11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Lingkungan Kerja
1. Pengertian Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan termasuk salah satu hal
yang penting untuk diperhatikan. Lingkungan kerja yang baik akan
mendorong karyawan senang bekerja dan akan meningkatkan rasa
tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik.
Lingkungan kerja merupakan suatu kondisi pekerjaan untuk
memberikan suasana dan situasi kerja karyawan yang nyaman dalam
pencapaian tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan.1
Para ahli mendefinisikan lingkungan kerja sebagai berikut, menurut
Nitisemito “lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para
pekerja dan yang mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-
tugas yang dibebankan”. Sedangkan menurut Sedarmayanti
“lingkungan kerja merupakan keseluruhan alat perkakas dan bahan
yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja,
metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan
maupun sebagai kelompok”.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar pegawai
pada saat bekerja, baik berbentuk fisik atau non fisik, langsung atau
1Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja (Bandung :
Mandar Maju, 2009), 75.
12
tidak langsung, yang dapat mempengaruhi dirinya dan pekerjaannya
saat bekerja.2
Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab karyawan
mudah jatuh sakit, mudah stress, sulit berkonsentrasi dan menurunnya
produktivitas kerja. Lingkungan kerja dikatakan baik apabila dalam
kondisi yang demikian pekerja dapat melakanakan kegiatannya dengan
baik, sehat, aman, dan selamat.3 Dalam Islam memberikan ketenangan
dan kenyamanan di dalam sebuah tempat kerja adalah sebuah
keharusan yang seharusnya diberikan kepada karyawan, agar karyawan
dapat bekerja dengan baik. Allah SWT berfirman dalam surat Al-
Mujadalah ayat 11.
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan
kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
2http://www.kajianpustaka.com/2014/01/pengertian-jenis-manfaat-
lingkungan-kerja. Diunduh Tanggal 21 Juli 2016, Pukul 20.02. 3Rika Ampuh Hadiguna, Manajemen Pabrik (Jakarta:Bumi Askara, 2009),
248.
13
beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”4
2. Jenis-jenis Lingkungan Kerja
Secara garis besar jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua yakni
lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik.
a. Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan yang terdapat di
sekitar tempat kerja dan akan mempengaruhi karyawan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik terdiri dari
pencahayaan, sirkulasi udara, tersedianya fasilitas. Lingkungan fisik
dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu:
1) Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan
seperti pusat kerja, kursi, meja, dan sebagainya.
2) Lingkungan perantara atau lingkungan umum seperti rumah,
kantor, pabrik, sekolah, kota, sistem jalan raya dan lain-lain.
b. Lingkungan Non Fisik
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi
yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan maupun
dengan rekan kerja ataupun dengan bawahan. Perusahaan hendaknya
dapat mencerminkan kondisi yang dapat mendukung kerja sama
antara tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan
yang sama di perusahaan. Kondisi yang hendaknya diciptakan
4Yayasan Penyelenggara Penerjemah, Al-Quran Dan Terjemahannya
(Bandung : Syamil Cipta Media,2005), 543.
14
adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik, dan
pengendalian diri.5
Dalam Islam pemimpin harus membangun hubungan yang bersifat
horizntal. Untuk mencairkan suasana agar kondusif dan menciptakan
suasana kekeluargaan. Maka ada satu sikap yang sangat baik untuk
dibiasakan, yaitu tabassum (tersenyum). Jika dalam lingkungan kerja
seorang pemimpin atau atasan memiliki wajah yang selalu cemberut
dan menunjukkan wajah yang banyak masalah, maka hal tersebut akan
memberikan pengaruh terhadap bawahan atau karyawan lain, sehinnga
kondisi dilingkungan kerjanya menjadi kurang nyaman. Oleh karena itu
Rasulullah saw. menyebutkan dalam hadits beliau,
مك فى وجه أخيك لك صدقة تبس
“senyummu itu kepada saudaramu, bagimu
adalahmerupakan sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim)6
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja
Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila
manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman
dan nyaman. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya
dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi, keadaan lingkungan
yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak
dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang
efisien. Banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi
5Sedarmayanti, Tata Kerja Dan Produktivitas Kerja (Bandung : Mandar
Maju, 2009), 26. 6Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam
Praktik (Jakarta:Gema Insani Press, 2003), 62.
