i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN STROKE NON HEMORAGIK
DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN
CEREBRAL DI RUANG KENANGA RSUD Dr. SOEDIRMAN
KEBUMEN
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan
Program Studi Pendidikan Diploma III Keperawatan
RINI NUR’AENI YULIATUN
A01401950
PROGRAM STUDI DIII AKADEMI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2017
ii
iii
iv
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN ORISINALITAS ......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI........................................................ iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
ABSTRAK ....................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan ....................................................................................................... 4
D. Manfaat ..................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan ....................................................... 6
B. Perfusi Jaringan Cerebral .......................................................................... 20
C. Oksigenasi ................................................................................................. 21
D. Tekanan Intrakranial Pada Stroke Hemoragik .......................................... 23
E. Managemen Stabilisasi Tekanan Intrakranial ........................................... 26
BAB III METODE STUDI KASUS
A. DesainStudi Kasus .................................................................................... 29
B. Subyek Studi Kasus .................................................................................. 29
C. Fokus Studi Kasus ..................................................................................... 30
vi
D. Definisi Operasional ................................................................................. 30
E. Instrumen Studi Kasus .............................................................................. 30
F. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 30
G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus ................................................................. 31
H. Analisis Data dan Penyajian Data ............................................................. 31
I. Etika Studi Kasus ...................................................................................... 32
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
A. HasilStudi Kasus ....................................................................................... 34
1. Ringkasan Asuhan Keperawatan Ny. M ............................................ 34
2. Ringkasan Asuhan Keperawatan Ny. P ............................................. 40
B. Pembahasan ............................................................................................... 44
C. Keterbatasan Studi Kasus ......................................................................... 55
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................................... 56
B. Saran ......................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 58
LAMPIRAN ..................................................................................................... 60
vii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 : Lembar Konsultasi
2. Lampiran 2 : Format pengkajian
3. Lampiran 3 : Catatan Asuhan Keperawatan
4. Lampiran 4: SOP Pemberian Oksigenasi
5. Lampiran 5 : Lembar SAP
6. Lampiran 6 : Lembar Balik & Leafet
7. Lampiran 7: Jurnal Keperawatan
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah banyak
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya. Hanya dengan pertolongan-Nya
penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir DIII Keperawatan yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami StrokeNon Hemoragik Dengan
Masalah Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Cerebral di Ruang Kenanga RSUD
Dr. Soedirman Kebumen”.
Tidak lupa pula pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu baik secara moril
maupun materil, ataupun hal-hal lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu. Dengan kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih yang tak
terhingga kepada yang terhormat :
1. Bpk. Moh. Darikin dan Ibu Liasih, selaku orang tua yang telah
memberikan dukungan, do’a dan materil dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini
2. Hj. Herniyatun M.Kp, Sp.Mat, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Gombong
3. Nurlaila S.Kep.Ns.M.Kep Selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong yang telah memberikan
ilmunya dan waktu untuk kelancaran pembuatan proposal karya tulis
ilmiah ini.
4. Dadi Santoso S.Kep.Ns M.Kep, selaku pembimbing yang telah
memberikan motivasi dan masukan dalam penyusunan karya tulis ilmiah
DIII Keperawatan ini.
5. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan
tahun akademik 2017 yang selalu memberikan semangat.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah akhir DIII Keperawatan ini
masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak agar menjadi lebih baik.
ix
Gombong, Juni 2017
Penulis
x
Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KTI, Agustus 2017
Rini Nur’aeni Yuliatun¹, Dadi Santoso S.Kep Ns, M.Kep²
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN STROKE NON HEMORAGIK
DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN
CEREBRAL DI RUANG KENANGA RSUDDr. SOEDIRMAN
KEBUMEN
Latar belakang: Stroke merupakan gejala kerusakan otak yang mendadak, dan
disebabkan oleh iskemik maupun hemorhagik. Oksigenasi sangat dibutuhkan untuk
mengatasi masalah ketidakefektifan perfusi jaringan serebral.
