bab ii latar belakang pendirian yayasan ...repository.ump.ac.id/7302/3/bab ii.pdf32 bab ii latar...
TRANSCRIPT
32
BAB II
LATAR BELAKANG PENDIRIAN YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM
COKROAMINOTO KABUPATEN BANJARNEGARA
A. Profil Kabupaten Banjarnegara
Banjarnegara adalah salah satu Kabupaten di Jawa Tengah bagian
barat dengan luas wilayah 106,970,99 Ha, terdiri dari 20 Kecamatan 253 Desa
dan 12 Kelurahan. Batas-batas Kabupaten Banjarnegara yaitu:
- Sebelah Utara : Kabupaten Pekalongan dan Kab. Batang
- Sebelah Timur : Kabupaten Wonosobo
- Sebelah Selatan :Kabupaten Kebumen
- Sebelah Barat :Kabupaten Purbalingga dan Kab. Banyumas
(sumber: http://www.banjarnegarakab.go.id diakses tanggal 12 juni 2012)
Sedangkan Gambaran umum wilayah Kabupaten Banjarnegara terdiri
dari 3 Zona yaitu :
1. Zona Utara :
Merupakan wilayah pegunungan yang lebih di kenal dengan
pegunungan Kendeng Utara, rona alamnya bergunung berbukit, bergelombang
dan curam. Potensi utamanya adalah sayur mayur, kentang, kobis, jamur, teh,
jagung, kayu, getah pinus, sapi kereman, kambing dan domba. Juga pariwisata
dan tenaga listrik panas bumi di dataran tinggi Dieng.
23
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
33
2. Zona Tengah :
Merupakan dataran lembah sungai Serayu. Rona alamnya relatif datar
dan subur. Potensi utamanya adalah padi, palawija, buah-buahan, ikan, home
industri, PLTA Mrica, keramik dan anyam-anyaman bambu.
3. Zona Selatan :
Merupakan pegunungan kapur dengan nama pegunungan Serayu
Selatan. Rona alamnya bergunung, bergelombang dan curam. Potensi utamanya
adalah ketela pohon, gula kelapa, bambu, getah pinus, damar dan bahan
mineral meliputi : marmer, pasir kwarsa, feld spart, asbes, andesit, pasir dan
kerikil. Buah-buahan : duku, manggis, durian, rambutan, pisang dan jambu.
(BAPEDA Banjarnegara, 2003: 4)
Topografi wilayah ini sebagian besar (65% lebih) berada di ketinggian
antara 100 s/d 1000 meter dari permukaan laut. Secara rinci pembagian wilayah
berdasarkan topografi adalah sebagai berikut.
a) Kurang dari 100 m dari permukaan air laut, meliputi luas 9,82 % dari seluruh
luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Kecamatan
Susukan dan Purworejo Klampok, Mandiraja, Purwanegara dan Bawang.
b) Antara 100 - 500 m dari permukaan air laut, meliputi luas 37,04 % dari
seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, Meliputi
Punggelan, Wanadadi, Rakit, Madukara,sebagian Susukan, Mandiraja, Purwa
negara, Bawang, Pagedongan, Banjarmangu dan Banjarnegara.
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
34
c) Antara 500-1.000 m dari permukaan air laut, meliputi luas 28,74% dari
seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Kecamatan Sigaluh,
sebagian Banjarnegara, Pagedongan dan Banjarmangu.
d) Lebih dari 1.000 m dari permukaan air laut, meliputi luas 24,40% dari seluruh
wilayah Kabupaten Banjarnegara meliputi kecamatan Pejawaran,
Batur, Wanayasa, Kalibening, Pandanarum, Karangkobar dan Pagentan.
Sungai Serayu mengalir menuju ke Barat, serta anak-anak sungainya
termasuk Kali Tulis, Kali Merawu, Kali Pekacangan, Kali Gintung dan Kali Sapi.
Sungai tersebut dimanfaatkan sebagai sumber irigasi pertanian. Wilayah
Kabupaten Banjarnegara memiliki iklim tropis, dengan curah hujan rata-rata
3.000 mm/tahun, serta suhu rata-rata 20°- 26° C. (http://purnoko.word-
press.com/profil-banjarnegara/).
