Download - A. Judul : Pengaruh

Transcript
Page 1: A. Judul : Pengaruh

A. JUDUL : PENGARUH KESEHATAN MENTAL TERHADAP

HUBUNGAN SOSIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3

TOROH KABUPATEN GROBOGAN

B. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan lingkungan artifisial yang sengaja diciptakan

untuk membina anak-anak ke arah tujuan tertentu, khususnya untuk

memberikan kemampuan dan keterampilan sebagai bekal kehidupan di

kemudian hari. Bagi remaja pendidikan jalur sekolah yang diikutinya adalah

jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Di mata remaja sekolah

dipandang sebagai lembaga yang cukup berpengaruh terhadap terbentuknya

konsep yang berkenaan dengan nasib mereka di kemudian hari. Proses

pembelajaran siswa disekolah, sangat tergantung pada kondisi dan lingkungan

sekolah. Kondisi sekolah yang baik dan lingkungan yang harmonis, akan

dapat meningkatkan minat dan semangat siswa dalam proses pembelajaran.

Kondisi dan lingkungan sekolah yang harmonis akan dapat membentuk

kualitas mental siswa yang baik pula. Agar dapat menimbulkan kondisi dan

lingkungan sekolah yang baik dan harmonis maka harus tercipta suatu

hubungan sosial yang baik disekolah.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan terciptanya kondisi dan

lingkungan yang baik dan harmonis di sekolah, namun pada penelitian ini

lebih difokuskan pada keterkaitan antara hubungan sosial siswa

1

1

Page 2: A. Judul : Pengaruh

dengankesehatan mental siswa. Siswa yang memiliki gangguan kesehatan

mental tentunya akan berdampak pada hubungan sosial mereka di sekolah .

untuk itu pada penelitian ini akan dilakukan penelitian pada SMP N 3 TOROH

kelas VIII tahun ajaran 2009/2010 dalam mengukur keterkaitan antara

kesehatan mental dengan hubungan sosial siswa.

Dalam mempelajari kesehatan mental tak lepas dari pengetahuan

kepribadian. Kenyataan di lapangan atau di lingkungan sekolah kurang

terkontrol maka kepribadiannya juga agak berantakan.

Pada umumnya siswa yang mengalami gangguan dalam kesehatan

mental karena kondisi keluarga siswa tersebut kurang perhatian sehingga

siswa gampang emosi, tidak konsentrasi dalam kegiatan belajar mengajar,

dalam penampilan siswa urakan dan tidak rapi dalam berpakaian.

Mental juga merupakan sisi kejiwaan mental berupa nonfisik.

Seseorang yang memiliki gangguan mental, seperti yang dikemukakan

Notosoedirdjo dan Latipun (2005: 8) dapat dikenali dengan memahami

gejalanya sebagai contoh adalah pada orang yang menderita depresi, gangguan

kecemasan, kepribadian dan sering emosi.

Gangguan mental dalam beberapa hal disebut perilaku abnormal yang

juga dianggap sama dengan sakit mental, sakit jiwa, namun demikian kita

menyadari bahwa gangguan mental itu diakui adanya di masyarakat.

Sekolah merupakan masyarakat yang lebih besar dari keluarga.

Sekolah bukan hanya sekedar memberikan pelajaran, tetapi juga berusaha

memberikan pendidikan sesuai dengan perkembangan, berusaha agar anak

2

Page 3: A. Judul : Pengaruh

didik mengembangkan potensinya secara puas dan senang serta mempunyai

pribadi yang integral.

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap

ranah psikologi yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar

siswa, namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah

itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan

hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena

itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil

cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat

mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang

berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.

Seperti yang dikemukakan Latipun (2002: 16) ilmu pendidikan

mempelajari perubahan perilaku manusia secara lebih normatif selain

mempelajari materi yang diberikan, juga strategi yang harus ditempuh agar

perubahan perilaku itu lebih efektif. Ilmu pendidikan tentunya memberikan

kontribusi bagi bidang kesehatan mental, khususnya dalam pengembangan

intervensi-intervensi kepada masyarakat, prinsip-prinsip pendidikan

dimanfaatkan untuk peningkatan kesehatan masyarakat.

Notosoedirdjo dan Latipun (2005: 24) mendefinisikan kesehatan

mental adalah: a) Sehat mental karena tidak mengalami gangguan mental, b)

Sehat mental jika tidak sakit akibatnya adanya stressor, c) Sehat mental jika

sejalan dengan kapasitasnya dan selaras dengan lingkungannya, d) Sehat

mental karena tumbuh dan berkembang secara positif.

3

Page 4: A. Judul : Pengaruh

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental adalah

penyesuaian manusia dalam hidupnya, dengan berperilaku secara wajar dan

mampu beriteraksi dengan baik, dilingkungan sekolah, lingkungan keluarga ,

dan di lingkungan masyarakat .

Notosoedirdjo dan Latipun mengemukakan (2005: 42) gangguan

belajar meliputi: a) Gangguan belajar, b) Gangguan matematika, c) Gangguan

mengekspresikan tulisan / menulis.

Kunci pokok utama memperoleh ukuran dan data hubungan sosial

siswa sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui garis-garis besar

indikator (petunjuk adanya hubungan sosial tertentu) dikaitkan dengan jenis

hubungan sosial yang hendak diungkapkan atau diukur.

Bertitik tolak uraian singkat di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Pengaruh Kesehatan Mental terhadap Hubungan Sosial

Siswa Kelas VIII SMP N 3 Toroh Tahun Pelajaran 2009 / 2010”.

