ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN STRES KERJA
TERHADAP KINERJA GURU SLB BERBASIS LATAR BELAKANG
PENDIDIKAN LUAR BIASA DAN NON PENDIDIKAN LUAR BIASA
Studi Kasus pada Guru Sekolah Luar Biasa Negeri Sukoharjo, Kabupaten
Sukoharjo, Jawa Tengah
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun Oleh :
Fransiska Anggi Damayanti
NIM : 132214152
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN STRES KERJA
TERHADAP KINERJA GURU SLB BERBASIS LATAR BELAKANG
PENDIDIKAN LUAR BIASA DAN NON PENDIDIKAN LUAR BIASA
Studi Kasus pada Guru Sekolah Luar Biasa Negeri Sukoharjo, Kabupaten
Sukoharjo, Jawa Tengah
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun Oleh :
Fransiska Anggi Damayanti
NIM : 132214152
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Motto dan Persembahan
Hidup ini seperti sepeda. Agar tetap seimbang
kau harus terus bergerak.
(Albert Einstein)
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga,
tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada
Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
(Filipi 4:6)
Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah
semangat kepada yang tiada berdaya.
(Yesaya 40:29)
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
Papa dan Mama tercinta
Adikku, Rico dan Rian tersayang
Alm. Pakde Harrymawan
Bude Maryati dan Mbak Maya
Atas segala doa dan motivasinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia
dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Pengaruh Motivasi Kerja dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Guru SLB
Berbasis Latar Belakang Pendidikan Luar Biasa Dan Non Pendidikan Luar Biasa”
Studi Kasus pada Guru Sekolah Luar Biasa Negeri Sukoharjo, Kabupaten
Sukoharjo, Jawa Tengah. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai
pihak. Untuk itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu menyertai kehidupan penulis melalui
berkat dan karuniaNya yang berlimpah.
2. Bapak Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Venantius Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku dosen
pembimbing I, yang dengan sabar dan rela meluangkan waktu, tenaga,
pikiran untuk memberikan arahan, kritik, saran yang sangat bermanfaat
bagi penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Bapak Drs. L. Bambang Harnoto, M.Si., selaku dosen pembimbing II,
yang dengan sabar dan rela meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk
memberikan arahan, kritik, saran yang sangat bermanfaat bagi penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
6. Bapak Drs. H. Suseno Triyanto W., M.S., selaku dosen tamu/penguji yang
telah mengarahkan dan memberi saran yang sangat berguna bagi
kesempurnaan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
7. Bapak Joko Zulianto, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala Sekolah Luar Biasa
Negeri Sukoharjo yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian.
8. Bapak Anjar, S.Pd. dan Bapak Edi, S.Pd. selaku guru SLB Negeri
Sukoharjo yang sudah mengarahkan dan juga memberikan informasi
untuk melengkapi data yang diperlukan oleh penulis.
9. Segenap Guru SLB Negeri Sukoharjo sebagai responden yang telah
meluangkan waktu untuk membantu penulis dengan mengisi kuesioner
guna melengkapi data yang diperlukan oleh penulis.
10. Papa dan Mama tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, doa,
semangat, dan nasehat. Terima kasih karena sudah menjadikanku
orang yang kuat dalam menghadapi kehidupan yang ada sehingga aku
bisa semakin dewasa dalam menyikapi segala sesuatu.
11. Adikku Yosafat Anggrico Pratama dan Florianus Anggrian Juantama
yang selalu memberikan semangat, dukungan dan motivasinya.
12. Sahabat, partner, keluarga baruku di Jogja, teman teman “Bilangan
Prima” : Novryani Elisabet (Noprek), Julietta Pangestika (Si Behel),
Ni Nyoman Ayu Larasanti (Ratu Roar), Mentari Kasih (Tarijem),
Erika Dwitasari (Tuwir), dan Woro Utami (Tamiun), terimakasih atas
4 tahun lebih kebersamaan kita dalam suka duka, canda tawa, tangis,
pengalaman baru dan kenangan yang tidak akan pernah terlupakan
serta doa dan kekuatan yang tak terhingga kepada penulis.
13. Yohanes Dwi Kurniawan, yang selalu menemani hari-hari penulis baik
dalam suka maupun duka, dalam canda dan tawa, serta selalu
mendukung dan menyemangati penulis. Terima kasih atas semua kasih
sayang, kesabaran dan segalanya.
14. Teman dan keluarga baruku di KKP XXXII, Kelompok 28 dan
Kelompok 31 Tobong : Tyo, Adi, Vivi, Leo, Wulan, Martin, Astrid,
Radha, dan Edi, terimakasih atas semangat, pengalaman baru dan
dukungan kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ......................... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................. vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................ vii
HALAMAN DAFTAR ISI .............................................................................. x
HALAMAN DAFTAR TABEL ...................................................................... xv
HALAMAN DAFTAR SKEMA .................................................................... xix
HALAMAN DAFTAR GAMBAR .................................................................. xx
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN .............................................................. xxi
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. xxii
HALAMAN ABSTRACT ................................................................................ xxiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 8
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 8
D. Tujuan Penelitian........................................................................... 10
E. Manfaat Penelitian......................................................................... 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 12
A. Landasan Teori ............................................................................. 12
B. Penelitian Sebelumnya .................................................................. 40
C. Kerangka Konseptual Penelitian ................................................... 44
D. Rumusan Hipotesis ........................................................................ 45
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 48
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 48
B. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................... 48
C. Waktu dan Lokasi Penelitian......................................................... 49
D. Variabel Penelitian ........................................................................ 49
E. Definisi Operasional ...................................................................... 53
F. Populasi dan Sampel ..................................................................... 54
G. Teknik Pengambilan Sampel ........................................................ 54
H. Sumber Data .................................................................................. 55
I. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 55
J. Teknik Pengujian Instrumen ......................................................... 56
K. Teknik Analisis Data ..................................................................... 59
BAB IV GAMBARAN UMUM ..................................................................... 71
A. Sejarah dan Perkembangan Sekolah ............................................. 71
B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ..................................................... 73
C. 4 Kompetensi Guru ....................................................................... 73
D. Struktur Organisasi ........................................................................ 76
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...................................... 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
A. Uji Instrumen................................................................................. 82
1. Validitas .................................................................................. 82
2. Reliabilitas ............................................................................... 85
B. Hasil Penelitian ............................................................................. 86
1. Analisis Deskriptif................................................................... 86
a. Deskriptif Karakteristik Responden ................................. 86
b. Deskripsi Variabel Penelitian ............................................ 91
1) Motivasi Kerja ............................................................. 91
a) Motivasi Kerja yang Berasal dari PLB ................. 96
b) Motivasi Kerja yang Berasal dari Non PLB.......... 98
2) Stres Kerja ................................................................... 99
a) Stres Kerja yang Berasal dari PLB ........................ 103
b) Stres Kerja yang Berasal dari Non PLB ................ 105
3) Kinerja ......................................................................... 106
a) Kinerja yang Berasal dari PLB.............................. 110
b) Kinerja yang Berasal dari Non PLB ...................... 111
2. Analisis Regresi Linier Berganda ........................................... 112
a. Uji Asumsi Klasik ............................................................. 112
1) Uji Normalitas ............................................................. 112
2) Uji Multikoleniaritas ................................................... 114
3) Uji Heteroskedastisitas ................................................ 115
b. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ............................ 118
c. Pengujian Hipotesis ........................................................... 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
1) Uji F............................................................................. 121
a) Uji F Pada Guru yang Berasal dari PLB ............... 122
b) Uji F Pada Guru yang Berasal dari Non PLB ....... 124
2) Uji t .............................................................................. 125
a. Hasil Uji t Motivasi pada Guru SLB ..................... 126
a) Uji t Motivasi Pada Guru yang Berasal
dari PLB ........................................................... 128
b) Uji t Motivasi Pada Guru yang Berasal
dari Non PLB ................................................... 129
b. Hasil Uji t Stres pada Guru SLB ........................... 131
a) Uji t Stres Pada Guru yang Berasal
dari PLB ........................................................... 133
b) Uji t Stres Pada Guru yang Berasal
dari Non PLB .................................................. 134
3) Uji Adjusted R Square ................................................. 136
a) Uji Adjusted R Square Pada Guru yang Berasal
dari PLB ................................................................ 137
b) Uji Adjusted R Square Pada Guru yang Berasal
dari Non PLB ........................................................ 138
3. Analisis Uji Independent Sample T Test ................................. 139
a. Motivasi Kerja ................................................................... 139
b. Stres Kerja ......................................................................... 141
c. Kinerja ............................................................................... 143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
C. Pembahasan ................................................................................... 145
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ................... 156
A. Kesimpulan.................................................................................... 156
B. Saran ............................................................................................. 157
C. Keterbatasan .................................................................................. 158
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 160
LAMPIRAN .................................................................................................... 164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
III.1 Tabel Skala Likert ...................................................................... 53
III.2 Bobot Kuesioner Penelitian ........................................................ 60
IV.1 Daftar Jumlah Murid SLB Negeri Sukoharjo ............................ 72
V.1 Hasil Uji Validitas Motivasi Kerja ............................................ 83
V.2 Hasil Uji Validitas Stres Kerja ................................................... 84
V.3 Hasil Uji Validitas Kinerja ........................................................ 86
V.4 Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Kerja, Stres Kerja dan Kinerja .. 86
V.5 Karaktersitik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............... 87
V.6 Karaktersitik Responden Berdasarkan Usia .............................. 88
V.7 Karaktersitik Responden Berdasarkan Status Sertifikasi ........... 89
V.8 Karaktersitik Responden Berdasarkan Latar Belakang
Pendidikan Guru ........................................................................ 89
V.9 Karaktersitik Responden Berdasarkan Masa Kerja ................... 90
V.10 Deskripsi Variabel Motivasi Kerja (X1) .................................... 91
V.11 Hasil Pengelompokan Motivasi Kerja Guru SLB ...................... 94
V.12 Deskripsi Kategori Skor Variabel Motivasi Kerja, Frekuensi,
dan Presentase ............................................................................ 95
V.13 Hasil Pengelompokan Motivasi Kerja Guru dari Latar
Belakang PLB ............................................................................ 96
V.14 Deskripsi Kategori Skor Variabel Motivasi Kerja, Frekuensi,
dan Presentase pada Guru dari PLB .......................................... 97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
V.15 Hasil Pengelompokan Motivasi Kerja Guru dari Latar
Belakang Non PLB .................................................................... 98
V.16 Deskripsi Kategori Skor Variabel Motivasi Kerja, Frekuensi,
dan Presentase pada Guru dari Non PLB ................................... 98
V.17 Deskripsi Variabel Stres Kerja (X2) .......................................... 100
V.18 Hasil Pengelompokan Stres Kerja Guru SLB ............................ 101
V.19 Deskripsi Kategori Skor Variabel Stres Kerja, Frekuensi,
dan Presentase ............................................................................ 102
V.20 Hasil Pengelompokan Stres Kerja Guru dari Latar
Belakang PLB ............................................................................ 103
V.21 Deskripsi Kategori Skor Variabel Stres Kerja, Frekuensi,
dan Presentase pada Guru dari PLB .......................................... 104
V.22 Hasil Pengelompokan Stres Kerja Guru dari Latar
Belakang Non PLB .................................................................... 105
V.23 Deskripsi Kategori Skor Variabel Stres Kerja, Frekuensi,
dan Presentase pada Guru dari Non PLB ................................... 105
V.24 Deskripsi Variabel Kinerja (Y) .................................................. 106
V.25 Hasil Pengelompokan Kinerja Guru SLB .................................. 108
V.26 Deskripsi Kategori Skor Variabel Kinerja, Frekuensi,
dan Presentase ............................................................................ 109
V.27 Hasil Pengelompokan Kinerja Guru dari Latar
Belakang PLB ............................................................................ 110
V.28 Deskripsi Kategori Skor Variabel Kinerja, Frekuensi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
dan Presentase pada Guru dari PLB .......................................... 110
V.29 Hasil Pengelompokan Kinerja Guru dari Latar Belakang
Non PLB .................................................................................... 111
V.30 Deskripsi Kategori Skor Variabel Kinerja, Frekuensi,
dan Presentase pada Guru dari Non PLB ................................... 111
V.31 Hasil Uji Normalitas Shapiro Wilk ............................................ 114
V.32 Hasil Uji Multikolinieritas ......................................................... 115
V.33 Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 116
V.34 Hasil Analisis Regresi Berganda Guru SLB Negeri Sukoharjo . 118
V.35 Hasil Analisis Regresi Berganda pada Guru SLB dari Latar
Belakang PLB ............................................................................ 119
V.36 Hasil Analisis Regresi Berganda pada Guru SLB dari Latar
Belakang Non PLB .................................................................... 120
V.37 Hasil Uji F pada Guru SLB ........................................................ 121
V.38 Hasil Uji F pada Guru dari Latar Belakang PLB ....................... 122
V.39 Hasil Uji F pada Guru dari Latar Belakang Non PLB ............... 124
V.40 Hasil Uji t Motivasi pada Guru SLB ......................................... 126
V.41 Hasil Uji t Motivasi pada Guru dari Latar Belakang PLB ......... 128
V.42 Hasil Uji t Motivasi pada Guru dari Latar Belakang Non PLB .. 129
V.43 Hasil Uji t Stres pada Guru SLB ................................................ 131
V.44 Hasil Uji t Stres pada Guru dari Latar Belakang PLB ............... 133
V.45 Hasil Uji t Stres pada Guru dari Latar Belakang Non PLB ....... 134
V.46 Hasil Uji Adjusted R Square ...................................................... 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
V.47 Hasil Uji Adjusted R Square pada Guru dari Latar Belakang
PLB ............................................................................................ 137
V.48 Hasil Uji Adjusted R Square pada Guru dari Latar Belakang
Non PLB .................................................................................... 138
V.49 Tabel Independent Sample T Test Motivasi Kerja ..................... 139
V.50 Tabel Independent Sample T Test Stres Kerja ........................... 141
V.51 Tabel Independent Sample T Test Kinerja ................................. 143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR SKEMA
Skema Judul Halaman
II.1 Teori Pengharapan ..................................................................... 23
II.2 Kerangka Konseptual Pengaruh Motivasi Kerja dan Stres Kerja
Terhadap Kinerja ....................................................................... 44
II.3 Kerangka Konseptual Perbedaan Motivasi Kerja, Stres Kerja,
Dan Kinerja dari Latar Belakang PLB danNon PLB ................. 44
IV.1 Struktur Organisasi di SLB Negeri Sukoharjo .......................... 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
II.1 Hierarki Kebutuhan dari Maslow .............................................. 19
II.2 Persamaan Motivasi Menurut Victor Vroom ............................. 24
II.3 Model Stres ................................................................................ 31
V.1 Grafik P-Plot Distribusi Normal ................................................ 113
V.2 Hasil Scatterpolt Uji Heteroskedastisitas ................................... 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Surat Pernyataan Penelitian ...................................................... 164
Lampiran 2 Lembar Kuesioner ................................................................... 166
Lampiran 3 Hasil Rekapitulasi Data ............................................................ 171
Lampiran 4 Uji Validitas dan Reliabilitas (Output SPSS) ........................... 177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN STRES KERJA TERHADAP
KINERJA GURU SLB (SEKOLAH LUAR BIASA) BERBASIS LATAR
BELAKANG PENDIDIKAN LUAR BIASA DAN NON PENDIDIKAN LUAR
BIASA
Studi Kasus pada Guru Sekolah Luar Biasa Negeri Sukoharjo, Kabupaten
Sukoharjo, Jawa Tengah
Fransiska Anggi Damayanti
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Motivasi Kerja, Stres Kerja
terhadap Kinerja. Populasi dalam penelitian ini adalah semua Guru Sekolah Luar
Biasa Negeri Sukoharjo sebanyak 38 responden. Teknik pengambilan sampel
menggunakan sampel jenuh. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah kuesioner. Data dianalisis menggunakan teknik analisis regresi linier
berganda, uji F, uji t dan uji t sampel independen. Hasil menunjukkan bahwa
motivasi kerja dan stres kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja guru. Hasil juga
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan motivasi kerja, stres kerja dan kinerja
antara guru yang berasal dari latar belakang pendidikan luar biasa dan guru yang
berasal dari latar belakang non pendidikan luar biasa.
Kata kunci : Motivasi Kerja, Stres Kerja, Kinerja Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiii
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF WORK MOTIVATION INFLUENCE AND WORK
STRESS INFLUENCE ON TEACHERS PERFORMANCE AT SCHOOL
FOR DISABILITIES BASED ON THE BACKGROUND OF SPECIAL
EDUCATION AND NON SPECIAL EDUCATION
( A Case Study of Teachers at Negeri Sukoharjo School For Disabilities,
Sukoharjo District, Central Java)
Fransiska Anggi Damayanti
Sanata Dharma University
Yogyakarta, 2017
This research aims to identify the influence of work motivation, work stress on
teachers performance. This research population is 38 respondents who are
teachers at Negeri Sukoharjo School For Disabilities. The sampling technique
used is saturated sampling. The data gathering technique for this research is
questionnaire. The data analysis technique used are multiple linier regresion, F
test, t test, and independent sample t test. The results show that work motivation
and stress work does not influence the teachers performance. The result also show
that there are no differences of work motivation, work stress and work
performance between teachers with special education background and for those
who do not have.
Keyword : Motivation of Work, Stres of Work, Teachers Performance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan
manusia untuk keberlangsungan hidup. Apabila berbicara tentang kualitas
pembangunan manusia pada suatu negara, maka pendidikan menjadi suatu
tolok ukur kemajuan bangsa yang harus dipenuhi. Undang-undang No.20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dunia pendidikan selalu mengalami perkembangan setiap waktunya.
Seiring berkembangnya waktu maka semakin juga bertambahnya jumlah
penduduk. Bertambahnya jumlah penduduk inilah berdampak pula pada
bertambahnya jumlah anak-anak yang membutuhkan pendidikan. Tidak
semua anak yang lahir dalam keadaan normal. Ada beberapa anak yang
lahir dengan kebutuhan khusus dan tentunya kebutuhan mereka berbeda
dengan kebutuhan anak normal biasanya. Kondisi dari anak-anak yang
berkebutuhan khusus adalah mereka yang mempunyai gangguan fisik atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
keterlambatan perkembangan, anak yang memiliki ketidakmampuan untuk
belajar, gangguan perilaku atau gangguan mental bahkan sekalipun mereka
yang berbakat dengan tingkat intelegensia yang sangat tinggi.
Di Indonesia sendiri, jumlah anak berkebutuhan khusus dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan. Jumlah anak berkebutuhan khusus di
Indonesia diperkirakan terdapat 4,2 juta anak. Jumlah ini menggunakan
asumsi PBB yang menyatakan bahwa paling sedikit 10 persen anak usia
sekolah (5-14 tahun) menyandang kebutuhan khusus. Menurut Fasli Jalal
selaku Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) mengatakan bahwa anak yang berkebutuhan khusus merupakan
anak-anak yang mengalami disfungsi secara fisik, mental/intelektual, sosial,
dan emosional. Disfungsi tersebut dapat terjadi karena kondisi lingkungan
seperti kemiskinan, bencana, ataupun konflik atau akibat dari pola asuh
yang keliru dalam keluarga.
(http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/07/17/mq2zvp-
jumlah-anak-berkebutuhan-khusus-di-indonesia-tinggi)
Pemerintah Indonesia sendiri telah mengeluarkan peraturan dan
kebijakan untuk memberikan pelayanan berbeda bagi anak-anak
berkebutuhan khusus. Pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah yaitu
dengan adanya pendidikan khusus berupa sekolah inklusi atau sekolah luar
biasa. Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, bahwa
jenis pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus adalah Pendidikan Khusus.
Lalu dijelaskan kembali dalam pasal 32 (1) UU No. 20 tahun 2003
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
memberikan batasan bahwa Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi
peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses
pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Suatu sistem pendidikan dapat berjalan dengan baik karena
bergantung pada beberapa faktor penentunya. Faktor penentunya itu antara
lain guru, murid, kurikulum yang diterapkan dan fasilitas yang mendukung
dalam kegiatan proses belajar mengajar. Keberadaan sekolah luar biasa
untuk mendidik anak-anak berkebutuhan khusus dalam mengenyam
pendidikan, tidak lepas dari peran seorang guru yang melakukan proses
kegiatan belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar yang
berlangsung, faktor guru mendominasi dari seluruh struktur pendidikan.
Guru pada hakekatnya merupakan faktor penting yang harus ada karena
guru yang mempunyai pengaruh besar bagi para muridnya.
Profesi menjadi seorang guru SLB membutuhkan keterampilan dan
kesabaran yang tinggi dibandingkan menjadi seorang guru sekolah biasa
pada umumnya. Hal ini dikarenakan profesi sebagai guru SLB harus
menangani siswa yang butuh pendampingan secara khusus. Guru SLB
dituntut bersikap profesional dengan kompetensi dan pengetahuan yang
dimilikinya untuk membedakan dengan guru sekolah biasa. Pekerjaan
sebagai seorang guru dalam menghadapi anak didiknya, akan banyak
menimbulkan ketegangan dan tingkat stres yang akan dihadapi terutama
menjadi seorang guru SLB. Profesi menjadi seorang guru SLB bukanlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
sesuatu yang mudah dan membutuhkan perjuangan yang lebih. Selain harus
memiliki pendidikan tentang bagaimana menghadapi anak-anak yang
berkebutuhan khusus, seorang guru SLB juga akhirnya dituntut untuk
memiliki kesabaran yang tinggi, serta kesehatan mental dan fisik yang baik
juga dalam bekerja.
Namun ternyata di SLB Negeri Sukoharjo sendiri, guru SLB yang
mengajar disana hampir tidak semuanya berasal dari latar belakang
pendidikan luar biasa. Mereka yang bukan dari latar belakang pendidikan
luar biasa diangkat menjadi guru tetap. Ada guru yang berasal dari latar
belakang pendidikan agama, pendidikan tentang kewarganegaraan,
pendidikan olahraga dan pendidikan Bahasa Indonesia. Hal ini menjadi
sesuatu yang menarik untuk diteliti karena bisa melihat bagaimana motivasi,
tingkat stres kerja dan kinerja mereka dalam mengajar baik dari guru yang
memiliki latar belakang pendidikan luar biasa maupun dari guru yang tidak
memiliki latar belakang pendidikan luar biasa.
Untuk menjadi seorang guru, maka pastilah membutuhkan adanya
motivasi seperti motif dalam melaksankan tugas atau pekerjaan dan harapan
mereka dalam melakukan suatu pekerjaan. Motivasi berasal dari bahasa
latin yakni movere yang artinya menimbulkan pergerakan. Menurut
Fillmore H. Stanford (dalam Mangkunegara, 2013:93), motivasi diartikan
sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan
tertentu. Motivasi kerja memiliki peranan penting dalam sebuah organisasi
terutama di instansi pendidikan karena dengan adanya motivasi akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
menggerakkan diri karyawan yang terutama itu adalah guru supaya terarah
atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa adanya motivasi,
karyawan tidak akan mencapai tujuan organisasi yang maksimal.
Profesi menjadi seorang guru SLB tidak akan lepas dari tingkat stres
kerja guru dalam mengajar anak-anak berkebutuhan khusus. Dalam dunia
pendidikan, ketidakselarasan interaksi akan timbul dalam lingkungan
pendidikan sehingga menimbulkan stres kerja. Para guru SLB akan
mengalami stres dari berbagai macam sumber. Sumber stres bisa berasal
dari beban kerja yang terlalu berat sehingga menyebabkan frustasi, tingkah
laku murid-murid dalam kesehariannya, motivasi kerja yang rendah dan
hambatan dalam berkomunikasi.
Stres yang terlalu berlebihan juga dapat mengakibatkan terganggunya
pelaksanaan kerja yang mereka lakukan dan juga dapat mengancam
kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan. Menurut
Mangkunegara (2013:157) stress kerja didefinisikan sebagai perasaan
tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Akan tetapi,
dapat diketahui juga bahwa stres dapat digunakan untuk upaya peningkatan
maupun memaksimalkan kinerja apabila dapat dikelola oleh seseorang
dengan tepat. Gagasan ini didukung oleh pendapat dari Handoko (2014:202)
yang menyatakan bahwa stres dapat digunakan sebagai rangsangan untuk
meningkatkan kinerja tergantung seberapa tingkat stres yang dihadapi.
Pengelolaan stres dalam organisasi sangatlah penting terhadap karyawan
yang mengalami dampak dari stres tersebut. Maka dari itu pengelolaan stres
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
yang baik akan berpengaruh positif bagi organisasi dalam pencapaian
tujuan.
Mengingat pentingnya guru sebagai sumber daya manusia dalam suatu
organisasi di dalam dunia pendidikan, upaya yang harus dicapai suatu
organisasi adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.
Untuk terciptanya kualitas sumber daya manusia yang baik, diharapkan
seorang guru bisa meningkatkan kinerjanya. Istilah kinerja sendiri berasal
dari kata Job Perfomance atau Actual Performance (prestasi keja atau
prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Menurut
Mangkunegara (2013:67) mengatakan bahwa kinerja (prestasi kerja) adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Menurut Sedarmayanti 2007 (dalam Widodo,
2015:133) kinerja karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : sikap
dan mental (motivasi kerja, disiplin kerja dan etika kerja), pendidikan,
keterampilan, manajemen kepemimpinan, tingkat penghasilan, gaji dan
kesehatan, jaminan sosial, iklim kerja, stres kerja, sarana dan prasarana,
teknologi, kesempatan berprestasi. Dengan kata lain, karyawan juga dituntut
supaya menghasilkan kinerja yang tinggi sehingga diharapkan tujuan
organisasi dapat tercapai. Sebaliknya, jika karyawan yang bekerja tidak
memiliki kinerja yang baik maka tujuan organisasi tidak tercapai.
SLB Negeri Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah adalah salah satu dari
5 SLB yang ada di Kabupaten Sukoharjo. SLB Negeri Sukoharjo yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
beralamatkan di Dalangan RT 02 RW 02 Klaseman, Kecamatan Gatak,
Kabupaten Sukoharjo memiliki kurang lebih 149 murid dari TK sampai
dengan SMA. Jumlah Guru yang mengajar di SLB Negeri Sukoharjo ini
berjumlah 49 guru dengan tidak semuanya memiliki latar belakang
pendidikan luar biasa. SLB Negeri Sukoharjo yang sudah ada sejak tahun
1984 melayani semua anak berkebutuhan khusus yang akan mengenyam
pendidikan.
Berdasarkan penjelasan mengenai topik masalah dan uraian sedikit
tentang motivasi kerja, stres kerja dan kinerja guru diatas, maka peneliti
tertarik untuk mengulas penilitian yang kemudian dituangkan dalam skripsi
dengan judul “Analisis Pengaruh Motivasi Kerja Dan Stres Kerja
Terhadap Kinerja Guru SLB Berbasis Latar Belakang Pendidikan
Luar Biasa Dan Non Pendidikan Luar Biasa Studi Kasus Pada Guru
Sekolah Luar Biasa Negeri Sukoharjo”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini masalah
yang akan dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pada semua
guru SLB Negeri Sukoharjo ?
2. Seberapa besar pengaruh stres kerja terhadap kinerja pada semua guru
SLB Negeri Sukoharjo ?
3. Adakah perbedaan motivasi kerja yang signifikan antara guru SLB yang
berasal dari latar belakang pendidikan luar biasa dengan guru SLB yang
berasal dari latar belakang non pendidikan luar biasa?
4. Adakah perbedaan stres kerja yang signifikan antara guru SLB yang
berasal dari latar belakang pendidikan luar biasa dengan guru SLB yang
berasal dari latar belakang non pendidikan luar biasa?
5. Adakah perbedaan kinerja yang signifikan antara guru SLB yang berasal
dari latar belakang pendidikan luar biasa dengan guru SLB yang berasal
dari latar belakang non pendidikan luar biasa?
C. Pembatasan Masalah
Untuk membatasi ruang lingkup penelitian, maka penulis menyusun batasan
masalah agar permasalahan pada penelitian lebih fokus dan tidak jauh dari
inti permasalahan yang membahas tentang pengaruh motivasi dan stres
terhadap kinerja guru. Adapun pembatasan dari masalah penelitian ini
adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1. Tempat penelitian dilakukan di Sekolah Luar Biasa Negeri Sukoharjo,
Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
2. Responden penelitian ini adalah semua guru SLB Negeri Sukoharjo
baik yang berasal dari latar belakang PLB maupun latar belakang Non
PLB.
3. Karakteristik responden yang diteliti meliputi jenis kelamin, usia, status
sertifikasi, masa kerja, dan latar belakang pendidikan.
