perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ANALISIS EFEKTIVITAS PELAPORAN KEUANGAN
DANA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM)
MANDIRI DI KECAMATAN PARANGGUPITO
KABUPATEN WONOGIRI
SKRIPSI
Oleh:
LENI MARTUTI
NIM: K7407017
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ANALISIS EFEKTIVITAS PELAPORAN KEUANGAN
DANA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM)
MANDIRI DI KECAMATAN PARANGGUPITO
KABUPATEN WONOGIRI
Oleh:
LENI MARTUTI
NIM: K7407017
Skripsi
Ditulis guna memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Wahyu Adi, M.Pd Sohidin, SE, M.si, Ak
NIP. 19630520 198903 1 005 NIP. 19720128 200501 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
Skripsi ini telah direvisi sesuai dengan arahan dari Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Sukirman, MM .....................
Sekretaris : Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd ........................
Anggota I : Drs. Wahyu Adi, M.Pd ......................
Anggota II : Sohidin, SE, M.Si, Ak. ........................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Kamis
Tanggal : 23 Juni 2011
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Sukirman, MM .....................
Sekretaris : Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd ........................
Anggota I : Drs. Wahyu Adi, M.Pd ......................
Anggota II : Sohidin, SE, M.Si, Ak. ........................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M. Pd
NIP. ...................................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Leni Martuti, ANALISIS EFEKTIVITAS PELAPORAN KEUANGAN
DANA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM)
MANDIRI DI KECAMATAN PARANGGUPITO. Skripsi, Surakarta, Juni 2011.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui efektivitas
pelaporan keuangan dana PNPM Mandiri Kecamatan Paranggupito dilihat dari
bentuk pelaporan kegiatan, periode/waktu pelaporan, serta pengguna laporan
kegiatan.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif. Bila ditinjau dari aspek yang diteliti, penelitian ini
merupakan penelitian studi kasus (case study). Dalam penelitian ini penentuan sampel
dilakukan dengan cara purposive sampling . Sumber data yang digunakan adalah
informan, dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara, observasi dan analisis dokumen. Teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik analisis model interaktif.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
(1) Penyusunan laporan keuangan dilakukan dengan menggunakan formulir standar
keuangan dari pemerintah kabupaten yang terdiri dari buku kas harian, buku bank,
buku inventaris, laporan arus dana, neraca, laporan operasional keuangan, laporan
perkembangan pinjaman, dan laporan kolektibilitas. (2) Waktu dan jenjang
penyampaian laporan kegiatan telah sesuai dengan aturan yang ditentukan oleh
pemerintah pusat. Pelaporan PNPM Mandiri Kecamatan Paranggupito dilaksanakan
secara berkala dan berjenjang. Pelaporan dana PNPM dilakukan secara
berkala/periodik yaitu dilakukan tiap bulan. Sedangkan berjenjang pelaporan
dilakukan secara berjenjang yaitu melalui jalur struktural (perangkat pemerintah) dan
jalur fungsional (konsultan dan fasilitator) dengan tujuan menjamin aliran informasi
secara cepat, tepat dan akurat dari pembuat hingga ke pengguna informasi. (3) Laporan kegiatan Unit Pengelola Kegiatan Kecamatan Paranggupito bertujuan
memenuhi kebutuhan informasi dari pihak pengguna laporan yaitu semua pelaku
PNPM di tingkat kecamatan Paranggupito yang meliputi: Penanggung jawab
Operasional Kegiatan (PjOK) Kecamatan Paranggupito, Camat, Fasilitator
Kecamatan (F-Kec) dan Fasilitator Teknik Kecamatan, Badan Pengawas UPK (BP-
UPK, Tim Verifikasi (TV), Pendamping Lokal (PL), Tim Pengamat, Badan
Kerjasama Antar Desa (BKAD), serta Setrawan Kecamatan. (4) Pelaporan keuangan
yang disusun pengurus UPK Kecamatan Paranggupito yang mencakup laporan
kegiatan serta rencana kegiatan untuk bulan depan sudah cukup efektif karena telah
sesuai dengan kebutuhan pengguna laporan kegiatan tersebut serta sesuai dengan
standar yang ditetapkan oleh pemerintah pusat yang tercantum dalam Petunjuk
Teknis Operasional (PTO) PNPM.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Leni Martuti, AN ANALYSIS ON FINANCIAL REPORTING
EFFECTIVENESS OF INDEPENDENT PEOPLE EMPOWERMENT
NATIONAL PROGRAM (PNPM) IN PARANGGUPITO SUBDISTRICT.
Research, Surakarta, June 2011.
The objective of research is to find out the financial reporting effectiveness of
Mandiri People Empowerment National Program (PNPM) in Paranggupito
Subdistrict viewed from the form of activity reporting, reporting period/time, as well
as the user of activity report.
In line with this objective, the author employed a descriptive qualitative
method. Viewed from the aspect studied, this research is a case study. In this study,
the sampling technique employed was purposive sampling. The data sources
employed were informant, document and archive. Techniques of collecting data used
were interview, observation and document analysis. Technique of analyzing data used
was an interactive model of analysis.
Considering the result of data analysis and discussion, it can be concluded
that: (1) financial reporting is done using standard financial form from the Regency
government consisting of daily cash book, bank book, inventory book, cash flow
report, balance, activity operational report, loan progress report, and collectibility
report. (2) Activity report delivery period and level has been consistent with the
regulation determined by the central government. Independent PNPM Reporting in
Paranggupito Subdistrict is done periodically and gradually. PNPM fund reporting is
carried out periodically monthly. Meanwhile, the gradual reporting is done through
structural (government apparatus) and functional (consultant and facilitator) paths in
the objective of ensuring the quick, proper and accurate information flow from the
information maker to the user. (3) The activity Report of Paranggupito Subdistrict
Activity Management Unit aims to meet the information requirement of the report
user namely Subdistrict Activity Operational Guarantor, subdistrict head, subdistrict
facilitator (F-Kec) and subdistrict technical facilitator, Supervising Agency of UPK
(BP-UPK), Verification Team (TV), Local Assistant (PL), Controller Team, Interural
Cooperation Board (BKAD), as well as Subdistrict Adhoc Board. (4) Financial
Reporting organized by the administrator of Paranggupito Subdistrict’s UPK
covering the activity report as well as activity plan for the next month is sufficiently
effective because it has been consistent with the activity report user’s requirement as
well as consistent with the standard defined by the central government included in the
Operational Technical Manual (PTO) of PNPM.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu
telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)
yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”
(Qs. Al. Insyiroh: 6-8)
“Kesuksesan hanya dapat diraih dengan kerja keras”
( Kevin Sinclair )
Aku adalah aku, aku yakin bisa menjadi apapun yang aku mau.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa
sayang, cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada :
- Tuhan Yang Maha Esa untuk setiap rancangan-Nya yang
indah.
- Ibu dan Bapak tersayang yang telah memberikan banyak
pengorbanan dan doa restu sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar.
- Drs. Wahyu Adi, M.Pd terimakasih untuk dorongan dan
bimbingannya selama ini.
- Sohidin, SE, M.Si, Ak terimakasih untuk bimbingan dan
kesabarannya.
- Kurniawan Eko yang tidak pernah lelah memberikan
dukungan, doa dan semangat.
- Sahabat-sahabatku.
- Almamater UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan banyak rahmat,
nikmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga pada waktu-Nya penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dengan keterbatasan yang dimiliki tidak dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik tanpa bantuan, saran, dorongan dan perhatian
dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati
perkenankan penulis menghaturkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan ijin penyusunan skripsi.
2. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (P.IPS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Wahyu Adi, M.Pd selaku Ketua BKK Akuntansi Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus Pembimbing I, yang telah
memberikan ijin penyusunan skripsi serta bimbingan dan kelancaran dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Drs. Ngadiman, M.Pd selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan
banyak doa dan bimbingan serta semangat.
5. Bapak Sohidin, SE, M.Si, Ak selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, dan motivasinya yang tiada henti untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
6. Tim penguji skripsi yang telah melakukan perannya sebagai penguji terhadap penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Ekonomi dan BKK Akuntansi yang memberikan
ilmu yang bermanfaat.
8. Bapak Satya Graha, ST. selaku Fasilitator Kecamatan pada PNPM Mandiri
Perdesaan di Kecamatan Paranggupito.
9. Bambang Ismiyanto selaku Ketua UPK Kecamatan Paranggupito dan Pengurus
UPK Kecamatan Paranggupito yang telah bersedia memberikan ijin penelitian dan
informasi yang bermanfaat.
10. Ibu dan Bapak tersayang terimakasih atas kasih sayang, doa dan dukungannya.
11. Teman-teman baru di kos Guntur: Heni Puwnamow, Ika Oktarina, Indra Tyaz,
dek Vina Prestianta dan Shinta Winda; serta sahabat-sahabat seperjuangan:
Diantina, Yuni Cembenk, Anita Maharani, Sartika dan Lailatul Maghfiroh untuk
segala dukungan dan persahabatan kita.
12. Teman-teman pendidikan ekonomi, PAK 2007, terutama kelas A, semoga
kesuksesan senantiasa mengiringi langkah kita.
13. Teman-teman PPL SMA N 4 Surakarta dan teman-teman dari Spidernet Solo
terima kasih untuk dukungannya.
14. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Penulis menyadari sepenuhnya skripsi yang telah dikerjakan ini masih jauh
dari kesempurnaan maka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. v
HALAMAN ABSTRAK ..................................................................................... vi
HALAMAN ABSTRACT .................................................................................... vii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ....................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 8
A. Tinjauan Teori …………………………………………………. 8
1. Kebijakan Pemerintah dalam Bidang Keuangan ........................... 8
a. Pengertian Kebijakan Pemerintah ………………………… 8
b. Kebijakan Pemerintah dalam Bidang Keuangan………….. 9
2. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) ............... 10
a. Visi dan Misi PNPM Mandiri Perdesaan …………………. 10
b. Tujuan PNPM Mandiri Perdesaan ………………………… 11
c. Sasaran PNPM Mandiri Perdesaan ……………………….. 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
d. Prinsip-prinsip PNPM Mandiri Perdesaan .................................... 12
e. Alur Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan ..................................... 14
f. Pendanaan PNPM Mandiri Perdesaan .......................................... 15
g. Peran pelaku-pelaku PNPM Mandiri Perdesaan ........................... 16
3. Tinjauan Tentang Efektivitas ............................................................. 22
a. Pengertian Efektivitas ................................................................... 22
b. Kriteria Efektivitas ........................................................................ 22
4. Konsep Pelaporan Keuangan Organisasi Nonbisnis ......................... 23
a. Pengertian Organisasi Nonbisnis .................................................. 23
b. Karakteristik Organisasi Nonbisnis .............................................. 23
c. Pengertian Pelaporan Keuangan ................................................... 24
d. Tujuan Pelaporan Keuangan ......................................................... 24
e. Pengguna Pelaporan Keuangan .................................................... 25
B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 28
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 28
B. Bentuk dan Strategi Penelitian ........................................................... 29
C. Sumber Data ....................................................................................... 29
D. Teknik Sampling (Cuplikan) ............................................................. 30
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 31
F. Analisis Data ..................................................................................... 32
G. Prosedur Penelitian ............................................................................. 33
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................ 35
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................. 35
1. Keadaan Alam Kecamatan Paranggupito ...................................... 35
2. Sejarah PNPM di Kecamatan Paranggupito .................................. 36
B. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................... 37
C. Pelaporan Keuangan dana PNPM Mandiri di UPK Kecamatan
Paranggupito Kabupaten Wonogiri .............................................. 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
1. Bentuk Pelaporan Keuangan dana PNPM Kec Paranggupito ....... 39
2. Periode Pelaporan Keuangan kepada Pengguna Laporan ............. 43
3. Hal-hal yang dilaporkan oleh UPK Kec Paranggupito .................. 45
4. Pengguna Laporan Kegiatan UPK Kec Paranggupito ................... 48
5. Efektivitas Pelaporan keuangan Dana PNPM Kec Paranggupito .. 50
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................................. 55
A. Simpulan ............................................................................................. 55
B. Implikasi ............................................................................................. 56
C. Saran ................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 58
LAMPIRAN ....................................................................................................... 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Gambar 1. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 26
Gambar 2. Analisis Model Interaksi ................................................................ 32
Gambar 3. Peta Wilayah Kecamatan Paranggupito ........................................ 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel 1. Jadwal Penelitian.............................................................................. 28
Tabel 2. Periode Pelaporan Keuangan PNPM Kecamatan Paranggupito ..... 44
Tabel 3. Efektivitas Penyampaian Laporan Keuangan PNPM Kecamatan
Paranggupito ................................................................................ 51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1. Pedoman Wawancara ................................................................ 60
Lampiran 2. Fieldnote .................................................................................... 62
Lampiran 3. Laporan Kegiatan yang Disusun UPK Kec Paranggupito ......... 69
Lampiran 4. Surat Penelitian .......................................................................... 136
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di
Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan
struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Persoalan pengangguran lebih dipicu oleh
rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Upaya
untuk menanggulanginya harus menggunakan pendekatan multi disiplin yang
berdimensi pemberdayaan. Pemberdayaan yang tepat harus memadukan aspek-aspek
penyadaran, peningkatan kapasitas, dan pendayagunaan.
Mulai tahun 2007 Pemerintah Indonesia mencanangkan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Pengertian dari PNPM Mandiri adalah
program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan
pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan
masyarakat yang terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan,
serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. PNPM Mandiri
dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan
prosedur program, penyediaan pendampingan, dan pendanaan stimulan untuk
mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan
kemiskinan yang berkelanjutan (PTO PNPM, 2008).
PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat
penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM
Mandiri Perdesaan merupakan pengembangan dari Program Pengembangan
Kecamatan (PPK), yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PPK
adalah berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat
miskin, efisiensi dan efektivitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan
dan partisipasi masyarakat (Pedoman Umum PNPM, 2007).
Untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
lapangan kerja. Melalui PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya
penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap pemantauan dan evaluasi. Melalui proses
pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama
masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan sebagai
obyek melainkan subyek upaya penanggulangan kemiskinan.
