EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DI SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 PAKIS AJI KABUPATEN JEPARA
Oleh:
Bambang RiyantoKepala SMK Negeri 1 Pakis Aji Jepara
ABSTRAK
Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, maka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu penentu utama dalam membentuk SDM yang kompeten dan berkualitas dituntut untuk mampu mendidik dan mengembangkan siswa agar memiliki kemampuan, ketrampilan dan keahlian untuk bekerja sesuai dengan bidangnya di lapangan pekerjaan. Menanggapi kepentingan dunia kerja yang semakin lama mengarah pada teknologi informas dan komunikasi, maka penguasaan terhadap teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi sangat penting, bahkan merupakan suatu keharusan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dilihat dari segi masukan (antecedents), proses (transactions) dan hasil (outcomes). Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Sedangkan teknik analisa data dilakukan secara kualitatif meliputi: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan program pembelajaran TIK di SMK Negeri 1 Pakis Aji Jepara dilihat dari segi input/masukan yang meliputi peserta didik/siswa, kurikulum, tenaga kependidikan (kepala sekolah dan guru), serta sarana dan prasarana telah berjalan dengan baik, meskipun masih ditemui beberapa kendala yaitu minimnya kapasitas listrik. (2) Pelaksanaan program pembelajaran TIK di SMK Negeri 1 Pakis Aji Jepara dilihat dari segi proses telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan, dimana guru telah menguasai dalam penyiapan adminsitrasi/bahan pengajaran, penyiapan materi dan pelaksanaan pembalajaran, dan lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran, serta menjalin suatu hubungan timbal balik dengan siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran TIK. (3) Pelaksanaan program pembelajaran TIK di SMK Negeri 1 Pakis Aji Jepara telah menunjukkan hasil yang sangat baik yakni perolehan nilai ulangan siswa baik secara formatif maupun sumatif sangat menggembirakan dan memenuhi standar nilai yang telah ditetapkan.
Kata kunci: Evaluasi, Pembelajaran, Teknologi Informasi dan Komunikasi.
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang
mempersiapkan siswanya sebagai tenaga yang siap pakai, yaitu lulusan yang
memiliki kemampuan berfikir rasional, obyektif dan kompetitif dalam mencari
lapangan pekerjaan. Dalam konteks era global seperti sekarang ini masyarakat
yang dimaksud tidak hanya sebatas lingkungan secara fisik dimana lembaga
pendidikan itu berada, namun lebih pada masyarakat global. Dalam pengertian ini
maka, SMK harus mampu menyiapkan sumber daya manusia yang siap
berkompetisi untuk merebut peluang dan memenangkan kompetisi baik lokal
maupun global. Bila tidak, maka SMK sama saja gagal menyiapkan sumber daya
manusia yang dibutuhkan oleh tuntutan dan kebutuhan pasar kerja.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional mempertegas bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Ini
menunjukkan betapa pentingnya peranan pendidikan dalam menciptakan manusia
yang berkualitas. Oleh karena itu tentu akan membutuhkan tenaga yang
berkualitas yang mampu mengikuti dan menggunakan teknologi modern.
Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah disebutkan di atas,
maka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Pakis Aji Jepara sebagai
salah satu penentu utama dalam membentuk SDM yang kompeten dan berkualitas
dituntut untuk mampu mendidik dan mengembangkan siswa agar memiliki
kemampuan, ketrampilan dan keahlian untuk bekerja sesuai dengan bidangnya di
lapangan pekerjaan. Guna mewujudkan kondisi SDM yang demikian, maka
pendidikan kejuruan betul-betul diharapkan dapat menjadi jembatan emas bagi
siswa untuk memasuki dunia kerja.
Mengaitkan masalah ketenagakerjaan dengan pendidikan, maka kualitas
lulusan pendidikan khususnya lulusan jalur pendidikan formal perlu lebih
diperhatikan lagi mengingat pendidikan formal khususnya sekolah kejuruan
merupakan penghasil tenaga kerja. Menanggapi kepentingan dunia kerja yang
2
semakin lama mengarah pada komputerisasi, maka penguasaan terhadap komputer
menjadi sangat penting, bahkan merupakan suatu keharusan.
Menghadapi permasalahan tersebut maka upaya pengelolaan potensi
sekolah harus ditingkatkan, walaupun pemerintah dengan kebijakannya berusaha
meminimalisir hal tersebut. Kebijakan tersebut tercermin dengan dicanangkannya
link and match melalui penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) sebagai
implementasi dari pendidikan kejuruan yang berorientasi pada dunia kerja.
Sebelum melaksanakan PSG siswa terlebih dahulu dibekali dengan ketrampilan
komputer melalui pelajaran baik teori maupun praktik sebagai pelaksanaan
kurikulum maupun sebagai pelajaran ketrampilan tambahan.
Sekolah Menengah Kejuruan sebagai salah satu bentuk pendidikan formal
yang memiliki ciri khusus dalam pembentukan watak dan profesi kerja,
merupakan salah satu pilihan pendidikan yang banyak diharapkan baik oleh
masyarakat, dunia kerja maupun pemerintah. Besarnya harapan tersebut terletak
pada output yang dihasilkan dimana lulusan dapat langsung berpartisipasi aktif
dalam bidang kerja.