Penduduk Kabupaten Banjarnegara kurang lebih berjumlah sekitar
917.630 jiwa, yang terdiri dari 458.656 laki-laki dan 458.974
perempuan.Penduduk akhir tahun 2008, yang berarti mengalami kenaikan
sebesar 0,76 persen dari jumlah penduduk akhir tahun 2007 sebanyak 910.513
jiwa. Kecamatan Banjarnegara, Purworejo Klampok dan Rakit adalah
kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi, masing-masing dengan
jumlah kepadatan 2.323 jiwa per km2, 2.209 jiwa per km2 dan 1.584 jiwa per
km2. Sedangkan kecamatan yang tingkat kepadatan penduduknya rendah adalah
Kecamatan Pandanarum dan Kecamatan Pagedongan, yakni sebesar 378 per km2
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
35
dan 457 per km 2. Adapun data dari pertumbuhan penduduk Kabupaten
banjarnegara dari tahun 1994 – 2008 adalah sebagai berikut.
Tabel 1.
Pertumbuhan Penduduk Kab. Banjarnegara Tahun 1994-2008
Tahun Pria Perempuan Jumlah Pertumbuhan Ratio %
1994 403.093 403.451 806.544 1,01 99,91
1995 407.424 403.329 810.753 0,52 101,02
1996 412.793 413.426 826.219 1,91 99,85
1997 417.418 418.331 835.749 1,15 99,78
1998 420.715 421.468 842.183 0,77 99,82
1999 426.084 427.807 853.891 1,39 99,60
2000 430.670 431.813 862.483 1,01 99,74
2001 435.156 436.385 871.541 1,05 99,72
2002 438.575 440.040 878.615 0,81 99,67
2003 442.391 442.825 885.216 0,75 99,90
2004 445.193 445.604 890.797 0,63 99,91
2005 448.240 448.817 897.057 0,70 100,00
2006 451.270 451.789 903.059 0,67 99,89
2007 454.986 455.527 910.513 0,83 99,88
2008 458.656 458.974 917.630 0,78 99,93
(Sumber: BPS Kabupaten Banjarnegara)
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
36
Dalam aspek agama, Kabupaten Banjarnegara memiliki ragam jenis
pemeluk agama. Seperti Islam, Katholik, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan
lainnya. Dimana Agama Islam menjadi Agama mayoritas, yang bila dihitung
hampir mencapai 97% dari jumlah total masyarakat di Kabupaten Banjarnegara.
Sedangkan agama Hindu menjadi agama yang paling sedikit pemeluknya.
Table 2.
Jumlah Pemeluk Agama Kabupaten Banjarnegara tahun 1994-2008
TAHUN JUMLAH PEMELUK AGAMA
ISLAM KATHOLIK PROTESTAN HINDU BUDDHA
1994 806.789 1.802 3.187 344 649
1995 815.668 1.878 3.243 389 744
1996 819.721 1.987 3.266 438 849
1997 829.396 2.116 3.208 460 567
1998 835.459 2.099 3.655 506 522
1999 847.049 2.060 3.724 511 518
2000 855.014 1.975 3.758 514 503
2001 865.254 1.700 2.227 309 711
2002 872.285 1.722 3.250 311 571
2003 878.848 1712 3.269 312 578
2004 884.069 2.403 3.072 381 589
2005 912.097 3.319 2.346 90 562
2006 896.135 3.038 2.859 478 559
2007 926.038 3.182 2.545 74 476
2008 904.585 3.038 2.849 86 636
(Sumber: BPS Kabupaten Banjarnegara)
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
37
Di Kabupaten Banjarnegara terdapat beberapa lembaga-lembaga yang
bersifat keagamaan Islam. Kecuali Sarekat Islam ternyata di Banjarnegara juga
terdapat Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Nahdlatul Ulama merupakan
Lembaga Islam yang didirikan oleh Kiai Hasyim Asy’ari, lembaga ini
berasaskan Ahlussunnah wal Jamaahnya, yang diartikan sebagai golongan yang
mengikuti sunnah-sunnah Nabi. Nahdlatul Ulama berdiri pada 31 Januari 1926
dan bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan politik. Di bidang politik
Nahdlatul Ulama telah memiliki wadah untuk mengapresiasikannya, yaitu pada
diri Partai Kebangkitan Bangsa. Sedangkan dalam dunia kependidikan Nahdlatul
Ulama telah lama membangun Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama
(LP Ma'arif NU) merupakan aparat departentasi Nahdlatul Ulama (NU) yang
berfungsi sebagai pelaksana kebijakan-kebijakan pendidikan Nahdlatul Ulama,
yang ada di tingkat Pengurus Besar, Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang, dan
Pengurus Majelis Wakil Cabang.
