Download - ANDRIYANI UTTAS
ENKRIPSI GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE
STEGANOGRAFI UNTUK PENGAMANAN PENGIRIMAN DATA
ELEKTRONIK
NAMA : ANDRIYANI UTTAS
NIM : 0 9 2 9 0 4 0 5 2
KELAS : PTIK B
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
2012
ENKRIPSI GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE STEGANOGRAFI
UNTUK PENGAMANAN PENGIRIMAN DATA ELEKTRONIK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini internet sudah berkembang menjadi salah satu media yang paling
populer di dunia. Karena fasilitas dan kemudahan yang dimiliki oleh internet
maka internet untuk saat ini sudah menjadi barang yang tidak asing lagi. Dengan
berkembangnya internet dan aplikasi menggunakan internet semakin
berkembang pula kejahatan sistem informasi. Dengan berbagai teknik banyak
yang mencoba untuk mengakses informasi yang bukan haknya.
Maka dari itu sejalan dengan berkembangnya media internet ini harus juga
dibarengi dengan perkembangan pengamanan sistem informasi. Berbagai
macam teknik yang digunakan untuk melindungi informasi yang dirahasiakan dari
orang yang tidak berhak telah banyak dilakukan dalam upaya mengamankan
suatu data penting, salah satunya adalah Steganografi yang dapat
menyembunyikan data rahasia. Teknik ini sering digunakan untuk menghindari
kecurigaan orang dan menghindari keinginan orang untuk mengetahui isi pesan
rahasia tersebut.
Perkembangan yang pesat dalam proses pengiriman data membawa dampak
yang besar, yaitu masalah keamanan data yang dikirim. Salah satu cara untuk
menjamin keamanan data elektronik dengan cara melakukan enkripsi pada data
tersebut. Namun, bagi sebagian orang metode ini dirasakan masih kurang dalam
derajat keamanan datanya, karena bila data yang ter-enkripsi ini diketahui orang
lain, dia akan berasumsi bahwa data ini sangat penting, sampai perlu dienkripsi,
dan akan berusaha memecahkan kodenya. Dengan menyembunyikan data yang
sudah terenkripsi kedalam data lain, yang disebut media pembawa (carrier),
orang tidak akan mengira bahwa di dalam carrier tersebut (misal: file lagu) ada
data penting.
Oleh karena itu, steganography semakin dibutuhkan guna memberikan
keamanan yang maksimal dalam proses pengiriman informasi. Steganografi
merupakan ilmu yang mempelajari, meneliti, dan mengembangkan seni
menyembunyikan sesuatu informasi. Steganografi dapat digolongkan sebagai
salah satu bagian dari ilmu komunikasi. Kata steganografi berasal dari bahasa
Yunani yang berarti “tulisan tersembunyi”. Pada era informasi digital,
steganografi merupakan teknik dan seni menyembunyikan informasi dan data
digital dibalik informasi digital lain, sehingga informasi digital yang sesungguhnya
tidak kelihatan.
Secara teori, semua file umum yang ada di dalam komputer dapat digunakan
sebagai media, seperti file gambar berformat JPG, GIF, BMP, atau di dalam musik
MP3, atau bahkan di dalam sebuah film dengan format WAV atau AVI. Semua
dapat dijadikan tempat bersembunyi, asalkan file tersebut memiliki bit-bit data
redundan yang dapat dimodifikasi. Setelah dimodifikasi file media tersebut tidak
akan banyak terganggu fungsinya dan kualitasnya tidak akan jauh berbeda
dengan aslinya.
Data yang dikirim hasil enkripsi disembunyikan dalam cover carrier agar
dapat meningkatkan keamanan pada saat transmisi. Banyak metoda steganografi
yang melekatkan sejumlah besar informasi rahasia di dalam pixel pada cover
image. Karena perasaan manusia yang tidak sempurna dalam hal visualisasi,
keberadaan informasi rahasia yang ditempelkan tersebut dapat saja tidak
terlihat. Tetapi informasi rahasia tersebut mungkin saja ditemukan, jika belum
ditempatkan secara baik.
Melalui tugas ini di gunakan suatu metode steganografi dengan tujuan untuk
menyembunyikan suatu data ke dalam media image. Penggunaan teknologi
steganography ini diharapkan dapat membantu upaya dalam peningkatan
pengamanan pengiriman informasi dan mempermudah perlindungan atas hak
cipta hasil karya media elektronik.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Dalam pelaksanaan tugas akhir ini terdapat beberapa permasalahan yang
menjadi titik utama pembahasan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana menyisipkan suatu pesan rahasia ke dalam sebuah file image
menggunakan metode “Steganografi”.
