10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka membangun
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia
seluruhnya. Hal ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah
seperti sandang, pangan, perumahan, kesehatan, dan sebagainya atau kepuasan
batiniah saja. Seperti pendidikan, rasa aman, bebas mengeluarkan pendapat dan
sebagainya, melainkan juga keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara
keduanya. Dalam rangka menciptakan manusia seutuhnya maka pembangunan
pendidikan merupakan bidang yang penting untuk mendapatkan
prioritas.Sehubungan dengan hal tersebut, maka pendidikan memerlukan konsep
yang baku sehingga pelaksanaan sistem pendidikan dapat menciptakan manusia
yang siap pakai.
Tiap manusia tidak dapat lepas dari kehidupan masyarakat, sebab
manusia adalah “homo socius”. Manusia sebagai anggota masyarakat saling
melakukan interaksi sosial, saling mempengaruhi, dengan demikian interaksi
sosial menjadi ciri utama dalam kehidupan masyarakat. Pengertian masyarakat
dapat menjadi luas sehingga meliputi seluas umat manusia. Masyarakat terdiri
atas berbagai kelompok besar atau kecil tergantung pada jumlah anggotanya.
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
11
Suatu kelompok masyarakat diikat oleh nilai-nilai tertentu yang dijunjung tinggi
eoleh semua anggotanya.
Ada nilai-nilai yang didasarkan atas kebutuhan tertentu sehingga
membentuk kelompok masyarakat profesi, organisasi, agama, kepramukaan, dan
sebagainya. Kelompok masyarakat tersebut lebih bersifat gesellschaft. Selain
kelompok ini, kolompok primer yaitu kelompok pertama dimana anggota
masyarakat mula-mula berinteraksi dengan orang lain, seperti keluarga,
kelompok sepermainan, dan lingkungan tetangga.
Dalam kelompok ini tiap anggota masyarakat mempelajari kebiasaan
yang fundamental seperti bahasa, masalah baik-buruk, kerjasama dan persaingan,
serta disiplin. Dan kelompok ini bersifat Gemeinschaft. Dalam masyarakat atau
kelompok masyarakat baik yang bersifat gemeinschaft maupun gessellschaft
memerlukan pendidikan, yang berfungsi untuk mengembangkan pendidikan
berkenaan dengan mengubah tin gkah laku anak didik. Pendidikan bertalian
dengan transisi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keterampilan dan aspek-aspek
kelakuan lainnya kepada generasi muda (S.Nasution, 1983 : 11)
Tujuan pendidikan nasional berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun
2003 sistem pendidikan nasional dinayatakan bahwa: Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
12
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab (Sistem Pendidikan Nasional, 2003 : 7).
Dalam penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan diatur mengenai
hak dan kewajiban di bidang pendidikan. Undang Undang Dasar 1945 Bab XIII
Pasal 31 ayat (1) menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 53 Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003, peran serta masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan
pendidikan, dalam hal ini pendidikan formal, hanya dapat dilakukan dalam
bentuk badan hukum pendidikan yang berprinsip nirlaba dan dapat mengelola
dana secara mandiri untuk memajukan satuan pendidikan. Badan hukum
pendidikan antara lain dapat berbentuk Badan Hukum Milik Negara ataupun
Yayasan yang bergerak dalam pendidikan.
Sedangkan di Kabupaten Banjarnegara sendiri terdapat beberapa
yayasan-yayasan yang bergerak dalam lingkup pendidikan. Contohnya seperti
Yayasan Taman Siswa, Yayasan Pancha Bhakti, Yayasan Muhammadiyah,
Yayasan Pikom, dan Yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto. Namun yang
paling besar di Kabupaten Banjarnegara adalah Yayasan Pendidikan Islam
Cokroaminoto. Di setiap kecamatan di Banjarnegara terdapat sekolah-sekolah
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
13
yang bernama Cokroaminoto baik dalam bentuk Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama, atau Sekolah Menengah Atas.
Yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto merupakan salah satu yayasan
yang cukup dikenal di Kabupaten Banjarnegara. Yayasan ini merupakan anak
dari organisasi islam yaitu SI yang merupakan kepanjangan dari Syarikat Islam.
Syarikat Islam merupakan organisasi yang berdiri sejak tahun 1912, sebelumnya
Syarikat Islam bernama Syarikat Dagang Islam. Organisasi Sarekat Dagang
Islam (SDI) pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang Islam.
Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Surakarta pada tahun
1905, dengan tujuan awal untuk menghimpun para pedagang pribumi Muslim
(khususnya pedagang batik) agar dapat bersaing dengan pedagang-pedagang
besar Tionghoa. Pada saat itu, pedagang-pedagang keturunan Tionghoa tersebut
telah lebih maju usahanya dan memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari
pada penduduk Hindia Belanda lainnya. Kebijakan yang sengaja diciptakan oleh
pemerintah Hindia-Belanda tersebut kemudian menimbulkan perubahan sosial
karena timbulnya kesadaran di antara kaum pribumi yang biasa disebut sebagai
Inlanders.
Oleh pimpinannya yang baru Haji Oemar Said Tjokroaminoto, nama
SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI). Hal ini dilakukan agar organisasi tidak
hanya bergerak dalam bidang ekonomi, tapi juga dalam bidang lain seperti
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
14
politik. Jika ditinjau dari anggaran dasarnya, dapat disimpulkan tujuan SI adalah
sebagai berikut.
1. Mengembangkan jiwa dagang.
2. Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam
bidang usaha.
3. Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat
naiknya derajat rakyat.
4. Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama
Islam.
5. Hidup menurut perintah agama.
Di Banjarnegara SI merupakan salah satu organisasi bergenre agama
yang memiliki massa yang banyak, selain Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama.
Hal ini dibuktikan dengan hasil Pemilu, dimana Partai Syarikat Islam Indonesia
hampir selalu meraih suara yang cukup banyak.
Dalam tujuannya untuk menyediakan sarana pendidikan bagi
masyarakat Banjarnegara, Syarikat Islam membangun Yayasan Pendidikan Islam
Cokroaminoto. Sebetulnya yayasan ini merupakan organisasi yang dibawahi oleh
Departemen kebudayaan dan Pendidikan Syarikat Islam.
Yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto telah membangun sekolah-
sekolah dari setingkat SD, SMP ,dan SMA. Namun dalam usahanya tersebut
Yayasan Pendidikan islam cokroaminoto sering kali mendapat saingan dari
yayasan lain, semisal Muhammadiyah, Taman siswa, atau Panca Bakthi. Untuk
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
15
itu penulis ingin meneliti bagaimana perkambangan Yayasan Pendidikan Islam
cokroaminoto Banjarnegara dari tahun 1995-2010.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Sejarah pendirian Yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto Banjarnegara.
2. Perkembangan Yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto Banjarnegara.
3. Sistem keorganisasian pada Yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto
Banjarnegara.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebagai berikut.
1. Mengetahui sejarah pendirian Yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto
Banjarnegara.
2. Mengetahui perkembangan Yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto
Banjarnegara.
3. Mengetahui Sistem Keorganisasian Yayasan Pendidikan Islam
Cokroaminoto Banjarnegara.
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
16
D. Tinjauan Pustaka
Dalam bukunya M.A. Gani (1984: 3) menyebutkan Sejak permulaan
Serikat Dagang Islam didirikan oleh H Samanhudi pada tanggal 16 Oktober 1905
di Solo dan kemudian ketika Syarikat Islam diresmikan dengan Akte Notaris
pada tanggal 10 September 1912 dengan berkedudukan di kota Solo, Syarikat
Islam telah meletakan dasar perjuangannya atas tiga prinsip dasar, yaitu sebagai
berikut.
