Download - Artikel Transport Kelompok 1
-
7/25/2019 Artikel Transport Kelompok 1
1/10
PENERAPAN KONSEP INTERAKSI TATA GUNA LAHAN-TRANSPORTASI
UNTUK PEMODELAN BANGKITAN-TARIKAN PERJALANAN DI LIMA RUAS
JALAN KAWASAN TUGU MUDA KOTA SEMARANG
Putu Aprilia Apsari (2!"!#2!!#$% A&'lia Li)*+, (2!"!#2!!#$%
Na.isa/ Aas (2!"!#2!!0"$
% La1s)iastu W'&/a Wa3Arsi (2!"!#2!!4#$
%A/)a& Aulia Nur Ha5 (2!"!##!2!$
1Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro Kota Semarang
ABSTRAK
Kota Semarang merupakan !ukota Provinsi Ja"a Tengah yang !er#ungsi se!agai pusat pelayanan
"ilayah di sekitarnya$ Se!agai pusat pelayanan, Kota Semarang tum!uh men%adi kota dengan
aktivitas yang padat seperti perumahan, perkantoran, perdagangan dan %asa$ &al terse!ut
menim!ulkan !er!agai permasalahan, salah satunya ialah kemacetan yang ter%adi di !e!erapa titikpusat kota seperti Tugu 'uda$ (erdasarkan hal terse!ut diperlukan suatu analisis !esarnya arus lalu
lintas di ruas %alan terse!ut se!agai acuan merencanakan sistem dan sarana transportasi$ Pemodelan
interaksi tata guna lahan dan transportasi merupakan pemodelan yang menganalisis !esarnya
pergerakan di suatu lokasi dengan men)onasi suatu guna lahan yang ada se!agai !angkitan*tarikan
pergerakan di lokasi terse!ut$ Pemodelan ini dapat digunakan untuk menganalisis pergerakan di
Tugu 'uda mengingat guna lahan yang ada di "ilayah terse!ut cenderung dinamis sehingga dapat
memprediksi !esarnya pergerakan di masa depan ketika guna lahan yang ada !eru!ah$ (erdasarkan
hasil analisis yang dilakukan, didapatkan hasil persamaan !entuk umum !esarnya pergerakan di
ruas %alan Tugu 'uda ialah+ - ./0/,2 3 1,14516 4,/05/3 17,.53 0,.57dimana 51-
Jumlah penduduk usia produkti#, 5/- Jumlah rumah, 5Persentase luas guna lahan perdagangan
dan 57 - Persentase luas guna lahan perkantoran$ &al ini menun%ukkan semakin !anyaknya
penduduk usia produkti#, semakin luasnya perdagangan dan semakin luas perkantoran maka semakin
tinggi pergerakan yang ter%adi karena guna lahan perdagangan dan perkantoran mampu men%adi
tarikan !agi masyarakat umum sementara %ika guna lahan di ruas %alan terse!ut digunakan se!agai
perumahan maka akan menghasilkan pergerakan yang le!ih sedikit karena !angkitan per%alanan
hanya dilakukan oleh penghuni rumah$
Kata Kunci: Guna Lahan, Kemacetan, Pergerakan, Transportasi, Tugu Muda
PENDAHULUAN
Terdapatnya tata guna lahan yang berbeda menandakan berbedanya kegiatan yang berlangsung di
lahan tersebut, misalnya permukiman, pasar, tempat wisata, pelabuhan terminal, stasiun kereta api,
bisnis, perkantoran, dan sebagainya. Seluruh kegiatan yang berlangsung pada lahan tersebut
berpotensi menimbulkan arus peralanan dari setiap tata guna lahan yang ada. !rus peralanan yang
e"ekti" timbul dari suatu tata guna lahan #berasal dari suatu lokasi, menuu ke lokasi lain$ harus
dilayani dengan dukungan aksesibilitas melalui penyediaan sistem transportasi. %engan sendirinya
teradilah interaksi antara tata guna lahan dengan sistem transportasi. Setiap perubahan dan
perkembangan tata guna lahan berpotensi pula mengubah arus peralanan. Karena itulah setiap kali
teradi perkembangan tata guna lahan harus diikuti dengan kegiatan untuk melakukan perkiraan,
estimasi, dan prediksi umlah arus peralanan antara lokasi melalui analisis dengan melibatkan semua
&ariabel yang saling terkait satu sama lain baik yang terkait dengan tata guna lahan seperti &ariabel
umlah penduduk, pendapatan masyarakat, pembangunan gedung maupun yang berkaitan dengan
-
7/25/2019 Artikel Transport Kelompok 1
2/10
sistem transportasi seperti pembukaan alan baru, pembangunan terminal dan sebagainya dengan
metodologi yang sesuai.
