Download - Bab 1 ASi Eklusif.docx
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang
Dalam Penyelenggaraan pembangunan kesehatan perhatian khusus
diberikan pada penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu dan anak
penanggulangan penyakit dan gizi buruk. (Depkes, 2009 : 33) Pembangunan
generasi yang sehat, cerdas, dan taqwa merupakan tanggung jawab seluruh
komponen masyarakat, baik dari kalangan pejabat tingkat atas sampai rakyat jelata,
dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu ibu.
Anak merupakan bagian yang cukup besar jumlahnya sebagai sumber daya
pembangunan di kemudian hari. Anak juga tidak bisa memperjuangkan nasibnya
sendiri, mereka sangat lemah, mereka menderita akibat distribusi sumber daya
yang tidak merata, sehingga mereka tergantung bagaimana kita memberikan
perhatian khusus terhadap kebutuhan mereka salah dengan memberi ASI eksklusif
pada Bayi. (Gizi dan Kwalitas Tumbang Anak,1997: 2)
ASI eksklusif adalah makan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang mudah
untuk dicerna. ASI memiliki kandungan yang dapat membantu menyerapan nutrisi.
Pada bulan-bulan awal, saat bayi dalam kondisi yang paling rentan, ASI eksklusif
membantu melindunginya bayi dari diare, sudden infant death syndrome/SIDS –
sindrom kematian tiba-tiba pada bayi, infeksi telinga dan penyakit infeksi lain yang
biasa terjadi. Riset medis mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi
berkembang dengan baik pada 6 bulan pertama bahkan pada usia lebih dari 6
1
bulan. Organisasi Kesehatan Dunia – WHO mengatakan: “ASI adalah suatu cara
yang tidak tertandingi oleh apapun dalam menyediakan makanan ideal untuk
pertumbuhan dan perkembangan seorang bayi. Evaluasi pada bukti-bukti yang
telah ada menunjukkan bahwa pada tingkat populasi dasar, pemberian ASI
eksklusif selama 6 bulan adalah cara yang paling optimal dalam pemberian makan
kepada bayi. ” Setelah 6 bulan, biasanya bayi membutuhkan lebih banyak zat besi
dan seng daripada yang tersedia didalam ASI – pada titik inilah, nutrisi tambahan
bisa diperoleh dari sedikit porsi makanan padat. Bayi-bayi tertentu bisa minum
ASI hingga usia 12 bulan atau lebih – selama bayi anda terus menambah berat dan
tumbuh sebagaimana mestinya, berarti ASI anda bisa memenuhi kebutuhannya
dengan baik.
Meskipun khasiat ASI begitu besar, namun tidak banyak ibu yang mau atau
bersedia memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan seperti yang disarankan
organisasi kesehatan dunia (WHO). Sentra laktasi Indonesia mencatat bahwa
berdasarkan survey demografi dan kesehatan Indonesia 2002-2003, hanya 15 %
ibu yang memberikan ASI eksklusif selama 5 bulan. Di Indonesia, rata-rata ibu
memberikan ASI eksklusif hanya 2 bulan. Pada saat yang bersamaan, pemberian
susu formula meningkat 3 kali lipat. Ironisnya, pada tahun 2005-2006, bayi di
Amerika Serikat yang mendapatkan ASI eksklusif justru meningkat menjadi 60-70
%. (Yuliarti,2010:1)
Asi eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan,
diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih
sampai bayi berumur 6 bulan. (Sri Purwanti,Hubertin. 2004:3)
2
Saat ini, jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya
sampai berumur 6 bulan masih rendah yaitu kurang dari 2 % dari jumlah total ibu
melahirkan. Hal tersebut lebih disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain karena
pengetahuan ibu tentang pemberian ASI masih rendah, tata laksana rumah sakit
yang salah, dan banyaknya ibu yang mempunyai pekerjaan di luar rumah.
Beberapa rumah sakit memberikan susu formula pada bayi yang baru lahir sebelum
ibunya mampu memproduksi ASI. Hal itu menyebabkan bayi tidak terbiasa
mengisap ASI dari puting susu ibunya dan akhirnya tidak mau lagi mengkonsumsi
ASI atau sering disebut bingung putting. (Sri Purwanti,Hubertin. 2004:4 )
Pemerintah Indonesia menganjurkan kepada ibu-ibu yang mempunyai
bayi untuk dapat memberikan ASI eksklusif kepada Bayinya. Hal ini dicanangkan
dalam program perbaikan gizi menuju sehat 2010, bahwa sekurang-kurangnya
80% Ibu menyusui memberikan ASI eksklusif pada Bayinya. (Depkes RI, 1994: 4)
Di Sumatera Barat telah dilakukan penelitian dan mendapatkan hasil
tentang pemberian ASI eksklusif, hasilnya sangat rendah yaitu 29,4% (Yanwirasti,
dkk, 1998:12).
Di Kota Solok, pada tahun 2010 jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif
adalah 442 orang (33,03 %) yang tersebar pada 4 Puskesmas yaitu Puskesmas
Tanah garam 88 orang ( 21,1%) dari 417 orang bayi, Puskesmas KTK 194 orang
(65,7 %) dari 295 orang bayi, Puskesmas Tanjung Paku 88 orang (18,7 %) dari 470
orang bayi dan Puskesmas Nan balimo 72 orang (46,2%) dari 156 orang bayi.
