ARISAN PESTA
PADA ACARA KHITANAN DAN PERNIKAHAN
(Studi Deskriptif di Desa Tinggi Raja, Kecamatan Tinggi Raja,
Kabupaten Asahan)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial dalam Bidang Antropologi Sosial
Oleh :
DEVY OKTAVIANI SITORUS
160905026
PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
Universitas Sumatera Utara
i UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
ii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
iii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PERNYATAAN ORIGINALITAS
ARISAN PESTA
PADA ACARA KHITANAN DAN PERNIKAHAN
(Studi Deskriptif di Desa Tinggi Raja, Kecamatan Tinggi Raja,
Kabupaten Asahan)
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya
nyatakan disini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan
gelar kesarjanaan saya.
Medan, September 2020
Penulis
Devy Oktaviani Sitorus
Universitas Sumatera Utara
iv UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Devy Oktaviani Sitorus, NIM 160905026. 2020. Skripsi ini berjudul
Arisan Pesta pada Acara Khitanan dan Pernikahan (Studi Deskriptif di Desa
Tinggi Raja, Kecamatan Tinggi Raja, Kabupaten Asahan). Skripsi ini terdiri
dari 5 bab, 107 halaman.
Skripsi ini mengkaji tentang Arisan Pesta pada Acara Khitanan dan
Pernikahan (Studi Deskriptif di Desa Tinggi Raja, Kecamatan Tinggi Raja,
Kabupaten Asahan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arisan pesta dan
interaksi sosial antara anggota arisan pesta pada masyarakat Desa Tinggi Raja dan
fungsi arisan pesta pada acara khitanan dan pernikahan bagi anggota arisan pesta
di Desa Tinggi Raja. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode
etnografi, menggunakan jenis penelitian deskriptif dan pendekatan kualitatif
dengan teknik observasi dan wawancara mendalam, dimana penulis terjun
langsung ke lapangan penelitian yaitu di Desa Tinggi Raja, Kecamatan Tinggi
Raja, Kabupaten Asahan. Arisan pesta merupakan arisan uang yang dikumpulkan
oleh pengurus arisan ketika anggota arisan menggelar sebuah acara hajatan
dengan besaranya iuran uang yang telah ditetapkan bersama.Menggunakan
metode arisan pesta yaitu sesuai dengan kriteria, di mana kriteria tersebut adalah
anggota arisan yang paling membutuhkan yaitu untuk memenuhi kebutuhan
secara materil. Interaksi antara anggota arisan pesta terjadi karena adanya kontak
sosial dan komunikasi. Bentuk interaksi yang terjadi dalam arisan pesta yaitu
bentuk interaksi positif dimana adanya kerjasama berupa gotong-royong dan
tolong-menolong melalui iuran uang arisan kemudian adanya akomodasi yaitu
kompromi dalam menyelesaikan sebuah permasalahan yang terjadi antara
pengurus arisan dengan anggota arisan yang bersangkutan, seperti selip pada
pencatatan di buku arisan, anggota arisan yang meninggal dunia dan anggota
arisan yang melarikan diri. Adapun faktor-faktor yang terjadi antara anggota
arisan pesta yaitu faktor lingkungan dan faktor keluarga, sehingga interaksi sosial
antara anggota arisan pesta pada masyarakat Desa Tinggi Raja memiliki hubungan
yang lebih mendalam dan erat atas dasar kekeluargaan. Fungsi arisan pesta pada
acara khitanan dan pernikahan bagi anggota arisan pesta di Desa Tinggi Raja yaitu
berjalan dengan seimbang. Dapat dilihat dari pelaksanaan arisan pesta di Desa
Tinggi Raja yang berjalan dengan baik dan lancar. Dimana arisan pesta ini bersifat
memberi, menerima dan mengembalikan kembali pemberian iuran uang arisan
dengan nominal yang sama oleh anggota arisan pesta. Kemudian pertukaran
dilihat sebagai gejala kebudayaan yang keberadaannya berdimensi luas, tidak
sekedar berdimensi ekonomi, tetapi juga agama, ekologi, teknologi, politik, dan
organisasi sosial seperti yang terlihat dari manfaat arisan pesta pada acara
khitanan dan pernikahan di Desa Tinggi Raja.
Kata - Kata Kunci : Arisan Pesta, Desa Tinggi Raja, Acara Khitanan dan
Pernikahan
Universitas Sumatera Utara
v UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UCAPAN TERIMA KASIH
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi
ini yang berjudul “Arisan Pesta pada Acara Khitanan dan Pernikahan (Studi
Deskriptif di Desa Tinggi Raja, Kecamatan Tinggi Raja, Kabupaten Asahan).
Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana sosial
dari Departemen Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sumatera Utara.
Terima kasih saya persembahkan kepada kedua orangtua yang terkasih,
Ayahanda Ali Mamat Sitorus dan Ibunda Syahriani Butar-Butar yang tidak pernah
lelah memberikan semangat, doa, perhatian dan kasih sayangnya kepada saya
sejak lahir sampai saat ini. Terima kasih kepada Abang saya Dedi Nirwansyah
Sitorus Pane, Deby Rezeki Saputra, Kakak saya Dewi Wulan Sari dan Adik saya
Deny Topika Rahman Sitorus yang telah mendukung saya tanpa lelah sehingga
saya dapat tetap terus melakukan yang terbaik. Pada kesempatan kali ini saya
ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar atas motivasi dan
dukungannya, terkhusus kepada Atok saya yaitu Alm. Syahbudin Butar-Butar
terima kasih juga atas doa dan dukungan yang telah diberikan semasa hidupnya
kepada saya. Dan tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih buat kekasih hati
yaitu Hanafi Manurung yang selalu mengingatkan saya tanpa lelah untuk
menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih kepada Ibu Dra. Sabariah Bangun, M.Soc, Sc selaku dosen
pembimbing sekaligus Dosen Penasehat Akademik saya yang telah memberikan
banyak ilmu, waktu, dan perhatian kepada saya mulai dari awal pemilihan judul
hingga penyelesaian skripsi ini. Dan kepada Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos,
M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera
Utara, Wakil Dekan I Bapak Husni Thamrin, S.Sos, M.S.P, Wakil Dekan II Bapak
Universitas Sumatera Utara
vi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, M.S.P dan Wakil Dekan III Bapak Drs.
Hendra Harahap, M.Si, PhD.
Terima kasih saya ucapkan kepada Ketua Departemen Antropologi
Sosial, Bapak Dr. Fikarwin Zuska, M.Ant, kepada Sekretaris Departemen
Antropologi Sosial, Bapak Agustrisno, M.S.P, dan kepada seluruh Dosen
Antropologi Sosial yang telah memberikan ilmu dan motivasi kepada saya.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada Dosen Penguji yaitu Bapak Dr. Irfan M.Si
yang telah banyak memberikan saran yang membangun agar skripsi saya menjadi
lebih baik lagi. Tidak lupa pula kepada Kak Nurhayati dan Kak Sri, Staf
Administrasi yang juga telah berbaik hati membantu saya dalam menyelesaikan
urusan administrasi penyelesaian skripsi ini.
Terima kasih saya ucapkan kepada teman terbaik yaitu Restania Pardede
dan grup anak sholeha yaitu Rosida Siregar, Alfiana Fadilah, Hanny Putri dan
Desy Army Lestari yang telah menjadi teman curhat, menampung segala keluh
kesah selama 4 tahun kita kenal. Terima kasih juga kepada seluruh anggota
GGArt mulai dari ayahanda kami bapak Fikarwin Zuska dan ibunda kami Ibu
Sisil Fikarwin, para alumni yaitu Irwansyah Sitorus, Lamria Hutapea, Rolan
Purba, Rafita, Crist Barasa, Ratna Murtini dan Yuki Sembiring. Teman sejawat
saya Sri Hayanti Manullang dan para junior yaitu M. Agung, Fery, Diana, Ara
Farhaini, Danang, Adisti dan teman-teman GGArt lainnya atas dukungan dan
kebersamaannya menjadi volunteer dalam membangun budaya bersih melalui
kegiatan rutin yang dilakukan dalam komunitas Go Green and Art FISIP USU
setiap minggunya, dan terus bertanya kapan saya tamat, hal ini membuat saya
semakin pacu menyelesaikan skripsi ini. saya juga berharap semoga ke depannya
tetap terjalin silaturahmi diantara semuanya dan membawa komunitas yang
didirikan bapak Fikarwin Zuska bersama beberapa penggagas Mahasiswa
Antropologi dalam membangun GGArt terus memiliki ambisi untuk
menggalakkan komunitas tersebut.
Saya menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan,
karenanya saya menerima saran dan kritik yang membangun dari semua pihak
Universitas Sumatera Utara
vii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
untuk menyempurnakan hasil tulisan ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat
bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Antropologi Sosial.
Kiranya Allah SWT melimpahkan Rahmat dan KaruniaNya kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada saya, sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan. Jasa-jasa baik semua pihak ini akan saya kenang selamanya.
Medan, September 2020
Penulis
Devy Oktaviani Sitorus
Universitas Sumatera Utara
viii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Devy Oktaviani Sitorus, lahir di Tinggi Raja
Kec. Tinggi Raja Kab. Asahan, Sumatera Utara
pada tanggal 18 Oktober 1998 dari pasangan Ali
Mamat Sitorus dan Syahriani Butar-Butar.
Penulis adalah anak keempat dari lima
bersaudara. Riwayat Pendidikan dimulai dari
Raudhatul Athfal Agustira Al Hasanah (2003-
2004), kemudian melanjutkan ke SD Negeri
010111 Tinggi Raja (2004-2010), kemudian
melanjutkan ke SMP Negeri 1 Tinggi Raja (2010-2013), setelah itu melanjutkan
ke MAN Kisaran (2013-2016). Setelah lulus dari MAN Kisaran kemudian penulis
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Universitas Sumatera Utara
dengan mengambil jurusan Antropologi Sosial yang berada di Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik. Penulis dapat dihubungi di alamat email
[email protected]. Selama di perkuliahan penulis mengikuti beberapa
organisasi, seperti:
1. Anggota Temu Ramah FISIP USU tahun 2016
2. Bendahara Komunitas Go Green & Art FISIP USU tahun 2016-2018 dan
Sekretaris Komunitas Go Green & Art FISIP USU tahun 2018-2020
3. Anggota Komunitas Relawan Gerakan Antikorupsi Medan tahun 2017-
2020
4. Anggota Lateral tahun 2018
5. Sekretaris Divisi Minat dan Bakat MASADEPANT tahun 2018-2019
Prestasi yang pernah diperoleh dan kegiatan yang pernah diikuti selama
menjalankan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri Universitas Sumatera Utara
seperti :
Universitas Sumatera Utara
ix UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Peserta dalam kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) yang
diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara tahun 2016
2. Peserta dalam kegiatan INISIASI yang diselenggarakan oleh Antropologi
Sosial di FISIP USU tahun 2016
3. Mengikuti acara Temu Ramah FISIP USU di Berastagi tahun 2016
4. Juara 3 lomba menulis cerpen pada Pesta Akbar Mentoring Universitas
Sumatera Utara tahun 2016
5. Peserta konsolidasi agen SPAK SUMUT dan pengenalan alat bantu
TRATA (Transparan, Akuntabel & Tepat Guna) oleh Yuyuk Andriati dan
Judhi Kristantini tahun 2017
6. Panitia inti (Bendahara) pada workshop GGArt I “Membangun Budaya
Bersih, Rapi, Sehat, Alami tahun 2017
7. Mengikuti operasi sampah GGArt setiap minggu pagi di FISIP USU tahun
2017
8. Panitia inti (Bendahara) pada kegiatan “Revolusi Bersih” bersama
komunitas GGArt ke I yang melibatkan Mahasiswa, Dekanat, Dosen dan
Pegawai FISIP USU tahun 2017
9. Mengikuti kunjungan GGArt ke Depo Pelestarian Lingkungan Titi
Kuning, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Cabang Medan tahun 2017
10. Mengikuti kunjungan GGArt FISIP USU ke Museum Kota Cina, di
Medan Marelan tahun 2017
11. Mengikuti kunjungan GGArt FISIP USU ke Taman Kunang-Kunang, di
Medan Marelan tahun 2017
12. Mengikuti sosialisasi “Nilai-Nilai Anti Korupsi” bersama kepala sekolah
SD, SMP, SMA Batari School Polonia (Ms. Angelita Fulgencio dan Mr.
Andi Yapto) tahun 2017
13. Mengikuti operasi sampah GGArt bersama dengan Komunitas Gowes
Free Bike tahun 2017
14. Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) dalam rangka “USU Menulis”
oleh PEMA USU tahun 2017
Universitas Sumatera Utara
x UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15. Mengikuti Gerakan Aksi Pungut Sampah (APS) di Tomok, Samosir
kerjasama GGArt FISIP USU dengan PT. Aquafarm Nusantara tahun 2018
16. Panitia inti (Bendahara) pada kegiatan “Gerakan Sosial Kampus Bersih” di
FISIP USU ke II yang dipelopori Komunitas GGArt dengan melibatkan
para Dosen, Dekanat, Pegawai dan Mahasiswa FISIP USU tahun 2018
17. Panitia inti (Bendahara) pada Workshop GGArt pemilahan sampah untuk
sumberdaya dengan tema “Menuju Kampus Bersih Tanpa Sampah” tahun
2018
18. Mengikuti malam keakraban GGArt di rumah pembina GGArt dengan
tujuan mempererat silaturahmi antar anggota GGArt tahun 2018.
19. Mengikuti kunjungan GGArt ke Loom Galery (Museum Ulos) dengan
tujuan mempelajari jenis-jenis ulos dan upacara yang mengharuskan
menggunakan ulos tahun 2018
20. Mengikuti acara pelantikan pengurus Himpunan Mahasiswa Antropologi
Sosial (MASADEPANT) FISIP USU periode 2018/2019 tahun 2018
21. Salah satu dari 3 perwakilan mahasiswa Antropologi Sosial FISIP USU
mengikuti Lawatan Sejarah Daerah (LASEDA) yang dilaksanakan oleh
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara tahun 2018
22. Mengikuti kegiatan memperingati “World Clean Up Day” di USU
bersama Komunitas GGArt tahun 2018
23. Mengikuti liputan tentang GGArt oleh DAAI TV dan menyanyikan Mars
GGArt dalam liputan tersebut tahun 2018
24. Panitia (operator) dalam melaksanakan Festival Antropologi dengan tema
“Sehari Budaya Karo” tahun 2018
25. Panitia (Ketua Koordinasi Acara) WARKOP Antropologi Sosial FISIP
USU yang diselenggarakan oleh Departemen Antropologi Sosial dan
Himpunan Mahasiswa Departemen Antropologi (MASADEPANT)
dengan mengusung tema “Mengenal Budaya Melalui Etnofood” tahun
2018
Universitas Sumatera Utara
xi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26. Mengikuti acara Gebyar Kebangsaan SUMUT dalam rangka
“Memperingati Hari Pahlawan” di Museum Perkebunan Indonesia, Medan
tahun 2018
27. Mengikuti kunjungan ke Stand Museum Uang Sumatera bersama
Komunitas GGArt tahun 2018
28. Anggota “Program Bedah Rumah” di Bantaran Sungai Deli, Lingkungan
IV, Kelurahan Hamdan, Kecamatan Medan Maimun yang diselenggarakan
oleh Kagama Sumut tahun 2018
29. Anggota studi lapangan tinggal bersama masyarakat mata kuliah
Antropologi Maritim di Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan
Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2019
30. Mengikuti kegiatan diskusi dalam rangka Follow-Up Workshop GGArt ke
IV dengan tema “Meletakkan Sampah pada Tempatnya” tahun 2019
31. Mengikuti acara Hari Penanaman Pohon Indonesia (HPPI) di USU dalam
rangka Launching Program USU Green Campus 2019 serta Pelantikan
Duta USU Green Campus bersama dengan Komunitas GGArt yang ikut
berpartisipasi menanam pohon tabebuya tahun 2019
32. Panitia inti (Bendahara) dalam workshop yang diselenggarakan Komunitas
GGArt FISIP USU dengan tema “Membonsai Tanaman” di Cafe Nusa
Indah, Desa Marindal II tahun 2019
33. Panitia kegiatan Bakti Sosial dengan tema “Kegiatan Kolaboratif untuk
Menciptakan Budaya Bersih dan Sehat” bersama GGArt, FK USU, dan
Klinik Akupuntur Meridian tahun 2020
Universitas Sumatera Utara
xii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan penulis kesehatan dan kesempatan. Berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan penelitian yang ditulis dalam bentuk skripsi dengan
judul “Arisan Pesta pada Acara Khitanan dan Pernikahan (Studi Deskriptif di
Desa Tinggi Raja, Kecamatan Tinggi Raja, Kabupaten Asahan)”.
Lokasi penelitian adalah Desa Tinggi Raja, Kecamatan Tinggi Raja,
Kabupaten Asahan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Strata-1 (S1) studi Departemen Antropologi
Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini berisikan kajian analisis yang didasari pada observasi
partisipan dan wawancara mendalam mengenai arisan pesta pada acara khitanan
dan pernikahan yang dilakukan di Desa Tinggi Raja. Pada Bab I dalam skripsi ini
berisikan latar belakang, tinjauan pustaka, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metode penelitian, dan pengalaman lapangan yang berisikan
ketertarikan penulis dalam meneliti objek kajian tersebut.
Pada Bab II dalam skripsi ini berfokus kepada gambaran umum tentang
Desa Tinggi Raja, masyarakat Desa Tinggi Raja, acara khitanan dan pernikahan di
Desa Tinggi Raja, dan macam-macam arisan di Desa Tinggi Raja. Pada bab III
dalam skripsi ini berfokus kepada apa arisan pesta dan sejauh mana interaksi
sosial antara anggota arisan pesta pada masyarakat Desa Tinggi Raja. Kemudian
pada bab IV penulis membahas apa fungsi arisan pesta pada acara khitanan dan
pernikahan bagi anggota arisan pesta di Desa Tinggi Raja. Pada bab terakhir yaitu
bab V dalam skripsi ini berisi kesimpulan dan saran penulis dari hasil penelitian
dan analisis penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena
itu dengan kerendahan hati penulis mengaharapkan kritik dan juga saran dari
Universitas Sumatera Utara
xiii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis juga berharap skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan juga khususnya bagi penulis sendiri.
Medan, September 2020
Penulis
Devy Oktaviani Sitorus
Universitas Sumatera Utara
xiv UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
PERNYATAAN ORIGINALITAS ....................................................................... iii
ABSTRAK .............................................................................................................. iv
UCAPAN TERIMA KASIH................................................................................... v
RIWAYAT HIDUP PENULIS ............................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................xii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xvi
DAFTAR TABEL..................................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Tinjauan Pustaka ................................................................................... 4
1.2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 4
1.2.2 Resiprositas ..................................................................................... 7
1.2.3 Arisan ............................................................................................. 10
1.2.4 Interaksi Sosial Masyarakat Desa .................................................. 13
1.2.5 Perubahan pada Acara Khitanan dan Pernikahan .......................... 17
1.2.6 Struktural Fungsional terhadap Fungsi Sosial ............................... 21
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................ 22
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 23
1.5 Metode Penelitian ................................................................................ 23
1.5.1 Teknik Penelitian ........................................................................... 24
1.5.1.1 Studi Kepustakaan ................................................................... 24
1.5.1.2 Observasi Partisipatif ............................................................... 25
1.5.1.3 Wawancara Mendalam............................................................. 26
1.5.1.4 Analisis Data ............................................................................ 27
1.6 Pengalaman Penelitian ......................................................................... 28
BAB II GAMBARAN UMUM
2.1 Desa Tinggi Raja.................................................................................. 32
2.1.1 Kondisi Geografis .......................................................................... 32
2.2 Masyarakat Desa Tinggi Raja .............................................................. 34
2.2.1 Demografi ...................................................................................... 34
2.2.2 Mata Pencaharian ........................................................................... 38
2.2.3 Pendidikan...................................................................................... 40
2.2.4 Kegotongroyongan ......................................................................... 42
2.3 Acara Khitanan dan Pernikahan di Desa Tinggi Raja ......................... 43
2.4 Macam-Macam Arisan di Desa Tinggi Raja ....................................... 54
Universitas Sumatera Utara
xv UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III INTERAKSI SOSIAL ANTARA ANGGOTA ARISAN PESTA
PADA MASYARAKAT DESA TINGGI RAJA 3.1 Arisan Pesta ......................................................................................... 56
3.1.1 Awal Terbentuknya Arisan Pesta................................................... 57
3.1.2 Bentuk Iuran Arisan Pesta ............................................................. 58
3.1.3 Metode Arisan Pesta ...................................................................... 58
3.2 Terjadinya Kontak Sosial dan Komunikasi Antara Anggota
Arisan Pesta pada Masyarakat Desa Tinggi Raja ............................... 64
3.3 Bentuk Interaksi Sosial Antara Anggota Arisan Pesta pada
Masyarakat Desa Tinggi Raja ............................................................. 65
3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Antara Anggota Arisan Pesta
pada Masyarakat Desa Tinggi Raja .................................................... 71
BAB IV FUNGSI ARISAN PESTA PADA ACARA KHITANAN DAN
PERNIKAHAAN BAGI ANGGOTA ARISAN PESTA DI DESA
TINGGI RAJA 4.1 Pelaksanaan Arisan Pesta di Desa Tinggi Raja.................................... 75
4.2 Manfaat Arisan Pesta di Desa Tinggi Raja .......................................... 91
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 94
5.2 Saran .................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 99
LAMPIRAN ........................................................................................................... 102
Universitas Sumatera Utara
xvi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1: Kibot Duduk Milik Ibu Nurul, 08 Mei 2020 ....................................... 55
Gambar 3.1: Buku Anggota Arisan Pesta Ibu Ani, 24 April 2020 ......................... 63
Gambar 4.1: Wawancara dengan Ibu Suparmi (55 tahun), 01 Mei 2020 ................ 76
Gambar 4.2: Buku Besar Arisan Pesta, 01 Mei 2020 ............................................. 80
Gambar 4.3: Wawancara dengan Ibu Ani (55 tahun), 24 April 2020 ...................... 81
Gambar 4.4: Wawancara dengan Ibu Nurul (28 tahun), 08 Mei 2020 ..................... 83
Gambar 4.5: Wawancara dengan Ibu Irma (34 tahun), 10 Mei 2020 ...................... 84
Gambar 4.6: Wawancara dengan Ibu Dewi (32 tahun), 13 Mei 2020 ..................... 85
Gambar 4.7: Wawancara dengan Ibu Ami (33 tahun), 15 Mei 2020 ....................... 86
Gambar 4.8: Wawancara dengan Ibu Tuminem (54 tahun), 16 Mei 2020 ............. 88
Universitas Sumatera Utara
xvii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1: Penelitian Terdahulu ................................................................................ 4
Tabel 2.1: Batas Wilayah Desa Tinggi Raja ............................................................ 33
Tabel 2.2: Luas Wilayah Desa Tinggi Raja ............................................................. 34
Tabel 2.3: Jumlah Penduduk Desa Tinggi Raja ....................................................... 35
Tabel 2.4: Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama dan Suku, Serta Perubahan
Penduduk Desa Tinggi Raja .................................................................... 37
Tabel 2.5: Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Tinggi
Raja ......................................................................................................... 40
Tabel 2.6: Jumlah Penduduk yang Sedang Menempuh Pendidikan di Desa Tinggi
Raja ........................................................................................................ 42
Universitas Sumatera Utara
1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, arisan juga mengalami
perkembangan dalam hal mekanisme yang diterapkan. Apalagi di Indonesia arisan
memang menjadi budaya yang harus dilakukan. Sebab, arisan bukan hanya
sekedar mengumpulkan uang saja. Tetapi juga sebagai mempererat tali
silaturahmi antara manusia. Ada bermacam jenis arisan yang biasa dilakukan
masyarakat Indonesia, mulai dari arisan biasa, arisan tembak, hingga arisan online
dimana dimainkan secara online dan media sosial menjadi wadah utamanya. 1
Namun, dari banyaknya macam-macam arisan tersebut tetap saja pada dasarnya
adanya pemberian yang dilakukan antara anggota arisan.
Mauss (1992) mengemukakan bahwa, “pada dasarnya tidak ada
pemberian yang cuma-cuma atau gratis. Segala bentuk pemberian selalu diikuti
oleh sesuatu pemberian kembali atau imbalan”. Ia juga mengemukakan, kebiasaan
saling tukar menukar pemberian itu adalah suatu proses sosial yang dinamik yang
melibatkan keseluruhan anggota masyarakat, sebagai sistem yang menyeluruh.
Proses-proses dinamik tersebut terwujud melalui hakikat saling memberi yang
mengharuskan si penerima untuk melebihi pengembalian pemberian, yang
mencerminkan adanya persaingan kedudukan dan kehormatan dari pihak-pihak
yang bersangkutan, sehingga saling tukar-menukar tersebut tidak ada habis-
habisnya dari waktu ke waktu dan dari generasi ke generasi.
Bentuk interaksi dalam masyarakat bisa berupa perbuatan saling tolong-
menolong sebagai sebuah tuntutan hidup bermasyarakat. Dalam masyarakat kuno,
bentuk interaksi dalam masyarakat bisa berupa saling bertukar pemberian yang
melibatkan kelompok-kelompok dan masyarakat-masyarakat secara menyeluruh.
1 V ML. 2018. Diakses dalam http://www.google.com/amp/s/www.futuready.com/artikel/all-about-
money/macam-macam-arisan-yang-menguntungkan/amp/pada 21 Agustus 2020, pukul 11:23 WIB.