4. Penelitian ini difokuskan pada :
a. Motivasi kerja yang diteliti dalam penelitian ini adalah mengukur
kuat lemahnya motivasi kerja guru SLB dengan menggunakan teori
Victor Vroom yang ditinjau dari valensi, ekspektansi, dan
instrumen.
b. Stres kerja yang diteliti dalam penelitian ini adalah mengukur kuat
lemahnya tingkat stres yang dihadapi guru SLB yang dilihat dari
gejala stres yang muncul dari konsekuensi terjadinya stres.
c. Kinerja yang diteliti dalam penelitian ini berdasarkan aspek aspek
dalam penilaian kinerja pada guru SLB seperti aspek prestasi kerja,
tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan
kepemimpinan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan peneliti melakukan penelitian
ini agar dapat memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap
kinerja semua guru SLB Negeri Sukoharjo.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap
kinerja semua guru SLB Negeri Sukoharjo.
3. Untuk mengetahui adakah perbedaan motivasi kerja yang signifikan
antara guru SLB yang berasal dari latar belakang pendidikan luar biasa
dengan guru SLB yang berasal dari latar belakang non pendidikan luar
biasa.
4. Untuk mengetahui adakah perbedaan stres kerja yang signifikan antara
guru SLB yang beasal dari latar belakang pendidikan luar biasa dengan
guru SLB yang berasal dari latar belakang non pendidikan luar biasa.
5. Untuk mengetahui adakah perbedaan kinerja yang signifikan antara
guru SLB yang berasal dari latar belakang pendidikan luar biasa dengan
guru SLB yang berasal dari latar belakang non pendidikan luar biasa.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Organisasi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu organisasi dalam
memberikan pertimbangan, gambaran, dan masukan dalam pengambilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
keputusan yang berkaitan dengan peningkatan kinerja karyawan dengan
melihat kuatnya motivasi dan meminimalkan tingkat stres kerja guru.
2. Bagi Kepala Sekolah
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk proses
rekruitmen guru SLB supaya bisa mengedepankan pencarian guru yang
berasal dari latar belakang pendidikan luar biasa.
3. Bagi Guru SLB
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan untuk
pengembangan diri bagi guru SLB atas motivasi yang dimilikinya dari
dalam diri dan menjadi bahan refleksi atas tingkat stres kerja yang
dihadapi untuk memaksimalkan tingkat kinerjanya sebagai seorang guru
SLB.
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
tambahan referensi bagi para pembaca untuk melakukan penelitian lebih
lanjut dan menambah referensi untuk kepustakaan Universitas Sanata
Dharma khususnya dalam bidang manajemen sumber daya manusia..
5. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menjadi kesempatan bagi peneliti dalam
menerapkan teori-teori yang didapat selama kuliah dan dapat diterapkan
dalam dunia kerja, serta sebagai acuan untuk mempelajari masalah-
masalah yang berkaitan dengan organisasi dan sumber daya manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam
suatu organisasi di samping faktor yang lain seperti modal. Sumber daya
manusia harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi organisasi. Untuk dapat mengelola sumber daya manusia yang
baik, setiap pemimpin dan manajer serta bagian yang menangani sumber
daya manusia harus mengerti dan menghayati masalah manajemen sumber
daya manusia dengan baik pula. Menurut Mangkunegara (2013:2)
manajemen sumber daya manusia adalah suatu perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan
terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa,
pengintegrasian, pemeliharaan dan pemisahan tenaga kerja dalam
mencapai tujuan organisasi. Sumber daya manusia perlu dikelola secara
profesional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan karyawan
dengan tuntutan dan kemampuan organisasi. Keseimbangan tersebut
merupakan kunci utama organisasi agar dapat berkembang secara
produktif dan wajar.
Dalam mengatur manusia yang bekerja dalam suatu perusahaan
atau organisasi, manajemen sumber daya manusia pun akan memiliki
berbagai masalah. Penyebab manajemen sumber daya manusia pun juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
memiliki berbagai masalah karena manajemen sumber daya manusia
bertugas mengatur manusia yang ada di dalam perusahaan ataupun
organisasi sehingga manusia yang bekerja di dalam perusahaan atau
organisasi tersebut dapat mewujudkan tujuan perusahaan atau organisasi.
Menurut Widodo (2015:1) juga mengatakan bahwa masalah manajemen
sumber daya manusia sendiri adalah masalah yang cukup kompleks karena
ia bukan sekadar masalah administrasi, hukum, dan perundangan yang
terkait, psikologi manusia, perhitungan kebutuhan, penentuan kompensasi,
dan teknik-teknik cara bekerja yang baik, tetapi secara keseluruhan ke
semua aspek yang sudah disebutkan di atas harus dipahami dan dikuasai
dengan baik dan terpadu, terutama bagi manajer SDM. Menurut Hasibuan
(dalam Widodo, 2015:4), terdapat 10 peranan manajemen sumber daya
manusia antara lain:
1. Menetapkan jumlah, kualitas, dan penempatan tenaga kerja yang
efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job
description, job specification, dan job evaluation.
2. Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawan
berdasarkan asas the right man in the right job.
3. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi, dan
pemberhentian.
4. Meramalkan penawawan dan permintaan sumber daya manusia pada
masa yang akan datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
5. Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan
perkembangan perusahaan pada khususnya.
6. Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan dan
kebijaksanaan pemberian balas jasa perusahaan-perusahaan sejenis.
7. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh.
8. Melaksanakan pendidikan, latihan, dan penilaian prestasi karyawan.
9. Mengatur mutasi karyawan baik vertikal maupun horizontal.
10. Mengatur pensiun, pemberhentian dan pesangonnya.
Seiring berkembangnya jaman, tidak dapat dipungkiri bahwa
dalam manajemen sumber daya manusia terdapat tantangan dalam
mewujudkan tujuan organisasi. Salah satu diantaranya dalam dunia
pendidikan, pendidik atau guru ataupun tenaga kependidikan dipandang
sebagai sumber daya penting. Sumber daya manusia menjadi hal yang
sangat dominan karena merupakan core business dalam dunia pendidikan.
Sumber daya manusia menjadi dominan untuk bisnis pendidikan karena
tenaga pendidik mengambil peran dalam proses pembelajaran yang
merupakan bagian dari kegiatan bisnis pendidikan. Pendidikan pada anak
yang berkebutuhan khusus juga perlu mendapat perhatian penting terutama
dari segi guru yang mengajar. Guru yang mengajar di SLB perlu memiliki
keterampilan dan kesabaran yang tinggi dibandingkan menjadi guru
sekolah biasa pada umumnya. Widodo (2015:10) mengemukakan bahwa
dalam manajemen sumber daya manusia, tantangan yang harus dihadapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dikelompokkan dalam tiga kategori tantangan yang meliputi tantangan
lingkungan, organisasi, dan individu.
Tantangan lingkungan yang dihadapi antara lain: perubahan-
perubahan di segala bidang yang bergerak dengan cepat, perkembangan
teknologi informasi yang pesat, semakin beragamnya tenaga kerja,
dampak globalisasi, ekonomi, peraturan dan perundangan yang semakin
banyak dan ketat perkembangan pekerjaan yang semakin kompleks,
perubahan peranan keluarga, dan kelangkaan keahlian tertentu.
Tantangan organisasi mencakup antara lain : memilih posisi yang
kompetitif, tuntutan akan keluwesan, menciptakan tim yang lebih mandiri,
perubahan budaya organisasi, dan teknologi yang semakin maju.
Tantangan individu mencakup: menempatkan orang pada jabatan
yang tepat, memperlakukan orang secara lebih etis, perhatian yang lebih
besar dalam hubungan dan tanggung jawab sosial, meningkatkan
produktivitas personel, menentukan perlu tidaknya memberdayakan
personel, dan mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi brain drain.
Untuk itulah, tugas manajemen sumber daya manusia menjadi
sangat penting untuk mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan, untuk
menciptakan kemampuan sumber daya manusia yang sesuai dengan
kebutuhan, dan juga untuk menjalankan hal yang perlu digunakan untuk
mendukung keberhasilan organisasi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2. Motivasi Kerja
Tercapainya kinerja sumber daya manusia yang baik dipengaruhi oleh
kemampuan, motivasi, dan keadaan lingkungan. Kemampuan seseorang
dapat diperoleh dari pendidikan/pelatihan dan juga dari pengalaman.
Namun, untuk motivasi seseorang bersifat fluktuatif dimana pada saat atau
situasi tertentu motivasinya bisa tinggi, sedang, bahkan juga bisa saja
rendah. Mengingat masalah motivasi sumber daya manusia merupakan
masalah yang akan rentan, maka sudah seharusnya masalah ini harus
mendapat perhatian yang serius untuk menunjang keberhasilan suatu
organisasi.
a. Pengertian Motivasi Kerja
Motivasi memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan
organisasi. Seorang karyawan membutuhkan adanya motivasi seperti
motif dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan dan harapan guna
mengembangkan dirinya masing-masing. Besarnya intensitas
kekuatan dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tugas atau
mencapai sasaran memperlihatkan sejauh mana tingkat motivasinya.
Menurut Abraham Sperling (dalam Mangkunegara, 2013:93)
mengemukakan bahwa “Motive is a defined as a tendency to activity,
started by a drive and ended by an adjustment. The adjustment is said
to satisfy the motive”. (Motif didefinisikan sebagai suatu
kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari dorongan dalam diri
(drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri. Penyesuaian diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dilakukan untuk memuaskan motif). Dari pengertian motif tersebut
dapat diturunkan pengertian motivasi sebagai sesuatu yang pokok,
yang menjadi dorongan bagi seseorang untuk melakukan tindakan.
Menurut Arep & Tanjung (2003:12) secara sederhana, urgensi
motivasi adalah menciptakan semangat dan gairah kerja. Motivasi
orang bekerja ada bermacam-macam termasuk motivasi seorang guru
SLB. Ada orang yang termotivasi karena rasa aman atau keselamatan
meskipun bekerja dengan jarak yang jauh dan bahkan ada orang yang
termotivasi bekerja hanya karena pekerjaan tersebut memberikan
prestise yang tinggi walaupun gajinya sangat kecil.
Berbicara tentang motivasi, maka motivasi adalah cerminan self
concept realization, yaitu merealisasikan konsep dirinya. Menurut S
Menurut Arep & Tanjung (2003:13), menyebutkan bahwa Self
Concept Realization bermakna bahwa seseorang akan selalu
termotivasi jika ia hidup dalam suatu cara yang sesuai dengan peran
yang lebih ia sukai, diperlakukan sesuai dengan tingkatan yang lebih
ia sukai, dan dihargai sesuai dengan cara yang mencerminkan
penghargaan seseorang atas kemampuannya.
Menurut Robbins (2006:214), motivasi adalah proses yang
berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya
individu ke arah pencapaian sasaran. Tiga unsur motivasi adalah
intensitas, arah, dan berlangsung lama. Intensitas terkait dengan
seberapa keras seseorang berusaha. Akan tetapi, intensitas yang tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
kemungkinan tidak akan menghasilkan kinerja yang diinginkan jika
upaya itu tidak disalurkan ke arah yang menguntungkan organisasi.
Oleh karena itu, perlulah mempertimbangkan kualitas upaya maupun
intensitasnya. Upaya yang diarahkan ke sasaran dan konsisten dengan
sasaran organisasi adalah hal yang harus dilakukan. Pada akhirnya
motivasi memilih dimensi berlangsung lama. Ini adalah ukuran
tentang berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.
Individu-individu yang termotivasi tetap bertahan dengan
pekerjaannya dalam waktu cukup lama untuk mencapai sasaran
mereka.
b. Teori Motivasi Kerja
1) Teori Hierarki Kebutuhan
Banyak pakar yang menjelaskan tentang teori motivasi.
Salah satu teori motivasi kerja dikemukakan oleh Abraham
Maslow. Dalam teori ini, Maslow menyatakan bahwa manusia
dimotivasi untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang melekat
pada diri setiap manusia yang cenderung bersifat bawaan.
Menurut Maslow (dalam Hariandja, 2002:324), kebutuhan
manusia terdiri dari lima jenis dan tersusun dalam suatu hierarki
dalam pemenuhan. Berikut adalah gambar hierarki kebutuhan dari
Maslow.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Gambar II.1. Hierarki Kebutuhan dari Maslow
a. Kebutuhan Fisik (Physiological Needs)
Kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan yang harus
dipenuhi untuk dapat mempertahankan diri sebagai
makhluk fisik seperti kebutuhan untuk makanan, minuman,
pakaian, dan lain-lain.
b. Kebutuhan Rasa Aman (Safety Needs)
Kebutuhan ini berkaitan kebutuhan rasa aman dari
anacaman-ancaman dari luar yang mungkin terjadi seperti
keamanan dari ancaman orang lain, ancaman alam, atau
ancaman bahwa suatu saat tidak dapat bekerja karena faktor
usia atau faktor lainnya.
c. Kebutuhan Sosial (Social Needs)
Kebutuhan ini berkaitan dengan menjadi bagian dari orang
lain, dicintai orang lain, dan mencintai orang lain dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
ditandai dengan keinginan seseorang menjadi bagian atau
anggota dari kelompok tertentu.
d. Kebutuhan Pengakuan (Esteem Needs)
Kebutuhan ini berkaitan tidak hanya menjadi bagian dari
orang lain (masyarakat), tetapi lebih jauh dari itu, yakni
diakui/dihormati/dihargai orang lain.
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization Needs)
Kebutuhan ini berkaitan aktualisasi/penyaluran diri dalam
arti kemampuan/minat/potensi diri dalam bentuk nyata
dalam kehidupannya merupakan kebutuhan tingkat tertinggi
dari teori Maslow.
Implikasi manajerial dari teori Maslow adalah bagaimana
memotivasi pegawai atau mengaktifkan, menggerakkan perilaku
kerja pegawai ke arah peningkatan efektivitas organisasi. Sesuai
dengan teori ini, seorang pegawai tidak akan termotivasi untuk
bekerja dengan baik bilamana pelaksanaan pekerjaan tidak dapat
memenuhi kebutuhannya (Hariandja, 2002:328).
2) Teori ERG
Teori tentang motivasi kerja yang dikenal dengan teori ERG
Alderfer yang merupakan modifikasi dari teori hierarki kebutuhan
Maslow yang dimaksudkan untuk membuat konsistensi dengan
penelitian yang mempertimbangkan kebutuhan manusia. Terdapat
beberapa perbedaan antara teori ERG Alderfer dan teori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kebutuhan hierarki Maslow yakni karena penelitian telah
menunjukkan bahwa manusia memiliki dua atau tiga bentuk
kebutuhan dibanding dengan lima bentuk kebutuhan berdasarkan
hipotesa Maslow. Dalam buku karangan Usmara (2006:24),
Alderfer memperpendek kategori Maslow menjadi tiga bentuk
kebutuhan antara lain:
a. Kebutuhan untuk eksistensi (Existence Needs)
Kebutuhan yang mencakup semua bentuk keinginan
jasmaniah dan fisik.
b. Kebutuhan untuk berhubungan (Relatedness Needs)
Kebutuhan yang mencakup semua kebutuhan yang
melibatkan hubungan dengan orang lain yang kita
perhatikan.
c. Kebutuhan untuk bertumbuh (Growth Needs)
Kebutuhan yang mencakup kebutuhan yang melibatkan
orang-orang yang membuat usaha kreatif terhadap diri
mereka sendiri dan lingkungan.
Menurut teori Alderfer, bila seseorang mengalami hambatan
dalam memenuhi kebutuhan tingkat yang lebih tinggi, orang
tersebut akan kembali pada kebutuhan tingkat yang lebih rendah
sebagai kompensasinya, yang disebut frustration-regression
dimension (Hariandja, 2002:332).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3) Teori Pengharapan
Teori pengharapan dikembangkan oleh Victor Vroom
(1964). Menurut Victor (dalam Robbins, 2006:238), teori
pengharapan menyatakan bahwa kuatnya kecenderungan untuk
bertindak dengan cara tertentu bergantung pada kekuatan
pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh keluaran
tertentu dan pada daya tarik keluaran tersebut bagi individu itu.
Teori ini memusatkan perhatian pada tiga hubungan yakni :
a. Hubungan upaya-kinerja. Probabilitas dirasakan oleh
individu yang mengerahkan sejumlah upaya tertentu itu
akan mendorong kinerja.
b. Hubungan kinerja-imbalan. Sampai sejauh mana individu
meyakini bahwa berkinerja pada tingkat tertentu akan
mendorong tercapainya output yang diinginkan.
c. Hubungan imbalan-sasaran pribadi. Sampai sejauh mana
imbalan-imbalan organisasi memenuhi sasaran atau
kebutuhan pribadi individu serta potensi daya tarik imbalan
tersebut bagi individu terserbut.
Dari tiga hubungan itu digambarkan dalam sebuah gambar
sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Skema II.1. Teori Pengharapan
Menurut Vroom (dalam Widodo, 2015:189), tinggi
rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen,
yaitu:
1. Ekspektansi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas.
2. Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan
terjadi jika berhasil dalam melaksanakan suatu tugas
(keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome
tertentu).
3. Valensi, yaitu respons terhadap outcome seperti
perasaan positif, netral, atau negatif.
Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang
melebihi harapan. Motivasi rendah jika usahanya menghasilkan
kurang dari yang diharapkan.
Dalam Mangkunegara (2005:69), Vroom juga menjelaskan
bahwa motivasi merupakan suatu produk dari bagaimana
① Hubungan upaya-kinerja
② Hubungan kinerja-imbalan
③ Hubungan imbalan-sasaranbpribadi
Upaya
individu
Kinerja
individu
Ganjaran
organisasi
Sasaran
pribadi
1 2 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
seseorang menginginkan sesuatu, dan penaksiran seseorang
memungkinkan aksi tertentu yang akan menuntunnya. Pernyataan
Vroom tersebut berhubungan dengan rumus sebagai berikut :
Gambar II.2. Persamaan Motivasi Menurut Victor Vroom
Keterangan :
Motivasi merupakan kekuatan dorongan yang mempunyai
arah pada tujuan tertentu.
Harapan merupakan kemungkinan mencapai sesuatu
dengan aksi tertentu.
Instrumen merupakan insentif atau penghargaan yang akan
diberikan.
Valensi merupakan kekuatan hasrat seseorang untuk
mencapai sesuatu.
Persamaan diatas menunjukkan bahwa bila suatu faktor
tidak ada berarti motivasi rendah. Valensi lebih menguatkan
pilihan seorang pegawai untuk suatu hasil. Jika seorang pegawai
mempunyai keinginan yang kuat untuk suatu kemajuan, maka
berarti valensi pegawai tersebut tinggi untuk suatu kemajuan.
Valensi timbul dari internal pegawai yang dikondisikan dengan
pengalaman.
Dari banyaknya teori yang menjelaskan tentang bagaimana
seseorang akan termotivasi dalam melakukan pekerjaan, maka
Motivasi = Valensi x Harapan x Instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sudah jelas bahwa seseorang memiliki motivasi kerja karena ingin
mencapai hasil kerja yang maksimal. Motivasi kerja menjadi
faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan
seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan
dalam bentuk usaha yang kuat atau lemah. Motivasi kerja juga
didukung dengan adanya prinsip-prinsip tertentu. Menurut
Mangkunegara (2013:100) terdapat prinsip dalam memotivasi
karyawan yaitu :
1) Prinsip Partisipasi
Prinsip partisipasi dimaksudkan dalam upaya memotivasi
kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut
berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai
oleh pemimpin.
2) Prinsip Komunikasi
Prinsip komunikasi yang dimaksudkan bahwa pemimpin
mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan
dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang
jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
3) Prinsip Mengakui Andil Bawahan
Prinsip mengakui andil bawahan yang dimaksudkan bahwa
pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai
andil di dalam usaha pencapaian tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
4) Prinsip Pendelegasian Wewenang
Prinsip pendelegasian wewenang yang dimaksudkan bahwa
pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang
kepada pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu dapat
mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang
dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan
menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang
diharapkan oleh pemimpin.
5) Prinsip Memberi Perhatian
Prinsip memberi perhatian yang dimaksudkan bahwa
pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang
diinginkan pegawai bawahan, akan memotivasi pegawai
bekerja apa yang diharapkan oleh pemimpin.
Dalam penelitian yang pernah dilakukan oleh Ronny Trian
Surbakti (2014) yang meneliti tentang “Pengaruh Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Golongan 1 Di Universitas Katolik
Parahyangan”, membuktikan bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh
terhadap kinerja karyawan golongan 1 di Universitas Katolik
Parahyangan. Peneliti menggunakan pendekatan teori harapan (Victor
Vroom) dengan dimensi yang digunakan meliputi:
a. Ekspektansi (harapan atau kuatnya keyakinan bahwa upaya
kerja akan menghasilkan penyelesaian suatu tugas).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
b. Intrumentalitas (kaitan kinerja-imbalan yakni tingkat sejauh
mana orang tersebut percaya bahwa bekerja pada tingkat
tertentu itu menjadikan sarana untuk tercapainya hasil yang
diinginkan).
c. Valensi (daya tarik imbalan yakni bobot yang ditempatkan
oleh orang tersebut ke potensi hasil atau imbalan yang dapat
dicapai ditempat kerja).
Pada hasil pengujian hipotesis mengenai adanya pengaruh motivasi
terhadap kinerja karyawan golongan 1 UNPAR menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap kinerja
pegawai golongan I. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai
thitung untuk variabel motivasi sebesar 13,308. Dengan tingkat
signifikansi 0,05 dan df=106, maka dapat nilai ttabel 1,98. Dikarenakan
nilai thitung > ttabel (13,308>1,98) maka H0 ditolak.
Hasil pengujian hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa
variabel motivasi kerja secara signifikan memberikan pengaruh
terhadap kinerja karyawan golongan 1 UNPAR. Tingkat motivasi
karyawan golongan 1 UNPAR termasuk dalam kategori sedang dan
tingkat kinerja karyawan juga masuk dalam kategori sedang. Dalam
hal ini kinerja karyawan golongan 1 UNPAR masih memerlukan
perbaikan dan perhatian sedangkan disisi motivasi, yang harus
diperhatikan adalah bagaimana meningkatkan motivasi yang
cenderung masih rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Merujuk pada penelitian terdahulu yang sudah dilakukan, penulis
menyimpulkan bahwa motivasi merupakan salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi kinerja seseorang. Motivasi terbentuk karena
adanya harapan akan keberhasilan pada suatu tugas, penilaian tentang
keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu, dan respon
terhadap outcome seperti perasaan positif, netral, ataupun negatif.
Untuk itu, penulis merasa bahwa motivasi kerja bisa dijadikan
variabel untuk menguji kinerja guru SLB Negeri Sukoharjo, karena
pada penelitian terdahulu menguji kinerja dengan menggunakan
variabel motivasi dan hasilnya positif signifikan.
3. Stres Kerja
a. Pengertian Stres Kerja
Stres mempunyai arti yang berbeda bagi setiap individu. Stres
merupakan satu situasi yang mungkin dialami manusia pada umumnya
dan pegawai pada khususnya di dalam sebuah organisasi atau
perusahaan. Stres menjadi masalah yang penting karena situasi itu
dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan produktivitas kerja, sehingga
perlu penanganan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan
(Hariandja, 2002:303).
Menurut Handoko (2014:200) stres adalah suatu kondisi
ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
seseorang. Penyesuaian diri terhadap lingkungan ini menyangkut
perbedaan-perbedaan di dalam aspek-aspek lingkungan itu sendiri.
Hal ini pun juga dikemukakan oleh Gibson dan kawan-kawan
(dalam Triatna, 2015:138) mengatakan bahwa stres adalah tanggapan
yang dapat menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan
individual dan atau proses psikologis, yakni suatu konsekuensi dari
setiap tindakan ekstern (lingkungan), situasi, atau peristiwa yang
terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan atau fisik terhadap
seseorang. Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan
seseorang untuk menghadapi lingkungan. Sebagai hasilnya, pada diri
karyawan berkembang berbagai macam gejala stres yang dapat
mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
Menurut Robbins (2006:793) stres adalah kondisi dinamik
yang di dalamnya individu menghadapi peluang, kendala, atau
tuntutan yang terkait dengan apa yang sangat diinginkannya dan yang
hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti tapi penting. Stres
merupakan peluang bila stres itu menawarkan potensi perolehan. Stres
menjadi kendala apabila kekuatan yang mencegah individu dan
melakukan apa yang sangat diinginkan. Stres merupakan tuntutan
apabila hilangnya sesuatu yang sangat diinginkan.
Dari banyaknya definisi tentang stres kerja dari para ahli maka
dapat disimpulkan oleh penulis bahwa stres kerja adalah kondisi
ketegangan yang akan dialami manusia terutama pada pegawai dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
sebuah organisasi ketika seseorang harus dihadapi oleh tuntutan yang
besar dalam melaksanakan pekerjaannya.
Sebagai seorang guru SLB, mungkin tidak akan lepas dari stres
kerja. Tuntutan kerja para guru SLB mendorong munculnya stres kerja
yang harus dihadapi. Karena yang dihadapi para guru SLB adalah
anak-anak yang harus didampingi secara khusus, maka situasi
ketegangannya akan besar dan potensi munculnya stres akan terjadi
pada kalangan guru SLB. Stres yang terlalu besar juga dapat
mengancam seseorang terutama guru untuk menghadapi lingkungan.
Maka untuk itulah, seorang guru harus bisa mengatasi stres yang akan
dihadapinya yang bisa terjadi dari gejala-gejala stres yang mucul.
b. Proses Stres Kerja
Moorhead dan Griffin (2013:177) mengkategorikan proses
stres menjadi tiga yaitu :
1) Sindrom Adaptasi Umum
Sindrom adaptasi umum mengidentifikasi tiga tahapan proses
stres. Tahap awal disebut peringatan. Berikutnya, muncul
resistensi aktual terhadap stressor, mengakibatkan peningkatan di
atas tingkat resistensi normal. Akhirnya muncul kelelahan dan
resistensi menurun.
2) Distress
Distress adalah stres tidak menyenangkan yang menyertai
kejadian-kejadian negatif. Distress muncul akibat dari tekanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
berlebihan, tuntutan yang tidak masuk akal terhadap waktu, dan
berita buruk. Bentuk stres ini biasanya menghasilkan
konsekuensi-konsekuensi negatif bagi individu.
3) Eustress
Eustress adalah stres menyenangkan yang menyertai kejadian-
kejadian positif. Sumber stres tidak selalu buruk. Sebagai contoh
memperoleh promosi, menikah dan membuat pidato sebagai
bagian dari memenangkan sebuah penghargaan besar.
c. Potensi Sumber Stres
Menurut Robbins (2006:794) ada penyebab potensi terjadinya
stres dan konsekuensi yang harus dihadapi seorang karyawan. Berikut
adalah gambar model stres yang menggambarkan potensi sumber stres
dan konsekuensi stres itu sendiri.
Gambar II.3. Model Stres
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Pada gambar diatas ada tiga kategori potensi stressor menurut
Robbins (2006:794) antara lain :
1) Faktor Lingkungan
Ketidakpastian lingkungan mempengaruhi perancangan struktur
organisasi, ketidakpastian pun juga mempengaruhi tingkat stres di
kalangan para karyawan dalam organisasi tersebut. Perubahan
siklus menciptakan ketidakpastian ekonomi. Ketidakpastian
politik dengan ancaman untuk memisahkan diri dan menjadi
negara yang berbeda juga dapat meningkatkan stres di kalangan
orang. Ketidakpastian teknologi juga dapat menyebabkan stres
karena inovasi baru dapat membuat keterampilan dan pengalaman
karyawan menjadi ketinggalan dalam periode waktu yang sangat
singkat.
2) Faktor Organisasi
Banyak sekali faktor di dalam organisasi yang dapat
menimbulkan stres. Tuntutan tugas merupakan faktor yang
mencakup desain pekerjaan individu (otonomi, keragaman tugas,
tiingkat otomatisasi), kondisi kerja, dan tata letak kerja fisik.
Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada
seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkan
dalam organisasi. Tuntutan antar-pribadi adalah tekanan yang
diciptakan oleh karyawan lain. Struktur organisasi menentukan
tingkat diferensiasi dalam organisasi, tingkat aturan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
peraturan, dan dimana keputusan diambil. Kepemimpinan
organisasi menggambarkan gaya manajerial eksekutif senior
organisasi. Tahap perkembangan organisasi yakni dimana dia ada
dalam siklus empat tahap ini – menciptakan masalah dan tekanan
yang berbeda bagi para karyawan.