15
lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan karyawan diantaranya
adalah:
a. Penerangan di Tempat Kerja
Penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna
mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Oleh sebab itu perlu
diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak
menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan
lambat, banyak mengalami kesalahan, dan pada akhirnya
menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan,
sehingga tujuan organisasi sulit di capai.
b. Bau-bauan di Tempat Kerja
Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat dianggap
sebagai pencemaran, karena dapat menganggu konsentrasi bekerja,
dan bau-bauan yang terjadi terus menerus dapat mempengaruhi
kepekaan penciuman. Pemakaian “air condition” yang tepat
merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk
menghilangkan bau-bauan yang menganggu di sekitar tempat kerja.7
c. Kesehatan kerja
Program kesehatan yang baik dan memenuhi syarat akan
menguntungkan karyawan secara material, karena pegawai jarang
absen, bekerja dengan lingkungan yang lebih menyenangkan,
sehingga secara keseluruhan akan mampu bekerja lebih lama, berarti
lebih produktif. Program kesehatan kerja dapat dilakukan dengan
menciptakan lingkungan kerja yang sehat.8
7Sedarmayanti,Tata Kerja Dan Produktivitas Kerja, 28.
8Sedarmayanti, Tata Kerja Dan Produktivitas Kerja, 120.
16
d. Perlengkapan Kerja
Dalam melakukan pekerjaan perlu dilengkapi suatu adanya
perlengkapan, karena bila tidak terpenuhi peralatan tersebut, maka
akan menghambat pekerjaan sehingga perusahaan harus meneliti dan
mempersiapkan kelengkapan peralatan yang bisa meningkatkan
kerja karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan.
e. Keamanan Kerja
Keamanan kerja merupakan faktor yang sangat penting yang
diperhatikan oleh perusahaan. Kondisi kerja yang aman akan
membuat karyawan tenang dalam bekerja. Lingkungan kerja yang
tidak aman dapat menyebabkan penyakit, kecelakaan atau gangguan
kesehatan lainnya, misalnya bahaya-bahaya kimia dan fisik, seperti
intoksikasi dari debu, uap, atau gas-gas yang terhirup, penyakit-
penakit kulit.9
f. Saling Menasehati dan Tukar Pendapat
Apabila atasan dan karyawan saling bertukar pendapat dalam
hal-hal yang bersifat umum maka hal tersebut akan segera
terselesaikan dengan baik dan terhindar dari kesalahan dalam
memutuskan perkara. Nasihat atasan atau sesama karyawan adalah
dengan cara memberi tahu perihal kebenaran dan keharusan mereka
berpegang teguh pada kebenaran tersebut. Pemberi nasihat harus
jujur dalam nasihatnya, dan penyampaiannya juga harus dengan
santun supaya tidak menyinggung orang yang dinasehati.10
9Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan Perspektif Islam (Jakarta : Kencana,
2010), 169. 10
Badrudin, Rukun Taat, 85.
17
Rasulullah SAW. bersabda dalam hadits:
ما من أمير يلى أمر المسلمين ثم لا يجهد لهم وينصح
إلا لم يدخل معهم الجنة
“Tidaklah seorang pemimpin mengurusi urusan kaum
muslim, kemudian tidak bersungguh-sungguh untuk mengurusi
mereka dan tidak menasehati mereka, kecuali dia tidak akan
masuk surga bersama mereka” (HR. Muslim)
4. Indikator Lingkungan Kerja
Suasana lingkungan kerja adalah kondisi atau keadaan dalam
lingkungan kerja, baik dalam arti fisik maupun psikis yang
mempengaruhi suasana hati orang yang bekerja, yang mencakup dalam
beberapa indikator yaitu, sirkulasi udara tempat kerja, kebisingan
tempat kerja, fasilitas kerja, jaminan sosial kerja dan hubungan kerja.
a. Sirkulasi Udara di Tempat Kerja
Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh mahluk hidup
untuk menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses
metaboliasme. Udara di sekitar dikatakan kotor apabila kadar
oksigen, dalam udara tersebut telah berkurang dan telah bercampur
dengan gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman di sekitar
tempat kerja. Tanaman merupakan penghasil oksigen yang
dibutuhkan olah manusia. Dengan cukupnya oksigen di sekitar
tempat kerja, ditambah dengan pengaruh secara psikologis akibat
adanya tanaman di sekitar tempat kerja, keduanya akan memberikan
kesejukan dan kesegaran pada jasmani.