Berangkat dari latar belakang masalah, maka penelitian ini menitikberatkan
pada evaluasi pelaksanaan program yaitu bagaimanakah efektivitas pelaksanaan
pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di SMK Negeri 1 Pakis
Aji Jepara berdasarkan standar obyektif atau kriteria yang telah ditentukan
ditinjau dari tahapan-tahapan input/masukan (antecedents), proses (transactions),
dan hasil (outcomes).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dalam penelitian ini dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana input/masukan (antecedents) program pembelajaran teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) di SMK Negeri 1 Pakis Aji Jepara?
2. Bagaimana proses (transactions) program pembelajaran teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) di SMK Negeri 1 Pakis Aji Jepara?
3
3. Bagaimana hasil (outcomes) yang diperoleh siswa dalam program
pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di SMK Negeri 1
Pakis Aji Jepara?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui:
1. Input/masukan (antecedents) program pembelajaran teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) di SMK Negeri 1 Pakis Aji Jepara.
2. Proses (transactions) program pembelajaran teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) di SMK Negeri 1 Pakis Aji Jepara.
3. Hasil (outcomes) yang diperoleh siswa dalam program pembelajaran
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) di SMK Negeri 1 Pakis Aji Jepara.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Secara Teoretis, diharapkan berguna sebagai bahan untuk memperjelas
konsepsi tentang program pembelajaran ilmu teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) di SMK Negeri 1 Pakis Aji Jepara.
2. Secara Praktis, dapat dipergunakan sebagai salah satu bahan informasi kepada
pihak sekolah dalam menyelenggarakan pembelajaran teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) di SMK Negeri 1 Pakis Aji Jepara agar lebih optimal.
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Evaluasi Program Pembelajaran
Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan sengaja
untuk melihat tingkat keberhasilan program (Arikunto, 2008: 290). Terdapat
beberapa definisi tentang evaluasi yang dikemukan oleh pakar, diantaranya:
(Kaufman and Thomas, 1980:4) menyatakan bahwa evaluasi adalah proses yang
4
digunakan untuk menilai. Hal senada dikemukakan oleh (Djaali, dkk., 2000: 3)
mendefinisikan evaluasi dapat diartikan sebagai proses menilai sesuatu
berdasarkan kriteria atau standar objektif yang dievaluasi.
Stake (dalam Kaufman,1982:123) mengidentifikasi 3 (tiga) tahap dari
evaluasi program pembelajaran dan faktor yang mempengaruhinya yaitu:
1. Antecedents phase; sebelum program diimplementasikan: Kondisi/kejadian
apa yang ada sebelum implementasi program? Apakah kondisi/kejadian ini
akan mempengaruhi program?
2. Transactions phase; pelaksanaan program: Apakah yang sebenarnya terjadi
selama program dilaksanakan? Apakah program yang sedang dilaksanakan
itu sesuai dengan rencana program?
3. Outcomes phase, mengetahui akibat implementasi pada akhir program.
Apakah program itu dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan? Apakah
siswa menunjukkan perilaku pada level yang tinggi dibanding dengan pada
saat mereka berada sebelum program dilaksanakan?
Setiap tahapan tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu description
(deskripsi) dan judgment (penilaian). Model Stake akan dapat memberikan
gambaran pelaksanaan program secara mendalam dan mendetail. Oleh karena itu
persepsi orang-orang yang terlibat dalam sistem pembelajaran seperti perilaku
guru, peran kepala sekolah, perilaku siswa dan situasi proses belajar mengajar di
sekolah adalah kenyataan yang harus diperhatikan.
Suatu program pembelajaran harus dievaluasi agar dapat dikaji apa
kekurangannya dan kekurangan tersebut akan dapat dipertimbangkan untuk
pelaksanaan pembelajaran pada waktu yang lain. Evaluasi program pembelajaran
diperlukan untuk mengetahui tingkat pencapaian kegiatan. Jika sudah tercapai,
bagaimana kualitas pencapaian kegiatan tersebut. Jika belum tercapai; bagian
manakah dari rencana kegiatan yang telah dibuat belum tercapai, dan apa sebab
bagian rencana kegiatan tersebut belum tercapai ataukah faktor luar? Melalui
evaluasi program, langkah evaluasi dilakukan secara sistematis, rinci, dan
menggunakan prosedur yang sudah diuji secara cermat.
5
B. Pendidikan Kejuruan
Menurut Rupert Evans yang dikutip (Djojonegoro, 1999:33) mendefinisikan
bahwa pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang
mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu kelompok
pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lain.
Pendidikan kejuruan adalah suatu program pendidikan di berbagai jenjang yang
bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan potensi awal kearah suatu
pekerjaan atau karier (Imam, 2005). Pendidikan kejuruan juga merupakan
pendidikan yang mempersiapkan siswa untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu.
Dalam konteks ini pengertian pendidikan nasional ditekankan pada lulusan yang
mampu bekerja pada bidang tertentu sesuai dengan jurusannya.
