Download - Analisis Dan Pembahasan Asc
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Kerusakan lingkungan dan krisis sosial-lingkungan di Indonesia sudah
semakin ekstrim tiap tahunnya. Banyak pihak menuding bahwa krisis sosial dan
lingkungan yang terjadi di Indonesia disebabkan karena kebijakan dan strategi
pembangunan Indonesia yang tidak ramah lingkungan dan mendukung rakyat.
Strategi dan kebijakan yang berlaku di Indonesia lebih mengutamakan pertumbuhan
ekonomi daripada lingkungannya. Akibatnya, meskipun pertumbuhan ekonomi di
Indonesia terus meningkat, namun krisis sosial dan lingkungan juga ikut meningkat.
Untuk menanggulangi krisis sosial dan lingkungan yang semakin parah di Indonesia
ini, Indonesia perlu berbenah dalam hal strategi dan kebijakan yang pro-profit, pro-
lingkungan dan pro-sosial. Dalam hal ini, pemimpin Indonesia sebelumnya Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono melalui KTT Rio+20 di Rio De Janeiro tahun 2012 lalu,
sudah mengajak kolaborasi global korporasi – korporasi dunia untuk beralih dari
greed economy ke green economy.
Akuntansi sebagai salah satu ilmu ekonomi yang paling vital dalam
pengambilan keputusan ekonomi suatu negara dan entitas juga perlu diperbaiki.
Selama ini, sistem akuntansi di Indonesia masih mengacu pada akuntansi keuangan
yang konvensional. Akuntansi keuangan konvensional maksudnya adalah sistem
akuntansi yang berorientasi pada laba dan keuntungan dan mengabaikan informasi
sosial – lingkungan. Memang dalam sistem pelaporan akuntansi tidak terdapat akun –
akun yang memuat informasi sosial-lingkungan, akuntansi keuangan konvensional
lebih fokus pada pendapatan dan beban. Oleh sebab itu, dalam menghadapi krisis
lingkungan ini, akuntansi perlu “dihijaukan”.
(Lako:2015) Penghijauan akuntansi adalah suatu proses untuk mendorong dan
menjadikan proses akuntansi serta outputnya lebih ramah lingkungan atau lebih
ramah terhadap transaksi – transaksi atau peristiwa sosial dan lingkungan, di samping
transaksi atau peristiwa – peristiwa akuntansi. Akuntansi perlu dihijaukan karena
akuntansi merupakan elemen yang sangat mempengaruhi ekonomi dan berperan vital
bagi perusahaan, serta merupakan sarana penyedia informasi yang handal bagi para
stakeholder. Selain itu, banyak pihak yang menuding bahwa sistem akuntansi di
Indonesia yang menyebabkan banyaknya krisis sosial dan lingkungan di Indonesia.
Oleh sebab itu, sangat diperlukan penerapan konsep akuntansi hijau di Indonesia.
(Lako:2015) Akuntansi hijau adalah paaradigma baru dalam bidang akuntansi yang
menganjurkan bahwa fokus dari proses akuntansi tidak hanya tertuju pada transaksi –
transaksi untuk menghasilkan laporan keuangan agar bisa diketahui laba/rugi (profit)
entitas korporasi, tetapi juga pada transaksi – transaksi atau peristiwa sosial (people)
dan lingkungan (planet) sehingga diketahui juga informasi akuntansi sosial dan
lingkungan.
Akuntansi konvensional semula lebih berorientasi pada laba, dan menganggap
transaksi yang berhubungan dengan sosial lingkungan sebagai beban yang dapat
mengurangi laba. Contohnya saja, program CSR (Corporate Social Resposibility)
perusahaan. Program CSR perusahaan dalam akuntansi konvensional dimasukkan ke
dalam beban, karena dianggap sebagai transaksi yang dapat mengurangi laba.
Perusahaan tidak memperhitungkan manfaat tak langsung dalam program CSR.
Namun dalam akuntansi hijau, program CSR dalam perusahaan bukan sebagai beban
namun dianggap sebagai pengeluaran dalam bentuk investasi. Hal ini dikarenakan
program CSR dapat membawa manfaat ekonomi dalam perusahaan baik dalam
jangka pendek, panjang dan menengah. Manfaat ekonomi yang didapat perusahaan
memang tidak secara langsung dapat dirasakan perusahaan, namun itu dapat
membawa dampak baik bagi perusahaan di kemudian hari. Selain itu, dengan
memasukkan program CSR bukan lagi sebagai beban CSR melainkan Investasi CSR
dalam pelaporan keuangan, tidak mempengaruhi laporan laba rugi perusahaan.
Sehingga program CSR tidak dapat mengurangi laba perusahaan yang tercermin dari
laporan laba rugi, melainkan investasi CSR akan masuk dalam laporan posisi
keuangan perusahaan sebagai aset.