1. Asas Islam sebagai dasar perjuangan organisasi
2. Asas Kerakyatan sebagai dasar himpunan organisasi, dan
3. Asas Sosial Ekonomi sebagai usaha untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat yang umumnya berada dalam taraf
kemiskinan dan kemelaratan
Menurut Amelz (1952: 4) Dengan lahirnya Sarekat Islam pada tahun
1912, mulailah Cokroaminoto berkecimoung dalam sarekat Islam. Ketika ia
sedang berada di Solo ia didatangi oleh delegasi Sarekat Islam Solo untuk
bergabung pada organisasi ini dan Tjokroaminoto menyatakan kesiapannya
untuk bergabung, Tjokroaminoto dikenal sebagai orang yang berkarakter radikal
yang selalu menentang kebiasaan-kebiasaan yang memalukan bagi rakyat
banyak. Pada saat itu Tjokroaminoto telah dikenal sebagai seorang yang sederajat
dengan pihak manapun juga, apakah ia seorang belanda ataupun dengan seorang
pejabat pemerintah. dan Tjokroaminoto berkeinginan sekali untuk melihat sikap
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
17
ini juga dimiliki oleh kawan sebangsanya terutama di dalam berhubungan dengan
orang-orang asing. Banyak dari sekian banyak orang menyebut dia sebagai
seorang Gatotkoco Sarekat Islam. Rencananya Serikat Dagang Islam H
Samanhudi, didirikan pada tahun 1905 yang berorientasi sosial ekonomi, setelah
dilebur menjadi S.I diperluas dengan politik, ekonomi, Sosila dan Agama. Tjokro
Muda tokoh politik yang berhasil menggabungkan retorika politik melawan
penjajah Belanda dengan ideology Islam, sehingga mengenyahkan penjajah dari
bumi Nusantara.
Dalam bukunya Rudhi Prasetya memberikan beberapa (2012: 13)
esensial yang terkandung dalam yayasan, yaitu sebagai berikut.
1. Adanya suatu harta kekayaan.
2. Harta kekayaan ini merupakan harta kekayaan sendiri tanpa ada yang
memilikinya melainkan dianggap sebagai milik dari yayasan.
3. Atas harta kekayaan tersebut diberi suatu tujuan tertentu.
4. Adanya pengurus yang melaksanakan tujuan dari diadakannya harta
kekayaan itu.
Selain itu Rudhi Prasetya menyebutkan tipe-tipe yayasan. Tipe yang
pertama, kegiatan yayasan hanya semata-mata mengumpulkan dana dari para
dermawan, kemudian dana tersebut disumbangkan kepada badan-badan kegiatan
social, dengan yayasa tidak ikut campur dalam penyelenggaraan social seperti
badan pendidikan, panti, rumah sakit, dan lain-lain. Tipe ini adalah tipe yayasan
klasik kuno. Tipe yang kedua adalah yayasan alngsung menyelenggarakan
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
18
sendiri lembaga-lembaga social yang bersangkutan, yayasan mendirikan lembaga
pendidikan, universitas, rumah sakit, dengan sekaligus mencari kelebihan hasil
dan kemudian ditanamkan kembali untuk menginfestasikan kegiatan sosialnya.
Tipe yang ketiga yayasan mendirikan perseroan terbatas yang menjalankan bisnis
seperti pabrik, badan usaha pencari laba, untuk dari hasil deviden yang diperoleh
disumbangkan kepada kegiatan social yang diselenggarakan oleh pihak lain atau
diselenggarakan sendiri oleh yayasan. Tipe ini yang diatur lebih lanjut dalam
pasal 7 UU No.6 Tahun 2001 yang didalamnya dijelaskan haruslah kegiatan
badan usaha itu sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan yang mendirikan.