Mulai tahun 2008 PNPM Mandiri diperluas dengan melibatkan Program
Pengembangan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) untuk pengembangan daerah
tertinggal, pasca bencana dan konflik; dan Program Pengembangan Infrastruktur
Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi dengan daerah sekitarnya. PNPM juga diperkuat dengan berbagai program
pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh berbagai departemen sektor
(Pedoman Umum PNPM, 2007).
Dengan pengintegrasian berbagai program pemberdayaan masyarakat ke
dalam kerangka kebijakan PNPM Mandiri, cakupan pembangunan diharapkan dapat
diperluas hingga ke daerah-daerah terpencil dan terisolir. Mengingat proses
pemberdayaan pada umumnya membutuhkan waktu 5-6 tahun, maka PNPM Mandiri
akan dilaksanakan sekurang-kurangnya hingga tahun 2015. Hal ini sejalan dengan
target waktu pencapaian tujuan pembangunan milenium atau Millennium
Development Goals (MDGs). Pelaksanaan PNPM Mandiri yang berdasar pada
indikator-indikator keberhasilan yang terukur akan membantu Indonesia mewujudkan
pencapaian target-target MDGs tersebut (Pedoman Umum PNPM, 2007).
Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan
kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya
kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk
memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses sumber
daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi
masalah kemiskinan. Misi PNPM Mandiri Perdesaan adalah: (1) peningkatan
kapasitas masyarakat dan kelembagaannya; (2) pelembagaan sistem pembangunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
partisipatif; (3) pengefektifan fungsi dan peran pemerintahan lokal; (4) peningkatan
kualitas dan kuantitas prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat; (5)
pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan (PTO PNPM, 2008).
Dalam rangka mencapai visi dan misi PNPM Mandiri Perdesaan, strategi
yang dikembangkan PNPM Mandiri Perdesaan yaitu menjadikan rumah tangga
miskin (RTM) sebagai kelompok sasaran, menguatkan sistem pembangunan
partisipatif, serta mengembangkan kelembagaan kerja sama antar desa. Berdasarkan
visi, misi, dan strategi yang dikembangkan, maka PNPM Mandiri Perdesaan lebih
menekankan pentingnya pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih. Melalui
PNPM Mandiri Perdesaan diharapkan masyarakat dapat menuntaskan tahapan
pemberdayaan yaitu tercapainya kemandirian dan keberlanjutan, setelah tahapan
pembelajaran dilakukan melalui Program Pengembangan Kecamatan (PPK).
Paranggupito awalnya hanya sebuah kelurahan, seiring dengan perluasan
wilayah kabupaten Wonogiri atau pemekaran wilayah maka Paranggupito dijadikan
sebuah Kota kecamatan kecil yang memiliki 8 desa yaitu desa Johunut, Ketos,
Songbledeg, Paranggupito, Sambiharjo, Gudangharjo, Gunturharjo, dan desa
Gendayakan. Adapun batas wilayahnya bagian barat di kelurahan Songbledeg
berbatasan langsung dengan kelurahan Songbanyu, Rongkop Gunungkidul, sebelah
utara desa Johunut berbatasan langsung dengan kecamatan Giritontro, wilayah timur
desa Gendayakan dan desa Gunturharjo berbatasan dengan kecamatan Donorojo, dan
Kalak merupakan bagian kabupaten Pacitan Jawa Timur. Sedangkan di sebelah
selatan berbatasan langsung dengan pantai selatan dimana kecamatan ini mempunyai
3 pantai yang telah dibuka untuk kunjungan wisata, ritual labuhan, dan rencana
dermaga kecil. Kecamatan Paranggupito telah memiliki akses jalan dengan jalan
aspal namun memang memiliki jalan berliku dan kurang lebar sehingga harus ekstra
hati-hati.
Secara spesifik keadaan sosial budaya masyarakat Paranggupito sangat
kompleks, mengingat jumlah penduduknya pada tahun 2010 kurang lebih sudah
mencapai 20.889 jiwa (Warta Paranggupito, 2010). Daerah paling selatan di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
kecamatan Paranggupito ini memiliki masyarakat yang sebagian besar petani tadah
hujan, memelihara ternak, dan sebagian mengembangkan industri rumah tangga gula
jawa. Kecamatan Paranggupito telah memiliki fasilitas pendidikan dari tingkatan
Taman Kanak Kanak sampai dengan SMA serta didukung dengan kelompok
perkuliahan jarak jauh (Univesitas Terbuka). Fasilitas kesehatan di kecamatan ini
sudah mendukung dengan satu puskesmas kecamatan, 3 puskesmas pembatu, dan
bidan desa. Lembaga keuangan pun sudah ada seperti koperasi, Bank Perkreditan
Rakyat, BKK serta BRI. Namun fungsi dari lembaga keuangan tersebut belum
optimal karena biasanya masyarakat yang akan meminjam terbentur dengan
persyaratan teknis perbankan. Sedangkan untuk koperasi pun belum dapat
berkembang karena selama ini masyarakat kurang tahu prinsip-prinsip dalam koperasi
sehingga tidak banyak memanfaatkan koperasi.
Kondisi alam pegunungan batu padas dan tanah yang tidak begitu subur
menjadikan kecamatan Paranggupito menjadi kecamatan yang rawan kekeringan.
Keadaan ekonomi masyarakatnya pun cenderung lemah ditandai dengan masih
banyaknya rumah tangga miskin. Meskipun demikian bukan berarti kecamatan
Paranggupito tidak memiliki potensi. Letaknya didaerah kering menjadikan
kecamatan Paranggupito sebagai salah satu kecamatan penghasil budi daya pertanian
berupa gaplek dan kayu jati. Selain itu kecamatan Paranggupito juga terkenal sebagai
pemasok kacang tanah dan gula jawa/kelapa dengan kualitas yang tinggi.
(http://blog.giritontro.com/2009/05/potensi-desa-paranggupito/)
Dalam upaya mengembangkan potensi yang dimiliki daerah tersebut
pemerintah terus berusaha melakukan pemberdayaan masyarakatnya melalui berbagai
bidang. Misalnya untuk menanggulangi kekurangan air bersih pemerintah
membangun bak penampungan air dengan ukuran besar. Dalam bidang keuangan
pemerintah berupaya membantu masyarakatnya salah satunya dengan mengucurkan
dana melalui program PNPM Mandiri Perdesaan. Salah satu dampak riil dari program
ini yaitu beralihnya para nasabah bank menjadi peminjam dana PNPM. Masyarakat
cenderung memilih menggunakan jasa kredit dari PNPM karena tidak memerlukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
jaminan dan bunga pinjaman pun cenderung rendah. Selain itu kredit dari PNPM
dapat di pinjam dalam jumlah kecil karena disalurkan melalui kelompok-kelompok
dalam UPK (Unit Pengelola Kegiatan).
Penelitian ini dilaksanakan untuk memperoleh gambaran mengenai
efektivitas pelaporan keuangan dana PNPM di Kecamatan Paranggupito, Kabupaten
Wonogiri. Jika pelaporan dana tersebut relevan dan efektif bagi penggunanya,
keputusan yang diambil pemerintah akan lebih tepat sasaran. Dengan demikian,
tujuan program pemerintah tersebut akan tercapai dan pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Beberapa alasan penulis memilih tema di atas adalah: 1) PNPM sebagai
salah satu program pemerintah sangat bermanfaat sebagai penyalur kredit bagi
masyarakat golongan ekonomi lemah; 2) Kurangnya keterbukaan laporan sebagai
pertanggungjawaban para pengurus PNPM baik kepada pemerintah maupun kepada
masyarakat; 3) banyaknya pengguna kredit dari UPK yang tidak mengetahui
bagaimana pelaporan aliran dana bahkan saat ada pengguliran kredit. Oleh karena itu,
penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : “ANALISIS
EFEKTIVITAS PELAPORAN KEUANGAN DANA PROGRAM NASIONAL
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DI KECAMATAN
PARANGGUPITO KABUPATEN WONOGIRI ”.
B. Perumusan masalah
Untuk mempermudah penulis dalam membahas masalah yang akan diteliti
sehingga sasaran menjadi jelas sesuai dengan yang diharapkan, maka diperlukan
adanya suatu perumusan masalah sebagai pedoman penulis dalam membahas masalah
yang diteliti.
Berdasarkan pembatasan diatas penulis merumuskan masalah, sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
1. Apa saja bentuk- bentuk pelaporan keuangan dari penggunaan dana
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di Kecamatan
Paranggupito?
2. Kapan saja pelaporan keuangan dari penggunaan dana Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) tersebut dibuat oleh para pengurus
PNPM ?
3. Siapa saja pengguna pelaporan keuangan dari penggunaan dana PNPM
tersebut dan seberapa besar manfaat laporan tersebut bagi para
penggunanya?
4. Bagaimana efektifitas pelaporan keuangan dari penggunaan dana PNPM
tersebut?
C. Tujuan penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (1997:52) ”Tujuan penelitian adalah rumusan
kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian
selesai”. Sesuai dengan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan :
1. Mengetahui bentuk- bentuk pelaporan keuangan dari penggunaan dana
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di Kecamatan
Paranggupito.
2. Mengetahui waktu penyampaian pelaporan keuangan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) tersebut dibuat oleh para pengurus
PNPM.
3. Mengetahui pengguna pelaporan keuangan dari PNPM tersebut dan
seberapa besar manfaat pelaporan tersebut bagi para penggunanya.
4. Menganalisis efektifitas pelaporan keuangan dari penggunaan dana PNPM.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
D. Manfaat penelitian
Setiap orang melakukan kegiatan tentu mempunyai tujuan tertentu, sehingga
kegiatan yang dilakukan mengandung manfaat baik untuk diri sendiri maupun untuk
pihak lain. Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
secara teoritis maupun praktis, yaitu:
1. Manfaat teoritis
Menambah wawasan bagi pembaca tentang efektivitas pelaporan keuangan
dari penggunaan dana PNPM, sebagai salah satu sumber bagi peneliti-peneliti
selanjutnya, serta diharapkan dapat memberikan kemanfaatan bagi perkembangan
ilmu pengetahuan.
2. Manfaat praktis
a. Bagi pemerintah
Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengetahui alokasi dana
PNPM dalam meningkatkan kinerja PNPM Mandiri Desa.
b. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan pemikiran bagi
masyarakat khususnya pengguna dana PNPM tentang pemanfaatan dana tersebut agar
lebih efektif guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Teori
Pemahaman tehadap teori-teori yang relevan sangat diperlukan dalam
penelitian ilmiah. Teori tersebut dapat dipakai sebagai pedoman dan pegangan bagi
peneliti dalam melakukan penelitian. Kajian teori yang tepat akan memudahkan
proses penelitian sebab hal tersebut akan memberikan inspirasi bagi peneliti dalam
memecahkan masalah-masalah penelitian. Dalam penelitian ini teori-teori yang
penulis kemukakan adalah sebagai berikut:
1. Kebijakan Pemerintah dalam Bidang Keuangan
a. Pengertian Kebijakan Pemerintah
Menurut Easton kebijakan pemerintah yaitu kekuasaan mengalokasi nilai-nilai
untuk masyarakat secara keseluruhan. Pengertian tersebut mengandung konotasi
tentang kewenangan pemerintah yang meliputi keseluruhan kehidupan masyarakat.
Tidak ada suatu organisasi lain yang wewenangnya dapat mencakup seluruh
masyarakat kecuali pemerintah. Sementara Lasswell dan Kaplan yang melihat
kebijakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan, menyebutkan kebijakan sebagai
program yang diproyeksikan berkenaan dengan tujuan, nilai dan praktek (a projected
program of goals, values and practices). Carl Friedrich mengatakan bahwa yang
paling pokok bagi suatu kebijakan adalah adanya tujuan (goal ), sasaran (objektive)
atau kehendak (purpose).Thomas Dye mengartikan pengertian kebijakan pemerintah
sebagai pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu (whatever
government chooses to do or not to do).
Dari beberapa pengertian kebijakan pemerintah menurut para ahli tersebut
penulis menyimpulkan pengertian kebijakan pemerintah sebagai kehendak dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
pemeritah yang berdaulat untuk mengatur masyarakat sebagai objek/sasaran demi
tercapainya tujuan dari pemerintah sebagai pemegang kekuasaan.
b. Kebijakan Pemerintah dalam Bidang Keuangan
Dalam mengatur perekonomian, pemerintah membuat suatu daftar anggaran
yang disebut APBN. Menurut UU No.17 tahun 2003 APBN adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat, yang selanjutnya digunakan oleh pemerintah sebagai instrumen untuk
mengatur pengeluaran dan pendapatan negara dalam rangka membiayai pelaksanaan
kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabitas perekonomian, dan
menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum.
APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana
penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (1 Januari - 31
Desember).
Penerimaan APBN meliputi :
1) Pembiayaan Dalam Negeri, meliputi Pembiayaan Perbankan, Privatisasi,
Surat Utang Negara, serta penyertaan modal negara.
2) Pembiayaan Luar Negeri, meliputi:
a) Penarikan Pinjaman Luar Negeri, terdiri atas Pinjaman Program dan
Pinjaman Proyek.
b) Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri, terdiri atas Jatuh Tempo
dan Moratorium.
Pengeluaran negara terdiri atas dua jenis:
1) Belanja Pemerintah Pusat, adalah belanja yang digunakan untuk membiayai
kegiatan pembangunan Pemerintah Pusat, baik yang dilaksanakan di pusat
maupun di daerah (dekonsentrasi dan tugas pembantuan).
Belanja Pemerintah Pusat dapat dikelompokkan menjadi: Belanja Pegawai,
Belanja Barang, Belanja Modal, Pembiayaan Bunga Utang, Subsidi BBM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
dan Subsidi Non-BBM, Belanja Hibah, Belanja Sosial (termasuk
Penanggulangan Bencana), dan Belanja Lainnya.
2) Belanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke Pemerintah Daerah,
untuk kemudian masuk dalam pendapatan APBD daerah yang bersangkutan.
Belanja Daerah meliputi:
a) Dana Bagi Hasil
b) Dana Alokasi Umum
c) Dana Alokasi Khusus
d) Dana Otonomi Khusus.
2. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Perdesaan
PNPM Mandiri Perdesaan adalah program pemerintah untuk mempercepat
penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM
Mandiri Perdesaan merupakan pengembangan dari Program Pengembangan
Kecamatan (PPK), yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PPK
adalah berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat
miskin, efisiensi dan efektivitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan
dan partisipasi masyarakat.
a. Visi dan Misi PNPM Mandiri Perdesaan
Adapun visi dan misi PNPM Mandiri Perdesaan (TK PNPM MP, 2008:1)
adalah sebagai berikut:
1) Visi dari PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan
kemandirian masyarakat miskin di daerah perdesaan. Kesejahteraan berarti
terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu
mengorganisir diri untuk memobilisasi sumber daya yang ada di
lingkungannya, mampu mengakses sumber daya di luar lingkungannya, serta
mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan.
2) Misi PNPM Mandiri Perdesaan adalah peningkatan kapasitas masyarakat dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
kelembagaannya, pelembagaan sistem pembangunan partisipatif masyarakat,
pengefektifan fungsi dan peran pemerintahan lokal, peningkatan kualitas dan
kuantitas prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat,
pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan.
b. Tujuan PNPM Mandiri Perdesaan
Adapun tujuan PNPM Mandiri Perdesaan (TK PNPM MP, 2008:1-2) adalah
sebagai berikut:
1) Tujuan Umum
Meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di
perdesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan
dan pengelolaan pembangunan.
2) Tujuan khusus
a) Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat
miskin dan atau kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan
perencanaan,pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan.
b) Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif masyarakat dengan
mendayagunakan sumber daya lokal.
c) Mengembangkan kapasitas pemerintahan desa dalam memfasilitasi
pengelolaan pembangunan partisipatif
d) Menyediakan sarana prasarana sosial dasar dan sarana ekonomi yang
diprioritaskan oleh masyarakat
e) Melembagakan pengelolaan dana bergulir
f) Mendorong terbentuk dan berkembangnya Badan KerjaSama Antar Desa
(BKAD)
g) Mengembangkan kerja sama antar pemangku kepentingan dalam upaya
penanggulangan kemiskinan perdesaan
c. Sasaran PNPM Mandiri Perdesaan
Adapun sasaran PNPM Mandiri Perdesaan (TK PNPM MP, 2008:3) adalah
sebagai berikut:
1) Lokasi Sasaran
Pada tahun 2009, lokasi sasaran PNPM Mandiri Perdesaan meliputi seluruh
kecamatan perdesaan di Indonesia yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
bertahap. Untuk tahun 2008, ketentuan pemilihan lokasi sasaran berdasarkan
ketentuan :
a) Kecamatan-kecamatan yang tidak
termasuk kategori “kecamatan bermasalah dalam PPK,”
b) Kecamatan-kecamatan yang diusulkan
oleh pemerintahan daerah dalam skema kontribusi pendanaan.
2) Kelompok Sasaran
a) Rumah Tangga Miskin (RTM) di perdesaan
b) Kelembagaan masyarakat di perdesaan
c) Kelembagaan pemerintahan lokal.
d. Prinsip-Prinsip PNPM Mandiri Perdesaan
Prinsip-prinsip PNPM Mandiri Perdesaan (TK PNPM MP, 2008:2-3) adalah
sebagai berikut:
1) Bertumpu pada Pembangunan Manusia
Pengertian dari prinsip bertumpu pada pembangunan manusia adalah
masyarakat hendaknya memilih kegiatan yang berdampak langsung
terhadap upaya pembangunan manusia daripada pembangunan fisik semata
2) Otonomi
Pengertian prinsip otonomi adalah masyarakat memiliki hak dan
kewenangan mengatur diri secara mandiri dan bertanggung jawab, tanpa
intervensi negatif dari luar
3) Desentralisasi
Pengertian prinsip desentralisasi adalah memberikan ruang yang lebih luas
kepada masyarakat untuk mengelola kegiatan pembangunan sektoral dan
kewilayahan yang bersumber dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
sesuai dengan kapasitas masyarakat
4) Berorientasi pada Masyarakat Miskin
Pengertian prinsip berorientasi pada masyarakat miskin adalah segala
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
keputusan yang diambil berpihak kepada masyarakat miskin
5) Partisipasi
Pengertian prinsip partisipasi adalah masyarakat berperan secara aktif
dalam proses atau alur tahapan program dan pengawasannya, mulai dari
tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian kegiatan
dengan memberikan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materiil
6) Kesetaraan dan Keadilan Gender
Pengertian prinsip kesetaraan dan keadilan gender adalah masyarakat baik
laki-laki dan perempuan mempunyai kesetaraan dalam perannya di setiap
tahapan program dan dalam menikmati manfaat kegiatan pembangunan.
Kesetaraan juga dalam pengertian kesejajaran kedudukan pada saat situasi
konflik
7) Demokratis
Pengertian prinsip demokratis adalah masyarakat mengambil keputusan
pembangunan secara musyarawah dan mufakat
8) Transparansi dan Akuntabel
Pengertian prinsip transparansi dan akuntabel adalah masyarakat memiliki
akses terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan
sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan dapat
dipertanggungjawabkan baik secara moral, teknis, legal, maupun
administratif
9) Prioritas
Pengertian prinsip prioritas adalah masyarakat memilih kegiatan yang
diutamakan dengan mempertimbangkan kemendesakan dan kemanfaatan
untuk pengentasan kemiskinan
10) Keberlanjutan
Pengertian prinsip keberlanjutan adalah bahwa dalam setiap pengambilan
keputusan atau tindakan pembangunan, mulai dari tahap perencanaan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
pelaksanaan, pengendalian dan pemeliharaan kegiatan harus telah
mempertimbangkan sistem pelestariannya
d) Alur Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan
1) Perencanaan
Perencanaan kegiatan meliputi tahap persiapan dan sosialisasi awal, serta
perencanaan di desa, di kecamatan, dan di kabupaten. Tahap persiapan dan
sosialisasi awal dimulai dari MAD Sosialisasi sampai dengan Pelatihan KPMD/K.
Perencanaan kegiatan di desa, dimulai dengan tahap penggalian gagasan sampai
dengan musdes perencanaan atau dikenal dengan istilah Menggagas Masa Depan
Desa (MMDD). Perencanaan kegiatan di kecamatan dimulai dengan MAD prioritas
usulan sampai dengan MAD penetapan usulan. Perencanaan kegiatan di kabupaten
adalah perencanaan koordinatif, dimulai dari keterlibatan utusan kecamatan dalam
forum SKPD sampai dengan musrenbang kabupaten.
2) Pelaksanaan
Untuk menjamin kualitas pelaksanaan kegiatan yang tetap mengacu pada
prinsip dan mekanisme PNPM Mandiri Perdesaan, maka perlu adanya persiapan
pelaksanaan yang matang dan terencana. Persiapan pelaksanaan ini lebih ditujukan
kepada penyiapan aspek sumber daya manusia, termasuk masyarakat, TPK, UPK,
dan seluruh pelaku PNPM Mandiri Perdesaan lainnya. Karena itu, TPK dan UPK
perlu mendapatkan pelatihan terlebih dahulu sebelum melaksanakan kegiatan yang
didanai PNPM Mandiri Perdesaan. Pelatihan UPK, BP-UPK, TPK, dan pelaku desa
lainnya dilakukan dalam masa setelah penandatanganan SPPB oleh Camat, sampai
dengan masa persiapan pelaksanaan.
3) Pelestarian Kegiatan
Pengelolaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan harus dijamin dapat
memberi manfaat kepada masyarakat secara berkelanjutan (sustainable). Di
samping manfaat dari hasil kegiatan, aspek pemberdayaan, sistem dan proses
perencanaan, aspek good governance, serta prinsip-prinsip PNPM Mandiri
Perdesaan harus memberi dampak perubahan positif secara berkelanjutan bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
masyarakat. Untuk dapat mencapai hal itu maka semua pelaku PNPM Mandiri
Perdesaan harus mengetahui dan mampu memahami latar belakang, dasar
pemikiran, prinsip, kebijakan, prosedur, dan mekanisme PNPM Mandiri Perdesaan
secara benar.
e) Pendanaan
1) Besarnya Alokasi Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)
a) Alokasi berdasarkan keberadaan desa tertinggal
Kecamatan yang mempunyai desa tertinggal yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah, maka alokasi BLM nya berdasarkan jumlah desa tertinggal
yang ada di kecamatan tersebut. Data Desa Tertinggal merujuk pada data
yang ditetapkan oleh Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal.
b) Alokasi berdasarkan ratio penduduk miskin dan jumlah penduduk di
kecamatan
Untuk kecamatan-kecamatan yang tidak mempunyai desa tertinggal yang
telah ditentukan pemerintah, dialokasikan dengan menggunakan rasio
penduduk miskin dan jumlah penduduk dalam kecamatan.
2) Sumber dan Ketentuan Alokasi Dana BLM PNPM Mandiri Perdesaan
Sumber dana berasal dari:
a) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
b) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
c) Swadaya masyarakat
d) Partisipasi dunia usaha
Ketentuan tentang alokasi dana PNPM Mandiri Perdesaan adalah sebagai
berikut:
a) Berdasarkan penetapan lokasi kecamatan, Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Departemen Keuangan
(Depkeu) menerbitkan Dokumen Anggaran yang berlaku sebagai
surat keputusan otorisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
b) Alokasi dana PNPM Mandiri Perdesaan dicatat pada Daftar
Pembukuan Administrasi APBD Kabupaten.
3) Mekanisme Penyaluran Dana
a) Penyaluran dana yang berasal dari pemerintah pusat mengikuti ketentuan
yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Anggaran, Depkeu.
b) Penyaluran dana yang berasal dari Pemerintah Daerah, dilakukan melalui
mekanisme APBD dan diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan, Depkeu.
c) Dana yang berasal dari APBD harus disalurkan terlebih dahulu ke
masyarakat, selanjutnya diikuti dengan penyaluran dana yang berasal dari
APBN.
d) Besaran dana dari APBD yang disalurkan ke masyarakat harus utuh (net)
tidak termasuk pajak, retribusi atau biaya lainnya.
4) Mekanisme Pencairan Dana
a) Pembuatan surat perjanjian pemberian bantuan (SPPB) antara UPK
dengan TPK.
b) TPK menyiapkan Rencana Penggunaan Dana (RPD) sesuai kebutuhan
dilampiri dengan dokumen-dokumen perencanaan kegiatan (gambar
desain, RAB, dan lampirannya).
c) Untuk pencairan berikutnya dilengkapi dengan Laporan Penggunaan
Dana (LPD) sebelumnya dan dilengkapi dengan bukti-bukti yang sah.
f) Peran Pelaku-Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan
1) Pelaku di Pedesaan
a) Kepala Desa (Kades)
Peran Kepala Desa adalah sebagai pembina dan pengendali
kelancaran serta keberhasilan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan
di desa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
b) Badan Permusyawarahan Desa (BPD atau sebutan lainnya)
Dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan, BPD (atau sebutan
lainnya) berperan sebagai lembaga yang mengawasi proses dari setiap
tahapan PNPM Mandiri Perdesaan, termasuk sosialisasi, perencanaan,
pelaksanaan, dan pelestarian di desa.
c) Tim Pengelola Kegiatan (TPK)
TPK terdiri dari anggota masyarakat yang dipilih melalui musyawarah
desa sosialisasi yang mempunyai fungsi dan peran untuk
mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan di desa dan mengelola
administrasi, serta keuangan PNPM Mandiri Perdesaan. TPK
sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Bendahara, dan Sekretaris.
d) Tim Penulis Usulan (TPU)
TPU berasal dari anggota masyarakat yang dipilih melalui
musyawarah desa.
e) Tim Pemantau
Tim Pemantau menjalankan fungsi pemantauan terhadap pelaksanaan
kegiatan yang ada di desa.
f) Tim Pemelihara
Tim Pemelihara berperan menjalankan fungsi pemeliharaan terhadap
hasil-hasil kegiatan yang ada di desa, termasuk perencanaan kegiatan
dan pelaporan.
g) Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (KPMD/K)
KPMD/K adalah warga desa terpilih yang memfasilitasi atau memandu
masyarakat dalam mengikuti atau melaksanakan tahapan PNPM
Mandiri Perdesaan di desa dan kelompok masyarakat pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, maupun pemeliharaan.
h) Kelompok Masyarakat (Pokmas)
Pokmas adalah kelompok masyarakat yang terlibat dan mendukung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan, baik kelompok sosial, kelompok
ekonomi maupun kelompok perempuan.
2) Pelaku di Kecamatan
a) Camat
Camat atas nama Bupati berperan sebagai pembina pelaksanaan PNPM
Mandiri Perdesaan kepada desa-desa di wilayah kecamatan.
b) Penanggung jawab Operasional Kegiatan (PjOK)
PjOK adalah seorang Kasi pemberdayaan masyarakat atau pejabat lain
yang mempunyai tugas pokok sejenis di kecamatan yang ditetapkan
berdasar Surat Keputusan Bupati dan bertanggung jawab atas
penyelenggaraan operasional kegiatan dan keberhasilan seluruh
kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di kecamatan.
c) Tim Verifikasi (TV)
TV adalah tim yang dibentuk dari anggota masyarakat yang memiliki
pengalaman dan keahlian khusus, di bidang teknik prasarana, simpan
pinjam, pendidikan, kesehatan atau pelatihan ketrampilan masyarakat
sesuai usulan kegiatan yang diajukan masyarakat dalam musyawarah
desa perencanaan.
d) Unit Pengelola Kegiatan (UPK)
Peran UPK adalah sebagai unit pengelola dan operasional pelaksanaan
kegiatan antar desa. Pengurus UPK sekurang-kurangnya terdiri dari
ketua, sekretaris, dan bendahara.
e) Badan Pengawas UPK (BP-UPK)
Badan Pengawas UPK berperan dalam mengawasi pengelolaan
kegiatan, administrasi, dan keuangan yang dilakukan oleh UPK.
f) Fasilitator Kecamatan (F-Kec) dan Fasilitator Teknik Kecamatan
FT- Kec adalah pendamping masyarakat dalam mengikuti atau
melaksanakan PNPM Mandiri Perdesaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
g) Pendamping Lokal (PL)
Pendamping lokal adalah tenaga pendamping dari masyarakat yang
membantu Fasilitator Kecamatan/Fasilitator Teknis Kecamatan untuk
memfasilitasi masyarakat dalam melaksanakan tahapan dan kegiatan
PNPM Mandiri Perdesaan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
pelestarian.
h) Tim Pengamat
Tim pengamat adalah anggota masyarakat yang dipilih untuk
memantau dan mengamati jalannya proses musyawarah antar desa.
i) Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD)
BKAD adalah lembaga lintas desa yang dibentuk secara sukarela atas
dasar kesepakatan beberapa desa di satu wilayah dalam satu kecamatan
dan atau antar kecamatan dengan suatu maksud dan tujuan tertentu.
j) Setrawan Kecamatan
Setrawan Kecamatan diutamakan dari pegawai negeri sipil di
lingkungan kecamatan yang dibekali kemampuan khusus untuk dapat
melaksanakan tugas akselerasi perubahan sikap mental di lingkungan
pemerintah kecamatan dan perubahan tata pemerintahan serta
mendampingi masyarakat.
