Download - Artikel Kesehatan
1. Sering Minum Soda Dapat Mempengaruhi Fungsi Otak
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi minuman bersoda terlalu banyak
dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh. Minuman tinggi gula ini berpotensi
dalam meningkatkan faktor risiko beberapa penyakit serius seperti diabetes hingga penyakit
kardiovaskular. Namun daftar tersebut tampaknya akan bertambah lagi seiring beberapa temuan
baru dari sejumlah penelitian.
Dampak Buruk Minuman Bersoda Bagi Otak Jika Dikonsumsi Terlalu Sering
dampak minuman bersoda bagi otakPara ahli mengungkapkan bahwa mengonsumsi minuman
bersoda terlalu sering dapat mempengaruhi fungsi otak. Hal ini cukup beralasan mengingat
minuman bersoda dapat membuat seseorang jadi lebih hiperaktif dan menghalangi kinerja
ratusan protein di dalam otak.
Jane Franklin, seorang periset mengatakan bahwa riset yang meneliti dampak minuman bersoda
tinggi gula bagi fungsi otak dan kesehatan mental sangat sedikit jumlahnya. Padahal dampak
tersebut sama bahayanya terhadap peningkatan lingkar pinggang.
Temuan ini diketahui dari sebuah penelitian pada tikus yang diberi air biasa dan air bergula. Para
peneliti yang berasal dari Universitas Macquarie, Sydney, membandingkan antara tikus yang
mengonsumsi air biasa dan air bergula selama sebulan. Air dan gula yang digunakan pada riset
ini mempunyai konsentrasi yang sama dengan yang digunakan pada minuman bersoda.
Hasilnya, tikus yang mengonsumsi air gula terlihat menjadi hiperaktif daripada tikus yang
mengonsumsi air biasa. Berdasarkan jaringan otak yang diambil, diketahui adanya perubahan
kadar di hampir 300 jenis protein. Perubahan yang terjadi pada otak tikus ini sama dengan apa
yang terjadi pada orang-orang yang menderita alzheimer dan kanker.
Riset ini membuktikan bahwa mengonsumsi banyak gula dapat mempengaruhi kesehatan fisik
seperti peningkatan risiko penyakit diabetes, serangan jantung, kanker pankreas, lemah otot,
kelumpuhan, obesitas, hingga tulang rapuh.
Franklin mengungkapkan bahwa orang dewasa yang banyak mengonsumsi minuman bersoda
akan mempengaruhi asupan kalori mereka perharinya. Pengonsumsian dalam jangka panjang
dapat menyebabkan perubahan kimia otak dan tingkah laku. Oleh sebab itu ia menyarankan
untuk minum air putih ketimbang soda apabila kita sedang haus. “Minuman bersodak tidak boleh
dikonsumsi terlalu sering,” kata Franklin. Peringatan ini berlaku untuk siapa saja yang sering
minum minuman bersoda.
Franklin menjelaskan bahwa hasil riset ini menegaskan dampak negatif dari minuman tinggi
gula. Maka dari itu, ia menyarankan untuk selalu berpikir tentang manfaat dan efek negatif
sebelum mengonsumsi minuman bersoda atau minuman tinggi gula lainnya.
2. Brokoli Yang Dimasak Dengan Tepat Bisa Cegah Kanker
Cara memasak brokoli dan sayuran dari suku kubis-kubisan lainnya dapat mempengaruhi potensi
manfaat yang ditawarkan untuk kesehatan tubuh. Menurut penelitian terbaru, brokoli memiliki
potensi untuk melawan kanker secara efektif apabila dimasak dengan tepat.
Cara terbaik memasak brokoli adalah dengan dikukus
brokoli kukusBrokoli, kubis, dan sayuran sejenisnya merupakan sumber sulforaphane yang baik.
Sulforaphane merupakan fitokimia (senyawa kimia alami di dalam buah-buahan dan sayuran)
yang diketahui memiliki sifat anti-kanker yang kuat. Untuk membentuk sulforaphane,
dibutuhkan enzim myrosinase yang juga terdapat di dalam brokoli. Namun apabila myrosinase
ini hancur, maka sulforaphane tidak dapat terbentuk.
Para peneliti membandingkan brokoli yang diolah dengan cara dikukus, direbus, dan dimasak
dengan microwave. Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa cara terbaik untuk memasak
brokoli adalah dengan cara dikukus hingga 5 menit. Cara ini dapat mempertahankan myrosinase-
nya dari ‘kehancuran’. Sedangkan brokoli yang direbus dan dimasak dengan microwave selama
satu menit atau kurang, diketahui menghancurkan sebagian besar enzim myrosinase-nya. Hal ini
disampaikan oleh Elizabeth Jeffery, seorang peneliti dari University of Illinois di Urbana-
Champaign.
