Download - ADKL(Pabrik Tahu)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dengan semakin meningkatnya perkembangan industri, maka semakin meningkat
pula tingkat pencemaran pada perairan yang disebabkan oleh hasil buangan industri
tersebut. Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh
perkembangan industri, perlu dilakukan upaya pengendalian pencemaran lingkungan
dengan menetapkan baku mutu lingkungan, termasuk baku mutu air pada sumber air
dan baku mutu limbah cair.
Tahu merupakan salah satu jenis makanan sumber protein dengan bahan dasar
kacang kedelai yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Sebagian besar produk
tahu di Indonesia dihasilkan oleh industri skala kecil yang kebanyakan terdapat di Pulau
Jawa. Industri tersebut berkembang pesat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk.
Namun, di sisi lain industri ini menghasilakan limbah cair yang berpotensi mencemari
lingkungan. Industri tahu membutuhkan air untuk pemrosesannya, yaitu untuk prosees
sortasi, peredaman, pengupasan kulit, pencucian, penggilingan, perebusan dan
penyaringan.
Air banyak digunakan sebagai bahan pencuci dan merebus kedelai untuk proses
produksinya. Akibat dari besarnya pemakaian air pada proses pembuatan tahu dan
tempe, limbah yang dihasilkan juga cukup besar. Sebagai contoh limbah industri tahu
tempe di Semanan, Jakarta Barat kandungan BOD 5 mencapai 1 324 mg/l, COD 6698
mg/l, NH 4 84,4 mg/l, nitrat 1,76 mg/l dan nitrit 0,17 mg/l (Prakarindo Buana, 1996).
Jika ditinjau dari Kep-03/MENKLH/11/1991 tentang baku mutu limbah cair, maka
industri tahu dan tempe memerlukan pengolahan limbah.
Air buangan dari proses pembuatan tahu ini menghasilkan limbah cair yang
menjadi sumber pencemaran bagi manusia dan lingkungan. Limbah tersebut, bila
dibuang ke perairan tanpa pengolahan terlebih dahulu dapat mengakibatkan kematian
makhluk hidup dalam air termasuk mikroorganisme (jasad renik) yang berperan penting
dalam mengatur keseimbangan biologis air, oleh karena itu penanganan limbah cair
secara dini mutlak perlu dilakukan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kegiatan di indistri pabrik tahu?
2. Bagaimana tahapan proses pabrik tahu sampai menimbulkan dampak ?
3. Apa saja dampak yang ditimbulkan oleh industri pabrik tahu ?
4. Bagaimana cara pengendalian dampak yang ditimbulakan oleh kegiatan produksi
industri tahu ?
C. Tujuan
1. Mengetahui kegiatan di indistri pabrik tahu
2. mengetahui tahapan proses pabrik tahu sampai menimbulkan dampak
3. Mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh industri pabrik tahu
4. Mengetahui cara pengendalian dampak yang ditimbulakan oleh kegiatan produksi
industri tahu .
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kegiatan industri pabrik tahu
Kegiatan yang dilaukan oleh industri pabrik tahu antara lain :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk proses produksi
a. Bahan baku utama dalam pembuatan tahu adalah kedelai
b. Mesin Pembantu untuk menghaluskan kedelai
c. Mesin Uap untuk membantu proses pengukusan tahu
d. Alat dan bahan lainnya (Air ,bak-bak dan alat pencetak, kayu bakar, saringan)
2. Tahapan – Tahapan Proses Pembuatan Tahu
a. Pencucian kedelai
Sebelum dilakukan perendaman, kedelai dicuci bersih dengan air mengalir.
b. Perendaman
Pada tahapan perendaman ini, kedelai direndam dalam sebuah bak perendam
yang dibuat dari semen. Langkah pertama adalah memasukan kedelai ke
dalam karung plastik kemudian diikat dan direndam selama kurang lebih 3
jam Setelah selesai kedelai ditiriskan dalam saringan bambu berukuran besar.
c. Penggilingan
Proses penggilingan dilakukan dengan menggunakan mesin penggiling biji
kedelai dengan tenaga penggerak dari motor lisrik.
d. Perebusan/Pemasakan
Bahan bakar yang digunakan sebagai sumber panas adalah kayu bakar yang
diperoleh dari sisa-sisa pembangunan rumah. Titik akhir perebusan ditandai
dengan timbulnya gelembung-gelembung panas dan mengentalnya
larutan/bubur kedelai.
e. Penyaringan
Setelah bubur kedelai direbus dan mengental, dilakukan proses penyaringan
dengan menggunakan kain saring. Tujuan dari proses penyaringan ini adalah
memisahkan antara ampas atau limbah padat dari bubur kedelai dengan filtrat
yang diinginkan.
f. Pengendapan dan Penambahan Asam Cuka
Dari proses penyaringan diperoleh filtrat putih seperti susu yang kemudian
akan diproses lebih lanjut. Filtrat yang didapat kemudian ditambahkan asam
cuka dalam jumlah tertentu. Fungsi penambahan asam cuka adalah
mengendapkan dan menggumpalkan protein tahu Endapan tersebut yang
merupakan bahan utama yang akan dicetak menjadi tahu
g. Pencetakan dan Pengepresan
Proses pencetakan dan pengepresan merupakan tahap akhir pembuatan tahu.
h. Pemotongan tahu
Setelah proses pencetakan selesai, tahu yang sudah jadi dikeluarkan dari
cetakan lalu dipotong-potong.
3. Proses Pendistribusian Tahu
Proses pendistribusian dilakukan dengan cara mendistribusikan tahu ke agen-agen
dan kepada para penjual di pasar,
B. Proses pembuatan tahu sampai menimbulkan dampak
Tahapan dalam proses pembuatan tahu ialah mula mula mencuci kedelai lalu
merendam kedelai kemudian kedelai tersebut dimasukan kedalam mesin penggilingan
kedelai hingga kedelainya halus , kemudian kedelai yang telah dihaluskan tadi
dimasak(direbus) dengan bantuan mesin uap , Setelah bubur kedelai direbus dan
mengental, dilakukan proses penyaringan dengan menggunakan kain saring, dari proses
penyaringan diperoleh filtrat putih seperti susu, kemudian ditambahkan asam cuka
dalam jumlah tertentu lalu setelah itu dimasukan kedalam cetakan tahu hingga bisa
dipotong – potong dan setelah di potong – potong dimasukan ke dalam tempat
penyimpanan.
Dari tahapan proses pembuatan tahu tersebut memerlukan berbagai alat dan bahan
sehingga menghasilkan berbagai macam limbah, diantaranya ada limbah padat, limbah
cair, dan polutan. Sumber limbah cair pabrik tahu berasal dari proses merendam kedelai
serta proses akhir pemisahan jonjot-jonjot tahu, sedangkan sumber limbah padat berasal
dari penyaringan bubur kedelai berupa ampas tahu yang sudah melalui pemerasan
berkali-kali dan Uap atau panas yang dikumpulkan oleh drumpu yang berasal dari kayu
yang dibakar.
Jika ditinjau dari komposisi kimianya, ternyata air limbah tahu mengandung
nutrien-nutrien (protein, karbohidrat, dan bahan-bahan lainnya) yang jika dibiarkan
dibuang begitu saja ke sungai justru dapat menimbulkan pencemaran. Limbah atau
ampas yang di hasilkan oleh pabrik tahu memang tidak membahayakan bagi
manusia,namun bau yang di keluarkan oleh limbah (ampas) tahu ini sagat menyengat
dan tidak sedap untuk kita hirup.apalagi kalau pabrik tahu tersebut sangat dekat sekali
degan pemukiman mungkin bau dari limbah tersebut sangat menganggu masyarakat.
jika limbah yang di biarkan saja mengalir tanpa memperhitungkan resiko yang terjadi,
maka lingkungan akan tercemar limbah yang berbahaya bagi lingkungan,
Keadaan ini akibat masih banyaknya pengrajin tahu/tempe yang belum mengerti
akan kebersihan lingkungan dan disamping itu pula tingkat ekonomi yang masih
rendah, sehingga pengolahan limbah akan menjadi beban yang cukup berat bagi
mereka.
C. Limbah – Limbah yang Dihasilkan
1. Limbah Padat
Buangan padat pabrik tahu berasal dari proses pencucian penyaringan berupa biji
yang jelek ceceran biji, dan batu kerikil
yang terikut dalam biji. Dari proses penyaringan dihasilkan limbah
padat berupa ampas tahu, sedangkan dari proses pengepresan
dihasilkan potongan-potongan tahu yang tercecer. Liambah padat belum terlalu
mencemari lingkungan karena bias digunakan untuk membuat temped an pakan
ternak sapi, kerbau, kambing, babi dan ikan.
2. Limbah Cair
Sebagian besar buangan pabrik tahu dalah limbah cair yang mengandung sisa air
dari susu tahu yang tidak tergumpal menjadi tahu, sehingga limbah cair pabrik
tahu masih mengandung zat-zat organic protein, karbohidrat dan lemak. Selain
zatterlarut, limbah cair juga mengandung padatan tersuspensi atau padatan
terendapkan misalnya potongan tahu yang kurang sempurna saat
pemrosesan.
Limbah cair akan mengakibatkan bau busuk dan bila dibuang langsung ke sungai
akan menyebabkan tercemarnya sungai tersebut.
3. Polusi
Dalam pembuatan tahu dapat menimbulakan dampak polusi udara yang berasal
dari asap yang dikeluarkan dari proses perebusan maupun bau yang ditimbulkan
oleh limbah cair dan polusi udara yang banyak disebabkan oleh suara
penggilingan kedelai yang menyebabkan kebisingan.
D. Dampak Yang Ditimbulkan Oleh Industri Pabrik Tahu
1. Bagi Lingkungan sekitar
Pada umumnya, limbah padat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sedangkan
limbah cair dibuang langsung ke lingkungan. Limbah cair pabrik tahu ini memiliki
kandungan senyawa organik yang tinggi. Tanpa proses penanganan dengan baik,
limbah tahu menyebabkan dampak negatif baik bagi lingkungan ataupun bagi
manusia seperti polusi air, rusaknya tumbuhan air jika langsung dibuang di tanah,
sumber penyakit, bau tidak sedap, meningkatkan pertumbuhan nyamuk, dan
menurunkan estetika lingkungan sekitar.
Limbah yang di buang dari pabrik memang ada tempat penampungan
sementaranya, namun dari tempat tersebut mungkin saja akan di salurkan ke
lingkungan yang lebih jauh dari pabrik sehingga menimbulkan pencemaran
lingkungan. Sebagian besar limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuatan
tahu adalah cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut air dadih.
Cairan ini mengandung kadar protein yang tinggi dan dapat segera terurai. Limbah
cair ini sering dibuang secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga
menghasilkan bau busuk dan mencemari sungai mulai dari awal pembuangan
sampai ke hulu. Sumber limbah cair lainnya berasal dari pencucian kedelai,
pencucian peralatan proses, pencucian lantai dan pemasakan serta larutan bekas
rendaman kedelai.
Limbah tahu yang tidak diolah dengan baik akan digunakan nyamuk sebagai
tumbuh dan berkembang biak serta dapat memperancar penularan rantai penyakit
pada siklus tertentu. Karena nyamuk ada yang suka berkembang biak di air bersih
atau air kotor. Terhadap air permukaan yaitu berasal dari pengolahan limbah cair,
yang dibuang ke sungai. Resiko yang timbul pada flora, fauna, dan manusia, yang
memanfaatkan sungai. Resiko terbesar yang mungkin terjadi adalah matinya biota
air, tumbuhan air, dan hewan air.
2. Bagi Masyarakat
Terkadang juga para pedagang menggunakan cara cara yang tidal hahal
digunakan dalam perniagaan terutama dalam penjualan tahu. Agar tahu lebih
menarik, bersih, awet maka banyak tahu yang menggunakan pemutih ataupun
formalin dalam perdaganganya sehingga selain merugikan konsumen juga dapat
merugikan lingkungan sekitar karena bekas air yang digunakan dalam rendaman
tersebut pasti langsung dibuang kebadan air tanpa proses pengolahan terlebih
dahulu. Formalin dan pemutih merupakan zaq kimia yang dilarang dalam
perdagangan terutama perdagangan bahan makanan karena zat tersebut dapat
menyebabkan penyakit terutama menyerang organ organ dalam dimanusia dan
dapat merusak biota air tawar atau mikroorganisme pada tanah.
Terhadap udara, yaitu resiko berasal dari bau limbah tahu yang semakin lama
semakin tidak sedap. Akibat pencemaran tersebut warga khususnya pekerja pabrik
merasa kurang nyaman akibat terhisapnya bau ke dalam pernafasan, sehingga jika
kita melewati lokasi pabrik tahu tersebut tercium bau asap pabrik yang menyengat
dan tidak sedap walaupun asapnya tidak terlihat. Polusi yang ditimbulkan dari
proses pembuatan tahu terdiri dari CO, Sox, HC, NOx dan jika terhirup oleh
manusia maka akan terakumulasi menjadi banyak dan menimbulkan penyakit,
serta dapat dirasakan setelah beberapa tahun kedepan. Jadi untuk menanggulangi
pencemaran udara dari asap cerobong pembakaran tungku maka harus ada
modifikasi pada cerobong asap dan diperbanyak penanaman pohon.
E. Cara Pengendalian Dampak Yang Ditimbulakan Oleh Kegiatan Produksi Industryi
Tahu
1. Reduce :
a. Pengolahan Limbah Secara Fisika
Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan,
diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah
mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu.
Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk
menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang
mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses
pengendapan. Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini
adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak
pengendap.
b. Pengolahan Limbah Secara Kimia
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk
menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid),
logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan
membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan-bahan
tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan
tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan
(flokulasi-koagulasi), baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga
berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi.
c. Pengolahan Limbah Secara Biologi
Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai
pengolahan sekunder, pengolahan secara nbiologi dipandang sebagai
pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah
berkembang berbagai metode pengolahan biologi dengan segala
modifikasinya.
d. Untuk pengendalian dampak pencemaran udara yag ditimbulkan dari
pembakaran.
Asap merupakan masalah yang komplek dan tidak ada industry apapun yang
tanpa mengeluarkan asap dalam proses pembuatan menjadi bahan jadi,
termasuk juga dalam pembuatan tahu yang menggunakan bara api untuk
merebus kedalai dan lain sebagainya. Asap yang dikeluarkan oleh cerobog
mengadung banyak zat kimia yang keluar ke udara bebas dan terhirup oleh
masyarakat disekitar sehingga akan menjadi penyakit dalam jangka waktu
yang lama, dan perlu ditanggulangi dengan memodifikasi cerobong asap agar
lebih efektif dalam menguragi pencemaran pada udara salah satunya dengan
pemberian absorben untuk mengurangi partikel partikel sehingga hanya
partikel yang kecil yang bisa keluar ke udara ambient dan partike yang kecil
kecil tersaring didalam cerobong asap.
2. Reuse (penggunaan kembali)
a. Dapat dilakukan dengan memanfaatkan limbah padat ampas tahu sebagai
pakan ternak. Keberadaan ampas tahu di tanah air cukup melimpah, murah
dan mudah didapat. Produk sampingan pabrik tahu ini apabila telah
mengalami fermentasi dapat meningkatkan kualitas pakan dan memacu
pertumbuhan ayam pedaging. Produk sampingan pabrik ampas tahu ini
telah digunakan sebagai pakan babi, sapi bahkan ayam pedaging. Namun
karena kandungan air dan serat kasarnya yang tinggi, maka
penggunaannya menjadi terbatas dan belum memberikan hasil yang baik.
Guna mengatasi tingginya kadar air dan serat kasar pada ampas tahu maka
dilakukan fermentasi. Fakta menunjukkan bahwa penggunaan ampas tahu
sebagai pakan ternak ini menunjukkan pertumbuhan yang positif pada
ternak.
3. Reclye (mendaur ulang kembali)
a. Adalah upaya yang ketiga yang dapat dilakukan dalam pengelolaan limbah
yang mengacu pada prinsip 3R. Upaya- upaya yang dapat dilakukan
adalah mendaur ulang ampas tahu ini menjadi kecap ampas tahu, oncom,
pupuk cair, dan bahan bakar biogas. Limbah cair pembuatan tahu bisa
disulap menjadi pupuk organik cair yang kaya manfaat. Selain harganya
murah hasil pertaniannya juga bisa lebih baik. Sebagai pengganti pupuk
urea, pupuk cair dari limbah tahu sangat dibutuhkan tanaman.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Selain produk utama yang dihasilkan industri tahu berupa tahu,juga menghasilkan
produk sampingan berupa air limbah tahu dan ampas tahu.
2. Air limbah tahu oleh sebagian industri dibuang langsung ke saluran irigasi,
sehingga mencemari lingkungan diantaranya menimbulkan bau busuk
dilingkungan sekitar.
3. Keterbatasan biaya dan pengetahuan tentang pengolahan hasil limbah produksi
tahu.
4. Kurangnya pengetahuan tentang bahaya limbah yang ditimbulkan dari hasil
produksi tahu.
B. Saran
1. Banyak sedikitnya limbah yang mengalir ke lingkungan pabrik tergantung pada
cara mengolah limbah tersebut, maksudnya jika limbah yang di biarkan saja
mengalir tanpa memperhitungkan resiko yang terjadi, maka lingkungan akan
tercemar limbah yang berbahaya bagi lingkungan, begitu pun sebaliknya, jika
limbah yang di buang dapat di perhitungkan terlebih dahulu atau mengolahnya
dengan cara-cara yang benar, kemungkinan lingkunga tercemar akan minim.
2. Memberikan pengetahuan mengenai dampak yang berbahaya terhadap lingkungan
sekitar.
3. Memberikan pengetahuan tentang pemanfaat penanganan limbah tahu secara
benar dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Suwardji, Raden. Cara Pembuatan Tahu Konvensional. Yogyakarta: Penerbit Liberty, 1999.
Hambali. (2003). Analisis Resiko Lingkungan
http://cara-membuat.net/search/kendala-usaha-tahu-lontong
http://organisasi.org/
pengertian_definisi_macam_jenis_dan_penggolongan_industri_di_indonesia_perekonomian_
bisnis