C. Identifikasi Masalah

Berdasarkan atas latar belakang masalah yang telah dipaparkan pada

awal tersebut, maka peneliti berusaha mengungkapkan masalah-masalah yang

kemungkinan masih terjadi di lingkungan sekolah dan berkaitan dengan

variabel penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Masih banyak siswa yang mengalami hambatan dalam emosi dan perilaku

2. Masih banyak siswa yang kurang mampu berinteraksi dengan lingkungan

bermain dikelasnya.

3. Masih ada beberapa siswa yang enggan bergaul dengan temannya.

4

Page 5: A. Judul : Pengaruh

D. Pembatasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, biaya dan referensi yang dimiliki peneliti,

maka dalam penelitian ini penulis batasi pada Pengaruh Kesehatan Mental

terhadap Hubungan Sosial Siswa Kelas VIII SMP N 3 Toroh Tahun Pelajaran

2009 / 2010.

E. Perumusan Masalah

Atas dasar identifikasi masalah di atas, maka perumusan masalah

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kondisi kesehatan mental siswa-siswi SMP N 3

Toroh?

2. Bagaimana kondisi hubungan sosial siswa-siswi SMP N 3 Toroh?

3. Adakah pengaruh antara kesehatan mental dengan hubungan

sosial siswa-siswi SMP N 3 Toroh tahun ajaran 2009 / 2010.

F. Tujuan Penelitian

Atas dasar perumusan dan batasan masalah di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kondisi kesehatan mental siswa-siswi SMP N 3

Toroh.

2. Untuk mengetahui kondisi Hubungan sosial siswa-siswi SMP N 3

Toroh.

3. Untuk mengetahui pengaruh antara kesehatan mental dengan hubungan

sosial siswa SMP N 3 Toroh.

G. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

5

Page 6: A. Judul : Pengaruh

Manfaat yang hendak diperoleh dari penelitian ini adalah

memberikan masukan kepada semua pihak ( sekolah, masyarakat, dan

pemerintah) untuk lebih berperan serta secara aktif dalam membimbing

dan membina generasi muda dalam rangka memajukan pendidikan bangsa

dan negara.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru Kelas

Untuk memberi bekal dan menambah pemahaman pengetahuan dan

wawasan guru kelas dalam berinteraksi dengan muridnya.

b. Bagi Siswa

Agar siswa dapat berinteraksi dengan lingkungan belajar dan

mengajar, sesuai dengan potensi dan kemampuan yang ada.

c. Bagi Peneliti

Sebagai dasar pengembangan pengetahuan dan sebagai dasar berpijak

penelitian lebih lanjut dan sebagai pembanding penelitian lain.

H. LANDASAN TEORI

1. Pengertian Kesehatan Mental

Sehat menurut World Health Organization (WHO) seperti yang

dituliskan Notosoedirdjo dan Latipun (2005 : 3) merupakan keadaan yang

sempurna baik fisik, mental maupun social, tidak hanya terbebas dari

penyakit atau kelemahan atau cacat. Artinya, orang yang tidak sakit belum

tentu dikatakan sehat. Dia semestinya dalam keadaan sempurna baik fisik,

mental maupun social.

6

Page 7: A. Judul : Pengaruh

Menurut Zakiyah Darajat (2001 : 4) kesehatan mental adalah

terhindarnya orang dari gejala – gejala gangguan jiwa (neurose) dan gejala

– gejala penyakit jiwa (psychose). Kemampuan untuk menyesuaikan diri

dengan diri sendiri, dengan orang lain dan dengan masyarakat serta

lingkungan pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk

mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, kepada kebahagiaan

diri dan orang lain serta terhindar dari gangguan – gangguan dan penyakit-

penyakit jiwa, terwujudnya keharmonisan yang sungguh – sungguh antara

fungsi – fungsi jiwa serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi

problem – problem biasa yang terjadi dan merasakan kebahagiaan dan

percaya terhadap kemampuan dirinya sendiri.

Banyak pengertian tentang kesehatan mental , menurut

Notosoedirdjo dan Latipun (2005 : 33) sehat mental merupakan

terbebasnya dari gangguan dan sakit mental. Pengertian lainnya lebih

menekankan pada kemampuan individual dalam merespon lingkungan.

Selain itu juga ada yang menekankan pada pertumbuhan dan

perkembangan yang positif.

Mental merupakan sisi kejiwaan manusia berupa non fisik.

Seseorang yang memiliki gangguan mental, seperti yang Notosoedirdjo

dan Latipun (2005 : 8) dapat dikenali dengan memahami gejalanya.

Sebagai contoh adalah pada orang yang menderita depresi, gangguan

kecemasan, kepribadian dan sebagainya.

7

Page 8: A. Judul : Pengaruh

Notosoedirdjo dan Latipun (2005 : 33) menekankan prinsip dasar

dalam kesehatan mental, yaitu : (1)Kesehatan mental itu lebih dari

tiadanya perilaku abnormal, (2) Kesehatan mental itu konsep yang ideal,

dan (3) Kesehatan mental sebagai bagian dari karakteristik kualitas hidup.

Gangguan mental dalam beberapa hal disebut perilaku abnormal

yang juga dianggap sama dengan sakit mental, dan sakit jiwa. Namun

demikian kita menyadari bahwa gangguan mental itu diakui adanya di

masyarakat. Sama halnya dengan yang terjadi pada gangguan fisik,

gangguan mental ini pada dasarnya juga terdapat di semua masyarakat.

Allport, dan Duane Schultz (1991 : 19) mental juga terdapat dalam

kepribadian – kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma –

trauma dan konflik masa kanak – kanak. Orang – orang yang neurotis

terikat atau, terjalin erat pada pengalaman – pengalaman masa kanak –

kanak, tetapi orang yang sehat bebas dari paksaan masa lampau.