3) Pelaku di Kabupaten
a) Bupati
Bupati merupakan pembina Tim Koordinasi PNPM Mandiri
Kabupaten, Penanggung jawab Operasional Kegiatan (PjOK) serta
bertanggung jawab atas pelaksanaan PNPM Mandiri di kabupaten.
b) Tim Koordinasi PNPM-Mandiri Kabupaten (TK PNPM Kab)
Tim Koordinasi PNPM Mandiri Kabupaten dibentuk oleh Bupati untuk
melakukan pembinaan pengembangan peran serta masyarakat,
pembinaan administrasi, dan fasilitasi pemberdayaan masyarakat pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
seluruh tahapan program PNPM Mandiri Perdesaan.
c) Penanggung jawab Operasional Kabupaten (PjOKab)
PjOKab adalah seorang pejabat di lingkungan Badan Pemberdayaan
Masyarakat atau pejabat lain yang mempunyai tugas pokok sejenis di
Kabupaten yang berperan sebagai pelaksana harian TK PNPM Mandiri
kabupaten.
d) Fasilitator Kabupaten (F-Kab)
Fasilitator Kabupaten adalah tenaga profesional yang berkedudukan di
tingkat Kabupaten. Peran Fasilitator Kabupaten adalah sebagai
supervisor atas pelaksanaan tahapan PNPM Mandiri Perdesaan di
lapangan yang difasilitasi oleh Fasilitator Kecamatan Paranggupito dan
memfasilitasi perencanaan koordinatif di tingkat kabupaten.
e) Fasilitator Teknik Kabupaten (FT-Kab)
Fasilitator Teknik Kabupaten adalah tenaga konsultan teknik dan
manajerial profesional yang berkedudukan di tingkat Kabupaten dan
berperan sebagai supervisor atas hasil kualitas teknik kegiatan
pembangunan prasarana perdesaan pada perencanaan desain dan RAB,
survei dan pengukuran, pelaksanaan, serta operasi dan pemeliharaan.
f) Pendamping UPK
Pendamping UPK adalah konsultan yang bertugas melakukan
pendampingan kepada UPK dan lembaga pendukung agar menjadi
suatu lembaga handal dan akuntabel.
g) Setrawan Kabupaten
Setrawan Kabupaten adalah pegawai negeri sipil di lingkungan
pemerintah daerah kabupaten yang dibekali kemampuan khusus untuk
dapat melaksanakan tugas akselerasi perubahan sikap mental di
kalangan lingkungan pemerintah dan perubahan tata kepemerintahan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
mengkoordinasi dan memfasilitasi setrawan kecamatan, serta
mendampingi masyarakat dalam manajemen pembangunan partisipatif.
4) Pelaku Lainnya.
a) Gubernur sebagai pembina dan penanggung jawab pelaksanaan PNPM
Mandiri Perdesaan di tingkat Provinsi,
b) TK PNPM Mandiri Provinsi adalah Tim yang dibentuk oleh Gubernur
yang berperan dalam melakukan pembinaan administrasi dan peran serta
masyarakat, serta memberikan dukungan pelayanan dan proses
administrasi di tingkat Provinsi,
c) Penanggung jawab Operasional Provinsi (PjOProv), adalah seorang
pejabat di lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa atau
pejabat lain yang mempunyai tugas pokok sejenis di provinsi yang
berperan sebagai pelaksana harian TK PNPM Mandiri Provinsi. PjOProv
ditetapkan dalam Surat Keputusan Gubernur,
d) Di tingkat provinsi disediakan beberapa tenaga ahli yang dipimpin oleh
seorang Koordinator Manajemen Provinsi (KM-Prov),
e) Di tingkat wilayah disediakan Konsultan Manajemen Wilayah yang
dipimpin oleh Koordinator Wilayah (Korwil),
f) Di tingkat nasional disediakan beberapa tenaga ahli yang dipimpin oleh
seorang Ketua Tim Konsultan Manajemen Nasional (KT-KM Nas).
g) Tim Pengendali PNPM Mandiri berperan dalam melakukan pembinaan
kepada Tim Koordinasi PNPM Mandiri di Provinsi dan Kabupaten
yang meliputi pembinaan teknis dan administrasi. Dalam menjalankan
tugasnya Tim Pengendali PNPM Mandiri Perdesaan didukung oleh Satu
an Kerja PNPM Mandiri Perdesaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
3. Tinjauan Tentang Efektivitas
a. Pengertian Efektivitas
Menurut William N. Dunn (2000:498) bahwa “Efektivitas (Effectiveness)
adalah suatu kriteria untuk menseleksi berbagai alternatif untuk dijadikan
rekomendasi didasarkan pertimbangan apakah alternatif yang direkomendasikan
tersebut memberikan hasil (akibat) yang maksimal, lepas dari pertimbangan
efisiensi”. Sedangkan menurut E. Mulyasa (205:82) “Efektivitas adalah bagaimana
suatu organisasi berhasil mendaapatkan dan memenfaatkan sumber daya dalam usaha
mewujudkan tujuan operasional”.
Menurut Sterr dalam E. Mulyasa (2005:82) mengungkapkan bahwa
“Efektivitas adalah bagaimana organisasi melaksanakan seluruh tugas pokosknya
atau mencapai sasarannya”. Dari berbagai definisi diatas penulis dapat menyimpulkan
bahwa efektivitas adalah kemampuan suatu organisasi untuk mengelola sumber daya
maupun sumber dananya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Kriteria Efektivitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2004:16) bahwa “kriteria adalah suatu ukuran
yang menjadi patokan yang harus dicapai”. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kriteria
diperlukan untuk lebih memantapkan penilaian terhadap objek karena adanya
patokan; kriteria dapat digunakan untuk menjawab atau mempertanggung jawabkan
hasil penilaian yang sudah dilakukan; kriteria dapat dijadikan pengekang unsur
subjektif pada diri peneliti; dan dengan adanya kriteria maka hasilnya akan
ditafsirkan sama oleh siapa saja yang menggunakannya.
Dalam membuat kriteria harus didasarkan pada berbagai sumber, Suharsimi
Arikunto (2004: 16-17) mengemukakan beberapa macam sumber pembuatan kriteria
yaitu:
1. Bila yang dievaluasi adalah implementasi kebijakan maka yang dijadikan
sebagai kriteria atau tolok ukur adalah peraturan atau ketentuan yang telah
dikeluarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2. Bila terdapat buku pedoman atau petunjuk pelaksanaan maka pedoman
atau petunjuk pelaksanaan tersebut dapat dijadikan sebagai sumber kriteria.
3. Bila tidak ada ketentuan atau petunjuk, maka kriteria yag ditetapkan dapat
berasal dari buku-buku ilmiah.
4. Jika sumber-sumber diatas tidak ada, maka dapat digunakan hasil
penelitian sebagai kriteria, dengan catatan hasil penelitian tersebut telah
dipublikasikan.
5. Jika keeempat sumber diatas tidak ada, maka dapat meminta pertimbangan
orang yang ahli pada bidang yang diteliti.
6. Menggunakan hasil kesepakatan kelompok (beberapa orang yang
mempunyai wawasan tentang program tersebut) sebagai kriteria jika kelima
sumber diatas tidak ada.
4. Konsep Pelaporan Keuangan Organisasi Nonbisnis
a. Pengertian Organisasi Nonbisnis
Organisasi nonbisnis yaitu suatu organisasi yang memiliki sasaran pokok
untuk mendukung suatu program atau perihal didalam menarik perhatian publik
untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang
bersifat mencari laba (uang).
Menurut draf eksposur FASB mengenai Objectives of Financial Reporting
by Nonbusiness Organizations yang diterbitkan tanggal 15 September 1980 contoh-
contoh dari organisasi nonbisnis meliputi organisasi pribadi, nirlaba dan filantropis
seperti perguruan tinggi dan universitas; rumah sakit; badan kesehatan dan
kesejahteraan; organisasi keagamaan; yayasan: negara dan unit pemerintahan lokal;
dan organisasi-organisasi keanggotaan seperti perdagangan dan profesional.
Hal mendasar yang membedakan organisasi nonbisnis dengan organisasi
bisnis yaitu organisasi nonbisnis tidak memiliki indikator kinerja yang dapat
dibandingkan dengan laba pada perusahaan bisnis. Selain itu, pada umumnya
organisasi nonbisnis tidak menjadi subjek dari kompetensi dalam pasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
b. Karakterisrik Organisasi Nonbisnis
Menurut Ahmed Riahi Belkoui dalam Accounting Theory (2006: 236) ada
beberapa karakter organisasi nonbisnis yaitu:
1. Sejumlah sumber daya diterima dari penyedia sumber daya, yang tidak
mengharapkan untuk menerima pembayaran kembali ataupun keuntungan
ekonomi yang proporsional terhadap sumber daya yang telah mereka berikan.
2. Operasi bisnisya terutama bergerak untuk tujuan-tujuan selain penyediaan
barang atau jasa yang mendapatkan laba atau ekuivalen laba.
3. Tidak ada saham kepemilikan yang pasti yang dapat dijual, dialihkan, atau
ditebus, atau yang akan menjadi hak atas bagian dari distribusi nilai sisa dari
sumber daya pada saat organisasi dilikuidasi.
c. Pengertian Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan (financial reporting) berbeda dengan laporan keuangan
(financial reports). Pelaporan Keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan
penyediaan dan penyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain
lembaga yang terlibat (misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari
pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan entitas pelapor), peraturan yang
berlaku termasuk PABU (prinsip akuntansi berterima umum atau generally accepted
accounting principles/GAAP). Laporan keuangan hanyalah salah satu media dalam
penyampaian informasi.
Pelaporan keuangan tidak hanya memuat laporan keuangan namun juga
cara-cara lain dalam mengkomunikasikan informasi yang berhubungan, baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan informasi yang diberikan oleh sistem
akuntansi yaitu informasi mengenai sumber daya, kewajiban, dan penghasilan
perusahaan (FASB dalam Accounting Theory : 233).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
d. Tujuan Pelaporan Keuangan
Menurut FASB dalam Statement of Financial Accounting Concept
Objectives of Financial Reporting by Nonbusiness Enterprises (Accounting Theory,
2006 : 237) tujuan pelaporan keuangan organisasi nonbisnis yaitu :
1. Memberikan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan
mengenai alokasi sumber daya.
2. Memberikan informasi yang bermanfaat dalam menilai jasa dan
kemampuan untuk memberikan jasa.
3. Memberikan informasi yang bermanfaat dalam menilai kepengurusan dan
kinerja manajemen.
4. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban,
sumber daya bersih, dan pembebanan-pembebanannya.
5. Mengukur kinerja organisasi pada periode tertentu.
6. Mengukur likuiditas dari organisasi tersebut dan faktor-faktor lain yang
mempengaruhi likuiditas organisasi.
7. Sebagai penjelasan dan interpretasi manajer kepada pihak-pihak diluar
organisasi.
e. Pengguna Pelaporan Keuangan.
Menurut FASB dalam Accounting Theory (2006:236) ada 4 kelompok yang
membutuhkan informasi yang disajikan pelaporan keuangan organisasi nonbisnis
yaitu :
1. Penyedia sumber daya : peminjam, pemasok, karyawan, pembayar pajak,
anggota, dan kontributor.
2. Elemen penyusun yang menggunakan dan memperoleh keuntungan dari
jasa-jasa yang diberikan oleh organisasi.
3. Badan-badan penyelenggara dan pengawas yang bertanggung jawab untuk
membuat kebijakan dan mengawasi serta menilai para manajer dari
organisasi nonbisnis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
4. Manajer-manajer organisasi nonbisnis.
B. Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan
masalah penelitian, serta didasarkan pada kajian teoritis. Berdasarkan judul penelitian
ini yaitu Analisis Efektivitas Pelaporan Keuangan Dana PNPM di Kecamatan
Paranggupito, maka kerangka pemikiran penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Keterangan:
Salah satu bentuk pengendalian dalam sebuah lembaga yaitu pelaporan.
Pelaporan merupakan proses penyampaian data dan atau informasi mengenai
perkembangan atau kemajuan setiap tahapan dari pelaksanaan program, kendala atau
permasalahan yang terjadi, penerapan dan pencapaian dari sasaran atau tujuan
Tercapainya Tujuan PNPM
Mandiri Perdesaan
Tingkat Efektifitas Pelaporan
Dana
Bagian Pengendalian :
Pelaporan Dana
Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat
Kecamatan Paranggupito
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
PNPM Mandiri Perdesaan.
