ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SUSU KAMBING ( STUDI KASUS PT. CAPRITO AGRINDO PRIMA,
KEC. CARIU BOGOR)
Pras Purworo
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1430H / 2009 M
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Susu kambing yang merupakan hasil dari sektor peternakan merupakan
salah satu penyumbang produk domestik bruto. Keistimewaannya adalah
komposisi gizinya mendekati komposisi ASI (air susu ibu) baik dari segi protein,
energi, maupun lemak. Molekul lemak susu kambing jauh lebih kecil dan
homogen, sehingga lebih mudah dicerna tanpa menimbulkan diare. Jadi, susu ini
bebas lactose intolarence (kepekaan terhadap laktosa penyebab diare bagi yang
tidak biasa minum susu). Karenanya, susu kambing cukup potensial bagi
perbaikan nutrisi (Sarwono,2005:70).
Susu kambing merupakan pangan tambahan (food supplement) alami
yang berkhasiat untuk memelihara kebugaran, mengurangi gangguan asma,
bronkitis, TBC, dan gangguan rematik. Sementara untuk wanita bisa
meningkatkan kehalusan dan kelembapan kulit (Sarita, 2000:1). Susu kambing
banyak direkomendasikan sebagai substitusi susu bagi bayi, anak, maupun orang
dewasa yang alergi terhadap susu sapi atau jenis makanan lainnya
(Okezone,2008:1).
Sejalan dengan peningkatan peminat susu kambing membuat bisnis ini
sebagai peluang usaha yang sangat menjanjikan. Saat ini belum terlalu banyak
pengusahannya dan pasarnya masih cukup terbuka lebar. Ini sudah dibuktikan
oleh beberapa pengusaha di daerah Bogor dan Jakarta. Selama sebulan pengusaha
2
susu kambing ini berhasil memperoleh laba bersih antara Rp.10 juta hingga Rp.60
juta. Usaha yang skala kecil menurut perkiraan membutuhkan biaya tidak lebih
dari Rp. 28 juta (Rusfidra,2006:2).
PT. Caprito Agrindo Prima (CAP) adalah salah satu perusahaan dibidang
susu kambing. Produk yang ditawarkan adalah susu segar yang biasanya dibeli
oleh konsumen, penjual eceran ataupun ada yang membeli untuk diolah lebih
lanjut atau diberi merek dagang sendiri. Pelanggan perusahaan berasal dari
konsumen yang berdomisili seputar Jadebotabek. Akan tetapi perusahaan belum
menentukan target pasar yang secara fokus untuk ditangani. Pemasaran yang
dilakukan perusahaan masih secara massal atau dengan cara yang sama dalam
produksi, promosi, distribusi produk kepada semua konsumen. Menyebabkan
peluang pasar yang potensial terhadap susu kambing menjadi belum terlayani
dengan baik oleh perusahaan. Produksi susu kambing masih mengikuti
permintaan yang ada. Sebenarnya perusahaan masih bisa meningkatkan
produksinya sampai batas optimal. Berdasarkan pemaparan dalam latar belakang
di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti proses pemilihan strategi dalam
pemasaran yang dilakukan oleh PT. Caprito Agrindo Prima.
1.2. Perumusan Masalah
Permintaan yang terus meningkat serta keuntungan yang menjanjikan
dengan modal yang relatif lebih sedikit, menjadikan usaha ini peluang menarik
bagi banyak pengusaha susu kambing kompetitor lainnya yang masih berada di di
wilayah Jakarata. Hal diatas adalah peluang serta juga tantangan bagi PT. CAP
3
yang saat ini sedang mengembangkan usahanya dari usaha peternakan yang sudah
ada. Membuat strategi pemasaran yang tepat adalah solusi bagi perusahaan untuk
mendekatkan potensi pasar yang ada dengan menawarkan produk yang
dikehendaki oleh pasar tersebut. Berlandaskan analisis kembali tujuan perusahaan,
kemampuan internal dan kondisi eksternal perusahaan dapat disusun strategi
pemasaran yang lebih baik.
Dari uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut.
1. Faktor – faktor internal dan eksternal apa yang berpengaruh dalam
pemasaran di PT.CAP ?
2. Bagaimana alternatif strategi pemasaran yang sebaiknya dilakukan oleh
PT.CAP ?
3. Bagaimana prioritas strategi pemasaran yang tepat untuk PT.CAP ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Mengidentifikasi faktor – faktor internal dan eksternal yang berpengaruh
dalam pemasaran di PT.CAP.
2. Merumuskan alternatif strategi pemasaran yang sebaiknya dilakukan oleh
oleh PT.CAP.
3. Membuat prioritas strategi pemasaran PT. CAP.
4
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-
pihak yang terkait, antara lain:
1. Bagi perusahaan dan lembaga yang terlibat, sebagai bahan informasi
dalam mengembangkan usaha susu kambing.
2. Bagi peneliti sebagai penerapan ilmu atau teori yang telah didapat selama
masa perkuliahan dan bisa diterapkan dalam masyarakat dan memberikan
alternatif pemecahannya.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Usaha Peternakan Kambing
Ditinjau dari segi sejarah peternakan, kambing termasuk salah satu hewan
paling tua yang berhasil dijinakkan manusia. Tetapi kambing sangat mudah
menjadi liar kembali, berbeda dengan domba. Kambing sangat cerdik, senang
hidup secara bebas dan memiliki sifat serta kemampuan berkelahi, selain
kesanggupan menjaga diri lebih besar dibandingkan dengan domba. Beberapa
bangsa kambing ada yang memiliki jenggot, ada pula kambing yang memiliki
kulit yang menggelambir. Kambing jantan memiliki bau yang khas sebagai
penarik kambing betina yang birahi (Murtidjo, 1993: 16).
Istilah peternakan dan ternak mengandung makna tertentu yang bersifat
timbal balik antara dua sistem. Kegiatan yang mengelola ternak itulah yang
disebut petenakan. Kegiatan ini tersirat makna bisnis yang berorientasi pada
pencapaian keuntungan. Dalam pengelolaan usaha peternakkan harus sesuai
menurut aturan teknis dan hekekat dari bisnis. Dengan dasar inilah maka ternak
harus memberikan keuntungan pada peternak karena telah dirawat dengan baik.
Bentuk keuntungan ini berupa hasil produksi yang sangat diharapkan oleh
peternak (Rasyaf,1994:1-2).
Dalam era agribisnis, tujuan usaha ternak kambing dan domba tidak lagi
sekedar usaha sampingan untuk tabungan atau hobi, tetapi lebih diarahkan sebagai
usaha pokok yang dapat diandalkan untuk sumber pendapatan utama keluarga.
6
Bahkan, usaha ternak kambing dan domba lebih diupayakan menjadi pola industri
(Murtidjo,1993:4)
2.1.1. Pengertian dan Defenisi Susu kambing
Susu kambing adalah cairan putih yang dihasilkan oleh binatang
ruminansia dari jenis kambing-kambingan (Capriane). Kambing mulai
menghasilkan susu sejak masa laktasi pertama, yakni setelah melahirkan pertama
kalinya. Penggunaan susu kambing untuk pengobatan, pemeliharaan kesehatan,
dan membantu penyembuhan berbagai jenis penyakit mulai banyak dilakukan
oleh masyarakat. Tidak sedikit kalangan medis yang melakukan terapi kepada
pasiennya dengan menggunakan susu kambing (Septriyansah,2007:1).
Dalam SK Dirjen Peternakan No. 17 Tahun 1983, dijelaskan Susu segar
adalah susu murni yang tidak mengalami proses pemanasan. Susu murni adalah
cairan yang berasal dari ambing sehat. Susu murni diperoleh dengan cara
pemerahan yang benar, tanpa mengurangi atau menambah sesuatu komponen atau
bahan lain. Secara biologis, susu merupakan sekresi fisiologis kelenjar ambing
sebagai makanan dan proteksi imunologis (immunological protection) bagi bayi
mamalia. Keunggulan gizi dibandingkan susu sapi, dan ASI dapat dilihat pada
Tabel 1.
7
Tabel 1. Perbandingan Komposisi Susu Kambing, Sapi, ASI per 100gr pada tahun 1997
Kandungan Gizi Komponen
Kambing Sapi ASI Air (g) 83 – 87,5 87,2 88,3 Karbohidrat (g) 4,6 4,7 6,9 Energi (Kcal) 67,0 66,0 69,1 Protein (g) 3,3 – 4,9 3,3 1,0 Lemak (g) 4,0 – 7,3 3,7 4,4 Ca (mg) 129 117 33 P (mg) 106 151 14 Fe (mg) 0,05 0,05 0,02 Vitamin A (IU) 185 138 240 Thiamin (mg) 0,04 0,03 0,01 Riboflavin (mg) 0,14 0,17 0,04 Niacin (mg) 0,3 0,08 0,2 Vitamin B12 (mcg) 0,7 0,36 0,04
Sumber: Balai Penelitian Ternak Bogor, dalam Sarwono (2005:70)
Berdasarkan Saleh (2008:4) Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat
jenis, titik didih, titik beku, panas jenis dan kekentalannya. Warna air susu dapat
berubah dari satu warna kewarna yang lain, tergantung dari bangsa ternak, jenis
pakan, jumlah lemak, bahan padat dan bahan pembentuk warna. Air susu terasa
sedikit manis, yang disebabkan oleh laktosa, sedangkan rasa asin berasal dari
klorida, sitrat dan garam-garam mineral lainnya. Aroma air susu mudah berubah
dipengaruhi oleh sifat lemak air susu yang mudah menyerap bau disekitarnya. Air
susu mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada air. Berat jenis air susu =
1,027 – 1,035 dengan rata-rata 1,031. Titik beku air susu adalah –0,50
C, untuk
Indonesia menjadi –0,520
C dan titik didih air susu 100,16°C. Air susu
mengandung bahan atau zat makanan yang secara totalitas dapat dicerna, diserap
8
dan dimanfaatkan tubuh dengan sempurna atau 100%. Sehingga susu dinyatakan
sangat baik sebagai bahan makanan.
Susu segar mempunyai sifat ampoter, artinya dapat bersifat asam dan basa
sekaligus. Potensial ion hydrogen (pH) susu segar terletak antara 6.5 – 6.7.
Sebagian besar asam yang ada dalam susu adalah asam laktat. Meskipun demikian
keasaman susu dapat disebabkan oleh berbagai senyawa yang bersifat asam
seperti senyawa-senyawa pospat komplek, asam sitrat, asam-asam amino dan
karbondioksida yang larut dalam susu. Bila nilai pH air susu lebih tinggi dari 6,7
biasanya diartikan terkena mastitis dan bila pH dibawah 6,5 menunjukkan adanya
kolostrum ataupun pemburukan bakteri (Saleh,2008:6).
2.1.2. Budidaya Kambing Perah
Kambing perah dan sapi perah memiliki banyak persamaan, tetapi juga
memiliki perbedaan yang menonjol. Secara umum 7 ekor kambing dapat
menghasilkan susu yang sama banyaknya dengan produksi 1 ekor sapi. Kambing
betina dengan berat 55 kg/ekor akan menghasilkan susu sekitar 2000 kg dalam
sekali laktasi selama 305 hari, sedangkan sapi dengan bobot 540 kg (misalnya
Ayrshire) menghasilkan susu 16.725 kg selama laktasi 305 hari. Kambing perah
dapat dipelihara dalam skala industri serta skala kecil untuk keperluan rumah
tangga. Sehingga lebih dapat meningkatkan gizi penduduk dengan cepat terutama
pada protein hewani. Karena harga kambing lebih murah dibanding sapi, maka
masyarakat lebih mampu menjangkaunya (Sarwono,2005:21-22).
9
Menurut Murtidjo (1993:18) Kambing Peranakan Etawa (PE) merupakan
bangsa kambing dari hasil persilangan antara kambing kacang yang asli Indonesia
dengan daya adaptasi tinggi dengan kambing etawah dari India yang memiliki
produksi susu tingggi. Berat tubuh bangsa kambing peranakan etawah sekitar 32-
37 kg dan produksi air susunya 1-1,5 liter per hari. Kambing PE mampu beranak
tiga kali dalam dua tahun. Jumlah anak dalam satu kali kelahiran bervariasi, yaitu
1-3 ekor.
Menurut Sarwono (2005:30) secara alami anak kambing menyusu pada
induknya selama 2-3 bulan. Dengan perawatan biasa, induk kambing
menghasilkan susu sekitar 0.25-0.50 liter per hari. Kalau perawatannya diperbaiki,
mutu dan jumlah pakannya ditingkatkan, kesehatannya baik, diberi pakan penguat
maka seekor induk kambing PE dapat menghasilkan susu sekitar 1,5 - 2,0 liter per
hari dan lama produksinya bisa diperpanjang sampai 6 – 7 bulan. Jenis pakan
kambing ada dua macam, yaitu pakan pokok yang terdiri dari hijauan berupa
rumput, legum, dan limbah pertanian, dan penguat berupa suplemen, konsentrat,
pakan tambahan.
Kambing akan tumbuh sehat bila suhu tubuhnya sekitar 39,5 - 40.5O C,
denyut jantungnya 70 – 80 per menit, dan kecepatan bernapas 12 – 13 kali per
menit (lebih cepat pada anak). Tinggi rendahnya suhu tubuh sangat berkaitan
dengan stres, aktivitas kegiatan, dan suhu lingkungan sekitarnya. Kalau kambing
menderita kaget, terlalu banyak gerak, atau berada di tempat panas dan lembab,
suhu tubuhnya naik. Sebaiknya kambing dibiarkan dalam keadan tenang agar suhu
tubuhnya stabil (Sarwono, 2005:43).
10
2.1.3. Peluang Bisnis Susu Kambing
Usaha ternak kambing perah menawarkan peluang bisnis yang sangat
menjanjikan. Australia dan Malaysia adalah dua negara yang gencar
mengembangkan produk susu kambing. Perkembangan pesat permintaan susu
kambing tak lepas dari anggapan banyak orang bahwa susu kambing mempunyai
manfaat luar biasa. Susu kambing diyakini berkhasiat untuk menyembuhkan
penyakit jaundie (sakit kuning), asma, lelah, eksim (penyakit kulit), migren (sakit
kepala), bronkhitis, TBC, asam urat, impotensi dan darah tinggi.
Pengalaman seorang pengusaha asal Bandung yang telah berbisnis
kambing perah selama tiga tahun. Mengatakan peluang dan pasarnya masih
terbuka luas karena manfaat susu kambing. Komoditas ini sesungguhnya
berpotensi dikembangkan jika orang tahu manfaat susu kambing dan cara
menghasilkan susu yang baik. Pengusaha tersebut saat ini memelihara 300 ekor
kambing peranakan etawa (PE). Kambing-kambing tersebut mampu menghasilkan
40—50 liter/hari.
Pada awal membuka usaha membutuhkan modal sebesar Rp22 juta.
Sebanyak Rp12 juta di gunakan untuk membeli 10 ekor kambing betina dan
seekor pejantan. Sedangkan uang Rp10 juta sebagai modal membangun kandang.
Dalam satu tahun telah mencapai BEP, karena menjual susu kambing
Rp50.000,00/liter (susu segar) kepada pelanggan. Agar usaha lebih
menguntungkan, susu kambing segar dikemas secara mekanis. Ada yang
berbentuk cup ukuran 175 ml dan kemasan plastik ukuran 0,5 liter.
(Agrina,2008:2)
11
2.2. Konsep Pemasaran
Pemasaran adalah sebuah fungsi manajemen penting yang diperlukan guna
menciptakan permintaan produk yang dijual. Fungsi utama pemasaran adalah :
1. Memahami segala kebutuhan dan keinginan dari seluruh konsumen yang
ada saat ini.
2. Memilih dan mengembangkan produk yang dapat memuaskan seluruh
konsumen dalam lingkup atau batasan sumber daya yang dimiliki.
3. Mengembangkan sebuah program untuk memberitahukan kepada
seluruh konsumen tentang manfaat dari produk yang dijual.
4. Memastikan bahwa produk yang dijual dapat menjangkau seluruh
konsumen (Bloom dan Boone,2006:2-6).
Menurut Kotler (2004:9) Pemasaran berdasarkan defenisi sosial adalah
suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Untuk
defenisi manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai “seni menjual
produk” .
Drucker dalam Kotler (2004:9) menambahkan sebagai berikut : ”Orang
dapat mengasumsikan bahwa akan selalu ada kebutuhan akan penjualan. Akan
tetapi, tujuan pemasaran bukan untuk memperluas penjualan hingga kemana-
mana. Tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan
sedemikian rupa sehingga produk dan jasa itu cocok dengan pelanggan dan
selanjutnya menjual dirinya sendiri.”
12
Kotler dan Amstrong (2004:7) menjelaskan bahwa konsep pemasaran
berbeda dengan konsep penjualan. Penjualan bertujuan menjual apa yang mereka
buat. Sedangkan pemasaran bertujuan untuk mengetahui dan memahami pembeli
sebaik-baiknya. Perbedaan dua konsep tersebut sebagai berikut:
a. Konsep penjualan mempunyai perspektif dari dalam ke luar. Konsep ini
dimulai dari pabrik, berfokus pada produk perusahaan yang sudah ada, dan
penjualan yang mampu mendatangkan laba. Konsep ini memuaskan perhatian
penuh pada menaklukan pelanggan, mendapatkan penjualan jangka pendek
dengan sedikit perhatian mengenai siapa yang membeli atau mengapa mereka
membeli.
b. Konsep pemasaran mempunyai perspektif dari luar ke dalam. Konsep ini
berpangkal tolak dari pasar yang didefinisikan dengan baik, yang berfokus
pada pelanggan, mengkoordinasikan semua aktifitas pemasaran yang
mempengaruhi pelanggan, dan menciptakan laba dengan menciptakan
hubungan jangka panjang dengan pelanggan berdasarkan pada nilai dan
kepuasan bagi pelanggan.
Manajemen pemasaran sebagai analisis, perencanaan, implementasi, dan
pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan
mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran demi
mencapai tujuan organisasi. Strategi Pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang
akan digunakan oleh unit bisnis untuk mencapai tujuan pemasarannya (Kotler dan
Amstrong,2004:16,79). Perbandingan antara Konsep Penjualan dan Konsep
Pemasaran dapat dilihat pada Gambar 1.
