i
ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA AN. F
UMUR 2 TAHUN DENGAN DIARE DEHIDRASI
SEDANG DI PUSKESMAS MANTINGAN
NGAWI
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan
Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Vivi Andriastutik
NIM B13140
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapatmenyelesaikanKaryaTulisIlmiahyang berjudul : “AsuhanKebidanan
BalitaSakitpadaAn. F umur 2 tahundenganDiareDehidrasiSedang diPuskesmas
Mantingan Ngawi”.KaryaTulisIlmiahinidisusun denganmaksuduntukmemenuhi
tugas akhirsebagaisalahsatusyaratkelulusan dari Program Studi DIII Kebidanan
STIKes KusumaHusadaSurakarta.
Penulismenyadaribahwatanpabantuandanpengarahan dariberbagai
pihak,KaryaTulisIlmiahinitidakdapatdiselesaikandenganbaik.Olehkarena
itupenulis mengucapkanterimakasihkepada:
1. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
2. IbuSiti Nurjanah,SST.,M.Keb selakuKetuaProgramStudiDIII Kebidanan
STIKesKusumaHusadaSurakarta.
3. IbuAnisNurhidayati,SST.,M.Kes selakuDosenPembimbingyangtelah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Bapak dr. Muh El Riza selaku Kepala UPTD Puskesmas Mantingan
Ngawi yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam
melakukan Studi Kasus.
5. An. F dan keluarga yang telah bersedia menjadi responden dalam Studi
Kasus.
6. Seluruh Dosen dan Staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
7. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh
referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
v
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan
penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Surakarta, Juni 2016
Penulis
vi
ProdiDIIIKebidananSTIKesKusumaHusadaSurakarta
KaryaTulis Ilmiah,Juni2016
Vivi Andriastutik
B13140
ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA AN. F
UMUR 2 TAHUN DENGAN DIARE DEHIDRASI
SEDANG DI PUSKESMAS MANTINGAN
NGAWI
(xi+ 90halaman+ 13lampiran)
INTISARI
Latar Belakang: Angkakematian balita di Indonesiapada tahun 2012
sebesar40/1000kelahiranhidup.Penyebab utamakematianbalita di
Indonesiaadalah penyakit infeksi salah satu diantaranya adalah
diare.AngkakejadiandiarediPuskesmasMantingan Ngawipada
bulanOktober 2014 – Oktober 2015sebanyak126kasus.Diare
adalahseringnyafrekuensi buangairbesarlebihdaribiasanyadengan
konsistensiyanglebihencer.Diare jikatidaksegeraditanganidapat
menyebabkandehidrasi.
Tujuan Studi
Kasus:Melaksanakanasuhankebidananpadabalitasakitdengandiare
dehidrasisedang dengan menggunakan pendekatan 7 langkah manajemen
kebidanan menurut Hellen Varney.
Metodologi :Jenis studi kasus yang digunakan ini yaitu deskriptif
observasional yang berlokasi di Puskesmas Mantingan Ngawi, waktu
pelaksanaan tanggal 28 April 2016 – 03 Mei 2016 dan subyek studi kasus
yaitu pada An. F dengan diare dehidrasi sedangmenggunakan format
asuhan kebidanan 7 langkah Varney dengan pengumpulan data
menggunakan data primer dan data sekunder.
Hasil Studi Kasus : Setelah dilaksanakan Asuhan Kebidanan selama4
harididapatkan hasilbahwaAn.Fsudahtidakrewel,keadaanumumbaik,
ubun-ubuntidak cekung,matatidakpucat,mata
tidakcekung,mulutlembab/tidakkering,peruttidakkembung,turgorperutkem
balinormaldanBABnormal1kaliseharidengankonsistensilunakdisertaiampa
s.
Kesimpulan:Setelah dilakukan pengkajian, interpretasi data, diagnosa
potensial, tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pada
An.Fdengandiaredehidrasisedang diPuskesmasMantingan Ngawi tidak
ada kesenjanganantarateori dan pelaksanaan Studi Kasus.
Kata Kunci :Asuhankebidanan,Balita, Diaredehidrasisedang
Kepustakaan :34 literatur ( tahun 2006 – 2015 )
vii
MOTTO
1. Awali semua dengan doa dan senyum
2. Apa yang telah berlalu, sudah berlalu dan apa yang telah pergi tidak akan
kembali. Oleh karena itu jangan pikirkan apa yang telah berlalu, karena
sesungguhnya ia telah pergi dan tidak akan kembali
3. Untuk mendapatkan kesuksesan, keberanianmu harus lebih besar daripada
ketakutanmu
4. Percayalah bahwa di setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis
persembahkan :
1. Yangutamadarisegalanya,sembahsujudsertasyukurkepadaAllahSWT
yangtelahmemberikankukekuatandankemudahan,sehinggaKarya Tulis
Ilmiah yangsederhanainidapatterselesaikandenganbaik.
2. Kupersembakan
karyasederhanainikepadaorangyangsangatkusayangidan
kukasihi,IbukdanBapaktercinta.Sebagaitandabakti,hormatdanrasaterima
kasihyangtiada terhinggapadaIbuk danBapakyangtelahmemberikan
do’a, dukungan dancintakasihnya sepanjang masa yangtiada
mungkindapat kubalashanya denganselembarkertasyangbertuliskan
katacintadan persembahan.
3. Untuk2Adekku yang
tercinta.Terimakasihatassemangat,do’adanbantuankalianselamaini,hany
akaryakeciliniyangdapatakupersembahkan.
4. PembimbingtercintaIbuAnisNurhidayati,SST.,M.Kes.
5. Teman-temanseperjuanganyangtidakdapatsayasebutkan
satupersatuterima kasihcandatawadankebersamaankitaselamaini.
viii
6. Almamatertercinta.
CURICULUM VITAE
Nama : VIVI ANDRIASTUTIK
Tempat / Tanggal Lahir : Ngawi, 18 April 1994
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Bareng Rt 02 / Rw 05, Sriwedari, Karanganyar,
Ngawi
Riwayat Pendidikan
1. SD N Sriwedari 01 Karanganyar, Ngawi LULUS TAHUN 2006
2. SMP N 01 Karanganyar, Ngawi LULUS TAHUN 2010
3. SMA N 01 Sambungmacan, Sragen LULUS TAHUN 2013
4. D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan Tahun
2013/2014
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
INTISARI ..................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vii
CURICULUM VITAE ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................ 3
C. Tujuan Studi Kasus................................................................. 4
1. Umum ............................................................................... 4
2. Khusus .............................................................................. 4
D. Manfaat Studi Kasus............................................................... 5
E. Keaslian Studi Kasus .............................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis ............................................................................ 8
1. Balita................................................................................. 8
2. Diare ................................................................................. 14
3. Diare Dengan Dehidrasi Sedang ...................................... 27
B. Teori Manajemen Kebidanan ................................................. 29
1. LANGKAH 1 : PENGKAJIAN ....................................... 29
2. LANGKAH 2 : INTERPRETASI DATA ........................ 41
x
3. LANGKAH 3 : DIAGNOSA POTENSIAL..................... 43
4. LANGKAH 4 : TINDAKAN SEGERA........................... 44
5. LANGKAH 5 : RENCANA TINDAKAN ....................... 44
6. LANGKAH 6 : PELAKSANAAN ................................... 45
7. LANGKAH 7 : EVALUASI ............................................ 45
C. Landasan Hukum .................................................................... 47
BAB III METODOLOGI STUDI KASUS
A. Jenis Studi Kasus .................................................................... 49
B. Lokasi Studi Kasus ................................................................. 49
C. Subjek Studi Kasus ................................................................. 50
D. Waktu Studi Kasus ................................................................. 50
E. Instrumen Studi Kasus ............................................................ 50
F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 51
G. Alat-alat Yang Dibutuhkan ..................................................... 55
H. Jadwal Penelitian .................................................................... 55
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ....................................................................... 56
B. Pembahasan ............................................................................ 78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 87
B. Saran ....................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penilaian Jumlah Cairan................................................................. 19
Tabel 2.2 Penilaian Derajat Dehidrasi ........................................................... 20
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Studi Kasus
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Pasien
Lampiran 7. Surat Persetujuan Pasien(Informed Consent)
Lampiran 8. Lembar Pedoman Wawancara (Format ASKEB)
Lampiran 9. Lembar Observasi
Lampiran 10. Satuan Acara Penyuluhan Gizi Seimbang pada Balita
Lampiran 11. Satuan Acara Penyuluhan Gangguan Sistem Pencernaan
Lampiran 12. Dokumentasi Studi Kasus ( Foto )
Lampiran 13. Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Angka Kematian Balita (AKABA) menggambarkan tingkat
permasalahan balita, tingkat pelayanan KIA/posyandu, tingkat keberhasilan
program KIA/posyandu dan kondisi sanitasi lingkungan (Matondang, 2013).
Kondisi angka kematian Neonatal, Bayi, dan Balita di Indonesia menurut
data hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012
yaitu Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia sebesar 19
kematian/1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 32
kematian/1000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Balita sebesar 40/1000
kelahiran hidup. Penyebab utama kematian balita di Indonesia adalah
penyakit infeksi, salah satu diantaranya adalah diare (SDKI, 2012).
Diare merupakan gangguan fungsi penyerapan dan sekresi dari saluran
pencernaan, dipengaruhi oleh fungsi kolon dan dapat di identifikasi dari
perubahan jumlah, konsistensi, frekuensi dan warna dari tinja (Ridha, 2014).
Komplikasi yang dapat terjadi pada diare meliputi dehidrasi, renjatan
hipovolemik, hipokalemia (gejala meteorismus, hipotoni otot lemah dan
bradikardi), intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan
defisiensi enzim laktase, hipoglikemi, kejang terjadi pada dehidrasi
hipertonik, malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau
kronik) (Nursalam, 2008).
2
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi
Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ketahun diketahui bahwa
penyebab utama kematian akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat
baik dirumah maupun disarana kesehatan. Untuk menurunkan kematian
karena diare perlu tata laksana yang cepat dan tepat. Berbagai faktor
mempengaruhi terjadinya kematian, malnutrisi ataupun kesembuhan pada
pasien penderita diare. Pada balita, kejadian diare lebih berbahaya dibanding
pada orang dewasa dikarenakan komposisi tubuh balita yang lebih banyak
mengandung air dibanding dewasa. Jika terjadi diare, balita lebih rentan
mengalami dehidrasi dan komplikasi lainnya yang dapat merujuk pada
malnutrisi ataupun kematian (Kemenkes, 2011).
Komplikasi yang dapat terjadi pada kasus diare yaitu Dehidrasi. Diare
dengan dehidrasi sedang merupakan diare yang mengalami dehidrasi atau
kehilangan cairan 5-10% dari berat badan semula dan menunjukkan
gangguan-gangguan tanda vital tubuh. Penyakit diare bermula dari pasien
gelisah, rewel/mudah marah, mata cekung, haus, minum dengan lahap,
cubitan kulit perut kembali dengan lambat kemudian timbul diare
(Sudaryat, 2010).
Peran bidan dalam menangani kasus diare yaitu mengidentifikasi
potensi dan permasalahan klinis, menganalisis masalah, mencari alternatif
pemecahan masalah dan penyusunan rencana kerja dalam menangani kasus
diare (Rekawati, 2013).
3
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan
Desember di Puskesmas Mantingan Ngawi diperoleh data Kasus Balita Sakit
dari bulan Oktober 2014 – Oktober 2015 dari catatan Rekam Medik (RM) di
Puskesmas Mantingan Ngawi diperoleh 195 balita sakit diantaranya kasus
diare 126 orang (64,61 %), Infeksi Saluran Pernafasan Atas 56 orang
(28,72%), Typoid 11 orang (5,56 %), Pneumonia 2 orang (1,03 %). Balita
dengan diare tanpa dehidrasi 39 orang (30,96 %), dengan dehidrasi sedang
56 orang (44,4 %) dan dehidrasi berat 31 orang (24,60 %).
Berdasarkan data tersebut jumlah balita yang mengalami diare
dehidrasi sedang di Puskesmas Mantingan Ngawi masih cukup tinggi dan
jika tidak segera ditangani bisa mengalami dehidrasi berat bahkan terjadi
kematian, maka penulis tertarik untuk melaksanakan studi kasus yang
berjudul “Asuhan Kebidanan Balita Sakit pada An. F umur 2 tahun dengan
Diare Dehidrasi Sedang di Puskesmas Mantingan Ngawi”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
perumusan masalah dalam studi kasus ini adalah “Bagaimana
Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Balita Sakit pada An. F umur 2 tahun
dengan Diare Dehidrasi Sedang di Puskesmas Mantingan Ngawi dengan
menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah Varney?”
4
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Melaksanakan Asuhan Kebidanan Balita Sakit pada An. F umur 2
tahun dengan Diare Dehidrasi Sedang di Puskesmas Mantingan Ngawi
sesuai dengan manajemen kebidanan 7 langkah Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis Mampu :
1) Melakukan pengkajian yang meliputi anamnesa (data
subjektif), pemeriksaan fisik (data objektif) dan pemeriksaan
penunjang balita sakit pada An. F umur 2 tahun dengan diare
dehidrasi sedang di Puskesmas Mantingan Ngawi.
2) Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan,
masalah dan kebutuhan balita sakit pada An. F umur 2 tahun
dengan diare dehidrasi sedang di Puskesmas Mantingan
Ngawi.
3) Menentukan diagnosa potensial balita sakit pada An. F umur 2
tahun dengan diare dehidrasi sedang di Puskesmas Mantingan
Ngawi.
4) Mengantisipasi atau tindakan segera balita sakit pada An. F
umur 2 tahun dengan diare dehidrasi sedang di Puskesmas
Mantingan Ngawi.
5) Menyusun rencana asuhan kebidanan balita sakit pada An. F
umur 2 tahun dengan diare dehidrasi sedang di
5
PuskesmasMantingan Ngawi.
6) Melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun balita sakit
pada An. F umur 2 tahun dengan diare dehidrasi sedang di
Puskesmas Mantingan Ngawi.
7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada
balita sakit An. F umur 2 tahun dengan diare dehidrasi sedang
di Puskesmas Mantingan Ngawi.
b. Penulis mampu menganalisis kesenjangan antara teori dan kasus
nyata di lapangan pada balita sakit dengan diare dehidrasi sedang.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan,wawasandanpengalamanyangnyatadalam
memberikan asuhankebidananbalita sakitdengandiare dehidrasi sedang.
2. Bagi Profesi
Diharapkandapatmenjadipertimbangan bagiorganisasiprofesibidan
dalamupayameningkatkan mutudalammemberikanasuhankebidanan
balitasakitdengandiaredehidrasisedang.
3. BagiInstitusi dan Instansi
a. Bagi InstansiPuskesmas Mantingan Ngawi
Dapatdigunakansebagai masukan dalam
peningkatankualitaspelaksanaanasuhan
kebidananbalitasakitdengandiaredehidrasisedang.
6
b. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagaitambahan
wacanaataureferensisehinggadapat menambahpengetahuantentang
asuhankebidananbalita sakitdengan diaredehidrasisedang.
E. Keaslian Studi Kasus
Studi Kasustentangasuhankebidananbalitasakitdengandiare
dehidrasisedangpernahdilaksanakanoleh:
1. SriWinarsih (2013),STIKesKusumaHusadaSurakartadengan judul
“AsuhanKebidananpadaBalitaSakitAn.I dengan DiareDehidrasi
SedangdiRSUDdr.Moewardi Surakarta”. JenisKaryaTulisIlmiahini
berupaStudiKasus denganmanajemen kebidanantujuhlangkah Varney.
Padatinjauankasusiniditemukan Diagnosa An.Iumur1tahun10bulan
dengan DiareDehidrasiSedang.Dalampenanganan kasusinibidan
berkolaborasidengandokterspesialisanakuntukmemberikanterapipada
An.Idandiperoleh advisdokteryaitupemberianinfusKAen3A,terapi
injeksiBacteryn2x375 mg,tabletpuyer Dialac3x1bungkussehariper
oral,memberikan banyakminum airputih,danmemberikan nutrisiyang
mengandung cukupenergidanproteinsertatinggiseratmisalnyanasi,
telur,sayurbayam,danbuah-buahansupayaanakdapatkembalidalam
keadaan baik.Hasilasuhanyang diberikanyaitusetelahdilakukan
perawatanselama5hariAn.Itidakrewellagi,keadaanumumbaik,muka
tidakpucat,mulutlembab/tidakkering,peruttidakkembung, turgor
7
normal,BABnormal1kaliseharidengan konsistensi lunakdisertai
denganampas.
2. Devita Agustina(2013), D4Kebidanan Universitas Sebelas Maret
Surakartadenganjudul“AsuhanKebidananBalitaSakitpadaAn.M
umur1tahun2bulandenganDiareDehidrasiSedang diRSUD
Sukoharjo”.JenisKaryaTulisIlmiah iniberupaStudiKasusdengan
manajementujuhlangkahVarney. Pada tinjauankasusditemukan
diagnosaanak Mumur1tahun 2bulandengandiaredehidrasisedang.
Asuhan yang diberikan yaitu terapi antibiotic, cairanelektrolit,
antipiretik, antiemetikdanuntuksalurancerna.Setelahdilakukan perawatan
selama5hari,hasilnya An.Mtinjanyasudah tidakcair,perut
tidakkembung,statushidrasibaikdanturgorbaik.
Persamaan studi kasus diatas dengan studi kasus yang disusun oleh
penulis terletak pada topik studi kasus yaitu pada balita sakit dengan diare
dehidrasi sedang, sedangkan perbedaan dengan studi kasus ini terletak pada
asuhan yang diberikan, lokasi, subyek dan waktu studi kasus.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Balita
a. Pengertian Balita
Balita adalah periode manusia setelah bayi sebelum anak awal,
yaitu usia dua sampai lima tahun (Putra, 2012). Pada masa balita
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu usia 1 – 3 tahun (masa
kanak-kanak / toddler) dan usia 3 – 5 tahun. Pertumbuhan fisik anak
usia 1 – 3 tahun relatif lebih lambat daripada saat masa bayi, tetapi
perkembangan motoriknya berjalan lebih cepat. Pada usia 5 tahun,
pertumbuhan gigi susu sudah lengkap, anak kelihatan lebih langsing,
pertumbuhan fisik juga relatif lambat (Rekawati, 2013).
b. Tahapan Perkembangan Balita
Perkembangan adalah suatu perubahan individu baik fisik
maupun psikis yang berlangsung sepanjang hayat dan terjadi secara
teratur dan terpola. Perkembangan menyangkut adanya proses
diferensiasi sel-sel, jaringan, organ dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya (Marmi dan Rahardjo, 2012).
9
Menurut Marmi dan Rahardjo (2012), Tingkat perkembangan
balita adalah :
1) Umur 12 - 18 Bulan
a) Berdiri sendiri tanpa berpegangan.
b) Membungkuk memunggut mainan kemudian berdiri
kembali.
c) Berjalan mundur 5 langkah.
d) Memanggil ayah dengan kata “papa”, memanggil ibu
dengan kata “mama”.
e) Menumpuk 2 kubus.
f) Memasukkan kubus di kotak.
g) Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis atau
merengek, anak bisa mengeluarkan suara yang
menyenangkan atau menarik tangan ibu.
h) Memperlihatkan rasa cemburu atau bersaing.
2) Umur 18 - 24 Bulan
a) Berdiri sendiri tanpa pegangan 30 detik.
b) Berjalan tanpa terhuyung-huyung.
c) Bertepuk tangan dan melambai-lambai.
d) Menumpuk 4 buah kubus.
e) Memunggut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.
f) Menggelindingkan bola ke arah sasaran.
g) Menyebut 3 - 6 kata yang mempunyai arti.
10
h) Membantu dan menirukan pekerjaan rumah tangga.
i) Memegang cangkir sendiri, belajar makan dan minum
sendiri.
3) Umur 24 - 36 Bulan
a) Jalan naik tangga sendiri.
b) Dapat bermain dan menendang bola kecil.
c) Mencoret-coret pensil pada kertas.
d) Bicara dengan baik, menggunakan 2 kata.
e) Dapat menunjuk satu atau lebih bagian tubuhnya ketika
diminta.
f) Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama
dua benda atau lebih.
g) Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu
mengangkat piring jika diminta.
h) Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah.
i) Melepas pakaiannya sendiri.
4) Umur 36 - 48 Bulan
a) Berdiri satu kaki selama 2 detik.
b) Melompat kedua kaki diangkat.
c) Mengayuh sepeda roda tiga.
d) Menggambar garis lurus.
e) Menumpuk 8 buah kubus.
f) Mengenal 2 – 4 warna.
11
g) Menyebut nama, umur, tempat.
h) Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan.
i) Mendengarkan cerita.
j) Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri.
k) Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan.
l) Mengenakan sepatu sendiri.
m) Mengenakan celana panjang, kemeja, baju.
5) Umur 48 - 60 Bulan
a) Berdiri satu kaki selama 6 detik.
b) Melompat-lompat satu kaki.
c) Menari.
d) Menggambar tanda silang.
e) Menggambar lingkaran.
f) Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh.
g) Mengancing baju atau pakaian boneka.
h) Menyebut nama lengkap tanpa dibantu.
i) Senang menyebut kata-kata baru.
j) Senang bertanya tentang sesuatu.
k) Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar.
l) Bicaranya mudah dimengerti.
m) Bisa membandingkan atau membedakan sesuatu dari
ukuran dan bentuknya.
n) Menyebut angka, menghitung jari.
12
o) Menyebut nama-nama hari.
p) Berpakaian sendiri tanpa dibantu.
q) Menggosok gigi tanpa dibantu.
r) Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibunya.
c. Pertumbuhan Fisik Balita
Pertumbuhan adalah merupakan perubahan yang terbatas pada
pola fisik yang dialami oleh individu. Pertumbuhan berkaitan dengan
masalah perubahan ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat
sel, organ maupun invividu. Pertumbuhan bersifat kuantitatif
sehingga dapat diukur dengan satuan berat (gram, kilogram), satuan
panjang (cm, m), umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi
kalsium dan nitrogen dalam tubuh) (Marmi dan Rahardjo, 2012).
Macam-macam penilaian pertumbuhan fisik yang dapat
digunakan menurut Marmi dan Rahardjo (2012), adalah :
1) Pengukuran Berat Badan (BB)
Pengukuran ini dilakukan secara teratur untuk memantau
pertumbuhan dan keadaan gizi balita. Balita ditimbang setiap
bulan dan dicatat dalam Kartu Menuju Sehat Balita (KMS
Balita) sehingga dapat dilihat grafik pertumbuhannya dan
dilakukan interfensi jika terjadi penyimpangan.
2) Pengukuran Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan pada anak sampai usia 2 tahun
dilakukan dengan berbaring, sedangkan diatas umur 2 tahun
13
dilakukan dengan berdiri. Hasil pengukuran setiap bulan dapat
dicatat pada KMS yang mempunyai grafik pertumbuhan tinggi
badan.
3) Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA)
PLKA adalah cara yang biasa dipakai untuk mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Biasanya ukuran
pertumbuhan tengkorak mengikuti perkembangan otak,
sehingga bila ada hambatan pada pertumbuhan tengkorak maka
perkembangan otak anak juga terhambat. Pengukuran dilakukan
pada diameter occipitofrontal dengan mengambil rerata 3 kali
pengukuran sebagai standar.
d. Penyakit pada Balita
Beberapa penyakit yang sering terjadi pada balita menurut
Hidayat (2013), yaitu :
1) Asma
Asma adalah suatu penyaki obstruktif jalan nafas yang
disebabkan oleh odema mukosa, sekresi mukus yang berlebihan,
serta spasme otot polos bronkus.
2) Bronkitis
Bronkitis adalah infeksi pada bronkus yang berasal dari hidung
dan tenggorokan.
14
3) Typhus abdominalis
Typhus abdominalis merupakan penyakit infeksi yang terjadi
pada usus halus yang disebabkan oleh salmonella thypii.
4) Penyakit alergi
Penyakit alergi merupakan penyakit yang dapat disebabkan
adanya reaksi fisiologis yang menyimpang, sebagai akibat reaksi
antigen dan antibodi.
5) Diare
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak
normal atau tidak seperti biasanya.
2. Diare
a. Pengertian Diare
1) Diare adalah gangguan fungsi penyerapan dan sekresi dari
saluran pencernaaan, dipengaruhi oleh fungsi kolon dan dapat di
identifikasi dari perubahan jumlah, konsistensi, frekuensi dan
warna dari tinja (Ridha, 2014).
2) Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair.
Buang air besar yang tidak normal dan bentuk tinja yang cair
dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya
(Arief dan Kristiyanasari, 2009).
3) Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja
yang encer dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam 24 jam
(Maryanti, 2011).
15
b. Jenis-jenis diare menurut Marmi dan Rahardjo (2012), yaitu :
1) Diare Akut
Diare akut adalah diare yang timbul secara mendadak dan baru,
berlangsung terus selama beberapa hari, paling lama 3 - 5 hari,
disebabkan oleh infeksi. Selain itu bisa disebabkan juga oleh
bakteri maupun virus serta penyebab lain yaitu toksin dan obat
nutrisi enteral yang diikuti puasa yang berlangsung lama,
kemoterapi, infeksi fekal, atau berbagai kondisi lain.
Menurut Depkes RI (2008), terbagi atas :
a) Diare dengan dehidrasi berat.
b) Diare dengan dehidrasi ringan atau sedang.
c) Diare tanpa dehidrasi.
2) Diare Kronik
Diare kronik adalah diare yang berlangsung terus menerus
walaupun telah mendapat pengobatan, atau diare yang bersifat
intermitten atau berbulan bulan. Diare kronik dapat digolongkan
menjadi 3 yaitu :
a) Diare Persisten
Diare persisten adalah suatu sindrom klinis yang ditandai
oleh menetapnya diare selama 2 minggu atau lebih setelah
suatu episode gastroenteritis akut pada seorang bayi berusia
lebih dari 3 bulan.
16
b) Diare sindrom rawan usus
Diare sindrom rawan usus adalah suatu sindrom klinis yang
menyebabkan diare kronik non spesifik pada anak tampak
sehat.
c) Intractable Diarrhea of Infancy
Intractable diarrhea of infancy adalah diare pada bayi
biasanya merupakan penyakit self limited, responsif
terhadap terapi suportif yang diberikan.
c. Etiologi
Menurut Rekawati (2013), penyebab utama beberapa kuman
usus penting, yaitu Rotavirus, Escherichia Coli, Shigella,
Cryptosporidium, vibrio cholerae, salmonella. Selain kuman, ada
beberapa perilaku yang dapat meningkatkan resiko terjadinya
diare yaitu :
1) Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama
kehidupan.
