-
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DAN SOLUSINYA PADA
MATERI KELARUTAN DAN HASILKALI KELARUTAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sain Sekolah Kimia
Yang diampu Oleh Prof. Dr. Leny Yuanita, M.Kes
Zaiful Anam Hadi Saputra
117795021
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
PROGRAM PASCASARJANA
PRODI MAGISTER PENDIDIKAN SAINS
2011
-
A. KELARUTAN DAN HASILKALI KELARUTAN
1. KELARUTAN
Kemampuan garam-garam larut dalam air tidaklah sama, ada garam yang
mudah larut dalam air seperti natrium klorida dan ada pula garam sukar larut
dalam air seperti perak klorida (AgCl). Apabila natrium klorida dilarutkan ke
dalam air, mula-mula akan larut. Akan tetapi, jika natrium klorida
ditambahkan terus-menerus ke dalam air, pada suatu saat ada natrium klorida
yang tidak dapat larut. Semakin banyak natrium klorida ditambahkan ke
dalam air, semakin banyak endapan yang diperoleh. Larutan yang demikian
itu disebut larutan jenuh artinya pelarut tidak dapat lagi melarutkan natrium
klorida. Perak klorida sukar larut dalam air, tetapi dari hasil percobaan
ternyata jika perak klorida dilarutkan dalam air diperoleh kelarutan sebanyak
1,25 x 101 mol dalam setiap liter larutan.
Larutan terdiri atas zat yang dilarutkan (solut) dan pelarut (solven).
Pada contoh yang telah diberikan, zat yang dilarutkan adalah NaCl dan AgCl.
Sedangkan yang berperan sebagai pelarut adalah air. Dari contoh di atas dapat
diketahui bahwa selalu ada sejumlah garam yang dapat larut di dalam air.
Bagi garam yang sukar larut dalam air, larutan akan jenuh walau hanya
sedikit zat terlarut dimasukkan. Sebaliknya bagi garam yang mudah larut
dalam air, larutan akan jenuh setelah banyak zat terlarut dilarutkan. Ada
sejumlah maksimum garam sebagai zat terlarut yang selalu dapat dilarutkan
ke dalam air. Kelarutan adalah nilai konsentrasi maksimum yang dapat
dicapai oleh suatu zat dalam larutan. Jadi, kelarutan digunakan untuk
menyatakan jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam larutan jenuh.
Selain bergantung pada jumlah zat yang dapat larut, kelarutan juga
bergantung pada jenis zat pelarutnya. Natrium klorida yang mudah larut
dalam air, ternyata sukar larut dalam pelarut benzena. Suatu zat terlarut tidak
mungkin memiliki konsentrasi yang lebih besar daripada harga kelarutannya.
Dalam 1 liter larutan dapat terlarut 357 gram NaCl, maka ada mol
per liter atau 6,1 mol per liter (Mr NaCI = 58,5). AgCI hanya mampu larut
-
sejumlah 1,45 mg dalam 1 liter larutan, maka hanya atau 105
mol per liter.
Kelarutan NaCI sangat besar dalam air, sedangkan AgCI kelarutannya
sangat kecil atau AgCI sukar larut dalam air. Apabila daIam elektrolit dikenal
garam yang tidak larut, itu berarti bukan tidak larut sama sekali, melainkan
jumlah yang larut sangat sedikit. Kelarutan AgCI = 1,25 x 105 mol per liter,
berarti jumlah maksimum AgCl yang dapat larut hanya 1,25 x 105 mol dalam
1 liter larutan. AgCI yang terlarut dalam air terurai menjadi ionionnya, yakni
Ag+ dan Cl. Larutan AgCI yang mengandung AgCI padat adalah Iarutan
jenuh, dan kesetimbangan reaksi ionnya sebagai berikut.
Dalam larutan jenuh AgCI terdapat ion Ag+ sebanyak 1,25 x105 mol per
liter dan ion Cl sebanyak 1,25 x 109 mol per liter.
Besarnya kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a) Jenis Pelarut
Pernahkan kalian mencampurkan minyak dengan air? Jika pernah, pasti
kalian telah mengetahui bahwa minyak dan air tidak dapat bercampur.