Kota Semarang sebagai ibukota pro&insi 'awa Tengah berpotensi menadi pusat pertumbuhan
terbesar yang memicu perkembangan tata guna lahan yang ada di dalamnya. Perkembangan tata guna
lahan ini akan memicu pergerakan yang beragam setiap saat terutama terhadap sistem transportasinya.
Sebagai pusat pelayanan wilayah yang ada di sekitarnya, akti&itas di Kota Semarang tergolong tinggi.
Salah satu pusat Kota Semarang adalah Kawasan Tugu Muda yang menghubungkan lima alan
kolektor yaitu 'alan (mam )onol, 'alan Mgr. Sugiopranoto, 'alan %r. Sutomo, 'alan Pandanaran dan
'alan Pemuda. !kti&itas yang ada di kelima alan ini sangat beragam dan memberikan kontribusi arus
peralanan #lalu lintas$ yang beragam pula terhadap Kawasan Tugu Muda sebagai pusat
pergerakannya. !kan tetapi, akti&itas yang beragam tersebut kerap kali menimbulkan permasalahan
lalu lintas berupa kemacetan yang menghambat aksesibiltas di kawasan ini. Kemacetan ini
diindikasikan dari adanya perubahaan tata guna lahan yang mengakibatkan teradinya perubahan
pergerakan dari setiap akti&itas yang ada di atasnya dan memicu perubahan pada arus lalu lintasnya.
*leh karena itu, kawasan perkotaan sering kali identik dengan kemacetan, sebagai salah satu
permasalahan sistem transportasinya.Perubahan arus lalu lintas dari setiap perubahan tata guna lahan yang ada, terutama di pusat
kota seperti Kawasan Tugu Muda memerlukan sebuah analisis dalam memprediksi besaran umlah
lalu lintas yang ada. )esaran arus lalu lintas ini dianalisis dengan memperhitungkan bangkitan
dan+atau tarikan dari setiap ruas alan yang ada. %i dalam analisis ini, setiap &ariabel yang
berhubungan dengan tata guna lahan dan sistem transportasi sangat berpengaruh. asil analisis ini
akan dimodelkan ke dalam pemodelan transportasi yang lebih mudah dipahami untuk digunakan
dalam melakukan prediksi arus lalu lintas. !dapun pemodelan transportasi yang dihasilkan dari
analisis ini adalah model trip generation. Model trip generation ini akan diadikan sebagai acuan
perkiraan arus lalu lintas di setiap ruas alan, yang berguna untuk mengurangi permasalahan
kemacetan yang teradi di kawasan ini. Tidak hanya itu, analisis terhadap besarnya arus lalu lintas diruas alan tersebut dapat pula digunakan sebagai acuan dalam merencanakan sistem transportasi di
masa yang akan datang, dalam mempertahankan dan meningkatkan aksesibilitas di Kawasan Tugu
Muda.
LANDASAN TEORI
A6 P','rtia It'ra1si Tata Gua La/a Da Trasp+rtasi
6 T'+ri It'ra1si Tata Gua La/a &a Trasp+rtasi
!kti&itas di suatu perkotaan terbilang cukup beragam yaitu seperti pendidikan, perdagangan
dan asa, industri, permukiman, dimana setiap akti&itas tersebut berlangsung pada sebidang lahan.