2) Menggunakan botol susu.
3) Menyimpan makanan masak pada suhu kamar.
4) Air minum tercemar dengan bakteri tinja.
5) Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah
membuang tinja, atau sebelum menjamah makanan
17
d. Patofisiologi
Menurut Rukiyah dan Yulianti (2010), mekanisme dasar yang
menyebabkan timbulnya diare adalah sebagai berikut:
1) Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap
akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus
meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke
rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2) Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya oleh toksin), pada dinding
usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam
rongga usus selanjutnya diare timbul karena terdapat
peningkatan isi rongga usus.
3) Gangguan Motilitas Usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare.
Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan
bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan
diare pula.
18
e. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala klinis pada anak yang mengalami diare
menurut Rekawati (2013), adalah sebagai berikut :
1) Cengeng.
2) Gelisah.
3) Suhu meningkat.
4) Nafsu makan menurun.
5) Tinja makin cair, lendir kadang-kadang ada darahnya. Lama-
lama tinja berwarna kehijauan karena bercampur empedu.
6) Anus lecet.
7) Muntah.
8) Bising usus meningkat.
9) Perut kembung.
10) Berat badan turun.
11) Turgor kulit menurun.
12) Mata dan ubun-ubun cekung.
13) Selaput lendir dan mulut serta kulit menjadi kering.
19
f. Akibat Penyakit Diare
Menurut Sudaryat (2010), sebagai akibat dari diare akut
maupun kronik dapat terjadi hal-hal sebagai berikut :
1) Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak
dari pada pemasukan air (input), merupakan penyebab
terjadinya kematian pada diare.
Tabel 2.1 Penilaian Jumlah Cairan
No Kategori
Penilaian
PWL
(Previsius
Water
Losset)
NPL (Norma I
Water Loset
(ml))
CWL
(Concomitan
Water Loset)
Jumlah
1 Dehidrasi
Ringan
50 100 25 175
2 Dehidrasi
Sedang
75 100 25 200
3 Dehidrasi
Berat
125 100 25 250
(Nursalam, 2008)
20
Tabel 2.2 Penilaian Derajat Dehidrasi
No Kategori
Penilaian
Berat
Badan Kesadaran Mata Mulut Turgor
1 Dehidrasi
Ringan
Turun
<5%
Berat
badan
Sebelu
mnya
Masih
baik
Mata
Cekung
Kering Kurang
baik
2 Dehidrasi
Sedang
Turun
5-10%
berat
badan
Sebelu
mnya
Gelisah
Mata
cekung
Bibir
dan
lidah
kering
Turgor
kurang/
cubitan
kulit
lebih
lambat.
3 Dehidrasi
Berat
Turun
>10%
berat
badan
Me-
ngantuk
Mata
sangat
cekung
Bibir
dan
lidah
kering
Turgor
kulit
jelek/
cubitan
lambat
sekali
(Nursalam, 2008).
2) Gangguan keseimbangan asam - basa (asidosis metabolik)
Asidosis metabolik ini terjadi karena :
a) Kehilangan Na-bikarbonat bersama tinja.
b) Adanya ketosis kelaparan, metabolisme lemak tidak
sempurna sehingga benda keton tertimbun dalam tubuh.
c) Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoksia
jaringan.
d) Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena
tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria).
21
e) Pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan
intraseluler.
f) Secara klinis, asidosis dapat diketahui dengan
memperhatikan pernafasan yang bersifat cepat, teratur, dan
dalam yang disebut pernafasan kuszmaull.
3) Hipoglikemia
Hipoglikemi terjadi pada 2 - 3 % dari anak-anak yang
menderita diare. Pada anak-anak dengan gizi cukup / baik
hipoglikemia ini jarang terjadi. Lebih sering terjadi pada anak
yang sebelumnya sudah menderita Kekurangan Kalori Protein
(KKP). Hal ini terjadi karena :
a) Penyimpanan / persediaan glikogen dalam hati terganggu.
b) Adanya gangguan absorbsi glukosa (walaupun jarang
terjadi).
c) Gejala hipoglikemi akan muncul jika kadar glukosa darah
menurun sampai 40 mg % pada bayi dan 50 mg % pada
anak-anak yang dapat berupa lemas, apatis, peka rangsang,
tremor, berkeringat, pucat, syok, kejang sampai koma.
22
4) Gangguan Gizi
Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan
gizi dengan akibat terjadinya penurunan berat badan dalam
waktu yang singkat. Hal ini disebabkan :
a) Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut
diare atau muntahnya akan bertambah hebat. Orang tua
hanya sering memberikan air teh saja (teh diit).
b) Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan
pengenceran dan susu yang encer ini diberikan terlalu lama.
c) Makanan yan diberikan sering tidak dapat dicerna dan di
absorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik.
5) Gangguan Sirkulasi
Sebagai akibat diare dengan atau tanpa disertai muntah,
dapat terjadi gangguan sirkulasi darah berupa renjatan (syok)
hipovolemik. Akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi
hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan
perdarahan didalam otak dan kesadaran menurun
(soporokomateus) dan bila tidak segera ditolong maka penderita
dapat meninggal.
23
g. Komplikasi
Berbagai komplikasi akibat diare menurut Yongki (2012),
yaitu :
1) Dehidrasi akibat kekurangan cairan dan elektrolit, yang dibagi
menjadi :
a) Dehidrasi ringan apabila <5% BB
b) Dehidrasi sedang apabila <5% BB - 10% BB
c) Dehidrasi berat apabila <10% - 15% BB
2) Renjatan hipovolemik akibat menurunnya volume darah, apabila
penurunan volume darah mencapai 15% BB – 25% BB akan
menyebabkan penurunan tekanan darah.
3) Hipokalemia dengan gejala yang muncul adalah meterismus,
hipotoni otot, lemah, bradikardia, perubahan pada pemeriksaan
EKG.
4) Hipoglikemia.
5) Intoleransi laktosa sekunder sebagai akibat defisiensi enzim
lactose karena kruch vili mukosa usus halus.
6) Kejang.
7) Malnutrisi energi protein karena selain diare dan muntah,
biasanya penderita mengalami kelaparan.
24
h. Pencegahan
Menurut Sudaryat (2010), tujuh intervensi pencegahan diare
yang efektif adalah :
1) Pemberian ASI.
2) Memperbaiki makanan sapihan.
3) Menggunakan air bersih yang cukup banyak.
4) Mencuci tangan.
5) Menggunakan jamban keluarga.
6) Cara membuang tinja yang baik dan benar.
7) Pemberian imunisasi campak.
i. Pengobatan atau Penatalaksanaan Diare
Berdasarkan klasifikasi pada pedoman MTBS,
penatalaksanaan diare adalah sebagai berikut (Rekawati, 2013) :
1) Diare tanpa dehidrasi (rencana terapi A).
a) Beri cairan tambahan sebanyak anak mau. Saat berobat,
orang tua perlu diberi oralit beberapa bungkus untuk
diberikan pada anak dirumah. Juga perlu penjelasan:
(1) Beri ASI lebih lama pada setiap kali pemberian (bila
masih diberi ASI).
(2) Jika diberi ASI ekslusif berikan oralit atau air matang
sebagai tambahan.
25
(3) Jika memperoleh ASI ekslusif, berikan salah satu cairan
berikut ini yaitu oralit, kuah sayur, kuah tajin, air
matang.
(4) Ajarkan cara membuat dan memberikan oralit dirumah:
(a) 1 bungkus oralit masukkan kedalam 200 ml
(1 gelas) air matang.
(b) Usia sampai 1 tahun berikan 50 - 100 ml oralit
setiap habis berak.
(c) Berikan oralit sedikit-sedikit dengan sendok. Bila
muntah, tunggu 10 menit, kemudian berikan lagi.
(5) Lanjutkan pemberian makan sesuai usianya.
(6) Bila keadaan anak tidak membaik dalam 5 hari atau
bahkan memburuk, maka anjurkan untuk dibawa ke
rumah sakit. Selama perjalanan ke rumah sakit, oralit
tetap diberikan.
2) Diare dengan dehidrasi ringan / sedang (rencana terapi B)
a) Berikan oralit dan observasi di klinik selama 3 jam dengan
jumlah sekitar 75 ml/kg BB atau berdasarkan usia anak.
Pemberian oralit pada bayi sebaiknya dengan menggunakan
sendok. Adapun jumlah pemberian oralit berdasarkan usia
atau berat badan dalam 3 jam pertama adalah sebagai
berikut :
(1) Usia 0 - 4 bulan (< 6 kg) : 200 - 400 ml.
26
(2) Usia 4 - 12 bulan (6 - <10 kg) : 400 - 700 ml.
(3) Usia 12 - 24 bulan (10 - <12 kg) : 700 - 900 ml.
(4) Usia 2 - 5 tahun (12 - 19 kg) : 900 - 1400 ml.
Bila anak menginginkan lebih, dapat diberikan. Anak
dibawah 6 bulan yang sudah tidak minum ASI, berikan juga
air matang sekitar 100 - 200 ml selama periode ini.
b) Ajarkan pada ibu cara membuat dan memberikan oralit,
yaitu satu bungkus oralit dicampur dengan satu gelas
(ukuran 200 ml) air matang.
c) Lakukan penilaian setelah anak diobservasi 3 jam. Bila
membaik, pemberian oralit dapat diteruskan dirumah sesuai
dengan penanganan diare tanpa dehidrasi. Bila memburuk,
segera pasang infus dan rujuk ke rumah sakit untuk
mendapatkan penanganan segera.
3) Diare dengan dehidrasi berat
a) Jika anak menderita penyakit berat lainnya, segera dirujuk.
Selama dalam perjalanan, mintalah ibu terus memberikan
oralit sedikit demi sedikit dan anjurkan tetap memberikan
ASI.
27
b) Jika tidak ada penyakit berat lainnya, perlu tindakan
sebagai berikut :
(1) Jika dapat memasang infus, segera berikan cairan RL /
NaCL secepatnya secara intravena sebanyak 100
ml/BB.
(2) Jika tidak dapat memasang infus, tetapi dapat
memasang sonde, berikan oralit melalui nasogatric
dengan jumlah 20 ml/kgBB/jam selama 6 jam. Jika
anak muntah terus menerus dan perut kembung berilah
oralit lebih lambat. Jika keadaan membaik setelah 6
jam, teruskan penanganan seperti dehidrasi ringan atau
sedang. Jika keadaan memburuk, segera lakukan
rujukan.
(3) Jika tidak dapat memasang infus maupun sonde, rujuk
segera. Jika anak dapat minum, anjurkan ibu untuk
memberikan oralit sedikit demi sedikit selama dalam
perjalanan.
3. Diare Dengan Dehidrasi Sedang
a. Pengertian
Menurut Rekawati (2013), seringnya frekuensi buang air besar
lebih dari biasanya dengan konsistensi yang lebih encer dengan
ditandai balita nafsu makan berkurang, mengantuk dan gelisah,
rewel, keadaan umum lemah, kelopak mata cekung, bibir dan lidah
28
kering, perut kembung dan bising usus, turgor kulit kembali lambat,
berat badan turun 5 - 10% dari BB sebelumnya.
b. Gambaran Klinis
Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu
tubuh meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian
timbul diare, tinja cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah,
warna tinja makin lama berubah menjadi kehijauan karena tercampur
dengan empedu, anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya
deflekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin
banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat
diabsorbsi usus selama diare (Marmi dan Rahardjo, 2013).
c. Penatalaksanaan diare dengan dehidrasi sedang
Berdasarkan pedoman MTBS penatalaksanaan diare dengan
dehidrasi sedang adalah sebagai berikut (Rekawati, 2013) :
1) Berikan oralit dan observasi di klinik selama 3 jam dengan
jumlah sekitar 75 ml/kg BB atau berdasarkan usia anak.
Pemberian oralit pada bayi sebaiknya dengan menggunakan
sendok. Adapun jumlah pemberian oralit berdasarkan usia atau
berat badan dalam 3 jam pertama adalah sebagai berikut:
a) Usia 0 - 4 bulan (< 6 kg) : 200 - 400 ml.
b) Usia 4 - 12 bulan (6 - <10 kg) : 400 - 700 ml.
c) Usia 12 - 24 bulan (10 - <12 kg) : 700 - 900 ml.
d) Usia 2 - 5 tahun (12 - 19 kg) : 900 - 1400 ml.
29
Bila anak menginginkan lebih, dapat diberikan. Anak
dibawah 6 bulan yang sudah tidak minum ASI, berikan juga air
matang sekitar 100 - 200 ml selama periode ini.
2) Ajarkan pada ibu cara membuat dan memberikan oralit, yaitu
satu bungkus oralit dicampur dengan satu gelas (ukuran 200 ml)
air matang.
3) Lakukan penilaian setelah anak diobservasi 3 jam. Bila
membaik, pemberian oralit dapat diteruskan dirumah sesuai
dengan penanganan diare tanpa dehidrasi. Bila memburuk,
segera pasang infus dan rujuk ke rumah sakit untuk
mendapatkan penanganan segera.