(Laporan Dinas Kesehatan Kota Solok tahun 2010). Dari data diatas dapat dilihat
3
jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif yang terendah adalah Puskesmas
Tanjung Paku yaitu 18,7 %.
Dari study pendahuluan yang peneliti lakukan di Puskesmas Tanjung Paku
pada tanggal 25 Maret 2011, berdasarkan hasil wawancara dengan 4 orang ibu bayi
yang berkunjung ke Puskesmas, 2 orang ibu mengatakan dia bekerja sebagai PNS
setelah 3 bulan cuti dia sudah memberikan susu formula kepada bayinya karena
bayinya akan ditinggal sama pembantunya, dan 2 orang ibu lainnya mengatakan
suaminya tidak peduli dengan bayinya apakah diberikan ASI atau tidak.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin mengetahui Hubungan
pekerjaan dan dukungan keluarga dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011.
1.2 Perumusan Masalah
Belum diketahuinya Hubungan pekerjaan dan dukungan keluarga dengan
pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan
Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011.
1.3 Pertanyaan penelitian
1.3.1 Apakah ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif
di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan
Kota Solok tahun 2011 ?
4
1.3.2 Apakah ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap ibu dengan
pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku
Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011 ?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pekerjaan dan dukungan keluarga dalam pemberian
ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung
Harapan Kota Solok tahun 2011.
1.4.2 Tujuan Khusus
1.4.2.1 Diperoleh gambaran pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011.
1.4.2.2 Diperoleh gambaran pekerjaan ibu di wilayah kerja Puskesmas Tanjung
Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011
1.4.2.3 Diperoleh gambaran dukungan keluarga terhadap ibu di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun
2011
1.4.2.4 Diperoleh informasi hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI
eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung
Harapan Kota Solok tahun 2011
5
1.4.2.5 Diperoleh informasi hubungan antara dukungan keluarga terhadap ibu
dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku
Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Menambah Pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai
hubungan pekerjaan dan dukungan keluarga dalam pemberian ASI eksklusif di
wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok
tahun 2011.
1.5.2 Sumbangan Terhadap Ilmu
Metode penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan terhadap ilmu
pengetahuan khususnya mengenai hubungan pekerjaan dan dukungan keluarga
dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku
Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011.
1.5.2 Sebagai Masukan Bagi Peneliti Berikut
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk peneliti
berikut.
1.6 Ruang lingkup Penelitian
Penelitian ini rencanakan dilakukan pada bulan Juli tahun 2011 di
Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok untuk
6
mengetahui hubungan pekerjaan dan dukungan keluarga dalam pemberian ASI
eksklusif. Sebagai variabel independen pada penelitian ini adalah pekerjaan dan
dukungan keluarga dan sebagai variabel dependennya adalah pemberian ASI
eksklusif. Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan melakukan wawancara
berupa kuesioner.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang menetap di wilayah
kerja Puskesmas Tanjung paku yang mempunyai bayi yang berumur 6 sampai 11
bulan berjumlah 85 orang. Dengan pengambilan sampel secara total sampling.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analitik
dengan desain cross sectional.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep ASI Eksklusif
2.1.1 Pengertian ASI Eksklusif
2.1.1.1 ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi
hanya diberikan air susu tanpa makanan tambahan lain dianjurkan sampai
enam bulan dan di susui sedini mungkin. (Siswono, 2005)
2.1.1.2 ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan
lain, dan tanpa tambahan makanan lain yang diberikan pada bayi berumur
0 - 6 bulan (Dinkes, 2008)
2.1.1.3 ASI Eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi
hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula,
jeruk, madu, air the, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti
pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Danuatmaja,
Bonny, 2003:36).
Riset media mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi berkembang
dengan baik pada enam bulan pertama bahkan pada usia lebih dari enam
bulan.
2.1.2 Pembagian ASI Eksklusif menurut stadium laktasi yaitu :
2.1.2.1 Kolostrum
8
a. Merupakan cairan kental dengan warna kekuning-kuningan yang petama
kali disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari ke 3 – 4
b. Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekanium dari usus
bayi bagi makanan yang akan datang
c. Lebih banyak mengandung anti body disbanding dengan ASI matur, yang
dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai umur 6 bulan
d. Mengandung protein, vitamin, mineral yang tinggi dan mengandung