Sehat mengandung pengertian keadaan secara biopsikosisal, lebih

dari sekedar terbatas dari penyakit/kecacatan. Sedangkan sakit juga

mengandung makna biopsikosisal. Yang meliputi konsep disease

(berdimensi sosiologis). Di samping itu factor subyektif dan kultural juga

menentukan konsep sehat dan sakit Latipun dan Moeljono (2005 : 11).

Federasi kesehatan mental dunia (World Federation for Mentall

Health) pada saat kongres kesehatan mental di London, 1984 merumuskan

pengertian kesehatan sebagai berikut : a) Kesehatan mental sebagai

kondisi yang memungkinkan adanya perkembangan yang optimal baik

8

Page 9: A. Judul : Pengaruh

secara fisik, intelektual dan emosional, sepanjang hal ini sesuai dengan

keadaan orang lain, dan b) Sebuah masyarakat yang baik adalah

masyarakat yang memperoleh perkembangan ini pada anggota masyarakat

selain pada saat yang sama menjamin dirinya berkembang dan toleran

terhadap masyarakat yang lain (Latipun dan Moeljono, 2005 : 26).

Sedangkan menurut Gladstone (1994 : 8) kesehatan mental adalah

kemampuan seseorang untuk dapat memperkembangkan dirinya sesuai

tuntutan realitas sekitarnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental

adalah suatu kondisi dari seseorang maupun kelompok baik secara fisik

atau jiwa dalam mengembangkan dan memanfaatkan fungsi dan potensi

diri terhadap diri sendiri masyarakat maupun lingkungan.

2. Ciri – ciri Mental yang Sehat

Berkenaan dengan pribadi yang normal dan mental yang sehat,

Kartono dalam Yusak Burhanudin (1993 : 13), yaitu a) Memiliki rasa

aman (sense of security) yang tepat, mampu berhubungan dengan orang

lain dalam bidang kerja, pergaulan dan dalam lingkungan keluarga, b)

Memiliki penilaian (self evaluation) dan wawasan diri yang rasional

dengan harga diri yang tidak berlebihan, memiliki kesehatan secara moral

dan tidak dihinggapi rasa bersalah, selain itu juga dapat menilai perilaku

orang lain yang asosial dan tidak manusiawi sebagai gejala perilaku yang

menyimpang, c) Mempunyai spontanitas dan emosional yang tepat dan

mampu menjalin relasi yang erat, kuat dan lama seperti sebuah

9

Page 10: A. Judul : Pengaruh

persahabatan, komunikasi sosial dan menguasai diri sendiri, d)

Mempunyai kontak dengan realitas secara efisien, tanda ada fantasi angan

dan angan – angan yang berlebihan. Pandangan hidupnya realitas dan

cukup luas. Sanggup menerima segala cobaan hidup, kejutan – kejutan

mental, serta nasib buruk lainnya dengan besar hati. Memiliki kontak yang

riil dan efisien dengan diri sendiri, dan mudah melakukan adaptasi atau

mengasimilasikan diri jika lingkungan sosial atau dunia luar memang

tidak bisa diubah oleh dirinya, e) Memiliki dorongan dan nafsu – nafsu

jasmaniah yang sehat dan mampu memuaskannya dengan cara yang sehat.

Namun tidak diperbudak oleh nafsunya sendiri, f) Mempunyai

pengetahuan yang cukup dengan memiliki motif hidup yang sehat dan

keadaan tinggi. Dapat membatasi ambisi – ambisi dalam batas

kenormalan. Juga patuh terhadap pantangan – pantangan pribadi dan yang

bersifat sosial, g) Memiliki tujuan hidup yang tepat, sehingga dapat

dicapai dengan kemampuan sendiri serta memiliki keuletan dalam

mengejar tujuan hidupnya agar bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi

masyarakat pada umumnya, h) Memiliki kemampuan belajar dari

pengalaman hidup dalam mengolah dan menerima pengalamannya dengan

sikap yang dihadapi untuk mencapai kesuksesan, i) Memiliki kesanggupan

untuk mengekang tuntutan – tuntutan dan kebutuhan – kebutuhan hidup

dari kelompok, dan j) Memiliki emansipasi yang sehat terhadap kelompok

dan kebudayaan bangsanya dan terhadap perubahan – perubahan jasmani

dan rohaniah.

10

Page 11: A. Judul : Pengaruh

3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Mental

a. Otonomi fungsional

Otonomi fungsional adalah pengalaman kenyataan yang sangat

mencekam jiwa, punya arti dinamis yang sangat besar dan menjadi

kekuatan otonom, yang pada akhirnya secara fungsional menjadi

terlepas dari pengalaman – pengalaman hidup sebelumnya.

Pada peristiwa otonomi fungsional terjadi satu trauma – trauma

atau kejadian traumatis adalah luka jiwa yang dialami seseorang,

disebabkan oleh suatu pengalaman yang sangat menyedihakn atau

melukai jiwanya. Sehingga karena pengalaman tersebut hidupnya sejak

saat kejadian itu berubah secara radikal yaitu : mendapatkan satu

insight baru, serta mengalami proses pendidikan atau makin

menurunnya niveau kehidupan. Contoh seorang yang mengalami

proses kenaikan atau menurunnya niveau kehidupan = seorang siswa

yang mempunyai keterlambatan berhitung setelah siswa tersebut

berusaha atau belajar di rumah dan dia memasuki les berhitung jadi

siswa mengalami penaikan niveau kehidupan.

b. Pertumbuhan bentuk pemuasan kebutuhan

Cara pemenuhan kebutuhan itu ditampilkan dalam bentuk – bentuk

kebiasaan dan perbuatan – perbuatan otomatis, yang diberi model atau

pola oleh kebudayaan seseorang, lambat laun akan timbul bentuk –

bentuk tingkah laku kebiasaan baru untuk memenuhi kebutuhan –

11

Page 12: A. Judul : Pengaruh

kebutuhan itu, jika pola baru tadi ternyata lebih efisien daripada pola

yang lama ( sedang kebiasaan yang lama lalu ditinggalkan).