B. Teori Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan
dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari
pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
Dalam proses penatalaksanaan asuhan kebidanan menurut Varney ada 7
langkah, meliputi :
1. LANGKAH I : PENGKAJIAN
Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan
semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien.
Merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasi yang
30
akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
a. Identitas
Identitas ini diperlukan untuk memastikan bahwa yang
diperiksa benar-benar anak yang dimaksud, dan tidak keliru dengan
anak lain (Matondang, 2013). Identitas pasien meliputi :
1) Nama balita
Diperlukan untuk memastikan bahwa yang diperiksa benar-
benar anak yang dimaksud. Nama harus jelas dan lengkap serta
ditulis juga nama panggilan akrabnya (Matondang, 2013).
2) Umur
Perlu diketahui mengingat periode usia anak, mempunyai
kekhasan sendiri dalam morbiditas, mortalitas dan umur juga
diperlukan untuk menginterpretasi apakah ada data pemeriksaan
klinis bayi tersebut normal sesuai dengan umurnya
(Matondang, 2013).
3) Jenis Kelamin
Jenis kelamin sangat diperlukan selain untuk identitas juga
untuk penilaian data pemeriksaan klinis (Matondang, 2013).
4) Nama orang tua
Harus dituliskan dengan jelas agar tidak keliru dengan orang
lain, mengingat banyak nama yang sama (Matondang, 2013).
31
5) Agama
Dikaji untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap
kebiasaan kesehatan klien. Dengan diketahui agama klien akan
memudahkan bidan melakukan pendekatan didalam
melaksanakan asuhan kebidanan (Estiwidani, 2008).
6) Pendidikan
Dikaji untuk mengetahui keakuratan data yang di peroleh serta
dapat ditentukan pola pendekatan dalam anamnesis. Tingkat
pendidikan orang tua juga berperan dalam pemeriksaan
penunjang dan penentuan tatalaksana pasien atau sakit
selanjutnya (Matondang, 2013).
7) Pekerjaan
Dikaji untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan
terhadap permasalahan kesehatan pasien. Pekerjaan orang tua
ditanyakan apabila pasien anak balita (Estiwidani, 2008).
8) Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah hubungan bila diperlukan
dalam keadaan mendesak dan mengetahui tempat tinggal dan
lingkungannya (Estiwidani, 2008).
b. Anamnesa (Data Subjektif)
Anamnesa adalah data yang didapatkan dari pasien atau
keluarga pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan
kejadian (Nursalam, 2008).
32
1) Alasan datang atau keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan atau gejala yang
menyebabkan klien dibawa berobat (Estiwidani, 2008). Pada
kasus diare dengan dehidrasi sedang keluhan utama buang air
besar sampai lebih dari 3 kali dan berbentuk encer, ditandai
dengan seringnya kehilangan cairan dan feses tidak berbentuk
(Nursalam, 2008).
2) Riwayat Kesehatan
a) Imunisasi
Status imunisasi klien dinyatakan, khususnya imunisasi
BCG, DPT, Polio, Hepatitis, Campak, dan imunisasi
lainnya. Hal tersebut selain diperlukan untuk mengetahui
status perlindungan pediatrik yang diperoleh juga
membantu diagnosis pada beberapa keadaan tertentu
(Matondang, 2013).
b) Riwayat Penyakit Yang Lalu
Dikaji untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah di
derita, karena mungkin ada hubungannya dengan penyakit
sekarang. Setidak-tidaknya untuk memberikan informasi
yang berguna untuk membantu pembuatan diagnosis dan
tata laksana penyakitnya sekarang (Matondang, 2013).
33
c) Riwayat Penyakit Sekarang
Dikaji untuk mengetahui penyakit yang diderita pada saat
ini (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pada kasus ini untuk
mengetahui keadaan An. X saat ini.
d) Riwayat penyakit keluarga menurun/menular
Data keluarga pasien perlu diketahui dengan akurat untuk
memperoleh gambaran keadaan sosial-ekonomi-budaya dan
kesehatan keluarga pasien sebab mungkin berhubungan
dengan masalah kesehatan yang dihadapi sekarang
(Matondang, 2013).
3) Riwayat Sosial
a) Siapa yang mengasuh balita.
b) Hubungan pasien dengan anggota keluarga yaitu dengan
ibu, ayah serta anggota keluarga yang lain.
c) Hubungan dengan teman sebaya di lingkungan sekitar
rumah.
d) Perlu diupayakan untuk mengetahui terdapatnya masalah
dalam keluarga, tetapi harus di ingat bahwa masalah ini
sering menyangkut hal-hal sensitif, hingga diperlukan
kebijakan dan kearifan tersendiri dalam pendekatannya
(Matondang, 2013).
34
4) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi,
banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan
(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pada balita dengan diare
dehidrasi sedang nafsu makan cenderung berkurang
(Rekawati, 2013).
b) Pola Istirahat/Tidur
Dikaji untuk mengetahui pola istirahat dan pola tidur adalah
berupa jam klien tidur dalam sehari (Wulandari, 2011).
Pada balita dengan diare dehidrasi sedang cenderung
mengantuk dan gelisah (Rekawati, 2013).
c) Personal Hygiene
Dikaji untuk mengetahui tingkat kebersihan pasien.
Kebersihan pada anak seperti mencuci tangan sebelum
makan dan setiap habis bermain, memakai alas kaki jika
bermain ditanah (Mufdlilah, 2009).
d) Aktifitas
Dikaji untuk mengetahui aktifitas pasien sehari-hari
(Wulandari, 2011). Pada kasus diare aktifitas pasien
cenderung berkurang karena rewel (Rekawati, 2013).
35
e) Eliminasi
Dikaji untuk mengetahui pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan
Buang Air Besar (BAB) meliputi frekuensi, jumlah,
konsistensi dan bau serta kebiasaan Buang Air Kecil (BAK)
meliputi frekuensi, warna, jumlah
(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pada diare dengan
dehidrasi sedang BAB 4-10 kali sehari dengan konsistensi
cair (Rekawati, 2013).
c. Pemeriksaaan Fisik (Data Objektif)
Data Objektif adalah data yang dapat di observasi dan dilihat
oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2008). Data objektif ini meliputi :
1) Status Generalis
a) Keadaan Umum
Pemeriksaan keadaan umum dilakukan untuk mengetahui
keadaan pasien secara keseluruhan (Sulistyawati, 2009).
Pada balita sakit dengan diare dehidrasi sedang keadaan
umumnya cenderung gelisah dan rewel (Nursalam, 2008).
36
b) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan pasien
(Sulistyawati, 2009). Penilaian kesadaran pasien menurut
Matondang (2013), meliputi :
(1) Composmentis
Pasien sadar sepenuhnya dan memberi respon yang
adekuat terhadap semua stimulus yang diberikan.
(2) Apatis
Pasien dalam keadaan sadar, tetapi acuh tak acuh
terhadap keadaan sekitarnya, ia akan memberi respon
yang adekuat bila diberikan stimulus.
(3) Somnolen
Pasien tampak mengantuk, selalu ingin tidur, ia tidak
responsif terhadap stimulus ringan, tetapi masih
memberikan respon terhadap stimulus yang agak keras,
kemudian tertidur lagi.
(4) Sopor
Pasien tidak memberikan respon ringan maupun
sedang, tetapi masih memberikan sedikit respon pada
rangsangan yang kuat, ditandai refleks pupil terhadap
cahaya masih positif.
37
(5) Koma
Pasien tidak dapat bereaksi terhadap stimulus apapun,
refleks pupil terhadap cahaya tidak ada.
(6) Delirium
Tingkat kesadaran paling bawah, disorientasi, sangat
iritatif, kacau, salah persepsi terhadap rangsangan
sensorik.
c) Tanda-tanda Vital
Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi :
(1) Denyut Nadi
Menilai kecepatan irama, suara (jantung jelas dan
teratur nadi normal adalah 70 - 110 kali per menit
(Matondang, 2013). Pada balita dengan diare dehidrasi
sedang, denyut nadi cepat dan melemah
(Matondang, 2013).
(2) Pernafasan
Menilai sifat pernafasan dan bunyi nafas dalam 1
menit. Respirasi normal 30 - 40 kali per menit
(Matondang, 2013). Pada balita dengan diare dehidrasi
sedang, pernafasan cenderung dalam tapi cepat lebih
dari 40 kali per menit (Saifuddin, 2006).
38
(3) Temperatur / Suhu
Temperatur normal kulit 36 - 37 °C
(Matondang, 2013). Pada balita diare dengan dehidrasi
sedang suhunya naik lebih dari 36,5 °C
(Saifuddin, 2006).
2) Pemeriksaan Sistematis
Pemeriksaan sistematis meliputi :
a) Kepala
Bagaimana kebersihan kulit kepala, rambut serta bentuk
kepala, apakah ada kelainan atau lesi pada kepala
(Muslihatun, 2009). Pada balita diare dengan dehidrasi
sedang ubun-ubunnya cekung (Rekawati, 2013).
b) Muka
Menilai kesimetrisan wajah, adakan paralis wajah dan
pembengkakan (Muslihatun, 2009). Pada balita sakit diare
dengan dehidrasi sedang muka tampak gelisah dan rewel
(Rekawati, 2013).
c) Mata
Conjungtiva dari merah, merah muda sampai pucat, sklera
putih, kelopak mata cekung (Muslihatun, 2009). Pada balita
diare dengan dehidrasi sedang kelopak matanya cekung
(Rekawati, 2013).
39
d) Telinga
Dikaji untuk menilai telinga bagian luar yaitu bentuk, besar
dan posisi daun telinga (Muslihatun, 2009).
e) Hidung
Adakah nafas, cuping hidung, kotoran yang menyumbat
jalan nafas (Matondang, 2013). Pada balita sakit diare
dehidrasi sedang pernafasan pada hidung tampak cepat
(Nursalam, 2008).
f) Mulut
Adakah trismus, halitosis, labioskisis, edema dan
peradanagan gusi, kelainan pada lidah, ukuran dan adanya
tremor lidah, keadaan gigi dan pengeluaran saliva
(Muslihatun, 2009). Pada balita dengan diare dehidrasi
sedang mulut dan lidah kering (Rekawati, 2013).
g) Leher
Menilai tekanan vena jugularis, massa pada leher dan
pembesaran kelenjar tiroid (Muslihatun, 2009).
h) Dada
Adakah retraksi, simetris atau tidak (Matondang, 2013).
i) Perut
Dikaji untuk mengetahui ukuran dan bentuk, auskultasi
peristaltik usus dan suara bising, palpasi dinding abdomen,
nyeri tekan, pembesaran organ dan perkusi abdomen
40
(Muslihatun, 2009). Pada balita sakit diare dengan dehidrasi
sedang perut kembung dan bising usus meningkat
(Rekawati, 2013).
j) Ekstremitas
Adakah oedem tanda sianosis, apakah kuku sudah melebihi
jari-jari. Pada balita diare dengan dehidrasi sedang turgor
kulit kembali lambat dalam waktu 2 detik (Rekawati, 2013).
k) Genetalia
Untuk laki-laki perhatikan ukuran dan bentuk penis, testis,
kelainan lubang urethra dan peradangan testis adn skrotum
sedangkan untuk perempuan adakah epispadia, tanda seks
sekunder dan pengeluaran cairan (Muslihatun, 2009).
l) Anus
Adakah iritasi pada kulitnya (Rekawati, 2013).
3) Pemeriksaan Antropometri
Menurut Marmi dan Rahardjo (2012), pemeriksaan antropometri
meliputi :
a) Berat Badan
Untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua
jaringan yang ada pada tubuh sehingga akan diketahui
status gizi anak atau tumbuh kembang anak.
41
b) Tinggi Badan
Untuk menilai status perbaikan gizi disamping faktor
genetik.
c) Lingkar Kepala
Untuk menilai pertumbuhan otak.
d) Lingkar Lengan Atas
Untuk menilai jaringan lemak dan otot, tetapi penilaian ini
banyak berpengaruh pada keadaan jaringan tubuh apabila
dibanding dengan Berat Badan.
4) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan yang
dilakukan untuk mendukung pemeriksaan yang tidak dapat
diketahui dengan pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan
laboratorium serta terapi yang sesuai.
2. LANGKAH II : INTERPRETASI DATA
Data dasar yang telah dikumpulkan di interpretasikan, sehingga
dapat merumuskan diagnosa atau masalah yang spesifik. Rumusan
diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat
didefinisikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan. Masalah
sering berkaitan dengan hasil pengkajian (Walyani, 2014).
a. Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah prediksi dalam suatu permasalahan
yang mencakup masalah potensial dan prognosis hasil dari
42
perumusan masalah yang merupakan keputusan yang ditegakkan
oleh bidan (Sari, 2012). Diagnosa kebidanan pada kasus ini adalah
Balita Sakit pada An. X umur ..... tahun jenis kelamin ..... dengan
diare dehidrasi sedang.
Data dasar :
1) Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang didapat dari klien sebagai
suatu pendapat terhadap situasi dan kejadian, informasi tersebut
tidak dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independent
tetapi melalui suatu sistem interaksi atau komunikasi
(Nursalam, 2008). Pada pasien diare dengan dehidrasi sedang
keluhan utamanya adalah BAB 4-10 kali sehari, dengan
konsistensi cair (Rekawati, 2013).