Sebab, minyak merupakan senyawa non-polar, sedangkan air merupakan
senyawa polar. Senyawa non-polar tidak dapat larut dalam senyawa polar,
begitu juga sebaliknya. Jadi, bisa disimpulkan bahwa kedua zat bisa
bercampur, asalkan keduanya memiliki jenis yang sama.
b) Suhu
Kalian sudah mengetahui bahwa gula lebih cepat larut dalam air panas
daripada dalam air dingin, bukan? Kelarutan suatu zat berwujud padat
semakin tinggi, jika suhunya dinaikkan. Dengan naiknya suhu larutan,
jarak antarmolekul zat padat menjadi renggang. Hal ini menyebabkan
ikatan antarzat padat mudah terlepas oleh gaya tarik molekul-molekul air,
sehingga zat tersebut mudah larut.
c) Pengadukan
Dari pengalaman sehari-hari, kita sudah tau kalau gula lebih cepat larut
dalam air jika diaduk. Dengan diaduk, tumbukan antar partikel gula
dengan pelarut akan semakin cepat, sehingga gula mudah larut dalam air.
-
2. HASILKALI KELARUTAN (Ksp)Hasil kali kelarutan ialah hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan
jenuh garam yang sukar larut dalam air, setelah masing-masing konsentrasi
dipangkatkan dengan koefisien menurut persamaan ionisasinya.
Garam-garam yang sukar larut seperti BaSO4, AgCl, dan HgF2, jika
dimasukkan dalam air murni lalu diaduk, akan terlarut juga walaupun hanya
sedikit sekali. Karena garamgaram ini adalah elektrolit, maka garam yang
terlarut akan terionisasi, sehingga dalam larutan akan terbentuk suatu
kesetimbangan ion.
Contohnya : Jika suatu larutan jenuh elektrolit AxBy dalam air yang
berisi AxBy padat. Dalam larutan terjadi kesetimbangan ion.
Berdasarkan reaksi kesetimbangan ini dapat dihitung harga tetapan
kesetimbangan:
Di dalam larutan jenuh AxBy konsentrasi AxBy yang terlarut tidak berubah
selama AxBy padat masih terdapat dalam larutan dan suhu percobaan tetap.
Persamaan (1) dapat juga ditulis sebagai:
Karena harga K tetap dan harga konsentrasi AxBy merupakan tetapan baru.
Tetapan baru ini dinyatakan dengan notasi Ksp, maka persamaan (2) dapat
ditulis:
Hasil kali konsentrasi ion dalam larutan garam yang sukar larut dalam air
setelah masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien menurut
-
persamaan ionisasinya tidak dapat melampaui harga Ksp-nya. Berarti, Ksp
adalah batas maksimal hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh
elektrolit yang sukar larut dalam air.
Dalam perhitungan-perhitungan, jika hasil kali konsentrasi ion-ion:
a) kurang dari Ksp : berarti larutan belum jenuh;b) sama dengan Ksp : berarti larutan tepat jenuh;c) lebih dari Ksp : berarti larutan lewat jenuh dan terjadi pengendapan
garamnya.
3. Hubungan antara Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)Suatu senyawa AgCrO4 dilarutkan dalam air. Untuk menghitung besar
hasil kali kelarutan, terlebih dahulu kita menentukan besar kelarutan tiap-tiap
zat. Misalnya, kelarutan AgCrO4 dilambangkan de ngan huruf s (mol/L),
maka harga Kspnya sebagai berikut:
Selanjutnya, kalian akan mempelajari harga kelarutan dan hasil kali
kelarutan pada senyawa AxBy. Secara umum, jika larutan jenuh dari senyawa
ion AxBy mempunyai kelarutan M, maka senyawa tersebut akan terionisasi
dalam air. Perhatikan reaksi kesetimbangan berikut.:
Jika harga kelarutan s dari senyawa AxBy sebesar s M, maka dapat
ditentukan besar konsentrasi ion Ay+ dan ion Bx sebagai berikut.
Dari persamaan di atas, diperoleh besar harga Ksp, yaitu:
-
Untuk mengetahui terjadinya pengendapan, belum jenuh, atau tepat jenuh
dari pencampuran dua zat, maka harus dibandingkan dengan hasil kali
konsentrasi ion-ion yang dicampurkan (Qc) dengan harga Ksp.
Jika:
a. Qc > Ksp maka terjadi pengendapan.b. Qc = Ksp maka larutan tepat jenuh.c. Qc < Ksp maka larutan belum jenuh (tidak mengendap).