Jeffery juga menemukan bahwa jika anda makan brokoli yang dimasak dengan baik, anda masih
bisa mendapatkan sulforaphane dengan menambahkan makanan mentah (sayuran) yang
mengandung myrosinase ke dalam makanan lainnya. Para peserta penelitian diminta untuk
mengonsumsi suplemen brokoli yang tidak mengandung myrosinase aktif. Ketika beberapa dari
mereka makan makanan lainnya yang mengandung myrosinase, kadar sulforaphane dalam darah
dan urin mereka secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang hanya
mengonsumsi suplemen saja.Temuan ini dipresentasikan pada hari Kamis di pertemuan tahunan
American Institute for Cancer Research di Bethesda, MD.
“Sesawi(Mustard), lobak, arugula, wasabi dan sayuran-sayuran lainnya dari suku kubis-kubisan
diketahui mengandung myrosinase, dan kita telah melihat bahwa kandungan tersebut dapat
mengembalikan pembentukan sulforaphane,” ujar Jeffery.
Penelitian sebelumnya juga menemukan bahwa :
Memotong atau menghaluskan bawang putih, dan kemudian menunggunya hingga 15 menit
sebelum dipanaskan (dimasak) memungkinkan senyawa tertentu yang tidak aktif menjadi aktif.
Senyawa yang dimaksud adalah fitokimia pelindung yang dikenal sebagai ‘alicin’.
Memasak tomat dan makanan lainnya yang mengandung likopen memungkinkan tubuh untuk
lebih mudah menyerap fitokima yang bermanfaat.
Merebus sayur dalam waktu yang lama dapat menghilangkan vitamin yang larut dalam air
seperti vitamin C, folat, dan niasin.
3. Banyak Makan Makanan Manis Bikin Mudah Lupa?
makanan manis, kadar gula dan lupaMengonsumsi makanan manis terlalu banyak tidak hanya
membahayakan kesehatan gigi, namun juga berpotensi membuat seseorang jadi mudah lupa. Hal
ini berdasarkan sebuah riset terbaru dimana hasil penelitiannya diterbitkan dalam jurnal
Neurology. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa mereka yang kadar gula dalam darahnya
cukup tinggi cenderung mempunyai masalah ingatan.
Riset ini melibatkan sekitar 141 partisipan berusia rata-rata 63 tahun. Para partisipan ini
diketahui tidak mengalami diabetes ataupun pra-diabetes. Mereka yang memiliki kelebihan berat
badan (overweight), banyak mengonsumsi alkohol, serta mempunyai masalah daya ingat dan
daya pikir tidak diikutsertakan dalam riset tersebut.
Kadar gula darah yang tinggi mempengaruhi daya ingat
Dalam tes ini, para responden diminta untuk mengingat daftar 15 kata setelah setengah jam
mendengarnya. Kemampuan daya ingat atau memori responden diuji bersamaan dengan
pemeriksaan kadar gula dalam darah. Mereka juga menjalani scan otak dengan tujuan untuk
mengetahui seberapa besar jaringan hippocampus yang dimiliki.
Hasilnya, para peserta yang memiliki sedikit gula dalam darahnya cenderung mempunyai nilai
yang lebih baik dalam tes ingatan. Sebaliknya, responden yang mempunyai kadar gula darah
lebih tinggi mendapatkan nilai yang lebih buruk.
Salah seorang peneliti, Dr Agnes Floel, mengatakan bahwa hasil penelitian menganjurkan agar
menurunkan kadar gula dalam darah, termasuk mereka yang kadar gula darahnya normal. Hal ini
bertujuan untuk mencegah terjadinya penurunan kogniftif dan daya ingat ketika mereka menjadi
tua. Strategi berikutnya, kata Floel, ialah meningkatkan frekuensi aktivitas fisik. Namun strategi
penurunan kadar gula dalam darah dan peningkatan aktivitas fisik masih membutuhkan uji
lanjutan.
Menurut Dr Clare Walton, manajer komunikasi dari Alzheimer’s Society, saat ini diketahui
bahwa diabetes tipe 2 adalah faktor risiko terjadinya penyakit alzheimer. Akan tetapi, buruknya
kemampuan seseorang untuk mengingat tidak hanya terjadi pada orang yang mengalami diabetes
tipe 2.
Walton mengatakan bahwa tingginya kadar gula dalam darah juga memiliki hubungan dengan
buruknya kemampuan mengingat pada orang yang tidak mengalami diaabetes. Penelitian ini
tentunya masih membutuhkan bukti lebih lanjut, apalagi satu dari tiga orang berumur lebih dari
65 tahun akan mengalami demensia.
4. Kurangi Risiko Penyakit Jantung Dengan Jalan Kaki
jalan kaki dan penyakit jantungPenyakit jantung adalah salah satu penyakit yang sering
mengancam manusia. Sebenarnya, penyakit jantung dan jenis penyakit kardiovaskular lainnya
bisa dicegah dengan cara yang sederhana, yakni dengan rutin jalan kaki. Hal ini juga senada
dengan apa yang dikatakan Hippocrates, seorang dokter asal Yunani, “jalan kaki adalah teman
terbaik manusia”. Namun demikian, untuk pengaplikasiannya dibutuhkan kesadaran dari setiap
individu itu sendiri, dan ini tidak terjadi padasetiap orang.