3) Faktor Individu
Survei nasional secara konsisten menunjukkan bahwa orang
menganggap hubungan pribadi dan keluarga sebagai sangat
berharga. Kesulitan pernikahan, pecahnya hubungan, dan
kesulitan disiplin anak-anak merupakan contoh masalah
hubungan yang menciptakan stres bagi karyawan dan terbawa ke
tempat kerja. Masalah ekonomi yang diciptkan oleh individu yang
terlalu merentangkan sumber daya keuangan mereka merupakan
perangkat kesulitan pribadi lain yang menciptakan stres bagi para
karyawan dan mengalihkan perhatian mereka dari kerja.
Kepribadian orang sebenarnya menjadi asal usul timbulnya gejala
stres yang diungkapkan pada pekerjaan itu. Faktor individu
penting mempengaruhi stres adalah kodrat kecenderungan dasar
seseorang.
Stres muncul lewat sejumlah cara. Menurut Robbin, semua ini
dapat dibagi ke dalam tiga kategori umum konsekuensi stres antara
lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
1) Gejala Fisiologis
Sebagian besar perhatian dini atas stres diarahkan ke gejala
fisiologis. Riset ini memandu kesimpulan bahwa stres dapat
menciptakan perubahan metabolisme, meningkatkan laju detak
jantung dan pernapasan, meningkatkan tekanan darah,
menimbulkan sakit kepala, dan menyebabkan serangan jantung.
2) Gejala Psikologis
Stres dapat menyebabkan ketidakpuasan. Stres yang berkaitan
dengan pekerjaan dapat menimbulkan ketidakpuasan yang
berkaitan dengan pekerjaan. Stres dapat muncul dalam keadaan
psikologis misalnya seperti ketegangan, kecemasan, mudah
marah, kebosanan, dan suka menunda-nunda. Hal ini terbukti
bahwa bila orang ditempatkan dalam pekerjaan yang mempunyai
tuntutan ganda dan berkonflik atau di tempat yang tidak ada
kejelasan mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab
pemikul pekerjaan maka stres dan ketidakpuasan akan meningkat.
3) Gejala Perilaku
Gejala stres yang terkait dengan perilaku mencakup perubahan
produktivitas, absensi, dan tingkat keluar-masuknya karyawan,
juga perubahan kebiasaan makan, meningkatnya merokok dan
konsumsi alkohol, bicara cepat, gelisah dan gangguan tidur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
d. Pendekatan Stres Kerja
Menurut Keith Wavis dan John (dalam Mangkunegara (2013 :
157) pendekatan stres kerja dapat dilakukan dengan cara:
1) Pendekatan Dukungan Sosial
Pendekatan dilakukan melalui aktivitas yang bertujuan
memberikan kepuasan sosial kepada karyawan. Misalnya,
bermain game dan lelucon.
2) Pendekatan melalui Meditasi
Pendekatan perlu dilakukan karyawan dengan cara berkonsentrasi
ke alam pikiran, mengendorkan kerja otot dan menenangkan
emosi.
3) Pendekatan melalui Biofeedback
Pendekatan dilakukan melalui bimbingan medis. Melalui
bimbingan dokter, pskiater dan psikolog sehingga diharapkan
karyawan dapat menghilangkan stres yang dialaminya.
4) Pendekatan Kesehatan Pribadi
Pendekatan ini merupakan pendekatan preventif sebelum
terjadinya stres. Dalam hal ini karyawan secara periode waktu
kontinu memeriksa kesehatan, melakukan relaksasi otot,
pengaturan gizi dan olahraga secara teratur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
4. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
Menurut Rivai dan Basri ( dalam Riani, 2011:97), kinerja adalah
hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam
melaksanakan tugas, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran
atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati
bersama.
Menurut Simanjuntak (dalam Widodo, 2015:131) kinerja adalah
tingkatan pencapaian hasil dan pelaksanaan tugas tertentu.
Simanjuntak juga mengartikan kinerja individu sebagai tingkat
pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai
atau tugas yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
b. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Steers (dalam Riani, 2011:100), faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah :
1) Kemampuan, kepribadian, dan minat kerja
2) Kejelasan dan penerimaan atau penjelasan peran seorang pekerja
yang merupakan taraf pengertian dan oenerimaan seseorang aras
tugas yang diberikan kepadanya
3) Tingkat motivasi pekerja yaitu daya energi yang mendorong,
mengarahkan dan mempertahankan perilaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
c. Ukuran Kinerja
Menurut Bernandin & Russell (dalam Riani, 2011:99), terdapat 8
ukuran kinerja karyawan diantaranya:
1) Quantity of work : jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu
periode yang ditentukan.
2) Quality of work : kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-
syarat kesesuaian dan kesiapannya.
3) Job Knowledge : luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan
keterampilannya.
4) Creativeness : keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan
tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang
timbul.
5) Cooperation : kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain
atau sesama anggota organisasi.
6) Dependability : kesadaran untuk dapat dipercaya dalam hal
kehadiran dan penyelesaian kerja.
7) Initiative : semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan
dalam memperbesar tanggung jawab.
8) Personal Qualities : menyangkut kepribadian, kepemimpinan,
keramahtamahan, dan integritas pribadi.
Sedangkan penilaian kinerja adalah suatu evaluasi terhadap tingkat
kinerja seseorang dibandingkan dengan standar kinerja yang telah
ditentukan, guna sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan promosi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
kompensasi, perlunya pelatihan atau pengembangan, maupun untuk
pemberhentian seseorang. Penilaian kerja dilakukan untuk memonitor
pelaksanaan pekerjaan karyawan apakah sudah sesuai dengan keinginan
organisasi (Widodo, 2015:130).
Kegiatan penilaian kinerja ini yang bertanggung jawab dalam
penilaian tersebut adalah kepala bagian administrasi. Hasil penilaian
kinerja diperlukan sebagai masukan dan juga umpan balik dalam
mempertimbangkan gaji atau kompensasi, promosi, tindakan disiplin, dan
juga merupakan umpan balik untuk meningkatkan motivasi dan
pengarahan perbaikan.
Menurut Yaslis (dalam Widodo, 2015:137), penilaian kinerja pada
dasarnya mempunyai dua tujuan utama yaitu:
1. Penilaian kemampuan personel, merupakan tujuan yang mendasar
dalam rangka penilaian personel secara individual, yang dapat
digunakan sebagai informasi untuk penilaian efektivitas
manajemen sumber daya manusia.
2. Pengembangan personel, sebagai informasi untuk pengembilan
keputusan untuk pengembangan personel seperti: promosi, mutasi,
rotasi, terminasi, dan penyesuaian kompensasi.
Menurut Soeprihanto dalam bukunya (1988:24) menjelaskan bahwa ada
beberapa aspek penilaian yang harus dipertimbangkan dalam melakukan
penilaian kinerja. Aspek-aspek penilaian umumnya berbeda sesuai dengan
level karyawan yang dinilai. Level dan aspek yang umumnya perlu dinilai
adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
1) Level Operator : prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran,
dan kerjasama.
2) Level Foreman : prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran,
kerjasama, dan kepemimpinan.
3) Level Supervisor : prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan,
kejujuran, kerjasama, kepemimpinan, dan prakarsa (inisiatif).
4) Level Kepala Bagian Keatas : prestasi kerja, tanggung jawab,
ketaatan, kejujuran, kerjasama, kepemimpinan, dan prakarsa
(inisiatif).
Berdasarkan pernyataan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa
penilaian kinerja adalah kunci utama untuk bisa mengembangkan dan
mendayagunaan karyawan seoptimal mungkin untuk menciptakan efektif
dan efisien dalam organisasi. Dengan adanya penilaian kinerja, dapat
menjadikan dasar rasional organisasi untuk mengembangkan kembali
kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang
ada dalam organisasi.
Dalam penilaian kinerja, menilai individu yang bekerja pada suatu
organisasi sangat bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan
organisasi. Dari penilaian kinerja itu sendiri pun, organisasi dapat
mengetahui kondisi kinerja karyawannya. Hal ini pun juga membantu
penulis untuk mengetahui bagaimana kinerja guru SLB Negeri Sukoharjo
sehingga organisasi bisa melakukan perubahan yang dapat membangun
serta sebagai informasi yang dapat membantu kepala sekolah untuk
mengetahui keadaan sebenarnya dan yang dialami oleh para guru SLB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
B. Penelitian Sebelumnya
Penelitian-penelitian sebelumnya yang menjadi referensi bagi peneliti adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian oleh Ronny Trian Surbakti (2014) dengan judul penelitian
“Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Golongan 1 Di
Universitas Katolik Parahyangan”, E-Journal Graduate Unpar Part A:
Economics Vol 1, No.2.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja
terhadap kinerja karyawan golongan 1 di UNPAR. Karyawan golongan 1
di UNPAR terbagi menjadi beberapa bagian seperti satuan pengamanan
(satpam), supir, dan pekarya. Objek penelitian ini adalah karyawan
golongan 1 di lingkungan Universitas Katolik Parahyangan yang
berjumlah 146 dengan sampel sebesar 107 karyawan. Penelitian ini
hendak mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan
golongan independen dan kinerja karyawan sebagai variabel dependen.
Analisis yang digunakan meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji model
dan analisis regresi linier. Berdasarkan uji-t yang dilakukan dan hasil
analisis regresi linier dapat diketahui bahwa motivasi kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja.
2. Penelitian oleh Dhermawan, Sudibya, dan Utama (2012) dengan judul
penelitian “Pengaruh Motivasi, Lingkungan Kerja, Kompetensi dan
Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Lingkungan Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali”, Jurnal
Manajemen, Strategi Bisnis, dan Kewirausahaan Vol.6 No.2 Agustus.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh motivasi, lingkungan
kerja, kompetensi dan kompensasi terhadap kepuasan kerja dan terhadap
kinerja pegawai di lingkungan Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi
Bali. Sampel penelitian sebanyak 150 orang pegawai dipilih dengan
metode Stratified Propotional Random Sampling sementara data
dikumpulkan menggunakan kuesioner untuk kemudian dianalisis dengan
Structural Equation Modelling (SEM). Hasil analisis membuktikan bahwa
motivasi dan lingkungan kerja berpengaruh tidak siginfikan terhadap
kepuasan kerja sementara kompetensi dan kompensasi berpengaruh
signifikan. Motivasi dan kompetensi berpengaruh tidak signifikan
terhadap kinerja pegawai sementara lingkungan kerja, kompenasi, dan
kepuasan kerja berpengaruh signifikan. Hasil penelitian berimplikasi
terhadap motivas, kondisi lingkungan kerja, kompetensi, dan kompensasi
pegawai yang perlu ditingkatkan guna meningkatkan kepuasan kerja dan
apabila kepuasan kerja pegawai meningkat maka kinerja pegawai juga
akan meningkat.
3. Penelitian oleh Windi Fajar Yasin Salamudin (2005) dengan judul
“Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Guru SLB Se-Kota Cimahi”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh stres
kerja terhadap kinerja guru SLB Se-Kota Cimahi. Peneliti menggunakan
metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
adalah seluruh guru SLB Se-Kota Cimahi. Berdasarkan hasil pengolahan
data menggunakan Weighted Means Score (WMS) diperoleh tingkat
kecenderungan umum dari variabel X (stress kerja) sangat tinggi dengan skor
rata-rata sebesar 3,42. Sedangkan tingkat kecenderungan umum dari variabel
Y (Kinerja Guru) menunjukan sangat baik dengan skor rata-rata sebesar 3,32.
Berdasarkan hasil uji normalitas menunjukkan bahwa variabel X dan Y
berdistribusi normal. Berdasarkan hasil nilai koefisien korelasi variabel X
dan variabel Y adalah sebesar 0534, maka dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara dua variabel berada pada kategori kuat dan terdapat korelasi
yang positif. Sedangkan hasil perhitungan uji determinasi diketahui bahwa
variabel X memberikan pengaruh terhadap variabel Y sebesar 28,5% dan
sisanya sebesar 72,5% dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan hasil
pengujian statistik secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa “Terdapat
Pengaruh yang Positif dan Signifikan antara Stress Kerja kerja terhadap
Kinerja Guru SLB Se-Kota.” terbukti kebenarannya atau dapat diterima.
4. Penelitian oleh Retnani (2016) dengan judul “Pengaruh Disiplin, Stress,
Motivasi dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan dengan Studi
Kasus pada Karyawan Kantor Badan Pertahanan Nasional Kabupaten
Madiun” Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan
parsial disiplin, stres, motivasi, dan kompensasi terhadap kinerja
karyawan. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan bagian
administrasi kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Madiun yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
berjumlah 50 orang. teknik pengambilan sampel menggunakan accidental
sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier
berganda, uji asumsi klasik, uji t, dan uji F. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara parsial disiplin, stres, kompetensi tidak berpengaruh
terhadap kinerja karyawan, sedangkan motivasi secara parsial
berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
5. Penelitian oleh Noviansyah dan Zunaidah (2011) dengan judul penelitian
“Pengaruh Stres Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan
PT. Perkebunan Minanga Ogan Baturaja” Jurnal Manajemen dan Bisnis
Sriwijaya, Vol 9 No. 18. Desember.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh stres kerja dan
motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh karyawan PT. Perkebunan Minangan Ogan Baturaja yang
berjumlah 335 orang dan karyawan ini dipilih secara acak. Sampel
penelitian ini berjumlah 78 orang. metode sampling yang digunakan
adalah proporsional stratified random sampling. Hasil penelitian
disimpulkan bahwa stres kerja secara parsial mempunyai pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Selain itu, stres kerja
dan motivasi kerja secara simultan mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan. Dari pengujian yang dilakukan
memberikan hasil bahwa stres kerja lebih berpengaruh dari pada motivasi
kerja terhadap kinerja karyawan PT.Perkenunan Minangan Ogan
Baturaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
C. Kerangka Konseptual
Berdasarkan landasan teori dan penelitian sebelumnya yang telah
dipaparkan mengenai motivasi kerja dan stres kerja terhadap kinerja guru,
maka dikembangkan kerangka konseptual yang mendasari penelitian ini
seperti yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Skema II.2. Kerangka Konseptual Pengaruh Motivasi Kerja dan Stres Kerja
Terhadap Kinerja
Skema II.3. Kerangka Konseptual Perbedaan Motivasi Kerja, Stres Kerja
dan Kinerja dari PLB dan Non PLB
Motivasi Kerja (X1)
Stres Kerja (X2)
Kinerja (Y)
Non PLB
(Pendidikan Luar
Biasa)
PLB
(Pendidikan Luar
Biasa)
Kinerja
(Y)
Stres Kerja
(X2)
Motivasi Kerja
(X1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
D. Rumusan Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara atas penelitian yang dilakukan dan
sementara masih harus dibuktikan kebenarannya.
Pada suatu organisasi, motivasi kerja dan stres kerja diduga
berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Pengaruh tersebut akan
menentukan tercapai atau tidaknya tujuan suatu organisasi. Bagaimana
motivasi kerja yang dilakukan dari dalam diri sendiri untuk melakukan
pekerjaan, bagaimana stress kerja tersebut berdampak pada guru dalam
melakukan pekerjaannya. Semua hal tersebut saling berhubungan satu sama
lain dalam suatu organisasi terutama pada dunia pendidikan seperti di
Sekolah Luar Biasa,.Guru memiliki kinerja yang baik jika aspek-aspek
dalam penilaian kinerja dijalankan dengan baik.
Motivasi kerja sangat dibutuhkan oleh setiap orang tidak terkecuali
dengan guru SLB. Menurut Hodgetts dan Luthans (dalam Usmara, 2006:14)
mengemukakan motivasi sebagai proses psikologis melalui keinginan yang
belum terpuaskan, yang diarahkan ke pencapaian tujuan/insentif. Definisi
ini menunjukkan bahwa motivasi menggambarkan suatu kekuatan yang
menggerakkan manusia untuk bersikap dengan cara tertentu. Hal ini
memperlihatkan bahwa motivasi akan muncul karena adanya suatu
kebutuhan. Kebutuhan menunjukkan adanya kekurangan yang dialami
individu.
Stres kerja akan sering dihadapi oleh setiap orang karena
merupakan situasi ketegangan dalam menghadapi pekerjaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Ketegangan dapat mengacu pada perasaan tidak tenang, kekhawatiran, dan
kegelisahan yang dialami seseorang yang dapat berakibat pada pikiran,
emosi, dan kondisi fisik. Dampak dari stres kerja bisa menguntungkan atau
juga merugikan karyawan. Dampak yang menguntungkan diharapkan akan
memacu karyawan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan semangat
dan sebaik-baiknya, namun jika stres kerja tidak mampu diatasi oleh
karyawan tersebut maka akan menimbulkan dampak yang sangat merugikan
seperti frustasi dan rasa tidak aman secara terus menerus.
Kinerja karyawan merupakan hasil kerja dari tingkah laku.
Pengertian kinerja ini mengaitkan antara hasil kerja dengan tingkah laku.
Sebagai tingkah laku, kinerja merupakan aktivitas manusia yang diarahkan
pada pelaksanaan tugas organisasi yang dibebankan kepadanya. Kinerja
akhirnya menentukan keberhasilan sebuah organisasi dalam menjalankan
program sumber daya manusia guna pencapaian tujuan organisasi secara
maksimal. Pencapaian kinerja yang baik juga banyak dipengaruhi berbagai
hal antara lain motivasi kerja dan stres kerja sehingga bisa dilihat bagaimana
kinerja yang dihasilkan oleh karyawan.
Berdasarkan uraian diatas, motivasi kerja dan stres kerja yang dialami
guru dengan pembedanya dari latar belakang pendidikan luar biasa diduga
memiliki pengaruh terhadap kinerja guru. Maka dalam penelitian ini,
peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja semua guru di SLB
Negeri Sukoharjo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
H2 : Stres kerja berpengaruh terhadap kinerja semua guru di SLB
Negeri Sukoharjo.
H3 : Terdapat perbedaan motivasi kerja yang signifikan antara guru
SLB yang berasal dari latar belakang pendidikan luar biasa dengan
guru SLB yang berasal dari latar belakang non pendidikan luar
biasa.
H4 : Terdapat perbedaan stres kerja yang signifikan antara guru SLB
yang berasal dari latar belakang pendidikan luar biasa dengan guru
SLB yang berasal dari latar belakang non pendidikan luar biasa.
H5 : Terdapat perbedaan kinerja yang signifikan antara guru SLB yang
berasal dari latar belakang pendidikan luar biasa dengan guru SLB
yang berasal dari latar belakang non pendidikan luar biasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian
kuantitatif dengan metode survei. Menurut Kerlinger (dalam Sugiyono,
2015:14) mengemukakan bahwa penelitian survei adalah penelitian yang
dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga
ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar
variabel sosiologis maupun psikologis.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel
dalam sebuah penelitian karena mampu memberikan informasi kepada
peneliti. Subjek dalam penelitian ini adalah semua guru di SLB Negeri
Sukoharjo.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah variabel yang dapat diukur dan akan diteliti oleh
peneliti. Objek dalam penelitian ini adalah variabel motivasi kerja, stres
kerja dan kinerja guru SLB Negeri Sukoharjo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2017 sampai dengan April
2017.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di SLB Negeri Sukoharjo yang
beralamatkan di Dalangan RT 02 RW 02 Klaseman, Kecamatan Gatak,
Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi Variabel
a. Variabel Independen
Variabel independen identik dengan variabel bebas, penjelas, atau
independent/explanatory variable. Variabel ini biasanya dianggap
sebagai variabel prediktor atau penyebab karena memprediksi atau
menyebabkan variabel dependen (Kuncoro 2003:18). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah:
1) Motivasi kerja (X1)
Indikator motivasi kerja dikatakan kuat jika :
a) Adanya hubungan upaya-kinerja
b) Adanya hubungan kinerja-imbalan
c) Adanya hubungan imbalan-tujuan pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Seorang karyawan menginginkan imbalan (valence) yaitu
penilaian sebuah upaya akan menyebabkan kinerja yang
diharapkan (expectancy) dan keyakinan bahwa kinerja akan
mengakibatkan penghargaan (instrumentality). Jadi jika tingkat
valensi, tingkat harapan dan tingkat penghargaan tinggi, maka
motivasi akan tinggi. Harapan seseorang mewakili keyakinan
seorang individu bahwa tingkat upaya tertentu akan diikuti
oleh suatu kinerja tertentu.
2) Stres Kerja (X2)
Stres adalah kondisi dinamik yang di dalamnya individu
menghadapi peluang, kendala, atau tuntutan yang terkait
dengan apa yang sangat diinginkannya dan yang hasilnya
dipersepsikan sebagai tidak pasti tapi penting. (Robbins
(2006:793) Indikator mengukur kuat lemahnya tingkat stres
kerja dilihat dari gejala stres yang meliputi :
a) Gejala fisiologis indikatornya antara lain mengalami
sakit kepala karena beban kerja dan rasa capek karena
pekerjaan.
b) Gejala psikologis indikatornya antara lain merasa putus
asa dalam bekerja, kurang puas dengan hasil kerja, tidak
bersemangat dalam bekerja, dan sulit untuk berkonsentrasi.
c) Gejala perilaku indikatornya antara lain nafsu makan
berkurang karena beban kerja, keinginan untuk menunda-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
nunda pekerjaan, kecenderungan untuk malas melakukan
pekerjaan, dan adanya kecenderungan untuk absen ditempat
kerja.
b. Variabel Dependen
Variabel dependen identik dengan variabel terikat, yang dijelaskan,
atau dependent variabel (Kuncoro 2003:17). Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah kinerja. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
(Mangkunegara, 2013: 67). Indikator kinerja yang kuat meliputi aspek
aspek level supervisor sebagai berikut :
a) Prestasi kerja mengenai kualitas pekerjaan dan kemampuan
dalam bekerja sendiri.
b) Tanggung jawab mengenai sikap tanggungjawab yang harus
dijalani dalam mengajar anak-anak.
c) Ketaatan mengenai taat akan peraturan yang berlaku.
d) Kejujuran mengenai jujur dalam melakukan pekerjaan.
e) Kerjasama mengenai kemampuan berkomunikasi dengan orang
lain (human relation).
f) Prakarsa (inisiatif) mengenai kemampuan untuk memberikan
inisiatif atau sesuatu hal yang baru.
g) Kepemimpinan mengenai perencanaan dan pengorganisasian
pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2. Definisi Variabel
a. Kinerja (Y)
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara,
2013:67).
b. Motivasi Kerja (X1)
Motivasi adalah proses yang berperan pada intensitas, arah, dan
lamanya berlangsung upaya individu ke arah pencapaian sasaran
(Robbins 2006:214).
c. Stres Kerja (X2)
Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi,
proses berpikir dan kondisi seseorang (Handoko, 2014:200).
3. Pengukuran Variabel
Menurut Sugiyono (2015:165) skala Likert digunakan untuk
mengembangkan instrumen yang digunakan untuk mengukur persepsi,
sikap atau pendapat seseorang atau sekelompok orang terhadap potensi
dan permasalahan suatu objek, rancangan suatu produk, proses membuat
produk dan produk yang telah dikembangkan atau diciptakan.
Penelitian ini akan menggunakan skala pengukuran data yaitu
teknik skala likert berskala 1 sampai 5. Adapun bobot dari masing-
masing pernyataan adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel III.1
Tabel Skala Likert
Keterangan Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah pengertian variabel secara praktik atau dalam kata
lain secara nyata dalam lingkup objek atau variabel yang akan diteliti.
Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kinerja (Y)
Kinerja adalah hasil pelaksanaan suatu pekerjaan yang sudah dilakukan
berdasarkan pada penilaian dari aspek yang sudah ditetapkan. Hasil dari
penilaian dari aspek yang sudah ditetapkan itu merupakan gambaran
kinerja yang dihasilkan pegawai yang digunakan untuk mengetahui
tingkat kinerja guru SLB.
2. Motivasi Kerja (X1)
Motivasi adalah proses yang berperan pada intensitas, arah, dan lamanya
berlangsung upaya individu ke arah pencapaian sasaran (Robbins
2006:214). Maksud dari motivasi disini adalah untuk mengetahui tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
rendahnya motivasi pada guru SLB apakah akan berpengaruh terhadap
kinerja atau tidak.
3. Stres Kerja (X2)
Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses
berpikir dan kondisi seseorang. Besar kecilnya stres yang dirasakan dapat
mempengaruhi hasil kinerja. Stres dapat meningkatkan kinerja seseorang,
namun jika stres yang dirasa terlalu tinggi maka dapat berakibat
sebaliknya (Handoko, 2014:200). Maka dari itu, untuk melihat kinerja
guru SLB Negeri Sukoharjo dapat dilihat dari tingkat stres kerja yang
dialami para guru berdasarkan gejala stres yang akan muncul.
F. Populasi dan Sampel
Menurut Martono (2014:76) populasi adalah keseluruhan objek atau
subjek yang berada pada wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu
berkaitan dengan masalah penelitian. Sedangkan sampel menurut Martono
(2014:76) adalah bagian dari populasi yang memliki ciri-ciri atau keadaan
tertentu yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru
SLB Negeri Sukoharjo yang jumlahnya sebanyak 49 guru.
G. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampling jenuh.
Menurut Sugiyono (2015:143) sampling jenuh adalah teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
dilakukan bila populasi relatif kecil. Istilah lain dari sampel jenuh adalah
sampel total atau sensus dimana semua guru SLB baik itu guru yang
mengajar di tingkat SD sampai dengan SMA dijadikan sampel dalam
penelitian ini.
H. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer
dan sumber data sekunder. Adapun pengertian sumber data primer adalah
sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak
melalui media perantara). Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber
data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Kuesioner
Dalam mengumpulkan data, peneliti membagikan kuesioner kepada
responden yang dianggap memenuhi syarat dan dapat memberikan
informasi yang cukup untuk penelitian ini. Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012:192). Dalam kuesioner ini terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
4 bagian. Bagian pertama mengenai identitas responden yang meliputi:
nomor responden, nama, jenis kelamin, usia, status sertifikasi, latar
belakang pendidikan dan masa kerja. Bagian kedua mengenai motivasi
kerja. Bagian ketiga mengenai stres kerja dan bagian keempat
mengenai kinerja.
2. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan proses
pencatatan pola perilaku subjek (orang), objek (benda) atau kejadian
yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan
individu-individu yang diteliti.
3. Dokumen atau bukti fisik yang ada di organisasi
Dokumen atau bukti fisik yang ada di organisasi merupakan data
sekunder yang diperoleh organisasi seperti data mengenai struktur
organisasi, data daftar guru yang ada, dan data fisik lainnya.
4. Interview
Peneliti melakukan interview kepada salah seorang guru SLB yang
bertujuan untuk melengkapi informasi yang ada serta untuk
memperoleh kepastian atau kejelasan dari informasi yang masih
kurang jelas.
J. Teknik Pengujian Instrumen
Pengujian instrumen diperlukan untuk mengetahui layak tidaknya alat ukur
yang digunakan dalam penelitian. Dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil
penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
1. Uji Validitas
Dalam uji validitas yang diukur adalah pernyataan yang digunakan
untuk mengungkap tentang motivasi dan stres kerja. Menurut Noor (dalam
Retnani 2016:51) Penyusunan sebuah kuesioner harus menggambarkan
tujuan dari penelitian tersebut (valid). Suatu skala pengukuran disebut
valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa
yang seharusnya diukur. Bila skala pengukuran tidak valid, maka ia tidak
bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau melakukan apa yang
seharusnya dilakukan (Kuncoro, 2003:151). Peneliti melakukan pengujian
validitas menggunakan teknik korelasi Product Moment dengan rumus
sebagai berikut :
√ √
Keterangan :
= Koefisien korelasi product moment
n = Jumlah responden
= Jumlah skor dalam variabel X
= Jumlah skor dalam variabel Y
= Jumlah hasil kali antara X dan Y
Untuk menghitung besarnya nilai r dapat dihitung dengan
menggunakan taraf signifikasi ( sebesar 5%. Suatu instrumen penelitian
dinyatakan valid jika hasil akhir pengukuran menunjukkan rhitung> rtabel dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
rhitung = rtabel. Tetapi jika hasil akhir pengukuran menunjukkan rhitung< rtabel,
maka instrumen penelitian itu dinyatakan tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Menurut Noor (dalam Retnani 2016:68) Keandalan pengukuran
menggunakan Cronbach’s Alpha adalah koefisien keandalan yang
menunjukkan seberapa baiknya item butir dalam suatu kumpulan secara
positif berkorelasi satu sama lain. Reliabilitas menunjukkan konsistensi
dan stabilitas dari suatu skor (skala pengukuran) (Kuncoro, 2003:154).