karbohidrat serat lemak dalam kadar yang rendah bila disbandingkan
dengan ASI matur sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-
hari pertama kelahiran
e. Bila dipanaskan akan menggumpal
2.1.2.2 ASI transisi/peralihan
a. Mempunyai ASI perlaihan dari kolostrum sampai menjadi ASI matur
b. Disekresi dari hari ke-4 sampai ke-10, tetapi ada pula pendapat yang
mengatakan bahwa ASI matur bayu terjadi pada minggu ke-3 sampai
minggu ke-5
c. Kadar protein makin rendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin
tinggi
d. Volume juga akan makin meningkat
2.1.2.3 ASI matur
a. Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 kompesisi relative konstan
(ada pula yang menyatakan bahwa komposisi ASI relative konstan baru
mulai minggu ke 3 – 5
9
b. Merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi
sampai umur 6 bulan
c. Merupakan cairan yang berwarna putih kekuning-kuningan yang
diakibatkan warna dari garam ca-caseinat, riboflavesi dan karaten yang
terdapat didalamnya
d. Tidak menggumpal jika dipanaskan
e. Terdapat antomikrobial faktor
2.1.3 Manfaat ASI Eksklusif
2.1.3.1 Manfaat ASI Eksklusif untuk bayi
a. Komposisi sesuai dengan kebutuhan bayi
b. Lemak
c. Merupakan sumber kalori pertama dalam ASI ( + 50 ) walaupun kadar
lemak dalam ASI tinggi ( 3,5 – 4,5%) tetapi mudah disertap oleh bayi
karena triglisenda dalma ASI lebih dulu pecah menjadi lemak dan gliresol
oleh enzim lipase yang terdapat dalam ASI, kolesterol ASI lebih tinggi dari
pada ASI yang diperkirakan berfungsi dalam pembentukan enzim untuk
metabolisme kolesterol, yang akan mengendalikan kadar kolesterol dikelak
kemudian hari (mencegah anteriosklarosis pada usia muda) selain itu juga
mengandung asam lemak esensial yang asam linoleat (omega 6) dan asam
linoleat (omega 3) yang merupakan procerfer (pembentuk) decasahexanoic
acid (DHA) dan archidonic acid (AA) yang diperlukan untuk pembentukan
sel-sel otak optimal
d. Karbohidrat
10
Karbohidrat utama dalam ASI adalah lactose, aktose mudah diurai menjadi
glukosa dan galaktosa dengan bantuan enzim lactose yang sudah ada dalam
mukosa sel, pencernaan sejak lahir, lactose mempunyai manfaat lain yaitu
mempertinggi absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan laktobasilun
bifidus
e. Protein
ASI mengandung protein lebih rendah dari air susu sapi (ASS) tetapi
protein ASI ini mempunyai nilai nutrisi yang lebih tinggi 9lebih mudah
dicerna)
f. Vitamin
ASI mengandung vitamin A, B, C, D (terutama terdapat di colostrom) dan
vitamin K yang berfungsi sebagai kataliafus pada proses pembekuan darah
g. Garam dan Mineral
Kadar garam dan mineral ASi lebih rendah disbanding susu sapi, tetapi
cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan, kadar Fe dan Ce paling stabil tidak
dipengaruhi oleh diit ibu
h. Mengandung zat protektif
i. Lactobacillus Bifidus
Lactobacillus bifidus berfungsi mengubah lakrosa menjadi asam laktat dan
asam asetat, kedua asam ini menjadi saluran pencernaan bersifat asam
sehingga menghambat pertumbuhan mikro organisme, ASI mengandung
zat faktor pertumbuhan lactobacillus bifidus susu sapi tidak mengandung
faktor ini
j. Lactoferin
11
Lactoferin adalah protein yang berkaitan dengan zat besi, dengan mengikat
zat besi, maka laktoferin bermanfaat menghambat pertumbuhan kuman
tertentu, yaitu staphylococcus, E. coli dan entaomega hystolytica yang juga
memerlukan zat besi untuk pertumbuhannya, selin menghambat
pertumbuhan bakteri tersebut, lactoferin dapat pada pula menghambat
pertumbuhan jamur landida
k. Lisozim
Lisozim adalah enzim yang dapat memecah dinding bakteri (bakterisidal)
dan anti inflamasi, bekerja bersama peroksida dan askorbat untuk
menyerang bakteri E. coli dan sebagian keluarga salmonella, keaktifan
lisozim ASI beberapa ribu kali lebih tinggi disbanding susu sapi, keunikan
lisozim lainnya adalah bila faktor protektif lain menurun kadarnya sesuai
tahap lanjut ASI, maka lisosim justru meningkat pada 6 bulan pertama
setelah kelahiran. Hal ini merupakan keuntungan karena setelah 6 bulan
bayi mulai mendapatkan makanan padat dan lisozim merupakan faktor
protektif terhadap kemungkinan serangan bakteri pathogen dan penyakit
diare pada periode ini
l. Komplek C3 dan C4
Kedua kompenen ini, walaupun kadar dalam ASI rendah, mempunyai daya
opsonik, anafilak toksik, dan kemotaktik, yang bekerja bila diaktifkan oleh
Ig A dan Ig E yang juga terdapat dalam ASI
m. Faktor Antistreptokokus
Dalam ASI terdapat faktor antistreptokokus yang melindungi bayi terhadap
infeksi kuman streptokokus
12
n. Anti Body
Secara elektrogoretik, kramatografik dan radio immunoassay terbutik
bahwa ASI terutama kolostrum mengandung immunoglobulin, yaitu Ig A
sekretotik ( SIg A) Ig E, Ig M dan Ig G, dari semula imunoglobulen, adalah
SIg A. antibody dalam ASI dapat bertahan dalam saluran pencernaan bayi
karena tahan terhadap asam dan enzim proteolitik saluran pencernaan dan
membuat lapisan dalam mukosanya sehinga mencegah bakteri pathogen
dan enterovirus masuk kedalam mukosa usus.
o. Imunitas Seluler
1) ASI mengandung sel-sel sebagian besar (90%) sel tersebut berupa
makrofag yang berfungsi membunuh dan memfogositosis
mikroorganisme, membentuk C3 dan C4 lisozim dan laktoferin.