Maka di antara masa kini dengan masa esok yang dicitakan itu

selalu ada ketegangan. Ketegangan – ketegangan tersebut di satu pihak

akan menaikkan aktivitasnya, di samping meningkatkan niveaunya

kemanusiaannya jauh di atas kurve biologisnya. Namun di pihak lain

juga bisa menimbulkan macam – macam gangguan mental dan

gangguan emosional jika ketegangan tadi tidak bisa dilenyapkan.

Selanjutnya dapat ditambahkan bahwa sekalipun kurve biologis

seseorang sudah lama menurun, namun kehidupan psikisnya masih

bisa terus tumbuh, mekar dan berkembang.

c. Frustasi

Frustasi adalah satu keadaan, di mana satu kebutuhan tidak bisa

terpenuhi dan tujuan tidak bisa tercapai sehingga orang kecewa dan

mengalami satu bariere / halangan dalam usahanya mencapai satu

tujuan.

Arti frustasi yang lain adalah :

1) Penghalangan tingkah laku yang tengah berusaha mencapai satu

tujuan.

2) Suatu keadaan ketegangan yang tidak menyangka, disertai

kecemasan dan meningkatnya kegiatan simpatetis, disebabkan oleh

hambatan atau halangan.

12

Page 13: A. Judul : Pengaruh

Dengan kata lain, frustasi adalah kondisi seseorang yang dalam

usaha dan perjuangannya mencapai satu tujuan jadi tehambat, sehingga

harapannya menjadi gagal dan ia merasa sangat kecewa lalu orang

menyatakan : dia mengalami frustasi. Frustasi dapat mengakibatkan

berbagai bentuk tingkah laku reaktif, misal : seseorang dapat

mengamuk dan menghancurkan orang lain, merusak barang, frustasi

juga dapat memunculkan titik tolak baru bagi satu perjuangan dan

usaha atau bisa juga menciptakan bentuk – bentuk adaptasi baru dan

pola pemuasan kebutuahan yang baru.

Jadi, frustasi dapat menimbulkan situasi yang menggantungkan

kehidupan batin seseorang yang positif. Tapi juga dapat mengkritisi

situasi yang merusak atau yang negatif, sehingga mengakibatkan

timbulnya macam – macam bentuk gangguan mental.

a. Dampak positif

Berikut beberapa dampak atau bentuk reaksi frustasi yang

membantu atau positif dan negatif :

1. Mobilisasi dan penambahan kegiatan

Jika seseorang dalam usahanya mencapai satu tujuan

mengalami satu rintangan besar. Maka sebagai reaksinya bisa

terjadi satu pengumpulan untuk menjebol hambatan –

hambatan yang menghalangi.

13

Page 14: A. Judul : Pengaruh

Berbagai kesulitan dan hambatan dalam kehidupan sehari –

hari bisa menjadi tantangan. Tantangan ini bisa terlalu berat

sehingga terjadilah kegagalan dan kemusnahan yang tragis.

2. Berfikir secara mendalam disertai wawasan jernih

Setiap frustasi memberikan masalah sekaligus tantangan

pada manusia untuk di atasi. Kejadian ini memaksa dirinya

untuk melihat realitas dengan jalan mengambil jarak

pengambilan distansi ini merupakan syarat pertama untuk

berfikir secara mendalam disertai wawasan jernih.

Berfikir secara mendalam dengan wawasan tajam dan

jernih memanggil perspektif – perspektif baru dan memberikan

kemungkinan-kemungkinan lain, juga memberikan kesempatan

untuk menilai arti dari frustasi tersebut menurut proporsi

sebenarnya.

3. Kompensasi atau substitusi dari tujuan-tujuan

Kompensasi adalah usaha menggantikan atau usaha

mengimbangi sesuatu yang dianggap minder atau lemah.

Kegagalan seseorang dalam satu bidang yang banyak

menimbulkan rasa kecemasan, ketegangan dan derita batin,

14

Page 15: A. Judul : Pengaruh

kemudian dialihkan pada suatu pencapaian sukses di bidang

lain.

Satu kesibukan atau satu pelaksanaan tugas itu jika

mengalami hambatan selalu saja akan memanggil satu sistem

ketegangan yang kuat dan menuntut adanya penyelesaian.

Penyelesaiannya dapat pula berbentuk penggantian tugas –

tugas tadi.

b. Dampak Negatif

1. Agresi

Agresi adalah kemarahan yang meluap – luap dan orang

melakukan serangan secara kasar dengan jalan yang tidak wajar

karena orang selalu gagal dalam usahanya, reaksinya sangat

primitif, berupa kemarahan dan luapan emosi kemarahan yang

meledak – ledak. Kadang – kadang disertai perilaku kegilaan

tindak sadis dan usaha membunuh orang seperti yang

diungkapkan Chaplin dalam Kartono (2000, 58).

Agresi adalah sebarang reaksi terhadap frustasi berupa

serangan, tingkah laku bermusuhan terhadap orang atau benda.

Kemarahan – kemarahan semacam ini pasti mengganggu

fungsi inteligensi, sehingga harga diri orang yang bersangkutan

15

Page 16: A. Judul : Pengaruh

jadi merosot disebabkan oleh tingkah lakunya. Yang agresif

berlebih – lebihan tadi, sebagai contoh : Seorang siswa yang

sedang melaksanakan ujian semester, misalnya meminta

jawaban dari teman yang lain, karena temannya tidak mau

mengasih jawaban kepada siswa tersebut, siswa tersebut

menjadi benci dan menjadi bermusuhan, bahkan siswa tersebut

menghina temannya di depan kelas.

Bila agresi berlebih – lebihan tersebut menjadi kemarahan

yang kronis, maka hal ini sering menyebabkan timbulnya

penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi.

2. Regresi

Regresi adalah perilaku yang surut kembali pada pola

reaksi atau tingkat perkembangan yang primitif, pada pola

tingkah laku kekanak – kanakan, infantile dan tidak sesuai

dengan tingkah usianya.

Semua ini disebabkan karena individu yang bersangkutan

mengalami frustasi berat yang tidak tertanggungkan. Pola

resikonya antara lain, berupa : menjerit – jerit, berguling –

guling di tanah, menangis meraung – raung, membanting kaki,

mengisap ibu jari, mengompol, berbicara gagap.

Tingkah laku demikian ini mungkin bisa menimbulkan

respon simpati dari orang lain, terhadap dirinya dan orang yang

bersangkutan untuk sementara waktu bisa terhibur atau merasa

16

Page 17: A. Judul : Pengaruh

puas, akan tetapi pada hakekatnya tingkah laku kekanak –

kanakan itu merupakan ekspresi dari rasa kalah, menyerah dan

keputusasaan.

3. Rasionalisasi

Menurut Chaplin dalam Kartono (2000 : 61) Rasionalisasi

adalah proses pembenaran kekalutan sendiri dengan

mengemukakan alasan yang masuk atau yang bisa diterima

secara sosial untuk menggantikan alasan yang sesungguhnya.

Jika seseorang mengalami frustasi dan kegagalan, biasanya

ia selalu mencari kesalahan dan sebab musababnya pada orang

lain, atau mencarinya pada keadaan di luar dirinya, dia

menganggap dirinya yang benar dan orang lain atau kondisi

dan situasi dari luar yang menjadi bidang keladi dari

kegagalannya. Dia tidak mau mengakuai kesalahan dan

kekurangan sendiri. Ia selalu berusaha membelai – belai harga

dirinya. Semua pujian dari luar dan pembenaran diharapkan

bisa memuaskan perasaan sendiri, dan bisa membelai – belai

harga dirinya.

Dia selalu menuntut agar segala perbuatan dan alasannya

dibenarkan oleh pikiran/akal orang lain. Karena itu perilakunya

disebut sebagai rasionalisasi.

Misal : seorang yang gagal melaksanakan tugasnya akan

berkata ”tugas itu terlalu berat bagi pribadi saya yang masih

17

Page 18: A. Judul : Pengaruh

amat muda ini”, atau dalih ”tugas semacam itu bagi saya tidak

ada harganya, dan tidak masuk dalam bidang perhatian saya.

4. Hubungan Sosial

Sejak awal hidupnya setiap manusia tidaklah sendirian, ia

mumpunyai ayah dan ibu dan melahirkan, memelihara serta

membesarkannya. Karena mempunyai ayah serta ibu maka setiap orang

pun juga mempunyai kakek dan nenek, tentu juga paman serta tante,

saudara dan saudari. Kemudian hubungan tersebut mungkin diperluas

kelingkungan lain diluar kerabat keluarga. Misalnya hubungan dalam

lingkungan tetangga, sekolah, organisasi sosial.

Ktinger (1977) mengemukakan bahwa, hubungan dengan orang

lain ternyata mempengaruhi kita. Kita tergantung terhadap orang-orang

yang lain karena mereka juga berusaha mempengaruhi kita melalui

pengertian yang diberikannya, informasi yang dibaginya, semangat yang

disumbangkannya, dan masih banyak lagi pengaruh lainnya akan menerpa

kita.semuanya membentuk pengetahuan, menguatkan perasaan dan

barangkali juga meneguhkan perilaku manusia.

Sedangkan menurut Robert W.O. Brien dalam susanto (1985),

maka komunikasi lebih dari itu, sampai pada bagian mana dan dengan

proses macam apa dan efek dan umpan balik manakah pesan-pesan itu

bermakna sama.jadi melihat tidak saja para individu itu berinteraksi tetapi

bagaimana suatu proses sosial diantara individu.

18

Page 19: A. Judul : Pengaruh

Soekanto (1989) mengutip pendapat Gillin dan Gillin dan

mengemukakan bahwa proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang

dapat dilihat apabila orang perorangan serta kelompok-kelompok manusia

saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan

tersebut apakah akan terjadi apabila ada perubahan –perubahan yang

menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada.

Untuk mengetahui secara jelas bagaimana suatu proses sosial itu

terjadi maka perlu dipelajari bagaimana sumbangan interaksi sosial

didalamnya. Kimballyoung sebagaimana dikutip soekanto,

mengemukakan bahwa kunci utama mengerti semua persoalan adalah

hubungan sosial.

Sebagaimana dikemukakan dalam tulisan Hoselitz (1988) yaitu

georfe herbert Mead, dan Charles Horton cooley yang mengemukakan

suatu teori bagaimana akal (mind) dan diri (self) manusia berkembang

lewat jaringan interaksi sosial. Menurut Mead dalam bukunya : Mind, self

and society (1934) mengemukakan bahwa ciri yang membedakan manusia

dari hewan adalah kemampuan manusia untuk berkomunikasi dengan

menggunakan simbol-simbol bermakna, yang timbul dalam proses

hubungan sosial.

Hubungan sosial sendiri seperti diungkapkan Gillin dan Gillin

sebagai syarat utama dalam membentuk proses sosial, dimana interaksi

ditentukan oleh dua faktor terutama yakni, kontak sosial dan komunikasi

maka peranan komunikasi antar pribadi,antar pribadi dengan masyarakat

19

Page 20: A. Judul : Pengaruh

menjadi sangat penting.dari sini dapatlah disimpulkan bahwa setiap

hubungan yang dibentuk manusia dengan orang –orang yang lain

didalamnya juga mengandung pelaksanaan komunikasi, apakh itu

komunikasi antar pribadi, maupun komunikasi kelompok, atau komunikasi

sosial dalam suatu masyarakat.

5. Faktor –Faktor Pembentuk Hubungan Sosial

Menurut Klinger, Gillin dan Gillin, Soekanto, maupun nderetan

nama psikolog sosial terlihat dengan jelas bahwa dalam komunikasi

dengan orang lain meskipun dilakukan melalui hubungan dengan

sendirinya namun didorong oleh berbagai factor-faktor pembentuknya.

Halloran (1980) mengemukakan bahwa manusia sebenarnya

berkomunikasi dengan orang lain Karena beberapa factor, antara lain:

1. Perbedaan antar pribadi

2. manusia meskipun merupakan mahkluk yang utuh namun tetap

mempunyai kekurangan.

3. Adanya perbedaan motivasi antar manusia

4. Kebutuhan akan harga diri yang harus mendapat pengakuan dari orang

lain.

Cassagrande (1986) juga berpendapat hampir senada, bahwa orang

berhubungan dengan orang lain karena :

20

Page 21: A. Judul : Pengaruh

1. Setiap orang memerlukan orang lain untuk saling mengisi

kekurangan dan membagi kelebihan.

2. Setiap orang terlibat dalam proses perubahan yang relatif tetap.

3. hubungan hari ini merupakan spectrum pengalaman masa lalu dan

membuat orang mengantisipasi masa depan.

4. hubungan yang diciptakan kalo berhasil merupakan penmgalaman

yang baru.

6. Pengaruh Kesehatan Mental terhadap Hubungan Sosial Siswa Kelas VIII

SMP N 3 Toroh Tahun Pelajaran 2009 / 2010.

Peserta didik ditingkat menengah berkisar antara 12 hingga 15

tahun yang sedang mengalami tahap perkembangan remaja awal, setelah

menyelesaikan pada tingkat ini maka mereka berada pada tahap

perkembangan memasuki remaja. Tahap perkembangan anak-anak usia

ini, meupakan tahap dimana mereka mempersiapkan dirinya untuk

kelangsungan hidupnya kelak dalam menghadapi tugas perkembangannya.

Lingkungan sekolah merupakan tempat mereka berinteraksi,

bergaul dan melakukan segala aktivitas dalam kaitannya dengan proses

belajar.

I. Hipoteseis

Penelitian ini dilakukan untuk menguji kebenaran dari suatu

pertanyaan yang sudah ditentukan sebelumnya, pertanyaan yang mungkin

benar mungkin pula tidak benar, yang disebut hipotesis. Menurut

21

Page 22: A. Judul : Pengaruh

Purwodarminto, 1976 : 358) hipotesis adalah sesuatu yang dianggap benar

untuk alasan atau menyatakan pendapat, meskipun kebenarannya belum dapat

dibuktikan. Sedangkan pengertian hipotesis menurut Sutrisno Hadi (1996 : 63)

adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu

dibuktikan kenyataannya.

Dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut :

J. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting dalam

suatu penelitian, karena semakin baik metode yang digunakan dalam

penelitian, maka penelitian tersebut akan efektif dan efisien serta hasil yang

dicapai akan semakin sempurna. Istilah metodologi penelitian berasal dari

bahasa Yunani, yaitu : Methodos yang artinya metode atau cara, sedangkan

logos artinya ilmu. Dari kata diatas dapat kita tarik kesimpulan metodologi

penelitian adalah ilmu pengetahuan tentang metode atau cara yang dapat

ditempuh untuk mencapai suatu tujuan.

A. Variabel Penelitian

Menurut Suharsini Arikunto (2006 : 104) variabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi obyek penelitian, sedangkan menurut Sutrisno Hadi (2002 : 144) variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Dari kedua definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel adalah

gejala yang bervariasi, yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian,

variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

22

Page 23: A. Judul : Pengaruh

a. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

diselidiki pengaruhnya. Dalam penelitian ini sebagai variabel bebas adalah

kesehatan mental.

b. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

diselidiki pengaruhnya. Dalam penelitian ini sebagai variabel terikat ialah

hubungan sosial.

Dan menurut jenis penelitiannya pendekatan yang dilakukan adalah

penelitian ini adalah jenis survey. Survey adalah penelitian yang dilakukan

pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data

sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian

– kejadian relatif. Distribusi, dan hubungan antar variabel, sosiologis

maupun psikologis.

Jenis penelitian menurut tingkat penjelasan, yaitu bagaimana variabel –

variabel yang diteliti itu akan menjelaskan obyek yang akan diteliti

melalui data yang terkumpul, jenis penelitian menurut jenis datanya,

penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian kuantitatif dimana data

kuantitatif adalah data yang terbentuk angka atau data kuantitatif yang

diangkakan kedalam skala pengukuran.

23

19

Page 24: A. Judul : Pengaruh

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional dari penelitian ini adalah :

1. Kesehatan Mental

Sehat adalah suatu keadaan berupa kesehatan fisik, mental dan sosial secara penuh dan bukan semata – mata berupa absensinya penyakit atau keadaan tertentu. Winkel (2005 : 1)

Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gejala – gejala gangguan dan penyakit jiwa, dapat menyesuaikan diri, dapat memanfaatkan segala potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa kepada kebahagiaan bersama serta mencapai keharmonisan jiwa dalam hidup. Zakiyah Drajat ( 2005 : 1)

Kesehatan mental adalah kedamaian hati, keseimbangan jiwa yang

tergantung pada hubungan dan integrasi dari manusia dengan Tuhan Yang

Maha Esa, juga keserasian dan keharmonisan dengan rokhani sendiri atau

suatu proses yang mempermasalahkan kehidupan kerokhanian yang sehat,

fungsi – fungsi manusiawi yang mencakup aspek bawaan, kesadaran jiwa dan

totalitas psikhotisis yang komplek dan berusaha untuk menghilangkan adanya

gangguan – gangguan jiwa, dengan indikator sebagai berikut : efisiensi

terhadap semua tindakan, memiliki tujuan hidup yang sehat, realistis,

bergairah dan tenang batin.

C. Populasi dan Teknik Pemilihan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharsini Arikunto (2002 : 18) populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Apabila penelitian ingin meneliti semua elemen yang berada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi dilihat dari jumlahnya populasi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : a) Jumlah tertinggi yang terdiri dari elemen jumlahnya

24

Page 25: A. Judul : Pengaruh

tertentu, dan b) Jumlah tak hingga yang terdiri dari elemen yang sukar sekali dicari batasannya.

Populasi dalam penelitian ini menggunakan populasi dalam jumlah

terhingga yang terdiri dari elemen dalam jumlah tertentu, sehingga

populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa – siswi kelas VIII SMP

N 3 Toroh tahun ajaran 2008 / 2009 dengan jumlah populasi 100.

2. Sampel

Menurut Suharsini Arikunto (2002 : 109) sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti, jika diteliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut adalah penelitian sampel. Penelitian sampel dapat digunakan apabila keadaan subyek didalam populasi benar – benar homogen, maka kesimpulannya tidak diperlukan bagi seluruh populasi.

Penelitian ini menggunakan sampel secara porposive sampling artinya

memberikan peluang yang sama kepada anggota populasi untuk dijadikan

sampel. Sampel penelitian ini terdiri dari siswa kelas VII yang diambil

secara random sampling. Random sampling dalam penelitian ini penulis

mengambil sampel 40 siswa dari jumlah semua siswa kelas VIII secara

acak atau lotre dari 2 kelas setiap kelas diambil 20 sampel.

Tabel 1. Sampel penelitian

No Kelas VIII L P Jumlah Sampel1 VIIIA 10 10 20 202 VIIIB 10 10 20 20Jumlah 20 20 40 40

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :

1. Metode Observasi

25

Page 26: A. Judul : Pengaruh

Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 200) metode observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja menggunakan alat indra (terutama mata) dan pencatatan terhadap gejala perilaku yang diselidiki.

2. Metode Wawancara

Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 200) wawancara adalah teknik pengumpulan data, melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang diwawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancarai.

3. Metode Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 200) metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data, dengan cara mengumpulkan arsip atau menghimpun keterangan dari benda – benda lain yang sekiranya masih dalam simpanan.

Ketiga metode tersebut adalah sebagai metode bantu sedangkan

sebagai metode pokok adalah metode angket.

4. Metode Angket

Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 200) metode angket adalah teknik

pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner atau daftar pertanyaan

untuk diisi langsung oleh responden seperti yang dilakukan adalah

penelitian untuk menghimpun pendapat umum.

Metode utama dalam penelitian ini penulis menggunakan Metode

Angket. Pengumpulan data dengan menggunakan angket untuk

memperoleh hasil penyelidikan yang digunakan untuk mengungkap

Hubungan Sosial siswa, sehingga penulis menggunakan metode ini untuk

mengetahui apakah ada pengaruh kesehatan mental terhadap Hubungan

Sosial siswa.

26

Page 27: A. Judul : Pengaruh

Angket adalah sebagai suatu daftar pertanyaan tertulis yang rinci dari

lengkap yang harus dijawab secara tertulis berkaitan dengan pribadi

penjawab / responden. Dengan metode angket inilah peneliti menempuh

langkah Hubungan Sosial siswa yang nanti berupa sejumlah pertanyaan

yang harus dijawab oleh siswa dan hasil jawaban akan diangkatkan

kedalam analisis data statistik. Angket yang digunakan dalam penelitian

ini angket langsung, yaitu angket yang diberikan kepada subyek untuk

jawban secara langsung.

Penyusunan angket agar dapat mengenal sasaran dengan tepat dan

dapat pula dipertanggungjawabkan tentang realibilitas dan validitasnya,

maka dalam menyusun item atau pertanyaan harus memperhatikan

beberapa hal sebagai berikut : pertanyaan singkat dan jelas, gunakan kata –

kata yang tidak rangkap dalam artinya, pertanyaan hendaknya jelas dan

benar, pertanyaan hendaknya bersifat umum, hindarkan kalimat yang

tidak dimengerti klien, membuat pertanyaan yang relevan dengan obyek,

jangan keluar dari sasaran.

Untuk mendapatkan angket yang baik dan dapat

dipertanggungjawabkan maka harus menggunakan prosedur yang baik

pula. Berikut adalah langkah – langkah dalam penyusunan angket :

a) Merumuskan obyek atau sasaran yang akan dites atau

diselidiki, dengan maksud agar sasaran tidak pindah ke obyek lain.

b) Menjabarkan obyek sasaran menjadi lebih kecil.