Suatu instrumen dianggap reliabel apabila instrumen atau alat ukur yang
digunakan tersebut dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran
data penelitian diulang. Pengujian reliabilitas dapat dikemukakan dengan
rumus Cronbach’s Alpha sebagai berikut :
Keterangan :
: reliabilitas instrumen
: banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
: jumlah varian butir
: varian total
Dalam pengukuran reliabilitas, apabila koefisien Cronbach’s Alpha
lebih atau sama dengan 0,6 maka dapat dinyatakan instrumen tersebut
reliabel. Tetapi jika koefisien Cronbach’s Alpha kurang dari 0,6 maka
dapat dinyatakan instrumen tersebut tidak reliabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
K. Teknik Analisis Data
1. Melakukan Analisis Deskriptif
a. Deskripsi Karakteristik Responden
Penelitian ini merupakan penelitian populasi dimana semua guru SLB
Negeri Sukoharjo menjadi responden dalam penelitian. Jumlah
responden yang diteliti sebanyak 49 orang. Hasil penelitian dari 49
responden dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1) Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
2) Deskripsi responden berdasarkan usia
3) Deskripsi responden berdasarkan status sertifikasi
4) Deskripsi responden berdasarkan latar belakang pendidikan
5) Deskripsi responden berdasarkan masa kerja
b. Deskripsi Variabel
Analisis variabel digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang
variabel dilihat dari total skor masing-masing variabel dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1) Motivasi Kerja
Motivasi kerja menurut Victor Vroom adalah dorongan yang
dimiliki seseorang dengan melihat dari tingkat probabilitas
seseorang akan motivasi yang diinginkan yang ditinjau dari nilai
valensi, ekpektansi, dan instrumen. Model teori pengharapan
diperoleh dari rumus sebagai berikut :
(Valensi x Ekspektansi x Instrumen) = Motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Dimana:
(E P) : Ekspektansi (UsahaKinerja)
(P O) : Instrumen (Kinerja Penghargaan)
V : Valensi
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert
dengan 5 pilihan jawaban. Dalam teori ini, keyakinan seseorang
dianggap memiliki bobot nilai sebesar 100% sehingga setiap
jawaban konsumen memiliki bobot sebesar 20%. Bobot dari 5
jawaban dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel III.2
Bobot Kuesioner Penelitian
Sumber : Data Primer, Juli 2017
Tahapan perhitungan motivasi kerja dimulai dengan mengubah
skala awal (skala likert) dari jawaban responden menjadi bobot
yang ada pada tabel III.2. Langkah perhitungan selanjutnya adalah
mencari nilai rata-rata dari setiap indikator yakni rata-rata valensi,
rata-rata ekspektansi, dan rata-rata instrumen di setiap responden.
Setelah diperoleh nilai rata-rata setiap indikator, kemudian nilai
rata-rata setiap indikator semuanya dikalikan sesuai dengan rumus
motivasi menurut Vroom. Misal, motivasi dapat dicari dengan nilai
rata-rata valensi dikalikan dengan nilai rata-rata ekspektansi
Indikator STS TS N S SS
Valensi 0,2 0,4 0,6 0,8 1
Ekspektansi 0,2 0,4 0,6 0,8 1
Instrumen 0,2 0,4 0,6 0,8 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
dikalikan dengan nilai rata-rata instrumen sehingga diperoleh hasil
skor motivasi pada setiap responden. Untuk menentukan tingkatan
kategori motivasi dilihat dari nilai maksimal dan nilai minimal
pada variabel motivasi. Dalam variabel motivasi diketahui untuk
menentukan nilai tertinggi dan nilai terendah juga diperoleh dengan
menggunakan perhitungan perkalian sesuai dengan rumus motivasi
oleh Vroom. Untuk menentukan nilai tertinggi dimisalkan jika
responden menjawab semua 7 pernyataan dengan jawaban dari
skala likert yaitu 5 dan diubah ke dalam bobot seperti pada tabel
III.2 yakni bobot 1, maka nilai rata-rata tertinggi pada variabel
motivasi adalah 1. Nilai 1 diperoleh dari hasil perkalian nilai rata-
rata indikator valensi yakni 1, nilai rata-rata indikator ekspektansi
yakni 1 dan nilai rata-rata indikator instrumen yakni 1 jika
responden menjawab semua pernyataan sangat setuju atau dengan
skor 5. Begitu pun sebaliknya untuk mencari nilai terendah, jika
responden menjawab semua 7 pernyataan dengan jawaban dari
skala likert yaitu 1 dan diubah ke dalam bobot seperti pada tabel
III.2 yakni bobot 0,2, maka nilai rata-rata terendah pada variabel
motivasi adalah 0,008. Nilai 0,008 diperoleh dari hasil perkalian
nilai rata-rata indikator valensi yakni 0,2, nilai rata-rata indikator
ekspektansi yakni 0,2, dan nilai rata-rata indikator instrumen yakni
0,2 jika responden menjawab semua pernyataan sangat tidak setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
atau dengan skor 1. Maka jumlah interval dapat dihitung sebagai
berikut:
= 0,496
Kelas interval ditentukan menjadi 2 kelas karena penulis ingin
mencari 2 tingkatan motivasi yaitu motivasi tinggi dan motivasi
rendah. Dengan rentang skala 0,496, maka motivasi dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
a) Rendah, apabila skor variabel 0 s/d 0,496 yang menunjukkan
motivasi rendah.
b) Tinggi, apabila skor variabel >0,496 s/d 1 yang menunjukkan
motivasi tinggi.
2) Stres Kerja
Untuk menentukan tingkatan kategori stres dilihat dari nilai
maksimal dan nilai minimal dari variabel stres. Dalam variabel
stres dengan menggunakan skala likert, diketahui nilai rata-rata
tertinggi adalah 5 dan nilai rata-rata terendah adalah 1. Maka
jumlah interval dapat dihitung sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
= 2
Kelas interval ditentukan menjadi 2 kelas karena penulis ingin
mencari 2 tingkatan stres yakni stres tinggi dan stres rendah.
Dengan rentang skala 2, maka tingkat stres dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
a) Rendah, apabila skor variabel 1 s/d 3 yang menunjukkan stres
rendah.
b) Tinggi, apabila skor variabel >3 s/d 5 yang menunjukkan stres
tinggi.
3) Kinerja
Untuk menentukan tingkatan kategori kinerja dilihat dari nilai
maksimal dan nilai minimal variabel kinerja. Dalam variabel
kinerja diketahui dengan menggunakan skala likert, nilai rata-rata
tertinggi adalah 5 dan nilai rata-rata terendah adalah 1. Maka
jumlah interval dapat dihitung sebagai berikut:
= 2
Kelas interval ditentukan menjadi 2 kelas karena penulis ingin
mencari 2 tingkatan kinerja yakni kinerja baik dan kinerja buruk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Dengan rentang skala 2, maka stres dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
a) Rendah, apabila skor variabel 1 s/d 3 yang menunjukkan
kinerja buruk.
b) Tinggi, apabila skor variabel 3 s/d 5 yang menunjukkan kinerja
baik.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan prosedur atau langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Menguji Asumsi Klasik
Dalam analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik harus
dipenuhi sehingga persamaan regresi yang dihasilkan akan valid jika
digunakan untuk memprediksi suatu masalah. Uji asumsi klasik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji
multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian untuk melihat apakah nilai residual
terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Metode uji
normalitas yang digunakan oleh peneliti adalah Shapiro-Wilk
karena data yang diuji lebih kecil dari 50. Dasar pengambilan
keputusan berdasarkan nilai sig. Jika hasil Shapiro-Wilk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
menunjukkan nilai signifikan lebih dari 0,05 maka data residual
terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika hasil Shapiro-Wilk
menunjukkan nilai signifikan kurang dari 0,05 maka data residual
terdistribusi tidak normal. Selain itu, normal atau tidaknya suatu
data dapat dilihat juga dari grafik Normal P-P Plot. Suatu data
dikatakan normal jika titik (data) menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti garis diagonal pada grafik Normal P-P
Plot.
2) Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas merupakan pengujian yang digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik
multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel
independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi
dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas.
Variabel yang menyebabkan multikolinearitas dapat dilihat dari
nilai tolerance maupun VIF. Jika nilai tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤
10, maka tidak terjadi multikolinieritas. Tetapi apabila nilai
tolerance < 0,1 dan VIF >10, maka terjadi multikolinieritas.
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Heterokedastisitas berarti
penyebaran titik data populasi pada bidang regresi membentuk pola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
tertentu yang teratur. Gejala ini ditimbulkan dari perubahan situasi
yang tidak tergambarkan dalam model regresi. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
sebagai homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas (Retnani, 2016:55).
b. Merumuskan Perumusan Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara
dua variabel atau lebih variabel independen (X1,X2, X3, … Xn)
terhadap variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah
hubungan anatara variabel independen dengan variabel dependen
apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau
negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila
nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data
yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Penelitian ini
untuk menguji pengaruh dari motivasi kerja (X1), stres kerja (X2)
yang merupakan variabel independen. Dalam penelitian ini, variabel
dependennya adalah kinerja guru. Untuk melihat adanya pengaruh
antara variabel independen dan variabel dependen ditunjukkan dalam
persamaan regresi sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2
Keterangan :
Y : kinerja guru SLB Negeri Sukoharjo
a : konstanta regresi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
b1 : koefisien regresi motivasi kerja
b2 : koefisien regresi stres kerja
X1 : motivasi kerja
X2 : stress kerja
c. Pengujian Hipotesis
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara signifikan
anatara variabel independen terhadap variabel dependen dengan
melakukan uji t.
1) Uji F
Dalam penelitiaan ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat
signifikansi pengaruh variabel independen secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan
langkah sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis
H0 : motivasi kerja dan stres kerja secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap kinerja guru SLB Negeri Sukoharjo
Ha : motivasi kerja dan stres kerja secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kinerja guru SLB Negeri Sukoharjo
b. Menentukan taraf signifikansi
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji F
(Anova). Uji F dapat dilakukan dengan melihat tingkat
signifikansi atau membandingkan F hitung dengan F tabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tingkat signfikansi menggunakan = 5% (signifikansi 5%
atau 0,05).
c. Kriteria pengujian
1) H0 diterima dan Ha ditolak, jika nilai Sig > = (0,05),
maka tidak dapat berpengaruh secara bersama-sama.
2) H0 ditolak dan Ha diterima, jika nilai Sig < = (0,05),
maka dapat berpengaruh secara bersama-sama.
d. Kesimpulan
1) Jika H0 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi
kerja, stres kerja secara bersama-sama tidak berpengaruh
terhadap kinerja.
2) Jika H0 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi
kerja, stres kerja secara bersama-sama berpengaruh
terhadap kinerja
2) Uji t
Menurut Ghozali (2006) uji stastistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variabel dependen.
Pengujian ini dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis
H0 : motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja guru
SLB Negeri Sukoharjo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Ha : motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SLB
Negeri Sukoharjo.
H0 : stres kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja guru SLB
Negeri Sukoharjo.
Ha : stres kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SLB Negeri
Sukoharjo.
b. Menentukan level signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan = 5% (signifikansi 5%
atau 0,05)
c. Kriteria pengujian
1. H0 diterima dan Ha ditolak, jika nilai Sig > = (0,05),
maka motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja dan
stres kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja.
2. H0 ditolak dan Ha diterima, jika nilai Sig < = (0,05),
maka motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja dan stres
kerja berpengaruh terhadap kinerja.
d. Menarik kesimpulan
1. Jika H0 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi
kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja dan stres kerja
tidak berpengaruh terhadap kinerja.
2. Jika H0 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi
kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja dan stres kerja
tidak berpengaruh terhadap kinerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
3. Uji t sampel independen
Uji t sampel independen atau independent-sample t test digunakan untuk
menguji signifikansi beda rata-rata dua kelompok. Uji ini biasanya
digunakan untuk menguji pengaruh satu variabel independen terhadap
satu atau lebih variabel dependen (Wiyono, 2011, 184). Rumusnya adalah
sebagai berikut :
X Y
√
Dengan derajad kebebasan : nx + ny -2
√
Dimana :
= besar sampel pertama
= besar sampel kedua
Dengan asumsi bahwa kedua variance tidak sama besar
X Y
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BAB IV
GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN
A. Sejarah dan Perkembangan Sekolah
Sekolah Luar Biasa Negeri Sukoharjo adalah salah satu dari 5 SLB
yang ada di Kabupaten Sukoharjo. SLB Negeri Sukoharjo saat ini yang
letaknya berada di Dalangan RT 02 RW 02 Klaseman, Kecamatan Gatak,
Kabupaten Sukoharjo, resmi berdiri sejak tahun 2010. Awal mula SLB ini
dahulunya bernama YPSLB (Yayasan Pembina Sekolah Luar Biasa)
Surakarta Cabang Sukoharjo yang tepatnya berada di Kartasura. YPSLB
ini berdiri sejak tahun 1982. YPSLB ini beralamatkan di Jl. Tiga Negri III
106 Makamhaji. Yayasan Pembina Sekolah Luar Biasa beroperasi selama
4 tahun. Selama 4 tahun tersebut, guru-guru yang mengajar pun juga
masih belum banyak dikarenakan juga muridnya pun saat itu masih juga
sedikit. Setelah itu, YPSLB kembali lagi pindah di tempat yang dahulunya
adalah Gedung Film di daerah Kartasura dan letak sekolah itu tepat di
belakang Gedung Film tersebut. Karena di lokasi tersebut hampir sebagian
tanah yang ada di sekitar sekolahan milik penduduk desa setempat dan
semakin tahun jumlah peserta didik yang ingin sekolah pun juga semakin
banyak, maka pihak sekolah melakukan pendekatan kepada pihak Dinas
Sukoharjo. Pendekatan kepada Dinas Pendidikan Sukoharjo ini dilakukan
untuk meminta unit sekolah baru supaya bisa menampung murid-murid
SLB yang ingin mengenyam pendidikan. Akhirnya, sejak tahun 2010 itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
dibangunlah sebuah sekolah baru yang diberi nama Sekolah Luar Biasa
Negeri Sukoharjo yang letaknya di Klaseman, Gatak, Sukoharjo.
Sekolah Luar Biasa Negeri Sukoharjo ini melayani pendidikan dari
tingkat TK hingga tingkat SMA. Jumlah guru yang ada sampai sekarang
ini berjumlah 42 guru. Total murid yang belajar di SLB Negeri Sukoharjo
ini baik dari tingkat TK-SMA berjumlah kurang lebih 149 murid. Berikut
adalah jumlah murid yang mengenyam pendidikan di SLB Negeri
Sukoharjo dari tingkat TK sampai dengan SMA :
Tabel IV.1
Daftar Jumlah Murid Sekolah Luar Biasa Negeri Sukoharjo
Sekolah Tingkat Jumlah Murid
TK 25
SD 67
SMP 36
SMA 21
Total 149
Sumber : Data Primer Mei 2017
Sejak awal berdirinya SLB ini, sudah ada 3 kali masa
kepemimpinan yang menjabat sebagai Kepala Sekolah. Kepala Sekolah
yang pertama yang memimpin SLB Negeri Sukoharjo saat itu adalah
Bapak Drs. Sri Mulyadi M.M dan selanjutnya kembali dipimpin oleh
Bapak. Drs. Joko Santoso S.Pd., M.M, dan kepempinan terakhir dipimpin
oleh Bapak Drs. Joko Zulianto S.Pd., M.Pd, yang menjabat dari tahun
1996 hingga sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
1. Visi
Visi SLB Negeri Sukoharjo adalah mewujudkan manusia yang
beriman, taqwa dan terampil sebagai kekuatan Bangsa.
2. Misi
a. Memberi motivasi siswa agar tidak putus asa dalam
menyandang keterbatasan.
b. Mengoptimalkan sisa kemampuan siswa, agar bisa berfungsi
dan berpotensi.
c. Mengantar siswa agar bisa mandiri dan menyesuaikan
lingkungan.
3. Tujuan
a. Mewujudkan manusia yang beriman, bertaqwa dan berbudi
mulia.
b. Meningkatkan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik.
c. Membekali siswa dengan keterampilan sesuai dengan tuntutan
dunia kerja untuk hidup di masyarakat di kemudian hari.
C. 4 Kompetensi Guru
1. Kompetensi Pedagogik
Merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang
meliputi :
a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
b. Pemahaman terhadap peserta didik
c. Pengembangan kurikulum / silabus
d. Perancangan pembelajaran
e. Pelaksaaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
f. Evaluasi hasil belajar
g. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki
2. Kompetensi Kepribadian
Merupakan kemampuan kepribadian yang meliputi :
a. Mantap
b. Dewasa
c. Stabil
d. Arif dan bijaksana
e. Berwibawa
f. Berakhlak mulia
g. Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyrakat
h. Evaluasi kinerja sendiri
i. Mengembangkan diri secara berkelanjutan
3. Kompetensi Sosial
Merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat
untuk :
a. Berkomunikasi secara lisan maupun tulisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara
fungsional
c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua / wali peserta
didik
d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar
4. Kompetensi Profesional
Merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam yaitu :
a. Konsep, struktur, metode keilmuan/teknologi/seni yang
menaungi/koheren
b. Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah
c. Hubungan konsep atar pelajaran terkait
d. Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan
sehari-hari
e. Kompetensi secara profesional dalam konteks global
dengan tetap melestarikan budaya nasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
D. Struktur Organisasi
1. Bagan Struktur Organisasi SLB Negeri Sukoharjo
Skema IV.1. Struktur Organisasi di SLB Negeri Sukoharjo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
2. Struktur Organisasi di SLB Negeri Sukoharjo dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Kepala Sekolah : Joko Zuliyanto, S.Pd, M.Pd.
Komite : Bustanul Arifin
Tata Usaha : Hestik Retowati
Hendro Purnomo
Kepegawaian : Edy Sumartono, S.Pd.
Joko Purnama, S.Pd.
Sosial : Dra. Nanik S
Burhanuddin, S.Pd.
Sarana Prasarana : Herman Yusuf S, S.Pd.
Saryanto
Perpustakaan : Eki Terolita, S.Pd.
Choirul Noor R, A.Md
Dian Meilia
Kurikulum TK : Nining Yani, S.Pd.
Kurikulum SD : Dra. Harjani Ary W
Kurikulum SMP : Suwanti, S.Pd.
Kurikulum SMA : Ningsih S, S.Pd.
Humas/5K : Sunardi, S.Pd.
Anjar A, S.Pd.
Kerumah Tanggaan : Sri Wahyuni, S.Pd.
Zusina Nur S, S.Pd.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Bendahara Gaji : Retno Hartati, S.Pd.
Koperasi : Siti Nur Rohmi, S.Pd
Happy Suci, S.Pd.
Bendahara Bos : Sholikah Wahyu, S.Pd.
Operator IT : Mei Dewi W, S.Pd.
Fica Asniarno, S.Pd.
Kesiswaan : Siti Maesaroh K, S.Pd.
M. Basyarudin, S.Pd.
Kepramukaan : Sri Mulyani, S.Pd.
Kesenian : Risna, S.Pd.
Sarjono, S.Pd.
Kerohanian : Nurhasan, S.Ag.
Sunardi, S.Pd.
Penjaga Sekolah : Ali Rohmat
Guru Wali Kelas : Susiana, S.Pd.
Yunivia Nur H, S.Pd.
Risna Primaningtyas P, S.Pd.
Siti Maesaroh K, S.Pd.
Tomy Nur Cahyo, S.Pd.
Muhammad Fahri A, S.Pd.
Apriana Sri H, S.Pd.
Suma Ardyan P, S.Psi
Wahyu Jati Utomo, S.Pd.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Burhanuddin, S.Pd.
Siti Rohmani, S.Pd.
Ningsih Setiyani, S.Pd.
Riris Rochmaliana, S.Pd.
Sri Mulyani, S.Pd.
Sri Wahyuni, S.Pd.
Mei Dwi Winarti, S.Pd.
Fica Asniarno, S.Pd.
Subandriya, S.Pd.
Retno Hartati, S.Pd.
Dra. Nanik Sumarni
Nining Yani Irianti, S.Pd.
Siti Nur Rochmi, S.Pd.
Suwanti, S.Pd.
Anjar Asmarahadi, S.Pd.
Edy Sumartono, S.Pd.
Joko Purnama, S.Pd.
Tri Sunari, S.Pd.
Sunardi, S.Pd.
Herman Yusuf S, S.Pd.
Dra. Harjani Ari W
Titik Marwiyati, S.Pd.
Happy Suci, S.Pd.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Sholikah W, S.Pd.
Tomi Nur C, S.Pd.
Zuzina Nur Susanti, S.Pd.
Guru Bidang Studi :
1. Guru Agama Islam : Nur Hasan, S.Ag.
Sarjono, S.Pd
Bustanul Arifin
2. Keterampilan : Eki Terolita, S.Pd.
3. Guru Olahraga : Basyarudin, S.Pd.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini, penulis akan menjelaskan mengenai hasil pengumpulan
dan pengolahan data beserta pembahasannya. Data hasil penelitian ini diperoleh
dengan cara membagikan kuesioner kepada guru yang berjumlah 49 orang.
Sebelum peneliti akan membagi kuesioner kepada guru-guru SLB disana, satu
hari sebelumnya peneliti diberi info dari pihak sekolah jika ada 7 guru yang sudah
pensiun. Maka dari itu, peneliti akan membagikan kuesioner kepada 42 guru.
Tetapi saat kenyataan peneliti membagi kuesioner kepada guru SLB disana,
kuesioner yang balik lagi ke peneliti berjumlah 38 kuesioner. Dalam penelitian
ini, ada 4 guru yang tidak mengisi kuesioner yang sudah dibagikan peneliti.
Alasan tidak terpenuhinya semua kuesioner yang sudah diberikan karena ada
sesuatu hal tertentu pada responden dan juga karena kesibukan dari beberapa
responden tersebut.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari kuesioner yang sudah
diberikan, peneliti menggolongkan responden ke dalam beberapa kelompok yakni
berdasarkan jenis kelamin, usia, status sertifikasi, latar belakang pendidikan
apakah berasal dari pendidikan luar biasa atau non pendidikan luar biasa, dan juga
masa kerja. Kuesioner ini juga terdiri dari 3 kelompok pernyataan, yaitu
kelompok I untuk memperoleh data tentang motivasi kerja guru SLB, kelompok II
untuk memperoleh data mengenai stres kerja yang dihadapi para guru SLB, dan
kelompok III untuk memperoleh data tentang kinerja guru SLB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
A. Uji Instrumen
Setelah instrumen yang sudah ada selesai disusun, tahap selanjutnya
adalah meyakinkan bahwa intrumen yang sudah ada memang benar-benar
dapat mengukur senyatanya dan seakuratnya terhadap konsep yang diukur.
Pengukuran konsep berhubungan dengan menggunakan uji validitas dan
pengukuran seakuratnya berhubungan dengan reliabilitas. Berikut adalah
hasil uji validitas dan uji reliabilitas.
1. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk membuktikan apakah
kuesioner yang digunakan sudah valid atau tidak untuk digunakan
sebagai kuesioner penelitian. Pengujian validitas dilakukan dengan
menggunakan teknik korelasi Product Moment pada program SPSS.
Kuesioner dikatakan valid apabila hasil uji rhitung > rtabel.
Pengujian kuesioner pada variabel motivasi kerja terdiri dari 3
indikator dengan 7 item pernyataan. Indikator pertama yaitu adanya
hubungan imbalan-tujuan pribadi (valensi) terdiri dari 2 pernyataan,
indikator kedua yaitu adanya hubungan upaya-kinerja (ekspektansi)
yang terdiri dari 3 pernyataan dan indikator ketiga yaitu adanya
hubungan kinerja-imbalan (instrumen) yang terdiri dari 2 pernyataan.
Dengan menggunakan rumus product moment, pada taraf
signifikan sebesar 5 % dan derajat kebebasan (df) N-2= 36. Hasil
dari uji validitas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tabel V.1
Hasil Uji Validitas Motivasi Kerja Guru SLB Negeri Sukoharjo
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
Korelasi product moment untuk item pertanyaan 1-7 lebih besar
dari r tabel 5% = 0.3202, maka kuesioner item 1-7 dikatakan valid
untuk digunakan dalam penelitian.
Pengujian kuesioner pada variabel stres kerja terdiri dari 3
indikator dengan 5 item pernyataan. Indikator pertama yaitu mengenai
gejala fisiologis yang terdiri dari 1 pernyataan, indikator kedua yaitu
mengenai gejala psikologis yang terdiri dari 3 pernyataan dan
indikator ketiga yaitu mengenai gejala perilaku yang terdiri dari 1
pernyataan.
Dengan menggunakan rumus product moment, pada taraf
signifikan sebesar 5 % dan derajat kebebasan (df) N-2= 36. Hasil
dari uji validitas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
1 0,706 VALID
2 0,593 VALID
3 0,475 VALID
4 0,59 VALID
5 0,455 VALID
6 0,753 VALID
7 0,666 VALID
Kesimpulan
Valensi (hubungan imbalan-
tujuan pribadi)0,3202
0,3202
0,3202
Item
No. Atribut rhitung
rtabel 5%
Df = n-2
Ekspektansi (hubungan upaya -
kinerja)
Instrumen (hubungan kinerja -
imbalan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Tabel V.2
Hasil Uji Validitas Stres Kerja Guru SLB Negeri Sukoharjo
Sumber : Data Primer, April 2017
Korelasi product moment untuk item pertanyaan 1-5 lebih besar
dari r tabel 5% = 0.3202, maka kuesioner item 1-5 dikatakan valid
untuk digunakan dalam penelitian.
Pengujian kuesioner pada variabel kinerja terdiri dari 7 indikator
dengan 8 item pernyataan. Indikator pertama yaitu mengenai prestasi
kerja yang terdiri dari 2 pernyataan, indikator kedua yaitu mengenai
tanggung jawab yang terdiri dari 1 pernyataan, indikator ketiga yaitu
mengenai ketaatan yang terdiri dari 1 pernyataan, indikator keempat
yaitu mengenai kerjasama yang terdiri dari 1 pernyataan, indikator
kelima yaitu mengenai kepemimpinan yang terdiri dari 1 pernyataan,
indikator keenam yaitu mengenai prakarsa (inisiatif) yang terdiri dari
1 pernyataan dan indikator ketujuh yaitu mengenai kejujuran yang
terdiri dari 1 pernyataan.
Dengan menggunakan rumus product moment, pada taraf
signifikan sebesar 5 % dan derajat kebebasan (df) N-2= 36. Hasil
dari uji validitas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
1 Gejala Fisiologis 0,805 0,3202 VALID
2 0,935 VALID
3 0,914 VALID
5 0,713 VALID
4 Gejala Perilaku 0,528 0,3202 VALID
Atribut rhitung
rtabel 5%
Df = n-2 Kesimpulan
Gejala Psikologis 0,3202
Item
No.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Tabel V.3
Hasil Uji Validitas Kinerja Guru SLB Negeri Sukoharjo
Sumber : Data Primer, April 2017
Korelasi product moment untuk item pertanyaan 1-8 lebih besar
dari r tabel 5% = 0.3202, maka kuesioner item 1-8 dikatakan valid
untuk digunakan dalam penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan sebagai salah satu pengukuran
yang menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut dilakukan tanpa
bias (bebas kesalahan-error free). Pengujian reliabilitas dilakukan
dengan menggunakan program SPSS. Metode yang digunakan adalah
metode Cronbach’s Alpha. Dalam pengukuran reliabilitas, kuesioner
dinyatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar atau
sama dengan 0,6. Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat dalam tabel
dibawah ini :
1 0,561 VALID
2 0,766 VALID
3 Tanggung jawab 0,424 0,3202 VALID
4 Ketaatan 0,773 0,3202 VALID
5 Kerjasama 0,616 0,3202 VALID
6 Kepemimpinan 0,591 0,3202 VALID
7 Prakarsa (inisiatif) 0,528 0,3202 VALID
8 Kejujuran 0,578 0,3202 VALID
Item
No. Atribut rhitung
rtabel 5%
Df = n-2Kesimpulan
Prestasi Kerja 0,3202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Tabel V.4
Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Kerja, Stres Kerja, dan Kinerja
Guru SLB Negeri Sukoharjo
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Deskriptif
a. Deskripsi Karakteristik Responden
Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah semua guru SLB
Negeri Sukoharjo, Jawa Tengah. Jumlah populasi yang diambil
sebesar 38 responden. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari
kuesioner yang diberikan, responden digolongkan kedalam
Motivasi Kerja :
Stres Kerja :
1) Gejala Fisiologis
2) Gejala Psikologis
3) Gejala Perilaku
Kinerja :
1) Prestasi Kerja
2) Tanggung jawab
3) Ketaatan
4) Kerjasama
5) Kepemimpinan
6) Prakarsa (inisiatif)
7) Kejujuran
0,85 RELIABEL
RELIABEL
Kesimpulan
1) Adanya hubungan imbalan-
tujuan pribadi (Valensi)
2) Adanya hubungan upaya-
kinerja (Ekspektansi)
3) Adanya hubungan kinerja-
imbalan (Instrumen)
0,732 RELIABEL
VariabelNilai Cronbach's
Alpha dalam SPSS
0,749
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
beberapa kelompok berdasarkan atas jenis kelamin, usia, status
sertifikasi, latar belakang pendidikan guru, dan masa kerja.
1) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner yang diberikan kepada
responden, maka diperoleh data sebagai berikut :
Tabel V.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Responden
Presentase
Pria 13 34,21%
Wanita 25 65,79%
Total 38 100%
Sumber: Data Primer, April 2017
Berdasarkan Tabel V.5 di atas, dapat diketahui bahwa dari
38 responden, sebagian besar responden berjenis kelamin
wanita yakni 25 orang dengan presentase sebesar 65,79%.
Sedangkan responden berjenis kelamin pria jumlahnya 13
orang dengan presentase sebesar 34,21 %.
2) Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner yang diberikan kepada
responden, maka diperoleh data sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Tabel V.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah
Responden
Presentase
≤ 25 9 23,68%
26-30 4 10,53%
31-35 3 7,89%
36-40 2 5,26%
≥ 40 20 52,63%
Total 38 100%
Sumber: Data Primer, April 2017
Berdasarkan Tabel V.6 di atas, dapat diketahui bahwa dari
38 responden yang usianya lebih dari 40 tahun lebih banyak
jumlahnya yakni 20 guru dengan presentase sebesar
52,63%. Lalu untuk usia yang kurang dari 25 tahun jumlah
responden sebanyak 9 guru dengan presentase sebesar
23,68%. Untuk usia sekitar 26-30 tahun jumlah responden
sebanyak 4 guru dengan presentase sebesar 10,53%. Untuk
usia sekitar 31-35 tahun jumlah responden sebanyak 3 guru
dengan presentase sebesar 7,89%, dan yang terakhir
responden yang usianya sekitar 36-40 tahun jumlahnya
lebih sedikit yakni 2 guru dengan presentase sebesar 5,26%.
3) Karakteristik Responden Berdasarkan Status Sertifikasi
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner yang diberikan kepada
responden, maka diperoleh data sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Tabel V.7
Karakteristik Responden Berdasarkan Status
Sertifikasi
Status
Sertifikasi
Jumlah
Responden
Presentase
Sertifikasi 21 55,26%
Belum
Sertifikasi 17 44,74%
Total 38 100%
Sumber : Data Primer, April 2017
Berdasarkan Tabel V.7 di atas, dapat diketahui bahwa dari
38 responden, sebagian besar responden sudah memiliki
sertifikasi yang jumlahnya sebanyak 21 guru dengan
presentase sebesar 55,26%. Sedangkan untuk responden
yang belum memiliki sertifikasi, jumlahnya sebanyak 17
guru dengan presentase sebesar 44,74%.
4) Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang
Pendidikan
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner yang diberikan kepada
responden, maka diperoleh data sebagai berikut :
Tabel V.8
Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang
Pendidikan
Asal Latar Belakang
Pendidikan
Jumlah
Responden
Presentase
PLB (Pendidikan Luar
Biasa) 30 78,95%
Non PLB (Pendidikan
Luar Biasa) 8 21,05%
Total 38 100%
Sumber : Data Primer, April 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Berdasarkan Tabel V.8 di atas, dapat diketahui bahwa dari
38 responden, sebagian besar responden berasal dari latar
belakang pendidikan luar biasa yang jumlahnya sebanyak
30 guru dengan presentase sebesar 78,95%. Sedangkan
untuk responden yang berasal dari latar belakang non
pendidikan luar biasa, jumlahnya sebanyak 8 guru dengan
presentase sebesar 21,05%.
5) Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner yang diberikan kepada
responden, maka diperoleh data sebagai berikut :
Tabel V.9
Presentase Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa
Kerja
Jumlah
Responden
Presentase
1-5 14 36,84%
6-10 3 7,89%
>10 21 55,26%
Total 38 100%
Sumber: Data Primer, April 2017
Berdasarkan Tabel V.9 di atas, dapat diketahui bahwa dari
38 responden yang masa kerjanya lebih dari 10 tahun lebih
banyak jumlahnya yakni 21 guru dengan presentase sebesar
55,26%. Lalu untuk masa kerja sekitar 1-5 tahun jumlah
respondennya sebanyak 14 guru dengan presentase sebesar
36,84% dan yang terakhir responden yang masa kerjanya
sekitar 6-10 tahun jumlahnya lebih sedikit yakni 3 guru
dengan presentase sebesar 7,89%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
b. Deskripsi Variabel Penelitian
1) Motivasi Kerja
Deskripsi serta hasil pengukuran terhadap variabel motivasi
dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
Tabel V.10
Deskripsi Variabel Motivasi (X1)
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
Berdasarkan tabel V.10 di atas, dapat diketahui bahwa variabel
motivasi memperoleh rata-rata (skor) sebesar 0,39 yang
memiliki arti bahwa motivasi guru SLB Negeri Sukoharjo
VariabelSkor
VariabelIndikator
Skor
IndikatorItem Pernyataan
Skor Per
Item
0,71
Keyakinan bahwa organisasi
dapat merealisasikan
penghargaan yang ditawarkan0,72
Ekspektansi 0,76
0,66
0,84
0,78
Motivasi
Kerja0,39
Valensi 0,71
Keyakinan bahwa penghargaan
dapat memuaskan kebutuhan
responden
Keyakinan bahwa dengan lembur
dapat mencapai target yang
ditetapkan
Keyakinan bahwa dengan
menyelesaikan tugas tepat waktu,
dapat mencapai target yang
ditetapkan
Keyakinan bahwa kemampuan
yang sudah dimiliki dapat
mencapai target yang sudah
ditetapkan
Instrumen 0,72
Keyakinan bahwa dengan
mencapai target maka akan
mendapatkan penghargaan dari
organisasi
0,71
Keyakinan bahwa penghargaan
yang diberikan sesuai dengan
tuntutan pekerjaan0,73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
masuk dalam kategori rendah. Dari tabel V.10 juga dapat
dilihat, berdasarkan rata-rata untuk indikator valensi diperoleh
nilai sebesar 0,71, rata-rata indikator ekspektansi diperoleh
nilai sebesar 0,76, dan indikator instrumen diperoleh nilai
sebesar 0,72.
Selain itu pada item masing-masing indikator dapat dilihat
bahwa pada indikator valensi skor rata-rata item tertinggi
terdapat pada item pernyataan kedua (keyakinan bahwa
organisasi dapat merealisasikan penghargaan yang
ditawarkan) dengan skor sebesar 0,72. Pada indikator
ekspektansi skor rata-rata item tertinggi terdapat pada item
pernyataan kedua (keyakinan bahwa dengan menyelesaikan
tugas tepat waktu, dapat mencapai target yang ditetapkan)
dengan skor sebesar 0,84 yang merupakan skor rata-rata item
tertinggi diantara skor rata-rata yang lainnya pada variabel
motivasi. Pada indikator instrumen skor rata-rata item tertinggi
terdapat pada item pernyataan kedua (keyakinan bahwa
penghargaan yang diberikan sesuai dengan tuntutan pekerjaan)
dengan skor sebesar 0,73.
Variabel motivasi kerja diukur melalui 7 item pernyataan.
Penulis menghitung nilai total rata-rata motivasi untuk
mengetahui seberapa tinggi rendahnya motivasi guru SLB
Negeri Sukoharjo. Motivasi kerja menurut teori Vroom adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
besar kecilnya dorongan yang ditentukan dari apa yang
membuat seseorang bisa termotivasi yaitu ditentukan dengan
adanya ekspektansi, instrumen dan valensi. Motivasi dikatakan
rendah apabila salah satu dari indikator motivasi memiliki
nilai yang kecil maka hasil menunjukkan bahwa motivasi
mereka pun juga rendah atau dengan kata lain apa yang
mereka terima sebenarnya tidak sesuai dengan harapan. Akan
tetapi, suatu motivasi dikatakan tinggi apabila semua indikator
memiliki nilai yang besar maka hasil menunjukkan bahwa
motivasi mereka pun tinggi atau dengan kata lain apa yang
mereka terima itu sesuai dengan harapan yang diinginkan.
Dari hal tersebut, maka dianggap bahwa itu semua merupakan
suatu keyakinan seseorang sehingga dianggap bahwa
keyakinan seseorang adalah 100%. Dalam penelitian ini
menggunakan 5 skala jawaban untuk pilihan pernyataan
sehingga setiap masing-masing jawaban memiliki nilai 20%.
Dari data yang merupakan jawaban setiap responden
kemudian diubah dalam bentuk persenan (%). Untuk
menentukan nilai motivasi seseorang, maka langkah
selanjutnya dicari dengan menggunakan rumus Vroom yakni
nilai rata-rata valensi dikali nilai rata-rata ekspektansi dikali
lagi dengan nilai rata-rata instrumen pada setiap responden.
Setelah diperoleh nilai rata-rata motivasi setiap responden,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
langkah selanjutnya adalah mencari rata-rata untuk variabel
motivasi kerja dari setiap nilai rata-rata motivasi setiap
responden. Total skor motivasi kemudian dikelompokkan
dalam kategori tinggi dan rendah. Dari data yang sudah
terkumpul dan sudah diolah, berikut dipaparkan hasil dari
kuesioner yang sudah dibagikan kepada 38 responden.
Tabel V.11
Hasil Pengelompokkan Motivasi Kerja Guru SLB
Negeri Sukoharjo
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
1 0,62 tinggi PLB 20 0,35 rendah PLB
2 0,55 tinggi PLB 21 0,20 rendah PLB
3 0,11 rendah PLB 22 0,38 rendah PLB
4 0,55 tinggi Non PLB 23 0,50 tinggi PLB
5 0,51 tinggi PLB 24 0,38 rendah PLB
6 0,32 rendah PLB 25 0,26 rendah PLB
7 0,47 rendah PLB 26 0,29 rendah PLB
8 0,49 rendah PLB 27 0,45 rendah PLB
9 0,26 rendah Non PLB 28 0,62 tinggi PLB
10 0,49 rendah PLB 29 0,50 tinggi PLB
11 0,37 rendah PLB 30 0,50 tinggi PLB
12 0,38 rendah PLB 31 0,48 rendah PLB
13 0,32 rendah PLB 32 0,36 rendah Non PLB
14 0,62 tinggi Non PLB 33 0,41 rendah PLB
15 0,24 rendah PLB 34 0,34 rendah Non PLB
16 0,34 rendah PLB 35 0,64 tinggi PLB
17 0,42 rendah Non PLB 36 0,48 rendah PLB
18 0,11 rendah Non PLB 37 0,49 rendah PLB
19 0,28 rendah PLB 38 0,14 rendah Non PLB
Total Rata-
Rata
Motivasi
Responden Kategori
Latar
Belakang
Pendidikan
Kategori
Latar
Belakang
Pendidikan
RespondenTotal Rata-
Rata
Motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Dari hasil pengkategorian pada tabel diatas, berikut adalah
pengelompokkan motivasi berdasarkan kategori, frekuensi dan
presentase.
Tabel V.12
Deskripsi Kategori Skor Variabel Motivasi Kerja,
Frekuensi, dan Presentase
Sumber: Data Primer, Agustus 2017
Berdasarkan tabel V.12 diatas, hasil menunjukkan bahwa
semua guru SLB Negeri Sukoharjo yang jumlahnya sebanyak
38 orang baik yang berasal dari pendidikan luar biasa maupun
berasal dari non pendidikan luar biasa diketahui bahwa guru
SLB Negeri Sukoharjo dengan tingkat motivasi kerja rendah
jumlahnya sebanyak 28 guru atau dengan presentase 73,68 %
dan guru SLB dengan tingkat motivasi kerja tinggi jumlahnya
sebanyak 10 guru atau dengan presentase 26,32%. Dapat
dikatakan bahwa dari 38 guru, 28 guru SLB Negeri Sukoharjo
memiliki tingkat motivasi yang rendah dengan tingkat
presentase sebesar 73,68 %.
Selanjutnya adalah melihat kembali pengkategorian tingkat
motivasi guru SLB yang dibedakan berdasarkan latar belakang
pendidikan luar biasa dan non pendidikan luar biasa.
0 - 0,496 Motivasi Rendah 28 73,68
> 0,496 - 1 Motivasi Tinggi 10 26,32
38 100
FrekuensiPresentase
(%)
Jumlah
Skor Kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
a) Motivasi Kerja Guru yang berasal dari Latar Belakang
PLB
Tabel V.13
Hasil Pengelompokan Motivasi Kerja Guru dari Latar
Belakang PLB
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
1 0,62 tinggi PLB
2 0,55 tinggi PLB
3 0,11 rendah PLB
4 0,51 tinggi PLB
5 0,32 rendah PLB
6 0,47 rendah PLB
7 0,49 rendah PLB
8 0,49 rendah PLB
9 0,37 rendah PLB
10 0,38 rendah PLB
11 0,32 rendah PLB
12 0,24 rendah PLB
13 0,34 rendah PLB
14 0,28 rendah PLB
15 0,35 rendah PLB
16 0,20 rendah PLB
17 0,38 rendah PLB
18 0,50 tinggi PLB
19 0,38 rendah PLB
20 0,26 rendah PLB
21 0,29 rendah PLB
22 0,45 rendah PLB
23 0,62 tinggi PLB
24 0,50 tinggi PLB
25 0,50 tinggi PLB
26 0,48 rendah PLB
27 0,41 rendah PLB
28 0,64 tinggi PLB
29 0,48 rendah PLB
30 0,49 rendah PLB
RespondenTotal Rata-
Rata
Motivasi
Kategori
Latar
Belakang
Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Dari hasil pengkategorian pada tabel diatas, berikut adalah
pengelompokkan motivasi berdasarkan kategori, frekuensi
dan presentase pada guru dari latar belakang PLB.
Tabel V.14
Deskripsi Kategori Skor Variabel Motivasi Kerja,
Frekuensi, dan Presentase pada Guru dari Latar
Belakang PLB
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
Berdasarkan tabel V.14 diatas, hasil menunjukkan bahwa
guru SLB Negeri Sukoharjo yang berasal dari pendidikan
luar biasa (PLB) yang jumlahnya sebanyak 30 orang
dengan tingkat motivasi kerja rendah jumlahnya sebanyak
22 guru atau dengan presentase 73,33 % dan guru SLB
yang berasal dari PLB dengan tingkat motivasi kerja tinggi
jumlahnya sebanyak 8 guru atau dengan presentase
26,67%. Dapat dikatakan bahwa dari 30 guru, 22 guru
SLB Negeri Sukoharjo yang berasal dari PLB memiliki
tingkat motivasi yang rendah dengan tingkat presentase
sebesar 73,33%.
0 - 0,496 Motivasi Rendah 22 73,33
> 0,496 - 1 Motivasi Tinggi 8 26,67
30 100
Skor Kategori FrekuensiPresentase
(%)
Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
b) Motivasi Kerja Guru yang berasal dari Latar Belakang
Non PLB
Tabel V.15
Hasil Pengelompokan Motivasi Kerja Guru dari Latar
Belakang Non PLB
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
Dari hasil pengkategorian pada tabel diatas, berikut adalah
pengelompokkan motivasi berdasarkan kategori, frekuensi
dan presentase pada guru dari latar belakang Non PLB.
Tabel V.16
Deskripsi Kategori Skor Variabel Motivasi Kerja,
Frekuensi, dan Presentase pada Guru dari Latar
Belakang Non PLB
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
1 0,55 tinggi Non PLB
2 0,26 rendah Non PLB
3 0,62 tinggi Non PLB
4 0,42 rendah Non PLB
5 0,11 rendah Non PLB
6 0,36 rendah Non PLB
7 0,34 rendah Non PLB
8 0,14 rendah Non PLB
RespondenTotal Rata-
Rata
Motivasi
Kategori
Latar
Belakang
Pendidikan
0 - 0,5 Motivasi Rendah 6 75
> 0,5 - 1 Motivasi Tinggi 2 25
8 100
FrekuensiPresentase
(%)
Jumlah
Skor Kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Berdasarkan tabel V.16 diatas, hasil menunjukkan bahwa
guru SLB Negeri Sukoharjo yang berasal dari non
pendidikan luar biasa (PLB) yang jumlahnya sebanyak 8
orang dengan tingkat motivasi kerja rendah jumlahnya
sebanyak 6 guru atau dengan presentase 75 % dan guru
SLB yang berasal dari Non PLB dengan tingkat motivasi
kerja tinggi jumlahnya sebanyak 2 guru atau dengan
presentase 25%. Dapat dikatakan bahwa dari 8 guru, 6
guru SLB Negeri Sukoharjo yang berasal dari Non PLB
memiliki tingkat motivasi yang rendah dengan tingkat
presentase sebesar 75%.
2) Stres Kerja (X2)
Deskripsi serta hasil pengukuran terhadap variabel stres dapat
dilihat dari tabel sebagai berikut:
Tabel V.17
Deskripsi Variabel Stres (X2)
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
VariabelSkor
VariabelIndikator
Skor
IndikatorItem Pernyataan
Skor Per
Item
2,87
Gejala
Psikologis3,21
Rasa tidak semangat jika
mengalami stres karena tuntutan
kerja yang begitu banyak3,13
Stres
Kerja2,99
Gejala
Fisiologis2,87
Rasa capek dalam bekerja
Sulit berkonsentrasi akibat stres3,21
Terbesit dalam pikiran untuk
absen kerja karena ingin mencari
suasana baru
3,29
Gejala
Perilaku2,45
Perasaan kurang puas dengan
hasil kerja jika sudah mengalami
stres
2,45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Berdasarkan tabel V.17 di atas, dapat diketahui bahwa variabel
stres memperoleh rata-rata (skor) sebesar 2,99 yang memiliki
arti bahwa stres guru SLB Negeri Sukoharjo masuk dalam
kategori rendah. Dari tabel V.17 juga dapat dilihat,
berdasarkan rata-rata (skor) untuk indikator gejala fisiologis
diperoleh skor sebesar 2,87, indikator gejala psikologis
diperoleh skor sebesar 3,21, dan indikator gejala perilaku
diperoleh skor sebesar 2,45.
Selain itu, pada item masing-masing indikator dapat dilihat
bahwa pada indikator gejala fisiologis skor yang diperoleh
adalah 2,87. Pada indikator gejala psikologis skor rata-rata
item tertinggi terdapat pada item pernyataan ketiga (perasaan
kurang puas dengan hasil kerja jika sudah mengalami stres)
dengan skor sebesar 3,29 yang merupakan skor rata-rata item
tertinggi diantara skor rata-rata yang lainnya pada variabel
stres. Pada indikator gejala perilaku skor yang diperoleh adalah
2,45.
Variabel stres kerja diukur melalui 5 item pernyataan. Penulis
menghitung nilai total dan nilai rata-rata kemudian
dikelompokkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat stres
kerja yang dihadapi guru SLB Negeri Sukoharjo. Untuk
mengetahui tingkat stres kerja yang dihadapi guru SLB maka
dilakukan perhitungan tiap item pernyataan. Rata-rata skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
stres setiap responden kemudian dikelompokkan dalam
kategori tinggi dan rendah. Dari data yang sudah terkumpul
dan sudah diolah, berikut dipaparkan hasil dari kuesioner yang
sudah dibagikan kepada 38 responden.
Tabel V.18
Hasil Pengelompokkan Stres Kerja Guru SLB
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
Dari hasil pengkategorian pada tabel diatas, berikut adalah
pengelompokkan stres berdasarkan kategori, frekuensi dan
presentase.
1 4 tinggi PLB 20 2,6 rendah PLB
2 2 rendah PLB 21 3,6 tinggi PLB
3 2 rendah PLB 22 2 rendah PLB
4 2,4 rendah Non PLB 23 3,6 tinggi PLB
5 2,8 rendah PLB 24 2 rendah PLB
6 3,6 tinggi PLB 25 3,2 tinggi PLB
7 2,4 rendah PLB 26 2 rendah PLB
8 3,4 tinggi PLB 27 3 rendah PLB
9 2,6 rendah Non PLB 28 4,2 tinggi PLB
10 2,6 rendah PLB 29 3,4 tinggi PLB
11 2,4 rendah PLB 30 3,6 tinggi PLB
12 3,6 tinggi PLB 31 4,4 tinggi PLB
13 3,6 tinggi PLB 32 2,6 rendah Non PLB
14 3,4 tinggi Non PLB 33 2,6 rendah PLB
15 2,6 rendah PLB 34 3,2 tinggi Non PLB
16 3 rendah PLB 35 4,6 tinggi PLB
17 2,8 rendah Non PLB 36 3 rendah PLB
18 3 rendah Non PLB 37 1,4 rendah PLB
19 3,6 tinggi PLB 38 2,8 rendah Non PLB
RespondenTotal Rata-
Rata StresKategori
Latar
Belakang
Pendidikan
RespondenTotal Rata-
Rata StresKategori
Latar
Belakang
Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Tabel V.19
Deskripsi Kategori Skor Variabel Stres Kerja, Frekuensi,
dan Presentase
Sumber: Data Primer, Agustus 2017
Berdasarkan tabel V.19 diatas, hasil menunjukkan bahwa
semua guru SLB Negeri Sukoharjo yang jumlahnya sebanyak
38 orang baik yang berasal dari pendidikan luar biasa maupun
berasal dari non pendidikan luar biasa diketahui bahwa guru
SLB Negeri Sukoharjo dengan tingkat stres kerja rendah
jumlahnya sebanyak 22 guru atau dengan presentase 57,89 %
dan guru SLB dengan tingkat stres kerja tinggi jumlahnya
sebanyak 16 guru atau dengan presentase 42,11%. Dapat
dikatakan bahwa dari 38 guru, 22 guru SLB Negeri Sukoharjo
memiliki tingkat stres yang rendah dengan tingkat presentase
sebesar 57,89%.
Selanjutnya adalah melihat kembali pengkategorian tingkat
stres guru SLB yang dibedakan berdasarkan latar belakang
pendidikan luar biasa dan non pendidikan luar biasa.
1-3 Stres Rendah 22 57,89
> 3-5 Stres Tinggi 16 42,11
38 100
Skor Kategori FrekuensiPresentase
(%)
Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
a) Stres Kerja Guru yang berasal dari PLB
Tabel V.20
Hasil Pengelompokan Stres Kerja Guru dari Latar
Belakang PLB
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
1 4 tinggi PLB
2 2 rendah PLB
3 2 rendah PLB
4 2,8 rendah PLB
5 3,6 tinggi PLB
6 2,4 rendah PLB
7 3,4 tinggi PLB
8 2,6 rendah PLB
9 2,4 rendah PLB
10 3,6 tinggi PLB
11 3,6 tinggi PLB
12 2,6 rendah PLB
13 3 rendah PLB
14 3,6 tinggi PLB
15 2,6 rendah PLB
16 3,6 tinggi PLB
17 2 rendah PLB
18 3,6 tinggi PLB
19 2 rendah PLB
20 3,2 tinggi PLB
21 2 rendah PLB
22 3 rendah PLB
23 4,2 tinggi PLB
24 3,4 tinggi PLB
25 3,6 tinggi PLB
26 4,4 tinggi PLB
27 2,6 rendah PLB
28 4,6 tinggi PLB
29 3 rendah PLB
30 1,4 rendah PLB
RespondenTotal Rata-
Rata StresKategori
Latar
Belakang
Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Dari hasil pengkategorian pada tabel diatas, berikut adalah
pengelompokkan stres berdasarkan kategori, frekuensi dan
presentase pada guru dari latar belakang PLB.
Tabel V.21
Deskripsi Kategori Skor Variabel Stres Kerja,
Frekuensi, dan Presentase pada Guru dari Latar
Belakang PLB
Sumber: Data Primer, Agustus 2017
Berdasarkan tabel V.21 diatas, hasil menunjukkan bahwa
guru SLB Negeri Sukoharjo yang berasal dari pendidikan
luar biasa (PLB) yang jumlahnya sebanyak 30 orang
dengan tingkat stres kerja rendah jumlahnya sebanyak 16
guru atau dengan presentase 53,33 % dan guru SLB yang
berasal dari PLB dengan tingkat stres kerja tinggi
jumlahnya sebanyak 14 guru atau dengan presentase
46,67%. Dapat dikatakan bahwa dari 30 guru, 16 guru
SLB Negeri Sukoharjo yang berasal dari PLB memiliki
tingkat stres rendah dengan tingkat presentase sebesar
53,33%.
1-3 Stres Rendah 16 53,33
> 3-5 Stres Tinggi 14 46,67
30 100
Skor Kategori FrekuensiPresentase
(%)
Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
b) Stres Kerja Guru yang berasal dari Non PLB
Tabel V.22
Hasil Pengelompokan Stres Kerja Guru dari Latar
Belakang Non PLB
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
Dari hasil pengkategorian pada tabel diatas, berikut adalah
pengelompokkan motivasi berdasarkan kategori, frekuensi
dan presentase pada guru dari latar belakang Non PLB.
Tabel V.23
Deskripsi Kategori Skor Variabel Stres Kerja,
Frekuensi, dan Presentase pada Guru dari Latar
Belakang Non PLB
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
Berdasarkan tabel V.23 diatas, hasil menunjukkan bahwa
guru SLB Negeri Sukoharjo yang berasal dari non
1 2,4 rendah Non PLB
2 2,6 rendah Non PLB
3 3,4 tinggi Non PLB
4 2,8 rendah Non PLB
5 3 rendah Non PLB
6 2,6 rendah Non PLB
7 3,2 tinggi Non PLB
8 2,8 rendah Non PLB
RespondenTotal Rata-
Rata StresKategori
Latar
Belakang
Pendidikan
1-3 Stres Rendah 6 75
> 3-5 Stres Tinggi 2 25
8 100
Skor Kategori FrekuensiPresentase
(%)
Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
pendidikan luar biasa yang jumlahnya sebanyak 8 orang
dengan tingkat stres kerja rendah jumlahnya sebanyak 6
guru atau dengan presentase 75 % dan guru SLB yang
berasal dari Non PLB dengan tingkat stres kerja tinggi
jumlahnya sebanyak 2 guru atau dengan presentase 25%.
Dapat dikatakan bahwa dari 8 guru, 6 guru SLB Negeri
Sukoharjo yang berasal dari Non PLB memiliki tingkat
stres kerja rendah dengan tingkat presentase sebesar
75%.
3) Kinerja (Y)
Deskripsi serta hasil pengukuran terhadap variabel kinerja
dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
Tabel V.24
Deskripsi Variabel Kierja (Y)
Sumber: Data Primer, Agustus 2017
VariabelSkor
VariabelIndikator
Skor
IndikatorItem Pernyataan
Skor Per
Item
4,39
Memahami pekerjaan yang
dijalani dan kemampuan
memecahkan persoalan yang ada4,32
Aspek
Tanggung
jawab
4,42
Kinerja 4,29
Aspek Prestasi 4,36
Kemampuan dalam melakukan
pekerjaan sebagai guru yakni
mendampingi dan mengajar
Bertanggungjawab atas
pekerjaan yang dilakukan 4,42
Aspek
Ketaatan4,26
Menaati peraturan yang sudah
dibentuk dan berusaha untuk
tidak melanggar4,26
Aspek
Kerjasama4,37
Kemampuan menjalin kerjasama
dengan rekan kerja lainnya dan
juga membangun kerjasama
dengan atasan
4,37
Aspek
Kepemimpinan4,16
Kemampuan merencanakan dan
mengorganisasikan pekerjaan
sebagai seorang guru
4,16
Aspek Prakarsa 4,08
Memiliki insiatif dalam mengajar
dengan metode pembelajaran
yang mendukung
4,08
Aspek
Kejujuran4,34
Bersikap jujur dalam melakukan
pekerjaan sebagai guru4,34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Berdasarkan tabel V.24 di atas, dapat diketahui bahwa variabel
kinerja memperoleh rata-rata (skor) sebesar 4,29 yang
memiliki arti bahwa kinerja guru SLB Negeri Sukoharjo
masuk dalam kategori baik. Dari tabel V.24 juga dapat dilihat,
berdasarkan rata-rata (skor) untuk indikator aspek prestasi
diperoleh skor sebesar 4,36, indikator aspek tanggung jawab
diperoleh skor sebesar 4,42, indikator aspek ketaatan diperoleh
skor sebesar 4,26, indikator aspek kerjasama diperoleh skor
sebesar 4,37, indikator aspek kepemimpinan diperoleh skor
sebesar 4,16, indikator aspek prakarsa diperoleh skor sebesar
4,08, dan indikator aspek kejujuran diperoleh skor sebesar
4,34.