2) Data Objektif
Data objektif adalah data yang sesungguhnya dapat
diobservasi dan dilihat oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2008).
Pada pasien bayi dengan diare dehidrasi sedang denyut nadi
cepat dan melemah, pernafasan cenderung dalam dan cepat dan
temperature kulit lebih dari 36,5 °C, turgor kulit jelek, ubun-
ubun dan mata cekung, mulut dan lidah kering, berat badan
turun (Rekawati, 2013).
43
b. Masalah
Masalah adalah permasalahan yang muncul berdasarkan
pernyataan pasien (Wulandari, 2011). Masalah yang umum muncul
pada balita sakit diare dengan dehidrasi sedang adalah kekurangan
volume cairan, perubahan pola pemenuhan nutrisi, perubahan
integritas kulit, gangguan rasa nyaman dan kurangnya pengetahuan
orang tua (Rekawati, 2013).
c. Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan pasien dan
disesuaikan dengan kebutuhan pasien saat itu (Sari, 2012). Menurut
Rekawati (2013), kebutuhan yang diperlukan pada balita sakit diare
dehidrasi sedang meliputi :
1) Pemberian cairan dan elektrolit berupa oralit dan cairan parental.
2) Meningkatkan kebutuhan nutrisi yang optimal.
3. LANGKAH III : DIAGNOSA POTENSIAL
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan
pencegahan sambil mengawasi pasien bidan bersiap-siap bila masalah
potensial ini benar-benar terjadi (Walyani, 2015). Pada kasus balita diare
dehidrasi sedang potensial terjadi diare dehidrasi berat (Sudaryat, 2010).
44
4. LANGKAH IV : ANTISIPASI / TINDAKAN SEGERA
Tahap ini dilakukan dengan melakukan identifikasi dan
menetapkan beberapa kebutuhan setelah diagnosis dan masalah
ditegakkan. Kegiatan bidan pada tahap ini adalah konsultasi, kolaborasi
dan melakukan rujukan (Irianto, 2015). Langkah yang perlu dilaksanakan
adalah melakukan Kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak untuk
Pemberian Antibiotik, Pemberian Cairan dan Pemberian Infus (jenis
cairan dan berapa tetesan permenitnya) (Sudaryat, 2010).
5. LANGKAH V : RENCANA TINDAKAN
Setelah beberapa kebutuhan pasien ditetapkan, diperlukan
perencanaan secara menyeluruh terhadap masalah dan diagnosis yang
ada. Dalam proses perencanaan asuhan secara menyeluruh juga
dilakukan identifikasi beberapa data yang tidak lengkap agar pelaksanaan
secara menyeluruh dapat berhasil (Irianto, 2015). Berdasarkan pedoman
MTBS penatalaksanaan balita sakit diare dengan dehidrasi sedang
menurut Rekawati (2013), yaitu :
a. Berikan oralit dan observasi di klinik selama 3 jam dengan jumlah
sekitar 75 ml/kg BB atau berdasarkan usia anak. Pemberian oralit
pada bayi sebaiknya dengan menggunakan sendok. Adapun jumlah
pemberian oralit berdasarkan usia atau berat badan dalam 3 jam
pertama adalah sebagai berikut:
1) Usia 0-4 bulan (< 6 kg) : 200-400 ml.
2) Usia 4-12 bulan (6-<10 kg) : 400-700 ml.
45
3) Usia 12-24 bulan (10-<12 kg) : 700-900 ml.
4) Usia 2-5 tahun (12-19 kg) : 900-1400 ml.
Bila anak menginginkan lebih, dapat diberikan. Anak dibawah
6 bulan yang sudah tidak minum ASI, berikan juga air matang
sekitar 100-200 ml selama periode ini.
b. Ajarkan pada ibu cara membuat dan memberikan oralit, yaitu satu
bungkus oralit dicampur dengan satu gelas (ukuran 200 ml) air
matang.
c. Lakukan penilaian setelah anak diobservasi 3 jam. Bila membaik,
pemberian oralit dapat diteruskan dirumah sesuai dengan
penanganan diare tanpa dehidrasi. Bila memburuk, segera pasang
infus dan rujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan
segera.
6. LANGKAH VI : IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik (Nursalam, 2008). Tahap ini merupakan tahap
pelaksana dari semua rencana sebelumnya, baik terhadap masalah pasien
ataupun diagnosis yang ditegakkan. Pelaksanaaan ini dapat dilakukan
oleh bidan secara mandiri maupun berkolaborasi dengan tim kesehatan
lainnya (Irianto, 2015).
7. LANGKAH VII : EVALUASI
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa
yang telah dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang
46
diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap
setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau
merencanakan kembali yang belum terlaksana
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
Kriteria evaluasi asuhan kebidanan pada balita sakit diare dehidrasi
sedang menurut Rekawati (2013), adalah sebagai berikut :
a. Keadaan umum baik.
b. Ubun-ubun dan mata tidak cekung.
c. Turgor kembali normal.
d. Mulut dan lidah tidak kering.
e. Tidak ada dehidrasi.
f. BAB menjadi normal.
DATA PERKEMBANGAN
S : Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan data klien melalui
anamnesa.
O : Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien, hasil
laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus
untuk mendukung assessment.
47
A : Assessment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi.
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assessment.
EVALUASI
Tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil merupakan hal penting
untuk menilai keefektifan asuhan yang diberikan.
C. Landasan Hukum
Sebagai seorang bidan dalam memberikan asuhan harus berdasarkan
aturan atau hukum yang berlaku, sehingga tidak menyimpang terhadap
hukum (mal praktek), dapat dihindarkan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada balita, landasan hukum yang digunakan adalah Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No. 1464/ MENKES/ PER/ X/ 2010,
Pasal 11, pelayanan kesehatan anak meliputi :
a. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,
pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi vitamin K,
perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0 – 28), dan perawatan
tali pusat.
b. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk.
c. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan.
48
d. Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah.
e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan pra sekolah.
f. Pemberian konseling dan penyuluhan.
g. Pemberian surat keterangan kelahiran / surat keterangan kematian.
49
BAB III
METODOLOGI STUDI KASUS
A. Jenis Studi Kasus
Jenis Karya Tulis Ilmiah ini adalah studi kasus yang menggunakan
metode observasional deskriptif. Studi kasus adalah penelitian yang
dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang
terdiri dari unit tunggal (Notoatmodjo, 2012). Metode deskriptif yaitu suatu
metode yang bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah
penelitian yang terjadi berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis
kelamin, sosial, ekonomi, pekerjaan, status perkawinan, cara hidup, dan lain-
lain. Atau dengan kata lain, rancangan ini mendeskripsikan seperangkat
peristiwa atau kondisi populasi saat itu (Hidayat, 2014).
Studi kasus ini dilakukan pada Balita Sakit An. F umur 2 tahun dengan
Diare Dehidrasi Sedang di Puskesmas Mantingan Ngawi dengan
menggunakan asuhan kebidanan menurut tujuh langkah Varney.
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi studi kasus merupakan tempat atau lokasi penelitian tersebut
dilakukan. Lokasi penelitian ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian
tersebut (Notoatmodjo, 2012). Studi kasus ini dilakukan di Puskesmas
Mantingan Ngawi.
50
C. Subjek Studi Kasus
Subjek merupakan orang yang dituju untuk diteliti atau yang menjadi
pusat perhatian dan sasaran peneliti (Arikunto, 2013). Subjek dalam studi
kasus ini adalah Balita Sakit An. F umur 2 tahun dengan Diare Dehidrasi
Sedang.
D. Waktu Studi Kasus
Waktu studi kasus adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk
memperoleh data sudi kasus yang dilaksanakan (Notoatmodjo, 2012). Studi
kasus ini dilaksanakan pada tanggal 28 April - 03 Mei 2016.
E. Instrumen Studi Kasus
Instrumen adalah alat-alat yang akan digunakan oleh peneliti untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Pada studi kasus yang dilakukan
instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah format Asuhan
Kebidanan Balita Sakit menurut manajemen tujuh langkah varney dan SOAP
sebagai data perkembangan.
51
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data terdiri dari data primer dan data sekunder :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek
penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambil
data, langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari
(Saryono, 2011). Data primer diperoleh dengan cara :
a. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan empat teknik yaitu :
1) Inspeksi
Inspeksi adalah proses observasi dengan menggunakan mata.
Inspeksi dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang
berhubungan dengan status fisik (Priharjo, 2006). Pada kasus balita
sakit diare dengan dehidrasi sedang inspeksi dilakukan pada
pemeriksaan kepala dan mulut yaitu selaput lendir, mulut dan kulit
menjadi kering serta mata dan ubun-ubun cekung (Rekawati, 2013).
Inspeksipada studikasus balita sakitdiare
dengandehidrasisedang iniditemukanAn.
Frewel,gelisah,matadanubun-ubun cekung,mukatampak
kemerahan, bibir tampak kering, haus dan minum dengan lahap.
2) Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan
menggunakan sentuhan atau rabaan. Metode ini dikerjakan untuk
52
mendeterminasi ciri-ciri jaringan atau organ (Priharjo, 2006). Pada
kasus balita sakit diare dengan dehidrasi sedang palpasi dilakukan
pada kulit yaitu suhu meningkat dan turgor kulit menurun
(Rekawati, 2013).
Palpasipada studikasusdiare dengandehidrasisedang ini
ditemukanAn.F suhutubuhmeningkat dancubitanperut
kembalilambat.
3) Perkusi
Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara mengetuk.
Tujuan perkusi untuk menentukan batas-batas organ atau bagian
tubuh dengan cara merasakan vibrasi yang ditimbulkan akibat
adanya gerakan yang diberikan ke bawah jaringan (Priharjo, 2006).
Pada kasus balita sakit diare dengan dehidrasi sedang perkusi
dilakukan pada perut yaitu kembung / tidak (Rekawati, 2013).
Perkusipada studikasusdiare dengandehidrasisedang ini
ditemukanAn.F perutnyatidak kembung.
4) Auskultasi
Auskultasi adalah metode pengkajian yang menggunakan
stetoskop untuk memperjelas pendengaran (Priharjo, 2006). Pada
kasus balita sakit diare dengan dehidrasi sedang auskultasi
dilakukan pada perut yaitu bising usus meningkat
(Rekawati, 2013).
53
Auskultasipada studikasus diaredehidrasisedang iniAn.F
ditemukansuarabisingusus.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk
mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau
informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian
(responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang
tersebut (face to face) (Notoatmojo, 2012). Pada kasus ini
wawancara dilakukan pada pasien, keluarga pasien dan petugas
kesehatan di Puskesmas Mantingan Ngawi.
Wawancara dilakukan kepadaIbuAn.Fumur2tahun dengan
diaredehidrasisedangdanpetugas kesehatandiPuskesmas Mantingan
Ngawi.
c. Pengamatan (observasi)
Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan
mengadakan pengamatan secara langsung kepada Responden
penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti
(Hidayat, 2010). Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar
status pasien. Pada bayi dengan diare dehidrasi sedang perlu
dilakukan observasi yaitu vital sign meliputi: keadaan umum,
pernapasan, suhu, nadi, respirasi infus (keseimbangan cairan).
Pada studi kasusbalitasakitdengan diaredehidrasi
sedangAn.Fini yangdiobservasi adalah keadaanumum,
54
kesadaran,tanda-tanda
vital,beratbadan,turgorkulit,frekuensidankonsistensiBAB.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah pustaka yang diperoleh dari berbagai
sumber, seperti buku teks, indeks, ensiklopedia, dan lain-lain
(Hidayat, 2010).
Data sekunder diperoleh dengan cara :
a. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan suatu metode yang digunakan
untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2013). Dalam studi
kasus ini dokumentasi diperoleh dari buku catatan Rekam Medik
yang didapatkan dari Puskesmas Mantingan Ngawi berupa Buku
Register Pasien.
b. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah kegiatan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti dalam rangka mencari landasan teoritis dari
permasalahan penelitian (Hidayat, 2014). Pada kasus ini
mengambil studi kepustakaan dari buku, laporan penelitian,
majalah ilmiah, jurnal dan sumber terbaru yang berhubungan
dengan diare dehidrasi sedang terbitan tahun 2006-2015.
G. Alat-alat yang Dibutuhkan
55
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara lain :
1. Alat dan bahan dalam pengambilan data
a. Format asuhan kebidanan.
b. Buku tulis.
c. Bolpoint.
2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi
a. Alat pengukur tinggi badan.
b. Timbangan berat badan.
c. Pita LLA.
d. Stetoskop.
e. Thermometer.
f. Jam tangan.
3. Alat dan bahan lainnya
a. Buku KIA.
b. Buku Rekam Medik di Puskesmas Mantingan Ngawi.
c. Feses.
H. Jadwal Studi Kasus
Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai
menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,
beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut
(Notoatmodjo, 2012). Jadwal studi kasus terlampir.