18
b. Kebisingan di Tempat Kerja
Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk
mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki
oleh telinga. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka
panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja,
merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi,
bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa
menyebabkan kematian. Karena pekerjaan membutuhkan
konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar
pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga
produktivitas kerja meningkat.
c. Fasilitas Kerja
Perusahaan hendaknya menyediakan fasilitas-fasilitas yang
menyenangkan bagi karyawan. Misalnya fasilitas tempat ibadah,
fasilitas sosial, fasilitas kelengkapan kerja lain sebagainya. Apabila
perusahaan sanggup menyediakan fasilitas-fasilitas tersebut, maka
perusahaan mampu menambah semangat dan kesenangan karyawan,
sehingga semangat dan kegairahan kerjanya dapat pula ditingkatkan.
Islam memandang bahwa fasilitas kerja merupakan pemenuhan
hak-hak dan kebutuhan yang diberikan pemimpin untuk
meningkatkan kesejahteraan para pekerjanya. Dengan adanya
fasilitas, memungkinkan untuk meningkatkan kinerja karyawan guna
mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh manajemen dengan
segala potensi secara efektif dan efisien.
d. Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Jaminan sosial yang diberikan oleh perusahaan kepada
karyawannya dimaksudkan untuk meningkatkan pengabdian dan
19
semangat kerja. Apabila jaminan sosial karyawan mencukupi maka
akan dapat menimbulkan kesenangan bekerja.11
Jaminan sosial dapat
berupa asuransi, baik asuransi jiwa maupun asuransi cacat. Jaminan
asuransi lain yang harus diberikan perusahaan adalah jaminan
keamanan karyawan yang berfungsi sebagai jaminan untuk memberi
keamanan bagi karyawan dalam meghadapi pensiun. Jaminan sosial
tenaga kerja juga dapat berupa uang pesangon, pemutusan hubungan
kerja akan memberikan dampak ekonomi pada karyawan, maka
perusahaan harus memberikan perlindungan berupa uang pesangon
yang bervariasi besarnya.12
e. Hubungan Kerja
Hubungan kerja harmonis dan tanpa ada saling intrik sesama
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
karyawantetap tinggal dalam satu organisasi. Selain itu Islam
menginginkan para pemeluknya untuk selalu damai dan menjaga
komunikasi yang baik. Dengan komunikasi yang baik tersebut
diharapkan mampu untuk membangun sebuah kesepahaman dan
mencegah terjadinya mis komunikasi diantara karyawan dengan
atasan maupun dengan rekan kerja. Jika terjadi suatu perseturuan
dalam lingkungan kerja, maka orang-orang didalamnya haruslah
saling mengingatkan dan bermusyawarah untuk menciptakan
lingkungan kerja yang baik. Maka komunikasi yang dilakukan
adalah:
11
Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja, 75. 12
Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia (Bandung : Refika
Aditama, 2007), 247.
20
1) Tawa saubi haqqi (saling menasehati atas dasar kebenaran
dan norma yang jelas)
2) Tawa saubis sabri (saling menasehati atas dasar
kesabaran)
3) Tawa saubil marhamah (saling menasehati atas dasar kasih
sayang)13
Firman Allah Swt dalam surat Al-Hujaraat ayat
10.
“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya
bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”.14
Dan untuk membangun rasa kekeluargaan dalam
lingkungan kerja, maka Islam menuntut umatnya untuk:
1) Melaksanakan huququl muslim (memenuhi hak-hak
sesama muslim)
2) Melakukan taushiyah atau saling mengingatkan dan
menasehati
3) Menghubungkan silaturrahmi
4) Mengadakan islah (perbaikan, keberesan)
5) Membina sikap ta’awun, saling membantu dan tolong
menolong
13
Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam
Praktik, 160. 14
Yayasan Penyelenggara Penerjemah, Al-Quran Dan Terjemahannya, 516.
