bab ii tinjauan pustaka a. air susu ibu ( asi )...

23
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu ( ASI ) 1. Pengertian ASI Eksklusif Air Susu Ibu adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kelenjar mamae dari ibu, yang berguna sebagai makanan bayi. Dalam ASI terkandung zat-zat gizi diperlukan bagi bayi untuk pertumbuhan dan mengandung zat-zat kekebalan yang sangat penting untuk mencegah timbulnya penyakit, serta mudah dicerna oleh pencernaan bayi. Dengan demikian ASI adalah makanan terbaik untuk bayi, oleh sebab itu setiap bayi setidaknya berhak memperoleh ASI (Riadi, 1997). ASI eksklusif adalah memberikan ASI saja kepada bayi umur 0-6 bulan tanpa makanan tambahan atau minuman apapun (termasuk air putih) kecuali obat (Depkes RI, 1998). Maksud dari ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi tim. Pemberian ini dianjurkan untuk diberikan setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan ( Roesli, 2000 ). 8 PDF Create! 3 Trial www.scansoft.com

Upload: vuongthu

Post on 07-Apr-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Air Susu Ibu ( ASI )

1. Pengertian ASI Eksklusif

Air Susu Ibu adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,

laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kelenjar mamae dari

ibu, yang berguna sebagai makanan bayi. Dalam ASI terkandung zat-zat

gizi diperlukan bagi bayi untuk pertumbuhan dan mengandung zat-zat

kekebalan yang sangat penting untuk mencegah timbulnya penyakit, serta

mudah dicerna oleh pencernaan bayi. Dengan demikian ASI adalah

makanan terbaik untuk bayi, oleh sebab itu setiap bayi setidaknya berhak

memperoleh ASI (Riadi, 1997).

ASI eksklusif adalah memberikan ASI saja kepada bayi umur 0-6

bulan tanpa makanan tambahan atau minuman apapun (termasuk air putih)

kecuali obat (Depkes RI, 1998).

Maksud dari ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif

adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu

formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan

padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi tim.

Pemberian ini dianjurkan untuk diberikan setidaknya selama 4 bulan,

tetapi bila mungkin sampai 6 bulan ( Roesli, 2000 ).

8

PDF Cre

ate! 3

Tria

l

www.scan

soft.c

om

9

ASI yang dikeluarkan pertama kali mengandung banyak protein

yang disebut dengan kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang

pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara. Dimana ASI mengandung

lebih banyak protein, immunoglobulin, mineral dan vitamin tetapi sedikit

mengandung lemak dan hidrat arang. Kolostrum merupakan cairan yang

berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan dengan susu

yang matur yang dihasilkan oleh payudara pada hari pertama sampai hari

ke empat (Soetjiningsih, 1997).

2. Kandungan ASI

Menurut Muchtadi (2002) di dalam ASI banyak mengandung zat-

zat yang diperlukan bagi tubuh, antara lain :

1. Zat Anti Infeksi, seperti :

1) Immunoglobulin (Ig) terutama immunoglobulin A ( Ig A ) terdapat

banyak dalam kolostrum dan lebih sedikit dalam ASI. Ig A tidak

akan diserap oleh usus, tetapi akan beraksi dalam usus terhadap

bakteri dan virus tertentu. Immunoglobulin dalam ASI merupakan

zat yang dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit alergi.

2) Laktoferin, merupakan suatu protein yang mengikat zat besi ASI.

Zat besi yang terikat tersebut tidak dapat digunakan oleh bakteri-

bakteri usus yang berbahaya. Oleh karena itu, pemberian zat besi

tambahan kepada bayi yang disusui harus dicegah, karena dapat

mempengaruhi daya perlindungan yang diberikan oleh laktoferin.

PDF Cre

ate! 3

Tria

l

www.scan

soft.c

om

10

3) Lisosim, suatu enzim yang terdapat dalam ASI yang dapat

menghancurkan bakteri-bakteri berbahaya dan juga mempunyai

sifat melindungi terhadap serangan bermacam-macam virus.