Penelitian terdahulu di dunia pendidikan khususnya yang berkaitan
dengan perkembangan pendidikan telah dilakukan oleh banyak peneliti, antara
lain yang dilakukan oleh Mukholil (2009), dalam penelitiannya berbicara tentang
perkembangan pondok pesantren Roudhotul Tholibin di desa sirau, kecamatan
kemranjen, Kabupaten Banyumas tahun 1925-2008 yang didirikan oleh K.H
Muhammad mukti bin H. Muhammad Nur pada tahun 1925. Tahun 1925 hingga
sekarang pondok pesantren Roudhotut sudah mengalami tiga kali mengalami
pergantian kepemimpinan. Santrinya terus bertambah hingga sekarang sudah
mencapai 157 santri. Keberadaan pondok pesantren di desa sirau juga telah
mengalami perubahan sosial, dan religi adalah aspek yang paling terasa
pengaruhnya dengan adannya pondok pesantren di desa tersebut.
Ismawarti (2003) dalam penelitiannya yang berjudul pembinaan
Yayasan Kuncup Mas terhadap anak usia sekolah segabai pemungut uang
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
19
dipinggir jalan raya perkebunan karet kerumput Kabupaten Banyumas. Yang
hasilnya bahwa pembinaan yang dilakukan yayasan kuncup mas, melalui dua
tahap yaitu identifikasi dan tahap pembinaan. Adapun progamnya meliputi
rehabilitasi, resosialisasi, edukasi, alih profesi dan reunifikasi.
Amin sutrisno dalam penelitiannya yang berjudul perkembangan
Madrasah Ibtidaiyah negeri purbasari kecamatan Karangreja Kabupaten
Purbalingga tahun 1996-2000 memberikan hasil bahwa perkembangan madrasah
dan pendidikan mengalami peningkatan yang baik, serta kondisi sosial
keagamaan masyarakat Desa Purbasari kecamatan karangreja Kabupaten
Purbalingga sangat mendukung madrasah Ibtidaiyah negeri dengan jalan ikut
serta dalam pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh madrasah
serta terjadinnya hubungan yang harmonis antara madrasah dengan masyarakat
desa Purbasari kecamatan Karang reja Kabupaten Purbalingga.
Penelitian di sekolah umum dikemukakan oleh Suwarto (2002) dengan
penelitiannya yang berjudul Profil Sekolah Dasar Negeri Kecil Munggangsari di
Desa Karangsalam kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas. Di dalam
penelitiannya Suwarto menjelaskan bahwa SD kecil Munggangsari yang berada
di wilayah Desa Karangsalam sejak berdirinya tahun 1985, telah mengalami
perkembangan yang cukup baik karena kondisi lingkungan SD kecil
Munggangsari cukup mendukung untuk berlangsungnya proses belajar mengajar.
Dari beberapa kajian pustaka yang telah dipaparkan tadi, penulis telah
mendapatkan gambaran tentang perkembangan lembaga pendidikan. Melalui
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
20
gambaran dan panduan kajian pustaka itu akan dapat membantu penulis untuk
mengemukakan penelitianyang benar-benar baru atau belum pernah dilakukan
oleh peneliti yang lain.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara akademik hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan referensi
bagi peniliti yang akan melakukan penelitian khususnya dalam lingkup
pendidikan.
2. Bagi Yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto, hasil penelitian diharapkan
dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk menentukan bagi yayasan
Pendidikan Islam Cokroaminoto di dalam penentuan kebijakan serta program-
programnya.
3. Bagi masyarakat, hasil penelitian diharapkan dapat semakin menumbuhkan
kepedulian terhadap pendidikan yang diselenggarakan disekitar wilayahnya.
F. Landasan Teori dan Pendekatan
1. Landasan Teori
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
21
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ).
Pendidikan merupakan Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh
orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya.
Dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri
tidak dengan bantuan orang lain (http://wawan-satu.blogspot.Co-
m/2010/11/pengertian- pendidikan.html diakses tanggal 28 Februari 2012)
Pendidikan merupakan system dan cara meningkatkan kualitas hidup
manusia dalam segala aspek kehidupan manusia. Dalam sejarah umat manusia,
hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak menggunakan pendidikan
sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya. Pendidikan juga
merupakan bagian terpenting dari kehidupan manusia yang sekaligus
membedakan manusia dengan hewan (Huzain Sanaky, 2003: 5).