Pengendalian akan berhasil apabila pelaporan tersebut sesuai dengan apa
yang ada di lapangan. Selain itu, pelaporan keuangan akan dinilai efektif bila produk
dari pelaporan tersebut dapat dijadikan dasar bagi pihak yang membutuhkan
informasi sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Sehingga
efektivitas pelaporan dana PNPM tersebut sangat mempengaruhi keberhasilan dari
tahap pengendalian yang diharapkan mendukung tercapainya tujuan dari PNPM
Mandiri Perdesaan di Kecamatan Paranggupito.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini mengambil tempat atau obyek penelitian di UPK Kecamatan
Paranggupito sebagai salah satu unit penyalur kredit dari Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Paranggupito. Alasan dalam
pemilihan tempat tersebut adalah:
1. Keinginan penulis mengetahui bagaimana cara pelaporan dana PNPM serta
efektivitas pelaporan dana tersebut bagi pihak-pihak yang membutuhkan
informasi.
2. Belum ada penelitian sebelumnya yang mengambil tema tentang efektivitas
pelaporan keuangan dana PNPM Kecamatan Paranggupito sehingga dapat
menghindari adanya plagiat.
2. Waktu Penelitian
Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari Bulan Januari sampai
dengan Bulan Mei 2011. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan
laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian.
Jenis Kegiatan J
Jan
Feb
M
Maret April
M
Mei
Minggu Ke I
II
I
V
I
I
I
II
I
V
I
I
I
I
II
I
V
I
I
I
V
1.Persiapan Penelitian
a.Penyusunan Judul
b.Penyusunan Proposal
c.Perijinan
2.Pelaksanaan Penelitian
a.Pengumpulan Data
b.Analisis Data
3.Penyusunan Laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif yang
dilakukan pada suatu obyek dan mengkondisikannya seperti apa adanya. “Penelitian
kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan
berhubungan dengan orang-orang dalam kawasan tersebut dalam bahasanya dan
dalam peristilahannya” (Kirk dan Miller, 1986: 9 dalam Lexy J. Moleong, 2000: 3).
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan strategi
tunggal terpancang. Menurut HB Sutopo (2002: 112) “Suatu penelitian disebut
sebagai studi tunggal terpancang bilamana penelitian tersebut hanya dilakukan pada
satu sasaran”. Sasaran dalam penelitian ini terfokus pada bagaimana para pengurus
Unit Pengelola Kegiatan di Kecamatan Paranggupito dalam melaporkan dana sebagai
pertanggungjawaban mereka kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi
keuangan dari PNPM.
Ditinjau dari apek yang diteliti, penelitian ini merupakan studi kasus
(case study). Studi kasus adalah bentuk penelitian yang mendalam tentang suatu
aspek lingkungan sosial termasuk manusia di dalamnya.
Studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pertanyaan
suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, bila peneliti hanya
memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan
diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena
kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata. (Robert K. Yin,
2005: 1)
C. Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland (1984: 47) sebagaimana yang dikutip Lexy J.
Moleong (2000: 112), “ Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-
kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”.
Artinya, sumber data dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis,
foto dan statistik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Informan
Menurut Lexy J. Moleong (2001: 90), “Informan adalah orang yang dimanfaatkan
untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian”.
Informan harus mempunyai banyak pengalaman tetntang latar penelitian.
Pemanfaatan informan bagi peneliti yaitu agar dalam waktu yang relatif singkat
banyak informasi yang terjangkau, jadi sebagai internal sampling, karena
informan dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran, atau membandingkan
suatu kejadian yang ditemukan dari subjek lainnya (Bogdan dan Biklen dalam
Lexy J. Moleong, 2001: 90). Informan dalam penelitian ini yaitu Pelaksana
PNPM di tingkat kecamatan yaitua pengelola UPK di kecamatan Paranggupito .
2. Tempat dan Peristiwa
Tempat dan peristiwa yang digunakan sebagai sumber data dalam penelitian ini
adalah peristiwa yang terjadi di UPK Kecamatan Paranggupito.
3. Dokumen dan Arsip
Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen yang
berhubungan dengan obyek penelitian, dapat berupa laporan-laporan atau catatan-
catatan, studi kepustakaan atau instansi terkait.
D. Teknik Sampling (Cuplikan)
Teknik sampling (cuplikan) digunakan untuk menyeleksi dan memfokuskan
permasalahan agar pemilihan sample lebih mengarah pada tujuan penelitian. Teknik
cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi suatu perumusan atau
pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi (H.B Sutopo, 2002: 55).
Cuplikan dalam penelitian kualitatif sering dinyatakan dengan internal sampling
artinya cuplikan mewakili informasinya. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling atau sampel bertujuan, dimana peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
mendasarkan pada landasan teori yang digunakan, keingintahuan pribadi,
karakteristik empiris yang dihadapi dan sebagainya. Sumber data digunakan di sini
tidak sebagai yang mewakili populasinya tetapi lebih cenderung mewakili
informasinya. Kecenderungan peneliti untuk memilih informan yang dianggap
mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk
menjadi sumber data yang mantap. Pada saat pelaksanaannya, pengumpulan dan
pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan
peneliti dalam memperoleh data.
E. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka
teknik pengumpulan data yang digunakan:
1. Wawancara
“Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu (Lexy J. Moleong, 2001: 135)”. Dalam penelitian ini menggunakan
teknik wawancara mendalam (indepth interviewing). Wawancara dilakukan
kepada pengurus UPK di kecamatan Paranggupito.
2. Observasi
Dalam teknik ini peneliti mengumpulkan informasi mengenai bagaimana
pengurus UPK di kecamatan Paranggupito melaporkan dana PNPM yang mereka
kelola dan seberapa efektif pelaporan tersebut bagi para pengguna informasi
keuangan.
3. Dokumentasi
Dalam teknik ini peneliti mengumpulkan data dengan menganalisis dokumen dan
arsip keuangan, serta benda-benda lainnya yang terdapat pada obyek penelitian,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu tentang efektivitas pelaporan
keuangan dana PNPM di Kecamatan Paranggupito.
F. Analisis Data
Analisis data menurut Patton dalam Lexy J. Moleong (2001: 103) adalah
“Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori,
dan satuan uraian dasar”. Sedangkan pengertian analisis data menurut Lexy J.
Moleong (2001: 103) yaitu “Proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”. Jadi tahap
analisis data merupakan urutan mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, dan
mengategorikan data yang diperoleh dari obyek penelitian.
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan model teknik
analisis interaktif yang dimulai dari tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan. Pengumpulan data dimulai sejak peneliti melakukan
observasi, wawancara serta dokumentasi. Proses analisis data dalam penelitian
kualitatif dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2. Analisis Model Interaksi menurut Milles dan Huberman
(H.B Sutopo, 2002: 96)
Pengump
ulan Data (1)
Sajian
Data
(3)
Reduksi
Data
(2) Penarikan
Kesimpulan / Verifikasi
(4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
1. Pengumpulan Data
Langkah pengumpulan data ini sesuai dengan teknik pengumpulan data, yaitu
meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan
apabila data-data yang dperlukan telah memadai dalam pengambilan keputusan.
2. Reduksi Data
Reduksi data yaitu mengambil data yang sekiranya dapat diolah lebih lanjut
untuk disajikan sebagai hasil laporan. Sebagai salah satu jenis analisis, maka
mempertegas, membuat fokus dan mengatur data serta mengklasifikasikan data yang
diperoleh sesuai dengan kebutuhan peneliti merupakan hal yang harus dilakukan. Hal
ini membantu peneliti dalam penarikan kesimpulan pada akhir penelitian.
3. Penyajian Data
Inti dari penyajian data ini adalah mengorganisir informasi secara sistematis
untuk mempermudah peneliti dalam menggabungkan data, merangkai keterkaitan
antardata dalam menyusun penggambaran proses dan fenomena pada obyek
penelitian.
4. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan analisis rangkaian pengolahan data yang
berupa gejala kasus yang terdapat di lapangan. Penyusunan catatan, pola dan arahan
sebab akibat dilakukan secara teratur, berarti kesimpulan akhir yang ditulis
merupakan rangkaian keadaan dari yang belum jelas kemudian meningkat sampai
pada pernyataan yang memiliki landasan kuat proses analisis terhadap fenomena yang
ada.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam
penelitian dari awal sampai akhir. Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap
kegiatan yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
1. Menyusun proposal
Rencana penelitian ini berisi semua yang akan dilakukan dalam penelitian yang
meliputi pendahuluan, kajian teori dan metodologi penelitian.
2. Ijin Penelitian
Ijin penelitian dilakukan apabila proposal telah disetujui oleh dosen
pembimbing dan ketua program Pendidikan Ekonomi BKK Akuntansi.
3. Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang berhubungan dengan
penelitian melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.
4. Analisis Data
Analisis data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data untuk
menghindari data yang tercecer.
5. Penyusunan Laporan Penelitian
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam proses penelitian. Semua data yang
telah diolah dan dianalisis dilaporkan dalam bentuk skripsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Keadaan Alam Kecamatan Paranggupito
Kecamatan Paranggupito berada di ketinggian 193 meter di atas permukaan
air laut. Secara geografis Kecamatan Paranggupito merupakan daerah pegunungan
yang berbukit-bukit dengan iklim tropis bermusim hujan dan kemarau. Seluruh lahan
pertaniannya adalah merupakan lahan kering, sehingga pada musim hujan masyarakat
mengandalkan air hujan untuk pertanian. Kecamatan Paranggupito merupakan
wilayah kecamatan yang terletak di antara dua provinsi yaitu Jawa Timur dan DIY
dan merupakan wilayah karst.
Kecamatan Paranggupito terletak di bagian selatan Kabupaten Wonogiri
mempunyai batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah utara : Kecamatan Giritontro Kabupaten Wonogiri
Sebelah Selatan : Samudra Indonesia
Sebelah timur : Kabupaten Pacitan
Sebelah barat : Kabupaten Gunungkidul
Gambar 3. Peta Wilayah Kecamatan Paranggupito
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Kecamatan Paranggupito terdiri dari 8 desa, 87 dusun, dengan luas wilayah
±6.475,4225 Ha dan jumlah penduduk 21.166 jiwa/ 6.822 kepala keluarga. Meskipun
berbatasan langsung dengan laut atau daerah pantai, masyarakat Paranggupito belum
sepenuhnya memanfatkan sarana laut sebagai mata pencaharian nelayan. Mata
pencaharian sebagian besar warga di kecamatan ini adalah petani. Sebanyak 30% KK
di Kecamatan ini tergolong KK miskin/Rumah Tangga Miskin (RTM). Desa
termiskin di kecamatan ini adalah Gunturharjo dengan jumlah RTM hingga 43% dan
penghasilan rata-rata Rp.1.500 per hari. Sebagian besar(87%) masyarakatnya
berpendidikan SLTP.
2. Sejarah PNPM di Kecamatan Paranggupito
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP)
di kecamatan Paranggupito merupakan program kelanjutan PPK dan PNPM PPK
yang ditetapkan oleh pemerintah untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan
secara terpadu dan berkelanjutan. Pelaksanaan kegiatan PPK di kecamatan
Paranggupito dimulai tahun 2001 sampai dengan 2007 dan PNPM MP pada tahun
2007 hingga berlanjut sampai tahun 2010.
Tahun 2010 Kecamatan Paranggupito mendapatkan alokasi BLM sebesar Rp.
1.500.000.000 dimana alokasi dana BLM PNPM Mandiri Perdesaan tersebut lebih
dialokasikan untuk kegiatan sarana prasarana, pelatihan-pelatihan,dan kegiatan
Simpan Pinjam Kelompok Perempuan.
Setelah mendapatkan kepastian dana BLM tahun 2010, yaitu untuk kegiatan
sarana prasarana, pelatihan dan simpan pinjam, maka Unit Pengelola Kegiatan
bersama fasilitator kecamatan segera menindaklanjuti dengan melakukan berbagai
upaya percepatan pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan tahun 2010,
ditindaklanjuti dengan kegiatan perencanaan didesa. Selain itu, demi kelancaran
PNPM Mandiri Perdesaan UPK bersama pelaku PNPM ditingkat desa juga
melaksanakan penanganan masalah tunggakan angsuran kelompok serta melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
rapat dan pertemuan koordinasi untuk mempercepat proses penyelesaian penanganan
masalah tunggakan angsuran.
Khusus untuk kelompok yang bermasalah telah diadakan penanganan masalah
dengan cara melakukan pendekatan kelompok untuk mencari akar dan penyebab
permasalahan. Hasilnya sampai dengan 31 Desember 2010 tunggakan kelompok yang
bermasalah masih dalam proses penanganan masalah.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Upaya penanggulangan kemiskinan melalui pelaksanaan PNPM Mandiri
melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga
pemantauan dan evaluasi. Perencanaan kegiatan meliputi tahap persiapan dan
sosialisasi awal, serta perencanaan di desa, di kecamatan, dan di kabupaten. Tahap
persiapan dan sosialisasi awal dimulai dari Musyawarah Antar Desa Sosialisasi
sampai dengan Pelatihan KPMD/ K. Perencanaan kegiatan di desa, di mulai dengan
penggalian gagasan sampai dengan musdes perencanaan atau di kenal dengan istilah
Menggagas Masa Depan Desa (MMDD). Perencanaan kegiatan di kecamatan di
mulai dengan Musyawarah Antar Desa prioritas usulan sampai dengan MAD
penetapan usulan. Perencanaan kegiatan di tingkat kabupaten adalah perencanaan
koordinatif, dimulai dari keterlibatan utusan kecamatan dalam forum SKPD sampai
dengan musrenbang kabupaten.
Guna menjamin kualitas pelaksanaan kegiatan yang tetap mengacu pada
prinsip dan mekanisme PNPM Mandiri, maka perlu adanya persiapan pelaksanaan
yang matang dan terencana. Persiapan pelaksanaan ini lebih ditujukan kepada
penyiapan aspek sumber daya manusia, termasuk masyarakat, TPK, UPK, dan
seluruh pelaku PNPM Mandiri Perdesaan lainnya. Karena itu, TPK dan UPK perlu
mendapatkan pelatihan terlebih dahulu sebelum melaksanakan kegiatan yang di danai
PNPM Mandiri Perdesaan. Pelatihan UPK, BP-UPK, TPK, dan pelaku desa lainnya
dilakukan dalam masa setelah penandatanganan SPPB oleh Camat, sampai dengan
masa persiapan pelaksanaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Pengelolaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan harus dijamin dapat memberi
manfaat kepada masyarakat secara berkelanjutan (sustainable). Di samping manfaat
dari hasil kegiatan, aspek pemberdayaan, sistem dan proses perencanaan, aspek good
governance, serta prinsip-prinsip PNPM Mandiri Perdesaan harus memberi dampak
perubahan positif secara berkelanjutan bagi masyarakat. Untuk dapat mencapai hal itu
maka semua pelaku PNPM Mandiri Perdesaan harus mengetahui dan mampu
memahami latar belakang, dasar pemikiran, prinsip, kebijakan, prosedur, dan
mekanisme, PNPM Mandiri Perdesaan secara teratur.