13
Pasar Kebutuhan Pemasaran Laba melalui Pelanggan Terintegrasi kepuasan pelanggan
Produk Pabrik Penjualan Laba melalui Yang ada dan promosi volume penjualan
Gambar 1. Perbandingan antara Konsep Penjualan dan Konsep Pemasaran Sumber: Kotler & Amstrong (2004:22)
2.3. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran taktis yang dapat
dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan
yang diinginkan dalam pasar sasaran.
1. Produk
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi, sehingga dapat
memuaskan keinginan dan kebutuhan.
2. Harga
Harga adalah sejumlah uang yang digunakan untuk mendapatkan
sejumlah kombinasi dari barang serta pelayanannya. Harga merupakan
variabel yang dapat berubah dengan cepat karena adanya perubahan
faktor-faktor penyusunnya.
Konsep Penjualan
Konsep Pemasaran
14
3. Ditribusi
Distribusi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
membuat produknya terjangkau dan tersedia bagi pasar sasarannya
sehingga konsumen dapat memperolehnya.
4. Promosi
Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mengkomunikasikan produknya kepada pasar sasaran dan membujuk
konsumen untuk membeli produk tersebut.
Pemasaran akan bekerja dengan baik jika memikirkan 4C terlebih dahulu
dan kemudian menyusun 4P berdasarkan landasan itu.
4C : Customer Solution (solusi bagi konsumen)
Customer Cost ( biaya yang ditanggung konsumen)
Convenience ( kenyamanan)
Communication ( komunikasi) (Kotler dan Amstrong,2004:78-80)
Gambar 2. Bauran Pemasaran
Sumber: Kotler dan Amstrong,(2004:80)
Pelanggan yang dibidik
Posisi yang diharapkan
Produk Keragaman Kualitas Desain Fitur Nama Merek Kemasan Servis
Harga Daftar Harga Diskon Pencadangan Periode Pembayaran Persyaratan Kredit
Distribusi Saluran Lokasi Logistik Cakupan Persediaan Kombinasi Transportasi
Promosi Hubungan Masyarakat Penjualan Langsung Promosi Penjualan Iklan
15
2.4. Perumusan Strategi
Strategi adalah pilihan tentang apa yang ingin dicapai oleh organisasi di
masa depan (arah) dan bagaimana cara mencapai keadaan yang diinginkan
tersebut (rute) (Tripomo dan Udan,2005:18). Dalam bahasa yang lebih singkat,
strategi adalah pilihan arah dan rute. Pemikiran strategi menjadi sangat penting
karena dengan cepatnya perubahan lingkungan akan mengakibatkan organisasi
yang jauh hari tidak bersiap-siap menghadapi perubahan akan sulit berubah pada
saat perubahan itu benar-benar terjadi dan akhirnya akan mengalami kegagalan.
Pearce dan Robinson (1997:20) menjelaskan tentang strategi yang
diartikan oleh para manajer sebagai rencana mereka yang berskala besar dan
berorientasi kepada masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan persaingan
guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Menurut David (2004:5) proses
manajemen strategi terdiri dari tiga tahap: perumusan strategi, implementasi
strategi, dan evaluasi strategi.
1. Perumusan Strategi, karena tidak ada organisasi yang mempunyai sumber
daya tak terbatas, maka ahli strategi harus memutuskan strategi alternatif
mana yang akan memberi keuntungan terbesar kepada perusahaan.
Perumusan strategi termasuk mengembangkan misi bisnis, mengenali
peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan
kelemahan internal, menetapkan objektif jangka panjang, menghasilkan
strategi alternatif, dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan.
16
2. Implementasi strategi, Strategi implementasi berarti memobilisasi
karyawan dan manajer untuk mengubah strategi yang dirumuskan menjadi
tindakan. Tahap ini menuntut perusahaan untuk menetapkan obyektif
tahunan, memperlengkapi dengan kebijakan, memotivasi karyawan, dan
mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan dapat
dilaksanakan.
3. Evaluasi strategi, adalah tahap akhir dalam manajemen strategi. Para
manager perlu mengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan
baik. Semua stategi dapat dimodifikasi di masa depan karena faktor-faktor
internal dan eksternal selalu berubah.
Berbagai Tipe Strategi yang bisa diterapkan menurut David (2004:46)
adalah sebagai berikut:
Strategi Integrasi, ada tiga strategi integrasi yang biasa dilakukan :
1. Integrasi Ke Depan, adalah strategi perusahaan untuk memperoleh
kepemilikan atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer.
2. Integrasi Kebelakang, adalah strategi yang mencari kepemilikan atau
kendali lebih besar pada perusahaan pemasok atas pemasok.
3. Integrasi Horisontal, adalah strategi mencari kepemilikan dari atau kendali
lebih besar atas perusahaan pesaing. Merjer, akuisisi, dan pengambilalihan
di antara para pesaing dapat mendongkrak skala ekonomis dan
meningkatkan pengalihan sumber daya serta kompetensi.
17
Strategi Intensif, mencangkup pada penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan
pengembangan produk dikarenakan semuanya ini memerlukan usaha intensif
untuk memperbaiki posisi bersaing perusahaan dengan produk yang sudah ada.
1. Penetrasi Pasar, strategi ini berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk
produk atau jasa yang sudah ada di pasar lewat usaha pemasaran yang
lebih gencar.
2. Pengembangan Pasar, adalah strategi memperkenalkan produk atau jasa
yang sudah ada ke wilayah geografi baru.
3. Pengembangan Produk, adalah strategi yang mencari peningkatan
penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk yang sudah ada.
Strategi Diversifikasi, secara keseluruhan strategi diversifikasi menjadi kurang
populer karena organisasi mengetahui lebih sulit mengelola aktivitas bisnis yang
beragam.
1. Diversifikasi Konsentrik, adalah strategi untuk menambah produk atau
jasa baru, tetapi berkaitan secara luas.
2. Diversifikasi Horizontal, adalah strategi menambah produk atau jasa yang
tidak berkaitan untuk pelanggan yang sudah ada.
3. Diversifikasi Konglomerat, adalah menambah produk atau jasa baru.
Strategi Difensif, terdiri dari usaha patungan, penghematan, divestasi, atau
likuidasi.
1. Usaha Patungan, adalah usaha baru yang didirikan dengan modal lebih
dari satu perusahaan.
18
2. Penciutan, adalah memperkecil usaha untuk penghematan biaya dan aset
untuk mendongkrak penjualan dan laba yang menurun.
3. Divestasi, adalah menjual suatu divisi atau bagian dari suatu organisasi.
4. Likuidasi, adalah menjual semua aset perusahaan, bagian demi bagian,
untuk nilai dari aset berwujudnya.
5. Kombinasi, adalah penggabungan dari beberapa strategi alternatif.
Strategi umum dari Porter (1993:10) memungkinkan organisasi
memperoleh keunggulan bersaing dari tiga macam dasar yang berbeda:
kepemimpinan biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan semua ini
sebagai strategi umum. Kepemimpinan biaya menekankan pada membuat produk
standar dengan biaya per unit amat rendah untuk konsumen yang peka terhadap
perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan
menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada
konsumen yang relatif tidak peka terhadap perubahan harga. Fokus berarti
membuat produk dan meyediakan jasa yang memenuhi keperluan kelompok kecil
konsumen.
2.5. Lingkungan Perusahaan
Bisnis dan perusahaan merupakan suatu sistem yang akan berkaitan
dengan sekumpulan faktor tertentu yang dapat mempengaruhi kebijakan
perusahaan dalam mengelola bisnisnya. Faktor-faktor tersebut dikelompokkan
berdasarkan keberadaannya, dan kemampuan perusahaan untuk merubahnya.
19
Pengelompokan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan
tersebut biasa disebut juga dengan lingkungan bisnis. Berdasarkan konsep Umar
(2003:75) lingkungan bisnis dibagi menjadi tiga, yaitu lingkungan jauh,
lingkungan industri, serta lingkungan internal perusahaan. Atau secara umum
biasa dibedakan menjadi lingkungan eksternal, dan internal. Lingkungan eksternal
terdiri dari lingkungan makro dan mikro.
2.5.1. Lingkungan Eksternal Perusahaan
Menurut Pearce dan Robinson (1997:93) lingkungan eksternal adalah
faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pilihan arah dan tindakan suatu
perusahan dan, akhirnya suatu organisasi dan proses internalnya. Analisis
lingkungan eksternal memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk mencari
peluang dan menyusun rencana untuk melakukan tanggapan pilihan terhadap
peluang tersebut. Serta membantu perusahaan untuk menciptakan tanda bahaya
dini untuk menghindari ancaman menjadi suatu keuntungan bagi perusahaan.
Lingkungan eksternal menawarkan peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan dalam lingkungan bersaingnya. Dalam kegiatan pemasaran peluang
merupakam situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.
Disamping menawarkan peluang, sebagian perkembangan dalam lingkungan
eksternal merupakan juga ancaman bagi perusahaan. Ancaman merupakan
pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan.
Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari lingkungan makro dan mikro
20
2.5.1.1. Lingkungan Makro
Lingkungan makro adalah lingkungan dimana faktor-faktor yang
mempengaruhi perusahaan tersebut semakin sulit untuk dikendalikan atau
dikontrol. Pemantauan terhadap situasi lingkungan saat ini dan kecenderungan
perubahan dimasa mendatang sangat penting, sebab seringkali perubahan
lingkungan mampu merubah total proses atau faktor-faktor kunci sukses untuk
menjalankan kegiatan (Tripomo dan Udan,2005:106). Sehingga yang dapat
dilakukan adalah menganalisa lingkungan makro agar dapat mengantisipasi atau
sebagai pertimbangan bagi perusahaan dalam kebijakan strategi. Meningkatkan
produksi atas bertambah permintaan, perluasan pasar, kerjasama usaha, atau
bahkan menjual perusahaan karena tren yang telah berubah. Adalah hal-hal yang
dapat dilakukan berdasarkan analisis lingkungan dalam hal demografi, kebijakan
perekonomian, alam, teknologi, politik dan hukum, sosial dan budaya yang ada
pada lingkungan makro.
a. Demografi
Lingkungan demografi merupakan kekuatan ekonomi makro pertama yang
dipantau perusahaan. Lingkungan demografi menyangkut masalah populasi
penduduk, karena oranglah yang akan membentuk pasar. Populasi meliputi pada
ukuran dan tingkat pertumbuhan penduduk di kota, wilayah, dan negara yang
berbeda, distribusi umur dan bauran etnis, tingkat pendidikan, pola rumah tangga,
serta karakteristik dan pergeseran regional.
21
b. Ekonomi
Lingkungan ekonomi berkaitan erat dengan keadaan dimana perusahaan
beroperasi, baik keadaan ekonomi nasional maupun lokal. Variabel – variabel
ekonomi yang mempengaruhi strategi perusahaan adalah laju inflasi, pertumbuhan
ekonomi, tingkat pendapatan dan daya beli masyarakat. Daya beli yang ada di
suatu perekonomian bergantung pada pendapatan, harga, tabungan, utang, dan
ketersediaan kredit saat ini.
Setiap segi ekonomi dapat merupakan peluang dan ancaman, serta setiap
perubahan akan mempengaruhi industri secara berbeda-beda. Oleh karena itu,
perubahan kondisi perekonomian mungkin baik bagi suatu perusahaan, akan tetapi
mungkin pula dapat berakibat buruk bagi perusahaan.
c. Alam
Lingkungan alam berkaitan dengan kegiatan produksi perusahaan.
Perusahaan perlu mewaspadai ancaman dan peluang yang berhubungan dengan
keempat kecenderungan dalam lingkungan alam, yaitu : kekurangan bahan baku,
peningkatan biaya energi, peningkatan tingkat polusi, dan perubahan peran
pemerintah. Pengaruh dari pengerusakan alam pada polusi udara, tanah, dan air
menjadi aksi politik dan sosial yang perlu dipantau terus oleh perusahaan.
d. Teknologi
Tingkat pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa banyak
teknologi baru yang ditemukan. Setiap teknologi baru dapat menjadi peluang dan
ancaman baru. Faktor teknologi menciptakan peluang bagi perusahaan untuk
beroperasi dengan semakin efisien dan dapat menciptakan pasar baru. Penciptaan
22
pasar baru ini dapat dilakukan dengan modifikasi produk yang sudah ada atau
dengan bantuan teknologi dalam menciptakan pasar baru. Kemajuan teknologi
dapat juga menjadi ancaman yang membuat teknologi lama terlihat usang.
e. Politik dan Hukum
Perkembangan lingkungan politik dan hukum sangat mempengaruhi
keputusan dalam kegiatan pemasaran. Lingkungan ini dibentuk oleh hukum,
lembaga pemerintah, dan kelompok yang mempengaruhi dan membatasi ruang
gerak organisaasi dan individu masyarakat. Peraturan – peraturan hukum seperti
undang – undang atau perusahaan dalam melakukan aktivitas – aktivitasnya.
f. Sosial budaya
Sosial dan budaya dalam masyarakat dapat membentuk kepercayaan dasar,
nilai perilaku, pendapat dan gaya hidup. Faktor-faktor ini berkembang dari
kebudayaan, demografi, adat istiadat, pendidikan dan agama. Faktor sosial budaya
selalu berubah secara dinamis sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
perkembangan kebutuhan masyarakat.
Pemasar perlu memperhatikan sistem sosial budaya dimana perusahaan
akan memasarkan produknya dan senantiasa memonitor perkembangan atau
kecenderungan yang akan terjadi, seperti pergeseran budaya dan sebagainya yang
akan berimplikasi pada perubahan dalam pola konsumsi pasar sasaran.
2.5.1.2. Analisis Lingkungan Mikro
Lingkungan mikro atau yang biasa disebut lingkungan industri adalah
lingkungan dimana suatu produk bertemu dengan produk lain atau pesaing dalam
23
satu pasar. Faktor yang ada pada lingkungan ini termasuk faktor yang tidak dapat
dikendalkan. Akibatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan,
seperti ancaman dan kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi
persaingan itu sendiri perlu dianalisis. Porter (1993:5) mengemukakan konsep
Competitive Strategi yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan lima aspek
utama yang disebut Lima Kekuatan Bersaing. Lima kekuatan tersebut meliputi:
persaingan sesama perusahaan dalam industri, ancaman dari produk pengganti,
ancaman masuk pendatang baru, kekuatan tawar-menawar pembeli, kekuatan
tawar-menawar pemasok. Seperti terlihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Lima Faktor Persaingan
Sumber: Porter (1993:5)
a. Persaingan Industri
Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja
perusahaan. Dalam situasi persaingan yang oligopoli, perusahaan mempunyai
peluang yang cukup besar untuk menguasai pasar. Sedangkan, pada pasar
persaingan sempurna, biasanya akan memaksa perusahaan menjadi pengikut
PERSAINGAN INDUSTRI
Persaingan diantara peusahaan yang ada
PEMASOK KEKUATAN PEMBELI
PRODUK SUBSITUSI
PENDATANG BARU
24
(follower) termasuk dalam hal harga produk. Tingkat persaingan itu dipengaruhi
beberapa faktor seperti jumlah kompetitor, tingkat pertumbuhan industri,
karakteristik produk, biaya tetap yang besar, kapasitas, serta hambatan keluar.
b. Produk Subsitusi
Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri tertentu akan
bersaing pula dengan produk pengganti. Walau karakteristiknya berbeda, barang
subsitusi dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama. Ancaman produk
subsitusi akan kuat bilamana konsumen dihadapkan pada biaya penggantian yang
sedikit dan jika produk subsitusi mempunyai harga yang murah atau kualitasnya
sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk industri.
c. Pendatang Baru
Masuknya pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi
perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya
perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumber daya produksi yang terbatas.
Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah ada.
Besarnya ancaman bergantung pada hambatan masuk yang ada dan pada reaksi
dari peserta yang sudah ada terhadap calon pendatang baru.
d. Kekuatan Pembeli
Pembeli atau pelanggan dapat juga menekan harga, menuntut kualitas
lebih tinggi atau pelayanan lebih banyak, dan membandingkan antar sesama
anggota industri. Dengan demikian, beberapa kondisi yang mungkin dihadapi
perusahaan sehubungan dengan adanya kekuatan ini antara lain adalah pembeli
mampu memproduksi produk yang diperlukan, biaya penggantian (swicthing cost)
25
rendah, produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli, sifat produk tidak
terdiferensiasi dan banyak pemasok.
e. Pemasok
Pemasok adalah perusahaan-perusahaan dan individu yang menyediakan
sumberdaya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaing untuk
memproduksi barang dan jasa tertentu. Perkembangan dalam lingkungan pemasok
dapat memberikan pengaruh yang sangat berarti terhadap pelaksanaan pemasaran
suatu perusahaan. Perusahaan perlu memilih pemasok yang sanggup menyediakan
kombinasi terbaik dari kualitas maupun kuantitias, keterandalan dalam pengiriman
barang, kredit, jaminan, dan biaya yang rendah.
2.5.2. Lingkungan Internal Perusahaan
Lingkungan internal perusahaan adalah lingkungan dalam perusahaan itu
sendiri. Bagian yang biasanya terdapat dalam perusahaan misalkan bagian
keuangan, produksi dan operasi, pemasaran, sumberdaya manusia, penelitian dan
pengembangan, serta teknologi informasi. Lingkungan dalam perusahaan
merupakan lingkungan yang bisa dikendalikan terhadap perubahan arah strategi
perusahaan yang diambil. Sebelum suatu strategi diambil oleh perusahan, maka
pimpinan perlu mengetahui bagaimana kondisi dalam perusahaan itu sendiri
(Umar,2003:84)
Setiap strategi diperlukan analisa terhadap kekuatan, kelemahan, peluang
bahkan ancaman perusahaan tersebut. Pearce dan Robinson (1997:229)
menjelaskan bahwa analisis SWOT (strenghts, weaknesses, oportunities, threats)
26
merupakan cara sistematis untuk mengidentifikasikan faktor-faktor ini dan strategi
yang menggambarkan kecocokan paling baik di antara mereka. Fokus mendasar
pertama dari analisis SWOT adalah untuk memahami peluang-peluang dan
ancaman-ancaman utama yang dihadapi perusahaan, sehingga membantu para
manajer untuk menentukan pilihan-pilihan strategi yang realistik dan cocok.