Selain itu, pada item masing-masing indikator dapat dilihat
bahwa pada indikator aspek prestasi skor rata-rata item
tertinggi terdapat pada item pernyataan pertama (kemampuan
dalam melakukan pekerjaan sebagai guru yakni mendampingi
dan mengajar) dengan skor sebesar 4,39. Pada indikator aspek
tanggungjawab skor yang diperoleh adalah 4,42 yang
merupakan skor rata-rata item tertinggi diantara skor rata-rata
yang lainnya pada variabel kinerja. Pada indikator aspek
ketaatan skor yang diperoleh adalah 4,26. Pada indikator aspek
kerjasama skor yang diperoleh adalah 4,37. Pada indikator
aspek kepemimpinan skor yang diperoleh adalah 4,16. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
indikator aspek prakarsa skor yang diperoleh adalah 4,08. Pada
indikator aspek kejujuran skor yang diperoleh adalah 4,34.
Variabel kinerja diukur melalui 8 item pernyataan. Penulis
menghitung nilai total dan nilai rata-rata kemudian
dikelompokkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat
kinerja guru SLB Negeri Sukoharjo. Untuk mengetahui tingkat
kinerja guru SLB maka dilakukan perhitungan tiap item
pernyataan. Rata-rata skor kinerja setiap responden kemudian
dikelompokkan dalam kategori buruk dan baik. Dari data yang
sudah terkumpul dan sudah diolah, berikut dipaparkan hasil
dari kuesioner yang sudah dibagikan kepada 38 responden.
Tabel V.25
Hasil Pengelompokkan Kinerja Guru SLB
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
1 4,8 baik PLB 20 4,4 baik PLB
2 3,9 baik PLB 21 4,4 baik PLB
3 3,9 baik PLB 22 4,3 baik PLB
4 4,3 baik Non PLB 23 4,1 baik PLB
5 4,0 baik PLB 24 4,0 baik PLB
6 4,6 baik PLB 25 4,3 baik PLB
7 4,0 baik PLB 26 4,0 baik PLB
8 4,6 baik PLB 27 4,3 baik PLB
9 4,1 baik Non PLB 28 4,9 baik PLB
10 4,8 baik PLB 29 4,0 baik PLB
11 4,1 baik PLB 30 4,3 baik PLB
12 4,0 baik PLB 31 4,1 baik PLB
13 4,5 baik PLB 32 4,8 baik Non PLB
14 4,0 baik Non PLB 33 4,3 baik PLB
15 4,8 baik PLB 34 4,1 baik Non PLB
16 4,4 baik PLB 35 4,8 baik PLB
17 3,6 baik Non PLB 36 4,5 baik PLB
18 4,4 baik Non PLB 37 5,0 baik PLB
19 3,9 baik PLB 38 4,4 baik Non PLB
Total Rata-
Rata
Kinerja
Kategori
Latar
Belakang
Pendidikan
Latar
Belakang
Pendidikan
Responden Responden
Total
Rata-Rata
Kinerja
Kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Dari hasil pengkategorian pada tabel diatas, berikut adalah
pengelompokkan kinerja berdasarkan kategori, frekuensi dan
presentase.
Tabel V.26
Deskripsi Kategori Skor Variabel Kinerja, Frekuensi, dan
Presentase
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
Berdasarkan tabel V.26 diatas, hasil menunjukkan bahwa
semua guru SLB Negeri Sukoharjo yang jumlahnya sebanyak
38 orang baik yang berasal dari pendidikan luar biasa maupun
berasal dari non pendidikan luar biasa diketahui bahwa tingkat
kinerjanya baik dengan presentase 100% atau dengan kata lain
semua guru SLB Negeri Sukoharjo kinerjanya sudah baik.
Selanjutnya adalah melihat kembali pengkategorian tingkat
kinerja guru SLB yang dibedakan berdasarkan latar belakang
pendidikan luar biasa dan non pendidikan luar biasa.
1-3 Kinerja Buruk 0 0
> 3-5 Kinerja Baik 38 100
38 100
Kategori FrekuensiPresentase
(%)
Jumlah
Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
a) Kinerja Guru yang berasal dari PLB
Tabel V.27
Hasil Pengelompokan Kinerja Guru dari Latar
Belakang PLB
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
Dari hasil pengkategorian pada tabel diatas, berikut adalah
pengelompokkan kinerja berdasarkan kategori, frekuensi
dan presentase pada guru dari latar belakang PLB.
Tabel V.28
Deskripsi Kategori Skor Variabel Stres Kerja,
Frekuensi, dan Presentase pada Guru dari Latar
Belakang PLB
Sumber: Data Primer, Agustus 2017
1 4,8 baik PLB
2 3,9 baik PLB
3 3,9 baik PLB
4 4,0 baik PLB
5 4,6 baik PLB
6 4,0 baik PLB
7 4,6 baik PLB
8 4,8 baik PLB
9 4,1 baik PLB
10 4,0 baik PLB
11 4,5 baik PLB
12 4,8 baik PLB
13 4,4 baik PLB
14 3,9 baik PLB
15 4,4 baik PLB
16 4,4 baik PLB
17 4,3 baik PLB
18 4,1 baik PLB
19 4,0 baik PLB
20 4,3 baik PLB
21 4,0 baik PLB
22 4,3 baik PLB
23 4,9 baik PLB
24 4,0 baik PLB
25 4,3 baik PLB
26 4,1 baik PLB
27 4,3 baik PLB
28 4,8 baik PLB
29 4,5 baik PLB
30 5,0 baik PLB
Total Rata-
Rata
Kinerja
Kategori
Latar
Belakang
Pendidikan
Responden
1-3 Kinerja Buruk 0 0
> 3-5 Kinerja Baik 30 100
30 100Jumlah
Skor Kategori FrekuensiPresentase
(%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Berdasarkan tabel V.28 diatas, hasil menunjukkan bahwa
guru SLB Negeri Sukoharjo yang berasal dari pendidikan
luar biasa (PLB) jumlahnya sebanyak 30 orang diketahui
bahwa tingkat kinerjanya baik dengan presentase 100%
atau dengan kata lain semua guru SLB Negeri Sukoharjo
kinerjanya sudah baik.
b) Kinerja Guru yang berasal dari Non PLB
Tabel V.29
Hasil Pengelompokan Stres Guru dari Latar Belakang
Non PLB Berdasarkan Kategori
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
Dari hasil pengkategorian pada tabel diatas, berikut adalah
pengelompokkan kinerja guru SLB dari non pendidikan
luar biasa berdasarkan kategori, frekuensi dan presentase.
Tabel V.30
Deskripsi Kategori Skor Variabel Kinerja, Frekuensi,
dan Presentase pada Guru dari Non PLB
Sumber: Data Primer, Agustus 2017
1 4,3 baik Non PLB
2 4,1 baik Non PLB
3 4,0 baik Non PLB
4 3,6 baik Non PLB
5 4,4 baik Non PLB
6 4,8 baik Non PLB
7 4,1 baik Non PLB
8 4,4 baik Non PLB
Total Rata-
Rata
Kinerja
Kategori
Latar
Belakang
Pendidikan
Responden
1-3 Kinerja Buruk 0 0
> 3-5 Kinerja Baik 8 100
8 100Jumlah
Skor Kategori FrekuensiPresentase
(%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Berdasarkan tabel V.30 diatas, hasil menunjukkan bahwa
guru SLB Negeri Sukoharjo yang berasal dari Non
Pendidikan Luar Biasa (PLB) jumlahnya sebanyak 8 orang
diketahui bahwa tingkat kinerjanya baik dengan presentase
100% atau dengan kata lain semua guru SLB Negeri
Sukoharjo kinerjanya sudah baik.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisi regresi linier berganda dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Uji Asumsi Klasik
Untuk menentukan analisis statistik yang akan digunakan dalam
penelitian ini, maka dilakukan pengujian untuk membuktikan
independensi masing-masing variabel bebas yang diteliti.
Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan bantuan
program SPSS 17.0, dapat dilakukan pengujian sebagai berikut:
1) Uji Normalitas
Metode yang digunakan untuk uji normalitas adalah dengan
Shapiro-Wilk karena data yang diuji kurang dari 50. Suatu data
dikatakan normal jika nilai Asymp.Sig. (2 tailed) > 0,05.
Selain itu, normal atau tidaknya suatu data, dapat dilihat juga
dari grafik Normal P-P Plot. Suatu data dapat dikatakan normal
jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti garis diagonal. Program aplikasi yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
dalam uji normalitas ini adalah SPSS 17.0. Berikut adalah hasil
dari uji normalitas :
Gambar V.1
Grafik P-Plot Distribusi Normal
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
Berdasarkan grafik P-P Plot Distribusi Normal pada Gambar
V.1, penyebaran data (titik) berada di sekitar garis diagonal
dan mengikuti garis diagonal. Jadi dapat disimpulkan bahwa
data tersebut berdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Tabel V.31
Hasil Uji Normalitas Shapiro Wilk
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Motivasi Kerja .967 38 .316
Stres Kerja .975 38 .533
Kinerja .957 38 .151
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
Berdasarkan tabel Hasil Uji Normalitas diatas, dengan
menggunakan metode Shapiro Wilk jika dilihat dari nilai
Asymp. Sig. (2 tailed) yaitu 0,316 > 0,05 untuk motivasi kerja,
0,533 > 0,05 untuk stres kerja dan 0.151 > 0.05 untuk kinerja
artinya data tersebut berdistribusi normal.
2) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu
adanya hubungan linear antara variabel independen dalam
model regresi. Analisis ini ditentukan oleh besarnya nilai VIF
(Varians Inflation Factor) dan tolerance value. Tingkat
multikolinearitas yang dapat ditoleransi adalah yang
mempunyai nilai VIF yang tidak lebih dari 10 dan mempunyai
angka tolerance tidak kurang dari 0,1. Berdasarkan hasil
pengelohan SPSS 17.0 didapatkan nilai VIF (Varians Inflation
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Factor) dan tolerance value untuk masing-masing variabel
bebas pada tabel berikut ini:
Tabel V.32
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
B Tolerance VIF
1 (Constant) 3.998
Motivasi Kerja .289 .916 1.092
Stres Kerja .065 .916 1.092
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Data Primer, Agustus 2017
Berdasarkan pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa besarnya
nilai VIF (Varians Inflation Factor) dari masing-masing
variabel independen memiliki nilai VIF tidak lebih dari 10 dan
mempunyai tolerance tidak kurang dari 0,1. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa seluruh variabel independen tidak terdapat
multikolinearitas.
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu
adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua
pengamatan pada model regresi. Metode pengujian yang
digunakan adalah dengan Uji Glejser. Uji ini menggunakan
nilai absolute dari residual dan jika nilai signifikansi > 0,05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut adalah hasil dari
uji heteroskedastisitas :
Tabel V.33
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficient
s
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .220 .135 1.631 .112
Motivasi
Kerja
.371 .221 .285 1.679 .102
Stres Kerja -.033 .042 -.131 -.773 .445
a. Dependent Variable: RES2
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
Berdasarakan output diatas, diketahui bahwa nilai signifikasi
variabel motivasi kerja sebesar 0.102 lebih besar dari 0.05 dan
nilai signifikasi pada variabel stres kerja sebesar 0.445 lebih
besar dari 0.05. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa pada dua
variabel tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Gambar V.2
Hasil Scatterplot Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
Dari hasil gambar grafik diatas, menunjukkan pola yang tidak
jelas, serta titik menyebar secara acak. Sehingga dapat
dikatakan bahwa pada uji ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
2. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
a. Menentukan persamaan regresi
Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier
berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk
menjawab hipotesis apakah motivasi kerja berpengaruh
terhadap kinerja dan apakah stres kerja berpengaruh terhadap
kinerja. Dari pengolahan data diperoleh hasil sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Tabel V.34
Hasil Analisis Regresi Berganda Guru SLB Negeri
Sukoharjo
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 31.826 1.963 16.212 .000
Motivasi
Kerja
2.253 3.209 .121 .702 .487
Stres Kerja .108 .123 .151 .876 .387
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Data Primer, Agustus 2017
Dari hasil perhitungan Tabel V.34 diperoleh nilai koefisien
konstan sebesar 31,826, koefisien motivasi (X1) sebesar
2,253, dan koefisien stres (X2) sebesar 0,108. Berdasarkan
hasil pada tabel tersebut, persamaan regresi dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Y = 31,826 + 2,253X1 + 0,108X2
Dimana :
a = konstanta (nilai Y apabila X=0)
Y = kinerja
X1 = motivasi
X2 = stres
Analisis berganda juga dilakukan untuk melihat pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat pada guru SLB yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
berasal dari PLB maupun guru SLB yang berasal dari Non
PLB. Berikut adalah pengolahan data yang sudah dilakukan:
1) Persamaan Regresi Pada Guru dari Latar Belakang PLB
Tabel V.35
Hasil Analisis Regresi Berganda pada Guru dari
Latar Belakang PLB
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficient
s
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 30.869 2.100 14.699 .000
Motivasi
Kerja
5.519 3.926 .269 1.406 .171
Stres Kerja .091 .125 .140 .730 .471
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
Dari hasil perhitungan Tabel V.35 diperoleh nilai
koefisien konstan sebesar 30,869, koefisien motivasi
(X1) sebesar 5,519, dan koefisien stres (X2) sebesar
0,091. Berdasarkan hasil pada tabel tersebut, persamaan
regresi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y = 30,869 + 5,519X1 + 0,091X2
Dimana :
a = konstanta (nilai Y apabila X=0)
Y = kinerja
X1 = motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
X2 = stres
2) Persamaan Regresi Pada Guru dari Latar Belakang Non
PLB
Tabel V.36
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda pada Guru
dari Latar Belakang Non PLB
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficient
s
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 41.266 9.035 4.567 .006
Motivasi
Kerja
-4.847 5.826 -.334 -.832 .443
Stres Kerja -.417 .630 -.266 -.663 .537
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
Dari hasil perhitungan Tabel V.36 diperoleh nilai
koefisien konstan sebesar 41,266, koefisien motivasi
(X1) sebesar -4,847, dan koefisien stres (X2) sebesar -
0,417. Berdasarkan hasil pada tabel tersebut, persamaan
regresi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y = 41,266 – 4,847X1 – 0,417X2
Dimana :
a = konstanta (nilai Y apabila X=0)
Y = kinerja
X1 = motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
X2 = stres
b. Uji Hipotesis
1) Uji F
Dalam penelitian ini uji F digunakan untuk mengetahui
tingkat spesifikasi pengaruh variabel independen secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji F
dilakukan dengan cara membandingkan F hitung dengan F
tabel atau 5% dengan nilai signifikannya.
Tabel V.37
Hasil Uji F pada Guru SLB
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 12.121 2 6.061 .882 .423a
Residual 240.432 35 6.869
Total 252.553 37
a. Predictors: (Constant), Stres Kerja, Motivasi Kerja
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
1. Rumusan hipotesis :
H0 : motivasi dan stres secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap kinerja guru SLB.
Ha : motivasi dan stres secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kinerja guru SLB.
2. Menentukan Tingkat Signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan 5% (0,05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
3. Pengambilan keputusan
H0 diterima jika nilai sig > 0,05, yang artinya tidak
berpengaruh secara bersama-sama.
H0 ditolak jika nilai sig < 0,05, yang artiya berpengaruh
secara bersama-sama.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari tabel V.37 diatas, diperoleh nilai
sig 0,423 > 0,05. Jadi H0 diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel motivasi kerja dan stres
kerja tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap
kinerja guru SLB.
Uji F juga dilakukan juga untuk melihat pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat pada guru SLB yang
berasal dari PLB maupun guru SLB yang berasal dari Non
PLB. Berikut adalah pengolahan data yang sudah
dilakukan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
a) Uji F Pada Guru dari Latar Belakang PLB
Tabel V.38
Hasil Uji F pada Guru dari Latar Belakang PLB
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regressio
n
23.291 2 11.646 1.785 .187a
Residual 176.176 27 6.525
Total 199.467 29
a. Predictors: (Constant), Stres Kerja, Motivasi Kerja
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
1. Rumusan hipotesis :
H0 : motivasi dan stres secara bersama-sama
tidak berpengaruh terhadap kinerja guru dari
latar belakang PLB.
Ha : motivasi dan stres secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kinerja guru dari latar
belakang PLB.
2. Menentukan Tingkat Signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan 5% (0,05).
3. Pengambilan keputusan
H0 diterima jika nilai sig > 0,05, yang artinya
tidak berpengaruh secara bersama-sama.
H0 ditolak jika nilai sig < 0,05, yang artiya
berpengaruh secara bersama-sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari tabel V.38 diatas,
diperoleh nilai sig 0,187 > 0,05. Jadi H0
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel motivasi kerja dan stres kerja tidak
berpengaruh secara bersama-sama terhadap
kinerja guru yang berasal dari latar belakang
PLB.
b) Uji F Pada Guru dari Latar Belakang Non PLB
Tabel V.39
Hasil Uji F pada Guru dari Latar Belakang Non
PLB
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regressi
on
9.675 2 4.837 .633 .569a
Residual 38.200 5 7.640
Total 47.875 7
a. Predictors: (Constant), Stres Kerja, Motivasi Kerja
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
1. Rumusan hipotesis :
H0 : motivasi dan stres secara bersama-sama
tidak berpengaruh terhadap kinerja guru dari
latar belakang Non PLB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Ha : motivasi dan stres secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kinerja guru dari latar
belakang Non PLB.
2. Menentukan Tingkat Signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan 5% (0,05).
3. Pengambilan keputusan
H0 diterima jika nilai sig > 0,05, yang artinya
tidak berpengaruh secara bersama-sama.
H0 ditolak jika nilai sig < 0,05, yang artiya
berpengaruh secara bersama-sama.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari tabel V.39 diatas,
diperoleh nilai sig 0,569 > 0,05. Jadi H0
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel motivasi kerja dan stres kerja tidak
berpengaruh secara bersama-sama terhadap
kinerja guru yang berasal dari latar belakang
Non PLB.
2) Uji t
Uji t dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh
variabel-variabel bebas (motivasi kerja dan stres kerja)
terhadap variabel terikat (kinerja). Pada output regresi
linier berganda, hasil uji t akan dilihat dari nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
probabilitas pada output SPSS. Apabila nilai sig thitung pada
output SPPS > 0,05 maka H0 ditolak dan apabila nilai sig
thitung pada output SPSS < 0,05 maka H0 diterima.
Tabel V.40
Hasil Uji t Motivasi pada Guru SLB
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 31.826 1.963 16.212 .000
Motivasi
Kerja
2.253 3.209 .121 .702 .487
Stres Kerja .108 .123 .151 .876 .387
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Data Primer, Agustus 2017
1. Hasil pengujian pengaruh variabel motivasi (X1)
terhadap kinerja guru.
a. Rumusan hipotesis yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu :
H0 : motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap
kinerja guru SLB.
Ha : motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja
guru SLB.
b. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan 5%.
c. Kriteria pengujian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
a) H0 diterima (Ha ditolak). Jika nilai Sig > 0,05
artinya motivasi tidak berpengaruh terhadap
kinerja.
b) H0 ditolak (Ha diterima), Jika nilai Sig < 0,05
artinya motivasi berpengaruh terhadap kinerja.
d. Kesimpulan
Dilihat dari tabel V.40 pada bagian motivasi kerja
diperoleh nilai Sig > 0,05 (0,487 > 0,05), sehingga
H0 diterima (Ha ditolak). Dengan demikian berarti
motivasi tidak berpengaruh kinerja guru SLB.
Artinya semakin tinggi atau semakin rendahnya
motivasi kerja yang diperoleh guru tidak akan
mempengaruhi pada tinggi rendahnya kinerja pada
guru SLB Negeri Sukoharjo.
Uji t juga dilakukan untuk melihat pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat pada guru SLB yang
berasal dari PLB maupun guru SLB yang berasal dari Non
PLB. Berikut adalah pengolahan data yang sudah
dilakukan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
a) Uji t Motivasi Pada Guru dari Latar Belakang PLB
Tabel V.41
Hasil Uji t Motivasi pada Guru dari Latar
Belakang PLB
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 30.869 2.100 14.699 .000
Motivasi
Kerja
5.519 3.926 .269 1.406 .171
Stres Kerja .091 .125 .140 .730 .471
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
Hasil pengujian pengaruh variabel motivasi (X1)
terhadap kinerja guru dari PLB.
a. Rumusan hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu :
H0 : motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap
kinerja guru SLB.
Ha : motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja
guru SLB.
b. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan 5%.
c. Kriteria pengujian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
a) H0 diterima (Ha ditolak). Jika nilai Sig >
0,05 artinya motivasi tidak berpengaruh
terhadap kinerja.
b) H0 ditolak (Ha diterima), Jika nilai Sig <
0,05 artinya motivasi berpengaruh terhadap
kinerja.
d. Kesimpulan
Dilihat dari tabel V.41 pada bagian motivasi kerja
diperoleh nilai Sig > 0,05 (0,171 > 0,05), sehingga
H0 diterima (Ha ditolak). Dengan demikian
berarti motivasi tidak berpengaruh kinerja guru
dari PLB.
b) Uji t Motivasi Pada Guru dari Non PLB
Tabel V.42
Hasil Uji t Motivasi pada Guru dari Latar
Belakang Non PLB
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 41.266 9.035 4.567 .006
Motivasi
Kerja
-4.847 5.826 -.334 -.832 .443
Stres Kerja -.417 .630 -.266 -.663 .537
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Hasil pengujian pengaruh variabel motivasi (X1)
terhadap kinerja guru dari PLB.
a. Rumusan hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu :
H0 : motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap
kinerja guru SLB.
Ha : motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja
guru SLB.
b. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan 5%.
c. Kriteria pengujian
a) H0 diterima (Ha ditolak). Jika nilai Sig >
0,05 artinya motivasi tidak berpengaruh
terhadap kinerja.
b) H0 ditolak (Ha diterima), Jika nilai Sig <
0,05 artinya motivasi berpengaruh terhadap
kinerja.
d. Kesimpulan
Dilihat dari tabel V.42 pada bagian motivasi kerja
diperoleh nilai Sig > 0,05 (0,443 > 0,05), sehingga
H0 diterima (Ha ditolak). Dengan demikian
berarti motivasi tidak berpengaruh kinerja guru
dari Non PLB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
2. Hasil pengujian pengaruh variabel stres (X2) terhadap
kinerja guru.
Tabel V.43
Hasil Uji t Stres pada Guru SLB
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 31.826 1.963 16.212 .000
Motivasi
Kerja
2.253 3.209 .121 .702 .487
Stres Kerja .108 .123 .151 .876 .387
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Data Primer, Agustus 2017
a. Rumusan hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu :
H0 : stres kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja
guru SLB.
Ha : stres kerja berpengaruh terhadap kinerja guru
SLB.
b. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan 5%.
c. Kriteria pengujian
1) H0 diterima (Ha ditolak). Jika nilai Sig >
0,05 artinya stres tidak berpengaruh terhadap
kinerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
2) H0 ditolak (Ha diterima), Jika nilai Sig <
0,05 artinya stres berpengaruh terhadap
kinerja.
d. Kesimpulan
Dilihat dari tabel V.43 pada bagian stres kerja
diperoleh nilai Sig > 0,05 (0,387 > 0,05), sehingga
H0 diterima (Ha ditolak). Dengan demikian
berarti stres tidak berpengaruh kinerja guru SLB.
Artinya semakin tinggi atau semakin rendahnya
tingkat stres kerja yang dirasakan guru tidak akan
mempengaruhi pada tinggi rendahnya kinerja pada
guru SLB Negeri Sukoharjo.
Uji t juga dilakukan untuk melihat pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat pada guru SLB yang
berasal dari PLB maupun guru SLB yang berasal dari Non
PLB. Berikut adalah pengolahan data yang sudah
dilakukan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
a) Uji t Pada Guru dari Latar Belakang PLB
Tabel V.44
Hasil Uji t Stres pada Guru dari Latar Belakang
PLB
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficient
s
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 30.869 2.100 14.699 .000
Motivasi
Kerja
5.519 3.926 .269 1.406 .171
Stres
Kerja
.091 .125 .140 .730 .471
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
Hasil pengujian pengaruh variabel motivasi (X1)
terhadap kinerja guru dari PLB.
a. Rumusan hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu :
H0 : stres kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja
guru dari PLB.
Ha : stres kerja berpengaruh terhadap kinerja guru
dari PLB.
b. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan 5%.
c. Kriteria pengujian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
c) H0 diterima (Ha ditolak). Jika nilai Sig >
0,05 artinya stres tidak berpengaruh terhadap
kinerja.
d) H0 ditolak (Ha diterima), Jika nilai Sig <
0,05 artinya stres berpengaruh terhadap
kinerja.
d. Kesimpulan
Dilihat dari tabel V.34 pada bagian motivasi kerja
diperoleh nilai Sig > 0,05 (0,471 > 0,05), sehingga
H0 diterima (Ha ditolak). Dengan demikian
berarti stres tidak berpengaruh kinerja guru dari
PLB.
b) Uji t Pada Guru dari Latar Belakang Non PLB
Tabel V.45
Hasil Uji t Stres pada Guru dari Latar Belakang
Non PLB
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 41.266 9.035 4.567 .006
Motivasi
Kerja
-4.847 5.826 -.334 -.832 .443
Stres Kerja -.417 .630 -.266 -.663 .537
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Hasil pengujian pengaruh variabel stres (X2) terhadap
kinerja guru dari Latar Belakang Non PLB.
a. Rumusan hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu :
H0 : stres kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja
guru dari Non PLB.
Ha : motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja
guru dari Non PLB.
b. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan 5%.
c. Kriteria pengujian
a) H0 diterima (Ha ditolak). Jika nilai Sig >
0,05 artinya stres tidak berpengaruh terhadap
kinerja.
b) H0 ditolak (Ha diterima), Jika nilai Sig <
0,05 artinya stres berpengaruh terhadap
kinerja.
d. Kesimpulan
Dilihat dari tabel V.45 pada bagian motivasi kerja
diperoleh nilai Sig > 0,05 (0,537 > 0,05), sehingga
H0 diterima (Ha ditolak). Dengan demikian
berarti stres tidak berpengaruh kinerja guru dari
Latar Belakang Non PLB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
3) Uji Adjusted R Square
Tabel V.46
Hasil Uji Adjusted R Square
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .219a .048 -.006 2.621
a. Predictors: (Constant), Stres Kerja, Motivasi Kerja
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh koefisien determinasi
(Adjusted R Square) sebesar -0,006 (-0,6%). Nilai
Adjusted R Square bernilai negatif, sehingga jika nilai
negatif maka nilai tersebut dianggap 0. Artinya dari
penelitian ini, variabel independen (motivasi kerja dan
stres kerja) sama sekali tidak mampu menjelaskan varians
dari variabel dependennya.
Uji Adjusted R Square juga dilakukan untuk melihat
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat pada
guru SLB yang berasal dari PLB maupun guru SLB yang
berasal dari Non PLB. Berikut adalah pengolahan data
yang sudah dilakukan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
a) Uji Adjusted R Square Pada Guru dari Latar Belakang
PLB
Tabel V.47
Hasil Uji Adjusted R Square pada Guru dari Latar
Belakang PLB
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .342a .117 .051 2.554
a. Predictors: (Constant), Stres Kerja, Motivasi Kerja
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh koefisien
determinasi (Adjusted R2) sebesar 0,051 (5,1%). Hal
ini menunjukkan bahwa presentase sumbangan
pengaruh variabel bebas (motivasi dan stres)
terhadap variabel terikat (kinerja) pada guru dari
PLB adalah 5,1% sedangkan sisanya sebesar 94,9%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
b) Uji Adjusted R Square Pada Guru dari Latar Belakang
Non PLB
Tabel V.48
Hasil Uji Adjusted R Square pada Guru dari Latar
Belakang Non PLB
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .450a .202 -.117 2.764
a. Predictors: (Constant), Stres Kerja, Motivasi Kerja
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh koefisien
determinasi (Adjusted R Square) sebesar -0,117 (-
11,7%). Nilai Adjusted R Square bernilai negatif,
sehingga jika nilai negatif maka nilai tersebut
dianggap 0. Artinya dari penelitian ini, variabel
independen (motivasi kerja dan stres kerja) pada
guru dari latar belakang Non PLB sama sekali tidak
mampu menjelaskan varians dari variabel
dependennya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
5. Analisis Uji Independent Sample T Test
a. Motivasi Kerja
Tabel V.49
Tabel Independent Samples Test Motivasi Kerja
Independent Samples Test
Motivasi Kerja
Equal
variances
assumed
Equal
variances
not
assumed
Levene's Test for
Equality of
Variances
F 1.078
Sig. .306
t-test for Equality of
Means
t 1.152 .942
df 36 8.964
Sig. (2-tailed) .257 .371
Mean
Difference
.06400 .06400
Std. Error
Difference
.05558 .06792
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower -.04872 -.08974
Upper .17672 .21774
Sumber : Data Primer, Agustus 2017
Hipotesis
H0 : tidak ada perbedaan motivasi kerja antara guru yang latar
belakang PLB dengan guru yang latar belakang non PLB.