Guna menjaga kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan maka diperlukan
pengendalian melalui kegiatan pemantauan, pengawasan, evaluasi, dan pelaporan
terhadap pelaksanaan kegiatan serta tindak lanjutnya. Pengendalian terhadap
pelaksanaan seluruh proses dan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan bertujuan:
1. Menjaga setiap proses PNPM Mandiri Perdesaan selalu sesuai dengan
aturan, prinsip, dan kebijakan PNPM Mandiri Perdesaan.
2. Menjaga bahwa hasil-hasil dalam seluruh tahapan kegiatan diperoleh
melalui proses dan mekanisme yang benar.
3. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan.
4. Menjaga kualitas dari setiap kegiatan yang dilaksanakan agar memuaskan
dan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
5. Mengendalikan pemanfaatan dana PNPM Mandiri Perdesaan agar sesuai
dengan yang direncanakan dan dikelola secara trasparan.
6. Mengendalikan agar setiap pelaku PNPM Mandiri Perdesaan dapat
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara baik sesuai dengan
fungsinya masing-masing.
Sumber : Pedoman Teknis Operasional PNPM Mandiri Perdesaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
C. Pelaporan keuangan dana PNPM Mandiri di UPK kecamatan
Paranggupito Kabupaten Wonogiri
Pada tingkat desa, Tim Pengelola Kegiatan bertugas membantu Fasilitator
Kecamatan menyusun dan membuat laporan. Laporan dari KPMD dan TPK akan
menjadi bahan Fasilitator Kecamatan dalam menyusun laporan pelaksanaan PNPM
Mandiri Perdesaan di wilayah tugasnya. Laporan yang dikirim oleh KPMD dan TPK
maksimal harus diterima Fasilitator Kecamatan Paranggupito tanggal 1 setiap
bulannya. Dalam menyusun laporannya, KPMD/TPK dipandu dengan mengisi
formulir Laporan Masalah yang Dihadapi (Tk. Desa) dan Laporan Kegiatan dan
Rencana KPMD/K. Selain dua formulir yang rutin harus diisi setiap bulannya,
KPMD/TPK juga membantu dalam mengisi formulir-formulir yang dibutuhkan
dalam melihat perkembangan pelaksanaan program di desa yang bersangkutan.
Fasilitator Kecamatan akan mendampingi dan membimbing KPMD/TPK dalam
menyusun laporan dan mengisi formulir-formulir yang dimaksud.
Lebih lanjut Pelaporan dana PNPM Mandiri pada tingkat kecamatan,
Fasilitator Kecamatan dan UPK kecamatan Paranggupito bertanggung jawab
membuat laporan kepada Fasilitator Kabupaten Wonogiri. Fasilitator Kecamatan juga
diwajibkan mengirim copy laporan kepada PJOK dan menyimpan satu copy file
untuk dirinya sendiri. Laporan yang dikirim disusun berdasarkan hasil peninjauan
laporan dari KPMD dan TPK. Laporan yang disusun haruslah akurat dan tepat waktu,
kemudian laporan tersebut harus didiskusikan dengan Fasilitator Kabupaten di saat
pertemuan koordinasi bulanan.
1. Bentuk pelaporan keuangan dana PNPM kecamatan Paranggupito
Salah satu tugas penting dari pengendalian program adalah pelaporan tentang
hasil kegiatan yang telah dilakukan. Menurut Bapak Satya Graha, S.T selaku
Fasilitator UPK Kecamatan Paranggupito bahwa:
“Para pelaku program khususnya fasilitator/konsultan
bartanggung jawab untuk membuat laporan seakurat mungkin dan tepat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
waktu kepada supervisor karena laporan tersebut juga merupakan salah
satu instrumen yang dapat dipergunakan dalam rangka pemantauan dan
evaluasi.”
Mekanisme pelaporan dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan
Kecamatan Paranggupito dilakukan melalui jalur struktural dan jalur fungsional,
sebagai upaya untuk mempercepat proses penyampaian data dan atau informasi dari
lapangan atau desa ke tingkat Kecamatan, Kabupaten, Provinsi dan Pusat.
Berdasarkan Petunjuk Teknis Operasional PNPM Mandiri bahwa agar dapat
diperoleh laporan yang lengkap dan informatif, maka materi yang disajikan minimal
harus memperlihatkan 6 (enam) hal penting, yaitu :
a. Kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan,
b. Pencapaian sasaran dan atau target dari kegiatan yang sedang
dilaksanakan,
c. Gambaran kemajuan dari pelaksanaan kegiatan,
d. Target dan realisasi biaya dari kegiatan yang sedang dilaksanakan,
e. Kendala dan permasalahan yang dihadapi, termasuk tindak lanjutnya,
f. Gambaran dan atau tingkatan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
program.
Menurut wawancara peneliti dengan Ketua UPK Kecamatan Paranggupito,
pada tanggal 11 April 2011 pukul 11.30, Bapak Bambang Ismiyanto mengatakan
bahwa:
“Sistem laporan dari Tim Pengelola Kegiatan dibuat sesederhana
mungkin karena keterbatasan kemampuan administratif Tim Pengelola
Kegiatan. Yang terpenting informasi dari laporan yang mereka buat
tersebut akurat. Pelaporan yang dilakukan Unit Pengelola Kegiatan
dilaksanakan secara berkala dan berjenjang melalui jalur perangkat
pemerintah dan melalui fasilitator/konsultan.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa pelaporan PNPM Mandiri
dilaksanakan secara berkala dan berjenjang melalui jalur struktural (perangkat
pemerintah) dan jalur fungsional (konsultan dan fasilitator) guna menjamin aliran
informasi secara cepat, tepat dan akurat kepada setiap pemangku kepentingan.
1) Pelaporan Jalur Struktural
Menurut wawancara peneliti dengan Fasilitator Kecamatan Paranggupito,
Bapak Satya Graha, S.T menyatakan bahwa:
“Pelaporan jalur struktural melibatkan perangkat pemerintah yaitu
dimulai dari Ketua TPK ke Penanggung jawab Operasional Kegiatan dan
Camat lalu ke Tim Koordinator PNPM Mandiri Kabupaten dan Bupati.
Dari pihak Kabupaten melaporkan kepada Tim Koordinator PNPM
Mandiri Provinsi dan Tim Pengendali PNPM Mandiri, lalu yang terakhir
dari Tim Pengendali PNPM di Jakarta kepada Satuan Kerja PNPM
Mandiri Perdesaan Pusat.”
Sedangkan menurut sumber penelitian yang lain yaitu Pedoman Pelaksanaan
PNPM Mandiri, pelaporan jalur harus struktural melibatkan beberapa pihak baik
sebagai pembuat maupun penerima laporan seperti Ketua Tim Pengelola Kegiatan,
Penanggung jawab Operasional Kegiatan, Camat, Tim Koordinator PNPM Mandiri
Kabupaten, Bupati, Tim Koordinator PNPM Mandiri Provinsi dan Tim Pengendali
PNPM Mandiri cq. Satuan Kerja PNPM Mandiri Perdesaan Pusat. Mekanisme untuk
pelaporan jalur struktural dilakukan secara berjenjang sebagai berikut:
a) Ketua Tim Pengelola Kegiatan dengan bimbingan dari fasilitator kecamatan
membuat laporan bulanan yang ditujukan kepada Penanggung jawab
Operasional Kegiatan.
b) PjOK dengan bantuan Fasilitator Kecamatan menelaah dan mengambil
langkah-langkah yang diperlukan setelah menerima laporan dari ketua
Tim Pengelola Kegiatan. Selanjutnya Penanggung jawab Operasional
Kegiatan menyusun laporan bulanan yang ditujukan kepada Bupati c.q
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tim Koordinator PNPM Mandiri Kabupaten dengan tembusan kepada
Camat dan arsip.
c) Ketua Tim Koordinator PNPM Mandiri Kabupaten berdasarkan laporan dari
Penanggung jawab Operasional Kegiatan, hasil- hasil rapat evaluasi, dan
kunjungan atau monitoring ke lapangan menyusun dan membuat laporan
triwulan yang disampaikan kepada Gubernur c.q. Tim Koordinator PNPM
Mandiri Provinsi dengan tembusan kepada Bupati dan arsip.
d) Ketua Tim Koordinator PNPM Mandiri Provinsi menyusun rekapitulasi
laporan triwulan dari setiap kabupaten di wilayahnya menjadi laporan
triwulan Tim Koordinator PNPM Mandiri Provinsi yang disampaikan
kepada Tim Pengendali PNPM Mandiri c.q. Satuan Kerja PNPM Mandiri
Perdesaan dengan tembusan kepada Gubernur dan arsip.
e) Dalam hal yang dipandang perlu untuk dilaporkan secara mendesak atau
bersifat khusus, dapat dilakukan di luar mekanisme laporan berkala. Untuk
laporan ini bentuk dan waktunya bebas.
Dari penjelasan Fasilitator Kecamatan Paranggupito serta dari Penjelasan
Pelaksanaan PNPM dapat diketahui bahwa pelaporan jalur struktural melibatkan
semua pihak baik para konsultan/fasilitator maupun perangkat pemerintah seperti
camat dan bupati.
2) Pelaporan Jalur Fungsional
Menurut wawancara peneliti dengan Fasilitator Kecamatan Paranggupito,
Bapak Satya Graha, S.T menyatakan bahwa:
“Pelaporan jalur fungsional hanya melibatkan konsultan yang
terlibat langsung dalam pelaporan yaitu fasilitator kecamatan, fasilitator
kabupaten, Koordinator Manajemen Provinsi, dan Ketua Tim
Koordinator Manajemen Nasional. Jadi tidak melibatkan perangkat
pemerintah seperti camat dan bupati.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Sedangkan menurut sumber penelitian yang lain yaitu Pedoman pelaksanaan
PNPM Mandiri bahwa pelaporan jalur fungsional melibatkan beberapa pihak baik
sebagai pembuat maupun penerima laporan seperti fasilitator kecamatan, fasilitator
kabupaten, Koordinator Manajemen Provinsi, dan Ketua Tim Koordinator
Manajemen Nasional. Mekanisme pelaporan jalur fungsional dilaksanakan secara
berjenjang secara lengkap dijelaskan dalam pedoman yang ada di UPK Kecamatan
Paranggupito secara rinci dijelaskan sebagai berikut:
a) Fasilitator Kecamatan membuat satu laporan bulanan tentang
perkembangan pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di
kecamatannya yang dibuat dalam 3(tiga) rangkap. Laporan ditujukan
kepada KF-Kab setiap bulan pada setiap tanggal 1 dengan tembusan
kepada PjOK dan arsip.
b) Berdasarkan laporan dari Fasilitator Kecamatan dan hasil kunjungan atau
monitoring ke lapangan serta koordinasi dengan beberapa pihak terkait,
KF-Kab membuat laporan bulanan. Laporan dibuat dalam 3(tiga) rangkap
dan ditujukan kepada Koordinator Manajemen Provinsi pada setiap
tanggal 5 dengan tembusan disampaikan kepada Tim Koordinator PNPM
Mandiri Kabupaten dan arsip.
c) Koordinator Manajemen Provinsi akan mengelola seluruh data dan
informasi baik dari laporan KF-Kab, hasil koordinasi dengan beberapa
pihak, dan hasil kunjungan ke lapangan. Selanjutnya harus diambil
langkah-langkah yang dipandang perlu serta menuangkannya menjadi
laporan bulanan yang disampaikan kepada Ketua Tim KM-Nas pada
setiap tanggal 10 dengan tembusan kepada TK- PNPM Mandiri Provinsi
dan arsip.
d) Ketua Tim Koordinator Manajemen Nasional melaporkan kepada
Satuan Kerja PNPM Mandiri Perdesaan Pusat/Nasional mengenai
perkembangan pelaksanaan seluruh kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
serta permasalahan yang memerlukan tindak lanjut.Laporan disampaikan
kepada Satker setiap tanggal 15.
e) Dalam hal y a n g b e r s i f a t m e n d e s a k d an khusus, semua unsur
dapat membuat dan menyampaikan laporan secara insidentil di luar
jadwal laporan berkala.
Dari penjelasan Fasilitator Kecamatan Paranggupito serta dari Penjelasan
Pelaksanaan PNPM dapat diketahui bahwa pelaporan jalur fungsional hanya
melibatkan fasilitator saja dan tidak melibatkan perangkat pemerintah seperti camat,
bupati, dan perangkat lainnya.
2. Periode Pelaporan keuangan kepada Pengguna Laporan.
Fasilitator di lapangan wajib mengumpulkan, mengkonsolidasikan dan
menganalisis data dari wilayah kerjanya serta melaporkan hasilnya setiap bulan
kepada supervisor diatasnya. Menurut wawancara peneliti dengan Ketua Tim
Pengelola Kegiatan Kecamatan Paranggupito, Bambang Ismiyanto bahwa pelaporan
dilakukan secara berkala dan berjenjang, berkala yaitu setiap periode waktu tertentu,
sedangkan berjenjang adalah dari satuan unit kerja tingkat masyarakat sampai tingkat
Tim Pengendali PNPM Mandiri.
Bambang Ismiyanto selaku Ketua Tim Pengelola Kegiatan Kecamatan
Paranggupito mengatakan bahwa:
“Penyampaian laporan kepada Fasilitator Kecamatan
Paranggupito dilakukan tiap akhir bulan tepatnya tanggal 25 dan paling
lambat tanggal 1.”