Universitas Sumatera Utara
2 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sistem saling tukar menukar ini menyangkut setiap unsur dari kedudukan atau
harta milik terlibat di dalamnya dan berlaku bagi setiap anggota masyarakat yang
bersangkutan.2
Pendapat dari Mauss (1992) ini juga didukung oleh Malinowski dalam
Mauss (1992), yang berpendapat bahwa semua bentuk transaksi berada dalam
suatu gabungan yang berkesinambungan yang di satu kutub pemberian ini
bercorak murni, tanpa tuntutan imbalan, dan di kutub lainnya bercorak pemberian
yang harus dikembalikan.
Pertukaran dilihat sebagai gejala kebudayaan yang keberadaannya
berdimensi luas, tidak sekedar berdimensi ekonomi, tetapi juga agama, ekologi,
teknologi, politik, dan organisasi sosial.3 Dewasa ini banyak ahli antrpologi
ekonomi yang menaruh perhatian terhadap gejala pertukaran yang menggunakan
uang. Hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa transformasi ekonomi tradisional
menuju sistem ekonomi modern sedang melanda di berbagai tempat, sejak
berkembangnya penjajahan hingga era globalisasi. Resiprositas berhadapan
dengan sistem pertukaran komersial.
Kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia selaku homo economicus,
dapat dimaknai sebagai upaya atau ikhtiyar manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.4 Secara umum, dalam melakukan kegiatan manusia mempunyai
kebebasan dalam memenuhi kebutuhannya. Namun kebebasan itu senantiasa
dibatasi oleh kebebasan orang lain, karena manusia merupakan makhluk sosial.
Manusia memerlukan adanya orang lain yang bersama-sama hidup dalam
masyarakat untuk mencakupi kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya.5 Diantara
kebutuhan tersebut ketika seseorang akan menggelar acara khitanan dan
pernikahan. Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh mereka diantaranya
yaitu kebutuhan material. Dan salah satu cara dalam memenuhi kebutuhan
tersebut di antaranya yaitu dengan mengikuti kegiatan arisan.
2 Marcel Mauss, Pemberian: Bentuk dan Fungsi Pertukaran di Masyarakat Kuno, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 1992), hal. xix. 3 Sjafri Sairin, Pujo Semedi, Bambang Hudayana, Pengantar Antropologi Ekonomi, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2002), hal. 39. 4 Syafiq Hanafi, Sistem Ekonomi Islam dan Kapitalisme, (Yogyakarta: Cakrawala, 2001), hal. 1. 5 Ahmad Asyhar Bashir, Asas-Asas Hukum Muamalat (Hukum Perdata Islam), (Yogyakarta: UII Press,
2000), hal. 11.
Universitas Sumatera Utara
3 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa arisan
artinya pengumpulan uang atau barang yang bernilai sama oleh beberapa orang,
lalu diundi diantara mereka. Undian tersebut dilakukan secara berkala sampai
semua anggota memperolehnya.6 Penentuan pemenang bisanya dilakukan dengan
jalan pengundian, perjanjian diantara anggota arisan, dengan nomor urut anggota
atau berdasarkan prioritas kebutuhan anggota arisan. Mungkin hampir setiap
orang tidak hanya mengenal arisan, tapi pernah atau sedang menjadi peserta
arisan. Di Indonesia, dalam budaya arisan, setiap kali salah satu peserta
memenangkan uang pada pengundian, pemenang tersebut memiliki kewajiban
untuk menggelar pertemuan pada periode berikutnya arisan akan diadakan. Arisan
beroperasi di luar ekonomi formal sebagai sistem lain untuk menyimpan uang.
Namun kegiatan ini juga dimaksudkan untuk kegiatan pertemuan yang memiliki
unsur “paksa” karena peserta diharuskan membayar dan datang setiap kali undian
akan dilaksanakan. Kegiatan arisan berkembang dalam kehidupan masyarakat
karena dapat menjadi sarana tabungan dan sumber pinjaman bagi semua orang,
termasuk keluarga miskin. Menjadi peserta kelompok arisan berarti memaksa diri
menabung, dan suatu saat dapat digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan,
baik produktif maupun konsumtif.7
Sebuah arisan dibentuk karena kesamaan visi, misi, needs, sense of
belonging, dan karakter. Itulah sebabnya mengapa arisan merupakan kumpulan
orang-orang sejenis. Dalam arti orang-orang yang mempunyai persamaan.
Misalnya berdomisili di komplek yang sama, bekerja di tempat yang sama,
mempunyai profesi yang sama, dan lain-lain.8 Hal seperti ini juga tidak luput
dialami oleh masyarakat Desa Tinggi Raja. Sehingga dalam menyelenggarakan
sebuah acara khitanan dan pernikahan di Desa Tinggi Raja akan dibarengi dengan
kegiatan arisan yang disebut dengan istilah arisan pesta. Dimana arisan ini sangat
diminati masyarakat Desa Tinggi Raja dan uniknya arisan tersebut dilakukan pada
saat acara hajatan berlangsung.
6 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1976), hal. 57. 7 Syaikhu Usman, dkk., Keuangan Mikro untuk Masyarakat Miskin, (Jakarta: Semeru, 2004), hal. 39. 8 Joy Roesma & Nadya Mulya, KOCOK! The Untold Stories of Arisan Ladies and Socialites, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2013), hal. 27.
Universitas Sumatera Utara
4 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.2 Tinjauan Pustaka
1.2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu
No Nama Penulis/Tahun Arisan
1 Peris Sulinto/2017 Penelitian yang berjudul “Arisan Desa
untuk Biaya Pernikahan Perspektif
‘Urf (Studi di Desa Purwokerto
Kecamatan Ngimbang Kabupaten
Lamongan)”.
Penelitian arisan dari sudut pandang
hukum islam tersebut membahas
konsep arisan desa untuk biaya
pernikahan berupa rancangan-
rancangan yang berisi peraturan dan
ketentuan yang telah disepakati oleh
pengurus dan anggota arisan.
Sistem pelaksanaan arisan desa untuk
biaya pernikahan yaitu menabung dan
mengembalikan kepada anggota
arisan ketika hajat berlangsung, dan
tinjauan ‘urf terhadap arisan desa
untuk biaya pernikahan yang
dikategorikan pada ‘urf shohih, yang
mana tradisi arisan desa ini dapat
diterima oleh masyarakat.
2 Rusli Agus/2011 Penelitian yang berjudul “Kontribusi
Arisan dalam Menambah
Universitas Sumatera Utara
5 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kesejahteraan Keluarga Menurut
Perspektif Ekonomi Islam (Studi di
Kecamatan Bankinang Barat)”.
Penelitian arisan dari sudut pandang
ekonomi islam tersebut membahas
kontribusi arisan dalam menambah
kesejahteraan keluarga di Kecamatan
Bangkinang Barat dapat memberikan
pengaruh terhadap peningkatan
kesejahteraan keluarga. Hal ini karena
dana yang diperoleh dari kegiatan
arisan tersebut dapat digunakan untuk
berbagai keperluan, baik yang bersifat
konsumtif maupun produktif.
Kegiatan arisan sangat penting bagi
kehidupan masyarakat di Kecamatan
Bangkinang Barat. Melalui arisan ini
mereka dapat memenuhi berbagai
kebutuhan hidupnya seperti membeli
sesuatu barang yang mungkin sulit
dibeli kalau hanya mengandalkan
pendapatan keluarga.
Kegiatan arisan di Kecamatan
Bangkinang Barat merupakan salah
satu kegiatan ekonomi rakyat yang
melembaga dan merakyat. Di dalam
sistem arisan yang berkembang di
masyarakat, baik itu arisan uang
maupun barang diperbolehkan dalam
Islam. Sebab dalam arisan tidak ada
Universitas Sumatera Utara
6 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
unsur penipuan karena dilakukan
dengan adil, transparan, disaksikan
oleh peserta dan tidak ada yang
dirugikan.
3 Angga Putra Pratama/2018 Penelitian yang berjudul “Arisan
Minangkabau (Studi Etnografi di Kota
Medan)”.
Penelitian arisan dari sudut pandang
sosial tersebut membahas bagaimana
masyarakat melakukan interaksi untuk
menjadikan suatu hubungan sosial
sebagai ajang untuk memperluas dan
memperbanyak jaringan pertemanan
sebagai masyarakat sesama
perantauan.
Karena dengan banyaknya
pertemanan yang ada di perantauan
bisa saling tolong-menolong supaya
tidak menderita di kota perantauan,
terjalinnya kebersamaan dalam
hubungan sosial tidak meruntuhkan
mental mereka di perantauan.
Dari beberapa penelitian di atas, perbedaan penelitian sebelumnya
dengan penelitian yang penulis teliti adalah bentuk arisan dan lokasi
penelitiannya. Kemudian permasalahan dalam penelitian yang akan diteliti yaitu
apa arisan pesta dan sejauh mana interaksi sosial antara anggota arisan pesta
pada masyarakat Desa Tinggi Raja dan apa fungsi arisan pesta pada acara
khitanan dan pernikahan bagi anggota arisan pesta di Desa Tinggi Raja.
Universitas Sumatera Utara
7 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.2.2 Resiprositas
1. Pengertian Resiprositas
Resiprositas dalam kajian teori pertukaran merupakan pertukaran timbal
balik antara individu atau antar kelompok.9 Dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya baik jasmani maupun rohani, manusia selalu behubungan dengan
manusia yang lain. Interaksi sosial yang rapat dalam kehidupan masyarakat
terutama yang terbentuk atas dasar persamaan nasib yang memberikan suatu
keterikatan yang mendalam bagi para anggotanya, hal ini yang akan
mempengaruhi dan berperan penting dalam hubungan sosial lainnya.
Seringkali terjadi baik barang ataupun jasa yang dilakukan orang per
orang, serta kelompok dengan kelompok dalam memenuhi kebutuhan dasar
manusia dalam bidang studi antropologi ekonomi, pertukaran dilihat sebagai
gejala kebudayaan yang keberadaannya berdimensi luas, tidak sekedar dimensi
ekonomi, tetapi juga agama, ekologi, teknologi, politik, dan organisasi sosial.
Dalam masyarakat tradisional dikenal pertukaran dengan sistem barter.
Sedangkan ciri pertukaran dalam perekonomian tradisional yang sedang
berubah dan berhadapan dengan sistem pertukaran komersil muncul istilah
resiprositas. Dalton menjelaskan bahwa resiprositas merupakan pola pertukaran
sosial ekonomi, yang dalam pertukaran tersebut, individu memberikan dan
menerima pemberian barang atau jasa karena kewajiban sosial. Terdapat
kewajiban orang untuk memberi, menerima dan mengembalikan kembali
pemberian dalam bentuk yang sama atau berbeda.10
Polanyi menjelaskan
bahwa resiprositas dan redistribusi merupakan pola pertukaran dalam sistem
ekonomi sederhana, sedangkan pertukaran pasar merupakan pola dalam sistem
ekonomi pasar.11
Teori resiprositas pertama kali dikemukakan oleh Bronislaw Malinowski
mengenai suatu sistem perdagangan antara penduduk Kepulauan Trobriand
atau Boyowa yang terletak disebelah tenggara Papua Nugini. Benda-benda
yang diperdagangkan dengan jalan tukar menukar (barter) berupa berbagai
9 Sjafri Sairin, Pujo Semedi, Bambang Hudayana, op. cit., hal. 43. 10 Ibid., hal. 42-43. 11 Ibid.
Universitas Sumatera Utara
8 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
macam bahan makanan, bahan kerajinan, dan alat-alat perikanan, perkebunan,
dan rumah tangga, tetapi disamping itu pada setiap transaksi diadakan tukar
menukar dua macam benda perhiasan yang dianggap mempunyai nilai yang
sangat tinggi, yakni kalung-kalung kerang (sulava) yang beredar kesatu arah
mengikuti arah jarum jam, dan gelang-gelang kerang (mwali) yang beredar
kearah yang berlawanan. Sistem perdangan tersebut oleh masyarakat
Kepulauan Trobriand disebut dengan sistem kula.12
Teori resiprositas dilandaskan pada prinsip transaksi ekonomi yang
elementer, yakni orang menyediakan barang atau jasa dan sebagai imbalannya
berharap memperoleh barang dan jasa yang diinginkan. Ahli teori resiprositas
memiliki asumsi sederhana bahwa interaksi sosial itu mirip dengan transaksi
ekonomi, tetapi tidak selalu berukuran dengan nilai uang. hal ini disebabkan
dalam transaksi sosial dipertukarkan juga pada hal-hal nyata. Menurut Peter M.
Blau, resiprositas bertumpu pada asumsi dasar bahwa orang bersedia
melakukan pertukaran sosial karena dalam persepsi mereka masing-masing
akan ada kemungkinan untuk mendapat penghargaan (reward). Penghargaan
dapat berbentuk uang, dukungan sosial, penghormatan, dan kerelaan.13
2. Jenis Resiprositas
Adapun 3 (tiga) jenis resiprositas menurut Sahlins yaitu resiprositas
umum (generalized reciprocity), resiprositas sebanding (balanced reciprocity),
dan resiprositas negative (negative reciprocity).14
a. Resiprositas umum (generalized reciprocity)
Individu atau kelompok yang memberikan barang atau jasa kepada
individu atau kelompok lain tanpa menentukan batas waktu pengembalian.
Tidak ada hukum-hukum yang ketat untuk mengontrol seseorang untuk
memberi atau mengembalikan, hanya moral saja yang mengontrol dan
mendorong pribadi-pribadi untuk menerima resiprositas umum sebagai
kebenaran dan tidak boleh dilanggar.
12 Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 2007), hal. 164. 13 Agus Salim, Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Sketsa Pemikiran Awal, (Semarang: Unnes Press, 2003,
hal. 156.
14 Sjafri Sairin, Pujo Semedi, Bambang Hudayana, op. cit., hal. 48.
Universitas Sumatera Utara
9 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Resiprositas sebanding (balanced reciprocity)
Resiprositas ini menghendaki barang atau jasa yang dipertukarkan
mempunyai nilai sebanding, disertai pula kapan pertukaran itu berlangsung
kapan memberikan, kapan menerima, dan kapan mengembalikan. Dalam
pertukaran ini masing-masing pihak membutuhkan barang atau jasa dari
patnernya, namun tidak menghendaki untuk memberikan nilai lebih
dibandingkan dengan yang akan diterima. Kondisi ini menunjukkan para
pelaku sebagai unit-unit sosial yang otonom.
c. Resiprositas negatif (negative reciprocity)
Prinsip kekeluargaan dan ketidaksetiakawanan merupakan bukti bahwa
resiprositas lebih manusiawi daripada pertukaran pasar. Wajah resiprositas
yang manusiawi itu, dilain pihak sering dipakai para politisi untuk
memobilisasi sumber daya dalam masyarakat. Ambil contoh pemikiran
tentang koprasi, suatu usaha dan gotong-royong di Indonesia, diilhami dari
prinsip-prinsip resiprositas yang menekankan kebersamaan daripada
persaingan bebas dan individualisme.
3. Peranan Resiprositas
Pada dasarnya tidak ada pemberian yang cuma-cuma. Segala bentuk
pemberian selalu disertai dengan suatu pemberian kembali atau imbalan.
Malinowski dalam Mauss (1992), yang berpendapat bahwa semua bentuk
transaksi berada dalam suatu gabungan yang berkesinambungan yang di satu
kutub pemberian ini bercorak murni, tanpa tuntutan imbalan, dan di kutub
lainnya bercorak pemberian yang harus dikembalikan.
Resiprositas dari ide pemberian tanpa pamrih. Namun, seiring dengan
berjalannya waktu menjadikannya sebuah tindakan pamrih dan demi kegunaan
yang dinikmati secara individual. Dengan demikian resiprositas yang
didasarkan pada perasaan individu mampu menciptakan kekuatan solidaritas
dalam masyarakat. Oleh karena itu, nilai-nilai dan tradisi-tradisi yang ada
didalamnya dapat tetap bertahan. Misalnya, sumbang menyumbang acara
perkawinan, khitanan, kelahiran, dan kematian, yang mana ini dapat berupa
gotong royong ataupun saling memberikan hadiah dalam perayaan.
Universitas Sumatera Utara
10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Resiprositas memberikan beban moral kepada para pelakunya untuk
mengembalikan apa yang sudah diterimanya baik barang atau jasa meskipun
tidak ada perjanjian untuk itu dan tidak ditentukan waktu dan jenis
pengembalian. Resiprositas memberikan ikatan kepada masyarakat melalui
agama, organisasi sosial kemasyarakatan, rasa senasib sepenanggungan dan
prestise untuk melanjutkan dan menjaga hubungan-hubungan sosial.
1.2.3 Arisan
1. Pengertian Arisan
Arisan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kegiatan
mengumpulkan uang atau barang yang bernilai sama oleh beberapa orang
kemudian diundi diantara mereka untuk menentukan siapa yang
memperolehnya, undian dilaksanakan dalam sebuah pertemuan secara berkala
sampai semua anggota memperolehnya.15
Dalam bahasa Inggris arisan disebut
dengan saving club atau company saving yang mempunyai arti tabungan
bersama. Kata saving berasal dari kata save kata kerja yang mempunyai arti
menabung atau menyelamatkan yang kemudian berubah menjadi saving kata
benda yang berarti tabungan.16
Sebagaimana diketahui bahwa arisan merupakan salah satu bentuk
kegiatan perekonomian rakyat yang telah banyak dilakukan dalam praktek
kehidupan masyarakat Indonesia. Arisan merupakan salah satu dari tradisi yang
berkembang di masyarakat dulu hingga sekarang. Namun sayangnya, tidak ada
data yang pasti mengenai kapan asal mulanya kemunculan tradisi arisan di
Indonesia. Tetapi, yang dapat dipastikan adalah bahwa arisan sebagai lembaga
keuangan yang bersifat non-formal merupakan sarana yang menyediakan dana
guna membantu masyarakat akan kebutuhan. Apabila ditinjau dari segi
tujuannya, keberadaan arisan memang mempunyai tujuan yang relatif
bervariasi, tetapi hal yang paling utama adalah sebagai rasa tolong-menolong
sesama masyarakat yang ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
15 W.J.S Poerwardarminta, op.cit., hal. 57. 16 Yan Pramadya Puspa, Kamus Hukum Belanda–Inggris-Indonesia, (Semarang: Aneka Ilmu, 2008), hal. 75.
Universitas Sumatera Utara
11 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sebuah arisan dibentuk karena kesamaan visi, misi, needs, sense of
belonging, dan karakter. Itulah sebabnya mengapa arisan merupakan kumpulan
orang-orang sejenis. Dalam arti orang-orang yang mempunyai persamaan.
Misalnya, berdomisili di komplek yang sama, bekerja di tempat yang sama,
mempunyai profesi yang sama, dan lain-lain.17
Kegiatan arisan berkembang dalam kehidupan masyarakat karena dapat
menjadi sarana tabungan dan sumber pinjaman bagi anggota arisan. Menjadi
anggota kelompok arisan berarti memaksa diri untuk menabung, yang berguna
untuk memenuhi berbagai kebutuhan baik produktif maupun konsumtif.18
Produktif adalah sikap yang berkonsep pada hari esok harus lebih baik dari hari
kemarin dan hari esok harus lebih baik dari pada hari ini. Konsumtif adalah
pemakaian atau pengonsumsian barang-barang yang sifatnya karena tuntutan
gengsi semata dan bukan menurut tuntunan kebutuhan yang dipentingkan.
Sehingga dalam menggunakan kebutuhan produktif dan konsumtif dari hasil
kegiatan arisan tersebut kembali kepada individunya masing-masing.
2. Macam-Macam Arisan
Dalam masyarakat ada tiga macam model arisan yakni: arisan uang,
arisan barang dan arisan spiritual. Untuk arisan spiritual disebutkan
perkembangan baru tentang arisan dalam komunitas umat Islam khususnya,
misalnya arisan yasinan dan arisan hewan qurban.19
a. Arisan uang
Jenis arisan ini yang banyak dilakukan oleh masyarakat umum dengan
besarnya tergantung kesepakatan dari para peserta. Sebelum uang terkumpul
pada awal kegiatan arisan diadakan undian untuk menentukan nomor urut
anggota yang berhak mendapatkan uang tersebut.
17 Joy Roesma & Nadya Mulya, loc. cit. 18 Syaikhu Usman, dkk., loc.cit. 19 Yupri Maryuni, Skripsi, “Pelaksanaan Arisan di Kelurahan Muara Lembu Kecamatan Singingi Kabupaten
Kuantan Singingi Ditinjau Menurut Hukum Islam”, (Riau: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sultan Syarif
Kasim, 2015), hal. 20-21.
Universitas Sumatera Utara
12 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Arisan barang
Banyak jenis barang yang dijadikan arisan oleh masyarakat, misalnya
gula, minyak goreng dan alat-alat rumah tangga. Kelompok arisan yang
mengadakan arisan gula dan minyak goreng biasanya membuat jangka waktu
arisan lebih kurang 11 bulan, dengan setoran arisan Rp10.000,00/minggu/
peserta.
c. Arisan spiritual
Maksud arisan spiritual adalah arisannya tetap dengan uang, hanya
perolehan dari arisan bukan berupa uang melainkan berupa barang atau
lainnya yang dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, misalnya
mendapatkan hewan qurban atau untuk biaya menunaikan ibadah haji.
3. Metode Arisan
Metode Arisan merupakan cara atau prosedur yang teratur untuk
melaksanakan kegiatan arisan. Untuk memulai sebuah arisan tentunya tidak
mudah, perlu adanya kesepakatan para anggota arisan. Seperti kesepakatan
waktu pengocokan arisan, apakah secara undian atau sesuai kriteria yang
ditentukan. Kemudian juga disepakati nilai atau besarnya barang atau uang
yang dijadikan sebagai alat pembayaran. Dengan hal itu diharapkan arisan bisa
berjalan sesuai dengan pengocokan hingga peserta terakhir. Diantara metode
arisan yaitu sebagai berikut:20
a. Undian
Undian secara istilah adalah suatu alat atau barang yang digunakan untuk
menentukan pemenang atau penerima sesuai dengan ketentuan yang
disepakati. Mengundi merupakan cara untuk menentukan pemenang yang
akan mendapatkan arisan dengan cara keberuntungan. Dalam sistem undian
ini tentunya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peserta lain.
Karena jika salah satu anggota lain sedang membutuhkan uang dan tidak
menerima undian, maka hanya berpulang dengan tangan kosong. Sehingga
bisa dikatakan dalam metode ini jauh dari unsur tolong-menolong.
20 Peris Sulianto, Skripsi, “Arisan Desa untuk Biaya Pernikahan Perspektif ‘Urf”, (Malang: Fakultas
Syari’ah UIN Maulana Malik Ibrahim, 2017), hal. 20.
Universitas Sumatera Utara
13 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Sesuai dengan Kriteria
Cara untuk menentukan pemenang atau penerima arisan sesuai kriteria
ini berbeda dengan metode undian. Dalam metode ini lebih cenderung dengan
sistem tolong-menolong dan unsur menabung. Karena dalam hal ini anggota
arisan membayar barang atau uang kepada anggota yang membutuhkan
dengan ketentuan yang telah disepakati. Baik itu jangka waktu arisan maupun
ketika ada hajat tertentu seperti khitanan dan perkawinan. Dengan cara ini
anggota arisan terlebih dahulu mengusulkan kepada pengurus arisan.
4. Manfaat Arisan
Arisan kini telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Mulai dari
yang nilainya puluhan ribu hingga puluhan juta. Ada yang diadakan ditingkat
RT, tak sedikit pula yang bertempat di hotel berbintang. Memang tak semua
orang tertarik mengikuti kegiatan arisan, banyak yang berpendapat kegiatan ini
tidak produktif dan membuang waktu. Padahal, selain sebagai ajang kumpul-
kumpul, sebenarnya banyak manfaat yang bisa dipetik dari kegiatan arisan ini
yaitu sebagai berikut:21
a. Sebagai upaya tolong menolong antar sesama yang berguna untuk
memenuhi kebutuhan anggota arisan.
b. Mempererat tali silaturahmi dan ikatan kekerabatan antar para anggota
arisan.
c. Salah satu cara belajar menabung dan menjadi sumber pinjaman sebagai
wujud kebersamaan antar anggota arisan.
d. Memperluas jaringan sebagai ajang bertukar informasi maupun ajang
promosi.
1.2.4 Interaksi Sosial Masyarakat Desa
Menurut Soerjono Soekanto bentuk umum proses sosial adalah interaksi
sosial, sedangkan bentuk khususnya adalah aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi
sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan
21 Peris Sulianto, Skripsi, “Arisan Desa untuk Biaya Pernikahan Perspektif ‘Urf”, (Malang: Fakultas
Syari’ah UIN Maulana Malik Ibrahim, 2017), hal. 21-22.