56
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA AN. F
UMUR 2 TAHUN DENGAN DIARE DEHIDRASI
SEDANG DI PUSKESMAS MANTINGAN
NGAWI
A. TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Tanggal: 28 April 2016 Pukul:08.00WIB
A. IDENTITAS
1. IDENTITAS ANAK
a. Nama Anak : An. F
b. Umur : 2 Tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Anak Ke- : Tiga (3)
2. IDENTITAS IBU IDENTITAS AYAH
a. Nama : Ny. D Nama : Tn. B
b. Umur : 35 Tahun Umur : 39 Tahun
c. Agama : Islam Agama : Islam
d. Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
e. Pendidikan : SMA Pendidikan : D4
f. Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta
57
e. Alamat : Walikukun Wetan Rt 002 / Rw 005,
Widodaren, Ngawi
B. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)
1. AlasandatangkePuskesmas
Ibumengatakan sejaktanggal 27 April
2016pukul11.00WIBsampai
pukul00.50WIBanaknyabuangairbesarkuranglebih7-8 kaliencer,
badannyalemas,rewel,gelisah,nafsumakandanaktifitasmenurun
disertaimuntah2kalisehari.
2. Riwayatkesehatan
a. Imunisasi
1) BCG : Tanggal 19 Mei 2014
2) Polio1 : Tanggal 19 Mei 2014
3) Polio2 : Tanggal 16 Juni 2014
4) Polio3 : Tanggal 14 Juli 2014
5) Polio4 : Tanggal 11 Agustus 2014
6) DPT, HB, HiB (1) : Tanggal 16 Juni 2014
7) DPT, HB, HiB (2) : Tanggal 14 Juli 2014
8) DPT, HB, HiB (3) : Tanggal 11 Agustus 2014
9) Campak : Tanggal 02 Februari 2015
10) ImunisasiLain :Tidakada
b. Riwayatpenyakit yanglalu
Ibumengatakan anaknyatidakpernahsakitberat,pernah
58
menderita sakitbatuk,pilekdandemam tetapidapatsembuh
setelahdiberiobatdaribidan.
c. Riwayatpenyakitsekarang
Ibu mengatakansejakpukul 11.00 WIB anaknya buang
airbesar kurang lebih7-
8kaliencer,badannyalemas,rewel,gelisah,nafsu
makandanaktifitasmenurundisertaimuntah2kali.
d. Riwayatpenyakitkeluargamenurun/menular
Ibumengatakan dalamkeluarganya maupunkeluarga
suaminya tidakadariwayatpenyakitmenurunsepertiasma,
jantung,hipertensidanDMmaupun riwayatpenyakitmenular
sepertihepatitis,TBC danHIV/AIDS.
3. RiwayatSosial
a. Yangmengasuh
Ibumengatakananaknyadiasuhsendiribersamasuaminya.
b. Hubungandengananggotakeluarga
Ibumengatakan hubunganantaraanaknya dengananggota
keluargayanglainsangat baikdanharmonis.
c. Hubungandengantemansebaya
Ibumengatakan hubunganantara anaknyadenganteman
sebayanyasangatbaikdanakrab.
d. Lingkunganrumah
Ibumengatakanlingkunganrumahnyaaman,nyamandanbersi
59
h.
4. Polakebiasaansehari-hari(sebelumsakitdanselamasakit)
a. Nutrisi
1) Makananyangdisukai
Ibumengatakanmakananyang disukaiolehanaknya adalah
telur goreng dan nugget.
2) Makananyangtidak disukai
Ibumengatakanmakananyangtidakdisukaiolehanaknya
adalahbakwan sayur dan bubur beras merah.
3) Polamakanyangdigunakan
a) Pagi
(1) Sebelum sakit
Pukul07.00 WIBberupanasi1porsipiringkecil,
sayur, lauktelurdadardan1buahpisang.minum
susudanairputih1gelas.
(2) Selama sakit
Pukul07.30 WIBberupanasisetengah porsipiring
kecil,sayurdanlauktelur.minum susu dan
airputih1gelas.
b) Siang
(1) Sebelum sakit
Pukul13.00 WIBberupanasi1piring kecil,sayur,
lauktempebacemdanminumairputih1gelas.
60
(2) Selama sakit
Pukul13.30 WIBberupanasisetengahpiringkecil,
sayurdanlauk(tahu/tempe). Minumsusu 1 gelas
danbuahjeruk.
c) Malam
(1) Sebelum sakit
Pukul18.00 WIBberupanasi1porsipiringkecil,
sayur,lauk pauk,minumsusudanminumair
putih1gelas.
(2) Selama sakit
Pukul17.00 WIBberupanasisetengah porsipiring
kecil,lauk(tahu/telur),buah(jeruk/pisang), minum
susudanairputih1gelas.
b. Istirahat/tidur
1) Tidursiang
a) Sebelumsakit
Ibumengatakananaknyatidursiangpukul13.30WIB
lamanya± 2 jam perhari.
b) Selamasakit
Ibumengatakananaknyatidurkurang nyenyak dan
seringrewel.
61
2) Tidur Malam
a) Sebelumsakit
Ibumengatakananaknyatidurmalampukul20.00WIB
± 8jam perhari.
b) Selamasakit
Ibumengatakananaknyatidurkurangnyenyakdan
seringrewel.
c. Personal Hygiene
1) Pagi
a) Sebelumsakit
Ibumengatakananaknyamandipukul07.30WIB.
b) Selamasakit
Ibumengatakananaknyadisibinpukul08.00WIB.
2) Sore
a) Sebelumsakit
Ibumengatakananaknyamandipukul15.30WIB.
b) Selamasakit
Ibumengatakananaknyadisibinpukul15.00WIB.
d. Aktifitas
1) Sebelumsakit
Ibumengatakananaknyasangataktifjikadiajakbermain.
2) Selamasakit
62
Ibumengatakanselamasakit aktifitas
anaknyamenurun,jika
diajakbermaintidakaktif,seringreweldangelisah.
e. Eliminasi
1) BAK
a) Sebelumsakit
IbumengatakananaknyaBAK±5kalisehari,warna
kuningjernih.
b) Selamasakit
IbumengatakananaknyaBAK±7kalisehari,warna
kuningjernih.
2) BAB
a) Sebelumsakit
IbumengatakananaknyaBAB1kaliseharidengan
konsistensilunakdisertaiampas.
b) Selamasakit
IbumengatakananaknyaBAB7-8kaliseharidengan
konsistensicair.
63
C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)
1. Status Generalis
a. Keadaanumum : Sedang
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
1) Nadi : 120x/menit
2) Respirasi : 28x/menit
3) Suhu : 38,9°C
2. PemeriksaanSistematis
a. Kepala : Normal, tidak ada oedema.
b. Ubun-ubun : Cekung.
c. Muka : Tampak gelisah dan rewel.
d. Mata : Simetris kanan kiri, conjungtiva merah
muda, sklera berwarna putih, mata sedikit
cekung.
e. Telinga : Bersih, simetris kanan kiri, tidak ada
serumen.
f. Hidung : Bersih, tidak ada secret, tidak ada
benjolan.
g. Mulut : Bibir dan lidah tampak kering.
h. Leher : Normal, tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid.
64
i. Dada : Simetris, tidak ada penarikan dinding
dada saat bernafas.
j. Perut : Tidak kembung, turgor pada perut ketika
dicubit kembalinya lama.
k. Ekstremitas : Tangan dan kaki lengkap, tidak ada
kelainan, turgor kulit kembali lambat.
l. Genetalia : Normal, labia mayora menutupi labia
minora
m. Anus : Normal, tidak ada iritasi.
3. Pemeriksaan Antopometri
a. Berat Badan : 11 kg
b. Tinggi Badan : 74 cm
c. Lingkar Kepala : 45 cm
d. Lingkar Lengan Atas : 16,25 cm
4. Pemeriksaanpenunjang
a. Pemeriksaandarah
1) Hb : 11,8 gr%
2) Leukosit : 8400/mm³
3) Trombosit : 220.000/mm³
4) Hematokrit : 35 %
b. Pemeriksaanfeses
1) Warna : Kuningkehijauan
2) Bau : Khas
65
3) Konsistensi : Cair
4) Lendir : Negatif
5) Darah : Negatif
II. INTERPRETASI DATA
Tanggal: 28 April 2016 Pukul : 08.30 WIB
A. DIAGNOSAKEBIDANAN
An. F umur 2 tahunjeniskelamin perempuan
dengandiaredehidrasisedang.
DataDasar :
Data Subjektif
1. IbumengatakananaknyabernamaAn. F
2. Ibumengatakananaknyaberumur2tahun
3. Ibumengatakananaknyaberjeniskelaminperempuan
4. Ibumengatakan sejakpukul11.00 WIBanaknyabuang airbesar
kurang lebih 7-8 kali encer badannya lemas, rewel, gelisah,
nafsu makandanaktifitasmenurundisertaimuntah2kali.
Data Objektif
1. Keadaanumum : Sedang
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
a. Nadi :120x/menit
b. Respirasi :28x/menit
66
c. Suhu :38,9 °C
4. BB/TB :11kg / 74 cm
5. LK/LLA : 45cm / 16,25cm
6. Mata : Simetris kanan kiri, conjungtiva merah
muda, sklera berwarna putih, mata sedikit
cekung.
7. Muka : Tampak gelisah dan rewel.
8. Mulut : Bibir dan lidah tampak kering.
9. Perut : Tidak kembung, turgor pada perut ketika
dicubit kembalinya lama.
10. Ekstremitas : Tangan dan kaki lengkap, tidak ada
kelainan, turgor kulit kembali lambat.
B. MASALAH
1. Ibumengatakan
badananaknyalemas,rewel,gelisah,aktifitasdannafsu
makanmenurun disertaimuntah2kali.
2. Ibumengatakancemas dengankeadaananaknya.
C. KEBUTUHAN
1. Pemberiancairandan elektrolit
2. Pemberiannutrisi
3. Beri supportmental kepada Ibu An. F
67
III. DIAGNOSAPOTENSIAL
Diaredehidrasiberat
IV. ANTISIPASI
Kolaborasidengandokteruntukpemberianterapi:
1. Oralit100cc3x1
2. Puyer:
a. Molagit15,7mg3x1
b. Paracetamol300mg/ ¼tablet3x1
c. VitaminB160mg 1 x 1
d. Zink20mg1x1
Diberikan3x25,2mg/Kg/BB
3. Infus RL 20 tpm
V. PERENCANAAN
Tanggal:28 April 2016 Pukul:08.50WIB
1. Observasikeadaanumum,vitalsigndanturgorkulit.
2. Observasipola BAB yangmeliputifrekuensidankonsistensi.
3. Anjurkanibuuntukmemberikanbanyakminumairputihpadaanaknya.
4. Berikansuportmentalpadaibu.
5. Berikanterapisesuaiadvisdokter.
a. Oralit100cc3x1
b. Puyer:
68
1) Molagit15,7mg3x1
2) Paracetamol300mg/ ¼tablet3x1
3) VitaminB160mg 1 x 1
4) Zink20mg1x1
Diberikan3x25,2mg/Kg/BB
c. Pasang Infus RL 20 tpm
6. Dokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.
VI. PELAKSANAAN
Tanggal:28 April 2016 Pukul:09.05WIB
1. Mengobservasikeadaanumumdanvitalsign.
2. Mengobservasipola BAB yangmeliputifrekuensidan konsistensi.
3. Menganjurkanibuuntukmemberikanbanyakminumairputihpada
anaknya.
4. Memberikansuportmentalkepadaibuuntukkesembuhananaknya.
5. Memberikanterapisesuaiadvisdokter.
a. Oralit100cc3x1
b. Puyer:
1) Molagit15,7mg3x1
2) Paracetamol300mg/ ¼tablet3x1
3) VitaminB160mg 1 x 1
4) Zink20mg1x1
Diberikan3x25,2mg/Kg/BB
69
c. Memasang Infus RL 20 tpm
6. Mendokumentasikanhasiltindakan.
VII. EVALUASI
Tanggal:28 April 2016 Pukul:11.00WIB
1. Keadaanumumsedang,vitalsignpasiendenganNadi120 x/menit,
Respirasi28x/menit dan Suhu 38,9 oC.
2. AnakBAB1kalipadapukul 10.05WIBdengankonsistensicair,warna
kuning.
3. Infus RL telah dipasang dengan 20 tpm.
4. Ibubersediauntukmemberikanbanyakminumair putihpadaanaknya.
5. Ibu
akanberusahademikesembuhananaknyadanakanterusmendo’akanny
a.
6. Terapidoktersudah diberikan.
7. SemuatindakantelahdidokumentasikanpadacatatanRekamMedik
pasien.
DATAPERKEMBANGANI
70
S :Subjektif
Tanggal:29 April 2016 Pukul:09.00WIB
1. Ibumengatakananaknyabuangairbesar5kali dari tanggal 28 April pukul
11.00 wib – tanggal 29 April pukul 09.00 wib dengankonsistensicair
dansedikitampas.
2. Ibumengatakananaknyamasihlemasdanrewel.
3. Ibumengatakananaknyaseringhausdanmakannyasedikit.
O:Objektif
1. Keadaanumum : Sedang
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
Nadi : 120x/menit
Respirasi : 24x/menit
Suhu : 38°C
4. Mukatidakpucat, conjungtivamerahmuda,skleraberwarnaputih,ubun-
ubuncekung, matasedikitcekung, mulut tampakkering, peruttidak
kembung,turgorpadaperutjikadicubitkembalinyasedikitlama.