Sementara itu Muhammadiyah merupakan juga salah satu lembaga
keagamaan yang ada di Kabupaten Banjarnegara. Pada mulanya lembaga ini
berdiri di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H atau
18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian
dikenal dengan KH. A Dahlan. Sedangkan di Banjarnegara itu sendiri berdiri
sejak tahun 1334 H atau 1916 Masehi. Dalam bidang pendidikan di Kabupaten
Banjarnegara hingga tahun 2010 Muhammadiyah telah memiliki 95 Taman
Kanak-kanak, 23 Lembaga Pendidikan Al Qur’an,12 Madin, Pendidikan Tingkat
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
38
Dasar 72 SD/MI, 17 SMP/MTs, Pendidikan Tingkat Menengah 3 SMA/SMK. Di
bidang Kesehatan Muhammadiyah Banjarnegara memiliki 1 RSU PKU
Muhammadiyah, 2 Balai Pengobatan. Dalam bidang kesejahteraan sosial,
Muhammadiyah mengelola Panti asuhan, Panti Wreda dan juga santunan-
santunan sosial lainnya lewat PKU, BAKESOS PKU Muhammadiyah di Cabang
dan Ranting. Sedangkan dalam bidang ekonomi menggerakkan BTM dan
Koperasi baik di tingkat Daerah maupun Cabang. Di bidang dakwah dan sarana
operasional organisasi Muhammadiyah telah membangun Masjid-Masjid di atas
tanah wakaf Muhammadiyah. Dan di bidang Wakaf dan kehartaan
Muhammadiyah memiliki tanah hak milik maupun wakaf, gedung-gedung dan
sarana lainnya yang masih perlu diberdayakan secara maksimal.
Seperti halnya Kabupaten yang lainnya, Kabupaten Banjarnegara juga
memiliki visi dan misi untuk mencapai tujuan yang semula direncanakan.
Adapun visi dan misi dari Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut.
1. Visi : Terwujudnya masyarakat banjarnegara yang beriman, bertaqwa,
sejahtera, mandiri berbudaya berdasarkan Pancasila.
2. Misi :
a. Menyelenggarakan proses pendidikan yang mengacu pada
keseimbangan kecerdasan nalar dan emosi dengan memnafaatkan
potensi-potensi lokal, manajemen berbasis masyarakat sekitar serta
kurikulum yang berdasrkan kesesuaian dan kesepadanan dengan
kebutuhan masyarakat.
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
39
b. Meningkatkan derajat hidup manusia melalui upaya peningkatan
kesehatan rohani dan jasmani.
c. Mengembangkan sektor pertanian, pariwisata dan industri kecil yang
berwawasan lingkungan.
d. Mewujudkan Pemerintahan yang efektif, dan efisien dalam rangka
mengoptimalkan Pelayanan Masyarakat.
e. Meningkatkan kemampuan daerah dalam pembiayaan pemerintahan
dan pembangunan.
f. Menciptakan rasa aman dan tentram dalam suasana kehidupan yang
demokratis dan agamis.
g. Mengembangkan pemberdayaan masyarakat, ekonomi rakyat dan
kemitraan dalam pelaksanaan pembangunan (BAPEDA Banjarnegara,
2003: 4).