4. Pengaruh Ion Sejenis/Ion Senama
Pada saat AgCl dilarutkan dalam air, maka akan terbentuk reaksi
kesetimbangan, yaitu:
Adanya penambahan larutan AgNO3 akan memperbesar konsentrasi ion
Ag karena AgNO3 juga akan terionisasi dan menghasilkan ion Ag . Reaksi
yang terjadi yaitu:
Sementara itu, penambahan ion sejenis (Ag+) akan menggeser
kesetimbangan ke kiri. Pergeseran ke kiri menyebabkan kelarutan AgCl
berkurang, tetapi tidak memengaruhi harga tetapan hasil kali kelarutan, jika
suhu tidak berubah. Atau penambahan ion sejenis akan menurunkan kelarutan
(sukar larut).
5. Hubungan Kelarutan (s) dengan pH
Tingkat keasaman dan kebasaan larutan akan memengaruhi kelarutan suatu senyawa. Larutan yang bersifat asam akan mudah larut dalam larutan yang bersifat basa, begitu pula sebaliknya. Beberapa zat padat hanya sedikit larut dalam air, tetapi sangat larut dalam
-
larutan asam. Sebagai contoh, bijih tembaga dan nikel sulfida dapat larut
dengan asam kuat. Hal ini sangat membantu terjadinya pemisahan dan
pengambilan logam dari unsurnya. Pengaruh pH terhadap kelarutan
ditunjukkan secara dramatis, misalnya kerusakan pada relief yang disebabkan
oleh pengendapan asam.
B. MISKONSEPSI YANG SERING TERJADI PADA SISWA DAN GURU
DALAM MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.
1. Miskonsepsi pada tingkat definisi konsepContohnya :
a)Larutan merupakan carnpuran suatu zat dengan air b)JikaQc < Ksp = larutan belum jenuh (banyak yang menafsirkan bahwa
larutan belum jenuh itu akan terbentuk apabila jumlah zat terlarut
lebih sedikit daripada jumlah pelarut.)
c) Jika Qc = Ksp = larutan tepat jenuh. Banyak yang menafsirkan bahwa Qc itu merupakan jumlah pelarut dan Ksp itu sebagai jumlah zat
terlarut. Contohnya jika 1000 g gula dicampurkan pada 1000 mL air
maka akan terbentuk larutan jenuh.
d) larutan jenuh adalah larutan dimana kedalam larutan tersebut tidak
dapat dimasukan lagi zat terlarut.
e) yang mengalami kesetimbangan adalah zat terlarut dengan pelarut,f) Jika Qc > Ksp = larutan lewat jenuh banyak yang beranggapan
bahwa larutan lewat jenuh itu terbentuk ketika kedalam larutan
jenuh dimasukkan secara terus menerus zat terlarut maka akan
terbentuk larutan lewat jenuh
g)Jika Kip > Ksp, larutan lewat jenuh (terjadi endapan).Pernyataan ini memberikan gambaran bahwa salah satu indikasi terbentuknya
larutan lewat jenuh adalah dengan terbentuknya endapan.
h)Ksp larutan adalah perkalian mol reaktan 2. miskonsepsi pada tingkat ciri konsepContohnya :
a) larutan selalu encer
-
b) kelarutan terjadi pada larutan lewat jenuh,
3. miskonsepsi pada tingkat aplikasi konsepContohnya : `
a) adanya ion senama tidak berpengaruh terhadap harga kelarutan,
dan ion senama tidak berpengaruh terhadap kesetimbangan,
b) pH tidak mempunyai hubungan dengan konsentrasi ion-ion dalam
larutan,
Jawaban
1. Miskonsepsi yang sering terjadi pada siswa pada tingkat definisi konsep :
a. Siswa banyak yang beranggapan bahwa larutan rnerupakan carnpuran suatu zat dengan air. Padahal definisi yang sebenarnya
Larutan adalah campuran yang terdiri atas zat yang dilarutkan
(solut) dan pelarut (solven). Contohnya CaF2 larut dalam larutan
CaCl2, bijih tembaga dan nikel sulfida dapat larut dengan asam kuat
b. JikaQc < Ksp = larutan belum jenuh (banyak yang menafsirkan bahwa larutan belum jenuh itu akan terbentuk apabila jumlah zat
terlarut lebih sedikit daripada jumlah pelarut.) Mereka sering
memberikan contoh larutan belum jenuh yaitu : ke dalam 1000 mL