Sebidang lahan inilah yang dinamakan dengan tata guna lahan. %alam memenuhi kebutuhannya
manusia melakukan akti&itas, dari tata guna lahan satu ke tata guna lahan yang lain, dengan
menggunakan transportasi sebagai sarana perpindahannya #misalnya alan kaki, menggunakan bis,
motor$. al inilah yang menimbulkan pergerakan, baik manusia maupun barang, yang mengakibatkan
munculnya interaksi. ampir setiap interaksi memerlukan peralanan, dan oleh karena itu
menghasilkan pergerakan arus lalu lintas.
Sasaran umum dalam suatu perencanaan transportasi adalah membuat interaksi menadi mudah
dan e"isien. -ntuk mencapai sasaran umum tersebut maka diperlukan kebiakan terkait hal berikut ini:
a. Sistem kegiatan
encana tata guna lahan yang baik dapat mengurangi kebutuhan peralanan yang panang sehingga
membuat interaksi semakin mudah. Perencanaan tata guna lahan biasanya memerlukan waktu
cukup lama untuk melaksanakan rencana tata guna lahan.
b. Sistem aringan
-
7/25/2019 Artikel Transport Kelompok 1
3/10
Zones Network Base-year data Future planning data
Base-year data
Base year Future
Trip Generation
Trip Distribution
Modal Split/Choie
Trip !ssign"ent
Tra#t Flow
Four Step Model
i d
$ergerakan yang berasal dari %ona i$ergerakan yang "enu&u ke %ona d
al yang dapat dilakukan misalnya meningkatkan kapasitas pelayanan prasarana yang ada,
melebatrkan alan, menambah aringan alan baru.
c. Sistem pergerakan
al yang dapat dilakukan antara lain mengatur teknik dan manaemen lalu lintas #angka pendek$,
"asilitas angkutan umum yang lebih baik #angka pendek dan menengah$, serta pembangunan alan
#angka panang$.26 M+&'l P'r'7aaa Trasp+rtasi E)pat Ta/ap
Transportasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari prasarana atau sarana dan sistem
pelayanan yang memungkinkan adanya pergerakan keseluruhan wilayah sehingga terakomodasi
mobilitas penduduk, dimungkinkan adanya pergerakan barang dan dimungkinkannya akses kesemua
wilayah, sedangkan sistem merupakan gabungan beberapa komponen atau obek yang saling
berkaitan #Tamin, /001$. Terdapat empat konsep perencanaan transportasi yang populer sampai saat
ini yaitu 2Model Perencanaan Transportasi 3mpat Tahap4. Model tersebut merupakan gabungan dari
beberapa submodel yang dilakukan secara berpisah dan berurutan. Submodel tersebut meliputi
aksesibilitas, bangkitan dan tarikan pergerakan, sebaran pergerakan, pemilihan moda, pemilihan rute,
serta arus lalu lintas dinamis. )erikut ini merupakan skema tahapan pemodel perencanaan transportasi
empat tahap :
Sum!er+ 8a%id, /221
Ga)*ar 6 M+&'l P'r'7aaa Trasp+rtasi E)pat Ta/ap
Model perencanaan transportasi empat tahap terdiri dari :
a6 Ba,1ita &a tari1a p'r,'ra1a (Trip Generation$
Merupakan tahapan pemodelan yang memperkirakan umlah pergerakan yang berasal dari suatu
5ona tata guna lahan dan umlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau 5ona.
)angkitan dan tarikan pergerakan dapat dilihat dalam diagram seperti berikut ini:
-
7/25/2019 Artikel Transport Kelompok 1
4/10
i j
Sum!er+ Wells,194.
Ga)*ar 26 Ba,1ita &a Tari1a P'r,'ra1a
Keluaran dari perhitungan bangkitan dan tarikan lalu lintas akan menghasilkan umlah
kendaraan, orang atau angkutan barang per satuan waktu, misalnya kendaraan+am. )angkitan dan
tarikan lalu lintas tergantung pada dua aspek tata guna lahan, yaitu:
'enis tata guna lahan
'enis tata guna lahan yang berbeda #permukiman, perdagangan dan asa, industri dll$ akan turut
mempengaruhi perbedaaan karakteristik bangkitan.