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur,
pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuanpendidikan memiliki
du fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan
merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan (Umar
Tirtarahardja, 2008: 37)
Fungsi pendidikan (Tim pengembangan MKDK IKIP Semarang, 1991:
14) dibagi menjadi dua dalam arti sempit dan arti yang luas. Dalam arti mikro
(sempit) adalah membantu secara sadar perkembangan jasmani dan rokhani
peserta didik. Sedangkan secara makro (luas), ialah sebagai alat:
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
22
1. Pengembangan pribadi
2. Pengembangan warga Negara
3. Pengembangan kebudayaan
4. Pengembangan bangsa.
Menurut undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 15.
Dijelaskan tentang Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan,
akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. Lebih lanjut tentang
Pendidikan Agama telah diatu dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 55 Tahun 2007. Dialamnya dijelaskan bahwa Pendidikan agama adalah
pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian,
dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang
dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Sedangkan pendidikan Keagamaan adalah
pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan
yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi
ahli ilmu agama dan mengamalkan ajaran agamanya. Untuk jenisnya pendidikan
keagamaan meliputi pendidikan keagamaan Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
Buddha, dan Khonghucu.
Pendidikan Islam merupakan proses pewarisan dan pengembangan
budaya manusia yang bersumber dan berpedomankan ajaran islam. Sebagaimana
termaktub dalam Al-Qur’an dan terjabar dalam sunnah Rasul, dan bermula sejak
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
23
Nabi Muhammad SAW menyampaikan (membudayakan) ajaran tersebut kepada
umatnya (Zuharini,1995: 13).
Pendidikan Islam memiliki kedudukan yang sama yang diatur dalam
Sitem Pendidikan Nasional, yang tertuang dalam Undang-undang No.2 tahun
1989. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam juga tidak
lepas dari kehidupan politik bangsa. Pendidikan Islam akan mengikuti kehidupan
politik bangsa yang sedang mengalami perubahan (Huzain Sanaky, 2003: 3).
Pendidikan Islam memiliki 3 (tiga) tahapan kegiatan, yaitu: tilawah
(membacakan ayat Allah), tazkiyah (mensucikan jiwa) dan ta’limul kitab wa
sunnah (mengajarkan al kitab dan al hikmah). Pendidikan dapat merubah
masyarakat jahiliyah menjadi umat terbaik disebabkan pendidikan mempunyai
kelebihan. Pendidikan mempunyai ciri pembentukan pemahaman Islam yang
utuh dan menyeluruh, pemeliharaan apa yang telah dipelajarinya, pengembangan
atas ilmu yang diperolehnya dan agar tetap pada rel syariah. Hasil dari
pendidikan Islam akan membentuk jiwa yang tenang, akal yang cerdas dan fisik
yang kuat serta banyak beramal. (http://materitarbiyah.wordpress.com. Diakses
tanggal 1 Maret 2012).
Prinsip yang mendasari metode pendidikan islam adalah prinsip
kesesuaian dengan psikologi anak, menjaga tujuan pembelajaran, memelihara
tahap kematangan dan prinsip partisipasi pratikal. Sedangkan prinsip-prinsip
yang mendasari murid dan guru dalam pendidikan Islam adalah humanistic,
prinsip egaliter, dan prinsip demokratis ( Abuddin Nata, 2004: 27)
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
24
Kondisi pendidikan Islam di Indonesia, sebenarnya menghadapi nasib
yang sama, dan secara khusus pendidikan Islam menghadapi berbagai persoalan
dan kesenjangan dalam berbagai aspek yang lebih kompleks, yaitu: berupa
persoalan dikotomi pendidikan, kurikulum, tujuan, sumber daya, serta
manajemen pendidikan Islam. Upaya perbaikannya belum dilakukan secara
mendasar, sehingga terkesan seadanya saja. Usaha pembaruan dan peningkatan
pendidikan islam sering bersiafat sepotong-sepotong atau tidak kemprehensif
dan menyeluruh serta sebagian besar sistem dan lembaga pendidilan Islam belum
dikelola secara profesional (Huzain Sanaky, 2003: 9) .