Pendidikan kejuruan bertujuan untuk: (1) memenuhi kebutuhan masyarakat
akan tenaga kerja; (2) meningkatkan pilihan pendidikan bagi tiap individu; (3)
mendorong motifasi untuk belajar terus. SMK sebagai bentuk satuan pendidikan
kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan pasal (15) UU Sisdiknas,
merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama
untuk bekerja dalam bidang tertentu. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29
tahun 1990 merumuskan bahwa pendidikan menengah kejuruan bertujuan
mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta
mengembangkan sikap profesional
Masa pendidikan di SMK pada prinsipnya sama dengan masa pendidikan
tingkat menengah lainnya yaitu 3 (tiga) tahun. Dengan mempertimbangkan
keluasan dan jumlah kompetensi yang harus dipelajari, jika SKKNI menuntut
masa pendidikan lebih dari tiga tahun, maka masa pendidikan dapat diperpanjang
paling banyak 2 (dua) semester atau sampai dengan 4 (empat) tahun (Dikmenjur,
2004)
Untuk menghasilkan tamatan SMK yang siap memasuki lapangan kerja,
maka tamatan SMK tersebut harus merupakan manusia yang produktif. Menurut
Adner (1998:12) bahwa manusia produktif adalah yang memiliki keterampilan
untuk suatu tingkat tertentu dan siap dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan
6
ekonomi dan teknologi yang terus berkembang. Sedangkan menurut (Carnevalu &
Porro, 1994:9) berpendapat, orang yang berpendidikan baik dan terampil
berpeluang untuk tampil beda, bahkan dalam keadaan krisis ekonomi sekalipun
mereka dapat tetap eksis serta terhindar dari kemiskinan dan pengangguran.
Untuk mendapat keterampilan tidak cukup peserta didik belajar di sekolah
tetapi harus didapat melalui “on the job training” yaitu belajar dari pekerja yang
sudah berpengalaman di industri, disinilah letak pentingnya konsep pendidikan
sistem ganda (PSG) untuk menghasilkan tenaga yang terampil. Oleh karena itu
sulit diharapkan dapat membentuk keahlian profesional pada diri peserta didik
tanpa partisipasi industri.
C. Teknologi Informasi dan Komunikasi
1. Pengertian Teknologi Informasi
Teknologi Informasi adalah seperangkat alat yang membantu Anda
bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan
dengan pemrosesan informasi. Martin (1999) dalam Syarif (2011:1),
Teknologi Informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat
keras atau lunak) yang digunakan untuk memproses dan
menyimpaninformasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk
mengirimkan informasi.
Rogers (1989), mengemukakan bahwa Teknologi informasi merupakan
perangkat keras bersifat organisatoris dan meneruskan nilai-nilai sosial
dengan siapa individu atau khalayak mengumpulkan, memproses dan saling
mempertukarkan informasi dengan individu atau khalayak lain. Pendapat
tersebut mengisyaratkan bagaimana teknologi informasi dapat memberikan
andil dalam proses komunikasi individu secara efektif khususnya dalam
menembus ruang dan waktu ketika berkomunikasi dengan individu lainnya.
Kecenderungannya dalam upaya memperoleh efektivitas komunikasi jarak
jauh ini tidak terlepas dari komponen komunikasi jarak jauh, seperti
instrumental tools, atau dalam konteks teknologi informasi, maka teknologi
yang digunakan diantaranya komputer dan piranti pendukung lainnya.
7
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi
adalah gabungan antara teknologi komputer dan telekomunikasi. Teknologi
informasi dipergunakan untuk memotivasi siswa agar belajar dengan
menggunakan teknologi informasi, dan untuk meningkatkan/mengembangkan
kemampuan siswa untuk belajar dengan berbasis teknologi informasi
2. Jenis-jenis Teknologi Informasi dan Komunikasi
Jenis-jenis teknologi informasi dan komunikasi meliputi komputer
(PC), laptop, printer, LCD projector, internet, intranet, televisi, radio, dan
handphone seperti yang disajikan dalam gambar berikut ini.
Gambar 1. Jenis-Jenis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa TIK selalu terdiri
dari hardware dan software. Hardware atau perangkat keras adalah segala
sesuatu peralatan teknologi yang berupa fisik. Cirinya yang paling mudah
adalah terlihat dan bisa disentuh. Sedangkan software atau perangkat lunak
adalah sistem yang dapat menjalankan atau yang berjalan dalam perangkat
keras tersebut. Software dapat berupa operating system (OS), aplikasi,
ataupun konten.