Ha : terdapat perbedaan motivasi kerja antara guru yang latar
belakang PLB dengan guru yang latar belakang non PLB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Kriteria
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi 5%
atau sebesar 0,05. Dengan demikian maka :
Jika Pvalue (Sig) > 0,05 maka H0 diterima.
Jika Pvalue (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.
Hasil Uji
Berdasarkan tabel diatas ternyata hasil 0,257 > 0,05, maka H0
diterima.
Kesimpulan
Karena H0 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa guru SLB
Negeri Sukoharjo yang memiliki latar belakang PLB dan Non PLB
memiliki motivasi kerja yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
b. Stres Kerja
Tabel V. 50
Tabel Independent Samples Test Stres Kerja
Sumber : Data Primer, Juli 2017
Hipotesis
H0 : tidak ada perbedaan stres kerja antara guru dengan latar
belakang PLB dengan guru yang dengan latar belakang non PLB
Ha : terdapat perbedaan stres kerja antara guru dengan latar
belakang PLB dengan guru yang dengan latar belakang non PLB.
Kriteria
Independent Samples Test
Stres Kerja
Equal
variances
assumed
Equal
variances
not
assumed
Levene's Test for
Equality of
Variances
F 6.687
Sig. .014
t-test for Equality of
Means
t .602 .937
df 36 28.807
Sig. (2-tailed) .551 .356
Mean
Difference
.883 .883
Std. Error
Difference
1.466 .942
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower -2.091 -1.044
Upper 3.857 2.811
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi
5% atau sebesar 0,05. Dengan demikian maka :
Jika Pvalue (Sig) > 0,05 maka H0 diterima.
Jika Pvalue (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.
Hasil Uji
Berdasarkan tabel diatas ternyata hasil 0,551 > 0,05, maka H0
diterima.
Kesimpulan
Karena H0 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa guru SLB
Negeri Sukoharjo yang memiliki latar belakang PLB dan Non
PLB memiliki stres kerja yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
c. Kinerja
Tabel V.51
Tabel Independent Samples Test Kinerja
Independent Samples Test
Kinerja
Equal
variances
assumed
Equal
variances
not assumed
Levene's Test for
Equality of
Variances
F .336
Sig. .566
t-test for Equality of
Means
t .871 .872
df 36 11.066
Sig. (2-tailed) .390 .402
Mean
Difference
.908 .908
Std. Error
Difference
1.043 1.041
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower -1.207 -1.382
Upper 3.024 3.198
Sumber : Data Primer Juli 2017
Hipotesis
H0 : tidak ada perbedaan kinerja antara guru yang latar
belakang PLB dengan guru yang latar belakang non PLB
Ha : terdapat perbedaan kinerja antara guru yang latar belakang
PLB dengan guru yang latar belakang non PLB
Kriteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi
5% atau sebesar 0,05. Dengan demikian maka :
Jika Pvalue (Sig) > 0,05 maka H0 diterima
Jika Pvalue (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak
Hasil Uji
Berdasarkan tabel diatas ternyata hasil 0,390 > 0,05, maka H0
diterima
Kesimpulan
Karena H0 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa guru SLB
Negeri Sukoharjo yang memiliki latar belakang pendidikan PLB
dan Non PLB memiliki kinerja yang sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
C. Pembahasan
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana
pengaruh dari masing-masing variabel independen yakni motivasi kerja
berpengaruh terhadap kinerja dan stres kerja bepengaruh terhadap kinerja
guru SLB. Kinerja merupakan hasil dari pekerjaan yang dicapai oleh
pegawai. Selain itu, penelitian ini juga ingin mengetahui adakah
perbandingan antara guru SLB yang berlatar belakang PLB dengan guru
SLB yang berlatar belakang Non PLB pada motivasi kerja, stres kerja dan
kinerja para guru.
Berdasarkan hasil karakteristik responden guru SLB Negeri
Sukoharjo diketahui sebagian besar responden berjenis kelamin wanita
sebanyak 25 guru. Dari segi usia, sebagian besar guru yang menjadi
responden dalam penelitian ini berada pada usia >40 tahun sebanyak 20
guru. Dilihat dari status sertifikasi yang diperoleh, sebagian besar guru
SLB Negeri Sukoharjo sudah memiliki sertifikasi sebanyak 21 guru.
Untuk latar belakang pendidikan guru SLB, sebagian besar berasal dari
PLB yang jumlahnya sebanyak 30 guru. Dilihat dari masa kerja, guru SLB
Negeri Sukoharjo sebagian besar didominasi oleh guru yang masa
kerjanya lebih dari 10 tahun sebanyak 21 guru.
Berdasarkan analisis variabel, pada variabel motivasi kerja (X1)
dapat diketahui bahwa tingkat motivasi kerja semua guru SLB Negeri
Sukoharjo masuk dalam kategori rendah dengan jumlah presentase sebesar
73,68%. Artinya semua guru baik yang berasal dari pendidikan luar biasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
maupun dari non pendidikan luar biasa memiliki motivasi yang rendah.
Hal ini juga bisa dilihat dari presentase pada guru SLB yang berasal dari
latar belakang PLB yang diketahui sebesar 73,33% memiliki motivasi
yang rendah. Pada guru yang berasal dari latar belakang non PLB
diketahui juga bahwa tingkat motivasi mereka juga rendah dengan
presentase sebesar 75%. Motivasi pada guru SLB Negeri Sukoharjo masuk
dalam kategori rendah terjadi karena motivasi kerja dari dimensi upaya
terhadap kinerja (ekspektansi) sehingga memperoleh penghargaan
(instrumen) untuk memenuhi tujuan pribadinya (valensi), hanya sedikit
responden yang sudah merasakan dampaknya. Semua itu juga dibuktikan
dari hasil pengolahan data yang sudah diperoleh bahwa indikator valensi
memiliki skor rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan skor rata-
rata indikator ekspektansi dan instrumen. Motivasi menurut Vroom
diartikan sebagai besar kecilnya dorongan yang ditentukan dari apa yang
membuat seseorang bisa termotivasi yaitu ditentukan dari adanya
ekspektansi, instrumen dan valensi. Motivasi dikatakan rendah apabila
penghargaan (outcome) yang diterima tidak sesuai dengan harapan
seseorang atau dengan kata lain hasil yang diterimanya (valensi) itu kecil.
Akan tetapi, suatu motivasi dikatakan tinggi apabila penghargaan
(outcome) yang diterima sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh
seseorang atau dengan kata lain hasil yang diterimanya (valensi) itu besar.
Dalam teori, Vroom mengasumsikan bahwa orang mempunyai pilihan
antara berbagai hasil-keluaran yang secara potensial dapat digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Dengan kata lain, setiap outcomes mempunyai valensi yang mengacu pada
ketertarikan bagi seseorang. Berdasarkan hasil pengolahan data yang
sudah diperoleh, dari indikator valensi yang ada dua pernyataan, diketahui
bahwa respon responden mengenai penghargaan yang ditawarkan
organisasi seperti promosi dapat memuaskan kebutuhan para guru
memiliki skor lebih kecil (dalam indikator valensi) dibandingkan dengan
pernyataan yang kedua bahwa responden meyakini bahwa perusahaan
akan merealisasikan penghargaan yang ditawarkan kepada karyawan. Hal
ini bisa dilihat bahwa ternyata untuk masalah penghargaan yang nantinya
akan diterima oleh para guru SLB, masih dianggap belum sepenuhnya bisa
memenuhi kebutuhannya jika penghargaan tersebut diterima oleh
responden. Dari hal itu juga dibuktikan dari wawancara yang pernah
dilakukan oleh salah satu guru bahwa promosi guru itu terjadi karena ada
guru-guru yang memiliki peluang dan akhirnya mereka mau untuk
menjalankan. Dengan kata lain, penghargaan belum bisa dirasakan
sepenuhnya oleh para guru SLB. Lalu dari indikator ekspektansi mengenai
usaha terhadap kinerja, dari 3 pernyataan yang diberikan, bahwa
responden belum sepenuhnya meyakini dengan adanya lembur responden
dapat mencapai target yang ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil skor
rata-rata yang memiliki skor terkecil dibandingkan dengan pernyataan
lainnya (dalam indikator ekspektansi). Responden disini masih
menganggap tinggi bahwa dengan menyelesaikan tugas tepat waktu dan
karena kemampuan yang dimiliki responden maka responden dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
mencapai target yang sudah ditetapkan. Dari hasil pengolahan data ini,
responden pada dasarnya sudah memiliki keinginan untuk menjalankan
pekerjaannya dengan maksimal yakni dengan keyakinan bahwa dengan
kemampuan yang sudah dimiliki dan ketepatan waktu dalam
menyelesaikan tugas maka target dapat ditetapkan. Namun, upaya itu
masih dirasakan kurang maksimal oleh sebagian responden karena
ternyata dengan adanya lembur belum bisa jadi jaminan bahwa target pasti
akan bisa dicapai. Dari indikator instrumen mengenai kinerja ke
penghargaan, respon responden mengenai keyakinan bahwa dengan
mencapai target yang ditetapkan bahwa responden akan mendapatkan
penghargaan dari sekolah ternyata masih kecil. Responden meyakini
bahwa penghargaan akan diterima guru SLB karena penghargaan itu
diperoleh dari tuntutan pekerjaan mereka dalam mengajar. Dari pemaparan
semua itu, maka dapat dikatakan bahwa motivasi kerja guru SLB masih
berada dalam kategori rendah karena dari semua indikator ternyata nilai
valensi dari penelitian ini jumlahnya masih kecil karena respon terhadap
outcome nya belum sepenuhnya memiliki respon yang positif.
Pada variabel stres kerja (X2) dapat diketahui bahwa tingkat stres
kerja guru SLB Negeri Sukoharjo masuk dalam kategori stres rendah
dengan presentase responden yang mengalami stres sebesar 57,89%. Hal
ini terjadi karena responden merasa tingkat stres yang mereka hadapi
masih bisa diatasi dan juga responden juga sudah terbiasa dengan keadaan
stres yang ada. Stres kerja pada guru SLB yang berasal dari latar belakang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLB sebagian besar juga masuk dalam kategori stres rendah dengan
presentase sebesar 53,33%. Lalu stres kerja pada guru SLB yang berasal
dari latar belakang Non PLB sebagian besar juga masuk dalam kategori
stres rendah dengan presentase sebesar 75%. Selain itu stres kerja guru
diketahui masuk dalam kategori rendah karena dilihat berdasarkan gejala
stres yakni gejala fisiologis dan gejala perilaku memiliki nilai rata-rata
skor masing-masing sebesar 2,87 untuk stres kerja gejala fisiologis dan
sebesar 2,45 untuk stres kerja gejala perilaku. Untuk gejala fisiologis yang
masuk dalam kategori rendah menjelaskan bahwa ternyata akibat dari stres
maka dampak yang dirasakan para guru SLB adalah rasa capek. Akan
tetapi, walaupun dampak dari stres yang dihadapi adalah rasa capek, para
guru SLB sudah terbiasa dengan keadaan seperti itu dan mereka juga bisa
mengontrol dirinya dalam mengatasi stres yang harus dihadapi. Untuk
gejala perilaku yang masuk dalam kategori rendah menjelaskan bahwa
ternyata guru SLB sama sekali tidak setuju untuk ada pikiran melakukan
absen ditempat kerja. Disini para guru berusaha untuk tidak melakukan
absen kerja karena para guru SLB menyadari bahwa mereka memiliki
tanggung jawab dan tuntutan yang besar untuk mengajar secara
profesional. Sekalipun pada umumnya stres kerja pada guru SLB Negeri
Sukoharjo masuk dalam kategori rendah, namun ternyata ada sebagian
guru juga merasakan tingkat stres yang tinggi. Hal ini bisa dilihat dari
indikator gejala psikologis yang memiliki skor rata-rata tinggi yaitu 3,21.
Dari indikator gejala psikologis yang memiliki 3 item pernyataan, ternyata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
pada item mengenai perasaan kurang puas dengan hasil kerja jika sudah
mengalami stres memiliki skor rata-rata yang paling tinggi dibandingkan
dengan item pernyataan yang lain dalam indikator gejala psikologis.
Perasaan kurang puas menjadi salah satu indikator penyebab stres tinggi
karena disini tugas guru dominannya adalah mengajar sehingga apabila
guru merasakan gejala stres, maka itu menjadi beban tersendiri bagi guru
dalam mengajar sehingga beberapa guru akan merasa kurang puas dengan
apa yang sudah dilakukannya yakni melaksanakan tugas mengajar. Dari
situlah mengakibatkan tingkat stres seseorang tinggi karena salah satu
gejalanya adalah perasaan kurang puas dengan hasil kerja jika seseorang
sudah mengalami stres.
Pada variabel kinerja (Y) dapat diketahui bahwa tingkat kinerja
guru SLB Negeri Sukoharjo masuk dalam kategori baik dengan presentase
sebesar 100%. Tingkat kinerja guru SLB masuk dalam kategori baik
karena memiliki skor rata-rata 4,29 dari skor rata-rata maksimal sebesar 5.
Hal ini secara jelas bahwa secara umum guru SLB Negeri Sukoharjo
sudah menunjukkan kinerja yang baik dari aspek-aspek kinerja yang ada.
Kinerja baik ditunjukkan dari skor rata-rata 7 indikator aspek kinerja yang
menunjukkan bahwa skor rata-rata tinggi. Para guru SLB sudah
menunjukkan kinerja yang baik hanya saja masih ada beberapa dari aspek
kinerja yang belum dirasa maksimal oleh para guru. Hal ini bisa dilihat
berdasarkan dari hasil pengolahan data yang diperoleh bahwa ternyata dari
aspek kinerja pada prakarsa (inisiatif) memiliki nilai yang rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
dibandingkan dengan aspek lainnya seperti kepemimpinan, kejujuran,
kerjasama, ketaatan, tanggungjawab dan prestasi. Sebagai seorang guru
yang setidaknya dituntut untuk bisa memiliki 4 kemampuan sebagai
seorang guru seperti kemampuan pedagogik, kemampuan kepribadian,
kemampuan sosial, dan kemampuan profesional. Pada aspek prakarsa
(inisiatif) yang merupakan salah satu dari indikator kemampuan pedagogik
dirasa harus cukup ditingkatkan lagi dalam proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru kepada murid-murid SLB. Walaupun hal itu
sebenarnya sulit karena memang metode pembelajaran yang harus
diajarkan sedikit berbeda dengan mengajar murid pada umumnya, tetapi
setidaknya dari aspek prakarsa dirasa cukup bisa membantu untuk melihat
dan mengetahui tingkat kinerja seorang guru SLB. Akan tetapi walaupun
pada aspek prakarsa ternyata memiliki nilai yang kecil dibandingkan
dengan aspek yang lain, ternyata pada aspek tanggung jawab menunjukkan
bahwa guru SLB memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi. Tanggung
jawab menjadi salah satu tuntutan bagi seorang guru karena dilihat lagi
dari 4 kemampuan yang harus dimiliki seorang guru ternyata sikap
tanggung jawab mencerminkan kemampuan kepribadian seorang guru.
Dapat disimpulkan bahwa kinerja guru SLB masuk dalam kategori baik
karena pada dasarnya para guru SLB masih berusaha untuk terus
memperbaiki tingkat kinerjanya dari segala aspek sehingga dari situ bisa
diketahui bagaimana tingkat kinerja guru SLB dari proses yang sudah
dilakukan selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Berdasarkan hasil dari analisis pengaruh motivasi dan stres
terhadap kinerja pegawai melalui uji F, uji t dan Adjusted R2. Dengan
menggunakan uji F dapat diketahui bahwa variabel bebas (motivasi dan
stres) tidak secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat.
Hal ini dapat ditunjukkan melalui hasil uji F dengan nilai signifikan
sebesar 0,423 lebih besar dari 5% (0,423 > 0,05). Selain itu berdasarkan
uji Adjusted R2 secara bersama-sama motivasi dan stres hanya
memberikan kontribusi sebesar -0,006 (-0,6%). Nilai Adjusted R Square
bernilai negatif sehingga pada penelitian ini, variabel independen
(motivasi kerja dan stres kerja) sama sekali tidak mampu menjelaskan
varians dari variabel dependennya.
Berdasarkan hasil dari analisis pengaruh motivasi kerja Guru SLB
terhadap kinerja guru dan juga stres kerja guru SLB terhadap kinerja guru
melalui uji t, dapat diketahui bahwa variabel motivasi kerja tidak
berpengaruh terhadap kinerja dan variabel stres kerja tidak berpengaruh
terhadap kinerja. Untuk variabel motivasi kerja menunjukkan bahwa nilai
sig sebesar 0,487 (lebih besar dari 0,05) yang artinya, motivasi kerja tidak
berpengaruh terhadap kinerja. Hal ini juga didukung dengan perolehan
hasil uji t motivasi pada guru SLB yang dari PLB dan dari non PLB. Hasil
uji t motivasi kerja pada guru SLB dari PLB menunjukkan bahwa nilai sig
sebesar 0,171 (lebih besar dari 0,05) dan hasil uji t motivasi kerja pada
guru SLB dari non PLB menunjukkan bahwa nilai sig sebesar 0,443 (lebih
besar dari 0,05). Pemberian motivasi kerja tidak berpengaruh pada guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
SLB Negeri Sukoharjo yang artinya bahwa motivasi bukanlah faktor yang
dominan dalam meningkatkan kinerja guru SLB. Banyak faktor lain yang
bisa meningkatkan kinerja guru SLB. Selain itu, motivasi menjadi tidak
berpengaruh pada kinerja karena status dari guru SLB yang merupakan
pegawai negeri sipil. Status pegawai negeri sipil pada guru SLB ini
menjadi faktor penentu juga tentang tidak berpengaruhnya motivasi
terhadap kinerja karena pegawai negeri sipil seperti salah satunya
mengenai sistem penggajian diatur oleh Pemerintah. Dari situlah
menjadikan bahwa apapun usaha yang dilakukan oleh para guru
sebenarnya mereka sudah menganggap bahwa mereka akan tetap digaji
walaupun mereka menunjukkan tingkat kinerja yang sedang ataupun juga
baik. Jadi motivasi untuk melakukan usaha terhadap kinerja supaya bisa
memperoleh penghargaan dirasa masih dianggap masih kecil sehingga
besar atau kecilnya motivasi yang dimiliki para guru tidak menjadi faktor
utama kinerja seorang guru menjadi baik.
Pada variabel stres kerja terhadap kinerja, hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa stres kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja
seorang guru berdasarkan hasil uji t yang sudah dilakukan. Untuk stres
kerja sendiri menunjukkan bahwa nilai sig sebesar 0,387 (lebih besar dari
0,05) yang artinya, stres kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja. Hal ini
juga didukung dengan perolehan hasil uji t stres pada guru SLB yang dari
PLB dan dari non PLB. Hasil uji t stres kerja pada guru SLB dari PLB
menunjukkan bahwa nilai sig sebesar 0,471 (lebih besar dari 0,05) dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
hasil uji t stres kerja pada guru SLB dari non PLB menunjukkan bahwa
nilai sig sebesar 0,537 (lebih besar dari 0,05). Hal ini bisa terjadi karena
guru-guru SLB sudah matang dan sudah terbiasa dalam mengatasi tingkat
stres bekerja terlebih lagi dalam menghadapi murid-muridnya yang
berbeda dengan murid pada sekolah umum. Selain itu, tingkat stres tidak
berpengaruh terhadap kinerja disebabkan juga karena tuntutan seorang
guru SLB untuk bisa bersikap sabar sehingga sudah menjadi hal biasa
dengan adanya tingkat stres yang akan dihadapi. Walaupun tingkat stres
kerja guru SLB berada dalam kategori rendah, kemungkinan stres tidak
berpengaruh kemungkinan disebabkan oleh tingkat pendidikan responden
yang didominasi S1. Dari tingkat pendidikan, stres bisa dikatakan tidak
berpengaruh karena tingkat pendidikan bisa mempengaruhi cara berfikir
seseorang dan juga mempengaruhi untuk bertindak dalam menghadapi
pekerjaannya sehingga seseorang sudah semakin matang dalam mengatasi
emosi dari adanya stres terhadap pekerjaan.
Untuk mengetahui perbedaan motivasi kerja, stres kerja dan kinerja
dari guru SLB yang berlatar belakang pendidikan PLB dan Non PLB
dilakukan melalui t-test independent sample. Dari uji yang sudah
dilakukan, diketahui bahwa tidak ada perbedaan baik dari motivasi kerja,
stres kerja dan kinerja pada guru SLB yang berlatar belakang PLB dan
Non PLB. Pada variabel motivasi kerja, berdasarkan perhitungan
menggunakan SPSS 17.0, diperoleh nilai sig 0,257 (lebih besar dari 0,05)
yang artinya tidak ada perbedaan motivasi kerja antara guru SLB yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
berlatar belakang PLB dan Non PLB. Hal ini berarti bahwa baik dari latar
belakang pendidikan PLB dan Non PLB motivasi kerja setiap guru sama
dalam hal upaya untuk memenuhi tujuan pribadi dari upaya terhadap
kinerja sehingga memperoleh penghargaan atas apa yang sudah dilakukan
untuk pemenuhan tujuan hidup.
Pada stres kerja, dari uji yang sudah dilakukan berdasarkan
perhitungan menggunakan SPSS 17.0, diperoleh nilai sig 0,551 (lebih
besar dari 0,05) yang artinya tidak ada perbedaan stres kerja antara guru
SLB yang berlatar belakang PLB dan Non PLB. Hal ini berarti bahwa baik
dari latar belakang pendidikan PLB dan Non PLB stres kerja yang
dihadapi guru SLB adalah sama karena tuntutan sebagai seorang guru
harus bisa sabar dalam menghadapi murid-muridnya dan sudah juga
belajar untuk memahami bagaimana cara mengatasi tingkat stres yang
kemungkinan akan juga dihadapi.
Pada kinerja, dari uji yang sudah dilakukan berdasarkan
perhitungan menggunakan SPSS 17.0, diperoleh nilai sig 0,390 (lebih
besar dari 0,05) yang artinya tidak ada perbedaan kinerja antara guru SLB
yang berlatar belakang PLB dan Non PLB. Hal ini berarti bahwa baik dari
latar belakang pendidikan PLB dan Non PLB, guru-guru SLB berusaha
untuk menghasilkan kinerja yang baik dari beberapa aspek mengenai
kinerja suatu guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan pengujian hipotesis yang telah
dilakukan mengenai perbedaan motivasi kerja, stres kerja dan kinerja guru
SLB yang berasal dari PLB dan guru SLB yang berasal dari Non PLB
serta pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja dan juga pengaruh stres
kerja terhadap kinerja maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan analisis variabel dalam pengkategorian, untuk
motivasi kerja guru SLB masuk dalam kategori rendah, untuk stres
kerja masuk dalam kategori stres rendah dan kinerja masuk dalam
kategori tingkat baik.
2. Berdasarkan uji t, motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap
kinerja guru SLB Negeri Sukoharjo baik itu guru dari pendidikan
luar biasa ataupun guru dari non pendidikan luar biasa. Begitu pun
juga dengan stres kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja guru
SLB Negeri Sukoharjo baik itu guru dari pendidikan luar biasa
ataupun guru dari non pendidikan luar biasa.
3. Berdasarkan uji sampel independen, tidak ada perbedaan baik dari
variabel motivasi kerja, stres kerja dan kinerja pada guru SLB yang
berasal dari latar belakang pendidikan luar biasa maupun guru SLB
yang berasal dari latar belakang non pendidikan luar biasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
4. Berdasarkan hasil uji Adjusted R Square diperoleh nilai sebesar
0,006 (-0,6%) sehingga dapat dikatakan bahwa variabel
independen pada penelitian ini tidak mampu menjelaskan variabel
dependen.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, saran-saran yang
dapat diberikan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi Pihak Sekolah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat motivasi guru SLB
berada dalam kategori rendah, maka dari hal ini saran untuk pihak
sekolah terutama untuk kepala sekolah supaya kembali
memperhatikan dan menghargai tingkat motivasi karyawan karena
sebenarnya usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja yang baik
(ekspektansi) para guru sudah tinggi supaya bisa terpenuhinya
tujuan pribadinya. Maka, pihak sekolah bisa melakukannya dengan
betul-betul merealisasikan penghargaan yang diharapkan oleh para
guru salah satunya berupa promosi kepada semua guru secara
merata sehingga setiap guru merasa bahwa usaha yang sudah
dilakukan itu sudah sesuai dengan harapan yang diinginkan.
Untuk stres sendiri, walaupun stres guru SLB disini masuk dalam
kategori stres rendah, tetapi pihak sekolah bisa melakukan
langkah-langkah agar tingkat stres para guru tidak meningkat.
Saran yang bisa diberikan untuk pihak sekolah terutama Kepala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Sekolah adalah dengan memberikan pemahaman kepada guru
tentang pentingnya upaya memelihara kesehatan dalam bekerja dan
juga pihak sekolah bisa mengupayakan untuk melakukan minta
pendapat setiap guru terhadap segala sesuatu yang berkaitan
dengan lingkungan kerja, peraturan yang ada, atau kebijakan
kompensasi yang bisa juga menjadi faktor yang diduga
menimbulkan stres dalam bekerja.
Kinerja guru SLB disini sudah masuk dalam kategori baik, jadi
saran yang bisa diberikan adalah mempertahankan tingkat kinerja
yang sudah baik ini supaya bisa membantu organisasi untuk
mewujudkan tujuan organisasi.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru SLB dan stres kerja
juga tidak berpengaruh terhadap kinerja sehingga untuk penelitian
selanjutnya dapat menggunakan variabel-variabel yang lain juga
bisa diteliti. Variabel lainnya seperti melihat variabel kompensasi
yang berpengaruh terhadap kinerja atau jika ingin tetap
menggunakan variabel motivasi dan stres, bisa dilakukan dengan
mengganti indikator penelitian. Selain itu, saran peneliti untuk
penelitian selanjutnya bisa menambah lokasi penelitian lagi
sehingga jumlah populasi yang diteliti pun juga banyak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
C. Keterbatasan
Penulis menyadari bahwa dalam melakukan penelitian ini masih menemui
hambatan, kekurangan dan kelemahan yang disebabkan oleh adanya
berbagai faktor keterbatasan antara lain :
1. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan membagikan kuesioner
kepada responden, sehingga kemungkinan dalam memberikan
jawaban kurang maksimal karena ketidaksungguhan responden
dalam membagi kuesioner.
2. Keterbatasan penulis memberikan 42 kuesioner kepada guru SLB
Negeri Sukoharjo tetapi yang kembali hanya 38 kuesioner.
3. Hasil penelitian masih belum sempurna karena keterbatasan
penelitian dalam hal waktu dan pengetahuan. Di samping itu
penulis belum mempunyai pengalaman dalam menulis karya
ilmiah. Maka dalam hal pengkajian teori, pengolahan data, dan
menganalisis data, penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
DAFTAR PUSTAKA
.
Arep, Ishak dan Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Motivasi. Jakarta : Grasindo.
Bandung, Dinas Pendidikan Kota. “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional” Tersedia :
https://disdik.bandung.go.id/2017/documents/sistem-pendidikan-
nasional/ (diakses pada tanggal 23 Agustus 2017)
Dhermawan, A.A Ngurah Bagus. 2012. “Pengaruh Motivasi, Lingkungan Kerja,
Kompetensi, dan Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja
Pegawai di Lingkungan Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali”
Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan Kewirausahaan, Vol.6 No.2
(Agustus).
Handoko, T Hani. 2014. Manajemen Personalia & Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: BPFE.
Hariandja, Marihot Tua Effendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta : Grasindo.