Menurut Hadikusumo mengatakan bahwa ada empat faktor yang
mempengaruhi perkembangan pendidikan. Keempat faktor itu adalah
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, laju pertumbuhan
penduduk,aspirasi masyarakat akan pendidikan, dan keterbelakangan akan
budaya dan sarana kehidupan (Hadikusumo, 1995: 101)
Secara umum perubahan sosial dalam bidang pendidikan akan menjadi
jelas, apabila kajian materi perubahan sosial disikapi dengan unsur pelengkap
yang dapat menangkap dinamika unsur perubahan secara tepat. Unsur yang dapat
menerangkan proses perubahan sosial di bidang pendidikan meliputi paradigm
dan ideologi pendidikan yang selama ini digunakan untuk membedah dan
menganalisa problematika pendidikan (Agus Salim, 2002: 286)
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan
dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu. Baik di bidang sosial,
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
25
keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota (Undang-undang
no.16 tahun 2001).
Berdirinya yayasan sudah dimulai sejak zaman pra kemerdekaan. Ketika
itu tujuan pendiriannya lebih banyak untuk ikut mengatasi masalah-masalah
sosial dalam masyarakat suatu daerah. Sektor ditempat yayasan terlibat
umumnya adalah: pendidikan dan kesehatan. Sektor-sektor lain yang menurut
pengusaha komersial tidak menguntungkan dan bagi pemerintah belum menjadi
lahan garapan bagi banyak yayasan (Nainggolan, 2005: 1).
Yayasan terdiri atas Pembina pengurus dan pengawas. Yayasan didirikan
oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan sebagian harta kekayaan
pendiriannya sebagai kekayaan awal. Pendirian yayasan dilakukan dengan akta
notaris dan dibuat dalam bahasa Indonesia. Yayasan dapat didirikan berdasarkan
surat wasiat. Yayasan yang didirikan oleh orang asing atau bersama orang asing,
mengenai syarat dan tata cara pendiriannya diatur dengan peraturan pemerintah.
Yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian yayasan
memperoleh pengesahan dari mentri. Yayasan tidak boleh memakai nama yang
telah dipakai secara sah oleh yayasan lain, bertentangan dengan ketertiban umum
dan/atau kesusilaan. Nama yayasan harus didahului kata “yayasan” dan yang
terakhir yayasan dapat didirikan untuk jangka waktu tertentu atau tidak tertentu
yang diatur dalam anggaran dasar (http://www.y-cbs.com/111/ diakses tanggal 2
Maret 2012).
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
26
Pada saat sebelum ada UU tentang Yayasan, hampir seluruh bentuk-
bentuk dan tata cara pendirian Yayasan di Indonesia hanya melandaskan pada
kebiasaan-kebiasaan, praktek-prkatek hukum dalam masyarakat dan lain
sebagainya. Status badan hukum Yayasan sebetulnya hanya berlandaskan
keinginan pendiri dan kesepakatan pendirinya untuk selanjutnya di otentikkan
dalam bentuk Akta Notaris pendirian Yayasan. Hal ini berlaku secara terus
menenus sehingga pada akhirnya status badan hukum Yayasan dalam
kenyataannya suka atau tidak suka mesti diterima sebagai bentuk badan hukum
seperti halnya CV, Firma, dan lain-lain. Dengan bentuk seperti ini, maka
seringkali ada banyak terjadi praktek dalam masyarakat yakni mendirikan
Yayasan dengan tujuan untuk mencari profit sebanyak-banyaknya. Hal ini seperti
dimungkinkan karena belum ada pengaturan atau pembatasan terhadap
pengelolaan Yayasan. Dalam Pasal 365, 899, 1954 KUHP mengatur mengenai
perhimpunan sebagai fungsi sosial atau perwalian yang artinya terdapat fungsi
karikatif dan tiap-tiap anggota dapat menarik manfaat dari perkumpulan-
perkumpulan tersebut. Dari pengaturan ini, dapat kiranya disamakan sebagai
Yayasan sebagai badan hukum yang mempunyai fungsi sosial, keagamaan dan
kemanusiaan.