Sebagai sebuah Kabupaten, tentunya Banjarnegara memiliki banyak
sekali ciri khas yang membedakan Kabupaten Banjarnegara dengan Kabupaten-
Kabupaten yang lainnya. Dalam hal makanan contohnya banyak sekali makanan
khas yang berasal dari Kabupaten Banjarnegara yang tidak bisa kita temui di
Kabupaten-Kabupaten lainnuya. Contohnya Dawet Ayu, Tempe Mendhoan,
Combro Kering, Bakso (bukan merupakan asli Banjarnegara, melainkan dibawa
oleh pendatang dari Wonogiri), Apem Madukara, Jenang Salak Madukara, Buntil
(di pasar tersedia banyak), jipang, keripik kentang Batur, keripik Mujahir dari
Luwung Kec. Rakit dan lain-lainnya. Tak hanya itu Banjarnegara juga memiliki
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
40
tempat pariwisata yang dapat dijadikan berekreasi dengan keluarga contohnya
Obyek Wisata Dataran Tinggi Dieng, Taman Rekreasi Marga Satwa
Serulingmas, Arung Jeram Sungai Serayu, Bendungan Panglima Besar Jenderal
Soedirman dan Curug Pitu (http://www.banjarnegarakab.go.id diakses 20 juli 2012)
B. Sekilas Pendirian Kabupaten Banjarnegara
Awal mula Banjarnegara dimulai ketika perang Diponegoro,
R.Tumenggung Dipoyudo IV berjasa kepada pemerintah mataram, sehingga di
usulkan oleh Sri Susuhunan Pakubuwono VII untuk ditetapkan menjadi bupati
banjar berdasarkan Resolutie Governeor General Buitenzorg tanggal 22 agustus
1831 nomor I, untuk mengisi jabatan Bupati Banjar yang telah dihapus
setatusnya yang berkedudukan di Banjarmangu dan dikenal dengan
Banjarwatulembu. Usul tersebut disetujui.
Persoalan meluapnya Sungai Serayu menjadi kendala yang menyulitkan
komunikasi dengan Kasunanan Surakarta. Kesulitan ini menjadi sangat dirasakan
menjadi beban bagi bupati ketika beliau harus menghadiri Pasewakan Agung
pada saat-saat tertentu di Kasultanan Surakarta. Untuk mengatasi masalah ini
diputuskan untuk memindahkan ibukota kabupaten ke selatan Sungai Serayu.
Daerah Banjar (sekarang Kota Banjarnegara) menjadi pilihan untuk ditetapkan
sebagai ibukota yang baru. Kondisi daerah yang baru ini merupakan persawahan
yang luas dengan beberapa lereng yang curam. Di daerah persawahan (Banjar)
inilah didirikan ibukota Kabupaten (Negara) yang baru sehingga nama daerah ini
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
41
menjadi Banjarnegara (Banjar: Sawah, Negara: Kota) (sumber: http://www.ba-
njarnegarakab.go.id diakses tanggal 12 juni 2012).
R.Tumenggung DipAyuda menjabat Bupati sampai tahun 1846,
kemudian diganti R. Adipati Dipodiningkrat, tahun 1878 pensiun. Penggantinya
diambil dari luar Kabupaten Banjarnegara. Gubermen (pemerintahan)
mengangkat Mas Ngabehi Atmodipuro, patih Kabupaten Purworejo(Bangelan) I
Gang Kolopaking di Panjer (Kebumen) sebagai penggantinya dan
bergelar Kanjeng Raden Tumenggung Jayanegara I. Beliau mendapat ganjaran
pangkat "Adipati" dan tanda kehormatan "Bintang Mas" Tahun 1896 beliau
wafat diganti putranya Raden Mas Jayamisena, Wedana distrik Singomerto
(Banjarnegara) dan bergelar Kanjeng Raden Tumenggung JayanegaraII.
Dari pemerintahan Belanda Raden Tumenggung Jayanegara II mendapat
anugrah pangkat "Adipati Aria" Payung emas Bintang emas besar, Officer
Oranye. Pada tahun 1927 beliau berhenti, pensiun. Penggantinya putra
beliau Raden Sumitro Kolopaking Purbonegoro, yang juga mendapat anugrah
sebutan Tumenggung Aria, beliau keturunan kanjeng R. Adipati Dipadingrat,
berarti Kabupaten kembali kepada keturunan para penguasa terdahulu. Di antara
para Bupati Banjarnegara, Arya Sumitro Kolopaking yang menghayati 3 jaman,
yaitu jaman Hindia Belanda, Jepang dan RI, dan menghayati serta menangani
langsung Gelora Revolusi Nasional (1945 - 1949).
