baru: disticon, terzina, kuatren, Quint, sextet, septima, oktaf, stanza, soneta. Puisi modern : Puisi bebas, hadir pada tahun 1945 (Angkatan 45) Puisi kontemporer: Puisi inkonvensional. Hadir sekitar tahun 70an. Jenis puisi kontemporer: bentuk/tipografi/konkret,mbeling/nakal, mantra, simbol. Struktur fisik : Unsur fisik (tampak mata) yang terdapat dalam cerita. Struktur batin : Unsur yang menjiwai (perlu penghayatan) cerita. Parafrase puisi: 1. membagi puisi atas frase S/P/O/K, digunakan untuk pedoman membaca. 2. menyadur bentuk puisi ke bentuk prosa Licentia Poetica adalah kebebasanmemmanipulasi kata oleh penyair demi menimbulkan efek tertentu dalam karyanya. Amanat puisi biasanya tersirat di balik kata-kata yang disusun dan juga berada di balik tema yang diungkapkan oleh penyair.
Sastra Indonesia Kelas XII Bahasa Oleh Dra. M.M. Lies Supriyantini Page 24
VIII. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama. Pradopo, Rahmat Djoko. 1983. Kesusastraan Indonesia Modern. Jakarta : Gramedia. _______. 2010. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Somad,Adi Abdul, Aminudin,dan Yudi Irawan. 2009. Aktif dan Kreatif Berbahasa
Indonesia. Jilid3. Jakarta: Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional. Sukarworo, Ign, dkk. 2010. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA dan MA Kelas X.
Jakarta: Piranti Dharma Kalokatama. Teeuw, A. 1989. Sastra Indonesia Modern 2. Jakarta : Pustaka Jaya.