ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK
SYARIAH DENGAN BANK KONVENSIONAL
PERIODE 2010-2012
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun oleh :
PUTRA ARYA NUGROHO
B100110182
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan
antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional di Indonesia pada periode 2010-
2012 dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunkan terdiri
dari CAR, ROA, ROE, NPL, LDR, dan BOPO.
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan
Publikasi Bank Umum tahun 2010 hingga 2012 yang telah diterbitkan.
Teknik analisis yang digunakan untuk melihat perbandingan kinerja
keuangan keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional adalah metode
Independent sample t-test.
Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional di Indonesia. Bank Syariah lebih
baik kinerjanya dari segi likuiditasnya. Sedangkan Bank Konvensional lebih baik
kinerjanya dari segi permodalan, profitabilitas dan kualitas asetnya.
Kata kunci: Bank Syariah, Bank Konvensional, Rasio Keuangan
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Bank merupakan lembaga keuangan yang terpenting dalam
perekonomian dalam suatu negara karena bank berperan sebagai
perantara dalam mobilitas dana masyarakat yang digunakan sebagai
pembiayaan investasi serta memfasilitasi lalu lintas pembayaran.
Berdasarkan fungsi bank diatas, bank merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang jasa tetapi yang membedakan bank dengan perusahaan
jasa lainnya terletak di aktiva dan pasivanya. Sebagian besar aktiva bank
adalah aktiva likuid dan tingkat perputaran aktiva dan pasivanya sangat
tinggi. Jadi bisnis perbankan sangat membutuhkan tingkat kepercayaan
yang tinggi dari masyarakat yang sebagai pengguna jasa karena ada
sedikit isu-isu yang berkaitan tentang kondisi bank yang tidak sehat maka
masyarakat yang sebagai pengguna berbondong-bondong menarik
dananya dari bank tersebut, sehingga akan lebih memperburuk keadaan
bank tersebut.
Berdasarkan fungsi bank diatas, bank merupakan perusahaan
yang bergerak dibidang jasa tetapi yang membedakan bank dengan
perusahaan jasa lainnya terletak di aktiva dan pasivanya. Sebagian besar
aktiva bank adalah aktiva likuid dan tingkat perputaran aktiva dan
pasivanya sangat tinggi. Jadi bisnis perbankan sangat membutuhkan
tingkat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat yang sebagai pengguna
jasa karena ada sedikit isu-isu yang berkaitan tentang kondisi bank yang
tidak sehat maka masyarakat yang sebagai pengguna berbondong-
bondong menarik dananya dari bank tersebut, sehingga akan lebih
memperburuk keadaan bank tersebut.
Dalam perkembangannya bank juga mengalami perubahan, Di
Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim, bank juga
menyesuaikan dengan keadaan masyarakat didalamnya dengan
meluncurkan sistem keuangan Islam atau syariah yang berguna untuk
mengakomodasi masyarakat muslim dalam melakukan pembiayaan-
pembiayaan keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah. Bank
konvensional dan bank syariah dalam beberapa hal memiliki persamaan,
terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer,
teknologi komputer yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh
pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan, dan
sebagainya. Perbedaan mendasar diantara keduanya yaitu menyangkut
aspek legal, stuktur organisasi, usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja
(Antonio, 2001:29).
Dengan berkembangnya usaha perbankan yang semakin besar,
maka faktor keuangan mempunyai arti yang sangat penting, penerapan
prinsip-prinsip yang sehat dan pelaksanaan fungsi-fungsi keuangan
secara baik akan menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Bank sebagai
salah satu lembaga keuangan, maka bank perlu menjaga kinerjanya
secara optimal. Salah satu faktor yang harus dijaga adalah kondisi kinerja
keuangan bank. Kinerja keuangan bank merupakan bagian dari kinerja
bank secara keseluruhannya. Kinerja bank secara keseluruhan dapat
menggambarkan prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik
menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran
dana, teknologi maupun sumber daya manusia. Oleh karena itu
diperlukan untuk menganalisis perbandingan kinerja keuangan Bank
Syariah dengan Bank Kovensional..
2. Tujuan Penelitian
Tujuan secara umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbedaan kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional
secara keseluuruhan dan membandingkan kinerja keuangan Bank Syariah
dengan Bank Konvensional .
B. TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
1. Sejarah Perbankan
Dalam sejarahnya, usaha perbankan dimulai dari zaman
Babylonia, dilanjutkan ke zaman Yunani Kuno dan Romawi. Pada saat
itu, kegiatan utama bank hanya sebagai tempat tukar menukar uang.
Selanjutnya, kegiatan bank berkembang menjadi tempat penitipan dan
peminjaman uang. Uang yang disimpan oleh masyarakat, oleh bank
dipinjamkan kembali ke masyarakat yang membutuhkannya.
Seiring berkembangnya jaman, mengenai Sejarah perbankan
di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda. Pada
masa itu De javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada tanggal 24
Januari 1828 kemudian menyusul Nederlandsche Indische Escompto
Maatschappij, NV pada tahun 1918 sebagai pemegang monopoli
pembelian hasil bumi dalam negeri dan penjualan ke luar negeri serta
terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia
Belanda
2. Pengertian dan Jenis-jenis Bank
Menurut Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang
Perbankan, bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada
masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Menurut Kasmir (2010:20), jenis-jenis bank berdasarkan dari cara
menentukan harga dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Bank yang berdasarkan Prinsip Konvensional
Menetapkan bunga sebagai harga jual, menggunakan atau
menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase
tertentu.
b. Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah
Menetapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara
bank dengan pihak lain.
3. Bank Syariah
Menurut Sudarsono (2008:27), mendefinisikan Bank Syariah
sebagai suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
kredit dan jasa jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran
uang yang beroperasi dengan prinsip prinsip syariah.
4. Bank Konvensional
Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, bank
konvensional adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
5. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan
sebuah organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan
merupakan hasil proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana
mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak
eksternal.
6. Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan alat manajemen untuk
menginformasikan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah di capai
untuk satu periode. Informasi keuangan akan bermafaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan jika informasi ini dapat dibandingkan dengan
periode-periode sebelumnya. Dengan demikian keputusan yang akan
diambil menjadi tepat. Dari analisis laporan keuangan, akan diperoleh
gambaran kondisi keuangan yang meliputi potensi perusahaan,
permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam perusahaan.
7. Kinerja Keuangan
Menurut Janes C. Horne (1998:9), kinerja kuangan adalah ukuran
prestasi perusahaan maka keuntungan adalah merupakan salah satu alat
yang digunakan oleh para manajer. Kinerja keuangan juga akan
memberikan gambaran efisiensi atas pengunaan dana mengenai hasil
akan memperoleh keuntungan dapat dilihat setelah membandingkan
pendapatan bersih setelah pajak
8. Pengertian dan Jenis-jenis Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling
sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan
yang terdapat pada laporan keuangan sehingga kondisi keuangan dan
hasil operasi suatu perusahaan dapat diinterpretasikan. Menurut
Simamora (2000 : 822) rasio adalah pedoman yang berfaedah dalam
mengevaluasi posisi dan operasi keuangan perusahaan dan mengadakan
perbandingan dengan hasil-hasil dari tahun-tahun sebelumnya atau
perusahaaan-perusahaan lain. Jenis-jenis rasio keuangan perbankan,
antara lain:
a. Rasio Likuiditas
b. Rasio Solvabilitas (Capital)
c. Rasio Profitabilitas
d. Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
9. Analisis Rasio Keuangan
Menurut Abdullah (2005: 123, analisis ratio keuangan merupakan
teknik analisis keuangan untuk mengetahui hubungan di antara pos-pos
tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu
maupun secara simultan.
10. Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Ya, terdapat perbandingan yang signifikan antara kinerja keuangan
perbankan syariah dengan perbankan konvensional.
H2 : Kinerja keuangan perbankan syariah lebih baik jika dibandingkan
dengan kinerja keuangan perbankan konvensional.
C. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian dan Sumber Data
Jenis penelitian ini adalah deskriptif komparatif, yaitu metode
yang digunakan dalam penelitian yang diarahkan untuk membandingkan
antara dua variabel atau lebih.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Sumber data dari bank syariah dan bank konvensional berupa rasio
keuangan pada laporan tahunan bank yang dimuat dalam website dari
bank yang bersangkutan dan juga diambil dari website Bank Indonesia.
Laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan tiga tahunan, yaitu tahun 2010-2012.
2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
a. Kinerja keuangan merupakan penilaian mengenai kondisi
keuangan bank yang dapat diukur berdasarkan rasio-rasio
keuangan bank.
b. Rasio keuangan yang merupakan variabel independent yang
digunakan untuk menilai kinerja bank syariah maupun bank
konvensional meliputi :
1) Rasio likuiditas untuk menganalisa kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek atau
kewajiban yang sudah jatuh tempo yang diukur
menggunakan LDR (Loan to Deposit Ratio).
2) Rasio Solvabilitas utnuk menganalisa kemampuan bank
dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau
kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika
terjadi likuidasi bank yang diukur menggunakan CAR
(Current Asset Ratio).
3) Rasio Profitabilitas untuk menganalisa tingkat efisiensi usaha
dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan
diukur mengggunakan ROA (Return On Assets), ROE
(Return On Equity, BOPO (Biaya Operasional dan
Pendapatan Operasional).
4) Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) yang diukur
menggunakan NPL (Non Performing Loan).
3. Metode Pengumpulan Data
Tahap ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data
sekunder berupa Laporan Keuangan Publikasi Bank selama periode yang
telah ditentukan. Data yang diperoleh diambil melalui beberapa website
dari bank yang bersangkutan dan Perpustakaan Bank Indonesia.
4. Desain Pengambilan Sampel
Penelitian ini menggunakan desain perbandingan dua rata-rata
dari dua populasi yang independen. Populasi penelitian ini adalah bank
konvensional dan bank syariah yang terdaftar di Bank Indonesia periode
2010-2012 dengan jumlah 120 bank. Adapun dalam menentukan sampel
ditarik berdasarkan jumlah laba bank terbesar pada tahun 2012 dan
diambil 5 bank yang memiliki jumlah laba bank terbesar karena
keterbatasan data keuangan yang dipublikasikan.
5. Metode Analisa Data
Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah
pengolahan data yang diawali dengan menghitung variabel-variabel yang
digunakan. Variabel-variabel tersebut yaitu rasio keuangan yang
meliputi:
a. CAR
b. NPL
c. ROA
d. ROE
e. BOPO
f. LDR
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan teknik statistik yang berupa uji beda dua rata-rata
(independent sample T-Test). Tujuan dari uji hipotesis yang berupa uji
beda dua rata-rata pada penelitian ini adalah untuk menerima atau
menolak hipotesis yang telah dibuat.
D. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Deskriptif dan Variabel Rasio Keuangan
Statistik deskriptif digunakan untuk menunjukkan nilai rata-rata
dan standar deviasi masing-masing variabel, serta jumlah data yang
digunakan dalam penelitian ini. Variabel-variabel dalam penelitian ini
adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), Return
On Equity (ROE), Loan Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan
(NPL), dan Rasio Biaya Efisiensi dan Biaya Operasional (BOPO).
Berikut ini hasil pengolahan data statistik deskriptif
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Rasio Keuangan Bank Syariah dengan Bank
Konvensional di Indonesia
RASIO BANK N Mean
CAR
SYARIAH 15 14.9113
KONVENSIONAL 15 15.1960
ROA
SYARIAH 15 1.5493
KONVENSIONAL 15 3.1760
ROE
SYARIAH 15 18.4727
KONVENSIONAL 15 23.9887
LDR
SYARIAH 15 86.9200
KONVENSIONAL 15 78.9547
NPL
SYARIAH 15 1.8373
KONVENSIONAL 15 .6173
BOPO SYARIAH 15 85.6420
KONVENSIONAL 15 71.2073
Sumber : Data yang sudah diolah SPSS
a. Analiasis Rasio CAR
Pada tabel di atas dapat terlihat bahwa Bank Syariah mempunyai
rata-rata (mean) rasio CAR sebesar 14,91%, lebih kecil
dibandingkan dengan mean rasio CAR Bank Konvensional
sebesar 15,19%. Hal itu berarti bahwa selama periode 2010-2012
Bank Konvensional memiliki CAR lebih baik dibandingkan
dengan Bank Syariah.
b. Analisis Rasio ROA
Pada tabel di atas dapat terlihat bahwa Bank Syariah mempunyai
rata-rata (mean) rasio ROA sebesar 1,54%, lebih kecil
dibandingkan dengan mean rasio ROA Bank Konvensional
sebesar 3,17%. Hal itu berarti bahwa selama periode 2010-2012
Bank Konvensional memiliki ROA lebih baik dibandingkan
dengan Bank Syariah.
c. Analisis Rasio ROE
Pada tabel di atas dapat terlihat bahwa Bank Syariah mempunyai
rata-rata (mean) rasio ROE sebesar 18,47%, lebih kecil
dibandingkan dengan mean rasio ROE Bank Konvensional
sebesar 23,98%. Hal itu berarti bahwa selama periode 2010-2012
Bank Konvensional memiliki ROE lebih baik dibandingkan
dengan Bank Syariah.
d. Analisis Rasio LDR
Pada tabel di atas dapat terlihat bahwa Bank Syariah mempunyai
rata-rata (mean) rasio LDR sebesar 86,92%, lebih besar
dibandingkan dengan mean rasio LDR Bank Konvensional
sebesar 78,95%. Hal itu berarti bahwa selama periode 2010-2012
Bank Syariah memiliki LDR lebih baik dibandingkan dengan
Bank Konvensional.
e. Analisis Rasio NPL
Pada tabel di atas dapat terlihat bahwa Bank Syariah mempunyai
rata-rata (mean) rasio NPL sebesar 1,83%, lebih besar
dibandingkan dengan mean rasio NPL Bank Konvensional
sebesar 0,61%. Hal itu berarti bahwa selama periode 2010-2012
Bank Konvensional memiliki NPL lebih baik dibandingkan
dengan Bank Syariah.
f. Analisis Rasio BOPO
Pada tabel di atas dapat terlihat bahwa Bank Syariah mempunyai
rata-rata (mean) rasio BOPO sebesar 85,64%, lebih besar
dibandingkan dengan mean rasio BOPO Bank Konvensional
sebesar 71,20%. Hal itu berarti bahwa selama periode 2010-2012
Bank Konvensional memiliki BOPO lebih baik dibandingkan
dengan Bank Syariah.
2. Uji Normalitas
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas
Variabel
Nilai
Kolmogorov-
Smirnov Z
Nilai Asym
Sig (2-tailed) Distribusi
CAR 1,012 0,258 > 0,050 Normal
ROA 0,654 0,786 > 0,050 Normal
ROE 0,592 0,874 > 0,050 Normal
LDR 0,559 0,914 > 0,050 Normal
NPF 0,687 0,733 > 0,050 Normal
BOPO 0,852 0,852 > 0,050 Normal
Sumber: Data yang sudah diolah SPSS
Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai Asym Sig (2-tailed) semua
variabel menunjukkan lebih besar dari nilai tingkat signifikasi 0,050
maka data diatas semua berdistribusi normal.
3. Uji Independent Sample T-test
a. Rasio CAR
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Independent Sample t-Test Rasio CAR
RASIO
CAR
Statistical Test
Levene’s Test
for Equality
of Variance
t-test for equality of Mean interval = 95%
F Sig. T df Sig.
(2-tailed)
Mean
Difference
Equal
variances
assumed
3.398 .076 -.220 28 .828 -.28467
Equal
variances not
assumed
-.220 18.984 .828 -.28467
Sumber: Data yang sudah diolah SPSS
Kedua varians sama, maka digunakan Equal Variances Assumed t hitung
untuk CAR dengan menggunakan Equal Variances Assumed adalah -
0,220 dengan signifikan sebesar 0,828. Oleh karena nilai sig t hitung > t
tabel (0,828 > 0,05), maka dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rasio
CAR maka kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional
tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
b. Rasio ROA
Tabel 4.4 Hasil Uji Statistik Independent Sample t-Test Rasio ROA
RASIO
ROA
Statistical Test
Levene’s Test
for Equality of
Variance
t-test for equality of Mean interval = 95%
F Sig. t df Sig.
(2-tailed)
Mean
Difference
Equal
variances
assumed 2.157 .153 -6.564 28 .000 -1.62667
Equal
variances
not
assumed
-6.564 19.510 .000 -1.62667
Sumber: Data yang sudah diolah SPSS
Kedua varians sama, maka digunakan Equal Variances Assumed t hitung
untuk ROA dengan menggunakan Equal Variances Assumed adalah -
6,564 dengan signifikan sebesar 0,000. Oleh karena nilai sig t hitung < t
tabel (0,000 < 0,05), maka dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rasio
ROA maka kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional
terdapat perbedaan yang signifikan.
c. Rasio ROE
Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik Independent Sample t-Test Rasio ROE
RASIO ROE
Statistical Test
Levene’s Test for
Equality of
Variance
t-test for equality of Mean interval = 95%
F Sig. T df Sig.
(2-tailed)
Mean
Difference
Equal
variances
assumed
4.051 .054 -1.335 28 .193 -5.51600
Equal
variances not
assumed
-1.335 19.644 .197 -5.51600
Sumber: Data yang sudah diolah SPSS
Kedua varians sama, maka digunakan Equal Variances Assumed t hitung
untuk ROE dengan menggunakan Equal Variances Assumed adalah -
1,335 dengan signifikan sebesar 0,193. Oleh karena nilai sig t hitung > t
tabel (0,193 > 0,05), maka dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rasio
ROE maka kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional
tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
d. Rasio LDR
Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik Independent Sample t-Test Rasio LDR
RASIO LDR
Statistical Test
Levene’s Test for
Equality of
Variance
t-test for equality of Mean interval = 95%
F Sig. T df Sig.
(2-tailed)
Mean
Difference
Equal
variances
assumed
7.510 .011 1.879 28 .071 7.96533
Equal
variances not
assumed
1.879 22.310 .073 7.96533
Sumber: Data yang sudah diolah SPSS
Kedua varians sama, maka digunakan Equal Variances Assumed t hitung
untuk LDR dengan menggunakan Equal Variances Assumed adalah 1,879
dengan signifikan sebesar 0,071. Oleh karena nilai sig t hitung > t tabel
(0,071 > 0,05), maka dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rasio LDR
maka kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional tidak
terdapat perbedaan yang signifikan.
e. Rasio NPL
Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik Independent Ssample t-Test Rasio NPL
RASIO NPL
Statistical Test
Levene’s Test for
Equality of
Variance
t-test for equality of Mean interval = 95%
F Sig. T Df Sig.
(2-tailed)
Mean
Difference
Equal
variances
assumed
.005 .943 5.725 28 .000 1.22000
Equal
variances not
assumed
5.725 27.500 .000 1.22000
Sumber: Data yang sudah diolah SPSS
Kedua varians sama, maka digunakan Equal Variances Assumed t hitung
untuk NPL dengan menggunakan Equal Variances Assumed adalah 5,725
dengan signifikan sebesar 0,000. Oleh karena nilai sig t hitung < t tabel
(0,000 < 0,05), maka dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rasio NPL
maka kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional
terdapat perbedaan yang signifikan.
f. Rasio BOPO
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik Independent Sample t-Test Rasio BOPO
RASIO
BOPO
Statistical Test
Levene’s Test for
Equality of
Variance
t-test for equality of Mean interval = 95%
F Sig. T Df Sig.
(2-tailed)
Mean
Difference
Equal
variances
assumed
.001 .972 5.466 28 .000 14.43467
Equal
variances not
assumed
5.466 27.405 .000 14.43467
Sumber: Data yang sudah diolah SPSS
kedua varians sama, maka digunakan Equal Variances Assumed t hitung
untuk BOPO dengan menggunakan Equal Variances Assumed adalah
5,466 dengan signifikan sebesar 0,000. Oleh karena nilai sig t hitung < t
tabel (0,000 < 0,05), maka dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rasio
BOPO maka kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional
terdapat perbedaan yang signifikan.
E. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisis data yang
mengacu pada masalah dan tujuan penelitian, maka dapat dirumuskan
kesimpulan sebagai berikut :
a . Hasil uji statistik independent sample t-test menunjukkan bahwa
pada rasio CAR tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
Bank Syariah dengan Bank Konvensional yaitu dengan nilai
signifikansi 0,828 lebih besar dari nilai signifikansi 0,05. Rasio
CAR Bank Syariah lebih rendah dibandingkan dengan Bank
Konvensional yaitu Bank Syariah mempunyai rata-rata rasio CAR
sebesar 14,91% lebih kecil dibandingkan rasio CAR Bank
Konvensional sebesar 15,19%. Hal ini berarti Bank Konvensional
memiliki kualitas CAR lebih baik. Kedua bank berada pada
kondisi sehat karena memiliki nilai CAR sesuai ketentuan Bank
Indonesia yaitu diatas 8%.
b . Hasil uji statistik independent sample t-test menunjukkan bahwa
pada rasio ROA terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank
Syariah dengan Bank Konvensional yaitu dengan nilai
signifikansi 0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Rasio
ROA Bank Syariah lebih rendah dibandingkan dengan Bank
Konvensional yaitu Bank Syariah mempunyai rata-rata rasio
ROA sebesar 1,54% lebih kecil dibandingkan rasio ROA Bank
Konvensional sebesar 3,17%. Hal ini berarti Bank Konvensional
memiliki kualitas ROA lebih baik. Kedua bank berada pada
kondisi sehat karena memiliki nilai ROA sesuai ketentuan Bank
Indonesia yaitu diatas 1,5%.
c . Hasil uji statistik independent sample t-test menunjukkan bahwa
pada rasio ROE tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
Bank Syariah dengan Bank Konvensional yaitu dengan nilai
signifikansi 0,193 lebih besar dari nilai signifikansi 0,05. Rasio
ROE Bank Syariah lebih rendah dibandingkan dengan Bank
Konvensional yaitu Bank Syariah mempunyai rata-rata rasio ROE
sebesar 18,47% lebih kecil dibandingkan rasio ROE Bank
Konvensional sebesar 23,98%. Hal ini berarti Bank Konvensional
memiliki kualitas ROE lebih baik. Kedua bank berada pada
kondisi sehat karena memiliki nilai ROE sesuai ketentuan Bank
Indonesia yaitu diatas 12%.
d . Hasil uji statistik independent sample t-test menunjukkan bahwa
pada rasio LDR tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
Bank Syariah dengan Bank Konvensional yaitu dengan nilai
signifikansi 0,071 lebih besar dari nilai signifikansi 0,05. Rasio
LDR Bank Syariah lebih besar dibandingkan dengan Bank
Konvensional yaitu Bank Syariah mempunyai rata-rata rasio LDR
sebesar 86,92% lebih besar dibandingkan rasio LDR Bank
Konvensional sebesar 78,95%. Hal ini berarti Bank Syariah
memiliki kualitas LDR lebih baik. Tetapi Bank Konvensional
berada pada kondisi kurang sehat karena memiliki nilai LDR
dibawah ketentuan Bank Indonesia yaitu 85-110%.
e . Hasil uji statistik independent sample t-test menunjukkan bahwa
pada rasio NPL terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank
Syariah dengan Bank Konvensional yaitu dengan nilai
signifikansi 0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Rasio
NPL Bank Syariah lebih besar dibandingkan dengan Bank
Konvensional yaitu Bank Syariah mempunyai rata-rata rasio NPL
sebesar 1,83% lebih besar dibandingkan rasio NPL Bank
Konvensional sebesar 0,61%. Hal ini berarti Bank Konvensional
memiliki kualitas NPL lebih baik. Kedua bank berada pada
kondisi sehat karena memiliki nilai NPL sesuai ketentuan Bank
Indonesia yaitu dibawah 5%.
f . Hasil uji statistik independent sample t-test menunjukkan bahwa
pada rasio BOPO terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank
Syariah dengan Bank Konvensional yaitu dengan nilai
signifikansi 0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Rasio
BOPO Bank Syariah lebih besar dibandingkan dengan Bank
Konvensional yaitu Bank Syariah mempunyai rata-rata rasio
BOPO sebesar 85,64% lebih besar dibandingkan rasio BOPO
Bank Konvensional sebesar 71,20%. Hal ini berarti Bank
Konvensional memiliki kualitas BOPO lebih baik. Kedua bank
berada pada kondisi sehat karena memiliki nilai BOPO sesuai
ketentuan Bank Indonesia yaitu 92%.
2. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan pada data-data rasio
keuangan yang dipublikasikan dalam website bank, di karenakan bank
telat dalam mengupload ke website. Sehingga sampel bank yang akan
diteliti menjadi terbatas dan periode data penelitiaan juga terbatas.
3. Saran
Dari hasil kesimpulan dalam penelitian ini, penulis memberikan
saran sebagai berikut:
a. Bagi Bank Syariah
Dilihat dari likuiditas Bank Syariah lebih baik dibandingkan
dengan Bank Konvensional. Akan tetapi, ada beberapa rasio yang
lebih rendah dari perbankan konvensional, yaitu rasio permodalan
(CAR), rasio profibilitas (ROA, ROE dan BOPO), dan rasio
kualitas aktiva produktif (NPL).
Untuk meningkatkan rasio-rasio tersebut, perbankan syariah perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Rasio permodalan (CAR) Bank Syariah dapat ditingkatkan
kualitasnya dengan penambahan modal. Hal ini dapat
dilakukan dengan lebih memperhatikan kebutuhan modal
pada setiap ekspansi kredit. Usahakan setiap asset yang
berisiko tersebut menghasilkan pendapatan, sehinggga tidak
perlu menekan permodalan.
2) Rasio Profibilitas (ROA, ROE dan BOPO) dapat
ditingkatkan kualitasnya dengan menekan biaya operasional
dan meningkatkan pendapatan operasional. Hal ini dapat
dilakukan dengan menutup berbagai cabang yang tidak
produktif.
3) Rasio Kualitas Asset (NPL) dapat dapat ditingkatkan
kualitasnya dengan lebih berhati-hati dalam pemberian
kredit terhadap nasabah untuk mengurangi jumlah kredit
yang macet dan bermasalah.
Selain itu, Bank Syariah juga perlu melakukan sosialisasi kepada
masyarakat agar masyarakat lebih mengerti tentang produk-
produk Bank Syariah dan memiliki ketertarikan untuk menjadi
nasabahnya.
b. Bagi Bank Konvensional
Penelitian ini menyimpulkan bahwa kinerja Bank
Konvensional secara umum dari segi permodalan, profitabilitas
dan kualitas aset lebih baik dibandngkan Bank Syariah. Oleh
karena itu, Bank Konvensional bisa mempertimbangkan untuk
membuka atau menambah Unit Usaha Syariah atau mengkonversi
menjadi Bank Syariah.
c. Bagi peneliti yang akan datang
Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah
jumlah sampel bank yang akan diteliti agar hasil yang didapat
lebih tergeneralisasi, hal ini dikarenakan jumlah bank syariah
akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya bank
konvensional yang membuka unit usaha syariah.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Gema Insani Press dan Tazkia Cendikia.
Kasmir, S.E, M.M, 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Raja Graffindo
Pers. Jakarta.
Heri Sudarsono. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Ekonisia,
Yogyakarta.
Van Horne, James C. dan John M. Wachowicz, Jr., 1998, Prinsip-prinsip
Manajemen Keuangan, Alih Bahasa : Heru Sutojo, Buku Dua, Edisi
Kesembilan, Salemba Empat, Jakarta.
Henry Simamora. 2000, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jakarta:
Salemba Empat.
Abdullah, M. Faisal, 2005. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kedua,
Cetakan Kelima, Penerbitan Universitas Muhammadiyah, Malang.