'umlah akti&itas #dan intensias$ pada tata guna lahan
Semakin tinggi tingkat penggunaan sebidang lahan, semakin tinggi pula lalu lintas yang
dihasilkan. Salah satu ukuran dalam intensitas akti&itas adalah dilihat pada kepadatannya.
*6 Distri*usi p'r,'ra1a lalu litas (Trip Distribution$
Merupakan pemodelan yang memperkirakan sebaran pergerakan yang meninggalkan suatu 5ona
atau yang menuu ke suatu 5ona.
Sum!er+ Wells,194.
Ga)*ar #6 Distri*usi P'r,'ra1a Lalu Litas
%istribusi pergerakan dapat direpresentasikan dalam bentuk garis keinginan #desire line$ atau dalam
suatu Matrik !sal Tuuan #origin:destination matri;*
-
7/25/2019 Artikel Transport Kelompok 1
5/10
'arak antara dua buah tata guna lahan merupakan batasan dari adanya pergerakan. 'arak yang auh
atau biaya yang besar membuat pergerakan antara dua buah 5ona menadi lebih sulit. %aya tarik
suatu tata guna lahan akan berkurang apabila meningkatnya arak. al ini disebabkan tata guna
lahan cenderung untuk menarik lalu lintas dari tempat yang lebih dekat dibandingkan dengan
tempat yang lebih auh.
76 P')ili/a )+&a (Modal Choice/modal split$!pabila teradi suatu interaksi antara dua tata guna lahan, maka seseorang akan memutuskan
bagaimana interaksi tersebut dapat dilakukan. (nteraksi antara dua tata guna lahan akan menimbulkan
suatu peralanan. *leh karena itu dalam melakukan suatu peralanan, maka seseorang akan
dihadapkan pada suatu tahap pemilihan moda untuk melakukan peralanan. %alam pemilihan moda
biasanya terdapat beberapa pilihan seperti berikut:
Pilihan pertama biasanya alan kaki atau menggunakan kendaraan8
'ika menggunakan kendaraan maka harus menentukan apakah kendaraan pribadi atau kendaraan
umum8
'ika menggunakan kendaraan umum, maka enis kendaraan umum seperti apa #pesawat, kereta api,
angkot dll$.%i samping itu dalam pemilihan suatu moda transportasi uga sangat dipengaruhi oleh beberapa
hal seperti tingkat ekonomi, biaya transport yang dikeluarkan, kenyamanan serta keselamatan. *rang
yang memiliki satu pilihan moda disebut dengan captive terhadap moda tersebut. 'ika terdapat lebih
dari satu moda, moda yang dipilih biasanya yang memiliki rute terpendek, tercepat dan termurah atau
kombinasi ketiganya.
&6 P')*'*aa lalu litas (Trip Assignment$
Pemilihan suatu rute tergantung pada alternati" terpendek, tercepat, termurah dan diasumsikan uga
pemakaian alan mempunyai in"ormasi yang cukup memadai tentang kemacetan, kondisi alan,
sehingga dapat menentukan rute terpendek. asil akhir dalam pembebanan lalu lintas adalah
mengetahui &olume lalu lintas pada setiap rute.
B6 P'&'1ata M+&'l
Model yang digunakan berupa model tarikan+bangkitan peralanan yang menggunakan
persamaan regresi multiliner untuk menghasilkan model matematisnya. %ata9data yang digunakan
sebagai &ariabel bebas adalah data kependudukan, data sosio9ekonomi, dan data sektoral dan sebagai
&ariabel terikatnya yaitu data trip ends#bangkitan+tarikan$. %i bawah ini merupakan bagan model
tarikan+bangkitan peralanan.