27

Page 28: A. Judul : Pengaruh

c) Merumuskan daerah tingkah laku obyek.

d) Merumuskan daerah dimensi sikap.

e) Membuat tabulasi atau kisi – kisi.

f) Membuat item angket dan membuat alternatif jawaban.

g) Membuat urutan jawaban kunci jawaban dan

h) Mengadakan uji coba.

Kelebihan metode angket adalah sebagai berikut :

a) Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

b) Dapat dibagikan secara serempak hadirnya peneliti.

c) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya

masing – masing dan menurut waktu senggang responden, dan

d) Setiap responden menerima jumlah pertanyaan yang

sama.

Kisi – kisi Angket

Tabel 2 Kisi – kisi Angket Kesehatan Mental.

Variabel Indikator No Butir JmlKesehatan mental

1. Efisien dalam setiap tindakan

2. Memiliki tujuan hidup yang sehat

3. Realistis4. Bergairah dan tenang batin

1, 2, 4, 5,7, 8, 9, 10, 3, 6

11, 12, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 13, 14

10

10

1010

Jumlah 40 40

Tabel 3. Kisi-kisi Angket Hubungan Sosial

28

Page 29: A. Judul : Pengaruh

Variabel Indikator No Butir Jml

Hubungan

Sosial

1. Dorongan dalam hubungan sosial

2. Kegiatan dalam hubungan sosial

3. Usaha dan ketenangan batin

4. Kewajiban dalam hubungan sosial

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10

11,12,13,14,15,16,17,18,19,20

21,22,23,24,25,26,27,28,29,30

31,32,33,34,35,36,37,38,39,40

10

10

10

10

Jumlah 40 40

E. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji coba istrumen angket dilakukan untuk mengetahui angket valid dan

reliabel sehingga dapat dipergunakan selanjutnya dalam penelitian. Dalam

penelitian ini angket akan dicobakan pada 40 siswa sampel terpilih.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah angket sahih, jika terdapat butir angket tidak sahih maka perlu dilakukan penggantian butir angket yang gugur. Adapun perhitungannya dilakukan melalui dua proses, yang pertama adalah menghitung korelasi antar skor butir dengan kompesitnya, skor faktor y melalui rumus korelasi product moment sehingga lebih akurat, Sutrisno Hadi (1997 : 113).

Adapun rumus perhitungannya adalah sebagai berikut :

Keterangan :

= Angka korelasi product moment

N = Jumlah individu

∑x = Jumlah variabel kesehatan mental (x)

29

Page 30: A. Judul : Pengaruh

∑y = Jumlah variabel Hubungan Sosial (y)

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas angket menggunakan rumus alpha :

Suharsimi Arikunto (1998 : 198)

Keterangan :

= Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

= Jumlah varian butir

= Varian total

Untuk memperoleh jumlah varian butir di atas lebih dahulu varian

setiap butir , kemudian baru dijumlahkan. Sedangkan untuk mencari

varian total adalah jumlah kuadrat skor tabel kuadrat dibagi jumlah

responden yang ada, baru dimasukkan ke rumus Alpha Cronbach.

F. Teknik Analisis Data

30

Page 31: A. Judul : Pengaruh

Teknik ini digunakan untuk mengolah data yang telah masuk, agar

mendapatkan kesimpulan. Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis

adalah metode statistik jenis korelasi persial. Berikut ini akan penulis uraikan

beberapa hal mengenai statistik.

Menurut Sutrisno Hadi (2002 : 221) dalam buku Metodologi Research bahwa pengertian statistik secara luas berarti cara – cara yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan dan menganalisa data penyelidikan yang berupa angka statistik yang diharapkan dapat menyiapkan dasar – dasar yang dipertanggungjawabkan untuk menarik kesimpulan yang benar dan layak.

Dalam pelaksanaan riset atau penelitian, statistik mempunyai fungsi yang

bermacam – macam, antara lain : memungkinkan pencatatan yang paling

eksak mengenai data – data penelitian, memaksa penyelidik untuk menganut

tata kerja yang definisi dan eksak, menyiapkan cara – cara meringkas data

dalam bentuk yang lebih banyak artinya dan lebih mengerjakannya,

memberikan landasan untuk meramalkan secara ilmiah tentang gejala yang

akan terjadi dalam kondisi yang telah diketahui, memberikan dasar untuk

menarik konklusi melalui proses mendekati data yang dapat diterima dalam

pengetahuan, memungkinkan sebab akibat yang kompleks dan rumit tanpa

statistik akan membingungkan kejadian yang tak teruraikan. Ada dua macam

statistik menurut fungsinya yaitu : Statistik deskriptif merupakan statistik yang

berfungsi hanya sampai pada penjelasan terbatas terhadap sekumpulan data

yang diselidiki dan tidak untuk diramalkan. Statistik interfensial merupakan

statistik yang berfungsi untuk mengadakan peramalan yang lebih luas

terhadap wilayah atau masa mendatang. Keuntungan metode statistik adalah :

gambaran dapat diperoleh dalam waktu yang singkat, karena data yang dipakai

31

Page 32: A. Judul : Pengaruh

menggunakan angka – angka, maka penyelidikannya lebih eksak dan objektif.

Dengan hasil penyelidikan yang eksak tersebut maka kebenarannya dapat

dipercaya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan korelasi momen tangkar

atau product moment sebagai berikut :

Keterangan :

= Angka korelasi antara x dan y

x = Jumlah nilai ubahan x variabel bebas (kesehatan mental)

y = Jumlah nilai ubahan y variabel terikat (hubungan sosial)

N = Jumlah koresponden

Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan . Apabila lebih

besar daripada berarti hipotesis terbukti. Dan apabila lebih kecil dari

berarti hipotesis tidak terbukti.

32

Page 33: A. Judul : Pengaruh

33


Top Related