4) Sel-sel darah putih selama dua minggu pertama. ASI mengandung

sampai 4000 sel-sel darah putih per mililiter. Sel-sel ini ditemukan

mengeluarkan Ig A, lisosim dan interferon. Interferon adalah suatu

senyawa yang dapat menghambat aktifitas beberapa macam virus.

5) Faktor bifidus, merupakan suatu karbohidrat yang mengandung

nitrogen, diuperlukan untuk pertumbuhan bakteri lactobacillus

bifidus, dimana bakteri ini memproduksi asam laktat dari laktosa

yang dapat menghambat bakteri-bakteri yang berbahaya.

2. Protein

Protein adalah bahan baku untuk tumbuh, kualitas protein sangat

penting selama tahun pertama kehidupan bayi, karena pada saat ini

pertumbuhan bayi paling cepat. ASI mengandung protein khusus yang

dirancang untuk pertumbuhan bayi manusia. Protein ASI yang utama

adalah whey, dimana whey ini lebih mudah dicerna oleh bayi.

3. Lemak

Lemak yang terkandung dalam ASI adalah asam lemak esensial yaitu

berupa asam lemak linoleat dan asam alfa linoleat. Kedua asam lemak

ini dalam tubuh bayi diubah menjadi DHA dan AA.

4. Laktosa (gula susu)

Laktosa merupakan satu-satunya karbohidrat yang terdapat dalam air

PDF Cre

ate! 3

Tria

l

www.scan

soft.c

om

11

susu murni. Sebagai tambahan bagi fungsinya sebagai sumber energi,

didalam usus sebagian laktosa akan diubah menjadi asam laktat.

Didalam usus, asam laktat ini membantu mencegah pertumbuhan

bakteri yang tidak diinginkan dan juga membantu penyerapan kalsium

serta mineral-mineral lainnya.

5. Kalsium

ASI mengandung lebih sedikit kalsium daripada susu sapi, tetapi

karena lebih mudah diserap, jumlah ini akan mencukupi kebutuhan

bayi.

3. Manfaat ASI

a. Manfaat bagi bayi

1) ASI mengandung hampir semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi

dengan konsentrasi yang sesuai dengan kebutuhan bayi.

2) Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan.

3) ASI mengandung berbagai zat penolak yang dapat melindungi bayi

dari berbagai penyakit infeksi.

4) ASI lebih aman dari kontaminasi.

5) ASI dapat menjadi perantara untuk menjalin hubungan kasih

sayang antara ibu dan anak.

6) Temperatur ASI sesuai dengan temperatur tubuh bayi

7) Kemungkinan bayi tersedakASI lebih kecil sekali karena payudara

ibu telah diciptakan sedemikian rupa.

PDF Cre

ate! 3

Tria

l

www.scan

soft.c

om

12

b. Manfaat bagi ibu

1) Menyusui merangsang involusi uterus

2) Menjarangkan kehamilan

3) Ibu yang menyusui akan lebih cepat pulih atau turun berat

badannya dari berat badan yang bertambah semasa kehamilan.

4) Mempunyai keuntungan psikologis yaitu timbul rasa dibutuhkan

dan rasa bangga.

B. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

1. Pengertian MP-ASI

Bertambahnya usia seorang bayi selalu disertai dengan

meningkatnya kebutuhan akan makanan yang berbeda jenisnya. Bagi

bayi yang berusia 0-6 bulan, pemberian ASI dapat mencukupi untuk

pertumbuhan dan perkembangannya, mengingat ASI merupakan sumber

zat gizi yang sangat baik untuk bayi. Setelah bayi berusia 6 bulan, ASI

tidak mencukupi kebutuhan gizi bayi, oleh karena itu bayi perlu

mendapat makanan pendamping agar gizinya dapat terpenuhi.

MP-ASI adalah makanan yang diberikan pada bayi selain ASI,

sebagai penambah kekurangan dari ASI. Setelah usia bayi 6 bulan perlu

diperkenalkan makanan pendamping untuk memenuhi kebutuhan gizi

bayi yang meningkat. Bayi membutuhkan zat-zat gizi yang tinggi untuk

pertumbuhan dan perkembangannya (Husaini, 1999).