Fokus mendasar kedua adalah identifikasi kekuatan dan kelemahan internal.
Secara tradisional, aspek-aspek lingkungan internal perusahaan yang
hendaknya diamati dapat dilihat dari beberapa pendekatan, empat diantaranya;
pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, serta sumber daya manusia.
a. Pemasaran
Pemasaran dapat diuraikan sebagai proses menetapkan, mengantisipasi,
menciptakan, dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan produk
dan jasa. Agar posisi produk di pasar sesuai dengan harapan, faktor-faktor yang
perlu diperhatikan antara lain; pangsa pasar, kepemilikan informasi tentang pasar,
pemgendalian distributor, kegiatan promosi, harga produk, loyalitas pelanggan
dan kebijakan produk baru.
b. Keuangan
Dana dibutuhkan dalam operasional perusahaan. Oleh karena itu, faktor-
faktor yang perlu diperhitungkan adalah: kemampuan perusahaan memupuk
modal jangka pendek dan jangka panjang, beban yang harus dipikul sebagai upaya
memperoleh modal tambahan, hubungan baik dengan penanam modal dan
pemegang saham, pengelolaan keuangan, struktur modal kerja, harga jual produk,
pemantauan penyebab inefisiensi dan sistem akunting yang handal.
27
c. Produksi Operasi
Kegiatan produksi-operasi paling tidak dapat dilihat dari keteguhan dalam
prinsip efisiensi, efektivitas, dan produktivitas. Oleh karenanya, faktor-faktor
yang perlu diperhatikan adalah: hubungan baik dengan pemasok, sistem logistik
yang andal, lokasi fasilitas yang tepat, pemanfaatan teknologi yang tepat,
pembiayaan, pendekatan inovatif dan proaktif, kemungkinan terjadinya terobosan
dalam proses produksi, dan pengendalian mutu.
d. Sumber Daya Manusia
Manusia merupakan sumber daya terpenting bagi perusahaan. Oleh karena
itu, manajer perlu berupaya agar terwujudnya perilaku positif di kalangan
karyawan perusahaan. Berbagai faktor yang perlu diperhatikan antara lain adalah:
langkah-langkah yang jelas mengenai manajemen SDM, keterampilan dan
motivasi kerja, produktivitas, dan sistem imbalan.
2.6. Matriks Internal – Eksternal (IE)
Matriks Internal-Eksternal (IE) sebagai tahap input dalam meringkas
informasi dasar yang diperlukan untuk merumuskan sttrategi perusahaan. Matriks
ini merupakan gabungan dari lingkungan internal dan eksternal dari perusahaan
yang berisikan sembilan macam sel yang memperlihatkan kombinasi dari matriks
IFE dan EFE.
Menurut Umar (2003:234) IE Matriks bermanfaat untuk memposisikan
suatu perusahaan ke dalam matriks yang terdiri atas 9 sel. Yang terdir dari dua
dimensi, yaitu: total skor dari IFE Matriks pada sumbu X dan total skor dari EFE
28
Matriks pada sumbu Y. Dari posisi ini dapat diketahui implikasi strategi yang
dapat diterapkan perusahaan.
2.7. Matriks SWOT
Matriks SWOT merupakan salah satu alat formulasi strategi untuk tahap
pencocokan (matching stage). Matriks SWOT merupakan alat pencocokan
(matching tool) yang penting untuk membantu para manajer mengembangkan
empat tipe strategi. Matriks SWOT sebagai suatu model untuk merumuskan
berbagai alternatif strategi yang sangat tergantung pada informasi yang diperoleh
dari tahap input untuk mencocokkan peluang dan ancaman eksternal dengan
kekuatan dan kelemahan internal perusahaan.
Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan
ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat di sesuaikan dengan kekuatan
dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks SWOT ini menghasilkan empat
alternatif strategi yang dapat disarankan untuk perusahaan. Strategi alternatif
yang dihasilkan memiliki karakteristik tersendiri dan hendaknya dalam
pelaksanaan strategi dilaksanakan secara bersama-sama dan saling mendukung
satu sama lain. Empat strategi itu (Umar,2003:224) adalah :
a. Strategi S–O. Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan
untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan.
b. Strategi S–T. Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-
kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang
eksternal.
29
c. Strategi W–O. Melalu strategi ini perusahaan berusaha untuk
menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman ekternal.
d. Strategi W–T. Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara
mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman.
2.8. Matriks QSPM
Matriks QSPM merupakan alat yang digunakan untuk tahap keputusan
mengenai strategi mana yang akan diambil. Matriks QSPM adalah alat yang
memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi strategi alternatif secara obyektif,
berdasarkan pada faktor-faktor kritis untuk sukses eksternal dan internal yang
dikenal sebelumnya (David,2002:199). Matriks ini dibuat untuk memperoleh
daftar prioritas dengan membuat peringkat strategi. Teknik ini secara jelas
menunjukan strategi alternatif mana yang paling baik untuk dipilih. QSPM
menggunakan input dari analisis pada tahap 1 dan hasil pencocokkan pada tahap 2
yang memberikan informasi untuk analisis selanjutnya melalui QSPM di tahap 3.
2.9. Penelitian Terdahulu
Penelitian tedahulu dalam hal strategi pemasaran yang digunakan sebagai
rujukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Kaswid (2006) dengan judul :
Analisis Strategi Pemasaran Pasar Ikan Higienis (PIH) Pejompongan Jakarta.
Tujuan peneletian ini adalah merumuskan pernyataan visi dan misi PIH
Pejompongan, mengidentifikasi faktor-faktor strategis baik internal dan eksternal,
dan merumuskan alternatif dan prioritas strategi pemasaran bagi PIH
30
Pejompongan. Untuk menjawab tujuan tersebut digunakan analisis perumusan visi
dan misi, analisis lingkungan perusahaan, analisis matriks IFE dan EFE, analisis
matriks IE, analisis matriks SWOT, analisis matriks QSPM.
Setelah dilakukan pelaksanaan perumusan visi dan misi, pernyataan visi
yang direkomendasikan adalah”Menjadikan Pasar Ikan Higienis (PIH)
Pejompongan sebagai pusat pemasaran hasil perikanan dengan standar sanitasi
dan higienis dalam rangka ikut mencerdaskan bangsa”
Hasil analisis faktor strategis internal yang menjadi kekuatan utama adalah
tempat yang nyaman, bersih dan higienis, kemudian produk berkualitas dan
higienis serta lokasi yang strategis. Sedangkan faktor strategis internal yang
menjadi kelemahan utama adalah daya tahan produk yang terbatas, dan
pengunjung berkurang ketika beredar isu formalin. Faktor strategis eksternal yang
menjadi peluang utama bagi PIH Pejompongan adalah potensi perikanan
Indonesia sangat besar dan disusul dengan jumlah penduduk DKI Jakarta sebagai
target pasar yang terus bertambah. Ancaman utama bagi PIH Pejompongan adalah
isu penggunaan formalin dan persaingan dengan supermarket atau pasar swalayan.
Analisis matriks IE menunjukkan PIH Pejompongan berada pada posisi
internal dan eksternal yang sedang dengan nilai 2,924 dan 2,690 dan berada pada
kuadran “V” sehingga strategi yang sesuai adalah Hold and Maintain.
Setelah analisis SWOT , alternatif strategi yang dihasilkan adalah:
1. Strategi S-O : Melakukan penetrasi pasar dengan memantapkan pasar yang ada
sekarang, meningkatkan kualitas dan kuantitas produk serta pelayanan,
mempertahankan dan mengembangkan adanya diferensiasi produk, menjalin
31
kerjasama dengan pelakubisnis bidang perikanan untuk memperluas dan
mengembangkan pasar yang sudah ada.
2. Strategi W-O : Membina dan mempertahankan hubungan baik dengan
supplier untuk menjaga ketersediaan supply produk, memberikan pendidikan
dan pelatihan kepada karyawan secara berkesinambungan, meningkatkan
kegiatan promosi secara berkesinambungan.
3. Strategi S-T : Mengembangkan teknologi baru untuk menjamin keamanan
produk, mempertahankan dan meningkatkan produk olahan untuk mendukung
produk utama, mempertahankan dan menjaga variasi dan kestabilan harga
untuk menghadapi persaingan.
4. Strategi W-T : Membangun kerjasama dengan para pesaing untuk
memperluas dan menangkap pasar baru, mengembangkan sertifikasi produk,
membuat agreement dengan supplier untuk mendapatkan jaminan
ketersediaan produk.
Prioritas strategi pemasaran PIH Pejompongan dari 13 alternatif strategi
hasil matriks SWOT yaitu: “Mempertahankan dan meningkatkan kualitas dan
kuantitas produk serta pelayanan”.
2.10. Kerangka Pemikiran
Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh nilai lebih,
antara lain peningkatan laba, pengembangan produk, peningkatan besarnya
manfaat bagi masyarakat, serta menambah kesejahteraaan para pekerja disana.
Untuk mencapai tujuan itu, suatu perusahaan dituntut untuk melakukan
32
perencanaan yang mantap serta menyusun strategi yang tepat. Agar perencanaan
dapat dilakukan dengan baik dan menghasilkan strategi yang tepat, maka
dibutuhkan adanya pengetahuan tentang strategi. Sehingga perusahaan dapat
dengan baik melakukan tindakan yang terencana dari strategi yang dilakukan.
Penentuan strategi pengembangan pasar dalam penelitian ini dimulai
dengan melihat tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Kemudian dilakukan
analisa kinerja perusahaan, baik faktor internal perusahaan serta eksternal
perusahaan. Analisa faktor internal perusahaan dilakukan terhadap bagian
fungsional yang dijalankan perusahaan seperti pemasaran, produksi dan operasi,
keuangan, sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan. Analisa terhadap
faktor eksternal dilakukan terhadap lingkungan politik, ekonomi, sosial budaya,
serta teknologi. Analisa terhadap faktor-faktor ini dilakukan dengan matriks IFE
dan EFE, sehingga akan menghasilkan posisi nilai perusahaan dari evaluasi
internal dan eksternal. Tahap awal tersebut disebut sebagai tahap pemasukan data
analisa atau input stage.
Setelah matriks IFE dan EFE kemudian dirangkum dalam suatu matriks IE
untuk menetukan perusahaan berada pada kuadran berapa. Setelah itu dilakukan
analisa pencocokan pada matriks SWOT agar dapat ditentukan satu dari empat
strategi yang ada pada SWOT. Tahap ini disebut sebagai matching stage atau
tahap pencocokan. Setelah itu maka perlu ditentukan strategi utama yang lebih
terarah dengan menggunakan matriks QSPM, tahap ini disebut decission stage
atau tahap keputusan. Kerangka pemikiran penelitian ini terdapat pada Gambar 4.
33
Gambar 4. Kerangka Pemikiran Teoritis
Matching stage
Decisions stage
Input stage
Visi dan Misi PT. Caprito Agrindo
Prima
Analisis Lingkungan Eksternal
(Matriks IFE)
Analisa Lingkungan Internal
(Matriks EFE)
Analisis Posisi Perusahaan Saat Ini (Matriks IE)
Perumusan Alternatif strategi (Matriks SWOT)
Prioritas Alternatif Strategi (Matriks QSPM)
Rekomendasi Strategi Pemasaran PT. CAP
34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. CAP yang berada di Jl. Pahlawan Raya
No.188 Rempoa, Ciputat, Tangerang. Lokasi peternakan PT. CAP berada di Jl.
Raya Cariu, Desa Tenggulun, Kabupaten Bogor. Pelaksanaan penelitian selama
dari bulan April 2007 hingga April 2008. Pemilihan lokasi ini secara sengaja
(purposive) dengan pertimbangan bahwa bahwa PT. CAP merupakan perusahaan
yang menjadi pemasok bagi banyak penjual susu kambing khususnya di wilayah
Jabotabek.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan,
data sekunder. Data primer bersumber dari internal perusahaan diperoleh dari
obsevasi langsung, dengan melakukan wawancara dengan pihak perusahaan dan
instansi terkait. Data sekunder diperoleh dari laporan-laporan pembahasan,
publikasi dari Biro Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian, Majalah
Agribinis Peternakan dan harian Pikiran Rakyat serta berasal dari sumber internet
seperti Agrina.com, dan Susukambing.com.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer dilakukan dari wawancara, diskusi, observasi
dan kuesioner dengan para responden yang terdiri dari pemilik perusahaan,
35
manajer, konsumen serta karyawan. Data sekunder didapat dari data-data laporan
perusahaan, artikel serta literatur yang berkaitan dengan penelitian. Sampel
wawancara dan pengisian kuisioner berjumlah 7 orang.
3.4. Metode Analisis Data
Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian
adalah metode deskriptif dalam bentuk studi kasus terhadap pemasaran di PT.
CAP. Dengan pendekatan konsep manajemen strategi dan manajemen pemasaran
dengan memperhitungkan perubahan lingkungan internal dan eksternal perusahan
serta lingkungan industri.
Data dan informasi yang terkumpul diolah secara kualitatif dan kuantitatif.
Teknik analisis yang akan digunakan adalah:
3.4.1. Analisis Deskriptif
Pada penelitian ini metode deskritif yang digunakan adalah metode studi
kasus, sehingga kesimpulan yang diambil akan tetap terkait dengan perusahaan.
Hasil dalam analisis deskriptif ini tersaji dalam bentuk tulisan, tabel, data, dan
gambar. Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang
hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian.
3.4.2. Analisis Lingkungan Perusahaan
Analisis lingkungan perusahaan meliputi lingkungan eksternal dan
lingkungan internal perusahaan. Data dan informasi yang dikumpulkan untuk
analisis lingkungan eksternal mencakup lingkungan makro dan mikro. Analisis
lingkungan makro dilakukan untuk melihat faktor-faktor jauh atau terpisah yang
36
dihadapi perusahaan yang dapat menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan
yang terdiri dari lingkungan demogrfi, lingkungan alam, lingkungan teknologi,
lingkungan politik, dan lingkungan sosial dan budaya. Analisis lingkungan mikro
dilakukan dengan melihat faktor-faktor lingkungan dekat perusahaan yang dapat
menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan yang meliputi pemasok, pendatang
baru, produk pengganti, pelanggan, dan pesaing. Analisis lingkungan internal
digunakan data dan informasi tentang produksi dan operasi, sumber daya manusia,
faktor keuangan, serta pemasaran.
3.4.3. Analisis Matrik IFE dan EFE
Penilaian internal ditujukan untuk mengukur sejauh mana kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Langkah yang ringkas dalam
melakukan penilaian internal adalah dengan menggunakan matriks Internal
Factors Evaluation (IFE). Faktor-faktor internal yang diamati seperti laporan
keuangan, laporan sumber daya manusia, laporan kegiatan operasional dan
produksi, serta laporan pemasaran dan distribusi.
Matriks Eksternal Factors Evaluation (EFE) mengarahkan perumusan
strategi untuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial budaya,
politik, alam, teknologi, pemasok, pesaing, perantara pemasaran, pelanggan, dan
informasi dari lingkungan industri.
Matriks IFE dan EFE diolah dengan menggunakan beberapa langkah-
langkah seperti yang dipaparkan di bawah ini:
37
1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan
Langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi faktor internal yaitu
dengan mendata semua kelemahan dan kekuatan organisasi. Didata kekuatan
terlebih dahulu, baru kemudian kelemahan organisasi.
Kemudian dilakukan identifikasi faktor eksternal dari perusahaan dengan
mendata semua peluang dan ancaman organisasi. Data peluang terlebih dahulu,
kemudian ancaman organisasi. Hasil kedua identifikasi faktor-faktor tersebut
menjadi faktor penentu internal dan eksternal yang selanjutnya akan diberikan
bobot yang lebih mengacu pada industri di mana perusahaan berada.
2. Penentuan Bobot
Penentuan bobot dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor
eksternal dan internal kepada pihak manajemen atau pakar dengan menggunakan
metode ”Paired Comparison” (Kinear dan Taylor,1997:313). Metode tersebut
digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu
internal dan eksternal. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala
1,2, dan 3.
Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah:
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal.
2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal.
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal.
Indikator horizontal dan indikator vertikal adalah variabel-variabel
kekuatan dan kelemahan pada faktor strategis internal serta variabel peluang dan
38
ancaman pada faktor strategis eksternal. Metode ini membandingkan secara
berpasangan antara dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau
pengaruhnya terhadap industri susu kambing. Bentuk penilaian pembobotan dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Penilaian Bobot Faktor Stategis Internal Perusahaan
Faktor Stategis Internal A B C ... Total
A
B
C
...
Total
Tabel 3. Penilaian Bobot Faktor Stategis Eksternal Perusahaan
Faktor Stategis Eksternal A B C ... Total
A
B
C
...
Total
39
Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel
terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus (Kinear
dan Taylor,1997:314)
n
iXi
Xi
1
1
Sumber: Kinear dan Taylor, (1997:314)
Keterangan:
= Bobot variabel ke-i
Xi = Nilai variabel ke-i
i = 1,2,3,...,n
n = Jumlah variabel
3. Penentuan Peringkat (rating)
Penentuan peringkat (rating) oleh manajemen perusahaan dan konsumen
dari perusahaan dilakukan terhadap hasil analisis situasi perusahaan. Untuk
mengukur pengaruh masing-masing variabel terhadap kondisi perusahaan
digunakan sesuai peringkat dengan menggunakan skala 1, 2, 3, dan 4 terhadap
masing-masing faktor strategis yang menandakan seberapa efektif strategi
perusahaan saat ini.