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
42
Ia mengalami sebutan "Gusti Kanjeng Bupati", lalu "Banjarnegara Ken
Cho" dan berakhir "Bapak Bupati". Selanjutnya yang menjadi Bupati setelah
Raden Aria Sumtro Kolopaking Purbonegoro ialah :
1. R. Sumitro, Tahun 1949 - 1959.
2. R. Mas Soedjirno, Tahun 1960 - 1967.
3. R. Soedibjo, Tahun 1967 - 1973.
4. Drs. Soewadji, Tahun 1973 - 1980.
5. Drs.H. Winarno Surya Adisubrata, Tahun 1980 - 1986.
6. H. Endro Soewarjo, Tahun 1986 - 1991.
7. Drs.H.Nurachmad, Tahun 1991 - 1996.
8. Drs.H.Nurachmad, Tahun 1996 - 2001.
9. Drs.Ir. Djasri, MM, MT dan Wabup : Drs. Hadi Supeno, Msi, Tahun 2001-
2006
10. Drs.Ir. Djasri, MM, MT dan Wabup : Drs. Soehardjo. MM, Tahun 2006-
20011
11. H. Sutedjo Slamet Utomo, SH, M.Hum dan Wabup : Drs. Hadi Supeno.
M.Si, Tahun 2011-20016.
(sumber: http://www.banjarnegarakab.go.id diakses tanggal 12 juni 2012)
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
43
C. Pendirian Sarekat Islam Kabupaten Banjarnegara
Sejarah Sarekat Islam bermula ketika dibentuknya Organisasi Sarekat
Dagang Islam (SDI). Yang pada awalnya Sarekat Dagang Islam ini, merupakan
perkumpulan pedagang-pedagang Islam. Organisasi ini dirintis oleh Haji
Samanhudi di Surakarta pada tahun 1905, dengan tujuan awal untuk
menghimpun para pedagang pribumi Muslim (khususnya pedagang batik) agar
dapat bersaing dengan pedagang-pedagang besar Tionghoa. Pada saat itu,
pedagang-pedagang keturunan Tionghoa tersebut telah lebih maju usahanya dan
memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk Hindia Belanda
lainnya.
Kebijakan yang sengaja diciptakan oleh pemerintah Hindia-Belanda
tersebut kemudian menimbulkan perubahan sosial karena timbulnya kesadaran di
antara kaum pribumi yang biasa disebut sebagai Inlanders. SDI merupakan
organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian
rakyat sebagai dasar penggeraknya. Di bawah pimpinan H. Samanhudi,
perkumpulan ini berkembang pesat hingga menjadi perkumpulan yang
berpengaruh. R.M. Tirtoadisurjo pada tahun 1909 mendirikan Sarekat Dagang
Islamiyah di Batavia. Pada tahun 1910, Tirtoadisuryo mendirikan lagi organisasi
semacam itu di Buitenzorg (Korver, A.P.E 1985: 237).
Masuknya Hadji Oemar Said Tjokroaminoto pada Mei 1912
memberikan pengaruh tersendiri bagi kelangsungan Sarekat Dagang Islam.
Tjokroaminoto lahir pada 16 Agustus 1882 di Desa Bakur, Madiun. Dia berasal
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
44
dari kalangan priyayi. Kakeknya dulu bupati di Ponorogo, bapaknya seorang
Wedana, dan saudaranya berjumlah 12 orang. Tjokroaminoto sendiri masuk
OSVIA di Magelang dan kemudian pada 1903 menjadi juru tulis patih di Ngawi.
Pada tahun 1906 dia pindah ke Surabaya dan bekerja pada sebuah biro teknik. Di
sinilah ia berhubungan dengan beberapa orang wakil Sarekat Dagang Islam
Surakarta.
Setelah masuknya Tjokroaminoto ke Sarekat Dagang Islam ia dengan
segera menjadi tokoh yang memiliki pengaru dalam organisasi tersebut. Tidak
lama kemudian, Samanhoedi yang kurang akan pendidikan terdesak oleh
kehadirannya. Pada tahun 1912, Tjokroaminoto telah diangkat menjadi penerus
Samanhoedi sebagai ketua Sarekat Dagang Islam (Korver, A.P.E 1985: 237).