PDF Cre

ate! 3

Tria

l

www.scan

soft.c

om

13

Dari definisi diatas dapat dikatakan, MP-ASI sama dengan makanan

tambahan. Makanan padat sebagai salah satu makanan tambahan adalah

makanan yang lebih padat daripada susu yaitu bubur susu atau nasi tim.

Makanan ini diberikan apabila jumlah ASI sudah tidak mampu mencukupi

kebutuhan bayi lagi. Pemberian makanan tambahan harus memperhatikan

jumlah dan macam makanan tersebut. Selain itu harus disesuaikan dengan

kebutuhan menambah dan melengkapi nutrien, serat dan selera bayi.

Jangan dipaksakan karena dapat menyebabkan gangguan nafsu makan.

Untuk pemberian makanan yang berkualitas dan berkuantitas yang baik

juga sangat penting dari pertumbuhan bayi (Pudjiadi, 1995).

2. Tujuan Pemberian MP-ASI

Tujuan pemberian makanan pendamping adalah sebagai komplemen

terhadap ASI agar anak memperoleh cukup energi, protein dan zat- zat gizi

lain (vitamin dan mineral) untuk tumbuh dan berkembang secara normal

(Muchtadi, 2002).

MP-ASI selain sebagai pelengkap makanan bayi juga berguna untuk

melatih dan membiasakan bayi terhadap makanan yang dimakan

dikemudian hari. Makanan tambahan juga berguna untuk memenuhi

kebutuhan bayi terhadap zat-zat gizi untuk keperluan pertumbuhan dan

perkembangan bayi, jadi makanan tambahan diharapkan dapat menambah

energi, protein, vitamin dan mineral. Disebabkan untuk menambah energi

dan gizi (Riadi, 1997).

PDF Cre

ate! 3

Tria

l

www.scan

soft.c

om

14

3. Syarat MP-ASI

Dalam penyusunan standar MP-ASI sebaiknya berpedoman kepada

konsep umum ASI dengan mempertimbangkan syarat mutu, antar lain :

a. Padat gizi dan seimbang, yaitu kaya energi, cukup protein dengan

mutu tinggi, perbandingan karbohidrat dan lemak berimbang,

kandungan lemak mampu mencukupi kebutuhan asam lemak jenuh

dan tak jenuh, cukup vitamin dan mineral, batasi kandungan serat

kasar, gula dan garam cukup untuk memberi rasa serta bersifat

penambahan gizi serta bersifat penambahan gizi ASI, dan tercapai

kebutuhan gizi sehari.

b. Dapat diterima dengan baik, yaitu disukai, dibutuhkan dan terjangkau,

memenuhi nilai sosial ekonomi, budaya dan agama, serta berakar pada

tradisi yang baik.

c. Aman dikonsumsi, yaitu bebas dari gangguan organisme patogen,

bebas dari racun dan bahan-bahan berbahaya.

Codex Alimentarius Comissioin (1991) telah mempersyaratkan

ditetapkan MP-ASI harus mencukupi kandungan energi minimum 400

kkal/100 gram, protein 15 gram/100 gram dengan skor asam amino 70%

kasein, lemak 10-25 gram/100 gram, asam linoleat 1,4 gram/100 gram

serat kasar maksimum 5 gram/100 gram. Selain itu produk MP-ASI

seringkali ditambahkan berbagai jenis vitamin dan mineral antara lain :

vitamin A, D, E, C, B1, B2, B6, folat, B12 mineral Ca, Fe, iodine dan Zn

(Handajani, 2005).