air dimasukan gula dengan jumlah berapa pun asalkan jumlahnya
tidak sama dengan atau melebihi 1000 mL. Padahal definisi yang
sebenarnya dari Qc < Ksp (larutan belum jenuh) adalah larutan yang
memiliki jumlah zat terlarut lebih sedikit daripada jumlah
maksimum zat yang dapat larut dalam suatu pelarut tertentu dan
dalam kondisi tertentu. Larutan belum jenuh ini dapat diidentifikasi
salah satunya dengan menambahkan zat terlarut pada larutan tersebut,
apabila larutan itu masih dapat melarutkan seluruh zat terlarut yang
ditambahkan, maka larutan yang diidentifikasi tersebut merupakan
larutan belum jenuh. Bila suaatu larutan mengandung zat terlarut
kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh, maka
dikatakan larutan belum jenuh. Misalnya bila 20 g NaCl dalam 100
mL air pada 00C. Suatu larutan belum jenuh masih bisa melarutkan
-
lebih banyak solut, dalam hal ini penambahan 15,7 g NaCl dapat
dilarutkan dalam 100 mL air. (Bready, 2000:168)
c. Jika Qc = Ksp = larutan tepat jenuh. Miskonsepsi yang sering terjadi yaitu pada pemahaman cara atau bagaimana larutan jenuh tersebut
terbentuk, Salah satu contoh yang diberikan tentang bagaimana larutan
jenuh terbentuk : 1000 g gula dicampurkan pada 1000 mL air
maka akan terbentuk larutan jenuh . Pemahaman seperti ini
memberikan gambaran bahwa pemahaman terhadap suatu ungkapan itu
sangat penting, banyak yang menafsirkan bahwa Qc itu merupakan
jumlah pelarut dan Ksp itu sebagai jumlah zat terlarut. Padahal
makna yang sebenarnya (Qc) merupakan hasil kali konsentrasi ion-ion
yang dicampurkan sedangkan Ksp adalah batas maksimal hasil kali
konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh elektrolit yang sukar larut
dalam air
d. Larutan jenuh adalah larutan dimana kedalam larutan tersebut tidak dapat dimasukan lagi zat terlarut. Padahal definisi dari Larutan
jenuh adalah larutan yang memiliki zat terlarut dalam larutan sama
dengan jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam pelarut
tertentu dan dalam kondisi tertentu pula. Untuk mengidentifikasi
larutan jenuh ini salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan
menambahkan zat terlarut ke dalam larutan tersebut, apabila
penambahan zat terlarut ini menyebabkan terbentuknya endapan,
maka larutan tersebut disebut larutan jenuh. Dalam beberapa hal, ada
batas dari jumlah zat terlarut yang dapat larut dalam sejumlah pelarut
dan pada kondisi tertentu. Misalnya bila kita tambahkan natrium
klorida pada 100 mL air pada 00C hanya 36 g yang akan larut,
berapapun jumlah garam yang dimasukan. Kelebihan NaCl-nya akan
mengendap pada dasar wadah. Suatu larutan yang mengandung zat
terlarut dan mengadakan kesetimbangan dengan zat terlarut padatnya
disebut larutan jenuh dan jumlah zat terlarut yang larut dalam larutan
jenuh dinamakan kelarutan zat tersebut sehingga kelarutan NaCl dalam
air pada suhu 00C adalah 36 g dalam 100 mL air.Berarti untuk
-
kelarutan harus selalu dikaitkan dengan keadaannya (temperatur).
(Bready,2000:168)
e. Siswa menganggap bahwa yang mengalami kesetimbangan itu adalah zat terlarut dengan pelarut, padahal yang mengalami
kesetimbangan adalah zat terlarut yang larut dengan zat terlarut
yang mengendap. Pada keadaan jenuh terjadi kesetimbangan dinamis
antara zat terlarut yang larut dan zat terlarut yang mengendap, dalam
hal ini laju antara zat terlarut yang larut dan zat terlarut yang
mengendap lajunya adalah sama.