Baru pada tahun 2001 dibuat Undang-Undang tentang Yayasan
sebagaimana dirubah pada tahun 2004. Dalam Undang-Undang tersebut, dimuat
atau ditegaskan apa maksud dan tujuan pendirian Yayasan. Undang-Undang ini
juga dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang benar kepada
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
27
masyarakat mengenai Yayasan, menjamin kepastian dan ketertiban hukum serta
mengembalikan fungsi Yayasan sebagai badan hukum yang didirikan dengan
untuk mencapai tujuan sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Yayasan menurut
Undang-Undang ini adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang
dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial,
keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota (Dalinama
Telaumbanua, 2010: 2)
2. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
Historis. Pendekatan merupakan suatu disiplin ilmu untuk dijadikan landasan
kajian dalam sebuah studi atau penelitian. Pendekatan historis dipilih karena
dalam penulisannya akan mempelajari peristiwa masa lampau yang dijelaskan
secara kronologis. Melalui konsep historis ini maka akan dijelaskan keadaan
umum Yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto dari awal berdiri hingga tahun
2008.
G. Metodologi Penelitian
Dalam sebuah penelitian, pasti akan menggunakan metode tertentu agar
hasil yang akan didapatjan sesuai dengan tujuan awal penelitian. Di dalam
penelitian ini digunakan metode sejarah, karena berkaitan dengan peristiwa masa
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
28
lalu yang telah terjadi. Pengertian metode sejarah adalah suatu proses menguji,
menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau.
Menurut Kuntowijoyo (1995: 88-89) ada lima tahap dalam penelitian
sejarah yaitu pemilihan topik, heuristik, kritik sumber atau verifikasi,
interprestasi, dan historiografi. Adapun penjelasan tahap-tahap tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut:
1. Pemilihan topik
Dalam memilih topik penelitian, sebaiknya berdasarkan: (1)
kedekatan emosional dan (2) kedekatan Intelektual. Kedekatan emosional
maksudnya adalah bahwa topik yang kita pilih dalam melakukan penelitian
adalah topik yang kita senangi. Sementara yang dimaksud dengan kedekatan
intelektual adalah kita telah menguasai topik yang kita pilih, kalaupun belum
menguasainya maka kita perlu membaca literatur yang berkaitan dengan topik
pilihan kita (Sugeng priyadi, 2011: 4).
Sehingga dalam hal ini penulis memilih topik tentang perkembangan
Yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto Kabupaten Banjarnegara tahun
1995-2008.
2. Heuristik
Sumber yang dikumpulkan harus sesuai dengan jenis sejarah yang
akan tulis. Misalnya, kita sedang melakukan penelitian sejarah sebuah
keluarga maka sumber yang digunakan berupa sumber tertulis, tidak tertulis
dan sumber kuantitatif.
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
29
Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian,
Penulis melakukan observasi. Observasi merupakan teknik yang dilakukan
untuk mengetahui langsung obyek penelitian, mengenai perkembangan fisik
dan sebagainnya. Selain itu penulis juga melakukan wawancara yaitu teknik
yang digunakan untuk mendapatkan data dan fakta mengenai sejarah
bedirinya, bagaimana perkembangannya serta sistem yang digunakan dalam
proses keorganisasian Yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto.