Jalan Kaki Selama 30 Menit = Latihan Aerobik
Menurut Dr Kathryn Taubert dari World Heart Federation, kesadaran merupakan langkah awal
untuk kesehatan jantung. Berjalan kaki adalah hal yang sederhana, sama sederhananya dengan
menghitung asupan kalori yang kita makan, dan setiap orang seharusnya bisa melakukannya.
Sebuah survei dilakukan mengenai kebiasaan orang dewasa yang rutin jalan kaki di 6 negara
yakni Inggris, Spanyol, India, China, Brasil, dan Amerika Serikat. Hasil survei tersebut
menunjukkan bahwa ada 55 persen orang yang melakukan jalan cepat di bawah 30 menit setiap
harinya. Padahal, jalan kaki selama 30 menit sama dengan latihan aerobik yang bermanfaat
dalam mengurangi risiko penyakit jantung.
Hasil temuan lainnya yang cukup menarik perhatian adalah bahwa 1 dari 3 orang dewasa di
Inggris dan AS diketahui tidak memperhatikan lama waktu berjalan mereka setiap harinya
dibandingkan dengan 1 dari 6 orang dewasa di India. Selain itu, orang-orang di Inggris dan AS
juga berjalan kaki dengan kecepatan yang lebih rendah dibandingkan dengan orang-orang di
negara berkembang.
Beberapa penelitian memang telah membuktikan bahwa jalan kaki dapat meningkatkan
kesehatan. Namun, kecepatan ketika berjalan itulah yang menjadi kuncinya. Menurut
Cardiovascular Institute, jalan kaki sama seperti latihan aerobik selama 30 menit, dan aktivitas
ini merupakan cara paling mudah untuk mencegah penyakit kardiovaskular.
Berjalan sejauh 4 hingga 6 kilometer beberapa hari dalam seminggu selama 30-60 menit sangat
bermanfaat bagi tubuh, diantaranya adalah oksigen akan tersuplai lebih banyak ke berbagai
organ tubuh, meningkatkan sirkulasi darah, dan membantu memperkuat jantung. Selain
mengurangi penyakit kardiovaskular, membakar kalori, dan meningkatkan harapan hidup, jalan
kaki juga dinilai memberikan manfaat lebih baik bagi jantung dibandingkan dengan bentuk
latihan intensif lainnya yang dilakukan sehari-hari. Jalan kaki juga merupakan aktivitas ringan
yang minim risiko akan cidera.
Presiden World Heart Federation, Dr Srinath Reddy mengatakan “kakimu dapat membawa
jantung jadi lebih sehat”. Maka dari itu, sebelum penyakit kardiovaskular menyerang, rutinlah
jalan kaki agar jantung tetap sehat dan kuat.
5. Sering Mengkonsumsi Junk Food Berpotensi Menyebabkan Depresi
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi makanan-makanan yang sehat dapat
mengurangi risiko depresi berat, sedangkan mengkonsumsi makanan nirnutrisi atau yang lebih
dikenal dengan junk food secara signifikan dapat memperparah depresi.
Sering Makan Makanan Olahan & Junk Food Bisa Memperparah Depresi
junk food dan depresiPara peneliti dari University of Eastern Finland telah mengamati lebih dari
2000 pria selama 13 tahun sambil mencatat berbagai parameter seperti pola makan mereka, berat
badan, dan gejala-gejala depresi.
Para peneliti menemukan bahwa mereka yang mengkonsumsi junk food, di mana makanan jenis
ini kurang memberikan nutrisi yang sehat, lebih mungkin untuk mengalami gangguan kesehatan
mental dibandingkan dengan mereka yang selalu menerapkan pola makan sehat.
“Penelitian ini memperkuat hipotesis bahwa makanan yang sehat memiliki potensi tidak hanya
dapat membantu mengusir depresi, tetapi juga mencegahnya,” kata pemimpin peneliti Anu
Ruusunen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pola makan yang sehat seperti mengkonsumsi
sayur, buah, gandum utuh, unggas, ikan, dan keju rendah lemak , dikaitkan dengan tingkat yang
lebih rendah untuk mengalami depresi. Peningkatkan asupan folat dan kopi juga dikaitkan
dengan penurunan risiko depresi. Akan tetapi, orang-orang yang banyak makan sosis, daging
olahan, makanan dan minuman manis, kentang panggang atau olahan, dan roti putih (tawar),
cenderung mengalami depresi dan gejala-gejalanya cukup parah.
Depresi biasanya diobati secara medis dan melalui psikoterapi, namun para peneliti asal
Finlandia ini menyarankan agar mempertimbangkan dulu cara-cara yang lebih sederhana yakni
menerapkan pola makan dan gaya hidup yang sehat. Menurut mereka, cara ini bisa berperan
sebagai ‘alat’ pencegahan dan pengobatan untuk melawan depresi.
Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Public Health Nutrition and Diabetic Medicine, European
Journal of Nutrition, Psychotherapy and Psychosomatics.
6. Berat Badan Turun 10 Persen Bisa Mengurangi Nyeri Lutut
Nyeri lutut akibat osteoarthritis pada orang tua yang memiliki kelebihan berat badan akan
berkurang apabila mereka mengurangi berat badannya walau hanya 10 persen (dari total berat
badan), sebuah penelitian baru menunjukkan.
Turunnya Berat Badan Akan Mengurangi Beban Sendi
berat badan dan nyeri sendiOrang gemuk dan obesitas yang berumur di atas 55 tahun serta
berpartisipasi dalam program diet dan olahraga cenderung mengalami pengurangan rasa nyeri
pada lutut, dan bahkan fungsi lutut mereka menjadi lebih baik setelah berat badan mereka turun
sebesar 10 persen. Penelitian ini diterbitkan di Jurnal American Medical Association. Penelitian
selama 18 bulan ini menindaklanjuti temuan sebelumnya yang menunjukkan bahwa orang tua
yang mengalami penurunan berat badan sebesar 5 persen diketahui juga mengalami penurunan
nyeri lutut dan meningkatkan kinerja lutut mereka.
“Kami pikir penurunan berat badan sebesar 5 persen saja sudah berdampak baik terhadap fungsi
lutut, lalu bagaimana jika lebih dari itu?”, ujar Stephen Messier, seorang pemimpin penulis
penelitian dan professor sekaligus direktur dari laboratorium J.B. Snow Biomechanis di
Universitas Wake Forest.
Penelitian ini melibatkan 454 orang dengan kelebihan berat badan dan obesitas yang menderita
nyeri lutut akibat osteoarthritis. Mereka secara acak dibagi menjadi tiga kelompok, yakni
kelompok yang melakukan diet saja, latihan saja, dan kombinasi dari diet dan olahraga. Para
peserta diberlakukan untuk mengikuti program olahraga tiga kali seminggu termasuk sesi jalan
kaki 2 x 15 menit yang dipisahkan dengan sesi latihan beban atau kekuatan selama 20 menit.
“Semuanya membutuhkan waktu total selama 1 jam, termasuk pemanasan dan pendinginan,”
kata Messier. “Itu bukan sesuatu yang luar biasa dan hampir setiap orang bisa melakukannya.
Kami pikir, kami mendapatkan hasil ini dengan cara yang sangat praktis.”
Pembatasan asupan kalori yang diberlakukan para peserta terbukti efektif. Para peneliti
membatasi asupan kalori setiap peserta sekitar 1100 hingga 1200 kalori per hari. Sekitar 88
persen dari peserta berhasil mengikuti program penelitian sampai tuntas selama 18 bulan dan
para peneliti menemukan hasil sebagai berikut :
Peserta yang melakukan program gabungan antara diet dan olahraga mengalami penurunan berat
badan yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang hanya diet atau olahraga saja.
Kelompok yang melakukan diet dan olahraga merasakan pengurangan nyeri lutut, fungsi lutut
yang baik, kecepatan berjalan lebih cepat, dan kualitas hidup yang lebih baik (berkaitan dengan
kesehatan fisik) dibandingkan dengan kelompok yang menerapkan olahraga saja.
Kelompok yang melakukan diet dan olahraga mengalami penurunan peradangan dibandingkan
dengan kelompok yang menerapkan olahraga saja.
Kelompok yang melakukan diet saja mengalami penurunan beban sendi pada lutut dibandingkan
dengan kelompok yang melakukan olahraga saja.
Para peneliti juga mencatat bahwa ada hasil signifikan dari turunnya berat badan, yakni semakin
banyak berat badan yang turun, maka itu juga akan berpengaruh pada kesehatan mereka secara
keseluruhan.
“Secara meyakinkan, kelompok yang mengalami penurunan berat badan sebesar 10 persen dari
jumlah berat badan setiap individu, mengalami penurunan rasa nyeri yang signifikan, fungsi lutut
yang lebih baik, serta penurunan beban sendi dan peradangan,” ujar Messier.
Hasil temuan penelitian ini harusnya mendorong orang gemuk yang menderita nyeri lutut untuk
bisa menurunkan berat badannya. Selain itu, penderita arthritis sebaiknya juga memeriksakan
kondisinya ke dokter terlebih dahulu sebelum melakukan program diet dan olahraga.
7. Orang Yang Mengalami Insomnia Sulit Konsentrasi Saat Jam Kerja
Orang yang mengalami insomnia lebih mungkin mendapatkan masalah konsentrasi selama sehari
penuh karena bagian otak ‘penjelajah’ (pikiran kemana-mana) mereka terus aktif dan tidak bisa
berhenti, demikian penelitian terbaru menemukan.