Sum!er+ Tamin dan Fra)ila, 1994
Ga)*ar 06 Ba,a M+&'l Tari1a8Ba,1ita P'r9alaa
Sebelum masuk ke tahap analisis tarikan+bangkitan, wilayah studi perlu dinyatakan dalam 5onayang lebih kecil, sebagai bentuk penyederhanaan dari kenyataan yang ada di lapangan. Selanutnya,
-
7/25/2019 Artikel Transport Kelompok 1
6/10
semua data yang berkaitan dengan tarikan dan bangkitan peralanan didasarkan kepada sistem 5ona.
%alam proses pemodelan selanutnya, sistem 5ona serta aringan transportasi yang diperhitungkan
dinyatakan dalam bentuk simbol seperti ,a)*ar 46
Sum!er+ Tamin dan Fra)ila, 1994
Ga)*ar 46 :+t+/ R'pr's'tasi Wilaa/ Stu&i
Simbol9simbol dalam model sistem 5ona dan sistem aringan dapat berupa representasi dari :
)atas 5ona #cordon line$ yang dapat berupa batas administrati", batas alam #laut, sungai, hutan$
maupun batas lainnya8
Pertemuan dua ruas alan atau kota direpresentasikan dengan simpul8
uas alan #link$ dapat direpresentasikan dengan dua buah simpul uungnya8
=entroid #pusat 5ona$ merupakan pusat 5ona dimana diasumsukan bahwa seluruh pergerakan
dari+ke 5ona bersangkutan bergerak ke+dari titik tersebut8
Pelabuhan dan kota9kota yang berada pada batas wilayah studi dapat diadikangate"ay$
-ntuk menghitung besaran pergerakan pada lima ruas alan di kawasan Tugu Muda, perlu
dibuat model matematis berdasarkan data kondisi eksisting. -ntuk membuat model, langkah pertama
adalah menyeleksi &ariabel9&ariabel yang ada menggunakan regresi multilinier sehingga dihasilkan
model matematis yang datap diterapkan pada wilayah studi. Persamaan umum regresi multiliner
adalah sebagai berikut :
%imana,
; &ariabel terikat
a ; konstanta
b/,
-
7/25/2019 Artikel Transport Kelompok 1
7/10
Sum!er+ Tamin dan Fra)ila, 1994
Ga)*ar ;6 Pr+s's Kali*rasi &a
-
7/25/2019 Artikel Transport Kelompok 1
8/10
@. =@ ; 'umlah Penduduk -sia Produkti" #iwa$
Semakin banyak umlah penduduk usia produkti" maka semakin banyak bangkitan yang teradi
atas dasar kewaiban dasar #bekera+sekolah$
A. =A ; Pendapatan ata9rata #uta rupiah$
Semakin tinggi pendapatan rata9rata maka kemungkinan semakin banyak kendaraan bermotor
yang ada sehingga bangkitan semakin tinggi
B. =B ; 'umlah Toko
Semakin banyak umlah toko maka semakin tinggi potensi tarikan menuu toko tersebut sehingga
meningkatkan pergerakan
C. =C ; 'umlah umah
Semakin banyak umlah rumah maka semakin tinggi potensi pergerakan dari dan menuu rumah
tersebut sehingga meningkatkan pergerakan.
1. =1 ; 'umlah Kantor
Semakin banyak umlah kantor maka semakin tinggi potensi tarikan menuu kantor tersebut
sehingga meningkatkan pergerakan
D. =D ; Persentase Luas Guna Lahan PerdaganganSemakin luas kawasan perdagangan maka semakin tinggi potensi tarikan menuu kawasan
perdagangan tersebut sehingga meningkatkan pergerakan
0. =0 ; Persentase Luas Guna Lahan Permukiman
Semakin luas kawasan permukiman maka semakin tinggi potensi pergerakan dari dan menuu
kawasan permukiman tersebut sehingga meningkatkan pergerakan.
/E. =/E ; Persentase Luas Guna Lahan Perkantoran
Semakin luas kawasan perkantoran maka semakin tinggi potensi tarikan menuu kawasan
perkantoran tersebut sehingga meningkatkan pergerakan.
D6 DataTa*'l 6
Data a, Di,ua1a
Ruas Jala = > >2 ># >" >0 >4 >; >? > >!