Adapun informan yang diwawancarai oleh peneliti adalah kepala
Yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto beserta karyawannya, atau orang
yang tahu akan Yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto Serta beberapa
Siswa yayasan pendidikan Islam Cokroaminoto. Wawancara yang dilakukan
adalah wawancara secara mendalam. Sehingga kemudian melakukan
wawancara mendalam ini diharapkan penulis akan mendapatkan informasi
seputar Pendirian Yayasan dan bagaimana perkembangan Yayasan
Pendidikan Islam Cokroaminoto. Dan terakhir penulis akan melakukan
dokumentasi yang digunakan untuk mendapatkan dokumen yang dimiliki
lembaga pendidikan tersebut diantaranya tentang akta pendirian, surat-surat,
serta Anggaran Dasar ataupun hal-hal lain yang berhubungan dengan Yayasan
pendidikan Islam Cokroaminoto .
3. Kritik sumber verifikasi
Setelah kita mengetahui secara persis topik dan sumber sudah
dikumpulkan, maka tahap berikutnya penulis melakukan verifikasi, atau kritik
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
30
sejarah, atau keabsahan sumber. Verifikasi itu ada dua macam: kritik intern
atau otentisitas, atau keaslian sumber, dan kritik ekstern, atau kredibilitas,
atau dapat dipercayai (Helius Sjamsuddin, 2007: 130). Pada langkah ini
peneliti berusaha menganalisa apakah sumber-sumber yang diperoleh tadi
semisal dokumen ataupun surat-surat benar-benar asli atau bukan. Sedangkan
pada kritik eksternal penulis melakukan pembandingan kesaksian terhadap
sumber-sumber lain yang bertujuan mencari tahu apakah narasumber sudah
memenuhi syarat sehingga informasinya dapat dipercaya atau tidak.
4. Interpretasi
Interpretasi atau penafsiran sering disebut sebagai biang subyektivitas.
Subyektivitas penulis sejarah diakui keberadaannya. Interpretasi itu ada dua
macam, yaitu analisis dan sintesis. Analisis berarti menguraikan. Kadang-
kadang sebuah sumber mengandung beberapa kemungkinan.Sintesis berarti
menyatukan.
Setelah melalui kritik sumber tadi kemudian peneliti melakukan
interpretasi. Pada langkah interpretasi ini, setiap fakta sejarah ditafsirkan dan
dihubungkan dengan fakta lainnya sehingga dengan mudah dapat dipahami.
5. Historiografi
Pada hakekatnya penyajian historiografi meliputi a. pengantar, b. hasil
penelitian, c. simpulan. Penulisan sejarah sebagai laporan seringkali disebut
karya historiografi yang harus diperhatikan aspek kronologis, periodesasi,
serialisasi, dan kausalitas (Sugeng Priyadi, 2011: 92)
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
31
H. Sistematika Penyajian
Pembahasan dalam penelitian ini terdiri dari 4 bab, sistematika yang di
pakai adalah sebagai berikut.
Bab I dimulai dengan penjelasan latar belakng masalah, perumusan
masalah, tinjauan pustaka, tujuan penelitian, landasan teori dan pendekatan,
metodologi penelitian, serta sistematika penyajian, yang merupakangambaran
singkat mengenai urutan pembahasan dari penulis skripsi.
Bab II menjelaskan tentang sejarah pendirian yayasan pendidikan Islam
cokroaminoto Kabupaten Banjarnegara. Penulis mencoba memaparkan
bagaimana peristiwa pendirian Yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto, dan
hal-hal yang melatar belakanginya.
Bab III berisi sistem keorganisasian Yayasan Pendidikan Islam
Cokroaminoto Kabupaten Banjarnegara. Penulis akan menjelaskan bagaiman
sistem keorganisasian yang diterapkan pada Yayasan Pendidikan Islam
Cokroaminoto Kabupaten Banjarnegara.
Bab IV tentang perkembangan yayasan pendidikan Islam cokroaminoto
Kabupaten Banjarnegara. Pada bab ini penulis akan menjabarkan bagaiman
perkembangan Yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto Kabupaten
Banjarnegara dari tahun 1995-2010.
Bab V berisi kesimpulan tentang bagaimana perkembangan Yayasan
Pendidikan Islam Cokroaminoto Banjarnegara, dan berisi saran dari penulis.
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012