Universitas Sumatera Utara
14 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
antara orang perorang antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara
orang perorang dengan kelompok manusia. Syarat terjadinya interaksi sosial
adalah adanya kontak sosial dan adanya komunikasi.22
Menurut Gilin dan Gilin ada dua golongan proses sosial yang merupakan
akibat interaksi sosial, yaitu:23
1. Proses Asosiatif
Adalah sebuah proses yang terjadi saling pengertian dan kerjasama
timbal balik antara orang per orang atau kelompok satu dengan lainnya,
dimana proses ini menghasilkan pencapaian tujuan bersama. Macam proses
asosiatif yaitu: a) kerjasama adalah usaha bersama individu atau kelompok
untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerjasama seperti:
gotong-royong (kerjasama di masyarakat perdesaan), Bargaining (perjanjian
mengenai pertukaran barang dan jasa), Coalition (kerjasama individu dan
kelompok dalam sebuah organisasi atau negara untuk menciptakan suatu
stabilitas), joint-venture (kerjasama dua perusahaan atau lebih dalam suatu
proyek tertentu); b) Akomodasi banyak digunakan dalam dua makna, pertama
adalah proses yang menunjukkan pada keadaan seimbang dalam interaksi
sosial antara individu dan antar kelompok dalam masyarakat terutama yang
ada hubungannya dengan norma dan nilai sosial yang berlaku dalam
masyarakat tersebut. Kedua, adalah menuju pada proses untuk meredakan
suatu pertentangan yang terjadi di masyarakat. Proses akomodasi ini menuju
pada tujuan dengan mencapai suatu kestabilan. Bentuk-bentuk akomodasi
adalah sebagai berikut: (1) Coersion, akomodasi dengan paksaan maupun
kekerasan secara fisik atau psikologis; (2) Comprommise, bentuk akomodasi
dimana masing-masing pihak berkonflik saling mengurangi tuntutan agar
dapat tercapai penyelesaian oleh pihak ketiga; (3) Mediation, akomodasi
dengan menggunakan pihak ketiga yang netral; (4) Conciliation, akomodasi
melalui usaha mempertemukan keinginan dari pihak yang terlibat konflik; (5)
Toleration, akomodasi yang tidak formal, dikarenakan ada pihak yang
22 Burhan Bungin, “Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursi Teknologi di Masyarakat”,
(Jakarta: Kencana, 2009), hal. 55. 23 Ibid., hal. 58-63
Universitas Sumatera Utara
15 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mencoba menghindari diri dari pertikaian; (6) Stalemate, bentuk akomodasi
dimana pihak yang berkonflik mempunyai kekuatan sama dan berhenti pada
satu titik tertentu serta masing-masing pihak menahan diri: (7) Ajudication,
usaha akomodasi dengan jalan pengadilan. c) Asimilasi, yaitu suatu proses
pencampuran dua atau lebih budaya yang berbeda akibat dari proses sosial,
kemudian menghasilkan budaya sendiri yang berbeda dengan budaya asalnya.
2. Proses Disosiatif
Proses disosiatif merupakan proses perlawanan yang dilakukan individu-
individu dan kelompok dalam proses sosial di antara mereka pada suatu
masyarakat. Bentuk-bentuk proses disosiatif adalah sebagai berikut: a)
persaingan merupakan proses sosial, dimana individu atau kelompok berjuang
dan bersaing untuk mencari keuntungan pada bidang-bidang kehidupan yang
menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian publik atau
mempertajam prasangka yang telah ada, namun tanpa menggunakan ancaman
atau kekerasan; (b) Kontravensi adalah proses sosial yang berada antara
persaingan dan pertikaian atau konflik. Kontravensi terjadi dimana ada
pertentangan pada tataran konsep dan wacana, serta berusaha menggagalkan
tercapainya tujuan dari pihak lain; c) Konflik atau pertikaian adalah proses
sosial dimana individu atau kelompok memiliki perbedaan-perbedaan dalam
hal emosi, unsur kebudayaan, perilaku, prinsip, ideologi, maupun kepentingan
dengan pihak lain. Perbedaan tersebut menjadi suatu pertikaian dimana
pertikaian dapat menghasilkan ancaman atau kekerasan fisik.
Menurut Mead agar interaksi sosial bisa berjalan dengan tertib dan
teratur dan agar anggota masyarakat bisa berfungsi secara normal, maka yang
diperlukan bukan hanya kemampuan untuk bertindak sesuai dengan konteks
sosialnya, tetapi juga memerlukan kemampuan untuk menilai secara obyektif
perilaku kita sendiri dari sudut pandang orang lain.24
24 J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group 2007), hal. 20.
Universitas Sumatera Utara
16 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Selo Soerdmajan menjelaskan bahwa masyarakat merupakan orang-
orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.25
Menurut Bintaro
desa merupakan hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan
lingkungannya. Hasil dari perpaduan itu ialah suatu wujud atau kenampakan
dimuka bumi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi,
politik, dan kultural yang berinteraksi antara unsur dan juga dalam
hubungannya dengan daerah-daerah yang lain.26
Masyarakat pedesaan dapat diartikan sebagai masyarakat yang memiliki
hubungan yang lebih mendalam dan erat dan sistem kehidupan umumnya
berkelompok dengan dasar kekeluargaan. Sebagian besar warga masyarakat
hidup dari pertanian. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata
pencaharian, agama, adat istiadat dan sebagainya. Dengan kata lain masyarakat
pedesaan identik dengan istilah gotong royong yang merupakan kerja sama
untuk mencapai kepentingan mereka sebagai wujud dari solidaritas masyarakat
desa. Adapun faktor yang mempengaruhi timbulnya solidaritas tersebut yaitu:
a. Faktor Lingkungan
Emil Salim mengemukakan bahwasanya, alam sekitar merupakan suatu
hal pokok yang dapat muncul karena adanya respon dari orang lain. Alam
sekitar adalah sumber kehidupan bagi setiap orang. Setiap orang mempunyai
keahlian guna menambah secara kuantitatif serta cara berfikir dengan baik.
Selanjutnya dalam hal merespon akan muncul permasalahan-permasalahan.
Dalam hal permasalahan biologis maupun alam sekitar, ataupun ekosistem.27
b. Faktor Keluarga
Keluarga adalah awalan yang paling dibutuhkan dalam bersosialisasi
nantinya. Yang pertama, keluarga adalah wadah yang menjadikan seseorang
dalam menentukan sikap yang akan dibawa ke lingkungan sekitar. Yang
kedua, peran kedua orang tua dalam memberikan didikan bagi anak-anaknya
sangatlah penting. Hal ini bisa dikatakan diperlukan karena guru pertama bagi
seorang anak yaitu kedua orang tuanya. Mereka bisa paham akan pentingnya
25 Ibid., hal. 24 26 R. Bintarto, Interaksi Desa dan Kota Beserta Permasalahnnya, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989), hal. 11. 27 Abdulsyani, Sosiologi Skematika Teori dan Terapan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), hal. 194.
Universitas Sumatera Utara
17 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sikap dan menahan rasa amarah dalam berinteraksi dengan orang lain
dimanapun mereka berada. yang ketiga, terdapat ketentuan dalam
bersosialisasi, oleh karena itu, diperlukan kesadaran kedua orang tua agar ikut
serta ambil alih dalam mengajarkan bagaimana cara bersosialisasi yang
baik.28
1.2.5 Perubahan Sosial pada Acara Pesta Khitanan dan Pernikahan
Menurut William Ogburn (1964), perubahan sosial adalah perubahan
yang meliputi unsur-unsur kebudayaan, baik unsur material, maupun unsur non-
material. Namun yang ditekankan adalah pengaruh unsur material terhadap non-
material. Yang dimaksud unsur material kebudayaan adalah benda-benda yang
diciptakan manusia. Yang dimaksud dengan unsur non-material adalah hasil
kebudayaan yang bersifat lebih abstrak seperti ide, ideologi, dan kepercayaan.
Wiliam F. Ogburn menekankan pada kondisi teknologis yang mempengaruhi
perubahan sosial.29
Adapun faktor penyebab perubahan sosial dapat terjadi di
dalam masyarakat seperti bertambah atau berkurangnya penduduk, penemuan-
penemuan baru (inovasi), konflik dalam masyarakat dan adanya revolusi,
lingkungan fisik dan pengaruh kebudayaan lain.
Kecepatan perubahan sosial budaya setiap masyarakat berbeda-beda
tergantung dari terbuka atau tidaknya suatu masyarakat. Masyarakat modern
akan mengalami perubahan sosial budaya lebih cepat dibandingkan perubahan
pada masyarakat agraris sebaliknya masyarakat tradisional akan mengalami
perubahan sosial budaya lebih lambat dibandingkan dengan masyarakat modern.
Hal tersebut dikarenakan masyarakat modern lebih terbuka dan heterogen
dibandingkan dengan masyarakat tradisional. Kingsley Davis dalam Soerjono
Soekanto mengatakan bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari
kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup hal-hal seperti kesenian,
ilmu pengetahuan, teknologi, dan filsafat. Menurutnya perubahan sosial sebagai
28 J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto, loc.cit. 29 Ibid., hal. 359.
Universitas Sumatera Utara
18 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
perubahan pada sistem sosial, struktur, dan fungsi masyarakat.30
Salah satu
contoh yang termasuk perubahan budaya di antaranya adalah perubahan pada
acara khitanan dan pernikahan.
Menyelenggarakan acara khitanan dan pernikahan di Indonesia sudah
menjadi sebuah tradisi yang wajib dilakukan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, tradisi adalah melakukan sesuatu perbuatan yang tentunya menurut
adat kebiasaan atau menurut agama.31
Ada pula yang menginformasikan, bahwa
tradisi dari kata traditium, yaitu segala sesuatu yang transmisikan dan diwariskan
oleh masa lalu ke masa sekarang. Berdasarkan dari sumber-sumber tersebut
jelaslah bahwa tradisi, intinya adalah warisan masa lalu yang dilestarikan terus
hingga sekarang. Warisan masa lalu itu dapat berupa nilai, norma sosial, pola
kelakuan dan adat kebiasaan lain yang merupakan wujud dari berbagai aspek
kehidupan.
Secara terminologi khitan adalah membuka atau memotong kulit (quluf)
yang menutupi ujung kemaluan dengan tujuan agar bersih dari najis. Dalam
pelaksanaan khitan biasanya digunakan untuk laki-laki atau istilah orang jawa
disebut sunnatan, dalam ilmu kedokteran disebut circumcision, yaitu
pemotongan kulit yang menutupi kepala penis (prapeutium glandis).32
Dalam
praktiknya, khitan di Indonesia mayoritas dilakukan ketika anak masih berada
dalam usia SD hingga SMP. Setelah itu biasanya orang tua akan mengadakan
undangan khitanan yang sampai saat ini masih menjadi tradisi dan kebiasaan
masyarakat Indonesia sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Acara khitanan umumnya dilakukan oleh masyarakat dalam dua bentuk
yaitu secara sederhana dan mewah. Acara khitanan yang dilaksanakan secara
sederhana biasanya hanya berupa kenduri saja sedangkan acara khitanan yang
dilakukan secara mewah biasanya akan digelar sebuah pesta sesuai dengan
prosesi adat dan diiringi dengan hiburan. Sehingga dalam hal ini, pastinya orang
tua akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
30 Prof. Dr. Soerjono Soekanto, “Sosiologi Suatu Pengantar”, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2013), hal. 301. 31 W.J.S Poerwardarminta, op.cit., hal. 1132. 32 Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1992), hal. 555.
Universitas Sumatera Utara
19 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pernikahan adalah salah satu momen penting dalam hidup manusia.
Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup individual selama
hidupnya yang disebut daur hidup, yaitu masa kanak-kanak, remaja, nikah, masa
tua, dan mati.33
Ikatan pernikahan merupakan sesuatu yang dianggap sakral atau
suci sehingga terkadang pernikahan diartikan juga sebuah perayaan cinta di
mana dalam peristiwa tersebut terjadi pengukuhan hubungan antara dua insan
baik secara agama maupun hukum. Menikah juga bukan hanya menyatukan dua
pribadi saja, tetapi juga dua keluarga, sehingga dengan mengadakan pesta
pernikahan dianggap sebagai ungkapan rasa syukur, kebahagiaan, dan
kebanggaan tersendiri.34
Perkembangan fenomena atau tren pernikahan yang
berkembang khususnya di Indonesia banyak terbentuk melalui segi sosiokultural
masyarakat maupun tren gaya pernikahan yang menular dari dunia luar, yaitu
gaya pernikahan internasional.35
Masyarakat Indonesia sebelum tahun 1990an biasanya melangsungkan
pernikahan dengan mengikuti tata cara tradisional, namun seiring perkembangan
zaman maka pilihan menikah dengan tata cara tradisional mulai tergantikan
dengan pernikahan secara modern, dimana pernikahan secara modern tidak
menuntut adanya prosesi upacara yang terlalu rumit. Namun tidak berarti
pernikahan secara tradisional mulai ditinggalkan.36
Dengan tidak melupakan maknanya, saat ini kaidah pesta adat telah
banyak dimodifikasi menjadi lebih sederhana, maraknya kompromi pernikahan
campuran dua budaya (dua adat) yang tak terhindarkan, terutama di lingkungan
yang majemuk. Akulturasi dua budaya menggeser aturan-aturan baku menuju
batas toleransinya. Pergeseran ini akan terus terjadi di masa-masa mendatang.37
Berbeda dengan pernikahan secara tradisional, pernikahan modern tidak
menuntut adanya profesi yang panjang. Pernikahan modern hanya menekankan
pada prosesi upacara ijab kabul atau pemberkatan dan perayaan pernikahan
33 Koentjaraningrat, op. cit., hal. 89. 34 Nathasja Tiffany Aprimadhany, Skripsi: “Wedding Center di Yogyakarta” (Yogyakarta: Program Studi
Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya, 2010), hal. 1. 35 Ibid., hal. 2. 36 Ibid., hal. 3. 37 Ibid., hal. 9.
Universitas Sumatera Utara
20 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(resepsi). Dalam resepsi pun tidak ada susunan atau tata cara yang baku. Proses
pernikahan tradisional yang panjang dan rumit dihilangkan, sehingga prosesi
pernikahan menjadi lebih sederhana dan santai namun tetap tidak kehilangan
makna dan kesakralan pernikahan. Pakaian yang digunakan dalam pernikahan
modern adalah pakaian bergaya eropa yaitu pakaian internasional, untuk pria
menggunakan jas sedangkan wanita menggunakan gaun.38
Konsep pernikahan yang diambil sebagai konsep pernikahan modern
biasanya mengangkat tema-tema pernikahan klasik barat atau bisa juga aplikasi
dongeng-dongeng impian masa kecil, sehingga pesta pernikahan dapat
diibaratkan sebagai pesta kerajaan yang mewah dan megah. Untuk menunjang
hal tersebut dibutuhkan dekorasi, lighting sampai musik yang mendukung tema
pernikahan yang dipilih.39
Perkembangan modernisasi saat ini juga menyebabkan adanya
pergeseran selera dalam pemilihan lokasi resepsi, tidak hanya sekedar pesta
konvensional yang diadakan di sebuah gedung atau taman saja, pesta pernikahan
kini mulai mengambil lokasi-lokasi yang tidak lazim digunakan sebagai tempat
melangsungkan upacara pernikahan seperti gerbong kereta api, akuarium sea
world, roller coaster, raft (rakit), dan lain sebagainya.40
Dari perubahan-perubahan yang dijelaskan di atas, dalam acara khitanan
dan pernikahan akhir-akhir ini, telah banyak orang-orang melakukan kegiatan
acara itu dibarengi dengan acara arisan. Kemudian menggelar acara khitanan dan
acara pernikahan digabungkan dalam satu perayaan dengan tujuan menghemat
biaya. Adapun biaya yang umumnya dibutuhkan dalam acara khitanan dan
pernikahan tersebut dimulai dari biaya tempat, dekorasi, tata rias & baju,
penunjang dokumentasi: foto & video, undangan tamu, konsumsi tamu hingga
hiburan.
38 Ibid., hal. 10. 39 Ibid. 40 Ibid., hal. 11.
Universitas Sumatera Utara
21 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.2.6 Struktural Fungsional Terhadap Fungsi Sosial
Teori struktural fungsional dikenal dengan teori fungsionalisme dan
fungsionalisme struktural. Struktural fungsional mempunyai dalam teorinya
keteraturan. Teori ini memandang masyarakat sebagai suatu sistem sosial (social
system) yang terdiri dari bagian-bagian yang terkait dan menyatu dalam
keseimbangan. Asumsi dasar teori ini adalah bahwa setiap struktur dalam sistem
sosial, fungsional terhadap yang lain. Sebaliknya kalau tidak fungsional maka
struktur ini tidak akan ada atau akan hilang dengan sendirinya.41
Struktur dan
tatanan adalah merupakan fungsional bagi masyarakat tertentu. Teori ini
cenderung memusatkan kajiannya pada fungsi dari suatu fakta sosial (social
fact) terhadap fakta sosial lain.
Struktural fungsional adalah sebuah sudut pandang luas dalam sosiologi
dan antropologi yang berupaya menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur
dengan bagian-bagian yang saling berhubungan. Fungsionalisme menafsirkan
masyarakat secara keseluruhan dalam hal fungsi dari elemen-elemen
konstituenya; terutama norma, adat, tradisi dan institusi.42
Teori ini juga
merupakan bangunan yang bertujuan mencapai keteraturan sosial. Pemikiran
struktural fungsional sangat terpengaruh dengan pemikiran biologis yaitu terdiri
dari organ-organ yang mempunyai saling ketergantungan yang merupakan
konsekuensi agar organisme tersebut tetap dapat bertahan hidup.
Menurut Kaplan dalam Kresna mengatakan bahwa fungsionalisme
mempunyai kaidah yang bersifat mendasar bagi suatu antropologi yang
berorientasi pada teori, yakni metodologi bahwa kita harus mengeksplorasi ciri
sistematik budaya, hal ini dikandung maksud bahwa kita suatu masyarakat
sehingga membentuk suatu sistem yang bulat, akan tetapi biasanya klaim para
fungsionalisme adalah metodologi untuk mengeksplorasi saling ketergantungan,
41 George Ritzer, Dauglas J. Goodman, Teori Sosiologi: Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan
Mutakhir Teori Sosial Postmoder, Terjemahan Nurhadi, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2010), hal. 21. 42 Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hal. 24.
Universitas Sumatera Utara
22 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
disamping itu para fungsionalis menyatakan pula bahwa fungsionalisme
merupakan teori tentang proses kultural.43
Perspektif fungsionalisme ini menemukan dirinya sebagai
fungsionalisme struktural yang fokus utamanya terhadap persyaratan fungsional
atau kebutuhan dari suatu sistem sosial yang harus dipenuhi apabila sistem
tersebut survive dan hubungannya dengan struktur. Sesuai dengan pandangan
tersebut, suatu sistem sosial selalu cenderung menampilkan tugas-tugas tertentu
yang diperlukan untuk mempertahankan hidupnya dan analisis sosiologi yang
mencangkup usaha untuk menemukan struktur sosial yang dapat melaksanakan
tugas-tugas tersebut atau yang dapat memenuhi kebutuhan sistem sosial tersebut.
Fungsi sosial mengacu pada cara-cara bertingkah laku atau melakukan
tugas-tugas kehidupan dalam memenuhi kebutuhan hidup individu, orang
seorang maupun sebagai keluarga, kolektif, masyarakat., organisasi dsb.
Pelaksanaan fungsi sosial dapat dievaluasi/dinilai apakah memenuhi kebutuhan
dan membantu mencapai kesejahteraan bagi orang yang bersangkutan, dan bagi
masyarakat, apakah normal dapat diterima masyarakat sesuai dengan norma
sosial. Untuk dapat berfungsi sosial secara baik ada tiga faktor penting yang
saling berkaitan untuk dilaksanakan yaitu kedudukan, peranan sosial dan
peraturan sosial.44
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa itu arisan pesta? Sejauh mana interaksi sosial antara anggota arisan
pesta pada masyarakat Desa Tinggi Raja?
2. Apa fungsi arisan pesta pada acara khitanan dan pernikahan bagi anggota
arisan pesta di Desa Tinggi Raja?
43 Krisna Rendra, Ringkasan Disertasi: “Tradisi Petekan di Masyarakat Tengger, Studi Etnografi di Desa
Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang”, (Malang: Universitas Merdeka, 2015), hal. 20. 44 Muchdar M. Husain, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal. 24.
Universitas Sumatera Utara
23 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dalam melakukan penelitian pasti memiliki sasaran agar tercapainya
tujuan dan menghasilkan manfaat. Adapun yang menjadi tujuan dan manfaat
dalam penelitian ini adalah :
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan memahami arisan pesta dan interaksi sosial antara
anggota arisan pesta pada masyarakat Desa Tinggi Raja.
2. Untuk mengetahui dan memahami fungsi arisan pesta pada acara
khitanan dan pernikahan bagi anggota arisan pesta di Desa Tinggi Raja.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis, diharapkan dapat memberikan masukan bagi
pengembangan ilmu sosial khususnya Antropologi dan dapat dijadikan
acuan bagi peneliti lain yang berminat meneliti topik ini.
2. Manfaat praktis, penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat kepada
kalangan masyarakat yaitu memperkaya informasi mengenai arisan pesta
pada acara khitanan dan pernikahan.
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang
valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu
pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah. Dalam penelitian ini metode yang
digunakan adalah metode kualitatif menggunakan teknik observasi partisipatif dan
wawancara mendalam untuk mendapatkan data yang akurat.
Dalam hal ini, penulis menggunakan penelitian yang bersifat deskriptif.
Deskriptif dalam arti mencoba menempatkan realitas sosial yang diteliti ke dalam
konsep-konsep yang telah diajarkan dalam bidang antropologi, khusunya
antropologi ekonomi serta menggambarkannya.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan etnografi.
Etnografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan. Tujuan utama
aktivitas ini adalah memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang
Universitas Sumatera Utara
24 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
penduduk asli. Sebagaimana dikemukakan oleh Malinowski dalam Spradley
tujuan etnografi adalah memahami sudut pandang penduduk asli, hubungannya
dengan kehidupan, untuk mendapat pandangan-pandangannya mengenai
dunianya. Oleh karena itu penelitian etnografi melibatkan aktivitas belajar
mengenai dunia orang dengan melihat, mendengar, berbicara, berfikir, dan
bertindak dengan cara yang berbeda. Tidak hanya mempelajari masyarakat, lebih
dari itu etnografi berarti belajar dari masyarakat.45
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah mengumpulkan data-
data sekunder, seperti data masyarakat Desa Tinggi Raja dan macam-macam
arisan di Desa Tinggi Raja, dan pengumpulan data yang paling utama adalah
mengumpulkan data-data primer berupa wawancara mendalam dan observasi
partisipatif. Sumber data primer yang bersumber dari informan yang mengetahui
secara jelas dan rinci mengenai masalah yang diteliti.
1.5.1 Teknik Penelitian
1.5.1.1 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan peneliti untuk
menghimpun informasi yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti.
Kegiatan studi kepustakaan dilakukan untuk menemukan literature atau sumber
bacaan dalam melengkapi penulisan dan penyesuaian data dari hasil wawancara.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini diperoleh dari kepustakaan merupakan
data pendukung, yaitu berupa buku, skripsi, dan ringkasan disertasi. Adapun hal
pertama yang dilakukan penulis dalam penelitian ini yaitu mengumpulkan
artikel, buku dan skripsi yang berhubungan dengan arisan. setelah semua
terkumpul terlebih dahulu penulis membaca lalu mengklasifikasikan untuk
dijadikan bahan referensi penelitian.
45 James P. Spardley, Metode Etnografi, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana, 1997), hal. 3.
Universitas Sumatera Utara
25 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.5.1.2 Observasi Partisipatif
Penelitian dengan metode etnografi mengharuskan peneliti melakukan
observasi partisipasi. Teknik ini melibatkan peneliti secara langsung dalam
kegiatan pengamatan di lapangan. Jadi, peneliti bertindak sebagai observer,
artinya peneliti merupakan bagian dari kelompok yang ditelitinya. Dengan
teknik observasi partisipasi peneliti dapat memperoleh gambaran-gambaran
tentang kehidupan sosial yang sukar untuk diketahui dengan metode lainnya.
Selain melakukan observasi partisipatif metode etnografi juga melakukan
wawancara mendalam, membangun rapport dan juga penulisan field note selama
di lapangan. Field note merupakan catatan yang dibuat peneliti selama penelitian
di lapangan. Field note berisi data-data yang diperoleh peneliti dari hasil
observasi dan wawancara dengan informan.
Seorang peneliti ketika ingin melakukan penelitian, tentu hal tersebut
tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak hal atau cara yang harus
ditempuh. Salah satunya adalah peneliti harus membangun rapport yang baik di
depan subjek. Walaupun dalam penelitian ini penulis berasal dari Desa yang
sama, bukan berarti penulis tidak perlu membangun rapport terhadap informan
penulis, karena penulis juga tidak punya hubungan yang begitu dekat dengan
keseluruhan masyarakat yang ada di Desa Tinggi Raja, dikarenakan penulis lama
di daerah lain demi pendidikan yang penulis tempuh.
Rapport adalah hubungan baik yang tercipta antara peneliti dan subjek
atau informannya. Sehingga akan memudahkan peneliti dalam melakukan
panggilan data terhadap informan karena informan akan merasa lebih percaya
dan akan lebih terbuka. Dalam membangun rapport yang baik terhadap
informan sebenarnya sama halnya dengan berusaha membuat informan untuk
memberi kepercayaan terhadap peneliti sehingga hubungan antara keduanya bisa
terjalin harmonis. Selain itu rapport juga membantu dalam hal penggalian data
tentunya. Rapport tidak hanya diciptakan atau dibentuk kepada satu orang
namun kepada semua orang yang terlibat dalam penelitian. Sehingga bisa
dikatakan rapport dijadikan sebagai prasyarat utama yang harus dilakukan untuk
mendapatkan data dari informan.
Universitas Sumatera Utara
26 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dalam melakukan penelitian ini adapun rapport utama yang penulis
bangun yaitu terhadap Ibu Ani yang tidak lain ialah ibu penulis sendiri. Dari
beliau penulis mengetahui siapa itu ketua arisan pesta dan siapa saja anggota-
anggota arisan pesta. selanjutnya penulis membangun rapport kepada ketua
arisan pesta sehingga mendapatkan banyak sekali informasi dari beliau
kemudian penulis membangun rapport kepada anggota arisan pesta yang ada di
Desa Tinggi Raja dan beberapa masyarakat yang berkaitan, misalnya suami atau
pun pedagang yang bersangkutan.
Dalam teknik observasi partisipatif berarti peneliti ikut melihat proses
arisan pesta yang dilakukan pada ibu-ibu masyarakat Desa Tinggi Raja guna
untuk mendapatkan data yang sesuai dengan topik yang menjadi objek
penelitian. Disini penulis sudah pernah satu kali melihat dan mengikuti kegiatan
arisan pesta, dimana penulis menggantikan Ibu penulis untuk memberikan iuaran
pesta pada saat hajatan berlangsung.
1.5.1.3 Wawancara Mendalam
Teknik selanjutnya yang dilakukan adalah teknik wawancara mendalam.
Teknik wawancara adalah teknik yang dilakukan dengan percakapan dengan
maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee)
yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan.46
Teknik wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
umum digunakan untuk mendapatkan data berupa keterangan lisan dari suatu
narasumber atau keterangan lisan dari suatu informan. Data yang dihasilkan dari
wawancara dapat dikategorikan sebagai sumber primer karena didapatkan
langsung dari sumber pertama. Di dalam melakukan wawancara diharapkan
peneliti memiliki kemampuan untuk dapat merangsang informan untuk
menjawab dan juga menggali informasi yang dibutuhkan.
46 Lexy Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990), hal. 135.
Universitas Sumatera Utara
27 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Di dalam penelitian ini, sebelum melakukan wawancara penulis membuat
beberapa pertanyaan-pertanyaan penting sesuai dengan masalah penelitian
kepada narasumber dengan bahasa yang mudah dipahami oleh informan agar
penulis mendapatkan informasi yang ingin didapatkan dan wawancara juga
dilakukan di saat yang tepat sehingga tidak mengganggu informan.
Ketika melakukan wawancara peneliti juga menggunakan beberapa alat
dokumentasi visual untuk menyimpan atau mengarsipkan data yang telah
didapat. Bahan atau peralatan yang digunakan untuk mendukung dokumentasi
visual ini dapat disajikan dalam bentuk foto, rekaman dan video juga tidak lupa
peneliti harus membuat field note (catatan lapangan). Dengan adanya alat bantu
visual ini, peneliti dapat dengan mudah mengingat apa yang telah dijelaskan
oleh informan.
Penentuan informan dalam penelitian ini yaitu secara acak. Saat penulis
melakukan wawancara dengan informan pertama, penulis akan mendapatkan
informasi yang memudahkan peneliti mencari informan lainnya yang berkaitan
dengan isi dari rumusan penelitian. Dan ketika informasi sudah lengkap penulis
berhenti melakukannya. Adapun jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah
9 orang, 7 orang di antaranya anggota arisan pesta di Desa Tinggi Raja, 1 orang
suami dari salah satu anggota arisan pesta dan 1 orang lagi adalah pedagang di
Desa Tinggi Raja.
1.5.1.4 Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk menganalisis makna yang ada dibalik data
dan informasi yang telah diperoleh dari informan. Analisis data bertujuan untuk
menyusun data dalam cara yang bermakna sehingga dapat dipahami. Proses
analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai
sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dilakukan, catatan lapangan,
dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya.47
Setelah semua data dibaca, dipelajari, dan ditelaah, makna langkah
berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan membuat
47 Lexy Moeleong. op.cit, hal. 190.
Universitas Sumatera Utara
28 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
abstraksi. Abstraksi merupakan usaha untuk membuat rangkuman yang inti.
Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan
ini kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu
dilakukan sambil membuat koding. Tahap terakhir dari analisis data adalah
mengadakan pemeriksaan data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori
subtantif dengan menggunakan beberapa teori tertentu.
Pengolahan data dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahap pertama
pengolahan data dimulai dari penelitian pendahuluan hingga tersusunnya usulan
penelitian. Tahap kedua, pengolahan data yang lebih mendalam dilakukan
dengan cara mengolah hasil kegiatan wawancara dan pengumpulan berbagai
informasi lapangan di lokasi penelitian berupa data sekunder dan data primer
baik yang disajikan dalam bentuk foto, rekaman dan video juga dengan field
note (catatan lapangan). Tahap ketiga, setelah itu dilakukan pemeriksaan
keabsahan data hasil wawancara dengan sejumlah narasumber yang dijadikan
informan penelitian serta membandingkan data tersebut dengan berbagai
informasi terkait. Pada tahap ini, pengolahan data dianggap optimal apabila data
yang diperoleh sudah layak dianggap lengkap dan dapat mempresentasikan
masalah yang dijadikan obyek penelitian. Tahap akhir adalah analisis data dalam
rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dengan pendekatan
deskriptif.
1.6 Pengalaman Penelitian
Penelitian ini saya lakukan di Desa Tinggi Raja, Kecamatan Tinggi Raja,
Kabupaten Asahan. Jarak tempuh dari Medan ke Desa Tinggi Raja sekitar 4 jam
30 menit dengan menggunakan alat transportasi seperti mobil dan sepeda motor.
Sedangkan menggunakan alat transportasi bus dan kereta api, maka titik
berhentinya di Kisaran dengan jarak tempuh 4 jam 16 menit. Lalu dari Kisaran ke
Desa Tinggi Raja bisa mengendarai becak atau alat transportasi lainnya dengan
jarak tempuh 20 menit. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah
anggota arisan pesta yaitu pada ibu-ibu masyarakat Desa Tinggi Raja. Waktu
penelitian tentang arisan pesta pada acara khitanan dan perkawinan dilaksanakan
Universitas Sumatera Utara
29 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kurang lebih 3 bulan, terhitung dari selesainya proposal penelitian.
Saya merupakan salah satu penduduk Desa Tinggi Raja dan lahir di Desa
Tinggi Raja. Dahulu, saya mengetahui arisan dalam bentuk barang seperti beras,
gula dan sembako lainnya ataupun arisan yang diterima dalam bentuk uang seperti
arisan keluarga. Umumnya, hasil iuaran arisan akan diberi terdahulu oleh
pengurus arisan sebelum acara arisan itu digelar. Namun, arisan pesta di Desa
Tinggi Raja memiliki sistem yang berbeda. Anggota arisan harus pesta terlebih
dahulu baru akan menerima hasil iuran arisan pesta.
Awalnya, saya mengetahui arisan pesta ini dari pengalaman saya sendiri.
Dimana saya diminta Ibu saya untuk menggantikannya menghadiri acara
perkawinan yang digelar salah satu anggota arisan pesta. Saya membawa buku
notes kecil dan iuran uang arisan yang dibungkus dalam amplop untuk diberikan
kepada pengurus arisan pesta. Seperti undangan perkawinan pada umumnya di
Desa Tinggi Raja, para tamu undangan akan bersalaman terlebih dahulu dengan
penyambut tamu yaitu pihak orang tua atau pun perwakilannya. Setelah itu saya
menuju ke meja konsumsi untuk mengambil hidangan makanan yang telah
disediakan. Kemudian saya duduk menyantap makanan tersebut. Selesai makan,
saya bergegas ke meja pengurus arisan untuk memberikan iuaran uang arisan
pesta. Di sini saya tidak perlu antri karena sebelum bergegas menuju meja
pengurus arisan, saya sudah melihat situasi terlebih dahulu. Ibu-ibu di Desa
Tinggi Raja hampir seluruhnya mengikuti kegiatan arisan pesta. Dari sini saya
mulai menggali informasi tentang arisan pesta. Sehingga saya tertarik untuk
mengkaji arisan pesta tersebut.
Ketika saya sudah mendapatkan surat izin lapangan dari departemen pada
06 Februari 2020, saya tidak bisa turun lapangan langsung dikarenakan pada 07
Februari 2020 saya melakukan praktek kerja lapangan di Desa Sarimarrihit
sampai pada 08 Maret 2020. Kemudian pada 10 Maret 2020 saya pulang ke
kampung halaman yaitu Desa Tinggi Raja melalui transportasi Kereta Api
Indonesia tujuan Kisaran dengan jarak tempuh 4 jam 16 menit. Kemudian
dilanjutkan mengendarai sepeda motor dengan jarak tempuh 25 menit untuk
sampai di lokasi Desa Tinggi Raja.
Universitas Sumatera Utara
30 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Setelah kurang lebih dua minggu di rumah, saya pergi berkunjung ke
Kantor Desa Tinggi Raja untuk mencari data gambaran umum Desa Tinggi Raja.
Disana saya menemui salah satu staf desa yaitu Ibu Salmiah, kemudian beliau
mengarahkan saya berbicara langsung kepada Kepala Desa Tinggi Raja yaitu
Bapak Dedi Herwanto mengenai maksud dan tujuan saya datang ke Kantor Desa.
Sehabis berbincang-bincang dengan Bapak Dedi, saya menuju salah satu staf desa
untuk meminta data-data yang dibutuhkan, kemudian saya memfoto data-data
tersebut.
Beberapa hari setelah dari Kantor Desa saya mulai melakukan tahap
wawancara. Informan pertama saya yaitu Ibu Ani. Dari beliaulah saya pertama
sekali menggali informan mengenai topik penelitian skripsi ini. Kemudian
selanjutnya saya melakukan wawancara dengan Informan kedua yaitu Ibu
Suparmi, beliau merupakan ketua arisan pesta yang pertama kali di Kecamatan
Desa Tinggi Raja, dari beliau saya mendapatkan banyak sekali informasi
mengenai arisan pesta. Informan ketiga yaitu Ibu Nurul, beliau merupakan
anggota arisan pesta masyarakat Desa Tinggi Raja dan salah satu anggota tata rias
dan baju Farhan. Informan keempat yaitu Ibu Dewi merupakan salah satu anggota
arisan pesta masyarakat Desa Tinggi Raja. Informan kelima yaitu Ibu Ami
merupakan anggota arisan pesta masyarakat Desa Tinggi Raja, beliau sudah
pernah menarik arisan pesta saat menggelar acara khitanan putranya. Informan
keenam yaitu Ibu Irma, beliau merupakan anggota arisan pesta masyarakat Desa
Tinggi Raja, beliau yang akan menarik di awal bulan Juni ini dengan menggelar
acara khitanan puteranya, namun terkendala dengan adanya wabah COVID-19
yang menggunjang seluruh dunia sampai saat ini, kemudian beliau juga sekretaris
arisan pesta. Informan ketujuh yaitu Ibu Tuminem anggota arisan pesta
masyarakat Desa Tinggi Raja, beliau sudah pernah menarik arisan pesta saat
menggelar pesta pernikahan putrinya. Informan kedelapan saya yaitu Bapak Men
yang merupakan masyarakat Desa Tinggi Raja dengan mengikuti kegiatan Arisan
Beras dan merupakan suami dari Ibu Tuminem salah satu anggota arisan pesta.
Terakhir, Informan kesembilan yaitu Bapak Nanang yaitu masyarakat Desa
Universitas Sumatera Utara
31 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tinggi Raja yang memiliki sebuah kedai yang biasanya dapat memenuhi
kebutuhan sembako dalam sebuah acara baik khitanan maupun perkawinan
dengan cara uang muka terlebih dahulu (bon).
Dalam penelitian ini, adapun kendala yang saya hadapi yaitu tidak
mendapatkan hasil gambar kegiatan arisan pesta saat acara khitanan maupun acara
pernikahan berlangsung, dikarenakan bencana non alam yang melanda dunia saat
ini yaitu COVID-19. Pemerintah melarang masyarakat untuk berkerumun untuk
mencegah penularan wabah. Karena, tanpa disadari melalui interaksi yang
dilakukan masyarakat dengan sentuhan dan tanpa jarak dapat menularkan wabah
dari satu orang ke orang lain. Sehingga pemerintah melarang kegiatan yang
sifatnya massal atau mengumpulkan orang banyak. Salah satu diantaranya yaitu
dilarang menggelar acara khitanan dan pernikahan, bahkan bagi yang menggelar
acara tersebut akan dikenakan sanksi kepadanya.
Melakukan penelitian di Desa Tinggi Raja memberi saya sangat banyak
pengalaman. Dan saya bersyukur dapat menjalani penelitian ini dengan baik. Saya
juga berterima kasih kepada masyarakat Desa Tinggi Raja dan informan yang
telah membantu saya selama melakukan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
32 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II
DESA TINGGI RAJA
2.1 Desa Tinggi Raja
2.1.1 Kondisi Geografis
Luas wilayah Desa Tinggi Raja ± 1.600.Ha. Desa Tinggi Raja merupakan
salah satu desa yang berada pada wilayah Kecamatan Tinggi Raja Kabupaten
Asahan. Kawasan Desa Tinggi Raja termasuk pada dataran rendah yang
berbatasan dengan wilayah dari kecamatan lain. Secara teritorial, Desa tinggi
Raja dibatasi oleh beberapa desa yang masih dalam lingkupan kecamatan yang
sama, yaitu Tinggi Raja. Selain itu, Desa Tinggi Raja berbatasan dengan
beberapa desa lain dari kecamatan yang berbeda. Desa-desa tersebut adalah Desa
Silau Timur Kecamatan Buntu Pane berada di sebelah arah Utara dari Desa
Tinggi Raja, Desa Sei Silau Timur Kecamatan Buntu Pane berada di sebelah
Barat, Desa Terusan Tengah Kecamatan Tinggi Raja berada di sebelah arah
Timur, serta Desa Sumber Harapan Kecamatan Tinggi Raja berada di sebelah
arah Selatan. Berikut tabulasinya:
Universitas Sumatera Utara
33 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 2.1
Batas Wilayah Desa Tinggi Raja,
Kec. Tinggi Raja, Kab. Asahan
No Batas Arah Nama Desa Pembatas Kecamatan
1 Sebelah Utara Silau Timur Buntu Pane
2 Sebelah Selatan Sumber Harapan Tinggi Raja
3 Sebelah Timur Terusan Tengah Tinggi Raja
4 Sebelah Barat Sei Silau Timur Buntu Pane
Sumber Data : Dokumen Kantor Desa 2020
1. Luas Wilayah
Sangat luas. Hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh dari Kantor
Desa Tinggi Raja, Desa Tinggi Raja memiliki 1600 Ha/M² luas wilayah. Dari
luas wilayah yang dimiliki tersebut yaitu daerah perkebunan seluas 660 Ha/M²
dan daerah permukiman 940 Ha/M². Dan dilihat dari luas wilayah tiap-tiap
dusun di Desa Tinggi Raja, yaitu Dsn. I Pekan seluas 170 Ha/M², Dsn. II
Sawah 200 Ha/M², Dsn. III Pengajian seluas 250 Ha/M², Dsn IV Kuala Piasa
seluas 130 Ha/M², Dsn. V Jati Sari seluas 283 Ha/M², Dsn. VI Jati Sari seluas 284
Ha/M², Dsn VII. Jati Sari seluas 283 Ha/M². Berikut tabulasinya:
Universitas Sumatera Utara
34 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 2.2
Luas Wilayah Desa Tinggi Raja,
Kec. Tinggi Raja, Kab. Asahan
No Desa Tinggi Raja Luas Wilayah
1. Dsn. I Pekan 170 Ha/M²
2 Dsn. II Sawah 200 Ha/M²
3 Dsn. III Pengajian 250 Ha/M²
4 Dsn. IV Kuala Piasa 130 Ha/M²
5 Dsn. V Jati Sari 283 Ha/M²
6 Dsn. VI Jati Sari 284 Ha/M²
7 Dsn. VII Jati Sari 283 Ha/M²
Jumlah 1.600 Ha/M²
Sumber Data : Dokumen Kantor Desa 2020
2.2 Masyarakat Desa Tinggi Raja
2.2.1 Demografi
Desa Tinggi Raja merupakan salah satu desa yang memiliki jumlah
penduduk yang padat. Adapun total keseluruhan dari jumlah penduduk adalah
3.845 orang, dengan rincian antara lain: jumlah penduduk laki-laki sejumlah
1.914 orang dan jumlah penduduk perempuan sejumlah 1.931 orang. Dari 3.845
orang terdapat sejumlah 1.162 Kepala Keluarga (KK). Berikut tabulasinya:
Universitas Sumatera Utara
35 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Desa Tinggi Raja,
Kec. Tinggi Raja, Kab. Asahan
No Nama Dusun Laki-
Laki Perempuan
Jumlah
Jiwa
Jumlah
KK
1 Dsn. I Pekan 202 222 424 133
2 Dsn. II Sawah 270 257 527 153
3 Dsn. III Pengajian 187 181 368 105
4 Dsn. IV Kuala Piasa 103 105 208 53
5 Dsn. V Jati Sari 390 387 777 229
6 Dsn. VI Jati Sari 410 398 808 248
7 Dsn. VII Jati Sari 352 381 733 241
Jumlah 1.914 1.931 3.845 1.162
Sumber Data : Dokumen Kantor Desa 2020
Perlu diketahui bahwa masyarakat Desa Tinggi Raja tidak semuanya
merupakan penduduk asli desa setempat, melainkan terdapat penduduk
pendatang yang berasal dari luar daerah Asahan seperti dari Jawa, Padang, Riau,
Palembang dan lain-lain. Adapun masyarakat Desa Tinggi Raja berdasarkan
keturunan terdiri dari suku Melayu 32 orang, Jawa 2.971 orang, Batak 842
orang. Saat ini, faktor yang melatarbelakangi para warga ini menjadi penduduk
Desa Tinggi Raja adalah dikarenakan adanya ikatan tali perkawinan antara satu
sama lainnya. Desa Tinggi Raja adalah salah satu desa yang ada di Pulau
Sumatera bagian Utara yang mayoritas masyarakatnya berasal dari suku Batak.
Universitas Sumatera Utara
36 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Akan tetapi, agak berbeda dengan asal sukunya yaitu Batak, di Desa Tinggi Raja
masyarakatnya menggunakan bahasa jawa sebagai alat komunikasi sehari-hari.
Hal ini dikarenakan, di Desa Tinggi Raja orang-orang dari suku Jawa menjadi
masyarakat mayoritasnya. Sehingga dari segi sosial dan budaya dari masyarakat
Tinggi Raja tidak jauh berbeda dengan masyarakat yang berasal dari suku Jawa
pada umumnya.
Unsur-unsur kependudukan yang dapat merubah struktur kependudukan
merupakan unsur-unsur yang terdiri dari kelahiran, kematian, dan migrasi.
Ketiga unsur ini saling berpengaruh. Bila pada suatu penduduk tingkat kelahiran
tinggi maka akan berpengaruh pada struktur penduduk di daerah tersebut yaitu
presentase penduduk usia lebih muda jumlahnya menjadi lebih besar. Demografi
tidaklah mempelajari penduduk sebagai individu, tetapi penduduk sebagai suatu
kelompok. Jadi yang dimaksud dengan penduduk dalam kajian demografi adalah
sekelompok orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah.
Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara
kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi
jumlah penduduk. Secara terus-menerus penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah
bayi yang lahir (menambah jumlah penduduk), tetapi secara bersamaan akan
dikurangi oleh jumlah kematian yang terjadi pada semua golongan unsur.
Sementara itu migrasi juga berperan imigrasi (pendatang) akan menambah dan
imigran akan mengurangi jumlah penduduk.
Adapun presentase perubahan penduduk Desa Tinggi Raja yaitu, 0,25 %
kelahiran rata-rata tiap tahun, 0,25 % kematian rata-rata tiap tahun, dan 0,30 %
Universitas Sumatera Utara
37 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
penduduk pindah domisili tiap tahunnya. Berikut tabulasinya:
Tabel 2.4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama dan Suku Serta Perubahan Penduduk Desa
Tinggi Raja, Kec. Tinggi Raja, Kab. Asahan
No Nama Desa Jumlah Penduduk Menurut Agama dan Suku, Serta
Perubahan Penduduk
1 2 3
1 Desa Tinggi
Raja
I. Penduduk Menurut
Agama
Jumlah (Jiwa)
- Islam 3.838
- Kristen Katolik -
- Kristen Protestan 7
- Hindu -
- Budha -
Jumlah 3.845 Jiwa
II. Penduduk Menurut
Suku
- Jawa 2.971
- Batak 842
- Melayu 10
- Minang 17
- Banjar 1
- Aceh 4
Universitas Sumatera Utara
38 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jumlah 3.845 Jiwa
III. Perubahan Penduduk
- Kelahiran Rata-Rata Tiap
Tahun
0,25 %
- Kematian Rata-Rata Tiap Tahun 0,25 %
- Penduduk Pindah Domisili 0,30 %
Sumber Data : Dokumen Kantor Desa 2020
2.2.2 Mata Pencaharian
Perekonomian pada masyarakat Desa Tinggi Raja tidak terlepas dari
pengaruh perkembangan ekonomi desa beberapa dekade sebelumnya.
Pertambahan penduduk serta kebijakan-kebijakan yang telah ditempuh
pemerintah selama ini. Beberapa hal ini memberikan pengaruh pada kehidupan
masyarakat Tinggi Raja termasuk semua lapisan masyarakat dengan tingkat
yang tentunya berbeda-beda. Dalam proses ini ada yang meningkat dan ada pula
yang bergeser ke bawah.
Jumlah mereka yang bekerja sebagai petani lebih nampak sangat
dominan dibandingkan dengan pekerjaan lainnya. Oleh sebab itu perekonomian
secara umum di Desa Tinggi Raja banyak dilakukan oleh hasil pertanian atau
perkebunan. Karena hasil yang diperoleh tidak menetap maka pendapatan tiap
harinya pun tidak menetap, dampak dari ketidakmerataan hasil pendapatan ini
membuat perekonomian keluarga tidak menentu, hal ini juga dirasakan oleh para
pedagang yang besar kecilnya perolehan dan ditentukan hasil panen dari
pertanian mereka. Dan jika pekerjaan sebagai petani ini hanya dianggap sebagai
Universitas Sumatera Utara
39 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
salah satu dari kategori mata pencaharian yang lebih luas, yaitu mata
pencaharian di bidang pertanian dan perkebunan, tentunya harus juga
memasukkan mereka yang beternak, buruh yang mempunyai pekerjaan sambilan
sebagai petani, pegawai ataupun pensiunan atau mereka yang berusaha di bidang
perdagangan sebagai usaha.
Adapun sektor mata pencaharian di Desa Tinggi Raja yaitu sektor
pertanian terdiri dari 850 jiwa petani, sektor perkebunan terdiri dari 70 jiwa
buruh perkebunan. Adapun dibidang lainnya seperti di sektor peternakan yang
terdiri dari 56 jiwa pemilik ternak sapi, 5 jiwa pemilik ternak kambing, 8 jiwa
pemilik ternak ayam dan 4 jiwa pemilik buruh peternak. Di sektor pertambangan
galian C terdiri dari 1 jiwa pemilik usaha pertambangan galian C, 1 jiwa pemilik
perdagangan hasil galian C dan 13 jiwa buruh usaha pertambangan galian C. Di
sektor industri kerajinan rumah tangga terdiri dari 9 jiwa pemilik usaha
kerajinan, 2 jiwa usaha industri rumah tangga, dan 10 jiwa buruh industri kecil/
kerajinan/ rumah tangga. Di bidang jasa terdiri dari jasa keterampilan yaitu 6
jiwa tukang kayu, 5 jiwa tukang batu, 9 jiwa tukang jahit/border, 5 jiwa tukang
cukur. Jasa lainnya seperti 5 jiwa listrik dan gas, 3 jiwa depot air minum dan 38
jiwa konstruksi. 31 jiwa pegawai negeri dan 2 jiwa anggota polri. Berikut
tabulasinya:
Universitas Sumatera Utara
40 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 2.5
Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Tinggi Raja Tinggi
Raja, Kec. Tinggi Raja, Kab. Asahan
No Jenis Pekerjaan Jiwa
1 Pegawai Negeri 31 Jiwa
2 Anggota Polri 2 Jiwa
3 Petani 850 Jiwa
4 Peternakan 73 Jiwa
5 Jasa Keterampilan 33 Jiwa
6 Industri Kerajinan Rumah Tangga 9 Jiwa
7 Perdagangan/dagang 69 Jiwa
8 Bangunan/Konstruksi 38 Jiwa
9 Perkebunan 70 Jiwa
11 Pertambang Galian C 1 Jiwa
Jumlah 1.176 Jiwa
Sumber Data : Dokumen Kantor Desa 2020
2.2.3 Pendidikan
Bagi masyarakat petani Desa Tinggi Raja terdahulu antara ekonomi dan
pendidikan sama-sama lemahnya, sering dikatakan sebagai lingkaran setan.
Seperti yang dilaporkan Ikatan Bacaan Internasional bahwa negara-negara
miskinlah yang paling besar jumlah presentase kebutahurufannya. Sedangkan
orang yang buta huruf dapat kita bayangkan status kerja dan pendapatannya.
Universitas Sumatera Utara
41 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Bagi masyarakat Desa Tinggi Raja terdahulu target sekolah hanya bisa membaca
dan menulis saja bahkan mereka beranggapan bisa kerja atau mengetahui bukan
karena diajarkan di sekolah tetapi diajarkan oleh kontak dengan orang dewasa
dan lingkungannya.
Namun pandangan yang kurang baik itu dapat dihilangkan dengan
meningkatkan kesadaran bagi masyarakat petani dengan bahasa yang menyentuh
dan menghubungkan pelajaran di sekolah lebih erat lagi dengan penghidupan
masyarakat. Di bidang pendidikannya masyarakat Tinggi Raja termasuk desa
yang memiliki rata-rata berpendidikan tidak terlalu rendah, rata-rata telah
menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMA). Walaupun dalam menempuh
pendidikan sampai pada perguruan tinggi itu hanya dimiliki orang-orang yang
golongan menegah ke atas, atau mereka yang tidak mampu tapi memiliki
semangat yang tinggi terhadap pendidikan. Hanya sedikit saja masyarakat Desa
Tinggi Raja yang berhenti sampai pada pendidikan Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Oleh sebab ini jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada
maka hal tersebut relatif cukup baik.
Hal ini sangat memperlihatkan dan membutuhkan pemikiran serta
penanganan yang lebih baik lagi untuk ke depannya. Perhatian pemerintah
setempat sangat besar dalam mencerdaskan masyarakat Tinggi Raja, hal ini
terbukti dengan sarana pendidikan yang dibangun di desa tersebut. Terdapat 2
unit Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta yaitu Al-Washliyah Tinggi Raja
dan Swadaya Tinggi Raja, 2 unit Sekolah Menengah Pertama yaitu SMP N 1
Tinggi Raja dan Tsanawiyah Swasta Tinggi Raja. 3 unit Sekolah Dasar (SD)
Universitas Sumatera Utara
42 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yaitu SD N 1 Tinggi Raja, dan 4 unit Paud/ TK. Berikut tabulasinya:
Table 2.6
Jumlah Penduduk yang Sedang Menempuh Pendidikan di Desa Tinggi Raja, Kec.
Tinggi Raja, Kab. Asahan
Sumber Data : Dokumen Kantor Desa 2020
2.2.4 Kegotongroyongan
Kegotongroyongan masyarakat masih tetap terjaga. Kebiasaan
menjenguk orang sakit, melahirkan dan sedang berduka (tetangga atau sanak
keluarga) masih dilakukan oleh masyarakat. Hal ini pun biasanya dijadikan
masyarakat Desa Tinggi Raja untuk mempererat silaturahmi dan rasa
persaudaraan. Kemudian kebiasaan saling membantu tetangga yang mengadakan
pesta juga masih dilakukan. Istilah orang-orang yang membantu di belakang
untuk mengurusi keperluan makanan pesta disebut rewang. Biasanya orang yang
diundang untuk rewang adalah tetangga-tetangga yang dekat dengan rumah,
sanak keluarga yang masih terjangkau jarak rumahnya. Semua itu
No Berdasarkan Pendidikan Jiwa
1 Sedang Duduk di Perguruan Tinggi 193 Jiwa
2 Sedang Duduk di SMU/ Sederajat 321 Jiwa
3 Sedang Duduk di SLTP/ Sederajat 345 Jiwa
4 Sedang Duduk di SD/ Sederajat 436 Jiwa
Jumlah 1.295 Jiwa
Universitas Sumatera Utara
43 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menggambarkan bahwa hubungan ketetanggaan di desa ini masih dilakukan.
2.3 Acara Khitanan dan Pernikahan di Desa Tinggi Raja
Desa Tinggi Raja merupakan salah satu desa dari 7 desa di Kecamatan
Tinggi Raja, Kabupaten Asahan. Acara khitanan dan pernikahan di Desa Tinggi
Raja, tidak jauh berbeda dari kebanyakan desa lainnya. Dimana dalam menggelar
sebuah pernikahan sudah menjadi kewajiban orang tua kepada anaknya, baik
diselenggarakan sederhana maupun mewah. Walaupun pinangan atau mahar nikah
tidak sebesar dari acara yang digelar, orang tua akan mencari cara untuk tetap bisa
merayakannya. Apalagi acara tersebut sudah menjadi sebuah tradisi yang wajib
digelar dalam masyarakat. Begitu pun dengan acara khitanan, biasanya orang tua
bernazar untuk membuat syukuran bahkan merayakan acara khitanan dengan
meriah, sampai ada juga yang menggabungkan keduanya dalam satu perayaan
dengan tujuan untuk menghemat biaya yang dikeluarkan namun, tetap bisa
menyelenggarakan keduanya.
Acara khitanan di Desa Tinggi Raja umumnya dilakukan setelah anak
sudah disunat oleh mantri atau pun sudah sembuh dan tidak kesakitan lagi. Acara
khitanan dilakukan dengan mendudukkan anak di pelaminan, kemudian diiringi
dengan proses acara tepung tawar bagi masyarakat Desa Tinggi Raja yang
bersuku Melayu, acara upah-upah bagi masyarakat Desa Tinggi Raja yang
bersuku Batak, dan among-among bagi masyarakat Desa Tinggi Raja yang
bersuku Jawa. Tidak lupa pula dengan hiburan seperti kibot ataupun jaran kepang
bagi masyarakat yang mampu. Sedangkan yang memiliki biaya pas-pasan
Universitas Sumatera Utara
44 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
biasanya mereka menyewa kibot duduk dan pastinya ada saja yang menyanyi
dengan suka rela dalam acara tersebut, baik pihak keluarga maupun masyarakat
setempat. Untuk menyewa kibot duduk tidak susah di Desa Tinggi Raja, karena
banyak sekali yang menyediakan jasa hiburan seperti ini.
Acara pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi menurut tradisi
suku bangsa, agama, budaya, maupun kelas sosial. Acara Pernikahan di Desa
Tinggi Raja umumnya wajib digelar orang tua kepada anaknya sebagai bentuk
rasa kebahagiaan keluarga dan sekalian mengumumkan pada masyarakat luas.
Acara pernikahan akan diselenggarakan sesuai dengan kemampuan masing-
masing dan mengikuti proses acara sesuai dengan pernikahan modern maupun
pernikahan adat nya masing-masing baik dari segi adat mempelai wanita maupun
mempelai pria.
Namun, pada umumnya masyarakat Desa Tinggi Raja sendiri menggelar
acara khitanan dan pernikahan menggunakan acara modern. Dalam menggelar
acara khitanan dan pernikahan di Desa Tinggi Raja, ada kebutuhan-kebutuhan
yang harus dipenuhi dan pastinya membutuhkan biaya yang cukup besar. Diantara
kebutuhan-kebutuhan dan biaya yang diperlukan tersebut yaitu:
a. Waktu dan Tempat/Lokasi Pesta
Untuk waktu acara biasanya dimulai menjelang makan siang yaitu sekitar
pukul 10.00 WIB sampai dengan selesai yaitu sekitar pukul 22.00 WIB.
Kecuali menggunakan acara adat maka pelaksanaan acara dimulai lebih cepat.
Di Desa Tinggi Raja untuk menggelar acara khitanan dan pernikahan
umumnya masih dilakukan di pekarangan rumah sendiri. Bahkan jika memiliki
Universitas Sumatera Utara
45 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pekarangan rumah yang begitu sempit misalnya seperti rumah susun, dan
rumah yang di pinggir pasar maka masih bisa menumpang pekarangan rumah
tetangga. Masyarakat desa biasanya memiliki tenggang rasa untuk hal itu.
Walaupun terkadang diantara bertetangga ada ketidakcocokan suatu pekara,
namun mereka bisa menyampingkan hal tersebut.
Untuk menyelenggarakan di gedung pastinya akan membayar sewa
gedung dan ini mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Hanya orang-orang
mampu dan mempunyai alasan-alasan tertentu yang akan memilih jalan ini.
Seperti yang dikatakan oleh Ibu Ani:
“Beberapa orang memang ada yang melakukan acara
perkawinan di gedung, namun untuk acara khitanan sampai
sekarang belum pernah ada yang menyelenggarakannya di
gedung, selain biayanya yang besar kita kan hidup
bermasyarakat alangkah baiknya dilaksanakan di rumah
sendiri.”
b. Penunjang Dekorasi dan Kenyamanan Tamu
Pemilihan dekorasi tentunya sesuai dengan selera masing-masing
individu. Apalagi jasa yang menyediakan dekorasi seiring zaman selalu
mengikuti tren masa kini dan mudah untuk dicari di berbagai media sosial.
Dekorasi dalam acara khitanan mungkin tidak semahal dekorasi acara
pernikahan. Sekarang ini acara pernikahan memakai jasa dekorasi begitu
banyak dimulai dari dekorasi acara tunangan, lalu acara akad sampai ke acara
besarnya yaitu resepsi.
Penyedia jasa dekorasi biasanya sudah terlatih untuk mendekorasi sebuah
acara sesuai dengan permintaan dan tema acara yang akan dilaksanakan.
Layanan dekorasinya pun meliputi dekorasi meja, dekorasi dinding, dan kreasi
Universitas Sumatera Utara
46 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dekorasi. Di Desa Tinggi Raja hal ini lebih sering disebut dengan jasa sewa
teratak dimana di dalamnya sudah satu paket dengan dekorasi.
Penyedia jasa dekorasi senantiasa membatu, merancang dan menciptakan
dekorasi acara sebaik mungkin. Baik dilakukan dalam ruangan ataupun luar
ruangan. Para vendor dekorasi acara akan terlebih dahulu survei lokasi,
kemudian mematangkan konsep, sampai pada akhirnya mulai merancang
segala kebutuhan dekorasi sesuai dengan tema dan konsep acara. Hingga pada
hasil akhirnya tercipta sebuah dekorasi yang menarik agar acara dapat berjalan
dengan sempurna.
c. Tata Rias dan Baju
Saat ini banyak sekali pilihan konsep pernikahan yang akan mewujudkan
setiap impian kedua calon mempelai untuk memiliki pernikahan bak negeri
dongeng. Begitu pun di Desa Tinggi Raja, seperti gaya busana hingga riasan
wajah, dimana saat ini tak hanya terdiri dari busana dan riasan pengantin lawas
namun sudah mengikuti tren masa kini sehingga semua angan-angan akan
pernikahan impian dapat diwujudkan.
Khususnya pada mempelai wanita, dengan riasan pengantin yang baik
membuat dirinya tampak cantik dan berhasil membuat tamu undangan yang
hadir merasa takjub, terpesona bahkan pangling dengan sosok pengantin
wanita. Karena itulah tujuan sebenarnya dari riasan wajah untuk mempelai
wanita baik dengan konsep pernikahan modern atau menggunakan salah satu
adat budaya. Sedangkan saat ini banyak make up pengantin yang menawarkan
beragam pilihan riasan sesuai dengan keinginan si pengantin. Namun begitu,
Universitas Sumatera Utara
47 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
masih tetap saja terkadang hasilnya tidak memenuhi harapan sehingga
menimbulkan kekecewaan di hari yang bahagia. Bukannya terlihat cantik
memukau, wajah justru akan tampak aneh dengan riasan yang tebal dan menor.
Menjadi seorang perias pengantin tentu saja membutuhkan keahlian
khusus, karena masalah make up bukanlah sesuatu yang bisa dipelajari hanya
dengan membaca buku-buku dan melihat video saja, karena syarat utamanya
adalah dipraktikkan langsung. Oleh sebab itu, menjadi seorang perias harus
memiliki kemauan yang keras dalam belajar, karena tentu saja merias wajah
tak cukup dipelajari hanya dalam sekali dua kali kursus saja.
Selain itu, perias wajah yang baik juga memiliki rasa ingin tahu akan
dunia estetika terutama perkembangan dunia rias merias, dimana setiap harinya
selalu saja muncul inovasi baru entah itu dari segi riasan mata atau bibir.
Apalagi setiap individu memiliki bentuk wajah yang berbeda-beda sehingga
membutuhkan keahlian khusus dalam menyamakan riasan dengan bentuk
karakter wajah. Apalagi jika ingin memiliki pernikahan dengan memakai baju
adat tertentu akan lebih rumit lagi. Karena setiap adat tentu mempunyai ciri-ciri
tersendiri dalam riasan wajah, bahkan tak sedikit pula dari riasan wajah
tersebut memiliki makna tersendiri.
Pemilihan kosmetik juga menjadi salah satu faktor penting dalam
menciptakan riasan wajah yang mampu memukau semua orang. Baik produk
lokal maupun internasional memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri,
semuanya tergantung dari jenis wajah pengantin. Karena itu, perias pengantin
harus bisa membaca jenis wajah pengantin dan menentukan produk mana yang
Universitas Sumatera Utara
48 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
paling tepat untuk digunakan. Pilihan warna yang beragam seharusnya tidak
menjadi kesulitan bagi perias pengantin dalam memilih yang sesuai karakter
kliennya. Sehingga hasil yang ditampilkan akan tampak halus, bercahaya dan
merona berseri. Dengan riasan wajah yang halus, maka kecantikan alami
pengantin pun tak akan seluruhnya tertutup oleh riasan karena mengaplikasikan
make up yang begitu natural. Kemudian untuk pemilihan baju, biasanya
sepasang pengantin memakai 5 sampai 7 kostum pada acara pernikahannya.
Dalam acara khitanan di Desa Tinggi Raja tata rias dan baju juga disewa,
umumnya cukup satu pasang baju saja tidak sebanyak yang dibutuhkan dalam
acara pernikahan, karena prosesi acara khitanan juga tidak selama dari acara
pernikahan. Kemudian pemakaian make up juga dipoleskan oleh anak yang
akan disunat dengan riasan sederhana saja agar anak terlihat lebih cerah.
Di Desa Tinggi Raja, paket cenderung diminati. Karena mempermudah
pekerjaan bagi yang akan berpesta. Tidak perlu sibuk untuk mencari jasa yang
berbeda-beda. Cukup satu jasa saja sudah mencakup dari dekorasi (sewa
teratak), tata rias dan baju, lalu foto dan video. Kemudian, adapun kisaran
harga paket khitanan yaitu sekitar Rp10.000.000,00 dan kisaran harga paket
pernikahan yaitu sekitar Rp5.500.000,00 sampai Rp25.000.000,00. Seperti
yang dikatakan oleh Ibu Nurul yaitu salah satu anggota dari tata rias dan baju
Farhan pada saat melakukan wawncara di rumah beliau:
“Kami bisa mencari jasa lainnya seperti jasa dekorasi (sewa
teratak), tata rias dan baju sesuai dengan keinginan pihak yang
berpesta, cuma kembali lagi semua tergantung pihak yang
berpesta, mau atau tidaknya. Kalau memang ingin mencari
sendiri ya tidak apa-apa, kalau mau kami yang mencarikan juga
kami bisa. Biasanya kami memiliki beberapa rekan kerjasama
Universitas Sumatera Utara
49 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dalam hal ini. Adapun harga paket yang kami pasang untuk
acara khitanan Rp10.000.000,00 dan acara pernikahan
Rp5.500.000,00 sampai Rp25.000.000,00”.
d. Penunjang Dokumentasi: Foto dan Video
Di Desa Tinggi Raja, jasa foto dan video sangat diperlukan di banyak
acara dan event. Mengabadikan acara besar akan lebih baik dengan adanya jasa
profesional untuk membuat foto dan video. Momen pernikahan pastinya adalah
momen yang penting dan ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Setiap orang
pasti ingin pernikahannya menjadi suatu momen yang tidak terlupakan. Jasa
fotografer yang profesional tentunya sangat membantu dalam rangkaian acara
tersebut. Acara pernikahan juga biasanya menjadi momen ketika bertemu
kembali bersama dengan teman-teman lama. Sehingga ketika acara pernikahan
bisa membuat foto-foto dengan pose menarik bersama teman lama. Setelah
pernikahan selesai bisa melihat-lihat kembali foto-foto unik tersebut bersama
dengan pasangan dan juga keluarga mengenai momen-momen indah ketika
pesta pernikahan berlangsung. Jasa fotografer yang profesional juga tidak akan
hanya mengambil foto-foto resmi yang dilakukan bersama dengan pengantin,
tetapi juga banyak foto-foto lain yang tidak kalah unik dari interaksi para tamu-
tamu yang saling bertemu dan berbagi kebahagiaan.
Acara kunjungan orang-orang penting, kemudian acara temu kangen
alumni tentunya akan memiliki kesan yang mendalam bagi setiap orang yang
datang. Di sini, teman lama yang telah berpisah selama bertahun-tahun
akhirnya kembali berkumpul dan berbagi cerita. Tentunya tidak akan sempat
untuk mengabadikan segala momen dalam foto karena sibuk berbagi cerita
Universitas Sumatera Utara
50 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dengan teman lama.
Begitupun juga dalam menyelenggarakan acara khitanan. Bagi orang tua
anak adalah segalanya, maka momen yang seumur hidup sekali ini sangat
penting diabadikan dalam bentuk foto dan video. Karena rasa kebahagiaan
mereka di acara tersebut dapat dilihat dan diingat kembali ketika melihat foto
dan video itu.
e. Penunjang Ekstra: Undangan Tamu
Undangan merupakan sebuah media yang digunakan untuk mengajak
teman, kerabat dekat dan sanak saudara untuk menghadiri sebuah acara. Di era
yang serba digital seperti sekarang ini selain undangan berbentuk kertas (hard
copy), ada juga yang berbentuk foto, video atau website. Di Desa Tinggi Raja,
undangan jenis ini biasanya disebut dengan undangan digital. Undangan digital
memiliki kelebihan menghemat waktu, karena tidak perlu jalan keluar rumah
atau menyuruh orang untuk mengantar undangan yang bisa jadi memakan
waktu berjam-jam bahkan seharian. Dengan undangan digital hanya
memerlukan koneksi internet untuk mempercepat pengiriman. Hemat biaya,
karena undangan digital tidak perlu dicetak, tidak mengeluarkan biaya bahan
dan cetaknya. Sehingga dana yang ada bisa digunakan untuk hal lain. Lebih
unik, karena dapat menampilkan beberapa foto dengan animasi yang menarik
bahkan bisa ditambah dengan lagu yang romantis yang membuat undangan
pernikahan lebih unik dan tetap sopan. Saat ada kesalahan pun merubahnya
juga gampang tidak seperti undangan cetak yang apa bila ada kesalahan,
namun sudah terlanjur dicetak maka harus dicetak ulang lagi dan memakan
Universitas Sumatera Utara
51 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
waktu dan biaya tentunya.
f. Konsumsi Tamu
Saat mengadakan acara, persiapan yang tidak boleh terlewat adalah soal
hidangan makanan bagi para tamu. Ada dua pilihan dalam persiapan konsumsi
tamu yaitu masak sendiri atau katering. Masalah konsumsi untuk menggelar
sebuah acara di Desa Tinggi Raja umumnya masih masak sendiri dengan
bantuan gotong-royong masyarakat desa setempat. Ada istilah “rewang” yaitu
orang yang membantu tetangga yang sedang punya hajatan seperti khitanan
dan pernikahan. Rewang atau membantu tetangga tentunya suatu kegiatan yang
sangat positif terutama untuk masyarakat Indonesia khususnya di Jawa sendiri
yang memang kental dengan budaya gotong-royongnya, karena dengan rewang
bisa saling bergotong-royong antara warga yang satu dengan yang lainnya
tanpa membeda-bedakan sehingga menimbulkan rasa saling membutuhkan dan
membentuk persatuan yang kuat.
Di Desa Tinggi Raja orang rewang akan diundang langsung ke rumahnya
pada pihak yang akan berpesta. Adapun yang diundang seperti tetangga,
saudara, dan kerabat dalam cakupan wilayah dekat ataupun sudah pernah
menanam barang atau uang pada sebagian orang yang diundang rewang. Untuk
jumlah yang diundang biasanya sekitar 50 sampai 100 orang.
Umumnya orang rewang akan membawa buah tangan pada saat satu hari
sebelum acara dilaksanakan. Adapun buah tangan tersebut berupa barang
seperti beras 5 kg, mie hun 2,5 kg, 1,5 kg ayam/1 ekor ayam, telur 1 papan,
kol, kelapa 1 gandeng. Namun, sekarang tidak lagi sistem tanam barang
Universitas Sumatera Utara
52 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
melainkan uang. Uang akan dimasukkan dalam amplop undangan dengan isi
uang dimulai dari Rp30.000,00 sampai Rp100.000,00/orang. Kemudian orang
rewang akan diberi bontotan tersendiri yang akan dibawa mereka. Biasanya
akan diberi bontot sebanyak 3 kali yang berisi nasi, ayam/telur, mie, kacang
panjang/buncis, dan nasi manis maupun dodol.
Pembagian kerja orang rewang terdiri dari ketua masak, perajang,
mendandang, pencuci piring, mengantarkan konsumsi ke meja hidangan hingga
penerima tamu. Kemudian ada biaya upah tersendiri yang akan diterima oleh
beberapa orang rewang seperti ketua masak, pendandang, dan pencuci piring.
Ketiga kerjaan itu sangat berat sehingga wajar adanya upah, bahkan upah
tersebut sudah ada patokan ataupun harga pasarannya. Biaya ketua masak yaitu
Rp350.000,00, pendandang yaitu Rp300.000,00, dan pencuci piring yaitu
Rp250.000,00.
Di Desa Tinggi Raja untuk penyediaan seluruh sembako keperluan acara
hajatan dapat bon dengan Bapak Nanang, salah satu pedagang yang memiliki
Toko Sembako di Desa Tinggi Raja. Seperti yang dijelaskan oleh bapak
Nanang ketika diwawancarai di kedai beliau yaitu:
“Namanya di kampung saling kenal tidak menjadi masalah uang
muka dulu yang diberikan kepada saya sebagai tanda jadi
mengambil sembako dari saya. Memang rata-rata masyarakat
Desa Tinggi Raja sendiri kalau buat acara hajatan ya ambilnya
ke saya. Kadang mereka mau buat pesta besar tapi uang nya pas-
pasan tapi sebagian besar mereka ikut arisan pesta jadi saya
lebih yakinlah bisa dibayar mereka. Memang persyaratannya
kalau bisa pas di hari pesta itu dilunasi ataupun satu hari usai
pestalah paling lama. Saya juga mau diputarkan lagi uangnya ke
yang lain. Ya saling tolong menolonglah intinya.”
Universitas Sumatera Utara
53 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
g. Hiburan
Hiburan di Desa Tinggi Raja sangat penting pada sebuah acara. Bahkan
acara kecil, seperti acara ulang tahun saja akan menyewa kibot duduk untuk
mengisi kekosongan waktu pada acara tersebut. Apalagi acara besar seperti
acara khitanan dan pernikahan. Pada umumnya di Desa Tinggi Raja, jika orang
yang menggelar acara dengan mewah maka hiburan yang dipakai untuk suku
batak ialah dengan menyewa gondang, jika suku melayu biasanya mereka akan
menyewa orkes, dan jika suku jawa maka mereka akan menyewa jaran kepang.
Namun semakin berkembangnya teknologi, hiburan musik lebih digemarin
begitu pun di Desa Tinggi Raja, seperti menyewa DJ. Diiringi lagu yang
dinyanyikan oleh para biduan. Tidak lupa untuk merencanakan daftar plylist
seperti lagu favorit. Tapi biasanya, para biduan sangat ahli dan tahu apa yang
umumnya dicintai dan dinikmati oleh sebagian besar tamu. Saat para tamu
undangan mulai memenuhi tempat pernikahan, mereka biasanya mengatur
ritme musik yang cocok dengan suasana. Biasanya banyak juga para tamu
undangan yang ingin menyumbang nyanyian dalam acara tersebut, baik
masyarakat desa, keluarga maupun rekan kerja yang memiliki hobi menyanyi.
Adapun biaya yang dikeluarkan pastinya akan lebih besar dibandingkan
dengan kibot duduk. Dimana harga pasaran dari kibot duduk hanya sekitar
Rp300.000,00 sampai Rp350.000,00/24 jam.
Universitas Sumatera Utara
54 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.1 Kibot Duduk Milik Ibu Nurul, 08 Mei 2020
2.4 Macam-Macam Arisan di Desa Tinggi Raja
a. Arisan Barang
Arisan barang yang dilakukan masyarakat Desa Tinggi Raja merupakan
iuran yang berbentuk sembako seperti gula, dan beras. Arisan ini cenderung
diminati masyarakat Desa Tinggi Raja karena membantu meringankan
pengeluaran dalam menggelar sebuah acara. Kita tau bahwasanya beras
merupakan bahan pokok pangan masyarakat Indonesia dan harga beras selalu
setabil dan cukup tahan lama. Sehingga arisan beras dapat membantu
meringankan kebutuhan yang diperlukan untuk memenuhi konsumsi hidangan
para tamu undangan.
Arisan beras di Desa Tinggi Raja dilakukan oleh bapak-bapak yang
berdomisili di Desa Tinggi Raja saja. Arisan beras dipatokkan per orang
Universitas Sumatera Utara
55 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mengasokin minimal seberat 10 kg, jika ingin lebih sebenarnya boleh-
boleh saja, tergantung kemampuan anggota arisan yang menarik sanggup
atau tidaknya kemudian hari untuk mengembalikannya.
Arisan gula di Desa Tinggi Raja dilakukan oleh ibu-ibu dalam satuan
anggota perwiritan di Desa Tinggi Raja. Tepat di hari jumat yang
dilakukan setiap minggunya, selesai acara perwiritan ibu-ibu akan
memberikan iuaran gula kepada anggota wirid berikutnya. Arisan ini
dapat membantu meringankan anggota wirid di Desa Tinggi Raja agar
tidak menyediakan gula lagi untuk persoalan konsumsi pada acara
perwiritan tersebut.
b. Arisan Uang
Arisan uang merupakan iuaran yang berbentuk uang. Contoh arisan uang
pada masyarakat Desa Tinggi Raja yaitu:
Arisan pesta, dilakukan oleh ibu-ibu masyarakat desa Kecamatan Tinggi
Raja termasuk diantaranya yaitu ibu-ibu di Desa Tinggi Raja. Arisan ini
sangat popular dan cenderung diminati ibu-ibu pada masyarakat Desa
Tinggi Raja. Arisan ini dianggap sangat membantu mereka ketika
menyelenggarakan acara hajatan. Tarikan yang didapatkan dari arisan ini
nominalnya cukup besar, bahkan hampir seluruh ibu-ibu pada masyarakat
Desa Tinggi Raja mengikuti kegiatan arisan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
56 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III
INTERAKSI MASYARAKAT DESA TINGGI RAJA
TERHADAP ARISAN PESTA
Pada umumnya, masyarakat desa memiliki hubungan yang lebih
mendalam dan erat dibandingkan masyarakat kota. Sistem kehidupannya
berkelompok dengan dasar kekeluargaan. Sehingga sistem arisan pesta pada
masyarakat Desa Tinggi Raja disesuaikan dengan kebutuhan masyarakatnya.
Adapun interaksi masyarakat Desa Tinggi Raja terhadap arisan pesta yaitu
terjadinya kontak sosial dan komunikasi sehingga menimbulkan bentuk kerjasama
yaitu saling bergotong-royong dan saling tolong-menolong dalam memenuhi
kebutuhan acara hajatan melalui iuran uang arisan dan akomodasi dalam arisan
pesta yaitu kompromi untuk saling meringankan tuntutan dalam menyelesaikan
permasalahan seperti adanya selip pada pencatatan di buku arisan pesta, anggota
arisan pesta yang meninggal dunia dan anggota arisan pesta yang melarikan diri.
Adapun yang menumbuhkan rasa solidaritas mereka yaitu karena adanya
pengaruh faktor lingkungan dan faktor keluarga.
3.1 Arisan Pesta
Arisan pesta merupakan arisan uang yang dikumpulkan oleh pengurus
arisan ketika anggota arisan menggelar sebuah acara hajatan dengan besaranya
iuran uang yang telah ditetapkan bersama.Menggunakan metode arisan pesta yaitu
Universitas Sumatera Utara
57 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sesuai dengan kriteria, di mana kriteria tersebut adalah anggota arisan yang paling
membutuhkan yaitu untuk memenuhi kebutuhan secara materil. Berikut ini
penjelasan lebih lengkap mengenai arisan pesta di antaranya yaitu:
3.1.1 Awal Terbentuknya Arisan Pesta
Berdirinya arisan pesta yaitu pada Mei tahun 1999 yang didirikan oleh
Ibu Suparmi dan Ibu Sumiati. Mula-mula terbentuknya arisan pesta dikarenakan
Ibu Suparmi mengikuti kegiatan arisan dengan sistem yang hampir sama di Blok
6 Tanjung Alam. Ibu Suparmi mengikuti kegiatan arisan tersebut selama 3
tahun. Karena jarak antara rumah dan desa tersebut cukup jauh (berbeda desa
dan kecamatan), lalu cuaca yang terkadang tidak mendukung seperti musim
hujan hingga membuat lelah di perjalanan. Akhirnya Ibu Suparmi berpikiran
untuk mendirikan sebuah arisan sendiri. Kemudian Ibu Suparmi mengajak
temannya yaitu Ibu Sumiati untuk menjadi rekannya membentuk arisan pesta.
Namun semenjak Ibu Sumiati meninggal dunia diakibatkan penyakit yang
dideritanya, posisi beliau digantikan oleh anaknya yaitu Ibu Ratna.
Awal terbentuknya arisan pesta, beranggotakan sekitar 70 orang.
Anggota arisan pesta masih terdiri dari satu cakupan wilayah saja dengan Ibu
Suparmi yaitu Desa Sumber Harapan. Namun seiring berjalannya waktu, arisan
pesta terdengar sampai ke desa-desa tetangga di Kecamatan Tinggi Raja hingga
sampai saat ini anggota arisan pesta sudah terdiri dari keseluruhan desa yang ada
di Kecamatan Tinggi Raja, termasuk di antaranya yaitu Desa Tinggi Raja.
Bahkan di Desa Tinggi Raja sendiri seluruh dusun dimulai dari Dsn. I Pekan,
Dsn. II Sawah, Dsn. III Pengajian, Dsn. IV Kuala Piasa, Dsn. V Jati Sari, Dsn.
Universitas Sumatera Utara
58 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
VI Jati Sari dan Dsn. VII Jati Sari mengikuti kegiatan arisan tersebut. Sampai
saat ini anggota arisan pesta sudah jauh lebih banyak yaitu lebih dari 1200
orang. Dan anggota arisan pesta merupakan ibu-ibu yang berdomisili di
Kecamatan Tinggi Raja.
3.1.2 Bentuk Iuran Arisan Pesta
Seiring dengan sistem pertukaran yang menggunakan uang dan sudah
memasuki sistem pasar. Uang menjadi salah satu bagian penting dalam
kehidupan setiap individu. Segala sesuatu baik barang maupun jasa harus dibeli
dengan uang. Uang merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat
tukar. Kegiatan ekonomi terus berkembang bahkan semakin kompleks. Orang
semakin sulit untuk menemukan rekanan barter yang memiliki barang yang
dibutuhkan. Selain itu, orang juga semakin kesulitan untuk mendapatkan barang
untuk dipertukarkan dengan nilai pertukaran hampir sama atau seimbang.
Sehingga bentuk arisan uang dapat menjadi solusi alternatif untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan termasuk diantaranya kebutuhan akan material pada
sebuah acara hajatan. Seperti biaya dekorasi, konsumsi dan sebagainya.
3.1.3 Metode Arisan Pesta
Adapun metode yang digunakan dalam arisan pesta yaitu menggunakan
metode sesuai dengan kriteria. Dimana, kriteria anggota arisan pesta yang
menarik adalah anggota yang paling membutuhkan yaitu untuk memenuhi
kebutuhan secara materil. Karena kriteria utama anggota yang berhak
Universitas Sumatera Utara
59 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mendapatkan uang tersebut adalah anggota arisan pesta yang benar-benar akan
menyelenggarakan hajatan. Kemudian anggota arisan yang akan menarik arisan
pesta, harus memberi tau kepada pengurus arisan pesta terlebih dahulu. Agar
pengurus arisan dapat melihat jadwal acara hajatan untuk menghindari bentrokan
hari dengan anggota arisan lainnya yang juga berkeinginan untuk menarik arisan
pesta. Biasanya, dalam jangka waktu satu bulan bisa 5 sampai 15 anggota arisan
yang akan menarik arisan pesta. Dan arisan pesta hanya bisa dilakukan sehari
satu kali tidak boleh lebih dari itu. Karena, pengurus arisan akan stay di acara
hajatan dari pukul 13.00 WIB sampai pukul 17.30 WIB.
Arisan dalam metode ini memang memiliki jangka waktu yang panjang.
Kegiatan arisan pesta bisa sampai ke anak cucu terlihat dari sudah lamanya
arisan pesta ini terbentuk. Dan sejauh ini anggota arisan pesta yang menarik
kurang lebih 600 dari 1200-an anggota arisan pesta. Artinya masih setengah
anggota arisan pesta yang menarik arisan tersebut. Maka dari itu, pengurus
arisan sudah tidak menerima lagi anggota baru untuk bergabung menjadi
anggota arisan pesta. Adapun syarat-syarat menjadi anggota arisan pesta dan
peraturan-peraturan dalam arisan pesta yaitu sebagai berikut:
1. Syarat-Syarat Menjadi Anggota Arisan Pesta
a. Domisili dan Rumah Sendiri
Domisili adalah kediaman atau tempat tinggal yang tetap dan resmi.
Domisili itu maksudnya adalah alamat asli sesuai dengan KTP asal. Dalam
arisan pesta domisili menjadi syarat utama, namun harus dibarengi dengan
status rumah sendiri karena domisili saja belum tentu membuat pengurus
Universitas Sumatera Utara
60 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
arisan menerimanya. Selain itu, akan lebih cepat untuk mengetahui informasi
para anggota arisan pesta. Seorang pendatang yang tidak berumah sendiri
tidak dapat ikut dalam arisan pesta. Ini dikhawatirkan akan terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan misalnya melarikan diri.
b. Mampu Menggelar Acara Hajatan
Mampu yaitu kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu. Arisan pesta
dibentuk dengan tujuan membantu masyarakat desa memenuhi kebutuhan
secara material saat mengelar acara hajatan. Sehingga anggota arisan yang
menarik pastinya ibu-ibu masyarakat desa yang akan menggelar acara
hajatan. Baik menggelar acara sederhana maupun mewah. Menggelar acara
hajatan bisa saja seperti acara khitanan, pernikahan, ulang tahun, sungkeman,
dll. Asal menggelar acara hajatan dan dapat memberikan hidangan makanan
seluruh anggota arisan pesta saja sudah dipastikan dapat menarik arisan pesta.
c. Bertanggung Jawab Menghidangkan Makanan dan Menyediakan Bontotan
Bertanggung jawab ialah perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Tanggung jawab merupakan keadaan dimana seseorang wajib menanggung
segala sesuatu. Sehingga berkewajiban menanggung, memikul jawab,
menanggung segala sesuatu atau memberikan jawab dan menanggung
akibatnya. Seperti halnya dalam arisan pesta, tanggung jawab anggota arisan
yang menarik yaitu harus bisa menghidangkan makanan bagi anggota arisan
pesta yang memberi dan mengembalikan iuran uang arisan. Kemudian,
menyediakan bontotan bagi anggota arisan pesta yang menitip iuran uang
arisan karena berhalangan hadir.
Universitas Sumatera Utara
61 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Peraturan-Peraturan dalam Arisan Pesta
a. Minimal 5 Kali Mengasokin Anggota Arisan Pesta
Anggota baru arisan pesta belum diperbolehkan untuk menarik arisan
pesta. Etikanya, anggota arisan pesta harus mengikuti minimal 5 kali
pertemuan dalam kegiatan arisan pesta sebelum diperbolehkan untuk menarik
arisan pesta. Ini salah satu cara agar anggota arisan pesta yang lain tidak
merasa adanya kesalahgunaan kedudukan di dalamnya. Tidak akan mungkin
di saat baru bergabung menjadi anggota arisan pesta dan belum pernah
memberikan iuran uang kepada anggota arisan yang lain, anggota baru
tersebut dapat menarik arisan pesta.
Meskipun anggota baru arisan pesta tersebut akan mengadakan acara
hajatan beberapa hari lagi saja. Pengurus arisan tetap tidak bisa menjadikan
alasan itu untuk membuatnya bisa menarik arisan pesta. Jika pengurus arisan
pesta menyalahi peraturan, maka banyak anggota arisan pesta yang tidak
berantusias memberikan iuran uang kepadanya. Alhasil tidak akan
mendapatkan banyak iuaran arisan pesta bahkan mungkin tidak ada yang bisa
diterimanya.
b. Memberi Iuran Uang Arisan Pesta
Setiap anggota arisan pesta yang hadir pada saat acara hajatan wajib
memberikan iuran uang kepada pengurus arisan pesta. Adapun nilai iuran
uang arisan yang disepakati oleh pengurus arisan pesta yaitu minimum senilai
Rp30.000,00 tanpa ada batasan maksimum. Namun begitu, anggota arisan
pesta yang akan menarik biasanya memberikan batasan maksimum iuran
Universitas Sumatera Utara
62 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
uang yang akan diberikan anggota arisan pesta kepadanya.
c. Memiliki Buku Arisan Pesta
Gambar 3.1 Buku Anggota Arisan Pesta Ibu Ani, 24 April 2020
Anggota arisan wajib memiliki buku notes kecil. Buku notes kecil ini
harus dibawa oleh seluruh anggota arisan pesta sebagai bukti pencatatan
pemberian iuran uang arisan pesta. Dimana setiap kali anggota arisan pesta
hadir saat acara hajatan dan memberikan iuaran uang kepada pengurus arisan
pesta, maka buku itu akan diberikan oleh sekretaris arisan pesta untuk dicatat
sesuai dengan nominal iuran uang yang telah diberikan.
Kemudian untuk anggota arisan yang sudah menarik. Buku arisan akan
diceklis oleh pengurus arisan pesta yaitu ketua arisan pesta sebagai tanda
bukti bahwasannya sudah mengembalikan iuran uang arisan pesta. Adapun
guna lainnya dari buku arisan pesta juga dapat mempermudah anggota arisan
untuk menjual arisan pesta miliknya jika keadaan mendesak. Dengan adanya
Universitas Sumatera Utara
63 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
buku tersebut dapat dipastikan harga jualnya. Sehingga ketika ada yang mau
membeli buku arisan pesta tersebut sudah tidak susah lagi, tanpa melibatkan
pengurus arisan pesta.
d. Memperbolehkan Maksimal 3 Kali Menarik Arisan Pesta
Anggota arisan yang sudah menarik arisan pesta memperbolehkan untuk
menarik arisan pesta lagi. Namun nama yang dipakai tidak lagi menggunakan
nama yang sama, harus berbeda. Biasanya mereka akan menggunakan nama
anak atau pun suaminya agar menjadi pembeda di dalam buku arisan pesta.
Anggota arisan yang sudah memberikan iuran uang lebih dari sekali,
misalnya sudah 2 atau 3 kali memberi iuran uang kepadanya, maka wajib
membayarnya sekaligus. Tidak berlaku untuk membuat hal yang sama
dengan menggelar acara hajatan sekali-sekali dan harus dikembalikan dengan
cara sekali-kali (bertahap-tahap).
e. Memperbolehkan Menjual Buku Arisan Pesta dalam Keadaan Mendesak
Anggota arisan yang belum pernah menarik arisan pesta dan kepepet
misalnya tidak sanggup mengikuti kegiatan arisan lagi. Seperti ingin pindah
kependudukan, butuh uang untuk keperluan cepat maka dapat menjual buku
arisan pesta miliknya beserta semua iuran arisannya kepada orang lain dengan
syarat nama anggota arisan tidak dapat dirubah terutama di dalam buku besar
arisan pesta.
Dalam penjualan buku arisan pesta sebenarnya sama saja dengan halnya
menjual tabungan kepada orang lain. Sehingga urusan ini hanya di antara
penjual dan pembeli yang bersangkutan saja, tidak perlu ada campur tangan
Universitas Sumatera Utara
64 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pengurus arisan maupun anggota arisan yang lain terkecuali jika dibutuhkan.
3.2 Terjadinya Kontak Sosial dan Komunikasi Antara Anggota Arisan Pesta
pada Masyarakat Desa Tinggi Raja
Dalam arisan pesta tidak semua anggota arisan pesta saling mengenal
antara satu dengan yang lain. Contohnya, anggota arisan yang menarik belum
tentu kenal dengan seluruh anggota arisan pesta yang berhadir. Apalagi sudah
berbeda desa kemungkinan tidak saling mengenal. Namun kontak sosial dapat
terjadi dengan saling berjabat tangan dan saling tersenyum saat acara hajatan
berlangsung. Kemudian terjadinya komunikasi juga sangat penting di dalam
arisan pesta. Informasi merupakan kegiatan dimana seseorang memberikan sebuah
pesan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan. Sehingga dalam arisan
pesta, penyampaian informasi tentang anggota arisan pesta yang menggelar acara
hajatan/menarik arisan sangat penting untuk disampaikan. Kemudian
penyampaian informasi antara anggota arisan pesta pada masyarakat Desa Tinggi
Raja dapat terjadi dari perbincangan antara individu dengan individu maupun
antara individu dengan kelompok. Komunikasi antara individu dengan individu
misalnya penyampaian informasi dari anggota arisan pesta yang menarik langsung
ke salah satu anggota arisan pesta yang lainnya. Komunikasi antara individu
dengan kelompok misalnya penyampaian informasi dari ketua arisan pesta kepada
anggota arisan pesta yang hadir saat hajatan berlangsung. Ketua arisan pesta
menyampaikan informasi anggota arisan pesta yang akan menarik hanya sekedar
desa dan dusunnya saja. Untuk nama tidak diberi tau oleh ketua arisan pesta
dengan alasan anggota arisan pesta akan mengetahui sendiri siapa anggota arisan
Universitas Sumatera Utara
65 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pesta yang akan menarik pada hari berlangsungnya acara hajatan tersebut. Hal ini
dilakukan ketua arisan pesta guna menghindari kecurangan, seperti menceklis
sendiri iuran uang dalam buku arisan pesta tanpa hadir pada kegiatan arisan pesta.
Komunikasi yang disampaikan oleh ketua arisan pesta dengan cara seperti
dijelaskan diatas dapat menimbulkan sifat-sifat komunikasi yaitu komunikasi
positif, jika anggota arisan pesta dapat memahami maksud atau pesan yang
disampaikannya. Komunikasi negatif, jika anggota arisan pesta tidak saling
mengerti atau salah paham dari pesan yang disampaikannya.
3.3 Bentuk Interaksi Sosial Antara Anggota Arisan Pesta pada Masyarakat
Desa Tinggi Raja
Di dalam kegiatan arisan pesta, bentuk interaksi sosial anggota arisan
pesta pada masyarakat Desa Tinggi Raja cenderung menciptakan beberapa bentuk
interaksi sosial yang positif di antaranya yaitu sebagai berikut:
1. Kerjasama
Melalui kerjasama dalam kegiatan arisan pesta, interaksi yang terjadi
pada anggota arisan pesta semakin erat. Untuk mencapai tujuan tertentu yang
tidak dapat dikerjakan sendiri maka diperlukan kerjasama agar tercipta
interaksi antar individu. Sehingga tujuan akan terselesaikan dengan ringan dan
cepat. Kerjasama terbentuk karena adanya faktor-faktor diantaranya yaitu
kebersamaan rencana dan tujuan antar individu, adanya kemampuan untuk
menciptakan rencana dan melaksanakannya, adanya pengetahuan yang cukup
dan pengendalian diri yang memadai, terciptanya suasana yang menyenangkan
di antara pelaku kerjasama. Adapun bentuk kerjasama yang terjadi di dalam
Universitas Sumatera Utara
66 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
arisan pesta yang terjadi yaitu:
a. Gotong Royong
Adanya gotong-royong antara anggota arisan pesta dapat mempermudah
segala jenis pekerjaan jika dilakukan secara bersama-sama, contohnya dalam
acara hajatan. Bergotong-royong meringankan biaya untuk yang menggelar
acara hajatan tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan arisan pesta. Antusias
masyarakat Desa Tinggi Raja mengikuti arisan pesta dan memberikan iuran
uang arisan di setiap hajatan yang digelar disertai kejujuran dalam
menjalankan syarat dan peraturan yang berlaku di dalam arisan pesta
merupakan bentuk gotong-royong yang berguna untuk meringankan serta
mewujudkan impian sebuah acara hajatan yang didambakan masing-masing
anggota arisan pesta.
b. Tolong-Menolong
Tolong-menolong antara anggota arisan pesta pada masyarakat Desa
Tinggi Raja dapat dilihat dari hasil bergotong-royong memberikan iuran uang
anggota arisan pesta. Semakin banyak anggota arisan pesta yang hadir maka
semakin banyak iuran uang arisan yang dikumpulkan. Dimana iuran uang
arisan dapat berguna bagi anggota arisan pesta yang menarik untuk
memenuhi kebutuhan acara hajatan baik secara produktif maupun konsumtif.
Artinya secara produktif yaitu hasil dari iuran uang arisan pesta dapat
dimanfaatkan untuk kebutuhan dalam jangka waktu panjang. Seperti
membangun rumah, biaya keperluan sekolah anak dan lain-lain. Sedangkan
secara konsumtif yaitu hasil dari iuran uang arisan pesta dimanfaatkan untuk
Universitas Sumatera Utara
67 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
membeli barang-barang yang pemakaiannya jangka pendek. Seperti berfoya-
foya membeli barang dan makanan.
2. Akomodasi
Akomodasi merupakan keadaan yang menunjuk adanya suatu
pertentangan, yaitu usaha untuk mencapai kestabilan. dalam interaksi antara
orang perorang dan kelompok-kelompok manusia sehubungan dengan norma
dan nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Seperti halnya dalam arisan
pesta pada masyarakat Desa Tinggi Raja, tidak kemungkinan terlepas dari
suatu permasalahan seperti adanya selip pada pencatatan di buku arisan,
anggota arisan pesta yang meninggal dunia, dan anggota arisan pesta yang
melarikan diri. Adapun bentuk akomodasi yang terjadi pada arisan pesta yaitu
dengan cara:
a. Kompromi (compromize)
Kompromi yaitu bentuk akomodasi yang masing-masing pihak yang
terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai penyelesaian terhadap
penyelisihan. Adapun kompromi dalam arisan pesta yaitu:
Selip pada pencatatan di buku arisan pesta, anggota arisan yang terjadi
selip pada pencatatan di buku arisannya bisa diselesaikan dengan
mendatangi pengurus arisan pesta untuk membuka buku besar arisan
pesta. Jika terjadi selip maka tanggung jawab pengurus arisan untuk
menggantinya. Namun, jika mencoba-coba berbuat curang makan
pengurus arisan dapat mengetahuinya dengan mencocokkan buku
anggota arisan pesta yang bersangkutan dengan catatan buku besar
Universitas Sumatera Utara
68 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
arisan pesta yang dipegang oleh ketua arisan. Seperti kejadian yang
pernah di alami, menurut penjelasan Ibu Suparmi ketika diwawancarai
di rumah beliau:
“Seperti yang terjadi di dalam arisan pesta, anggota
arisan pesta mengaku memberikan iuaran senilai
Rp1.500.000,00 kepada salah satu anggota arisan pesta
yaitu si X. Dan ketika beliau menggelar hajatan si X
mengembalikan hanya senilai Rp150.000,00 kepadanya.
Ini akhirnya membuat beliau komplen dan tidak terima.
Pengurus arisan pun harus membuka buku besar untuk
menyelesaikan masalah ini. Ketika dilihat di buku besar
arisan pesta, ternyata beliau memang memberikan iuaran
senilai Rp150.000,00 dan itu sudah sesuai dengan yang
dikembalikan oleh si X. Artinya perbuatan beliau
tersebut membuat anggota arisan dan pengurus arisan
yang lain kurang mempercayainya dan menimbulkan
stigma-stigma negatif kepadanya seperti ia sengaja
mencoba-coba tidak jujur dan menambahkan angka 0 di
belakang huruf tersebut. Makanya jujur itu sangat
penting, apalagi di dalam kegiatan bersosial seperti
halnya dalam kegiatan arisan pesta ini.”
Anggota arisan pesta yang meninggal dunia, kematian kepada
seseorang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Tuhan Yang Maha
Esa. Dalam kegiatan arisan pesta, anggota arisan yang meninggal
dunia tapi belum pernah sama sekali menarik arisan wajib digantikan
oleh pihak keluarga, terutama anak kandungnya. Dan untuk anggota
arisan pesta yang meninggal dan sudah pernah menarik arisan juga
wajib untuk digantikan oleh pihak keluarga. Apalagi di dalam Islam,
hutang-piutang harus tetap diselesaikan agar tidak menjadi siksa
kubur. Begitu pun di Desa Tinggi Raja, masyarakat yang mayoritas
beragama Islam pastinya mengerti tentang hukum hutang-piutang,
sehingga keluarga anggota arisan pesta wajib melunasinya. Ibu
Universitas Sumatera Utara
69 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Suparmi mengatakan sejauh ini anggota arisan yang meninggal dunia
sudah banyak. Namun, untuk pihak keluarga anggota arisan pesta
yang tidak bertanggung jawab berjumlah 3 orang.
Anggota arisan pesta yang melarikan diri, dalam hal ini, pengurus
arisan pesta tidak bertanggung jawab secara penuh dalam
menomboki/mengganti iuran anggota arisan yang lari tersebut. Namun
begitu pengurus arisan akan mencari solusi yang terbaik untuk
menyelesaikannya agar tidak terjadi konflik. Alasan pengurus arisan
tidak dapat bertanggung jawab atas perilaku anggota arisan
dikarenakan: pengurus arisan merasa terbebani jika harus
menomboki/mengganti kerugian anggota arisan yang telah
memberikan iuran kepada anggota arisan pesta tersebut. Namun
pengurus arisan akan mencari solusi kepada pihak keluarga yang
bersangkutan, jika anggota keluarga tidak mau tau maka pengurus
arisan akan melakukan kompromi dalam penyelesaian kepada anggota
arisan yang memberikan iuran uang untuk mencari jalan tengah
persoalan itu. Sebagai umat yang beragama pastinya perbuatan tercela
dan merugikan orang lain hukumnya haram. Sebagai makhluk sosial,
pastinya perbuatan yang tidak terpuji ini akan terdengar dan tersebar
oleh anggota arisan pesta lainnya. Dan yang berlaku dalam hal ini
ialah hukuman sosial seperti tidak dipercaya dan menjadi bahan
pembicaraan orang lain. Adapun langkah yang dilakukan pengurus
arisan pesta dalam kompromi yaitu pengurus arisan akan menjelaskan
Universitas Sumatera Utara
70 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
keadaan yang sebenarnya terjadi kepada anggota arisan pesta yang
bersangkutan agar di antara mereka dapat saling meringankan
tuntutan. Ibu Suparmi juga mengatakan sejauh ini untuk anggota
arisan yang melarikan diri berjumlah 5 orang, salah satu diantaranya
merupakan masyarakat Desa Tinggi Raja.
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwasanya masalah anggota arisan
yang meninggal dunia dan anggota arisan yang melarikan diri bukanlah
tanggung jawab pengurus arisan secara penuh dikarenakan pengurus arisan
juga tidak mau dirugikan dalam masalah ini. Menurut pengurus arisan ini
tanggung jawab penuh pihak keluarga yang bersangkutan. Seperti yang
dikatakan oleh Ibu Suparmi ketika diwawancarai di rumah beliau, yaitu:
“Anggota arisan pesta yang meninggal dunia wajib digantikan
oleh pihak keluarga seperti anaknya, orang juga anaknya yang
dipestakan masa iya tidak mau membayar hutang nya begitu
juga dengan anggota arisan pesta yang melarikan diri. Tapi
cemana dibilang ya, kalau melarikan diri semua keluarganya
ikut pergi termasuk juga anaknya. Yang tinggal di desa seperti
ayah, ibu, atau pun saudara sekandung yang sudah berbeda
rumah. Mereka juga menjawab sama seperti saya, orang mereka
yang berpesta kok saya yang membayar. Kalau dikasih uang nya
ya tidak apa-apa bisa saya antarkan ke Ibu, ini juga tidak ada
dikasih ke saya bagaimana mau dibilang.”
Maka dari itu hasil kompromi untuk meyelesaikan permasalahan ini yaitu
saling meringankan tuntutan di antara yang terkait, misalnya dengan cara
mengikhlaskan dan memakluminya. Namun, terlepas dari itu pengurus arisan
pesta tetap akan membayar bagi anggota arisan pesta yang memaksa dengan
meminta ganti rugi agar tidak terjadinya konflik.
Universitas Sumatera Utara
71 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Antara Anggota Arisan pada
Masyarakat Desa Tinggi Raja
Anggota arisan pesta memiliki hubungan yang lebih mendalam dan erat
atas dasar kekeluargaan, terkhusus anggota arisan pesta pada masyarakat Desa
Tinggi Raja. Kerjasama ibu-ibu Desa Tinggi Raja seperti bergotong-royong dan
saling tolong-menolong dalam arisan pesta merupakan wujud dari solidaritas
dalam membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan secara material dalam acara
hajatan. Adapun yang menumbuhkan rasa solidaritas mereka yaitu karena adanya
pengaruh faktor lingkungan dan faktor keluarga.
1. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dalam masyarakat Desa Tinggi Raja mengikuti arisan
umumnya sudah menjadi kebudayaan dalam bekerjasama untuk bergotong-
royong dan saling tolong-menolong. Dimulai dari arisan barang maupun arisan
uang. Dalam melakukan kerjasama di dalam arisan pesta jika anggota arisan
pesta berfikir dengan buruk maka hasilnya pun buruk. Misalnya, jika anggota
arisan pesta mengikuti arisan demi keuntungan semata maka bisa saja
melakukan kecurangan-kecurangan seperti melarikan diri usai menarik arisan
pesta. Namun, jika anggota arisan pesta dengan niat untuk bergotong-royong
dan saling tolong-menolong maka dapat membantu masyarakat Desa Tinggi
Raja yang kurang mampu untuk memenuhi biaya-biaya yang dibutuhkan dalam
acara hajatan. Sehingga, pinjaman tanpa bunga dari hasil iuran arisan ini dapat
membantunya. Anggota arisan yang berhalangan menghadiri acara hajatan
dapat meminta tolong untuk membawakan buku arisan dan iuaran uang
arisannya kepada anggota arisan lainnya, kemudian ketika pulang orang
Universitas Sumatera Utara
72 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tersebut akan membawakan bontotan yang diberikan bagi anggota arisan yang
menitip tersebut. Kebiasaan tolong-menolong bagi anggota arisan pesta juga
dapat terjadi ketika salah satu anggota arisan pesta yang yang tidak dapat
mengendarai sepeda motor sendiri, tidak perlu khawatir untuk tidak dapat pergi
ke acara hajatan di desa tetangga. Banyak anggota arisan pesta yang
mengendarai sepeda motor sendiri menawarkan tumpangan kepada mereka
atau pun biasanya di antara mereka sudah berjanji di jauh-jauh hari.
2. Faktor Keluarga
Hampir sebagian besar ibu-ibu masyarakat Desa Tinggi Raja
pekerjaannya sebagai Ibu Rumah Tangga. Penghasilan hanya didapatkan dari
suami yang bekerja sebagai Petani, Pedagang, Pengusaha, dll. Tidak semua
keluarga masyarakat Desa Tinggi Raja sanggup menggelar acara hajatan,
banyak masyarakat Desa Tinggi Raja yang kurang mampu untuk memenuhi
biaya acara hajatan.
Ibu-ibu masyarakat Desa Tinggi Raja umumnya akan mengikuti arisan
pesta atas izin suaminya. Di mana para suami mendukung kegiatan arisan pesta
karena bermanfaat secara sosial dan ekonomi. Seperti yang dikatakan oleh
Bapak Men ketika diwawancarai di rumah beliau, yaitu:
“Kita kerja kan hasilnya yang menerima ibu-ibu, mereka yang
tau habis uangnya kemana, cuma kalau mengikuti kegiatan
arisan pasti selalu dibicarakan terlebih dahulu, karena kita ikut
arisan nantinya juga dibayar lagi, kalau enggak sanggup
bayarnya kan jadi malah urusan. Ya kita kalau mau ikut arisan
yang dilihat-lihat dulu lah sanggup atau enggaknya. Kalau arisan
pesta ini kan kita mengasokin sesuai kemampuan kita terus
kalau mau diasokin kan sesuai dengan kemauan dan
kesanggupan kita nnti pulangkannya.”
Universitas Sumatera Utara
73 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Di dalam keluarga peran orang tua dalam bertindak mengikuti kegiatan
arisan pesta sangat penting. Orang tua merupakan contoh bagi anaknya, jika
orang tua mengikuti arisan pesta mencari keuntungan dan tidak bertanggung
jawab seperti melarikan diri. Bagaimana anak dapat bersosialisasi dan belajar
bertanggung jawab, sedangkan orang tuanya saja tidak memberikan contoh
yang baik.
Universitas Sumatera Utara
74 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV
FUNGSI ARISAN PESTA PADA ACARA KHITANAN DAN
PERKAWINAN BAGI ANGGOTA ARISAN PESTA DI TINGGI
RAJA
Fungsi arisan pesta pada acara khitanan dan pernikahan bagi anggota
arisan pesta di Desa Tinggi Raja yaitu berjalan dengan seimbang. Dapat dilihat
dari pelaksanaan arisan pesta di Desa Tinggi Raja yang berjalan dengan baik dan
lancar. Dimana arisan pesta ini bersifat memberi, menerima dan mengembalikan
kembali pemberian iuran uang arisan dengan nominal yang sama oleh anggota
arisan pesta. Kemudian pertukaran dilihat sebagai gejala kebudayaan yang
keberadaannya berdimensi luas, tidak sekedar berdimensi ekonomi, tetapi juga
agama, ekologi, teknologi, politik, dan organisasi sosial seperti kegiatan arisan
pesta ternyata memiliki berbagai manfaat. Adapun manfaat dari arisan pesta yaitu
menjalin tali silaturahmi, dan memperluas jaringan, menjadi sarana menabung dan
sumber pinjaman tanpa bunga, menjadi sumber penghasilan bagi pengurus arisan
pesta, pastinya pemberian yang dikembalikan dan sebagai jaminan. Sehingga
dalam antropologi ekonomi arisan disebut dengan resiprositas. Resiprositas
berlangsung dari masyarakat kuno sampai masyarakat modern hanya saja dengan
bentuk yang berbeda-beda misalnya arisan pesta di Desa Tinggi Raja, dengan
begitu kajian antropologi ini tidak akan pernah basi seiring dengan berjalannya
waktu.
Universitas Sumatera Utara
75 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.1 Pelaksanaan Arisan Pesta di Desa Tinggi Raja
Pelaksanaan bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tidakan, atau
mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa
pelaksanaan bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan
dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan norma tertentu untuk mencapai
tujuan kegiatan.
Pelaksanaan menerapkan aktivitas atau usaha-usaha yang dilaksanakan
untuk semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan
dengan dilengkapi segala kebutuhan, alat-alat yang diperlukan, siapa yang
melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya mulai dan bagaimana cara yang
harus dilaksanakan, suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah program
atau kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusan, langkah
yang strategis maupun operasional atau kebijaksanaan menjadi kenyataan guna
mencapai sasaran dari program yang ditetapkan semula. Pelaksanaan arisan pesta
di Desa Tinggi Raja dapat dievaluasi/dinilai apakah memenuhi kebutuhan dan
membantu mencapai kesejahteraan bagi orang yang bersangkutan, dan bagi
masyarakat, apakah normal dapat diterima masyarakat sesuai dengan norma
sosial. Adapun orang-orang yang berkaitan dalam arisan pesta di Desa Tinggi
Raja tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Ketua Arisan Pesta
Ketua arisan pesta adalah orang yang mengkoordinasikan dan
mengumpulkan iuaran uang arisan pada saat hajatan berlangsung, seperti acara
khitanan dan perkawinan. Untuk menjadi ketua arisan bukanlah hal yang
Universitas Sumatera Utara
76 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mudah. Biasanya orang-orang yang mau, mampu, tegas dan pastinya telah
terbiasa dalam memegang keuangan pada kegiatan-kegiatan seperti perwiritan
atau pun kegiatan sosial lainnya, sehingga mudah untuk dipercayai.
Gambar 4.1 Ibu Suparmi (55 tahun), 01 Mei 2020
Ibu Suparmi merupakan ketua arisan pesta sekaligus pendiri arisan pesta.
Beliau yang membentuk arisan pesta sejak tahun 1999. Beliau kesehariannya
sebagai Ibu Rumah Tangga. Suami beliau bekerja sebagai Petani. Penghasilan
rata-rata tiap bulan yang diterima kurang lebih Rp2.500.000,00.
Adapun tugas ketua arisan pesta diantaranya yaitu:
Memberikan informasi siapa-siapa saja anggota arisan pesta yang
akan menggelar acara hajatan,
Universitas Sumatera Utara
77 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Mengumpulkan dan menghitung seluruh iuaran uang anggota arisan
pesta dari pukul 13.00 WIB sampai pada pukul 17.30 WIB saat acara
hajatan berlangsung,
Memberikan iuran uang anggota arisan pesta kepada anggota arisan
pesta yang menarik di hari itu juga. Untuk sisa iuran uang anggota
arisan pesta yang sudah menarik tetapi tidak hadir/tidak menitip pada
acara hajatan akan menyusul di hari berikutnya. Jika anggota arisan
pesta yang sudah menarik berhalangan datang dianjurkan untuk
menitip kepada anggota arisan pesta lainnya atau datang langsung ke
rumah pengurus arisan pesta. Jika anggota arisan pesta yang sudah
menarik tidak hadir dan tidak menitip saat acara hajatan maka ketua
arisan pesta wajib bertanggung jawab untuk menjemput ke rumahnya.
Biasanya ketua dan wakil ketua arisan pesta melakukan pengutipan
satu hari usai acara hajatan. Kemudian ada denda yang diberikan
kepada anggota tersebut yaitu dikenakan tarif jemput (uang minyak)
Rp5.000,00 jika desanya dekat dan Rp10.000,00 jika desanya jauh,
Menyerahkan catatan pembukuan siapa-siapa saja anggota arisan pesta
yang memberikan iuran uang arisan kepada anggota arisan pesta yang
menarik.
Dalam melakukan tugas-tugasnya, ketua dan wakil ketua arisan pesta
memfaktorkan uang yang harus diberikan anggota arisan yang menarik kepada
mereka. Seperti yang dijelaskan oleh Ibu Suparmi ketika diwawancarai di
rumah beliau yaitu:
Universitas Sumatera Utara
78 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
“Banyak sedikitnya iuran uang arisan yang didapat tidak
menjadi patokan berkurang atau bertambahnya upah yang kami
terima. Upah yang diterima sekali duduk untuk wilayah desa
yang dekat yaitu Rp350.000,00 untuk wilayah desa yang jauh
yaitu Rp375.000,00. Saya dan Ratna membagi uang tersebut
sama rata. Kemudian orang yang kami bawa untuk mencatat
anggota arisan yang mengasokin sudah kami yang tanggung,
kami yang memberikan upahnya sebesar Rp50.000,00. Sisa
Rp25.000,00 dari wilayah desa yang jauh akan kami masukkan
menjadi uang kas arisan pesta. Kasnya itu gunanya kalau ada
selip. Tapi kalau orangnya minggat atau meninggal, itu tidak
tanggung jawab kami, kecuali kalau anggota arisan pesta yang
menarik tersebut ngotot harus dibayar. Mau tidak mau untuk
menghindari konflik kita bayar dengan uang kas atau pun dari
upah kami. ”
2. Wakil Ketua Arisan Pesta
Wakil ketua arisan pesta yaitu Ibu Ratna yang menggantikan posisi Ibu
nya yang bernama Ibu Sumiati. Wakil ketua arisan pesta adalah orang yang
memiliki tugas sama dengan ketua arisan pesta. Tugas Mereka saling
membantu untuk meringankan pekerjaan mereka. Dimana saat kegiatan arisan
pesta pada hajatan berlangsung, wakil ketua arisan memiliki tugas untuk
menerima dan mengumpulkan uang masing-masing anggota arisan pesta.
Adapun tugas lainnya yaitu melaksanakan tugas-tugas ketua seperti
membantu ketua arisan menghitung iuaran uang arisan dari anggota arisan
pesta dan membantu ketua arisan pesta seperti penjemputan iuaran uang arisan
dari anggota arisan pesta yang mengembalikan tetapi tidak hadir/tidak menitip
pada acara hajatan berlangsung.
3. Sekretaris Arisan Pesta
Saat ini pengurus arisan pesta menjadi tiga orang. Ketua arisan pesta dan
wakil ketua arisan pesta sepakat untuk mengajak orang lain menjadi sekretaris
Universitas Sumatera Utara
79 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
arisan pesta , seperti yang dijelaskan oleh Ibu Suparmi ketika diwawancarai di
rumah beliau yaitu:
“Selama anggota arisan sudah banyak, pengurus membawa
satu orang lagi untuk mendata anggota arisan yang
membayar seperti menanyakan nama dan desa mana.
Sedangkan uang tetap dipegang oleh saya dan Ratna. Biarlah
berkurang uang upah saya dengan Ratna dengan membawa
khusus yang menulis (sekretaris arisan pesta) asal tidak
selip. Dulu, saat anggota arisan pesta tidak sebanyak
sekarang tugas catat-mencatat ya urusan saya ganti-gantian
dengan Ratna, tapi sekarang kami keteteran sampai ngantri
maka solusinya kami membawa satu orang lagi untuk
meringankan tugas kami”
Sekretaris arisan pesta adalah orang yang mencatat iuaran uang anggota
arisan pesta pada saat hajatan berlangsung.
Adapun tugas sekretaris arisan pesta yaitu:
Membuat tabel anggota arisan pesta di dalam buku besar arisan pesta.
Jadi, ketika anggota arisan pesta memberikan iuran uang maka
sekretaris arisan pesta hanya tinggal menulis nama dan nilai iuaran
yang telah diberikan,
Mencatat nilai iuran uang anggota arisan pesta ke dalam buku kecil
masing-masing milik anggota arisan pesta.
Buku besar arisan pesta berguna sebagai bukti pencatatan jumlah iuaran
uang anggota arisan pesta dan sangat membantu menyelesaikan masalah jika
ada kesalahpahaman atau kecurangan yang terjadi. Misalnya jika terjadi selip
iuran uang arisan pada salah satu anggota arisan pesta. Seperti yang dijelaskan
oleh Ibu Suparmi ketika diwawancarai di rumah beliau yaitu:
“Jika terjadi selip di buku maka yang bertanggung jawab penuh
adalah saya dan Ratna. Jika di buku besar ada berarti kami yang
Universitas Sumatera Utara
80 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
teledor jadi kami lah berbagi untuk menggantinya. Untuk
mempermasalahkan ini saya minta datang ke rumah saya jangan
di tempat pesta, kalau di tempat pesta jam-jam 4 sore an kami
mau berbicara aja susah, apalagi anggota arisan pesta banyak.
Maka dengan adanya buku besar arisan pesta sangat membantu
menyelesaikan masalah jika ada kesalahpahaman atau
kecurangan yang terjadi.”
Gambar 4.2 Buku Besar Arisan Pesta, 01 Mei 2020
4. Anggota Arisan Pesta di Desa Tinggi Raja
Anggota arisan pesta adalah seluruh orang-orang yang mengikuti
kegiatan arisan pesta tersebut, termasuk juga kepengurusan anggota arisan
pesta. Tugas dari anggota arisan pesta yaitu memberikan iuaran uang arisan
sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan. Dalam arisan pesta anggota
arisan yang memberikan iuran berupa uang tidak selalu difaktorkan namun
harus mencapai minimum ketentuan uang yang sudah disepakati bersama.
Adapun dalam hal ini arisan pesta di Desa Tinggi Raja menetapkan minimum
iuran uang senilai Rp30.000,00. Maka dari itu anggota arisan pesta boleh
Universitas Sumatera Utara
81 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
memberikan iuran uang di atas minimum namun dengan ketentuan harus
melakukan konfirmasi dengan anggota arisan yang akan menggelar hajatan.
Ada dua bagian anggota arisan pesta yaitu anggota arisan pesta yang
belum menarik dan anggota arisan pesta yang sudah menarik. Berikut hasil
penelitian penulis terhadap beberapa anggota arisan pesta di Desa Tinggi
Raja:
a. Anggota Arisan Pesta yang Belum Menarik
Gambar 4.3 Ibu Ani (55 tahun), 24 April 2020
Ibu Ani merupakan anggota arisan pesta, beliau belum pernah menarik
arisan pesta. Ibu Ani bergabung menjadi anggota arisan sejak tahun 2013.
Beliau kesehariannya sebagai Ibu Rumah Tangga. Memiliki 5 anak yaitu 3
anak laki-laki dan 2 anak perempuan. Suami bekerja sebagai Petani yang
mengurus ladangnya sendiri. Penghasilan rata-rata tiap bulan yang diterima
kurang lebih Rp3.600.000,00. Beliau sudah menanam iuran anggota arisan
Universitas Sumatera Utara
82 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pesta sebanyak 157 orang dengan sekali member iuran uang senilai
Rp30.000,00 sampai Rp50.000,00/orang.
Alasan beliau mengikuti arisan pesta karena dapat menjadi sarana
menabung dan nilai iuran arisan yang diasokin akan sesuai ketika
mengembalikannya. Dapat menolong masyarakat desa yang bergabung dalam
arisan pesta masalah biaya kebutuhan acara hajatan. Kemudian secara tidak
langsung masyarakat desa menjadi lebih kenal walaupun hanya tanda muka
saja. Seperti yang dijelaskan oleh Ibu Ani ketika diwawancarai di rumah
beliau yaitu:
“Anggota arisan pesta tidak semuanya saling mengenal, bahkan
ada yang sama sekali tidak pernah berkomunikasi secara tatap
muka (langsung). Kita datang ke acaranya juga bukan karena
dikirimin undangan ke rumah masing-masing, cuma karena
sama-sama anggota arisan pesta aja kita bisa hadir disitu.
Apalagi sudah berbeda desa paling cuma tanda muka saja
terkadang namanya pun kita tidak tau. Tapi kalau dibilang dia
saudara si polan terkadang kita bisa ingat dan jadi tau.”
Universitas Sumatera Utara
83 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.4 Ibu Nurul (28 tahun), 08 Mei 2020
Ibu Nurul merupakan anggota arisan pesta, beliau belum pernah menarik
arisan pesta. Ibu Nurul bergabung menjadi anggota arisan sejak tahun 2018.
Beliau kesehariannya sebagai Ibu Rumah Tangga. Memiliki 2 anak
perempuan yang pertama berusia 7 tahun, yang kedua berusia 4 tahun. Suami
bekerja sebagai Debt Kolektor di Koperasi Doni Jaya. Penghasilan rata-rata
tiap bulan yang diterima kurang lebih Rp3.000.000,00. Beliau sudah
menanam iuran anggota arisan pesta sebanyak 41 orang dengan sekali
memberikan iuran Rp30.000,00 sampai Rp50.000,00/orang.
Alasan beliau mengikuti arisan pesta karena dapat menjadi sarana
menabung dan menjadi sumber pinjaman tanpa bunga sehingga dapat
membantu masyarakat Desa Tinggi Raja yang tergabung dalam arisan pesta
saling bekerjasama gotong-royong dan saling tolong-menolong. Kemudian
Universitas Sumatera Utara
84 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bisa menjadi ajang promosi untuk usaha seperti jasa kibot duduk maupun tata
rias dan baju Farhan.
Gambar 4.5 Ibu Irma (34 tahun), 10 Mei 2020
Ibu Irma merupakan anggota arisan pesta, beliau belum pernah menarik
arisan pesta. Ibu Irma bergabung menjadi anggota arisan sejak tahun 2016.
Beliau kesehariannya sebagai ibu rumah tangga dan bekerja sebagai Guru
Honorer di SD N 010111 Desa Tinggi Raja. Memiliki 2 anak yaitu 1 anak
laki-laki berusia 13 tahun dan 1 anak perempuan berusia 6 tahun. Suami
bekerja sebagai Debt Kolektor di Koperasi Doni Jaya. Penghasilan rata-rata
tiap bulan yang diterima kurang lebih Rp3.700.000,00. Beliau sudah
menanam iuran anggota arisan pesta sebanyak 86 orang dengan sekali
Universitas Sumatera Utara
85 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
memberi iuran Rp30.000,00 sampai Rp50.000,00/orang.
Alasan beliau mengikuti arisan pesta karena dapat menjadi sarana
menabung dan menjadi sumber pinjaman tanpa bunga sehingga dapat
membantu masyarakat Desa Tinggi Raja yang tergabung dalam arisan pesta
saling bekerjasama gotong-royong dan saling tolong-menolong.
Gambar 4.6 Ibu Dewi (32 tahun), 13 Mei 2020
Ibu Dewi merupakan anggota arisan pesta, beliau belum pernah menarik
arisan pesta. Ibu Dewi bergabung menjadi anggota arisan sejak tahun 2019.
Beliau kesehariannya sebagai ibu rumah tangga. Memiliki 1 anak laki-laki
yang berusia 6 tahun. Suami bekerja sebagai Pengusaha Bengkel Las sendiri.
Penghasilan rata-rata tiap bulan yang diterima kurang lebih Rp5.000.000,00
sampai Rp7.000.000,00. Beliau sudah menanam iuran anggota arisan pesta
Universitas Sumatera Utara
86 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sebanyak 50 orang dengan sekali memberikan iuran Rp50.000,00 sampai
Rp100.000,00/orang.
Alasan beliau mengikuti arisan pesta karena dapat menjadi sarana
menabung, menjalin silaturahmi sesama anggota arisan pesta, dan
menghilangkan bosan karena di rumah saja/ingin mencari kesibukan.
b. Anggota Arisan Pesta yang Sudah Menarik
Anggota arisan pesta yang sudah menarik adalah anggota arisan yang
harus mengembalikan iuran uang sesuai dengan apa yang sudah diterima.
Berikut penjelasan dari narasumber anggota arisan pesta di Desa Tinggi Raja
yang sudah menarik:
Gambar 4.7 Ibu Ami (33 tahun), 15 Mei 2020
Universitas Sumatera Utara
87 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Ibu Ami merupakan anggota arisan pesta yang sudah menarik. Ibu Ami
bergabung anggota arisan sejak tahun 2015. Beliau menarik arisan karna
menggelar pesta khitanan anaknya pada tahun 2018. Beliau kesehariannya
sebagai ibu rumah tangga, Suami bekerja sebagai Karyawan di PTPN 3
Kebun Ambalutu bagian pekerja bidang panen kelapa sawit. Gaji yang
diterima setiap bulannya kurang lebih Rp2.500.000,00.
Dalam menggelar acara khitanan, beliau menghabiskan biaya kurang
lebih Rp10.000,000,00 saat itu di tahun 2019, acara khitanan di gelar secara
modern. Tradisi acara khitanan memakai tradisi upah-upah suku Batak
dengan mendudukkan anak di atas pelaminan khitanan dan memakai hiburan
Kibot Musik. Beliau sudah menanam iuran arisan pesta sejumlah 60 orang.
Adapun iuran yang sudah terkumpul di arisan pesta sekitar Rp2.000.000,00
dengan sekali memberi iuran sekitar Rp30.000,00 sampai Rp50.000,00/orang.
Saat menggelar acara khitanan beliau membatasi jumlah iuran yang diberikan
kepadanya yaitu maksimal senilai Rp50.000,00/orang.
Persiapan yang dilakukan oleh tuan rumah yaitu menyediakan tempat
seperti meja dan kursi kepada pengurus arisan pesta, menghidangkan
makanan dan juga bontotan bagi anggota arisan pesta yang tidak hadir tapi
menitip iuran uang arisan. Sebelum acara khitanan dimulai, beliau sudah
memberi tau kepada anggota rewang untuk menyediakan bontotan sekitar 50
bungkus. Kemudian yang mengambil bontotan tersebut kepada anggota
rewang adalah urusan ketua arisan pesta.
Universitas Sumatera Utara
88 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Anggota arisan pesta yang memberikan iuran uang kepada beliau
mencapai 406 orang dan yang mengembalikan iuran uang kepadanya yaitu 59
orang. Beliau mendapatkan iuran uang arisan pesta sebanyak
Rp19.350.000,00, lalu memberikan upah kepada Ibu Suparmi yaitu
Rp350.000,00. Beliau merasa diuntungkan mengikuti kegiatan arisan pesta,
dimana dapat meminjam uang tanpa adanya bunga yang dikenakan padanya.
Seperti yang dijelaskan oleh Ibu Ami ketika diwawancarai di rumah beliau
yaitu:
“Kalau menggelar acara secara besar membutuhkan biaya yang
besar pula, jadi kalau saya ikut arisan pesta dapat menolong,
apalagi anak saya pengennya dibuat acara mengundang kawan-
kawannya pakai kibot. Enggak tega kalau enggak diturutin.
Lagian secara enggak langsung kita dapat pinjaman dari kawan-
kawan anggota arisan. Mengembalikannya juga enggak tentu,
paling 1 bulan cuma 5 orang yang pesta disitulah baru saya
bayar kalau terhutang.”