'L.(mam )onol CEEE C0@ /AC A@E 7.A @E /BE /B /C D/ @
'l.Sugiyopranoto 1EEE 7D/ BD /07 7.0 CE BC 7E 1 DD B
'l. %r. Sutomo 1BEE 0AB /DA C7A 7.1 /B /DB /D 7/ 17 1
'l.Pandanaran DEEE /BB CE /E@ @.B /BE AE /0 1B 7E B
'L.Pemuda 0BEE @CB 0@ 7/C @.D /7E /EE 7A A0 AE //Sum!er+ &asil ?nalisis Kelompok 1?, /210
%ata tersebut merupakan data sekunder dan data hasil asumsi sebagai pembelaaran yang
kemudian diolah menggunakan analisis regresi pada aplikasi SPSS untuk menentukan &ariabel apasaa yang berpengaruh serta besaran koe"isiennya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A6 Sist') @+asi p'r Ruas Jala
Pemodelan yang akan dilakukan merupakan pemodelan yang menganalisis tata guna lahan
#kegiatan$ sebagai 5ona bangkitan transportasi. Pemodelan ini dilakukan untuk mendapatkan
persamaan bentuk umum besaran pergerakan di suatu ruas alan berdasarkan tata guna lahan yang ada
di ruas alan tersebut. al ini dapat memprediksi perubahan besarnya arus lalu lintas di alan tersebut
dimasa depan ketika teradinya perubahan tata guna lahan. Pada wilayah studi, Tugu Muda memiliki
kebutuhan pergerakan yang tinggi dikarenakan Tugu Muda merupakan bagian dari pusat Kota
Semarang. Penggunaan lahan di kawasan ini dapat dikelompokkan berdasarkan ruas alan seperti
gambar dibawah ini.
-
7/25/2019 Artikel Transport Kelompok 1
9/10
Sum!er+ @oogle Aarth, /210
Ga)*ar !6 Ruas Jala Tu,u Mu&a
)erdasarkan gambar diatas, diketahui bahwa tutupan lahan yang ada di wilayah studi ialah area
terbangun dengan guna lahan sebagai "ungsi permukiman, perkantoran dan perdagangan. Meskipun
tiap ruas alan memiliki "ungsi tersendiri namun guna lahan yang ada di tiap9tiap ruas alan cenderung
memiliki "ungsi yang yang tercampur sehingga perhitungannya akan memperhatikan seluruh gunalahan yang ada di ruas alan. )erikut adalah hasil dari analisa SPSS :
Ta*'l 2
:+'..i7i'tsa
Model -nstandardi5ed
6oe""icients
Standardi5ed
6oe""icients
t Sig.
) Std. 3rror )eta
/
#6onstant$ B7C7.700 .EEE . .
'mlFProdukti" /./1@ .EEE ./0/ . .
'mlFumah 91.7CA .EEE 9.@AA . .
PersenFPerdagangan /A.B@/ .EEE .@/A . .PersenFPerkantoran @[email protected] .EEE .DB7 . .
a. %ependent >ariable: !rusSum!er+ &asil ?nalisis Kelompok 1?, /210
Pada tabel tersebut, dari /E &ariabel yang ada, hanya A &ariabel yang berpengaruh terhadap
penentuan besaran arus pada B ruas alan di kawasan Tugu Muda. )erdasarkan tabel di atas, model
yang terbentuk adalah :
- ./0/,2 3 1,14516 4,/05/3 17,.53 0,.57
%imana,
; !rus
=/ ; 'umlah penduduk usia produkti"
=7 ; 'umlah rumah
=@ ; Persentase luas guna lahan perdagangan
=A ; Persentase luas guna lahan perkantoran
)erikut adalah penelasan dari model tersebut :
'umlah penduduk usia produkti" berbanding lurus dengan arus. )erarti semakin tinggi umlah
penduduk usia produkti" pada suatu kawasan, semakin tinggi pula arus pada kawasan tersebut. al
ini dikarenakan penduduk pada usia produkti" memiliki pergerakan rutin yang bersi"at waib,
umumnya untuk sekolah maupun bekera, serta pemenuhan kebutuhan sehari9hari lainnya.