Tujuan: Memberikan gambaran asuhan keperawatan pasien stroke non hemorhagik
dengan ketidakefektifan perfusi jaringan serebral.
Metode: Penggunaan metode karya tulis ilmiah ini adalah deskriptif analitik dengan
pendekatan studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, pememeriksaan
fisik, dan dokumentasi. Subyek 2 pasien stroke non hemorhagik dengan ketidakefektifan
perfusi jaringan serebral.
Hasil: Setelah dilakukan pemberian oksigen dan posisi yang tepat pada pasien stroke non
hemoragik, gangguan perfusi jaringan serebral pada pada pasien berkurang.
Kesimpulan: Asuhan keperawatan dengan pemberian oksigenasi dan posisi yang tepat
pada pasien terbukti dapat mengurangi ketidakefektifan perfusi jaringan serebral pada
stroke non hemorhagik.
Kata kunci : Stroke, Oksigenasi, Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
xi
D III Program of Nursing Department
MuhammadiyahHealth Science Institute of Gombong
Scientific Paper, August 2017
Rini Nur’aeni Yuliatun¹, Dadi Santoso S.Kep Ns, M.Kep²
ABSTRACT
THE NURSING CARE FOR NON-HEMOR1RHAGIC STROKE CLIENTS
HAVING PROBLEMS WITHINEFFECTIVENESS OF CEREBRAL TISSUE
PERFUSIONIN KENANGA WARD OF DR.SOEDIRMAN HOSPITAL
KEBUMEN
Background: Stroke is a symptom of sudden brain disorder caused by ischemic and or
hemorrhagic. Oxygenation is needed by stroke patients with ineffective perfusion of
cerebral tissue.
Objective: Describing the nursing care for non-hemorrhagic stroke patients having
problems with the ineffective cerebral tissue perfusion.
Method: This scientific paper is an analytical descriptive with a case study approach.
Data were obtained through interview, observation, physical examination, and
documentation study. The subjects were 2 patients suffering from non-hemorrhagic stroke
with ineffective perfusion of cerebral tissue.
Result:After having oxygenation and the right position of the patients, there was a
decrease in the disorder of cerebral tissue perfusion.
Conclusion: Giving oxygenation and right position of patient can help solve the
ineffectiveness of celebral tissue perfusion.
Keywords: Stroke, oxygenation, ineffective perfusion of cerebral tissue
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke didefinisikan sebagai gejala kerusakan atau serangan otak secara
mendadak yang disebabkan oleh iskemik maupun hemoragik di otak. Gejala
ini berlangsung 24 jam atau lebih pada umumnya terjadi akibat berkurangnya
aliran darah ke otak, yang menyebabkan cacat atau kematian (Widjaja, 2012).
Stroke adalah gangguan fungsional yang terjadi secara mendadak berupa
tanda-tanda klinis baik lokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24
jam atau dapat menimbulkan kematian yang disebabkan gangguan peredaran
darah ke otak, antara lain peredaran darah sub arakhnoid, peredaran intra
serebral dan infark cerebral (Israr 2008). Jumlah penderita stroke terus
meningkat setiap tahunnya, bukan hanya menyerang mereka yang berusia tua,
tetapi juga orang muda pada usia produktif (Anderson, 2008).
Menurut WHO setiap tahun 15 juta orang di seluruh dunia mengalami
stroke. Sekitar 5 juta menderita kelumpuhan permanen. Dikawasan Asia
Tenggara terdapat 4,4 juta orang mengalami stroke (WHO, 2010). Stroke
merupakan penyebab kematian kedua di dunia, sedangkan di amerika serikat
stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak setelah penyakit
kardiovaskuler dan kanker. Kasus stroke meningkat di negara maju seperti
Amerika, dimana kegemukan dan junk food telah mewabah. Setiap tahun,
hampir 700.000 orang Amerika mengalami stroke, dan stroke mengakibatkan
hampir 150.000 kematian. Amerika Serikat mencatat setiap 45 detik terjadi
kasus stroke, dan setiap 4 detik terjadi kematian akibat stroke (Kalim, 2011).