PDF Cre

ate! 3

Tria

l

www.scan

soft.c

om

15

Menurut WHO (2003) makanan tambahan yang baik adalah :

a. Kaya energi, protein dan mikronutrient (terutama zat besi, zink,

kalsium, vitamin A, vitamin C , Folat)

b. Bersih dan aman

1) Tidak ada patogen (misal, tidak ada bakteri penyebab penyakit

atau organisme berbahaya lainnya)

2) Tidak ada bahan kimia berbahaya atau toksin

3) Tidak ada potongan tulang atau bagian yang keras yang membuat

anak tersedak

4) Tidak terlalu panas

c. Tidak terlalu pedas atau asin

d. Mudah dimakan oleh anak

e. Disukai anak

f. Tersedia didaerah sekitar, harganya terjangkau dan mudah disiapkan

C. Usia Pemberian MP-ASI

MP-ASI diberikan pada bayi selainASI, untuk memenuhi kebutuhan

gizi anak mulai usia 6 bulan (Husaini, 1999). Ketika bayi tumbuh kembang,

diet susu tidak cukup untuk menyokong pertumbuhannya. Bayi

membutuhkan nutrisi tambahan sejak usia 6 bulan untuk pertumbuhan dan

perkembangannya.

PDF Cre

ate! 3

Tria

l

www.scan

soft.c

om

16

Pemberian makanan padat sebagai makanan tambahan dahulu

diberikan seawal mungkin. Tetapi setelah adanya laporan mengenai bahaya

pada bayi maka dianjurkan untuk tidak memberikan makanan tambahan

sebelum bayi berumur 6 bulan (Riadi, 1997).

Makanan bayi yang utama adalah ASI karena ASI mengandung hampir

semua zat gizi dengan komposisi sesuai kebutuhan bayi tetapi kecukupan

komposisinya hanya sampai usia 6 bulan. Cadangan vitamin dan mineral

dalam tubuh bayi yang didapat dari ibu semasa dalam kandungan dan

selama usia 3 bulan sejak lahir sudah menurun, sedangkan dari ASI

kandungan vitamin A dan C serta zat besi sudah tidak begitu tinggi. Karena

itu sejak usia 6 bulan sudah perlu diberikan makanan tambahan yang

mengandung vitamin dan mineral, selain tetap memberikan ASI

Pada usia 6 bulan pencernaan bayi mulai kuat. Pemberian MP-ASI

harus setelah usia 6 bulan, karena jika diberikan terlalu dini akan

menurunkan konsumsi ASI dan bayi mengalami gangguan pencernaan atau

diare. Sebaliknya bila MP-ASI diberikan terlambat akan mengakibatkan

anak akan kurang gizi bila terjadi dalam waktu panjang (Soenardi,1999).

D. Tahapan pemberian MP-ASI

Tahapan pemberian MP-ASI menurut Wijaya (2002) adalah sebagai berikut :

a. Makanan bayi 0 – 6 bulan

Hanya di berikan ASI, Karena ASI saja sudah dapat memenuhi

kebutuhan gizi dan kolostrom harus di berikan.

PDF Cre

ate! 3

Tria

l

www.scan

soft.c

om

17

b. Makanan bayi umur 6 – 7 bulan

Pemberian ASI di teruskan dan mulai di perkenalkan MP – ASI berbentuk

lunak halus karena bayi belum memiliki reflek mengunyah. Makanan

dapat berupa buah (pisang, pepaya, tomat), bubur, susu, biskuit di tambah

susu secara bergantian

c. Makanan bayi umur 7 – 9 bulan.

ASI tetap di berikan, mulai di perkenalkan makanan, lumat, karena alat

pencernaan bayi sudah mulai berfungsi, jenis makanan beupa buah,

makanan lembek (nasi tim saring).

d. Makanan bayi umur 9-12 bulan

ASI tetap diberikan, jenis makanan berupa nasi lumat, nasi tim kasar, dan

sudah perlu diperkenalkan jenis makanan yang beragam seperti lauk pauk

dan sayuran.

e. Makanan anak umur 12 bulan keatas

ASI tetap diberikan dengan frekuensi lebih kecil, makanan yang diberikan

seperti makanan orang dewasa tetapi tidak menggunakan bumbu yang

merangsang.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian MP-ASI

1. Tingkat Pendidikan Ibu

Tingkat pendidikan ibu sebenarnya bukan satu-satunya faktor yang

menentukan kemampuan ibu dalam menyusui dan menyiapkan hidangan

bergizi. Namun faktor pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan ibu

menyerap pengetahuan gizi yang diperoleh, secara biologi ibu adalah

sumber hidup anak. Anak-anak dari ibu yang mempunyai latar belakang

PDF Cre

ate! 3

Tria

l

www.scan

soft.c

om

18

pendidikan lebih tinggi akan mempunyai kesempatan hidup serta tumbuh

lebih baik. Keterbukaan mereka untuk menerima perubahan atau hal baru

guna pemeliharaan kesehatan anak merupakan suatu penjelasannya.

Tingkat pendidikan ibu banyak menentukan sikap dan tindak tanduknya

dalam menghadapi beberapa masalah (Satoto, 1992)..

Tingkat pendidikan formal merupakan faktor yang ikut menentukan

mudah tidaknya ibu menyerap dan memahami informasi gizi yang

diperoleh. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal ibu, semakin mudah

ia menyerap informasi gizi dan kesehatan sehingga pengetahuan dan

kesehatannya akan baik. Tingkat pendidikan dan pengetahuan yang tinggi

dapat meningkatkan daya tangkap ibu terhadap adanya masalah gizi

didalam keluarga maupun mengambil tindakan secepatnya.

2. Tingkat Pengetahuan Ibu

Menurut Notoatmodjo (1997) dalam bukunya Ilmu Kesehatan

Masyarakat, menyatakan pengetahuan/kognitif merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari pengalaman

dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng daripada yang tidak didasari oleh pengetahuan.

3. Sosial Budaya (tradisi)

Sosial budaya dalam arti sempit diartikan sebagai kebudayaan, adat

istiadat atau peradaban manusia. Kesemuanya itu akan mempengaruhi

tingkah laku seseorang. Indonesia kaya akan ragam budaya dan adat

istiadat, kebudayaan yang sudah turun temurun dari biasanya akan sangat

PDF Cre

ate! 3

Tria

l

www.scan

soft.c

om

19

mendarah daging dalam kehidupan sesorang, sehingga sangat berpengaruh

terhadap tingkah laku mereka. Sebagai akibatnya mereka akan sangat sulit

menerima masukan dari dunia luar (Depkes RI, 1999)

Di daerah pedesaan (Jawa dan Lombok) kebanyakan masyarakat

memberikan nasi atau pisang sebagai makanan dini sebelum bayi berusia 4

bulan. Bahkan pemberian tersebut dilakukan beberapa saat setelah bayi

lahir. Penyebabnya adalah suatu kebiasaan (cultural) masyarakat yaitu

adanya kekerabatan sosial dari tetangga yang datang pada waktu seorang

ibu melahirkan dan mereka memberikan nasi, madu, ataupun kelapa muda

pada bayi tersebut, dengan alasan kepercayaan tertentu (Wiryo, 2002).

Pemberian makanan tambahan yang sangat dini sudah menjadi

tradisi yang sangat kuat dikalangan masyarakat, yang didasari atas

pertimbangan kompleks ibu-ibu tentang kebutuhan makanan anak.

Semakin anak kelihatan sehat, semakin jarang anak disusi , semakin tinggi

kesempatan untuk mendapatkan makanan tambahan (Satoto, 1992).

4. Ekonomi (pendapatan) keluarga

Pada keadaan sosial ekonomi yang kurang memuaskan, perlu

dikenalkan makanan tambahan setempat yang terjangkau keluarga. Di

negara-negara industri, hal ini terjadi terutama pada golongan sosial

ekonomi yang paling rendah. Jika dalam keluarga semacam itu ibunya

bekerja di luar rumah dan tidak dapat melanjutkan menyusui anakanya,

penghasilannya mungkin terlalu rendah untuk memungkinkannya

menggunakan menu yang disesuaikan. Dalam hal semacam ini menu yang

PDF Cre

ate! 3

Tria

l

www.scan

soft.c

om

20

dibuat sendiri di rumah adalah cocok untuk pengenalan makanan

tambahan. Demikian pula, pada penduduk yang kurang mampu di negara

yang sedang berkembang, jika pemberian ASI dihentikan pada saat yang

dini, penggunaan makanan bayi buatan sendiri dan makanan tambahan

adalah sangat penting (Suhardjo, 1992)

5. Sikap ibu

Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih

tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap tidak dapat langsung

dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang

tertutup. Sikap secara nyata ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang

tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan kondisi adanya kesesuaian

reaksi terhadap stimulus tertentu. Newcomb salah satu ahli psikologi

sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan

untuk bertindak dan merupakan motif tertentu. Sikap belum merupakan

suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi adalah merupakan ” predisposisi ”

tindakan atau perilaku (Notoatmodjo, 2003).

Ada 3 tahap perubahan sikap dimana pada masing-masing tahap

peneriman atau penolakan terhadap hal yang baru, yang ada pada

gilirannya akan mempengaruhi terjadi atau tidaknya perubahan sikap

tersebut, adalah :

a. Perhatian (attention) ; subyek dalam tahap ini melihat atau mendengar

sesuatu yang baru

b. Pengertian ( comprehension ) : subyek mengerti hal yang baru itu

PDF Cre

ate! 3

Tria

l

www.scan

soft.c

om

21

c. Pengalaman ( yielding ) : subyek mulai mengamalkan apa yang sudah

diketahui dan dimengertinya itu

Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai 3 komponen

pokok, yaitu :

a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu obyek

b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu obyek

c. Kecenderungan untuk bertindak ( trend to behave )

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang

utuh ( total attitude ). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan,

berfikir dan emosi memegang peranan penting (Notoatmodjo, 2003).

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai

tingkatan, yaitu :

a. Menerima ( receiving )

Menerima, diartikan bahwa orang (subyek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek). Misalnya, sikap ibu

terhadap program makanan tambahan dilihat dari segi kesediaan dan

perhatian ibu terhadap penyuluhan-penyuluhan tentang program

makanan tambahan.

b. Merespon ( responding )

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

PDF Cre

ate! 3

Tria

l

www.scan

soft.c

om

22

mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau

salah adalah berarti oarang menerima ide tersebut.

c. Menghargai ( valuing )

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu sikap tingkat

tiga. Misalnya, ibu-ibu yang telah mendapatkan penyuluhan tentang

makanan tambahan mau membagi informasi tersebut kepada keluarga

yang lain adalah suatu bukti bahwa keluarga tersebut telah mempunyai

sikap positif terhadap program makanan tambahan.

d. Bertanggung jawab ( responsible )

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.

6. Motivasi

Motivasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan rangsangan,

dorongan dan pembangnkit tenaga pada seseorang dan sekelompok

masyarakat agar mau bekerja dan bekerjasama secara optimal sesuai

dengan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan (Purwanto, 1998).

Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang

menuju sebuah tujuan. Kata motivasi berasal dari bahasa latin movere,

yang bermakana bergerak. Namun motivasi melibatkan lebih dari sekedar

gerakan fisik dan mental (Walgito, 2002).

PDF Cre

ate! 3

Tria

l

www.scan

soft.c

om

23

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi adalah sebagai berikut :

a. Kebutuhan-kebutuhan pribadi

b. Tujuan-tujuan dan persepsi-persepsi orang atau kelompok yang

bersangkutan

c. Cara dengan apa kebutuhan-kebutuhan serta tujuan-tujuan tersebut

akan direalisasikan

Macam-macam motivasi :

a. Motivasi instrinsik

Adalah motivasi yang berasal dari diri seseorang itu sendiri tanpa

dirangsang dari pihak luar, misal : Seorang ibu memberikan ASI

kepada bayinya tanpa ada dorongan dari pihak luar.

b. Motivasi ekstrinsik

Adalah motivasi yang datang karena adanya rangsangan dari pihak

luar, misalnya : seorang ibu memberikan MP-ASI kepada bayinya

karena terpengaruh iklan makanan pendamping ASI.