Tes Memori Jangka Pendek (Working Memory)
insomnia sulit tidurMenggunakan teknologi pencitraan otak, para peneliti menemukan bahwa
orang dengan insomnia yang melakukan tugas memori singkat atau jangka pendek (working
memory), cenderung mengandalkan wilayah ‘default mode’ dari otak mereka yang biasanya aktif
hanya ketika pikiran sedang mengembara/mengambang.
Temuan ini mungkin membantu menjelaskan mengapa penderita insomnia kesulitan berpikir
secara efisien di jam kerja. Hal ini tentunya si penderita insomnia membutuhkan penanganan
yang tepat untuk mengatasi gangguan tidurnya. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Sleep edisi
September.
Para peneliti menemukan bahwa subyek insomnia tidak mengaktifkan secara tepat bagian otak
yang berperan penting dalam mendukung kinerja memori jangka pendek, serta tidak me-non-
aktifkan bagian otak ‘pengembara’ yang tidak relevan terhadap terhadap tugas tersebut.
Berdasarkan temuan ini, tidaklah mengherankan jika seseorang yang mengalami insomnia akan
‘merasa’ bekerja jauh lebih keras dibandingkan dengan mereka yang tidur nyenyak, padahal
beban kerja mereka adalah sama.
Dalam penelitiannya, Sean Drummon, ketua penulis studi dan seorang profesor di departemen
psikiatri di University of California, membandingkan 25 orang yang mengalami insomnia primer
(kesulitan tidur biasa) dengan 25 orang yang tidak memiliki gangguan tidur. Para peserta yang
rata-rata berusia 32 tahun menjalani scan MRI untuk melakukan tugas memori jangka pendek.
Hasil scan MRI mengungkapkan bahwa orang dengan insomnia tidak bisa menyesuaikan
aktivitas di bagian otak mereka yang biasanya digunakan untuk melakukan tugas tersebut.
Studi ini juga menemukan bahwa semakin sulit tugas yang dibebankan, orang yang tidur
nyenyak akan lebih banyak mengandalkan bagian otak yang terlibat dalam memori jangka
pendek, seperti korteks prefrontal dorsolateral. Sementara itu, para peserta yang mengalami
insomnia tidak menggunakan lebih banyak sumber daya dari bagian-bagian otak mereka.
“Data ini membantu kita memahami bahwa orang yang mengalami insomnia tidak hanya
mengalami kesulitan tidur di malam hari, namun otak mereka juga tidak berfungsi dengan baik
keesokan harinya selama sehari penuh”, ujar Drummond. Masalah-masalah yang dihadapi orang
dengan insomnia ketika siang hari dinilai sama mengganggunya terhadap yang ia alami ketika
malam hari.
8. Minum Segelas Air Dapat Meningkatkan Kerja Otak
minum segelas air putihSering sulit konsentrasi atau mendadak buntu saat berpikir? Untuk
mengatasi hal ini, sebetulnya ada cara yang sangat sederhana, yakni minumlah segelas air putih.
Menurut sebuah penelitian, minum air dapat meningkatkan kerja otak, apalagi saat anda sedang
haus. Dari University of East London, para peneliti percaya bahwa saat rasa haus teratasi, otak
menjadi lebih siap dan fokus untuk bekerja. Air akan membebaskan bagian otak yang
memberikan sinyal haus terus menerus pada tubuh.
Kurang minum air membuat sel abu-abu otak mengerut
Temuan ini didapat setelah melakukan penelitian terhadap 34 wanita dan pria pada dua kali uji
mental. Tes yang pertama dilakukan setelah sarapan sereal bar. Tes yang kedua dilakukan setelah
sereal diganti dengan sebotol air. Para partisipan tidak ada yang minum atau makan sepanjang
malam. Partisipan juga ditanya bagaimana rasa haus menyerang di awal penelitian.
Partisipan yang mengatakan tidak haus, diketahui lebih cepat dalam menyelesaikan tes, baik itu
dengan minum air atau tanpa minum air. Sedangkan partisipan yang merasa haus, diketahui lebih
cepat dalam menyelesaikan tes setelah minum air. Peningkatan kinerja otak setelah minum air
adalah sekitar 14 persen. Caroline Edmonds, salah seorang peneliti mengatakan bahwa minum
air saat tengah bekerja tentunya bukanlah hal yang merepotkan.
Anak-anak yang minum air putih sebelum tes juga diketahui mendapatkan hasil 3 kali lebih baik.
Temuan ini tidak jauh berbeda dengan hasil dari penelitian lainnya yang serupa. Berdasarkan
penelitian tersebut, kurang minum air dapat membuat sel abu-abu pada otak mengerut, yang pada
akhirnya membuat otak sulit bekerja dengan optimal.
Peneliti melakukan scan kepada para remaja usai mereka bersepeda selama satu setengah jam.
Ketika mereka bersepeda, sebagian melakukannya dengan memakai pakaian setebal 3 lapis, dan
sebagian lainnya hanya menggunakan kaos dan celana pendek. Remaja yang berpakaian tebal
mengeluarkan keringat sebanyak satu liter. Hal ini mengakibatkan sel otaknya mengalami
pengerutan. Berkeringat selama 90 menit lamanya ternyata bisa mengakibatkan pengerutan pada
otak sebanyak proses penuaan dalam setahun. Akan tetapi, setelah mereka minum segelas air,
aktivitas otak mereka kembali normal.