Di Indonesia, jumlah penderita stroke terbanyak dan menduduki urutan
pertama di Asia dan ke empat di dunia, setelah India, Cina, dan Amerika.
Berdasarkan data terbaru dari hasil Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi
stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7,0 per
mil dan yang berdasarkan diagnosis gejala sebesar 12,1 per mil. Jadi
2
sebanyak 57,9% penyakit stroke telah terdiagnosis oleh nakes (Riskesdas
2013). Prevalensi Stroke berdasarkan diagnosis nakes dan gejala tertinggi
terdapat di Sulawesi Selatan (17,9%), diikuti daerah Istimewa Yogyakarta
(16,9%) (RisKesDas, 2013).
Di kabupaten kebumen sendiri penyakit stroke menduduki peringkat
ke-4 dalam daftar penyakit tidak menular di Puskesmas dan Rumah Sakit di
kabupaten Kebumen, setelah Hipertensi, Diabetes Mellitus, dan Stroke
Hemoragik. Jumlah penderita penyakit stroke pada tahun 2015 sebanyak 137
penderita, dan meningkat setiap tahunnya. 78 penderita mengalami Stroke
Hemoragik, dan sisanya adalah Stroke Non Hemoragik. (Profil Kesehatan
Kabupaten Kebumen 2015).
Menurut (Amir Huda, 2015), Stroke Non Hemoragik mengakibatkan
beberapa masalah yang muncul, seperti Gangguan menelan, Nyeri akut,
Hambatan mobilitas fisik, Hambatan komunikasi verbal, Defisit perawatan
diri, ketidakseimbangan nutrisi, dan salah satunya yang menjadi masalah
yang menyebabkan kematian adalah gangguan perfusi jaringan cerebral.
Gangguan perfusi jaringan adalah suatu penurunan jumlah oksigen yang
mengakibatkan kegagalan untuk memelihara jaringan pada tingkat perifer.
Ketidakefektifan perfusi apabila tidak ditangani dengan segera akan
meningkatkan tekanan intra kranial. Sehingga penanganan utama pada pasien
ini adalah meningkatkan status O2 dan memposisikan pasien head up 15-30˚
(Kusuma, 2012). Oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsur
vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup
seluruh sel tubuh (Imelda, 2009). Adanya kekurangan oksigen ditandai
dengan Hipoksia yang dalam proses lanjut dapat menyebabkan kematian
jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan (Anggraini dan Hafifah, 2014).
Pada gangguan perfusi serebral di jumpai adanya Peningkatan Tekanan
Intra Kranial (PTIK) dengan tanda klinis berupa nyeri kepala yang tidak
hilang-hilang dan semakin meningkat, penurunan kesadaran, dan untah
proyektil. PTIK merupakan kasus gawat darurat dimana cedera otak
3
irreversibel atau kematian dapat dihindari dengan intervensi tepat pada
waktunya (Hisam, 2013).
Penanganan kegawatan pada pasien gangguan perfusi serebral salah
satunya adalah melakukan pengontrolan PTIK yaitu dengan memberikan
posisi kepala head up (15-30˚). Pemberian posisi head up (15-30˚) dilakukan
dengan tujuan untuik meningkatkan venous drainage dari kepala selain itu
elevasi kepala dapat menyebabkan penurunan tekanan darah sistemik dan
dapat dikompromi oleh tekanan perfusi serebral. Teori yang mendasari
elevasi kepala ini adalah peninggian anggota tubuh diatas jantung dengan
vertical axis, akan menyebabkan cairan cerebro spinal (CSS) terdistribusi dari
cranial ke subarakhnoid spinal dan memfasilitasi venus return serebral
(Sunardi, 2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Satariyah (2012), didapatkan hasil
bahwa ada perbedaan bermakna antara tekanan darah dan nadi sebelum dan
sesudah pemberian posisi kepala head up (15-30˚) pada pasien dengan PTIK.