'umlah rumah berbanding terbalik dengan arus. )erarti semakin tinggi umlah rumah pada suatu
kawasan maka arus pada kawasan tersebut akan semakin sedikit. al ini dikarenakan semakin
banyak rumah pada suatu kawsan, maka tarikan untuk menuu kawasan tersebut akan lebih rendah
ika dibandingkan dengan kawasan dengan rumah sedikit namun memiliki banyak atraksi.
-
7/25/2019 Artikel Transport Kelompok 1
10/10
Persentase luas guna lahan perdagangan berbanding lurus dengan arus. )erarti semakin tinggi
persentase lahan yang digunakan untuk perdagangan, semakin tinggi pula arus pada kawasan
tersebut. al ini dikarenakan kawasan perdagangan menadi tarikan bagi penduduk untuk
memenuhi kebutuhan sehari9hari maupun kebutuhan lainnya sehinggia menimbulkan arus yang
besar baik yang berasal dari dalam maupun luar kawasan.
Persentase luas guna lahan perkantoran berbanding lurus dengan arus. )erarti semakin tinggi
persentase lahan yang digunakan untuk perkantora, semakin tinggi pula arus pada kawasan
tersebut. al ini dikarenakan kawasan perkantoran menadi tarikan bagi penduduk untuk
memenuhi kebutuhan sehari9hari maupun kebutuhan lainnya sehinggia menimbulkan arus yang
besar baik yang berasal dari dalam maupun luar kawasan.
KESIMPULAN
)erdasarkan hasil dan pembahasan yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa:
/. )erdasarkan hasil analisis regresi menggunakan SPSS, dari /E &ariabel bebas yang digunakan
hanya terdapat A &ariabel yang berpengaruh terhadap besaran pergerakan di ruas alan sekitar Tugu
Muda Kota Semarang. >ariabel tersebut ialah umlah penduduk usia produkti", umlah rumah,persentase luas perdagangan dan persentase luas perkantoran.
7. Persamaan bentuk umum besarnya pergerakan di lima ruas alan Tugu Muda Kota Semarang ialah:
Y = 5262,! " #,#$%#& $,26%2" #',5%" 6,5%'
%imana,
; !rus
=/ ; 'umlah penduduk usia produkti"
=7 ; 'umlah rumah
=@ ; Persentase luas guna lahan perdagangan
=A ; Persentase luas guna lahan perkantoran
)erdasarkan persamaan tersebut, diketahui bahwa &ariable umlah usia produkti", persentase
luas guna lahan perdagangan dan persentase luas guna lahan perkantoran berbanding lurus dengan
besarnya pergerakan di ruas alan sekitar Tugu Muda. Sementara itu, &ariable umlah rumah
berbanding terbalik dengan besarnya pergerakan di ruas alan Tugu Muda yang berarti semakin
banyak umlah rumah #tata guna lahan perumahan$ maka semakin sedikit bangkitan yang dihasilkan.
al ini dikarenakan bangkitan maupun tarikan yang teradi hanya dilakukan oleh penghuni rumah
tersebut sementara pada tata guna lahan lainnya dilakukan oleh masyarakat secara umum.
DATAR PUSTAKA
Tamin, *"yar ., ?ra5ila uss )., /001, Penerapan Konsep nteraksi Tata @una Bahan:Sistem
Trnasportasi dalam Perencanaan Sistem Jaringan Transportasi. 'urnal Perencanaan Hilayah
dan Kota, 'urusan Perencanaan Hilayah dan Kota, (T). >ol D, Io @, hal @A9B1 'uli /001, (SSI:
EDB@90DA1
Iaid, et al., 7EE/, ?nalisis Ke!utuhan 'odel nteraksi Tata @una Bahan dan Transportasi Studi
Kasus Kotamadya (andung$ Simposium (> ?STPT, -dayana )ali, Io&ember 7EE/.