9. Berat Badan Turun Drastis Secara Tiba-Tiba? Cek Kondisi Kesehatan Anda !
berat badan turun drastis dan tiba-tibaIstilah ‘berat badan turun’ tidak selamanya bermakna
positif. Jika berat badan turun dikarenakan ada proses di belakangnya, seperti melakukan diet
ataupun olahraga, maka hal tersebut sangatlah wajar dan normal. Namun apabila berat badan
anda turun drastis secara tiba-tiba tanpa ada proses sebelumnya seperti menjalankan program diet
atau berolahraga rutin, maka hal tersebut patut anda waspadai. Ini bisa saja terkait dengan
kondisi-kondisi tertentu yang sedang anda alami. Apa saja itu?
Berat Badan Turun Drastis dan Gejala Penyakit Tertentu
a) Depresi
Depresi dapat menyebabkan penurunan berat badan secara tidak langsung, dan hal ini sulit untuk
dijelaskan secara gamblang. Namun biasanya, orang yang sedang depresi sering mengalami
kesulitan untuk tidur, makan, ataupun aktivitas-aktivitas rutin lainnya. Banyaknya pikiran akibat
depresi bisa mengurangi nafsu makan seseorang. Untuk masalah yang terkait dengan depresi,
sebaiknya konsultasikan dengan yang ahli.
b) Hipertiroidisme
Tiroid yang sangat aktif bisa menghasilkan tiroksin yang berlebihan. Hal ini bisa meningkatkan
metabolisme tubuh secara dramatis, yang pada akhirnya akan membuat berat badan jadi turun
drastis, tubuh mudah berkeringat, dan jadi lebih mudah tersinggung. Untuk mengatasi hal ini,
terdapat obat anti-tiroid yang bisa membantu menurunkan laju produksi dari hormon tiroid.
Namun demikian, diagnosis dan pengobatannya harus dilakukan secara tepat.
c) Diabetes
Sebagian besar orang sering mengaitkan penyakit diabetes dengan obesitas dan kelebihan berat
badan. Padahal hal tersebut adalah sebaliknya, di mana setelah diteliti, penurunan berat badan
merupakan tanda-tanda awal terjadinya diabetes. Ini dikarenakan meningkatnya kadar glukosa
dan frekuensi buang air kecil yang menyebabkan penyusutan massa otot. Pendeteksian dini dan
obat pengontrol kadar insulin merupakan solusi yang baik untuk mengatasi penyakit ini.
d) Penyakit Celiac
Sebagian besar orang tidak toleran terhadap gluten. Gluten adalah sejenis protein yang
ditemukan pada bahan makanan seperti gandum atau barley. Jadi, apabila mengonsumsi gluten,
tubuh akan menghasilkan reaksi kekebalan pada usus kecil. Seiring berjalannya waktu, hal
tersebut akan menyebabkan peradangan dan berpotensi merusak lapisan usus kecil yang bisa
membuat kurangnya penyerapan nutrisi. Rusaknya lapisan usus kecil tersebut pada akhirnya
akan menyebabkan berat badan turun dan diare. Sampai saat ini belum ada obat yang pasti untuk
mengatasi penyakit Celiac.
e) Tuberkulosis
TB (Tuberkulosis) dalam kondisi serius dan kronis dapat menular dan menyebar ke udara. Jika
sistem kekebalan tubuh anda lemah, maka anda berisiko terserang penyakit ini. Salah satu tanda
yang bisa terlihat jika seseorang terkena penyakit tuberkulosis adalah penurunan berat badan
yang sangat drastis. Pengobatan jangka panjang dan beberapa jenis obat tertentu bisa membantu
menghilangkan infeksi dari penyakit ini.
f) Kanker
Penurunan berat badan yang drastis dan terjadi secara tiba-tiba merupakan salah satu gejala dari
penyakit kanker. Sel-sel abnormal berkembang dengan tidak terkendali dan berpotensi merusak
sel normal dari pasien kanker. Kanker dapat menyebar ke seluruh tubuh, dan penyakit ini sangat
mengancam jiwa. Pendeteksian secara dini bisa meningkatkan angka kelangsungan hidup.
g) AIDS
Salah satu gejala yang sering terlihat dari pasien pengidap AIDS adalah penurunan berat badan
secara drastis. Penyakit AIDS disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus),
dan virus ini merusak atau memperlemah sistem kekebalan tubuh manusia. Walaupun terdapat
cara untuk memperlambat laju perekembangan virus, akan tetapi penyakit AIDS belum benar-
benar bisa disembuhkan.
