Download - BAB I tumor.docx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan
adanya pertumbuhan masa (solid/padat) atau jaringan abnormal dalam
tubuh yang meliputi tumor jinak (benigna tumor) dan tumor ganas
(maligant tumor). Massa ini timbul sebagai akibat dari ketidak-
seimbangan pertumbuhan dan regenerasi sel. Pertumbuhan sel yang tidak
terkendali disebabkan kaerusakan DNA yang mengakibatkan mutasi
(perubahan genetik yang bersifat menurun) pada gen vital yang bertugas
mengontrol pembelahan sel.
Tumor merupakan penyakit yang mengkhawatirkan karena
menjadi penyebab kematian nomor tujuh di Indonesia dengan persentase
5,7 persen dari keseluruhan penduduk Indonesia yang meninggal (Riset
Kesehatan Dasar tahun 2007). Riset juga menyatakan bahwa setiap 1000
orang terdapa sekitar 4 penderita tumor. Faktor ini terus meningkat pada
tahun – tahun berikutnya sehingga dalam kurun waktu 10 tahun (2005 –
2015). Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010,
berdasarkan laporan progam dari Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang
berasal dari Rumah Sakit dan Puskesmas, kasus penyakit tumor terdapat
7.345 kasus terdiri dari tumor jinak 4.678 (68%) kasus dan tumor ganas
2.667 (42% kasus).
Penelitian yang dilakukan oleh Ratih menunjukkan faktor risiko
yang menyebabkan tumor antara lain; merokok dan faktor gaya hidup
(khususnya konsumsi buah dan sayur serta aktivitas fisik). Menurut Wim
De Jong penyebab terbentuknya tumor antara lain dipengaruhi oleh faktor
gizi, merokok, infeksi, hormonal atau reproduktif, pekerjaan, alkhohol,
sinar matahari, pengotoran lingkungan, obat – obatan atau tindakan medis,
kebiasaan seksual, produk industri, tambahan makanan.
Tumor serebri merupakan salah satu jenis tumor yang menyerang
pada sel otak. Penderita dengan tumor serebri akan mengalami gejala
seperti; nyeri kepala, muntah, pandangan kabur, kesadaran menurun.
Selain itu, gejala awal yang terjadi pada tumor serebri yaitu lesu, mudah
teriritasi, diplopia, papiledema, mudah lupa. Sindroma nyeri kepala pada
penyakit ini tidak jelas; serangan nyeri berupa rasa pegal atau sakit
tumpul, mempunyai intensitas sedang dan terjadi secara intermiten akan
semakin bertambah parah ketika melakukan kegiatan atau mengubah
posisi tubuhnya.
Terapi non- farmakologi pada penatalaksanaan nyeri disarankan
pada penderita dengan tumor serebri. Pendekatan dengan non-
farmakologi untuk meringankan rasa nyeri dilakukan tanpa menggunakan
obat. Demir menyatakan jika massase merupakan salah satu terapi non-
farmakologi untuk menejemen nyeri. Penelitian yang dilakukan oleh Sui
menunjukkan massase dapat menurunkan nyeri secara signifikan pada
pasien dengan tumor ganas karena menimbulkan efek rileksasi otot dan
meningkatkan kualitas tidur.
Berdasarkan uraian diatas maka penatalaksanaan terapi non-
farmakologis dengan massase dipilih untuk memberikan menejemen nyeri
pada pasien dengan tumor serebri di Ruang Anggrek II, RSUD Dr.
Moewardi.
B. Tujuan
Mengetahui efektifitas massase untuk menurunkan nyeri pada pasien
dengan tumor serebri
C. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi efektifitas terapi massase untuk menurunkan skala
nyeri pasien dengan tumor serebri
2. Mengidentifikasi efektifitas terapi massase terhadap kondisi psikologis
pasien dengan tumor serebri
D. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit Dr. Moewardi, diharapkan dapat menindak lanjuti
penatalaksanaan nyeri pada pasien dengan keluhan nyeri
2. Bagi Ruang Anggrek II, diharapkan dapat memberikan terapi non-
farmakologis bagi pasien dengan keluhan nyeri
3. Bagi perawat, diharapkan dapat menjadi referensi untuk memberikan
intervensi keperawatan pada pasien dengan keluhan nyeri
4. Bagi mahasiswa keperawatan, diharapkan dapat menjadi referensi dan
bahan pembelajaran untuk memberikan intervensi keperawatan pada
pasien dengan keluhan nyeri