8
TIK
Printer
Televisi
Telepon
Radio
Internet
LCD Projector
Intranet
PC
3. Keunggulan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kemajuan yang telah dicapai manusia dalam bidang Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan sesuatu yang patut kita syukuri
karena dengan kemajuan tersebut akan memudahkan manusia dalam
mengerjakan pekerjaan dan tugas yang harus dikerjakannya. Dibawah ini
akan dipaparkan keunggulan dari penggunaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK):
a. Kemajuan teknologi komunikasi yang cepat dapat mempermudah
komunikasi antara suatu tempat dan tempat yang lain.
b. Informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses
untuk kepentingan pendidikan.
c. Inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang dengan adanya inovasi
e-learning yang semakin memudahkan proses pendidikan.
d. Kemajuan TIK juga akan memungkinkan berkembangnya kelas virtual
atau kelas yang berbasis teleconference yang tidak mengharuskan sang
pendidik dan peserta didik berada dalam satu ruangan.
e. Sistem administrasi pada sebuah lembaga pendidikan akan semakin
mudah dan lancar karena penerapan sistem TIK.
f. Semakin maraknya penggunaan TIK akan semakin membuka lapangan
pekerjaan.
g. Bisnis yang berbasis TIK atau yang biasa disebut e-commerce dapat
mempermudah transaksi-traansaksi bisnis suatu perusahaan atau
perorangan.
h. Dengan fasilitas pemasangan iklan di internet pada situs-situs tertentu
akan mempermudah kegiatan promosi dan pemasaran suatu produk.
i. Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dikembangkan dalam
pemerintahan atau yang disebut e-government membuat masyarakat
semakin mudah dalam mengakses kebijakan pemerintah sehingga
program yang dicanangkan pemerintah dapat berjalan dengan lancar.
j. E-government juga dapat mendukung pengelolaan pemerintahan yang
lebih efisien, dan bisa meningkatkan komunikasi antara pemerintah
dengan sektor usaha dan industri.
9
k. Masyarakat dapat memberi masukan mengenai kebijakan-kebijakan yang
dibuaat oleh pemerintah sehingga dapat memperbaiki kinerja pemerintah.
(http://risyana.wordpress.com)
D. Evaluasi Program Pembelajaran TIK di Sekolah Menengah Kejuruan
1. Evaluasi Masukan (antecedents) Program Pembelajaran TIK
Evaluasi masukan berisi tentang analisis persoalan yang berhubungan
dengan kondisi apa yang ada sebelum program diimplementasikan dan factor
apa yang diperkirakan akan mempengaruhi (Kaufman and Thomas, 1980:
123). Mengidentifikasi dan menilai kapabilitas sistem, alternatif, strategi,
program, desain prosedur untuk strategi implementasi, pembiayaan dan
penjadualan (Stufflebeam & Shinkfield, 1986: 73). Evaluasi masukan
berorientasi pada suatu program yang dapat dicapai dan apa yang diinginkan,
sub-sub komponen yang menjadi fokus dalam mengevaluasi masukan
program pendidikan sistem ganda, terdiri dari: (a) peserta didik/siswa; (b)
kurikulum; (c); Tenaga Kependidikan; (e) sarana dan prasarana. Untuk lebih
jelasnya diuraikan sebagai berikut:
a. Peserta Didik
Peserta didik secara kodrati telah memilki potensi dan
kemampuan-kemampuan atau talenta tertentu hanya peserta didik itu
belum mencapai tingkat optimal dalam pengembangan talenta atau
potensi kemampuan. Peserta didik merupakan sasaran (objek) dan
sekaligus sebagai subjek pendidikan. Oleh karena itu pendidik dalam
memahami hakekat peserta didik perlu dilengkapi dengan pemahaman
tentang ciri-ciri yang dimiliki peserta didik yaitu: (1) kelemahan dan
ketidak berdayaannya; (2) berkemauan keras untuk berkembang; dan (3)
ingin menjadi diri sendiri (memperoleh kekuatan), (Ahmadi & Uhbiyati,
2001: 251).
Sekolah Menengah Kejuruan adalah suatu lembaga pendidikan
yang berfungsi memenuhi atau memuaskan kebutuhan peserta didik
dalam hal pendidikan. Pemenuhan kebutuhan peserta didik sangat
penting dalam rangka pertumbuhan dan perkembangannya.
10
Perkembangan peserta didik SMK harus mengacu kepada kerangka
kebutuhan pendidikan nasional termasuk kebutuhan meningkatkan
keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan di dunia kerja.
b. Kurikulum
Pengembangan kurikulum pendidikan TIK bertujuan untuk
meningkatkan kebermaknaan substansi kurikulum yang akan dipelajari di
sekolah, dan pengaturan kegiatan belajar mengajar yang dapat dijadikan
acuan bagi para pengelola dan pelaku pendidikan di lapangan, sehingga
pada gilirannya siswa dapat menguasai kompetensi yang relevan dan
sesuai dengan yang dipersyaratkan. Kurikulum terdiri dari berbagai
bentuk, salah satu diantaranya adalah kurikulum berbasis kompetensi
(competecy based curriculum) yaitu semua kegiatan kurikulum
diorganisasi ke arah fungsi atau kemampuan yang dituntut pasaran kerja
atau dibidang pekerjaan (Shoate, 1992: 2).
Pendapat lain mengatakan bahwa kurikulum berbasis kompetensi
adalah pengembangan kurikulum yang bertitik tolak dari kompetensi
yang seharusnya dimiliki siswa setelah menyelesaikan pendidikan, yang
meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai dan pola berpikir serta
bertindak sebagai refleksi dari pemahaman dan penghayatan dari apa
yang telah dipelajari siswa (Siskandar, 2003: 5).