5. PadatangankananterpasanginfusRL20tpm.
A:Assesment
An.Fumur2tahunjeniskelaminperempuandengandiaredehidrasisedang perawatan
hari ke dua.
P: Planning
71
Tanggal:29 April 2016 Pukul:09.15 WIB
1. Pukul09.15WIB :Mengobservasikeadaanumumdanvitalsign.
2. Pukul09.25WIB :Mengobservasiinputberupa nutrisi dan cairan.
3. Pukul09.27WIB :Mengobservasi output berupa
polaBABmeliputifrekuensidan konsistensi.
4. Pukul 09. 32 WIB : Memberikan oralit dan observasi
5. Pukul09.37WIB :Meneruskanterapidokter berupa :
a. Oralit100cc3x1
b. Puyer:
1) Molagit15,7mg3x1
2) Paracetamol300mg/ ¼tablet3x1
3) VitaminB160mg 1 x 1
4) Zink20mg1x1
Diberikan3x25,2mg/Kg/BB
c. Infus RL 20 tpm
E :Evaluasi
Tanggal:29 April 2016 Pukul:13.00WIB
1. Keadaanumumsedang,vitalsignpasiendenganNadi110
x/menit,Respirasi24x/menit dan Suhu37,7°C.
2. Observasiinputsudahdilakukan,diperolehhasil:
An.Fmakannasidansayur denganporsisedikit,minumoralit,minumair putih3-
4gelas,obatyangdiberikan sudahdiminumdanterpasang infus RL20
tpmpadatangankanan.
72
3. Observasi output sudah dilakukan, diperoleh hasil :
An.FBAB1kalidengankonsistensicairwarnakuningkecoklatanpada pukul10.00
wibdansudahtidakmuntah.
4. Oralit telah diberikan dengan jumlah sekitar 100 - 200 ml.
5. Terapidoktermasihditeruskan berupa :
a. Oralit100cc3x1
b. Puyer:
1) Molagit15,7mg3x1
2) Paracetamol300mg/ ¼tablet3x1
3) VitaminB160mg 1 x 1
4) Zink20mg1x1
Diberikan3x25,2mg/Kg/BB
c. Infus RL 20 tpm
DATA PERKEMBANGAN II
73
S:Subjektif
Tanggal:30 April 2016 Pukul: 11.30WIB
1. IbumengatakananaknyaBAB2kali dari tanggal 29 April pukul 13.00 wib
- 30 April pukul 11.30 wibdengan konsistensicair disertaiampasdan
anaksudahtidakbegitulemasdanmasihrewel.
2. Ibumengatakan anaknyasudah tidakdemamlagi,maubanyakminumair
putihdanmakannyamasihsedikit.
O:Objektif
1. Kedaanumumsedang,kesadarancomposmentis, TTV:Nadi:110
x/menit,Respirasi:24x/menit,Suhu:37,4°C.
2. Mukatidakpucat,conjungtiva merahmuda,skleraberwarna putih,ubun-
ubundanmatasudah tidakcekung, muluttampaklembab,peruttidak
kembung,turgorkulitnormal.
3. PadatangankananterpasanginfusRL20tpm.
A :Assesment
An.Fumur2tahunjeniskelaminperempuandengandiaredehidrasisedang perawatan
hari ke tiga.
P: Planning
Tanggal:30 April 2016 Pukul: 11.50WIB
1. Pukul11.50WIB:Menganjurkanibuuntuktetapmemberikanairputih
yangbanyakpadaanaknya.
2. Pukul11.55WIB:Meneruskanterapidokter berupa :
74
a. Oralit100cc3x1
b. Puyer:
1) Molagit15,7mg3x1
2) Paracetamol300mg/ ¼tablet3x1
3) VitaminB160mg 1 x 1
4) Zink20mg1x1
Diberikan3x25,2mg/Kg/BB
c. Infus RL 20 tpm
3. Pukul12.05WIB:MengobservasipolaBABmeliputifrekuensidan
konsistensi.
4. Pukul12.10WIB:Mengobservasitetesaninfus.
E :Evaluasi
Tanggal: 30 April 2016 Pukul: 12.15WIB
1. Anaksudahminumairputih3gelas.
2. Puyersudahdiminum.
3. AnaksudahBAB1kali padapukul10.00
wibdengankonsistensicairdisertai ampas.
4. Tetesaninfus RL20tpm.
DATA PERKEMBANGAN III
75
S : Subjektif
Tanggal:01 Mei 2016 Pukul: 09.30WIB
1. Ibumengatakan anaknyaBAB1kalidengankonsistensilembekdisertai ampas.
2. Ibu mengatakan anaknyasudah tidaklemas,ceria,aktifitassudah seperti
biasadannafsumakansedikitmeningkat.
3. Ibumengatakanhariinidiperbolehkanpulang.
O:Objektif
1. Keadaanumum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tandavital : Nadi100x/menit,Respirasi28x/menit,Suhu36,7°C
4. Mukatidakpucat,conjungtiva merahmuda,skleraberwarnaputih,ubun-
ubundanmatatidakcekung/normal, mulutlembab,peruttidakkembung
danturgorkulitnormal.
A:Assesment
An.Fumur2tahunjeniskelaminperempuandengandiaredehidrasisedang
perawatanharikeempat.
P: Planning
Tanggal:01 Mei 2016 Pukul:09.45WIB
1. Pukul09.45WIB:Mengobservasikeadaanumumdantanda-tanda vital.
2. Pukul09.50WIB:Menganjurkanibuuntukselalumenjagakebersihan
tubuhanaknyasupayaterhindardaribakteripenyebabdiare.
3. Pukul09.55WIB:Menganjurkanibuuntuk memberikan makanan yang
76
bersih dan bergizi kepada anaknya
4. Pukul09.58WIB:Memberikanterapiobatuntukdirumahsesuaiadvis dokter
berupa :
a. Oralit100cc3x1
b. Puyer:
1) Molagit15,7mg3x1
2) Paracetamol300mg/ ¼tablet3x1
3) VitaminB160mg 1 x 1
4) Zink20mg1x1
Diberikan3x25,2mg/Kg/BB
c. Infus RL 20 tpm
5. Pukul10.03WIB:Mengajariibucaramembuatoralit yaitu satu bungkus oralit
dicampur dengan satu gelas (ukuran 200 ml) air matang.
6. Pukul10.08WIB:Menganjurkanibuuntukkontrol ulang 3harilagipada
harirabutanggal 04 Mei 2016.
E :Evaluasi
Tanggal: 01 Mei 2016 Pukul: 10.50WIB
1. Keadaanumumdantanda-tandavitaldalambatas normal.
2. Ibubersediauntukselalumenjagakebersihantubuhanaknyasupaya
terhindardaribakteripenyebabdiare.
3. Ibubersediauntuk memberikan makanan yang bersih dan bergizi kepada
anaknya.
4. Terapiobatuntukdirumahsudahdiberikan.
77
5. Ibusudahmengerticara membuatoralit.
6. Ibubersediauntukkontrolulang.
DATA PERKEMBANGAN IV
(KUNJUNGAN RUMAH)
78
S:Subjektif
Tanggal:03 Mei 2016 Pukul : 15.30WIB
1. IbumengatakansejakpulangdariPuskesmasBABanaknya1kalisehari
dengankonsistensilembekdisertaiampas.
2. Ibumengatakananaknya sudahsehat, ceria,aktifitasdannafsumakansudah
sepertibiasa.
3. Ibumengatakananaknyamauminumobatyangdiberikanolehbubidan.
O:Objektif
1. Keadaanumum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tandavital :Nadi118x/menit,Respirasi24x/menit,Suhu 36,7 °C.
4. Mukatidakpucatdanturgorkulitnormal.
A:Assesment
An.Fumur2tahun jenis kelamin perempuan dengan riwayatdiaredehidrasisedang.
P: Planning
Tanggal:03 Mei 2016 Pukul:15.45WIB
1. Menganjurkanibuuntukselalumemberikanmakananyangbersihdanbergizi
untukpertumbuhandanperkembangananaknya.
2. Menganjurkanibuuntukselalumenjagakebersihanlingkunganrumahnya
dankesehatankeluarganya.
3. Menganjurkan ibu untuk memberikan obat yang diberikan sampai habis.
E :Evaluasi
79
Tanggal:03 Mei 2016 Pukul:16.05WIB
1. Ibubersediauntukselalumemberikanmakananyangbersihdanbergizi
untukpertumbuhananaknya.
2. Ibubersediauntukselalumenjagakebersihanlingkunganrumahnyadan
kesehatankeluarganya.
3. Ibu bersedia untuk memberikan obat yang diberikan sampai habis.
B. PEMBAHASAN
Setelahdilakukanasuhankebidanan padabalitaAn.Fumur2tahunsakit
diaredengandehidrasisedangdiPuskesmasMantingan Ngawiselama4
hari,penulisakanmembahastentangkesenjanganyangterdapatdalamtinjauan
80
teoridengankenyataanyang penulistemukansejakmelakukan pengkajian,
interpretasidata,diagnosapotensial,antisipasi,perencanaan, pelaksanaandan
evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan
semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien.
Merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasi yang
akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).Diareadalah seringnya frekuensi buang
air besar lebih dari biasanya dengan konsistensi yang lebih encer dengan
ditandai balita nafsu makan berkurang, mengantuk dan gelisah, rewel,
keadaan umum lemah, kelopak mata cekung, bibir dan lidah kering, perut
kembung dan bising usus, turgor kulit kembali lambat, berat badan turun 5
- 10% dari BB sebelumnya Rekawati (2013).
Padakasusinisetelahdilakukan pengkajianberdasarkanData
SubjektifdiperolehAn. F buangairbesarkuranglebih7-8kali encer,
badannya lemas, rewel, gelisah, nafsu makan dan aktifitas menurun
disertai muntah2kali. Pada pemeriksaandiperoleh hasilkeadaan
umumsedang,kesadarancomposmentis,matacekungdanmulutkering.
Pemeriksaanpenunjangyangdilakukanadalah
pemeriksaandarahdenganhasilHb:11,8gr%,Leukosit:8400/mm³, Trombosit:
220.000/mm3
dan Hematokrit : 35 % serta pemeriksaan feses dengan hasil
wana : kuning kehijauan, bau : khas, konsistensi : cair, lendir (-) dan darah
81
(-).
Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan
praktekdilapangan,dikarenakan antarakasusdanteoritidakterdapat
perbedaanyangsignifikan.
2. Interpretasidata
Data dasar yang telah dikumpulkan di interpretasikan, sehingga
dapat merumuskan diagnosa atau masalah yang spesifik. Rumusan
diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat
didefinisikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan. Masalah
sering berkaitan dengan hasil pengkajian (Walyani, 2014).
Masalahyangumummuncul padabalitasakitdengan diare dehidrasi sedang
adalah gelisah, nafsu makandanaktifitasmenurun, pusing
jikaberubahposisidikarenakan kehilangan cairantubuhsebanyak5–
10%dariberatbadansemula (Sudaryat,
2010).MenurutRekawati(2013),kebutuhanyangdiperlukan
padabalitasakitdiaredehidrasi sedangmeliputiPemberiancairandan
elektrolitberupaoralitdancairanparental sertameningkatkankebutuhan
nutrisiyangoptimal.
PadakasusinidiperolehDiagnosaKebidananyaituAn. F umur2
tahundenganDiareDehidrasiSedang.Masalahyang muncul dalamkasus ini
adalah ibumengatakananaknyarewel,gelisah,nafsumakandan
aktifitasnyamenurun disertaimuntah 2kalisehari.Kebutuhanyang diberikan
padaAn.Fberupapemberiancairandanelektrolit,kolaborasi dengan
82
dokteruntukpemberianterapidanberikansupport mental.Pada langkahini
tidakterdapatkesenjanganantarateoridanpraktekdilapangan
3. Diagnosapotensial
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan
pencegahan sambil mengawasi pasien bidan bersiap-siap bila masalah
potensial ini benar-benar terjadi (Walyani, 2015). Pada kasus balita diare
dehidrasi sedang potensial terjadi diare dehidrasi berat (Sudaryat, 2010).
Padakasusinidiagnosapotensialyangditegakkanadalahdiaredengan
dehidrasi beratakantetapipadakasusinitidakterjadidiaredengan dehidrasi
berat,karenaadanyaantisipasi/tindakanyangcepatdantepat
sehinggapadalangkahinitidakditemukanadanyakesenjanganantara
teoridenganpraktek.
4. Tindakansegera/ antisipasi
Tahap ini dilakukan dengan melakukan identifikasi dan
menetapkan beberapa kebutuhan setelah diagnosis dan masalah
ditegakkan. Kegiatan bidan pada tahap ini adalah konsultasi, kolaborasi
dan melakukan rujukan (Irianto, 2015). Langkah yang perlu dilaksanakan
adalah melakukan Kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak untuk
Pemberian Antibiotik, Pemberian Cairan dan Pemberian Infus (jenis
cairan dan berapa tetesan permenitnya) (Sudaryat, 2010).
Tindakan antisipasipadabalitasakitAn.Fdengan diaredehidrasi
83
sedang adalahkolaborasidengandokterberupapemberianinfus,terapi
berupaOralit,Mollagit,Paracetamol,vitaminB1,Zink dan Infus RL 20 tpm,
observasivital sign,pemberian cairandanelektrolit(rehidrasiawal).