21
6) Menjauhi akhlak tercela dalam berinteraksi dengan sesama
muslim.15
B. Kontrak Kerja Karyawan
1. Pengertian Kontrak kerja karyawan
Kontrak kerja atau perjanjian kerja yang dalam bahasa Belanda
biasa disebut Arbeidsovereenkoms, dapat diartikan dalam beberapa
pengertian. Pengertian pertama disebutkan dalam ketentuan pasal
1601a KUH Perdata, mengenai perjanjian kerja disebutkan bahwa
“Kontrak kerja adalah suatu perjanjian dimana pihak yang satu si
buruh, mengikatkan dirinya untuk dibawah perintahnya pihak yang
lain, si majikan suatu waktu tertentu, melakukan pekerjaan dengan
menerima upah”.
Selain itu pengertian mengenai kontrak kerja juga diketengahkan
oleh seoorang pakar hukum perburuhan Indonesia, Prof. R. Iman
Soepomo, S.H. yang menerangkan bahwa perihal pengertian tentang
kontrak kerja, beliau mengemukakan bahwa “Kontrak kerja adalah
suatu perjanjian dimana pihak kesatu, buruh, mengikatkan diri untuk
bekerja dengan menerima upah pada pihak lainnya, majikan, yang
mengikatkan diri untuk mengerjakan buruh itu dengan membayar
upah”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahawa kontrak kerja
karyawan adalah perjanjian antara seorang karyawan dengan seorang
pengusaha, dengan ciri-ciri perjanjian yang ditandai adanya suatu upah
15
Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam
Praktik, 146.
22
atau gaji tertentu yang diperjanjikan dan adanya suatu hubungan
dengan perusahaan.16
Dalam kehidupan berorganisasi dituntut adanya perjanjian dari
anggota-anggotanya. Agama Islam mengajarkan bahwa dalam setiap
tindakan yang dilakukan oleh manusia akan diminta pertanggung
jawaban baik di dunia maupun akhirat. Hal ini sesuai dengan firman
Allah SWT dalam surat An-Nisa ayat 85 yaitu:
”Barang siapa yang memberikan syafa'at yang
baik, niscaya ia akan memperoleh bahagian (pahala)
dari padanya. Dan Barang siapa memberi syafa'at yang
buruk, niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari
padanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”17
2. Syarat Sahnya Kontrak Kerja Karyawan
Suatu perjanjian yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu bisa
dikatakan sebagai suatu perjanjian yang sah dan sebagai akibatnya
perjanjian akan mengikat sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya. Oleh karena itu, agar keberadaan suatu perjanjian diakui
oleh undang-undang (legally concluded contract) haruslah sesuai
dengan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh undang-undang.
16
Dede Agus, Hukum Ketenagakerjaan, Cet 1 (Banten : Dinas Pendidikan
Provinsi Banten, 2010), 32. 17
Yayasan Penyelenggara Penerjemah, Al-Quran Dan Terjemahannya, 91.
23
Adapun syarat sahnya suatu perjanjian atau persetujuan telah
ditentukan dalam pasal 1320 KUH Perdata, yang menyebutkan bahwa:
Untuk sahnya perjanjian-perjanjian diperlukan empat syarat:
a. Sepakat mereka yang mengikatkan diri,
b. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian,
c. Suatu hal tertentu,
d. Suatu sebab yang halal.18
3. Unsur-unsur Kontrak Kerja Karyawan
Dalam kontrak kerja selain harus memenuhi syarat sahnya
perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata jo Pasal
52 UU No. 13 Tahun 2013 tentang ketenagakerjaan juga harus
memenuhi unsur-unsur yang ada dalam perjanjian kerja. Unsur-unsur
perjanjian kerja tersebut adalah:
a. Adanya unsur work atau pekerjaan
Dalam perjanjian kerja harus ada suatu pekerjaan yang
diperjanjikan sendiri oleh pekerja yang membuat perjanjian dan
berpedoman pada perjanjian kerja yang dibuatnya. Hal ini sesuai
dengan asas when do not work, do not get pay or no work no pay,
maksudnya jika seseorang tidak mau bekerja, maka berarti
seseorang tersebut tidak berkehendak untuk mendapatkan upah
atau tidak bekerja tidak dibayar.