Ada beberapa prinsip dalam pengembangan kurikulum pendidikan
TIK, yaitu selain berbasis kompetensi, belajar tuntas (Mastery Learning),
belajar melalui pengalaman langsung (learning by experience—doing),
dan belajar perseorangan (Individualized Learning) yakni setiap siswa
harus diberi kesempatan untuk maju dan berkembang sesuai dengan
kemampuan dan irama perkembangannya masing-masing.
c. Tenaga Kependidikan
1) Kepala Sekolah
Kepala Sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang
paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Seperti yang
11
diungkapkan Supriadi yang dikutip oleh Mulyasa (2004: 24) mengatakan
bahwa erat hubungannya antara mutu kepala sekolah dengan berbagai
aspek kehidupan sekolah seperti: disiplin sekolah, iklim budaya sekolah,
dan menurunnya perilaku nakal peserta didik. Oleh karena itu, kepala
sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro,
yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah.
Menyadari hal tersebut, setiap kepala sekolah dihadapkan pada
tantangan untuk melaksanakan pengembangan pendidikan secara terarah,
berencana, dan berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Dalam kapasitas tersebut, maka kepala sekolah harus
memiliki visi dan misi, serta strategi manajemen pendidikan secara utuh
dan berorientasi kepada mutu.
2) Guru
Guru mempunyai tanggung jawab melihat segala sesuatu yang
terjadi dalam kelas untuk membantu proses pengembangan siswa. Secara
rinci peran guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan adalah: (1) mendidik siswa (memberikan pembimbingan dan
pendorongan); (2) membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti
sikap, nilai-nilai dan prilaku; (3) meningkatkan motivasi belajar siswa;
(4) membantu setiap siswa agar dapat mempergunakan berbagai
kesempatan belajar dan berbagai sumber serta media belajar secara
efektif; (5) memberikan bantuan bagi siswa yang sulit belajar; (6)
membantu siswa menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan
pendidikan; dan (7) memberikan fasilitas yang memadai sehingga siswa
dapat belajar secara efektif (Sutikno, 2004: 22).
d. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan lapangan kerja maka diperlukan sarana dan prasarana
pendidikan yang memadai. Sarana dan prasarana dimaksud adalah sarana
12
dan prasarana yang dimiliki sekolah yang digunakan dalam proses belajar
mengajar. Prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan
pendidikan. Sarana pendidikan terdiri dari tiga kelompok yaitu; (1)
bangunan dan perabot sekolah; (2) alat pelajaran yang terdiri dari buku
dan alat-alat peraga dan laboratorium; dan (3) media pendidikan yang
dapat dikelompokkan menjadi audiovisual yang menggunakan alat
terampil (Kasan, 2003: 91).
Dalam rangka mendukung pelaksanaan pendidikan komputer,
maka setiap SMK minimal memiliki beberapa jenis peralatan, bahan
praktek, perabot, dan peralatan penunjang praktik baik untuk praktik
dasar maupun praktik keahlian.
2. Evaluasi Proses pembelajaran di Sekolah
Proses pembelajaran di sekolah dapat dilihat dari beberapa aspek, antara
lain:
a. Melihat penguasaan guru produktif dalam penyiapan administrasi/bahan
pembelajaran, indikatornya mencakup pembuatan program pembelajaran
(silabus/RP) berdasarkan kompetensi, penyusunan modul pembelajaran
berdasarkan kompetensi, penyusunan penilaian/uji kompetensi.
b. Melihat penguasaaan guru produktif dalam kegiatan pembelajaran,
indikatornya mencakup: penguasaan materi, pendekatan pembelajaran
berbasis kompetensi (competency based training) dengan sistem blok,
keterampilan penggunaan media/metode yang bervariasi, penggunaan
modul pembelajaran berdasarkan kompetensi, penggunaan
bahan/peralatan praktek terutama komputer/software, pemberian uji
kompetensi setiap akhir pembelajaran dari setiap unit kompetensi, dan
pemberian materi remidial tes bagi siswa yang belum kompeten.
c. Interaksi guru dengan siswa, indikatornya yaitui: memberikan perhatian
kepada setiap siswa, memberikan umpan balik; intensitas umpan balik.
13
3. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil adalah evaluasi yang dilakukan dalam mengukur
keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Stufflebeam, 1986)
Aktivitas evaluasi hasil adalah upaya mengukur dan menafsirkan atas hasil
yang telah dicapai dari suatu program. Dalam evaluasi hasil belajar komputer
dilakukan penilaian. Penilaian adalah upaya untuk menafsirkan hasil
pengukuran dengan cara membandingkannya terhadap patokan tertentu yang
telah disepakati. Penilaian hasil belajar di sekolah mencakup komponen
kemampuan normatif, adaptif dan teori kejuruan.
Penilaian diartikan sebagai proses memberikan atau menentukan nilai
kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu (Sudjana, 2001: 3).
Sedangkan menurut (Marylin & Quarantalory, 1987: 9) mengatakan penilaian
adalah tindakan tentang penetapan derajat penguasaan atribut tertentu oleh
individu atau kelompok (the act of determining the degree to which an
individual or group posesses a certain atribute).