David (2004:131) menjelaskan, Pemberian nilai rating pada matriks EFE
untuk faktor peluang bersifat positif yaitu dengan skala:
1 = Rendah, respon kurang 2 = Sedang, respon sama dengan rata-rata
3 = Tinggi, respon diatas rata-rata 4 = Sangat tinggi, respon superior
40
Sedangkan untuk faktor ancaman merupakan kebalikan dari faktor peluang
dimana:
1 = Sangat tinggi, respon superior 2 = Tinggi, respon diatas rata-rata
3 = Sedang, respon sama dengan rata-rata 4= Rendah, respon kurang
David (2004:169) kembali menjelaskan, Penentuan rating matriks IFE
untuk faktor kekuatan dan kelemahan menggunakan skala nilai peringkat, yaitu :
1 = Kelemahan utama 2 = Kelemahan kecil
3 = Kekuatan kecil 4 = Kekuatan utama
Selanjutnya nilai dari pembobotan dikalikan dengan peringkat pada tiap
faktor akan menghasilkan skor. Total skor pembobotan diperoleh dari semua hasil
kali tersebut dan dijumlahkan secara vertikal. Contoh hasil dari pembobotan dan
peringkat (rating) berdasarkan analisa situasi perusahaan pada Tabel 4.
Tabel 4. Kerangka Matriks EFE
Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating
Peluang
1.
2.
Ancaman
1.
2.
Total 1,00 Sumber : (David,2004:132)
Tabel matriks EFE total skor dapat berkisar antara 1.0 sampai dengan 4.0
dengan rata-rata 2.5. Total skor 4.0 menunjukan bahwa organisasi tersebut
merespon peluang dan ancaman, total skor 1.0 menunjukan bahwa organisasi
41
tersebut tidak dapat memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang ada
(David,2004:170).
Tabel 5. Kerangka Matriks IFE
Faktor Strategis
Internal
Bobot Rating Bobot x Rating
Kekuatan
1.
2.
Kelemahan
1.
2.
Total 1,00 Sumber : David, (2004:171)
Total skor dapat berkisar antara 1,0 sampai 4,0 dengan rata-rata 2,5. Total
skor dibawah 2,5 menunjukan bahwa organisasi tersebut memiliki posisi internal
yang lemah, sedangkan skor di atas 2,5 menunujukan bahwa organisasi tersebut
memiliki posisi internal yang kuat
3.4.4. Analisis Posisi Perusahaan
Analisis posisi perusahaan dilakukan dengan menggunakan matriks IE.
Matriks IE disusun berdasarkan dua dimensi kunci, yaitu skor bobot total 1,00
hingga 1,99 merepresentasikan posisi internal yang lemah, skor 2,00 hingga 2,99
adalah posisi rata-rata, dan skor 3,00 hingga 4,00 adalah posisi kuat. Matriks IE
42
dapat dibagi dalam tiga daerah utama yang mengimplikasikan strategi yang
berbeda, yaitu :
1. Bagi organisasi yang berada di sel I, II, IV dideskripsikan sebagai growth
and building. Strategi yang dilakukan adalah intensif (penetrasi pasar,
integrasi forward dan integrasi horizontal) atau strategi integrative adalah
strategi yang paling sesuai bagi organisasi yang berada pada sel ini.
2. Organisasi yang berada di sel III, V dan VII dapat dikelola dengan
menggunakan strrategi hold and maintain. Penetrasi pasar dan
pengembangan produk adalah dua strategi yang digunakan untuk
organisasi pada posisi tersebut.
3. Ketiga organisasi di sel VI, VIII dan IX dapat menggunakan strategi
hardest and divest (David,2004:196).
43
TOTAL NILAI IFE YANG DIBERI BOBOT
Kuat Rata-rata Lemah
3,0 – 4,0 2,0 – 2,99 1,0 – 1,99
4,00 3,00 2,5 2,00 1,00
4,00
Tinggi
3,00 – 4,00
3,00
Sedang
2,00 – 2,99 2 ,5
2,00
Rendah
1,00 – 1,99
1,00
Gambar 5. Matriks Internal-Eksternal Sumber: David,(2004:196)
3.4.5. Analisis Matriks SWOT
Matriks SWOT merupakan matching tool yang digunakan dalam
penelitian ini. Karena matriks penting untuk membantu para manajer
mengembangkan empat tipe strategi, yakni SO, WO, ST, dan WT. Matriks SWOT
terdiri dari sembilan sel, terdiri dari empat sel untuk key succes factors, empat sel
untuk strategi dan satu sel yang selalu kosong. Keempat sel strategi berlabelkan
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
44
SO, WO, ST, dan WT yang dikembangkan melalui key succes factors pada sel
yang berlabelkan S,W, O, dan T.
Ada delapan tahapan penentuan strategi yang dibangun melalui matriks
SWOT, yakni:
1. Membuat daftar peluang eksternal perusahaan.
2. Membuat daftar ancaman eksternal perusahaan.
3. Membuat daftar kekuatan kunci internal perusahaan.
4. Membuat daftar kelemahan kunci internal perusahaan.
5. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal
dan catat hasilnya dalam sel strategi SO.
6. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang
eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi WO.
7. Mencocokkan kekutan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal
dan catat hasilnya dalam sel strategi ST.
8. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman
eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi WT (Umar,2003:225-227).
45
Internal Eksternal
Kekuatan –S Daftar Kekuatan
Kelemahan – W Daftar Kelemahan
Peluang – O Daftar Peluang
Strategi SO Gunakan kekuatan untuk memanfatkan peluang
Strategi WO Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang
Ancaman – T Daftar Ancaman
Strategi ST Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
Strategi WT Meninimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Gambar 6. Matriks SWOT Sumber : David, (2004:186)
3.4.6. Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)
Analisis ini menunjukan alternatif strategi mana yang paling baik untuk
diprioritaskan secara objektif berdasarkan faktor eksternal dan internal dari tahap
awal. Input dari matriks QSPM berasal dari tahap input/masukan dan tahap
pemaduan strategi. David (2004:200), menjelaskan enam langkah untuk
mengembangkan matriks QSPM sebagai berikut:
1. Mendaftarkan peluang/ancaman kunci eksternal dan kekuatan/kelemahan
internal dari perusahaan dalam kolom kiri dari QSPM. Informasi ini
diambil langsung dari matriks IFE dan EFE.
2. Memberikan bobot untuk setiap faktor sukses kritis eksternal dan internal.
Bobot ini sama dengan yang dipakai dalam matriks IFE dan EFE.
46
3. Memeriksa tahap (pencocokan) matriks dan mengidentifikasi strategi
alternatif yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk
diimplementasikan.
4. Menetaskan nilai daya tarik (Attractiveness Score) yang menunjukkan
daya tarik relatif dari tiap strategi terhadap strategi yang lainnya. Nilai
daya tarik itu adalah:
1 = tidak menarik 2 = agak menarik
3 = cukup menarik 4 = amat menarik
5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Score), yaitu
merupakan hasil perkalian bobot dengan nilai daya tarik.
6. Menghitung jumlah total nilai daya tarik. Nilai ini mengungkapkan strategi
mana yang paling menarik dari alternatif strategi yang ada. Semakin tinggi
nilai totalnya, maka strategi tersebut semakin menarik.
Tabel 6. Matriks QSPM
Alternatif Strategi
Strategi I Strategi II Strategi III
Faktor
Sukses
Kritis
Bobot
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
Kekuatan
Kelemahan
Peluang
Ancaman
Total
Sumber : David (2004:199)
47
3.5. Defenisi Operasional
Defenisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Susu kambing adalah cairan berwarna putih yang dihasilkan oleh binatang
ruminansia jenis kambing-kambingan.
2. Laktasi adalah proses produksi, sekresi dan pengeluaran susu dari kelenjar
susu pada mamalia setelah melahirkan anak.
3. Ransum adalah bagian makanan ternak yang sudah ditentukan ukurannya
untuk setiap ternak .
4. Konsentrat adalah mineral berharga yang dipisahkan dari biji setelah
mengalami pengolahan tertentu.
5. Cool box adalah kotak pendingin minuman dan makanan yang biasa
digunakan untuk menjaga makanan dan minuman saat dibawa bepergian.
6. Pasteurisasi adalah proses sterilisasi makanan melalui pemanasan dengan
tujuan untuk membunuh organisme merugikan seperti bakteri, virus,
protozoa.
7. Kambing peranakan etawa adalah bangsa kambing dari hasil persilangan
antara kambing kacang asli Indonesia dengan kambing dari India.
8. Strategi pemasaran adalah alat fundamental yang direncanakan untuk
mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing
yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran
yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.
48
9. Manajemen strategi adalah seni dan ilmu dalam memformulasikan,
mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan antar fungsi yang
memungkinkan organisasi mencapai tujuannya.
10. Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran berupa produk,
harga, promosi, dan distribusi yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan
tanggapan yang diinginkan dari pasar sasarannya.
11. Matriks Internal-Eksternal (IE) digunakan untuk menentukan posisi
perusahaan dengan didasarkan pada analisis total skor faktor internal dan
faktor eksternal.
12. Matrik SWOT digunakan untuk merumuskan strategi perusahaan dengan
mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan secara
sistematis yaitu : faktor kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman.
13. Matriks QSPM adalah alat yang digunakan untuk menentukan prioritas
strategi dengan melihat alternatif strategi yang didapat dari matriks SWOT.
49
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1. Sejarah Perusahaan
Perusahaan ini bernama PT. CAP dengan pemiliknya adalah Ir. Otto
Yahya M.S. dengan bentuk perusahaan sebagai perseroan terbatas (P.T.).
Perusahaan berdiri pada tahun 1999 dengan pemilihan komoditas awal ternak
berupa kambing perah yang tujuan usahanya bergerak dalam usaha pemerahan
susu kambing. Pada awalnya peternakan didirikan berdasarkan hobby pemilik
perusahaan. Dimulai dengan memelihara 14 ekor ternak kambing yang berlokasi
di Bintaro Jakarta. Setelah beberapa bulan usaha ini berjalan pemilik menambah
ternaknya kembali menjadi 45 ekor serta mengangkat seorang manajer. Setiap
tahun ternaknya bertambah hingga pernah mencapai 900 ekor. Penambahan bukan
hanya pada kambing perah tetapi juga pada kambing pedaging dan domba.
Sehingga usahanya pun juga menjadi usaha pembibitan dan penggemukan. Saat
ini ternaknya berjumlah 628 ekor.
Sistem pemeliharaan ternak di PT. CAP bersifat intensif, yaitu ternak
selalu berada di dalam kandang. Jumlah tenaga kerja diperusahaan ini berjumlah 9
orang, luas area usaha yang dimiliki adalah 50.000 m2 dengan kandang
berjumlah 4 unit berkapasitas 900 ekor. Sekitar 40.000 m2 adalah sebagai ladang
tanaman rumput sebagai pakan ternak. Walaupun adanya lahan rumput sebagai
persediaan pakan ternak, ternyata masih tidak memenuhi jumlah kebutuhan untuk
ternak. Sehingga kadang kala harus mencari keluar untuk memenuhi kebutuhan
ternaknya.
50
PT. CAP mengalami perkembang dari tahun ke tahun, yaitu sejak pada
awal berdirinya usaha ini. Keterbatasan lahan, pertumbuhan penduduk dan
perkembangan usaha, maka pada tahun 2001 lokasi peternakan tersebut
dipindahkan ke Kampung Tanggulun, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor.
Setelah pemindahan tempat usaha ini, perusahaan berkembang pesat dengan
bertambahnya jumlah ternak. Pada tahun tersebut mencoba mengembangkan
usaha pembibitan domba dengan memelihara sebanyak 50 ekor domba yang
didatangkan dari Garut. Bertambahnya jumlah ternak maka dibutuhkan pula
tambahan dalam pemeliharaannya. Untuk itu perusahaan menambah beberapa
orang pekerja agar pemeliharaan ternak dapat berjalan dengan optimal.
4.2. Lokasi Perusahaan
PT. CAP berlokasi di Kampung Tanggulun, Desa Cariu, Kecamatan
Cariu, Kabupaten Bogor. Sebelah utara Desa Cariu berbatasan dengan Desa
Babakan Raden, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Jangkar, sebelah timur
berbatasan dengan Desa Cikutamahi, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa
Tegal Panjang. Sedangkan denah lokasi peternakan adalah sebagaimana
ditampilkan pada denah lampiran 11.
4.3. Visi PT. Caprito Agrindo Prima
PT. Caprito Agrindo Prima memiliki visi : ” Menjadi produsen susu
kambing yang sesuai standar dan berkualitas baik serta memasyarakatkan susu
51
kambing sebagai sarana gaya hidup sehat.” Dengan demikian segala aktivitas
produksi perusahaan senantiasa mengacu pada visi perusahaan tersebut.
4.4. Tujuan dan Manfaat PT.Caprito Agrindo Prima
Adapun tujuan berdirinya PT. CAP adalah:
1. Menyediakan kebutuhan akan gizi, dan kesehatan bagi masyarakat yang
diperoleh dari produk susu kambing dengan mutu yang telah teruji.
2. Mendukung upaya peningkatan konsumsi protein yang berasal dari susu,
kepada masyarakat.
3. Turut melestarikan budidaya peternakan kambing yang merukapan ciri dan
budaya masyarakat Indonesia.
Manfaat PT. CAP bagi berbagai pihak:
1. Bagi Pembeli : Produk susu kambing asli yang telah teruji laboratorium
dengan harga yang terjangkau, serta merupakan produk kesehatan
alternatif bagi berbagai penyakit.
2. Bagi Pemerintah Daerah : Pendapatan dari Pajak dan Retribusi.
3. Bagi Aspek Sosial : Penciptaan lapangan kerja baru dan turut melestarikan
budaya bangsa dalam beternak kambing
4. 5. Organisasi Perusahaan
Organisasi perusahaan PT. CAP bentuk sederhana dan bersifat
kekeluargaan. Perusahaan dijalankan oleh manajer, tenaga ahli dan dibantu oleh
52
staff teknis, dan karyawan lainnya. Rincian pembagian tugas masing-masing
bagian sebagai berikut:
1. Manajer bertugas sebagai penanggung jawab pelaksanaan, perencanaan,
bagi kegiatan produksi sebagai perusahaan, pengadaan pakan, pemasaran
dan pengambilan keputusan harian.
2. Staff, bertugas sebagai wakil manajer bila tidak ada ditempat,
menggantikan sementara karyawan yang libur atau tidak masuk,
mengawasi keadaan ternak dalam kesehatan hewan, perkawinan, dan
kelahiran anak.
3. Petugas harian kandang, bertanggung jawab atas seluruh kegiatan
kandang, mengurus ternak, penyiapan pakan, pemberian pakan, dan
pemeliharaan kandang.
4. Petugas kebun rumput, bertugas memelihara kebun rumput, pemupukan
kebun rumput, dan pemanenan rumput.
5. Tenaga ahli, memberikan masukan pengawasan kondisi ternak,
perusahaan, serta lingkungan. Serta memberikan usulan kebijakan pada
pimpinan.
53
Gambar 7. Struktur Organisasi PT. CAP
Sumber: Laporan PT. CAP (2007:15)
Mananjer merupakan bagian yang penting bagi perusahaan, karena
bertugas merangkap sebagai bagian keuangan, pemasaran, serta personalia. Hal
ini terjadi dikarenakan skala usaha yang dijalankan masih usaha skala menengah.
Sehingga manajer juga bertugas mengurus keluar masuknya uang yang
berhubungan dengan pembelian dan penjualan, laporan pembukuan perusahaan
sampai pada pembiayaan gaji karyawan. Ditambah dengan tugas sebagai
pemasaran, dengan melakukan promosi, iklan, dan mengidentifikasi kemauan
pelanggan.
PT. CAP saat ini memiliki karyawan berjumlah 9 orang yang berasal dari
disiplin ilmu yang cukup seragam. Jumlah karyawan ini terdiri dari 1 orang
sebagai tenaga ahli, 1 orang yang menjabat sebagai manajer. 1 orang yang
menjabat sebagai staff teknis, 4 orang sebagai penanggung jawab kandang, dan
Pemilik Perusahaan
PJ. Kebun Rumput
Manajer
Tenaga Ahli
Staff Teknis
PJ. Kandang A
PJ. Kandang B PJ. Kandang C PJ. Kandang D
54
2 orang sebagai penanggung jawab kebun rumput. Secara umum karyawan di
PT.CAP merupakan tenaga yang telah terampil dan berpengalaman. Telah
bekerja pada bidang peternakan ini sekitar 10 tahun lamanya, sehingga
menjalankan proses produksi dan operasi dapat lebih efektif.
Pemasaran yang dilakukan perusahaan masih dalam upaya menyebarkan
informasi, iklan, promosi, serta penjualan. Belum pada aplikasi pemasaran dengan
berlandaskan kebutuhan pasar. Meski dengan pemasaran yang ditetapkan saat ini
perusahaan masih dapat bertahan. Pemasaran yang dilakukan perusahaan masih
secara massal, belum melakukan upaya segmentasi pasar, target pasar dan posisi
di benak konsumen. Sebagian besar konsumennya membeli susu kambing untuk
tujuan kesehatan, seperti penyembuhan penyakit asma serta paru-paru juga untuk
menjaga vitalitas tubuh.
PT.CAP dalam memasarkan produknya selain didatangi langsung oleh
pembeli, juga mengantarkan pesanan dengan bekerja sama melalui agen sebagai
perantara pemasaran. Hal ini sebagai upaya perluasan pasar dan pemenuhan
permintaan konsumen. Saat ini perantara pemasaran PT.CAP berjumlah 7 agen
yang tersebar di beberapa tempat yaitu: Kota Bogor, Cibubur, Condet, Bintaro,
Pasar Rebo, Cibinong, dan Pondok Kopi. Salah satu cara memudahan konsumen
yang ingin mendapatkan poduk susu kambing dari PT.CAP dapat memperolehnya
melalui perantara pemasaran yang terdekat. Untuk menjadi agen perantara
pemasaran haruslah mempunyai keinginan yang kuat untuk berusaha dan bekerja.
Syarat menjadi perantara pemasaran cukup dengan pembelian minimal 30 liter
maka sudah dapat untuk menjadi perantara pemasaran PT.CAP. Keuntungan bagi
55
seorang agen perantara pemasaran didapat dari selisih harga susu kambing yang
diberikan perusahaan, dengan menjual 30 liter susu kambing maka seorang
perantara pemasaran mendapatkan keuntungan Rp. 300.000,-.