f. Jika Qc > Ksp = larutan lewat jenuh banyak yang beranggapan bahwa larutan lewat jenuh itu terbentuk ketika kedalam larutan jenuh
dimasukkan secara terus menerus zat terlarut maka akan terbentuk
larutan lewat jenuh. Padahal definisi dari Larutan lewat jenuh
merupakan larutan yang memiliki jumlah zat terlarut lebih banyak
daripada jumlah maksimum zat terlarut yang dapat larut dalam
pelarut dan dalam kondisi tertentu. Larutan lewat jenuh menunjukan
keadaan yang tidak stabil, sebab larutan mengandung zat terlarut yang
jumlahnya melebihi konsentrasi kesetimbangannya. Larutan lewat
jenuh umumnya terjadi jika larutan yang sudah melebihi jenuh pada
suhu tinggi diturunkan sampai mendekati suhu awal. Misalnya natrium
asetat, CH3COONa dapat dengan mudah membentuk larutan lewat
jenuh. Pada suhu 200C, kelarutan Natrium asetat mencapai 45,6 gram
per 100 gram air. Pada 600C garam asetat mencapai jenuh dalam 100
gram air sebanyak 80 gram air.Apabila larutan jenuh natrium asetat
pada 600C didinginkan sampai 200C tanpa diguncang atau diaduk,
maka kelebihan natrium asetat masih berada dalam larutan. Keadaan
lewat jenuh ini bias dipertahankan selama tidak ada inti yang dapat
mengawali rekristalisasi. Jika sejumlah kecil Kristal natrium asetat
ditambahkan maka rekristalisasi segera berlangsung hingga dicapai
keadaan jenuh. (Yayan sunarya,2007:138)
g. Jika Kip > Ksp, larutan lewat jenuh (terjadi endapan).Pernyataan ini memberikan gambaran bahwa salah satu indikasi terbentuknya
-
larutan lewat jenuh adalah dengan terbentuknya endapan. Padahal
larutan lewat jenuh tersebut terbentuk apabila suatu larutan jenuh
yang dipanaskan kemudian dikembalikan pada keadaan awal dan
dalam larutan tersebut tidak terjadi endapan. Hal lain yang jarang
diperhatikan adalah terkait kondisi, jadi pada sebagian buku
memberikan gambaran tentang larutan tersebut tanpa menyertakan
kondisi, sehingga dari sini akan bermunculan miskonsepsi.
h. Siswa banyak yang beranggapan bahwa Ksp larutan adalah perkalian mol reaktan. Padahal Ksp adalah hasil kali konsentrasi
ion-ion dari larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air, setelah
masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien menurut
persamaan ionisasinya. Harga kelarutan dan hasil kali kelarutan pada
senyawa AxBy. Secara umum, jika larutan jenuh dari senyawa ion
AxBy mempunyai kelarutan M, maka senyawa tersebut akan terionisasi
dalam air. Perhatikan reaksi kesetimbangan berikut.:
Jika harga kelarutan s dari senyawa AxBy sebesar s M, maka dapat
ditentukan besar konsentrasi ion Ay+ dan ion Bx sebagai berikut.
Dari persamaan di atas, diperoleh besar harga Ksp, yaitu:
2. miskonsepsi pada tingkat ciri konsep
Contohnya :
a) Miskonsepsi yang sering terjadi yaitu siswa banyak yang beranggapan bahwa larutan selalu encer. Padahal ada juga larutan
yang tidak encer. Misalnya larutan HCl 5M. Larutan dengan
konsentrasi seperti itu disebut larutan pekat.
-
b) Miskonsepsi yang sering terjadi yaitu Siswa menganggap kelarutan terjadi pada larutan lewat jenuh Padahal kelarutan adalah nilai
konsentrasi maksimum yang dapat dicapai oleh suatu zat dalam
larutan. Jadi, kelarutan digunakan untuk menyatakan jumlah
maksimum zat yang dapat larut dalam larutan jenuh. Selain bergantung
pada jumlah zat yang dapat larut, kelarutan juga bergantung pada jenis
zat pelarutnya. Natrium klorida yang mudah larut dalam air, ternyata
sukar larut dalam pelarut benzena.
3. miskonsepsi pada tingkat aplikasi konsep
Contohnya : `
a) siswa beranggapan bahwa adanya ion sejenis tidak berpengaruh terhadap harga kelarutan, dan ion sejenis tidak berpengaruh
terhadap kesetimbangan, Padahal penambahan ion sejenis misalnya
(Ag+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Pergeseran ke kiri
menyebabkan kelarutan AgCl berkurang, tetapi tidak memengaruhi
harga tetapan hasil kali kelarutan, jika suhu tidak berubah. Atau
penambahan ion sejenis akan menurunkan kelarutan (sukar larut).
Contohnya.