Pemberian posisi ini membutuhkan pemantauan ketat terhadap adanya
perubahan TIK (Nyeri kepala, tingkat kesadaran, denyut nadi, tekanan darah,
dan suhu tubuh).
Peran petugas kesehatan sangat dibutuhkan, sebagai perawat harus
mengkaji dan memastikan bahwa tindakan medis telah dilakukan.
Pemantauan peningkatan TIK dan status respirasi pada pasien dengan Stroke
Non Hemoragik penting dilakukan oleh perawat untuk mencegah perluasan
kerusakan otak. Sebagai salah satu tindakan yang dapat dilakukan yaitu
pemberian oksigenasi yang tepat dan memposisikan kepala head up (15-30˚)
untuk mencegah bahaya aliran balik vena ke kepala.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
Asuhan keperawatan, dan menganalisis hasil Asuhan keperawatan pada klien
dengan masalah keperawatan gangguan perfusi jaringan serebral pada pasien
Stroke Non Hemoragik.
4
B. Rumusan Masalah
“Bagaimana gambaran asuhan keperawatan pasien Stroke Non Hemoragik
dengan ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral”.
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan umum
Menggambarkan asuhan keperawatan pasien Stroke Non Hemoragik
dengan ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral.
2. Tujuan khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada
pasien Stroke Non Hemoragik dengan ketidakefektifan perfusi
jaringan cerebral.
b. Penulis mampu melakukan perumusan diagnosa asuhan keperawatan
pada pasien Stroke Non Hemoragik dengan ketidakefektifan perfusi
jaringan cerebral.
c. Penulis mampu membuat intervensi keperawatan asuhan keperawatan
pada pasien Stroke Non Hemoragik dengan ketidakefektifan perfusi
jaringan cerebral.
d. Penulis mampu melakukan implementasi keperawatan pada pasien
Stroke Non Hemoragik dengan ketidakefektifan perfusi jaringan
cerebral.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien Stroke
Non Hemoragik dengan ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral.
f. Penulis mampu menganalisa hasil asuhan keperawatan pada dua
pasien Stroke Non Hemoragik dengan ketidakefektifan perfusi
jaringan cerebral
D. Manfaat Studi Kasus
Studi kasus ini diharapkan memberikan manfaat bagi :
1. Bagi masyarakat pengelola pasien dengan Stroke Non Hemoragik dapat
mengetahui penanganan gangguan perfusi jaringan cerebral.
5
2. Bagi pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan :
Menambah keluasan Ilmu dan Teknologi terapan bidang keperawatan
dalam pemberian asuhan dengan gangguan perfusi jaringan cerebral pada
pasien Stroke Non Hemoragik.
3. Bagi penulis :
Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset
keperawatan, khususnya studi kasus mengenai asuhan keperawatan
pasien dengan ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral pada pasien
Stroke Hemoragik.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson.2008.Konsep Keperawatan Dasar,Jakarta:EGC
Asmadi.2008.Konsep Dasar Keperawatan,Jakarta:EGC
Blissit, et al. Cerebrovaskuler Dynamic with head-of-bed elevation in patient with
mild or moderate vasospasme after aneurysmal subarachnoid hemorrhage
American Journal Of Critical Care volume:15 issue:2 page:206-
216.Published ; Mar 2006. Di akses tanggaal 11/06/2017
Carpenito-Moyet,L J.2007.Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Edisi 10.Jakarta:
EGC
Carpenito,Lynda jual.2009.Diagnosa Keperawatan Aplikasi Klinis.Jakarta:EGC
Dermawan.2012.Proses Keperawatan Konsep dan Kerangka Kerja.Jilid 1,
Yogyakarta:Gosyen Publishing
Guston A.C dan J.E Hall.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:FK UI
2007
Harsono.2010.Buku Ajar Neurologi Klinis,Yogyakarta : UGM pres
Heather. 2010. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011/editor
Herdman : alih bahasa, Made Sumarwati, Dwi Widiarti, Esti Tiarz; editor
edisi bahasa indonesiaa, Monica Ester.Jakarta:EGC.
Herdman.H.T.2012.Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi, Jakarta:
EGC
Iskandar.2011.Teknik Analisis Data Kuantitatif dan
Kualitatif.www.slideshare,net/NastitiChristianto/Teknik+analisis+data+ku
antitatif+dan+kualitatif.Di akses tanggal 10/06/2017
Israr.2008.Stroke.Karya Tulis Ilmiah.Fakultas Kedokteran Universitas Riau.RSU
Arifin Achmad Pekanbaru
Kalim.2012.Mengenal Jenis-Jenis
Stroke.Medicastro.com/Strokke+mengenal+jenis-jenis+stroke.php diakses
tanggal 09/06/2017
Muttaq in.2008.Mengantisipasi Stroke.Cetakan 1, Yogyakarta:Buku Biru
Amir Huda N Nardi Kusuma.2015.NANDA NIC NOC.2015.Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis.Jilid3.diterjemahkan
oleh,Yogyakarta
Petter & Perry.2009.Fundamental of Nursing 7 th Edition, Jakarta:EGC
Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas).(2013).Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian RI tahun 2013.Diakses. 19 Oktober 2014,dari
http://www.depkes.go.id/resource/general/hasil%20Riskesdas%202013.pd
f. Diakses tanggal 06/06/2017
Satariyah.2012.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid3,Jakarta:Pusat Penerbitan
FKUI
Vincent Thamburaj.2008.Intracranial Pressure.Diambil 12 Mei 2017.www.
intracranial pressure monitoring
Widjaja.2012.Customer Relationship Managemen.Jakarta:Harvarindo.
Wilkinson, Judith M.2011.Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Jakarta:EGC
Wilkinson & Ahern.2013.Buku Saku Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:EGC
LAMPIRAN
1. Lembar Konsultasi
2. Format pengkajian
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN DEWASA
Tanggal masuk Rumah sakit :
Tanggal Pengkajian :
Ruang :
Pengkaji :
A. PENGKAJIAN
DATA SUBYEKTIF
1. BIODATA
a. Identitas asien
Nama :
No.CM :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Agama :
Suku/Bangsa :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Diagnosa Medis :
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Agama :
Suku/Bangsa :
Pekerjaan :
Hub. Dengan pasien :
2. Keluhan Utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat Penyakit Dahulu
5. Riwayat Penyakit Keluarga
6. Pola pengkajian menurut Virginia Handerson
a. Pola Oksigenasi
b. Pola Nutrisi
c. Pola Eliminasi
d. Pola Aktifitas
e. Pola Istirahat
f. Pola Berpakaian
g. Pola Menjaga Suhu Tubuh
h. Pola Personal Hygiene
i. Pola Aman dan Nyaman
j. Pola Komunikasi
k. Pola Spiritual
l. Pola Rekreasi
m. Pola Bekerja
n. Pola Belajar
DATA OBYEKTIF
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum ( KU ):
b. Kesadaran :
c. Vital Sign :
Tekanan Darah :
Nadi :
Suhu :
RR :
d. Pemeriksaan Head to Toe
1) Kepala :
2) Mata :
Pupil :
Conjungtiva :
Sclera :
3) Hidung :
4) Mulut :
Bibir :
Lidah :
Gigi :
5) Telinga :
6) Leher :
7) Dada :
Paru – Paru
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi :
Jantung
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi :
Abdomen
Inspeksi :
Auskultasi :
Palpasi :
Perkusi :
8) Ekstremitas :
9) Kulit :
10) Genetalia :
8. Pemeriksaan Penunjang
9. Program Therapy
B. ANALISA DATA
No. Hari/tanggal Data Fokus Problem Etiologi TTD
C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
E. IMPLEMENTASI
Hri/Tanggal Dx Implementasi Evaluasi TTD
F. EVALUASI
Hari/Tangg
al Dx S O A P
TT
D
3. Catatan Asuhan Keperawatan
4. SOP Pemberian oksigenasi
OKSIGEN DENGAN BINASAL KANUL
No dokumen
SPO-UPT-KES-KD/00/002/17
Nomer revisi : 000
Halaman 1 dari 1
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
01 April 2014
PENGERTIAN Pemberian oksigen melalui hidung dengan Non
Rebreathing Masker
TUJUAN Mempertahankan dan memenuhi kebutuhan oksigen
KEBIJAKAN Pasien dengan gangguan oksigenasi
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Tabung O2 lengkap dengan manometer
2. Pengukuran aliran aliran flow dan humidifier
3. Selang Non Rebreathing Masker
4. Cotton bud
5. APD (sarung tangan dan masker)
PROSEDUR
PELAKSANAAN A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data dari rekam medik pasien
2. Mengecek kembali kelengkapan alat
3. Hand hygiene (Hand Wash/Hand scrub)
4. Mendekatkan alat dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan teraupetik
2. Menjelaskan tujuan & prosedur tindakan pada
keluarga/klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Memastikan tabung masih berisi oksigen dengan
melihat manometer
3. Mengobservasi kebersihan lubang hidung bila kotor
bersihkan menggunakan cotton bud
4. Menyambung selang Non Rebreathing masker O2
dengan himidifier
5. Mengatur posisi semi fowler dan menjaga privasi
pasien
6. Membuka flow meter dengan ukuran yang sesuai
dengan kebutuhan dan memastikan ada aliran udara
dengan cara merasakan aliran oksigen di punggung
telapak tangan
7. Memasang Non Rebreathing masker pada hidung
pasien dengan hati-hati
8. Memperhatikan reaksi dan menanyakan respon
pasien
9. Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan pasien
2. Membaca tahmid dan berpamitan dengan pasien
3. Membereskan alat
4. Hand hygiene (Hand wash/Hand Scrup)
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT TERKAIT Rawat Inap
IGD
Rawat Jalan
5. Lembar SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
STROKE
Pokok Bahasan : Stroke
Sasaran : Pasien dan keluarganya
Hari / tanggal : Rabu, 12 juli 2017
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Kenanga RSUD Dr. Soedirman Kebumen
A. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan
keluarga pasien dapat memahami tentang penyakit Stroke.
B. TUJUAN KHUSUS
1. Keluarga dapat menyebutkan definisi, tanda dan gejala, penyebab, jenis
penyakit serta cara penanganan penyakit Stroke.
2. Keluarga dapat berperan dalam melakukan perawatan terhadap anggota
keluarga yang menderita Stroke.
C. MATERI
Terlampir
D. METODE
Ceramah dan tanya jawab.
E. MEDIA
Leaflet dan lembar balik.
F. KEGIATAN PENYULUHAN
No. Kegiatan Waktu Evaluasi
1.
1.
Memberi salam,
menanyakan keadaan
pasien
5’ Pasien dan keluarga menjawab
salam, mempersilahkan masuk
dan menyampaikan keadaan
Pasien.
2. Menjelaskan maksud
kedatangan dan
membuat kontrak
waktu
5’ Pasien dan keluarga
mendengarkan dengan seksama
dan menyetujui kontrak waktu
yang ditetapkan bersama
3. Melakukan pendidikan
kesehatan tentang
Stroke
10’ Pasien memperhatikan dengan
seksama.
4. Menanyakan kepada
pasien dan keluarga
tentang kejelasan
materi yang
disampaikan.
Mempersilahkan
pasien/ keluarga pasien
mengajukan pertanyaan
5’ Menanggapi dengan memberikan
pertanyaan
Menjawab pertanyaan dari pasien
atau keluarganya
5. Mengakhiri kontrak
waktu dan berpamitan
kepada pasien dan
keluarganya
5’ Pasien dan keluarga
mempersilahkan dengan baik
G. EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan mengajukan pertanyaan dan melihat proses
selama penyuluhan dan evaluasi hasil berdasarkan tujuan yang telah
ditetapkan.
Lampiran
MATERI PENYULUHAN
STROKE
A. Pengertian Stroke
Stroke didefinisikan sebagai gejala kerusakan atau serangan otak secara
mendadak yang disebabkan oleh iskemik maupun hemoragik di otak. Gejala
ini berlangsung 24 jam atau lebih pada umumnya terjadi akibat
berkurangnya aliran darah ke otak, yang menyebabkan cacat atau kematian
(Widjaja, 2012). Stroke adalah gangguan fungsional yang terjadi secara
mendadak berupa tanda-tanda klinis baik lokal maupun global yang
berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menimbulkan kematian yang
disebabkan gangguan peredaran darah ke otak, antara lain peredaran darah
sub arakhnoid, peredaran intra serebral dan infark cerebral (Israr 2008).
B. Tanda dan Gejala
Kenali gejala stroke dengan kata “WASPADA”
Wajah perot
Anggota gerak lemah
Sensibilitas atau rasa raba terganggu separuh
Pelo atau bicara tidak jelas
Afasia atau sukar berkomunikasi
Disorientasi atau bingung mendadak
Apabila ada salah satu gejala di atas segera ke RS
C. Penyebab
Kekurangan suplai oksigen yang menuju ke otak
Pecahnya pembuluh darah di otak karena kerapuhan pembuluh darah di
otak
Faktor resiko medis : Hipertensi (tekanan darah tinggi), kolesterol,
Gangguan jantung, Diabetes, Riwayat stroke dalam keluarga
Faktor resiko perilaku : Merokok, makanan tidak sehat, alkohol, kurang
olahraga
D. Jenis Stroke
1. Stroke Hemoragik
Pada stroke hemoragik pembuluh darah pecah sehingga menghambat
aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di
otak dan merusaknya.
2. Stroke Iskemik
Pada stroke iskemik aliran darah ke otak terhenti karena penumpukkan
kolesterol pada dinding pembuluh darah (arterosklerosis) atau
menyumbatnya pembuluh darah ke otak karena pembekuan darah.
E. Pencegahan
Periksa tekanan darah secara rutin. Riset menunjukan rajin kontrol
mengurangi 40% risiko stroke
Lakukan latihan olahraga
Konsumsi makanan yang bergizi
Kurangi makanan berlemak
Jauhi alkohol
DAFTAR PUSTAKA
Satariyah.2012.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid3,Jakarta:Pusat Penerbitan
FKUI
Muttaq in.2008.Mengantisipasi Stroke.Cetakan 1, Yogyakarta : Buku Biru
6. Lembar Balik
PENGERTIAN STROKE
Pengertian StrokeStroke didefinisikan sebagai gejala kerusakan atau serangan otak secara mendadak yang disebabkan oleh iskemik maupun hemoragik di otak. Gejala ini berlangsung 24 jam atau lebih pada umumnya terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke otak, yang menyebabkan cacat atau kematian
Stroke adalah gangguan fungsional yang terjadi secara mendadak berupa tanda-tanda klinis baik lokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menimbulkan kematian yang disebabkan gangguan peredaran darah ke otak, antara lain peredaran darah sub arakhnoid, peredaran intra serebral dan infark cerebral
JENIS STROKE
Stroke Hemoragik
Pada stroke hemoragik pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya
Stroke Iskemik
Pada stroke iskemik aliran darah ke otak terhenti karena penumpukkan kolesterol pada dinding pembuluh darah (arterosklerosis) atau menyumbatnya pembuluh darah ke otak karena pembekuan darah.
PENYEBAB
Kekurangan suplai oksigen yang menuju ke otak
Pecahnya pembuluh darah di otak karena kerapuhan pembuluh darah di otak
Faktor resiko medis : Hipertensi (tekanan darah tinggi), kolesterol, Gangguan jantung, Diabetes, Riwayat stroke dalam keluarga
Faktor resiko perilaku : Merokok, makanan tidak sehat, alkohol, kurang olahraga
TANDA DAN GEJALA
Periksa tekanan darah secara rutin. Riset menunjukan rajin kontrol mengurangi 40% risiko stroke
Lakukan latihan olahraga
Konsumsi makanan yang bergizi
Kurangi makanan berlemak
Jauhi alkohol
PENCEGAHAN