2) Konsentrasi faktor anti infeksi tinggi dalam kolostrum, kadar SIgA,
laktoferin, lisozim, dan sel seperti makrofag, neutrofil, dan limfosit
lebih tinggi pada ASI premature dibanding ASI matur, perbedaan status
gizi pada ibu tidak mempunyai konsentrasi faktor anti infeksi dalam
ASI
p. Tidak menimbulkan Alergi
Pada bayi baru lahir system Ig E belum sempurna, pemberian susu formula
akan merangsang aktifitas system ini dan dapat menimbulkan alergi ASI
tidak menimbulkan efek ini. Pemberian protein Asing yang ditunda sampai
usia 6 bulan akan mengurangi kemungkinan alergi lain.
q. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan
13
Waktu menyusui kulit bayi akan menempel pada kulit ibu, kontak kulit
yang dini ini akan sangat besar pengaruhnya pada perkembangan bayi
kelak. Walaupun seorang ibu dapat memberikan kasih sayang dengan
memberikan susu formula, tetapi menyusui sendiri akan memberi efek
psikologis yang besar.
r. Mempunyai pertumbuhan yang baik
Bayi yang mendapat ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik
setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal yang baik, dan
mengurangi kemungkinan obesitas, ibu-ibu yang diberi penyuluhan tentang
ASI dan Laktasi, turunnya berat badan bayi (pada minggu pertama
kelahiran) tidak sebanyak ibu-ibu yang tidak diberi penyuluhan.
s. Mengurangi kejadian kariesdentis dan maloklusi
Insiden kariesdentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih
tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena kebiasaan yang menyusui
dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur menyebabkan gigi
lebih lama tumbuh.Kontak dengan sisa susu formula. Sisa tersebut akan
berubah menjadi asam yang merusak gigi. Selain itu kadar selenium yang
tinggi dalam ASI akan mencegah karies dentis. Telah dibuktikan bahwa
salah satu penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang
mendorong akibat menyusu dengan botol dan dot.
t. Mengurangi resiko terjadinya penyakit kronik
Seperti kencing manis yang bergantung pada insulin dan keganasan.
14
Selain bayi yang diberi Asi lebih jarang menderita diabetes mellitus
(insulin-dependen diabeters mellitus-ADDM) atau kencing manis pada usia
muda dan penelitian diketahui ASI juga dapat mencegah timbulnya kanker
darah pada masa kanak-kanak seperti lomforma dan leokimia.
2.1.3.2 Manfaat ASI Eksklusif bagi Ibu
a. Mencegah perdarahan pasca persalinan
b. Perangsang pada payudara ibu oleh isapan bayi akan diteruskan ke otak dan
kekelenjar hipofisis yang akan merangsang terbentuknya hormone
oksitosin.oksitosin membantu mengkontraksikan kandungan dan mencegah
terjadinya perdarahan pasca persalinan
c. Mempercepat pengecilan kandungan
d. Sewaktu menyusui terasa perut ibu mulas yang menandakan kandungan
berkontraksi dan dengan demikian pengecilan kandungan terjadi lebih
cepat.
e. Mengurangi anemia
f. Menyusui ekslusif akan menunda masa subur yang artinya menunda haid.
Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca persalinan akan
mengurangi angka kejadian anemia kekurangan besi.
g. Dapat digunakan sebagai metode KB sementara
Menyusui secara ekslusif dapat menjalankan kehamilan. Ditemukan rerata
jarak kelahiran ibu yang menyusui adalah 24 bulan sedangkan yang tidak
menyusui 11 bulan.hormon yang mempertahankan laktasi bekerja menekan
hormone untuk ovulasi,sehingga dapat menunda kembalinya kesuburan.
Ibu yang sering hamil selain menjadi beban bagi ibu, juga merupakan
15
resiko tersendiri bagi ibu untuk mendapatkan penyakit seperti anemia,serta
resiko kesakitan dan kematian akibat persalinan
h. ASI dapat digunakan sebagai metode KB sementara dengan syarat :
i. Bayi berusia belum 6 bulan
j. Ibu belum haid kembali
k. Asi diberikan secara ekslusif
l. Mengurangi resiko kanker indung telur dan kanker payudara
Hamil, melahirkan dan menyusui itu adalah satu kesatuan.selama hamil
tbuh ibu sudah mempersiapkan diri untuk menyusui. Bila ibu tidak
menyusui akan terjadi gangguan yang meningkatkan resiko terjadinya
kanker indung telur dan kanker payudara. Kejadian kanker payudara dan
kanker indung telur pada ibu yang menyusui lebih rendah dibanding yang
tidak menyusui.
m. Memberikan rasa dibutuhkan, manusia itu adalah makhluk sosial. Dengan
menyusui ibu akan merasa bangga dan diperlukan,rasa yang dibutuhkan
oleh manusia
n. Mempercepat kembalinya keberat semula
Selama hamil ibu menimbun lemak dibawah kulit.lemak ini akan terpakai
untuk membentuk asi sehingga bila ibu tadak menyusui lemak tersebut
akan tetap tertimbun dalam tubuh
2.1.3.3 Manfaat ASI Eksklusif bagi Keluarga
a. Mudah pemberianya
16
Menyusui sangat praktis karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja.
Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak,botol,dan dot yang selalu
harus dibersihkan.tidak perlu meminta pertolongan orang lain.
b. Menghemat biaya
ASI tidak perlu dibeli,sehingga dana yang digunakan untuk membeli susu
formula dapat digunakan untuk keperluan lain.selain itu,penghematan juga
disebabkan bayi yang mendapat asi lebih jarang sakit sehingga mengurangi
biaya berobat.
c. Mencepat keluarga kecil bahagia dan sejahtera
Kebahagiaan keluarga bertambah karena kelahiran lebih jarang,sehingga
suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dan
keluarga
2.1.3.4 Manfaat ASI Eksklusif bagi Negara
a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak
b. Adanya faktor protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI menjamin
status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian anak
menurun.beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI
melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi,misalnya diare
otitismedia dan infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah.
c. Mengurangi subsida kesehatan
d. Subsidi untuk rumah sakit berkurang karena rawat gabung akan
memperpendek lama rawat ibu dan bayi,mengurangi komplikasi
persalinan dan infeksi nosokomial,serta mengurangi biaya yang
diperlukan untuk perawatan anak sakit. Anak yang mendapat ASI lebih
17
jarang dirawat dirumah sakit dibandingkan anak yang mendapat susu
formula.
e. Menghemat devisa untuk membeli susu formula
f. ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional.jika semua ibu
menyusui ekslusif selama 6 bulan, berapa banyak devisa yang dapat
dihemat oleh Negara yang sebelumnya dipakai untuk membeli susu
formula ?
g. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
anak yang mendapat asi dapat bertumbuh dan berkembang secara
optimal,sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.
h. Mengurangi polusi
i. Untuk pembuatan dan distribysi susu formula diperlukan bahan bakar
minyak selain itu kaleng serta karton kemasan susu juga menyebabkan
pencemaran lingkungan
2.1.3.5 Manfaat ASI Eksklusif
a. ASI merupakan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang terbaik
b. ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh
c. ASI dapat meningkatkan kecerdasan
d. Pemberian ASI dapat meningkatkan jalinan kasih saying atau
bonding (Danuatmaja,Bonny.2003: 36)
2.1.4 Kerugian Air Susu Buatan
Air susu buatan atau formula mempunyai beberapa kerugian yaitu :
a. Pengenceran yang salah
18
Mengencerkan susu formula tidaklah mudah. tidak semua ibu dapat
mengencerkan susu formula seperti aturan yang seharusnya. Pengenceran
yang salah dapat diartikan dua hal,yaitu melarutkan susu formula lebih
encer dari seharusnya,atau lebih pekat dari seharusnya. Keduanya akan
menimbulkan masalah pada bayi dan anak. Penyebabanya adalah aturan
yang tertera pada label kaleng susu formula sulit dimengerti oleh ibu.
Pelarutan susu yang lebih pekat dapat mengakibatkan kelebihan kadar
natrium dalam darah,kegemukan,tekanan darah tinggi,dan peradangan usus
beruapa diare berdarah.
b. Kontraminasi mikroorganisme
Pembuatan susu formula dirumah tidak menjamin bebas dari kontaminasi
mikroorganisme pathogen.penelitian menunjukkan bahwa banyak susu
formula terkontaminasi oleh mikroorganisme pathogen.
c. Menyebabkan alergi
Kejadian alergi susu sapi tidak jarang,revalensinya dilaporkan antara 0,5-
1%,tetapi tidak banyak petugas kesehatan yang menyadarinya.walaupun
alergi susu sapi dapat menghilang secara spontan pada usia 1-2 tahun,tetapi
gejalanya terkadang berat bahkan dapat mengakibatkan renjatan,sehingga
perlu mendapatkan perhatian. Gejala alergi susu sapi tidak hanya berupa
gejala saluran cerna seperti muntah,kolik,diare,perdarahan lewat
anus,kehilangan protein ( yang berakibat rendahnya kadar protein dalam
darah ), dan gangguan pergerakan usus ( dengan gejala muntah,sulit buang
air besar,dan kembung ),tetapi juga gejala yang menyangkut system lain
yaitu pilek,urtikaria (kaligata), dan renjatan
19
d. Susu sapi dapat menimbulkan diare kronik
Ada dugaan bahwa diare akut dapat berlanjut menjadi kronik pada anak
yang minum susu sapi. Kerusakan mukosa usus yang terjadi pada diare
akut menyebabkan terjadinya diare kronik melalui mekanisme penigkatan
penyerapan antigen melalui mukosa yang rusak.
e. Penggunaan susu formula dengan indikasi yang salah
Saat ini banyak susu formula yang beredar dipasaran. Ada diantaranya yang
digunakan untuk penyakit tertentu atau keadaan tertentu.sering terjadi
kekeliruan penggunaan jenis susu formula tertentu karena ketidak tahuan
indikasi penggunaan
f. Tidak mempunyai manfaat seperti ASI
Dari uraian manfaat ASI diatas dapat dikatakan bahwa kekurangan lain
susu formula adalah tidak mempunyai manfaat seperti halnya ASI,yaitu
susu formula
1) Nutriennya tidak sesempurna asi
2) Tidak mengandung zat protektif
3) Mudah menimbulkan alergi
4) Lebih mudah menimbulkan gigi berlubang
5) Lebih mudah menimbulkan maloklusi
6) Kurang memiliki efek psikologis yang menguntungkan
7) Tidak menguntungkan involusi rahim
8) Tidak menjarangkan kehamilan
9) Tidak mengurangi kejadian kanker payudara
10) Tidak praktis
20
11) Tidak ekonomis
12) Bagi Negara menambah beban anggaran yang harus dikeluarkan
untuk membeli susu formula,biaya perawatan ibu,dan anak.
2.1.5 Managemen Laktasi
Laktasi adalah keseluruan proses menyusui,mulai dari ASI diproduksi
sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Sementara itu,yang
dimaksud dengan management laktasi adalah suatu upaya yang dilakukan
oleh ibu,ayah,dan keluarga untuk menunjang keberhasilan menyusui.