Dari pengertian tersebut mengisyaratkan bahwa objek yang dinilai
adalah hasil belajar siswa yang pada hakekatnya adalah adanya perubahan
tingkah laku menyangkut bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Komponen
evaluasi hasil dalam penelitian ini membatasi pada bagian-bagian yang dapat
dijangkau khususnya pada prestasi akademik yang secara nyata dapat diamati
pada hasil ulangan yang diberikan.
III. METODE PENELITIAN
A. Metode dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dan pendekatan kualitatif
evaluatif. Metode dan pendekatan tersebut dipilih karena masalah yang dikaji
menyangkut masalah yang sedang berlangsung dalam kehidupan, khususnya di
Sekolah Menengah Kejuruan.
14
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1 SMK Negeri 1
Pakis Aji Jepara sebanyak 122 siswa. Dari keseluruhan populasi yang ada,
selanjutnya diambil sampelnya. Dalam penelitian kualitatif sampel yang
digunakan adalah bersifat Purposive Sampling (sampel bertujuan), yaitu peneliti
memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk mengetahui
masalah yang sedang diteliti secara mendalam untuk menjaring sebanyak
mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan bangunannya (constructions)
(Moleong, 1994: 165).
Informan yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah para guru SMK
Negeri 1 Pakis Aji Jepara khususnya guru mata pelajaran TIK sebanyak 1 orang,
Kepala Sekolah, Kepala Subbag Tata Usaha, dan siswa kelas 1 sebanyak 8 siswa
yang menjadi fokus penelitian. Informan ditentukan untuk memperoleh informasi
melalui wawancara dan observasi.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengungkap
permasalahan yang ada pada saat penelitian. Dalam penelitian ini, instrumen yang
digunakan adalah pedoman wawancara dan observasi. Pedoman wawancara dan
observasi yang dibuat khusus pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh
data tentang gambaran secara umum pelaksanaan pembelajaran TIK di SMK
Negeri 1 Pakis Aji Jepara.
D. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini dipergunakan analisa data kualitatif. Teknik ini
digunakan untuk menganalisa data yang bersifat kualitatif yaitu data yang tidak
dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Analisa tersebut dilakukan dengan cara
sebagai berikut: Reduksi data, Penyajian Data, Penarikan Kesimpulan.
15
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Evaluasi Masukan (antecedents) Program Pembelajaran TIK di di
SMK Negeri 1 Pakis Aji Jepara
Evaluasi masukan program pembelajaran TIK di SMK Negeri 1 Pakis
Aji Jepara berisi tentang analisis persoalan yang berhubungan dengan kondisi
apa yang ada sebelum program diimplementasikan dan faktor apa yang
diperkirakan akan mempengaruhi. Dalam evaluasi masukan, terdapat 4 aspek
yang harus diperhatikan yaitu siswa/peserta didik, tenaga kependidikan,
kurikulum, serta sarana dan prasarana. Keempat aspek masukan tersebut
diuraikan sebagai berikut:
a. Siswa/Peserta Didik
Faktor siswa sangat berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran
TIK di sekolah. Hal ini disebakan siswa merupakan alat ukur dari
keberhasilan pendidikan itu sendiri. Apabila siswa memngalami
peningkatan dalam kompetensi maka dapat dikatakan bahwa pendidikan
tersebut berhasil dalam pelaksanaannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran TIK di SMK
Negeri 1 Pakis Aji Jepara dalam implementasinya sangat mendapat
respon positif dari siswa. Siswa/peserta didik sangat antusias dalam
mengikuti pelajaran TIK, hal ini ditunjukkan dengan minat siswa yang
tinggi berkaitan dengan kreativitas siswa yang dihasilkan dalam
pembelajaran TIK. Hal ini dikarenakan pelajaran TIK dianggap suatu
bidang yang menarik, sehingga siswa sangat termotivasi untuk
mengikutinya. Dengan demikian, dari sefgi input/masukan pembelajaran
TIK yang diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan harapan.
b. Kurikulum
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurikulum pembelajaran TIK
yang dikembangkan di SMK Negeri 1 Pakis Aji Jepara berdasarkan
kebutuhan akan teknologi informasi melalui sinkronisasi atau maping
kurikulum. Pengembangan Kurikulum ini dilakukan dengan berpedoman
16
pada kurikulum nasional SMK Tahun 2004 dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Selain itu, salah satu sifat
kurikulum adalah dinamis. Artinya kurikulum pembelajaran TIK pada
SMK Negeri 1 Pakis Aji Jepara dapat dikembangkan sesuai dengan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
c. Tenaga Kependidikan
1) Kepala Sekolah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala sekolah Negeri 1
Pakis Aji Jepara telah memiliki visi dan misi, serta strategi
manajemen pendidikan secara utuh dan berorientasi kepada mutu
untuk meningkatkan pendidikan di sekolahnya, salah satunya
pengembangan program pembelajaran TIK.
2) Guru
Salah satu komponen yang menentukan keberhasilan suatu
kurikulum adalah faktor guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
guru telah memiliki kemampuan dan keahlian dalam bidang TIK.
Dengan demikian dapat memberikan pendidikan yang kreatif dan
inovatif kepada siswa.
d. Sarana dan Prasarana Belajar.