4.6. Kondisi PT. Caprito Agrindo Prima
PT. CAP beroperasi pada tahun 1999, saat ini ternaknya berjumlah 628
ekor. Perusahaan memindahkan lokasi peternakannya ke daerah Bogor Selatan,
tepatnya di Kecamatan Cariu. Meski tempat usahanya dipindahkan, tetapi
pelanggannya tidak berkurang. Hal ini dikarenakan pelanggan sudah menaruh
kepercayaan terhadap PT.CAP, waktu yang sekain lama dijalankan perusahaan
untuk berdiri serta memasarkan. Membuat semakin banyak masyarakat yang
mengetahui adanya perusahaan ini. Konsumen berasal dari wilayah Jabotabek
dan dari luar Jabotabek yang datang untuk mencari susu kambing PT. Caprito.
Tabel 7. Populasi Kambing PE di PT. CAP
Tahun 2008, pemilik usaha merenovasi kantor perusahaan agar menjadi
lebih baik. Hal ini untuk meningkatkan citra perusahaan, kapasitas penyimpanan,
serta perbaikan dan penambahan fasilitas. PT. Caprito telah beberapa kali
dikunjungi wartawan cetak serta elektronik sebagai sumber peliputan untuk
Dewasa Muda Anak Populasi Kambing Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina
Jumlah
PT.CAP 83 333 41 64 47 60 628
56
informasi seputar susu kambing. Renovasi tersebut diharapkan akan menambah
kenyamanan dalam melakukan aktivitas usaha serta pengunjung.
Hadirnya peralatan baru dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan
diharapkan pula adanya peningkatan kualitas sumber daya manusianya.
Peningkatan kualitas pekerja diharapkan meningkat pula produktivitas, kualitas
mutu produk, efisiensi produksi, serta pelayanan kepada konsumen. Upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan dengan melakukan
atau mengikutsertakan pada berbagai macam pelatihan, seminar, atau workshop.
Misalnya pelatihan manajemen produksi, seminar teknologi pengolahan susu, atau
berbagai macam kegiatan lain yang dapat menambah kemampuan, pengetahuan,
serta wawasan pekerja. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia perusahaan
akan meningkatkan kemampuan perusahaan.
Dukungan pemerintah diharapkan dapat membantu pengusaha susu
kambing untuk memperoleh hasil baik. Keaktifan untuk berkoordinasi dengan
pemerintah dapat menambah manfaat bagi perusahaan, seperti informasi,
pelatihan, bimbingan, serta program pinjaman modal. Terbentuknya suatu
paguyuban atau semacam koperasi dapat membantu para pengusaha dalam hal
pemasaran atau menangani kendala usaha. Banyak hal yang dapat diatasi melalui
instasi pemerintah atau koperasi pengusaha susu kambing. Baik itu dalam kendala
permodalan, pengembangan usaha, pemasaran, perbaikan teknologi, atau saling
bantu dalam menghadapi pasar atau permintaan yang besar secara mendadak.
Serta banyak hal lain yang dapat dilakukan bila adanya kebersamaan. Solusi akan
hal ini merupakan hal yang layak untuk digagas para pengusaha susu kambing.
57
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisis Lingkungan Perusahaan
5.1.1. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal perusahaan diarahkan kepada penentuan
faktor-faktor kunci yang menjadi ancaman dan peluang yang dihadapi perusahaan
dalam lingkungan bersaingnya, untuk memudahkan perusahaan dalam
menentukan strategi guna meraih kesempatan dan menghindari ancaman. Analisis
lingkungan eksternal perusahaan bertujuan untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi kecenderungan-kecenderungan dan kejadian-kejadian yang berada
di luar kendali perusahaan. Analisis lingkungan eksternal secara garis besar pada
lingkungan mikro dan lingkungan makro.
5.1.1.1. Lingkungan Makro
Lingkungan ini biasa disebut juga sebagai lingkungan eksternal luar
perusahaan. Lingkungan ini tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, akan tetapi
harus selalu disimak serta direspon oleh perusahaan. Dikarenakan lingkungan ini
juga sangat berpengaruh bagi perusahaan. Lingkungan ini terdiri dari kekuatan-
kekuatan besar yang akan berdampak bagi perusahaan, yaitu: lingkungan
demografi, ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum dan sosial budaya.
1. Demografi
Meskipun PT. CAP yang berlokasi di Kelurahan Tanggulun Kecamatan
Cariu Kabupaten Bogor. Pelanggan susu kambing PT. CAP yang terbesar berada
di DKI Jakarta, serta tersebar di Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang.
58
Perusahaan memerlukan perantara pemasaran melalui agen-agen untuk
menjangkau pasar sasaran. Agen-agen yang tersebar diharapkan mampu
mengatasi jarak antara konsumen dengan perusahaan.
Pelanggan susu kambing di PT. CAP mulai dari anak-anak, remaja,
dewasa, serta orang tua, pria dan wanita, dengan sebagian besar pelanggan adalah
pria. Pelanggan berdasarkan usia lebih banyak berusia 35 tahun hingga 49 tahun.
Pelanggan anak-anak mengkonsumsi susu kambing sebagai pengganti ASI, serta
untuk penyembuhan penyakit. Pelanggan remaja mengkonsumsi susu kambing
sebagai produk kecantikan. Pelanggan dewasa sebagai pengobatan penyakit serta
vitalitas. Pelanggan orang tua mengkonsumsi susu kambing sebagai obat
penyakit. Hal ini menandakan apa yang dipromosikan tentang susu kambing telah
mengena dimasyarakat, bahwa susu kambing memiliki berbagai khasiat
penyembuhan penyakit.
2. Ekonomi
Perkembangan ekonomi suatu negara turut mempengaruhi pengeluaran
belanja masyarakatnya. Saat kondisi ekonomi mengalami inflasi yang tinggi, tentu
masyarakat akan mengalokasikan pendapatan mereka pada kebutuhan yang lebih
utama. Produk susu merupakan produk yang termasuk sebagai kebutuhan
sekunder, karena itu saat kondisi perekonomian memburuk akan mempengaruhi
permintaan akan susu kambing. Sebagian besar pelanggan susu kambing adalah
mereka yang berpendapatan Rp. 1 juta hingga Rp. 4 juta. Mereka umumnya masih
terimbas akan perubahan harga-harga yang naik karena inflasi.
59
3. Alam
Daerah Bogor yang merupakan bagian dari Jawa Barat adalah salah satu
daerah sentra peternakan kambing di Indonesia. Lingkungan alam yang tropis
membuat Bogor merupakan wilayah yang baik untuk beternak kambing, ditambah
lagi dengan adanya beberapa jenis kambing khas Indonesia seperti kambing
kacang, menjadikan iklim di Indonesia sebagai habitat yang cocok. Tidaklah
heran peternakan kambing sangatlah khas dengan masyarakat Indonesia terutama
di jawa barat. Hampir setiap rumah didapati memiliki ternak kecil ini, baik dalam
skala usaha besar maupun rumahan. Selain mudah dalam merawatnya harganya
pun tidak terlalu mahal, bila dibandingkan dengan ternak besar seperti sapi, dan
kerbau.
Tabel 8. Populasi Kambing PE Kabupaten Bogor Tahun 2007
Sumber:Dinas Agribisnis Kab. Bogor (2008:75)
Dewasa Muda Anak Populasi
Kambing Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jumlah
Kab. Bogor 205 825 102 159 116 150 1.547
60
4. Teknologi
Teknologi merupakan faktor yang juga dapat menjadi satu hal penting
dalam menciptakan peluang bagi perusahaan untuk beroperasi semakin efisien.
Dengan bantuan teknologi pula perusahaan dapat membuat produk olahan
sehingga memperpanjang umur produk.
Produk yang dihasilkan oleh PT. CAP tidak hanya relatif murah, tetapi
juga segar dan bersertifikat. Segar karena susu kambing yang telah diperah tidak
ditambahkan zat apapun atau diubah menjadi produk lain, sehingga merupakan
susu yang masih murni. Setelah dikemas langsung dimasukkan kedalam mesin
pendingin untuk menghentikan proses metabolisme yang dapat menyebabkan susu
menjadi basi atau rusak. Susu kambing yang diproduksi oleh PT. CAP telah diuji
di laboraturium Institut Pertanian Bogor, memiliki kandungan vitamin dan
mineral serta layak untuk di konsumsi.
Teknologi yang dimiliki oleh PT.CAP adalah 2 buah Cool Box, dengan
kapasitas mampu menampung 100 liter dan 300 liter susu kambing kemasan.
Suhu dapat diatur hingga mencapai -15 untuk membekukan proses metabolisme
dan menjaga kualitas susu tetap baik hingga waktu dua bulan lamanya. Sehingga
dapat menampung produksi susu harian, sebelum dibawa konsumen atau agen
yang biasanya datang di akhir pekan dan akhir bulan.
Perkembangan teknologi komunikasi saat ini juga sangat berpengaruh
dengan metode promosi. Semakin mudahnya akses suatu produk terhadap internet
menjadi peluang baru bagi perusahaan untuk dikenal konsumen. Media internet
saat ini merupakan cara promosi yang utama bagi pengusaha susu kambing dalam
61
menawarkan produknya. Kemampuan akan penguasaan teknologi ini menjadi
bekal dalam menghadapi para pesaing.
5. Politik dan Hukum
Keputusan yang diambil perusahaan dalam aktivitasnya akan sangat
dipengaruhi oleh perkembangan politik dan hukum yang berlaku. Lingkungan ini
berkaitan dengan kebijakan–kebijakan pemerintah dalam hal ini pemerintah
daerah Kabupaten Bogor. Kebijakan politik dan hukum yang baik akan sangat
berpengaruh terhadap perkembangan dan menciptakan keamanan bagi para
pengusaha ternak serta pengusaha lainnya yang bergerak dalam usaha peternakan
kecil dan menengah, termasuk PT. CAP didalamnya.
Kebijakan politik dan hukum yang dimaksud di atas adalah upaya
pemerintah mendorong terciptanya iklim usaha yang mampu menunjang
pengembangan peternakan dan perikanan, perlu melakukan pengaturan,
pembinaaan, dan pengendalian bidang usaha peternakan dan perikanan sebagai
perwujudan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab. Hal tersebut
tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 8 Tahun 2003 tentang
izin usaha peternakan dan perikanan
6. Sosial budaya
Pemahaman masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan sebagai
sebuah nikmat yang tak ternilai, turut mempengaruhi gaya hidup masyarakat
dalam beraktivitas sehari-hari. Semakin penting nikmat kesehatan akan meningkat
62
pula biaya yang dikeluarkan dalam menjaga kesehatan, baik dengan cara yang
murah ataupun dengan biaya yang mewah
Susu kambing dapat menawarkan produknya sebagai penyedia kebutuhan
protein dan juga berkhasiat untuk menjaga kesehatan. Dengan kata lain
masyarakat akan dapat memenuhi dua kebutuhan diatas dari satu produk, yaitu
susu kambing. Sehingga secara tidak langsung dapat mengurangi biaya rumah
tangga warga untuk keperluan yang lain
Tradisi masyarakat Islam juga sangat dekat dengan ternak ini. Baik
digunakan dalam Hari Raya Idhul Adha setiap 10 Dzulhijjah, sehingga permintaan
sangat meningkat ataupun dalam kegiatan Aqiqah dalam mensyukuri kelahiran
anak, yang sepanjang tahun ada permintaannya. Serta dipercaya susu kambing
memiliki khasiat dalam mengobati beberapa penyakit. Menjadikan permintaan
akan kambing serta susu kambing merupakan peluang usaha yang baik dan tidak
kenal masa.
5.1.1.2. Lingkungan Mikro
Lingkungan mikro ini adalah lingkungan di luar perusahaan tetapi masih
dalam lingkup yang kecil. Meski demikian lingkungan mikro ini adalah
lingkungan yang dapat menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan, yang
terdiri dari: persaingan industri, produk subsitusi, pendatang baru, kekuatan
menawar dari pembeli, dan pemasok.
1. Persaingan Industri
Kegiatan pemasarannya yang dijalankan PT. CAP berhadapan dengan
beberapa pesaing yang lokasinya masih berada di wilayah Jakarta. Para pesaing
63
tidak hanya dari pelaku usaha perternakan kambing, tetapi juga dari agen-agen
peternakan susu kambing yang lain. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam setiap
usaha pasti akan ada persaingan dalam menarik hati konsumen. Mereka yang
dapat menguasai pasar bukan berarti yang mempunyai produk yang terbaik, atau
dengan harga termurah, tetapi bagaimana suatu perusahan dalam
mengkomunikasikan produknya bahwa konsumen akan mendapatkan harga yang
pantas atau lebih dengan membeli produknya.
Tingkat konsumsi yang masih sedikit di masyarakat, menyebabkan
pemasaran susu kambing masih banyak melalui media internet. Perbandingan
harga jual susu kambing PT. CAP dibandingkan perusahaan lain memang relatif
lebih murah. Harga susu kambing yang ditawarkan PT. CAP Rp. 17.500/ liter,
sedangkan perusahaan lain ada yang menawarkan dengan harga Rp. 20.000/liter
sampai Rp. 25.000/liter. Belum adanya perusahaan susu kambing besar yang
menguasai media menyebabkan penguasaan akan media internet menjadi sangat
berpengaruh tehadap penjualan susu kambing.
Berikut ini juga disampaikan beberapa pesaing PT. CAP yang berada di
wilayah Jabodetabek, dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Daftar Para Pesaing PT. Caprito Agrindo Prima
NO Nama Lokasi
1 Prima Fit Pejaten Timur , Jakarta Selatan
2 CV. Helconia Kayu Putih, Jakarta Timur
3 Caprito Pondok Kopi, Jakarta Timur
4 Bobby Goat Milk Depok
64
2. Produk Pengganti
Produk susu kambing bila dilihat dalam segi sebagai penyedia kebutuhan
protein dan kalsium, tentunya akan berhadapan dengan produk pengganti yaitu
susu sapi dan susu kedelai. Ketersediaan susu sapi serta susu kedelai dimasyarakat
sangat besar. Ditambah lagi dengan harga yang lebih murah, apalagi terhadap susu
kedelai. Serta kemudahan konsumen untuk memperolehnya kedua susu itu sangat
bebas tersedia.
Susu kambing PT. CAP terhadap susu sapi dan susu kedelai menawarkan
suatu keunggulannya. Kandungan gizi yang terdapat pada susu kambing, melebihi
susu sapi dan susu kedelai. Memberikan manfaat kesehatan yang lebih bagi
konsumen, serta dipercaya bagi masyarakt untuk menyembuhkan penyakit asma.,
paru-paru, TBC, rematik, dan bagi wanita bisa meningkatkan kehalusan dan
kelembutan kulit.
Susu kambing juga merupakan susu yang dianjurkan bagi orang yang
alergi terhadap susu sapi. Direkomendasikan sebagai subsitusi susu bagi bayi,
karena susu ini bebas dari laktosa penyebab diare. Secara keseluruhan produk
pengganti susu kambing dapat meliputi: susu sapi, susu kedelai, susu kerbau serta
susu kuda.
3. Pendatang Baru
Melihat besarnya peluang usaha dalam industri ini, maka makin banyak
pula bermunculan perusahaan peternakan kambing perah. Pendatang baru
tentunya akan menjadikan persaingan dalam industri ini semakin ramai. Secara
65
hitung-hitungan matematis, dapat dikatakan pasar yang ada akan diperebutkan
dengan sejumlah perusahaan yang bertambah.
Tidak demikian pada kenyataannya. Pasar yang ada saat ini merupakan
pasar yang terus berkembang. Potensi pasar yang ada akan terus semakin besar.
Semakin bertambahnya pengusaha susu kambing, maka akan lebih banyak lagi
perusahaan yang memperkenalkan keunggulan susu kambing. Secara tidak
langsung hadirnya pendatang baru akan menjadi trend baru di masyarakat bila
diikuti dengan sosialisasi akan susu kambing ini. Berikut sejumlah perusahaan
pendatang baru industri ini dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Daftar Para Perusahaan Susu Kambing Pendatang Baru
No Nama Usaha Wilayah Tahun Berdiri
1 Caprin Milk Menteng, Jakarta 2004
2 Raw Goat Milk Bekasi 2003
3. CV. Con Herbal Jakarta 2005
4. Goat Milk Bintaro 2000
Beberapa hal yang menjadikan usaha ini menjadi menarik adalah modal
yang relatif kecil berkisar Rp. 22 juta untuk membeli 11 ekor kambing betina dan
pejantan serta membangun kandang. Masyarakat yang mulai kembali dengan
konsep back to nature mengkonsumsi bahan-bahan alami untuk pengobatan dan
menjaga kesehatan. Serta alasan lain modal yang cepat kembali, karena dalam
setahun sudah dapat mencapai BEP.
66
4. Kekuatan Menawar Pembeli
Para konsumen umumnya membeli susu kambing langsung di PT. CAP
karena mengetahui informasi dari internet, iklan, dan informasi konsumen lain.
Konsumen yang datang biasanya adalah konsumen yang belum mengetahui agen
perusahaan, atau untuk pembelian dalam jumlah banyak, atau juga bagi yang
tinggalnya dekat.
Saat ini pelanggan susu kambing PT.CAP berada di sekitar Jakarta, Bogor,
Depok, Bekasi, dan Tangerang. Perusahaan terletak di lokasi yang strategis untuk
suhu dan cuaca bagi ternak, ketersediaan pakan, minum, dan lingkungan
masyarakat. Meskipun jarak yang ditempuh untuk ke perusahaan dari Jakarta
cukup jauh.
Pada umumnya konsumen yang pernah membeli pada PT. CAP akan
kembali membeli, karena kualitas yang baik serta harga yang relatif lebih murah.
Konsumen yang loyal serta yang datang dari berbagai daerah menunjukkan
perusahaan memiliki pasar yang besar. Perusahaan tidak hanya menjual kepada
segelintir pelanggan, tetapi juga dengan pembelian dalam jumlah banyak. Daya
tawar konsumen terhadap perusahaan relatif terjaga stabil, atau konsumen tidak
mempunyai kekuatan menekan harga yang besar.
5. Pemasok
Pakan merupakan unsur biaya terbesar dalam usaha peternakan, sehingga
pasokan sumber pakan merupakan faktor yang penting dalam usaha ini. Kekuatan
tawar pemasok dapat mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri,
terutama kalau jumlah pemasok terbatas, kalau hanya sedikit bahan baku
67
pangganti yang baik, pemasok dapat menekan perusahaan dalam hal harga. PT.
CAP mengupayakan untuk dapat memenuhi kebutuhan bahan produksi terutama
dalam hal pakan secara mandiri. Terkait dalam hal efesiensi biaya produksi dan
tenaga kerja, maka untuk beberapa bahan pakan lebih diutamakan dengan
mencari pemasok yang secara khusus menyediakan bahan pakan. Pakan utama
yang disediakan secara langsung oleh perusahaan yaitu rumput gajah, rumput liar,
dan air minum. Kebutuhan tersebut didapat dari lahan perusahaan yang seluas 4
Ha dan air minum dari 5 sumur yang dimiliki perusahaan serta juga mencari dari
lingkungan sekitar perusahaan. Untuk kebutuhan konsentrat, ampas tahu, dan
obat-obatan didapatkan dari pemasok. Para pemasok di PT. CAP dapat dilihat
pada Tabel 11.
Tabel 11. Daftar Para Pemasok PT. CAP.
NO Nama Alamat Jenis Bahan Volume Jangka
Pengiriman
1 PT. Widodo
Makmur
Cileungsi Konsentrat 1,5 Ton 4 x per bulan
2 Pabrik Tahu Jonggol Ampas tahu 1,5 Ton 2 hari
3 PT. Agrisatwa
Lestari
Cideng Obat-obatan 40 botol 1 x per bulan
Sumber : PT. Caprito Agrindo Prima, 2007
Penentuan para pemasok di PT. Caprito Agrindo Prima berdasarkan
pertimbangan letak supllier dengan perusahaan, harga yang menguntungkan, dan
produk yang sesuai standar dan kualitas yang diinginkan serta kesanggupan untuk
menjaga kontinuitas produk. Dekatnya lokasi perusahaan dengan pemasok
merupakan keuntungan tersendiri, karena dekatnya jarak yang ditempuh maka
68
biaya yang dibayarkan lebih ringan. PT.CAP membuat jadwal pengiriman
pemasok dan banyaknya volume untuk menjamin ketersediaan pasokan pakan.
Perusahaan juga mengupayakan agar pemasok tidak tergantung pada perusahaan
tersebut. Cukup banyaknnya perusahaan yang dapat menjadi pemasok, sebagai
keuntungan bahwa pasokan dapat berjalan baik tanpa ketergantungan.
5.1.2. Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal perusahaan merupakan salah satu cara untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan tersebut. Faktor-faktor internal perusahaan
yang dianalisis terdiri dari produksi dan operasi, sumber daya manusia (SDM),
keuangan, pemasaran.
5.1.2.1. Faktor Produksi dan Operasi
Produksi adalah kegiatan utama dalam suatu perusahaan, membuat
produk untuk kebutuhan konsumen. Kegiatan utama PT.CAP adalah menjual
produk susu kambing segar beku dalam kemasan. Proses produksi susu kambing
ini dibagi menjadi beberapa tahap atau kegiatan. Kegiatan pertama dimulai dari
pemesanan hingga penerimaan , pemeliharaan hingga pemerahan, dan terakhir
pengemasan hingga pemasaran.
1. Penerimaan bahan baku: bahan baku utama yang dibutuhkan adalah kambing
ternak peranakan etawa, bahan pakan, dan obat-obatan. Bahan baku ini
diperoleh perusahaan dari beberapa pemasok di beberapa daerah dengan
jumlah dan kualitas yang ditentukan oleh pihak PT.CAP. Kebutuhan pakan
69
diperlukan setiap hari sebanyak tiga kali, yang dikirim secara rutin. Pakan
terdiri dari: konsentrat, ampas tahu, dan rumput. Obat-obatan terdiri dari: anti
biotik, vitamin, obat kutu, obat cacing, obat turun panas, dan obat peningkatan
stamina.
2. Pemeliharaan
a. Pemberian pakan: pakan diberikan sebanyak tiga kali dalam sehari, yaitu:
pada jam 06.00 hingga jam 07.00, pakan kedua jam 13.00 – 14.00, dan
pakan ketiga pada jam 16.00 – 17.00. pakan yang diberikan pada waktu
yang pertama adalah konsentrat, sedangkan yang kedua dan ketiga adalah
rumput gajah dan rumput liar. Air minum untuk ternak harus selalu
tersedia.
b. Pemeliharaan kesehatan: kesehatan hewan ternak harus senantiasa
dipantau oleh pengelola. Selain disediakan obat-obatan dari perusahaan,
setiap empat pekan juga ada petugas peternakan yang memantau. Hal ini
dimaksud untuk menjaga kondisi ternak agar tidak terjangkit penyakit atau
mengantisipasi dan mengobati.
c. Pengembangbiakkan: pengembangbiakkan hewan ternak dapat terjadi oleh
kambing peranakan sebanyak tiga kali dalam dua tahun. Masa
pengembangbiakkan yang cukup singkat tersebut selain menambah
perkembangan usaha, penambahan ternak juga dapat dijual untuk
mendapatkan pemasukan sampingan. Kambing betina harus selalu diatur
70
jadual kelahirannya, agar peternak dapat mendapatkan susu setiap masa
laktasi dari betina.
d. Pemerahan: pada betina yang dalam masa laktasi padat diperah dua kali
sehari, yaitu pada pagi hari jam 07.00 dan sore hari jam 17.00 – 18.00.
Setiap hari pemerahan rata-rata menghasilkan 50 hingga 70 liter per hari.
30 hingga 50 liter di pagi hari, dan 20 hingga 30 liter di sore hari.
3. Pengemasan: Setelah susu ditampung dalam satu wadah alumunium kemudian
susu ditakar dan dikemas dalam plastik. Pengemas dibuat dalam tiga ukuran
kemasan : ukuran 200ml, 500ml, dan 1000ml. kemudian disimpan dalam
lemari pendingin (chiller) yang dapat menampung hingga 400 liter. Urutan
kegiatan produksi dan operasi PT.CAP dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Kegiatan Produksi dan Operasi PT.CAP
5.1.2.2. Faktor Sumber Daya Manusia (SDM)
Hingga tahun 2007, PT.CAP memiliki tenaga kerja sebanyak 8 orang dan
satu orang staf ahli. Terdiri dari 4 orang tenaga kerja kandang, 2 orang tenaga
kerja kebun, 1 orang kesehatan hewan, dan 1 orang manajer. Sebagian karyawan
Pengemasan
Pemeliharaan : Pemberian Pakan
Pemerahan Pemeliharaan
Pengembangbiakan
Penjualan
Penerimaan Bahan Baku
71
direkrut dari warga sekitar untuk memudahkan mobilitas serta pengamanan. Ada
karyawan yang telah ikut bersama perusahaan sehingga memiliki pengalaman
hingga 17 tahun dalam usaha susu kambing. Hal ini menjadi modal yang sangat
kuat dalam menjaga kualitas dan kuantitas produksi, serta mengetahui kapan
biasanya usaha ini mengalami peningkatan permintaan dan penurunan permintaan.
Meski demikian dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan, perusahaan ini
termasuk jarang mengadakan. Pernah dilakukan terhadap alat produksi yang baru.
Sehingga untuk peningkatan kemampuan dan pengembangan wawasan karyawan
menjadi terlambat.
5.1.2.3. Faktor Keuangan
Sejak berdirinya pada tahun 1990, PT.CAP tidak menggunakan dana
pinjaman dari luar perusahaan dan bergantung pada keuangan direktur. Disatu sisi
hal ini menjadi keunggulan bagi perusahaan karena tidak adanya kewajiban untuk
melunasi pinjaman dalam waktu dekat. Dilain sisi dana yang terbatas sangat
menyulitkan bagi perusahaan untuk melakukan pengembangan usaha. Beberapa
rasio keuangan yang digunakan untuk mengetahui posisi kompetitif perusahaan
di dalam industrinya. Perhitungan ikhtisar rugi/laba PT.CAP untuk tahun 2007
menunjukkan perusahaan memperoleh laba yang telah dikurangi pajak 30%
sebesar Rp. 341.110.000. ikhtisar rugi/laba PT.CAP tahun 2007 dapat dilihat pada
Tabel 12.
72
Tabel 12. Ikhtisar Rugi/Laba PT.CAP Tahun 2007
NO KOMPONEN Jumlah (/ bulan) Total (/tahun)
1
Pendapatan: a. Produk utama ( susu kambing) b. Produk tambahan (anakan, induk,
pupuk)
48.000.000 16.600.000
775.200.000
2
Pengeluaran: a. Biaya operasional b. Biaya gaji dan retribusi c. Penyusutan
16.250.000
7.000.000 250.000
282.000.000
3 Laba:
a. Sebelum pajak b. Sesudah pajak 30%
493.200.000 147.960.000
Rugi / Laba 345.240.000 Sumber: PT.CAP, 2007
5.1.2.4. Faktor Pemasaran
Alat yang biasa digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran
dalam pasar sasaran adalah bauran pemasaran. Bauran pemasaran meliputi produk
(product), tempat distribusi (place), harga (price), dan promosi (promotion).
1. Produk
Sementara ini produk utama dari PT.CAP adalah baru pada jenis susu
kambing segar beku yang dibagi menjadi tiga ukuran, 200ml, 500ml dan 1000ml
dalam kemasan plastik. Produk inilah yang selama ini menjadi inti pemasukan dan
pembiayaan perusahaan. Susu kambing yang diproduksi PT.CAP selama ini telah
lulus uji dari Institut Pertanian Bogor, untuk kandungan dan kelayakan di
konsumsi. Produk yang diberikan berupa susu segar dalam kondisi beku, maka
sebelum dikonsumsi harus terlebih dahulu dicairkan. Cara yang dianjurkan adalah
merendam susu beku di dalam wadah yang diberi air hangat, dan air hangat
73
diganti bila perlu hingga susu beku mencair dan siap diminum. Memanaskan susu
di atas api hingga mendidih akan menghilangkan vitamin, dan zat-zat bermanfaat.
Selain susu kambing sebagai produk utama PT.CAP juga memiliki produk
sampingan dari hasil budidaya kambing, yaitu berupa: anakan kambing PE,
indukkan PE, pejantan PE, dan pupuk kandang. Pemasukan dari produk
sampingan ini menyumbang pendapatan sebesar 30% dari keseluruhan.
Kemudahan teknologi yang ada memungkinkan perusahaan dapat
mengembangkan produknya yang hanya susu segar beku agar menjadi lebih
variatif. Misalnya melakukan proses fermentasi untuk menghasilkan yogurt susu
kambing, atau membuat kemasan yang lebih menarik serta dapat pula
menambahkan aneka rasa pada susu kambing tersebut agar menambahkan nilai
jual.
2. Harga
Harga merupakan biaya dari pembeli namun merupakan satu-satunya
bauran peasaran yang menghasilkan pendapatan bagi penjual, sehingga harus
mendapatkan perhatian utama dalam menentukan penetapan harga. Berapa nilai
yang layak atas produk supaya tidak terlalu murah agar tidak disebut murahan,
dan tidak terlalu mahal sehingga dapat bersaing dengan perusahaan sejenis.
Harga yang ditawarkan PT.CAP untuk susu kambing ukuran 200ml
ditawarkan pada harga Rp.5.000, ukuran 500ml dengan harga Rp. 10.000, untuk
ukutan 1.000ml dengan harga Rp. 17.500. Hal ini masih diluar harga special bagi
74
agen. Harga susu kambing dipasaran saat ini Rp. 20.000 untuk satu liter susu
kambing. Bahkan ada yang juga menjualnya mencapai Rp. 25.000 per liter.
Proses penetapan harga berdasarkan: harga pokok produksi, pengemasan,
promosi, distribusi, serta keuntungan yang diharapkan. Meskipun demikian
perusahaan tetap memperhatikan pada ketatnya kompetisi, harga dari kompetitor,
serta kemampuan konsumen. Saat ini perusahaan menetapkan harga susu kambing
1 liter Rp. 17.500, dengan melihat perrtimbangan dari kompetitor ada yang
menjual dengan harga Rp. 20.000 hingga Rp. 25.000 per liter.
3. Promosi
Promosi dilakukan untuk memberikan informasi akan keunggulan produk
yang dijual sehingga membujuk pelanggan sasaran untuk membeli produk susu
kambing. Tanpa promosi perusahaan akan sulit untuk memperkenalkan produknya
atau bahkan untuk mendapat pembeli. Produk yang baik bila tanpa promosi yang
baik pun produk tersebut tidak akan laku terjual. Oleh karena itu ada beberapa
informasi yang harus disampaikan kepada pelanggan sasaran meliputi ketersedian
produk, penampilan, manfaat yang diperoleh dari produk tersebut.
Bauran promosi yang digunakan PT. CAP adalah: 1.Iklan, pernah
dilakukan PT.CAP di harian umum, membuat selebaran brosur dan disebarkan di
daerah perumahan (Jakarta, Cibubur, Cileungsi, Bogor, dan Bekasi). 2. Tatap
muka, promosi secara langsung dengan door to door menawarkan kepada
konsumen. 3. Publikasi, melalui peliputan dari beberapa televisi swasta nasional.
4. Pemasaran dengan internet, penyampaian informasi berupa gambar-gambar,
75
pertanyaan, pernyataan, kesan-kesan serta keluhan dan yang utama dapat
melakukan transaksi. Melihat dari efektivitas saat ini promosi yang paling
memungkinkan dan lebih murah adalah melalui internet. Susu-kambing.com
adalah salah satu media promosi yang dibuat oleh PT. CAP untuk
memperkenalkan produknya.
4. Distribusi
Pendistribusian dimaksudkan untuk membuat produk tersedia bagi
konsumen sasaran dan distribusi, serta akan memberikan kemudahan bagi
konsumen dalam mendapatkan produk yang mereka inginkan. PT.CAP dalam
membangun distribusi dengan menjalin kerjasama perseorangan untuk menjadi
agen. Saat ini terdapat tujuh agen yang ada di wilayah Jabotabek meliputi Bogor,
Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Tangerang, Bekasi, Depok. Ketentuan untuk
menjadi agen adalah membeli minimal 60 liter, akan tetapi dari agen yang sudah
berlangganan rata-rata memesan 100-200 liter per minggu. Agen membawa susu
kambing tersebut dalam wadah sterofoam yang diberi es batu untuk menjaga suhu
susu tetap dingin selama perjalanan. Harga jual kepada agen menjadi Rp.12.500 –
15.000 per liter, maka agen mendapatkan selisis sebesar Rp.2.500 – 5.000 per
liter. PT.CAP dengan rekanan juga menjalin kerjasama dengan pabrik
pengolahan keju dan yogurt dengan pesanan 100-200 liter /pekan. Beberapa jalur
distribusi susu kambing PT. CAP untuk sampai kepada konsumen tampak pada
Gambar 9.
76
Gambar 9. Jalur distribusi susu kambing PT. CAP
5.2. Analisis Strategi Pemasaran Susu Kambing PT. Caprito Agrindo Prima
Analisis strategi yang dilakukan dengan mengidentifikasi terlebih
dahulu faktor-faktor internal dan eksternal, yaitu terdiri dari faktor-faktor yang
menjadi kekuatan dan kelemahan serta faktor-faktor yang menjadi peluang dan
ancaman. Pembagian faktor-faktor tersebut diperoleh dari hasil observasi,
wawancara, diskusi dan kuesioner kepada sejumah responden.
5.2.1. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman
Identifikasi terhadap lingkungan internal perusahaan meliputi kekuatan
(strength), dan kelemahan (weaknesses) serta lingkungan eksternal perusahaan
meliputi peluang (opportunities), dan ancaman (threats) yang akan mempengaruhi
kinerja pemasaran susu kambing di PT.CAP. Nilai yang keluar dari hasil analisis
pada faktor-faktor tersebut digunakan untuk menempatkan posisi perusahaan
dalam Matriks Internal-Eksternal (IE) berada pada sel berapa, sehingga dapat
ditentukan strategi yang sesuai bagi perusahaan. Selanjutnya menggunakan
Matriks SWOT untuk merumuskan alternatif strategi pemasaran perusahaan,
dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang akan tetapi secara bersamaan
meminimalkan kelemahan dan ancaman. Terakhir digunakan analisis QSPM
PT. CAP
PT. CAP
PT. CAP
Konsumen
Konsumen
Konsumen
Agen
Pabrik susu Fajar Taurus
Agen Pengecer
77
untuk menentukan prioritas strategi yang dapat dilaksanakan. Adapun identifikasi
faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman adalah sebagai berikut:
5.2.1.1. Kekuatan
Faktor-faktor strategis yang didapatkan dari perusahaan berdasarkan
identifikasi pada lingkungan internal perusahaan sebagai berikut:
1. Harga yang ditawarkan bersaing
Harga susu kambing yang ditawarkan oleh PT.CAP sangat bersaing dengan
perusahaan sejenis ,dengan harga yang ditawarkan Rp. 17.500 per liter maka
perusahaan mempunyai keunggulan dibandingkan pesaingnya. Rata-rata
perusahaan lain menjual dengan harga lebih tinggi Rp. 2.500 – Rp.7.500.
2. Kualitas produk yang teruji
Kualitas adalah hal yang sangat dijaga oleh setiap perusahaan. Sampai saat
ini PT.CAP memberikan jaminan kualitas yang baik pada produknya dengan
mengujikan produknya di Laboraturium IPB. Selain itu dalam penyimpanan
produknya menggunakan box pendingin (chiller) dengan suhu hingga –170
sehingga susu kambing betul-betul beku dan tidak basi. Susu kambing yang
disimpan di box pendingin dapat bertahan hingga tiga pekan, untuk susu yang
diantarkan kepada pelanggan atau agen menggunakan box sterofoam diberi es
batu yang dapat bertahan hingga beberapa jam susu kambing dalam keadaan beku.
3. Distribusi agen tersebar
Untuk memudahkan konsumen memperoleh produk, PT.CAP bekerjasama
dengan beberapa agen distribusi. Hal ini sangat membantu perusahaan dalam
melayani pelanggan yang mayoritas tersebar di wilayah Jabodetabek. Sehingga
78
bila ada permintaan konsumen yang tidak dapat dilayani perusahaan maka
perusahaan akan memberikannya kepada agen yang terdekat.
4. Promosi
PT. CAP telah memasarkan produknya melalui internet untuk
memudahkan bagi yang ingin mengetahui informasi tentang susu kambing. Salah
satu yang merupakan keunggulan PT. CAP adalah perusahaan ini yang memiliki
situs www.susu-kambing.com. Sehingga barang siapa yang mencari informasi
melalui internet pasti akan menjumpai situs ini. Selain itu juga perusahaan pernah
melakukan promosi melaui iklan di beberapa media, serta sering kali diliput
televisi swasta terkait reportase seputar susu kambing.
5. Modal usaha mandiri
Kepemilikan lahan seluas 5Ha, 4 kandang dengan kapasitas 900 ekor,
bangunan kantor dan mess karyawan adalah sebagai modal utama dari PT. CAP.
Dana yang digunakan dalam pembangunan usaha ini berasal dari modal pribadi,
sehingga perusahaan tidak diberatkan dengan membayar hutang serta bunga.
Pemasukan yang ada hanya digunakan untuk membiayai produksi dan karyawan.
Meskipun ada kekurangan dengan sulitnya untuk melakukan pengembangan
usaha, karena menunggu dari hasil keuntungan.
6. Sarana prasarana menunjang
Kandang yang berjumlah empat buah, kantor, mess karyawan, adanya empat
sumur air, tempat penyimpanan, dan lahan yang cukup luas untuk ditanami
rumput hal ini dirasakan sebagai keunggulan pada perusahaan. Terutama luas
peternakan yang mencapai 5 Ha, sebesar 4Ha ditumbuhi rumput sebagai pakan
79
kambing. Perusahaan dapat mengurangi biaya pakan ternak yang merupakan
biaya operasional terbesar dari usaha peternakan.
7. Lokasi peternakan dekat kota
Lokasi peternakan PT. CAP berada di selatan Kabupaten Bogor, berada di
daerah pertanian yang banyak terdapat padang rumput, serta suhu udara yang
cukup dingin menjadikan tempat yang baik bagi perkembangan ternak. Berada di
daerah yang jauh dari perumahan untuk menjaga kenyamanan lingkungan sekitar.
Jarak ke Kota Jakarta sekitar 40 Km dapat ditempuh dalam satu jam perjalanan
melalui jalan cariu, jonggol, alternatif cibubur.
8. Pekerja yang berpengalaman
Karyawan berpengalaman kerja hingga tujuh belas tahun, maka tenaga kerja
yang ada merupakan yang sudah berpengalaman dalam usaha tersebut. Sehingga
sudah mencapai tingkat efektifitas dalam bekerja. Selain itu perusahaan tidak
perlu terlalu lama untuk memberikan pelatihan kepada karyawan.
9. Khasiat Penyembuhan
Mayoritas pembeli susu kambing ini adalah karena mereka meyakini sebagai
obat bagi beberapa penyakit, seperti asma serta penyakit pernafasan lain.
Kandungan zincum (Zn) pembentuk system kekebalan tubuh, mineral alkaline
baik untuk penderita maag kronis, zat flourin serta betakasein baik bagi penderita
bronchitis, asma, tbc, pneumonia. Selebihnya adalah untuk menjaga kesehatan,
karena terbukti bahwa kandungan yang ada dalam susu kambing lebih baik dari
susu sapi. Sehingga secara kesehatan dapat memberikan manfaat yang lebih baik
dibanding susu sapi dan susu kedelai secara umum.
80
10. Kapasitas kandang yang besar
Dengan kandang yang berjumlah empat buah dengan kapasitas tiap kandang
mencapai dua ratus ekor, maka masih dapat menampung sejumlah ternak untuk
menambah produksi. Karena saat ini masih diisi oleh empat puluh ekor tiap
kandang. Sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan kapasitas kandang yang
dimiliki. Karena biaya perawatan kandang tidak berubah, atau hanya berubah
sedikit. Tiap kandangnya masih dapat menampung 100 ekor hingga 160 ekor
kambing etawa.
5.2.1.2. Kelemahan
Faktor-faktor yang menjadi kelemahan PT.CAP berdasarkan identifkasi
lingkungan internal perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada variasi produk
Produk yang ditawarkan oleh PT.CAP saat ini adalah susu segar beku yang
dikemas dalam tiga ukuran. Perusahaan belum melakukan pengolahan lebih lanjut
menjadi produk yang lain dan lebih tahan lama, karena memerlukan biaya yang
cukup besar untuk memperoleh teknologi tersebut.
2. Teknologi produksi masih sederhana
Teknologi pemerahan masih secara manual, teknologi yang digunakan baru
sebatas pada mesin pendingin karena perusahaan baru memproduksi susu segar
beku. Kemudahan teknologi yang ada diharapkan perusahaan dapat
memanfaatkan teknologi tersebut.
81
3. Pendidikan dan pelatihan karyawan belum berjalan
Sampai saat ini pendidikan dan pelatihan yang diperoleh baru pada awal
karyawan bekerja. Permintaan konsumen yang semakin kritis dan persaingan pada
pasar susu yang semakin tinggi menuntut akan kreatifitas dalam memasarkan
produknya sehingga pendidikan dan pelatihan buat karyawan perlu dilakukan
guna menjawab pasar yang semakin kritis.
4. Penumpukan tugas dan kerja
Untuk mencapai kinerja perusahaan yang baik dan optimal maka perlu
didukung dengan pembagian tugas yang jelas dan berimbang, sehingga
menciptakan suasana kerja yang sehat.
5. Daya tahan produk terbatas
Sebagaimana diketahui bahwa karakteristik salah satu produk pertanian
adalah daya tahan produk yang terbatas. Ditambah lagi karakter dari susu segar
adalah apabila dibiarkan dalam keadaan terbuka dan tercampur dengan udara
maka akan cepat menjadi basi.
5.2.1.3. Peluang
Faktor-faktor yang menjadi peluang PT.CAP berdasarkan identifikasi
pada lingkuangan eksternal perusahaan sebagai berikut:
1. Pendapatan masyarakat meningkat
Peningkatan pendapatan masyarakat yang dapat dilihat dengan naiknya
Upah Minimum Provinsi (UMP) di setiap daerah merupakan peluang pasar yang
baru bagi perusahaan.
82
Kecenderungan masyarakat untuk terus meningkatkan kesehatan mereka,
serta meningkatnya kampanye kembali ke alam. Menjadi peluang akan produk
susu kambing selain sebagai produk alami juga mbermanfaat bagi kesehatan.
Masyarakat yang mengkonsumsi susu kambing maka dapat meringankan biaya
kesehatan karena dari susu kambing dapat memberikan kesehatan yang lebih baik.
2. Gaya hidup back to nature
Masyarakat yang meyakini penyembuhan penyakitnya dengan susu
kambing, serta yang memilih meminum susu kambing untuk menjaga kesehatan.
Masyarakat yang memilih penyembuhkan penyakit dengan gaya hidup herbal
bukan pada obat-obatan kimia, dan beberapa alasan konsumen yang lain
merupakan pasar utama bagi perusahaan.
3. Peningkatan jumlah penduduk Jabodetabek
Penduduk yang senantiasa meningkat setiap tahunnya baik di wilayah
Jakarta, Bogor dan sekitarnya serta daerah pengkonsumsi produk yang besar
menjadikan wilayah Jabodetabek sebagai pangsa pasar yang menjanjikan bagi
setiap produk termasuk susu kambing sebagai produk kesehatan dan pengobatan.
4. Perkembangan teknologi informasi dan produksi
Perkembangan teknologi informasi yang terbaru tentunya sangat
membantu perkembangan usaha, salah satu yang sangat berpengaruh adalah
adanya internet yang dijadikan sebagai sarana promosi perusahaan.
5. Loyalitas konsumen
Dengan produk yang sudah di uji di laboraturium dan dengan harga yang
bersaing, maka perusahaan menjadi lebih siap untuk mengadapi daya tawar
83
konsumen. Jumlah konsumen yang banyak, serta masih sedikitnya produsen yang
diketahui masyarakat. Menjadikan pengusaha yang telah lebih dahulu berdiri lebih
dikenal masyarakat.
6. Keberlangsungan pasokan yang bahan baku
Kerjasama yang baik, kepercayaan, dan professional menjadi kunci
perusahaan untuk menjaga keberlangsungan pasokan pakan serta obat-obatan
yang dibutuhkan setiap hari dalam usaha peternakan ini. Tersedianya perusahaan
pemasok yang cukup banyak di sekitar perusahaan membuat pasokan produksi
sebagai elemen yang cukup aman tersedia.
5.2.1.4. Ancaman
Faktor-faktor strategis yang menjadi ancaman PT.CAP berdasarkan
identifikasi pada lingkungan eksternal perusahaan sebagai berikut:
1. Perusahaan sejenis
Usaha susu kambing ini yang masih tergolong usaha kecil, sehingga
kegiatan promosi yang dilakukan masih terbatas dan belum banyak di media
massa. Upaya promosi yang dilakukan adalah pada kegiatan yang berbiaya
rendah, seperti brosur, famlet, koran, serta internet. Melihat intensitas dan format
penyampaian melalui media tersebut, dapat dikatakan bahwa pesaing utama PT.
CAP adalah Prima Fit. Perusahaan sejenis yang menjadi ancaman bagi PT.
Caprito Agrindo Prima adalah Prima Fit, CV. Helconia, Benny Goat Milk
2. Produk subsitusi
Perkembangan industri yang lebih terdahulu dan bahkan lebih besar yaitu
industri susu sapi merupakan ancaman yang paling utama bagi usaha ini, karena
84
konsumen dapat mendapatkan susu untuk menjaga kesehatan dengan harga yang
lebih murah dan lebih mudah diperoleh. Sehingga biasanya pengusaha
memfokuskan pasar produknya sebagai obat beberapa penyakit, serta pada
konsumen yang lebih mengutamakan kualitas dibandingkan harga.
3. Pendatang baru
Perusahaan yang baru terjun dalam usaha susu kambing karena melihat
keuntungan yang lumayan, menjadikan banyak orang yang ingin terjun dalam
usaha ini. Kehadiran pendatang baru yang tidak diantisipasi dengan baik akan
dapat merubah pasar dan harga jual. Mencoba menjalin kerjasama hendaknya
perlu dilakukan dalam mengendalikan hal tersebut.
5.2.2. Perumusan Alternatif Strategi Perusahaan
Perumusan diawali dengan identifikasi dan penentuan terhadap faktor-
faktor internal dan eksternal yang ada, apakah sebagai kekuatan, kelemahan serta
peluang atau ancaman. Kemudian dilakukan pembobotan pada faktor-faktor
tersebut dengan menggunakan metode “Paired Comparison” atau perbandingan
berpasangan. Pembobotan dilakukan guna mendapatkan seberapa besar faktor-
faktor tersebut menentukan tingkat keberhasilan pemasaran perusahaan.
Selanjutnya dilakukan pemberian rating atau peringkat pada faktor-faktor internal
dan eksternal perusahaan untuk mengukur pengaruh dari tiap-tiap faktor terhadap
perusahaan dalam memasarkan produknya. Faktor-faktor internal selanjutnya
akan dimasukkan pada matriks IFE, dan faktor-faktor eksternal akan dimasukkan
85
pada matriks EFE, selanjutnya gabungan dari dua matriks manghasilkan matriks
Internal-Eksternal (IE).
5.2.2.1. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Faktor-faktor yang akan dianalisis dengan matriks IFE adalah faktor-
faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan bagi kinerja perusahaan. Hasil
identifikasi faktor-faktor internal didapat 10 faktor kekuatan dan 5 faktor
kelemahan. Faktor-faktor kekuatan tersebut juga diberi bobot dan rating oleh
responden. Jumlah nilai faktor-faktor internal yang dibobot (total skor) sebesar
2,957 menunjukkan bahwa perusahaan posisi internal yang kuat karena dapat
menggunakan kekuatan dan mengatasi kelemahan yang ada. Tabel IFE juga
menunjukkan bahwa kualitas produk yang teruji merupakan kekuatan utama
perusahaan dengan nilai 0,311 , diikuti dengan harga yang ditawarkan bersaing
dengan nilai sebesar 0,290. Faktor kelemahan utama perusahaan adalah teknologi
produksi masih sederhana dengan nilai 0,077 dan diikuti dengan daya tahan
produk terbatas dengan nilai 0,110. Hasil pembobotan dan rating pada faktor-
faktor internal dapat dilihat pada Tabel 13.
86
Tabel 13. Penentuan skor Internal Factor Evaluation (IFE) PT.CAP
Faktor Internal Bobot Rating Skor
KEKUATAN : 1.Harga yang ditawarkan bersaing 0,0724 4 0,290 2.Kualitas produk yang teruji 0,0778 4 0,311 3.Distribusi agen tersebar 0,0622 3,4 0,211 4.Promosi 0,0642 3,4 0,218 5.Modal usaha mandiri 0,0482 3,6 0,173 6.Sarana dan prasarana menunjang 0,0698 3,3 0,230 7.Lokasi peternakan dekat kota 0,0635 3,7 0,235 8.Pekerja yang berpengalaman 0,0656 3,7 0,243 9.Khasiat penyembuhan 0,0541 3,8 0,206 10.Kapasitas kandang yang besar 0,0714 3,4 0,243
KELEMAHAN : 1. Tidak ada variasi produk 0,0778 1,2 0,256 2. Teknologi Produksi masih
sederhana 0,0591 1,3 0,077
3. Pendidikan dan pelatihan karyawan belum berjalan 0,0662 1,8 0,120
4. Penumpukan tugas dan kerja 0,0788 1,7 0,134 5. Daya tahan produk terbatas 0,0645 1,7 0,110
JUMLAH 1,000 2,957
5.2.2.2. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)
Faktor-faktor yang dianalisa dengan matriks EFE adalah faktor-faktor
strategis eksternal perusahaan. Faktor-faktor yang ditentukan merupakan faktor-
faktor yang menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan. Hasil identifikasi
diperoleh 7 peluang dan 3 ancaman. Faktor-faktor peluang dan ancaman juga
87
diberi bobot dan rating sebagaimana faktor-faktor kekuatan dan kelemahan. Hasil
pembobotan dan penilaian rating dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Penentuan Skor Eksternal Faktor Evaluation (EFE) PT. CAP
Melihat dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa total skor untuk faktor-
faktor internal sebesar 2,565 atau pada posisi kuat. Menunjukkan bahwa
perusahaan mampu merespon peluang dengan cukup baik dan mengantisipasi
ancaman yang ada. Dari tabel juga diketahui bahwa faktor peluang utama bagi
perusahaan adalah faktor dengan nilai skor terbesar yaitu perkembangan teknologi
informasi dan produksi dengan nilai sebesar 0,405 dan diikuti dengan
keberlangsungan pasokan bahan baku dengan nilai 0,399. Sedangkan faktor
ancaman yang utama bagi perusahaan adalah pendatang baru dengan nilai terkecil
yaitu 0,183 diikuti dengan produk subsitusi bernilai 0,189. Perhitungan penentuan
bobot dan rating dapat dilihat pada lampiran 6.
Faktor Eksternal Bobot Rating Skor PELUANG : 1. Pendapatan masyarakat meningkat 0,1289 2,3 0,296 2. Gaya hidup back to nature 0,1418 2,4 0,340 3. Peningkatan jumlah penduduk
Jabodetabek 0,1100 2,9 0,319
4. Perkembangan teknologi informasi dan produksi
0,1398 2,9 0,405
5. Loyalitas konsumen 0,1061 2,3 0,244 6. Keberlangsungan pasokan bahan
baku 0,1130 3 0,399
ANCAMAN : 1.Perusahaan sejenis 0,0962 2,6 0,250 2.Produk subsitusi 0,0902 2,1 0,189 3.Pendatang baru 0,0872 2,1 0,183
JUMLAH 1,000 2,565
88
5.2.2.3. Matriks Internal-Eksternal (IE)
Matriks IE dihasilkan dari penggabungan total skor yang diperoleh dari
matriks EFE dan IFE untuk mendapatkan informasi mengenai posisi perusahaan
guna mempermudah dalam pemberian alternatif strategi bagi perusahaan. Matriks
berisikan sembilan macam sel dan mempelihatkan kombinasi total nilai yang telah
terboboti dari matriks IFE dan EFE.
Hasil dari pembobotan dan pemberian rating pada matriks IFE diperoleh
nilai sebesar 2,957 yang berarti PT.CAP berada pada posisi internal rata-rata dan
hampir mencapai posisi kuat karena skor nilai yang hampir mencapai nilai 3,00.
Sedangkan skor untuk matriks EFE diperoleh nilai sebesar 2,565 yang juga berarti
posisi eksternal rata-rata dalam merespon peluang dan menghindari ancaman.
Dari dua nilai ini maka kita dapat menentukan posisi PT.CAP dalam matriks IE
berada pada sel “V”, yang dapat dilihat pada Gambar 10.
89
TOTAL NILAI IFE
Kuat Rata-rata Lemah
3,0 – 4,0 2,0 – 2,99 1,0 – 1,99
Tinggi
3,0 – 4,0
Rata-rata
2,0 – 2,99
Lemah
1,0 – 1,9
Gambar 10. Matrik Internal-Eksternal (IE) PT. CAP Cariu
Hasil matriks IE posisi perusahaan berada pada sel “V” maka strategi
yang sesuai adalah Pertahankan dan Pelihara atau Hold and Maintain, yang
artinya bahwa perusahaan harus senantiasa mempertahankan dan memelihara
kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk meraih peluang yang ada serta
mengatasi kelemahan untuk menghadapi segala macam ancaman yang ada.
Strategi yang biasa dilakukan untuk posisi ini adalah penetrasi pasar dan
pengembangan produk. Kekuatan perusahaan ini adalah harga yang bersaing
I II III
IV
V
VI
VI VIII IX
90
ditunjang kualitas produk. Sehingga kedua hal ini menjadi kekuatan utama untuk
dipertahankan. Peluang utama perusahaan yang sudah dibahas adalah
perkembangan teknologi dan keberlangsungan pasokan. Hal ini dapat diupayakan
dengan membuat produk yang lebih beraneka ragam, atau upaya penanaman
modal untuk promosi atau membeli alat-alat modern dan dapat juga mendirikan
gabungan pengusaha susu kambing.
Kelemahan perusahaan yang harus diatasi adalah teknologi produksi dan
variasi produk. Sedangkan ancaman yang harus dihadapi adalah pendatang baru
dan produk subsitusi. Pengusaha dapat mengupayakan dengan pengunaan
teknologi yang dapat digunakan untuk menghasilkan produk baru dan kreatif.
Baik berupa pembuatan aneka ragam produk serta manfaat teknologi untuk upaya
promosi pemasaran. Setelah terciptanya produk-produk baru dengan kemudahan
teknologi, maka perusahaan akan dengan percaya diri dalam bersaing terhadap
perusahaan subsitusi juga produk pengganti.
5.2.2.4. Analisis Matriks SWOT
Matriks ini berguna untuk manggambarkan secara jelas bagaimana
perusahaan untuk memanfaatkan peluang dan ancaman dengan berdasarkan
kekuatan dan kelemahan. Dengan matriks ini akan didapatkan empat jenis
alternatif strategi yang dapat dilakukan yaitu: Strategi S-O, W-O, S-T, W-T.
Matriks SWOT PT. CAP.
91
5.2.2.4.1. Strategi S – O (Strenghts – Opportunities)
Strategi ini dibuat dengan melihat faktor-faktor kekuatan yang dimiliki
oleh perusahaan dan dioptimalkan untuk meraih peluang yang ada secara
maksimal. Faktor-faktor kekuatan yang digunakan adalah kualitas produk, harga
yang ditawarkan, pekerja yang berpengalaman, dan kapasitas kandang yang besar.
Faktor – faktor peluang yang digunakan perkembangan teknologi dan
keberlangsungan pasokan. Alternative strategi yang dihasilkan sebagai berikut:
1. Memanfaatkan teknologi informasi dalam upaya penguatan promosi
produk melalui internet, disertai harga yang ditawarkan.
2. Meningkatkan kerjasama pada pemasok melalui surat perjanjian untuk
menjamin ketersediaan bahan baku agar terus berlangsung.
3. Mencitrakan produk susu kambing yang merupakan bahan alami sebagai
produk berkhasiat pengobatan dari berbagai penyakit.
4. Meningkatkan jumlah produksi dengan pengoptimalan kapasitas kandang
untuk mensuplai konsumen yang loyal serta peningkatan jumlah
penduduk.
5. Menawarkan bahwa susu kambing memiliki dua manfaat sebagai asupan
gizi serta memiliki khasiat penyembuhan kepada masyarakat .
5.2.2.4.2. Strategi W-O (Weaknesses – Opportunities)
Strategi ini dibuat dengan melihat faktor-faktor yang menjadi
kelemahan pada perusahaan akan tetapi berupaya untuk memanfaatkan peluang.
Faktor-faktor kelemahan yang digunakan adalah teknologi produksi masih
92
sederhana dan daya tahan produk terbatas. Faktor-faktor peluang yang digunakan
adalah pendatang baru dan produk subsitusi. Alternatif strategi yang diberikan
sebagai berikut:
1. Menggunakan teknologi baru yang dapat mengolah susu kambing
menjadi produk yang lebih beragam untuk menjaga loyalitas konsumen
dan menbidik jumlah penduduk yang meningkat.
2. Memberikan pelatihan dan pengetahuan kepada karyawan tentang
keunggulan konsep back to nature agar dapat mengkomunikasikan pada
gaya hidup masyarakat.
3. Mengolah susu menjadi produk lenjutan semisal yogurt, susu cup, dan
susu rasa untuk menjadi alternatif produk bagi pendapatan masyarakat
yang meningkat.
5.2.2.4.3. Strategi S-T (Strenghts – Opportunities)
Strategi ini dibuat dengan melihat kekuatan-kekuatan yang ada pada
perusahaan untuk menghadapi ancaman yang ada. Faktor-faktor kekuatan yang
digunakan adalah kualitas produk, harga yang ditawarkan, pekerja yang
berpengalaman, dan kapasitas kandang yang besar. Faktor-faktor ancaman yang
digunakan adalah pendatang baru, dan produk subsitusi. Alternatif strategi yang
dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Memperluas informasi dan publikasi mengenai khasiat dan testimony
produk yang lebih baik dibanding produk subsitusi, pendatang baru, atau
perusahaan sejenis.
93
2. Menyertakan keterangan sertifikat halal, uji laboratorium dan masa berdiri
usaha sebagai suatu keunggulan kualitas dan pengalaman disbanding
pendatang baru serta pesaing.
5.2.2.4.4. Strategi W-T (Weakneses – Threats)
Strategi ini dibuat dengan mempertimbangkan kelemahan-kelemahan
yang dimiliki perusahaan untuk dapat mengatasi ancaman yang ada. Faktor-faktor
kelemahan yang digunakan adalah teknologi produksi masih sederhana dan daya
tahan produk terbatas. Faktor-faktor ancaman yang digunakan adalah pendatang
baru, dan produk subsitusi.. Alternatif strategi yang dihasilkan adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan investasi mesin produksi untuk mengimbangi
produktivitas produk subsitusi, pendatang baru, dan perusahaan sejenis.
2. Studi banding karyawan ke perusahaan-perusahaan pesaing untuk
menigkatkan kemampuan karyawan
Alternatif strategi yang ditampilkan pada matiks SWOT hanyalah pada alternatif
yang memiliki total nilai daya tarik yang lebih besar dari setiap sel strategi.
Beberapa alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT dapat
dilihat pada Tabel 15.
94
5.2.3. Prioritas strategi Pemasaran
Tabel 15. Penyusunan Matriks SWOT
KEKUATAN (S) 1. Kualitas produk yang teruji 2. Harga yang ditawarkan bersaing 3. Pekerja yang berpengalaman 4. Kapasitas kandang yang besar 5. Lokasi peternakan dekat kota 6. Sarana dan prasarana menunjang 7. Promosi 8. Distribusi agen tersebar 9. Khasiat penyembuhan 10. Modal usaha mandiri
KELEMAHAN (W) 1.Teknologi produksi masih
sederhana 2. Daya tahan produk terbatas 3. Pendidikan dan pelatihan Karyawan belum berjalan 4. Penumpukan tugas dan kerja 5. Tidak variasi produk
PELUANG (O) 1. Perkembangan
teknologi infromasi dan produksi
2. Keberlangsungan pasokan bahan baku
3. Gaya hidup back to nature
4. Peningkatan jumlah penduduk Jabotabek
5. Pendapatan masyarakat meningkat
6. Loyalitas kosumen
Strategi S-O 1. Memanfaatkan teknologi informasi
dalam upaya penguatan promosi produk melalui internet, disertai harga yang ditawarkan.
2. Meningkatkan kerjasama pada pemasok melalui surat perjanjian untuk menjamin ketersediaan bahan baku agar terus berlangsung.
3. Mencitrakan produk susu kambing yang merupakan bahan alami sebagai produk berkhasiat pengobatan dari berbagai penyakit.
4. Meningkatkan jumlah produksi dengan pengoptimalan kapasitas kandnag untuk mensuplai konsumen yang loyal serta peningkatan jumlah penduduk.
Strategi W-O 1. Mengunakan teknologi baru
yang dapat mengolah susu kambing menjadi produk yang lebih beragam untuk menjaga loyalitas konsumen dan membidik jumlah penduduk yang meningkat.
2. Memberi pelatihan dan pengetahuan karyawan tentang keungulan konsep back to nature agar dapat mengkomunikasikan pada gaya hidup masyarakat.
3. Mengolah susu menjadi produk lanjutan semisal yogurt, susu cup, dan susu dengan rasa untuk menjadi alternatif produk bagi pendapatan yang meningkat.
ANCAMAN (T) 1. Produk subsitusi 2. Pendatang baru 3. Perusahaan sejenis
Strategi S-T 1. Memperluas informasi dan publikasi
mengenai khasiat dan testimony produk yang lebih baik dibanding produk subsitusi, pendatang baru, atau perusahaan sejenis.
2. Menyertakan keterangan sertifikat halal, uji laboratorium dan masa berdiri usaha sebagai suatu keunggulan kualitas dan pengalaman dibanding pendatang baru serta pesaing.
Strategi W-T 1. Meningkatkan investasi mesin
produksi untuk mengimbangi produktivitas produk subsitusi, pendatang baru, dan perusahaan sejenis.
2. Studi banding karyawan ke perusahaan-perusahaan pesaing untuk meningkatkan kemampuan karyawan.
95
Hasil analisis matriks SWOT menghasilkan 11 alternatif strategi yang
dapat dipilih. Kesebelas alternatif tersebut tidak dapat dilaksanakan secara
seluruhnya, oleh karena itu perlu dipilih mana yang lebih diutamakan atau
diprioritaskan. Penggunaan matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning
Matriks) akan didapatkan peringkat prioritas serta strategi mana yang terbaik.
Perhitungan nilai daya tarik matriks QSPM terhadap faktor-faktor strategis
eksternal dan internal dapat dilihat pada Lampiran 8. Hasil skor total daya tarik
matriks QSPM yang menghasilkan prioritas strategi pemasaran di PT.CAP Cariu
dapat dilihat pada Tabel 16.
96
Tabel 16. Prioritas Strategi Pemasaran PT.CAP Cariu
NO Prioritas Strategi Skor
1 Memanfaatkan teknologi informasi dalam upaya penguatan promosi produk melalui internet, disertai harga yang ditawarkan.
4,3239
2 Meningkatkan kerjasama pada pemasok melalui surat perjanjian untuk menjamin ketersediaan bahan baku agar terus berlangsung.
3,6386
3 Mencitrakan produk susu kambing yang merupakan bahan alami sebagai produk berkhasiat pengobatan dari berbagai penyakit.
3,6386
4 Meningkatkan jumlah produksi dengan pengoptimalan kapasitas kandang untuk mensuplai konsumen yang loyal serta peningkatan jumlah penduduk.
2,4328
5 Memperluas informasi dan publikasi mengenai khasiat dan testimony produk yang lebih baik dibanding produk subsitusi, pendatang baru, atau perusahaan sejenis.
1,6653
6 Menyertakan keterangan sertifikat halal, uji laboratorium dan masa berdiri usaha sebagai suatu keunggulan kualitas dan pengalaman dibanding pendatang baru serta pesaing.
1,5656
7 Meningkatkan investasi mesin produksi untuk mengimbangi produktivitas produk subsitusi, pendatang baru, dan perusahaan sejenis.
1,3146
8 Mengunakan teknologi baru yang dapat mengolah susu kambing menjadi produk yang lebih beragam untuk menjaga loyalitas konsumen dan membidik jumlah penduduk yang meningkat.
1,2272
9 Studi banding karyawan ke perusahaan-perusahaan pesaing untuk meningkatkan kemampuan karyawan.
1,1768
10. Mengolah susu menjadi produk lanjutan semisal yogurt, susu cup, dan susu dengan rasa untuk menjadi alternatif produk bagi pendapatan yang meningkat.
0,9176
11. Memberi pelatihan dan pengetahuan karyawan tentang keungulan konsep back to nature agar dapat mengkomunikasikan pada gaya hidup masyarakat.
0,7688
97
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Usaha berternak kambing perah merupakan usaha yang cukup
menjanjikan, dengan masih cukup banyaknya permintaan yang belum dapat
dipenuhi, ditambah peluang untuk bekerja sama menjadi pemasok perusahaan
besar yang masih kekurangan pasokan. Ditambah lagi dengan semakin
meningkatnya promosi akan khasiat susu kambing sebagai obat-obatan.
1. Hasil analisis lingkungan internal dalam perusahaan yaitu kualitas produk
yang teruji, harga yang ditawarkan bersaing, pekerja yang berpengalaman,
kapasitas kandang yang besar, lokasi peternakan dekat kota, sarana dan
prasarana menunjang, promosi, distribusi agen tersebar, khasiat
penyembuhan, modal usaha mandiri, teknologi produksi masih sederhana,
daya tahan produk masih terbatas, pendidikan dan pelatihan karyawan belum
berjalan, penumpukan tugas dan kerja, dan tidak ada variasi produk. Faktor
ekternal dalam perusahaan yaitu perkembangan teknologi, keberlangsungan
pasokan bahan baku, gaya hidup back to nature, peningkatan jumlah
penduduk Jabodetabek, pendapatan masyarakat meningkat, loyalitas
konsumen, pendatang baru, perusahaan sejenis, dan produk subsitusi.
2. Strategi pemasaran alternatif yang dihasilkan dari pengolahan matriks
SWOT adalah: a) Memanfaatkan teknologi informasi dalam upaya
penguatan promosi produk melalui internet, disertai harga yang ditawarkan.
98
b) Meningkatkan kerjasama pada pemasok melalui surat perjanjian untuk
menjamin ketersediaan bahan baku agar terus berlangsung. c) Mencitrakan
produk susu kambing yang merupakan bahan alami sebagai produk
berkhasiat pengobatan dari berbagai penyakit. d). Meningkatkan jumlah
produksi dengan pengoptimalan kapasitas kandang untuk mensuplai
konsumen yang loyal serta peningkatan jumlah penduduk.
3. Prioritas strategi pemasaran PT.CAP Cariu dari 11 alternatif strategi yaitu:
“Memanfaatkan teknologi informasi dalam upaya penguatan promosi
produk melalui internet, disertai harga yang ditawarkan”
6.2. Saran
1. Perusahaan dapat menjalin hubungan kerjasama dalam upaya
mensosialisasikan produk susu kambing kepada masyarakat., sebagai
alternatif pengobatan dan minuman kesehatan.
2. Meningkatkan hubungan komunikasi kepada Dinas terkait, dalam
mendapatkan penyuluhan, pemasaran dan bantuan lainnya.
99
DAFTAR PUSTAKA
Agrina. Memerah Rupiah dari Kambing Perah. 4 November 2007, 12 halaman http://agrina-oneline.com Download: 12/6/2008 : 14:18 WIB
Antara. UMP DKI Jakarta 2009 Naik 10 persen. 31/10/2008, 1 halaman
http://www.antara.co.id Download: 13/5/2009: 17:14 WIB Bloom, Paul N & Louise N Boone. Strategi Pemasaran Produk (Jakarta:
PT.Prestasi Pustakaraya, 2006) Caprito Agrindo Prima. Laporan PT. CAP ( Bogor : PT.CAP, 2008) David, Fred R. Manajemen Strategis: Konsep, Ed-7 (Jakarta: PT. Indeks, 2004) Dinas Agribisnis Kabupaten Bogor. Populasi Kambing PE Tahun 2007 (Bogor,
2007) Ditjen BP Peternakan.Majalah Agribisnis Peternakan (Jakarta: Edisi 3,2003) Handayani, Sari Dewi. Segmentasi, Targeting, Positioning. 5/1/2008. 8 halaman.
http://www.saridewihandayani.multiplay.com Download : 29/10/2008 : 10:15 WIB
Kaswid, Analisis Strategi Pemasaran Pasar Ikan Higienis (PIH) Pejompongan,
Skripsi. Jakarta: UIN Jakarta, Fakultas Sains dan Teknologi. 2006 Kinear, Thomas C dan James R Taylor. Riset Pemasaran (Jakarta : Erlangga,
1997) Kotler, Philip dan Gary Amstrong. Dasar-dasar Pemasaran (Jakarta: PT. Indeks,
2004) Kotler, Philip. Ten Deadly Marketing Sins (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004) Mahlufi. Memerah Rupiah dari Kambing Perah. 5/12/2007. 4 halaman.
http://www.mahlufiokey.blogspot.com Download : 27/6/2008: 09:33 WIB
Murtijdo,Bambang A. Memelihara Kambing:Sebagai Ternak Potong dan Perah
(Yogyakarta : Kanisius, 1993)
100
Okezone. Susu Kambing Jadi Pilihan. 5/3/2008. 2 halaman.
http://www.lifestyle.okezone.com Download : 13/9/2008: 09:49 WIB Pdfdatabase. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor No.8 Tahun 2003. 30/7/2007.
26 halaman. http://pdfdatabase.com Download : 18/11/12009 : 13:23 WIB Pearce dan Robinson. Manajemen Strategik: Formulasi, Implementasi, dan
Pengendalian (Jakarta: Binarupa Aksara, 1997) Porter, Michael E. Keunggulan Bersaing: Menciptakan dan Memertahankan
Kinerja Unggul (Jakarta : Penerbit Erlangga, 1993) Rangkuti, Freddy. Marketing Analysis Made Easy: Teknik analisis Pemasaran
dan Analisis Kasus Menggunakan Excel dan SPSS (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2005)
Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis (Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama, 2006) Rasyaf, M. Beternak Ayam Kampung. ( Jakarta: Penebar Swadaya, 1994) Rismunandar dan Budiharti. Mengenal Serangga Parasit Domba dan Kambing
(Bandung : Sinar Baru, 1985) Rusfidra,Ahmad. Peternakan dan Ketahanan Pangan. 21/12/2006. 28 hal.
http://www.rusfidra.multiplay.com Download : 30/10/2008: 06:10WIB Said, E.Gumbira dan Intan, Hafits. Manajemen Agribisnis. (Jakarta: Penerbit
Galia Indah, 2001) Saleh, Eniza. Dasar Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. 16/6/2008. 5hal.
http://library.usu.ac.id Download : 6/10/2008: 12:30 WIB Sarita, Susu Kambing Penyegar Puasa. 20/10/2006. 3hal..
http://www.pikiranrakyat.co.id Download : 10/6/2008: 19:33 WIB Sarwono,B. .Beternak Kambing Unggul (Jakarta: Penebar Swadaya,2005) Septriyansah, Cristin. Definisi Susu Kambing. 11/5/2007. 6 halaman.
http://susukambing.com Download : 26/4/2008: 16:33 WIB Setiawan, Toni dan Arsa Tanius. Beternak Kambing Perah Peranakan Etawah
(Jakarta: Penebar Swadaya, 2002)
101
Tripomo, Tedjo dan Udan. Manajemen Strategi (Bandung : Rekayasa Sains, 2005)
Umar, Husein. Strategic Management in Action (Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama, 2003)