b. Adanya unsur pay atau upah
Karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya harus bertujuan
untuk mendapatkan upah. Upah adalah imbalan yang wajib dibayar
oleh perusahaan untuk pekerjaan itu. Secara hukum jelas bahwa
18
Jumadi, Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja (Jakarta:Raja Grafindo
Persada, 2008), 17.
24
upah merupakan hak karyawan dan bukan pemberian sebagai
hadiah dari pengusaha. Karena karyawan atau akan bekerja untuk
pengusaha sesuai yang telah diperjanjikan.
c. Adanya unsur time dan waktu tertentu
Pekerjaan yang dikerjaan oleh karyawan harus dilakukan dalam
waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian kerja. Karyawan
tidak boleh melakukan pekerjaannya sekehendak hati, dan begitu
pula pengusaha tidak boleh memperkerjakan karyawan seumur
hidup.19
4. Kewajiban Para Pihak dalam Kontrak Kerja
Sebagaimana telah dikatakan bahwa perjanjian kerja termasuk jenis
perjanjian obligatoir bertimbal balik, maka kewajiban karyawan adalah
hak pengusaha, dan kewajiban pengusaha adalah hak karyawan.
a. Melakukan pekerjaan
Pekerjaan yang harus dilakukan oleh karyawan adalah
pekerjaan yang diperjanjikan dalam perjanjian kerja. Pekerjaan
tersebut harus dilakukan sendiri oleh karyawan yang melakukan
perjanjian kerja.
b. Menaati tata tertib perusahaan
Menurut Pasal 1 angka 20 UU No. 13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan menyebutkan bahwa peraturan yang dibuat secara
tertulis oleh pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja dan tata
tertib perusahaan. Menaati tata tertib khususnya dan umunya
peraturan perusahaan adalah kewajiban karyawan.
19
Dede Agus, Hukum Ketenagakerjaan, 42.
25
c. Mengatur tempat kerja dan alat-alat kerja
Kewajiban ini dalam rangka menciptakan keselamatan dan
kesehatan kerja. Hak-hak karyawan mendapatkan perlindungan
dari perusahaan seperti keselamatan dan kesehatan kerja. Selain itu
perlindungan keselamatan kerja dapat berupa jaminan sosial tenaga
kerja yang berupa program jaminan kecelakaan kerja, jaminan
pemeliharaan kesehatan dan program jamsostek adalah wajib bagi
perusahaan kepada karyawan
d. Bertindak sebagai pengusaha yang baik
Meskipun kewajiban ini tidak tertulis dalam perjanjian kerja,
namun menurut kepatutan atau kebiasaan serta peraturan
perundang-undangan, pengusaha harus dapat menjalin hubungan
yang harmonis kepada karyawan, agar karyawan merasa nyaman
dalam bekerja.20
5. Indikator Kontrak Kerja Karyawan
Pengukuran kontrak kerja karyawan dapat dilakukan dengan
para pihak yang melakukan perjanjian kerja seperti antara
karyawan dengan perusahaan, maupun sebaliknya perusahaan
dengan karyawan karena perjanjian kerja merupakan obligatoir
bertimbal balik.
a. Kesetiaan karyawan
Kesetiaan karyawan pada perusahaan tempat dia bekerja seperti
menjalankan tugas-tugas seperti kewajiban seperti taat pada
peraturan, tanggung jawab pada perusahaan, kemauan untuk
20
Dede Agus, Hukum Ketenagakerjaan, 48.