Sarana dan prasarana belajar sebagai bagian pendukung yang
berpengaruh baik yang langsung maupun tidak langsung terhadap
keberhasilan program pendidikan komputer. Berdasarkan hasil
investigasi di SMK Negeri 1 Pakis Aji Jepara, sebagian besar sarana dan
prasarana tersedia. Namun terdapat beberapa peralatan praktek yang
dapat menghambat kelancaran pembelajaran yaitu kapasitas listrik
minim, sehingga siswa atau guru yang sedang mengerjakan kegiatan
pembelajaran sering terhenti karena lampu mati.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
dilihat dari segi masukan, pelaksanaan program pembelajaran TIK di SMK
Negeri 1 Pakis Aji Jepara telah berjalan dengan baik, meskipun masih
ditemui beberapa kendala.
17
b. Evaluasi Proses (transactions)
Evaluasi terhadap proses pelaksanaan program pembelajaran TIK
dilakukan untuk mengetahui: Apakah yang sebenarnya terjadi selama
program dilaksanakan? Apakah program yang sedang dilaksanakan itu sesuai
dengan rencana program.
Proses pelaksanaan program pembelajaran TIK dilihat dari aspek-aspek
berikut ini:
Hasil penelitian terhadap penguasaan guru dalam penyiapan
administrasi / bahan pembelajaran menunjukkan bahwa dalam perencanaan
pembelajaran (lesson plan) per pertemuan yang disusun oleh guru SMK
Negeri 1 Pakis Aji Jepara, sumber SLMA selalu dipergunakan sebagai
referensi sumber belajar oleh guru dan siswa yang dilengkapi dengan modul
yang dikembangkan sendiri oleh guru, sehingga memudahkan siswa dalam
kegiatan pembelajaran.
Hasil penelitian terhadap penguasaan guru dalam kegiatan
pembelajaran TIK di SMK Negeri 1 Pakis Aji Jepara mencakup: penguasaan
guru dalam penyajian materi berdasarkan kompetensi, pembelajaran berbasis
kompetensi (competency based training) dengan sistem blok, penggunaan
media/metode yang bervariasi, penggunaan modul pembelajaran berdasarkan
kompetensi, penggunaan bahan/peralatan praktek, pemberian uji kompetensi
setiap akhir pembelajaran dari setiap unit kompetensi, dan pemberian
remidial tes bagi siswa yang belum kompeten. Semua sub aspek tersebut
mencapai kriteria atau standar objektif yang telah ditetapkan. Ketercapaian
program tersebut karena adanya dukungan yang kuat dari Kepala Sekolah,
ketersediaan fasilitas yang baik di sekolah, pengalaman diklat guru-guru
terutama tentang pembelajaran competency based training (CBT) dan
competency based assessment (CBA).
Hasil penelitian terhadap interaksi guru dengan siswa dalam
pembelajaran TIK di SMK Negeri 1 Pakis Aji Jepara mencakup: memberikan
18
perhatian kepada semua siswa, pemberian umpan balik dan intensitas umpan
balik. Kesemua sub aspek tersebut mencapai kriteria atau standar obyektif
yang telah ditetapkan sebelumnya. Setiap guru mengajar dengan memberikan
perhatian yang sama kepada semua siswa, baik terhadap siswa yang
mengalami kesulitan dalam pengoperasian komputer atau kesulitan mencetak
mendapat kesulitan terhadap materi-materi lain yang diberikan. Guru selalu
siap memberikan bimbingan dan menjawab pertanyaan dari siswa. Selain itu
setiap akhir pembelajaran siswa memberikan umpan balik (feedback) atas
materi yang diajarkan apakah mereka menerima atau tidak. Dari feedback ini
mengemukakan bahwa sebagian besar siswa menjawab senang sekali karena
guru memberikan materi secara rinci.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
dilihat dari segi proses, pelaksanaan program pembelajaran TIK di SMK
Negeri 1 Pakis Aji Jepara telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang
diharapkan.
c. Evaluasi Hasil (Outcomes)
Berdasarkan hasil studi dokumen ulangan baik sumatif maupun
formatif terhadap mata pelajaran TIK, sebagian besar siswa memperoleh nilai
dengan kategori baik, yakni rata-rata nilai pelajaran TIK yang diperoleh siswa
adalah antara 7,5 – 8. Hal ini menunjukkan bahwa nilai ulangan para siswa
SMK Negeri 1 Pakis Aji Jepara mencapai kriteria atau standar objektif yang
telah ditetapkan.
Hasil yang dicapai oleh siswa menurut Kepala Sekolah maupun guru
karena banyak dipengaruhi dengan adanya program pendidikan TIK berbasis
kompetensi, dan inovasi serta kreativitas dari guru dan siswa dalam belajar
TIK.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
dilihat dari segi hasil, pelaksanaan program pembelajaran TIK di SMK
Negeri 1 Pakis Aji Jepara telah menunjukkan hasil yang sangat baik.