7. Dukungan suami

Setiap manusia ditakdirkan untuk berpasang-pasangan, dalam hal ini

didalam menjalani kehidupan seorang istri sangat membutuhkan

keberadaan maupun peran serta seorang suami, dukungan dari keluarga

atau orang terdekat (suami) akan memberikan cinta dan perasaan

berbagai beban, kemampuan berbicara kepada seseorang dan

mengekpresikan perasaan secara terbuka dapat membantu dalam

menguasai keadaan ( Ingela, 1999).

PDF Cre

ate! 3

Tria

l

www.scan

soft.c

om

24

Dukungan keluarga khususnya suami dapat melemahkan dampak

stress atau tekanan yang disebut efek penyangga dan secara langsung

memperkokoh kesehatan mental individu dan keluarga (Ingela, 1999).

Dukungan keluarga (suami) merupakan strategi koping penting

pada saat mengalami strees dan berfungsi sebagai strategi preventiv

untuk mengurangi strees dan konsekuensinya negatif (Friedman, 1998).

Dukungan suami dapat berupa antara lain :

a. Dukungan emosional atau psikologis

Dukungan ini dapat berupa perhatian, mendampingi dan menemani

istri pada saat menyusui bayinya.

b. Dukkungan informasi

Dukungan informasi suami yang diberikan adalah informasi-

informasi yang dibutuhkan tentang cara-cara menyusui bayinya yang

baik. Informasi tersebut dapat diperoleh secara langsung maupun

melalui majalah atau buku-buku tentang cara menyusui.

c. Dukungan penilaian

Dukungan penuilaian berupa penilaian yang positif dari suami

terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada istri setelah

menyusui anaknya.

d. Dukungan financial

Dukungan financial adalah berupa keuangan atau dan untuk biaya

bayinya dan keluarga.

PDF Cre

ate! 3

Tria

l

www.scan

soft.c

om

25

F. Perilaku

Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik bisa diamati

secara langsung maupun tidak dapat diamati secara langsung oleh pihak luar.

Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku terdiri dari :

1. Persepsi (Perception) adalah mengenal atau memilih berbagai obyek

sehubungan dengan tindakan yang akan diambil yang merupakan praktek

tingkat pertama, misalnya : ibu-ibu dapat memanfaatkan ASI dengan baik

dengan cara diberikan pada bayinya.

2. Respon terpimpin (Guided Respon) adalah dapat melakukan sesuatu sesuai

dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh yang merupakan

indikator praktek tingkat kedua, misal : seseorang ibu dapat memberikan

ASI pada anaknya sesuai dengan cara-cara yang benar.

3. Mekanisme (Mechanisme) adalah seseorang telah dapt sesuatu dengan

benar secara otomatis atau sesuatu sudah merupakan kebiasaan, maka

dapat mencapai praktek tingkat tiga, misal : seorang ibu dapat lancar

dalam memberikan ASI pada bayinya dengan baik dan benar.

4. Adaptasi ( Adaptation) adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah

berkembang dengan baik artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa

mengurangi kebenaran tindakan, misal : seorang ibu dapat memberikan

ASI kepada anaknya sesuai dengan kebutuhan bayinya.

Pengukuran suatu perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu

dengan melakukan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah

PDF Cre

ate! 3

Tria

l

www.scan

soft.c

om

26

dilakukan. Pengukuran secara langsung yaitu dengan mengobservasi tindakan

atau kegiatan seseorang.

Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi

karena merupakan hasil dari resultasi dari berbagai faktor, baik internal

maupun eksternal (lingkungan). Pada garis besarnya perilaku manusia dapat

terlihat dari 3 aspek yaitu aspek fisik, aspek psikis dan aspek sosial. Akan

tetapi dari aspek tersebut sulit untuk ditarik garis yang tegas dalam

mempengaruhi perilaku manusia. Secara lebih terperinci perilaku manusia

sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti

pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, serta sikap

(Notoatmodjo, 2003). Dalam pemanfatan ASI sekarang banyak ibu-ibu yang

tidak mau memberikan ASI kepada bayinya dengan alasan ibu bekerja,

payudara sakit, air susu sedikit, hamil lagi, ibu bekerja dan pengaruh sosial

budaya, dengan keadaan ini menimbulkan rasa keraguan ibu untuk

memberikan ASI kepada bayinya.

Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor

baik dari dalam maupun dari luar subyek. Dalam perilaku kesehatan menurut

Notoatmodjo (2003) yang mengutip dari Lawrence Green ada 3 teori sebagai

penyebab masalah kesehatan, yaitu :

1. Faktor Predisposisi (Predisposing Factor)

Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap

kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang

berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat

PDF Cre

ate! 3

Tria

l

www.scan

soft.c

om

27

pendidikan, tingkat sosial ekonomi. Faktor-faktor ini terutama yang

positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering disebut faktor

pemudah.

2. Faktor Pemungkin (Enabling Factor)

Faktor ini mencakup ketersediaan sarana prasarana atau fasilitas

kesehatan bagi masyarakat, misalnya : air bersih, tempat pembuangan

sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan bergizi.

Termasuk fasilitas pelayanan kesehatan, seperti : Puskesmas, Rumah

Sakit, Poliklinik, Posyandu, Polindes, Pos obat desa, Dokter atau Bidan

praktik swasta. Faktor ini pada hakikatnya mendukung atau

memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini

disebut faktor pendukung atau faktor pemungkin.

3. Faktor Penguat (Reinforcing Factor)

Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat,

tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas kesehatan. Termasuk juga

Undang-Undang, peraturan-peraturan baik pusat maupun pemerintah

daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat

masyarakat kadang-kadang bukan hanya memerlukan pengetahuan dan

sikap positif dan dorongan fasilitas saja, melainkan tokoh agama, para

petugas, lebih-lebih para petugas kesehatan. Disamping itu Undang-

Undang juga memperkuat perilaku masyarakat (Notoatmodjo, 2003).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku berawal dari

adanya pengalaman seseorang serta faktor-faktor dari luar (lingkungan),

PDF Cre

ate! 3

Tria

l

www.scan

soft.c

om

28

baik fisik maupun non fisik, kemudian pengalaman dan lingkungan

terssebut diketahui, dipersepsikan, diyakini, sehinga menimbulkan suatu

motivasi, niat untuk bertindak, yang akhirnya terjadilah perwujudan niat

yang berupa perilaku.

Gambar.1. Skema perilaku

(Sumber Lawrence green, dalam Notoatmodjo (2003))

Eksternala. Pengalamanb. Fasilitasc. Sosio-budaya

(tradisi)

ResponPerilaku

Internala. Persepsib. Pengetahuanc. Keyakinand. Motivasie. Niatf. Sikap

PDF Cre

ate! 3

Tria

l

www.scan

soft.c

om

29

G. Kerangka Teori

Gambar.2. Kerangka Teori

Sumber: Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2003), Kodyat (1998).

H. Kerangka Konsep

Gambar.3. Kerangka Konsep

Faktor Pemudah(Predisposing Faktor)- Persepsi- Motivasi- Tradisi- Sikap- Nilai- Pendidikan- Pengetahuan- Kepercayaan- Keyakinan

Faktor pemungkin(Enabling Faktor)- Fasilitas pelayanan

kesehatan- Lingkungan fisik

Faktor Pendorong- Perilaku petugas

kesehatan dan tokohmasyarakat

- Dorongan keluarga

Perilaku ibumemberikan MP-ASIpada usia dini

- Persepsi- Motivasi- Tradisi- Sikap- Dukungan

Perilaku ibu memberikanMP-ASI pada usia dini

PDF Cre

ate! 3

Tria

l

www.scan

soft.c

om

30

I. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah studi kualitatif alasan ibu memberikan

MP-ASI pada usia dini. Untuk menjelaskan variabel tersebut maka alasan ibu

dalam memberikan MP-ASI pada usia dini dapat dilihat dari 5 aspek yaitu :

persepsi tentang manfaat MP-ASI, motivasi pemberian MP-ASI, tradisi yang

berlaku didaerah setempat tentang pemberian MP-ASI, sikap ibu dalam

memberikan MP-ASI dan dukungan suami dalam memberikan MP-ASI.

PDF Cre

ate! 3

Tria

l

www.scan

soft.c

om