10. Tidur Mendengkur dan Beberapa Tips Untuk Mengatasinya
tidur mendengkur | gambar mendengkurTidur Mendengkur – Sebagian orang sering mendengkur
ketika sedang tidur. Volume dan frekuensi dengkuran seseorang bisa menunjukkan apakah dia
mempunyai gangguan tidur yang mengancam nyawa atau tidak, seperti apnea tidur obstruktif
(Obstructive sleep apnea – OSA). Gangguan tidur ini berpotensi menghentikan pernapasan atau
membuat pernapasan anda menjadi dangkal.
Dengkuran yang keras adalah gejala paling umum dari apnea tidur obstruktif yang terjadi pada
banyak orang dengan kondisi ini. Beberapa penderita tidak menyadari bahwa mereka
mendengkur karena mereka jarang terbangun oleh suara dengkurannya sendiri. Gangguan tidur
terjadi pada pasien yang mengalami keterbatasan pasokan oksigen yang masuk ke dalam
tubuhnya ketika dia tidur.
Beberapa alasan mengapa seseorang tidur mendengkur
Mendengkur didorong oleh menyempitnya saluran udara, baik di tenggorokan atau lubang
hidung yang mengontrol jumlah oksigen yang masuk dalam tubuh. Sebenarnya, suara dengkuran
disebabkan oleh getaran yang dibuat oleh udara karena ‘usahanya’ untuk bisa masuk ke dalam
tubuh melalui langit-langit mulut, uvula, lidah, tonsil, dan/atau otot-otot yang ada di
tenggorokan, ujar Dr. Joseph Mercola, dokter dan ahli bedah berlisensi. Jika udara yang anda
hirup tidak dapat bergerak bebas melalui hidung dan mulut saat anda tidur, maka kemungkinan
besar anda akan mendengkur.
Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menjadi pendengkur dan beberapa
diantaranya adalah :
Umur
Seiring bertambahnya umur yang semakin tua, tenggorokan akan menjadi sempit dan
kekencangan otot di tenggorokan akan menurun.
Kondisi Tubuh Tertentu
Pria memiliki saluran udara yang sempit dibandingkan dengan wanita, jadi kemungkinannya pria
lebih mungkin mendengkur. Tenggorokan yang sempit, langit-langit mulut yang terbelah,
kelenjar gondok yang membesar, dan atribut-atribut fisik lainnya juga menjadi faktor mengapa
seseorang mendengkur, dan hal ini sifatnya bisa diturunkan.
Masalah hidung dan sinus
Udara yang terhalang masuk akibat permasalahan pada hidung dapat membuat proses
pernapasan menjadi lebih sulit sehingga menyebabkan seseorang tidur mendengkur.
Kelebihan berat badan
Jaringan lemak pada tubuh dan otot yang lemah berkontribusi menyebabkan dengkuran.
Gaya hidup tidak sehat
Gaya hidup tidak sehat seperti mengonsumsi alkohol dan merokok dapat meningkatkan relaksasi
otot yang mendorong anda untuk lebih mudah mendengkur. Hal ini juga berlaku pada
pengonsumsian obat-obatan tertentu.
Posisi tidur
Tidur telentang menyebabkan daging tenggorokan anda menjadi rileks dan terblokirnya saluran
udara, sehingga dapat menyebabkan anda tidur mendengkur.
Menemukan solusi yang tepat agar bisa berhenti mendengkur
Ada begitu banyak piranti atau alat-alat di pasaran yang mengklaim bisa mengatasi masalah
dengkuran yang anda alami. Sayangnya, banyak diantaranya masih belum terbukti
keampuhannya. Sedangkan para ahli lebih menekankan ke ‘teknik-teknik’ tertentu yang telah
terbukti keefektifannya, walaupun hasilnya berbeda pada setiap orang, tergantung usaha dan
gaya hidupnya.
Langkah pertama yang harus anda lakukan adalah mengetahui penyebab mengapa anda tidur
mendengkur. Catat pola tidur anda, bisa meminta bantuan anggota keluarga atau menggunakan
rekaman visual ketika anda sedang tidur. Hal ini agar bisa diketahui pola dengkuran yang anda
alami. Dengan mengetahui pola dengkuran anda, hal tersebut bisa memperjelas penyebab
mengapa anda sering mendengkur saat tidur, apa yang membuatnya bertambah parah, dan ini
semakin mempermudah penanganan yang akan dilakukan.
Mengetahui pola dengkuran
Sangat penting untuk mengetahui pola tidur dan dengkuran anda. Posisi tidur akan
mengungkapkan lebih banyak hal, termasuk menjawab pertanyaan mengapa anda bisa
mendengkur ketika tidur.
Mendengkur dengan mulut tertutup : Menunjukkan adanya masalah dengan lidah anda.
Mendengkur dengan mulut terbuka : Menunjukkan adanya masalah dengan jaringan di
tenggorakan anda.
Mendengkur saat tidur telentang : Hal ini dinilai ringan, cukup mengubah kebiasaan tidur dan
gaya hidup yang lebih baik.
Mendengkur di semua posisi tidur : Menunjukkan dengkuran anda lebih parah dan membutuhkan
penanganan yang lebih komperehensif.