Sedangkan Fasilitator Kecamatan Paranggupito Bapak Satya Graha, S.T
mengatakan bahwa:
“Dari pihak fasilitator menerima laporan dari UPK tanggal 25 dan
setelah kita review kita laporkan ke Penanggung jawab Operasional
Kegiatan dan Fasilitator Kabupaten pada awal bulan tanggal 1 atau
sekitar tanggal itu.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Berdasarkan panduan pelaksanaan PNPM Kecamatan Paranggupito mekanisme
penyampaian laporan dari fasilitator di lapangan kepada supervisor diatasnya dapat
dilihat pada tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1. Periode Pelaporan Keuangan PNPM Kecamatan Paranggupito
PENGIRIM PENERIMA TEMBUSAN TANGGAL
PENGIRIMAN
FD& TPK Fasilitator
Kecamatan
Tanggal 25 setiap bulan
Fasilitator
Kecamatan
Fasilitator
Kabupaten
1. PjOK
2. Fasilitator
Kecamatan
sebagai arsip
Tanggal 1 setiap bulan
Fasilitator
Kabupaten
KM. Prov 3. TK-Kab
4. Fasilitator
Kabupaten
sebagai arsip
Tanggal 5 setiap bulan
KM. Prov KT KM Nas TK-PNPM
Mandiri
Perdesaan
Propinsi
Tanggal 10 setiap bulan
KT KM Nas
Satker
Pembinaan
PNPM
Mandiri
Pedesaan
Tanggal 20 setiap bulan
Sumber: Data yang diolah
Salah satu syarat agar laporan keuangan efektif bagi pengguna adalah ketepatan
waktu dalam penyajiannya. Begitu pula waktu penyajian laporan keuangan PNPM
telah ditentukan oleh pemerintah dalam PTO PNPM. Fasilitator Desa dan Tim
Pengelola Kegiatan Kecamatan Paranggupito menyampaikan laporan kepada
Fasilitator Kecamatan tanggal 25 setiap bulannya.
Berdasarkan wawancara dengan Fasilitator Kecamatan UPK Paranggupito
Bapak Satya Graha, S.T tanggal 18 April 2011, beliau mengatakan:
“Saya menerima laporan dari Fasilitator Desa tanggal 25 atau
sebelum tanggal itu. Selanjutnya saya dibantu teman-teman yang ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
disini mereview setelah laporan divalidasi oleh Pengawas saya yang harus
melaporkan kepada Koordinator Manajemen Kabupaten Wonogiri
tanggal 1 bulan berikutnya, termasuk juga harus mengirim copy laporan
kepada PJOK dan menyimpan satu copyan file untuk pihak kecamatan
sendiri.”
Masih menurut Bapak Satya Graha bahwa:
“Alur pelaporan selanjutnya yaitu Koordinator Manajemen
Kabupaten Wonogiri mereview dan segera melaporkan kepada
Koordinator Wilayah Jawa Tengah tanggal 5 setiap bulannya.
Koordinator Manajemen Kabupaten Wonogiri harus mengirim copy
laporan kepada Tim Koordinator Kabupaten dan menyimpan satu copy
file untuk dirinya sendiri.”
Sedangkan berdasarkan pedoman yang dipakai UPK sebagai dasar
pelaksanaan, pelaporan selanjutnya Koordinator Wilayah Jawa Tengah melaporkan
kepada Koordinator Manajemen Nasional tanggal 10 setiap bulan. Koordinator
Wilayah Jawa Tengah harus mengirim copy laporan kepada TK-PNPM-PPK Provinsi
dan menyimpan satu copy file untuk dirinya sendiri. Koordinator Manajemen
Nasional meringkas laporan yang berasal dari wilayah dan melaporkan kepada
Pimpinan Program PNPM Pusat maksimal tanggal 20 setiap bulannya. Selain
mengirim laporan kepada Pusat, KM-Nasional menyimpan satu copy file sebagai
arsip.
3. Hal- hal yang dilaporkan oleh UPK Kecamatan Paranggupito
Dalam menyusun laporannya, Tim Pengelola Kegiatan dari setiap desa
dipandu untuk mengisi formulir Laporan Masalah yang Dihadapi(Tk. Desa) dan
Laporan Kegiatan dan Rencana KPMD/K. Selain dua formulir yang rutin harus diisi
setiap bulannya, KPMD/TPK juga membantu dalam mengisi formulir-formulir yang
dibutuhkan dalam melihat perkembangan pelaksanaan program di desa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
bersangkutan. Menurut Bendahara UPK Kecamatan Paranggupito, Ibu Lilis Martina
mengatakan bahwa :
“Dalam menyusun laporan kita hanya membuat seperti
formatnya yang sudah dicontohkan, lalu kita mengisinya dengan data
yang sesuai/ ada di lapangan. Fasilitor Kecamatan akan membantu dan
membimbing dalam menyusun laporan dan mengisi formulir-formulir
yang dimaksud tersebut.”
Menurut wawancara peneliti dengan Ketua Tim Pengelola Kegiatan,
Bambang Ismiyanto menyatakan bahwa:
“Pencatatan semua transaksi keuangan sampai dengan
penyusunan laporan keuangan dilakukan dengan menggunakan formulir
standar keuangan dari pemerintah kabupaten yang terdiri dari buku kas
harian, buku bank, buku inventaris, laporan arus dana, neraca, laporan
operasional keuangan, laporan perkembangan pinjaman, dan laporan
kolektibilitas. Semua itu sudah kami susun dalam laporan bulanan itu.”
Sedangkan berdasarkan data penelitian yang peneliti temukan di lapangan
yaitu laporan bulanan Unit Pengelola Kegiatan Kecamatan Paranggupito, laporan
yang dibuat Tim Pengelola Kegiatan meliputi:
a. Buku Kas Harian
Buku kas harian yaitu buku untuk mencatat semua transaksi harian baik
pemasukan maupun pengeluaran yang berkaitan dengan uang tunai.
Berdasarkan jenis dana yang dikelola oleh UPK Kecamatan
Paranggupito buku kas harian terdiri dari 5 jenis yaitu buku kas harian Dana
Operasional Kegiatan (DOK), buku kas harian Bantuan PNPM Mandiri
Perdesaan, buku kas harian Operasional UPK, buku kas harian Usaha Ekonomi
Produktif (UEP), dan buku kas harian Simpan Pinjam Kelompok Perempuan
(SPP).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
b. Buku Bank
Buku Bank yaitu buku untuk mencatat semua transaksi baik pemasukan
maupun pengeluaran yag berkaitan dengan uang di bank.
c. Buku Inventaris
Buku Inventaris yaitu buku yang mencatat semua pembelian barang
inventaris UPK yang mencakup waktu pembelian, jumlah unit, harga perolehan
termasuk nilai penyusutan.
d. Laporan Arus Dana
Laporan arus dana yaitu laporan yang menggambarkan tentang sumber,
penggunaan dan perubahan dana dalam satu periode tertentu.
e. Neraca
Neraca yaitu laporan yang menjelaskan posisi keuangan UPK pertanggal
tertentu (akhir bulan/akhir tahun).
f. Laporan Operasional Keuangan
Laporan Operasional Keuangan yaitu laporan yang menggambarkan
pendapatan dari pengembalian jasa pinjaman, bunga bank yang diterima serta
biaya operasional dan non operasional UPK yang terjadi selama periode tertentu.
g. Laporan Perkembangan Pinjaman
Laporan Perkembangan Pinjaman yaitu rekapitulasi yang menunjukkan
hasil kegiatan pinjaman yang mencakup saldo pinjaman, tingkat pengembalian
pinjaman dan jumlah tunggakan.
Tujuan dari rekapitulasi perkembangan SPP dan UEP untuk mengetahui
perkembangan kegiatan pinjaman dari dana BLM maupun dana bergulir secara
periodik (per bulan).
h. Laporan Kolektibilitas.
Laporan Kolektibilitas yaitu laporan yang menunjukkan resiko
pinjaman bukan berdasarkan resiko tunggakan tetapi resiko pinjaman basis
kelompok. Tujuan dari rekapitulasi Kolektibilitas Simpan Pinjam Perempuan dan
Unit Ekonomi Produktif untuk mengetahui kualitas kelompok peminjam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Sedangkan jenis-jenis pelaporan dana bergulir pada UPK yaitu:
1. Laporan perkembangan pinjaman
2. Laporan kolektibilitas
3. Laporan pinjaman bermasalah
4. Laoran perkembangan kelompok
5. Laporan jenis kegiatan kelompok
6. Laporan pemetaan UPK
7. Laporan penilaian kesehatan UPK
8. Laporan keuangan UPK microfinance
Menurut Bambang Ismiyanto selaku Ketua Tim Pengelola Kegiatan, laporan-
laporan tersebut dibuat oleh pengurus Unit Pengelola Kegiatan Kecamatan
Paranggupito setiap ahir bulan dalam rangka melaporkan apa yang telah mereka
kelola dan sebagai pertanggungjawaban mereka kepada Fasilitator Kecamatan
Paranggupito.
4. Pengguna Laporan Kegiatan UPK Kecamatan Paranggupito
Penyusunan laporan kegiatan keuangan suatu entitas bisnis maupun nonbisnis
memiliki tujuan memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak-pihak yang
membutuhkan. Begitu pula dengan penyusunan laporan kegiatan Unit Pengelola
Kegiatan Kecamatan Paranggupito. Menurut wawancara peneliti dengan Ketua Tim
Pengelola Kegiatan, Bambang Ismiyanto menyatakan bahwa:
“Laporan kegiatan Unit Pengelola Kegiatan Kecamatan
Paranggupito bertujuan memenuhi kebutuhan informasi dari pihak
pengguna laporan yaitu semua pelaku PNPM di lingkup Kecamatan
Paranggupito yang selanjutnya akan diteruskan kepada pihak Kabupaten
Wonogiri.”
Pihak-pihak yang dimaksud berkepentingan dengan laporan kegiatan UPK
Kecamatan Paranggupito tersebut menurut Bapak Satya Graha, S.T meliputi:
k) Penanggung jawab Operasional Kegiatan (PjOK) Kecamatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Penanggung jawab Operasional Kegiatan Kecamatan
Paranggupito menerima laporan kegiatan dari Ketua Tim Pengelola
Kegiatan yang selanjutnya menelaah dan mengambil langkah-langkah
yang diperlukan serta menyusun dan membuat laporan bulanan yang
ditujukan kepada Bupati Wonogiri.
l) Camat
Camat Paranggupito secara struktural menerima tembusan
laporan kegiatan dari Tim Pengelola Kegiatan karena camat berperan
sebagai pembina pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan kepada desa-
desa di wilayah Kecamatan Paranggupito.
m) Fasilitator Kecamatan (F-Kec) dan Fasilitator Teknik Kecamatan
Fasilitator Kecamatan Paranggupito berperan dalam penyusunan
laporan kegiatan dari tingkat desa sampai dengan tingkat kecamatan.
Fasilitator Kecamatan maupun Fasilitator Teknis Kecamatan merupakan
pendamping masyarakat dalam melaksanakan PNPM Mandiri Perdesaan.
n) Badan Pengawas UPK (BP-UPK)
Badan Pengawas UPK membutuhkan laporan kegiatan karena
BP-UPK berperan dalam mengawasi pengelolaan kegiatan, administrasi,
dan keuangan yang dilakukan oleh UPK.
o) Tim Verifikasi (TV)
Tim Verifikasi merupakan tim yang dibentuk dari anggota
masyarakat yang memiliki pengalaman dan keahlian khusus, di bidang
teknik prasarana, simpan pinjam, pendidikan, kesehatan atau pelatihan
ketrampilan masyarakat sesuai usulan kegiatan yang diajukan masyarakat
dalam musyawarah desa perencanaan.
p) Pendamping Lokal (PL)
Pendamping lokal Kecamatan juga memiliki bagian dalam
pelaporan kegiatan karena pendamping lokal membantu Fasilitator
Kecamatan baik di tingkatan desa maupun Kecamatan Paranggupito.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
q) Tim Pengamat
Tim pengamat adalah anggota masyarakat yang dipilih untuk
memantau dan mengamati jalannya proses musyawarah antar desa.
r) Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD)
BKAD adalah lembaga lintas desa yang dibentuk secara sukarela
atas dasar kesepakatan dua atau beberapa desa di satu wilayah dalam satu
kecamatan dan atau antar kecamatan dengan suatu maksud dan tujuan
tertentu.
s) Setrawan Kecamatan
Setrawan Kecamatan diutamakan dari pegawai negeri sipil di
lingkungan kecamatan yang dibekali kemampuan khusus untuk dapat
melaksanakan tugas akselerasi perubahan sikap mental di lingkungan
pemerintah kecamatan dan perubahan tata pemerintahan serta
mendampingi masyarakat.
Bapak Bambang Ismiyanto selaku Ketua Tim Pengelola Kegiatan Kecamatan
Paranggupito mengatakan bahwa:
“Semua pelaku di kecamatan Paranggupito yang terlibat dalam
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri membutuhkan
informasi laporan kegiatan. Namun tidak semua pihak membutuhkan
laporan kegiatan dari dana PNPM secara penuh karena sebagian hanya
bersifat melengkapi dan tidak harus mengetahui laporan kegiatan
tersebut.”
Sehingga peneliti hanya menyebutkan pengguna-pengguna yang berhubungan
langsung dengan laporan kegiatan di tingkat Kecamatan Paranggupito.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
5. Efektifitas Pelaporan keuangan Dana PNPM di Kecamatan
Paranggupito
Unit Pengelola Kegiatan PNPM Kecamatan Paranggupito adaah lembaga yang
dibentuk oleh Musyawarah Antar Desa(MAD) untuk mengelola dana Bantuan
Langsung Masyarakat (BLM).
Berdasarkan wawancara dengan Fasilitator Kecamatan UPK Paranggupito
Bapak Satya Graha, S.T tanggal 18 April 2011, beliau mengatakan:
“Dasar yang di pakai dalam menyusun Laporan Keuangan
PNPM khususnya Laporan Operasional UPK yaitu jenis kegiatan, dimana
sudah ditetapkan standar penyusunan Laporan Operasional UPK dari
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Namun masih menginduk kebijakan
Pemerintah Kabupaten. Lebih lanjut laporan tersebut akan dilaporkan ke
provinsi melalui pemeriksaan di Pemerintah Kabupaten terlebih dahulu.”