Hariandja, Marihot Tua Effendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta : Grasindo.
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta :
Erlangga.
Lunenburg, Fred C. 2011. “Expectancy Theory of Motivation: Motivating by
Altering Expectations” International Journal of Management, Business,
And Administrtation, Volume 15 Number 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mangkunegara, Prabu, Anwar. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT Refika
Aditama.
Martono, Nanang. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Moorhead, Gregory dan Ricky W. Griffin. 2013. Perilaku Organisasi :
Manajemen Sumber Daya Manusia dan Organisasi. Edisi Sembilan.
Terjemahan: Diana Angelica. Jakarta : Salemba Empat.
Muhammad, Djibril. 2013 “Jumlah Anak Berkebutuhan Khusus di Indonesia
Tinggi”.http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/07/17/mq
2zvp-jumlah-anak-berkebutuhan-khusus-di-indonesia-tinggi (diakses pada
tanggal 20 Oktober 2016).
Noviansyah dan Zunaidah. 2011. “Pengaruh Stres Kerja dan Motivasi Kerja
terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Minanga Ogan Baturaja”
Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, Vol.9 No.18. (Desember).
Retnani, Bernadetta Dina. 2016. “Pengaruh Disiplin, Stres, Motivasi dan
Kompensasi terhadap kinerja karyawan dengan Studi Kasus pada
Karyawan Kantor Badan Pertahanan Nasional Kabupaten Madiun”
Skripsi Prodi Manajemen. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Riani, Asri Laksmi. 2011. Budaya Organisasi edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Salamudin, Windi Fajar Yasin. 2015. “Pengaruh Stres Terhadap Kinerja Guru
SLB Se-Kota Cimahi” Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan. Jakarta:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Siregar, Syofian. 2014. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif:
Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Soeprihanto, John. 1988. Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dan Pengembangan
Karyawan. Yogyakarta : BPFE.
Sudrajat, Akhmad. 2010. “Definisi Pendidikan Menurut UU No.20 Tahun 2003”.
Tersedia : https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/12/04/definisi-
pendidikan-definisi-pendidikan-menurut-uu-no-20-tahun-2003-tentang-
sisdiknas/ (diakses pada tanggal 23 Agustus 2017)
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and
Development/ R&D). Bandung : Alfabeta.
Surbakti, Ronny Trian. 2014. “Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Golongan 1 Di Universitas Katolik Parahyangan”, E-Journal
Graduate Unpar, Vol.1 No.2.
Triatna, Cepi. 2015. Perilaku Organisasi dalam Pendidikan. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Usmara. A. 2006. Motivasi Kerja : Proses, Teori dan Praktik. Yogyakarta :
Amara Books.
Widodo, Suparno Eko. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Wiyono, Gendro. 2011. Merancang Penelitian Bisnis dengan Alat Analisis SPSS
17.0 & SmartPLS 2.0. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan STIM
YKPN.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
LAMPIRAN 1
SURAT PERNYATAAN PENELITIAN 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
LAMPIRAN 2
LEMBAR KUESIONER 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
LAMPIRAN KUESIONER
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Guru SLB Negeri
Sukoharjo
Dengan hormat,
Bersama ini saya,
Nama : Fransiska Anggi Damayanti
NIM : 132214152
Saya selaku mahasiswi tingkat akhir Program Studi Manajemen,, Fakultas
Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang sedang menyusun skripsi
dengan judul “Analisis Pengaruh Motivasi Kerja Dan Stres Kerja Terhadap
Kinerja Guru SLB Berbasis Latar Belakang PLB dan Non PLB” Studi Kasus pada
Guru SLB Negeri Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Dalam
penyusunan skripsi ini saya mohon bantuan kepada Bapak/Ibu untuk memberikan
tanggapan pernyataan-pernyataan yang tersusun dalam kuesioner ini guna
memperoleh data yang saya butuhkan dalam menyusun skripsi ini.
Semua tanggapan yang Bapak/Ibu berikan akan saya pergunakan untuk
kepentingan penulisan skripsi ini dan akan saya jaga kerahasiannya, untuk itu saya
mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk membantu dengan cara memberikan
tanggapan pada kuesioner ini dengan keadaan yang sebenarnya.
Saya ucapkan sekian dan terima kasih atas kesediaan dan bantuan Bapak/Ibu yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan tanggapan pada kuesioner ini.
Hormat saya,
Fransiska Anggi Damayanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
DAFTAR PERTANYAAN (KUESIONER)
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN STRES KERJA
TERHADAP KINERJA GURU SLB BERBASIS LATAR BELAKANG
PENDIDIKAN LUAR BIASA DAN NON PENDIDIKAN LUAR BIASA
Studi Kasus pada Guru SLB Negeri Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Jawa
Tengah
A. Isilah data diri Anda sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada urutan
pertama tentang identitas responden dengan memberi tanda silang (X).
B. Beri tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia sesuai
dengan apa yang Anda alami sebagai guru SLB di SLB Negeri Sukoharjo.
Masing-masing pilihan jawaban memiliki makna sebagai berikut :
SS : Apabila jawaban tersebut menurut Anda SANGAT SETUJU
S : Apabila jawaban tersebut menurut Anda SETUJU
N : Apabila jawaban tersebut menurut Anda NETRAL
TS : Apabila jawaban tersebut menurut Anda TIDAK SETUJU
STS : Apabila jawaban tersebut menurut Anda SANGAT TIDAK
SETUJU
C. Diharapkan untuk tidak menjawab lebih dari satu pilihan jawaban.
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama (bila bersedia) :
2. Jenis Kelamin : Pria/Wanita *
3. Usia : a) ≤ 25
b) 26-30
c) 31-35
d) 36-40
e) ≥ 40
4. Pendidikan Terakhir : a) Sarjana Muda (D3) / Diploma II atau
setingkat
b) Sarjana (S1) / Diploma IV
c) Pasca Sarjana (S2)
5. Latar Belakang
Pendidikan Luar Biasa : Ya Tidak
6. Masa Kerja/Lama Kerja : a) 1-5 tahun
b) 6-10 tahun
c) >10 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Keterangan : *) coret yang tidak perlu
a. MOTIVASI KERJA (X1)
NO PERNYATAAN SS S N TS STS
Valensi
1 Saya yakin bahwa penghargaan
yang ditawarkan perusahaan
(misalnya kenaikan gaji, promosi,
bonus) dapat memuaskan
kebutuhan saya
2 Saya meyakini bahwa perusahaan
akan merealisasikan penghargaan
yang ditawarkan kepada karyawan
Effort (upaya kinerja)
3 Saya meyakini bahwa dengan
lembur saya dapat mencapai target
yang ditetapkan
4 Saya meyakini bahwa dengan
menyelesaikan tugas tepat waktu,
saya dapat mencapai target yang
ditetapkan
5 Saya meyakini bahwa saya
memiliki kemampuan untuk
mencapai target yang ditetapkan
Effort (kinerja penghargaan)
6 Saya meyakini bahwa dengan
mencapai target yang ditetapkan,
saya akan mendapatkan
penghargaan dari perusahaan
7 Saya meyakini bahwa penghargaan
yang diberikan sesuai dengan
tuntutan pekerjaan
b. STRESS KERJA (X2)
NO PERNYATAAN SS S N TS STS
1 Saya merasa mudah capek akibat
stres yang saya hadapi dalam
bekerja
2 Saya merasa tidak semangat dalam
bekerja jika saya stres karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
tuntutan kerja yang begitu banyak
3 Saya merasa sulit berkonsentrasi
akibat stres yang saya hadapi
4 Saya terbesit dalam pikiran untuk
absen di tempat kerja karena ingin
mencari suasana yang baru
5 Saya merasa kurang puas dengan
hasil kerja yang sudah dilakukan
jika saya sudah mengalami stres
c. KINERJA GURU (Y)
NO PERNYATAAN SS S N TS STS
1 Saya mampu dalam melakukan
pekerjaan saya sebagai guru yakni
mendampingi dan mengajar
2 Saya memahami pekerjaan yang
saya jalani dan mampu
memecahkan persoalan yang ada
3 Saya bertanggungjawab atas
pekerjaan yang saya lakukan untuk
murid murid saya
4 Saya mentaati peraturan yang
sudah dibentuk dan berusaha untuk
tidak melanggarnya
5 Saya mampu menjalin kerjasama
dengan rekan kerja lainnya dan
juga membangun kerjasama
dengan atasan saya
6 Saya mampu merencanakan dan
mengorganisasikan pekerjaan saya
sebagai seorang guru
7 Saya memiliki insiatif dalam
mengajar dengan metode
pembelajaran yang mendukung
8 Saya selalu bersikap jujur dalam
melakukan pekerjaan saya sebagai
seorang guru karena saya sadar
saya adalah panutan bagi murid-
murid saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
LAMPIRAN 3
HASIL REKAPITULASI DATA
HASIL JAWABAN 38 RESPONDEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
A. HASIL DESKRIPTIF RESPONDEN
Nama RespondenJenis
KelaminUsia
Status
Sertifikasi
Latar
Belakang
Pendidikan
Masa
Kerja
Burhanudin, S.Pd. Pria ≥40 Sertifikasi PLB >10 tahun
Siti Rohmani, S.Pd. Wanita ≥40 Sertifikasi PLB >10 tahun
Dra. Nanik Sumarni Wanita ≥40 Sertifikasi PLB >10 tahun
Maya Saraswati, S.Pd.I Wanita 26-30 Belum Sertifikasi Non PLB 1-5 tahun
Suwanti, S.Pd. Wanita ≥40 Sertifikasi PLB >10 tahun
Siti Nur Rochmi, S.Pd. Wanita ≥40 Sertifikasi PLB >10 tahun
Sri Mulyani, S.Pd. Wanita ≥40 Sertifikasi PLB >10 tahun
Edy Sumartono, S.Pd. Pria ≥40 Sertifikasi PLB >10 tahun
Happy Suci Puspitasari, S.Pd. Wanita 26-30 Belum Sertifikasi Non PLB 1-5 tahun
Wahyu Jati Utomo, S.Pd. Pria ≤25 Belum Sertifikasi PLB 1-5 tahun
Fica Asniarno, S.Pd. Pria 31-35 Belum Sertifikasi PLB >10 tahun
Retno Hartati, S.Pd. Wanita ≥40 Sertifikasi PLB >10 tahun
Titik Marwiyati, S.Pd. Wanita ≥40 Sertifikasi PLB >10 tahun
Eki Terolita, S.Pd. Wanita 36-40 Belum Sertifikasi Non PLB 6-10 tahun
Muhammad Fahri Asyhari, S.Pd Pria ≤25 Belum Sertifikasi PLB 1-5 tahun
Tomy Nurcahyo Nugroho, S.Pd. Pria ≤25 Belum Sertifikasi PLB 1-5 tahun
Sarjono, S.Pd.I Pria 31-35 Belum Sertifikasi Non PLB 1-5 tahun
Sasro Giman, S.Pd. Pria 31-35 Belum Sertifikasi Non PLB 6-10 tahun
Ningsih Setiyani, S.Pd. Wanita ≥40 Sertifikasi PLB >10 tahun
Dra. Harjani Ary Wijayati Wanita ≥40 Sertifikasi PLB >10 tahun
Herman Yusuf Supriyanto, S.Pd Pria ≥40 Sertifikasi PLB >10 tahun
Zuzina Nur Susanti, S.Pd. Wanita 26-30 Belum Sertifikasi PLB 1-5 tahun
Mei Dwi Winarti, S.Pd. Wanita ≥40 Sertifikasi PLB >10 tahun
Sholikhah Wahyu Nur Astuti, S.Pd. Wanita 26-30 Belum Sertifikasi PLB 1-5 tahun
Nining Yani Irianti, S.Pd. Wanita ≥40 Sertifikasi PLB >10 tahun
Siti Maesaroh Kurniasih, S.Pd. Wanita 36-40 Sertifikasi PLB >10 tahun
Susiana, S.Pd. Wanita ≤25 Belum Sertifikasi PLB 1-5 tahun
Apriana Sri Hartati, S.Pd. Wanita ≤25 Belum Sertifikasi PLB 1-5 tahun
Yuniviana Nur Hari Prajalani, S.Pd. Wanita ≤25 Belum Sertifikasi PLB 1-5 tahun
Tri Sunari, S.Pd. Wanita ≥40 Sertifikasi PLB >10 tahun
Joko Purnomo, S.Pd. Pria ≥40 Sertifikasi PLB >10 tahun
Sri Wahyuni, S.Pd. Wanita ≥40 Sertifikasi Non PLB 6-10 tahun
Sunardi, S.Pd. Pria ≥40 Sertifikasi PLB >10 tahun
Nur Hasan, S.Ag. Pria ≥40 Sertifikasi Non PLB >10 tahun
Anjar Asmarahadi, S.Pd. Pria ≥40 Sertifikasi PLB >10 tahun
Risna Primaningtyas Prima, S.Pd. Wanita ≤25 Belum Sertifikasi PLB 1-5 tahun
Riris Rochmalina, S.Pd. Wanita ≤25 Belum Sertifikasi PLB 1-5 tahun
Lusita Dyah Putriastuti Wanita ≤25 Belum Sertifikasi Non PLB 1-5 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
B. HASIL REKAP JAWAB KUESIONER BAGIAN MOTIVASI (X1)
MK1 MK2 MK3 MK4 MK5 MK6 MK7
1 4 4 4 5 4 4 5
2 4 4 4 5 4 4 4
3 2 2 2 4 4 2 2
4 4 4 4 5 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 4
6 4 4 3 3 4 3 3
7 5 3 3 4 4 4 4
8 4 4 4 5 4 4 3
9 3 3 3 4 4 3 3
10 3 4 5 4 4 4 4
11 4 4 3 4 3 3 4
12 4 4 2 4 3 4 4
13 3 3 3 4 3 4 4
14 5 4 3 5 5 5 3
15 3 3 3 3 4 3 3
16 3 3 5 5 4 3 3
17 3 4 5 5 5 3 3
18 2 2 3 2 3 2 3
19 3 3 3 4 3 4 3
20 4 4 3 4 4 3 3
21 2 3 2 4 4 3 3
22 4 4 4 4 4 3 3
23 4 3 2 5 5 4 5
24 4 4 4 4 4 3 3
25 4 4 2 4 2 2 4
26 2 4 2 5 5 3 3
27 4 4 3 5 4 4 3
28 5 3 4 4 5 4 5
29 5 4 3 5 4 3 4
30 3 4 4 4 4 5 4
31 3 3 5 5 5 4 4
32 3 4 3 4 4 3 4
33 3 4 3 4 4 4 4
34 3 4 3 3 3 4 4
35 4 4 4 4 4 5 5
36 5 4 3 4 3 3 5
37 3 4 3 5 5 4 4
38 2 2 3 3 3 3 3
Tabel Motivasi Kerja (X1)
RespondenValensi
Ekspektansi (Usaha-
Kinerja)
Instrumen (Kinerja-
Penghargaan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
C. HASIL REKAP JAWAB KUESIONER BAGIAN MOTIVASI (X1)
(DALAM PROBABILITAS DAN HASIL PERKALIAN DARI RUMUS
VICTOR VROOM)
MK1 MK2 MK3 MK4 MK5 MK6 MK7
1 0,8 0,8 0,8 0,8 1 0,8 0,87 0,8 1 0,9 0,62
2 0,8 0,8 0,8 0,8 1 0,8 0,87 0,8 0,8 0,8 0,55
3 0,4 0,4 0,4 0,4 0,8 0,8 0,67 0,4 0,4 0,4 0,11
4 0,8 0,8 0,8 0,8 1 0,8 0,87 0,8 0,8 0,8 0,55
5 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,80 0,8 0,8 0,8 0,51
6 0,8 0,8 0,8 0,6 0,6 0,8 0,67 0,6 0,6 0,6 0,32
7 1 0,6 0,8 0,6 0,8 0,8 0,73 0,8 0,8 0,8 0,47
8 0,8 0,8 0,8 0,8 1 0,8 0,87 0,8 0,6 0,7 0,49
9 0,6 0,6 0,6 0,6 0,8 0,8 0,73 0,6 0,6 0,6 0,26
10 0,6 0,8 0,7 1 0,8 0,8 0,87 0,8 0,8 0,8 0,49
11 0,8 0,8 0,8 0,6 0,8 0,6 0,67 0,6 0,8 0,7 0,37
12 0,8 0,8 0,8 0,4 0,8 0,6 0,60 0,8 0,8 0,8 0,38
13 0,6 0,6 0,6 0,6 0,8 0,6 0,67 0,8 0,8 0,8 0,32
14 1 0,8 0,9 0,6 1 1 0,87 1 0,6 0,8 0,62
15 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,8 0,67 0,6 0,6 0,6 0,24
16 0,6 0,6 0,6 1 1 0,8 0,93 0,6 0,6 0,6 0,34
17 0,6 0,8 0,7 1 1 1 1,00 0,6 0,6 0,6 0,42
18 0,4 0,4 0,4 0,6 0,4 0,6 0,53 0,4 0,6 0,5 0,11
19 0,6 0,6 0,6 0,6 0,8 0,6 0,67 0,8 0,6 0,7 0,28
20 0,8 0,8 0,8 0,6 0,8 0,8 0,73 0,6 0,6 0,6 0,35
21 0,4 0,6 0,5 0,4 0,8 0,8 0,67 0,6 0,6 0,6 0,20
22 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,80 0,6 0,6 0,6 0,38
23 0,8 0,6 0,7 0,4 1 1 0,80 0,8 1 0,9 0,50
24 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,80 0,6 0,6 0,6 0,38
25 0,8 0,8 0,8 0,4 0,8 0,4 0,53 0,4 0,8 0,6 0,26
26 0,4 0,8 0,6 0,4 1 1 0,80 0,6 0,6 0,6 0,29
27 0,8 0,8 0,8 0,6 1 0,8 0,80 0,8 0,6 0,7 0,45
28 1 0,6 0,8 0,8 0,8 1 0,87 0,8 1 0,9 0,62
29 1 0,8 0,9 0,6 1 0,8 0,80 0,6 0,8 0,7 0,50
30 0,6 0,8 0,7 0,8 0,8 0,8 0,80 1 0,8 0,9 0,50
31 0,6 0,6 0,6 1 1 1 1,00 0,8 0,8 0,8 0,48
32 0,6 0,8 0,7 0,6 0,8 0,8 0,73 0,6 0,8 0,7 0,36
33 0,6 0,8 0,7 0,6 0,8 0,8 0,73 0,8 0,8 0,8 0,41
34 0,6 0,8 0,7 0,6 0,6 0,6 0,60 0,8 0,8 0,8 0,34
35 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,80 1 1 1 0,64
36 1 0,8 0,9 0,6 0,8 0,6 0,67 0,6 1 0,8 0,48
37 0,6 0,8 0,7 0,6 1 1 0,87 0,8 0,8 0,8 0,49
38 0,4 0,4 0,4 0,6 0,6 0,6 0,60 0,6 0,6 0,6 0,14
Rata-Rata
Setiap
Indikator
Rata-Rata
Instrumen
0,71 0,73
0,71 0,76 0,72
Tabel Motivasi Kerja (X1) dalam probabilitas dengan Rata-Rata Indikator
Hasil Perkalian
Setiap Indikator
Rata-Rata
Setiap Item
Pernyataan
0,71 0,72 0,66 0,84 0,78
RespondenValensi
Rata-
Rata
Valensi
Ekspektansi (Usaha-
Kinerja)Rata-Rata
Ekspektansi
Instrumen (Kinerja-
Penghargaan)
0,39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
D. HASIL REKAP JAWAB KUESIONER BAGIAN STRES (X2)
S1 S2 S3 S5 S4
1 2 5 5 5 3 20 4
2 2 2 2 2 2 10 2
3 2 2 2 2 2 10 2
4 3 2 3 2 2 12 2,4
5 3 3 3 3 2 14 2,8
6 4 4 4 4 2 18 3,6
7 2 2 2 4 2 12 2,4
8 3 4 4 4 2 17 3,4
9 2 3 2 3 3 13 2,6
10 2 3 3 2 3 13 2,6
11 2 2 2 3 3 12 2,4
12 4 4 4 4 2 18 3,6
13 4 4 4 4 2 18 3,6
14 3 3 4 4 3 17 3,4
15 3 3 2 3 2 13 2,6
16 3 3 3 3 3 15 3
17 3 3 3 3 2 14 2,8
18 3 3 3 3 3 15 3
19 4 4 4 4 2 18 3,6
20 2 2 3 4 2 13 2,6
21 2 4 4 4 4 18 3,6
22 2 2 2 2 2 10 2
23 4 4 4 4 2 18 3,6
24 2 2 2 2 2 10 2
25 4 4 4 2 2 16 3,2
26 2 2 2 2 2 10 2
27 3 3 4 3 2 15 3
28 5 5 4 4 3 21 4,2
29 3 3 4 4 3 17 3,4
30 4 3 3 4 4 18 3,6
31 5 5 5 4 3 22 4,4
32 2 3 3 3 2 13 2,6
33 2 3 3 2 3 13 2,6
34 3 3 3 5 2 16 3,2
35 5 5 5 4 4 23 4,6
36 2 3 4 4 2 15 3
37 1 1 1 3 1 7 1,4
38 2 3 3 3 3 14 2,8
Total 109 119 122 125 93
Rata-Rata
Setiap Item
Pernyataan
2,87 3,13 3,21 3,29 2,45
Rata-Rata
Setiap
Indikator
2,87 2,453,21
2,99
Rata-
Rata
Tabel Stress Kerja (X2)
RespondenSkor Butir-Butir Pernyataan
Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
E. HASIL REKAP JAWAB KUESIONER BAGIAN KINERJA (Y)
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8
1 5 5 5 5 5 4 4 5 38 4,8
2 5 4 5 4 3 4 3 3 31 3,9
3 4 4 4 4 4 4 3 4 31 3,9
4 5 5 4 4 5 3 3 5 34 4,3
5 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,0
6 5 5 4 5 5 4 4 5 37 4,6
7 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,0
8 5 4 5 5 4 5 4 5 37 4,6
9 4 4 5 4 4 4 4 4 33 4,1
10 5 5 4 5 5 5 4 5 38 4,8
11 4 4 5 4 4 4 4 4 33 4,1
12 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,0
13 4 5 4 5 4 5 5 4 36 4,5
14 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,0
15 5 5 5 5 5 5 4 4 38 4,8
16 5 4 4 4 4 5 4 5 35 4,4
17 4 4 4 3 5 3 3 3 29 3,6
18 4 4 5 4 5 4 5 4 35 4,4
19 4 3 4 4 4 4 4 4 31 3,9
20 4 4 5 4 5 4 4 5 35 4,4
21 4 5 4 5 5 4 4 4 35 4,4
22 4 4 5 4 5 4 4 4 34 4,3
23 4 4 4 4 4 4 4 5 33 4,1
24 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,0
25 4 4 4 4 4 5 4 5 34 4,3
26 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,0
27 4 4 5 4 4 4 4 5 34 4,3
28 5 5 5 5 5 5 5 4 39 4,9
29 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,0
30 4 4 4 5 4 4 5 4 34 4,3
31 5 4 4 4 4 3 4 5 33 4,1
32 5 5 4 4 5 5 5 5 38 4,8
33 4 4 5 4 4 4 5 4 34 4,3
34 5 4 4 4 4 4 4 4 33 4,1
35 4 5 5 5 5 4 5 5 38 4,8
36 5 5 5 4 5 5 3 4 36 4,5
37 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5,0
38 5 5 5 4 4 3 4 5 35 4,4
Total 167 164 168 162 166 158 155 165
Rata-Rata
Setiap Item
Pernyataan
4,39 4,32 4,42 4,26 4,37 4,16 4,08 4,34
Rata-Rata
Setiap
Indikator
4,42 4,26 4,37 4,16 4,08 4,344,36
4,29
Tabel Kinerja Karyawan (Y)
RespondenSkor Butir Pernyataan
TotalRata-
Rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
LAMPIRAN 4
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
DENGAN MENGGUNAKAN SPSS.17.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
A. UJI VALIDITAS
1. Variabel Motivasi Kerja (X1)
Correlations
MK1 MK2 MK3 MK4 MK5 MK6 MK7 Total
MK1 Pearson
Correlation
1 .491** .128 .304 .067 .337
* .481
** .706
**
Sig. (2-tailed) .002 .445 .064 .689 .039 .002 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38
MK2 Pearson
Correlation
.491** 1 .195 .401
* .103 .355
* .312 .593
**
Sig. (2-tailed) .002 .240 .013 .540 .029 .057 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38
MK3 Pearson
Correlation
.128 .195 1 .246 .302 .312 .129 .475**
Sig. (2-tailed) .445 .240 .137 .065 .056 .440 .003
N 38 38 38 38 38 38 38 38
MK4 Pearson
Correlation
.304 .401* .246 1 .549
** .356
* .169 .590
**
Sig. (2-tailed) .064 .013 .137 .000 .028 .311 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38
MK5 Pearson
Correlation
.067 .103 .302 .549** 1 .328
* -.001 .455
**
Sig. (2-tailed) .689 .540 .065 .000 .045 .994 .004
N 38 38 38 38 38 38 38 38
MK6 Pearson
Correlation
.337* .355
* .312 .356
* .328
* 1 .468
** .753
**
Sig. (2-tailed) .039 .029 .056 .028 .045 .003 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38
MK7 Pearson
Correlation
.481** .312 .129 .169 -.001 .468
** 1 .666
**
Sig. (2-tailed) .002 .057 .440 .311 .994 .003 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Total Pearson
Correlation
.706** .593
** .475
** .590
** .455
** .753
** .666
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .000 .004 .000 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
2. Variabel Stres Kerja (X2)
Correlations
SK1 SK2 SK3 SK4 SK5 Total
SK1 Pearson Correlation 1 .741** .671
** .242 .398
* .805
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .144 .013 .000
N 38 38 38 38 38 38
SK2 Pearson Correlation .741** 1 .879
** .428
** .564
** .935
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .007 .000 .000
N 38 38 38 38 38 38
SK3 Pearson Correlation .671** .879
** 1 .375
* .598
** .914
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .020 .000 .000
N 38 38 38 38 38 38
SK4 Pearson Correlation .242 .428** .375
* 1 .223 .528
**
Sig. (2-tailed) .144 .007 .020 .178 .001
N 38 38 38 38 38 38
SK5 Pearson Correlation .398* .564
** .598
** .223 1 .713
**
Sig. (2-tailed) .013 .000 .000 .178 .000
N 38 38 38 38 38 38
Total Pearson Correlation .805** .935
** .914
** .528
** .713
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000
N 38 38 38 38 38 38
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
3. Variabel Kinerja (Y)
Correlations
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 Total
K1 Pearson
Correlation
1 .547** .184 .331
* .249 .242 -.110 .362
* .561
**
Sig. (2-tailed) .000 .270 .042 .131 .144 .511 .025 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38
K2 Pearson
Correlation
.547** 1 .200 .597
** .625
** .269 .180 .344
* .766
**
Sig. (2-tailed) .000 .228 .000 .000 .102 .280 .034 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38
K3 Pearson
Correlation
.184 .200 1 .192 .210 .134 .160 .049 .424**
Sig. (2-tailed) .270 .228 .248 .206 .422 .338 .771 .008
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38
K4 Pearson
Correlation
.331* .597
** .192 1 .329
* .490
** .477
** .330
* .773
**
Sig. (2-tailed) .042 .000 .248 .044 .002 .002 .043 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38
K5 Pearson
Correlation
.249 .625** .210 .329
* 1 .150 .161 .275 .616
**
Sig. (2-tailed) .131 .000 .206 .044 .367 .334 .094 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38
K6 Pearson
Correlation
.242 .269 .134 .490** .150 1 .351
* .152 .591
**
Sig. (2-tailed) .144 .102 .422 .002 .367 .031 .362 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38
K7 Pearson
Correlation
-.110 .180 .160 .477** .161 .351
* 1 .235 .528
**
Sig. (2-tailed) .511 .280 .338 .002 .334 .031 .156 .001
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38
K8 Pearson
Correlation
.362* .344
* .049 .330
* .275 .152 .235 1 .578
**
Sig. (2-tailed) .025 .034 .771 .043 .094 .362 .156 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38
Tota
l
Pearson
Correlation
.561** .766
** .424
** .773
** .616
** .591
** .528
** .578
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .008 .000 .000 .000 .001 .000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
B. UJI RELIABILITAS
1. Hasil SPSS Reliabilitas Variabel Motivasi Kerja (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.732 7
2. Hasil SPSS Reliabilitas Variabel Stres Kerja (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.850 5
3. Hasil SPSS Reliabilitas Variabel Kinerja (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.749 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI