ANALISA APLIKASI PRODUK JASA BANK GARANSI DALAM SUATU
PERBANDINGAN (STUDI KASUS PADA PT. BANK MUAMALAT Tbk. DAN
BANK SYARIAH MEGA INDONESIA)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh :
Latifa Hanum
NIM : 204046102933
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
JAKARTA
1429 / 2008
ANALISA APLIKASI PRODUK JASA BANK GARANSI DALAM SUATU
PERBANDINGAN (STUDI KASUS PADA PT. BANK MUAMALAT Tbk. DAN
BANK SYARIAH MEGA INDONESIA)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam ( SEI )
Oleh:
LATIFA HANUM NIM : 204046102933
Di Bawah Bimbingan :
Pembimbing 1 Pembimbing II
Drs. Djawahir Hejazziey, SH., MA Sri Hidayati, M. Ag. NIP 130 789 745 NIP. 150 282 403
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
JAKARTA
1429 / 2008
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul ANALISA PRODUK JASA PRODUK JASA BANK GARANSI
DALAM SUATU PERBANDINGAN (STUDI KASUS PADA PT. BANK
MUAMALAT TBK. DAN BANK SYARIAH MEGA INDONESIA) telah diujikan
dalam sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 26 September 2008 Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) pada
Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 26 September 2008 Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof.DR.H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 PANITIA UJIAN
1. Ketua :Drs. Djawahir Hejazziey, SH., MA (…………………….) NIP 130 789 745
2. Sekretaris :Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag (…………………….) NIP. 150 269 678
3. Pembimbing I :Drs. Djawahir Hejazziey, SH., MA (…………………….) NIP. 130 789 745
4. Pembimbing II :Sri Hidayati, M. Ag (…………………….) NIP. 150 282 403
5. Penguji I :Dr. HM. Nurul Irfan, M.Ag (…………………….) NIP. 150 326 893
6. Penguji II :Dra. Nuriyah Tahier, MM (…………………….)
NIP. 150 321 873
MOTTO
Hal-hal kecil akan tampak besar di mata orang-orang kecil Dan hal-hal yang besar akan Akan nampak kecil di mata orang-orang besar Hasrat dan keinginanku telah memperbudakku Sejak aku turuti keinginan mereka Kalau sekiranya aku berpuas diri dengan yang ada Tentu akan menjadi manusia yang merdeka Jiwaku yang memiliki banyak hal pun akan dengan sendirinya pergi Maka mengapa aku harus menangis ketika sesuatu meninggalkanku
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan kepada papaku yang mendahuluiku,
segenap sayang yang tercurah, segala jerih payah yang tak mungkin terbalaskan
dan mama ku yang selalu jadi motivasi aku untuk selalu berubah
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Puji syukur kehadirat Allah Swt. Penulis panjatkan atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang telah melimpahkan pada kita semua.
Sepenuhnya penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini bukan
semata-mata atas usaha penulis sendiri namun juga karena bantuan dan motivasi dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr.H.Muhammad Amin Suma,SH, MA, MM selaku Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum
2. Euis Amalia, M.Ag selaku Ketua Jurusan Program Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ah Azharudin Latief, Selaku Sekretaris Program Studi Muamalah
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. Djawahier Hejazziey, SH., MA. Selaku Ketua Program Teknis Non
Reguler dan Selaku Pembimbing I yang senantiasa memberikan waktunya
untuk membimbing dan mengarahkan selama penulisan skripsi ini. dan
juga Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag. Selaku Sekretaris Program Teknis Non
Reguler Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Sri Hidayati, M.Ag. selaku Pembimbing II yang selalu memberikan
pengarahan dan saran-saran kepada penulis.
vi
6. Bapak Andriansyah, Selaku Operation Service and Officer Bank
Muamalat Tbk. yang telah bersedia membantu penulis memberikan
informasi mengenai pembahasan skripsi ini.
7. Ibu Ratna Sahara, selaku Staff Accounting Bank Syariah Mega Indonesia
yang telah bersedia membantu penulis memberikan informasi mengenai
pembahasan skripsi ini.
8. Ibu Narti dan Bpk Rohim dari Muamalat Institute yang tak lelahnya
membantu penulis.
9. Bpk. Akif, teller Bank Muamalat Cabang Ciputat.
10. Bapak Sigit, Account Officer Bank Mega Syariah Cabang Panglima Polim
11. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
yang memberikan ilmu-ilmunya, dan motivasi untuk lebih berkembang.
12. Bagian Tata Usaha yang selalu membantu penulis membuat surat-surat
pengantar, khususnya untuk Bapak Edi yang selalu bersedia membantu
penulis.
13. Kepada pimpinan perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum khususnya
Ibu Lilik Istiqadriyah, Bapak Ramdani, Bapak Zuhri, Farhan Mustofa.
14. Papa dan Mama tercinta yang selalu memberikan motivasi dan senantiasa
memberikan kasih sayang disertai doa penuh rasa tulus dan ikhlas
15. Kakak – kakak dan adik ( Mas Boy, Mas Mawin, Mbak Santi, dan Dede
aip) yang telah mendukung penulis.
vii
16. My hunz, Abdul Halim Mahmudi, terima kasih atas segala kerelaan dan
keikhlasannya dalam mendukung dan mencoba memahami.
17. Seluruh Teman-teman Angkatan 2004, kelas PS C (yang selalu menaungi
dan memberikan kecerian di saat otak mengeluarkan virus jenuh belajar),
PS A, PS B, PS D, PA A, khususnya; Naras Oneng, Indah Kiyen, Bunda
Devy, Henry (Kipli), Daris Purba, Rahmad Roziki, Sadly, Irvan Hilmy
(Alumni PS C), Arpani, Yana.
18. Dan orang-orang yang memberikan pengaruh dalam membentuk pola
pikir dan pandangan baru, semua itu tidak berlalu begitu saja semua akan
berkembang dan berkelanjutan, tamparan dan caci maki tidak penulis
anggap sebagai kebencian, melainkan sebuah pengungkapan cinta demi
kebaikan yang hakiki.
19. Semua pihak yang telah membantu peulis, sehingga dapat
terselesaikannya skripsi ini.
Untuk mereka semua, penulis pribadi tidak dapat membalas kecuali dengan
ucapan Terima Kasih, semoga Allah Swt. Yang membalasnya.
Penulis menyadari akan banyak kekurangan dalam penulisan ini, semoga
karya tulis ini bermanfaat.
Jakarta, Agustus 2008 M
Sya'ban 1429 H
Penulis
viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... vi
DAFTAR SKEMA ............................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
ABSTRAKSI...................................................................................................... xi
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ............................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 6
D. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 8
E. Metode Penelitian .......................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan .................................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Bank Garansi dan Jenis-Jenis Bank Garansi................ 14
B. Dasar Hukum Bank Garansi ......................................................... 17
C. Syarat dan Rukun Bank Garansi .................................................... 21
D. Proses Aplikasi Produk Jasa Bank Garansi.................................... 22
BAB III PROFIL PT. BANK MUAMALAT Tbk. DAN BANK
SYARIAH MEGA INDONESIA
ix
A. Profil PT. Bank Muamalat Tbk...................................................... 27
1. Sejarah, Visi dan Misi .............................................................. 27
2. Logo dan Motto........................................................................ 28
3. Produk – Produk....................................................................... 29
4. Struktur Organisasi .................................................................. 35
B. Profil Bank Syariah Mega Indonesia ............................................. 36
1. Sejarah, Visi dan Misi .............................................................. 37
2. Logo dan Motto........................................................................ 37
3. Produk-produk ......................................................................... 38
4. Struktur Organisasi .................................................................. 42
BAB IV ANALISA APLIKASI PRODUK JASA BANK GARANSI
DALAM SUATU PERBANDINGAN (STUDI KASUS PT.
BANK MUAMALAT Tbk. DAN BANK SYARIAH MEGA
INDONESIA
A. Aplikasi Produk Jasa Bank Garansi Pada PT. Bank Muamalat
Tbk ................................................................................................. 44
B. Aplikasi Produk Jasa Bank Garansi Pada Bank Syariah Mega
Indonesia ........................................................................................ 51
C. Kelebihan dan Kekurangan dalam pengaplikasian produk jasa
Bank Garansi pada PT. Bank Muamalat Tbk. Dan Bank
Syariah Mega Indonesia dari sudut pandang Bank........................ 60
x
1. Kelebihan dalam pengaplikasian produk jasa Bank Garansi
Pada PT. Bank Muamalat Tbk. Dan Bank Syariah Mega
Indonesia .................................................................................. 61
2. Kekurangan dalam pengaplikasian produk jasa Bank
Garansi Pada PT. Bank Muamalat Tbk. Dan Bank Syariah
Mega Indonesia ........................................................................ 61
D. Analisa aplikasi produk jasa bank garansi pada PT. Bank
Muamalat Tbk. Dan Bank Syariah Mega Indonesia ...................... 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 68
B. Saran............................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 71
LAMPIRAN
xi
DAFTAR SKEMA
Skema 1.1............................................................................................................... 33
Skema 1.2............................................................................................................... 40
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1................................................................................................................. 64
xiii
ABSTRAKSI
Dalam mengimplementasikan rencana bisnis kita atau siapa pun mungkin
memiliki banyak proyek yang pelaksanaannya akan diserahkan kepada pihak lain.
Kita akan membutuhkan keyakinan bahwa pihak lain tersebut akan memenuhi
komitmennya sesuai dengan kontrak. Namun tetap ada kemungkinan bahwa proyek
tidak dilaksanakan sesuai rencana sehingga kita akan mengalami kerugian.
Dalam hal ini bank dapat memberikan jasa bank garansi untuk meningkatkan
keyakinan pihak terjamin sekaligus meminimalkan risiko kerugian.
Bank Indonesia telah menetapkan peraturan dalam perbankan, khususnya
dalam hal ini penjaminan. Selaku Bank Central milik pemerintah BI membuat
kebijakan dalam hal ini.
Bank Indonesia, menetapkan kebijakan, dan bank-bank umum mengikuti
kebijakan tersebut. Tentu dalam praktiknya ada kendala-kendala yang dihadapi dalam
mengaplikasikan produk jasa bank garansi.
Perbandingan yang ada dalam skripsi dimaksudkan untuk menganalisa apa
saja kelebihan dan kelemahan yang terjadi dalam pengaplikasian produk jasa bank
garansi pada masing-masing Bank.
xiiii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya yang diajukan untuk memperoleh gelar
strata I di Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini hasil jiplakan dari karya orang
lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, Agustus 2008
Latifa Hanum
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam suatu aktivitas bisnis, masalah pembiayaan menempati posisi yang
signifikan. Tanpa kelancaran transaksi financial, kinerja pelaku usaha akan
mengalami hambatan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, para pihak yang terlibat
dalam satu transaksi bisnis kerap kali mengikutsertakan pihak ketiga untuk
menjamin likuiditas dana. Guna mengakomodasi kepentingan itulah, pelaku
bisnis memanfaatkan jasa lembaga keuangan seperti perbankan.
Salah satu jasa lembaga perbankan dalam menunjang aktivitas bisnis tersebut
adalah bank garansi. Penerbitan bank garansi merupakan salah satu jasa layanan
yang ditawarkan perbankan untuk membantu kelancaran dunia usaha. Jasa
layanan perbankan tersebut selaras dengan amanat pasal 1 butir 2 Undang-
Undang Perbankan, yang menyebutkan bahwa :”Bank umum adalah bank yang
dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”. 1
Pasal 1 butir 1 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia ( SKBI ) No. 11 / 110
/ Kep / Dir / UPPB tanggal 28 maret 1979 tentang pemberian Jaminan oleh Bank
1 Toto Haryanto, “ Tinjauan Kebijaksanaan Pemasaran Jasa Perbankan Bank ‘B’ “ (Tugas
Akhir LPPI Jakarta, 1988) h. 5
dan Pemberian jaminan oleh lembaga keuangan bukan Bank, menyebutkan:
”Jaminan adalah warkat yang diterbitkan oleh bank atau lembaga keuangan
bukan bank yang mengakibatkan kewajiban membayar terhadap pihak yang
menerima jaminan apabila jaminan pihak yang dijamin cidera janji
(wanprestasi)”.2
Garansi bank merupakan suatu perjanjian tertulis yang isinya bank menyetujui
untuk mengikatkan diri kepada penerima jaminan guna memenuhi kewajiban
terjamin dalam suatu jangka waktu tertentu dan dengan syarat–syarat tertentu
berupa pembayaran sejumlah uang tertentu apabila terjamin di kemudian hari
ternyata tidak memenuhi kewajibannya kepada penerima jaminan.
Atas pemberian garansi bank tersebut, maka bank akan menerima fee dari
terjamin berupa sejumlah uang tertentu yang disebut provisi. Jumlah provisi ini
dihitung atas dasar prosentase tertentu dari jumlah garansi bank untuk jangka
waktu tertentu pula3.
Perjanjian garansi bank adalah kesepakatan pemberian garansi bank oleh
perbankan kepada terjamin dituangkan dalam suatu perjanjian yang disebut
perjanjian bank garansi pasal 1824 KUH Perdata, pasal tersebut menentukan
bahwa penanggungan (jaminan) harus ditentukan secara tegas meski tidak harus
2 Ibid., h.5
3 Ahmad Anwari, “ Garansi Bank Menjamin Usaha Anda,” artikel diakses pada 31 Maret 2008 dari http://www.solusihukum.com/artikel/artikel34.phpSumber
secara tertulis. Namun sebagaimana lazimnya, suatu perjanjian perbankan selalu
dituangkan dalam bentuk akta tertulis untuk menjamin kepentingan hukum para
pihak. Berdasarkan surat perjanjian garansi bank tersebut bank akan memberikan
surat garansi bank kepada terjamin untuk diserahkan kepada penerima jaminan. 4
Berbagai kemajuan dan perkembangan seperti yang telah terjadi dewasa ini
mendorong timbulnya rising demand pada para nasabah bank. Di samping
permintaan yang semakin bertambah jumlahnya, mereka juga menuntut perbaikan
kualitas jasa perbankan yang akan dikonsumsinya. Bahkan nasabah bank
sekarang tidak hanya memerlukan keamanan, ketepatan, dan ketelitian dari
pelayanan yang di berikan oleh bank, tetapi juga menuntut kecepatan pelayanan,
serta kebesaran nama suatu bank. Kebesaran nama suatu bank ini dibutuhkan oleh
sekelompok nasabah yang beranggapan bahwa bank bukan hanya sebagai
lembaga penghimpun dana.5
Dunia perbankan dihadapkan dengan kenyataan bahwa persaingan-persaingan
semakin tajam. Dimana-mana kita dapat melihat persaingan yang menyolok6.
Untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, maka perbankan sebagai salah
satu lembaga keuangan selalu berusaha untuk lebih meningkatkan aktivitasnya,
yang antara lain di tunjukkan dengan :
4 Ibid.,h.24
5 Tim IBI (Institute Bankir Indonesia), “Konsep dan Implementasi Operasional Bank Syariah”, (Jakarta: Djambatan,2001),h. 28.
6 Ibid.,h.28
1. Peningkatkan pelayanan kepada nasabah
2. Memberikan jasa kepada para nasabah di dalam memberi penjaminan.7
Dengan demikian banyak orang yang melakukan transaksi lewat bank tersebut
salah satu kunci utama dalam pelayanan kepada para nasabah dengan cara bank
memberikan kebijaksanaan dalam upaya pemberian penjaminan kepada nasabah.
Bank garansi merupakan salah satu jasa yang diberikan kepada pemborong
dalam meningkatkan usahanya atau proyek yang dijalankan. Dalam pembuatan
suatu perjanjian garansi bank melibatkan beberapa pihak yaitu bank, penerima
pekerjaan (pemborong) dan pemberi pekerjaan (pemilik proyek). Dan untuk
memperoleh garansi bank, pemborong harus mengajukan permohonan tertulis
kepada bank yang di kehendaki. Akan tetapi sebelum bank menyetujui
permohonan tersebut, pihak bank harus terlebih dahulu menganalisa calon
pemborong tersebut yang dijelaskan dalam pasal 8 Undang-Undang Perbankan
dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 23/5/UKU/1991 tertanggaI 28 Februari
1991.8
Maka itu kesalahan-kesalahan yang ada dalam produk jasa bank garansi, harus
diminimalisir, agar produk bank garansi yang tidak diunggulkan ini dapat
memberikan kontribusi keuntungan bagi bank dan pihak yang terkait. Dan yang
pada akhirnya akan memberikan kontribusi dalam pembangunan untuk mencapai
7 Afif, dkk, Strategi dan Operasional Bank (Bandung : PT.ERESCO,1996),h.74.
8 Ibid.,h.28
sasaran pembangunan. Peningkatan pembangunan ekonomi ataupun pertumbuhan
ekonomi perlu di tunjang dengan peningkatan dana pembangunan.
Dalam suatu aktivitas bisnis, masalah pembiayaan menempati posisi yang
signifikan. Tanpa kelancaran transaksi financial, kinerja pelaku usaha akan
mengalami hambatan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, para pihak yang terlibat
dalam satu transaksi bisnis kerap kali mengikutsertakan pihak ketiga untuk
menjamin likuiditas dana. Guna mengakomodasi kepentingan itulah, pelaku
bisnis memanfaatkan jasa lembaga keuangan seperti perbankan. 9
Dalam kemajuan dunia perdagangan, tentu setiap pengusaha memerlukan
penjaminan dalam setiap transaksinya, di sinilah bank garansi berperan dalam
menambah kepercayaan di kalangan pengusaha.10 Jasa garansi bank walaupun
hanya sebagai akad pelengkap namun keberadaannya sangat penting bagi lalu
lintas perdagangan. Maka itu produk bank garansi harus selalu di perbaiki dari
masa ke masa, maka itu di dalam skripsi ini kita akan membahas bagaimana
aplikasi produk jasa bank garansi PT. Bank Muamalat dan Bank Syariah Mega
Indonesia untuk melihat kesalahan apa yang biasa terjadi dalam pengaplikasian
produk jasa bank garansi, untuk kemudian dapat dijadikan motivasi untuk
perbaikan di masa yang akan datang.
9 Ibid. ,h.31
10 Ibid. ,h.31
Untuk itu penulis mengkhususkan lingkup permasalahan yang ada dengan
memilih judul “Analisa Aplikasi Produk Jasa Bank Garansi Dalam Suatu
Perbandingan (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Tbk. Dan Bank Syariah
Mega Indonesia).
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
Pembatasan masalah mengenai Analisa Aplikasi Produk Jasa Bank Garansi di
bahas dalam skripsi hanya terbatas pada PT. Bank Muamalat Tbk. Dan Bank Syariah
Mega Indonesia. Sesuai dengan pembatasan di atas maka dapat dirumuskan sebagai
berikut, menurut Peraturan Perbankan Indonesia, Bank syariah hanya boleh mengutip
biaya maksimal 1 %, namun pada aplikasinya tidak semua bank syariah menerapkan
biaya administrasi maksimal 1 %, ada bank yang menerapkan lebih dari 1 %, dan
tentunya tidak hanya fee yang akan dibahas di sini tetapi juga untuk membandingkan
aplikasi produk jasa bank garansi yang ada pada PT. Bank Muamalat Tbk. Dan Bank
Syariah Mega Indonesia Untuk menjawab perumusan masalah tersebut penulis
mengajukan pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah aplikasi produk jasa bank garansi pada PT. Bank Muamalat
Tbk?
2. Bagaimanakah aplikasi produk jasa bank garansi pada Bank Syariah Mega
Indonesia?
3. Apa kelebihan dan kelemahan aplikasi produk jasa bank garansi pada PT.
Bank Muamalat Tbk. dan Bank Syariah Mega Indonesia dari sudut pandang
Bank ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui aplikasi produk jasa bank garansi pada PT. Bank Muamalat
Tbk.
2. Untuk mengetahui aplikasi produk jasa bank garansi pada Bank Mega Syariah
3. Untuk menganalisa kelemahan dan kelebihan produk jasa bank garansi pada
PT. Bank Muamalat Tbk. dan Bank Syariah Mega Indonesia.
Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, sebagai menambah cakrawala keilmuan dalam perbankan
khususnya dalam produk jasa bank garansi.
2. Bagi PT. Bank Muamalat Tbk. dan Bank Syariah Mega Indonesia, sebagai
masukan yang berguna dalam upaya meningkatkan kinerja di masa yang akan
datang.
3. Bagi pihak lain dapat menambah ilmu dan wawasan bagi pihak yang
membacanya.
D. Tinjauan Pustaka
Aplikasi Kafalah Praktek Garansi Bank Di Bank BNI Syariah, oleh Rossi
Winiati Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah jakarta
tahun skripsi 2004.
Menurut penulis didalam skripsinya menyebutkan bahwa secara umum
aplikasi kafalah pada praktek garansi bank pada di Bank BNI Syariah tidak
bertentangan dengan prinsip syariah Islam
Menurut sistem perbankan syariah prinsip kafalah dapat diaplikasikan dalam
bentuk pemberian jaminan, salah satunya adalah dengan produk jasa bank
garansi.
Di dalam pembahasan yang ada pada skripsi tersebut adalah :
1. Bagaimana aplikasi kafalah praktek garansi bank di Bank BNI Syariah
2. Bagaimana tinjauan hukum Islam tentang konsep dan operasional kafalah
praktek Garansi Bank di Bank BNI Syariah
Tinjauan umum pelaksanaan penerbitan Bank Garansi Pada PT. Bank
Muamalat oleh Enggar Aries Setyowati Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional ”VETERAN” Jakarta tahun 2004.
Menurut penulis di dalam pelaksanaan penerbitan Bank Garansi harus
menilai dengan 5 C ( character, capacity, capital, collateral, condition of
economic), pemberian bank garansi pada nasabah mengandung suatu tingkat
resiko tertentu. Di dalam pemberian Bank Garansi kepada terjamin dituntut untuk
menyediakan kontra jaminan sebagai tindakan dalam rangka memperkecil resiko
yng dihadapi.
E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan
1. Pendekatan kualitatif
Ciri-ciri penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif diantaranya : (1)
sumber data bersifat ilmiah, artinya sehari-hari masyarakat ; (2) peneliti sendiri
merupakan instrument penelitian yang paling penting di dalam pengumpulan data
dan penginterpretasikan data ; (3) penelitian bersifat kualitatif bersifat pemerian
(deskriptif), artinya mencatat secara teliti segala gejala (fenomena) yang dilihat
dan di dengar serta di bacanya (via wawancara) atau bukan, catatan lapangan,
foto, video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dokumen resmi atau bukan
dan lain-lain) ; dan peneliti harus membanding-bandingkan, mengkombinasikan,
mengabstrakkan, dan menarik kesimpulan ; (4) penelitian harus di gunakan untuk
memahami bentuk-bentuk tertentu (shaping) ; atau kasus (studi kasus).11
Langkah menggunakan pendekatan kualitatif adalah mencari makna, berawal
dari fakta, melakukan observasi 12; mencatat semua fakta secara holistik dan
bersifat alamiah (naturalistik), memahami / interpretasi fakta : membuat deskripsi
fenomena yang diamati, perumusan generalisasi bersifat teoritis.
11 Burhan Bungin (Ed), Metodologi Penelitian Kualitatif. ( Jakarta : PT. Raja Grafindo,
2004) , h.56.
12 Ibid., h. 167
Skripsi ini mendeskripsikan kesesuaian antara teori yang ada dengan kondisi
riil di lapangan. Dengan demikian, pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini
mengarah pada pendekatan empiris dengan kajian politik ekonomi.
2. Jenis Penelitian.
Corak penelitian menggunakan penelitian-lapangan, dan kepustakaan.
Penelitian ini memakai metode penelitian deskriptif analisis yaitu ”penelitian
yang berusaha menerangkan atau menggambarkan peristiwa yang terjadi pada
subyek penelitian pada masa sekarang kemudian dijelaskan, dianalisa dan
disajikan sedemikian rupa sehingga menjadi gambaran yang sistematis”13. Dalam
hal ini penulis menggambarkan langsung tentang Aplikasi Produk Jasa Produk
Bank Garansi pada PT. Bank Muamalat Tbk. Dan Bank Syariah Mega Indonesia
sebagaimana adanya, dengan mengumpulkan data-data yang akurat kemudian
dianalisis.
3. Data Penelitian
a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden berupa
catatan tertulis atau wawancara, dalam hal ini penulis melakukan
wawancara kepada Service Operating & Officer PT. Bank Muamalat Tbk.
dan Staff Financing Bank Syariah Mega Indonesia.
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang
terdapat dalam buku dan dokumen. Dalam hal ini penulis mengumpulkan
13 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004) cet ke-6, h.35
informasi berupa buku-buku contoh : buku-buku tentang bank syariah
dalam rangka mengukur komitmen perbankan syariah sejauh ini.
4. Teknik Pengumpulan Data.
a. Library research, yaitu suatu metode dengan mengkaji data-data yang
diperoleh dari buku-buku, bahan-bahan presentasi, artikel, brosur dan
bahan bacaan lainnya yang berkaitan dengan pembahasan skripsi ini.
b. Field research (lapangan) dengan wawancara, yaitu teknis dalam upaya
menghimpun data yang akurat untuk keperluan melaksanakan proses
pemecahan masalah tertentu yang sesuai dengan data. Teknik yang
digunakan adalah berupa interview bebas terpimpin yaitu penulis
mengajukan beberapa pertanyaan yang telah dipersiapkan, kemudian
langsung dijawab oleh informan dengan bebas terbuka14. Dalam hal ini
penulis memberikan pertanyaan kepada narasumber dari masing-masing
bank.
c. Studi Dokumentasi, yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan data
berdasarkan pada laporan keterangan PT. Bank Muamalat Tbk. dan Bank
Mega Syariah Dan laporan-laporan yang terkait dengan masalah
penelitian.
5. Subjek- objek Penelitian
14 Ibid., h. 72
Subjeknya adalah PT. Bank Muamalat Tbk. Dan Bank Syariah Mega
Indonesia. Objek penelitiannya adalah Aplikasi produk Bank Garansi pada
masing-masing Bank tersebut.
6. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke
dalam kelompok, kategori dan kesatuan. Pengolahan data ini dilakukan terus
menerus selama pengumpulan data berlangsung maupun setelah data terkumpul15.
Adapun teknik pengolahan data adalah deskriptif kualitatif.
Adapun teknik penulisannya menggunakan “Pedoman Penulisan Skripsi
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007 ”.
E. Sistematika Penulisan
Skripsi ini dibagi ke dalam lima bab, setiap bab mencakup beberapa sub bab
sistematika penyusunannya adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, Pada bab ini penulis akan menguraikan secara singkat
latar belakang adanya produk bank garansi,dan definisi bank garansi,
persyaratan bank garansi, selain itu penulis juga menguraikan mengenai
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian dalam
menganalisa aplikasi produk jasa bank garansi, metode pengumpulan
dan analisis data & diakhiri sistematika penulisan.
15 Ibid., h.71
Bab II Landasan Teoritis, yang berisi pengertian bank garansi, beserta jenis-
jenis bank garansi dan Dasar hukum dari aspek syariah dan aspek
hukum perbankan bank garansi, syarat dan rukun bank garansi, serta
aplikasi produk bank garansi pada Bank.
Bab III Profil Bank Muamalat Tbk dan Bank Syariah Mega Indonesia,
seperti sejarah PT. Bank Muamalat Tbk dan Bank Syariah Mega
Indonesia, Tujuan pendirian, visi dan misi, nilai-nilai dasar, produk-
produk, dan struktur organisasi kedua bank tersebut.
Bab IV Analisa terhadap aplikasi produk jasa bank garansi pada PT. Bank
Muamalat tbk. Dan Bank Syariah Mega Indonesia, berisi mengenai
Aplikasi produk bank garansi pada PT. Bank Muamalat Tbk. dan Bank
Syariah Mega Indonesia, kelebihan dan kekurangan produk jasa bank
garansi dari sudut kedua bank, dan analisa aplikasi produk jasa bank
garansi pada PT. Bank Muamalat Tbk. dan Bank Syariah Mega
Indonesia.
Bab V Penutup, berisi kesimpulan dan Saran
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Bank Garansi
Bank garansi merupakan perjanjian penanggungan yang diatur dalam pasal
1820 KUH Perdata. Istilah garansi sendiri berasal dari bahasa Inggris guarantee
atau guaranty yang berarti menjamin atau jaminan. Dalam bahasa Belanda
disebut dengan borgtog. Dan istilah inilah yang paling sering kita dengar selain
bank garansi sendiri.16
Menjamin atau jaminan dalam perjanjian garansi dimaksudkan sebagai
tindakan dari pihak garantor untuk menjamin bahwa jika seseorang tidak
menunaikan kewajibannya, misalnya tidak membayar hutang-hutangnya, si
garantor tersebut lah yang akan melaksanakan / mengambil alih kewajiban
tersebut.17
Jika bank yang menjadi garantornya, banklah yang akan melaksanakan atau
mengambil alih kewajiban tersebut, yang biasanya berupa pembayaran ganti
rugi.18
16 H.R.Daeng Naja, Hukum Kredit dan Bank Garansi (Bandung : PT.Citra Aditya Bakti,
2005), h. 157.
17 Munir Fuady, Arbitrase Nasional : Alternatif Penyelesaian Sengketa Bisnis (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2000),h.13
18 Ibid.,h. 157.
Di dalam kegiatan pemberian jasa-jasa perbankan kepada nasabah, bank dapat
memberikan jasa-jasa pemberian bank garansi, sepanjang tidak bertentangan atau
melanggar dari peraturan perundang-undangan termasuk peraturan Bank
Indonesia. Bahkan, oleh bank pemberian bank garansi ini sudah merupakan
produk / jasa yang ditawarkan dalam rangka mendapatkan pendapatan (fee).19
Untuk jenis bank garansi yang diterbitkan dalam bentuk warkat, maka
setidaknya ada 5 (lima) jenis bank garansi yang dapat atau sering diberikan bank
kepada nasabahnya, yaitu :20
1. Garansi Penawaran / Tender Guarantee (Bid Bond)
Bid bond, yaitu bank garansi yang diterbitkan oleh bank bagi nasabahnya agar
dapat mengikuti tender / penawaran atas suatu proyek.
Bank garansi jenis ini diberikan kepada nasabah bank yang akan mengikuti
penawaran atau tender untuk mengerjakan suatu proyek yang disyaratkan adanya
suatu jaminan penawaran yang dikeluarkan oleh pihak bank.
Terjadi cidera janji (wanprestasi) apabila pihak dijamin (nasabah bank) tidak
menerima penunjukan untuk melaksanakan proyek, padahal ia sudah dinyatakan
sebagai pemenangnya oleh bouwheer atau pihak yang dijamin atau pemberi
proyek.
2. Garansi Pelaksanaan / Performance Guarantee
19 Ibid., h. 157-158.
20 Ibid., h.163.
Performance Guarantee, yaitu Garansi Bank yang diterbitkan oleh Bank
untuk menjamin pihak terjamin dalam rangka pelaksanaan pekerjaan suatu proyek
/ transaksi dari pemilik proyek sebagai penerima jaminan dengan tujuan
menjamin kinerja (performance) dan kepastian (mutu dan ketepatan) pengerjaan
yang dilaksanakan oleh pihak yang terjamin.
3. Garansi Uang Muka /Advance Payment Bond
Advance Payment Bond, yaitu Garansi Bank yang diterbitkan oleh pihak bank
untuk mendapatkan uang muka dari pemilik proyek untuk melaksanakan proyek /
transaksi yang dikerjakan sesuai dengan SPK.
Dalam Advance Payment Bond ini pihak bank menjamin akan membayar
kembali pembayaran yang telah diterima oleh pihak terjamin dari pemilik proyek
atau bowheer sebagai pemberi order atau penerima bank garansi, baik dalam
bentuk uang muka, pembayaran angsuran maupun keseluruhan nilai proyek.
Apabila pihak yang dijamin tidak memenuhi kewajibannya untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan ketentuan SPK.
4. Garansi Pemeliharaan / Retention / Maintenance Bond.
Maintenance Bond, yaitu Garansi Bank yang diterbitkan oleh pihak bank
untuk mendapatkan sisa uang atas proyek yang telah selesai (100 %) berdasarkan
kontrak. Sisa uang yang dimaksud baru dibayarkan oleh Pihak Penerima Jaminan
setelah selesainya masa pemeliharaan pekerjaan.
Dalam Maintenance Bond ini, pihak bank berjanji akan membayarkan
sejumlah uang (biasanya dari seluruh nilai proyek) apabila pihak yang dijamin
tidak memenuhi kewajibannya untuk melaksanakan pemeliharaan sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam SPK / kontrak.
5. Jaminan Bank untuk bea cukai
Untuk pembebasan bea masuk atas barang impor yang hasil pengolahannya
akan di ekspor kembali. Pemerintah Indonesia memiliki kebijakan untuk
meningkatkan ekspor non migas dengan membebaskan bea masuk atas barang
impor yang hasil pengolahannya akan diekspor kembali. Untuk mendapatkan
kepastian bahwa importir akan melakukan ekspor, pihak bea cukai memerlukan
garansi bank untuk menjamin importir tersebut tidak melakukan wanprestasi.21
B. Dasar Hukum Bank Garansi
1. Aspek Syariah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 11 / DSN-
MUI/ 2000.22
Dari Aspek Syariah, didasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional No.11 /DSN-
MUI/2000, menerangkan tentang kafalah :
“Bahwa dalam rangka menjalankan usahanya, seseorang sering memerlukan penjaminan dari pihak lain melalui akad kafalah, yaitu jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafiil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung (makfuu anhu, ashil).“
21 Sheila Meriska, “Bank Garansi Pada PT. ABC” , Tugas Magang Universitas Indonesia.
2007.h. 7
22 Tim Penulis Dewan Syariah Nasional, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional (Jakarta : PT. Intermasa, 2003),h. 73.
Untuk memenuhi kebutuhan usaha tersebut, LKS berkewajiban untuk
menyediakan satu skema penjaminan (kafalah) yang berdasarkan prinsip-prinsip
syariah. Bahwa agar kegiatan kafalah tersebut dilakukan sesuai dengan ajaran
Islam. DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang kafalah untuk dijadikan
pedoman oleh LKS.
DSN telah memperbolehkan kafalah selama tidak bertentangan dengan
syariah (diharamkan),berlandaskan dalil al-Qur’an Surat Yusuf 12: (72)
Firman Allah dalam QS.Yusuf (12) : 72
�� ☺ ☺
Penyeru itu berseru, “Kami kehilangan piala raja dan barang siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh makanan (seberat) beban unta dan aku menjamin terhadapnya.
Surat Al-Maidah (5) : 2
⌧
⌧
⌧ ☺
⌧
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu Telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum Karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
2. Aspek Hukum Perbankan Nasional Indonesia.23
Dalam melaksanakan tugasnya Bank Indonesia, mengatur dan mengawasi
bank, sesuai dengan pasal 24 Undang-Undang No.23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia, bahwa bank Indonesia menetapkan peraturan, memberikan dan
mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu bank.24
Dalam Surat Edaran Bank indonesia Nomor 23 / 7 / UKU tanggal 19 Maret
1991 perihal Pemberian Garansi oleh Bank, disebutkan bahwa dalam ketentuan
KUH Perdata hanya mengatur masalah penanggungan hutang secara umum,
terutama mengenai masalah akibat-akibat hukum yang timbul karena
penanggungan hutang, sedangkan ketentuan mengenai bentuk maupun syarat-
23 Kitab-kitab Undang Hukum Perdata, diakses pada tanggal 30 Mei 2008 dari www.bi.go.id
24 Hermansyah, SH.,M.Hum., Hukum Perbankan Nasional Indonesia (Jakarta : Kencana Prenada Media Group), h.163.
syarat minimal yang harus dimuat dalam warkat / perjanjian tidak diatur secara
lengkap.25
Menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 23 / 88 / KEP / DIR /
tentang pemberian Bank Garansi tanggal 18 Maret 1991, bank garansi berbentuk :
a. Garansi dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh Bank yang mengakibatkan
kewajiban membayar terhadap yang menerima bank garansi apabila pihak
yang dijamin cidera janji (wanprestasi)
b. Garansi dalam bentuk penandatangan kedua dan seterusnya atas surat
berharga seperti aval atau endosemen dengan hak regres yang dapat
menimbulkan kewajiban membayar bagi bank apabila yang dijamin cidera
janji (wanprestasi)
c. Garansi lainnya yang terjadi karena perjanjian bersyarat sehingga dapat
menimbulkan kewajiban financial bagi bank.26
Garansi bank diterbitkan oleh perbankan untuk meminjam pelaksanaan
prestasi yang dijanjikan terjamin kepada penerima jaminan apabila terjamin tidak
melakukan prestasi tersebut. Dengan demikian, lembaga garansi bank merupakan
bentuk dari perjanjian penanggungan ( borghtoch ) yang diatur dalam Buku III
KUH Perdata dalam pasal 1820 – 1850 KUH Perdata.
Pasal 1820 KUH Perdata menyebutkan bahwa :27
25 Ibid.,h.17
26 Ibid., h. 88.
”Penanggungan adalah suatu perjanjian dengan nama seorang pihak ketiga guna kepentingan si berpiutang mengikatkan diri untuk memenuhi perikatnya si berhutang manakala orang ini sendiri tak memenuhinya”.
Dengan dilaksanakannya pembayaran garansi bank kepada penerima jaminan,
maka jumlah yang dibayarkan itu menjadi hutang terjamin kepada bank. Pihak
bank akan segera mencairkan counter garanty yang telah diberikan terjamin
untuk membayar kembali dana yang diserahkan bank kepada pihak penerima
jaminan. Apabila dalam durasi waktu yang telah ditentukan, terjamin tidak
melunasi hutangnya maka hubungan hukum antara penjamin (bank) dengan
terjamin (nasabah) berubah menjadi hubungan kreditor dengan debitor dalam
suatu perjanjian kredit biasa. Berdasarkan hal ini, maka di antara terjamin dan
bank dibuat akta perjanjian kredit untuk jangka waktu yang ditentukan pihak
bank.
C. Syarat dan Rukun Bank Garansi.28
1. Pihak Penjamin
a. Dewasa dan berakal sehat / cakap bertindak hukum
b. Berhak penuh untuk melakukan tindakan hukum dalam urusan hartanya
dan rela (ridha) dengan tanggungan kafalah tersebut.
2. Pihak Terjamin
a. Sanggup menyerahkan tanggungannya (piutang) kepada penjamin.
27 Soedaryo Soimin, “Kitab Undang-Undang Hukum Perdata”. (Jakarta : Sinar Grafika,
2007), h. 451
28 A. H. Azharudin. Fiqh Muamalat. (Ciputat : UIN Jakarta Press, 2005),h.14.
b. Dikenal penjamin.
3. Pihak Penerima Jaminan
a. Diketahui Identitasnya
b. Dapat hadir pada waktu akad atau memberikan kuasa
c. Berakal sehat.
4. Obyek Penjaminan
a. Merupakan tanggungan pihak / orang yang berhutang, baik berupa uang,
benda, maupun pekerjaan.
b. Bisa dilaksanakan oleh penjamin
c. Harus merupakan piutang mengikat (lazim), yang tidak mungkin hapus
kecuali setelah dibayar / dibebaskan.
d. Harus jelas nilai, jumlah dan spesifikasinya.
e. Tidak bertentangan dengan syariah.
D. Proses Aplikasi Produk Jasa Bank Garansi 29
1. Syarat Ketentuan Permohonan Bank Garansi
a. Pemohon telah menjadi nasabah bank
Artinya, pemohon bank garansi terlebih dahulu harus memiliki rekening
pada bank tempat di mana ia akan mengajukan bank garansi yang
diinginkannya atau yang dipersyaratkan oleh bouwheer (pemberi kerja).
b. Nasabah bank mengajukan permohonan bank garansi kepada bank yang
bersangkutan.
29 Naja, Hukum Kredit dan Bank Garansi, h.168-170.
Permohonan bank garansi yang diajukan oleh nasabah tersebut sesuai
dengan jenis dan besarnya bank garansi yang diminta atau yang
dipersyaratkan oleh pemberi kerja (proyek).
c. Bank melakukan analisis atas permohonan bank garansi yang diterima dari
nasabahnya.
Meneliti sifat dan nilai transaksi yang akan dijamin, menilai jumlah atau
nominal bank garansi yang akan diberikan menurut kemampuan bank.
d. Nasabah / pemohon bank garansi menyediakan kontra garansi.
Kontra bank garansi adalah syarat yang selalu diminta oleh bank sebagai
lawan bank garansi.
e. Bank memberikan surat persetujuan prinsip pemberian bank garansi
kepada nasabahnya / pemohon bank garansi.
f. Dilakukan perjanjian pemberian bank garansi antara bank dan nasabahnya
sebagai perjanjian pokok dari bank garansi.
g. Penerbitan warkat bank garansi oleh bank yang bersangkutan.
2. Ketentuan Penerbitan Bank Garansi
a. Tanda tangan pemohon yag tertera dalam PPGB dan dokumen pendukung
telah diverifikasi oleh Asisten Administrasi Kredit dengan membubuhkan
cap ‘Signature Verfied” dan paraf asisten
b. Seluruh dokomen pendukung yang menjadi syarat penerbitan garansi bank
telah diserahkan oleh pemohon.
c. Bila aplikasi garansi bank dibuat dengan memnggunakan fasilitas NCL,
PPGB harus didukung dengan kartu pengawasan fasilitas atau memo
persetujuan penerbitan garansi bank dari pengelola kredit. Setelah itu
pengelola kredit akan melakukan pengecekan atas ketersediaan fasilitas
dan tanggal jatuh tempo fasilitas.
d. Aplikasi garansi bank juga harus didukung dengan bukti pemblokiran
rekening giro atau surat kuasa penyerahan bilyet deposito untuk
pembayaran setoran jaminan.
e. Pastikan bahwa nomor garansi bank benar-benar diberikan oleh pemimpin
bidang atau pejabat berwenang lainnya dengan bukti tanda tangan pejabat
berwenang di surat pengantar permintaan nomor garansi bank.
f. Tingkat provisi dan komisi yang dikenakan pemohon harus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan pemberian tingkat provisi yang berbeda harus
disertai dengan persetujuan dari pejabat cabang yang berwenang.
g. Journal voucher dan nota debet harus sesuai dengan PPGB dan dokumen
pendukung dan ditandatangani oleh pejabat berwenang.
h. Lakukan pengecekan atas validasi yang tercetak di journal voucher dan
nota debet, pastikan bahwa tanggal pencatatan serta nilai dan nomor
rekeninng yang telah dicatat sesuai dengan informasi yang tertera di
journal voucher dan nota debet.
i. Journal voucher diverifikasi oleh koordinator kliring dengan tanda tangan
sebagai bukti pengecekan.
j. Lakukan pencocokan atas setiap journal voucher dengan daftar journal
yang dicetak dari sistem. Pastikan bahwa daftar journal tersebut telah
ditandatangani oleh koordinator kliring sebagai bukti pemeriksaan.
k. Sertifikat asli garansi bank harus ditandatangani oleh pemimpin cabang di
atas materai.
Penerbitan Bank Garansi terkena ketentuan tentang Batas Maksimum
Pemberian Kredit (BMPK / legal lending limit) dan Kewajiban Pemenuhan
Modal Minimum (KPMM) penghitungannya di lakukan secara gabungan
sehingga meliputi pemberian garansi oleh kantor bank di dalam maupun maupun
di luar negeri (pasal 7 Surat Keputusan Direksi BI No. 23 / 88 / KEP / DIR)
Penerbitan Bank Garansi atau stand by L/ C atas permintaan bukan hanya
penduduk diperkenankan apabila disertai dengan kontrak garansi dari bank yang
di luar negeri yang bonafid ( dalam pengertian tersebut tidak termasuk cabang
dari bank yang bersangkutan tersebut di luar negeri), atau setoran sebesar 100 %
dari nilai garansi yang diberikan (pasal 8 ayat [1] surat keputusan Direksi Bank
Indonesia 23 / 88 / KEP / DIR).30
3. Klaim Bank Garansi
Klaim bank garansi tersebut di anggap sah apabila diajukan oleh pemegang /
penerima bank garansi dengan tidak menyerahkan asli warkat, bilyet, atau
30 Hermansyah,SH,M.Hum, Hukum Perbankan Nasional di Indonesia, h. 88.
sertifikat bank garansi dan tidak melebihi jangka waktu sesuai dengan klausula
yang tercantum dalam warkat, bilyet, atau sertifikat bank garansi.
Bank sebaiknya menghubungi nasabah pemohon bank garansi untuk
melakukan negosiasi dan menyelesaikan kewajibannya atas terjadinya klaim,
apakah akan diselesaikan secara sekaligus atau dengan pemberian fasilitas kredit.
4. Berakhirnya Bank Garansi
a. Pembayaran
Untuk kredit, pembayaran (lunas) ini merupakan prestasi dari debitur, baik
pembayaran hutang pokok, bunga, denda, maupun biaya-biaya lainnya yang
wajib dibayar lunas oleh debitur.
b. Subrogasi
Subrogasi oleh pasal 1400 KUH Perdata disebutkan sebagai penggantian
hak-hak si berpiutang oleh seorang pihak ketiga yang membayar kepada si
berpiutang itu.
c. Novasi
Pembaharuan hutang di sini adalah dibuatnya suatu perjanjian kredit yang
baru atau sebagai pengganti perjanjian kredit yang lama.
d. Kompensasi
Menurut pasal 1425 KUH Perdata adalah suatu keadaan adanya pihak yang
saling berhutang, dan selanjutnya mereka bersepakat untuk mengkompensasikan
hutang-piutang tersebut sehingga perikatan hutang itu menjadi hapus.
BAB III
PROFIL PT. BANK MUAMALAT Tbk.
DAN BANK MEGA SYARIAH MEGA INDONESIA
A. Profil PT. Bank Muamalat Tbk.
1. Sejarah, Visi dan Misi PT. Bank Muamalat Tbk.31
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1991, diprakarsai oleh
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan
operasinya pada bulan Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan
Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim,
pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari
komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat
penandatanganan akta pendirian Perseroan.
Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal
yang potensial dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank
(IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni
1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat.
Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa
yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun
waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi
31 PT. Bank Muamalat Tbk, Laporan Tahunan 2007 Bank Muamalat (Jakarta, PT. Bank Muamalat Tbk. , 2007), h. 4.
laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh
kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan
terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.
Visi PT. Bank Muamalat Tbk. adalah menjadi bank syariah yang pertama dan
utama di Indonesia, dominan di pasar emosional dan dikagumi di pasar rasional.
Misi PT. Bank Muamalat Tbk. adalah menjadi role model Lembaga Keuangan
Syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan
manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai
bagi stakeholder.
2. Logo dan Motto PT. Bank Muamalat Tbk. 32
Logo PT. Bank Muamalat Tbk.
32 Ibid., h. 20.
Logo pada PT. Bank Muamalat Tbk, kata din memiliki agama, perhitungan
yang teliti ketaatan ganjaran, memiliki arti memberi atau menerima pinjaman.
Akar kata Madinah adalah Manajemen.33
Daal Yaa Nuun adalah lambang yang menunjukkan suatu rangkaian kegiatan
ekonomi yang aktif dan harmonis di dalam suatu negara yang subur dan
peradaban tinggi serta berdasarkan nilai-nilai agama yang luhur.34
Motto Bank Muamalat Tbk. adalah “Pertama Murni Syariah”.
3. 3. Produk-Produk PT. Bank Muamalat Tbk.35
a. Produk Penghimpunan Dana.
1) Shar-E.
Shar-E adalah tabungan instan investasi syariah yang memadukan
kemudahan akses ATM, Debit dan Phone Banking dalam satu kartu dan
dapat dibeli di kantor pos seluruh Indonesia
2) FulProtek.
Kartu investasi berasuransi yang dikelola secara murni syariah dengan
bagi hasil menguntungkan, bekerja sama dengan Asuransi Takaful
Keluarga.
3) Sharia Mega Covers.
33 Wawancara pribadi dengan akif, teller PT. Bank Muamalat Tbk. Cabang Ciputat, tanggal
19 Agustus 2008.
34 Ibid
35 PT. Bank Muamalat Tbk,Laporan Tahunan 2007, h.20
Merupakan kartu tabungan multiguna berasuransi yang dikelola murni
secara syariah dengan bagi hasil menguntungkan, bekerjasama dengan
Mega Life dan Mega Insurance Syariah.
4) Ta’awun Card.
Sebuah kartu tabungan dengan berbagai macam fungsi, yaitu : ATM,
Kartu Kredit dan Transaksi Perbankan lainnya, juga memiliki fungsi
Asuransi Rumah, Santunan Rawat Inap, Asuransi Kecelakaan dan
Asuransi Pendidikan
5) Kas Kilat.
Layanan pengiriman uang yang cepat, mudah, murah, aman dari
Malaysia ke keluarga di tanah air melalui rekening tabungan Shar-E,
bekerja sama dengan Bank Muamalat Malaysia Berhad.
6) Tabungan Ummat.
Tabungan ummat dengan kartu Muamalat berfungsi sebagai akses
debit di seluruh merchant Debit BCA / PRIMA di seluruh Indonesia.
Nasabah memperoleh bagi hasil yang berasal dari pendapatan bank atas
dana tersebut.
7) Tabungan Arafah.
Produk ini akan membantu nasabah untuk merencanakan ibadah haji
sesuai dengan kemampuan keuangan dan waktu pelaksanaan yang
diinginkan.
8) Deposito Mudharabah.
Simpanan dana masyarakat akan dikelola melalui pembiayaan kepada
sektor riil yang halal dan baik saja, sehingga memberikan bagi hasil yang
halal. Tersedia dalam jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan.
9) Deposito FullInvest.
Merupakan jenis investasi yang dikhususkan bagi nasabah perorangan,
dengan jangka waktu 6 dan 12 bulan dengan nilai nominal minimal
Rp.2.000.000,- atau senilai USD 500 dengan fasilitas asuransi jiwa yang
dapat diperpanjang secara otomatis (Automatic Roll Over).
10) Giro Wadi’ah.
Merupakan titipan dana pihak ketiga berupa simpanan giro yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,
bilyet, giro dan pemindahbukuan.
11) Dana Pensiun Muamalat.
Dana pensiun Muamalat dapat diikuti oleh mereka yang berusia
minimal 18 tahun, atau sudah menikah, dan pilihan usia pensiun 45 - 65
tahun dengan iuran sangat terjangkau, yaitu minimal Rp.20.000 per bulan.
b. Produk Penanaman Dana.36
1) Konsep Jual Beli.
a) Murabahah
36 Ibid., h. 105.
Adalah jual beli pada harga asal dengan tambahan keuntungan
yang disepakati. Harga jual tidak boleh berubah selama masa
perjanjian.
a) Salam
Adalah pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari di
mana pembayaran dilakukan di muka secara tunai.
b) Istishna’
Adalah jual beli dimana Shaani’ (produsen) ditugaskan untuk
membuat suatu barang (pesanan) dari Musashni’ (pemesan).
2) Konsep Bagi Hasil
a) Musyarakah
Adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana
(atau amal/ expertise).
b) Mudharabah
Adalah kerjasama antar Bank dengan mudharib (nasabah) yang
mempunyai keahlian atua ketrampilan untuk mengelola usaha.
3) Konsep Sewa
a) Ijarah
Adalah kerjasama antar Bank dengan mudharib (nasabah) yang
mempunyai keahlian atua ketrampilan untuk mengelola usaha.
b) Ijarah Muntahia Bittamlik
Adalah perjanjian antara Bank (Mu’ajjir) dengan Nasabah
(Musta’jir) sebagai penyewa. Musta’jir / penyewa setuju akan
membayar uang sewa selama masa sewa yang akan diperjanjikan dan
bila sewa berakhir penyewa mempunyai hak opsi untuk memindahkan
kepemilikan obyek sewa tersebut.37
c. Produk Jasa.38
1) Wakalah
Wakalah adalah akad pemberian wewenang / kuasa dari lembaga /
seseorang (sebagai pemberi mandat) kepada pihak lain (sebagai wakil)
untuk melaksanakan urusan dengan batas kewenangan dan waktu tertentu
2) Kafalah
Mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan
berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin
3) Hawalah
Pemindahan beban hutang dari muhil (orang yang berhutang) menjadi
tanggungan muhal’alaih atau orang yang berkewajiban membayar hutang.
4) Rahn
Adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan
atas pinjaman yang diterimanya
37 Ibid., h. 106.
38 Ibid., h. 106.
5) Qardh
Pemberian pinjaman dari Bank kepada nasabah yang dipergunakan
untuk kebutuhan mendesak, sebagai dana talangan dengan kriteria tertentu
dan bukan untuk pinjaman yang bersifat konsumtif.
d. Jasa Layanan.39
1) ATM (Automatic Teller Machine)
Layanan ATM 24 jam yang memudahkan nasabah melakukan
penarikan dana tunai, pemindahbukuan antar rekening, pemeriksaan saldo,
pembayaran Zakat-Infaq-Sedekah (hanya pada ATM Muamalat).
2) SalaMuamalat
Merupakan layanan phone banking 24 jam dan call center melalui
(021) 2511616, 0809 1 MUAMALAT atau 0809 11 SHARE yang
memberikan kemudahan kepda nasabah.
3) Pembayaran Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS).
Jasa yang memudahkan Nasabah dalam membayar ZIS, baik ke
lembaga pengelola ZIS Bank Muamalat maupun ke lembaga-lembaga ZIS
lainnya.
4) Jasa-jasa lain
Di tahun 2004, inovasi lahir untuk mengawal fatwa MUI tentang
haramnya bunga bank, yaitu dengan diluncurkannya produk Shar-E.
39 Ibid., h. 107.
4. 4. Struktur Organisasi PT. Bank Muamalat Tbk.40
Organisasi merupakan proses untuk merancang struktur formal yang
mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas antara para anggota untuk
mencapai tujuan.
Struktur Organisasi PT. Bank Muamalat Tbk. dapat dilihat pada Skema 1.1, di
bawah ini:
a. Shareholders Meeting (Rapat Umum Pemegang Saham / RUPS).41
40 Ibid., h. 82.
41 PT.Bank Muamalat Tbk, “Karakteristik dan keunikan produk dan operasional perbankan syariah”, di akses pada 30 Maret 2008 dari / http : www. Muamalat.com.
Pemilik saham bertindak sebagai pemilik modal dan terdiri atas umat Islam
yang berpartisipasi membeli saham PT. Bank Syariah Muamalat Tbk.
b. Sharia Supervisory Board (Dewan Pengawas Syariah).
Dewan Pengawas Syariah (DPS) biasanya diletakkan pada posisi setingkat
dengan Dewan Komisaris pada setiap bank.
c. Board of Commissioners (Dewan Komisaris).
Dewan Komisaris bertugas sebagai penentu garis-garis besar kebijakan
perusahaan.
d. President Director (Dewan Direksi).
Direksi sebagai pejabat pelaksana yang terlibat langsung dan bertanggung
jawab atas kegiatan operasional bank.
B. Profil Bank Syariah Mega Indonesia.42
1. Sejarah, Visi dan Misi
Perjalanan PT. Bank Mega Syariah Mega Indonesia diawali dari sebuah bank
umum bernama PT. Bank Umum Tugu yang berkedudukan di Jakarta. Pada
tahun 2001, Para Group (PT. Para Global Investindo dan PT. Para Rekan
Investama), kelompok usaha yang juga menaungi PT. Bank Mega Tbk., Trans
TV, dan beberapa perusahaan lainnya, mengakuisi PT. Bank Umum Tugu untuk
dikembangkan menjadi bank syariah. Hasil konversi tersebut, tanggal 25 Agustus
42 PT. Bank Syariah Mega Indonesia, “ Sejarah Bank Syariah Mega Indonesia”, Di akses 7 Agustus 2008 dari // http : www.Mega. Syariah.com
2004 PT. Bank Umum Tugu resmi beroperasi syariah dengan nama PT. Bank
Syariah Mega Indonesia.
Komitmen penuh PT. Para Global Investindio sebagai pemilik saham
mayoritas untuk menjadikan PT. Bank Syariah Mega Indonesia sebagai bank
syariah terbaik, diwujudkan dengan mengembangkan bank ini melalui pemberian
modal yang kuat demi kemajuan perbankan syariah dan perkembangan ekonomi
Indonesia pada umumnya. PT. Bank Syari’ah Mega Indonesia terus berkembang,
hingga saat ini memiliki semboyan ”untuk kita semua” tumbuh pesat dan
terkendali serta menjadi lembaga keuangan syariah ternama yang berhasil
memperoleh penghargaan dan prestasi.
Visi Bank Syariah Mega Indonesia, yaitu ”Bank Syari’ah kebanggaan
bangsa”.
Misi Bank Syariah Mega Indonesia, yaitu Memberikan jasa layanan keuangan
syari’ah terbaik bagi semua kalangan, melalui kinerja organisasi yang unggul
untuk meningkatkan nilai tambah bagi stakeholder dalam mewujudkan
kesejahteraan bangsa.
2 Logo dan Motto Bank Syariah Mega Indonesia.
Arti logo untuk mempertegas identitas bahwa Bank Mega Syariah adalah
bagian dari Kelompok Usaha Para yang lebih dulu dikenal menaungi Bank Mega.
Warnanya yang berbeda memberi kesan bahwa Bank Mega Syariah beroperasi
secara Syariah, sedang Bank Mega beroperasi secara konvensional. Tag line
“Untuk Kita Semua” memiliki makna bahwa Bank Mega Syariah dipersiapkan
untuk sanggup melayani nasabah emosional yang mementingkan pertimbangan
emosi dan religius. Sedangkan pasar rasional lebih fokus dalam pertimbangan
untung rugi di dalam mengambil keputusan. 43
Motto Bank Syariah Mega Indonesia visioner, amanah, profesional, konsisten,
interpreneurship, team work.
3 Produk-produk Bank Syariah Mega Indonesia.44
Guna memenuhi kebutuhkan nasabah yang beragam, PT. Bank Syari’ah Mega
Indonesia merancang dan mengembangkan aneka produk dan jasa yang beragam.
Seluruh produk tersebut berbasis bagi hasil dan transaksi riil dalam kerangka
keadilan, kebaikan dan tolong menolong demi terciptanya kemasalahatan seluruh
lapisan masyarakat ( rahmatan lil alamin).
a. Produk Pendanaan.
1) Mega Syariah TAMA.
43 Wawancara Pribadi dengan Bapak Sigit, Account Officer Bank Mega Syariah cabang
panglima polim, wawancara via telp tanggal 15 Agustus 2008
44 Ibid.
simpanan wadiah yang memungkinkan investasi sesuai syariah sekaligus
memperoleh kemudahan mengelola dana selayaknya tabungan
2) Mega Syariah FLEKSI.
Simpanan dengan konsep wadiah yang dapat dimanfaatkan untuk
berinvestasi dalam waktu yang lebih leluasa.
3) Mega Syari’ah PENDIDIKAN.
Simpanan untuk pendidikan, yang angsurannya disesuaikan dengan
kemampuan.
4) Mega Syari’ah UMRAH.
Untuk memudahkan anda mempersiapkan biaya perjalanan umrah
dengan simpanan terencana sesuai syariah.
5) Mega Syari’ah GIRO.
Adalah rekening koran wadiah yang kemungkinan anda mengelola dana
dengan nyaman sesuai kebutuhan.Menyimpan dana sesuai syariah dan
mendapatkan kemudahan bertransaksi melalui cek dan bilyet giro.
6) Mega Syari’ah DEPO.
Simpanan berjangka mudharabah yang bukan hanya memberikan nisbah
bagi hasil yang relatif tinggi, tetapi juga dapat dijadikan fasilitas jaminan
untuk kebutuhan pembiayaan anda.
b. Produk pembiayaan.
1) Mega Syariah OTO.
Adalah fasilitas pembiayaan kepemilikan kendaraan dengan konsep
secara syariah jual beli yang dapat diangsur dengan jumlah yang tetap setiap
bulannya, dalam jangka waktu yang disepakati.
2) Mega Syariah GRIYA.
Adalah fasilitas pembiayaan pemilikan rumah, apartemen ataupun
renovasi dan pembangunan rumah dengan konsep syariah jual beli dengan
angsuran tetap selama jangka waktu yang disepakati.
3) Mega Syari’ah MULTI.
Fasilitas pembiayaan ntuk keperluan barang konsumtif yang merupakan
barang halal dengan konsep syariah jual beli (murabahah) dengan angsuran
tetap selama jangka waktu yang disepakati.
4) Mega Syari’ah INVEST
Adalah fasilitas pembiayaan kepada pengusaha atau perusahaan untuk
keperluan pengadaan barang investasi dengan konsep syariah jual beli atau
bagi hasil dengan kemudahan proses dan persyaratannya.
5) Mega Syari’ah CAPITAL
Adalah fasilitas pembiayaan kepada pengusaha atau perusahaan untuk
tujuan modal kerja usaha, di mana pemberian modal biaya tersebut dapat
secara penuh atau sharing dana berdasarkan sistem bagi hasil.
6) Mega Syari’ah GARANSI
Adalah fasilitas penjaminan tertulis yang diberikan Bank Mega Syariah
kepada penerima jaminan untuk keperluan nasabah dalam melaksanakan
proyek tertentu.
7) Mega Syari’ah EMAS.
Adalah fasilitas pinjaman dana yang sesuai prinsip syariah dengan
menggandakan barang berharga berupa perhiasan emas, emas batangan dan
koin emas, tanpa dikenakan bunga atau margin.
c. Jasa dan Layanan Bank Syariah Mega Indonesia
1) Mega Syari’ah CARD.
MegaSyariah CARD merupakan fasilitas kartu ATM serbaguna bagi
nasabah rekening tabungan Bank Mega Syariah yang dapat digunakan untuk
penarikan tunai pada seluruh AMT berlogo ATM Bersama.
2) Mega Syari’ah SAFE DEPOSIT BOX.
Adalah fasilitas penyimpanan barang berharga (safe deposit box) dengan
berbagai ukuran dan harga hemat.
4. Struktur Organisasi Bank Syariah Mega Indonesia.45
Skema 1.2
BAB IV
a. General Share Holders
45 Bank Syariah Mega Indonesia, Struktur Organisasi
GENERAL SHARE HOLDERS
BOARD OF COMMISONERS
Steering Committee GCG:
Audit, Risk
SHARIA SUPERVISOR
Y
PRESIDENT DIRECTOR
Steering Committee: Financing, ALCO, Human Capital, IT, Product, Risk
Management.
CFO
BUSINESS DIRECTOR
OPERATION &
INFORMATIO
COMPLIENCE & HUMAN CAPITAL MANAGEMENT
FUNDING DIVISION
FINANCING DIVISION
SERVICE & PROMOTION
TREASURY & FI DIVISION
FINANCING DIVISION
LIABILITIES & GS OPS DIVISION
INFORMATION TECHNOLOGY
HUMAN CAPITAL MANAGEMENT
CORPORATE DIVISION
CORPORATE PLANNING DIVISION
INTERNAL AUDITOR DIVISION
RISK MANAGEMENT DIVISION
Saham Milik bersama, memiliki kedudukan tertinggi dalam Bank Syariah
Mega Indonesia
b. Boards of Commisoners
Dewan komisaris yang menentukan dan mempengaruhi kebijakan-
kebijakan yang ada pada Bank Syariah Mega Indonesia
c. Sharia Supervisor
Untuk mengawasi dan menjamin efektivitas dari setiap opini yang
diberikan oleh Dewan Pengawas Syariah
d. President Director
Pelaksana di lapangan yang bertanggung jawab atas kinerja bank yang
dipimpinnya, dipilih berdasar Rapat Umum Pemegang Saham.
e. CFO
Customer Fund Officer, bertugas menghimpun dana dari masyarakat.46
46 Ibid
BAB IV
ANALISA APLIKASI PRODUK JASA BANK GARANSI DALAM SUATU
PERBANDINGAN (STUDI KASUS : PT. BANK MUAMALAT Tbk. DAN
BANK SYARIAH MEGA INDONESIA )
A. Aplikasi Produk Jasa Bank Garansi Pada PT. Bank Muamalat Tbk.
Sebagaimana telah diketahui bahwa pemberian jaminan merupakan salah satu
usaha yang layak diberikan oleh bank maupun lembaga keuangan bukan bank.
Khususnya mengenai Bank Garansi yang merupakan salah satu usaha bank yang
dapat diberikan kepada sebuah badan usaha baik yang telah mempunyai
kedudukan sebagai badan hukum maupun yang tidak atau belum, dan semua itu
mempunyai hubungan hukum dengan bank yang bersangkutan. Bank Garansi
dapat diberikan juga kepada nasabah giro, nasabah kredit dan lainnya.
1. Syarat Ketentuan Permohonan bank Garansi Pada PT. Bank Muamalat Tbk.47 :
a. Telah menjadi nasabah PT. Muamalat Indonesia pemegang Giro / Tabungan
/ Deposito maupun sebagai nasabah kredit
b. Garansi atas permintaan bukan penduduk hanya diperkenankan apabila
disertai dengan :
1) Kontra garansi yang cukup dari bank di luar negeri yang bonafid.
2) Setoran sebesar 100 % dari nilai garansi yang diberikan atau persyaratan
47 Wawancara Pribadi dengan Andriansyah. Operation and Service Officer PT. Bank
Muamalat Pusat. Jakarta 16 Mei 2008.
yang ditentukan oleh Direksi.
3) Permohonan garansi bank yang diajukan harus jelas.
2. Ketentuan Pemprosesan Bank Garansi.48
Penerbitan Bank Garansi mengandung resiko menjadi kredit langsung apabila
pihak yang dijamin tidak memenuhi kewajibannya kepada penerima garansi. Oleh
karena itu analisa permohonan Bank Garansi sama dengan analisa pemberian
kredit. Dalam analisa tersebut, tindakan yang perlu dilakukan atas permohonan
tersebut, tindakan yang perlu dilakukan atas permohonan tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Penelitian bonafiditas nasabah
b. Kewajaran dikeluarkannya Bank Garansi
c. Kemampuan membayar
d. Penilaian terhadap kontra garansi
e. Penilaian terhadap kontra garansi.
3. Ketentuan Penerbitan Bank Garansi.49
a. Dalam penerbitan Bank Garansi harus dibuat surat perjanjian Penerbitan
Bank Garansi.
b. Bank Garansi sekurang-kurangnya harus memuat :
1) Judul : “Bank Garansi” atau “Garansi Bank”.
48 Ibid
49 Ibid
2) Nama dan alamat bank pemberi garansi
3) Tanggal penerbitan Bank Garansi
4) Transaksi antara pihak yang dijamin dan penerima garansi
5) Jumlah uang yang dijamin bank
6) Tanggal mulai berlaku dan berakhir bank garansi
7) Penegasan batas waktu pengajuan klaim.50
4. Ketentuan Kontra Garansi.51
a. Setiap penerbitan Bank Garansi dimintakan kontra garansi yang dinilainya
harus dapat menutupi kerugian jika nasabah tidak dapat memenuhi
kewajibannya.
b. Kontra garansi dapat bersifat :
1) Full Cover.
Kontra Garansi yang dijamin penuh dengan setoran tunai / deposito.
Bank Garansi yang full cover, yaitu setoran tunai 100 % (cek).
2) Non Full Cover.
Kontra garansi yang tidak dijamin penuh dengan setoran tunai.
Penerimaan setoran tunai / giro / deposito/ Bank Garansi dari bank lain
sebagai kontra garansi yang nilainya lebih kecil dibandingkan nilai nominal
bank garansi yang diterbitkan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia.
50 Soimin, Kitab-Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, h. 455
51 Andriansyah., Ibid
3) Untuk penerimaan Garansi tanpa setoran uang tunai
Maka kepada nasabah diharuskan memberi kontra garansi berupa harta
kekayaan lain dan stock barang dari proyek yang dibiayai sebagai jaminan
pokok.
5. Jangka Waktu Bank Garansi.52
a. Jangka waktu Bank Garansi yang diberikan paling lama 12 bulan.
b. Perpanjangan jangka waktu Bank Garansi dilakukan dengan pembaharuan
bank Garansi.
c. Hal-hal yang menyimpang dari ketentuan di atas, hanya dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan dari Direksi.
6. Jangka Waktu Pengajuan Klaim.53
Klaim dapat diajukan segera setelah timbul wanprestasi dengan batas waktu
pengajuan terakhir 14 hari setelah berakhirnya Bank Garansi.
7. Realisasi Bank Garansi.54
Dalam hal terjadi realisasi maka dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Pemberitahukan secara tertulis kepada pihak yang dijamin pada hari
dilakukannya pembayaran kepada penerima jaminan.
52 Ibid
53 Ibid
54 Ibid
b. Untuk Bank Garansi yang dibayarkan berlaku ketentuan sebagaimana
halnya pemberian kredit, yaitu :
1) Maksimal kredit
2) Jangka Waktu Kredit.
3) Provisi sebesar 1 %.
4) Suku Bunga yang disesuaikan dengan tarif bunga tertinggi.
5) Bea Materai Kredit.
6) Jaminan.
7) Biaya-biaya lain yang timbul dibebankan kepada pihak yang dijamin.
8. Provisi Bank Garansi.55
Setiap penerbitan Bank garansi dikenakan biaya administrasi sesuai dengan tarif
yang berlaku yaitu 1 % Bank Garansi atau ditetapkan oleh Direksi.
9. Pelaksanaan Penerbitan Bank Garansi.56
Pelaksanaan administrasi sejak diterimanya Bank Garansi sampai dengan
penerbitannya Bank Garansi pada PT. Bank Muamalat Tbk. adalah sebagai berikut:
a. Nasabah datang untuk mengisi formulir permohonan penerbitan Bank
Garansi dan menyerahkan formulir tersebut setelah ditandatangani di atas
materai serta dilampiri data lengkap mengenai proyek / order yang
dimintakan Bank Garansi, misalnya :
55 Ibid
56 Ibid
1) Mencatat berkas permohonan dalam register surat permohonan Bank
garansi
2) Mengecek kebenaran tanda tangan pemohon pada surat permohonan
dengan kartu contoh tanda tangan yang bersangkutan dan membubuhkan
paraf sebagai tanda cocok.
3) Memproses Permohonan Bank Garansi sesuai dengan ketentuan
pemprosesan kredit.
b. Surat permohonan diteruskan kepada pimpinan untuk dimintakan disposisi
perihal :
1) Mengecek saldo rekening koran nasabah.
2) Setelah saldo R / K dinyatakan efektif dan cukup dilakukan proses
penerbitan Bank Garansi.
3) Setelah permohonan Bank Garansi disetujui, maka dibuat sertifikat bank
garansi, perjanjian penerbitan Bank Garansi dan kontra garansi. Setelah
itu diterbitkan NPI dan Nota debet untuk memblokir rekening nasabah
yang bersangkutan, serta menghitung provisi Bank sebagai biaya
pembuatan Bank Garansi.
4) Setelah formulir-formulir tersebut diatas selasai dibuat, selanjutnya
dimintakan tanda tangan kepada pimpinan cabang, kemudian dicatat
dalam register Bank Garansi, Sertifikat Garansi Bank lembar 1 (putih
tebal) dan lembar 2 (merah tipis), PPGB (putih tipis) dan Kontra garansi
1 (putih) disertakan kepada nasabah sedangkan lembar tembusan
masing-masing formulir beserta surat permohonan dari nasabah di file
sebagai arsip kantor cabang, sebagai tanda terima penyerahan Bank
Garansi tersebut nasabah diminta menandatangani kolom “keterangan”
pada register bank Garansi.
5) Membukukan nota-nota yang diterbitkan yaitu NPI (Net Present
Income) untuk mencatat pembukuan Bank Garansi yang diterbitkan dan
nota debet untuk membukukan marginal deposit sekaligus memblokir
rekening nasabah.
10. Pengawasan Bank Garansi.57
Pengawasan yang dilakukan dengan cara, pihak yang ingin dijamin Setiap akhir
bulan paling lambat 5 (lima) hari kerja harus membuat laporan setelah bulan kantor
cabang tempat ia mendapatkan jasa perbankan tersebut, lalu cabang mengirimkan
Laporan Penerbitan Bank Garansi ditujukan ke Kantor Pusat.
Contoh Kasus pada PT. Bank Muamalat Tbk.:
Pada Tahun 2005 PT. Unilever Indonesia Tbk, Surabaya sebagai nasabah Bank
Garansi pada PT. Bank Muamalat Tbk. Mengajukan permohonan Bank Garansi
dalam pengadaan barang dan jasa pada PT. Carefour. Supaya pihak Unilever
mendapatkan kepastian bahwa semua barang yang di titipkan pada PT. Carefour
dalam keadaan baik, dan tidak ada kerusakan ketika sampai di tangan konsumen.58
57 Ibid
58 Ibid, Andriansyah
Karena sampai pada akhir bank garansi PT. Unilever tidak ada klaim, yaitu 14
hari setelah masa bank garansi berlaku. Maka jaminan dikembalikan oleh Bank
Muamalat Tbk. kepada PT. Carefour, dan PT. Unilever membayar atas jasa tersebut
1 % maksimal. Jumlah Bank Garansi Rp 100.000.000, Jangka waktu 12 bulan ,
provisi ditetapkan 1 % setahun, maka cara menghitung biaya provisi dengan cara
12 / 12 x 1 % x Rp 100.000.000 = Rp 1.000.000, adalah untuk balas imbalan atas
jasa yang telah diberikan PT. Bank Muamalat Tbk.
B. Aplikasi Produk Jasa Bank Garansi Pada Bank Syariah Mega Indonesia.59
1. Syarat pemohon bank garansi pada Bank Syariah Mega Indonesia :60
a. Pemohon adalah nasabah yang mempunyai reputasi (track record) yang
bagus dalam menjalankan usahanya.
b. Telah berpengalaman dalam menjalankan usahanya, minimal sudah
beroperasi selama dua (2) tahun serta wajib menyerahkan data-data
perusahaan yang mencakup legalitas usaha antara lain : fotokopi Akte
Notaris, SIUP, NPWP, Laporan Keuangan (Neraca & Laba Rugi) dan
lain-lain kepada Bank Syariah Mega Indonesia.
c. Pemohon garansi bank / nasabah bersedia menanggung risiko terhadap
usaha yang akan dijalankan dan menanggung resiko apabila default
59 Wawancara Pribadi dengan Ratna Sahara. Staff Financing Bank Syariah Mega
Indonesia.Jakarta, 30 Mei 2008.
60 Ibid
(cidera janji), yaitu dengan cara membayar tunai kepada Bank Mega
Syariah, menjual jaminan atau bersedia menandatangani akad pembiayaan
dengan syarat yang telah ditentukan oleh Bank Syariah Mega Indonesia.
d. Bersedia memberikan jaminan baik berupa aset maupun dana tunai
sebagai kontra jaminan.
e. Pemohon garansi bank wajib membayar biaya administrasi dan biaya
pengelolaan yang ditetapkan oleh Bank Mega Syariah.
1) Proses persetujuan usulan fasilitas dan penerbitan garansi bank
2) Memorandum pembiayaan yang telah dibuat oleh marketing /
account officer diajukan ke komite sesuai dengan limit anggota
komite pembiayaan.
Bila telah disetujui oleh komite pembiayaan, maka bagian support
pembiayaan akan mempersiapkan “Perjanjian Penerbitan Bank
Garansi” yang dibuat dua rangkap untuk ditandatangani nasabah
sesuai dengan kewenangan yang diatur dalam anggaran dasarnya dan
oleh pejabat bank / pimpinan cabang yang ditunjuk sesuai dengan
peraturan pemberian pembiayaan. Serahkan satu rangkap perjanjian
penerbitan bank garansi kepada nasabah dan satu set di simpan bank
di bagian administrasi support pembiayaan beserta contoh tanda
tangan nasabah dan serahkan ke operasi pembiayaan untuk
dipergunakan sebagai media verifikasi tanda tangan surat
permohonan penerbitan / perpanjangan / perubahan / pembatalan
bank garansi.
2. Dokumen pendukung pemprosesan produk bank garansi :
a. Dokumen untuk pengajuan permohonan garansi bank adalah
1) Form permohonan penerbitan garansi bank
2) Akad / Perjanjian garansi bank antara nasabah dengan Bank Mega
Syariah
3) Perjanjian Pengikatan Jaminan (Counter Guarantee)
4) Surat atau bukti-bukti lain yang diperlukan sehingga terbitnya garansi
bank.
b. Dokumen permohonan perubahan garansi bank adalah :
1) Permohonan perubahan garansi bank
2) Surat bukti / data pendukung perubahan garansi bank
3) Addendum pembiayaan garansi bank
4) Perjanjian pengikatan jaminan garansi bank
3. Ketentuan Penerbitan Bank Garansi.61
a. Proses Permohonan dan Pembuatan Usulan Pembiayaan
1) Permohonan Bank Garansi Al-Kafalah diterima oleh Bagian
Marketing dari nasabah dengan menggunakan formulir “Permohonan
61 Ibid
Penerbitan Bank Garansi” yang telah disediakan oleh Bank Syariah
Mega Indonesia.
2) Periksa dan verifikasi surat permohonan tersebut apakah telah ditanda
tangani oleh pejabat yang berhak.
3) Lakukan pengumpulan kelengkapan data yang mencakup :
a). Hasil BI checking
b). Laporan Jaminan Yang diberikan
c). Legal Opini
d). Laporan Kunjungan Nasabah ( LKN )
4) Data pendukung untuk Memorandum Usulan Pembiayaan (MUP ):
a) Spreadsheet
b) Laporan keuangan / data finansial lainnya
c) Copy rekening koran / tabungan
d) Copy dokumen jaminan
e) Surat permohonan pembiayaan dari nasabah.62
4. Ketentuan Kontra Garansi.63
Untuk jenis Bank Garansi ; performance bond, advance payment bond,
Dan maintenance bond, maka nilai jaminan adalah minimal 100 % dari nilai
Bank garansi berupa uang tunai atau fixed asset
62 Ibid., Ratna Sahara
63 Ibid
Khusus untuk tender / bid bond, maka nilai jaminan adalah minimal 10 %
dari nilai bank garansi.
Masing-masing bentuk pengikatan jaminan tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Hak tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan
tanah.
b. Gadai adalah suatu hak seorang kreditur atas barang bergerak.
5. Jangka Waktu Bank Garansi.64
a. Jangka waktu Bank Garansi di batasi oleh kesepakatan pihak-pihak yang
terkait.
b. Perpanjangan jangka waktu Bank Garansi dilakukan dengan pembaharuan
bank Garansi, dengan memberikan data-data yang akurat ke bagian
marketing.
c. Bila ada hal-hal yang belum diatur, hanya dapat diputuskan setelah
mendapat persetujuan dari Direksi.
6. Jangka Waktu Pengajuan Klaim.65
Klaim dapat diajukan segera setelah timbul wan prestasi dengan batas
waktu pengajuan terakhir 14 hari setelah selesainya bank garansi. Dokumen
klaim Bank Garansi adalah :permohonan klaim garansi bank, Surat Bukti / data
64 Ibid
65 Ibid
pendukung untuk klaim / pembuktian pihak terjamin wanprestasi, asli garansi
bank.
7. Realisasi Bank Garansi.66
Untuk merealisasikan Bank Garansi, maka bank menganalisa terlebih
dahulu, mengenai :
a. Pengalaman usaha, latar belakang usaha, kondisi usaha / profil perusahaan
b. Riwayat nasabah berhubungan dengan Bank lain
c. Analisa aspek produksi, aspek marketing / penjualan, hubungan dengan
supplier dan aspek keuangan.
d. Analisa kebutuhan nilai garansi bank
e. Analisa kesesuaian skim syariah
f. Analisa resiko garansi bank yang terdiri dari : resiko pemasaran,
manajemen, produksi, keuangan dan resiko jaminan.
g. Analisa Jaminan.
Setelah melakukan analisa kelayakan, maka marketing mengajukan
memorandum usulan pembiayaan beserta data mendukung kepada Reviewer yang
terdiri dari :
1) Lembar persetujuan pembiayaan
2) Lembar jaminan
3) Lembar persyaratan
66 Ibid
4) Lembar proposal pembiayaan.
Setelah reviewer melakukan pemeriksaan kelengkapan data,mengevaluasi
serta merekomendasikan, maka bagian reviewer memberikan hasil reviewer
kepada anggota Komite Pembiayaan sebagai bahan pertimbangan mengambil
keputusan.67
8. Provisi Bank Garansi.68
Bank Mega Syariah, dalam hal Bank Mega Syariah menyebutnya biaya
administrasi diambil minimal 1, 1 % dari jumlah nilai jaminan. Setiap cabang
akan berbeda dalam mengambil biaya administrasi. 69
9. Pelaksanaan Penerbitan Bank Garansi.70
a. Memorandum Pembiayaan yang telah dibuat oleh marketing / account
officer diajukan ke komite sesuai dengan limit anggota komite pembiayaan.
b. Bila telah disetujui oleh komite pembiayaan, maka bagian support
pembiayaan akan mempersiapkan “ Perjanjian Penerbitan Bank Garansi”
yang dibuat dua rangkap untuk ditandatangani nasabah sesuai dengan
kewenangan yang diatur dalam anggaran dasarnya dan oleh pejabat bank /
pimpinan cabang yang ditunjuk sesuai dengan peraturan pemberian
67 Ibid.
68 Ibid
69 Ibid., Bapak Sigit
70 Ibid
pembiayaan. Dengan menyerahkan satu rangkap perjanjian penerbitan Bank
Garansi kepada nasabah dan satu set disimpan bank di bagian administrasi
support pembiayaan beserta contoh tanda tangan nasabah dan di serahkan ke
operasi pembiayaan untuk dipergunakan sebagai media verifikasi tanda
tangan surat permohonan penerbitan / perpanjangan / perubahan /
pembatalan garansi bank
c. Sebelum melakukan penerbitan Bank garansi, maka bagian administrasi
pembiayaan bertanggung jawab atas :
1) Kepastian adanya dana yang disetorkan ke Bank Syariah Mega
Indonesia jika jaminan berupa cash collateral baik dalam bentuk setoran
jaminan atau deposito, yang kemudian akan dilakukan pengikatan
penjaminan atas dana tersebut.
2) Kepastian bahwa nasabah telah membayar seluruh kewajibannya, seperti
: biaya administrasi, pengelolaan, materai, dan asuransi.
10. Pengawasan Bank Garansi.71
a. Pengawasan preventif
adalah pengawasan yang dilakukan sebelum pelaksanaan Bank
Garansi tersebut :
1) Mengadakan peninjauan dari keperluan bank garansi
2) Mengadakan penilaian dan analisa terhadap permohonan bank garansi.
71 Ibid
b. Pengawasan Represif
adalah pengawasan yang dilakukan setelah direalisasi bank garansi.
Agar pengawasan dapat berjalan dengan lancar maka harus diperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
1) Pengawasan administrasi rekening nasabah yang bersangkutan sehingga
penarikan dananya benar-benar hanya digunakan dan penyetoran-
penyetoran tepat pada waktunya yang telah ditetapkan dalam perjanjian.
2) Menjalin hubungan dengan pihak nasabah atau terjamin, sehingga dari
proyek tersebut dapat di awasi.
3) Apabila terjadi penyimpangan harus segera diperingatkan baik secara
lisan maupun lisan.
Dalam konteks kafalah, pemberian dana talangan oleh bank syariah
kepada nasabah pada umumnya, merupakan satu hal yang bersifat paradox
karena justru memperlihatkan citra negatif (tidak bonafidnya) nasabah
sehingga bertentangan dengan fungsi pemberian garansi.
Pemberian kafalah disertai dana talangan (qard) yang kemudian
diikuti dengan imbalan (selain dalam bentuk biaya administrasi) juga
merupakan hal yang bersifat paradox, sebab fatwa DSN, akad qardh
digolongkan sebagai akad tabarru‘ (non profit) dengan imbalan yang harus
bersifat sukarela serta tidak diperjanjikan di muka.
Fungsi jaminan adalah untuk mengurangi risiko gagal bayar nasabah,
sehingga bank berhak memberi syarat penyerahan jaminan dari nasabah
apabila bank melihat adanya potensi wanprestasi pada nasabah.72
Contoh Kasus: British Petroleum bekerja sama Kontraktor minyak
Conoco Philip sebagai pihak yang dijamin kredibilitasnya oleh Bank Syariah
Mega Indonesia, dan Bank Syariah Mega Indonesia dapat memenuhi
kewajibannya, kepada pemohon bank garansi. Dengan biaya administrasi 1,1
% dari nilai penjaminan, segala pendistribusian dalam hal ini pengangkutan
minyak dari sumber minyak di jamin oleh Bank Syariah Mega Indonesia.
Jumlah Bank Garansi Rp 200.000.000 jangka waktu 9 bulan, biaya
administrasi ditetapkan 1,1 % setahun, maka dapat dihitung sebagai berikut :
9 / 12 x 1,1 % x Rp. 200.000.000 = Rp 1.650.000
C. Kelebihan dan kekurangan dalam pengaplikasian produk jasa Bank Garansi
Pada PT.Bank Muamalat Tbk. dan Bank Mega Syariah dari sudut pandang
Bank.
Wajar bila setiap sisi dalam lembaga keuangan Bank maupun Non Bank ada
kekurangan dan kelebihan. Namun jangan dijadikan sebagai penghambat dalam
mengembangkan yang telah ada, kekurangan dijadikan sebagai motivasi untuk
72 Nasirwan, dkk.Standarisasi Akad Kafalah, Rahn, Hawalah, Sharf Kajian Perbankan
Syariah No.8 / 4 / 2006, (Jakarta : Direktorat Perbankan Syariah dan Bank Indonesia,2007), h. 34
lebih bergerak maju, dan kelebihan harus selalu dipertahankan guna menemukan
inovasi-inovasi yang menunjang keunggulan sebuah Bank.
1. Kelebihan dalam pengaplikasian produk Bank Garansi Pada PT. Bank
Muamalat Tbk :73
a. Presentase dalam fee telah dilakukan secara fix, dalam hal ini PT. Bank
Muamalat Tbk. memberikan presentase 1 % dari nilai jaminan proyek.
b. Bila mengajukan permohonan jasa bank Garansi, bila nasabah itu nasabah
lama yang sudah teruji kredibilitasnya dalam hal pembayaran, maka
nasabah dapat mengirimkan data-data melalui fax saja, tanpa harus
bertemu secara face to face.
2. Kekurangan dalam pengaplikasian produk jasa Bank Garansi Pada PT. Bank
Muamalat Tbk. : 74
a. Terkait dengan risiko operasional, yakni dalam hal salah penganalisaan.
Untuk mengetahui secara jelas, mari kita lihat pembahasan di sub analisa
mengenai risiko-risiko yang ada dalam perbankan, khususnya dalam hal
pembiayaan.
b. Klaim tetap dilayani walau masa klaim telah berakhir
Di dalam sertifikat bank garansi disebutkan jangka waktu berlakunya
garansi bank dan masa klaim bila terjadi wan prestasi. Di beberapa
73 Ibid
74 Ibid
cabang, terdapat klaim yang telah melewati masa klaim namun tetap
dilayani oleh asisten administrasi pembiayaan.
3. Kelebihan dalam pengaplikasian produk jasa Bank Garansi Pada Bank Mega
Syariah :75
a. Ketatnya penyeleksian pada seluruh produk di Bank Mega Syariah, dalam
hal ini nasabah produk jasa garansi bank, meminimalisir terjadinya risiko
operasional
4. Kekurangan Pengaplikasian Produk Bank Garansi Pada Bank Syariah Mega
Indonesia : 76
a. Lamanya proses dalam penyetujuan Bank Garansi, karena terkait dengan
masalah jaminan.
b. Penetapan provisi dan biaya administrasi berbeda-beda antar cabang.
Terdapat perbedaan mengenai tingkat provisi dan biaya administrasi.
Provisi dan biaya administrasi yang dikenakan kepada nasabah merupakan
pendapatan bagi cabang. Adanya perbedaan tingkat provisi dan biaya
administrasi ini dapat mengakibatkan tidak akuratnya penilaian kinerja
antar cabang.
75 Ibid
76 Ibid
D. Analisa Aplikasi Produk Jasa Bank Garansi Pada PT. Bank Muamalat Tbk.
Bank Syariah Mega Indonesia.
Dalam pemberian bank garansi, bank bertindak sebagai penanggung /
penjamin yang akan menanggung risiko, maka dalam menerbitkan /
mengeluarkan bank garansi, bank akan meminta kontra garansi / jaminan lawan
(counter guarantee) kepada di jamin yang dapat berupa uang tunai, deposito,
simpanan giro, surat-surat berharga, maupun harta kekayaan.
Apabila di kemudian hari ternyata pihak yang dijamin melakukan wanprestasi
(cidera janji), sedangkan kontra garansi tidak mencukupi untuk membayar klaim /
tuntutan dari penerima jaminan, hubungan antara penjamin (bank) dan dijamin
(nasabah bank) berubah menjadi hubungan kredit. Dengan demikian, dapat
dikatakan bank garansi tidak lain adalah bentuk kredit yang wujudnya bergantung
pada suatu keadaan tertentu di waktu mendatang.
1. Terhadap pemberian bank garansi, secara internal bank sedapat mungkin
melakukan analisa terhadap faktor-faktor :77
a. Meneliti kredibilitas, bonafiditas, dan past performance pihak yang dijamin
Maupun penerima jaminan
b. Meneliti sifat dan nilai transaksi yang akan dijamin, hingga dapat diberikan
Bank garansi yang sesuai
c. Menilai jumlah atau nominal bank garansi yang akan diberikan menurut
77 FX. Djumialdji, Garansi Bank Sebagai Jaminan dalam perjanjian Pemborongan Bangunan Pada Proyek-proyek Pemerintah .(Jakarta : Mimbar Hukum, 2001), h. 25
kemampuan bank dan batas maksimum pemberian kredit (karena Bank
Garansi dapat saja berubah menjadi fasilitas kredit).
d. Meneliti adanya suatu kontrak yang wajar dan dapat di
pertanggungjawabkan mengenai suatu transaksi dalam kontrak mana dengan
jelas dicantumkan bahwa untuk keperluan pelaksanaan / realisasi kontrak
tersebut oleh nasabah / pemohon bank garansi diperlukan suatu Surat
Jaminan Bank.
e. Melakukan analisis lainnya sebagaimana analisis pemberian fasilitas kredit
pada umumnya karena pemberian fasilitas bank garansi tidak berbeda
dengan pemberian fasilitas kredit, kecuali tidak adanya cash out bagi bank
pada pemberian fasilitas bank garansi. Akan tetapi, pada bank garansi
terdapat risiko klaim dari pihak bouwheer yang dapat berakibat cash out bagi
bank.
2. Di bawah ini penjelasan mengenai risiko-risiko yang sering terjadi dalam
pengaplikasian produk bank garansi dan bagaimana cara mengantisipasi
risiko-risiko yang mungkin ada, yaitu :78
a. Risiko kredit (Syariah Pembiayaan)
adalah risiko kegagalan counterpatry memenuhi kewajibannya. Risiko
kredit (Syariah Pembiayaan) dapat timbul dari berbagai segmen usaha, seperti
78 Ibid.,h.29
kredit (penyediaan dana), treasury dan investasi, serta pembiayaan perdagangan
(trade financing).
Penyebab utama terjadinya risiko kredit adalah terlalu mudahnya bank
memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk
memanfaatkan kelebihan likuiditas, sehingga penilaian kredit kurang cermat
dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang dibiayainya.
b. Risiko operasional
adalah risiko yang disebabkan oleh ketidakcukupan dan atau tidak
berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya
masalah eksternal yang mempengaruhi kegiatan usaha bank.
c. Risiko likuiditas
Di sebabkan oleh ketidakmampuan bank memenuhi kewajiban yang telah
jatuh tempo.
d. Risiko Strategis
Timbul karena adanya penetapan dan pelaksanaan strategi usaha bank yang
tidak tepat, atau kurang responsifnya terhadap perubhan-perubahan eksternal.
e. Risiko Kepatuhan
Timbul karena bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan-ketentuan lain yang berlaku. Pengelolaan
risiko kepatuhan dilakukan melalui penerapan sistem pengendalian intern secara
konsisten.
f. Risiko hukum
Adalah risiko yang timbul dari kelemahan aspek yuridis, yang diakibatkan
oleh tuntutan hukum, ketiadaan regulasi perundang-undangan yang mendukung,
atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan
pengikatan agunan yang tidak sempurna.79
Tabel 1.1
No PT. Bank Muamalat Tbk. Bank Syariah Mega Indonesia 1.
2
3
4
Menetapkan biaya administrasi dalam
jasa produk bank garansi sebesar
maksimal 1 %.
Untuk melakukan permohonan bank
garansi, bagi nasabah lama cukup
dengan mengefaxkan data nasabah.
Ada Formulir Permohonan Garansi
Bank
Permasalahan yang terjadi di lapangan
a. Klaim tetap dilayani walau masa
klaim telah berakhir
Menetapkan biaya administrasi
produk jasa bank garansi, melalui
kesepakatan bersama antara nasabah
dan pihak bank, minimal 1,1 % dari
jumlah nilai jaminan
Harus menyerahkan syarat-syarat
secara langsung.
Tidak ada formulir Permohonan
Garansi Bank, nasabah langsung
yangmembuat surat permohonannya.
Permasalahan yang terjadi di
lapangan :
a. Masalah yang timbul karena
79 Ibid.,h.7.
b. Permasalahan yang timbul, karena
salah penganalisaan, dalam hal ini
human error
penerbitan bank garansi adalah
terkait dengan masalah jaminan.
b. Penetapan biaya administrasi
berbeda-beda antar cabang.
Di antara kedua bank memiliki keunggulan masing-masing, maka itu
nasabah dapat menyesuaikan akan kebutuhannya masing-masing.
Setelah melihat masing-masing aplikasi dari kedua Bank, walaupun ada
peraturan Bank Indonesia yang berlaku bagi semua Bank, ternyata pada
praktiknya ada perbedaan, kekurangan disini bukan dimaksud penulis untuk
melemahkan atau menjustifikasi namun sebagai bahan perbandingan yang
nantinya akan bermanfaat bagi kedua bank, tanpa mengurangi rasa hormat
penulis. Dan kelebihan dijadikan acuan untuk lebih meningkatkan kinerja kedua
Bank di masa yang akan datang.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Aplikasi produk jasa bank garansi pada PT. Bank Muamalat Tbk., pada Bank
Muamalat menerapkan fee atau biaya administrasi maksimal sebesar 1 %
(satu persen) untuk seluruh kantor cabang dan pusat, persyaratan administratif
antara Bank Muamalat dan Bank Syariah Mega Indonesia pada umumnya
sama, namun biasanya nasabah yang menginginkan produk jasa bank garansi
pada Bank Muamalat, jarang yang datang ke kantor cabang, pada umumnya
mereka langsung ke kantor pusat.
2. Aplikasi produk jasa bank garansi pada Bank Syariah Mega Indonesia, pada
Bank Syariah Mega Indonesia menerapkan fee atau biaya administratif
minimal sebesar 1,1 % (satu koma satu persen) yang berbeda di setiap cabang-
cabangnya, Bank Mega tidak memiliki formulir permohonan bank garansi,
sehingga bagi nasabah yang menginginkan pelayanan ini harus membuat
sendiri surat permohonannya, setelah permohonan dan kelengkapannya dapat
dipenuhi oleh nasabah, maka setelah itu bank Mega Syariah Indonesia
menggunakan wewenangnya untuk menerima atau menolak permintaan
garansi pada nasabah.
3. Kelebihan dan kekurangan aplikasi produk jasa bank garansi pada PT. Bank
Muamalat Tbk. dan Bank Syariah Mega Indonesia adalah :
a. Kelebihan aplikasi produk jasa bank garansi pada PT. Bank Muamalat
Tbk : ada form permohonan bank garansi sehingga memudahkan nasabah
dalam mengisi aplikasi produk jasa bank garansi, bagi nasabah yang telah
memiliki kredibilitas hanya tinggal mengefaxkan data nasabah, dan itu
bisa langsung diproses.
b. Kelebihan aplikasi jasa bank garansi pada Bank Syariah Mega Indonesia
adalah diikutsertakannya nasabah dalam penentuan biaya administrasi,
sehingga adanya kerelaan antara pihak nasabah dan pihak bank, Kelebihan
aplikasi produk jasa bank garansi pada Bank Syariah Mega Indonesia
adalah sangat selektifnya Bank Syariah Mega Indonesia dalam menyetujui
permohonan Bank Garansi sehingga kesalahan teknis yang terjadi di
dalamnya dapat di minimalisir.
c. Kelemahan aplikasi produk jasa bank garansi pada PT. Bank Muamalat
Tbk. adalah salah penganalisaan yang terjadi dalam perbankan, lebih
disebabkan karena human error, untuk meminimalisir maka pihak bank,
harus selalu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada di
dalamnya, dengan memberikan training dan seminar-seminar yang
berkaitan dengan masing-masing bidangnya, masih di layani bank garansi,
setelah masa klaim berakhir, seharusnya bank memiliki kebijakan yang
tegas mengenai batas waktu pengajuan klaim dan bila batas waktu tersebut
telah lewat maka klaim tidak akan dilayani lagi. Hal ini terkait dengan
pernyataan dalam bank garansi bahwa kewajiban bank hanya terbatas pada
periode garansi bank dan masa klaim sesuai dengan perjanjian yang telah
disetujui sebelumnya. Klaim di luar periode tersebut merupakan tanggung
jawab dari pihak pemegang jaminan.
d. Kelemahan aplikasi produk jasa bank garansi pada Bank Syariah Mega
Indonesia Pengambilan fee atau biaya administrasi, ternyata antar cabang
berbeda-beda.melihat kenyataan yang demikian pihak bank harus
menyeragamkan biaya administrasi supaya cabang yang satu dengan yang
lain bisa di bandingkan profit masing-masing cabang.
B. Saran
1. Walaupun Produk jasa Bank Garansi, adalah produk pelengkap. Namun
sebaiknya pihak bank juga mempromosikan produk tersebut. Karena
minimnya informasi, nasabah menjadi kesulitan untuk medapatkan
informasinya
2. Jangan hanya nasabah yang memiliki Power dalam keuangan saja yang
mendapat pelayanan jasa bank garansi, namun melingkupi semua aspek
masyarakat, agar bank syariah memiliki perbedaan lebih dari sekedar nama
dari bank konvensional.
3. Eksistensi lembaga keuangan seperti perbankan dalam sistem perekonomian
adalah untuk menghimpun dan menyalurkan dana dari dan untuk masyarakat
termasuk kalangan dunia bisnis. Namun dalam pelaksanaannya pihak
perbankan harus tetap tegas pada prinsip prudential banking untuk
meminimalisasi resiko bagi pihak bank dana masyarakat tanpa harus
mengurangi efisiensi dan efektifitas penyaluran dana termasuk dalam
penerbitan garansi bank bagi pelaku bisnis yang memerlukan fasilitas
tersebut.
4. PT. Bank Muamalat Tbk. Dan Bank Syariah Mega Indonesia harus terus
berperan aktif dalam memajukan eksistensi Bank Syariah, yaitu dengan cara
meningkatkan pelayanan yang sesuai syariah, cepat, tepat, dan aman sehingga
nasabah merasa puas bermitra dengan bank syariah. Dan tetap menjaga
kemurnian produk-produknya berdasarkan prinsip syariah.
DAFTAR PUSTAKA
Terjemahan Al Qur’an dan Al Hadits
Affif, Faisal. dkk. Strategi dan Operasional Bank Bandung : PT ERESCO Bandung, 1996.
Amalia, Euis dkk., Konsep dan Mekanisme Bank Syariah. Ciputat : Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syahid, 2007.
Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum. Jakarta : Tazkia Institute
Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian dan Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Bineka Cipta, 1996.
Ahmad Anwari, “ Garansi Bank Menjamin Usaha Anda,” artikel diakses pada 31 Maret 2008 darihttp://www.solusihukum.com/artikel/artikel34.phpSumber : Anwari, 1981 :23
Aziz Septiwijaya,Abdul. “Akad Pelengkap Pada Bank Syariah, 10-12 Juni 2008 Jakarta: UIN Syahid, 2008.
Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta : Logos,1997.
Bungin, Burhan. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Direktorat BI. Himpunan Ketentuan Bank Syariah. Jakarta : Direktorat BI.
Fuady, Munir. 1997, Pembiayaan Perusahaan Masa Kini (Tinjauan Hukum Bisnis), Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
--------------, Arbitrase Nasional : Alternatif Penyelesaian Sengketa Bisnis, Cetakan Pertama, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. FX. Djumialdji, Garansi Bank Sebagai Jaminan dalam Perjanjian Pemborongan
Bangunan Pada Proyek-proyek Pemerintah ( Dalam Mimbar Hukum No. 37 / II / 2001), Jakarta 2001.
Haryanto,Toto. “ Tinjauan Kebijaksanaan Pemasaran Jasa Pemasaran Jasa Perbankan Bank ‘B’ “ (Skripsi LPPI Jakarta, 1988)
http://infobanksyariah.blogspot.com/2007/07/jasa-layanan-bank-syariah.html
The Nielsen Company “Nielsen Consumer Insight”. Jakarta : November 2007
Lathif, A. H. Azharudin. Fiqh Muamalat. Ciputat : UIN Jakarta Press, 2005.
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia, 1983.
Ninik Widyanti dan Y.W. Sunindia, Koperasi dan Perekonomian Indonesia, Cetakan Pertama , Jakarta : Bina Aksara, 1989.
Simorangkir, O.P. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank. Bogor : Ghalia Indonesia, 2004.
Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,2004
Sudrajat, Setyo. Bank Marketing II. Jakarta : Info Bank, 1994
Sumitro, Warkum. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait (BAMUI TAKAFUL) di Indonesia. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2007).
Soimin, Soedaryo. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Per). Jakarta : Sinar Grafika,2007.
Margono, Suyud. Alternatif Dispute Resolution dan Arbitrase : Proses Pelembagaan dan Aspek Hukum, Cetakan Pertama. Jakarta : Ghalia Indonesia, 2000.
Nasirwan. Standarisasi Akad Kafalah, Rahn, Hawalah, Sharf Kajian Perbankan Syariah No.8/4/2006. Jakarta : Direktoran Perbankan Syariah, 2007
Tim Penulis DSN MUI. Himpunan Fatwa DSN. Jakarta : Intermasa, 2003.
Tim IBI (Institute Bankir Indonesia), Konsep dan Implementasi Operasional Bank Syariah. Jakarta: Tim IBI, 2007
Wawancara Pribadi dengan Andriansyah. Jakarta. Jum’at 16 Mei 2008.
Wawancara Pribadi dengan Ratna Sahara. Jakarta. Jum’at 30 Mei 2008.