Upaya yang pertama untuk menjadikan SI menjadi suatu organisasi
nasional dilakukan dengan menyusun anggaran dasar di Surabaya pada
September 1912. Kemudian pada bulan Juni 1913 jatuhlah keputusan Gubernur
Jendral Idenburg mengenai status hukum Sarekat Islam. Namun status badan
hukum ini hanya diberikan kepada cabang setempat, kabupaten, atau daerah.
Kemudian dibentuklah CIS (Central Sarekat Indonesia) sebagai induk dari
perkumpulan Sarekat Islam didaerah-daerah (A.P.E Korver, 1985: 166).
Pengubahan Sarekat Dagang Islam menjadi Sarekat Islam dilakukan
agar organisasi tidak hanya bergerak dalam bidang ekonomi, tapi juga dalam
bidang lain seperti politik. Jika ditinjau dari anggaran dasarnya, dapat
disimpulkan tujuan Sarekat Islam adalah sebagai berikut:
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
45
1. Mengembangkan jiwa dagang.
2. Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang
usaha.
3. Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya
derajat rakyat.
4. Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam.
5. Hidup menurut perintah agama.
Sarekat Islam tidak membatasi keanggotaanya hanya untuk
masyarakat Jawa dan Madura saja. Tujuan Sarekat Islam adalah membangun
persaudaraan, persahabatan dan tolong-menolong di antara muslim dan
mengembangkan perekonomian rakyat. Keanggotaan Sarekat Islam terbuka
untuk semua lapisan masyarakat muslim (http://id.wikipedia.org/wiki/Sar-
ekat_Islam diakses tanggal 4 Agustus 2012).
Pada perkembangan selanjutnya tumbuhlah cabang-cabang Sarekat
Islam di berbagai daerah, seperti Sarekat Islam Semarang, Sarekat Islam
Yogyakarta, Sarekat Islam Surakarta serta Sarekat Islam Surabaya dan di daerah-
daerah lainnya. Salah satu faktor berkembangnya Sarekat Islam secara pesat
dengan memiliki basis massa yang besar adalah karena diperbolehkannya kartu
keanggotaan rangkap. Akibatnya, mayoritas anggota Sarekat Islam merupakan
anggota dari organisasi lain, seperti ISDV (Indisch Sociaal Democratische
Vereniging), PKI, ataupun serikat-serikat kerja/buruh. (M.A Gani, 1984: 55)
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
46
Perkembangan Sarekat Islam begitu cepat, pada periode 1912-1916
Sarekat Islam telah mempunyai 180 cabang di daerah-daerah. Dengan jumlah
anggotanya sebanyak kurang lebih 700.000 orang. Dari jumlah itu sebanyak
setengah juta orang berasal dari tanah jawa, dan lainnya berasal dari pulau lain
(Korver A.P.E, 1985: 195).
Di Banjarnegara, Sarekat Islam berdiri sejak tahun 1913. Masuknya
sarekat Islam di Banjarnegara dan di daerah-daerah tidak luput dari pengaruh
propaganda Sarekat Islam. Baik itu dari Tjokroaminoto itu sendiri ataupun dari
para pedagang. Karena sistem kerja pedagang yang berpindah-pindah dari suatu
tempat ketempat lain menyebabkan organisasi ini dapat menyebar secara cepat.
Selain itu pers atau media juga tidak luput dari penyebab penyebaran Sarekat
Islam. Jumlah Koran pada periode tersebut sangat cepat bertambah. Disamping
itu pengaruhnya tidak hanya sebatas pada kaum atas saja. Karena mereka juga
menyebarkan juga kepada kalangan yang tidak bisa baca dan tulis.
Anggota Sarekat Islam di Banjarnegara merupakan yang terbesar di
daerah karisidenan Banyumas. Sebagai bukti pada tahun 1914 anggotanya sudah
mencapai 11.251 orang. Itu lebih banyak dari daerah lain semisal Purbalingga
5.823, Purwokerto 4.793, Cilacap 1349. (Korver A.P.E, 1985: 192)
Di Banjarnegara SI merupakan salah satu organisasi bergenre agama
yang memiliki massa yang banyak, selain Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama.