Indonesia perlu segera menerapkan prinsip akuntansi hijau karena banyaknya
isu – isu lingkungan di Indonesia. Banyaknya perusahaan yang membuka lahan
dengan menggunduli hutan dalm memperluas bisnisnya, proses operasional bisnis
yang menyebabkan polusi dan merusak ekosistem, agaknya harus menjadi perhatian
serius pemerintah Indonesia. Hal inilah yang menjadi salah satu desakan dimana
Indonesia harus segera menerpakan prinsip Akuntansi Hijau bagi semua perusahaan.
Selain itu, desakan global yang mengharuskan informasi sosial dan lingkungan dalam
pelaporan perusahaan membuat standar akuntansi di Indonesia perlu dibenahi menuju
Akuntansi Hijau dengan memunculkan model Sustainability Reporting atau
Pelaporan Berkelanjutan.
Selain dapat mengurangi krisis – krisis lingkungan, Akuntansi Hijau
membawa banyak manfaat bagi perusahaan yang menerapkannya. Manfaat dari
penerapan Akuntansi Hijau bagi perusahaan sangat banyak (lihat diagram 1). Di
antaranya manfaat yang dapat dirasakan oleh perusahaan adalah dengan menerapakan
prinsip akuntansi hijau, Pertama, perusahaan dapat menarik perhatian stakeholder
pada perusahaan. Perusahaan yang menerapkan prinsip Akuntansi Hijau banyak
menarik perhatian stakeholder dengan membangun image perusahaan yang lebih
peduli dengan lingkungan . Selain itu, perusahaan yang menerapkan akuntansi hijau
dinilai mempunyai umur perusahaan yang pasti sebagai bisnis yang berkelanjutan.
Kedua, pangsa pasar dan laba perusahaan meningkat. Hal ini disebabkan karena
dengan menerapkan prinsip Akuntansi Hijau, perusahaan dapat menarik perhatian
stakeholder dan konsumen lewat program – program perusahaan yang berbasis
lingkungan, serta biaya – biaya operasional perusahaan dapat ditekan dengan
menggunakan produk – produk ramah lingkungan. Ketiga, perusahaan yang
menerapkan prinsip Akuntansi Hijau memberikan reputasi yang baik bagi
brandnya kepada masyarakat luas. Sehingga penerapan sistem Akuntansi Hijau
dinilai dapat menjadi ajang promosi perusahaan secara tidak langsung. Keempat,
dengan penerapan prinsip Akuntansi Hijau, perusahaan menjadi trendleader di
kalangan industry yang sama, dan menjadi nilai lebih perusahaan di pasarnya.
Kelima, pperusahaan yang menerapkan prinsip Akuntansi Hijau dapat
meningkatkan inovasi dalam penerapan program ramah lingkungan, misalnya
dengan membuat produk yang inovatif dan bersifat ramah lingkungan. Keenam,
perusahaan dapat menurunkan resiko bisnis, keuangan dan pasar. Ketujuh,
meyakinkan stakeholder akan kepastian keberlanjutan bisnis perusahaan.
KESIMPULAN
Banyaknya isu – isu lingkungan yang terjadi di Indonesia, dituding berbagai
pihak adalah akibat kebijakan dan strategi ekonomi pemerintah yang berorientasi
pada laba dan mengabaikan isu – isu lingkungan. Akuntansi sebagai elemen vital
dalam ekonomi perlu berbenah ke arah yang lebih ramah lingkungan. Untuk itu di
Indonesia perlu diterapkan prinsip Akuntansi Hijau yang dapat membantu
penyelesaian isu – isu lingkungan.
Akuntansi Hijau yang diterapkan bagi perusahaan, dapat banyak membantu
perusahaan dalam berbagai hal. Transaksi dan peristiwa perusahaan yang berkaitan
dengan lingkungan tidak lagi dianggap sebagai beban, namun menjadi suatu aset
investasi perusahaan yang manfaatnya dapat dinikmati perusahaan dalam jangka
waktu tertentu. Dalam akuntansi hijau, transaksi bersifat ramah lingkungan dapat
membawa berkah dan keuntungan tersendiri bagi perusahaan dalam menarik
perhatian stakeholder. Manfaat – manfaat yang dapat dinikmati perusahaan dalam
menerapkan Akuntansi Hijau, meliputi penurunan resiko perusahaan, meningkatkan
reputasi perusahaan di mata stakeholder, meningkatkan laba perusahaan, dan lain –
lain.
Jadi, perusahaan yang menerapkan prinsip Akuntansi Hijau tidak hanya
membantu penyelesaian isu – isu lingkungan di Indonesia, namun juga dapat
mendapat manfaat lainnya seperti peningkatan laba. Perusahaan di Indonesia sangat
dianjurkan untuk segera beralih ke Akuntansi Hijau. Karena, dalam penerapan
Akuntansi Hijau, perusahaan dapat mengembangkan laba tanpa mengorbankan
lingkungan dalam kegiatan bisnisnya.