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa laporan yang dibuat oleh UPK
telah sesuai dengan apa yang dimaksud dalam standar penyusunan laporan dari
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Efektivitas penyampaian laporan keuangan PNPM
Kecamatan Paranggupito secara rinci dijelaskan dalam tabel berikut.
Tabel 3. Efektivitas Penyampaian Laporan Keuangan PNPM Kecamatan
Paranggupito
PENGIRIM PENERIMA JENIS LAPORAN KET
FD, TPK &
UPK
Fasilitator
Kecamatan
1. Formulir Masalah yang Dihadapi
2. Formulir Laporan Kegiatan dan
Rencana Kegiatan
3. Formulir Laporan Bulanan,
Kemajuan Fisik, Biaya, dan HOK.
Sesuai
kebutuhan
dan
standar
Fasilitator
Kecamatan
Fasilitator
Kabupaten
1. Laporan bulan ini dan Rencana
Bulan Depan
2. Laporan tentang kemajuan dan
status dari siklus PNPM-PPK
3. Laporan tentang jumlah dana yang
Sesuai
kebutuhan
dan
standar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
dicairkan pada bulan lalu sampai
hari saat pembuatan laporan.
4. Evaluasi terhadap perkembangan
penerapan Prinsip PNPM-PPK.
5. Berbagai masalah yang muncul dan
saran penyelesaiannya.
Fasilitator
Kabupaten
KM. Prov Review dari laporan FK
yang telah berupa
penjelasan(maksimal 10 halaman)
Sesuai
standar
KM. Prov KT KM Nas Review dari laporan KM
Kab yang telah berupa
penjelasan(maksimal 10 halaman)
Sesuai
standar
KT KM Nas
Satker
Pembinaan
PNPM MP
Ringkasan Laporan dari
semua wilayah PNPM seluruh
Indonesia.
Sumber: Data yang diolah
Pada tingkat desa, Fasilitator Desa dan Tim Pengelola Kegiatan PNPM di
Paranggupito bertanggung jawab membuat laporan kepada Fasilitator Kecamatan
Paranggupito. Fasilitator Desa dan Tim Pengelola Kegiatan harus mengisi Formulir
tentang Laporan Masalah yang Dihadapi. Khusus untuk Tim Pengelola Kegiatan
harus mengisi formulir-formulir lainnya yaitu: Formulir tentang Laporan Kegiatan
dan Rencana Kegiatan TPK serta Formulir tentang Laporan Bulanan, Kemajuan fisik,
Biaya dan HOK. Fasilitator Desa dan Tim Pengelola Kegiatan juga harus
menyerahkan lampiran berupa foto, berbagai cerita dan dokumentasi lainnya jika
diperlukan dan diminta oleh Fasilitator Kecamatan Paranggupito. Menurut
wawancara dengan Fasilitator Kecamatan Paranggupito Bapak Satya Graha, S.T
tanggal 18 April 2011, beliau mengatakan bahwa:
“Dengan mengisikan data secara akurat dan menyampaikan semua formulir
laporan yang ada tersebut maka pelaporan selanjutnya sudah dapat
dilakukan/direview terlebih dahulu sebelum dilaporkan ke tingkat yang lebih
tinggi. Karena semua hal yang dibutuhkan untuk penyusunan laporan PNPM ke
tingkat Koordinator Manajemen Kabupaten Wonogiri sudah ada dalam laporan
kegiatan tersebut.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Pada tingkat Kecamatan, Fasilitator Kecamatan Paranggupito bertanggung
jawab membuat laporan kepada Koordinator Manajemen Kabupaten. Fasilitator
Kecamatan harus mereview laporan dari FD dan TPK kemudian meringkas informasi
tersebut untuk laporan bulanan Fasilitator Kecamatan kepada Koordinator
Manajemen Kabupaten. Laporan Fasilitator Kecamatan Paranggupito kepada
Koordinator Manajemen Kabupaten Wonogiri mencakup:
a. Kegiatan Fasilitator
Kecamatan bulan ini dan rencana kegiatan untuk bulan depan.
b. Penjelasan mengenai
kemajuan dan status dari siklus PNPM-PPK
c. Jumlah dana yang dicairkan
pada bulan lalu sampai hari saat pembuatan laporan.
d. Evaluasi terhadap
perkembangan penerapan Prinsip PNPM-PPK seperti partisipasi,
transparansi, dan kesinambungan.
e. Berbagai masalah yang
muncul dan saran penyelesaiannya.
f. Lampiran formulir yang
berasal dari Fasilitator Desa seperti : Laporan Kegiatan dan Rencana
kegiatan, Laporan kemajuan kegiatan Tingkat Kecamatan, Rekapitulasi
Permasalahan dan Lampiran, Partisipasi Masyarakat, serta Laporan
Kemajuan Fisik, Biaya, dan HOK.
g. Informasi-informasi tambahan
jika diperlukan yaitu: Formulir tentang survei keadaan sebelum kegiatan
dimulai, Formulir Laporan Pelatihan, Formulir Evaluasi Kemampuan
Fasilitator Desa, Formulir Laporan Akhir Kegiatan.
Dengan mengisi semua formulir-formulir yang telah ditentukan tersebut
Fasilitator Kecamatan sudah dapat dikatakan memenuhi Standar Pelaporan PNPM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
yang telah tercantum dalam Petunjuk Teknis Operasional. Jika masih ada hal-hal
yang sifatnya kurang jelas maka Fasilitator Kecamatan dapat menyertakan lampiran
berupa foto, berbagai cerita dan dokumentasi lainnya yang dibutuhkan oleh
Koordinator Manajemen Kabupaten.
Pada tingkat Kabupaten, Koordinator Manajemen Kabupaten bertanggung jawab
membuat laporan kepada Koordinator Wilayah di wilayah Provinsi. Koordinator
Manajemen Kabupaten harus mereview laporan FK kemudian meringkasnya untuk
laporan mereka kepada Korwil. Laporan KM Kabupaten harus singkat, jelas dan tidak
boleh lebih dari 10 halaman dalam bentuk penjelasan.
Pada tingkat Wilayah/Provinsi, Korwil bertanggung jawab membuat laporan
kepada Koordinator Manajemen Nasional. Korwil harus mereview laporan
Koordinator Manajemen Kabupaten kemudian meringkasnya untuk laporan mereka
kepada Koordinator Manajemen Nasional. Laporan Korwil harus singkat, jelas, dan
sesuai dengan database di kantor wilayah dan tidak boleh lebih dari 10 halaman
dalam bentuk penjelasan. Pada tingkat Nasional, Koordinator Manajemen Nasional
membuat laporan bulanan kepada Pimpinan Proyek sekretariat PNPM- PPK Pusat
pada tanggal 20 setiap bulan. Koordinator Manajemen Nasional meringkas laporan
yang berasal dari wilayah dengan menggunakan format yang hampir sama dengan
yang digunakan oleh Korwil.
Untuk pelaporan tingkat kabupaten, korwil, maupun nasional bukan lagi berupa
Laporan Kegiatan seperti di kecamatan tetapi sudah berupa hasil ringkasan dari
laporan kegiatan masing-masing daerah. Laporan dalam tingkat kabupaten, korwil,
dan nasional telah berupa penjelasan/narasi dari Koordinator Manajemen masing-
masing yang jelas dan tidak boleh lebih dari 10 halaman. Standar pelaporannya tidak
ditentukan oleh pusat hanya mengacu pada laporan dari tingkat kecamatan yang telah
diaudit. Laporan dari Koordinator Manajemen Kabupaten dianggap efektif jika telah
mencakup semua laporan Fasilitator dari Fasilitator Kecamatan di seluruh Kabupaten
Wonogiri dan telah sesuai dengan apa yang dimaksud oleh Koordinator Wilayah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Begitu pula dengan pelaporan dari Korwil ke tingkat Koordinator Manajemen
Nasional, harus mencakup seluruh laporan dari Koordinator Manajemen Kabupaten.
Dari analisa yang dilakukan peneliti terhadap pelaporan keuangan yang disusun
pengurus UPK Kecamatan Paranggupito yang mencakup laporan kegiatan serta
rencana kegiatan untuk bulan depan sudah cukup efektif karena telah sesuai dengan
kebutuhan pengguna laporan kegiatan tersebut. Selain itu laporan kegiatan juga telah
sesuai dengan format yang di tentukan oleh Pemerintah Provinsi dan kebijakan dari
Kabupaten. Sehingga format laporan kegiatan dari antara UPK kecamatan yang satu
akan sama dengan laporan kegiatan UPK Kecamatan yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang penulis kemukakan pada bab
sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:
Pelaporan keuangan yang disusun pengurus UPK Kecamatan Paranggupito yang
mencakup laporan kegiatan serta rencana kegiatan untuk bulan depan sudah cukup
efektif karena telah memenuhi kriteria efektivitas pelaporan keuangan yaitu sebagai
berikut:
1. Waktu dan jenjang
penyampaian laporan kegiatan
Waktu dan jenjang penyampaian laporan kegiatan telah sesuai dengan
aturan yang ditentukan oleh pemerintah pusat. Pelaporan dana PNPM dilakukan
secara berkala/periodik yaitu dilakukan tiap bulan. Sedangkan berjenjang
pelaporan dilakukan secara berjenjang yaitu melalui jalur struktural (perangkat
pemerintah) dan jalur fungsional (konsultan dan fasilitator) dengan tujuan
menjamin aliran informasi secara cepat, tepat dan akurat dari pembuat hingga
ke pengguna informasi. Pelaporan jalur struktural melibatkan beberapa pihak
seperti Ketua Tim Pengelola Kegiatan, PjOK, Camat, Tim Koordinator PNPM
Mandiri Kabupaten, Bupati, Tim Koordinator PNPM Mandiri Provinsi dan Tim
Pengendali PNPM Mandiri kemudian disampaikan kepada Satuan Kerja PNPM
Mandiri Perdesaan Pusat. Sedangkan Pelaporan jalur fungsional hanya
melibatkan beberapa pihak saja seperti fasilitator kecamatan, fasilitator
kabupaten, Koordinator Manajemen Provinsi, dan Ketua Tim Koordinator
Manajemen Nasional.
2. Bentuk laporan kegiatan
Bentuk laporan kegiatan juga telah sesuai dengan format yang di
tentukan oleh Pemerintah Provinsi dan kebijakan dari Kabupaten. Penyusunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
laporan oleh Tim Pengelola Kegiatan di dampingi oleh Fasilitator Kecamatan
Paranggupito dalam mengisi formulir Laporan Masalah yang Dihadapi (Tk.
Desa) dan Laporan Kegiatan dan Rencana KPMD/K. Pencatatan transaksi
keuangan sampai dengan penyusunan laporan keuangan dilakukan oleh Tim
Pengelola Kegiatan yang terdiri dari buku kas harian, buku bank, buku
inventaris, laporan arus dana, neraca, laporan operasional keuangan, laporan
perkembangan pinjaman, dan laporan kolektibilitas. Pengguna laporan kegiatan
tersebut meliputi seluruh pelaku PNPM di lingkup Kecamatan Paranggupito
yang selanjutnya akan diteruskan kepada pihak Kabupaten Wonogiri.
B. Implikasi
Dari analisis data beserta pembahasan dan simpulan yang dikemukakan tersebut
diatas maka implikasi dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Efektivitas dari pelaporan keuangan suatu lembaga dapat terlihat dari
penyusunan laporan, kesesuaian dengan standar laporan hingga ketepatan
penyampaian laporan keuangan. Unit Pengelola Kegiatan PNPM selaku pengelola
dana pembangunan harus menerapkan standar pelaporan yang telah ditentukan
pemeritah dalam melaporkan apa yang mereka kelola di lapangan dengan tepat waktu
kepada Fasilitator Kecamatan. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat menambah
wawasan tentang efektivitas pelaporan keuangan dari penggunaan dana PNPM,
sebagai salah satu sumber bagi peneliti-peneliti selanjutnya, serta diharapkan dapat
memberikan kemanfaatan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
2. Implikasi Praktis
Penelitian ini memberikan gambaran secara jelas bahwa efektivitas pelaporan
dana PNPM Mandiri Kecamatan Paranggupito dicapai dengan adanya alur pelaporan
yang sesuai standar pelaporan dari Pemerintah Pusat seperti yang tercantum dalam
Petunjuk Teknis Operasional PNPM Mandiri serta ketepatan waktu dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
penyampaian laporan tersebut. Sebagai pengelola dana PNPM di lapangan Unit
Pengelola Kegiatan harus konsisten dalam mengelola dan melaporkan apa yang
mereka temui di lapangan demi tercapainya tujuan PNPM Mandiri Perdesaan di
Kecamatan Paranggupito. Bagi pemerintah terutama pemerintah kabupaten penelitian
ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengetahui alokasi dana
PNPM dalam meningkatkan kinerja PNPM Mandiri Desa.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dalam penelitian ini dapat dikemukakan
saran sebagai berikut:
1. Bagi Fasilitator Desa
Bagi Fasilitator Desa dalam PNPM supaya lebih mampu mengolah apa
yang mereka peroleh dari lapangan serta lebih mampu menjelaskan bagian apa
yang seharusnya mendapatkan perhatian lebih.
2. Bagi Pengurus UPK
Bagi Pengurus UPK supaya lebih meningkatkan kemampuan dan
kedisiplinan mereka dalam pembuatan laporan kegiatan sehingga tidak akan
ada keterlambatan dalam pelaporan kegiatan ke jenjang yang lebih tinggi.
3. Bagi Fasilitator Kecamatan
Bagi Fasilitator Kecamatan seharusnya lebih mengetahui semua yang
dilaporkan dan tertulis dalam laporan dengan apa yang ada di lapangan
sehingga laporan ke jenjang Koordinator Manajemen Kabupaten lebih tepat.
4. Bagi perangkat pemerintah
Bagi perangkat pemerintah, baik Camat maupun Bupati seharusnya
lebih memperhatikan keadaan masyarakat pengguna dan perkembangan PNPM
Mandiri yang dilaksanakan di wilayahnya.