2. Bagaimana menyisipkan suatu pesan rahasia ke dalam sebuah file image agar
tidak mudah diketahui oleh yang tidak berhak, tetapi mudah dibuka oleh yang
berhak.
1.3 BATASAN MASALAH
Sedangkan batasan masalah pada tugas akhir ini agar tidak terjadi kesalahan
persepsi dan tidak meluasnya pokok bahasan antara lain :
1. Format file image yang dapat digunakan untuk menyimpan pesan rahasia
adalah berformat *.jpg,
2. Teknik steganography yang digunakan hanya dapat menyimpan pesan
rahasia berupa teks dan file-file dokumen *.txt, dan berbagai format file .
1.4 TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Memberikan informasi bagaimana teknik steganography dapat
diterapkan di dalam file image.
2. Untuk meningkatkan keamanan pada pengiriman data elektronik dengan
menggunakan metode steganografi.
3. Memanipulasi image yang di dalamnya terdapat informasi rahasia
sehingga pesan rahasia tersebut tidak dapat diketahui keberadaannya
dan secara kasat mata tidak terjadi perubahan pada image hasil
manipulasi.
1.5 MANFAAT
1. Untuk menyembunyikan informasi atau pesan yang nantinya dapat
dikembangkan sebagai keamanan suatu data.
2. Untuk menjamin keamanan data elektronik dengan cara melakukan
enkripsi pada data tersebut.
3. Untuk melindungi data yang dirahasiakan dari orang yang tidak berhak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN STEGANOGRAFI
Steganografi berasal dari bahasa Yunani yaitu Steganós yang berarti
menyembunyikan dan Graptos yang artinya tulisan, sehingga secara keseluruhan
artinya adalah tulisan yang disembunyikan (covered writing). Secara umum
steganografi merupakan seni atau ilmu yang digunakan untuk menyembunyikan
pesan rahasia dengan segala cara sehingga selain orang yang dituju, orang lain tidak
akan menyadari keberadaan dari pesan rahasia tersebut.
Steganografi terbagi menjadi beberapa zaman, yaitu ancient, renaissance, dan modern.
Media yang digunakan umumnya merupakan suatu media yang berbeda
dengan media pembawa informasi rahasia, dimana disinilah fungsi dari teknik
steganography yaitu sebagai teknik penyamaran menggunakan media lain yang
berbeda sehingga informasi rahasia dalam media awal tidak terlihat secara jelas
[Waheed, 2000].
Teknik Steganografi ini telah banyak digunakan dalam strategi peperangan
dan pengiriman sandi rahasia sejak jaman dahulu kala. Dalam perang Dunia II, teknik
steganography umum digunakan oleh tentara Jerman dalam mengirimkan pesan
rahasia dari atau menuju Jerman [Simmons., 1983].
Sebagai fungsi yang umum, steganography digunakan untuk memberikan cap
khusus dalam sebuah karya yang dibuat dalam format media elektronik sebagai
identifikasi [Johnson, 2006].
Skema penyembunyian data dalam steganografi secara umum adalah sebagai
berikut :
Pada gambar di atas data atau informasi yang ingin disembunyikan disimpan dalam
sebuah wadah (cover) melalui suatu algoritma steganografi tertentu (misalnya LSB).
Untuk menambah tingkat keamanan data, dapat diberikan kunci, agar tidak semua
orang mampu mengungkapkan data yang disimpan dalam berkas wadah (cover).
Hasil akhir dari proses penyimpanan data ini adalah sebuah berkas stego (stego
data/stego file).
Sedangkan proses pengungkapan informasi dari berkas stego digambarkan
pada gambar berikut :
Berkas stego diekstrak setelah memasukkan kunci yang dibutuhkan. Hasil
ekstraksi ini adalah informasi atau data yang disimpan beserta berkas stego. Dalam
kebanyakan teknik steganografi, ekstraksi pesan tidak akan mengembalikan berkas
stego tepat sama dengan berkas wadah (cover) saat pesan disimpan, hal ini karena
saat penyimpanan pesan tidak dilakukan pencatatan kondisi awal dari berkas wadah
yang digunakan untuk menyimpan pesan. Dengan demikian jika diingikan
penghilangan pesan dari berkas stego maka yang dapat dilakukan diantaranya
adalah dengan melakukan pengubahan nilai pixel secara acak dari tempat pixel –
pixel pesan disimpan dalam berkas.
2.2 FILE GAMBAR
Pada komputer, suatu gambar adalah suatu array dari bilangan yang
merepresentasikan intensitas terang pada point yang bervariasi (pixel). Pixel ini
menghasilkan raster data gambar. Suatu ukuran gambar yang umum adalah 640 x
480 pixel dan 256 warna (atau 8 bit per pixel). Suatu gambar akan berisi kira-kira 300
kilobit data
Gambar digital disimpan juga secara khusus di dalam file 24-bit atau 8-bit.
Gambar 24-bit menyediakan lebih banyak ruang untuk menyembunyikan informasi;
bagaimanapun, itu dapat sungguh besar (dengan perkecualian gambar JPEG). Semua
variasi warna untuk pixel yang diperoleh dari tiga warna dasar: merah, hijau dan
biru. Setiap warna dasar direpresentasikan dengan 1 byte; gambar 24-bit
menggunakan 3 byte per pixel untuk merepresentasikan suatu nilai warna. 3 byte ini
dapat direpresentasikan sebagai nilai hexadecimal, decimal, dan biner. Dalam
banyak halaman Web, warna latar belakang direpresentasikan dengan bilangan 6
digit hexadecimal, yang aktualnya tiga ikatan merepresentasikan merah, hijau dan
biru. Latar belakang putih akan mempunyai nilai FFFFFF: 100% merah (FF), 100%
hijau (FF) dan 100% biru (FF). Nilai decimal-nya 255,255,255 dan nilai biner-nya
adalah 11111111, 11111111, 11111111, yang adalah tiga byte yang menghasilkan
putih.
Definisi latar belakang putih adalah analog dengan definisi warna dari pixel
tunggal dalam suatu gambar. Pixel merepresentasikan kontribusi pada ukuran file.
Untuk contoh, andaikan kita mempunyai gambar 24-bit luasnya 1,024 pixel dengan
ketinggian 768 pixel, yang merupakan resolusi umum untuk grafik beresolusi tinggi.
Suatu gambar mempunyai lebih dari dua juta pixel, masing-masing mempunyai
definisi yang akan menghasilkan suatu kelebihan file 2 Mbyte. Karena gambar 24-bit
masih relative tidak umum pada internet, ukuran seperti ini akan menarik perhatian
selama transmisi. Kompresi file akan menguntungkan, jika tidak perlu transmisi file
seperti itu.
2.3 KOMPRES FILE
Dua kandungan dari kompresi adalah lossless dan lossy. Kedua metoda ini
menghemat ruang penyimpanan tetapi mempunyai hasil yang berbeda, yang
bertentangan dengan penyembunyian informasi. Kompresi lossless membiarkan kita
merekonstruksi pesan asli yang sama; oleh karena itu, lebih disukai ketika informasi
asli harus tetap utuh (seperti dengan gambar steganography). Kompresi lossless
khusus untuk gambar yang tersimpan sebagai GIF (Graphic Interchange Format) dan
BMP 8-bit (file bitmap Microsoft Windows dan OS/2 ).
Kompresi lossy, pada penanganan lainnya, menghemat ruangan tetapi tidak
menjaga integritas gambar aslinya. Metoda ini secara khusus untuk gambar yang
tersimpan sebagai JPEG (Joint Photographic Experts Group).
2.4 EMBEDDING DATA
Data embedded, yang tersembunyi dalam suatu gambar membutuhkan dua
file. Pertama adalah gambar asli yang belum modifikasi yang akan menangani
informasi tersembunyi, yang disebut cover image. File kedua adalah informasi pesan
yang disembunyikan. Suatu pesan dapat berupa plaintext, chipertext, gambar lain,
atau apapun yang dapat ditempelkan ke dalam bit-stream. Ketika dikombinasikan,
cover image dan pesan yang ditempelkan membuat stego-image. Suatu stego-key
(suatu password khusus) juga dapat digunakan secara tersembunyi, pada saat
decode selanjutnya dari pesan.
Kebanyakan software steganography tidak mendukung atau tidak
direkomendasi menggunakan gambar JPEG, tetapi sebagai gantinya
direkomendasikan menggunakan gambar lossless 24-bit seperti BMP. Alternatif
terbaik berikutnya untuk gambar 24-bit adalah 256 warna atau gambar gray scale.
Secara umum ditemukan pada Internet atau file GIF.
Dalam gambar 8-bit warna seperti file GIF, setiap pixel direpresentasikan
sebagai byte tunggal, dan setiap pixel selalu menunjuk ke tabel indek warna (palette)
dengan 256-kemungkinan warna. Nilai pixel adalah diantara 0 dan 255. Software
secara sederhana menggambarkan indikasi warna pada palette merah,
menggambarkan perubahan yang sulit dipisahkan dalam variasi warna: perbedaan
visualisasi diantara banyak warna yang sulit. Gambar 2.1(b) menunjukkan perubahan
warna yang sulit dipisahkan dengan baik.
2.5 RAHASIA DI DALAM IMAGE
Banyak cara untuk menyembunyikan informasi di dalam gambar. Untuk
menyembunyikan informasi, penyisipan pesan yang langsung dapat meng-enkode setiap bit
dari informasi dalam gambar atau menempelkan pesan secara selektif dalam area noisy,
menggambarkan area yang kurang diperhatikan, dimana ada banyak variasi warna natural.
Pesan dapat juga terserak secara acak sepanjang gambar. Pola redundansi encoding
“wallpapers” menutup gambar dengan pesan.
Sejumlah cara yang ada untuk menyembunyikan informasi dalam gambar digital
dengan pendekatan yang umum termasuk :
- penyisipan least significant bit
- masking dan filtering, dan
- algoritma dan transformasi.
Setiap teknik-teknik itu dapat diaplikasikan dengan derajat kesuksesan yang
bervariasi pada file gambar yang berbeda
2.5.1 Penyisipan Least Significant Bit
Penyisipan Least Significant Bit (LSB) adalah umum, pendekatan yang sederhana
untuk menempelkan informasi di dalam suatu file cover. Sayangnya, hal itu sangat peka
untuk kejadian yang melalaikan manipulasi gambar. Meng-konvert suatu gambar dari
format GIF atau BMP, yang merekonstruksi pesan yang sama dengan aslinya (lossless
compression) ke JPEG yang lossy compression, dan ketika dilakukan kembali akan
menghancurkan informasi yang tersembunyi dalam LSB.
2.5.2 Masking dan Filtering
Teknik masking dan filtering, hanya terbatas ke gambar 24-bit dan gray-scale,
informasi disembunyikan dengan menandai suatu gambar dengan cara seperti paper
watermark. Teknik watermarking dapat di aplikasikan dengan resiko rusaknya gambar
dalam kaitannya dengan lossy compression, sebab mereka lebih menyatu ke dalam gambar.
Menurut definisinya, watermark kelihatannya bukanlah steganography. Salah satu
perbedaan utama adalah mengenai tujuannya. Steganography tradisional merahasiakan
informasi; watermark meluaskan informasi dan menjadikannya suatu attribute dari gambar
cover. Watermark digital dapat berupa informasi sebagai copyright, kepemilikan, atau
lisensi, Dalam steganography, objek dari komunikasi adalah pesan yang tersembunyi. Di
dalam watermark digital, objek dari komunikasi adalah cover.
Gambar 2.3 Gambar yang di Watermarking
(Sumber: Exploring Steganography: Seeing the Unseen)
Untuk membuat gambar watermark dalam dengan meningkatkan luminance dari
area masked 15%. Jika diubah luminance dengan persentasi yang lebih kecil, mask akan
tidak terdeteksi oleh mata manusia. Sekarang kita dapat menggunakan gambar watermark
untuk menyembunyikan plaintext atau informasi yang di-encode-kan.
Masking lebih robust dari pada penyisipan LSB dengan hasil kompresi, cropping, dan
beberapa pemrosesan gambar. Tehnik masking menempelkan informasi dalam area
significant sehingga pesan yang tersembunyi itu lebih bersatu dengan gambar cover dari
pada penyembunyian dalam level “noise”.
2.5.3 ALGORITMA DAN TRANSFORMASI
Manipulasi LSB adalah suatu cara yang cepat dan mudah untuk menyembunyikan
informasi tetapi sangat peka untuk perubahan hasil yang kecil dari pemerosesan gambar
atau lossy compression. Seperti kompresi yang merupakan kunci keuntungan dari gambar
JPEG yang mempunyai kelebihan dari format yang lain. Gambar dengan kualitas warna yang
tinggi dapat disimpan dalam file yang relative kecil menggunakan metoda kompresi JPEG;
sehingga gambar JPEG menjadi lebih berlimpah pada Internet.
Satu tool steganography yang mengintegrasikan algoritma kompresi untuk
menyembunyikan informasi adalah Jpeg-Jsteg. Jpeg-Jsteg membuat suatu stego-image JPEG
dari input suatu pesan yang disembunyikan dan suatu lossless gambar cover. Dengan
mempertimbangkan Independent Group JPEG, software JPEG telah dicoba dengan
modifikasi untuk 1-bit steganography dalam file output JFIF, yang mengkomposisikan bagian
lossy dan nonlossy. Software mengkombinasikan pesan dan gambar cover menggunakan
algoritma JPEG untuk membuat stego-image lossy JPEG.
Gambar JPEG menggunakan discrete cosine transform (DCT) untuk mencapai
kompresi. DCT adalah transformasi lossy compression sebab nilai cosine tidak dapat dihitung
sama, dan perhitungan yang diulangi menggunakan jumlah presisi yang terbatas,
menjelaskan pembulatan kesalahan ke dalam hasil akhir. Varian diantara nilai data yang asli
dan nilai data yang disimpan kembali tergantung pada metoda yang digunakan untuk
menghitung DCT.
Dalam penambahan ke DCT, gambar dapat diproses dengan transformasi fast fourier
dan transformasi wavelet. Properti gambar yang lain seperti luminance dapat juga
dimanipulasi. Teknik patchwork menggunakan metoda redundant patern encoding dan
spread spectrum ke informasi tersembunyi yang tersebar dalam keseluruhan gambar cover
(“patchwork” adalah metoda yang menandai area gambar, atau patch).
Dalam menggunakan redundant pattern encoding, kita harus menjual ukuran pesan
melawan ketahanan. Untuk contoh, suatu pesan yang kecil dapat di gambarkan beberapa
kali pada gambar ,sehingga jika stego-image di hasilkan ada suatu kemungkinan yang tinggi
bahwa watermark masih dapat terbaca. Suatu pesan yang besar dapat ditempelkan hanya
sekali karena akan menduduki suatu porsi yang besar dari area gambar.
Encrypt dan scatter adalah teknik yang lain dalam menyembunyikan data secara
menyeluruh ke gambar. Pesan yang menyebar lebih disukai daripada noise. Penganjur dari
pendekatan ini mengasumsikan bahwa jika pesan bit diekstrak, akan menjadi sia-sia tanpa
algoritma dan stego-key men-dekodenya. Untuk contoh, tool White Noise Storm
berdasarkan pada teknologi spread spectrum dan hopping frekuensi, menyebarkan pesan ke
seluruh gambar. Sebagai gantinya, saluran x dari komunikasi yang berubah dengan rumusan
dan passkey yang tetap. White Noise Strom menyebarkan delapan saluran dengan men-
generate bilangan acak dengan ukuran window dan saluran data sebelumnya. Setiap saluran
merepresentasikan 1 bit, sehingga setiap window gambar menjaga 1 byte dari informasi dan
bit yang tidak digunakan. Rotasi saluran, pertukaran dan penyilangan antar diri mereka ke
field permutasi bit yang berbeda. Untuk kejadian, bit 1 boleh ditukar dengan bit 7, atau
kedua bit dapat ber-rotasi satu posisi ke kanan. Aturan untuk pertukaran diatur dengan
stego-key dan dengan data acak window sebelumnya (sama dengan blok enkripsi DES).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 STUDI LITERARTUR
Pada tahap ini akan digunakan studi literature tentang bagaimana enkripsi file image
yang berformat JPG dengan mengunakan metode steganography. Pada pemgembangan
apliaksi ini akan menggunakan bahasa pemrograman Delphi.
3.2 PERENCANAAN SISTEM
Dalam proses ini kita konsen pada perancangan desain perangkat lunak, yang meliputi
tahap desain data input, data output, desain proses.
3.3 PENGUMPULAN DATA
Data-data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan data melalui buku-buku dan
sumber-sumber lain (internet) yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, dalam hal
ini tentang bagaimana data disisipkan ke dalam berkas image sehingga menghasilkan stego
dan juga dilakukan studi bagaimana data yang telah disisipkan tidak diketahui oleh orang
yang tidak berhak.
3.2.1 Data Input
Desain data input yang digunakan pada data hiding steganographi ini yang pertama
sebagai cover message (file carrier) menggunakan file image berformat JPG. Agar hasil file
stego nanti tidak didapatkan hasil yang tidak terlalu jauh berbeda dengan aslinya, maka
sebaiknya digunakan file image dengan kedalaman warna 24-bit.
Sedangkan untuk data input yang kedua sebagai secret info (file data) digunakan file
dokumen sebagai format dengan ektensi *.txt. dan untuk semua tipe data file*.*
3.2.2 Data Output
Desain data output yang digunakan dalam aplikasi ini didasarkan dari ektensi cover
message (file carrier) pada saat proses input data. Jika pada saat input cover message
digunakan file image dengan ektensi *.jpg maka diharuskan untuk format file outputnya
juga menggunakan ektensi *.jpg. demikian juga untuk format file image yang lain.
3.4 RANCANGAN PROSES
Secara garis besar jalannya aplikasi ini adalah terbagi dua proses utama yaitu hide
message atau penyisipan pesan dan extract message atau pendekteksian kembali pesan
yang tersembunyi.
Pada proses penyisipan pesan (embedding message) dimulai dengan memilih
gambar yang akan dijadikan cover object untuk menyisipkan dan menyembunyikan pesan ke
dalam gambar kemudian menentukan key file yang akan digunakan sebagai password dalam
proses extract dan menuliskan isi pesan text yang akan disisipkan kedalam gambar.
Sedangkan pada proses pendeteksian pesan (extraction message) dimulai dengan memilih
file gambar atau covert object yang akan akan di extract dan memasukan key file, yang hasil
y ekstraksi pesannya dapat disimpan pada satu file tertentu yang dipilih.
Berikut merupakan digram alir atau flowchart yang akan menjelaskan proses
embedding message yaitu bagaimana suatu file gambar dapat disisipkan pesan sehingga
menghasilkan stego object atau encoder dan proses extraction message yaitu bagaimana
mengekstrak pesan dari suatu file gambar stego object agar dapat terbaca kembali pesan
yang dienkripsi sebelumnya.
3.4.1 DIAGRAM ALUR SISTEM
Pada alur system yang telah dirancang sehingga dapat mengantar pada tujuan yang
diharapkan. Secara umum, rancangan skema proses penyisipan informasi dapat
digambarkan sebagai berikut :
START
CARRIER IMAGE
DATA TEXT DATA FILE
ENCODE TEXT
COMPRES
COMPRES DATA
ENKRYPT
ENCRYPT DATA
ENKODE DATA
STEGO FILE
STOP
proses penyisipan informasi dapat digambarkan
Dari diagram jalur encoding data di atas, dapat dijelaskan langkah-langkah proses
sebagai berikut : pertama-tama setelah memulai system (start), selanjutnya user melakukan
input untuk carrier image, lakukan pilihan untuk pilihan encoding, apakah data teks atau
data file. Jika data text, maka akan muncul inputan untuk text, jika data file maka akan
keluar menu dialog untuk memilih file mana yang akan disisipkan . selanjutnya akan muncul
pilihan untuk melakukan kompresi dan enkripsi data sebelumnya melakukan encoding data.
Dari proses ini akan dihasilkan stego file.
START
STEGO FILE
READ STEGO FILR INFO
DECODE DATA
ENCRYPTEDATA
DECRYPT DATA
COMPRESED
EXTRACT DATA
DATA TEXT
OUTPUT FILE
OUTPUT TEXT
STOP
Dari diagram alur decoding di atas, dapat di jelaskan langkah-langkah proses sebagai
berikut: setelah memulai system (start) selanjutnya user melakukan input untuk stego file.
Kemudian di lakukan pembacaan info file stego. Lalu dilakukan encoding data dari file stego.
Selanjutnya akan dilkaukan encoding data dari file stego. Selanjutnya akan dilakukan
pendecrryptan dan pengektrakan data jika pada proses encoding sebelumnya di lakukan
encrypt dan compres. Hasil outputnya berupa teks atau data file tergantung dari informasi
yang dibawahnya.
3.5 DESAIN ANTAR MUKA
Desain antar muka yang buat bertujuan untuk memudahkan user dalam melakukan
proses penyisipan dan pengmabilan data dari media gambar.
Dalam desain antar muka ini, penggunaan system antar muka dibedakan menjadi dua
bagian utama yaitu bagian untuk menyembunyikan informasi yang nantinya akan disebut
encode data dan bagian untuk mengambil informasi dari file stego yang nantinya akan
disebut decode data.