26
bekerja sama, rasa memiliki terhadap perusahaan yang tinggi
karena merasa dirinya harus berada dalam perusahaan tersebut.21
b. Keselamatan karyawan
Perusahaan harus memberikan keselamatan kerja yang terjamin
kepada para karyawan, agar karyawan merasa aman dalam bekerja.
kondisi kerja dan keselamatan kerja dalam perusahaan misalnya
alat pelengkapan dan pemeliharaan suatu lingkungan kerja pabrik
dan sistem kerja yaitu dapat dilaksanakan secara layak, aman dan
tanpa resiko.22
c. Keterikatan karyawan
Keterikatan pada perusahaan menjadi ciri utama keberhasilan
perusahaan Dalam menangani sumber daya manusia karyawan.
Semakin tinggi keterikatan karyawan dengan perusahaan semakin
baik kinerjanya. Keterikatan karyawan pada perusahaan adalah
kepatuhan karyawan pada perusahaan yang menyangkut visi, misi,
dan tujuan perusahaan dalam proses pekerjaannya.
d. Upah karyawan
Upah karyawan adalah hal yang perlu diperhatikan dalam
kontrak kerja karyawan pada perusahaan. Karena upah kerja
menyangkut imbalan yang diterima karyawan setelah melakukan
pekerjaan. Upah merupakan hak karyawan dan meruapakan
kewajiban perusahaan untuk membayarnya, ditetapkan dengan
suatu perjanjian atau peraturan perundang-undangan.23
21
Khaerul Umam, Perilaku Organisasi(Bandung : Pustaka Setia, 2010), 259.
22
S.B Marsh And J. Soulsby, Hukum Perjanjian (Bandung:P.T. Alumni,
2013), 351. 23
Dede Agus, Hukum Ketenagakerjaan, 154.
27
C. Lingkungan Kerja dengan Kontrak Kerja Karyawan dalam
Perspektif Islam
1. Lingkungan Kerja dalam Perspektif Islam
Lingkungan kerja dalam perspektif Islam adalah keberadaan
manusia di sekeliling untuk saling mengisi dan melengkapi satu dengan
lainnya sesuai dengan perannya masing-masing. Allah telah
mentakdirkanbahwa antara satu makhluk dengan lainnya di alam ini
berfungsi saling berkaitan dan membutuhkan. Saling keterkaitan dan
membutuhkan ini melahirkan suatu kesetimbangan yang dinamis yang
dengan kesetimbangan ini keberlanjutan kehidupan lingkungan bisa
terjaga. Menjaga lingkungan agar tetap memberikan dukungan bagi
kelangsungan kehidupan manusia adalah tugas manusia sebagai
khalifah Allah di muka bumi.24
Islam mendorong untuk memberikan lingkungan kerja yang baik
terhadap para karyawan dengan tujuan memberikan kenyamanan
bekerja serta dengan lingkungan kerja yang baik akan meningkatkan
kontrak kerja karyawan pada perusahaan dengan menunaikan tanggung
jawab pekerjaannya.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Qashash ayat 77:
24
Sukarni, Fiqih Lingkungan Hidup (Jakarta : Kementrian Agama RI, 2011),
45.
28
“Dan carilah pada apa yang telah di anugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan.”25
2. Kontrak Kerja Karyawan Dalam Perspektif Islam
Dalam perspektif Islam, janji seseorang tercermin dalam setiap
aktivitas yang dilakukan. janji dalam menjalankan kewajiban dan
menjauhi larangan Allah SWT merupakan wujud dari janji seorang
manusia sebagai makhluk Tuhan. Allah berfirman dalam Al-Qur’an
Surat Al-Fath ayat 10, kontrak atau janji digambarkan sebagai berikut.
“Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada
kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah, tangan
Allah di atas tangan mereka, maka barang siapa yang
melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan
menimpa dirinya sendiri dan barang siapa menepati janjinya
kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang
besar.”26
25
Yayasan Penyelenggara Penerjemah, Al-Quran Dan Terjemahannya, 394. 26
Yayasan Penyelenggara Penerjemah, Al-Quran Dan Terjemahannya, 512.