Padalangkahiniterdapatkesenjangan antarateoridenganpraktekdi
lapanganyaituAn.Ftidakdiberikan antibiotik karenaAn. F sudah diberi
Mollagit yang berfungsi untuk mengurangi frekuensi buang air besar serta
membantu memperbaiki konsistensi feses yang encer.
5. Perencanaan
Setelah beberapa kebutuhan pasien ditetapkan, diperlukan
perencanaan secara menyeluruh terhadap masalah dan diagnosis yang ada.
Dalam proses perencanaan asuhan secara menyeluruh juga dilakukan
identifikasi beberapa data yang tidak lengkap agar pelaksanaan secara
menyeluruh dapat berhasil (Irianto, 2015). Berdasarkan pedoman MTBS
penatalaksanaan balita sakit diare dengan dehidrasi sedang menurut
Rekawati (2013), yaitu :
a. Berikan oralit dan observasi di klinik selama 3 jam dengan jumlah
sekitar 75 ml/kg BB atau berdasarkan usia anak. Pemberian oralit
pada bayi sebaiknya dengan menggunakan sendok. Adapun jumlah
pemberian oralit berdasarkan usia atau berat badan dalam 3 jam
pertama adalah sebagai berikut:
1) Usia 0-4 bulan (< 6 kg) : 200-400 ml.
2) Usia 4-12 bulan (6-<10 kg) : 400-700 ml.
3) Usia 12-24 bulan (10-<12 kg) : 700-900 ml.
84
4) Usia 2-5 tahun (12-19 kg) : 900-1400 ml.
Bila anak menginginkan lebih, dapat diberikan. Anak dibawah 6 bulan
yang sudah tidak minum ASI, berikan juga air matang sekitar 100-200 ml
selama periode ini.
b. Ajarkan pada ibu cara membuat dan memberikan oralit, yaitu satu
bungkus oralit dicampur dengan satu gelas (ukuran 200 ml) air
matang.
c. Lakukan penilaian setelah anak diobservasi 3 jam. Bila membaik,
pemberian oralit dapat diteruskan dirumah sesuai dengan penanganan
diare tanpa dehidrasi. Bila memburuk, segera pasang infus dan rujuk
ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan segera.
Pada An.Fsakitdiaredengandehidrasisedang perencanaannya
berupaobservasikeadaanumumdanvitalsign,observasiinputdanoutput,
observasipolaBAB,anjurkanibuuntukmemberikan banyakminumair
putihpadaanaknya,berikannutrisiyangmengandung cukupenergidan
terapisesuaiadvisdokterberupa Oralit100cc3x1,Molagit15,7mg 3x1,
Paracetamol300mg3x1,VitaminB160mg 1x 1,Zink20mg1x1 dan Infus
RL 20 tpm.
Padalangkahiniterdapatkesenjangan antarateoridenganpraktekdi
lapanganyaituAn.Ftidakdiberikan antibiotik karenaAn. F sudah diberi
Mollagit yang berfungsi untuk mengurangi frekuensi buang air besar serta
membantu memperbaiki konsistensi feses yang encer.
6. Pelaksanaan
85
Pelaksanaan asuhankebidananpadabalitasakitdiaredengandehidrasi
sedang inidisesuaikandenganrencanatindakan. Pelaksanaanyang dilakukan
padakasusbalitasakitdengandiaredehidrasisedangsudah
dilakukanberdasarkanperencanaanyangtelahdisusunpenulis.
Pada An. F
sakitdiaredengandehidrasisedangpelaksanaannyaadalah mengobservasi
keadaanumumdanvitalsign,mengobservasi inputdan
output,mengobservasipolaBAB,menganjurkanibuuntukmemberikan
banyakminumairputihpadaanaknya,danmemberikan nutrisiyang
mengandungcukupenergidanterapisesuai advisdokter berupa Oralit100cc3
x 1,Molagit15,7mg 3 x 1, Paracetamol300mg3x1,VitaminB160mg 1 x
1,Zink20mg1 x 1 dan Infus RL 20 tpm.
Pada langkahini
terdapatkesenjanganantarateoridanpraktekdilapangan
yaituAn.Ftidakdiberikan antibiotik karenaAn. F sudah diberi Mollagit
yang berfungsi untuk mengurangi frekuensi buang air besar serta
membantu memperbaiki konsistensi feses yang encer.
7. Evaluasi
MenurutRekawati (2013),diharapkan setelahdiberikan asuhan
kebidananpadabalita sakitdiaredengan dehidrasisedangdiharapkan
keadaanumumbaik,ubun-ubun danmatatidakcekung,turgorkulit
normal,mulutdanlidahtidakkering,tidakterjadidehidrasi, tidakterjadi
diaredehidrasiberatdanBABmenjadinormal.
86
Padakasusinisemuatindakanyangdilakukanberhasildenganbaik
danpasien sembuh dalamwaktu4hari.Setelahdilakukanevaluasi didapatkan
hasilbahwaanaknyasudahtidakrewellagi,keadaanumum baik, ubun-
ubuntidak cekung,mukatidakpucat,matatidak cekung,mulut
lembabtidakkering,peruttidakkembung,turgornormal danBABnormal
1kaliseharidengankonsistensi lembekdisertaidenganampas.
Padalangkahinitidakterdapatkesenjangan antarateoridenganpraktek
dilapangan.
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakanasuhankebidananpadabalitaAn.Fdengandiare
dehidrasisedangselama4haridenganmenerapkan manajemen kebidanan
tujuhlangkahvarneydapatdiambilkesimpulan:
1. Berdasarkan pengkajiandatayangdiperolehdariAn.Fdidapatkanhasil
yaitudata subjektifibu mengatakansejakpukul 11.00WIB anaknya
buangairbesarkurang lebih7-8kaliencer,badannyalemas,rewel,gelisah,
nafsumakandanaktifitasmenurundisertaimuntah2kaliseharisedangkan
dataobjektif :Nadi120x/menit,Respirasi28x/menit, suhu38,9°Cmuka
tampakpucat,matacekung,muluttampakkering,peruttidakkembung
danturgorpadaperutjikadicubitkembalinyalama/pelan-pelan.
2. Diagnosakebidanan yang ditegakkanyaituAn.F umur2 tahun jenis kelamin
perempuandengandiaredehidrasisedang,masalahyangmunculyaitu anak
rewel, gelisah, nafsu makan dan aktifitasnya menurun disertai
muntah2kalisehari.Kebutuhan
yangdiberikanyaitupemberiancairandanelektrolitdanmeningkatkan
kebutuhannutrisiyangoptimal.
3. DiagnosapotensialpadaAn. Fdengandiaredehidrasisedangyang
ditegakkanadalahdiaredengandehidrasiberat.Tetapipadakasusinitidak
88
terjadidiaredengandehidrasiberatkarenaantisipasisertatindakanyang
cepatdantepat.
4. Antisipasi / tindakansegerayangdiberikanpadaAn.F yaitu kolaborasi
dengan dokteruntukpemberianterapiberupaOralit, Mollagit,
Paracetamol,VitaminB1dan Zink.
5. PerencanaanyangdiberikanpadabalitaAn.Fyaituobservasikeadaan umum,
vitalsigndanturgorkulit,observasipolaBABmeliputifrekuensi
dankonsistensi, observasitetesaninfus,anjurkanibuuntukmemberikan
banyakminum airputihpadaanaknya,berikan nutrisiyang mengandung
cukupenergidanberikanterapisesuaiadvisdokter.
6. PelaksanaandalampemberianasuhankebidananpadaAn. F sesuaidengan
perencanaan yangtelahditetapkansehinggadiperolehhasil yangmaksimal.
7. Setelahdilakukanasuhankebidanan padaAn.Fdengandiaredehidrasi sedang
selama 4 hari, diperoleh hasil bahwa An. F tidak rewel lagi, keadaan
umumbaik,ubun-ubundanmatatidakcekung,mukatidakpucat,
mulutlembab/tidakkering,peruttidakkembung, turgornormaldanBAB
normal1kaliseharidengankonsistensilembekdisertaidenganampas.
8. Asuhankebidanan padaAn.Fdengandiaredehidrasisedanginiterdapat
kesenjanganantarateoridanpraktekpadalangkah antisipasi / tindakan
segera, perencanaan dan pelaksanaan yaitu An. F tidak
diberikanAntibiotik karenaAn. F sudah diberi Mollagit yang berfungsi
untuk mengurangi frekuensi buang air besar serta membantu memperbaiki
konsistensi feses yang encer.
89
B. Saran
Berdasarkankesimpulandiatasmakapenulismenyampaikanbeberapasara
n yangbermanfaat:
1. BagiPuskesmas
Meningkatkan mutupelayanan
dalammemberikanasuhankebidananpadabalitadengandehidrasisedang
secaraoptimalmelaluipenangananyangcepatdantepat.
2. Bagibidan/tenagakesehatan
Bidan/tenagakesehatandapatsegeramengidentifikasi
tandadangejala penyakitdiaredengandehidrasi sedang,sehingga
dapatmelakukan antisipasi / tindakan
segera,merencanakanasuhankebidananpadabalita dengan diaredehidrasi
sedang agartidakterjadidiaredengan dehidrasi berat.
3. Bagiibudankeluarga
Perlupeningkatan pengetahuantentangpenyakitpadabalita dengan
diare,bahayadiare dansegeramembawaketenagakesehatanbila balita
mengalamitanda bahaya serta dapat melakukan penanganan segera
terhadap penyakit diare agar tidak terjadi dehidrasi.
4. Pendidikan
90
Menambahreferensi tentang Asuhan Kebidanan padaBalita
SakitdenganDiareDehidrasiSedang.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, D. 2013. Asuhan Kebidanan Balita Sakit pada An. M dengan Diare
Dehidrasi Sedang di RSUD Sukoharjo. Surakarta : Universitas Sebelas
Maret.
Ambarwati dan wulandari. 2010.Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Nuha
Medika.
Arief dan Kristiyanasari. 2009.Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak.
Cetakan I. Yogyakarta : Nuha Medika.
Arikunto. 2013. Prosedur Penelitia. Jakarta : Rineka Cipta.
Estiwidani, dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Cetakan II. Yogyakarta : Fitramaya.
Hidayat, A. A. 2014. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data.
Edisi II, Jakarta : Salemba Medika
Hidayat, A. A. 2013. Imu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta
: Salemba Medika.
Irianto, K. 2015. Reproductive Health Teori dan Praktikum. Cetakan I. Bandung :
Alfabeta.
Kemenkes. 2011. Balita, Diare, Penyebab dan Komplikasinya. Available
online at :http://www.infopenyakit.com/2012/08/penyakit-diare.html.
Diakses tanggal 16 November 2015.
Marmi dan Rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, Dan Anak
Prasekolah. Edisi I, Jogjakarta : PustakaPelajar.
Maryanti, dkk. 2011. Buku Ajar Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta : Trans Info
Media.
Matondang, dkk. 2013. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Mufdlillah, dkk. 2009. Konsep Kebidanan Plus Materi Bidan Delima. Jogjakarta
: Mitra Cendekia Press.
Muslihatun, dkk. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta : Citramaya.
Notoadmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam. 2008. Proses dan dokumentasi keperawatan konsep dan praktik. Edisi
2.. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam, dkk. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak Untuk Perawat Dan.
Bidan. Edisi II. Jakarta : Salemba Medika.
Santoso. 2012. Undang-undang Kesehatan.
Available:http://asiatour.com/lawarchives/indonesia/uu_kesehatan/uu_ke
sehatan.htm.Diaksestanggal16desember2015.
Priharjo, R. 2006. Pengkajian Fisik Keperawatan. Cetakan I. Jakarta : EGC.
Putra, S. R. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Untuk Perawat dan
Kebidanan. Cetakan I. Jogjakarta : D-MEDIKA.
Rekawati, S. 2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak untuk Perawat dan
Bidan. Jakarta : Salemba Medika.
Ridha, N. 2014. Buku Ajar Keperawatan Anak. Cetakan I. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Rukiyah dan Yulianti. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta :
CV. Trans Info Media.
Saifudin, A. B. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Buku
Panduan Praktis, Edisi I Cetakan II. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Sari, R. N. 2012. Konsep Kebidanan. Edisi I. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan IV. Jakarta : MITRA
CENDEKIA Press.
SDKI. 2012. Data Angka Kematian Bayi dan Balita di Jawa
Tengah.Available:http://www.keren.web.id/data-angka-kematian-
bayibalita- menurutwho.html. Diaksestanggal 16 November 2015.
Sudaryat, S. 2010. Gastroenterologi Anak. Jakarta : Sagung Seto.
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :
Salemba Medika.
Supariasa. 2013. Ilmu Gizi untuk Praktisi Kesehatan.Yogyakarta : Graha Ilmu.
Walyani, E. S. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka
Bara Press.
Winarsih, S. 2013. Asuhan Kebidanan pada Balita Sakit An. I dengan Diare
Dehidrasi Sedang di RSUD dr.Moewardi Surakarta. Surakarta : STIKes
Kusuma Husada.
Wulandari dan Handayani. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Cetakan I.
Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Yongki, dkk. 2012. Asuhan Pertumbuhan Kehamilan, Persalinan, Neonatus, Bayi
dan Balita. Cetakan I. Yogyakarta : Nuha Medika.