Pada saat AgCl dilarutkan dalam air, akan terbentuk reaksi
kesetimbangan, yaitu:
Adanya penambahan larutan AgNO3 akan memperbesar konsentrasi
ion Ag karena AgNO3 juga akan terionisasi dan menghasilkan ion
Ag . Reaksi yang terjadi yaitu:
penambahan ion sejenis (Ag+) akan menggeser kesetimbangan ke
kiri. Pergeseran ke kiri menyebabkan kelarutan AgCl berkurang,
tetapi tidak memengaruhi harga tetapan hasil kali kelarutan, jika
suhu tidak berubah. Atau penambahan ion sejenis akan menurunkan
kelarutan (sukar larut).
-
Kelarutan Ca(OH)2 dengan Penambahan CaCl2
Gambar 1 menjelaskan level mikroskopik pada sistem
kesetimbangan larutan jenuh Ca(OH)2 akibat pengaruh adanya
ion senama. Ion Ca2+ digambarkan dengan warna kuning, ion OH-
digambarkan dengan satu atom oksigen yang berwarna merah
mengikat satu atom hidrogen yang berwarna putih. Padatan
Ca(OH)2 digambarkan dengan tiga atom Ca mengikat enam
molekul OH. Ion senama digambarkan dengan atom Ca yang
diberi tanda panah. Dengan adanya ion senama ini, konsentrasi
Ca2+ di dalam larutan menjadi bertambah sehingga akan bereakasi
dengan ion OH- membentuk padatan Ca(OH)2. Hal ini
menunjukkan bahwa ion senama dapat memperkecil kelarutan
zat.
-
b) siswa beranggapan bahwa pH tidak mempunyai hubungan dengan konsentrasi ion-ion dalam larutan, Padahal Tingkat keasaman dan
kebasaan larutan akan memengaruhi kelarutan suatu senyawa.
Larutan yang bersifat asam akan mudah larut dalam larutan yang
bersifat basa, begitu pula sebaliknya. Harga pH sering digunakan untuk menghitung Ksp suatu basa yang sukar larut. Sebaliknya, harga
Ksp suatu basa dapat digunakan untuk menentukan pH larutan
Beberapa zat padat hanya sedikit larut dalam air, tetapi sangat larut
dalam larutan asam. Sebagai contoh, bijih tembaga dan nikel sulfida
dapat larut dengan asam kuat. Hal ini sangat membantu terjadinya
pemisahan dan pengambilan logam dari unsurnya. Pengaruh pH
terhadap kelarutan ditunjukkan secara dramatis, misalnya kerusakan
pada relief yang disebabkan oleh pengendapan asam.
Contohnya :
Jika ke dalam larutan garam yang mengandung anion dari asam
lemah ditambahkan H+ dari asam kuat, maka anion dari asam
lemah tersebut akan bereaksi dengan H+ yang ditambahkan. Hal
ini terjadi karena anion dari asam lemah merupakan basa
konjugasi yang kuat. Akibatnya anion dari asam lemah tersebut
akan bereaksi dengan H+, sehingga kelarutan dari senyawa
tersebut bertambah. Hal ini dapat diterangkan dengan azas
LeChatelier, jika ke dalam larutan jenuh CaCO3 ditambahkan H+
dari asam kuat, maka CO32- yang merupakan anion dari asam
lemah akan bereaksi dengan H+ yang ditambahkan membentuk
H2CO3. Asam karbonat, H2CO3 tersebut akan terurai menjadi H2O
dan CO2, sehingga konsentrasi CO32- yang terdapat di dalam
larutan berkurang, sehingga arah kesetimbangan bergeser ke arah
pembentukan ion-ionnya. Akibatnya kelarutan CaCO3 bertambah.
Reaksi kesetimbangan dalam larutan jenuh CaCO3 dapat
dituliskan sebagai berikut.
-
Gambar 2 Representasi simbolik yang menjelaskan level
mikroskopik pada sistem kesetimbangan larutan jenuh Ca(OH)2 akibat pengaruh pH dengan adanya penambahan asam. Ion Ca2+
digambarkan dengan warna kuning, ion OH- digambarkan dengan
satu atom oksigen yang berwarna merah mengikat satu atom
hidrogen yang berwarna putih. Padatan Ca(OH)2 digambarkan
dengan tiga atom Ca mengikat 6 molekul OH. Ion H+ digambarkan
dengan atom H yang berwarna putih yang diberi tanda panah. Ion H+
ini akan bereaksi dengan ion OH- membentuk molekul air sehingga
memperbesar kelarutan Ca(OH)2
.