Penanganan mandiri
Ada banyak hal yang dapat anda lakukan sendiri agar anda bisa berhenti mendengkur. Usaha-
usaha yang bisa dilakukan termasuk mengubah gaya hidup yang lebih sehat.
Menurunkan berat badan
Menurunnya berat badan walaupun hanya sedikit bisa mengurangi jaringan lemak di bagian
belakang tenggorokan dan mengurangi atau bahkan bisa membuat anda berhenti mendengkur.
Anda bisa melakukannya dengan program diet ataupun olahraga.
Olahraga
Selain bisa menurunkan berat badan, olahraga akan bermanfaat positif bagi bagian tubuh anda
seperti lengan, kaki, dan perut, serta juga membantu mengencangkan otot di tenggorokan anda
yang pada akhirnya akan mengatasi masalah dengkuran anda.
Berhenti merokok
Jika anda seorang merokok, peluang anda untuk mendengkur lebih tinggi. Merokok dapat
menyebabkan penyempitan saluran udara akibat adanya iritasi selaput di hidung dan
tenggorokan. Oleh sebab itu, segeralah berhenti merokok.
Hindari Alkohol
Mengonsumsi alkohol, obat tidur, dan obat penenang bisa mengendurkan otot-otot di
tenggorokan dan mengganggu pernapasan. Khusus bagi anda yang memang membutuhkan obat
tidur dan penenang, konsultasikan lebih lanjut kepada dokter anda. Hal ini karena ada beberapa
jenis obat tidur atau penenang yang bisa membuat anda mendengkur lebih parah.
Tetapkan pola tidur yang teratur
Tetapkan jam tidur anda, serta pastikan anda mendapatkan durasi waktu tidur yang cukup dan
kualitas tidur yang baik. Jika tidur anda berkualitas, hal itu bisa meminimalkan risiko anda untuk
mendengkur.
Hindari kafein dan makanan berat sebelum tidur
Pastikan untuk tidak mengonsumsi makanan atau minuman berat dan berkafein dua jam sebelum
waktu tidur. Produk susu dan susu kedelai termasuk yang sebaiknya tidak anda konsumsi tepat
sebelum tidur.
Menjaga udara kamar tidur tetap lembab
Jagalah kamar tidur anda dalam keadaan lembab, anda bisa menggunakan humidifier(alat
pelembab udara). Udara yang kering bisa mengiritasi selaput di hidung dan tenggorokan, yang
akan memperbesar peluang anda untuk tidur dengan mendengkur.
Pastikan agar hidung tidak tersumbat
Hidung tersumbat bisa membuat proses penghirupan udara akan lebih sulit sehingga membuat
tenggorokan anda mengalami kekosongan akibat tidak adanya udara. Hal ini pada akhirnya
membuat anda tidur mendengkur. Untuk mengatasi hidung tersumbat, anda bisa menghirup uap
air panas atau minyak kayu putih, minum jeruk nipis hangat, berkumur dengan air garam, dan
lain sebagainya.
Tidur menyamping
Hindari tidur telentang, karena hal tersebut akan membuat lidah dan jaringan lunak di mulut
semakin menuju ke dalam, serta akan menyumbat aliran udara yang ingin masuk dan pada
akhirnya menyebabkan anda tidur dalam keadaan mendengkur.
Atur posisi kepala lebih tinggi
Memposisikan kepala anda lebih tinggi dari badan beberapa inci dapat mempermudah
pernapasan anda dan mendorong lidah serta rahang untuk bergerak ke depan. Maka dari itu,
gunakanlah bantal ketika tidur. Di pasaran, sudah banyak tersedia bantal khusus yang dapat
mencegah anda tidur dalam keadaan mendengkur dan memastikan otot leher anda tidak
mengkerut.
Latihan tenggorokan
Bisa anda terapkan selama 30 menit setiap hari, latihan tenggorokan dapat menjadi cara yang
efektif untuk mengurangi atau menghentikan dengkuran. Ucapkan suara vokal tertentu seperti (a-
i-u-e-o) berulang kali agar dapat memperkuat otot-otot di saluran pernapasan bagian atas. Hal ini
akan mengurangi dengkuran anda. Selain itu ada beberapa tips lain yang bisa anda terapkan
seperti :
Tempatkan ujung lidah anda di belakang gigi depan-atas anda. Kemudian geser lidah anda ke
belakang (mundur). Lakukan selama 3 menit sehari.
Tutup mulut anda kemudian kerutkan bibir anda. Tahan selama 30 detik.
Buka mulut anda dan gerakkan rahang anda ke sebelah kanan. Tahan selama 30 detik kemudian
ganti gerakkan rahang ke sebelah kiri.
Dengan mulut terbuka, kontraksikan otot di bagian belakang tenggorokan anda berulang kali
selama 30 detik. Tip : Lihatlah di cermin untuk mengetahui uvula (“bola menggantung di
tenggorokan”) bergerak naik dan turun.