Gambar 4.8 Ibu Tuminem (54 tahun), 16 Mei 2020
Universitas Sumatera Utara
89 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Ibu Tuminem merupakan anggota arisan pesta yang sudah menarik. Ibu
Tuminem bergabung menjadi anggota arisan sejak tahun 2010. Beliau
menarik arisan karna ingin menggelar pesta pernikahan anak perempuan satu-
satunya. Beliau kesehariannya sebagai ibu rumah tangga, beliau bekerja
sambilan juga dengan mengasuh anak, mencuci pakaian upahan harian, dan
bekerja membersihkan puskesmas. Sesekali beliau juga mencari lidi dari
pelepah daun sawit yang biasanya dibawa suaminya. Suami beliau bekerja
sebagai pekerja harian mengegrek sawit milik perorangan. Dalam seminggu
bisa 3 atau 4 kali, namun akhir-akhir ini hanya 2 kali saja karena umur yang
semakin tua tenaga tidak ada lagi untuk mengerek maka suami beliau
melangsir buah saja. Penghasilan rata-rata tiap bulan yang diterima kurang
lebih Rp1.600.000,00.
Dalam menggelar acara pernikahan, beliau menghabiskan biaya kurang
lebih Rp15.000,000,00 saat itu di tahun 2015. Menggunakan tradisi acara
pernikahan campuran yaitu Jawa dan Modern dengan memakai hiburan musik
kibot. Beliau sudah mengasokin arisan pesta sejumlah 150 orang. Adapun
uang yang sudah ditanam di arisan pesta sekitar Rp4.500.000,00 dengan rata-
rata sekali memberikan iuran sekitar Rp30.000,00/orang. Beliau membatasi
jumlah iuran yang diberikan kepadanya yaitu maksimal senilai
Rp50.000,00/orang.
Persiapan yang dilakukan oleh tuan rumah yaitu menyediakan tempat
seperti meja dan kursi kepada pengurus arisan pesta, menghidangkan
makanan dan juga bontotan bagi anggota arisan pesta yang tidak hadir tapi
Universitas Sumatera Utara
90 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menitip iuran uang arisan. Sebelum acara pernikahan dimulai, beliau sudah
memberi tau kepada anggota rewang untuk menyediakan bontotan sekitar 50
bungkus. Kemudian yang mengambil bontotan tersebut kepada anggota
rewang adalah urusan ketua arisan pesta.
Saat menggelar acara pernikahan, anggota arisan pesta yang memberikan
iuran uang mencapai 350 orang dan yang mengembalikan iuran uang kepada
nya yaitu 100 orang. Beliau mendapatkan iuran uang arisan pesta sebanyak
Rp17.550.000,00, lalu memberikan upah kepada Ibu Suparmi yaitu
Rp350.000,00. Semakin kita rajin datang arisan pesta semakin banyak iuran
uang yang didapatkan. Biasanya, kalau anggota arisan pesta yang kira-kira
ingin menarik arisan pesta dalam waktu dekat maka keliatan akan sering hadir
di arisan pesta.
Uang arisan pesta ini sangat membantu beliau untuk melunasi hutang di
Kedai Bapak Nanang. Dimana beliau masih membayar uang muka untuk
sembako keperluan konsumsi pesta yang digelarnya. Seperti yang dijelaskan
oleh Ibu Tuminem ketika diwawancarai di rumah beliau yaitu:
“Sebenarnya saya tidak punya uang yang cukup untuk
menggelar acara pernikahan dengan mengundang orang banyak
terus pakai hiburan. Namun, namanya anak apalagi cuma
perempuan satu-satunya, enggak mungkinlah enggak saya
usahakan. Kalau mengandalkan uang lamaran saja ya enggak
cukup untuk membayar biaya acara ini, apalagi menantu saya
juga dari keluarga yang sama ekonominya seperti saya. Lagian
saya kan ikut anggota arisan pesta, jadi saya berani untuk
membayar uang muka dulu dengan Pak Nanang, selesai pesta
saya kan menerima uang arisan oleh ketua arisan pesta, disitulah
langsung saya bayar lunas keseluruhannya. Kemudian dengan
adanya arisan pesta juga dapat meramaikan acara pernikahan
anak saya.”
Universitas Sumatera Utara
91 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.2 Manfaat Arisan Pesta pada Acara Khitanan dan Pernikahan
Arisan memang sudah menjadi kebudayaan bagi masyarakat Indonesia.
baik di kota maupun di desa. Mulai dari arisan yang berbentuk barang sampai ke
bentuk uang. Lalu sistem arisan yang sederhana menjadi sangat kompleks
seiring dengan perkembangan zaman. Hal ini terkadang membuat arisan
cenderung disalahgunakan bagi segelintir orang. Namun terlepas dari itu,
sebenarnya banyak manfaat yang bisa dipetik dari kegiatan arisan, seperti arisan
pesta pada acara khitanan dan pernikahan di Desa Tinggi Raja.
Acara khitanan dan pernikahan di Desa Tinggi Raja, umumnya digelar
secara modern dan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, adapun biaya dari
kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi biaya dekorasi, tata rias dan baju,
penunjang dokumentasi: foto dan video, undangan tamu dan konsumsi tamu
hingga hiburan. Acara khitanan saja bisa mencapai Rp10.000.000,00 dengan
satu kali pesta dan Acara pernikahan bisa mencapai Rp15.000.000,00 bahkan
lebih dengan satu kali pesta. Sehingga, adapun manfaat arisan pesta pada acara
khitanan dan pernikahan bagi anggota arisan pesta di Desa Tinggi Raja yaitu
sebagai berikut:
a. Menjalin Tali Silaturahmi
Anggota arisan pesta bukan dari satu desa saja, melainkan dari berbagai
desa lainnya. Namun, anggota arisan pesta masih satu cakupan wilayah yang
sama yaitu Kecamatan Tinggi Raja. Untuk itu menjalin silaturahmi kepada
masyarakat desa lainnya sangat baik agar bisa saling kenal dan tanda
bahwasanya mereka masih satu kecamatan atau pun desa yang sama sehingga
jika membutuhkan pertolongan menjadi lebih mudah. Untuk anggota arisan
Universitas Sumatera Utara
92 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pesta dari wilayah satu desa yang sama dapat semakin mempererat ikatan
kekerabatan diantara mereka.
b. Memperluas Jaringan
Memperluas jaringan dapat berguna untuk saling bertukar
informasi/ajang promosi antara anggota arisan pesta yang satu dengan
anggota arisan pesta lainnya. Misalnya beberapa anggota arisan pesta bisa
memberikan informasi mengenai seseorang yang mungkin saja membutuhkan
informasi mengenai sesuatu hal dan bisa juga informasi itu dibarengi dengan
ajang promosi mengenai usahanya, contohnya seperti jasa tata rias dan baju
Farhan, dia bisa memperkenalkan dan memberikan informasi tentang hal
tersebut bagi anggota arisan lain yang sedang mencari jasa tata rias dan baju
untuk keperluan acara khitanan dan pernikahan. Selain itu memperluas
jaringan dalam arisan pesta juga dapat meramaikan acara khitanan dan
pernikahan bagi anggota arisan pesta di Desa Tinggi Raja yang menggelar
hajatan.
c. Menjadi Sarana Menabung dan Sumber Pinjaman Tanpa Bunga
Menabung merupakan suatu hal yang positif, dengan menabung kita bisa
belajar untuk menyimpan uang yang nantinya akan kita pergunakan untuk
keperluan yang dibutuhkan. Anggota arisan yang belum menarik arisan pesta
dianggap sebagai orang yang menabung sedangkan anggota arisan pesta yang
sudah menarik arisan pesta dianggap sebagai orang yang mendapatkan
sumber pinjaman tanpa adanya bunga yang harus dibayarnya.
Universitas Sumatera Utara
93 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
d. Menjadi Sumber Penghasilan Bagi Pengurus Arisan Pesta
Pengurus arisan pesta terdiri dari ketua arisan pesta, wakil ketua arisan
pesta dan sekretaris arisan pesta. Dalam menjalankan tugasnya pengurus
arisan pesta menerima upah/gaji sesuai dengan tarif yang sudah ditentukan
yaitu senilai Rp350.000,00-Rp375.000,00/hajatan.
e. Pastinya Pemberian yang Dikembalikan
Dalam sebuah acara hajatan seperti acara khitanan dan pernikahan di
Desa Tinggi Raja, pemberian berupa sumbangan pesta yang diberi oleh
masyarakat sesuai faktanya tidak akan selalu kembali dalam bentuk yang
sama. Namun, di dalam arisan pesta pemberian yang dikembalikan berupa
iuran uang arisan nominalnya harus sama.
f. Sebagai Jaminan
Anggota arisan pesta juga bisa lebih mudah untuk bisa bon ke
Kedai/Toko Sembako, karena dengan status mengikuti arisan pesta
merupakan bentuk jaminan yang cukup dipercaya di Desa Tinggi Raja.
Universitas Sumatera Utara
94 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Arisan pesta berdiri pada Mei tahun 1999, yang didirikan oleh Ibu Suparmi
dan Ibu Sumiati.
2. Arisan pesta merupakan arisan yang diterima dalam bentuk uang. Sehingga
bentuk arisan uang dapat menjadi solusi alternatif untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan termasuk di antaranya kebutuhan akan material pada
acara hajatan di Desa Tinggi Raja.
3. Metode arisan pesta menggunakan sesuai dengan kriteria. Dimana, kriteria
anggota arisan pesta yang menarik adalah anggota arisan pesta yang paling
membutuhkan biaya acara hajatan. Namun, harus sesuai dengan syarat dan
peraturan yang berlaku. Adapun syarat menjadi anggota arisan pesta yaitu
domisili dan rumah sendiri, mampu menggelar acara hajatan, dan
bertanggung jawab menghidangkan makanan dan menyediakan bontotan.
Peraturan dalam arisan pesta yaitu minimal 5 kali mengasokin anggota arisan
pesta, memberikan iuran uang arisan, memiliki buku anggota arisan pesta,
memperbolehkan maksimal 3 kali menarik arisan pesta dan memperbolehkan
menjual buku arisan pesta dalam keadaan mendesak.
4. Interaksi sosial antara anggota arisan pesta pada masyarakat Desa Tinggi Raja
terjadi karena adanya kontak sosial dan komunikasi. Bentuk interaksi yang
Universitas Sumatera Utara
95 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
terjadi yaitu bentuk interaksi positif dimana adanya kerjasama dan
akomodasi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor
lingkungan dan faktor keluarga.
5. Terjadinya kontak sosial dan komunikasi antara anggota arisan pesta pada
masyarakat Desa Tinggi Raja. Kontak sosial yang terjadi antara anggota
arisan pesta pada masyarakat Desa Tinggi Raja dapat terjadi dengan saling
berjabat tangan dan saling tersenyum saat acara hajatan berlangsung.
Komunikasi yang terjadi antara anggota arisan pesta pada masyarakat Desa
Tinggi Raja dapat terjadi ketika penyampaian informasi tentang anggota
arisan pesta yang menarik yaitu antara individu ke individu dan antara
individu ke kelompok. Individu ke individu seperti, penyampaian informasi
dari anggota arisan yang menarik ke salah satu anggota arisan pesta lainnya
dan antara individu ke kelompok seperti, penyampaian informasi dari ketua
arisan pesta ke anggota arisan pesta yang hadir ketika acara hajatan
berlangsung.
6. Bentuk interaksi antara anggota arisan pesta pada masyarakat Desa Tinggi
Raja cenderung menciptakan beberapa bentuk interaksi sosial yang positif,
diantaranya kerjasama dan akomodasi. Kerjasama dalam arisan pesta yaitu
bergotong-royong dan saling tolong menolong dalam memenuhi kebutuhan
acara hajatan melalui iuran uang arisan. Akomodasi dalam arisan pesta yaitu
kompromi untuk saling meringankan tuntutan dalam menyelesaikan
permasalahan seperti adanya selip pada pencatatan di buku arisan pesta,
anggota arisan pesta yang meninggal dunia dan anggota arisan pesta yang
Universitas Sumatera Utara
96 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
melarikan diri.
7. Anggota arisan pesta pada masyarakat Desa Tinggi Raja memiliki hubungan
yang lebih mendalam dan erat atas dasar kekeluargaan. Kerjasama ibu-ibu
Desa Tinggi Raja seperti bergotong-royong dan saling tolong-menolong
dalam arisan pesta merupakan wujud dari solidaritas dalam membantu
memenuhi kebutuhan-kebutuhan secara material dalam acara hajatan. Adapun
yang menumbuhkan rasa solidaritas mereka yaitu karena adanya pengaruh
faktor lingkungan dan faktor keluarga. Faktor lingkungan yaitu di dalam
masyarakat Desa Tinggi Raja mengikuti kegiatan arisan umumnya sudah
menjadi kebudayaan dalam bekerjasama untuk bergotong-royong dan saling
tolong-menolong. Faktor keluarga yaitu hampir sebagian besar ibu-ibu
masyarakat Desa Tinggi Raja pekerjaannya sebagai Ibu Rumah Tangga.
Penghasilan hanya didapatkan dari suami yang bekerja sebagai Petani,
Pedagang, Pengusaha, dll sehingga ada kepentingan bersama untuk
meringankan biaya acara hajatan dengan mengikuti kegiatan arisan pesta.
8. Fungsi arisan pesta pada acara khitanan dan pernikahan bagi anggota arisan
pesta di Desa Tinggi Raja yaitu berjalan dengan seimbang. Dapat dilihat dari
pelaksanaan arisan pesta di Desa Tinggi Raja yang berjalan dengan baik dan
lancar. Dimana arisan pesta ini bersifat memberi, menerima dan
mengembalikan kembali pemberian iuran uang arisan dengan nominal yang
sama oleh anggota arisan pesta. Kemudian pertukaran dilihat sebagai gejala
kebudayaan yang keberadaannya berdimensi luas, tidak sekedar berdimensi
ekonomi, tetapi juga agama, ekologi, teknologi, politik, dan organisasi sosial
Universitas Sumatera Utara
97 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
seperti yang terlihat dari manfaat arisan pesta pada acara khitanan dan
pernikahan di Desa Tinggi Raja.
9. Pelaksanaan dalam arisan pesta dapat dilaksanakan jika ada orang-orang yang
terlibat di antaranya yaitu ketua arisan pesta, wakil ketua arisan pesta,
sekretaris arisan pesta dan anggota arisan pesta. Anggota arisan pesta dibagi
menjadi dua macam yaitu anggota arisan pesta yang belum menarik dan
anggota arisan pesta yang sudah menarik.
10. Manfaat dari arisan pesta khitanan dan perkawinan bagi anggota arisan pesta
di Desa Tinggi Raja yaitu menjalin tali silaturahmi, memperluas jaringan,
menjadi sarana menabung dan sumber pinjaman tanpa bunga, menjadi
sumber penghasilan bagi pengurus arisan pesta, pastinya pemberian yang
dikembalikan dan sebagai jaminan. Sehingga dalam antropologi ekonomi
arisan disebut dengan resiprositas. Resiprositas berlangsung dari masyarakat
kuno sampai masyarakat modern hanya saja dengan bentuk yang berbeda-
beda misalnya arisan pesta di Desa Tinggi Raja, dengan begitu kajian
antropologi ini tidak akan pernah basi seiring dengan berjalannya waktu.
5.2 Saran
1. Dalam masyarakat Desa Tinggi Raja mengikuti kegiatan arisan umumnya
sudah menjadi kebudayaan dalam bekerjasama untuk bergotong-royong dan
saling tolong-menolong, termasuk diantaranya yaitu arisan pesta. Untuk itu
masyarakat Desa Tinggi Raja harus menjaga interaksi sosial yang baik antara
anggota arisan pesta agar arisan pesta dapat bermanfaat membantu
Universitas Sumatera Utara
98 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
masyarakat Desa Tinggi Raja dalam menggelar hajatan seperti pada acara
khitanan dan perkawinan di Desa Tinggi Raja.
2. Manfaat arisan pesta pada khitanan dan perkawinan bagi anggota arisan pesta
di Desa Tinggi Raja bermacam-macam. Untuk itu masyarakat harus dapat
mengambil manfaat yang baik dalam arisan dengan mematuhi syarat dan
peraturan yang berlaku dalam arisan pesta agar tetap dapat seimbang dan
bermanfaat.
Universitas Sumatera Utara
99 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abdulsyani. 2012. Sosiologi Skematika Teori dan Terapan, Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Bashir, Ahmad Asyhar. 2000. Asas-Asas Hukum Muamalat (Hukum Perdata
Islam), Ed. Revisi, Yogyakarta: UII Press.
Bintarto, R. 1989. Interaksi Desa dan Kota Beserta Permasalahnnya, Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Bungin Burhan. 2009. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursi
Teknologi di Masyarakat, Jakarta: Kencana.
Dwi Narwoko, J., dan Suyanto Bagong. 2007. Sosiologi Teks Pengantar dan
Terapan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Hanafi, Syafiq. 2001. Sistem Ekonomi Islam dan Kapitalisme, cet 1, Yogyakarta:
Cakrawala.
Husain, Muchdar M. 2011. Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Idi, Abdullah, 2013. Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Koentjaraningrat, 2007. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Jakarta:
Djambatan.
Mauss, Marcel. 1992. Pemberian: Bentuk dan Fungsi Pertukaran di Masyarakat
Kuno, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Mauss, Marcel. 1992. Pemberian: Bentuk dan Fungsi Pertukaran di Masyarakat
Kuno, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
100 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Moeleong, Lexy. 1990. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nasution, Harun. 1992. Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta: Djambatan.
Poerdawadarminta, W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN
Balai Pustaka.
Puspa, Yan Pramadya. 2008. Kamus Hukum - Belanda - Indonesia - Inggris,
Semarang: Aneka Ilmu.
Ritzer, George dan Goodman, Dauglas J. (Terjemahan Nurhadi). 2010. Teori
Sosiologi: Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir
Teori Sosial Postmoder, Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Roesma, Joy dan Mulya, Nadya. 2013. KOCOK! The Untold Stories of Arisan
Ladies and Socialites. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sairin, S., Pujo Semedi, Bambang Hudayana. 2002. Pengantar Antropologi
Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi, Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Grafindo
Persada.
Spardley, James P. 1997. Metode Etnografi Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.
Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, Bandung: CV.
Sinar Baru.
Usman Syaikhu, dkk. 2004. Keuangan Mikro untuk Masyarakat Miskin, Jakarta:
Semeru.
Skripsi, Ringkasan Disertasi
Maryuni, Yupri. “Pelaksanaan Arisan di Kelurahan Muara Lembu Kecamatan
Singingi, Kabupaten Kuantan Singingi Ditinjau Menurut Hukum Islam”.
Universitas Sumatera Utara
101 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Skripsi. Fakultas Syari’ah dan Hukukm UIN Sultan Syarif Kasim, Riau,
2015.
Pratama, Angga Putra. “Arisan Minangkabau (Studi Etnografi di Kota Medan)”.
Skripsi. Program Sarjana Antropologi Sosial Universitas Sumatera Utara,
Medan, 2018.
Rendra, Krisna. “Tradisi Petekan di Masyarakat Tengger, Studi Etnografi di Desa
Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang”. Ringkasan
Disertasi. Malang: Universitas Merdeka, 2015.
Rusli Agus. “Kontribusi Arisan Dalam Menambah Kesejahteraan Keluarga
Menurut Perspektif Ekonomi Islam”. Skripsi Univeristas Islam Negeri
Suska, Riau, 2011.
Sulianto, Peris. “Arisan Desa Untuk Biaya Pernikahan Perspektif ‘Urf (Studi Desa
Purwokerto Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan)”. Skripsi.
Program Sarjana Hukum Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim, Malang, 2017.
Tiffany Aprimadhany, Natasha. “Wedding Center di Yogyakarta”. Skripsi.
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya,
Yogyakarta, 2010.
Internet
ML,V. 2018. Diakses dalam
http://www.google.com/amp/s/www.futuready.com/artikel/all - about-
money/macam-macam-arisan-yang-menguntungkan/amp/pada 21
Agustus 2020.
Universitas Sumatera Utara
102 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN
Data Informan
1. Nama : Ibu Ani
Umur : 55 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (Anggota Arisan Pesta yang Belum
Menarik)
2. Nama : Ibu Suparmi
Umur : 55 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (Ketua Arisan Pesta)
3. Nama : Ibu Nurul
Umur : 27 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (Anggota Arisan Pesta yang Belum
Menarik)
4. Nama : Ibu Ami
Umur : 26 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (Anggota Arisan Pesta yang Sudah
Menarik)
5. Nama : Ibu Dewi
Umur : 32 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (Anggota Arisan Pesta yang Belum
Menarik)
6. Nama : Ibu Irma
Umur : 34 tahun
Pekerjaan : Guru Honorer (Anggota Arisan Pesta yang Belum Menarik)
7. Nama : Ibu Tuminem
Umur : 54 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (Anggota Arisan Pesta yang Sudah
Menarik)
Universitas Sumatera Utara
103 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8. Nama : Pak Men
Umur : 56 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta (Masyarakat Desa Tinggi Raja)
9. Nama : Pak Nanang
Umur : 30 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Kisaran Harga Paket Khitanan dan Pernikahan Tata Rias dan Baju
Farhan
1. Kisaran Harga Paket Khitanan
Nama Paket Perlengkapan/ Peralatan Biaya
Paket (Rumahan
& Gedung)
1 set rias + busana penganten
sunat
1 pasang rias + pendamping
orang tua
4 set rias + busana penerima tamu
2 set rias + busana
keluarga/pelayan prasmanan
Dekorasi pelaminan pilihan 3 m
s/d 5 m
50 m² tenda plafon tirai dekorasi
model serut/centris
100 buah kursi tamu + cover
1 set meja prasmanan + 2 set
meja terima tamu
1 set piring sendok garpu
5 buah pemanas segi
2 set gubuk jajanan
Kisaran harga
Rp10.000.000,00
Universitas Sumatera Utara
104 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2 buah kipas blower/kipas air
2 buah tempat uang
2 buah janur umbul-umbul jalan
1 set panggung hiburan untuk
orgen tunggal (hanya panggung)
1 paket dokumentasi foto dan
video album 15 sheet + foto
perbesaran dan frame 40 × 50 cm.
Sumber: Hasil Wawancara dengan Ibu Nurul
2. Kisaran Harga Paket Pernikahan
Nama Paket Perlengkapan/ Peralatan Biaya
Paket Sederhana
(Rumahan)
Rias + busana sepasang pengantin
(3 kali ganti)
Rias + kain 1 orang ibu pengantin
mempelai wanita
4 orang penjaga buku tamu (rias
+ busana)
2 orang penjaga buku tamu ( rias
+ busana)
Pelaminan 1 set (bunga imitasi)
dekorasi pelaminan bunga dan
background
1 bh tempat uang + tempat
souvenir (dipinjamkan)
1 set tempat hidangan makanan
(stainless)/prasmanan
Pelaminan dengan bunga hidup
tambah biaya Rp1.500.000,00
Kisaran harga
Rp5.500.000,00
(Adat & Muslim)
Universitas Sumatera Utara
105 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Luar daerah tambah biaya
minimal Rp500.000,00.
Paket Silver Rias pengantin akad + resepsi (di
gedung)
Rias pendamping orang tua 2
pasang
Rias peger ayu + bagus 6 pasang
Busana dan acessories lengkap.
Kisaran harga
Rp4.500.000,00
Paket Gold Pelaminan gebyok (Jawa, Sunda,
Sumatra, dll)
Bunga pelaminan full (Jawa,
Sunda & Nasional)
Taman pelaminan + air mancur
Standing flower di pelaminan 2
buah
Palm background pelaminan
(sesuai gedung)
Standing flower 3 pasang
Pergola jalan kaki 4 orang
Rias pagar ayu + bagus 6 pasang
Busana & acessories lengkap +
MC.
Kisaran harga
Rp14.500.000,00
Paket Platinum Pelaminan gebyok (Jawa, Sunda,
Sumatra, dll)
Bunga pelaminan full (Jawa,
Sunda & Nasional)
Taman pelaminan + air mancur
Standing flower di pelaminan 2
buah
Palm background pelaminan
Kisaran harga
Rp16.000.000,00
Universitas Sumatera Utara
106 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(sesuai gedung)
Standing flower 3 pasang
Pergola jalan kaki 4 orang
Panggung + karpet jalan
Rias pengantin untuk akad +
resepsi (di gedung)
Rias pendamping orang tua 2
pasang
Rias penerima tamu 4 orang
Rias pagar ayu + bagus 6 pasang
Busana dan acessories lengkap +
MC
Bonus:
Janur/umbul-umbul jalan 1
pasang + tempat angpaw + tempat
souvenir dipinjamkan.
Paket Exclusive Pelaminan
1 set pelaminan adat (Jawa,
Sunda, Padang, Betawi, Sumatra,
Kalimantan dll)
Bunga pelaminan full (Jawa,
Sunda & Nasional)
Standing flower di pelaminan 2
buah
Standing flower 3 pasang
Pergola jalan kaki 4 orang
Palm background pelaminan
(sesuai gedung)
Tata rias & busana
Rias pengantin untuk akad +
Kisaran harga
Rp25.000.000,00
Universitas Sumatera Utara
107 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
resepsi (di gedung)
Rias pendamping orang tua 2
pasang
Rias penerima tamu 4 orang
Rias pagar ayu + bagus 6 pasang
Busana & acessories lengkap +
MC
Photo & Video
Poto liputan 1 album kolase @ 15
set
Video shooting 2x acara (di
gedung)
Transfer DVD
Pelengkap
Tarian pengiring pengantin (pakai
kaset)
Organ tunggal + penyanyi
Bonus:
Buku tamu + spidol
Tempat angpaw + tempat
souvenir (dipinjamkan)
Bunga meja penerima tamu.
Sumber: Hasil Wawancara dengan Ibu Nurul
Universitas Sumatera Utara