19
B. Pembahasan
Pelaksanaan program pembelajaran TIK di SMK Negeri 1 Pakis Aji Jepara
dilihat dari input/masukan, proses, dan hasil telah berjalan dengan baik dan
menunjukkan hasil yang sangat baik, meskipun masih ditemui beberapa kendala,
salah satunya adalah minimnya ketersediaan listrik, sehingga sering menganggu
proses pembelajaran apabila listrik mati. Program pembelajaran TIK yang
dilakukan oleh guru dapat dikatakan mencapai keberhasilan. Penyampaian materi
yang telah dilakukan dengan baik oleh guru secara implementatif telah
menghasilkan suatu nuansa berbeda dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Dimensi yang muncul dari proses pembelajaran di atas adalah suatu dimensi
belajar bermakna, yaitu adanya informasi baru yang terkait pada sub-sumber yang
ada dalam struktur kognitif.
Pelaksanaan pembelajaran TIK di SMK Negeri 1 Pakis Aji Jepara dapat
menciptakan suasana belajar kreatif dan inovatif tanpa mengurangi tujuan belajar
yang sesungguhnya yaitu adanya perubahan tingkah laku siswa yang dapat diukur
dan diamati. Menciptakan suasana belajar yang menarik bagi siswa tentulah hal
yang ingin dicapai oleh guru dimanapun dan kapanpun juga. Dengan menarik
perhatian siswa pada KBM yang guru ciptakan tentulah motivasi belajar siswa
akan meningkat demikian pula pemahaman akan konsep materi pelajaran yang
tentu saja berdampak pada hasil belajar siswa yang meningkat pula
Kondisi di atas sejalan dengank kebijakan program link and match dalam
pendidikan yang merupakan penjabaran dari amanat Garis Besar Haluan Negara
(GBHN) tahun 1993 yang pada dasarnya berlaku untuk seluruh jenis dan jenjang
pendidikan khususnya pada Pendidikan Menengah Kejuruan. Kebijakan ini telah
dioperasikan dalam wujud nyata berupa pelaksanaan pendidikan TIK pada
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Tujuan program ini adalah untuk
menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga kerja
yang memiliki tingkat pengetahuan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan
lapangan kerja, meningkatkan dan memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan
(link and match) antara lembaga pendidikan dan kebutuhan dunia kerja,
20
meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan dan kemampuan tenaga kerja
yang berkualitas dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada sebagai bagian dari
proses pendidikan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pelaksanaan program pembelajaran TIK di SMK Negeri 1 Pakis Aji
Jepara dilihat dari segi input/masukan yang meliputi peserta didik/siswa,
kurikulum, tenaga kependidikan (kepala sekolah dan guru), serta sarana
dan prasarana telah berjalan dengan baik, meskipun masih ditemui
beberapa kendala yaitu minimnya kapasitas listrik.
2. Pelaksanaan program pembelajaran TIK di SMK Negeri 1 Pakis Aji
Jepara dilihat dari segi proses telah berjalan dengan baik dan sesuai
dengan yang diharapkan, dimana guru telah menguasai dalam penyiapan
adminsitrasi/bahan pengajaran, penyiapan materi dan pelaksanaan
pembalajaran, dan lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran, serta
menjalin suatu hubungan timbal balik dengan siswa dalam pelaksanaan
proses pembelajaran TIK.
3. Pelaksanaan program pembelajaran TIK di SMK Negeri 1 Pakis Aji
Jepara telah menunjukkan hasil yang sangat baik yakni perolehan nilai
ulangan siswa baik secara formatif maupun sumatif sangat
menggembirakan dan memenuhi standar nilai yang telah ditetapkan.
B. Saran
Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar TIK bagi siswa dapat
dilakukan berbagai kegiatan yaitu lebih meningkatkan pendekatan pembelajaran
berbasis kompetensi (competency based training), meningkatkan sarana TIK
dengan program-program yang up to date, serta menambah kapasitas listrik agar
tidak mengganggu proses pembelajaran.
21
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Adner, MJ. 1998. The Paidea Proposal; An Educational Manifesto. New York: Collier.
Ahmadi, Abu H & Uhbiyati, Nur. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Carnevale, Ap. & Porro. 1994. Quality Education; Washington D.C: School Reform for The New American Econom.
Djaali, Puji Mulyono dan Ramly. 2000. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PPs UNJ.
Djojonegoro, Wardiman. 1999. Pengembangan Sumber Daya Manusia: Melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: PT Balai Pustaka.
Kasan, Thalib. 2003. Administrasi Pendidikan Teori dan Aplikasi, Jakarta: Studio Pres.
Kaufman, Roger. and Susan Thomas, 1980. Evaluation Without Fear. London: Scott.
Marylin, Kourilsk & Quarantalory. 1987. Effective Teaching Principles and Practice. London: Scott.
Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Shoate, Joyce S. 1992. Curriculum Based Assessment and Programming. Allyn and Bacon.
Siskandar. 2003. “Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dasar Dan Menengah,” Makalah: Jakarta.
Stufflebeam, Daniel L & Antohony J. Shinkfield. 1986. Systematic Evaluation, A Self-Instructional Guide to Theory and practice. Boston: Kluwer-Nijhoff Publishing.
Sutikno, M.Sobry, 2004. Menuju Pendidikan Bermutu. Mataram: NTP Press.
22