Hal ini dibuktikan dengan hasil Pemilu, dimana Partai Syarikat Islam Indonesia
hampir selalu meraih suara yang cukup banyak.
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
47
Dalam keorganisasian Sarekat Islam, terdapat Departemen-departemen
yang menjalankan setiap kegiatannya. Salah satunnya adalah Departemen
kebudayaan dan Pendidikan. Departemen ini bertugas untuk mengatur dan
mengelola aspek kebudayaan dan kependidikan. Untuk melaksanakan tujuannya
dalam rangka memajukan pendidikan padamasyarakat Banjarnegara, Sarekat
Islam kemudian membangun Yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto.
D. Latar Belakang Pendirian Yayasan Pendidikan Cokroaminoto
Pendirian Yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto bermula ketika
adanya wakaf dari Partai Syarikat Islam. Sebenarnya tanah yang dijadikan lahan
untuk membangun gedung Yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto dan
sekolah-sekolah yang berada dalam satu komplek tersebut, merupakan tanah
wakaf. Ketika itu, Pada tahun 1926 Partai Syarikat Islam Cabang Banjarnegara
membentuk Badan Wakaf Syiarul Islam. Yang beranggotakan oleh HOS Parto
Adiwijoyo sebagai ketua Badan Wakaf Syiarul Islam, Achmad Djamhuri sebagai
sekretaris, dan Kiai Nu'man sebagai bendahara.
Pada tahun 1930 badan yang bersifat panitia tetap itu menerima wakaf
dari Kiai Mochammad Noor yang berupa tanah seluas 3.044 m2. Pada awalnya
Kiai Mochammad Noor sebagai pemberi wakaf mengamanatkan di tanah itu
dibangun madrasah untuk warga setempat. Namun pada 19 Oktober 1952 Badan
Syiarul Islam mewasiatkan kepada Ketua Badan Wakaf Syiarul Islam yang baru
yaitu Much Ni'matullah, Ach Hadisiswoyo sebagai sekertaris, dan Bendahara
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
48
Muh Nur Idris. Untuk meneruskan hak wakaf itu, dan menjaga tanah beserta
bangunan untuk sarana pendidikan. Maka pada tahun 1971 digunakanlah tanah
tersebut untuk dibangun suatu yayasan yang bergerak dalam dunia kependidikan
Yaitu Yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto (Wawancara Triyono Pada
tanggal 21 April 2012)
Menurut bapak H. Sukamto pendirian Yayasan Pendidikan Islam
Cokroaminoto tersebut dilatar belakangi oleh dua hal. pertama pada tahun
1970an pembangunan Kabupaten Banjarnegara belumlah mengalami
perkembangan yang signifikan. Hal itu ditunjang tidak adanya sumber daya
manusia yang memadai untuk mengelola potensi yang ada di Kabupaten
Banjarnegara (Wawancara H. Sukamto tanggal 21 April 2012).
Pembangunan suatu daerah sangat ditentukan oleh masyarakatnya,
karena masyarakat adalah salah satu modal penting bagi pembangunan, hal ini
mengacu pada konsep masyarakat yang merupakan pelaku, pelaksana, dan
penikmat pembangunan. Diartikan bahwa, jika kualitas sumber daya manusia itu
rendah maka masyarakat tersebut akan lebih konsumtif, dan juga sebaliknya jika
masyarakat tersebut memiliki sumber daya yang relatif tinggi maka masyarakat
tersebut akan lebih produktif lagi dalam pembangunan.
Teknologi sebagai sumber daya pembangunan yang lain memang
menjadi penting pula belakangan ini. Namun perkembangan dan pemanfaatan
teknologi itu sendiri sangat tergantung pada manusia. Dengan tersedianya sumber
daya yang memadai dalam arti kuantitas dan kualitas, maka tantangan di masa
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
49
mendatang akan bisa diatasi dengan baik. Para ahli juga sepakat bahwa kualitas
sumber daya manusia yang sekarang kita miliki masih perlu ditingkatkan, agar
tantangan tersebut bisa teratasi dengan baik.
Untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas maka
pendidikan menjadi salah satu ujung tombak untuk mencapainya. Sesuai dengan
undang-undang no 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional yang
menyatakan bahwa fungsi pendidikan adalah untuk mengembangkan
kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia
Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Dari situ dapat dilihat
bahwa pendidikan sangatlah penting untuk meningkatkan nilai-nilai kehidupan
umat manusia (Wawancara, H.Sukamto tanggal 21 April 2012).
Selain itu, pendidikan pun sebagai norma dan bekal bagi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan sangat penting serta untuk
membentuk adab, moral serta mengaplikasikannya dalam disiplin bidang ilmu
pengetahuan. Ilmu pengetahuan dengan disiplin ilmu tertentu diperoleh melalui
proses pendidikan yang notabene dalam hal ini secara undang-undang telah
diterapkan.
Melihat permasalahan diatas maka pemerintah Kabupaten Banjarnegara
mengupayakan bagaimana agar pendidikan di Banjarnegara mampu berkembang
lebih baik. Tetapi masalah lain muncul setelahnya, untuk menyediakan sarana
dan prasarana yang dapat menciptakan pendidikan yang berkualitas sangat
memerlukan dana yang tidak sedikit. Karena sektor perekonomian Kabupaten
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
50
Banjarnegara waktu itu belum dikatakan stabil. Untuk itu pemerintah Kabupaten
banjarnegara memerlukan bantuan dari pihak non-negeri yaitu SI (Syarikat
Islam) untuk mengusahakan dan menyediakan sarana dan prasarana pendidikan.
Maka dari itu didirikanlah Yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto (wawancara
H. Sukamto, pada tanggal 21 April 2012)
Latar belakang yang kedua yaitu, bahwa sebelum tahun 1971 jumlah
sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Banjarnegara sangatlah sedikit, terutama
untuk sekolah lanjutan tingkat pertama (SMP) dan sekolah lanjutan tingkat atas
(SMA). Waktu itu hanya terdapat beberapa sekolah setingkat SMP dan beberapa
sekolah setingkat SMA. Padahal untuk memenuhi kebutuhan pendidikan
masyarakat Banjarnegara jumlah tersebut dinilai belumlah memenuhi standar.
Sadar bahwa Kabupaten Banjarnegara waktu itu sangat krisis akan
sekolah menengah, maka kemudian didirikanlah Yayasan pendidikan Islam
Cokroaminoto. Dengan harapan Yayasan Pendidikan Cokroaminoto ini akan
mampu memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat Banjarnegara dan juga bisa
menyediakan sekolah yang berorientasi pada rakyat, karena yayasan merupakan
organisasi yang bersifat nirlaba, sehingga diharapkan bisa menyelenggarakan
pendidikan yang murah dan terjangkau bagi kalangan bawah.
Pendirian yayasan ini dikomandoi oleh bapak Muhtarom Sudja’i beliau
merupakan tokah sentral dan dikatakan sebagai pemimpin dalam pendirian
Yayasan. Waktu itu beliau adalah anggota dari organisasi Syarikat Islam.
Adapun dana yang digunakan untuk membangun yayasan Pendidikan Islam
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012
51
Cokroaminoto tersebut berasal dari swadaya masyarakat dan dari para donatur.
Terutama oleh bapak Muhtarom Sudja’i, yang sebagian besar dana
pembangunan yayasan berasal dari bantuan beliau. Akhirnya pada tanggal 1
November tahun 1971 berdirilah yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto di
Kabupaten Banjarnegara (Wawancara H. Sukamto tanggal 21 april 2012).
Yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto ini juga tidak akan bisa berdiri
jika tidak ada orang-orang yang berupaya untuk merintisnya sejak tahun 1971.
Adapun tokoh-tokoh yang mendirikan Yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto
yaitu:
1. Achmad Atmowardjoyo.
2. R. Soenardi.
3. Arief Hajat H.P.
4. Ahmad hadi siswoyo.
5. Agus Salim.
6. Mustaqim W.H
7. Muchtarom S.
(Sumber: Monografi Yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto)
Perkembangan Yayasan Pendidikan..., Danu Lutfianafis, FKIP, UMP, 2012