29
Allah SWT juga telah berfirman didalam surat Fushshilat ayat
30:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan
Kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian
mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan
mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa
sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah
dijanjikan Allah kepadamu.”27
Sebuah janji merupakan kompenen yang penting menurut
Islam, Islam memandang suatu janji dalam diri merupakan
kesanggupan dalam diri untuk menjalankan sebuah amanah yang
diembankan untuk dipertanggung jawabkan dikemudian hari. Dengan
adanya keteguhan hati yang kuat (keyakinan) dalam diri karyawan pada
perusahaan, maka hal ini akan mendorong karyawan untuk tetap
konsisten dan bertanggung jawab secara lahir maupun batin dalam
menjalani kontrak kerja dengan perusahaan hingga tercapainya tujuan
yang menjadi kesepakatan bersama. Bahkan dalam ayat diatas Allah
berfirman barang siapa yang setia kepada seseorang maka dia setia
kepada Allah, dan barang siapa yang menepati janjinya maka dia akan
mendapatkan pahala yang besar dari allah.
27
Yayasan Penyelenggara Penerjemah, Al-Quran Dan Terjemahannya, 480.
30
Dari konsep teori kontrak kerja yang telah dijelaskan bahwa
kontrak kerja karyawan merupakan hal yang penting bagi perusahaan,
terutama untuk menjaga kelangsungan dan pencapaian tujuan. Namun
untuk memperoleh janji karyawan yang tinggi pada perusahaan
diperlukan kondisi-kondisi yang memadai untuk mencapainya, seperti
kondisi lingkungan kerja yang baik bagi karyawan, agar karyawan
merasa aman dan nyaman bekerja pada perusahaan dan tidak terjadi
pemikiran untuk keluar dari perusahaan.28
28
EdySutrisno, BudayaOrganisasi, 296.
31
D. Penelitian Terdahulu
1. Dede Sariyah (Tahun 2013), Analisis Lingkungan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Bagian Produksi Menurut Perspektif Ekonomi
Islam, penelitian terdahulu merumuskan masalahnya adalah
bagaimana karakteristik karyawan bagian produksi pada perusahaan
air minum (PDAM). Sedangkan penelitian sekarang merumuskan
seberapa besar pengaruh lingkungan kerja terhadap kontrak kerja
karyawan dan adakah pengaruh lingkungan kerja terhadap kontrak
kerja karyawan. Persamaan dalam penelitian ini adalah variabel x
yang meneliti tentang lingkungan kerja dan analisis data
menggunakan model regresi linear sederhana. Hasil yang diperoleh
dari penelitian ini adalah diketahui thitung > ttabel (1,859, 1,645) maka
Ho ditolak dan Ha diterima, artinya lingkungan kerja berpengaruh
terhadap kinerja karyawan.
2. Rodi Ahmad Ginanjar (Tahun 2013), Pengaruh Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Pada Dinas Pendidikan, Pemuda, Dan
Olahraga Kabupaten Sleman, Perbedaan Bagaimana kondisi
lingkungan kerja dan kinerja karyawan di Dinas Pendidikan,
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman. Sedangkan penelitian
sekarang merumuskan seberapa besar pengaruh lingkungan kerja
terhadap kontrak kerja karyawan dan adakah pengaruh lingkungan
kerja terhadap kontrak kerja karyawan. Persamaan dalam penelitian
ini adalah variabel x yang meneliti tentang lingkungan kerja dan
analisis data menggunakan model regresi linear sederhana. Hasil
dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara lingkungan kerja dengan kinerja karyawan di
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman
32
dengan koefisienan korelasi (R) sebesar 0,643 dan koefisien
determinasi sebesar 0,413. Hal ini berarti bahwa sebesar 41,3%
kinerja karyawan yang ada di Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Sleman dipengaruhi oleh lingkungan kerja,
sedangkan 58,7% lainnya ditentukan oleh variabel lain yang tidak
dijelaskan dalam penelitian.
E. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori dan belum menggunakan fakta.29
Hipotesis penelitian ini mungkin benar dan mugkin salah, oleh
karena itu dilakukan analisis untuk menjelaskan fakta yang
membenarkannya. Dengan asumsi dan rumusan sebagai berikut:
Ho = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari lingkungan
kerja terhadap kontrak kerja karyawan.
Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan dari lingkungan kerja
terhadap kontrak kerja karyawan.
29
Sugiyono, Statistik Nonparametris Untuk Penelitian (Bandung : Alfabeta,
2010), 5.