Management laktasi dibagi :
e. Masa kehamilan ( antenatal )
Ibu mencari informasi tentang keunggulan asi,manfaat menyusui bagi ibu
dan bati,serta dampak negative pemberian susu formula.
Ibu memeriksakan kesehatan tubuh,kehamilan dan kondisi putting
payudara.selain itu,ibu perlu memantau kenaikan berat badan saat hamil
Ibu melakukan perawatan payudara sejak kehamilan berumur 6 bulan
Ibu selalu senantiasa mencari informasi tentang gizi dan makanan
tambahan sejak kehamilan trimester kedua
Ibu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga,termasuk
mendapat dukungan suami yang dapat memberikan rasa nyaman kepada
ibu
f. Masa setelah persalinan ( prenatal )
Masa persalinan merupakan masa yang paling penting dalam kehidupan
bayi selanjutnya.dalam hal ini bayi harus mendapat cukup asi,yang
21
dilanjutkan dengan cara menyusui yang baik dan benar,baik posisi maupun
cara meletakkan bayi pada payudara ibu
Membantu terjadinya kontak langsung antara ibu dan bayi selama 24 jam
agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal
Ibu nifas diberi kapsul vitamin A dosis tinggi ( 200.000 S1) dalam waktu 2
minggu setelah melahirkan
c. Masa menyusui ( post – natal )
1) Setelah bayi mendapat asi pada minggu pertama kelahiran,ibu harus
menyusui bayi secara ekslusif selama 4 bulan pertama setelah bayi
lahir.saat itu, bayi hanya diberi asi tanpa makanan atau minuman lainnya
2) Ibu mesti mencari informasi tentang gizi makanan ketika masa menyusui
agar bayi tumbuh sehat.saat menyusui,ibu memerlukan makanan 1,5 kali
lebih banyak daripada biasanya,dan minum minimal 8 gelas perhari
3) Ibu harus cukup istirahat untuk menjaga keshatannya.ia perlu
ketenangan pikiran,serta menghindarkkan diri dari kelelahan yang
berlebihan agar produksi asi tidak terhambat
2.1.6 Hal-hal yang terkait persiapan menyusui bayi
Ibu harus siap memberi asi kepada bayi yang akan dilahirkan,terutama bagi
ibu yang akan melahirkan untuk pertama kalinya.persiapan harus dilakukan
sedini mungkin,karena asi adalah makanan terbaik bagi bayi.
Banyaknya asi yang akan dihasilkan seorang ibu tidak tergantung pada
besarnya payudara,serta cara menyusui bayi
22
Usia ibu saat mengandung dan menyusui juga turut berpengaruh terhadap
produksi asi.pada umumnya ibu yang berumur 19-23 tahun menghasilkan
asi yang lebih banyak ketimbang ibu yang berusia 30-an
Bentuk puting payudara berpengaruh terhadap keberhasilan
menyusui .puting akan menonjol kedepan,dan masuk kedalam mulut bayi
lantaran tekanan bibir pada areola ibu.
2.1.6 Cara pengamatan teknik menyusui yang benar
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu
menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi
ASI selanjutnya/ bayi nggan menyusu.
2.1.7 Untuk mengetahui bayi telah menyusu dengan benar:
Bayi tampak menempel pada perut ibu
Badan ibu menempel pada perut ibu
Mulut bayi terbuka lebar
Dagu bayi menempel pada payudara ibu
Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bagian bawah lebih
banyak yang masuk
Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan
Puting susu ibu tidak terasa nyeri
Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
Kepala agak menengadah
2.1.9 Hal-hal yang perlu diperhatikan setelah bayi selesai menetek meliputi
a. Melepas isapan bayi
23
Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong sebaiknya
menyusui pada satu payudara yang lain.cara melepas isapan bayi : Jari
kelingking ibu dimasukkan ksnulut bayi melalui sudut mulut atau dagu
bayi ditekan kebawah.
b. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan
pada puting dan areola sekitarnya, dibiarkan sampai kering supaya
puting susu tidak lecet
c. Menyendawakan bayi
Tujuannya udara dari lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh).
Setelah menyusui. Cara menyendawakan bayi : Bayi digendong tegak
dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk
perlahan-lahan
2.1.10 Volume ASI
Beberapa bulan terakhir dari masa kehamilan, kelenjer susu mulai
memproduksi air susu. Air susu yang keluar pertama kali disebut kolostrum.
Kolostrum berwarna kekuning-kuningan, sangat baik dikonsumsi oleh bayi karena
mengandung zat-zat yang berfungsi untuk kekebalan tubuh bayi.
Apabila seorang bayi menghisap puting susu ibunya segera setelah
dilahirkan (neonatal), maka suplai air susu akan meningkat dengan cepat. Pada
keadaan normal, sekitar 100 ml air susu ibu akan tersedia pada hari kedua setelah
bayi dilahirkan. Selanjutnya akan terus meningkat menjadi 500 ml pada minggu
kedua setelah bayi dilahirkan. Produksi ASI yang paling optimal akan tercapai
pada hari ke 10-14 setelah bayi dilahirkan. Beberapa bulan selanjutnya, bayi yang
24
sehat akan mengkonsumsi antara 700-800 ml ASI per hari. Namun demikian,
jumlah ASI yang dikonsumsi oleh setiap bayi bervariasi. Artinya, kebutuhan ASI
antara individu bayi yang satu dengan individu bayi yang lainnya berbeda-beda.
Selama 6 bulan pertama, volume ASI yang dihasilkan seorang Ibu pada
bulan pertama adalah sekitar 600 ml/hari, dan meningkat sampai 800 - 1000 ml /
hari pada bulan ke-6. Setelah 6 bulan volume ASI yang dihasilkan Ibu berkurang
dan sudah saatnya mendapat makanan pendamping ASI. (Gizi dan kualitas
tumbang Anak, Nestle, 1997: 11)
2.1.11 Tujuh Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif
a. Mempersiapkan payudara ibu jika diperlukan
b. Mempelajari ASI dan tata laksana menyusui
c. Menciptakan dukungan keluarga, teman dan sebagainya
d. Memilih tempat melahirkan yang “sayang bayi” seperti “Rumah sakit
sayang bayi “ atau “ Rumah bersalin yang sayang bayi”.
e. Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI secara
eksklusif
f. Mencari ahli persoalan menyusui seperti klinik laktasi atau konsultasi
untuk persiapan apabila kita menemui kesukaran
g. Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI dan menyusui.
2.1.12 Faktor-faktor pendukukung keberhasilan pemberian ASI
a. Ibu harus yakin bahwa mampu menyusui bayinya.
25
b. Ibu cukup minum (8-12 gelas/hari)
c. Ibu dalam keadaan pikiran tenang dan damai
d. Perhatian cara meletakkan bayi dan cara meletakkan puting pada mulut
bayi dan benar
e. Makin sering payudara dihisap bayi, makin banyak produksi susu untuk
bayi.
f. Pengertian dan dukungan keluarga, terutama dari suami sangat penting.
(Siregar Arifin, 2004)
2.1.11 Faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eklusif
2.1.11.1 Pekerjaan Ibu
Banyak ibu bekerja yang memutuskan untuk tetap menyusui. Masalahnya
pemebrian ASI eksklusif merupakan satu-satunya makanan terbaik untuk
bayi dan harus diberikan selama 6 bulan pertama, namun perusahaan
biasanya hanya memberikan kebijakan cuti 3 bulan, bahkan ada yang
kurang. Tentu saja, hal tersebut masih jauh dari ketentuan pemberian ASI
Eksklusif.
2.1.11.2 Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah: Suatu dorongan yang diberikan keluarga
dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi. (Friedman, 2002:6) Menurut Green
yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003:13) menjelaskan bahwa salah satu faktor
dari tiga faktor yang melatar belakangi individu berprilaku adalah factor
26
pendorong (reinforcing factor) antara lain adalah dukungan keluarga yang meliputi
suami, anak, dan orangtua.
Menurut Effendi (1998 : 37) mengemukakan bahwa salah satu tugas
pokok keluarga adalah : membangkitkan dorongan dan semangat para anggota
keluarga. Dorongan dari keluarga ini sangat besar sekali pengaruhnya bagi
individu dalam sebuah keluarga karena semua permasalahan setiap keluarga
berkaitan dan saling mempengaruhi antar sesama anggota keluarga dan kadang-
kadang mempengaruhi pula keluarga dan masyarakat sekitarnya.
Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan
keluarga dan anggotanya, bahwa peran dari keluarga sangat penting bagi setiap
aspek keperawatan kesehatan anggota keluarga secara individu, mulai dari
strategi-strategi hingga fase rahabilitas. Mengkaji/ menilai dan memberikan
perawatan kesehatan merupakan hal yang penting dalam menbantu setiap anggota
keluarga untuk mencapai suatu keadaan sehat optimum. (Friedman, 2002:6)
Agar pemberian ASI ekslusif dapat berjalan lancar, harus ada upaya
khusus dan tidak boleh malas. Di rumah perlu adanya dukungan dari suami, orang
tua, saudara dan anak yang lebih besar dalam hal melancarkan kelangsungan
pemberian ASI. Suami turut berperan dalam mendukung atau membantu pekerjaan
istri di rumah, misalnya ketika pagi hari istrinya harus menyusui suami dapat
memandikan anak pertama mereka. Selama ibu menyusui, suami harus mengambil
alih tugas-tugas domestik lainnya.
27
BAB III
KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep
Menurut Sri Purwanti,Hubertin (2004:3) Jumlah ibu yang memberikan
ASI eksklusif kepada bayinya sampai berumur 6 bulan masih rendah yaitu kurang
dari 2 % dari jumlah total ibu melahirkan. Hal tersebut lebih disebabkan oleh
beberapa alasan, antara lain karena pengetahuan ibu tentang pemberian ASI masih
28
rendah, tata laksana rumah sakit yang salah, dan banyaknya ibu yang mempunyai
pekerjaan di luar rumah. Beberapa rumah sakit memberikan susu formula pada
bayi yang baru lahir sebelum ibunya mampu memproduksi ASI. Hal itu
menyebabkan bayi tidak terbiasa mengisap ASI dari puting susu ibunya dan
akhirnya tidak mau lagi mengkonsumsi ASI atau sering disebut bingung puting.
Dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil variabel pekerjaan dan
dukungan keluarga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka dibawah ini:
Variabel Independen Variabel Dependen
29
Pekerjaan
Pemberian ASI Eksklusif
Dukungan keluarga
3.2 Definisi Operasional
No VariabelDefinisi
OperasionalAlat ukur Cara ukur
Skala ukur
Hasil ukur
1. Pemberian ASI Eksklusif
Ibu- ibu yang memberikan ASI saja pada bayi 0- 6 bulan tanpa makanan tambahan
Kuesioner Wawancara Ordinal Memberikan
Tidak memberikan
2. Pekerjaan Pernyataan responden tentang kegiatan sehari-hari yang dilakukan ibu yang menghasilkan uang
Kuesioner Wawancara Ordinal Tidak bekerja ( ibu rumah tangga)Bekerja (PNS, pegawai swasta, buruh, petani, nelayan, profesional, pedagang) (BPS,2003)
3. Dukungan keluarga
Suatu dorongan yang diberikan keluarga dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi
Kuesioner Wawancara Ordinal Ada ≥ Mean
Tidak ada < Mean
3.3 Hipotesa penelitian
30
3.3.1 Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di
Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011
3.3.2 Ada hubungan antara dukungan suami dengan pemberian ASI Eksklusif di
Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun 2011
31
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif
analitik. Dimana variabel Indenpenden dan dependen diteliti secara bersamaan.
4.2 Variabel Penelitian
Variabel adalah penelitian merupakan ukuran atau ciri yang dimiliki oleh
anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
kelompok lain (Saryono, 2008:33). Penelitian yang diteliti tentang hubungan
pekerjaan dan dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah
kerja Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok tahun
2011
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Tanjung Paku Kecamatan Tanjung
Harapan Kota Solok dan akan dilaksanakan pada Juni 2011
4.4 Populasi dan Sampel
4.4.1 Populasi
32
Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti. (Notoatmodjo,2005: 79).
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh WUS yang berumur 30-
50 tahun yang berada di wilayah kerja Puskesmas KTK.
4.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil sebagai objek yang akan
diteliti yang dianggap mewakili dari seluruh populasi (Notoadmodjo, 2002:79)
Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini digunakan rumus sampel
seperti dibawah ini :
n = N
1 +N (d2)
Ket : n = Besar sample
N = Besar populasi
d = Tingkat kepercayaan ( 0,1)
(Soekidjo Notoatmodjo, 2002:92)
n = 1023
1 +1023 (0,12)=91
Dengan cadangan 10 % yaitu 10 % x 91 = 9,1 dibulatkan 9
Kriteria Sampel adalah :
1. Bersedia diminta menjadi responden
2. Berada ditempat sewaktu penelitian berlangsung
3. Dapat berkomunikasi dengan baik
33
4.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Responden yang ada
diwawancarai oleh peneliti satu persatu. Sebelum wawancara dilakukan responden
diminta untuk mengisi lembar persetujuan menjadi responden dengan
menandatangi informed consent terlebih dahulu. Setiap jawaban yang diberikan
responden, diisi oleh peneliti dengan memberi tanda silang pada pilihan jawaban
yang disediakan.
4.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data
4.6.1 Teknik Pengolahan Data
Setelah data dikumpul, selanjutnya data di olah dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Editing data
Melakukan pengecekan terhadap isian kuesioner apakah jawaban yang
sudah dibuat sudah lengkap, jelas dan jawaban sudah relevan dengan
pertanyaan.
b. Coding data
Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan. Kegunaan dari coding adalah untuk mempermudah
pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat entri data
c. Processing
34
Setelah semua kuisioner diisi dengan benar serta sudah melewati
pengkodean maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar data
sudah dientri dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara
mengentri data dari kuesioner ke paket program komputer.
d. Pembersihan data (cleaning)
Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientri apakah
ada kesalahan atau tidak
Cara meng-cleaning data:
1) Mengetahui missing data adalah dengan melakukan distribusi
frekuensi dari variabel – variabel yang ada
2) Mengetahui variasi data apakah data dientri benar atau salah
3) Mengetahui konsisiten data (Hastono, 2006: 1-4)
4.6.2 Analisa Data
4.6.2.1 Analisa Univariat
Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan untuk satu variabel atau
analisa yang dilakukan tiap variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo, 2005).
Pada variabel pengetahuan dilakukan pengelompokan data dan analisa data
dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut
a. Data dikelompokan sesuai dengan variabel
35
Dicari rata – rata variabel pengetahuan dengan menggunakan rumus
yaitu :
Ket X : nilai rata-rata
E : Jumlah alternatif
Xi : Nilai yang di observasi
N : Populasi dan sampel
b. Kemudian data numerik diubah menjadi data kategorik dan disajikan dalam
distribusi frekuensi
4.6.2.2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan. (Notoatmodjo, 2005). Untuk menguji hipotesa, apakah ada
hubungan antara variabel dependent dan variabel independent digunakan rumus
Chi Square (X2) dengan tingkat kepercayaan 95%.
X 2=∑ (O−E )2
E
Ket : X2 = Nilai Chi Square
O = Jumlah observasi (nilai yang diamati)
E = Nilai yang diharapkan
36
X = xi
N
Hasil yang diperoleh dari penggunaan rumus chi square adalah X2 hitung
> X2 tabel, maka ada hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen. Untuk melihat hasil pemaknaan perhitungan statistic.
4.7 Pertimbangan Etik
Untuk menjamin bahwa responden yang menjadi subjek penelitian tidak
mendapatkan paksaan dan atas dasar sukarela, maka sebelum penelitian diberikan
penjelasan tentang tujuan penelitian dan cara penggunaannya. Responden diminta
untuk menandatangani surat persetujuan pada informed consent (terlampir ) demi
terjaminya kerahasiaan data yang diberikan.
37